60
97 IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakai Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk masyarakat kelas menengah. Bangunan yang terdapat di sekitar tapak, yaitu: Mal, Hotel, Kampus, Apartemen, Kantor, Pasar , dan Pemukiman Penduduk. Gambar 76. Peta Jakarta Barat (Daerah Slipi dan sekitar) Keterangan Mal dan Hotel Ciputra Kampus Untar dan Trisakti Mal dan Apartemen Taman Anggrek RS Harapan Kita dan RS Dharmais Lokasi Tapak Apartemen Slipi

IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

97

IV.2. ASPEK MANUSIA

IV.2.1. Prilaku Pemakai

Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk

masyarakat kelas menengah. Bangunan yang terdapat di sekitar tapak, yaitu:

Mal, Hotel, Kampus, Apartemen, Kantor, Pasar , dan Pemukiman Penduduk.

Gambar 76. Peta Jakarta Barat (Daerah Slipi dan sekitar)

Keterangan

Mal dan Hotel Ciputra

Kampus Untar dan Trisakti

Mal dan Apartemen Taman Anggrek

RS Harapan Kita dan RS Dharmais Lokasi Tapak Apartemen Slipi

Page 2: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

98

Dari jenis bangunan yang diatas, dapat diketahui rata-rata masyarakat

yang berada di lingkungan Slipi. Rata-rata masyarakat di lingkungan Slipi

kategori golongan kelas menengah berprofesi sebagai:

Golongan Kegiatan Kebutuhan Ruang 1. Wirausaha/

pelaku bisnis • Makan • Menjamu Mitra Bisnis • Berbelanja • Olah Raga • Hobi

• Restoran • Cafe, Restoran • Toko • Fitness Center • Bilyard, bowling,

futsal, tenis, golf 2. Karyawan • Berbelanja

• Makan siang • Berbincang-bincang/

”Hang Out” • Olahraga

• Toko • Restoran • Cafe • Bilyard, Bowling,

Karaoke, dll • Fitness Center

3. Mahasiswa

• Berkumpul, ”nongkrong”, Makan

• Berbelanja

• Cafe, Restoran, Karaoke, Bilyard, Bowling

• Toko

IV.2.2. Analisa Pelaku Kegiatan dan Jenis Kegiatan

1. APARTEMEN

Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang 1. Pasangan Muda

dgn satu anak atau tanpa anak

• Tidur/ Istirahat • Makan dan Minum • Memasak • Mandi • Bermain dengan

anak/ berbincang-bincang

• Mencuci Baju/ setrika

Kamar Tidur Ruang Makan Dapur/Pantry Kamar Mandi Ruang Keluarga

Ruang jemur/servis

2. Keluarga dengan • Tidur/ Istirahat Kamar Tidur Utama

TABEL 18. TARGET PASAR MAL

Page 3: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

99

Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruanglebih dari satu anak

• Makan dan Minum • Memasak • Mandi • Bermain dengan

anak/ berbincang-bincang

• Mencuci Baju/ setrika

Kamar Tidur Anak Ruang Makan Dapur/Pantry Kamar Mandi Ruang Keluarga

Ruang jemur/servis

3. Karyawan Apartemen

- Karyawan - Bagian

pemasaran - Cleaning Service

• Membuat kopi • Istirahat • Ganti Baju • Bekerja • memasarkan

apartemen • membersihkan

apartemen

Pantry Ruang Karyawan Ruang Ganti + Loker Kantor Kantor Pemasaran

Ruang Servis

4. Mahasiswa

• Tidur/ Istirahat • Makan dan Minum • Memasak • Mandi • Menonton TV • Mencuci Baju

Kamar Tidur Ruang Makan Dapur/Pantry Kamar Mandi Ruang Nonton Ruang jemur/servis

2. MAL

Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang 1. Pengunjung Mal

- Mahasiswa - Keluarga - Pelaku Bisnis - Karyawan Kantor

• Makan dan Minum • Berbelanja • Berekreasi / Hiburan • Menjamu Tamu • Buang Air

• Restoran • Toko • Arena Bermain

Anak • Cafe

2. Pegawai Kantor Pengelola

• Bekerja • Makan dan Minum • Buang Air

Kantor Pantry Toilet

3. Karyawan Mal

• Makan dam Minum • Buang Air

Restoran Toilet

TABEL 19. PELAKU KEGIATAN DAN JENIS KEGIATAN MAL

Page 4: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

100

Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang 4. Cleaning Servis • Membersihkan Mal

• Ganti Baju Ruang Servis Ruang Ganti + Loker

IV.3. ASPEK BANGUNAN

IV.3.1. Pintu Masuk Bangunan

Akses menuju bangunan dapat dicapai melalui:

1. Mal

Pintu masuk Mal berada pada kedua sisi jalan. Hal ini bertujuan untuk

memudahkan pencapaian ke bangunan. Apabila pintu masuk mal hanya

diletakkan pada salah satu jalan, maka dapat menimbulkan keramaian di

pintu masuk mal.

2. Apartemen

Pintu masuk Apartemen terdapat akses tersendiri / lobi yang berada di

tempat parkir. Dan terdapat lobi yang menghubungkan apartemen dengan

bangunan mal.

Alternatif 1 :

TABEL 20. PELAKU KEGIATAN DAN JENIS KEGIATAN MAL

Pintu Masuk Mal Dan Drop Off kendaraan

Gambar 77. Alternatif 1: Pintu Masuk Bangunan Mal

Page 5: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

101

Keuntungan Kerugian • Dapat dicapai melalui dua sisi

yang dekat dengan jalan sehingga memungkinkan untuk drop off di kedua sisi tersebut.

• Memudahkan pejalan kaki untuk sampai ke bangunan, karena pada Jl. S Parman maupun Jl. Anggrek Nelimurni terdapat angkutan umum yang melintasi jalan ini.

• Terdapat dua lobi, luasan untuk retail menjadi berkurang.

Alternatif 2 :

Keuntungan Kerugian • Dapat dicapai melalui dua sisi

yang dekat dengan jalan sehingga memungkinkan untuk drop off di kedua sisi tersebut.

• Terdapat plasa penerima yang menghubungkan kedua drop off dari kendaraan.

• Hanya terdapat satu lobi (karena sudah disatukan oleh plasa penerima).

• Pintu masuk menjadi lebih terpusat karena berada di tengah bangunan dan diantara kedua jalan.

• Terjadi keramaian karena pintu bangunan hanya ada satu.

Drop Off

Gambar 78. Alternatif 2 : Pintu Masuk Bangunan Mal

Terdapat Plaza penerima

Drop Off

TABEL 21. PELAKU KEGIATAN DAN JENIS KEGIATAN MAL

TABEL 22. PELAKU KEGIATAN DAN JENIS KEGIATAN MAL

Page 6: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

102

Kesimpulan :

Berdasarkan dari dua alternatif diatas, pintu masuk yang lebih baik adalah

alternatif 2. Hal ini dikarenakan pintu masuk pintu masuk mal menjadi lebih

terpusat karena berada di tengah bangunan dan terdapat plasa yang

menghubungkan kedua pintu masuk tersebut.

IV.3.2. Zoning Bangunan

1. Zoning Vertikal Bangunan

Zoning Vertikal Bangunan berdasarkan perletakkan dan pembagian

bangunan mal, apartemen, dan parkir.

1 2

3 4

6

8

10

12

5

7

9

11

Keterangan :

Parkir Mal Apartemen Fasilitas Apartemen

1 2

3 4

6 5

8

9

7

10

11 12

B1

B2

1 2

3 4

5 6 7

8

9 10

11 12

Gambar 79. Zoning Vertikal Bangunan 1

Gambar 80. Zoning Vertikal Bangunan 2

Gambar 81. Zoning Vertikal Bangunan 3

Page 7: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

103

Keuntungan Kerugian Zoning Vertikal 1

• Tidak menggunakan lift, sehingga pemakaian energi untuk lift dapat diminimalisasi.

• Orientasi diarahkan kearah mal, karena tidak ada lift, sehingga dari parkir, pengunjung diarahkan ke dalam mal.

• Lantai teratas mal tetap dikunjungi oleh pengujung, karena apabila pengujung parkir di lantai 4, maka ia tetap harus melewati lantai 4 mal sebelum ke lantai yang ingin dikunjungi

• Tidak merusak infrasruktur tanah, karena tidak parkir tidak di basement.

• Pengeluaran untuk parkir menjadi lebih murah karena tidak perlu mengeruk tanah untuk basement.

• Luasan mal berkurang. • Di daerah belakang mal

atau daerah parkir ini menjadi bising akibat kendaraan yang akan parkir.

• Fasilitas apartemen yang tepat berada di atas tempat parkir ini menjadi terganggu akibat kebisingan dan polusi udara yang disebabkan dari kendaraan.

Zoning Vertikal 2

• Karena terdapat lift di basement, maka lantai teratas mal jarang dikunjung oleh pengunjung. Pengunjung langsung menuju ke lantai yang mereka tuju.

• Luasan lantai mal dapat dimaksimalkan penggunaannya.

• Tidak menimbulkan kebising dan polusi udara yang dapat mengganggu kenyamanan penghuni apartemen.

• Menggunakan lift, sehingga pemakaian energi bertambah.

• Pengeluaran lebih besar untuk membuat basement.

Page 8: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

104

Keuntungan Kerugian Zoning Vertikal 3

• Tidak perlu mengguna- kan lift, sehingga pemakaian energi untuk lift dapat diminimalisasi.

• Lantai atas mal tetap ramai oleh pengunjung, karena pengunjung turun menuju lantai teratas mal sebelum akhirnya ia mencari lift untuk menuju lantai yang diinginkan.

• Luasan lantai mal dapat dimaksimalkan penggu- naannya.

• Fasilitas apartemen yang tepat berada di atas tempat parkir ini menjadi terganggu akibat kebisingan dan polusi udara yang disebabkan dari kendaraan.

Kesimpulan :

Berdasarkan dari tiga alternatif diatas, alternatif yang lebih baik adalah

alternatif 1, tetapi mengingat luas lahan yang tidak besar, maka alternatif

yang dipilih adalah alternatif 2. Hal ini dikarenakan parkir basement tidak

mengurangi lahan yang ada untuk bangunan.

2. Zoning Horizontal Bangunan

Mal

TABEL 23. ZONING VERTIKAL BANGUNAN

Page 9: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

105

Makro :

Mikro :

Anchor Tenant diletakkan pada ujung-ujung bangunan mal, hal

ini bertujuan untuk menarik pengunjung karena anchor tenant merupakan

magnet supaya pengunjung sampai ke sisi pojok bangunan dan sisi pojok

mal tetap hidup dan tidak mati.

Gambar 83. Zoning Mikro Horizontal Mal

Keterangan :

Publik

Semi Publik

Servis

Keterangan : Anchor Tenant

Anchor Tenant

Mini Anchor

Retail

Retail

Retail

Retail

Servis

Hall/ Plasa

Plasa Penerima

Gambar 82. Zoning Makro Horizontal Bangunan Mal

Anchor Tenant

Mini Anchor

Retail

Hall/plasa mal

Plasa Penerima

Servis

Page 10: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

106

Apartemen :

• Tangga kebakaran diletakkan di ujung-ujung bangunan, hal ini

dikarenakan jika terjadi kebakaran ditengah-tengah gedung, maka

unit yang letaknya dipojok bangunan tetap dapat menuju tangga

darurat.

• Ruang komunal diletakkan ditengah-tengah bangunan bertujuan

untuk mengalirkan angin / cross ventilation. Ruang komunal

berfungsi selain ruang bersama, juga difungsikan sebagai

pencahayaan alami.

• Core diletakkan ditengah karena pertimbangan jarak ke unit terjauh

atau ke unit yang letakknya di ujung/tepi bangunan..

IV.3.3. Sirkulasi

Sirkulasi pada bangunan terdiri atas pola sirkulasi ruang, jenis

koridor, sirkulasi vertikal dan horizontal.

Gambar 84. Zoning Mikro Horizontal Apartemen

Keterangan :

Unit Hunian

Fasilitas

Core

Komunal

Tangga Kebakaran

Servis

Angin mengalir melalui koridor dan bukaan pada ruang komunal.

Page 11: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

107

Pola Sirkulasi Ruang

Jenis sirkulasi yang digunakan untuk mal adalah jenis sirkulasi linear

berpotongan dengan pusat sirkulasi berupa lobi/ plaza atau void dengan

pertimbangan kejelasan sirkulasi dan kemudahan pencapaian ke bagian-

bagian bangunan.

Jenis Koridor

Bangunan Mal

1. Koridor double loaded,

Anchor Tenant

Anchor Tenant

Mini Anchor

Retail

Retail

Retail

Retail

Servis

Plasa Penerima

Gambar 85. Pola Sirkulasi Linear Berpotongan

Keterangan :

Retail

Retail

Koridor

Gambar 86. Koridor Double Loaded

Page 12: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

108

Keuntungan Kerugian • Luasan bangunan terpakai

dengan maksimal (tidak banyak terbuang untuk koridor).

• Unit-unit untuk retail menjadi lebih banyak.

• Ruang di dalam mal menjadi padat.

• Minimalnya pencahayaan alami. • Beban untuk pencahayaan alami

bertambah sehingga energi tidak dapat diminimalisasi.

2. Koridor single loaded

Keuntungan Kerugian • Sirkulasi dalam mal tidak terlalu

padat. • Pencahayaan alami dapat

dimaksimalkan sehingga kerja beban untuk penerangan berkurang.

• Kesan lapang/luas pada bangunan mal.

• Luasan bangunan tidak terpakai dengan maksimal.

• Jumlah unit-unit retail menjadi berkurang.

Kesimpulan :

Bedasarkan dari dua alternatif diatas, jenis koridor yang lebih baik untuk

bangunan mal adalah yang single loaded, karena koridor jenis ini

memberikan kesan lapang dan luas sehingga kegiatan berbelanja dan

berekreasipun menjadi lebih santai dan nyaman.

Keterangan :

Retail

Retail

Koridor

Void

TABEL 24. KEUNTUNGAN – KERUGIAN DOUBLE LOADED

Gambar 87. Koridor Single Loaded

TABEL 25. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SINGLE LOADED

Page 13: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

109

Bangunan Apartemen

1. Koridor single loaded

Keuntungan Kerugian • Dapat memaksimalkan

pengudaraan dan pencahayaan alami, sehingga penggunaan energi dapat diminimalisasi

• Unit-unit hunian tidak terlalu banyak jumlahnya.

• Lahan tidak terpakai dengan maksimal.

2. Koridor double loaded

Keuntungan Kerugian • Jumlah unit-unit hunian menjadi

banyak. • Lahan terpakai dengan maksimal.

• Tidak dapat memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami, sehingga penggunaan energi tidak dapat diminimalisasi

Kesimpulan :

Berdasarkan dari dua alternatif diatas, jenis koridor yang lebih baik untuk

bangunan apartemen adalah single loaded, akan tetapi mengingat lahan yang

Gambar 88. Koridor Single Loaded

Gambar 89. Koridor Double Loaded

TABEL 26. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SINGLE LOADED

TABEL 27. KEUNTUNGAN – KERUGIAN DOUBLE LOADED

Page 14: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

110

tidak besar dan ingin memaksimalkan unit yang ada, maka koridor double

loaded lah yang lebih cocok unutk bangunan apartemen ini.

Sirkulasi Vertikal

Sirkulasi vertikal dapat dibagi tiga yaitu lift, eskalator dan tangga.

1. Lift

Untuk bangunan apartemen, karena tinggi apartemen ini lebih

dari 4 lantai sehingga harus menggunakan lift, dengan pertimbangan,

jumlah lantai yang harus dicapai oleh penghuni ke lantai paling atas

bangunan.

Dibawah ini adalah keuntungan dan kerugian penggunaan lift :

Bangunan Keuntungan Kerugian 1. Mal

• Baik orang tua atau orang cacat yang tidak dapat naik eskalator apalagi tangga dapat naik ke lantai atas dengan menggunakan lift.

• Penggunaan lift dapat menyebabkan boros energi, karena meskipun lift tidak ada penumpang, lift tetap beroperasi.

Gambar 90. Dimensi Ruang Lift

Page 15: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

111

Bangunan Keuntungan Kerugian

• Memudahkan pencapaian ke lantai teratas dan dengan waktu yang singkat.

• Memudahkan mobilitas barang ke toko-toko.

2. Apartemen

• Memudahkan penghuni untuk dapat naik ke unit teratas sekalipun.

• Orang tua atau orang cacat dapat tinggal di apartemen ini, tanpa memikirkan bagaimana cara mereka naik ke atas.

• Penggunaan lift dapat menyebabkan boros energi, karena meskipun lift tidak ada penumpang, lift tetap beroperasi.

Dibawah ini adalah perhitungan kebutuhan lift untuk apartemen.

- Tinggi Lantai ( h ) = 3,5 m - Jumlah Lantai ( n ) = 12 Lt

- Kecepatan lift ( s ) = 2,5 - Kapasitas lift ( m ) = 17 orang

- Penghuni Bangunan ( PB ) = 3 m2 lantai netto/orang

- % ∑ Penghuni Bangunan ( P ) = 0,03

Luas Core untuk bangunan Apartemen berkisar antara 10-12 % dari Luas

total Apartemen.

L Core = 10 % x 15.534 m2

= 1.553,4 m2 ≈ 1.553 m2

Luas Netto = L total apartemen – L Core

= 15.534 m2 - 1.553 m2 = 13.981 m2

TABEL 28. KEUNTUNGAN - KERUGIAN LIFT

Page 16: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

112

T1 = ( 2 h + 4 s ) ( n-1) + s ( 3 m + 4 ) detik

s

= ( 2 x 3,5 + 4 x 2,5 ) ( 12-1) + 2,5 ( 3 x 17 + 4 ) detik

2,5

= ( 7 + 10 ) x 11 + 2,5 ( 51 + 4)

2,5

= 187 + 137,5 = 309,1 = 129,8 detik

2,5 2,5

N1 = L netto x P x T1

300 x PB x m

= 13.981 x 0,03 x 129,8

300 x 3 x 17

= 54.442 = 3,56 ≈ 4 lift

15.300

2. Eskalator

Eskalator terdiri dari :

• eskalator jalur tunggal ( untuk satu orang berdiri) dengan lebar 60 cm

– 81 cm.

• Eskalator jalur ganda ( untuk dua orang berdiri bersama dalam satu

anak tangga) dengan lebar 100 cm-120 cm.

Kemiringan yang dapat diterima adalah 35 °

Gambar 91. Tampak Samping Eskalator

Page 17: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

113

Tipe Keuntungan Kerugian 1. Super

Imposed

2. Double Cross

Over

• Toko-toko dilewati karena pengunjung harus memutar untuk naik ke eskalator selanjutnya.

• Pengunjung dapat langsung naik menuju eskalator selanjutnya, tanpa perlu memutar

• Pengunjung cepat lelah karena harus memutar.

• Toko-toko tidak dilalui pengunjung, karena letak eskalator yang menyilang sehingga tidak perlu berputar untuk sampai ke eskalator selanjutnya

Tata Letak Bersilangan

Tata Letak Sejajar (Alur Berputar)

Tata Letak Sejajar (Alur Menerus)

Gambar 92. Tipe-tipe Eskalator

Gambar 93. Eskalator Mal GI

Gambar 94. Eskalator Mal GI

Page 18: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

114

Tipe Keuntungan Kerugian3. Cross Over

• Pengunjung dapat

langsung naik menuju eskalator selanjutnya, tanpa perlu memutar

• Toko-toko tidak dilalui pengunjung, karena letak eskalator yang menyilang sehingga tidak perlu berputar untuk sampai ke eskalator selanjutnya

Kesimpulan :

Eskalator hanya terdapat pada bangunan mal saja. Berdasarkan dari tiga

alternatif diatas, untuk Mal jenis penempatan eskalator yang dipilih

adalah super imposed. Hal ini dikarenakan memungkinkan pengunjung

untuk melihat retail-retail yang lain, karena sebelum naik ke eskalator

lain, pengunjung harus berputar.

3. Tangga / Tangga Kebakaran

Pintu pada tangga kebakaran hanya terbuka ke arah dalam tangga,

kecuali pintu di lantai dasar, yang hanya terbuka ke arah luar.

TABEL 29. KEUNTUNGAN - KERUGIAN TIPE-TIPE ESKALATOR

Gambar 95. Tangga Darurat

Page 19: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

115

IV.3.4. Organisasi Ruang

Sirkulasi pelaku kegiatan/ pengguna bangunan terdiri atas sirkulasi

penghuni apartemen, pengunjung mal, dan kayawan (karyawan mal dan

karyawan aprtemen). Karena terdapat perbedaan aktifitas antara penghuni

apartemen, pengunjung mal, dan karyawan sehingga perlu diuraikan secara

terpisah sehingga lebih jelas.

Gambar 96. Ketentuan Tangga Darurat

Page 20: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

116

Pengunjung Mal

Penghuni Apartemen

Karyawan

IV.3.5. Hubungan Ruang

1. Hubungan Ruang Makro

Main Entrance

ParkirLobi

MAL Apartemen

SKEMA 5 : HUBUNGAN RUANG MAKRO

Parkir Motor Keluar/ Masuk

Parkir Mobil

Lobi

Unit

Restoran

Fasilitas (kolam renang, Gym, dll)

Parkir Motor

Keluar/ Masuk

Pedestrian

Lobi

Toko-toko

Kantor Pemasaran

Kantor Pengelola

SKEMA 2 : SIRKULASI PENGUNJUNG MAL

SKEMA 3 : SIRKULASI PENGHUNI

SKEMA 4 : SIRKULASI KARYAWAN MAL DAN APARTEMEN

Parkir Motor

Parkir Mobil

Pedestrian

Keluar/ Masuk Lobi

Toko-toko

Pusat Hiburan Bilyard, bowling,dll

Café, Restoran

Page 21: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

117

2. Hubungan Ruang Mikro Apartemen

3. Hubungan Ruang Mikro Mal

Main Entrance

Lobi

Unit

Kantor Pemasaran

WC

Fasilitas

Kantor Pengelola

Parkir

R. Penerima

Parkir

Lobi

Toko

Pusat Hiburan

Café, Restoran

WC Ruang

Karyawan

Ruang Duduk/ Istirahat

R.Ganti + Loker

WC

Dapur

Kantor Pengelola

Main Entrance

SKEMA 7 : HUBUNGAN RUANG MIKRO MAL

SKEMA 6 : HUBUNGAN RUANG MIKRO APARTEMEN

Page 22: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

118

Hubungan Ruang Mikro Gabungan

Keterangan

Publik Semi Publik Private Servis

SKEMA 8 : HUBUNGAN RUANG MIKRO GABUNGAN

Parkir

Main Entrance

Lobi

Unit

R. PenerimaKantor

Pemasaran

WCFasilitas

Kantor Pengelola

Toko

Pusat Hiburan

Café, Restoran

WC

Ruang Karyawan

Ruang Duduk/ Istirahat

R.Ganti + Loker

WC

Dapur

Kantor Pengelola

Page 23: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

119

IV.3.6. Analisa Kebutuhan dan Luasan Ruang

1. APARTEMEN

a. Tipe Studio (1-2 orang)

Untuk tipe studio ini, karena tidak adanya pembatas antar ruang, hanya

kamar mandi saja yang diberi batas oleh dinding, maka perhitungan

kebutuhan ruang dan luasan ruang berdasarkan perabotan yang ada.

Kebutuhan Ruang Elemen Ruang Luas (m2) 1. Dapur Kompor, Bak Cuci Piring, Kulkas, 5,4 2. Ruang Makan Meja Makan, Kursi 7,3 3. Kamar Tidur Tempat Tidur, Meja, Kursi,

Lemari, Nakas 10,6

4. Kamar Mandi Kloset, Ruang Shower, Wastafel 3,5 5. Ruang Jemur dan

Gudang/Servis - 3

Luas unit 26,8 m2

b. Tipe 1 Kamar Tidur (1-3 orang)

Kebutuhan Ruang Elemen Ruang Luas (m2) 1. Ruang Keluarga Sofa, Lemari/Meja TV 6 2. Dapur Kompor, Bak Cuci Piring, Kulkas, 5,4 3. Ruang Makan Meja Makan, Kursi 7,3 4. Kamar Tidur Tempat Tidur, Meja, Kursi,

Lemari, Nakas 10,56

5. Kamar Mandi Kloset, Ruang Shower, Wastafel 3,5 6. Ruang Jemur dan

Gudang/Servis - 3

Luas unit 35,7 (m2)

TABEL 31. KEBUTUHAN RUANG 2 UNIT KAMAR TIDUR

TABEL 30. KEBUTUHAN RUANG TIPE STUDIO

Page 24: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

120

c. Tipe 2 Kamar Tidur (3-4 orang)

Kebutuhan Ruang Elemen Ruang Luas (m2) 1. Ruang Keluarga Sofa, Lemari/Meja TV 9 2. Dapur Kompor, Bak Cuci Piring, Kulkas, 5,4 3. Ruang Makan Meja Makan, Kursi 7,3

4. Kamar Tidur 1

Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari, Nakas

10,6

5. Kamar Tidur 2 Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari 10,6 6. Kamar Mandi

Utama Kloset, Ruang Shower, Wastafel, bath tub

4

7. Kamar Mandi Kloset, Ruang Shower, Wastafel 3,5 8. Ruang Jemur dan

Gudang/Servis - 3

Luas unit 53,4 (m2)

d. Tipe 3 Kamar Tidur (4-5 orang)

Kebutuhan Ruang Elemen Ruang Luas (m2) 1. Ruang Keluarga Sofa, Lemari/Meja TV 9 2. Dapur Kompor, Bak Cuci Piring, Kulkas 9,5

3. Ruang Makan Meja Makan, Kursi 11,9 4. Kamar Tidur 1

Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari, Nakas

10, 6

5. Kamar Tidur 2 & 3

Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari

21,2

6. Kamar Mandi 1 Kloset, Bath up, Wastafel, Shower 4

7. Kamar Mandi 2 Kloset, Ruang Shower, Wastafel 3,5 8. Ruang Jemur dan

Gudang/Servis - 3

Luas unit 72,7 (m2)

TABEL 32. KEBUTUHAN RUANG 2 UNIT KAMAR TIDUR

TABEL 33. KEBUTUHAN RUANG 3 UNIT KAMAR TIDUR

Page 25: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

121

e. Fasilitas Apartemen

Jenis Ruang Standar Ruang Luas 1. Tenis

Uk Lap Tenis adalah : 18,27 x 36,57 m2

2. Bulu Tangkis

Uk Lap Bulu Tangkis adalah : 5,5 x 13 m2

Ditambah dengan sirkulasi = 7,5 x 15 m2

3. Fitness Center

• Untuk 40-45 orang luas min 200 m2.

• Tinggi lampu

semua ruangan yaitu 3.00 m

• Ukuran panjang

ruang ≤ 15 m

TABEL 34. KEBUTUHAN FASILITAS OLAHRAGA

Sumber : Data Arsitek Jilid 2

Gambar 97. Standar Lapangan Tenis

Gambar 98. Standar Lapangan Bulu Tangkis Sumber : Data Arsitek Jilid 2

Gambar 99. Contoh Ruang Fitness dengan luas 200 m2

Sumber : Data Arsitek Jilid 2

Page 26: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

122

2. MAL

Jenis Ruang Standar Ruang Luas 1. Retail

J = 200 cm MD = 50 cm Lebar retail min : 200 + 50 + 50 = 300 cm

2. Toko Buku

A = 180 cm Rak = 30 cm Jarak dari rak 1 ke rak 2 adalah : 180 + 30 + 30 = 240 cm

3. Toko Pakaian

F = 240 cm G = 60 cm Jarak dari rak 1 ke rak 2 adalah : 240 + 60 + 60 = 360 cm

J = 167,6 – 228,6 cm Meja Display = 30 – 60 cm

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

A = min 167,6 cm

Rak = 30 – 50 cm

F = 213,4 - 243,8 cm G = 50,8- 66 cm I = 45,7 – 61 cm

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

G

Gambar 100. Standar Ruang Retail

Gambar 101. Standar Toko Buku

Gambar 102. Standar Toko Pakaian

Page 27: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

123

Jenis Ruang Standar Ruang Luas 4. Kamar Pas 5. Toko

Sepatu

B = 135 cm I = 90 cm Luas Ruang ganti : 135 x 90 = 1,2 m2

Modul Per unit ruang ganti = 135 x 90 cm F = 120 cm J = 160 cm Rak D = 40 cm Lebar min : 120 + 160 + 40 = 320 cm

6. Restoran

C = 75 cm H = 60 cm Lebar dari meja 1 ke meja lain = 75 + 60 + 75 cm = 210 cm Modul per satu meja : 75 + 30 = 105 cm 180 + 30 + 30 = 240 cm Modul min: 105 x 240 cm

B = 137,2 – 147,3 cm I = 91,4 cm

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

F = 121,9 cm J = 152,4 – 167,6 cm Rak display = 30–50 cm

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

C = 76,2 cm F = 274,3 cm G = 137,2 cm H = 61 cm

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

Gambar 103. Standar Kamar Pas

Gambar 104. Standar Toko Sepatu

Gambar 105. Standar Restoran

Page 28: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

124

Uk min dari 1meja makan ke meja makan lainya + sirkulasinya : 1.70 m x 1.95 m Uk min dari 1meja makan ke meja makan lainya + sirkulasinya : 2.20 m x 2.43 m

7. Toilet umum

H = 137,2 Panjang min. Toilet adalah 137,2 cm dengan tinggi min. 177,8 cm. Lebar min. Untuk penggunan kursi roda = 167,6 cm. Untuk sirkulasi min. 137,2 cm. Jarak orang berdiri di urinoir = 81,3 cm Modul 1 unit Toilet untuk orang cacat adalah : 150 cm x 170 cm Modul 1 unit Toilet adalah : 150 cm x 100 cm

A = 81,3 cm C = 45,7 cm B = 137,2 cm

Gambar 106. Standar Meja Restoran

Gambar 107. Standar Meja Restoran

Sumber : Data Arsitek Jilid 2

170

195

243

220

Gambar 108. Standar Toilet Umum

Gambar 109. Standar Toilet Umum Pria

Page 29: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

125

Jenis Ruang Standar Ruang Luas

IV.3.7. Analisa Perhitungan Kebutahan Luasan Mal, Apartemen dan Parkir

Dibawah ini adalah rata-rata luasan tipe-tipe unit yang ada berdasarkan studi

banding dan perhitungan standar :

Studi Banding Standar Rata-rata Studio 26,5 m2 26,8 m2 27 m2 1 Kamar Tidur 41,6 m2 35,7 m2 39 m2 2 Kamar Tidur 58 m2 53,4 m2 56 m2 3 Kamar Tidur 89,3m2 72,7 m2 81 m2

Berdasarkan permintaan, jumlah unit adalah berkisar dari 200-250 unit.

Maka jumlah unit minimum adalah (200+250):2 = 225 unit.

Shaft min 30 cm

Gambar 110. Standar Toilet Umum beserta Shaft

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

TABEL 35. KEBUTUHAN RUANG MAL

TABEL 36. RATA-RATA LUASAN APARTEMEN

Page 30: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

126

1. Berdasarkan jumlah unit minimum yaitu 225 unit dan rata-rata persentase

yang didapat dari studi banding, didapatlah persentase jumlah unit kamar,

yaitu :

• Studio 37 % x 225 unit = 84 unit

• 1 Bedroom 17 % x 225 unit = 38 unit

• 2 Bedroom 26 % x 225 unit = 58 unit

• 3 Bedroom 20 % x 225 unit = 45 unit +

225 unit

2. Perhitungan luas yang dibutuhkan untuk bangunan apartemen, dapat

diperoleh berdasarkan jumlah unit yang dikali dengan luasan rata-rata

tiap tipe yang ada.

• Studio 84 unit x 27 m2 = 2.268 m2

• 1 Bedroom 38 unit x 39 m2 = 1.482 m2

• 2 Bedroom 58 unit x 56 m2 = 3.248 m2

• 3 Bedroom 45 unit x 81 m2 = 3.645 m2 +

10.643 m2

3. Perhitungan Luasan Mal dan Fasum + Servis

Luas Lahan : 6.500 m2

KDB : 60 % x 6500 m2 = 3.900 m2 → Luas Lantai Dasar

KLB : 4 x 6.500 m2 = 26.000 m2 → Luas Total Bangunan

Page 31: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

127

Fasum + Servis 5 % dari total luas bangunan yang ada.

5 % x 26.000 m2 = 1.300 m2

Berdasarkan KLB, Sisa Luas Bangunan Mal adalah:

26.000 m2 - 10.643 m2 - 1.300 m2 = 12.126 m2

Berdasarkan studi banding, persentase mal, apartemen dan fasum + servis

adalah :

1. Poins Square

Luas Total Mal : 30.772 m²

Luas Total Apartemen : 34.092 m²

Fasum : 2.693 m²

67.557 m²

Persentase Perbandingan Mal, Apartemen, dan Fasum adalah :

• Apartemen

34.092 x 100 % = 51 %

67.557

• Mal

30.772 x 100 % = 45 %

67.557

• Fasum

2.693 x 100 % = 4 %

67.557

Page 32: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

128

Berdasarkan data di atas, maka luasan mal, apartemen, dan fasum adalah:

Apartemen → 51 % x 26.000 m² = 14.040 m²

Mal → 45 % x 26.000 m² = 10.660 m²

Fasum → 4 % x 26.000 m² = 1.300 m²

Perhitungan Jumlah Lapis Apartemen

Parkir

Gambar 112. Standar Parkir Mobil

Gambar 113. Diameter Standar Putaran Parkir Mobil

Berdasarkan gambar disamping Luas Apartemen 1 lantainya adalah ± 1900 m2

Jadi jumlah lapis apartemen adalah : 13.869 : 1900 = 7,3 lt ≈ 8 lt

Gambar 111. Luasan Bangunan Apartemen

Page 33: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

129

Menurut buku Sistem Bangunan Tinggi,

• lantai untuk parkir tidak dihitung KLB ( maksimal 50 % KLB,

selebihnya diperhitungkan 50 %), dengan lantai bangunan parkir

maksimal 150 % KLB.

• Luas lantai yang luasnya 500 m2 atau lebih harus ada ramp naik dan turun

dengan lebar minimum 3.00 m.

• Kemiringan ramp lurus maksimum 1 : 5.

• Ramp spiral dua arah, jari-jari terpendek 4.00 m dengan lebar 3.50 m

untuk setiap arah dengan pemisah minimum 50 cm, sehingga lebar

minimum ramp menjadi 7.50 m.

Perhitungan parkir :

Luas parkir luar 25 m2

Luas parkir dalam 35 m2

1. Apartemen

Rasio parkir tipe 1 KT – 2 KT = 1 parkir

Rasio parkir tipe 3 KT = 2 parkir

Khusus untuk tipe studio, rasio parkir adalah 1 parkir mobil untuk 3 unit

(dengan pertimbangan pemakai adalah mahasiswa yang menggunakan

motor)

Studio : 84 unit x 0.33 = 28 mobil

1 KT : 38 unit x 1 = 38 mobil

Page 34: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

130

2 KT : 58 unit x 1 = 58 mobil

3 KT : 45 unit x 2 = 90 mobil +

214 mobil x 35 m2 = 7.490 m2

Total Bangunan setelah dikurangi GSB adalah 3.995 m2

Jumlah lapis bangunan parkir apartemen di basement :

7.490 m2 : 3.995 m2 → 2 lantai

2. Mal

Rasio parkir 1 : 60

KDB 60 % = 3.900 m2

KDH 20 % = 1.300 m2

Parkir mal = 10.660 : 60 = 178 mobil

1.300 m2 : 25 m2 = 52 mobil

178 – 52 = 126 mobil x 35 m2 = 4.410 m2

Jumlah lapis bangunan parkir mal :

4.410 m2 : 3.995 m2 → 1,2 lantai ≈ 1,5 lantai

Parkir mal diletakkan diluar atau semi basement (split level antara basement

dengan lantai dasar).

IV.3.8. Sistem Struktur

Sistem Struktur dapat dibagi menjadi :

1. Sistem Struktur Rangka/ Portal/ Frame

• Memungkinkan penghilangan seluruh dinding struktural.

Page 35: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

131

• Dinding biasanya elemen non struktural

• Terdiri dari balok-balok yang ditumpu oleh kolom-kolom

• Biasanya digunakan elemen yang kuat, contohnya baja , beton

bertulang,dll

2. Sistem Struktur Kabel

Keuntungan Kerugian 1. Ringan dan elastis 2. Memiliki jarak yang cukup

besar 3. Bentuknya fleksibel dan

mudah dibentuk dan membentuk sesuatu

4. Mempunyai kekuatan tarik yang cukup besar

5. Dapat dibongkar pasang dengan cepat

6. Bentuknya sangat atraktif dna variatif

1. Bentuknya tidak stabil 2. Tingkat kelengkungannya

terbatas 3. Terjadi getaran 4. Tidak tahan panas (memuai atau

meleleh jika terkena api) 5. Jenis bahan penutupnya sangat

terbatas → mebran, dll 6. Maintenance-nya relatif mahal

3. Sistem Shear Wall

Keuntungan Kerugian • Strukturnya sederhana dan

ekonomis • Membatasi kebebasan

perancangan bentuk bangunan • Dimensi dinding menjadi

lebih tebal

4. Sistem Struktur Tube/ Tabung

Keuntungan Kerugian • Lebih efisien dalam penggunaan • Banyaknya kolom-kolom

TABEL 37. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SISTEM STRUKTUR KABEL

TABEL 38. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SISTEM STRUKTUR SHEAR WALL

Page 36: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

132

bahan bangunan • Kekakuan dinding fasade tinggi • Memikul semua beban lateral

dengan jarak yang dekat.

5. Shell

• Efisiensi struktur sangat tinggi → dalam bentang > 100 m hanya

dibutuhkan ketebalan puluhan mm saja.

Kesimpulan :

Berdasarkan data diatas, sistem struktur yang digunakan adalah sistem

struktur rangka. Hal ini dikarenakan struktur rangka ini tidak menggunakan

dinding sebagai unsur struktural.

IV.3.9.Modul Struktur

Berdasarkan studi banding, dapat dilihat modul struktur dari bangunan mal:

1. Grand Indonesia

Seibu

Dimensi kolom bujur sangkar : 1 m x 1 m

Jarak kolom ke kolom 7 m

TABEL 39. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SISTEM STRUKTUR TUBE

Gambar 114. Modul Struktur Grand Indonesia

Page 37: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

133

Pada contoh modul strukur dari Gramedia maupun Seibu,

memiliki dimensi kolom 1 m x 1 m, sedangkan kolom lingkaran

berdiameter 1,3 m dengan jarak dari satu kolom ke kolom lain 7 m.

Pada mal Grand Indonesia ini terdiri dari berbagai macam jenis

kolom dan berbagai jenis dimensi kolom. Contohnya :

• Bujur sangkar, dimensi kolomnya 1.00 m x 1.00 m; 1,40 m x 1,40 m

• Persegi panjang dimensi kolomnya 0,80 m x 2.00 m; 0,70 m x 6,4 m

• Lingkaran, diameternya 1,30 m; 1,80 m

2. Ciputra

Pada Mal Ciputra ini, modul kolom tidak teratur. Dimensi kolom berkisar

1.00 m x 1.00 m.

11 m

Gambar 115. Modul Struktur Mal Ciputra

Page 38: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

134

Menurut studi banding dari mal Ciputra, modul antar retail yang digunakan

adalah 3.60 m x 7.50 m, modul umum yang digunakan adalah kelipatan 30

cm.

Kesimpulan :

Berdasarkan dari data diatas, dimensi kolom rata-rata yang tercipta adalah

1.00 m x 1.00 m dengan jarak antar kolom adalah 6 - 7 m. Sedangkan modul

untuk retail adalah kelipat dari 30 cm.

IV.3.11.Material

• Sebisa mungkin material yang digunakan dipertimbangkan dari segi

hemat energi.

Contohnya: penggunaan material baja. Produksi baja membutuhkan

energi yang besar, akan tetapi jika dilihat dari proses pemasangannya,

baja cenderung hemat energi, karena pemasangan baja yang cukup

mudah dan tiak membutuhkan waktu yang lama sehingga energi yang

terpakai tidak besar. Dan juga dilihat dari segi umur material, baja

merupakan material yang tahan lama.

1. material lantai

Jenis Lantai 1. Tegel

• Terbuat dari semen dan pasir • Lantai tegel harus terlihat basah, agar tidak

mudah pecah atau retak. (+) Keuntungan - Harga murah (-) Kerugian - bila terkena asam atau cuka akan sangat sulit untuk dibersihkan.

Gambar 116. Lantai Tegel

Page 39: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

135

Jenis Lantai 2. Teraso

• Terbuat dari semen dan pasir, tetapi bagian atasnya diberi lapisan keras, yaitu berupa campuran kulit kerang laut dna pecahan marmer.

(-) Kerugian - sering ditumbuhi lumut.

3. Keramik

(+) Keuntungan - Mudah dibersihkan - Permukaannya keras sehingga dapat menahan beban berat

(-) Kerugian - Keramik KW 2 & 3 ukurannya tidak presisi dan pinggiran keramiknya gampang pecah

4. Marmer

(+) Keuntungan - Memberikan kesan mewah - Ukuran dapat disesuaikan, karena marmer tersedia dala ukuran yang besar, tinggal dipotong sesuai pesannan.

- Tahan api - mampu menahan beban lebih berat (-) Kerugian - Mudah menyerap cairan - Noda tidak mudah hilang apabila terkena tumpahan sirup atau tinta.

- Sering ditumbuhi lumut - Berubah warna jika terkena sinar matahari langsung.

5. Granit

Memiliki spesifikasi yang hampir sama dengan lantai marmer, hanya saja harganya lebih mahal dan warnanya lebih gelap.

Gambar 118. Lantai Keramik

Gambar 120. Lantai Granit

Gambar 119. Lantai Marmer

Gambar 117. Lantai Teraso

Page 40: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

136

6. Kayu

(+) Keuntungan - Lebih Artistik - Mendapat kesan ruang yang hangat. (-) Kerugian - Tidak tahan api - Rentan terhadap serangga - Harga lebih mahal - Pemasangan harus dipersiapkan dengan baik, dibanding dengan lantai lainnya.

Kesimpulan :

Dari beberapa alternatif lantai diatas, altenatif yang lebih sesuai

untuk bangunan Mal adalah lantai keramik. Hal ini dikarenakan, harga

keramik yang lebih murah dan perawatannnya lebih mudah dibandingkan

dengan lantai-lantai lainnya.

Sedangkan untuk bangunan apartemennya, menggunakan lantai

keramik dan kayu (parquet). Penggunaan lantai kayu ini untuk mendapat

kesan ruang yang hangat, sesuai dengan fungsi bangunan apartemen yaitu

sebagai hunian.

Jenis Dinding 1. Bata merah

(+) Keuntungan - murah - kuat (-) Kerugian - cukup berat - boros dalam penggunaan semen, karena memerlukan adukan yang tebal.

2.Bata ringan / Celcon

(+) Keuntungan - Beratnya lebih ringan, sehingga pembebanan struktur dibawahnya juga lebih kecil.

- Karena dimensinya besar, sehingga pekerjaan dinding jadi lebih cepat selesai.

- irit dalam penggunaan semen, karena tidak memerlukan adukan yang tebal untuk merekatkannya.

Gambar 121. Lantai Kayu

Foto 37. Dinding Bata Merah

Gambar 122. Dinding Bata Ringan/ Celcon

TABEL 40. MATERIAL LANTAI

Page 41: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

137

Jenis Dinding

- Tahan panas dan kedap suara - Tahan api samapai 4 jam. (-) Kerugian - Harga lebih mahal - kekuatannya tidak sekuat bata. - Karena sifatnya lunak dan berongga, maka lebih mudah untuk dikorek, dipahat, atau dilubangi.

3. Dinding Beton pre fabrikasi

(+) Keuntungan - Menghemat waktu sehingga dapat menghemat biaya pemasangan.

- Bentuknya akurat dan presisi (-) Kerugian - Tidak bisa berbagai macam model/bentuk, karena akan mahal.

- Hanya bisa digunakan untuk bentuk-bentuk yang sama.

Kesimpulan :

Berdasarkan alternatif diatas, dinding yang lebih baik untuk digunakan

adalah dinding beton pre fabrikasi. Hal ini dikarenakan waktu yang

digunakan relatif lebih cepat karena pembuatannya dilakukan di pabrik

atau di lokasi proyek.

IV.3.12.Utilitas

Sistem Distribusi Air Bersih

• Jenis pipa yang digunakan adalah pipa besi (steel pipe atau black pipe),

pipa galvanis, pipa Poly Vinyl Chloride (PVC), atau pipa tembaga

(copper pipe).

• Warna pipa untuk air bersih adalah biru.

Gambar 123. Dinding Beton

TABEL 41. MATERIAL DINDING

Page 42: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

138

• Kebutuhan air bersih (air dingin) untuk bangunan apartemen adalah 135-

225 L / orang / hari., sedangkan kebutuhan air panas untuk apartemen

adalah 45 L / orang / hari dengan shower dan 135 L / orang / hari dengan

bak mandi.

Secara umum sitem distribusi air bersih dalam bangunan bertingkat dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Up Feed System

Gambar 124. Pemipaan Untuk Bangunan Tinggi

Page 43: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

139

Arah aliran air direncanakan dengan arah keatas sehingga sumber/

tampungan air harus berada lebih rendah daripada lubang distribusi.

2. Down Feed System

Arah aliran air direncanakan dengan arah kebawah mengunakan bantuan

gaya gravitasi.

Lantai n

Lantai 2

Lantai 1

Tangki Bawah

Sumber Air

Pompa

Saluran Pengisi

SaluranDistribusi

Pompa

SKEMA 9. UP FEED SISTEM

Foto 38. Contoh reservoir bawah

Page 44: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

140

Tipe Keuntungan Kerugian 1. Up Feed

System

-

• Memerlukan asupan energi listrik yang lebih besar untuk mengoperasionalkannya.

2. Down Feed System

• Membutuhkan asupan energi listrik yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan sistem pengaliran keatas.

• Energi listrik diperlukan hanya pada saat pengisian tangki air atas saja.

-

Kesimpulan :

Berdasarkan dari pertimbangan yang ada pada tabel diatas, sistem distribusi

air bersih yang dipilih adalah Down Feed System dengan pertimbangan

pemakaian energi yang relatif lebih kecil sehingga pemakaian energi dapat

diminimalisasi.

TABEL 42. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

Lantai n

Lantai 2

Lantai 1

Tangki Bawah

Sumber Air

Pompa

SaluranDistribusi

Tangki Atas

Pompa

SKEMA 10. DOWN FEED SISTEM

Saluran Pengisi

Page 45: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

141

Sistem Pembuangan Air Kotor

Terbagi dalam 3 jenis, yaitu:

1. The Fully Vented One Pipe System

Mengunakan satu pipa pembuangan untuk air kotor dan kotoran padat.

2. The Fully Vent Two Pipe System

mengunakan dua pipa pembuangan untuk air kotor dan kotoran padat.

3. Single Stack System

Pembuangan air tinja dan kotor dipisahkan dengan 2 jenis pipa pada

aliran mendatar, tetapi pipa vertikalnya tetap satu.

Gambar 125. The Fully Vented One Pipe System

Gambar 126. The Fully Vent Two Pipe System

Gambar 127. Single Stack System

Page 46: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

142

Jenis Keuntungan Kerugian 1. The Fully

Vented One Pipe System

• Biaya murah • Dapat digunakan oleh

bangunan lebih dari 10 lantai.

• Pengontrolan gangguan relative sulit karena gangguan pada satu bagian pipa akan terasa dampaknya pada seluruh jaringan pemipaan

• Pipa yang digunakan besar.

2. The Fully Vented Two Pipe System

• Pipa yang digunakan lebih kecil daripada single stack system.

• Pemasangan pipa dapat lebih teratur dan terarah.

• Pengontrolan terhadap gangguan pemipaan relatif lebih mudah.

• Biaya lebih mahal

3. Single Stack System

• Kemudahan pengontrolan pipa mendatar bila terjado kebuntuan saluran.

• Pipa vertikal / vent stack cukup 1 buah

• Pipa vertikalnya harus besar.

• Untuk bangunan berlantai lebih dari 7, pipa ini tidak disukai karena diameter pipa vertikal yang akan digunakan terlalu besar.

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel diatas, sistem pembuangan air kotor yang dipilih adalah

The Fully Vented Two Pipe System. Jenis pembuangan air kotor ini dipilih

karena keuntungan yang telah disebutkan di tabel dan kerugiannya

dikarenakan permasalahan biaya saja.

TABEL 43. KEUNTUNGAN – KERUGIAN PEMBUANG AIR KOTOR

Page 47: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

143

Sistem Pengkondisian Udara dalam Bangunan

1. Pengondisian udara (AC) dinding atau setempat

Digunakan untuk pengondisian udara setempat atau untuk ruang yang

terbatas. Biasanya digunakan pada unit-unit apartemen, rumah tinggal,

kantor, dsb.

2. Pengondisian udara (AC) dengan sistem refrigerasi tekan

Cara kerja sistem ini sama dengan sistem kerja AC dinding, tetapi pada

unit ini diberi tambahan elemen pemanas sehingga memperbesar

kapasitas pelayanannya.

3. Pengondisian udara (AC) sentral

Pengondisian udara untuk satu bangunan atau setidaknya untuk suatu

luasan yang besar sekaligus dengan satu unit pengondisi udara.

Tipe Keuntungan Kerugian 1. Pengondisian

udara (AC) dinding atau setempat

• Kapasitas pelayanan sedang

• Kerusakkan menyeluruh dapat dihindarkan

• Kapasitasnya terbatas sehingga perlu diadakan pembagian daerah pelayanan.

• Terdapat sistem kontrol yang terpisah-pisah

2. Pengondisian udara (AC) dengan sistem refrigerasi tekan

• udara kembali perlu dijaga agar tidak kotor, oleh karena itu daerah-daerah bau (dapur,WC,dll) mengunakan exhauster jadi udaranya tidak diolah melainkan langsung disedot untuk dibuang.

Page 48: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

144

3. Pengondisian udara (AC) sentral

• Dikontrol secara terpusat.

• Diperlukan ducting yang dapat menambah tinggi floor to floor.

Pemilihan sistem pengondisian udara yang tepat dalam rancangan

sebuah bangunan komersial perlu mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

dimensi ruang, kapasitas ruang, dan intensitas penggunaan sarana

penghawaan dalam ruang-ruang.

Kesimpulan :

Bedasarkan tipe-tipe diatas, penggunaan AC untuk bangunan Mal dan

Apartemen dibedakan.

• Bangunan mal menggunakan AC sentral karena pengondisian udaranya

dikontrol secara terpusat, sehingga memudahkan sistem

pengoperasiannya.

• Bangunan Apartemen menggunakan AC dinding atau setempat, karena

sesuai dengan kebutuhan hunian yang ada yaitu privasi dan kenyamanan

suhu masing-masing penghuni berbeda-beda.

Listrik

Berdasarkan Studi Banding, daya listrik untuk unit-unit apartemen adalah :

Apartemen 1 Bed 2 Bed 3 Bed 1. The Premiere - 3500 VA ± 6600VA 2. Royal Mediterania 2200VA 3500 VA 4400VA 3. Marcopolo 2200VA - -

TABEL 44. KEUNTUNGAN – KERUGIAN PENGONDISIAN UDARA

TABEL 45. DAYA LISTRIK

Page 49: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

145

Berdasarkan studi banding diatas, dapat diketahui daya listrik untuk tipe-tipe

unit apartemen, yaitu :

1 bedroom / studio = 2200 VA

2 bedroom = 3500 VA

3 bedroom = ≤ 4400VA

Proteksi Kebakaran

Bahaya utama bagi manusia adalah keracunan akibat terhirupnya asap

(non termal). Sekitar 75 % kematian manusia pada bangunan yang terbakar

diakibatkan oleh asap, sedang sekitar 25 % kematian disebabkan oleh panas

yang ditimbulkan oleh api (termal).

Untuk Menanggulangi bahaya kebakaran pada sebuah bangunan, perlu

dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Preventif, adalah cara mencegah kebakaran yang dapat dilakukan

dengan:

• Perlengkapan pencegahan, misalnya CCTV

• Pemilihan bahan bangunan

• Isolasi terhadap api (yang menentukan fire severity)

2. Represif, adalah cara penyelamatan pada saat terjadi kebakaran.

• Fire Alarm System → memberi tanda adanya bahaya kebakaran, baik

kepada penghuni bangunan maupun kepada petugas pemadam

kebakaran.

Page 50: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

146

• Fire Sprinkler System → sistem penyemprotan air yang diaktifkan

oleh detector pengindera bahaya kebakaran.

• Fire Detector → Sistem proteksi bahaya kebakaran

• Smoke and Heat Venting

• Fire Dumper and Shutter

• Water Supply System

• Punch Register

• Fire Hydrant

• Portable Fire Extinguisher atau Chemical Extinguisher

Fire Alarm

Fire Extinguisher

Smoke Detector

Sprinkler

Foto 39. Proteksi Kebakaran

Foto 40. Proteksi Kebakaran pada ruangan

Page 51: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

147

Sistem Penangkal Petir

Petir berbahaya bagi suatu benda pada jarak 30 meter di atas benda

tersebut, serta mempunyai sifat mencari benda yang tertinggi sebagai batu

loncatan dalam perjalannya ke bumi. Penangkal petir diperlukan sebagai

antisipasi bangunan terhadap gangguan yang mungkin timnul akibat

sambaran petir. Pada prinsipnya instalasi penangkal petir adalah suatu sistem

instalasi dengan komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang secara

umum berfungsi menetralisir udara di sekitar bangunan agar tidak terjadi

petir.

Secara umum jenis penangkal petir dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Penangkal Petir Konvensional

Upaya menetralisir muatan udara sekitar yang terbuat dari logam. Daerah

yang terlindung adalah daerah yang ada dibawah splitz.

2. Penangkal Petir Extended Konvensional

Menggunakan logam runcing sebagai terminal coaxial (dapat

menghasilkan ion lebih banyak) sebagai penghantar pentanahan. Sistem

ini biayanya lebih mahal.

3. Penangkal Petir Radioaktif

Sistem ini melindungi bukan hanya bnagunan yang berada di bawahnya,

tetapi juga disekitarnya.

Page 52: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

147

IV.4. ARAHAN PERENCANAAN

IV.4.1. Aspek Lingkungan

1. Analisa Pintu Masuk dan Sirkulasi dalam Tapak dipilihlah :

.

Kerugian Pemecahan masalah • Kemungkinan kemacetan akibat

”crossing” antara kendaraan yang akan keluar tapak dengan bus yang menuju halte.

• Kendaraan dari arah Jl Anggrek Nelimurni tidak dapat langsung masuk ke tapak, tetapi harus masuk melalui Jl S.Parman

• Perletakkan pintu masuk dan keluar tidak terlalu dekat dengan halte bus.

• Kendaraan masuk dari Jl

S.Parman tidak masalah, karena jaraknya tidak terlalu jauh.

2. Analisa Matahari

Keterangan :

Jalur Masuk

Jalur Keluar

Jalur Servis

Jalur Pejalan

Kaki

U

Gambar 121. Analisa Pintu Masuk dan Sirkulasi

TABEL 45. PEMECAHAN MASALAH PINTU MASUK DAN SIRKULASI DALAM TAPAK

Gambar 122. Analisa Matahari

Page 53: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

148

Kerugian Pemecahan Masalah • Sisi bangunan ada yang

menghadap timur dan barat sehingga daerah ini akan panas.

• Sisi bangunan yang menghadap timur dan barat dapat menggunakan double skin, ataupun dinding masif.

• Menempatkan daerah servis (dapur, kamar mandi, ruang jemur/servis) pada sisi yang menghadap timur dan barat.

3. Analisa Kebisingan

Kerugian Pemecahan Masalah • Kebisingan dapat terus mengalir

kearah bangunan karena tidak adanya penghalang.

• Daerah yang terkena kebisingan dapat mengunakan material yang kedap suara atau dapat menyerap kebisingan.

• Diberi pohon-pohon yang berfungsi sebagai ”sound barrier”.

4. Analisa View

Daerah ini menjadi bising, karena tidak ada pengahalang.

Kebisingan

View di arahkan kearah S. Parman dan Nelimurni Flyover.

Gambar 123. Analisa Kebisingan

Gambar 124. Analisa View

TABEL 46. PEMECAHAN MASALAH MATAHARI

TABEL 47. PEMECAHAN MASALAH KEBISINGAN

Page 54: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

149

Kerugian Pemecahan Masalah • Sisi bangunan terpanjang

menghadap view yang kurang menarik, yaitu view pasar.

• Unit yang menghadap ke view pasar, diletakkan unit tipe studio dan 1 bedroom yang lebih banyak, hal ini dikarenkan target pasar tipe ini merupakan eksekutif muda maupun mahasiswa yang belum berkeluarga, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di luar hunian.

Kesimpulan :

Dari Analisa Lingkungan yang ada, faktor yang perlu diperhatikan dari

bangunan apartemen adalah view, karena fungsi dari apartemen tersebut

sebagai hunian sehingga membutuhkan view yang baik.

IV.4.2. Aspek Manusia

Berdasarkan dari analisa manusia diatas, dapat diketahui rata-rata pengguna

dilihat dari lokasi adalah masyarakat dengan golongan kelas menengah,

diantaranya mahasiswa, karyawan kantor, dan wirausaha/pelaku bisnis,

pasangan muda, dan juga keluarga.

Kesimpulan :

Dari Analisa Manusia, faktor yang perlu diperhatikan adalah siapa pengguna

bangunannya dan kebutuhan ruang apa yang diperlukan.

TABEL 48. PEMECAHAN MASALAH VIEW

Page 55: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

150

IV.4.3. Aspek Bangunan

1. Pintu Masuk Bangunan Mal

Kerugian Pemecahan Masalah • Terjadi keramaian karena pintu

bangunan hanya ada satu. • Plasa penerima /lobi dibuat

dengan luasan yang lebih luas • Sirkulasi kendaraan (drop off)

diatur agar tidak menimbulkan keramaian pada pintu masuk

2. Zoning Vertikal

Kerugian Pemecahan Masalah • Luasan mal berkurang. • Di daerah belakang mal atau

daerah parkir ini menjadi bising akibat kendaraan yang akan

• Diberi peredam suara, contohnya penggunaan tanaman dapat meredam kebisingan

• Penggunaan tanaman dapat

Drop Off

Terdapat Plaza penerima

Drop Off

Keterangan :

Parkir Mal Apartemen Fasilitas Apartemen

Gambar 125. Pintu Masuk Bangunan Mal

Gambar 126. Zoning Vertikal

TABEL 49. PEMECAHAN PINTU MASUK BANGUNAN MAL

Page 56: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

151

Kerugian Pemecahan Masalah parkir.

• Fasilitas apartemen yang tepat berada di atas tempat parkir ini menjadi terganggu akibat kebisingan dan polusi udara yang disebabkan dari kendaraan.

meredam kebisingan dan mengatasi polusi udara.

• Memberi ketebalan pada material sehingga dapat mengurangi kebisingan,

3. Zoning Horizontal

- Bangunan Mal

• Faktor yang perlu diperhatikan dalam zoning bangunan mal adalah

peletakkan tenant. Anchor Tenant harus diletakkan pada sisi-sisi

pojok bangunan, karena sifat anchor tenant yang berfungsi sebagai

magnet yang dapat membawa pengunjung sampai ke sisi pojok

bangunan.

• Faktor yang perlu diperhatikan dalam zoning bangunan apartemen

adalah letak core dan tangga kebakaran.

Anchor Tenant

Anchor Tenant

Mini Anchor

Retail

Retail Servis

Hall/ Plasa

Plasa Penerima

Retail

Retail

Gambar 127. Zoning Horizontal Mal

TABEL 50. PEMECAHAN MASALAH ZONING VERTIKAL

Page 57: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

152

- Bangunan Apartemen

4. Jenis Koridor Mal

Berdasarkan dari analisa bangunan, jenis koridor bangunan Mal adalah

single loaded dengan pertimbangan memberikan kesan lapang dan luas

sehingga kegiatan berbelanja dan berekreasipun menjadi lebih santai dan

nyaman.

Kerugian Pemecahan Masalah • Luasan bangunan tidak terpakai

dengan maksimal. • Jumlah unit-unit retail menjadi

berkurang.

• Pengaturan layout ruang dengan maksimal tetapi tetap memberikan kenyamanan dan kesantaian dalam berbelanja maupun berekreasi.

5. Jenis Koridor Apartemen

Berdasarkan dari analisa bangunan, jenis koridor bangunan apartemen

adalah double loaded, dengan pertimbangan koridor jenis ini dapat

TABEL 51. PEMECAHAN MASALAH KORIDOR MAL

Gambar 128. Zoning Horizontal Apartemen

Page 58: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

153

memaksimalkan ruang yang ada, akan tetapi tetap memaksimalkan

pengudaraan dan pencahayaan alami sehingga penggunaan energi dapat

diminimalisasi.

Kerugian Pemecahan Masalah • Unit-unit hunian tidak terlalu

banyak jumlahnya. • Lahan tidak terpakai dengan

maksimal.

• Pengaturan layout unit-unit dengan maksimal

6. Sirkulasi Vertikal Eskalator

Berdasarkan analisa bangunan jenis sirkulasi vertikal eskalator yang

dipilih adalah super imposed.

Kerugian Pemecahan Masalah • Pengujung cepat lelah karena

harus memutar • Penyediaan sitting area/

tempat duduk yang cukup, sehingga apabila pengujung kelelahan dapat beristirahat terlebih dahulu.

7. Sistem Struktur Bangunan

Berdasarkan dari analisa banguanan, sistem struktur yang digunakan

adalah sistem struktur rangka. Hal ini dikarenakan struktur rangka ini

tidak menggunakan dinding sebagai unsur struktural. sehingga fasade

bangunan dapat dibentuk dengan bebas.

TABEL 52. PEMECAHAN MASALAH KORIDOR APARTEMEN

TABEL 53. PEMECAHAN MASALAH ESKALATOR

Page 59: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

154

8. Utilitas- Sistem Distribusi air Bersih

Berdasarkan dari analisa banguanan, sistem distribusi air bersih yang

dipilih adalah Down Feed System. Dengan pertimbangan jangka panjang

pemakaian energi yang relatif lebih kecil, karena energi listrik hanya

diperlukan pada saat pengisian tangki air diatas.

9. Utilitas – Sistem Pembuangan Air Kotor

Berdasarkan dari analisa banguanan, sistem pembuangan air kotor yang

dipilih adalah The Fully Vented Two Pipe System.

Kerugian Pemecahan Masalah • Biaya lebih mahal • Jika kerugian dikarenakan

masalah harga, maka harus ditinjau ulang dari keuntungan yang diperoleh dengan memakai sistem ini. Dapat dilihat pengontrolan terhadap gangguan pemipaan relatif lebih mudah, yang untuk jangka panjangnya masalah harga yang mahal tidak menjadi permasalahan karena sama saja jika pengontrolan pipanya sulit, maka pada akhirnya harga yang dikeluarkan untuk pengontrolan ini jauh lebih besar.

10. Utilitas – Pengudaraan

Mal → menggunakan AC sentral

TABEL 54. PEMECAHAN MASALAH PEMBUANGAN AIR KOTOR

Page 60: IV.2. ASPEK MANUSIA IV.2.1. Prilaku Pemakaithesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2009-2-00085-AR Bab 4.2.pdf · Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk ... RS Harapan

155

Kerugian Pemecahan Masalah • Diperlukan ducting yang

dapat menambah tinggi floor to floor.

• Ducting yang tinggi dapat diatasi dengan penggunaan sistem struktur balok dan pelat yang dapat mengatasi masalah ketinggian tersebut.

Apartemen→ menggunakan AC setempat

Kerugian Pemecahan Masalah • Terdapat sistem kontrol

yang terpisah-pisah • Banyak terdapat blower,

karena masing-masing unit AC memiliki blower sendiri

• Fasade harus dirancang dengan

memikirkan penempatan blower, sehingga blower tidak terlihat dari luar bangunan, yang dapat menciptakan view yang tidak diinginkan.

11. Jumlah Unit Apartemen

• Berdasarkan studi banding, tipe 3 kamar tidur paling sedikit

peminatnya, dan mengingat lokasi yang berada dekat dengan

universitas, maka tipe studio dan 2 kamar tidur lebih diminati.

Contohnya Marcopolo residence lokasinya dekat dengan universitas,

tipe yang digemari adalah tipe studio. Mengingat target pasar dari

daerah slipi ini, maka tipe 3 kamar tidur dibuat yang paling sedikit.

• Dengan perbandingan Tipe Studio : 1 Kamar Tidur : 2 Kamar Tidur :

3 Kamar Tidur = 3 : 2 : 2 : 1

TABEL 55. PEMECAHAN MASALAH PENGUDARAAN MAL

TABEL 56. PEMECAHAN MASALAH PENGUDARAAN APARTEMEN