Upload
vongoc
View
218
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
33
IV. PRESENTASI DATA DAN ANALISIS
IV.1. Umum
Pada penelitian ini yang ditinjau adalah jembatan dengan bangunan atas tipe
gelagar beton bertulang. Adapun data mengenai bentang, lebar dan kelas jembatan
yang ditinjau dapat dilihat pada tabel IV.1.
Tabel IV.1 Bentang, Lebar dan Kelas Jembatan
Bentang Jembatan
(m)
Lebar Jembatan
(m) Kelas
7 7 A
9 7 A
11 7 A
13 7 A
15 7 A
17 7 A
19 7 A
21 7 A
23 7 A
IV.2 Data Jembatan
IV.2.1 Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 7m
Jembatan gelagar beton bertulang bentang 7m memiliki dua kelas jembatan yaitu
kelas A dan kelas B. Yang membedakan antara kelas satu dengan yang lainnya
adalah lebar jalur lalu lintas dan pembebanan. Pada gambar IV.1 dan gambar IV.2
dapat dilihat gambar potongan memanjang dan melintang jembatan gelagar beton
bertulang bentang 7m kelas A.
Pada penelitian ini yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton bertulang
bentang 7m kelas A dengan lebar trotoar 1m dan lebar lantai kendaraan 7m.
34
Gambar IV.1 Potongan Memanjang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 7m
Gambar IV.2 Potongan Melintang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 7m
IV.2.2 Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 9m
Jembatan gelagar beton bertulang bentang 9m memiliki dua kelas jembatan yaitu
kelas A dan kelas B. Perbedaan antara kelas A dan kelas B adalah lebar jalur lalu
lintas dan pembebanan. Pada gambar IV.3 dan gambar IV.4 dapat dilihat gambar
potongan memanjang dan melintang jembatan gelagar beton bertulang bentang
9m kelas A.
Pada penelitian ini yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton bertulang
bentang 9m kelas A dengan lebar trotoar 1m dan lebar lantai kendaraan 7m.
35
Gambar IV.3 Potongan Memanjang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 9m
Gambar IV.4 Potongan Melintang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 9m
IV.2.3 Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 11m
Jembatan gelagar beton bertulang bentang 11m memiliki dua kelas jembatan yaitu
kelas A dan kelas B. Perbedaan antara kelas A dan kelas B adalah lebar jalur lalu
lintas dan pembebanan. Pada gambar IV.5 dan gambar IV.6 dapat dilihat gambar
potongan memanjang dan melintang jembatan gelagar beton bertulang bentang
11m kelas A.
36
Pada penelitian ini yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton bertulang
bentang 11m kelas A dengan lebar trotoar 1m dan lebar lantai kendaraan 7m.
Gambar IV.5 Potongan Memanjang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 11m
Gambar IV.6 Potongan Melintang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 11m
IV.2.4 Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 13m
Jembatan gelagar beton bertulang bentang 13m memiliki dua kelas jembatan yaitu
kelas A dan kelas B. Perbedaan antara kelas A dan kelas B adalah lebar jalur lalu
lintas dan pembebanan. Pada gambar IV.7 dan gambar IV.8 dapat dilihat gambar
37
potongan memanjang dan melintang jembatan gelagar beton bertulang bentang
13m kelas A.
Pada penelitian ini yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton bertulang
bentang 13m kelas A dengan lebar trotoar 1m dan lebar lantai kendaraan 7m.
Gambar IV.7 Potongan Memanjang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 13m
Gambar IV.8 Potongan Melintang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 13m
38
IV.2.5 Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 15m
Jembatan gelagar beton bertulang bentang 15m memiliki dua kelas jembatan yaitu
kelas A dan kelas B. Perbedaan antara kelas A dan kelas B adalah lebar jalur lalu
lintas dan pembebanan. Pada gambar IV.9 dan gambar IV.10 dapat dilihat gambar
potongan memanjang dan melintang jembatan gelagar beton bertulang bentang
15m kelas A.
Pada penelitian ini yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton bertulang
bentang 15m kelas A dengan lebar trotoar 1m dan lebar lantai kendaraan 7m.
Gambar IV.9 Potongan Memanjang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 15m
Gambar IV.10 Potongan Melintang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 15m
39
IV.2.6 Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 17m
Jembatan gelagar beton bertulang bentang 17m memiliki dua kelas jembatan yaitu
kelas A dan kelas B. Perbedaan antara kelas A dan kelas B adalah lebar jalur lalu
lintas dan pembebanan. Pada gambar IV.11 dan gambar IV.12 dapat dilihat
gambar potongan memanjang dan melintang jembatan gelagar beton bertulang
bentang 17m kelas A.
Pada penelitian ini yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton bertulang
bentang 17m kelas A dengan lebar trotoar 1m dan lebar lantai kendaraan 7m.
Gambar IV.11 Potongan Memanjang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 17m
Gambar IV.12 Potongan Melintang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 17m
40
IV.2.7 Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 19m
Jembatan gelagar beton bertulang bentang 19m memiliki dua kelas jembatan yaitu
kelas A dan kelas B. Perbedaan antara kelas A dan kelas B adalah lebar jalur lalu
lintas dan pembebanan. Pada gambar IV.13 dan gambar IV.14 dapat dilihat
gambar potongan memanjang dan melintang jembatan gelagar beton bertulang
bentang 19m kelas A.
Pada penelitian ini yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton bertulang
bentang 19m kelas A dengan lebar trotoar 1m dan lebar lantai kendaraan 7m.
Gambar IV.13 Potongan Memanjang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 19m
Gambar IV.14 Potongan Melintang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 17m
41
IV.2.8 Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 21m
Jembatan gelagar beton bertulang bentang 21m memiliki dua kelas jembatan yaitu
kelas A dan kelas B. Perbedaan antara kelas A dan kelas B adalah lebar jalur lalu
lintas dan pembebanan. Pada gambar IV.15 dan gambar IV.16 dapat dilihat
gambar potongan memanjang dan melintang jembatan gelagar beton bertulang
bentang 21m kelas A.
Pada penelitian ini yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton bertulang
bentang 21m kelas A dengan lebar trotoar 1m dan lebar lantai kendaraan 7m.
Gambar IV.15 Potongan Memanjang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 21m
Gambar IV.16 Potongan Melintang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 21m
42
IV.2.9 Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 23m
Jembatan gelagar beton bertulang bentang 23m memiliki dua kelas jembatan yaitu
kelas A dan kelas B. Perbedaan antara kelas A dan kelas B adalah lebar jalur lalu
lintas dan pembebanan. Pada gambar IV.17 dan gambar IV.18 dapat dilihat
gambar potongan memanjang dan melintang jembatan gelagar beton bertulang
bentang 23m kelas A.
Pada penelitian ini yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton bertulang
bentang 23m kelas A dengan lebar trotoar 1m dan lebar lantai kendaraan 7m.
Gambar IV.17 Potongan Memanjang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 23m
Gambar IV.18 Potongan Melintang Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 23m
43
IV.3 Perhitungan
IV.3.1 Perhitungan Lendutan
Perhitungan lendutan dilakukan dengan bantuan program SAP 2000 v10 dimana
program SAP 2000 v10 merupakan program yang digunakan untuk desain
struktur konstruksi dengan sistem operasi Windows. Program SAP 2000 v10
dapat menampilkan model struktur berupa dua dimensi maupun tiga dimensi dan
dapat digunakan untuk material baja maupun beton.
Data-data yang diperlukan untuk menghitung lendutan:
Data panjang jembatan (p) dan lebar jembatan (l)
Data dimensi balok yang meliputi nilai b, b1, bw, t, ht, h1 dan h2
seperti gambar di bawah ini
Gambar IV.19 Potongan Melintang Balok
Data material beton yang meliputi:
Kuat tekan beton : 25 MPa
Poisson’s ratio : 0,2
Modulus elastisitas beton : 23500 MPa
Berat jenis beton : 24000 N/m3
Beban-beban yang bekerja meliputi beban mati dan beban hidup
44
Langkah-langkah perhitungan lendutan:
1. Pembuatan model jembatan menggunakan program SAP v2000
2. Buka program SAP v2000
a. Masukkan data panjang jembatan (p) dan lebar jembatan (l)
b. Masukkan data material beton, seperti nilai f’c, poisson’s ratio,
modulus elastisitas dan berat jenis.
c. Masukkan data dimensi balok
d. Tentukan beban-beban yang bekerja
e. Masukkan nilai kombinasi beban
f. Letakkan posisi balok dan tambahkan perletakan
g. Berikan beban-beban yang bekerja
3. Setelah semuanya dimasukkan lalu run programnya
4. Didapatkan nilai lendutan yang dimiliki oleh jembatan tersebut
5. Lakukan langkah dua dengan penambahan beban-beban yang bekerja
6. Langkah dua dilakukan terus-menerus sampai akhirnya menemukan nilai
lendutan yang didapat = nilai lendutan ijin
IV.4. Hasil Perhitungan
Pada penelitian ini dengan bantuan program SAP v10 diharapkan dapat diperoleh
nilai lendutan dari masing-masing bentang jembatan yang ditinjau.
IV.4.1. Nilai Lendutan
Menurut Jack C. McCormac daya layan diukur dengan memperhatikan besar
lendutan, retak dan getaran struktur dan juga memperhatikan kerusakan
permukaan beton dan karat pada tulangan. Nilai lendutan merupakan salah satu
tolak ukur untuk mengetahui kondisi batas daya layan suatu struktur, dimana pada
penelitian ini yang akan ditinjau adalah kondisi batas daya layan jembatan gelagar
beton bertulang. Dengan kata lain, hal tersebut untuk memberitahukan bahwa
kondisi jembatan gelagar beton bertulang apakah masih nyaman atau tidak untuk
digunakan oleh pengguna (user) jembatan tersebut dan biasanya tidak sampai
mengalami keruntuhan.
45
Lendutan ijin digunakan sebagai pembanding untuk menentukan apakah lendutan
yang terjadi akibat beban masih memenuhi persyaratan atau tidak. Pada penelitian
ini, lendutan ijin yang digunakan adalah L/240 berdasarkan ketentuan dari SK
SNI T-15-1991-03.
Pada sub-bab berikut ini dapat dilihat nilai lendutan untuk masing-masing bentang
jembatan gelagar beton bertulang yang ditinjau.
IV.4.1.1. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 7m
Dimensi balok pada jembatan gelagar beton bertulang bentang 7m dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
� �
� �
� �
� �
� � �
Gambar IV.20 Potongan Melintang Balok Bentang 7m
Sedangkan hasil perhitungan lendutan untuk bentang 7m dapat dilihat pada tabel IV.2.
Tabel IV.2 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 7m
Beban (%)
Nilai Lendutan (mm) L/240
100 10 29
160 16 29
200 20 29
240 24 29
290 29 29
46
2929292929
10
14
18
22
26
30
100 140 180 220 260Beban (%)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.21 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 7m
Berdasarkan gambar IV.21, nilai lendutan yang terjadi pada jembatan gelagar
beton bertulang dengan bentang 7m mengalami penambahan seiring dengan
adanya penambahan beban hidup yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 7m, pada saat beban hidup dinaikkan sebesar 290%,
nilai lendutan yang diperoleh sama dengan lendutan ijin.
IV4.1.2. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 9m
Dimensi balok pada jembatan gelagar beton bertulang bentang 9m dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar IV.22 Potongan Melintang Balok Bentang 9m
47
Sedangkan hasil perhitungan lendutan untuk bentang 9m dapat dilihat pada tabel IV.3.
Tabel IV.3 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 9m
Beban (%)
Nilai Lendutan (mm) L/240
100 13 38
160 21 38
220 29 38
260 34 38
290 38 38
38 38 38 38 38
13
19
25
31
37
100 140 180 220 260Beban (%)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.23 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 9m
Berdasarkan gambar IV.23, nilai lendutan yang terjadi pada jembatan gelagar
beton bertulang dengan bentang 9m mengalami penambahan seiring dengan
adanya penambahan beban hidup yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 9m, pada saat beban hidup yang dinaikkan sebesar
290%, nilai lendutan yang diperoleh sama dengan lendutan ijin.
48
IV.4.1.3. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 11m
Dimensi balok pada jembatan gelagar beton bertulang bentang 11m dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar IV.24 Potongan Melintang Balok Bentang 11m
Sedangkan hasil perhitungan lendutan untuk bentang 11m dapat dilihat pada tabel IV.4.
Tabel IV.4 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 11m
Beban (%)
Nilai Lendutan (mm) L/240
100 20 46
130 26 46
160 32 46
190 38 46
230 46 46
49
46 46 46 46 46
20
26
32
38
44
100 120 140 160 180 200 220Beban (%)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.25 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 11m
Berdasarkan gambar IV.25, nilai lendutan yang terjadi pada jembatan gelagar
beton bertulang dengan bentang 11m mengalami penambahan seiring dengan
adanya penambahan beban hidup yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 11m, pada saat beban hidup dinaikkan sebesar 230%,
nilai lendutan yang diperoleh sama dengan lendutan ijin.
IV.4.1.4. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 13m
Dimensi balok pada jembatan gelagar beton bertulang bentang 13m dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar IV.26 Potongan Melintang Balok Bentang 13m
50
Sedangkan hasil perhitungan lendutan untuk bentang 13m dapat dilihat pada tabel IV.5.
Tabel IV.5 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 13m Beban
(%) Nilai Lendutan
(mm) L/240
100 34 54
120 40 54
140 47 54
162 54 54
54545454
34
38
42
46
50
54
100 110 120 130 140 150 160Beban (%)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.27 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 13m
Berdasarkan gambar IV.27, nilai lendutan yang terjadi pada jembatan gelagar
beton bertulang dengan bentang 13m mengalami penambahan seiring dengan
adanya penambahan beban hidup yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 13m, pada saat beban hidup dinaikkan sebesar 162%,
nilai lendutan yang diperoleh sama dengan lendutan ijin.
51
IV.4.1.5. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 15m
Dimensi balok pada jembatan gelagar beton bertulang bentang 15m dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar IV.28 Potongan Melintang Balok Bentang 15m
Sedangkan hasil perhitungan lendutan untuk bentang 15m dapat dilihat pada tabel IV.6.
Tabel IV.6 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 15m Beban
(%) Nilai Lendutan
(mm) L/240
100 45 63
110 49 63
130 58 63
143 63 63
52
63636363
45
48
51
54
57
60
63
100 110 120 130 140Beban (%)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.29 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 15m
Berdasarkan gambar IV.29, nilai lendutan yang terjadi pada jembatan gelagar
beton bertulang dengan bentang 15m mengalami penambahan seiring dengan
adanya penambahan beban yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 15m, pada saat beban dinaikkan sebesar 143%, nilai
lendutan yang diperoleh sama dengan lendutan ijin.
IV.4.1.6. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 17m
Dimensi balok pada jembatan gelagar beton bertulang bentang 17m dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar IV.30 Potongan Melintang Balok Bentang 17m
53
Sedangkan hasil perhitungan lendutan untuk bentang 17m dapat dilihat pada tabel IV.7.
Tabel IV.7 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 17m Beban
(%) Nilai Lendutan
(mm) L/240
100 52 71
110 57 71
120 63 71
130 68 71
136 71 71
71 71 71 71 71
52
57
62
67
72
100 110 120 130Beban (%)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.31 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 17m
Berdasarkan gambar IV.31, nilai lendutan yang terjadi pada jembatan gelagar
beton bertulang dengan bentang 17m mengalami penambahan seiring dengan
adanya penambahan beban yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 17m, pada saat beban dinaikkan sebesar 136%, nilai
lendutan yang diperoleh sama dengan lendutan ijin.
IV.4.1.7. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 19m
Dimensi balok pada jembatan gelagar beton bertulang bentang 19m dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
54
Gambar IV.32 Potongan Melintang Balok Bentang 19m
Sedangkan hasil perhitungan lendutan untuk bentang 19m dapat dilihat pada tabel IV.8.
Tabel IV.8 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 19m Beban
(%) Nilai Lendutan
(mm) L/240
100 58 79
110 64 79
120 70 79
130 75 79
136 79 79
7979797979
58
63
68
73
78
100 110 120 130Beban (%)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.33 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 19m
55
Berdasarkan gambar IV.33, nilai lendutan yang terjadi pada jembatan gelagar
beton bertulang dengan bentang 19m mengalami penambahan seiring dengan
adanya penambahan beban yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 19m, pada saat beban dinaikkan sebesar 136%, nilai
lendutan yang diperoleh sama dengan lendutan ijin.
IV.4.1.8. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 21m
Dimensi balok pada jembatan gelagar beton bertulang bentang 21m dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar IV.34 Potongan Melintang Balok Bentang 21m
Sedangkan hasil perhitungan lendutan untuk bentang 21m dapat dilihat pada tabel IV.4.
Tabel IV.9 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 21m Beban
(%) Nilai Lendutan
(mm) L/240
100 64 88
110 70 88
120 77 88
130 83 88
138 88 88
56
8888888888
64
69
74
79
84
89
100 110 120 130Beban (%)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.35 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 21m
Berdasarkan gambar IV.35, nilai lendutan yang terjadi pada jembatan gelagar
beton bertulang dengan bentang 21m mengalami penambahan seiring dengan
adanya penambahan beban yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 21m, pada saat beban dinaikkan sebesar 138%, nilai
lendutan yang diperoleh sama dengan lendutan ijin.
IV.4.1.9. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 23m
Dimensi balok pada jembatan gelagar beton bertulang bentang 23m dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar IV.36 Potongan Melintang Balok Bentang 23m
57
Sedangkan hasil perhitungan lendutan untuk bentang 23m dapat dilihat pada tabel IV.10.
Tabel IV.10 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang 23m
Beban (%) Nilai Lendutan (mm) L/240
100 67 96
110 73 96
130 86 96
145 96 96
96 96 96 96
67
72
77
82
87
92
97
100 110 120 130 140Beban (%)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.37 Nilai Lendutan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 23m
Berdasarkan gambar IV.37, nilai lendutan yang terjadi pada jembatan gelagar
beton bertulang dengan bentang 23m mengalami penambahan seiring dengan
adanya penambahan beban yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 23m, pada saat beban dinaikkan sebesar 145%, nilai
lendutan yang diperoleh sama dengan lendutan ijin.
Berdasarkan gambar IV.38, dapat diperoleh bahwa:
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 7m dapat
memikul beban sebesar 290%
58
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 9m dapat
memikul beban sebesar 290%
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 11m dapat
memikul beban sebesar 230%
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 13m dapat
memikul beban sebesar 162%
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 15m dapat
memikul beban sebesar 143%
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 17m dapat
memikul beban sebesar 136%
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 19m dapat
memikul beban sebesar 136%
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 21m dapat
memikul beban sebesar138%
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 23m dapat
memikul beban sebesar 145%
Pada jembatan gelagar beton bertulang dengan bentang 17m, 19m dan 21m
mencapai lendutan = lendutan ijin yang didapat akibat penambahan beban yang
diberikan.
Secara teoritis, dengan adanya penambahan beban pada jembatan akan
mengakibatkan lendutan yang terjadi juga mengalami peningkatan. Pada gambar
IV.39, dapat dilihat beban yang dapat dipikul oleh masing-masing bentang
jembatan dari perhitungan lendutan.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 7m mempunyai
nilai lendutan sebesar 29mm
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 9m mempunyai
nilai lendutan sebesar 38mm
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 11m mempunyai
nilai lendutan sebesar 46mm
59
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 13m mempunyai
nilai lendutan sebesar 54mm
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 15m mempunyai
nilai lendutan sebesar 63mm
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 17m mempunyai
nilai lendutan sebesar 71mm
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 19m mempunyai
nilai lendutan sebesar 79mm
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 21m mempunyai
nilai lendutan sebesar 88mm
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 23m mempunyai
nilai lendutan sebesar 96mm
60
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
7 9 11 13 15 17 19 21 23
Bentang Jembatan (m)
Beb
an (%
)
Gambar IV.38 Beban Maksimum yang Dapat Dipikul Masing-Masing Bentang Jembatan
61
29
39
49
59
69
79
89
7 9 11 13 15 17 19 21 23
Bentang Jembatan (m)
Lend
utan
(mm
)
Gambar IV.39 Lendutan Maksimum yang Dimiliki Masing-Masing Bentang Jembatan
62
IV.4.2. Nilai Momen
Pada sub-bab ini akan dipaparkan mengenai nilai momen untuk masing-masing
bentang jembatan gelagar beton bertulang yang ditinjau. Nilai momen merupakan
tolak ukur untuk mengetahui kondisi batas kekuatan suatu struktur, dimana pada
penelitian ini yang akan ditinjau adalah kondisi batas kekuatan jembatan gelagar
beton bertulang. Dengan kata lain, hal tersebut untuk memberitahukan bahwa
kondisi jembatan gelagar beton bertulang apakah masih kuat atau tidak untuk
memikul beban yang bekerja pada jembatan tersebut.
Pada penelitian ini, nilai momen yang akan dicari adalah nilai moman ultimit (Mu)
dan momen nominal (Mn). Secara teoritis disebutkan bahwa nilai momen nominal
(Mn) dikalikan dengan faktor reduksi kekuatan (Ø) harus lebih besar dari nilai
momen ultimit (Mu).
Diketahui:
Data panjang jembatan (p)
Diameter tulangan (d)
Jumlah tulangan (n)
Nilai f’c dan fy
Dimensi balok
Langkah-langkah yang dilakukan pada perhitungan nilai momen nominal (Mn):
1. Hitung luas tulangan
2. Kalikan luas tulangan dengan jumlah tulangan
3. Hitung nilai T dengan rumus T = As x fy
4. Hitung nilai Ac dengan rumus Ac = T/ (0.85 x f’c)
5. Hitung luas flens
Hitung nilai a = Ac/ lebar flens
6. Hitung lengan momen = dbalok – a/2
7. Hitung momen nominal (Mn) dengan rumus Mn = T (dbalok – a/2)
8. Lalu nilai Mn dikalikan dengan faktor reduksi
63
Diketahui:
Data panjang jembatan (p)
Dimensi balok
Beban mati dan beban hidup
Tahap-tahap yang dilakukan pada perhitungan nilai momen ultimit (Mu):
1. Hitung luas total balok (A)
2. Hitung momen akibat beban mati dan beban hidup
Momen akibat beban mati dengan rumus MDL = 1/8 q x L2
Momen akibat beban hidup dengan rumus MLL = ¼ P x L
3. Kalikan MDL dengan faktor 1.4
Kalikan MLL dengan faktor 1.6
4. Jumlahkan hasil yang diperoleh pada tahap 4
5. Penjumlahan pada langkah 4 menghasilkan nilai momen ultimit (Mu)
6. Lakukan langkah 1-5 dengan menaikkan nilai beban hidup
7. Perhitungan momen ultimit dilakukan terus-menerus sampai akhirnya
menemukan nilai Mu = nilai Mn dikalikan dengan faktor reduksi
Pada sub-bab berikut ini, akan dipaparkan mengenai nilai momen dari masing-
masing bentang jembatan gelagar beton bertulang.
IV.4.2.1. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 7m
Hasil perhitungan momen untuk jembatan gelagar beton bertulang pada bentang
7m dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IV.11 Nilai Momen Jembatan Beton Bertulang Bentang 7m
Beban (%) Mu (N.mm) Ø x Mn
100 322273000 390970139
110 346341800 390970139
120 370410600 390970139
128 390970139 390970139
64
300000000310000000320000000330000000340000000350000000360000000370000000380000000390000000400000000
100 110 120
Beban (%)
Mom
en (N
.mm
)
Gambar IV.40 Nilai Momen Jembatan Beton Bertulang Bentang 7m
Berdasarkan gambar IV.40, nilai momen yang terjadi pada jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 7m mengalami kenaikan seiring dengan adanya
penambahan beban hidup yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton bertulang
dengan bentang 7m, pada saat beban dinaikkan sebesar 128%, nilai momen yang
diperoleh sama dengan momen nominal.
IV.4.2.2. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 9m
Hasil perhitungan momen untuk jembatan gelagar beton bertulang pada bentang
9m dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IV.12 Nilai Momen Jembatan Beton Bertulang Bentang 9m
Beban (%) Mu (N.mm) Ø x Mn
100 491274000 692078777
120 560077200 692078777
140 628880400 692078777
158 692078777 692078777
65
490000000510000000530000000550000000570000000590000000610000000630000000650000000670000000690000000
100 110 120 130 140 150
Beban (%)
Mom
en (N
.mm
)
Gambar IV.41 Nilai Momen Jembatan Beton Bertulang Bentang 9m
Berdasarkan gambar IV.41, nilai momen yang terjadi pada jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 9m mengalami kenaikan seiring dengan adanya
penambahan beban hidup yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton bertulang
dengan bentang 9m, pada saat beban dinaikkan sebesar 158%, nilai momen yang
diperoleh sama dengan momen nominal.
IV.4.2.3. Jembatan Gelagar Beton Bertulang Bentang 11m
Hasil perhitungan momen untuk jembatan gelagar beton bertulang pada bentang
11m dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IV.13 Nilai Momen Jembatan Beton Bertulang Bentang 11m
Beban (%) Mu (N.mm) Ø x Mn
100 705551000 868371618
110 751821400 868371618
120 798091800 868371618
138 868371618 868371618
66
700000000720000000740000000760000000780000000800000000820000000840000000860000000880000000900000000
100 110 120 130
Beban (%)
Mom
en (N
.mm
)
Gambar IV.42 Nilai Momen Jembatan Beton Bertulang Bentang 11m
Berdasarkan gambar IV.42, nilai momen yang terjadi pada jembatan gelagar beton
bertulang dengan bentang 11m mengalami kenaikan seiring dengan adanya
penambahan beban hidup yang diberikan. Untuk jembatan gelagar beton bertulang
dengan bentang 11m, pada saat beban dinaikkan sebesar 138%, nilai momen yang
diperoleh sama dengan momen nominal.
Sedangkan untuk jembatan gelagar beton bertulang pada bentang 13m, 15m, 17m,
19m, 21m dan 23m sebelum ditambahkan beban nilai momen ultimitnya sudah
sama dengan momen nominalnya.
Berdasarkan gambar IV.43, dapat diperoleh bahwa:
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 7m diperoleh
nilai momen sebesar 390.970.139Nmm.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 9m diperoleh
nilai momen sebesar 692.078.777Nmm.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 11m diperoleh
nilai momen sebesar 868.371.618Nmm.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 13m diperoleh
nilai momen sebesar 921.359.118Nmm.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 15m diperoleh
nilai momen sebesar 1.219.552.819Nmm.
67
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 17m diperoleh
nilai momen sebesar 1.346.722.819Nmm.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 19m diperoleh
nilai momen sebesar 1.780.641.821 Nmm.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 21m diperoleh
nilai momen sebesar 2.281.529.541 Nmm.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 23m diperoleh
nilai momen sebesar 3.134.366.471 Nmm.
Secara teoritis, dengan adanya penambahan beban pada jembatan akan
mengakibatkan momen yang terjadi juga mengalami peningkatan. Pada gambar
IV.44, dapat dilihat beban maksimum yang dapat dipikul oleh masing-masing
bentang jembatan dari perhitungan momen.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 7m pada saat
diberi beban sebesar 128% dicapai kondisi momen nominal =
momen ultimit.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 9m pada saat
diberi beban sebesar 158% dicapai kondisi momen nominal =
momen ultimit.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 11m pada saat
diberi beban sebesar 138% dicapai kondisi momen nominal =
momen ultimit.
Untuk jembatan gelagar beton bertulang bentang 13m, 17m, 19m,
21m dan 23m telah mencapai kondisi momen nominal = momen
ultimit tanpa adanya penambahan beban.
68
370000000
870000000
1370000000
1870000000
2370000000
2870000000
7 10 13 16 19 22
Bentang Jembatan (m)
Mom
en (N
.mm
)
Gambar IV.43 Nilai Momen Balok Masing-Masing Bentang Jembatan Akibat Pembebanan
69
128
158
138
100.01 100.01 100.01 100.01 100.01 100.01
98
106
114
122
130
138
146
154
7 9 11 13 15 17 19 21 23
Bentang Jembatan (m)
Beb
an (%
)
Gambar IV.44 Beban Maksimum Masing-Masing Bentang Jembatan
70
IV.5 Studi Kasus
Jembatan pada studi kasus yang ditinjau merupakan jembatan gelagar beton
bertulang kelas A. Adapun data mengenai jembatan gelagar beton bertulang pada
studi kasus sebagai berikut:
Bentang jembatan dimulai dari bentang 7m sampai 23m
Lebar lantai kendaraan 7m dan lebar trotoar 1m
Dibangun pada tahun 1980-an sampai tahun 1990-an
Nilai kondisi pada laporan Bridge Management System diperoleh dari hasil
pemeriksaan jembatan. Pemeriksaan jembatan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Pemeriksaan Inventarisasi
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada saat awal BMS
2. Pemeriksaan Detail
3. Pemeriksaan Rutin
Kondisi jembatan yang akan dilihat adalah jembatan-jembatan yang berada pada
satu ruas jalan. Pada tabel IV.14 ditampilkan data mengenai nilai kondisi
jembatan gelagar beton bertulang pada ruas jalan Palembang-Ogan Komering
Timur setelah dianalisis.
Dengan asumsi bahwa lalu lintas yang lewat akan melalui semua jembatan pada
ruas jalan Palembang-Ogan Komering Timur.
Tabel IV.14 Data Jembatan Ruas Jalan Palembang-Ogan Komering Timur
No. Jembatan Nama Jembatan
Bentang Jembatan
(m)
Tahun Bangun
N.K. Bang. Atas
Hasil Evaluasi
15.090.006.0 Jamban Teras 9 1990 0 sesuai dgn analisis
15.090.007.0 Jahe 17 1990 0 +
15.090.008.0 Nanga 17 1990 0 +
15.090.009.0 Burnai 23 1991 3 sesuai dgn analisis
15.090.010.0 Trum Butul I 9 1991 0 sesuai dgn analisis
15.090.013.0 Kubang 13 1990 1 +
15.090.020.0 Umbul Mutung 15 1990 0 +
71
Tabel IV.14 (lanjutan) Data Jembatan Ruas Jalan Palembang-Ogan Komering Timur
No. Jembatan Nama Jembatan
Bentang Jembatan
(m)
Tahun Bangun
N.K. Bang. Atas
Hasil Evaluasi
15.090.023.0 Unit VII 9 1987 0 sesuai dgn analisis
15.090.027.0 Sungai Gadis 13 1990 3 sesuai dgn analisis
15.090.029.0 Dabuk I 15 1990 3 sesuai dgn analisis
15.090.030.0 Dabuk II 15 1990 3 sesuai dgn analisis
15.090.031.0 Sungkai I 9 1990 0 sesuai dgn analisis
15.090.032.0 Sungkai II 11 1991 0 sesuai dgn analisis
15.090.034.0 Ulak Besar 15 1990 1 +
15.090.035.0 Ulak Kecil 9 1991 3 -
Sedangkan pada tabel IV.15 ditampilkan data nilai kondisi jembatan gelagar beton
bertulang untuk ruas jalan Palembang-Muara Enim.
Tabel IV.15 Data Jembatan Ruas Jalan Palembang-Muara Enim
No. Jembatan Nama Jembatan
Bentang Jembatan
(m)
Tahun Bangun
N.K. Bang. Atas
Hasil Evaluasi
15.003.002.0 Lubuk Raman I 11 1993 0 sesuai dgn analisis
15.003.009.0 Marau 11 1988 0 sesuai dgn analisis
Pada tabel di bawah ini dapat dilihat data nilai kondisi jembatan gelagar beton
bertulang pada ruas jalan Palembang-Lahat.
Tabel IV.16 Data Jembatan Ruas Jalan Palembang-Lahat
No. Jembatan
Nama Jembatan
Bentang Jembatan
(m)
Tahun Bangun
N.K. Bang. Atas
Hasil Evaluasi
15.035.002.0 Asam 11 1995 0 sesuai dgn analisis
15.035.004.0 Lokoh 9 1986 0 sesuai dgn analisis
15.035.005.0 Melacar 7 1986 0 sesuai dgn analisis
15.035.006.0 Ketapang 7 1987 0 sesuai dgn analisis
15.035.009.0 Resik 17 1995 3 sesuai dgn analisis
72
Berdasarkan data dari tabel IV.14, IV.15 dan IV.16, untuk bentang jembatan 7m,
9m dan 11m memiliki nilai kondisi bangunan atas sama dengan nol. Sedangkan
untuk bentang jembatan 13m, 15m, 17m dan 23 m memiliki nilai kondisi
bangunan atas sama dengan satu atau tiga.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada sub-bab sebelumnya, ternyata
dengan melihat nilai kondisi yang diperoleh dari hasil pemeriksaan bahwa
jembatan gelagar beton bertulang bentang 13m, 15m, 17m, 19m, 21m dan 23m
merupakan jembatan gelagar beton bertulang yang memiliki safety factor lebih
kecil dibandingkan bentang lainnya.
Sedangkan ada beberapa bentang jembatan yang nilai kondisinya tidak sesuai
dengan perhitungan yang telah dilakukan, hal tersebut kemungkinan disebabkan
adanya faktor lain.
Dengan mengetahui safety factor masing-masing bentang jembatan gelagar beton
bertulang, maka pengelola jembatan harus memberikan perhatian lebih terhadap
bentang tersebut dibandingkan bentang lainnya.