Upload
trinhnhu
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Sekolah
Sejarah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan SMA YP Unila,
dulunya sebagai wadah belajar Universitas Lampung yang kampusnya
disatukan di Gedung Meneng. Berdirinya Sekolah Menengah Atas Yayasan
Pembina Unila pada tahun 1981 dibawah naungan Yayasan Pembina Unila
dengan Akta Notaris No. 45 tanggal 25 Februari 1974 dengan status
terakreditasi No: 04/BASPROP/LAMP/2005. Tujuan didirikannya SMA YP
Unila yaitu berusaha untuk dapat ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan cara berfikir anak didik serta berusaha
memajukan pola pikir masyarakat.
Untuk menunjang pendidikan, SMA YP Unila mempunyai usaha
pengembangan dengan menyediakan berbagai saranan pendidikan yang
mendukung proses belajar mengajar walaupun belum dapat dikatakan
sempurna atau lengkap untuk sebuah lembaga yang berkecimpung dalam
dunia pendidikan.
40
Sarana dan fasilitas yang saat ini dimiliki SMA YP Unila antara lain: 29 ruang
belajar, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang tata usaha,
ruang dewan guru, ruang BP, ruang OSIS, ruang UKS, laboratorium,
perpustakaan, mushola, ruang multimedia, lapangan, areal parkir, WC, dan
kantin.
2. Visi dan Misi SMA YP Unila
Visi Sekolah: “Menjadi sekolah bermutu dan berakhlak”.
1. Bermutu dalam output
2. Bermutu dalam kegiatan-kegiatan ilmiah
3. Bermutu dalam input
4. Bermutu dalam proses belajar mengajar
5. Guru:
a. Berakhlak dalam menyampaikan materi pelajaran
b. Berakhlak dalam pergaulan dengan siswa
c. Berakhlak dalam pergaulan dalam masyarakat
6. Siswa:
a. Berakhlak dengan guru
b. Berakhlak dengan sesama teman
c. Berakhlak dengan orang tua
41
d. Berakhlak dalam pergaulan masyarakat
Misi
1. Meningkatkan proses pendidikan secara optimal
2. Meningkatkan disiplin belajar secara mandiri
3. Membina minat dan bakat secara optimal
4. Meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada secara optimal
5. Meningkatkan kegiatan keagamaan melalui pembinaan akhlak pesrta didik
untuk lebih baik secara berkelanjutan dengan dihubungkan dengan materi
pelajaran agama seperti pengajian-pengajian baik dikalangan siswa/ i
maupun guru atau kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
6. Meningkatan kesejahteraan guru dan karyawan
3. Situasi dan Kondisi Sekolah
a. Letak dan Kondisi Sekolah
SMA YP Unila Bandar Lampung terletak di Jalan Jenderal Suprapto No. 88
Tanjung Karang Bandar Lampung. Letak yang cukup strategis ini yang berada
di pusat kota namun tidak terganggu dengan kebisingan kota serta mudah
dijangkau dari segala penjuru, sehingga memungkinkan dalam proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien.
SMA YP Unila Bandar Lampung pada tahun 2007 sedang dalam proses
pembangunan dan selasai pada tahun 2008. adapun tujuan pembangunan ini
untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan membangun satu gedung
42
bertingkat dalam rangka memajukan mutu pendidikan dan sekolah yaitu
penambahan kelas dan perubahan situasi sekolah agar dapat menunjang proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien.
SMA YP Unila Bandar Lampung saat ini dipimpin oleh Bapak Drs.Hi.
Berchah Pitoewas, M.H. Seksi bidang kurikulum dipegang oleh Bapak Dodik
Santoso, S.Pd. Seksi Bidang Kesiswaan dipegang oleh Ibu Dra. Hj. Yani
Hernawati. Guru yang mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung tahun
pelajaran 2008/2009 berjumlah 50 orang, Karyawan di SMA YP Unila Bandar
Lampung berjumlah 14 orang, tenaga administrasi 7 orang, Perpustakaan 1
orang, dan Satpam 3 orang. Dengan fasilitas pendukung pelaksanaan belajar
mengajar yang cukup lengkap membuat terciptanya pelaksanaan pembelajaran
yang baik.
b. Fasilitas Fisik
Secara fisik, SMA YP Unila Bandar Lampung mempunyai fasilitas yang
sudah memadai, misalnya gedung kelas, mushola, koperasi sekolah,
perpustakaan, dan laboratorium, Adapun fasilitas yang mendukung dalam
kegiatan proses belajar mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung yaitu:
1) 1 ruang Kepala Sekolah
2) 2 ruang Wakasek
3) 1 ruang TU
4) 1 ruang guru
5) 27 ruang kelas
6) 3 ruang laboratorium
43
7) 1 ruang perpustakaan
8) 1 ruang BP
9) 1 ruang UKS
10) 1 ruang musholla
11) 1 ruang OSIS
12) 2 ruang WC guru
13) 5 ruang WC siswa
14) 1 kantin
15) 1 gudang
16) 1 lapangan upacara merangkap lapangan olahraga
17) 1 lapangan parkir
18) 1 aula (ruang serbaguna).
c. Keadaan Laboratorium Sekolah
1. Laboratorium IPA
Laboratorium ini biasanya digunakan untuk mata pelajaran IPA (fisika, kimia
dan biologi). Apabila ada pokok bahasan yang mengharuskan siswa untuk
praktik maka tempatnya di laboratorium.
2. Laboratorium Komputer
Laboratorium ini digunakan untuk mata pelajaran komputer. Komputer untuk
praktik murid disini tersedia 44 buah. Salah satu keunggulan di Laboratorium
komputer ini ialah telah terpasangnya jaringan internet yang dapat membantu
anak dalam mengakses informasi yang terbaru mengenai berbagai ilmu
pengetahuan dalam rangka menambah pengetahuan yang tidak terdapat dalam
buku-buku sekolah.
44
3. Laboratorium Bahasa
Laboratorium ini biasanya digunakan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris..
d. Keadaan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan SMA YP Unila Bandar Lampung, telah dimanfaatkan dengan
baik oleh siswa/siswi mulai dari kelas X, XI dan kelas XII. Mereka
memanfaatkan perpustakaan sekolah ini terutama pada waktu istirahat dan
pelajaran kosong. Kegiatan yang mereka lakukan di perpustakaan ini sangat
bervariasi, yaitu terdiri dari hanya sekedar membaca, mengerjakan tugas,
mengerjakan LKS, memanfaatkan tempat untuk rapat kegiatan OSIS dan lain
sebagainya.
Menejemen pengelolaannya pun sudah terbilang cukup baik, dimana para
siswa/i yang akan meminjam buku di perpustakaan ini diwajibkan mempunyai
kartu perpustakaan. Demikian pula dengan para guru telah memanfaatkan
perpustakaan sebagai petunjuk dalam proses belajar mengajar. Buku dalam
perpustakaan ini tersusun rapi dalam rak buku dan lemari kaca sehingga
terhindar dari debu. Buku yang tersedia di perpustakaan SMA YP Unila
Bandar Lampung berasal dari:
- Sumbangan para siswa/i yang sudah lulus sekolah (alumni).
- Departemen Pendidikan Nasional.
- Pihak sekolah membeli sendiri.
45
Sedangkan aktivitas pokok yang dilaksanakan oleh perpustakaan SMA YP
Unila Bandar Lampung adalah sebagai berikut.
1. Penelitian literatur keperluan kepada pemakai perpustakaan.
2. Pembinaan dan pengembangan.
3. Duplikasi, informasi ilmiah.
4. Pengelolaan bahan pustaka.
5. Pelayanan pemakaian perpustakaan.
6. Pemeliharaan perpustakaan.
Adapun organisasi dan struktur tugas adalah sebagai berikut :
- Koordinator perpustakaan
- Bagian teknis, pengadaan
- Penyusunan
- Bagian pelayanan, sirkulasi
- Buku rujukan
- Membaca
e. Tata Usaha
Bagian Tata Usaha di SMA YP Unila di ketuai oleh Bapak Sugeng Priyanto,
dibantu oleh 3 staf Tata Usaha. Kegiatan administrasi surat menyurat
dilakukan oleh tata usaha sekolah dan pelaksanaan meliputi :
1. Pendistribusian surat yang masuk dan surat yang keluar.
2. Pembuatan konsep-konsep surat.
3. Membantu pelaksanaan tata usaha.
46
4. Pekerjaan insidental.
4. Pengenalan Keadaan Sekolah
SMA YP Unila Bandar Lampung saat ini dipimpin oleh Bapak Drs.Berchah
Pitoewas, M.H. Seksi bidang kurikulum dipegang oleh Bapak Dodik Santoso,
S.Pd, Seksi bidang Kesiswaan dipegang oleh Ibu Dra. Hj. Yani Hernawati.
Guru yang mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran
2009/2010 berjumlah 50 orang, Karyawan di SMA YP Unila Bandar
Lampung berjumlah 14 orang, tenaga administrasi 7 orang, Perpustakaan 1
orang, dan Satpam 3 orang.
Berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman dan informasi dari guru dan
siswa, ternyata pengelolaan kelas di SMA YP Unila Bandar Lampung sangat
baik. Terpenuhi sarana dan prasarana memberikan motivasi tersendiri bagi
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dikalangan siswa juga
terbentuk pengelolaan kelas tersendiri, yang terdiri dari ketua kelas, sekretaris
dan bendahara serta jadwal piket siswa. Aktifitas rutin yang dilakukan setiap
memasuki jam pelajaran pertama selalu diawali dengan berdo’a dan ketika
akhir pelajaran sebelum pulang membaca do’a kembali.
Siswa yang belajar di SMA YP Unila Bandar Lampung terdiri dari berbagai
macam suku dan mereka berasal dari dalam dan luar kota Bandar Lampung.
Dilihat dari latar belakang dan pekerjaan orang tua mereka secara ekonomi
termasuk dalam golongan ekonomi menengah ke atas, dan hanya sebagian
kecil yang berasal dari golongan ekonomi lemah.
47
SMA YP Unila Bandar Lampung telah menerapkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang antara lain memuat beban belajar siswa
sebanyak 43 jam dalam satu minggu. Dengan perincian yaitu hari Senin
sampai Kamis sebanyak 32 jam, hari Jumat sebanyak 5 jam dan hari Sabtu
sebanyak 6 jam. Proses pembelajaran untuk hari Senin sampai Kamis dimulai
pada pukul 07.15 – 13.45, hari Jum’at 07.15 - 11.30, dan hari Sabtu 07.15 –
13.00. Waktu istirahat ada dua yaitu istirahat pertama pada pukul 10.15 –
10.30 (selama 15 menit) dan istirahat kedua pukul 12.00 -12.30 (selama 30
menit, lebih lama 15 menit dari istirahat pertama, memberikan kesempatan
kepada warga sekolah untuk melaksanakan ibadah sholat), pada hari Jum’at
dan Sabtu istirahat hanya satu kali.
B. Gambaran Umum Responden
Dalam Penelitian ini yang menjadi responden adalah siswa kelas X pada SMU
YP Unila Bandar Lampung yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Jumlah
responden yang dijadikan sampel sebanyak 183 siswa dari keseluruhan siswa
kelas X yang berjumlah 343 orang. Jumlah kuesioner yang disebarkan banyak
183 eksemplar sesuai dengan jumlah responden dan kuesioner tersebut dan
kembali dan dianalisis.
C. Deskripsi Data
Penelitian digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar dan
sarana belajar siswa dilakukan dengan menyebar angket yang telah ditentukan
indikatornya terlebih dahulu. Setelah melaksanakan penelitian dengan
48
menyebar angket kepada seluruh responden, maka diperoleh data dengan
minat belajar ekonomi ( 1 ) dan lingkungan belajar di sekolah ( 2 )
Untuk penyajian data secara kuantitatif, digunakan rumus Sturges sebagai
berikut:
Rentang = Nilai terbesar – Nilai terkecil
Banyak Kelas = 1 + (3,3) log n
Panjang kelas interval = Rentang
Banyak kelas
(Sudjana, 2002: 47)
Sedangkan penyajian data kualitatif, dilakukan pengelompokan data menjadi
tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Interval kelas = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Jumlah kelas
Data kualitatif ini digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas
dan berguna dalam pembahasan hasil penelitian, yang dapat dijadikan sebagai
perbandingan hasil penelitian yang bersifat kuantitatif ini dengan maksud
bahwa secara kualitatif juga signifikan.
1. Data minat belajar ekonomi
Data minat belajar ekonomi diperoleh menyebar angket kepada responden
yang terdiri dari 15 item soal. Hasil penyebaran angket diperoleh skor
tertinggi adalah 55 dan skor tertinggi adalah 34, sehingga dalam distribusi
frekuensi banyak kelas 8, panjang kelas interval 3. Distribusi frekuensi dapat
dilihat dalam tabel 6 sebagai berikut:
49
Tabel 6. Distribusi frekuensi variabel minat belajar ( 1 )
No Kelas Interval Frekuensi %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
34 – 36
37 – 39
40 - 42
43 - 45
46 – 48
49 – 51
52 – 54
55 – 57
3
14
33
54
43
25
12
1
1,62
7,57
17,84
29,19
23,24
13,51
6,49
0,54
Jumlah 185 100
Sumber: Hasil pengolahan data 2009
Berdasarkan data yang ada dalam distribusi frekuensi variabel minat belajar
ekonomi di atas selanjutnya dikategorikan kedalam kategori rendah, sedang,
dan tinggi dalam tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Kategori minat belajar ekonomi ( 1 )
No Kategori Kelas Interval Frekuensi %
1.
2.
3.
Rendah
Sedang
Tinggi
34 – 40
41 – 47
48 – 54
26
108
51
14,05
58,38
27,57
Jumlah 185 100
Sumber: Hasil pengolahan data 2009
50
Berdasarkan tabel 7 di atas, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
SMA YP Unila kelas X memiliki minat belajar pada mata pelajaran ekonomi
dalam kategori sedang. Artinya minat belajar yang dimiliki siswa cukup baik.
Dengan adanya minat pada diri siswa maka akan memberikan pengaruh positif
dalam diri mereka untuk belajar.
2. Data lingkungan belajar di sekolah ( 2 )
Data lingkungan belajar di sekolah diperoleh dengan menyebar angket kepada
responden yang terdiri dari 18 item soal. Hasil penyebaran angket diperoleh
skor tertinggi adalah 65 dan skor terendah adalah 44, sehingga dalam
distribusi frekuensi banyak kelas 8, panjang kelas interval 3. Distribusi
frekuensi dapat dilihat dalam tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Distribusi frekuensi variabel lingkungan belajar di sekolah ( 2 )
No Kelas Interval Frekuensi %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
44 – 46
47 – 49
50 – 52
53 – 55
56 – 58
59 – 61
62 – 64
65 – 67
9
22
32
46
36
24
13
3
4,86
11,89
17,30
24,86
19,46
12,97
7,03
1,62
Jumlah 185 100
Sumber: Pengolahan data 2009
51
Berdasarkan data tabel 8 di atas, maka lingkungan belajar di sekolah dapat
dikelompokan dalam beberapa kategori sebagaimana yang tertuang dalam
tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Kategori lingkungan belajar di sekolah ( 2 )
No Kategori Kelas Interval Frekuensi %
1.
2.
3.
Rendah
Sedang
Tinggi
44 – 50
51 – 57
58 - 64
40
97
48
21,62
52,43
25,95
Jumlah 185 100
Sumber: Hasil pengolahan data 2009
Berdasarkan tabel 9 di atas, diketahui bahawa lingkungan belajar di sekolah
siswa SMU YP Unila adalah cukup baik atau berada dalam kategori sedang.
Artinya siswa berada pada lingkungan belajar yang cukup baik meskipun
belum maksimal.
3. Data prestasi belajar ekonomi siswa kelas X (Y)
Data tentang prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila tahun
pelajaran 2008/2009 diperoleh dari nilai MID semester dan diperoleh nilai
tertinggi 76 dan nilai terendah 53 , sehingga dalam distribusi frekuensi
banyak kelas 8 ,panjang kelas interval 3 . Distribusi frekuensi dapat dilihat
dalam tabel 10 sebagai berikut:
52
Tabel 10. Distribusi prestasi belajar ekonomi (Y)
No Kelas Interval Frekuensi %
.1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
53 – 55
56 – 58
59 – 61
62 – 64
65 – 67
68 – 70
71 – 73
74 – 76
9
26
38
46
33
18
10
5
4,86
14,05
20,54
24,86
17,84
9,73
5,41
2,70
Jumlah 185 100
Sumber: Pengolahan data 2009
Berdasarkan data tabel 10 di atas, maka prestasi belajar ekonomi dapat
dikelompokan dalam beberapa kategori sebagaimana yang tertuang dalam
tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11. kategori prestasi belajar ekonomi
No Kategori Kelas Interval Frekuensi %
1.
2.
3.
Rendah
Sedang
Tinggi
53 – 60
61 – 68
69 - 76
59
100
26
31,89
54,05
14,05
Jumlah 185 100
Sumber: Hasil pengolahan data 2009
53
Berdasarkan tabel 11 diatas, dapat diketahui prestasi belajar ekonomi siswa
SMU YP Unila siswa kelas X berada dalam kategori sedang.
D. Uji Persyaratan Angket dan Analisis Data
1. Uji Validitas Angket
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
angket. Sebelum angket disebarkan kepada responden untuk mendapatkan
data yang mendukung penelitian, diadakan ujicoba angket yang dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kereabilitasan angket tersebut. Uji
validitas yang digunakan adalah rumus Product Moment dari Karl Pearson.
Dari hasil uji validitas terhadap item soal variabel minat belajar ekonomi ( 1 )
dan lingkungan belajar di sekolah ( 2 ).
Kriteria pengujian validitas adalah apabila r hitung > r tabel (α=5%) maka
instrumen tersebut dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya jika didapat
r hitung < r tabel maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Item soal variabel minat belajar ( 1 ) yang berjumlah 15 butir semua item soal
yang diujikan terdapat beberapa soal yang tidak valid ini di ketahui dari nilai
hitungr dari masing-masing butir soal nomor 5 dan 12 yaitu 0.219 dan 0.168
yang lebih kecil dari tabelr yaitu 0,444 (n=20, α=5%). Sedangkan item soal
variabel lingkungan belajar di sekolah ( 2 ) yang berjumlah 18 butir yang
diujikan terdapat beberapa soal yang tidak valid. Ini diketahui dari nilai hitungr
dari masing-masing butir soal nomor 1, 9, dan 17 yaitu 0. 352, 0. 246, dan 0.
358 yang lebih kecil dari tabelr yaitu 0,444 (n=20, α=5%).
54
Butir soal- soal yang tidak valid kemudian telah direvisi kembali sehingga
muncul butir- butir pertanyaan baru yang lebih baik dan memenuhi syarat
untuk disebarkan kepada responden.
2. Uji Reliabilitas Angket
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan
rumus alpha. Setelah dilakukan pengujian instrumen Minat belajar ekonomi
( 1 ) dan lingkungan belajar di sekolah ( 2 ) didapat hitungr untuk 1 sebesar
0.917 dan 2 sebesar 0.837. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan kriteria
tingkat realibilitas, yaitu:
0,800 – 1,000 = sangat tinggi
0,600 – 0,799 = tinggi
0,400 – 0,599 = cukup
0,200 – 0,399 = rendah
0,000 – 0,199 = Sangat rendah
Dari hasil perbandingan dengan kriteria pengujian tersebut, maka dinyatakan
bahwa tigkat reliabilitas dari kedua instrumen tersebut ( 1 =0.917 dan
2 =0,837) adalah sangat tinggi.
55
3. Uji Normalitas
Penelitian ini adalah merupakan penelitian sampel. Untuk mengetahui apakah
sampel berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji normalitas sampel
dengan menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov. Hasil pengujian normalitas
sampel dengan menggunakan menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov
adalah sebagai berikut.
Tabel 12. Uji Normalitas
Variabel Kondisi ( Sig. > ) Keterangan
X 1 0,064 > 0,05 Berdistribusi Normal
X 2 0,061 > 0,05 Berdistribusi Normal
Y 0,200 > 0,05 Berdistribusi Normal
Sumber : Hasil pengolahan data 2009.
Untuk menguji normalitas data digunakan rumusan hipotesis sebagai berikut.
0 : data berasal dari populasi berdistribusi normal
1 : data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Kriteria Pengambilan keputusan:
Tolak H 0 apabila nilai signifikansi (sig.) < 0.05 berarti distribusi sampel
tidak normal
Tolak H 1 apabila nilai signifikansi (sig.) > 0,05 berarti distribusi sampel
normal
Dari hasil perhitungan didapat bahwa angka signifikan untuk semua variable
pada uji kolmogrov- Smirnov lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima, dengan
kata lain distribusi data semua variabel adalah normal.
56
4. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas sampel bertujuan untuk mengetahui apakah data
sampel yang diambil dari populasi itu bervarians homogen ataukah tidah.
Untuk menguji homogenitas data digunakan rumusan hipotesis sebagai
berikut.
H 0 : Varians sampel berasal dari populasi homogen
H 1 : Varians sampel brasal dari populasi yang tidak homogen
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika probabilitas (sig.) > 0.05 maka H 0 diterima
Jika Probabilitas (sig.) < 0,05 maka H 0 ditolak
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji Bartlett, hasil perhitungan
homogenitas diperoleh χ 2hitung = 2,957 dengan probabilitas 0,053 dan χ 2
tabel
pada α = 0,05 dan dk = k-1 adalah 5,991. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel- variabel tersebut memiliki varians yang sama atau homogen karena
nilai χ 2 hitung < χ 2 tabel dan probabilitas Sig. 0,053 > 0,05.
5. Uji kelinearan dan keberartian
5.1 Uji Kelinearan X 1 dan X 2
Uji kelinieritasan garis regresi (persyaratan analisis) dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui apakan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini
linier atau non linier.
57
Dengan kriteria jika F hitung F tabel dengan dk pembilang k-2 dan dk penyebut
n-k maka regresi adalah linier, sebaliknya tidak linier.
Kesimpulan dari hasil perhitungan SPSS pada tabel anava:
1. X 1 (minat belajar ekonomi) F hitung diperoleh 0,845 dan F tabel diperoleh
1,973 maka F hitung = 0,845 < F tabel = 1,973 dapat dikatakan regresi X 1
berbentuk linier.
2. X 2 (lingkungan belajar di sekolah) F hitung diperoleh 0,621 dan F tabel
diperoleh 1,973 maka F hitung =0,621 < F tabel = 1,973 dapat dikatakan regresi
X 2 berbentuk linier.
5.2 Uji Keberartian X 1 dan X 2
Dengan kriteria jika F hitung > F tabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut n-
2 dan tertentu maka regresi berarti, sebaliknya tidak berarti.
Kesimpulan dari hasil perhitungan SPSS pada tabel anava:
1. X 1 (minat belajar ekonomi) F hitung diperoleh 78,255 dan F tabel diperoleh
1,973 maka F hitung =78,255 > F tabel =1,973 dapat dikatakan regresi X 1
berarti.
2. X 2 (lingkungan belajar di sekolah) F hitung diperoleh 49,682 dan F tabel
diperoleh 1,973 maka F hitung =49,682 > F tabel =1,973 dapat dikatakan
regresi X 2 berarti.
58
6. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan perhitungan SPSS diketahui nilai Tolerance 0,679 dan VIF 1,437.
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
1. menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10
atau nilai VIF > 10
2. menunjukan tidak adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance >
0,10 atau nilai VIF < 10 (Imam Ghozali, 2007:92).
Kesimpulan :
Nilai Tolerance 0,679 > 0,10 dan nilai VIF 1,437 < 10 menunjukan tidak
adanya multikolieritas.
7. Uji Autokolerasi
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS hasil analisis menunjukan
bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,812 dan nilai tersebut mendekati angka
dua hal ini berarti tidak terjadi autokolerasi dalam pengamatan.
8. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat
melalui grafik sebagai berikut:
59
3210-1-2-3
Regression Standardized Predicted Value
4
2
0
-2
-4
Reg
ressio
n S
tan
dard
ized
Resid
ual
Dependent Variable: Prestasi belajar
Scatterplot
Gambar 2. Grafik Heteroskedastisitas
Kesimpulannya tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
9. Uji Hipotesis (analisis pengaruh)
9.1 Pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi
siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2008/2009
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut :
1. Konstanta a = 34,064 dan koefisien b = 0,643 sehingga persamaan
regresinya menjadi
Y = 34,064 + 0,643x . Konstanta sebesar 10,658
menyatakan bahwa tidak ada skor minat belajar ekonomi (X=0) maka rata-
rata skor prestasi belajar ekonomi 34,064
60
2. Koefisien regresi untuk X sebesar 0,643 menyatakan setiap penambahan
satu satuan atau jika siswa memiliki minat belajar ekonomi maka akan
meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar 0,643.
3. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen (minat
belajar ekonomi).
Hipotesis untuk kasus ini:
0 : Tidak ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar
ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran
2008/2009.
1 : Ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi
kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009.
Kriteria pengujian hipotesis :
1. Apabila t hitung > t tabel dengan dk = n-k-1 dan = 0,05 maka 0 ditolak
atau sebaliknya 0 diterima.
2. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka 0 ditolak. Sebaliknya 0
diterima.
Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS, diperoleh bahwa ada
pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi. Hal ini
dapat dilihat bahwa r hitung > r tabel atau 0,547 > 0,145. Dengan demikian, 0
ditolak dan 1 diterima atau bisa juga melihat dengan probabilitas (Sig.)
0,000 < 0,05 maka 0 ditolak. Artinya ada pengaruh minat belajar ekonomi
61
terhadap prestasi belajar ekonomi. Untuk menguji apakah pengaruh tersebut
memiliki keberartian diuji dengan uji t diperoleh t hitung = 8,846 > t tabel =
1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti ada pengaruh minat belajar
ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi.
Sumbangan peubah (kadar determinasi) atau r 2 variabel minat belajar
ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 0,300 atau 30% artinya
minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi hanya sebesar 30%
dan sisanya 70% dipengaruhi oleh faktor faktor lain.
9.2 Pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2008/2009.
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut :
1. Konstanta a = 37,509 dan koefisien b = 0,469 sehingga persamaan
regresinya menjadi
Y = 37,509 + 0,469x . Konstanta sebesar 37,509
menyatakan bahwa tidak ada skor lingkungan belajar di sekolah (X=0)
maka rata-rata skor prestasi belajar ekonomi 37,509.
2. Koefisien regresi untuk X sebesar 0,469 menyatakan setiap penambahan
satu satuan atau jika siswa memiliki minat belajar ekonomi maka akan
meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar 0,469.
3. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen (minat
belajar ekonomi).
Hipotesis untuk kasus ini:
62
0 : Tidak ada pengaruh lingkungan belajar disekolah terhadap prestasi
belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun
pelajaran 2008/2009.
1 : Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran
2008/2009.
Kriteria pengujian hipotesis :
1. Apabila t hitung > t tabel dengan dk = n-2 dan = 0,05 maka 0 ditolak atau
sebaliknya 0 diterima.
2. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka 0 ditolak. Sebaliknya 0
diterima.
Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS, untuk pengujian hipotesis
kedua diperoleh bahwa ada pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi
belajar ekonomi. Hal ini dapat dilihat r hitung > r tabel atau 0,462 > 0,145 dengan
demikian 0 ditolak dan 1 diterima. Atau dapat dilihat dari probabilitas
(Sig.) 0,000 < 0,05 maka 0 ditolak. Untuk menguji apakah pengaruh
tersebut memiliki keberartian maka dilakukan uji t , diperoleh t hitung = 7,049 >
t tabel = 1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti terdapat pengaruh
lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi.
Sumbangan peubah (kadar determinasi) variabel lingkungan belajar di sekolah
terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 0,214 atau 21,4% artinya prestasi
63
belajar ekonomi dipengaruhi oleh lingkungan belajar ekonomi sebesar 21,4%
dan sisanya 78,6% dipengaruhi faktor lain.
9.3 Pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah
terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut:
a. Persamaan regresi
1. Konstanta a = 28,422 dan koefisien 1b = 0,494 dan 2b = 0,227 sehingga
persamaan regresinya menjadi
Y = 28,422 + 0,494 1 + 0,227 2 .
Konstanta sebesar 28,422 menyatakan bahwa tidak ada skor minat belajar
ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah (X=0) maka rata-rata skor
prestasi belajar ekonomi sebesar 28,422.
2. Koefisien regresi untuk 1 sebesar 0,494 menyatakan setiap penambahan
satu satuan X maka akan meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar
0,494.
3. Koefisien regresi untuk 2 sebesar 0,277 menyatakan setiap penambahan
satu-satuan X maka akan meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar
0,277.
b. Pengujian Hipotesis Regresi Multipel
Rumusan Hipotesis :
64
0 : Tidak ada pengaruh minat belajar ekonmi dan lingkungan belajar di
sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila
Bandar lampung tahun pelajaran 2008/2009.
1 : Ada pengaruh minat belajar ekonmi dan lingkungan belajar di sekolah
terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar
lampung tahun pelajaran 2008/2009.
Kriteria pengujian hipotesis :
1. Apabila F hitung > F tabel dengan dk = n-k-1 dan = 0,05 maka 0 ditolak
atau sebaliknya 0 diterima.
2. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka 0 ditolak. Sebaliknya 0
diterima.
Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS, untuk pengujian
hipotesis ketiga diperoleh ada pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan
belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP unila
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. Hal tersebut dapat dilihat pada
kolerasi product moment terlihat R hitung > R tabel atau 0,578 > 0,146 dengan
demikian 0 ditolak dan 1 diterima.
Pada model Summary terlihat bahwa koefisien kolerasi multipel diperoleh
R = 0,578 berarti tingkat pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan
belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP
Unila Tahun Pelajaran 2008/2009 termasuk kategori sedang dengan R 2 =
65
0,334 atau 33,4%. Artinya prestasi belajar dipengaruhi minat belajar ekonomi
dan lingkungan belajar di sekolah 33,4% dan sisanya sebesar 66,6%
dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Setelah diketahui nilai koefisien regresi, maka untuk menguji tingkat
signifikansi secara multipel digunakan uji F. Terlihat bahwa F hitung sebesar
45,537 > F tabel sebesar 3,892 (hasil intervolasi). Dan nilai Sig. 0,000 < 0,05
maka 0 ditolak dan 1 diterima, dengan demikian ada pengaruh minat
belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
ekonmi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2008/2009.
E. Pembahasan
1. Pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana mengenai
pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Koefisien kolerasi ( r )
Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien kolerasi sebesar 0,547 setelah
dikonsultasikan ke kriteria, maka hubungan sebesar 0,547 tergolong
hubungan yang sedang. Ini berarti apabila siswa memiliki minat belajar
ekonomi yang sedang maka prestasi belajar ekonomi juga sedang/cukup.
2. Koefisien determinasi ( r 2 )
Hasil analisis menunjukan adanya kadar determinasi sebesar 0,300 artinya
bahwa pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi
66
sebesar 30 % sedangkan sisa nya di sebabkan faktor-faktor lain yang tidak
dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh.
3. Persamaan garis regresi
Persamaan garis regresi linier sederhana yang diperoleh adalah
Y =
34,046 + 0,643x. Harga koefisien kostanta sebesar 34,046 berarti bahwa
1 sama dengan nol maka besarnya variabel Y sebesar 34,046. Harga
koefisien 1b sebesar 0,463 berarti bahwa nilai 1 mengalami kenaikan
satu-satuan (1,00) maka tingkat variabel dependen Y akan meningkat
sebesar 0,463 satuan.
Pengujian hipotesis pertama dilihat dari uji t, diperoleh t hitung = 8,846 > t tabel
= 1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti ada pengaruh minat belajar
ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila
Bandar Lampung.
Hasil analisis tersebut sejalan dengan pendapat Slameto, (2003: 180) minat
adalah suatu rasa lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan keinginan dalam diri
sesorang terhadap sesuatu kegiatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Minat
belajar ekonomi harus dilakukan berdasarkan kemauan dari dalam diri siswa
itu sendiri. Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu mata
pelajaran ekonomi akan berusaha untuk selalu mempelajarinya sehingga
prestasi belajar yang dicapai akan maksimal.
67
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP
Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009. Jadi semakin tinggi minat
belajar ekonomi maka semakin tinggi pula prestasi belajar ekonomi yang
dicapai oleh siswa demikian pula sebaliknya.
2. Pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier multipel mengenai
pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi
dengan menggunakan SPSS, dapat disajikan sebagai berikut:
1. Koefisien kolerasi ( r )
Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien kolerasi sebesar 0,462
dikonsultasikan ke kriteria korelasi, maka hubungan sebesar 0,462
termasuk kategori sedang.
2. Koefisisen determinasi ( r 2 )
Hasil analisis menunjukan adanya kadar determinasi sebesar 0,214 atau
21,4%, artinya bahwa lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi
belajar ekonomi sebesar 21,4% sisanya 78,6% disebabkan faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Persamaan garis linier
Persamaan garis linier sederhana yang diperoleh
Y = 37,509 + 0,469x
harga koefisien konstanta sebesar 37,509 berarti bahwa 2 sama dengan
nol maka besarnya variabel dependen Y sebesar 37,509 harga koefisien 2b
sebesar 0,469 berarti apabila nilai 2 mengalami kenaikan satu-satuan
68
(1,00) maka tingkat variabel dependen Y akan meningkat sebesar 0,469
satuan.
Pengajuan hipotesis kedua dilakukan uji t , diperoleh t hitung = 7,049 > t tabel =
1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti terdapat pengaruh lingkungan
belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP
Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.
Hamalik (2005: 195), berpendapat lingkungan adalah sesuatu yang ada di
dalam sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu kepada individu.
Lingkungan sangat mempengaruhi proses belajar dimana siswa berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya seperti teman, guru, dan anggota sekolah
lainnya.
Lingkungan belajar ini merupakan penciptaan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar yang baik di sekolah. Dengan adanya
lingkungan yang baik, tentu akan dapat mendukung lancarnya kegiatan
belajar di sekolah khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Siswa yang
mengalami proses belajar supaya berhasil sesuai dengan tujuannya yang harus
dicapai, salah satunya harus dapat menyesuaikan dengan lingkungan
belajarnya. Suasana lingkungan yang nyaman tidak bisa tercapai jika tidak ada
hubungan yang baik antar siswa, siswa dengan guru. Itu merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar ekonomi di sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh
lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU
69
YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009. Jadi semakin baik
lingkungan belajar di sekolah semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai
oleh siswa, demikian pula sebaliknya.
3. Pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap
prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun
pelajaran 2008/2009.
Hasil analisis perhitungan analisis regresi linier multipel mengenai minat
belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Koefisien Kolerasi (R)
Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien ( R ) sebesar 0,578 setelah
dikonsultasikan kekriteria korelasi, maka hubungan sebesar 0,578
tergolong sedang. Ini berarti apabila siswa memiliki minat belajar ekonomi
dalam mata pelajaran ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah
sedang/cukup maka prestasi belajar ekonominya sedang atau cukup.
2. Koefisien determinasi ( 2R )
Hasil analisis menunjukan adanya koefisien determinasi ( 2R ) sebesar
0,334 atau 33,4% menunjukan bahwa kemampuan variabel 1 dan 2
(minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah) untuk
menjelaskan variasai pada variabel Y (prestasi belajar ekonomi), artinya
bahwa pengaruh minat belajr ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah
terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 33,4% sedangkan sisanya 66,6%
disebabkan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model
regresi yang diperoleh.
70
3. Persamaan garis regresi
Persamaan garis regresi linier multipel yang diperoleh adalah
Y =28,422+0,494 1 +0,227 2 . Harga koefisien kostanta sebesar 28,422
berarti bahwa jika 1 dan 2 samadengan nol maka besarnya variabel
dependen Y sebesar 28,422.
Harga koefisien 1b sebesar 0,494 berarti bahwa apabila nilai 1 mengalami
kenaikan (1,00) maka tingkat variabel dependen Y akan meningkat sebesar
0,494. Harga koefisien 2b sebesar 0,227 berarti apabila nilai 2 mengalami
kenaikan satu-satuan (1,00) maka tingkat variabel dependen variabel Y akan
meningkat sebesar 0,227 satuan.
Untuk mengetahui tingkat pengaruh kedua variabel tersebut digunakan uji F.
Terlihat bahwa F hitung sebesar 45,537 > F tabel sebesar 3,892 (hasil intervolasi).
Dan nilai Sig. 0,000 < 0,05 maka 0 ditolak dan 1 diterima, dengan
demikian ada pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di
sekolah terhadap prestasi belajar ekonmi siswa kelas X SMU YP Unila
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil atau prestasi belajar adalah:
1. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa. Faktor
internal ini dibagi menjadi tiga faktor yaitu:
a. faktor jasmaniah,
seperti: kesehatan dan cacat tubuh
b. faktor fsikologis,
seperti: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan.
c. faktor Kelelahan.
71
2. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa. Faktor
eksternal ini juga dibagi menjadi tiga factor yaitu:
a. faktor keluarga,
seperti: cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b. faktor sekolah,
seperti: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, alat peraga, tugas rumah, keadaan gedung, waktu
belajar dan disiplin.
c. faktor Masyarakat
seperti: teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, kegiatan siswa
dalam masyarakat, dan media massa. (Slameto, 2003: 54-72).
Prestasi belajar ekonomi adalah hasil yang dicapai siswa dalam mata pelajaran
ekonomi setelah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan
di sekolah dan diwujudkan dalam bentuk nilai dari guru kepada muridnya
pada jangka waktu tertentu. Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah sebagai
dasar untuk mengetahui sejauh mana tigkat keberhasilan selama siswa
mengikuti proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang positif dan signifikan antara minat belajar ekonomi dan lingkungan
belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP
Unila Bandar Lampung.