73
u(Alr \D DAHLAil iAlt a.oor4 2011 iTfiiiinnilrftlfirfiilfli MELATI Iurnal Media Komunikasi llmu Ekonomi s[r(orArr TNGGI IMU [K0N0Mr CInU Iffi, AHMAD DAIITAN TAMONOAN VOLUME 8

iTfiiiinnilrftlfirfiilfli MELATI - stiekhad.ac.id · Ahmad Dahlan Lamongan Pengaruh Biaya Penyusutan Terhadap Laba PT Lancar Bola Batu Sejahtera Ninik Mas'Adah Dosen STIE KH. Ahmad

  • Upload
    vuthuy

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

u(Alr\D DAHLAiliAlta.oor4

2011 iTfiiiinnilrftlfirfiilfli

MELATIIurnal

Media Komunikasi llmu Ekonomi

s[r(orArr TNGGI IMU [K0N0Mr CInU

Iffi, AHMAD DAIITAN TAMONOAN

VOLUME 8

ISSN : 1979-9101

MELATI

JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI

Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi llmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahtan

Lamongan Jl. KH. Ahmad Dahlan Lamongan Telp/Fax 103221315 987

Terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember): ISSN. 1979-9101 berisi tentang hasil

penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, resensi buku dan tulisan praktis

dalam bidang llmu Ekonomi

Pelindung/ PenasehatDrs. H. Munadji

(Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan)Drs. H. Mustofa Nur, MM

(Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan)Ketua Pengarah:

Dr. H. Masram, MM., M.Pd., MMKes.Drs. Arfran Mudayan, SE., M.Pd

Ketua Penyunting:Dr. Hj. Mu'ah, MM., M.PdPenyunting Pelaksana:

Drs. Sugeng Utomo., M.PdDrs. Matali, MM

Annita Mahmudah, SE., S.Pd., M.AkDrs. Salamun, M.PdDrs. Maghfur, M.PdDrs. Sukadar, MM

Dra. Yulis Saidah, M.PdHeti Nur Aini, SE., M.Si

Drs. H. Muhammad Mahbub, MMPenyunting Ahli/Mitra Bestari:

Dr. Supriyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Malang)Dr. Anang Kistyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Surabaya)

Staff AdministrasiYekti Handayani, SE., MM

Sawabi, SE., MMSuryani Yuli Astuti, SE., MM

Abdul Majid, SE., MMDarianto, SE., MM

Aian"at Penyunting Pelaksana dan Tata Usaha: Sekotah Tinggi llmu Ekonomi (STIE) KH.

Ahnia. Dahlan Lamongan, Jl. KH. Ahmad Dahlan Lamongan, Telp/Fax (0322) 315987

Juma: nr diterbitkan di bawah pembinaan Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan (Drs. H.

Munao, , dan Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan (Drs. H. Mustofa Nur, MM)

ISSN: 1979-9101

DAFTARISI

Penerapan Variabel Costing Method Untuk Pengambilan Keputusan Harga Jual Produk

Pada Perusahaan Es Batu Dumpi Agung Lamongan

Annita Mahmudah Dosen STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Biaya Penyusutan Terhadap Laba PT Lancar Bola Batu Sejahtera

Ninik Mas'Adah Dosen STIE KH. Ahmad Dahlan Ldmongqn

Analisis Piutang Terhadap Peningkatan Modal Pada Koperasi Melati STIKES 29

Muhammadilah Lamongan

Mu'ah Dosen STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Analisis Ratio Dan Rentabititas Terhadap Laba Pada Koperasi Tani Mulyo Lamongan

Heti Nur Ani Dosen STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Membangun Jiwa Dan Kompetensi Kewirausahaan

Agung Hirmantono Dosen STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Eksistensi Institusi Keuangan Konvensional Dan Islam Sebagai Sumber Keuangan Dan

Kredit

Abdul Majid Dosen STIE KH. Ahmad Dahlan Ldmongan

16

48

59

I

PENERAPAN VARIABEL COSTING METHOD UNTUK PENGAMBILAN

KEPT,TUSAN HARGA JUAL PRODUK PADA PERUSAHAAN ES BATU

DUMPI AGUNG LAMONGAN

ANNITAMAHMUDAH

ABSTRAK

Salah satu kegiatan pokok manajemen dalam fungsi merencanakan pengambilan

keputusan yaitu harus memutuskan tindaktn yang terbaik dari berbagai alternatiJ

Tujuan dari penelitian ini adalah analisis diferensial untuk pengambilan keputusan

menerima atau menolak pesanan khusus . Analisis dilfbrensial ini juga berguna untuk

mengambil keputusan dalam mengetahui laba yang diperoleh setelah adannya pesanan

khusus serta mengetahui nilai dffirensial cost dan dilJbrensial revenue yang dapat

digunakan sebagai lciteria dalam pengambilan keputusan menerima pesanan khusus.

Obyek dalam penelilian ini adalah Perusahaan Es Batu Dumpi Agung

Lamongan dengan produknya berupa es batu dalam kemasan plastik, yaloi p roduk

yang mendapat pesanan khusus dori Thnjung Kodok Resort Hotel Lamongan yang

melakukan penawaran produk es balu media kelapa dengan aroma.jasmine . Dengan

adanya suatu pesanan khusus yang dapat menambah tingkat pendapatan dalam

perusahaan , makn perusahaan harus mempunyai perenca naan ydng matang dalam

menerima atau menolak pesonan tersebut tanpa harus mengganggu aktivitas normal

perusahaan. Maka dori itu dibutuhkan analisis differensial sebogai dasar pengambilan

keputusan menerima qtau menolak pesanan khusus.

Analisis biaya dffirensial Perusahaan Es Batu Dumpi Agung Lamongan dalam

,rtenerima atau menolak pesanan khusus adalah laba bersih sebelum pajak tanpa

....tnan khusus lebih kzcil , dibandingkan setelah setelah menerima pesanan khusus,

,.)::'rgga terdapat laba diferensial. Dengan demikian maka pesanan khusus Tanjung

ii, n;,.'k Resort Hotel Lamongan khususnyo untuk order es batu aroma jasmine dapat

a:t.,imu sebab dapat memperoleh laba.

Xetr kunci : Metode variabel costing, analisis differensial

1

I

1. PENDATIULUAN

Keberhasilan suatu perusahaan

adalah sangat ditentukan dari

kecermatan atas kemampuan pimpinan

dalam pengelolaan perusahaan. Suatu

perusahaan yang baik dalam rangka

pencapaian tujuan memerlukan

pedoman yang perlu mendapat

perhatian. Salah satu unsur yang perlu

diperhatikan untuk dijadikan pedoman

adalah bagaimana pimpinan perusahaan

menentukan harga pokok yang

dihasilkan dan dapat dijangkau oleh

konsumen. Dalam melaksana.kan

kegiatan produksi, maka diperlukan

alokasi biaya - biaya, karena

pengeluaran (biaya - biaya) diharapkan

akan memperoleh kontraprestasi yang

lebih besar sebagai keuntungan yang

merupakan tujuan akhir dari

perusahaan. Untuk mencapai efisiensi

biaya produksi maka diperlukan suatu

perhitungan yang teliti mengenai biaya -

biaya yang terjadi di bagian produksi

tersebut. Ketelitian tersebut akan

menguntungkan perusahaan dalam

menentukan harga pokok produksi

dengan tepat.

Metode variabel costing adalah

merupakan metode altematif untuk

menghituog harga pokok produksi, yang

memisahkan informasi biaya menurut

perilaku d"lam hubungannya dengm

peruhhan volume kegiatan. Metode

variabel costing ini mampu

menghasilkan informasi yang

bermanfaar bagi manajemen dalam

perencenaan laba pengendalian biaya

tetap yang lebih baik dan pengambilan

keputusan jangka pendek. Berkaitan

dengan uraian tersebut di atas, maka

peneliti melakukan penelitian pada

perusahaan Penrsahaan Es Batu Dumpi

Agung L"mongan yakni sebuah

perusahaan yang bergerak di bidang

industri es bahl dimana dalam

melakukan kegiatan produksi maka

perusahaan harus mengetahui penentuan

harga pokok produksi dengan

menggnnakan vo abel costing dalarn

pengambilan keputusan menerima atau

menolak pesanan khusus.

Hal-hal tersebut di atas yang

merupakan dorongan bagi peneliti

untuk membahas permasalahan pada

Perusahaan Es Batu Dumpi Agung

Lamongan dengan mengambil judul :

ft

k

It

1

-.\nalisis Variabel Costing

\lethod ['ntuk Pengambilan

Ir.epu tusan Harga Jual Produk

Pada Perusahaan Es Batu

Dumpi -\gung Lamongan."

:::agaimana Yang telah

- r.;r -.....:-x&rl pada latar belakang

-'.-: .:- di atas, maka Permasalahan

--,-:. :enelitian ini dalam pertanyaan

:=:.;.::ian adalah : Bagaimana

:::-:ambilan keputusan jangka pendek

Perusahaan untuk menerima atau

nrenolak pesanan khusus Pada

Perusahaan Es Batu DumPi Agung

Lamongan dengan metode Yatiabel

c'ost it'tg.

2, \IETODE PENELITIAN

2,1 )Ietode Pengumpulan Data

\letode pengumpulan data dalam

penelititan ini menggunakan :

L Teknik Observasi

Observasi Menurut Kartono

r198tl: 142) pengertian observasi diberi

betasan sebagai berikut: "studi yang

j:\illgaja dan sistematis tenlang

: -:. :rlena sosial dan gejala-gejala psikis

-j: -trn jalan pengarnat l dan

:.:.:,latan". Selanjutnya dikemukakan

.- - -:. .,bservasi adalah: "mengerti ciri-

;.:. J"n luasnya signitikansi dari inter

::.^-::) a elemen-elemen tingkah laku

manusia pada fenomena sosial serba

kompleks dalam pola-pola kulturil

tertentu".

2. 'l'eknik Wawancara

Menurut Charles Stewart dan

W.B. Cash Wawancara adalah sebuah

proses komunikasi berpasangan dengan

suatu tujuan yang serius dan telah

ditetapkan sebelumnya yang dirancang

untuk bertukar perilaku dan meliba&an

tanya jawab.

3. Teknik Studi Literatur

Merurut (Neuman, 1997, h.89)

Secara bebas di artikan bahwa

penelitian ilmiah bukanlah suatu

kegiatan yang yang tertutuP Yang

menolak intervensi lain di dalam

aktivitasnya, namun adalah suatu

kegiatan yang dilandaskan atas usaha

bersama yang dilakukan oleh peneliti.

mereka membagi dan menyebarkan

hasil yang didapatkan dan mengambil

informasi dari penelitian terdahulu.

demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Dengan teknik literature ini

peneliti dapat memperoleh rel'erensi

metode penelitian tentang metode

variqble costing dan analisis

differensial.

2.2 Jenis dan Sumber Data

2.2.1 Jenis Data

I

a. Data kuantitatif

Menurut Sugiyono, metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivism.

digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu. Teknik

pengambilan sampel pada umunnya

dilakukan secara random, pengumpulan

data menggunakan instrumen

penelitian. analisis data bersifat

kuantitatitTstatistik dengan tujuan ultuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan

(Sugiono, 2009: l4).

b. Data kualitatif

Bogdan dan Taylor (1992: 21-

22)_Menyatakan bahwa penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan social. yang

fundamental bergantung pada

pengamatan terhadap manusiadan

kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang tersebut dalam bahasanya

dan peristiwanya.

Berdasarkan teori di atas maka

data kualitatif yang peneliti dapat

berupa seiarah singkat perusahaan,

struktur organisasi, proses produksi dan

informasi lainnya yang relevan dengan

penulisan ini.

222 Sumber Deta

a Dara primer

Menurut Sugiyono (2004:129)

Pegertian data primer adalah " Sumber

data langsung memberikan data pada

pengumpul &ta'Data yang digunakan sebagai

dasar dalam penelitian ini sebagai dasar

untuk menguji hipotesis adalah data

yang diperoleh langsung dari subjek

yang diteliti. Di dalam sumber data

primer ini pelulis meneliti secara

langsung pada obyek penelitian dengan

jalan menyusrm daftar pertanyaan,

mengadakan wa*'ilncara langsr.ng pada

bagian keuangan drn akuntansi segbagian prcduksi . data yang di peroleh

yaitu gambaran umum perusahaaan,

struktur organisasi perusahaan, jumlah

karyawan dan data proses proses

produksi perusabaan.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang

didapat tidak secara langsung dari objek

penelitian. Peneliti mendapatkan data

yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh

pihak lain dengan berbagai cara atau

metode baik secara komersial maupun

non komersial, atau data yang diperoleh

dari perusahaan baik berupa biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja dan

biaya overhead pabdk serta informasi

4

9)

la

u

r

t

i

tetulis dari pihak lain dalam kaitannya

dengan pembahasan skripsi . data yang

di peroleh )aitu laporan harga produksi

perusahaan.

perusahaan.

laporan penjualan

2.3 Metode Analisis

a. Analisis deskiptif

Menurut Sugiyono (2004:169)

Analisis deskiptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskipsikan atau

menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanyatanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi.

Jadi menurut hemat peneliti

analisis deskriptif adalah bagian dari

statistik yang digunakan untuk

manggambarkan atau mendeskripsikan

data tanpa bermaksud mengenaralisir

atau membuat kesimpulan tapi hanya

menjelaskan kelompok data itu saja,

yakni analisis menguraikan atau

menggambarkan penerapan penentuan

harga pokok produksi dengan

menggunakan metode variabel costing

pada Perusahaan Es Batu Dumpi Agung

Lamongan.

b. Alalisis biaya relevan

Menurut Sunarto (2004 : 4)

menyatakan bahwa : " Biaya relevan

adalah biaya yang

dipertimbangkan untuk

patut

suatu

pengambilan keputusan." Biaya apa

yang relevan dalam suatu keputusan ?

Jawabnya adalah semua biaya yang

dapat dihindarkan (avoidable cost )

dalam suatu keputusan. Pada prinsipnya

semua biaya dapat dihindarkan, kecuali

biaya tenggelam (sunk cost ) atau biaya

masa lalu, dan biaya akan datang yang

tidak berbeda dalam beberapa

altematif.adalah suatu analisis

pemilihan altematif biaya relevan

dengan pesanan khusus dan tanpa

pesanan khusus. dengan asumsi:

Harga jual > biaya variabel

= pesanan khusus diterima

Harga jual < biaya variabel

= pesanan khusus ditolak

3. ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

3.1 Hasil penelitian

3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan Es Batu Dumpi

Agung Lamongan mulai beroperasi

sejak tanggal 15 Maret 2009

beralamatkan di Jalan Raya Mangkang

KM 16 Semarang. Perusahaan Es Batu

Dumpi Agung Lamongan adalah

perusahaan yang bergerak dalam bidang

industri manufakture meliputi bidang

I

-Kualita-.

\o.l Kualitas No.3

v\V\\I\

v\-lx \'t-

Spesifikasi Kualitas No.1

Hasil potong raPi

A-m" -Sesuai ukuran

cacat media X

Nyala api 24 jam

Wama cerah

usaha pembuatan es batu berupa es batu

hias dengan berbagai jenis pilihan

wama dan pilihan bentuk serta pilihan

aroma. es batu ini digunakan sebagai

hiasan atau ornamen - omamen di

dalam interior mangan maupun luar

fll€mgan.

Hasil dari Pada Pembuatan

produk es batu tersebut dipasarkan

3.1.2 jenis Produk Perusahaan Es

Batu DumPi Agung Lamongan

a. Coconut candle natural

b. Coconut candle aroma

(Roosman)

c. Coconut candle natural

ciffonella

d. Mundo candle

e. Bamboo candle

.1. Java candle

3.3 Proses Produksi

bedasartm sandar kualitas produk dan

kebutuhan ekspor dengan kualitas

terbaik antara lail ke negara Rusia,

Amerika Banglades, Inggrrs, dan

SingaPura Unok membedakan antara

masing-masing standar kualitas produk

es batu jeais aroma dengan ukuran

media kelaPa 2l x l8 x 7 cm terlihat

pada rabel I di barzh ini :

Tabel 1.

Spesifikasi hasil produksi es batu sesuai dengan standar kualitas pasar ekspor'

Sumber sumber : Perusahaan Es Batu Dumpi '\gung Lamtrngan'

3,3.1 TahaP Proses Produksi

a. TahaP Pemotongan

Pada tahaP Pemotongan ini

kelapa diseleksi berdasarkan kualitas

dan besaml'a kelaPa Yang akan

dipotong berdasarkan ukuran Yang

disesuaikan berdasarkan standar pasar

yaitu : 2l x 18 x 7 cm' Sebelum

dipotong kelapa tersebut dihersihkan'

kemudian setelah di bersihkan dari

kotoran, media tersebut diPotong

a-

\

lan

tas.

ri4

an

[a

rk

ur

rt

dengan menggunakan mesin pemotong

kalu yaitu Rudiul Arm Saw sesuai

dengan ukuran yang disepakati dengan

pihak pembeli atau pemesan. Setelah

dilakukan pemotongan kelapa lalu di

jemur selama 2 hari dan di oven kurang

lebih selama satu minggu, setelah

kering dan benar - benar tidak ada

kandungan kadar air di dalam kelapa

lalu dilakukan melamine atau

pememisan agar terlihat bagus dan siap

untuk di lanjutkan ke tahap berikutnya

yaitu pengecoran. Untuk produksi

media glass dalam pesanan khusus

proses produksi langsung ke tahap

F-illing atau tidak melalui tahap

pemotongan.

b. TahapJilling

Setelah kelapa dipotong sesuai

ukuran yang dikehendaki, maka

dilakukan pembersihan pada bagian

dalam dan permukaan kelapa. Setelah

bersih media tersebut di tata untuk siap

filling ata:u di tuang es batu cair ()r,fi )

yang telah cairkan terlebih dahulu

dengan menggtkan heater machine

selama 2jam. Sebelum./i//irg dilakukan

penyampuran wama dan aroma es batu

sesuai yang di kehendaki pembeli atau

pemesan. Dengan menggunakan corong

steanlist kemudian es batu cair tersebut

di tuang ke dalam media kelapa atau

media glass sesuai dengan takaran yang

telah di tentukan, setelah tahap Jilling di

lakukan es batu tersebut di diamkan

salu malam menunggu agar es batu

tersebut benar - benar keras dan kering

untuk di lanjutkan ke tahap berikutnya.

c. Tahap penyelesaian akhir

Pada tahap ini, media kelapa

atau media g/ass setelah f//lng atau di

tuang es batu yang telah kering siap di

lakukan tahap penyelesaian akhir yaitu

pembersihan es batu yang kotor, setelah

filling di lakukan seleksi ulang berat.

ukuran, dan aroma oleh bagian quality

conftol setelah sesuai standar yang di

tentukan kemudian produk es batu

tersebut di lanjutkan ke sealing machine

yaitu memasukan produk es batu ke

dalam plastik beserta pemberian label

lalu di las dengan menggunakan sealing

machine, kemudian setelah plastik rapat

di lanj utkan ke dalam shrink u'rup yaitu

memasukan produk es batu dalam

plastik tersebut ke dalam shrink wrap

agar plastik dapat berubah kencang dan

rapat. Setelah produk es batu terlihat

bagus lalu di lakukan pengepackan ke

dalam box yang telah di tempelkan

barcode dan stiker poster, dan produk es

batu siap di pasarkan.

3.5 Penyajian data

3.5.1 Analisis Kalkulasi BiaYa

Produksi Tahun 2011

Salah satu tujuan Yang ingin

dicapai oleh setiaP Perusahaan

manulakture adalah Peningkatan

produksi guna memperoleh laba yang

oplimal , dengan adanya peningkatan

produksi maka akan memPengaruhi

kontinuitas perusahaan. Oleh karena

itulah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi aktivitas Produksi

adalah biaya produksi.

SetanjutnYa akan disajikan

kalkulasi biaya produksi es batu media

kelapa yang diperoleh dari Perusahaan

Es Batu Dumpi Agung Lamongan Yaitu

sebagai berikut :

1. Biaya produksi

Besamya biaYa Produksi es batu

yang dikeluarkan oleh Perusahaan

Perusahaan Es Batu DumPi Agung

Lamongan tahun 201 I dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Biaya bahan baku dan Pembantu

Besamya biaya bahan baku dan

pembantu yang dikeluarkan oleh

perusahaan tahun 201 I menurut data

Perusahaan Es Batu DumPi Agung

I-amgm d4at ditentukan sebesar

Rp-1.470.m0.m0,-

b. Biala tenaga kerja langsung

S€sfinva biaya tenaga kerja

langsmg ymg dikeluarkan oleh

penrsahaa (menurut data) untuk

tahun 20ll adalah sebesar

Rp.965.120.000,-

c. Biaya overbead pabrik

Besarnya biaya overhead Pabrik

sel,ma rahm 2011 (menurut data

perusataan) dapat diperincikan

sebagai berikut :

Biaya penyusutan peralatan

Rp. 4.393.404

Biala reparasi dan

peoeliharaan pabrik

Rp.290200.000

Biala lisrik

Rp. 130227.000

Biaya kesej ahteraan karyawan

np. c6.szs.00o

Biaya training dan transportasi

Rp. 4.500.000

- Biaya pemeliharaan mesin

Rp. 5.000.000

Biaya asuransi

Rp. 10.976.000

Biaya pernakaian bahan bakar

minyak

Rp. 4.800.000

)sar 193.755.000 dan biaya adm./umum

sebesar Rp. 604.616.000 ,-.

Berdasarkan tabel VI yakni data

kapasitas produksi normal dan kapasitas

sesungguhnya menurut ukuran dan

aroma es batu yang menunjukkan

bahwa untuk kapasitas produksi es batu

aroma ukuran 21 x 18 x 7 cm sebesar

749.900 pcs dan kapasitas

sesungguhnya sebesar 777.070 pcs

sehingga total kapasitas menganggur

produksi es batu sebesar 17.830 pcs.

Tabel 2

Kapasitas Produksi Normal Dan Kapasitas Sesungguhnya

Menurut Ukuran Es batu

jenis ukuran

Kapasitas

produksi kapasitas sesungguhnya

kapasitas

menganggur

I 2 3=(1-2)es batu aroma

21 x 18x7cm795.570 177.070 18.500

Sumber : data di olah dari Perusahaan Es Batu Dumpi Agung Lamongan

Jumlah biaya overhead

pabrik

Rp.496.621.404

2. Bial'a non produksi

Besamya biaya non produksi

menurut data perusahaan dapat

ditentukan sebesar Rp. 798.371.000 ,

hal ini dapat dirinci dari hasil olah data

bahwa biaya penjualan sebesar Rp.

4.6 Analisis Biaya Menurut Variabel

Cosling

biaya berperan penting dalam kegiatan

produksi. Perusahaan Es Batu Dumpi

{aeh

l]k

ar

k

1

I

Salah satu faktor yang Agung Lamongan adalah perusahaan

berpengaruh terhadap produksi adalah yang bergerak di bidang industri es batu

yang berkaitan dengan biaya, sebab dalam menjalankan kegiatan produksi

tanpa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan perlu menggunakan metode

setiap perusahaan industri maka penentuan harga pokok produksi, sebab

kegiatan produksi tidak akan terlaksana kesalahan dalam penentuan harga pokok

oleh setiap perusahaan. Dengan produksi akan mengakibatkan laba yang

demikian maka dapat dikatakan bahwa diperoleh perusahaan semakin optimal.

9

I

sehingga salah satu metode penentuan rlelam lmelitian ini adalah

harga pokok produksi yang digunakan cosling.

Tabel 3

Perusahaan Es Bru Dumpi Agmg l:mongan

Volume Penjualan Es Batu Menun* Ukuran

Tahun 2012

Jenis produk

ES

Volume

penjualan (pcs)

Herge juel

(RP)

\ilai penjualan

(Rp)

A. Es Batu

21 x 18x7cm isi200gr 777.070 : :l I {..168.152.500

Sumber : data di olah dari Perusahaan Es Batu Dumpi .A.gung Lamongan

Berdasarkan tabel VII yakni data

penjualan es batu yang menunjukkan

bahwa data jumlah penjualan es batu

aroma sebesar 777.070 pcs dengan

harga jual Rp.5750 sesuai harga pangsa

pasar dengan total sebesar Rp.

Tabel 5

4.468.152.5ffi, Dengan demikian akan

disajikan laba rugi

berdasarkan pendekatan variabel

costing yanrg drfat disajikan pada tabel

VIII yaitu sebagzi berikut :

Laporan Laba Rugi Pendekatan l'ariabel Costing

Tahun 201 I

KETERANGANUKURAN2TXIEXTCM

ES BATL'(Rp)

Penjualan .1.{68.152.500

Biaya variabel

Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja langsung

Biaya overhead pabrik

Biaya Penj ualan

BiayaAdm/umum

1.470.m0.000

965.120.000

190.127.000

35.245.000

32.300.000

10

Sumber : hasil olahan data

Berdasarkan tabel VIII yakni

hasil perhitungan laba (rugi) dalam

penjualan es batu aroma menurut

ukuran (21 x 18 x 7 cm) isi 200gr

dengan menggunakan pendekatan

vuriabel costing maka besarnya laba

bersih sebelum pajak sebesar Rp.

738.040.096 ,-

4,7 Analisis Keputusan Jangka

Pendek Menerima atau Menolak

Pesanan Khusus.

Berdasarkan hasil analisis biaya

dengan pendekatan variabel costing dan

kaitann.va dengan laporan laba rugi

maka upaya yang dilakukan adalah

mengambil keputusan jangka pendek

antara menerima atau menolak pesanan

khusus. Oleh karena itulah dalam

menganalisis keputusan jangka pendek

menerima atau menolak pesanan khusus

maka digunakan analisis di.ferensial

sebagai alat pengambilan keputusan

menerima atau menolak pesanan

khusus. Dimana menerima atau

menolak pesanan khusus adalah dua

altematif keputusan yang diharapkan

oleh manajer perusahaan. Pesanan

khusus adalah pesanan di luar daripada

pesanan normal. Dalam menganalisis

pesanan khusus, maka yang dijadikan

tolak ukur dalam penelitian ini adalah

es batu aroma ukuran (21 x i8 x 7 cm)

isi 2009r, alasannya karena jenis ukuran

es batu ini memiliki pesanan khusus

yang paling besar dilihat dari Isinya.

Sebelum dilakukan analisis pesanan

khusus, diperoleh data tambahan dari

perusahaan mengenai penambahan

pesanan klusus dalam penjualan yaitu :

> Tanjung Kodok Resort Hotel

Lamongan melakukan penawaran

produk es batu ukuran 2l x l8 x 7

cnr isi 200gr dengan aroma jasmine

sebanyak 18.000 pcs dengan harga

Jumlah biaya variabel 2.692.792.000

Kontribusi Margin 1.775.360.500

Bial'a tetap

Bia-va Overhead tetap

Bial a penjualan

Bial,a Adm/umum

306.494.404

I 58.51 0.000

s72_316.000

Jumlah biaya tetap 1.037.320.401

Laba bersih setrelum pajak 738.040.0e6

11

4.800 per pcs. Dalam kaitannl a

dengan uraian tersebut di atas malia

terlebih dahulu akan dilakukan

perhitungan biaya variabel per pcs

produk es batu yang dapat diuraikan

sebagai berikut :

z Biaya variabet perpcs (Rp./pcs) =

= Rp. 3465'31

4.7.1 Perhitungan harga Pesanan

khusus menurut Perusahaan Es Batu

Dumpi Agung Lamongan

Perhitungan harga Per Pcs Produk

es batu oleh Perusahaan Es Batu Dumpi

Agung Lamonganuntuk pesanan khusus

. : , -, : -- :.::: jangall harga Par.rgsa

:-:- -- -: -:: 1l-..::tll dari hasil olah

: . :--: : ::- )ang di inginkan

,--'-- -- - --':r9-i:-1,-.1:.:l- l,:ll Pena\\afan eS

r-i- . -.- -:: :r-. -lri I'erusahaatl ['.s

3.- .-: r-=..r1: l..itnongan. maka

:a: ,-.- ,l- -- : :: 1:l PeSanan khusus

,r:-.-,: j i- =- 1.-.j:,.]dc Uitefensial

J. -.1 l'rrhrrungrn pesanan khusus

menuru t I n: li: I. t.iifrrensial

Tabel 5

Perhitungan Pendapatan DilJbrensial Es Baat

Ukuran (21 X l8 X - Cmt

Jenis Es Batu Unit

(pcs)

Hergr jort

(Rp)

Pendapatan

differensial

(Rp)

Es batu aroma (Jasmine )

(21 x 18x7cm)

18.000 -\ s6.100.000

Sumber : olahan data

Berdasarkan pendapatan

dffi rensial yang scbagaimana terdapat

pada tabel IX, maka selanjutnya akan

disajikan arralisis di.fferensiai dengan

dan tanpa pesaan khusus es batu aroma

jasmine ukuran 2l x 18 x 7 cm Yang

dapat disajikan @a tabel X Yaitu

sebagai berikut :

72

lsa

'50

lah

lcs

.an

an

us

I

Tabel 7

Analisis Diferensiai Dengan Dan Tanpa Pesanan Khusus

es

Es

ka

US

a

u

Tabel X Yakni analisis biaYa

diJferensial dalam menerima atau

menolak Pesanan khusus maka Iaba

bersih sebelum pajak tanpa pesanan

khusus sebesar RP' 1775'360'500 '

sedangkan laba bersih setelah pesanan

khusus adalah sebesar RP'

1.799.384.920, sehingga terdapat laba

diferensial sebesar Rp' 24'024'420'

Dengan demikian maka pesanan khusus

Tanjung Kodok Resort Hotel Lamongan

khususnya untuk order es batu aroma

jasmine ukuran 21 x 18 x 7 cm daPat

diterima sebab dapat memperoleh laba'

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KesimPulan

Dari hasil analisis dan

pembahasan mengenai Penggunaan

variabel cosling dalam pengambilan

keputusan menerima atau menolak

pesanan khusus maka dapat disajikan

beberaPa kesimPulan vaitu Hasil

analisis laba bersih sebelum pajak tanpa

pesanan khusus sebesar RP'

Es batu Aroma Jasmine (21 X 18 X 7 Cm)

KETERANGAN

+.+ot.t sz.sooF6a-"prt* dffirensial

Pesanan khusus

ffil"h p."d"P"t" n dilfetensial

62.375.580

2.692;792.000

62.375.580

2.692.792.000(Bnpa Pesanan khusus)

Biaya variabe I (Pesanan khusus)

6n-t.ibr.i matgio

ilra tersih sebelum Paiak

T5

1.775.360.500 , sedangkan laba bersih

setelah pesanan khusus sebesar Rp.

1.799.384.920, sehingga terdapat laba

diJJbrensial sebesar Rp. 24.024.420.

Dengan demikian maka pesanan khusus

Home Depo L'orporation (Amerika)

khususnya tmtuk order es batu ukuran

2l x 18 x 7 cm dapat diterima sebab

dapat memperoleh laba.

5.2. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat

pen eliti berikan sehubungan dengan

hasil analisis dan pembahasan adalah

sebagai berikut :

1. Disarankan agar perlunya

perusahaan menerapkan metode

variabel costing dalam pengambilan

keputusan jangka pendek untuk

menerima atau menolak pesanan

khusus.

2. Disarankan pula agar perusahaan

menerapkan analisis biaya

diferensial dalam menerima atau

menolak pesanan khusus.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kamaruddin, 2007, Akuntemsi

Manajemen Dasor-Dasar

Konsep Biaya Dan Pengambilan

Keputusan . edisi revisi kelima,

P€nexbit : RajaGrafindo Persad4

Jatarta-

Bustami Bastian- dan Nurlela, 2009,

Ahmtansi Biaya Melalui

petdekaatManajerial, edisi

pert_ana Penerbit : .. Mtra

Wacana Media, Jakarta.

Bustami Bastia& dan Nurlel4 2010,

Ahntansi -Biaya , edisi kedua,

Penexbit : Mitra Wacana Media-

Jakarta-

Dunia Firdaus Ahmad, dan Wasilah,

2009, Ahntansi Biaya , edisi

kedua Pencrbit : Salemba

Empat, Jakarta

Mulyadi, 2005- Akuntansi Biaya , edisi

kelima cetakan ketujuh,

Pengbit : UPP-AMP YKPN,

Yogyakarta

Mursyidi, 2008- Ahtntansi Biaya ,

cetakan pertama, Penerbit :

Refika Adit"ma,Bandung.

Muqodim, 2005, Teori Akunransi , edisi

pertam4 cetakan pertamA

Penerbit : Ekonesi4 Yogyakarta.

Riduwan dan Akdom" 2007, Rumus

Data Dalam Analisis Statistik ,

cetakan keduaPenerbit :

Alfabeta, Bandung.

L4

d4.

)a

lui

isi

ra

0.

a,

q

Syamrin, LM.. 2004' Akunt ansi

Manctjerial Suatu Pengantar '

edisi Pertama, cetakan keemPat,

Penerbit : Raja Gratindo

Persada, Jakarta.

Sunarto, 2004, Akuntansi Biaya , edisi

revisi. cetakan kedua, Penerbit :

AMUS,YogYakarta.

Prawironegoro, Darsono dan Ari

Purwanti, 2009. A kunt uns i

Manaj eme n, edisi ketiga,

Penerbit : Mitra Wacana Media,

Jakarta.

Witjaksono, Arm anto, 2006, A kuntansi

BiaYa , edisi Pertama' cetakan

pertama,Penerbit : Graha llmu'

YogYakarta'

I

15

PENGARUH BIAYA PE\\'LST T.{\ TERH,{D,{P LABA

PT LANCAR BOL.\ B-{TI, SEJ.\HTER{

NINIKMAS'ADAH

ABSTRAK

Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporon ketutga4 yang memberiknn

informasi mengenai hasil usaha, perubahan posisi keuongu kepada pihak yang

memerlulran. Dalam menyusun laporan keuangon memiliki keleluasaan

untuk memilih metode dan teloik sepaniang metode yang dipilih rersebut ada dalam

SAK (Standar Akuntansi Keuongan).

Pemilihan metode akuntansi memiliki damqnk )'ong sarrgal besar terhadap

laporan keuangan yang dihasilkan. Dengan demikian dirtungkink@, perusahaan yang

sebenarnya memiliki kinerja yang sama dapat melaporkmt hosil yatg berbedq. Tulisan

ini mencoba untuk mengetengahkan dampak pemilihon metode Wfiyusutan terhadap

perhitungan beban pokok penjualan (cost of goods sold1.

Kata kunci: Penyusutan biaya, laba

I. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan yang ada

dimanapun juga harus membuat apa

yang dinamakan dengan laporan

keuangan (Financial Statement) yailu

laporan yang berisi inlormasi

perusahaan termasuk di dalamnya

neraca, laba rugi, laporan perubahan

modal, dan laporan arus kas beserta

rincian masing-masing pos dalam

laporan keuangan. Dengan adanya

laporan keuangan ini maka pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap

perusahaan seperti pemilik modal dan

pihak lain .vang terkait dapat

mengetahui kinerja dari perusahaan.

Penlrusunan laporan keuangan

tidak terlepas dari pemilihan metode-

metode, teknik dan kebijakan-

kebijakan akuntansi. Pemilihan metode

maupun teknik dalam akuntansi dapat

berpengaruh terhadap pengakuan

pendapatan dan beban (revenue

recognition principle), perhitungan

16

7n

78

,n

p

c

n

,

:rban pokok penjualan (cost of goods

,idl. sehingga Pada akhimYa

rempengaruhi laporan keuangan yang

:rhasilkan.

Berbicara mengenai aktiva tetaP

:idak terlepas dari kebijakan dan metode

:En]'usutan. Hal ini tergantung dari

^ebijakan Perusahaan Yang

bersangkutan. Di mana antara satu dan

iain perusahaan terutama yang sejenis

misalnya tekstil belum tentu

mempunyai kebijakan umur ekonomis

aktiva yang sama walauPun metode

penyusutan yang digunakan bisa sama'

Membahas penyusutan itu sendiri tidak

hanya membahas metode Penyusutan

lang ada berapa macam itu tapi juga

dapat membahas tentang Penentuan

umur ekonomis dari aktiva tetap dalam

hal ini mesin dan peralatan pabrik'

Selain itu komposisi dari aktiva tetap

i ang dimiliki perusahaan dan juga jenis

kegiatan usaha perusahaan tentunya

Japat mempengaruhi pemilihan metode

renyusutan.Pemilihan metode

:enyusutan haruslah dilakukan dengan

renar dan tepal dan mempertimbangkan

.rntung ruginya untuk masa mendatang'

Karena itu beban Penl'usutan harus

lialokasikan secara rasional dan

slstematik agar sesuai dengan prinsip

-..untansi J'ang telah berlaku umum'

Beban penlusutan aktiva tetap hal:us

dialokasikan sepanjang umur ekonomis

aktiva tersebut dalam

menghasilkanpendapatan. Sebab jika

beban penyusutan dialokasikan tanpa

dasar yang benar maka hal itu daPat

berpengaruh terhadaP Perhitungan

beban Pokok Produksi/beban Pokok

penjualan karena beban penyusutan

terutama mesin dan Peralatan serta

bangunan pabrik merupakan salah satu

unsur yang signifikan dan bemilai

material dari beban overhead pabrik'

Hal-hal yang berkaitan dengan

penyusutan dapat meliputi beberapa hal

seperti metode penyusutan. kebijakan

penentuan umur ekonomis aktiva tetap'

Daiam pemilihan metode penyusutan

ini bisa dipengaruhi oleh jumlah dan

jenis aktiva tetap serta jenis kegiatan

usaha yang dijalankan oleh perusahaan

yang bersangkutan.

2. PEMBAHASAN

2.1 Tujuan LaPoran Keuangan

Laporan keuangan disusun dan

disajikan sekurang-kurangnya setahun

sekali untuk memenuhi kebutuhan

sejumlah besar Pemakai' LaPoran

keuangan Yang lengkaP biasanYa

meliputi neraca, laPoran laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan

t7

(yang dapat disajikan dalam berbagai

cara, misalnya, sebagai laporan arus

kas, atau laporan arus dana), catatan dan

laporan lain serta materi penjelasan

yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan. Informasi lain yang

biasanya disertakan dalam laporan

keuangan adalah termasuk skedul dan

informasi tambahan yang berkaitan

dengan laporan tersebut, misalnya

informasi keuangan segmen industri

dan geografis serta pengungkapan

pengaruh perubahan harga. Tujuan dari

laporan keuangan itu adalah

menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanlhat bagi

sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang disusun untuk

tujuan ini memenuhi kebutuhan

sebagian besar pemakai. Namun

demikian, laporan keuangan tidak

menyediakan semua informasi yang

mungkin dibutuhkan pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi karena

laporan keuangan secara umum

menggambarkan pengaruh keuangan

dari kejadian di masa lalu, dan tidak

diwajibkan untuk menyediakan

informasi nonkeuangan. Laporan

keragn juga menunjukkan apa yang

telah dilaku&an manajemen

(st*'o&hip\ atau

penaggmgjauzban atas sumber daya

lang diptrcayaka kepadanya.(SAK

t9%).

22 Pc4rrthr hporan Laba Rugl

t^ryore laba rugi merupakan laporan

utama um* kinerja dari

suall pqusabaa selama periode

tertrrtrl Infqmasi tentang kinerj a

perusahan- terutama tentang

profitatt'lie, dibutuhkan untuk

mengmtil keprusa tentang sumber

ekonomi yag aka dikelola oleh suatu

perusahae di msa yang akan datang.

Informasi terseht juga seringkali

digmaka rmnrk memperkirakan

ftgmampuan srmr perusahaan untuk

mgnghasilkrn kas dan aktiva yang

disamakan d-gnr kas di masa yang

akan M^g lnformasi tentang

l6gmrmgkirrn kinerja juga

p€nting delarn hal ini. Dalam laporan

laba rugi diperl.kan penggolongan,

da perlakuan atas unsur

tertentu sehingga semua perusahaan

menyusrm dan menyajikan laporan laba

rugi berdassr pada basis tertentu. Hal ini

akan daya banding

laporan keuangan antar periode suatu

perusahaan d"n laporan keuangan antax

18

ang

nen

tau

t)a

\K

an

dle

ia

k

r

I

perusahaan. Di dalam Standar

-{kuntansi Keuangan ditetapkan standar

rentang penggolongan dan

pengungkapan pos-Pos luar biasa

(extraordinary ilezs). pengungkapan

tentang unsur-unsur tertentu

sehubungan dengan laba rugi aktivitas

normal, perubahan estimasi akuntansi

(accounting estimates), kebijakan

akuntansi (accounling policies) dan

perlakuan akuntansi atas kesalahan yang

mendasar (lundamental e r r or s).

2.3 Posisi Keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung

dengan pengukuran posisi keuangan

adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas.

Pos-pos ini didefinisikan sebagai

berikut :

a. Ahiva adalah sumber daYa Yang

dikuasai oleh perusahaan sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu dan

dari mana manlaat ekonomi di masa

depan diharapkan akan diPeroleh

perusahaan.

b. Kewajiban meruPakan hutang

perusahaan masa kini Yang timbul

dari peristiwa

penyelesaiannya

masa lalu,

diharapkan

mengakibatkan an$ keluar dari

sumber daya perusahaan Yang

men gandun g manfaat ekonomi.

c. Ekuitas adalah hak residual atas

aktiva perusahaan setelah di kurangi

semua kewajiban.

Dalam penilaian apakah suatu Pos

memenuhi definisi aktiva, kewajiban

atau ekuitas; perhatian ditujukan pada

substansi yang mendasari serta realitas

ekonomi dan bukan hanYa bentuk

hukumnya. Jadi misalnya, dalam kasus

sewa guna usaha keuangan (finance

/eases), substansi dan realitas ekonomi

tersebut adalah bahwa sewa guna usaha

memperoleh manfaat ekonomi dari

penggunaan aktiva Yang

disewagunausahakan selama sebagian

besar masa mant-aatnya sebagai imbalan

dari terlibatnya kewajiban untuk

membayar hak tersebut dalam jumlah

yang mendekati nilai wajar dari aktiva

dan beban keuangan yang bersangkutan.

Jadi, sewa guna usaha keuangan

menimbulkan pos yang memenuhi

definisi aktiva dan kewajiban dan diakui

seperti itu dalam neraca penyewa guna

usaha.

2.3.1 Aktiva

Manfaat ekonomi masa dePan Yang

terwujud dalam aktiva adalah potensi

dari aktiva tersebut untuk memberikan

sumbangan, baik langsung maupun

tidak langsung, arus kas dan setara kas

kepada perusahaan. Potensi tersebut

I

19

dapat berbentuk sesuatu yang produktif

dan merupakan bagian dari aktivitas

operasional perusahaan, dapat pula

berbentuk sesuatu yang dapat diubah

menjadi kas atau setara kas atau

berbentuk kemamPuan untuk

mengurangi pengeluaran kas. sepeni

penunrnan biaya akibat penggunaan

proses produksi alternatif. Banyak

aktiva, misalnya aktiva tetap memiliki

bentuk fisik. Namun demikian. bentuk

tlsik tersebut tidak esensial untuk

menentukan eksistensi aktiva, karena itu

paten dan hak ciPta, misalnYa

merupakan aktiva kalau manfaaat

ekonomi yang diperoleh perusahaan di

masa depan dan kalau masing-masing

aktiva tersebut dikuasai perusahaan.

Aktiva perusahaan berasal dari transaksi

atau peristiwa lain yang terjadi di masa

lalu. Perusahaan biasanya memperoleh

aktiva melalui pembelian atau produksi

sendiri, tetapi transaksi atau peristiwa

lain juga dapat menghasilkan aktiva;

misalnya property Yang diterima

perusahaan dari pemerintah sebagai

bagian dari program untuk merangsang

pertumbuhan ekonomi dalam suatu

wilayah.

2.3.2 Kinerja

Penghasilan bersih (laba) seringkali

digunakan sebagai ukuran kinerja atau

sebagzi dasil bagi ukuran lain seperti

imbalm investasi lreturn on im,estment)

erru p€nghasilan per saham (earnings

per slwel. Umur yang langsung

be*aitm dmgan pengukuran

bersih (laba) adalah

d"n beban. Pengakuan dan

pengukuran pengbasilan dan beban, dan

talenarya juga penghasilan bersih

(laba). tergmtrmg sebagian pada konsep

.o661 rlan p€m€liharaan modal yang

digunakan perusahaan dalam

p€nyusman laporan keuangannYa.

Unsur pengbasilan dan beban

di definisikan sebagai berikut:

a. Penghasilan (income) adalah

kenaikan manfaat ekonomi selama

suatu periode akuntansi dalam

benok pemasukan atau Penambahan

akfva atau penunrnan kewajiban

yang mengakibatkan kenaikan

ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal.

b. Beban {expense) adalah penurunan

manfaat ekonomi selama suatu

periode akununsi dalam bentuk arus

kas keluar arau berkurangnya aktiva

atau terjadinya kewajiban Yang

mengakibatkan penurunan ekuitas

yang tidak berasal dari kontribusi

penanrm modal. Penghasilan dan

beban dapat disajikan dalam laporan

20

,.rti

nt)

r8l,s

ng

an

fim

n

h

p

,

I

laba rugi dengan beberapa cara yang

berbeda demi untuk menyediakan

informasi yang relevan untuk

pengambilan keputusan ekonomi.

Misalnya. pembedaan pos

penghasilan dan beban yang berasal

dan tidak berasal dari pelaksanaan

aktivitas perusahaan yang biasa

(ordinary) merupakan praktek yang

lazim. Pembedaan ini dilakukan

berdasarkan argumentasi bahwa

sumber suatu pos adalah relevan

dalam mengevaluasi kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan kas

(da.n setara kas) di masa depan.

Pembedaan antara pos penghasilan

dan beban dan penggabungan pos

tersebut dengan cara berbeda juga

memungkinkan penyajian beberapa

ukuran kinerja perusahaan. masing-

masing dengan cakupan yang

berbeda. Misalnya, laporan laba rugi

dapat menyajikan laba kotor, laba

bersih dari aktivitas biasa sebelum

pajak, laba bersih dari aktivitas biasa

setelah pajak, dan laba bersih.

2.4 Pengakuan Beban

Beban diakui dalam laporan laba rugi

kalau penurunan manfaat ekonomi masa

depan yang berkaitan dengan penurunan

aktiva atau peningkatan kewajiban telah

terjadi dan dapat diukur dengan andal.

Ini berarti pengakuan beban terjadi

bersamaan dengan pangakuan

kewaj iban atau penumnan aktiva

(penyusutan aktiva tetap). Beban diakui

dalam laporan laba rugi atas dasar

hubungan langsung antara biaya yang

timbul dan pos penghasilan tertentu

yang diperoleh. Proses yang biasanya

disebut pengaitan biaya dengan

pendapatan (matching ol' costs with

revenues) ini melibatkan pengakuan

penghasilan dan beban secara gabungan

atau bersamaan yang dihasilkan secara

langsung dan bersama-sama dari

transaksi atau peristiwa lain yang sama;

misalnya berbagai komponen beban

yang membentuk beban pokok

penjualan (cosl or expense ol gootls

solr/) diakui pada saat yang sama

sebagai penghasilan yang diperoleh dari

penjualan barang. Namun penerapan

konsep matching ini tidak

memperkenankan pengakuan pos dalam

neraca yang tidak memenuhi definisi

aktiva atau kewajiban. Beban segera

diakui dalam laporan laba rugi kalau

pengeluaran tidak menghasilkan

manfaat ekonomi masa depan atau

manfaat ekonomi masa depan tidak

memenuhi syarat, alau tidak lagi

memenuhi syarat, untuk diakui dalam

neraca sebagai aktiva. Beban juga

2t

diakui dalam laporan laba rugi pada saat

timbul kewajiban tanpa adanl a

pengakuan aktiva, seperti apabila timbul

kewajiban akibat garansi produk.

2.5 Aktiva Tetap

Detinisi aktiva tetap menurut adalah

aktiva berwujud yang diperoleh dalam

bentuk siap pakai atau dengan dibangun

terlebih dahulu, yang digunakan dalam

operasi perusahaan, lidak dimaksudkan

untuk dijual dalam rangka kegiatan

normal perusahaan dan mempunyai

masa manfaat lebih dari satu tahun.

Dalam hal ini, aktiva tetap memiliki

beberapa unsur antara lain sebagai

berikut :

a. Masa manfaal adalah:

l. periode suatu aktiva diharapkan

digunakan oleh perusahaan, atau

2. jumlah produksi atau unit serupa

yang diharapkan diperoleh dari aktiva

oleh perusahaan.

b. Biaya perolehan adalah jumlah kas

atau setara kas yang dibayarkan atau

nilai wajar imbalan lain yang

diberikan untuk memperoleh suatu

aktiva pada saat perolehan atau

konstruksi sampai dengan aktiva

tersebut dalam kondisi dan tempat

yang siap untuk dipergunakan.

c. Nilai wajor adalah suatu jumlah.

untuk itu suatu aktiva mungkin

dituka dau suatu kewajiban

diselesailm antara pihak yang

m€mahi dan berkeinginan untuk

relakukan tansaksi waj ar.

d. Jtorrlol, tercatat (carrying amount)

adalah mlai buku yaitu biaya

peroHa suatu aktiva setelah

diku:mgi akumulasi penyusutan.

e. hnloh 1uq @a diperoleh kembali

(reco>'erable @rtuunt) adalah jumlah

yang diha4kan dapat diperoleh

kembali dad p€nggunaan suatu

aktiva di masa yzrng akan datang,

termas* nilai 5lepyu atas pelepasan

aktirz-

25.f Pclg*..!Untuk diakui sebagai aktiva dan

dikelompokkm sebagai aktiva tetap

maka bars dipenuhi syarat berikut:

l. B€sar kemungkinan @robable)

bahwa manfaa keekonomian di

masa yng akan datang yang

berkaitan dengan aktiva tersebut

akan mengalir ke dalam perusahaan.

Dalam menentukan suirtu pos

memenuhi kriteria pertama untuk

pengakuan sudu perusahaan harus

menilai tinekar kepastian aliran

manfaat keekorcmian masa yang

akan datang berdasarkan buldi yang

tersedia pada wakru pengakuan awal.

Adanya kepastian yang cukup bahwa

jiban

i ang

ntuk

unt)

iaya

:lah

\uli

Llah

leh

mani'aat keekonomian masa Yang

akan daung akan mengalir ke

perusahaan membutuhkan suatu

kepastian bahwa Perusahaan akan

menerima imbalan dan menerima

resiko terkait. Kepastian ini biasanya

hanya tersedia jika resiko dan

imbalan telah diterima perusahaan.

Sebelum hal ini terjadi, transaksi

untuk memperoleh aktiva biasanYa

dapat dibatalkan tanpa sanksi yang

signifikan. dan karenanYa aktiva

tidak diakui.

2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur

secara andal.

Kriteria kedua untuk Pengakuan

biasanya dapat diPenuhi langsung

karena transaksi Pertukaran

mempunyai bukti Pembelian aktiva

yang mengidentit'ikasikan biayanya.

Dalam keadaan suatu aktiva

dikontruksi sendiri. suatu

pengukuran yang dapat diandalkan

atas biaya dapat dibuat dari transaksi

dengan pihak ekstemal dan

perusahaan untuk Perolehan bahan

baku. tenaga kerja dan inPut lain

yang digunakan dalam Proses

kontruksi.

3. Aktiva yang digunakan dalam

operasi,&egiatan utama perusahaan dan

tidak untuk dijual;

4. Memiliki umur ekonomi Yang

panjang, biasanYa lebih dari satu

tahun dan disusutkan nilainYa; dan

5. Memiliki bentuk tisik yang aktual.

Aktiva tetap sering merupakan suatu

bagian utama aktiva perusahaan, dan

karenanya signifikan dalam

penyajian laporan keuangan. Lebih

jauh lagi, penentwrn aPakah suatu

pengeluaran merupakan aktiva atau

beban dapat berpengaruh signifikan

pada hasii operasi yang dilaporkan

perusahaan.

2.5.2 Perolehan Aktiva TetaP

Biaya perolehan suatu aktiva

tetap terdiri dari harga belinYa'

termasuk bea impor dan PPN Masukan

Tak Boleh Restitusi (non-reJundable),

dan setiap biaya Yang daPat

diatribusikan secara langsung dalam

membawa aktiva tersebut pada kondisi

untuk penggunaan yang dimaksudkan,

setiap potongan dagang dan rabat

dikurangkan dari harga pembelian.

Contoh dari biaYa Yang daPat

diatribusikan secara langsung adalah:

a. biaya persiapan tempat;

b. biaya pengiriman awal (initial

delivery) dan biaya simpan dan bongkar

m)at (hahdling cost);

c. biaya pemasan gan (installation

cosrs); dan

atu

09.

;an

?)

1i

lt

l.

s

(

;

I

I

73

d. biaya profesional seperti arsitek dan

insinyur.

Biaya administrasi dan overhead

umum lainnya bukan merupakan suatu

komponen biaya aktiva tetap sepanjang

biaya tersebul tidak dapat diatribusikan

secara langsung pada biaya perolehan

aktiva atau membawa aktiva ke kondisi

kerjanya. Demikian pula bia.va

permulaan (.slart-up cosls) dan pra

produksi tidak merupakan bagian baiJ'a

suatu aktiva kecuali biaya tersebut perlu

untuk membawa aktiva ke kondisi

kerjanya. Rugi operasi awal yang terjadi

sebelum suatu aktiva mencapai kinerja

yang direncanakan diakui sebagai suatu

beban. Harga perolehan dari masing

masing aktiva tetap yang diperoleh

secara gabungan ditentukan dengan

mengalokasikan harga gabungan

tersebut berdasarkan perbandingan nilai

wajar masing-masing aktiva yang

bersangkutan.

2.6 Pengertian Penyusutan

Definisi penyusutan menurut PSIK No.

1 7 adalah alokasi .jumlah suatu aktiva

yang dapat disusutkan sepanjang masa

manfaat yang diestimasi. Penyusutan

untuk periode akuntansi dibebankan ke

pendapatan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Aktiva yang

dapat disusutkan adalah aktiva yang :

a diho4ka mtuk digunakan selama

let ih dad smr periode akuntansi; dan

b. miliki suatu masa manfaat yang

terbos: dac. ditahm oleh srau perusahaan untuk

digrmaka dalrm produksi atau

memasok

barang dm jasa rmtuk disewakan, atau

mtuk tujr.on administrasi. Aktiva yang

dapar .lissuttan seringkali merupakan

bagiao sipifika aktiva perusahaan.

Penlusuta karenanya dapat

berpengaruh secara signifikan dalam

menennrla da menyajikan posisi

ftgrrengan dan basil usaha perusahaan.

Masa manfaar zl-elah:

a- periode srmr aktiva diharapkan

digunakan oleh perusahaan; atau

b. jumlah goduksi atau unit serupa

yang diharapkan dipemleh dari aktiva

oleh perusahaaa

Estimasi dari masa manfaat

suatu akriva yang dapat disusutkan atau

suatu kelompok aktiva serupa yang

dapat disus*an rylalah suatu masalah

pertimbangm yang biasanya

berdasarkan pengalaman dengan jenis

aktiva yang serupa Untuk suatu aktiva

yang menggunakan teknologi baru atau

yang digunakan dal"m produksi suatu

produk baru atau yang digunakan dalam

pembelian suatu jasa baru dan hanya

24

uk

!.dikit pengalaman mengenai jasa

:ersebut. estimasi masa manfaat lebih

sulit namun retap dibutuhkan.

\'fasa mantaat dari suatu aktiva

lang dapat disusutkan untuk suatu

perusahaan mungkin lebih Pendek

daripada usia fisiknya. Sebagai

tambahan terhadap aus dan kerusakan

fisik (ph1'sical wear and tear) yang

tergantung pada faktor operasional

(seperti fiekuensi penggunaan aktiva,

program perbaikan dan pemeliharaan),

faktorfaktor lain juga Perlu

dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut

termasuk keusangan yang timbul dari

perubahan teknologi atau perbaikan

dalam produksi, keusangan yang timbul

dari perubahan dalam permintaan pasar

terhadap output produk atau jasa dari

aktiva. dan pembatasan hukum seperti

tanggal batas penggunaan. Masa

maniaat dari suatu aktiva yang dapat

disusutkan harus diestimasi setelah

mempertimbangkan faktor berikut:

a. taksiran aus dan kerusakan fisik

Qthysical wear dan tear)

b. keusangan

c. pembatasan hukum atau lainnya atas

penggunaan aktiva.

Masa manfaat dari aktiva Yang

dapat disusutkan harus ditinjau secara

periodik dan persentase penyusutan

disesuaikan untuk periode sekarang dan

yang akan datang jika terdaPat

perbedaan besar dari estimasi

sebelumnya. Pengaruh perubahan harus

diungkapkan dalam periode akuntansi

di mana perubahan terjadi. Jumlah yang

dapat disusutkan (depreciable amount)

adalah biaya perolehan suatu aktiva,

atau jumlah lain yang disubstitusikan

untuk biaya dalam laporan keuangan

dikurangi nilai sisanya. Penghapusan

aktiva adalah penghapusan nilai buku

suatu aktiva yang dilakukan apabila

nilai buku yang tercantum tidak lagi

menggambarkan manfaat dari aktiva

yang bersangkutan. Penghapusan aktiva

berbeda dengan pen)'usutan.

Nilai sisa suatu aktiva seringkali

tidak signifikan dan dapat diabaikan

dalam penghitungan jumlah yang dapat

disusutkan. Jika nilai sisa signifikan,

nilai tersebut diestimasi pada tanggal

perolehan atau pada tanggal

dilakukannya revaluasi aktiva (hanya

mungkin dilakukan berdasarkan

ketentuan pemerintah), berdasarkan

nilai yang dapat direalisasikan pada

tanggal tersebut untuk kondisi yang

hampir sama dengan aktiva yang

digunakan.

rtau

ang

(an.

an.

lat

I

25

2.7 Metode Penyusutan

Jumlah yang dapat disusutkan

dialokasikan ke setiap periode akuntansi

selama masa manfaat aktiva dengan

berbagai metode yang sistematis.

Metode apapun yang dipilih, konsistensi

dalam penggunaannya adalah perlu.

tanpa memandang tingkat profMbilitas

perusahaan dan pertimbangan

perpajakan. agar dapat menyediakan

daya banding hasil operasi perusahaan

dari periode ke periode. Menurut PSIK

No.17 penlusutan dapat dilakukan

dengan berbagai metode yang dapat

dikelompokkan menurut kriteria

berikut:

a. berdasarkan waktu:

i. metode garis lurus (straighl line

method)

ii. metode pembebanan yang menurun

metode jumlah atgka tahrn (sum of

the years digit melhoc\ metode saldo

menunn (declining balance method)

b. berdasarkan penggunaan

i. metode jam-jasa (service hours

method)

ii. metode jumlah unit produksi

Q)r oduc t ive -output me t hoc\

c. berdasarkan kriteria lainnya

i. metode berdasarkan jenis dan

kelompok (groap and composite

method)

ii. metode anuius (annuity rnethod)

iii. sistem penediaan (inventory

method)

2.t Dempdr Pcmilihan Metode

Pelyrsuten terhadap

pertitungrn Beban Peuyusutan

(Dcprccidion Expense)

Beriku ini aka disajikan suatu ilustrasi

perhitungan beban penyusutan dengan

mengguakan tiga metode penyusutan,

dengan menggunakan asumsi harga

perolehan (cosr) aktiva tetap adalah Rp.

22,500.,m. Nilai sisa (salvage value)

dari aktiva tet4 adalah Rp. 2,500,000.

Estimasi umur ekonomis (useful lift)yang digmakan adalah perbandingan

antara 5 tahu dan 10 tahun.

Perhitun8nn penlusutan untuk

s6singmasing metode dapat dilihat

pada tabel 5,6ian 'l berikut. Dengan

mengglmakan m€tode pen),usutan garis

lurus, maka beban PenYusutan tia,

tahunnya ^k^n lvuna besar nilainya.

Dengan metode garis lurus, beban

penyusutan 2.l.lrh s€besar 4,000,000

tiap tahmn;"a untuk jangka waktu 5

tahun, dan 2.m0.000 setiap tahunnya

unruk jangka *aktu 10 tahun. Dari

ilustrasi di at s. dapat dilihat bahwa

dengan mengeunakan metode

penyusutan garis lurus, beban

26

asi

an

n.

ga

p.

?)

).

')

n

:

fenlusutiur adalah sama besar tiap

--a.hun. hal ini berarti jika semua

komponen variabel perhitungan beban

pokok penjualan tidak berubah, maka

Iaba 1-ang diperoleh akan konstan.

Sebaliknl a jika menggunakan metode

saldo menurun ganda maupun jumlah

angka tahun. maka beban penyusutan

tidak akan sama tiap tahunnya, sehingga

beban pokok penjualan setiap tahun

juga tidak sama. Beban pokok

penjualan pada awal periode penyusutan

lebih besar daripada dengan

menggunakan metode garis lurus, akan

tetapi pada akhir periode penyusutan

akan lebih kecil daripada dengan

menggunakan metode garis lurus.

Dengan menggunakan metode garis

lurus maka beban pokok penjualan

setiap tahunnya sama besar sehingga

laba yang dihasilkan juga akan sama

setiap tahunnya. Laba pada tahun

pertama akan lebih besar daripada laba

yang dihasilkan dari metode saldo

menunrn maupun metode jumlah angka

tahun. Akan tetapi laba pada tahun akhir

periode peny.usutan lebih besar dengan

menggunakan metode saldo menurun

ataupun jumlah angka tahun daripada

laba yang dihasilkan dengan

menggunakan metode garis lurus. Jadi

perusahaan dapat memilih metode

penyusutan untuk kepentingan

perolehan laba maupun untuk

kepentingan pajak. Dengan laba yang

kecil, maka pajak yang dibayarkan juga

kecil. Sebaliknya jika perusahaan

menginginkan laba yang besar maka

resikonya pajak yang dibayarkan juga

akan besar.

3. KESIMPULAN

Perusahaan yang banyak baik dari segi

jenis maupun jumlahnya tentu memiliki

kebijakan dan metode akuntansi yzurg

berbeda satu dengan yang lainnya.

Meskipun ada juga yang memiliki

persamaan dalam pemilihan metode

akuntansi. Berdasarkan pembahasan di

atas dapat ditarik kesimpulan:

1 . Beban penyusutan dapat memberikan

pengaruh yang cukup signifikan

dalam perhitungan beban pokok

penjualan (cost of goods sold)

sebagai komponen beban overhead.

dilihat dari besar kecilnya nilai dari

aktiva tetap yang disusutkan, serta

metode penyusutan yang digunakan,

seperti yang diberikan pada ilustrasi

di pembahasan.

2. Pemilihan metode penyusutan dapat

digunakan oleh perusahaan untuk

mengatur besar kecilnya perolehan

?7

laba maupun besamYa Pajak .vang

dibayarkan oleh Perusahaan.

3. Pengaruh beban penyusutan terhadap

pembentukan beban pokok penjualan

(cost of goods sold ) tergantung pada

3 laktor berikut Yaitu :

1. metode penyusutan Yang diPilih

\deprecialion method)

2. estimasi nilai sisa (salvage value)

i. asumsi umur ekonomis (useful liJe)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia (i 996).

Standar Akuntansi Keuangan,

Salemba EmPat, Jakarta.

Kieso, Donald 8., WeYgandt, Jerry J.

(1999), Accounting Principles - 5th

ed, Iohn WileY & Sons Inc.,

Canada.

Kieso, Donald 8., WeYgandt, Jerry J.

(1995), lntermediate Accounling.

\th ed, John WileY & Sons Inc.,

Canada.

Kieso, Donald 8., WeYgandt, Jerry J.

\2001). Intermediate Accounting'

10th ed, John WileY & Sons Inc.,

Canada.

$-hite- Ctrald I.. Sondhi, Ashwinpaul

C- fned Dov (1994), The AnalYsis

od L-se of Financial Statements,

John lA'ile1' & Sons lnc., Canada.

67{t.

28

tpaul

/)J/,t

?nts.

ada.

\\.{LISIS PIT'TANG TERI{ADAP PENINGKATAN MODAL PADA

KOPER\SI \{ELATI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

MU'AH

ABSTRAK

Koperasi Melati STIKES Muhammadiyah Lamongan merupakan sebuah usaha

. -,g bergerak dalam bidang koperasi, dalam menjalankan usahanya' Koperasi Melati

. ,IKES Muhammadiyah Lamongan menggunakan modal kerja untuk membiayai

:erasinya sehari-hari. Beroperasinya kegiatan usaha akan mengakibatkan terjadinya

:enjualan, dimana dari hasil penjualan itu akan diperoleh laba atau keuntungan serta

::utang yang ada. Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan data sekunder

.'angberupaneracadanbukupembantupiutangtahun200gs.d20llkoperasiMelati

STIKES Muhammadiyah Lamongan, Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis

:iutangterhadappeningkatanmodal.bisadiambilkesimpulanbahwasanyapiutang

;:rempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan modal yang ada pada

Koperasi Melati STIKES Muhammadiyah Lamongan'

Kata Kunci : Pitttang dan Modal.

PE\DAHULUAN

,:tar Belakang Masalah

>ekarang ini pemerintah Indonesia

nengembangkan perekonomian

rasional, dengan mengeluarkan

-rbagai kebijakan Yaitu beruPa

iorongan baik matedal maupun

.rrrirual dalam usaha meuingkatkan

:erekonomian bangsa Indonesia

:3rutama dalam menangani keadaan

:ionomi yang semakin tidak menentu'

Usaha yang dilakukan Perusahaan dapat

sukses dan sesuai dengan tujuan serta

sasaran maka diperlukan pemikiran dan

pengerjaan yang baik dan serius dengan

ditunjang oleh faktor-faktor produksi

antara lain modal, tenaga kerja, alam

dan keahlian. Usaha yang ditunjang

dengan t'aktor- laktor produksi tersebut

diatas akan berhubungan langsung

dengan fungsi Pembelanjaan atau

permodalan, fungsi produksi dan fungsi

I

29

pemasaran. Fungsi-fungsi ini saling

berkaitan dan tidak dapat dipisahlian

dengan yang lainnYa.

Perusahaan dalam aktivitas

operasionalnya memiliki tujuan dasar

untuk mempertahankan kelangsungan

hidup dan menghasilkan laba lang

maksimal. Salah satu bentuk aktivius

operasional merupakan aktivitas

penjualan yang dapat dilakukan dengan

penjualan tunai dan kedit. Penjualan

kredir tidak menghasilkan penerimaan

kas namun menimbulkan piutang. Pada

saat hari atau tanggal jatuh tempo maka

terjadi aliran kas yang berasal dari

pengumpulan Piutang.

Penjualan tunai merupakan pendapatan

yang digunakan Perusahaan untuk

membiayai aktivitas operasional yang

dilaksanakan perusahaan. Tingginl'a

pendapatan menunjukkan bahu-a

perusahaan berhasil dalam mengelola

sumber-sumber Penerimaan Yang

berujung pada tingginYa laba

perusahaan. Semakin tinggi pendapatan

maka modal kerja bersih juga akan

semakin tinggi karena perusahaan tidak

memerlukan dana pinjaman atau hutang

karena biaya modal kerja bersih

perusahaan dapat menggunakan

pendapatan Perusahaan Yang Pada

akhimya kewajiban Perusahaan

bfug da menimbulkan kenaikan

d t rF bqsih karena aktiva lancar

l€tih bcsil dari kewajiban lancar.

Pcna+o usaha tunai meruPakan

dai uang yang ada Pada

perus{E! da uang yang disimpan

ar didepciokan pada bank yang

sn&r:lor deat diambil dengan

d. (fud depsit). Perusahaan harus

@ptr besamya PendaPatan tunai

se{arr rcpd mrk mengukur likuiditas

dan kerrwnFrlahaan yang artinya

man{rr menuhi kewajiban-

kewaiibil ymg sudah jatuh temPo

s*atigls d4a mewujudkan laba Yang

dikeffii serta menghadaPi resiko

keumga y:mg mrmgkin timbul.

P€njrEIm wra kredit meruPakan

tirdakm lzng hans dilakukan dalam

pe$airyo ],'dng semakin ketat.

Penrsaham pada gilirannya diharapkan

aapat meryertuas pasar, menghimPun

modal usaha dan mengembangkan

fasilitas riset tmtrrk inovasi barang/jasa.

Semakin besar Piutang akan

mengakibatlm bertambahnya jumlah

aktiva lancar, dengan kata lain apabila

piuung bertambah maka modal kerja

bersih juga eken bertambah.

Modal kerja kelebihan

aktiva lancar diaEs hutang lancamya,

dimana kelebihan aktiva lancar ini dapat

30

ikan

ncar

rCar.

kan

ad,a

::gunakan untuk membiayai operasi

:crusahaan. sebab tanpa adanya modal

.erta tidak akan ada aktivitas yang

:apat dilakukan perusahaan.

)engan menetapkan besarnya modal

ierja- perusahaan harus bertindak hati-

rati. karena bila modal kerja yang

limnamkan terlalu besar akan

menimbulkan dana tidak produktif dan

sebaliknya jika perusahaan kekurangan

modal akan mengakibatkan aktivias

perusahaan terhambat.

Setiap modal kerja yang diinvestasikan

diharapkan membawa hasil yang

berpengaruh terhadap kelangsungan

usaha yang dapat menunjang kemajuan

usaha.

Modal kerja bersih adalah dana yang

disediakan untuk membiayai kegiatan

perusahaan sehari-hari misalnya untuk

membeli bahan baku, membayar upah

karyawan dan sebagainya. Modal ke{a

bersih merupakan Lsset perusahaan

lang diputar dan digerakkan secara

tenrs-menens sejalan dengan tujuan

perusahaan. Ini menunjukkan bahwa

modal kerja merupakan salah satu

unsure aktiva yang sangat penting bagi

perusahaan. Untuk melaksanakan

kegiatan operasional dengan baik maka

Jidukung dengan modal kerja yang

baik. N4odal kerja bersih berasal dari

hasil pengurangan aktiva lancar

terhadap hutang lancar. Modal kerja

bersih dipengaruhi oleh kenaikan aktiva

lancar. Piutang dan pendapatan

merupakan komponen yang signifikan

dalam hal kenaikan aktiva lancar.

Dengan bertambahnya piutang dan

pendapatar maka bertambah pula aktiva

lancar yang pada akhimya menambah

modal kerja bersih.

Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan merupakan

sebuah usaha yang bergerak dalam

bidang koperasi, dalam menjalanlan

usahanya, Koperasi Melati STIKIS

Muhammadiyah Lamongan

menggunakan modal kerja untuk

membiayai operasinya sehari-hari.

Beroperasinya kegiatan usaha akan

mengakibatkan terjadinya penjualan,

dimana dari hasil penjualan itu akan

diperoleh laba atau keuntungan serta

piutang yang ada. Apabila perusahaan

ingin menaikkan penjualan agar labanya

menir,gkat, maka perlu diikuti dengan

kenaikkan modal kerja.

Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan akan

membutuhkan modal yang cukup besar

untuk menjalankan kegiatan usaha,

yang semua membutuhkan dana. Seperti

masalah piutang yang merupakan unsur

0an

mg

Ian

us

lai

AS

{a

T.

0

g

:)

31

modal kerja dimana merupakan masalah

yang sangat penting bagi perusahaan

dalam hal meningkatkan rentabilitas

ekonomi. Laporan perubahan modal

akan ditunjukkan perubahan-perubahan

elemen modal - modal kerja yaitu

piutang serta akan diketahui sebab-

sebab terjadinya perubahan modal kerja.

Adanya piutang yang kecil akan

mengganggu dan menghambat

kelancaran perusahaan serta

pengembangan perusahaan, kekurangan

kas dan penyediaan barang. Akibatnya

perusahaan tidak dapat bekerja dengan

kapasitas yang penuh dan keuntungan

akan menjadi minimal atau kurang

maksimal.

tserdasarkan permasalahan diatas,

peneliti tefiarik mengambil judul

"Analisis Piutang Terhadap

Peningkatan Modal pada Koperasi

Melati STIKES Muhammadiyah

Lamongan"

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah

diatas" penelitian ini di rumuskan

sebagai berikut : Sejauhmana piutang

dapat meningkatkan modal pada

Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan ?

Triur Paclitirn

Berdasatan rumusan masalah diatas

lujrun lEmlitian ini adalah : Untuk

mengaahui rjauhmana piutang dapat

rrrningkartrn modal pada Koperasi

Melati STIKES Muhammadiyah

l:mongan"

Medret Peoclitien

Bagi Koperasi

Memberikan tambahan informasi

tentang piutaq dan modal sehingga

dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam kebijakan atau

keputusan ke,."ngan dimasa depan.

Bagi ilmu pengetahuan

Sebagai bahan informasi yang

diperlukan d,n perbandingan bagi

penelitian .limasa yang akan datang,

yang berkaitan mengenai piutang dan

modal.

METOIX)E PENELITIAN

Pengertian yang benar tentang

penelitian sebagai berikut, menurut

(Leedy : 2007) Penelitian adalah suatu

proses unfuk mencapai (secara

sistematis dan didukung oleh data)

jawaban terhadap suatu pertanyaan,

penyelesaian terhadap permasalahan.

1?

iiatas

'ntuk

lapat

erasi

il ah

:-:u pemahaman yang dalam terhadaP

.J3tu ibnomena.

Pendekatan yang digunakan dalam

:enelitian ini adalah survei. Menurut

\azir (2005) ''survei adalah penelitian

I3ng dilakukan untuk memPeroleh

:akta-fakta dan geja.la-gejala yal;.g ada

-rta mencari keterangan-keterangan

-cara faktual, baik tentang institusi

sosial. ekonomi, atau politik dari suatu

kelompok ataupun suatu daerah".

Jenis penelitian yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah deskriPtif

kuantitatif.

Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas, objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan

karekteristik tertentu yang ditetapkan

oleh penelitian untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan (sugiono,

3006). Populasi penelitian ini adalah

Koperasi Melati

Muhammadiyah Lamongan

Sampel

STIKES

Sampel adalah bagian dari populasi

lnursalam. 2001). SamPel dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan

neraca buku pembantu piutang tahun

l0l9 s.d 201 1.

Yariabel Penelitian adalah segala

scsuatu \ang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh inlormasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)

Jenis-jenis variabel

Variabel Independent

Menurut Sugiyono (2006:21), variabel

ini sering disebut sebagai variabel

stimulus, prediktor, antecendent. Dalam

bahasa Indonesia sering disebut variabel

bebas. Variabel bebas adalah

merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel

dependent (terikat). AdaPun Yang

menjadi variabel independent (bebas)

dalam penelitian ini adalah Piutang

(Variabel x).

Variabel Dependent

Sedangkan variabel Dependent menurut

Sugiyono (2006:21), sering disebut

sebagai variabel output, kriteria dan

konsekuen. Dalam bahasa indonesia

sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat menunjukan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.

Adapun yang menjadi variabel

independent (bebas) dalam penelitian

ini adalah Modal Kerja Bersih (Variabel

v).

Definisi Operasional Variabel

Piutang (x)

rasi

Iga

Ian

:au

ng

gi

g,

m

lt

I

I

33

Piutang merupakan hasil dari penjualan

dari penjualan kedit yang dilakukan

perusahaan (Abdullah 2001 :137).

indikator yang digunakan yaitu dengan

melihat data-data jumlah piutang pada

neraca dan laporan rugi laba setiap

bulan di Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan dengan

menggunakan skala rasio

Modal Kerja Bersih (y)

Modal kerja didefinisikan sebagai

investasi perusahaan dalam aktiva

lancar di kurangi kewajiban lancar

(syamsuddin 2000:98) indikator yang

digunakan yaitu dengan melihat data-

data jumlah modal kerja bersih pada

neraca dan laporan rugi laba setiap

bulan pada Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan dengan

menggunakan skala rasio

Metode Pengumpulan Data

Pengertian Metode Pengumpulan Data

Menurut Mudjia Rahardjo (2011)

metode pengumpulan data adalah segala

informasi baik lisan mauPun tulis,

bahkan bisa berupa gambar atau foto,

yang berkontribusi untuk menjar.r'ab

masalah penelitian sebagaimana

dinyatakan di dalam rumusan masalah

atau fokus penelitian.

fileurr Sugi-'-ono (1999) bila dilihat

dili smber datanya, maka

rerryulm data dapat menggunakan

smber primer dan sumber sekunder.

Sumtr primer "dalah sumber data yang

lagsmg memberikan data pada

pcngrmpul deta. dan sumber sekunder

menryta srber yang tidak langsung

membenlkm darq kspads pengumpul

data-

JcriFiclil Metode Pengumpulan

IhtrMenunrr Sri Sularso (2003) jenis data

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Data sekrmder terdiri dari :

Dara sekrmder internal suatu organisasi

(tenrama unok penelitian terapan dan

sndi kasus)

Data sekunder ekstemal yang di

publikasikan

Dara primer berupa :

Kuesioner (Angket)

Suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai sesuatu masalah

atau bidang yang akan diteliti.

Interview (wawancara)

Suatu cara pengumpulan dengan c.are

tanya jawab langsung, baik kePadt

pimpinan maupun kepada karYawar

perusahaan mengenai informasi'

34

ilihat

maka

akan

rder.

iang

)ada

rder

ung

rpul

tta

an

:rbrmasi atau keterangan Yang ada

.-riunnya dengan penelitian.

\[aode yang

Fnelitian

digunakan dalam

\terode yaag digunakan yaitu dengan

nenggunakan data sekunder Yang

srupa neraca dan buku pembantu

:rumng tahun 2009 s.d 2011 koPerasi

\{elati STIKES MuhammadiYah

Lamongan

\letode Analisa Data.

Pengertian metode analisa data menurut

Lexy J. Moleong (2002) menYatakan

bahwa analisis adalah proses mengatur

urutan data, mengorganisasikannya ke

dalm suatu pola, kategori, dan satuan

uraian dasar. Sedangkan menurut

Taylor(1975) mendefinisikan analisis

dau sebagai proses yang merinci usaha

secara formal untuk menemukan tema

dan merumuskan hipotesis (ide) seperti

1-ang disarankan dan sebagai usaha

unnrk memberikan bantuan dan tema

pada hipotesis. Metode analisis data

)ang digunakan peneliti dalam

mengolah data, menganalisa, dan

meneliti suatu obyek Penelitian

i11-rperasi Melati STIKES

\luhammadiyah Lamongan adalah

:engan menganalisa piutang dan modal

Secara umum data Yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari berbagai

pandangan. Adapun analisa data yang

digunakan menurut Sutrisno Hadi

(1996) meliputi:

Editing yaitu melakukan koreksi atau

perbaikan data yang tidak benar.

Coding yaitu mengidentifikasi data

dengan memberikan kode dan

mengklarilikasikan data yang hendak

dipilih.

Tabulasi yaitu menyusun data ke dalam

kolom-kolom tabel agar dapat dianalisa

dengan mudah.

Langkah-langkah analisis Yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Mengumpulkan, mempelajari dan

memahami data-data mengenai piutang

dan modal dari laporan keuangan dan

buku pembantu piutang tahun 2009 s.d

20ll pada Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan.

Menganalisa Sejauhmana piutang dapat

meningkatkan modal pada Koperasi

Melati STIKES MuhammadiYah

Lamongan

Menginterprestasikan hasil analisa yang

telah di lakukan pada Koperasi Melati

STIKES Muhammadiyah Lamongan.

si

m

35

PENYAJIAN DAN ANALISIS

DATA

Kondisi Umum lokasi dan Obr ek

penelitian

Organisasi

Keanggotaan Kopkar "MELATI"

STIKES Muhammadiyah Lamongan

terdiri dari Karyawan STIKES

Muhammadiyah Lamongan. Jumlah

anggota Tahun 2011 adalah: 62 Orang

Jumlah calon anggota Tahun 2011 : I

Orang

Pengurus Kopkar "MELATf' STIKES

Muhammadiyah Lamongan

Tabel 4.1 Susunan Pengurus Koperasi

Melati STIKES Muhammadir-ah

Lamongan

Sumber data diolah

Kepengurusan diatas memiliki tugas

yang berbeda sehingga tidak sampai

terjadi benturan tugas antara yang satu

dengan yang lain dengan berpedoman

pada AD/ART Organisasi yang di

tetapkan.

Kegiatan rapat - rapat

Rapat dilaksanakan dengan program

yang ada :

L,: =: r rl,: Ji badiri :

: - -- .::-:-..lllall :i kali

: -,---:::."klain :l kali

:(r. i: : i:: Jr.clenggarakan :

R.4a aggota uhunan

R4a a.ngan pihak lain

Raa Pengrrrs

R4d lain-lain

I kali

1 kali

4 kali

2 kali

j- - - -:: ,::.risasi dan Usaha

: -.. ,- ,....-:: Jengan pctunjuk dari

:-. -- i. rJ:-:r.. Di bidang usaha

.-. . .:im ekuntansi

\--:, ---: :.: :lernpunyai I (satu)

, :::.:: ':injam (SHU )

.., -, - , ..:t::n l0ll permodalar.t

\ .i : :. - -.: .-.. J.1l sendiri.iadi belunr

l:-.1::: ::-:: - ::-.;ll lUar.

-.) -.-- ^ -

P: ::' r : :- -.-:-. .:. - -, :.: Jilakuakan melalui

R-,: -,: .:- - - -R":.: . -= l: i:i.-illill)

Pe::--:..*:. :-r :-:t:tn atau kelompok

H,.::--::-:: ::::.::: ::hak lain

H-:,.:'.-.: ':ntkal denqan

PERI\ J.i,--\r tP i.r'r'upaten Lamongan

Jr :::;r:.. .--, .r :cltinllea dapat di

h:rtt;" - -.: :-:..:t'Lrk pcrkoperasian

dahnr :-rrr -\,,- reninskatan usaha

No Nama Pengurus Jabalar Unit KerJa

I

I Dadang K. SKcp Ns.

MMKes

Ati'ul Impartin4 SSiT

Ninik Mas adah. SE

Ema Nur Faizah. SE

Ika PutriAprilia

Ketua

Wakil

Ketua

Sckretaris

Bendahara

Anggota

STIKESMUhIa

STIKESMUhIa

STIKESMUiIa

S.IlKFSMuhla

STIKESMUhIa

36

di

fi

t

i

kan

lari

ra

u)

m

n

I

a1

rr'pliar "MELAT|' STIKES

\ f uhammadiyah Lamongan

:{ubungan vertikal dengan PSM

-amongan juga baik sehingga mendapat

:asilitas berupa :

iielonggaran waktu pada semua

funsionaris dan segenap anggota

:nengadakan kegiatan koperasi

Ruang atau gedung yang digunakan

untuk keseketariatan maupun untuk

.apat-rapat

Kesadaran berkoperasi

Sebagian anggota besar telah

mengetahu hak dan kewajiban nya, hal

ini terbukti semua anggota rutin

membayar simpanan pokok dan

simpanan wajib.

B. Piutang (x)

Piutang berasal dari piutang usaha

dan piutang lain-lain yang dinyatakan

dalam jumlah netto setelah dikurangi

dengan penyisihan piutang ragu-ragu,

l ang diestimasi berdasarkan review atas

kolektibilitas saldo piutang.

Iabel 4.2 Jumlah keseluruhan piutang

:, L lera,ii Melati STIKES

\{uhammadiyah Lamongan 2009 s/d

t0l 0

Var

iabe

I

: {-l,rq t010 Naik

(Turu

n)

Per

sent

ase

Piut

ang

9.93

2.00

0

26.89

0.000

16.95

8.000

170

.74

:/o

Sumber data diolah

Tabel 4.2 menunjuktan kenaikan

piutang usaha dari tahun 2009 ke

tahun 2010 sebesar 16.958.000 atau

170.74%.

Tabel 4.3 Jumlah keseluruhan piutang

Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan 2010 sld

2011

Tabel 4.3 menunjukkan kenaikan

piutang usaha dari tahun 2010 ke

tahun 2011. Sebesar 11,264.000 atau

11.89%

C. Modal (y)

Variabel terikat dalam penelitian laituModal yang diperoleh dari hasil

pengurangan aktiva lancar terhadap

hutang lancar.

Tabel 4.4 Jumltrh keseluruhan Modal

Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan 2009 sld

2010

Vari

abel

20r0 2011 Naik

(Turun)

Perse

ntase

Piut

ang

26.8

90.0

00

3 8.1

54.0

00

11.264.

000

41.89

o/o

Sumber data diolah

Variab

el

2009 20t0 Naik

(Turun)

Modal 14.831.

500

37.70t.

000

22.869.500 I

Sumber data diolah

Tabel 4.4 menunjukkan peningkatan

modal dari tahun 2009 ke tahun 2010

sebesar 22.869 atau 154.19%o.

Tabel 4.5 Jumlah keseluruhan Modal

Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan 201 0 si d

2011

Sumber data diolah

Tabel 4.5 menunjukkan peningkatan

modal dari tahun 2010 ke tahun 2011

sebesar 16.363.3 45 atau 43.4oh

Analisis Piutang Terhadap Peningkatan

Modal

Tabel 1.6 menunjukkan keadaan

piutang dan modal kerja pada Koperasi

Melati S'f IKES MuhammadiYah

Lamongan.

Tabel 4.5 Jumlah keseluruhan Piutang

dan Modal Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan 2009 s/d

2011

Tabel -1.6 menrmjukkan bahwa jumlah

prrtmg Iql^ tahun 2009 sebesar Rp.

9.932-000 Dengalami peningkatan pada

tahun l0l0 menjadi Rp. 26.890.000

{:,u sekitn 17O.74 o/o, dan pad tahun

l0l I m€ngalami peningkatan lagi

sebesa 38.15a.000 atau sekitar 41.89%

pmingfaan ini membuktikan bahwa

\ Ll-.i STIKES

Lamongan

menin**m penjualan secara kredit

Padaaggoakoperasi.

Tabel 4.6 mrmjukkan bahwa jumlah

modal rahm 2009 sebesar Rp.

14.t31.500 mengalami peningkatan di

tahrm 2010 menjadi Rp. 26.958.000

atau s€kitr 170.74 %, kemudian pada

tahrm 201I modal terus mengalami

kenaikm meajadi Rp. 38.154.000 atau

senesa 41.t9 Yo, kondisi ini

menrmjnkkan bahwa perusahaan terus

m€ngalmi akriva lancar

dibandingkao dengan hutang lancar,

karena jumlah modal yang terus

menen$ mcngalami peningkatan dari.

tahun 2009 sampai dengan 201 1.

Bila ditelaah secara mendalam temyata

modal kerja mempunyai peranan

',..iioluh

2010 201 I Naik

(Turun)

Modal 17.701.000 54.064.145 16.363.1.r5

Ixhun l'iItaIg \lodrl

2009 9.912.000 r.1.83 1.500

20t0 26.890.000 37.70r.000

Naik (Turun) 16.9i8.000 22.869.500

Presentase l,70.74'/" l5rt.l996

2010 26.890 000 37.70 t.000

38

penlinc dalam pembentukan

mlah

Rp.

pada

000

rhun

lagi

t9%

::otltabilitas. Pada dasamya modal

\erja sangat menentukan tingkat

rrofitabilitas. Perputaran modal kerja

vorking capital turn over) akan

menciptakan penjualan dan hasil

penjualan akan tercipta laba dan dari

Iaba yang diperoleh dapat menciptakan

et'isiensi perusahaan melalui besamya

tingkat profitabilitas. Modal kerja

perusahaan selalu dalam keadaan

berputar selama perusahaan Yang

bersangkutan dalam keadaan beroperasi.

Periode perputaran modal kerja dimulai

saat kas diinvestasikan dalam

komponen modal kerja sampai kembali

lagi menjadi kas.

Berdasarkan data .vang diperoleh dari

analisis piutang terhadap peningkatan

modal, bisa diambil kesimPulan

bahwasanya piutang mempunyai

peranan yang sangat penting unhrk

meningkatkan modal 1'ang ada pada

Koperasi lVlelati STIKES

Muhammadiyah Lamongan.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan analisis yang

telah dilakukan. malia Penulis

mengambil kesimpulan .{nalisis piutang

pada koperasi \lelati STIKES

Muhammadiyah Lamongan dari tahun

2009 s.d 2011 selalu mengalami

peningkatan yang signifi kan.

Analisis modal pada koperasi Melati

STIKES Muhammadiyah Lamongan

dari tahun 2009 s.d 2011 selalu

mengalami peningkatan yang

signifikan.

Analisis piutang terhadap peningkatan

modal pada koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan dari tahun

2009 s.d 2011 selalu mengalami

peningkatan yang signifi kan.

SARAN

Saran yang dapat disampaikan dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Penyediaan modal kerja pada Koperasi

Melati STIKES Muhammadiyah

Lamongan harus optimal, artinya tidal

berlebihan atau tidak kekurangan, sebab

setiap jumlah dana yang lebih besar dtri

jumlah yang dibutuhkan akan

menaikkan harta perusahaan tanPa

diikuti dengan kenaikan laba yang

proporsional, sehingga menurunkan

tingkat hasil pengembalian atas

investasi. Sedangkan setiap jumlah dana

yang lebih rendah berarti perusahaan

tidak mampu membayar hutang pada

waktunya.

Tingkat perputaran piutang dialami

Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan perlu

I\! a

.ES

lan

dir

ah

p.

di

r0

la

ii

u

i

I

39

ditingkatan dengan cara diantisipasinya

dengan jalan memperketat

kebijaksanaan penjualan kredit,

misalnya dengan jalan memperpendek

waktu pembayaran pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Faisal. 2001. Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan,

Cetakan Kelima, Edisi Pertama.

Penerbit

Malang.

Muhammadiyah.

Astuti, Dewi. 2002. Manajemen

Keuangan Perusahaan.

Cetakan Pertama. Edisi Pertama.

Penerbit Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Baridwan. Zaki. 2003. Intermediate

Accounting, Edisi Pertama.

Penerbit BPFE Universitas

Gajah Mada, Yogyakarta.

Ginting, Indra Gunawan. 2005.

Pengaruh Piutang dan

Penjualan Terhadap Modal

Kerja Pada PT. Astra

International-TSO Cabang

Medan,Skripsi (tidak

dipublikasikan).

Gudjarati. Damodar. 2001.

Ekonometrika Dasar.

Cetakan Keempat, Edisi

Pertama. Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Manullang M. 2000. Pokok-Pokok

Pembelanjaan Perusahaan,

Penerbit Liberty. Yogvakarta.

Munandar M. 2001. Pokok-Pokok

Intermediate Accounting.

Edisi Kedua, Penerbit Liberty,

Yogyakarta.

fuyanto, Bambang. 2001. Dasar-

Dasar Pembelaniaan

Perusahaan, Edisi Keempat.

Badan Penerbit Gajah Mada,

Yogyakarta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian

Bisnis. Cetakan

Penerbit CV.

Bandung.

Kelima,

Alfabeta"

Suharyadi & Purwanto. 2004.

Statistika : Untuk Ekonomi

& Keuangan Modern. Buku

Dua. Edisi Pertama" Salemba

40

t00l .

)asar.

Edisi

ngga.

okok

laan.

a.

rkok

ling.

tfi\'.

lar-

tan

pat.

da,

Empat, Jakarta.

:uli-vanto. 2005. Analisis Data Dalam

Aplikasi Pemasaran, Cetakan

Pertama. Penerbit Ghalia

Indonesia. Jakarta'

S1'ahyunan. 2004. Manajemen

Keuangan [, Perencanaan'

Analisis dan Pengendalian

Keuangan, USU Press, Medan'

S"n.amsuddin, Lukman. 2000'

Manajemen Keuangan

Perusahaan. Edisi Baru,

Cetakan Kelima, PT. Gralindo

Persada. Jakarta.

www.kontan-online.com, dikutip oleh

Boyke Dakoptama HabYeldY

Naibaho, 12 APril 2012, Pukut

16.00 wlB

an

1a.

la.

4.

ni

:u

ra

I

41

ANALISIS RATIO DAN RENTABILITAS TERHADAP LABA PADA

KOPERASI TANI MULYO LAMONGAN

HETI NUR ANI

ABSTRAK

Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis

dalam berfikir untuk mengikuti perkembangan intbrmasi ekonomi. Salah satu informasi

ekonomi yang di gunakan adalah informasi keuangan, perusahaan adalah salah satu

pihak yang menyediakan informasi keuangan tersebut,

Alat analisis yang dipergunakan oleh penulis dalam analisis faktor fundamental

adalah: Analisis Deskriptif / kualitatif. Dalam hal ini penulis menggunakan grafik, tabel

dan gambar sebagai alat penjelasan serta rumus - rumus dalam mengetahui pengaruh

lbktor lundamental terhadap harga saham pada perusahaan yang terdapat di BEI.

Analisis Kuantitatif Dalam hal ini penulis menggunakan data - data yang berupa

laporan keuangan perusahaan berupa laporan neraca dan labarugi untuk mendukung

pembahasan.

Hasil penelitian ini adalah bahwa analisis likuiditas dan rentabilitas terhadap

laba padakoperasi tani mulyo lamongan menunjukkan adanya peningkatan laba koperasi

tani mulyo Lamongan.

1, Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi yang

begitu cepat membuat masyarakat lebih

kritis dalam berfikir mtuk mengikuti

perkembangan informasi ekonomi.

Salah satu informasi ekonomi yang di

gunakan adalah informasi keuangan.

perusahaan adalah salah satu pihak yang

menyediakan informasi keuangan

tersebut,yaitu berupa laporan keuangan

yang digunakan bagi perusahaan

bersangkutan untuk melaporkan

keadaan dan kondisi keuangannya

kepada pihak pihak yang

berkepentingan,terutama bagi pihak

investor.kreditur.dan pihak manajemen

perusahaan itu sendiri. Pihak

perusahaan dituntut untuk menyaj ikan

informasi Iaporan keuangan tersebul

dengan jelas dan lengkap agar dapat

42

iritis

nasi

safu

ntal

bel

n$

EI.

pa

0g

rp

si

l

43

-'gunakan secara optimal oleh para

:cmakainya.

Laporan keuangan menyajikan

.rporan keuangan perusahaan dan

<ine{a perusahaan dalam menghasilkan

.aba. Posisi keuangan perusahaan

Jitunjukan dalam laporan neraca.

Dalam laporan neraca tersebut kita

Japat mengetahui kekayaan atau asset

perusahaan yang dimiliki (sisi

aktiva),dan di sisi pasiva dapat kita

ketahui dari mana dana-dana untuk

membiayai aktiva (dari modal sendiri

aatau hutang) tersebut kiata peroleh

sedangkan kinerja perusahaan dalam

menghasilkan laba dapat kita lihat

dalam laporan laba rugi yang

diterbitkan oleh perusahaan.

Laporan keuangan yang

diterbitkan oleh perusahaan memang

memberikan informasi posisi dan

kondisi keungan penrsahaan akan tetapi

laporan tersebut perlu kita analisa lebih

lanjut dengan alat analisa keuangan

yang ada untuk mendapat kan informasi

yang lebih berguna dan lebih spesifik

dalam menjelaskan posisi dan kondisi

keuangan perusahaan. -{dapun alat

analisis yang dapat kita gunalian adalah

rasio likuiditas. rasio solvabilitas. rasio

rentabilitas Analisa dengan rasio

likuiditas akan memberikan kita

informasi seberapa besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban

yang harus segera dipenuhi.

Kegunaan dari laporan keungan

itu sendiri yaitu data akurtansi yang

diambil dari laporan laba rugi dan

neraca dalam beberapa periode

pencatatan kedua elemen tersebut

berasal dari elemen laporan keuangan.

Dengan adanya data tersebut dapat

dianalisa melalui analisa rasio

likuiditas, dan rasio rentabilitas. Masing

masing analisa tersebut akan

memberikan informasi tentang kinerja

keuangan suatu perusahaan.

Karena melihat pentingnya

manfaat dari analisa

likuiditas.solvabilitas,dan rentabilitas

suatu perusahaan bagi pihak intem

maupun pihak ekstem perusahaan serta

di tunjang data data dan teori yang

selama ini penulis peroleh maka penulis

ingin menyajikan penulisan ilmiah ini

dengan judul "analisis likuiditas dan

rentabilitas terhadap laba pada

Koperasi Tani Mulyo Lamongan".

2. Metode Penelitian

2.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dari penulisan ini

adalah perusahaan Multif'rnance (

pembiayaan ) yang terdaftar di BEI

(Bursa Efbk lndonesia) yaitu PT Adira

Dinamika Multifinance. Tbk.

2.2 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, data yang

dikumpulkan akan digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada

sehingga data tersebut harus benar-

benar dapat dipercaya dan akurat.

Prosedur pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan data

sekunder dengan menggunakan data

historis berupa laporan keuangan yaitu

laporan neraca dan laporan laba / rugi

perusahaan, literature dan harga saham

yang tersedia di BEl, dan melalui

kepustakaan serta mengunduh dari

website intemet yang berkaitan dan

menunjang dalam penelitian ini. Periode

penelitian adalah dari tahun 201 1, 2012.

dan 2013.

3. HasiI Penelitian

3.3 Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan perumusan masalah dan

model analisis, maka variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Rasio Lancar (Current Ratio), yaint

rasio 1'ang menunjukkan sejauh mana

aktiva lancar menutupi kewajiban-

keu,aj iban lancar.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio), yaitu

rasio yang menunjukkan kemampuan

aktiva lancar yang paling likuid mampu

menutupi utang lancar.

3. Gross Pofit Margin (Margin Laba

Kotor), yaitu rasio yang mengukur

kemampuan penjualan dalam

menghasilkan laba kotor (EBIT).

4. Net Profit Margin (Margin Laba

Bersih), yaitu rasio yang mengukur

kemampuan setiap rupiah penjualan

menghasilkan laba bersih.

5. Operating Income Margin (Margin

Laba Usaha). yaitu rasio yang

mengukur kemampuan penjualan dalam

menghasilkan laba usaha.

6. Return On lsset (Pengembalian

Aktiva), yaitu rasio yang mengukur

kemampuan aktiva dalam menghasilkan

laba setelah pajak.

11. Return On Equity (Pengembalian

Ekuitas), yaitu rasio yang mengukur

tingkat keberhasilan bersih yang

diperoleh oleh pemitik perusahaan atas

modal yang diinvestasikan.

3.4 Teknik Analisis Data

44

), yaitu

L rriana

ajiban-

yaitu

npuan

rampu

Laba

3ukur

lalam

Laba

ukur

alan

rgin

ang

lam

ian

kur

ian

an

ur

1g

as

I

Teknik analisis dara a"U,n paelitian ini

adalah :

A. Rasio Likuiditrs

1. Rasio Lancar (Crorerd Rdiio\

2. Rasio Cepat (Uick Rdb)

B. Rasio RentebihdPnfitebilites

l.Gross Pofit L1cgbtffiargn Laba

Kotor)

2.Net Profit LloZin(Ji/ergjn Laba

Bersih)

3. Operating bro* llogin (Margin

Laba Usaha)

4. Renrn On E4nir-r'(Pengembalian

Ekuitas)

C. Rssio RrtHlrtr hixtiMenurut Warsom t2(tr3 : 30) untuk

menentukan seh tilalnYa Posisi

keuangan sJaur Pada

periode tert€ E dagzt 65is rata-rata

industrinya Fda Periode Yang

bersangh$an disetu metode lintas

seksilindugi tCrs Soction) Yang

secara sisenab d4d dilakukan

dengan cara sebqri bedkut :

a) Untuk mio t-tuiditas" Aktivitas,

Profitabilitas b \flli Pasar :

Rkir> Rf."--------.........Kategori

Sehat

b) UntukrrbLcrqe:Rk1 < Rk5 -.---- --- - --....Xxegori Sehat

Keterangan :

Rkit : rasio keuangan perusahaan I pada

periode t

Rkiot : rasio keuangan rata-rata indistri

pada periode t

Perhitungan rata-rala industri pada

analisis rasio keuangan dapat dilakukan

dengan metode rata-rata aritmetika dan

rata-rata tertimbang. Yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode rasio

keuangan rata-rata aritmetika industri,

yang dapat dihitung dengan formula

sebagai.

45

DAFTAR PUSTAKA

Andri Priyono. 2002. Analisis

Likuiditas dan Rentabilitas

Ekonomi pada Perusahaan

Meubel UD. Beda Furniture.

Skripsi.

Brigham, E.F. & Houston, J.F.

200 l. Manajemen Keuongan.

Edisi Kedelapan. Erlangga.

Jakarta

Harahap, Sofyan S.

Kritis atas Laporan

Kesatu. PT.

Persada.

Keuangan. Ed\si

Raja Grafindo

J akarta.

Home. J.C.V. & Wachowicz. J.M.

2005. P r i ns ip- P r i ns ip

Manaj emen Keuongan. Edisi

12 (diterjemahkan oleh

Fitriasari, D & Kwary, D.A ).

Salemba Empat. Jakarta.

http://www.idx.co.id

http ://www.indocement.co.id

http://www.indocement.co.id./new id,/m

arketing.asp

http://www.indocement.co.id/new id/in

vestor.asD

Ikatan Akuntansi Indonesia.

2004. Standar Akunlunsi

Ke uangan. Salemba Empat.

Jeny Romlah. 2002. Analisis Likuiditas

dan Rentabilitas Ekonomi

pada PT. Dok dan

Perkapalan Kodja Bahari

P er s e ro C ab ang Banj ar baru.

Skripsi.

Kasmir. 2009. Analisis Laporan

Keuangan. Raiawali Pers.

J akarta.

Mamduh, M. Hanafi. 2003. Analisa

Laporan Keuangan. UPP

MPP YKPN. Yogyakarta.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan

Keuangan. Edisi Keempat.

Liberly. Yogyakarta.

Prastowo, Dwi, fufka Juliaty.

2002. Anatisis Laporon

2007 . Anulisis

46

, id/in

* idlm

rnesia.

nlansi

pat.

iditas

nomi

dan

rhari

toru.

iso

PP

tr0n

ers.

ln

rt.

I

Sugiono,

Katt,;,::. -' dun

.1pli.:-. l'.edua.

A\lP ' - :. ...:ia.

1- - ,,tienen

A.. - :'"tkti.yi

A. ,'kafta.

Warsono. 2003. Manojemen Keuangan

Perusahaan. Jilid l. Bayu

Media Publishing.Malang

47

MEMBANGUN JIWA DAN KOMPETENSI

KEWIRAUSAHAAN

AGUNG HIRMANTONO

ABSTRAK

Harapan untuk diterima di dunis kerja tentunyo tidaklah keliru, nsmun tidak

dapal dipungkiri bahwa kesempatan krrju pun sangat lerbalas den tidak berbanang

linear dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar. menengah maupun pendidikan

tinggi. Oleh sebab itu semua pihak hurus terus berpikir dan mewuiudkan karya nyaltt

dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi

pendidikan.

Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran.

Sedangkan pengangguran adalah salah satu permasalahan pembangunan yang sangat

kritis khususnya di negara Indonesia termasuk di daerah-doerah cli pelosok nusantora.

Salah satu solusinya adulah dengan mencetak lulusan lembaga pendidikan yang

memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilannya menjadi usaha mandiri.

Selain menjadi solusi bagi dirinya, seringktli usaha mandiri ini mendatangkan berkoh

bagi orang lain yang direkrut sebagai karyouan ataupun buruh pada usaha yang

dirinlisnya.

Salah satu solusinya adaloh dengan mencetak lulusan lembaga pendidiktn yang

tnemiliki polensi unluk mengembangkan keterampilannya menjadi usoho mandiri. Selain

menjadi solusi bagi dirinyo, seringkali usaha mandiri ini mendotangkan berkah bagi orang

lain yong direkrut sebagdi kary$ran ataupun buruh poda usaha yang dirintisnya.

l. Pendahuluan

Harapan untuk diterima di dunia

kerja tentunya tidaklah keliru, namun

tidak dapat dipungkiri bahwa

kesempatan kerja pun sangat terbatas

dan tidak berbandng linear dengan

lulusan lembaga pendidikan baik dasar,

menengah maupun pendidikan tinggi.

OIeh sebab itu semua pihak harus lerus

berpikir dan mewujudkan karya nyata

48

'dak

an8

kan

'ala

,usi

dalam meng-,:::'.'-':'rngan antara

lapangan kc:-' -.- -- -'usan inslitusi

pendidikan. {;-:- --:- :i meruPakan

penyebab -:' - ' :' -:\:ltan angka

penganggur:: Sedangkan

'ch 5at[lpenganggL:- :rr

perTnasalai.-:" - l i 'rnan .vang

t'sangat h- Jl nc$al'a

lndonesia :.'- - .::31r-daerah di

pelosok i:'-- :'llu solusin]'a

adalah r.-. :- '::rk lulusan

lernbaga :- - - ' ':r-J nlemiliki

potensi -::sembangkan

keteranr: - "Ji usaha

mandiri. t- -- -: solusi bagi

dirin1a.,.- - nrandiri rni

mendat;: -. . .: orang lain

yang dr:.' ':\\ an alaupun

' ' ..':huruh p.,: l l'lll a'

:- -- - - - --:ll Seseorang

tertarik,- , '..rdalah

scnagJ. -

I Al ,. ^'encari

natkah. . .- .,:'.:balran

2. -\.,,-- :tlemperoleh

gen:: -:'rt dikenal'

dihi - ::nrr banl'ak

J. A,-- -:r

Peker j--r - :-n- Unt uk

mer-,- --" - --''duktildan

untuk menggunakan kemamPuan

pribadi.

Semua alasan itulah Yang

mendorong seseorang untuk melakukan

terobosan dan memilih berwirausaha'

Namun demikian Pada Prakteknya

tidaklah mudah memulai suatu usaha'

Rasa takut Yang berlebihan akan

kegagalan dan kerugian seringkali

menghantui jiwa seseorang ketika akan

memulai usahanya. Keberanian untuk

memulai merupakan modal utama yang

harus dimilki

seseorang untuk terjun dalam dunia

usaha. Namun itu saja tidak cukuP'

keberanian tanpa disertai perhitungan

dan kemamPuan berwirausaha

seringkali menjerumuskan kita ke

dalam situasi kegagalan Yang

berkepanjangan. Berdasarkan latar

belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengangkat suatu tema kewirausahaan

yang berjudul: "Menumbuhkan Jiwa

dan KomPetensi Kewirausahaan"'

Penulis mengidentifikasikan

pennasalahan sebagai berikut:

Bagaimanakah menumbuhkan jiwa dan

kompetensi kewirausahaan ?".

dn.

gat

ra.

n8

'ri.

ah

ttg

7g

in

tg

49

2. Landasan Teori

2.1. Inti dan Hakikat Kewirausahaan

Kewirausahaan (Suryana: 2003)

adalah kemampuan keatil dan inovatif

yang dijadikan dasar,\ kiat dan sumber

daya untuk mencari peluang menuju

sukses. Inti dari kewirausahaan adalah

kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda (create new and

dill-erentl melalui berfikir kreatif dan

inovatif. Suryana (2003) mengatakan

bahwa kewirausahaan merupakan suatu

kemampuan dalam menciptakan nilai

tambah di pasar melalui proses

pengelolaan sumber daya dengan cara-

cara baru dan berbeda melalui :

1. Pengembangan teknologi baru.

2. Penemuan pengetahuan ilmiah

baru.

3. Perbaikan produk barang dan jasa

yang ada.

4. Penemuan cata-cara baru untuk

menghasilkan barang lebih banyak

dengan sumber daya lebih eiisien.

Kreativitas adalah kemampuan

untuk mengembangkan ide-ide baru dan

cara-cara baru dalam pemecahan

masalah dan menemukan peluang.

Sedangkan inovasi adalah kemampuan

untuk menerapkan kreativitas dalam

rangka pemecahan masalah dan

menemukan peluang. Jadi keativitas

adalah kemampuan untuk memikirkan

sesuatu yang baru dan berbed4

sedangkan inovasi merupakan

kemampuan untuk melakukan sesuatu

yang baru dan berbeda.

2.2. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan

Meredith et al.. (2002), mengemukakan

nilai hakiki penting dari wirausaha

adalah:

l. Percaya diri (self confidence)

Merupakan paduan sikap dan keyakinan

seseorang dalam menghadapi tugas atau

pekerjaan, yang bersifat intemal, sangat

relatil dan dinamis dan banyak

ditentukan oleh kemampuannya untuk

memulai. melaksanakan dan

menyelesaikan suatu pekerjaan.

Kepercayaan diri akan mempengaruhi

gagasan. karsa. inisiatif. keatir itas.

keberanian, ketekunan, semangat ker.ja,

kegairahan berkarya. Kunci

keberhasilan dalam bisnis adaalh untuk

memahami diri sendiri. Oleh karena itu

wirausaha yang sukses adalah

wirausaha yang mandiri dan percaya

diri.

2. Berorientasi tugas dan hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan

tugas dan hasil, adalah orang yang

selalu mengutamakan nilai-nilai motif

berprestasi, berorientasi pada laba,

ketekunan dan kerja keras. I)alam

50

irkan

beda.

akan

iuatu

,

(an

lan

tau

gat

'ak

uk

an

m.

hi

5,

a.

:i

k

u

l

I

I ,t

kcwirausahaan pr'luang han!a diperoleh

apabila ada rni.r:ttt. Perrlaku inisiatil'

biasanya diper,. ei: nrelalui pelatihan

dan pengai:r:'.-: :Jrtahttn-tahLul dan

pengemhang..- ' ,, .1ipc'roleh ciengan

cara disrp.:: :.rr. hc'r-pikir kritis.

tanggap. ^:--.: -.::' datr senlangat

berpresta.:

3. Keberont;'i ',r; nqambil risiko

Wirause::. ,,. - '.'rang lang lebih

nrenvuk" . .- .-.tha )'ang lebih

ntenar]t-:- t::tcspai kesuksesau

atau k: -., - - - '.:::ada r:saha l ang

kurang .-=. Wirausaha

mengh::: siko y.ang rendah

karen: :i:ntangan dan

rnenja:.: ' .:ro ) ang tinggi

krren" i'.lir situcsi ini

ada .: -.. .,:r;' harus dipilih

yaitu :. ., - - :::ruangung risiko

dan a,:.'- . renatif . Pilihan

terha;:. - .:tg pada :

a. D,, - ,::matif

b. k.. -.:l

c. k.- : lintuk sttkscs

atau !i - -

-S.'i.1,: :t ttk

ntetl!-. ,\ tfuri :

a. k- - nd iri.

b. I',. .. - -:rinakan

i., - - . ::..tri

peluang dan kemungkinan untuk

memperoleh keuntungan.

c. Kemampuan untuk menilai situa-si

risiko secara realities.

1. Kempemimpinan

Seorang wirausaha harus memiliki sifat

kepemimpinan, kepeloporan,

keteladanan. Ia selalu menampilkan

produk dan jasa-jasa baru dan berbeda

sehingga ia menjadi pelopor baik dalam

proses produksi maupun pemasaran.

Dan selalu memanfaatkan perbedaan

sebagai suatu yang

menambah nilai.

5. Berorientasi ke masa depan

Wirausaha harus memiliki perspektif

dan pandangan ke masa depan,

kuncinya adalah dengan kemampuan

untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda dari yang ada sekarang.

6. Keorisinilan : Kreativitas dan

Inovasi

Wirausaha yang inovatif adalah orang

yang memiliki ciri-ciri :

a. Tidak pernah puas dengan cara-cara

yang dilakukan saat ini. meskipun

cara tersebut cukup baik

b. Selalu menuangkan imajinasi

dalaam pekerjaannya

c. Selalu ingin tampil berbeda atau

selalu memanfaatkan perbedaan

51

Kewirausahaan adalah berfikir dan

bertindak sesuatu yang baru atau

belpikir sesuatu yang lama dengan cara-

cara baru. Menurut Everett E. Hagen

ciri-ciri innovational personality sebagai

berikut:

a. Opemess to experience, terbuka

terhadap pengalaman

b. Creative imagination, memiliki

kemampuan untuk bekerja dengan

penuh imaj inasi

c. Confidence and content in one's

own evaluation, memiliki

keyakinan atas penilaian dirinya

dan teguh pendirian

d. Satisliction in tacing and attacking

problems and in resolving

contusion or inconsistency, selalu

memiliki kepuasan dalam

menghadapi dan memecahkan

persoalan

e. Has a duty or responsibility to

achieve, memiliki tugas dan rasa

tanggung jawab untuk berprestasi

f. Inteigence and energetic, memiliki

kecerdasan dan energik Sedangkan

menurut Alma (2003), jalan

menuju wirausaha sukses adalah :

- mau ke{a keras

- bekerjasama

- penampilan yang baik

- yakin

- pandai membuat keputusan

- mau menambah ilmu pengetahuan

- ambisi untuk maju

- pandai berkomunikasi

Proses keatif dan inovatif (Suryana:

2003) hanya dilakukan oleh orang-

orang yang memiliki jiwa dan sikap

kewirausahaan yaitu :

a. Percaya diri (yakin, optimis dan

penuh komitmen)

b. Berinisiatif (energik dan percaya

diri)

c. Memiliki motif berprestasi

(berorientasi hasil dan

berwawasan ke depan)

d. Memiliki jiwa kepemimpinan

(berani tampil berbeda dan berani

mengambil resiko dengan penuh

perhitungan)

e. Suka tantangan

Faktor pribadi yang mempengaruhi

kewirausahaan : motif berprestasi,

komitmen, nilai-nilai pribadi.

pendidikan dan pengalaman. Sedangkan

dari faktor lingkungan adalah peluang,

model peran dan aktivitas.

2,3. Kon petensi Kewirausahaan

Wirausaha yang sukses pada umumnya

adalah mereka yang memiliki

kompetensi yaitu : seseorang yang

memiliki ilmu pengetahuan,

keterampilan dan kualitas individu yang

52

ahuan

l ana:

,rang-

sikap

dan

ra)'a

;tasi

dan

1an

ani

ruh

hi

ri,

ti,

n

a,

I

:neliputi sikap, motivasi, nilai serta

:ingkah taku yang diperlukan untuk

melaksanakan pekeriaan/kegiatan.

Keterampilan yang harus dimiliki

Suryana (2003) :

a. Managerial skill

b. Conceptual skill

c. Human skill (keteramPilan

memahami. mensertl.

berkomunikasi dan berelasi)

d. Decision making skill

(keterampilan merumuskan

masalah dan

keputusan)

e. Time managerial

mengambil

keterampilan mengatur

menggunakan waktu)

Kompetensi diartikan sebagai

pengetahuan. keteramPilan dan

kemampuan individu yang langsung

berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi

wirausaha merupakan tujuan yang ingin

dicapai.

3. Menumbuhkan Jiwa dan

Kompetensi Kewirausahaan

3.1. Menumbuhkan Jiwa Wirausaha

Mungkin kita pemah mendengar bahwa

keluarga yang kaya akan memunculkan

anak-anak yang kaya karena mereka

terbiasa kaya. Begitu pula ada yang

menganggap bahwa seseorang menjadi

pengusaha karena memang

bapakibunya, kakek-neneknya. dan

sebagian besar keluarganya adlah

keturunan pengusaha.

Anggapan seperti ini menurut hemat

penulis merupakan pemikiran yang

keliru. Tidak bisa dipungkiri memang,

ada banyak pengusaha yang lahir dari

keluarga atau keturunan pengusaha.

Tetapi bukan berarti diturunkan secara

genetis. Mungkin hal ini terjadi karena

aspek lingkungan pengusaha yang

cukup kuat mempengaruhi jiwa orang

tersebut untuk menjadi pengusaha.

Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu

saja merupakan hak azasi semua kita.

Jangan karena mentang-mentang kita

tidak punya turunan pengusaha

sehingga menutup peluang untuk

menjadi wirausaha. Langkah awal yang

kita lakukan apabila berminat terjun ke

dunia wirausaha adalah menumbuhkan

jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak

cara yang dapat dilakukan misalnya :

I . Melalui pendidikan formal. Kini

berbagai lembaga pendidikan baik

menengah maupun tinggi

menyajikan berbagai program atau

paling tidak mata kuliah

kewirausahaan

2. Melalui seminar-seminar

kewirausahaan. Berbagai seminar

(

dan

53

kewirausahaan seringkali

diselenggarakan dengan

mengundang pakar dan praktisi

kewirausahaan sehingga melalui

mediam ini kita akan membangun

jiwa kewirausahaan di diri kita

3. Melalui pelatihan. Berbagai simulasi

usaha biasanya diberikan melalui

pelatihan baik yang dilakukan dalam

ruangan (indoor) maupun di luar

ruangan outdoor). Melalui pelatihan

ini. keberanian dan ketanggapan kita

terhadap dinamika perubahan

linghkungan akan diuji dan selalu

diperbaiki dan dikembangkan.

4. Otodidak. Melalui berbagai media

kita bisa menumbuhkan semangat

berwirausaha. Misalnya melalui

biografi pengusaha sukses (sucess

story), media televisi, radio majalah

koran dan berbagai media yang dapat

kita akses

menumbuhkembangkan

untuk

jiwa

wirausaha yang ada di diri kita.

Melalui berbagai media tersebut

temyata setiap orang dapat mempelajari

dan menumbuhkan jiwa wirausaha.

Pertanyaannya, aspek-aspek kejiwaan

apa saja yang mencirikan bahwa

seseorang dikatakan memilki jiwa

wirausaha ? Untuk membahas lebih

Ianjut mengenai pertanyaan tersebut,

penulis akan mencoba membahas

pendapat Suryana (2003) bahwa orang-

orang yang memiliki jiwa dan sikap

kewirausahaan yaitu :

a. Percaya diri (yakin, optimis dan

penuh komitmen)

Percaya diri dalam menentukan

sesuatu, percaya diri dalam

menjalankan sesuatu, percaya diri

bahwa kita dapat mengatasi berbagai

resiko yang dihadapi merupakan

faktor yang mendasar yang harus

dimiliki oleh wirausaha. Seseorang

yang memiliki jiwa wirausaha

merasa yakin bahwa apa-apa yang

diperbuatnya akan berhasil walaupun

akan menghadapi berbagai ri ntangan.

'fidak selalu dihantui rasa takut akan

kegagalan sehingga membuat dirinya

optimis untuk terus maju.

b. Berinisiatif (energik dan percaya

diri)

Menunggu akan sesuatu yang tidak

pasti merupakan sesuatu yang paling

dibenci oleh seseorang yang

memiliki jiwa wirausaha. Dalam

menghadapi dinamisnya kehidupan

yang penuh dengan perubahan dan

persoalan yang dihadapi, seorang

wirausaha akan selalu berusaha

mencari jalan keluar. Mereka tidak

ingin hidupnya digantungkan pada

54

bahas

)rang-

sikap

lingkung"-. 'lkan terus

berupay.,:"----- - - \iiualnya'

c. Menrili^ nernre\tJsi

(bercrie:.:- -- r'r\\ a\\'asan

ke deP::'

Berh,r;, ntencaPai

sukse. : -. '-ln biasanY-a

selaiu . :il seorang

wiraur. :'ltu targetnya

teru: .:: - - ., dihadaPkan

pad: - ::lereka akan

terus--' '. -. l':rer.uPerbaiki

kee:; - . dialaminl'a

Kebc: , ,. ' i-::iilsilan )ang

dira:: -= 'rng beriiwa

Ct'li:,: - -- .-.:llrl PenriCU

unl --. 'ukses dalam

hio,.: -'-..-: nlasa dcpan

ad.r.-.. : -rh keindaharr

] ar.. -- ::: hidupn)'a'

d. l\fe-- --rinan (herani

tan'.: -'1n berani

lrte: -. - - -" lgan Penuh

pe:: - -

I c., . 'Jilemin)Pinan

n]e:--. -:;i menjadi

si:.- -, - ierani tamPil

ke :.--- - - iisuatu )ang

ba:- .- ---ih resiko.

Ke:.'- , ,.: dilandasi

pei. ,'-- - :l'll Seorang

) J:1- :llcmilnpin

dan selalu melemparkan tanggung

jawab kepada orang lain, akan sulit

meraih sukses dalam berwirausaha'

Sit-at-sifat tidak percaya diri, minder,

malu yang berlebihan, takut salah

dan merasa rendah diri adalah sifat-

sifat yang harus ditinggalkan dan

dibuang jauh-jauh dari diri kita

apabila ingin meraih sukses dalam

berwirausaha.

e. Suka tantangan

Kita mungkin sering membaca atau

menyaksikan beberaPa kasus

mundumya seorang manajer atau

eksekutif dari suatu perusahaan. Pa

yang menyebabkan mereka

hengkang dari PerusahaannYa dan

meninggalkan kemaPanan sebagai

seorang manajer? Sebagian dari

mereka temYata merasa jenuh terus

menerus mengemhan tugas rutin

yang entah kaPan berakhimYa'

Mereka membutuhkan kehiduPan

yang lebih dinamis Yang selama ini

belim mereka daPatkan di

perusahaan temPat mereka bekerja'

Akhimya mereka menelusuri

aktivitas seperti apakah yang dapat

memuaskan kebutuhan mereka akan

tantangan ? "Berwirausaha" temyata

menjadi Pilihan sebagian besar

manajer yang sengaja keluar dari

dan

.ukan

alam

diri

>agai

akan

arus

rang

saha

'ang

pun

lan.

kan

nya

lva

lak

ng

ng

lm

an

an

:lg

:la

rk

la

55

kemapanannya di perusahaan.

Mengapa "wirausah ?" Temyata

begitu banyak variasi pekerjaan dan

perubahan yang sangat menantang

dalam dunia wirausaha.

3. 2. Menumbuhkan Kompetensi

Kewirausahaan

Wirausaha yang sukses pada

umumnya adalah mereka yang memiliki

kompetensi yaitu : seseorang yang

memiliki ilmu pengetahuan,

keterampilan dan kualitas individu yang

meliputi sikap, motivasi, nilai serta

tingkah laku yangn diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan/kegiatan.

Keterampilan yang harus dimiliki :

a. Managerial skill

Managerial skill atau keterampilan

manajerial merupakan bekal yang

harus dimiliki wirausaha. Seorang

wirausahawan harus milmpu

menjalankan f'ungsi-fungsi

perencanaan, pengorganisasian,

penggerakkan dan pengawasan agar

usaha yang dijalankannya dapat

mencapai tujuan yang diinginkan.

Kemampuan menganalisis dan

mengembangkan pasar, kemampuan

mengelola sumber daya manusia.

material. uang, fasilitas dan seluruh

sumber daya perusahaan merupakan

syarat mutlak untuk menjadi

wirausaha sukses. Secara garis besar

ada dua cara untuk menumbuhkan

kemampuan manajerial, yaitu

melalui jalur fbrmal dan informal.

Jalur formal misalnya melalui

jenjang lembaga pendidikan sekolah

menengah kejuruan bisnis dan

manajemen atau melalui pendidikan

tinggi misalnya departemen

administrasi niaga atal departemen

manajemen yang tersebar berbagai

perguruan tinggi baik negeri maupun

swasta. Jalur informal, misalnya

melalui seminar, pelatihan dan

otodidak serta melalui pengalaman.

b. L'onceptual skill

Kemampuan untuk merumuskan

tujuan, kebijakan dan strategi usaha

merupakan landasan utama menuju

wirausaha sukses. Tidak mudah

memang mendapatkan kemampuan

ini. Kita harus akstra keras belajar

dari berbagai sumber dan terus

belajar dari pengalaman sendiri dan

pengalaman orang lain dalam

berwirausaha.

c. Human skill (keterampilan

memahami, mengerti, berkomunikasi

dan berelasi)

Supel, mudah bergaul, simpati dan

empati kepada orang lain adalah

modal keterampilan yang sangat

56

mendukung kita menuju keberhasilan

usaha. Dengan keterampilan seperti

ini, kita akan memiliki banyak

peluang dalam merintis dan

mengembangkan usaha. Upaya yang

dapat dilakukan untuk meni ngkatkan

kemampuan ini misalnya Dengan

melatih diri diberbagai organisasi.

bergabung dengan klub-klub hobi

dan melatih kepribadian kita agar

bertingkah laku mentenangkan bagi

orang lain

d. Decision making skill (keterampilan

merumuskan masalah dan

mengambil keputusan)

Sebagai seorang wirausaha, kita

seringkali dihadapkan pada kondisi

ketidakpastian. Berbagai

permasalahan biasanya bermunculan

pada situasi seperti ini. Wirausaha

dituntut untuk mampu menganalisis

situasi dan merumuskan berbagai

masalah untuk dicarikan berbagai

altematif pemecahannya. Tidak

mudah memang memilih altematif

terbaik dari berbagai altematif yang

ada. Agar tidak salah menentukan

altematif, sebelum mengambil

keputusan, wirausaha harus mampu

mengelola informasi sebagai bahan

dasar pengambilan keputusan.

Keterampilan memutuskan dapat kita

pelajari dan kita bangun melalui

berbagai cara. Selain pendiudikan

formal, pendidikan informal melalui

pelatihan, simulasi dan berbagi

pengalaman dapat kita peroleh.

e. Time managerial skill ( keterampilan

mengatur dan menggunakan waktu)

Para pakar psikologi mengatakan

bahwa salah satu penyebab atau

sumber stress adalah

ketidakmampuan seseorang dalam

mengatur waktu dan pekerjaan.

Ketidakmampuan mengelola waktu

membuat pekerjaan menjadi

menumpuk atau tak kunjung selesai

sehingga membuat jiwanya gundah

dan tidak tenang. Seorang wirausaha

harus terus belajar mengelola waktu.

Keterampilan mengelola waktu dapat

memperlancar pelaksanaan pekerjaan

dan rencana-rencana yang telah

digariskan.

57

DAF'TARPUSTAKA

Buchari Alma. 2003. Kewirausahoan.

Bandung: All'abeta.

Longenecker, Justin G., et al. 2000.

Kewirausahaan: Manaiemen

Usaha Kecil. Jakarta : Salemba

Empat

Meredith. Geoffrey G. 2002.

Kewirqusah*an: Teori dan

Praktek. Jakarta : PPM

Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suryana. 2003. Kewirausahaan:

Pedoman Praktis. Kiat dan

Proses Menuju Su,kses. Jakarta:

Salemba Empat

58

EKSISTENSI INSTITUSI KEUANGAN KONVENSIONAL DAN ISLAMSEBAGAI SUMBERKEUANGAN DAN KREDIT

ABDUL MAJID

ABSTRAK

Research on underlying behavior of both current and prospective consumer within

banking industry is an important issue. The choice ol consumer in selecting banking

institution not only determined by economical .factors but also may influence

noneconomic .fitctors, such as their ottitude and beliefs. This article was based on the

research conducted to identify factors thst could diflerentiate consumers' choice on

selecting banking senices; befiveen conventional and syaria banks. The sample oJ this

study was divided into four groups; syaria customer, conventional bank's customer,

customer oJ both syaria and conventional bqnlts, and non-consumer neither syaria nor

conventional banla. The sample was selected by using convenience sampling technique

located in municipalities and regencies where there exist both syaria and conventional

banks ofices. The respondent of the study varies based on their demography

charqcteristics which consist of 310 repondents. The datu v)as analysed by utilizing

descriptive approach and crosstab analysis. Further, in oyder to determine lhe

dimension of-factors underlying the buying decision oJ'customer in selecting the banks,

this study employs factor analysis. The result of factor anlysis indicates that there exist

diferences in the dimension underlying their decision in selecting banks. In case ofsyaria bank, there are several dimensions, namely; perception. personnal selling,

family. cost and benefit, religion and beliejs. Meanwhile for conventional bank such

underlying dimension influenced by; rational motivation, cost and benefit, family,promotional octivities, and life style. Further analysis through crosstab analysis, there

exist several relationships between several dimensions utilized in the study. Such

relationship has beenJbund between the age, income, educational level, occupation and

the banking type that the respondent selects. The research also .found that there is no

relalionship between repondent's perception on interest and the type oJ bank thdt they

choose. In other word, the majorily of respondent of this study did not agree with the

II

inlerest principle but they still choose to fual with banking institution based on their

economic rationale. Keywords: syaria bonk ond conventiottal bank.

Pendahuluan

Perkembangan peran perbankan

syariah di Indonesia tidak terlepas dari

sistem perbankan di lndonesia secara

umum. Sistem perbankan syariah juga

diatur dalam Undang-undang No. 10

tahun 1998 dimana Bank Umum adalah

bark yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan

prinsip syariah yang kegiatannl a

memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Peran bank syariah dalam

memacu pertumbuhan perekonomian

daerah semakin strategis dalam rangka

mewujudkan struktur perekonomian

yang semakin berimbang. Dukungan

terhadap pengembangan perbankan

syariah juga diperlihatkan dengan

adanya "dual banking system", dimana

bank konvensional diperkenankan untuk

membuka unit usaha syariah.

Pemahaman dan sosialisasi

terhadap masyarakat tentang produk dan

sistem perbankan syariah di Indonesia

masih sangat terbatas. Hal ini di dukung

oleh data yang dipublikasikan oleh

Bank Indonesia, bahwa hingga Oktober

2006, perbankan syariah hanya

memiliki 1,5% dui total pangsa pasar

perbankan secara nasiional (the Point,

1006). \Ieskipun mayoritas penduduk

Indonesia adalah kaum muslim, tetapi

pengembangan produk syariah berjalan

lambat dan belum berkembang

sebagaimana halnya bank konvensional.

Upal'a pengembangan bank syariah

tidak cukup hanya berlandaskan kepada

aspek-aspek legal dan peraturan

perundang-undangan tetapi juga harus

berorientasi kepada pasar atau

masl aralat sebagai pengguna jasa

(konsumen) lembaga perbankan.

Keberadaan bank (konvesional dan

sl ariah) secara umum memiliki fungsi

strategis sebagai lembaga intermediasi

dan memberikan jasa dalam lalu lintas

pembal aran. namun karakteristik dari

kedua tipe bank (konvensional dan

s1-ariah.) dapat mempengaruhi perilaku

calon nasabah dalam menentukan

pret-erensi mereka terhadap pemilihan

antara kedua tipe bank tersebut. Lebih

lanjut, perilaku nasabah terhadap

produk perbankan (bank konvensional

dan bank svariah) dapat dipengaruhi

oleh sikap dan persepsi masyarakat

terhadap karakteristik perbankan itu

sendiri. Sumatera Barat sebagai salah

60

satu propinsi di Indonesia, yang

didiminasi Kerjasama Bank lndonesia

dan Center for Banking Research

IJniversitas Andalas 2

oleh suku Minangkabau, memiliki

keunikan tersendiri terhadap perilaku

mengkonsumsi suatu produk.

Struktur dan persepsi

masyarakat Sumatera Barat yang sudah

terbangun dengan mayoritas

masyarakatnya yang religius sangat

memungkinkan terdapatnya berbagai

persepsi yang mempengaruhi perilaku

masyarakat dalam memilih bank.

Namun demikian, faktor keagamaan

atau persepsi yang hanya didasari oleh

alasan keagamaan saja belum tentu

mempengaruhi perilaku masyarakat

terhadap keputusan dalam

menggunakan suatu jenis jasa

perbankan. Selain itu aspek-aspek non-

ekonomis diduga juga dapat

mempengaruhi interaksi masyarakat

terhadap dunia perbankan. Dengan

memahami preferensi masyarakat

terhadap bank-bank tersebut, maka bank

(syariah atau konvensional) memiliki

.judgement yang kuat untuk mendisain

strategi dan kebijakan agff lebih

bersilat marktt driven. Jika kita

bandingkan antara bank konvensional

dan bank syariah, maka share atau

pangsa pasar DPK tahun 2004 yang

telah digarap oleh bank syariah di

Sumatera Barat relative kecil (3,36%)

dibanding bank konvensional. Jika

diperhatikan lebih lanlut, hingga Mei

2006 persentase share DPK tersebut

cenderung mengalami penurunan.

Hal ini perlu menjadi perhatian

institusi, baik Bank Indonesia maupun

bank syariah itu sendiri, karena jika

fenomena ini tidak diantisipasi, maka

kemungkinan share barlr. syariah di

Sumatera Barat akan semakin kecil.

Artikel ini membahas tentang perilaku

keputusan pembelian konsumnen

terhadap perbankan di dalam

menentukan pilihannya atas jasa

perbankan. Bahagian berikut ini

membahas tinjauan literatur yang

berhubungan dengan konsep dan teori

tentang perilaku konsumer terhadap

pemasaran jasa perbankan. Pada

bahagian ini juga akan dibahas tinjauan

penelitian terdahulu yang telah

dilakukan, baik dalam konteks lokal,

nasional maupun intemasional, terhadap

perilaku konsumen perbankan.

Selanjutnya, akan dibahas metodologi

penelitian di dalam mencapai tujuan

penelitian, dilanjutkan dengan

61

I

pembahasan tentang hasil dan implikasi

penelitian di Sumatera Barat. Pada

bahagian aklir akan diuraikan

kesimpulan dan rekomendasi kebijakan

atas hasil penelitian yang dilakukan.

Metode Penelitian

Daerah penelitian ini meliputi 4

kabupaten/kota di wilayah Sumatera

Barat. dengan kiteria bahwa pada

masing-masing daerah tersebut

beroperasi kedua tipe bank (bank

konvensional dan Kerjasama Bank

Indonesia dan Center tbr Banking

Research Universitas Andalas 5 bank

syariah). yaitu: Kota Padang,

Bukittinggi, Kab. Pasaman, dan Kab 50

Kota. Sampel penelitian ini terdiri dari

empal cluster; yaitu nasabah bank

konvensional, nasabah bunk syariah,

nasabah bank konvensional dan syariah,

dan non-nasabah. Jumlah kuesioner

yang didistribusikan berj umlah 310 set

yang disebarkan langsr,rng oleh sr,rveyor

pada lokasi penelitian terpilih. Disain

pokokpokok isi kuesioner penelitian

meliputi aspek demografi, aktifitas

penggunaan jasa perbankan, dan

perilaku konsumen. Aspek demografi

terdiri dari: (l) tipe bank (syariah atau

konvensional), (2) nasabah perorangan

atau non-perorangan, (3)

KabupatedKota asal, (4) usia, (5) jenis

kelamin, (6) status perkawinan, (7) jenis

pekerjaan, (8) penghasilan perbulan.

Aktifitas penggunaan jasa perbankan

meliputi: (l) persepsi tentang bunga, (2)

pertimbangan memilih bank, (3) lama

menjadi nasabah. (4) informasi tentang

bank. Sedangkan aspek perilaku

konsumen terdiri dari (l) unsur

marketing-mix, (2) sikap dan, (3)

persepsi konsumen. lndikator aspek

perilaku konsumen diukur dengan

menggunakan skala likert 5 poin (1,

berarti Sangat Tidak Setuju; 2, berarti

Tidak Setuju; 3. berarti Netral/Ragu-

ragu; 4, berarti Setuju; dan 5, berarti

Sangat Setuju). Analisis terhadap sikap

dan perilaku masyarakat dalam memilih

bank syariah, digunakan analisis

statistik deskriptif berupa tabulasi

silang, grafik, rata-raia dan frekuensi.

Untuk mengetahui laktorfaktor apa saja

yang mempengaruhi perilaku

masyarakat dalam memilih bank syariah

dan bank konvensional digunakan

analisis faktor. Selanjutnya, untuk

mengidentitikasi hubungan antara

berbagai faktor perilaku konsumen di

dalam memilih jasa perbankan.

digurakan cross tab analysis.

Ix

62

Hasil dan Pembahasan

Karaheristik Responden Hasil

penelitian lapangan menunjukkan

bahwa responden yang berada dalam

usia produktif be{umlah 95 % dari total

responden atau sebanyak 295 orang

(dari 310 orang responden yang diteliti).

Sisanya (15 orang) atau 5% dari total

jumlah responden berada dalam

kategori usia tidak produktif.

Responden dalam penelitian ini

didominasi oleh jenis kelamin laki-laki

(57% atau 178 orang), sisanya

merupakan perempuul (132 Kerjasama

Bank Indonesia dan Center for Banking

Research Universitas Andalas 6 orang

atau 33o/o). Dilihat dari tingkat

pendidikan terakhir responden,

responden dalam penelitian ini

didominasi oleh mereka yang

berpendidikan sarjana sebesar 39o/o atau

121 orang, sedangkan jumlah yang

paling kecil merupakan responden

dengan tingkat pendidikan SD atau

lainya (1,3%o atau 4 orang). Urutan

kedua adalah responden dengan

pendidikan SLTA atau sederajat (32 %),

diikuti oleh mereka yang berpendidikan

diploma (D3) sebesar 17 %0, dan

pascasarjana 5,8%. Berdasarkan

distribusi responden menurut jenis

pekerjaan, maka mayoritas responden

peneitian adalah mereka yang beke{a

sebagai wirasw asta (97 orang atau

31%), diikuti oleh mereka yang

berprofesi sebagai karyawan swasta (g4

orang atau 27%o), sedangkan yang

terkecil adalah responden berupa

pensiunan sebanyak 5 orang (1,6%).

Lebih lanjut, jika dilihat dari jumlah

penghasilan per bulan, maka responden

yang diteliti didominasi oleh mereka

yang berpenghasilan Rp t hingga 2 jura

perbulan adalah sebesar 42% (129

orang). Selanjutnya, responden yang

berpenghasilan kecil dari satu juta per

bulan adalah sebesar 299lo (92 orang).

Sedangkan responden yang paling

sedikit porsinya dalam penelitian ini

adalah responden dengan penghasilan di

atas Rp 3 juta per bulan, berjumlah l4%(42 orang) dari total responden.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menemukan bahwa

terdapat perbedaan persepsi terhadap

keberadaan bank syariah disbanding

dengan bank konvensional. Dari 124

responden nasabi*r bank konvensional.

sebanyak 51,4% menyatakan bahwa

konsep bunga bertentangan dengan

ajaran agama. Namun demikian mereka

I

-

63

-

tetap memilih untuk tetap berhubungan

dengan berbagai produk yang

ditawarkan bank konvensional. Hanya

29,8% dat', jumlah responden yang

menyatakan dengan tegas bahwa konsep

bunga tidak bertentangan dengan ajaran

agzrma, sehingga dapat menjadikan

ligitimasi bagi mereka untuk tetap

berhubungan dengan berbagai produk

banl konvensional. Sementara sisanya

( 18,5%) berpendapat bahwa mereka

tidak tahu; apakah bunga bertentangan

dengan agama. Lebih lanjut, jika

dihubungkan dengan fiekuensi

responden yang telah mengenal

beroperasinya bank Syariah di Sumatera

Barat, mayoritas (94,4%) menyatakan

mengenal keberadaan bank dan produk

Ke{asama Bank Indonesia dan Center

lbr Banking Research Universitas

Andalas 7 bank syariah tetapi jumlah

responden bank konvensional yang

memahami tentang prinsip bank syariah

relatif kecil dari jumlah tersebut

(34,7%). Hasil ini memberikan indikasi

bahwa responden yang memilih bank

konvensional telah

mengetahui keberadaan bank Syariah,

tetapi tetap memutuskan untuk

berhubungan dengan bank

konvensional. Dalam kaitan ini juga

dapat diduga bahwa faktor lamanya

berhubungan dengan bank konvensional

(misaknya aspek loyalitas pelanggan)

ikut memberikan kontribusi

kecendemngan responden yang

memahami bahwa bunga bank

bertentangan dengan agama namun

tetap memilih untuk memakai .jasa atau

produk bank konvensional. Hasil

pengujian dengan cross-tab analysis

mendukung bahwa tidak terdapat

hubungan signifikan anlara persepsi

tentang bunga dengan keinginan untuk

menjadi nasabah bank syariah. Dengan

demikian dapatn disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan persepsi yang

signifikan berdasarkan niat nasabah

bank konvensional untuk menjadi

nasabah bank syariah. Analisis lebih

lanjut menunj ukkan bahwa sejumlah

besar reponden bank konvensional

(610/0) s?.ait ini masih "tertarik" serta

"mempertimbangkan" untuk pindah ke

bank syariah. Sebaliknya. reponden

yang menyatakan "tidak tertarik', untuk

pindah dari bank konvensional ke bank

syariah memberikan alasan utama

disebabkan oleh; (a) inibrmasi bank

syariah tidak jelas, (b) tidak tahu

tentang produk bank syariah, (c)

terbatasnya jaringan kantor bank

64

I

syariah, serta (d) saat ini belum

membutuhkan layanan perbankan

syariah. Namun demikian, responden

tidak memberikan klarifikasi lebih

lanjut menyangkut pilihan mereka

bahwa "saat ini mereka belum

memerlukan layanan perbankan

syariah". Penelitian ini juga

memberikan informasi tentang

pertimbangan responden di dalam

memilih jasa bank konvensional. Hasil

jawaban responden di atas memberikan

gambaran bahwa pertimbangan paling

dominan da.lam pemilihan bank

konvensional adalah faktor prosedur

(cepat dan mudah), berhubungan

dengan bank, serta kedekatan lokasi

(rumah dan/atau tempat kerja)

responden dengan kantor bank.

Pertimbangan di atas lebih dipilih

dibandingkan dengan faktor reputasi

dan image bank, jumlah kantor

banJ</cabang yang tersedia untuk

melayani kebutuhan mereka. jaminan

atas Kerjasama Bank Indonesia dan

Center tbr Banking Research

Universitas Andalas 8 uang yang

ditempatkan, persyaratan yang diminta

oleh bank serta ketersediaan teknologi

perbanJ<an. Preferensi konsumen dalam

memilih jasa perbankan konvensional

lebih ditentukan oleh faktor yang tidak

berhubungan dengan produk (non

product), seperti; prosedur yang lebih

cepat dan mudah, kedekatan lokasi

bank. reputasi bank serta jumlah

kantor/cabang sebuah bank.

Berdasasarkan hasil survei terhadap

responden nasabah bank syariah di

Sumatera Barat, mayoritas responden

(81,5%) menyatakan bahwa konsep

bunga bertentangan dengan ajaran

agama. Hasil ini dapat dianggap

merupakan alasan paling mendasar bagi

reponden tersebut di dalam memilih

bank syariah. Hanya 12,9%o dari jumlah

responden yang dengan tegas bahwa

konsep bunga tidak bertentangan

dengan ajaran agama. namun persepsi

ini tidak mempengaruhi mereka untuk

tetap berhubungan dengan berbagai

produk bank syariah. sementara sisanya

(5,6%o) menyatakan pendapat bahwa

mereka tidak tahu.

Kesimpulan

Cakupan studi ini lebih ditekankan

kepada aspek kelembagaan perbankan

(syariah atau konvensional) sehingga

belum meneliti perilaku pembelian

konsumen terhadap produk (iasa)

perbankan yang ditawarkan oleh kedua

65

jenis bank tersebut. Studi lanjutan

diperlukan untuk mengindentifikasi;

apakah perilaku konsumen dalam

memilih jenis bank tersebut juga

dipengaruhi oleh tipe dan varian produk

yang ditawarkan oleh setiap jenis bank?

Studi yang telah dilakukan juga belum

memberikan penekanan terhadap jenis

nasabah (individu versus institusional)

di dalam memahami persepsi mereka

terhadap keberadaan ke dua jenis bank

sehingga studi lanjutan diperlukan

mengidentifikasi berdasarkan sampel

Ke{asama Bank Indonesia dan Center

for Banking Research Universitas

Andalas 4 dengan karakteristik tertentu

(misalnya: nasabah institusi). Lebih

lanjut, sesuai dengan budaya

collectivism yang hidup ditengah

masyarakat Sumatera tsarat dan

besarnya peranan "tiga tungku

sejarangan, tiga tali sepilin" antara;

ninik mamak (pemuka adat). alim

ulama, dan cerdik pandai (kaum

berpendidikan) sebagai kelompok acuan

(role model), perlu diakomodasi melalui

penelitian lanjutan dengan pendekatan

kualitatit'. Penelitian tersebut diperlukan

untuk mengetahui persepsi

mereka (tiga pihak) tersebut terhadap

keberadaan lembaga dan produk

perbankan syariah sehingga diperoleh

gambaran apakah mereka memahami

serta merekomendasi petlunya

perbankan syariah untuk dikembangkan

di Sumatera Barat.

Daftar Pustaka

Ahmad. N dan Haron, S. 2001.

Perception of Malaysian

Corporate Customers Toward

Islamic Banking Products &

Services. lnternational Journal

of Islamic Financial Service,

Vol. 3 No. 4.

Almossawi, M. 2001. Bank selection

criteria employed by college

students in Bahrain: an

emperical analysis, The

International Journal ol Bank

Marketing, Vol.i9 No. 3. pp

115.

Bank Indonesia. 2001. Potensi.

Preferensi dan Perilaku

Masyarakat terhadap Bankn

Syariah di Jawa Barat. Jakarta.

66

r

Bank Indonesia. 2001. Potensi,

PreJerensi dan Periktku

MasYarakat terhadaP Bank

Syariah di Sumatera Barat.

Jakarta.

Boyd, W., Leonard, M., & White, C.

1994. Customer Preferences for

financial services: an analYsis,

International Journal of Bank

Marketing, Vol. 12 , No.l, PP

9- 15.

Coyle, T. 1999. The bank of tomorrow,

Americsn Communi1) Banker,

Vol 8, No.7, PP. 16-18 Ho, P.

F., Ong, P.Y and Thia, B. H.

1995.

selection criteria and multiPle

banking Phenomena in

Singapore. Unphublished MBA

dissertation, School of

Accountacy and Business,

Nanyang Technological

University Haron, S., Ahmed,

N.. & Planisek, S. 1994. Bank

patronage factors of Muslim

and non-Muslim customers,

International Journal of

Marketing, Vol. 12, No.l, PP

32-40.

lnstitut Pertanian Bogor' 2004. Potensi'

Preferensi dan Perilaku

Masyarakat terhadaP Bank

Syariah di WiloYah

Kalimantcn Selqtln.

Kerjasama Direktorat

Perbankan SYariah - Bank

Indonesia dengan Institut

Pertanian Bogor.

Keriasama Bank Indonesia dan Center

for Banking Research

Universitas Andalas 2

Kompas. 2005. Pangsa Perbankan

Syariah 2(.)l I diPredilcsi 20

persen.

67