Upload
anombagus5
View
226
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
SARI PUSTAKA
JAHITAN B-LYNCH SEBAGAI MANAJEMEN ALTERNATIF
BEDAH KONSERVATIF PADA ATONIA UTERI
Oleh
I Gusti Ngurah Anom
Pembimbing :
dr. Tjok Gde Agung Suwardewa, SpOG(K)
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNUD/
RSUP SANGLAH DENPASAR
2010
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
i
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan
Daftar Isi …………………………………………………………………..……..……… i
BAB I Pendahuluan …………………………………………………..…..…………1
BAB II Atonia Uteri ………………………………………………………..….. ..… 3
2.1 Definisi ………………………………………….…..………….……... 3
2.2 Faktor Risiko Atonia Uteri …..…………………………...…...……….... 3
2.3 Pencegahan .………………………………………………....…....……… 4
2.4 Manajemen Atonia Uteri ……………………………………..……..….... 5
2.4.1 Manajemen Standar ……………………………………………....….. 5
2.4.1.1 Masase Uterus ……………………………………..……..…. 5
2.4.1.2. Kompresi Uterus Bimanual ………………………..…..….... 6
2.4.1.3 Pemberian Uterotonika ………………………..……….…… 7
2.4.2 Manajemen Bedah ……………………………………….……..…… 9
2.4.2.1 Tampon Uterus Internal …………………………..……….. 9
2.4.2.2 Pelvic Pressure Pack ……………………………………..………10
2.4.2.3 Embolisasi ………………………………………....……….. 10
2.4.2.4 Suture Compression ……………………………….......….... 11
2.4.2.5 Ligasi Arteri Iliaka Interna (Hipogastrika) …………………11
2.4.2.6 Histerektomi Peripartum ………………………...….…….. 13
BAB III Jahitan B-Lynch ………………………………………………..…………… 14
3.1 Prinsip ……………………………………………………….....…..…… 14
3.2 Bahan …………………………………………………………….…….. 14
3.3 Teknik Prosedur Jahitan B-Lynch ……………………………......……. 15
3.4 Keuntungan Teknik Jahitan B-Lynch ……………………......…..……. 20
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
ii
3.5 Follow up Setelah Aplikasi Jahitan B-Lynch ……………...…………... 20
3.6 Laporan dari seluruh dunia Penerapan Jahitan B-Lynch ……….…….... 21
3.7 Metode Lain ………………………………………………..…….…….. 25
3.7.1 Metode Jahitan U ………………………………………..….… 25
3.7.2 Metode Jahitan
3.7.3
Haemostatic multiple square (Cho) …………. 26
BAB IV Ringkasan ………………………………………………………………..… 28
modifikasi teknik B-Lynch oleh Hayman …………….………. 27
Daftar Pustaka
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan postpartum dini oleh karena atonia uteri merupakan salah satu
tiga penyebab terbesar kematian maternal di negara berkembang dan maju.
Pencegahan, diagnosis dini, dan manajemen yang benar, merupakan kunci untuk
mengurangi dampak tersebut. Perawatan intrapartum harus selalu menyertakan
perawatan pencegahan perdarahan postpartum dini, identifikasi faktor risiko, dan
ketersediaan fasilitas untuk mengatasi kejadian perdarahan postpartum dini 1.
Angka kematian maternal merupakan indikator yang mencerminkan status
kesehatan ibu, terutama risiko kematian bagi ibu pada waktu hamil dan
persalinan2. Setiap tahun diperkirakan 529.000 wanita di dunia meninggal sebagai
akibat komplikasi yang timbul dari kehamilan dan persalinan, sehingga
diperkirakan Angka kematian maternal di seluruh dunia sebesar 400 per 100.000
kelahiran hidup 1. Kematian maternal 98% terjadi di Negara berkembang.
Indonesia sebagai Negara berkembang, masih memiliki Angka kematian maternal
cukup tinggi.
Hasil SDKI 2002/2003 menunjukkan bahwa Angka kematian maternal di
Indonesia sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup 3. Angka kematian maternal di
Indonesia sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan Angka kematian
maternal di negara – negara maju (20 per 100.000 KH) dan Angka kematian
maternal di negara – negara anggota ASEAN seperti Brunei Darussalam (37 per
100.000 kelahiran hidup) dan Malaysia (41 per 100.000 kelahiran hidup) 3.
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor-
faktor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi.
Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat
ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Menurut SKRT 2001,
penyebab obstetrik langsung sebesar 90%, sebagian besar perdarahan (28%),
eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tak langsung kematian ibu berupa
kondisi kesehatan yang dideritanya misalnya Kurang Energi Kronis (KEK) 37%,
anemia (Hb < 11 g%) 40% dan penyakit kardiovaskuler 4.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
2
Faktor kunci dalam manajemen bedah dari perdarahan postpartum adalah
mengenali faktor-faktor predisposisi dan kesiapan dari tim yang terdiri dari
obstetrik, anestesi, dan hematologi. Strategi profilaksis, termasuk suntikan
oksitosin setelah persalinan, telah terbukti mengurangi insiden Perdarahan
postpartum primer dari sebanyak 18% menjadi sekitar 5-8% 5. Manajemen
Perdarahan postpartum primer terdiri kompresi bimanual atau mekanis dari uterus,
obat-obatan uterotonika dan metode pembedahan, yang dikombinasikan dengan
langkah-langkah resusitasi 6. Kejadian histerektomi darurat postpartum yang
merupakan pilihan terakhir ketika semua perawatan konservatif gagal, adalah 1-3
per 1000 kelahiran 7,8,9. Namun, histerektomi setelah Perdarahan postpartum
primer memiliki beberapa kelemahan, tak hanya mengakibatkan ketidaksuburan,
tetapi juga ada kesulitan teknis menghilangkan segmen bawah rahim dan ini
meningkatkan kemungkinan cedera pada kandung kemih atau saluran kencing.
Sebuah prosedur yang lebih konservatif, kini lebih dikenal dengan teknik
jahitan kompresi, dijelaskan pertama kali oleh B-lynch pada tahun 1997. Seiring
waktu dengan modifikasi yang lebih lanjut oleh Hayman , Cho . Teknik jahitan
kompresi ini dapat terbukti efektif dan total abdominal histerektomi atau subtotal
hendaknya dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir 10
.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
3
BAB II
ATONIA UTERI
2.1 Definisi
Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah
persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan
tidak mampu menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah. Akibat dari atonia uteri
ini adalah terjadinya perdarahan. Perdarahan pada atonia uteri ini berasal dari
pembuluh darah yang terbuka pada bekas menempelnya plasenta yang lepas
sebagian atau lepas seluruhnya. Atonia uteri menyebabkan terjadinya perdarahan
yang cepat dan parah dan juga shock hypovolemik . Dari semua kasus perdarahan
postpartum sebesar 70 % disebabkan oleh atonia uteri 11.
Miometrium terdiri dari tiga lapisan dan lapisan tengah merupakan bagian
yang terpenting dalam hal kontraksi untuk menghentikan perdarahan postpartum,
lapisan tengah miometrium tersusun sebagai anyaman dan ditembus oleh
pembuluh darah. Masing-masing serabut mempunyai dua buah lengkungan
sehingga setiap dua buah serabut kira-kira membentuk angka delapan. Setelah
partus, dengan adanya susunan otot seperti diatas, jika otot berkontraksi akan
menjempit pembuluh darah. Ketidakmampuan miometrium untuk berkontraksi ini
akan menyebabkan terjadinya perdarahan postpartum 11.
Kekuatan kontraksi dari miometrium yang efektif sangat penting untuk
menghentikan kehilangan darah setelah persalinan. Kompresi yang dihasilkan
dari vaskular uterus adalah untuk mengganggu aliran darah 800 ml / menit pada
plasenta bed 12.
2.2 Faktor Risiko Atonia Uteri
Penilaian faktor risiko perdarahan postpartum pada wanita sangat penting dalam
mengidentifikasi terjadinya peningkatan risiko atonia uteri, sehingga
memungkinkan untuk tindakan preventif, adanya faktor risiko perdarahan
postpartum meningkatkan risiko perdarahan 2 - 4 kali lipat dibandingkan dengan
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
4
wanita tanpa faktor risiko. Dengan demikian wanita yang memiliki faktor risiko
harus persalinan di rumah sakit dengan fasilitas yang memadai untuk mengelola
perdarahan postpartum. Namun, perlu dicatat bahwa kejadian atonia uteri tak
dapat diprediksi pada wanita yang tidak mempunyai faktor risiko. Sehingga
diperlukan protokol yang ketat untuk pengelolaan perdarahan postpartum di
tempat yang menyediakan perawatan kebidanan 12.
Faktor –faktor predisposisi terjadinya atonia uteri 12
1. Uterus yang teregang berlebihan : Kehamilan kembar, anak sangat
besar (BB > 4000 gram) dan polihidramnion;
:
2. Kehamilan lewat waktu;
3. Partus lama;
4. Grande multipara;
5. Penggunaan uterus relaxants (Magnesium sulfat);
6. Infeksi uterus ( chorioamnionitis, endomyometritis, septicemia );
7. Perdarahan antepartum (Plasenta previa atau Solutio plasenta);
8. Riwayat perdarahan postpartum;
9. Obesitas;
10. Umur > 35 tahun;
11. Tindakan operasi dengan anestesi terlalu dalam.
2. 3 Pencegahan Atonia Uteri
Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan
postpartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut
sebagai terapi. Manajemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan
dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah 13
.
Manajemen aktif kala III terdiri atas intervensi yang direncanakan untuk
mempercepat pelepasan plasenta dengan meningkatkan kontraksi uterus dan untuk
mencegah perdarahan postpartum dengan menghindari atonia uteri.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-p
5
Atonia uteri dapat dicegah dengan Manajemen aktif kala III, yaitu:
1. Memberikan obat oksitosin 10 IU segera setelah bayi lahir;
2.
Melakukan penegangan tali pusat terkendali;3. Masase uterus segera setelah plasenta dilahirkan agar uterus tetap
berkontraksi.
2.4 Manajemen Atonia Uteri
2.4.1 Manajemen Standar
2.4.1.1 Masase Uterus;
2.4.1.2. Kompresi Uterus Bimanual;2.4.1.3 Pemberian Uterotonika.
2.4.2 Manajemen Bedah
2.4.2.1 Tampon Uterus Internal;
2.4.2.2 Pelvic Pressure Pack;
2.4.2.3 Embolisasi;
2.4.2.4 Jahitan Compression;
2.4.2.5 Ligasi Arteri Iliaka Interna (Hipogastrika);
2.4.2.6 Histerektomi Peripartum.
2.4.1 Manajemen Standar
2.4.1.1 Masase Uterus
Masase uterus dilakukan dengan membuat gerakan meremas yang lembut
berulang-ulang dengan satu tangan pada perut bagian bawah untuk merangsang
uterus berkontraksi. Hal ini diyakini bahwa gerakan berulang seperti ini akan
merangsang produksi prostaglandin dan menyebabkan kontraksi uterus dan
mengurangi kehilangan darah, meskipun hal ini akan mengakibatkan
ketidaknyaman atau bahkan menyakitkan 14
Studi secara randomised controlled trial pada 200 perempuan di mesir,
dilakukan kelompok intervensi Masase uterus dan kelompok kontrol tidak Masase
uterus setelah persalinan aktif kala III , studi ini menunjukkan perbedaan yang
.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-p
6
signifikan secara statistik dalam kejadian perdarahan postpartum antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol [risk ratio (RR) 0.52; 95% confidence interval
(CI) 0.16–1.67]. Berarti kehilangan darah dalam 30 menit secara signifikan lebih
rendah pada kelompok intervensi dari pada kelompok kontrol. Secara
keseluruhan, meskipun bukti sangat terbatas, Masase uterus tampaknya memiliki
beberapa keuntungan dari segi kehilangan darah ibu 14.
2.4.1.2. Kompresi Uterus Bimanual
Kompresi Bimanual Eksternal
Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua
belah telapak tangan yang melingkupi uterus. Pantau aliran darah yang keluar, bila
perdarahan berkurang kompresi diteruskan, pertahankan hingga uterus dapat
kembali berkontraksi. Bila belum berhasil dilakukan kompresi bimanual internal
Kompresi Bimanual Internal
Uterus ditekan di antara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangandalam vagina untuk menjepit pembuluh darah di dalam miometrium (sebagai
pengganti mekanisme kontraksi). Perhatikan perdarahan yang terjadi. Pertahankan
kondisi ini bila perdarahan berkurang atau berhenti, tunggu hingga uterus
berkontraksi kembali. Apabila perdarahan tetap terjadi , coba kompresi aorta
abdominalis
Kompresi Aorta Abdominalis
Raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut,
genggam tangan kanan kemudian tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus
dengan sumbu badan, hingga mencapai kolumna vertebralis. Penekanan yang
tepat akan menghentikan atau sangat mengurangi denyut arteri femoralis. Lihat
hasil kompresi dengan memperhatikan perdarahan yang terjadi
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
7
2.4.1.3 Pemberian Uterotonika
Oksitosin
Oksitosin merupakan hormon sintetik yang diproduksi oleh lobus posterior
hipofisis. Obat ini menimbulkan kontraksi uterus yang efeknya meningkat seiring
dengan meningkatnya umur kehamilan dan timbulnya reseptor oksitosin. Pada
dosis rendah oksitosin menguatkan kontraksi dan meningkatkan frekwensi, tetapi
pada dosis tinggi menyebabkan tetani. Oksitosin dapat diberikan secara im atau iv,
untuk perdarahan aktif diberikan lewat infus dengan ringer laktat 20 IU perliter,
jika sirkulasi kolaps bisa diberikan oksitosin 10 IU intramiometrikal. Efek
samping pemberian oksitosin sangat sedikit ditemukan yaitu nausea dan vomitus,efek samping lain yaitu intoksikasi cairan jarang ditemukan 13.
Dengan menggunakan terapi uterotonika yang sesuai dan tepat waktu,
mayoritas wanita dengan atonia uterus dapat menghindari intervensi bedah.
Stimulasi kontraksi uterus biasanya dicapai dengan pemijatan uterus bimanual dan
injeksi oksitosin (baik secara intramuskuler atau intravena), dengan atau tanpa
ergometrine. oksitosin melibatkan stimulasi dari segmen uterus bagian atas untuk
kontraksi secara ritmik. Karena oksitosin mempunyai half-life dalam plasmapendek (rata-rata 3 menit), infus intravena secara kontinu diperlukan untuk
menjaga uterus berkontraksi . Dosis biasa adalah 20 IU dalam 500 ml larutan
kristaloid, dengan tingkat dosis disesuaikan dengan respon (250 ml / jam). Ketika
diberikan secara intravena, puncak konsentrasi dicapai setelah 30 menit.
Sebaliknya, jika diberikan secara intramuskular mempunyai onset yang lebih
lambat (3-7 menit) tetapi efek klinis berlangsung lama (hingga 60 menit) 15.
Ergometrine
Berbeda dengan oksitosin, ergometrine menyebabkan kontraksi tonik yang terus
menerus melalui stimulasi reseptor α-adrenergik miometrium terhadap kedua
segmen bagian atas dan bawah uterus dengan demikian dirangsang untuk
berkontraksi secara tetanik. Suntikan intramuskular dosis standar 0,25 mg dalam
permulaan aksi 2-5 menit. Metabolismenya melalui rute hepar dan half-life nya
dalam plasma adalah 30 menit. Meskipun demikian, dampak klinis dari
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
8
ergometrine berlangsung selama sekitar 3 jam. Respon oksitosin segera dan
ergometrine lebih berkelanjutan 15.
Misoprostol
Misoprostol adalah suatu analog sintetik prostaglandin E1 yang mengikat secara
selektif untuk reseptor prostanoid EP-2/EP-3 miometrium, sehingga
meningkatkan kontraktilitas uterus. Hal ini dimetabolisme melalui jalur hepar. Ini
dapat diberikan secara oral, sublingual, vagina, dubur atau melalui penempatan
intrauterin langsung. pemberian melalui rektal terkait dengan tindakan awal,
tingkat puncak yang lebih rendah dan profil efek samping yang lebih
menguntungkan bila dibandingkan dengan rute oral atau sublingual. Hasil dari
multisenter internasional, uji coba secara acak dari misoprostol oral sebagai agent
profilaksis untuk partus kala III menunjukkan kurang efektif untuk mencegah
perdarahan postpartum dibandingkan pemberian oksitosin parenteral. Lima belas
persen perempuan pada kelompok misoprostol diperlukan tambahan uterotonika
dibandingkan dengan 11% pada kelompok oksitosin. Hal ini mungkin karena
onset of action lebih lama (20-30 menit untuk mencapai tingkat puncak serum
dibandingkan dengan 3 menit untuk oksitosin). Namun, karena kenyataan bahwainterval waktu lebih lama yang diperlukan untuk mencapai kadar puncak serum
dapat membuatnya menjadi agen lebih cocok untuk perdarahan uterus yang
berkepanjangan, dan dalam perannya sebagai terapi bukan agen profilaksis 15.
Penggunaan misoprostol rektal untuk pengobatan perdarahan postpartum
yang tidak responsif terhadap oksitosin dan ergometrine pertama kali dilaporkan
oleh O'Brien dalam penelitian deskriptif dari 14 pasien. kontraksi uterus
dilaporkan berkelanjutan di hampir semua perempuan dalam waktu 3 menit sejak pemberian. Namun, tidak ada kelompok kontrol sebagai pembanding. Sebuah uji
coba, A single-blinded , randomized trial dengan misoprostol 800 µg melalui
rektal versus syntometrine intramuskular ditambah oksitosin dengan infus
intravena ditemukan misoprostol yang mengakibatkan penghentian perdarahan
dalam waktu 20 menit pada 30/32 kasus (93%) dibandingkan dengan 21/32(66% )
untuk agents pembanding. Review Cochrane mendukung temuan ini,
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
9
menunjukkan bahwa misoprostol secara rektal dengan dosis 800 µg berguna
sebagai obat lini pertama untuk perawatan perdarahan postpartum 15.
2.4.2 Manajemen Bedah
2.4.2.1 Tampon Uterus Internal
Asal-usul dari kata tampon tampaknya datang dari kata Prancis, yang membawa
konotasi plug, atau sumbatan yang dimasukkan ke luka terbuka atau rongga tubuh
untuk menghentikan aliran darah 16.
Pada perdarahan postpartum, dengan memasukkan beberapa jenis tampon
uterus untuk menghentikan aliran darah. Biasanya dalam bentuk satu bungkus
kasa atau balon kateter. prosedur internal uterin tamponade telah digunakan
dengan sukses secara tersendiri atau dalam kombinasi dengan Brace jahitan
untuk mengurangi atau menghentikan perdarahan postpartum .
Prinsip Tampon Uterin
Prinsip tampon uterin dalam menghentikan perdarahan dengan membuat tekanan
intrauterin. Ini bisa dicapai dengan dua cara:
1.
Dengan masuknya balon yang mengakibatkan distensi dalam ronggauterus dan menempati seluruh ruang, sehingga menciptakan tekanan
intrauterin yang lebih besar dari pada tekanan arteri sistemik. Dengan
tidak adanya lecet, aliran darah ke dalam uterus akan berhenti saat
tekanan di balon tampon lebih besar daripada tekanan arteri sistemik;
2. Dengan penyisipan dari uterine pack yang terdiri dari gulungan kasa
yang dikemas dimasukkan ke dalam uterus dengan demikian tekanan
kapiler langsung pada perdarahan pembuluh vena atau permukaan dari
dalam uterus, sehingga dapat menghentikan perdarahan uterus 16.
Tindakan Ini harus dilakukan di ruang operasi dengan anestesi dan staf
keperawatan serta persiapan transfusi darah. Wanita itu ditempatkan dalam Davies
Lloyd atau posisi lithotomy dengan kateter. Pemeriksaan dilakukan dibawah
pembiusan. kemudian prosedur tampon dicoba. Uterotonika dan hemostatik
disarankan sebagai terapi tambahan dan dapat diberikan secara simultan 16
.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
10
2.4.2.2 Pelvic Pressure Pack
Ketika farmakologis dan intervensi bedah gagal untuk memperbaiki perdarahan
postpartum, histerektomi menjadi pilihan terakhir. pelvic pressure pack pasca-
bedah adalah konsep lama dan salah satu yang telah digunakan untuk mengontrol
perdarahan dari berbagai sumber, termasuk trauma liver, pra-eclampsia induced
rupture hepar , kanker dubur, dan pembedahan kanker ginekologik. Pada tahun
1926, Logothetopoulos menjelaskan pengelolaan perdarahan panggul post
histerektomi yang tidak terkendali. Teknik ini kemudian disebut jamur, parasut,
payung, tekanan panggul, atau pack Logothetopoulos 17.
Singkatnya, pelvic pressure pack berasal dari bahan-bahan medis yang
umum tersedia dan sederhana dan dalam hal kontrol perdarahan berhasil dicapai
sebagian besar kasus. Jika pelvic pressure pack gagal untuk mengendalikan
perdarahan, intervensi medis, bedah dan radiologi akan diperlukan untuk
mengendalikan perdarahan. pelvic pressure pack akan sangat berguna di negara
berkembang di mana kemampuan pembedahan dan teknologi, seperti embolisasi
arteri selektif tidak tersedia. Pada kebanyakan kasus, pelvic pressure pack akan
mampu menghantarkan pasien yang kritis ke pemulihan pasca operasi, di mana
pemulihan hemodinamik, suhu, hematologi, dan hemostasis asam-basa dapat
dicapai 17.
2.4.2.3 Embolisasi
Ketika perlakuan standar perdarahan postpartum tidak berhasil, maka,
percutaneous transcatheter arterial embolization (selanjutnya disebut embolisasi)
dapat dipilih. Tujuan utama dari embolisasi adalah untuk menghentikan
perdarahan aktif dari uterus atau jalan lahir dan untuk mencegah perdarahan
berulang. Apabila hal ini tidak mungkin, usaha terakhir adalah untuk menutup
jalan arteri iliaka internal sementara untuk membantu intervensi bedah
berikutnya18.
Ketika embolisasi berhasil, di sisi lain, pasien bisa cepat sembuh tanpa
menjalani operasi tambahan. Embolisasi tidak hanya menyelamatkan kehidupan
pasien, tetapi juga uterus dan organ adnexa, sehingga mempertahankan kesuburan.
Prosedur ini juga bermanfaat pada pasien yang tidak dapat menerima transfusi
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
11
karena alasan agama atau lainnya Di rumah sakit yang mana embolisasi tersedia,
merupakan prosedur pilihan untuk perdarahan postpartum sebelum intervensi
bedah 18.
2.4.2.4 Jahitan Compression
Jahitan kompresi B-Lynch akan dibahas dalam BAB III
2.4.2.5 Ligasi Arteri Iliaka Interna (Hipogastrika)
Sejumlah publikasi menyatakan ligasi arteri iliaka internal tersebut telah
digunakan oleh ahli bedah dengan berbagai spesialisasi di seluruh dunia. Di
Britania Raya dan Amerika Serikat, operasi itu dilaporkan sebelum 1900 dan
sejak saat itu, banyak ahli bedah sudah mempraktekkannya dan bermanfaat 19.
Indikasi Ligasi Arteri Iliaka Internal
Pencegahan
Indikasi ligasi arteri iliaka internal untuk tindakan pencegahan meliputi
perdarahan post aborsi, perdarahan postpartum, atonia uteri sebelum histerektomi,
solusio plasenta dengan atonia uterus, kehamilan abdominal dengan pelvis
implantasi plasenta, plasenta akreta dengan perdarahan keras, dan sebelum total
atau subtotal histerektomi ketika semua langkah yang konservatif telah gagal 19.
Pasien yang juga dianggap beresiko tinggi untuk perdarahan postpartum
berulang, plasenta previa atau mempunyai faktor-faktor risiko yang penting
mungkin menjadi kandidat untuk ligasi profilaksis iliaka internal. penilaian klinis
sangat penting dan jika ligasi profilaksis dianggap jalan terbaik, maka tidak boleh
ditunda 19
1. Sebelum atau setelah histerektomi untuk perdarahan postpartum;
.
Tindakan ligasi diperlukan pada keadaan:
2. Apabila terjadi perdarahan yang signifikan dari bagian bawah ligamentum
latum ;
3. Apabila ada perdarahan yang banyak dari dinding samping pelvis;
4. Jika ada perdarahan berlebihan dari sudut vagina;
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
12
5. Dimana terjadi perdarahan yang difus tanpa identifikasi yang jelas dari
vascular bed;
6. Ketika ada indikasi tambahan termasuk atonia uteri dimana metode
konvensional telah gagal;
7. Luka yang luas pada servix yang terjadi setelah persalinan;
8. Bila ada luka tembakan pada perut bagian bawah;
9. Dalam hal fraktur panggul dan perdarahan intraperitoneal.
Dalam keadaan seperti itu, histerektomi sendiri mungkin tidak memadai
untuk mengontrol perdarahan. ligasi arteri iliaka internal, unilateral atau bilateral,
menjadi perlu dan tidak boleh ditunda dalam situasi yang membahayakan jiwa 19.
Ligasi Arteri Uterina
Beberapa penelitian tentang ligasi arteri uterina menghasilkan angka keberhasilan
80-90%. Pada teknik ini dilakukan ligasi arteri uterina yang berjalan disamping
uterus setinggi batas atas segmen bawah rahim. Jika dilakukan seksio sesarea,
ligasi dilakukan 2-3 cm dibawah irisan segmen bawah rahim. Untuk melakukan
ini diperlukan jarum atraumatik yang besar dan benang absorbable yang sesuai.
Arteri dan vena uterina diligasi dengan melewatkan jarum 2-3 cm medial vasa
uterina, masuk ke miometrium keluar di bagian avaskular ligamentum latum
lateral vasa uterina. Saat melakukan ligasi hindari rusaknya vasa uterina dan ligasi
harus mengenai cabang asenden arteri miometrium, untuk itu penting untuk
menyertakan 2-3 cm miometrium. Jahitan kedua dapat dilakukan jika langkah
diatas tidak efektif dan jika terjadi perdarahan pada segmen bawah rahim. Dengan
menyisihkan vesika urinaria, ligasi kedua dilakukan bilateral pada vasa uterina
bagian bawah, 3-4 cm dibawah ligasi vasa uterina atas. Ligasi ini harus mengenai
sebagian besar cabang arteri uterina pada segmen bawah rahim dan cabang arteri
uterina yang menuju ke servik, jika perdarahan masih terus berlangsung perlu
dilakukan bilateral atau unilateral ligasi vasa ovarian 13.
Identifikasi bifurkasio arteri iliaka, tempat ureter menyilang, untuk melakukannya
harus dilakukan insisi 5-8 cm pada peritoneum lateral paralel dengan garis ureter.
Ligasi arteri Iliaka Interna
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
13
Setelah peritoneum dibuka, ureter ditarik ke medial kemudian dilakukan ligasi
arteri 2,5 cm distal bifurkasio iliaka interna dan eksterna. Klem dilewatkan
dibelakang arteri, dan dengan menggunakan benang non absobable dilakukan dua
ligasi bebas berjarak 1,5-2 cm. Hindari trauma pada vena iliaka interna.
Identifikasi denyut arteri iliaka eksterna dan femoralis harus dilakukan sebelum
dan sesudah ligasi risiko ligasi arteri iliaka adalah trauma vena iliaka yang dapat
menyebabkan perdarahan. Dalam melakukan tindakan ini dokter harus
mempertimbangkan waktu dan kondisi pasien 13.
2.4.2.6 Histerektomi Peripartum
Histerektomi emergensi peripartum adalah pilihan terakhir yang diambil bila
terjadi maternal morbiditas yang berat dan juga near miss mortality. Kajian data
selama 25 tahun terakhir menunjukkan insiden yang bervariasi, dari satu kejadian
per 3313 persalinan sampai satu kejadian per 6978 persalinan. Di Negara
berkembang kejadiannya mencapai satu per 2000 persalinan 20.
Angka mortalitas maternal yang dihubungkan dengan histerektomi
emergensi berkisar 0 - 30%, dengan angka kejadian yang tertinggi pada daerah
dengan sarana rumah sakit dan pelayanan kesehatan yang minimal. Namun
demikian, sekalipun pada Negara dengan angka mortalitas yang rendah, angka
morbiditasnya dapat tetap tinggi akibat perdarahan, transfusi darah, disseminated
intravascular coagulation, infeksi dan potensi cedera pada saluran kemih bagian
bawah. Perdarahan obstetri, seperti pada plasenta previa dan/atau plasenta akreta,
sudah seharusnya kasus-kasus seperti ini dirujuk ke fasilitas dengan peralatan dan
personel yang mampu memberikan pilihan histerektomi 20.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
14
BAB III
JAHITAN B-LYNCH
Manajemen bedah pada perdarahan postpartum termasuk ligasi dari arteri
uterina, ligasi iliaka interna, dan akhirnya abdominal histerektomi total atau
subtotal 10. Selain itu ada sebuah prosedur manajemen alternatif bedah konservatif
yang dikenal dengan teknik jahitan kompresi dan terbukti efektif untuk
mengontrol perdarahan postpartum.
Prosedur ini pertama kali dilakukan dan dijelaskan pada tahun 1997 oleh
Mr. Christopher B-Lynch, seorang konsultan obstetri, ahli bedah ginekologi ,
anggota dari the Royal College of Obstetricians and Gynaecologists of the UK ,
dan anggota dari the Royal College of Surgeons of Edinburgh, bermarkas di
Milton Keynes General Hospital National Health Service (NHS) Trust (Oxford
Deanery, UK), selama menangani pasien dengan perdarahan postpartum, pasien
ini menolak untuk dilakukan histerektomi 17.
3.1 Prinsip
Jahitan ditujukan untuk menimbulkan kompresi vertikal berkelanjutan pada sistim
vaskuler. Pada kasus perdarahan postpartum karena plasenta previa, jahitan
kompresi segmen transversal lebih efektif 10
Berbagai bahan jahitan telah dicoba, termasuk vicryl (polyglactin 910), dexon
(polyglycolic asam), PDS (polydioxanone), prolene (monofilamen polypropylene)
dan nilon. Diyakini bahwa jahitan yang ideal adalah jahitan yang kuat, berbahan
monofilamen (untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya trauma pada jaringan
yang lemah pada atonia uteri), cepat diserap, dan dipasang pada jarum
melengkung yang besar untuk kemudahan penempatan jahitan. Bahan tidak
diserap atau perlahan-lahan diserap oleh usus dapat mengakibatkan jebakan,
sehingga jahitannya menjadi longgar, dan juga dapat merangsang pembentukan
adhesi. Idealnya, perlu jahitan untuk mempertahankan daya regang selama 48-72
jam, dan kemudian diserap dengan cepat. Atas dasar ini, monocryl
. 3.2 Bahan
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
15
(polyglecaprone 25) telah dinyatakan oleh Price dan B-Lynch sebagai bahan yang
paling yang sesuai untuk jahitan B-Lynch. Ethicon telah secara khusus
mengembangkan bahan prototipe untuk B-Lynch prosedur, menggunakan bahan
nomor satu monocryl (polyglecaprone 25) monofilamen dengan profil penyerapan
60% dari kekuatan aslinya pada tujuh hari dan 0% pada 21 hari. Penyerapan
selesai pada 90-120 hari. Bahan ini terdiri dari benang monocrly terlarut
sepanjang 90 cm yang terikat pada sebuah ethiguard jarum tumpul setengah
lingkaran berukuran 70 mm . Pada tujuh kasus, vicryl digunakan pada semua
kasus kecuali Kasus 1, di mana digunakan PDS. Meskipun hal ini tidak
direkomendasikan dengan alasan di atas, tidak ada komplikasi jangka panjang
yang dihadapi dalam hal ini pasien 21,22.
Dua mekanisme utama penyerapan pada benang yang diserap. Bahan
benang yang berasal dari biologis seperti usus secara bertahap dicerna oleh enzim
jaringan sedangkan bahan benang yang dibuat dari polimer sintetis akan dipecah
melalui hidrolisis (air masuk ke benang yang menyebabkan rusaknya rantai
polimer) didalam cairan jaringan. Di stadium pertama proses absorbsi kekuatan
benang berangsur berkurang (beberapa minggu), kemudian pada stadium kedua
terdapat hilangnya materi benang53
.
3.3 Teknik Prosedur Jahitan B-Lynch
1. Posisi ahli bedah berdiri di sebelah kanan pasien, kita menganggap ahli
bedah tidak kidal.
2. Laparatomi sangat penting untuk melihat keadaan uterus.
Melakukan Insisi transversal segmen bawah rahim atau Pembukaan
kembali jahitan seksio sesaria pada segmen bawah rahim untuk memeriksa
rongga uterus apakah ada sisa plasenta dan untuk membersihkannya 10
Pasien dalam posisi Lloyd davies atau semi litotomi (kaki katak), seorang
asisten berdiri diantara kaki pasien dan secara berkala melakukan
pembersihan vagina untuk menentukan adanya perdarahan dan lainnya.
Uterus kemudian di eksteriorkan dan dilakukan kompresi bimanual (jika
. 3. Sebelum prosedur jahitan B-lynch dimulai, penting melakukan uji
efektifitas penggunaan dari teknik jahitan B-lynch.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
16
sudah dilakukan seksio sesarea sebelumnya, lokasi tersebut ditekan
kembali), seluruh uterus kemudian dikompresi dengan meletakkan satu
tangan dengan ujung jari berada pada serviks dibagian posterior dan
tangan lainnya tepat dibawah bladder dibagian anteriornya. Jika
perdarahan berhenti dengan melakukan kompresi tersebut, maka ada
peluang baik untuk dilakukan aplikasi jahitan B-lynch yang akan bekerja
dan menghentikan perdarahan 10
4. Jahitan pertama dilakukan 3 cm di bawah incise histerotomi / seksio
sesaria pada sisi kiri pasien dan dirajut sepanjang rongga uterus untuk
menutup 3 cm diatas tepi insisi kira-kira 4 cm dari batas lateral uterus
(gambar 1a(i);
.
Jika kriteria dari uji penggunaan jahitan B-lynch sudah didapatkan, uterus
tetap dalam keadaan eksteriorasi hingga aplikasinya lengkap. Asisten
senior mengambil alih dalam melakukan kompresi dan
mempertahankannya dengan dua tangan selama dilakukannya jahitan oleh
ahli bedah yang memimpin.
5. Jahitan kemudian dilakukan pada bagian atas uterus dan bagian
belakangnya. Saat lokasi jahitan tepat difundus, penjahitan harus
dilakukan kurang lebih vertikal dan berada sekitar 4 cm dari kornu, tidak
ada kecenderungan terjadinya pergeseran kearah lateral menuju broad
ligamen karena uterus telah dikompresi dan jahitan melekat, sehingga
memastikan bahwa penutupan jahitan yang tepat telah dicapai dan
dipertahankan (gambar 1a);
6. Pada bagian belakang uterus dimana penjahitan dilakukan sepanjangdinding uterus. Tepatnya pada bidang horizontal pada tingkat insisi uterus
dari perlekatan / insersi ligament uterosakral (gambar 1b);
7. Saat jarum menembus sisi rongga uterus dari dinding posterior, lalu
diarahkan ke dinding posterior, sehingga jahitan berada diatas fundus dan
pada sisi kanan anterior uterus. Jarum dimasukkan kembali ke rongga
uterus seperti yang dilakukan pada sisi kiri, yaitu 3 cm diatas insisi atas
dan 4 cm dari sisi lateral uterus melalui tepi atas insisi, menuju rongga
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
17
uterus dan keluar lagi sepanjang 3 cm dibawah tepi bawah insisi (gambar
1a (ii));
8.
Asisten mempertahankan kompresi saat benang jahitan dilekatkan darisudut yang berbeda untuk memastikan tekanan yang seragam dan tidak
bergeser. Kedua ujung jahitan dilakukan “double throw knot ” untuk
keamanan dalam mempertahankan tekanan;
9. Tekanan pada kedua ujung benang dapat dijaga selama proses penutupan
segmen bawah rahim yang diinsisi atau simpul diikat terlebih dahulu
diikuti dengan penutupan segmen bawah rahim (gambar 2c) jika ini
dipilih, hal ini sangat penting untuk memperhatikan sudut insisi
histerotomi dan posisi jahitan sebelum simpul ini diikat untuk memastikan
bahwa segmen terbawah telah tertutup dan sudut insisi tertutup rapat.
Kedua prosedur ini sama baiknya. Sangat penting untuk mengidentifikasi
sudut insisi uterus untuk meyakinkan tidak ada titik perdarahan;
10. Pasca aplikasi dan penutupan histerotomi. Pada tahapan ini dapat terjadi
efek maksimum dari tekanan jahitan, dalam kurun waktu 24-48 jam.
Karena uterus mengkerut pada minggu pertama setelah persalinan
pervaginam / seksio sesarea, jahitan mulai kehilangan kontraksinya ,akan
tetapi proses hemostasis telah terjadi. Tidak ada alasan untuk menunda
penutupan dinding abdomen setelah aplikasi jahitan. Asisten berdiri
diantara kedua tungkai dan melakukan pembersihan pada vagina dan
meyakinkan bahwa perdarahan telah terkontrol.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
18
Gambar 1a – c Prosedur Teknik B-Lynch
Jika laparatomi diperlukan sebagai manajemen dari perdarahan atonia postpartum,
histerotomi sangat penting untuk melakukan aplikasi jahitan B-lynch. Histerotomi
dilakukan untuk mengeksplorasi rongga uterin, mengeluarkan produk-produk
konsepsi , mengevakuasi blood clot yang besar dan mendiagnosa plasentasi
abnormal, kerusakan dan perdarahan. Teknik penjahitan B-lynch dengan
modifikasinya, tanpa histerotomi akan mengakibatkan perdarahan postpartum
sekunder oleh karena itu memastikan bahwa rongga uterus benar-benar kosong.
Kemudian histerotomi bisa juga untuk menunjukkan bahwa penjahitan yang benar
dari jahitan tersebut akan memberi efek kompresi maksimum, selama dan setelah
10
Aplikasi Setelah Persalinan Normal Vagina.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
19
penjahitan, dengan memakai teknik B-lynch , ini juga untuk menghindari
obliterasi servikal / rongga uterus yang bias menyebabkan penumpukan bekuan
darah, debris infeksi, pyometra, sepsis dan kematian. Penjahitan untuk plasentasi
abnormal 22,24,25,26.
Jahitan B-lynch bisa bermanfaat pada kasus plasenta akreta, perkreta, dan
inkreta. Kompresi jahitan transversal ke anterior bawah atau Kompartemen
posterior atau keduanya, dilakukan untuk mengontrol perdarahan. Jika ini tidak
berhasil longitudinal brace jahitan component bisa dilakuan untuk memicu proses
hemostasis 26.
Seluruh uterus dikompresi dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan
menggunakan benang yang dapat diserap , mengikat pada anterior dan posterior
segmen bawah uterus sehingga integritas dan hemostasis dipelihara , sebagaimana
dibuktikan oleh laparoskopi, histerosalpingografi, USS dan MRI dan visualisasi
langsung uterus pada saat operasi sesarea elektif berikutnya 27,28. Rongga yang
tetap terbuka ini untuk aliran darah tetap terjaga . Pyometra, yang telah dilaporkan
dalam satu kasus setelah jahitan Teknik Square dimana teknik ini menghilangkan
rongga uterus 25
Jahitan kompresi uterus tepat untuk perdarahan postpartum primer dan
sekunder pada atonia uteri, DIC, plasenta akreta, inkreta dan previa. Tindakan ini
tidak direkomendasikan pada perdarahan postpartum primer dan sekunder tanpa
terlebih dahulu menggunakan langkah-langkah medis yang telah
direkomendasikan. Memang dianjurkan sebelum dilakukan pembedahan lebih
radikal . Landasan pengelolaan pada perdarahan postpartum dengan teknik ini
adalah diagnosis dini sebelum pasien menjadi terancam. teknik jahitan B-Lynch
memperoleh kepercayaan diseluruh dunia sebagai alternatif histerektomi dalam
pengelolaan perdarahan postpartum sebagaimana ditunjukkan dalam literatur
internasional. Prosedur ini lebih cepat dan sederhana dari pada histerektomi atau
ligasi iliaka internal
. Kejadian ini belum ada laporan pada pasien yang menggunakan
teknik jahitan B-Lynch. Salah satu pengamatan yang paling penting untuk
komplikasi jahitan B-Lynch adalah involusi cepat dari uterus selama minggu
pertama pasca persalinan. Fisiologis ini mencegah proses ketegangan berlebihan
dari jahitan ke uterus.
29
.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
20
3.4 Keuntungan Teknik Jahitan B-Lynch Adalah
1. Aplikasi sederhana;
2. Life saving;
3. Relatif aman;
4. Mempertahankan uterus dan fertilitas;
5. Hemostasis dapat dinilai segera setelah aplikasi;
6. Daya regang berkurang dalam 48 jam, sehingga menghindari adanya
kerusakan permanen pada uterus;
7. Uterus yang terbuka memungkinkan mengeksplorasi rongga uterus untuk
mengeluarkan produk-produk yang tertinggal dan memungkinkan penjahitan
langsung dibawah visualisasi operator.
3.5 Follow Up Setelah Aplikasi Jahitan B-Lynch
Pada follow up, tiga pasien yang menjalani postoperasi laparaskopi untuk
sterilisasi, curiga PID atau apendisitis, seorang pasien menjalani laparatomi 10
hari setelah jahitan B-lynch dilakukan ileostomi untuk alasan bedah karena curiga
obstruksi usus. MRI , histerosalpingografi yang dilakukan pada pasien tidak
menunjukkan adanya sequel intraperitoneal atau uterus, tidak ada komplikasi yang
didapat pada 5 pasien pada penelitian pertama yang dipublikasikan. Lagipula,
semua sukses dalam kehamilan & persalinan 22,30
Ada laporan komplikasi setelah aplikasi B-Lynch. Pada tahun 2004,
Grotegut melaporkan satu kasus erosi dinding uterus setelah tindakan jahitan B-
Lynch yaitu, pada pasien dengan umur 19 tahun, primigravida, tindakan jahitan
B-Lynch dilakukan setelah menjalani operasi sesarea yang mengalami perdarahan
sekunder sampai atonia uteri
.
31
. Jahitan yang digunakan adalah maxon
(monofilamen polyglyconate), yang perlahan diserap; karenanya, penting
menggunakan jahitan yang diserap dengan cepat. Pada enam minggu pasca
persalinan, jahitan menjadi menonjol melalui serviks pasien dan dikeluarkan tanpa
kesulitan. Ultrasonohysterography dilakukan enam bulan setelah operasi
menunjukkan kerusakan kecil pada dinding anterior segmen bawah uterus 31. Efek
erosi terhadap kesuburan dan persalinan dalam jangka panjang tidak diketahui.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
21
Meskipun demikian, banyak pasien pada tindak lanjut jangka panjang telah
menunjukkan kesehatan reproduksi normal 32.
Partial nekrosis iskemik dari uterus terjadi 24 jam setelah prosedur juga
telah dilaporkan pada wanita 26 tahun primigravida yang menjalani operasi
seksio sesarea karena gawat janin 33. Jahitan B-Lynch ditempatkan untuk atonia
uteri perdarahan post partum yang gagal merespon obat uterotonik. Kestabilan
hemostasis dipastikan sebelum dilakukan penutupan abdomen. Namun, pasca
operasi, dia ditemukan hipotensi dan darah mengalir dari sayatan perut, serta
ditemukan adanya gangguan pembekuan darah dan shock. Pada laparotomi,
uterus mengalami kongesti dan terdistensi antara jahitan yang menekan,
memberikan penampilan yang bergelembung. Jahitan telah terpotong dan
tertanam di dinding uterus sementara sebagian lainnya menggembung oleh darah.
Ditemukan adanya hemoperitoneum sebanyak 2 liter. Dilakukan total histerektomi
bilateral dengan ligasi arteri iliaka interna. Telah dikemukakan bahwa terjadinya
koagulopati pasca operasi akan berlanjut dengan perdarahan yang terus menerus
dalam rongga uterus sehingga terbentuk kantong pada dinding uterus 33
Penerapan jahitan B-lynch baru-baru ini meliputi 1300 sukses & 19 gagal dari
semua jahitan, benua india dilaporkan memiliki penerapan sukses terbesar, yaitu
lebih dari 250, diikuti oleh afrika, amerika selatan, amerika utara, 7 negara-negara
lain. Dilaporkan ada 17 kasus yang gagal karena aplikasi yang tertunda, teknik
salah, defibrinisasi dan bahan yang tidak sesuai. Jahitan monocryl
direkomendasikan karena baik dan aman untuk jaringan dan distribusi tegangan
yang seragam dan mudah untuk dilakukan. Dalam review dinyatakan teknik B-
lynch untuk perdarahan postpartum seharusnya menjadi pilihan bagi setiap
gynecologist . Wohlmith,dkk mempublikasikan hasil dari penelitian dengan 91 %
tingkat kesuksesan. Sukses kumulatif didunia 98%
. Laporan
ini menekankan pada pentingnya pengawasan ketat pasien, mendeteksi dan
mengkoreksi kegagalan koagulasi pada kasus pengobatan perdarahan postpartum
dimana uterus masih utuh, meskipun telah dilakukan jahitan B-Lynch.
3.6 Laporan Seluruh Dunia Penerapan Jahitan B-Lynch
10.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
22
B-Lynch (1997) melaporkan 5 kasus dimana teknik jahitan ini telah
berhasil digunakan untuk mengendalikan perdarahan postpartum berat. Pal M
(1998) melaporkan 6 kasus perdarahan postpartum primer selama operasi sesarea
pada primigravida yang memperoleh jahitan B-Lynch. Tidak satu pun dari mereka
yang memerlukan transfusi darah atau mengalami DIC. Pemulihan pasca operasi
seluruhnya terjadi dengan baik. Demikian pula, Mazhar S B (2003) melaporkan
dua kasus perdarahan postpartum yang berhasil dikelola dengan jahitan kompresi
34,35,36.
Teknik jahitan kompresi uterus seperti teknik jahitan B-Lynch pertama
kali dijelaskan pada tahun 1997 (B. Lynch , 1997) dan sejak itu banyak publikasi
tentang kesuksesan penerapan teknik ini telah muncul di berbagai jurnal.
Modifikasi asli teknik ini muncul seperti jahitan Square Cho (Cho, 2000) dan
Teknik modifikasi Hayman's B-Lynch (Hayman , 2002) 23,24,34.
Sejak diperkenalkannya teknik jahitan B-Lynch pada tahun 1997, telah ada
10 pelaporan dan lebih dari 46 kasus. Publikasi asli B-Lynch melaporkan kasus
yang berhasil 5, 4 dengan primer perdarahan postpartum (2 setelah persalinan
spontan pervaginam, 1 elektif dan 1 setelah operasi sesarea emergensi) yang
kelima kasus adalah kasus perdarahan postpartum sekunder 34
Ferguson (2000) di Virginia USA menggunakan teknik ini dan berhasil
dalam 2 kasus kehamilan kembar dimana perdarahan postpartum terjadi akibat
atonia uteri setelah seksio sesarea. Perdarahan terjadi setelah gagal dalam
merespon pengobatan medis dan ligasi arteri uterina bilateral dengan
menggunakan teknik O'Leary
. Operasi berhasil
pada semua kasus tanpa komplikasi, dan 4 dari 5 pasien telah menjadi hamil .
Dua persalinan spontan pervaginam dan yang lain 2 operasi seksio sesarea elektif.
Pemeriksaan uterus bekas seksio sesarea tidak menunjukkan kelainan.
37. Pasca operasi dilakukan histerosalpingografi
tidak menunjukkan adanya cacat pada uterus . Magnetic Resonance Imaging
(MRI) menunjukkan arsitektur dan rongga uterus normal. Meskipun ada
kekhawatiran tentang kerusakan sekunder anatomi uterus ke tingkat parah akibat
teknik kompresi uterus, hal ini tidak ditemukan. Mereka menjelaskan bahwa
beberapa perempuan ditindaklanjuti tidak memiliki cacat uterus. Hasil ini
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
23
mungkin disebabkan karena adanya involusi cepat dari uterus dalam minggu
pertama pasca persalinan 27.
Dacus (2000) di South Carolina telah menggunakan teknik B-Lynch
terhadap 4 pasien untuk mengontrol perdarahan postpartum sekunder akibat
atonia uterus . Teknik ini berhasil pada semua kasus dan tidak ada pasien
kembali ke rumah sakit untuk perdarahan berulang. Mereka menggambarkan
teknik ini sebagai teknik bedah yang sederhana untuk manajemen perdarahan
post partum yang memungkinkan uterus tetap terjaga 38.
Smith dan Basket (2003) di Kanada menambahkan 7 lebih kasus. 3 dari 7
kasus; mereka mencoba prosedur bedah lainnya sebelum aplikasi jahitan B-Lynch
termasuk ligasi arteri bilateral pada uterus dan ovarium 39 , multiple haemostatic
square jahitans 24 dan uterine packing 40 . Teknik B-lynch kemudian digunakan
dalam semua kasus dan sukses pada 6 dari 7 kasus. Mereka melaporkan 1 kasus
gagal setelah jahitan B-Lynch pada pasien dengan plasenta previa kemudian
dilakukan histerektomi dan terjadi DIC. Kemungkinan teknik untuk plasenta
previa tidak diikuti, yang mana diterapkan aplikasi jahitan angka 8 pada segmen
bawah uterus. Jahitan ini ditempatkan di awal, anterior atau posterior atau
keduanya, sebelum penerapan teknik B-Lynch 34.
Teknik jahitan B-Lynch untuk profilaksis pada pasien dengan risiko
perdarahan pertama kali dianjurkan oleh B-Lynch dan Kalu (2002). Mereka
menggunakan jahitan B-Lynch pada kehamilan triplet saat seksio sesarea dengan
hasil yang sukses. Teknik yang sama juga dapat bermanfaat pada pasien dengan
risiko tinggi seperti plasenta previa atau akreta. Sangat penting diberikan inform
consent termasuk penjelasan tentang untung dan rugi dari tindakan pada semua
pasien41
.
Gabungan teknik jahitan B-Lynch dan balon kateter Intrauterine yang
dianjurkan oleh Danso (2002) dilakukan pada pasien setelah seksio sesarea yang
kehilangan 2 liter darah. Tidak ada respon terhadap pemijatan uterus maupun
untuk intramyometrial carboprost . Setelah teknik jahitan B-Lynch diterapkan,
perdarahan berkurang secara signifikan. balloon kateter three way itu dimasukkan
ke dalam uterus melalui vagina dan dipenuhi dengan air sampai 70 ml untuk
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
24
memungkinkan tamponade. salah satu keuntungan dari prosedur gabungan ini
adalah untuk mengukur volume darah yang mengalir ke dalam vagina 42.
Mazhar (2003) di Pakistan melaporkan 2 kasus yang berhasil. Kasus
pertama plasenta previa totalis dengan kehamilan 32 minggu dan Kasus kedua
dilakukan operasi emergensi seksio sesarea pada umur kehamilan 37 minggu
pada hipertensi tidak terkontrol dengan letak sungsang. Kedua pasien
diperkirakan mengalami kehilangan darah 1500 ml dan terjadi atonia uteri .
jahitan B-Lynch diaplikasikan dan berhasil setelah gagal ecbolics and pressure
packing 36. Pal (2003) di India baru-baru ini menerapkan teknik ini dan sukses
dalam 6 kasus perdarahan postpartum akibat atonia uteri setelah seksio sesarea 35.
Shakila Yasmin (1999) 52, menerbitkan sebuah laporan kasus di mana
jahitan B-Lynch diaplikasikan sebagai langkah terakhir sebelum histerektomi,
ketika ligasi uterus bilateral, ovarium dan arteri iliaka internal gagal. Anjali Gupta
43, melaporkan kasus plasenta perkreta yang menyebabkan uterus pecah spontan
pada akhir kehamilan dan dilakukan tindakan jahitan B-Lynch bersama-sama
dengan ligasi arteri uterus bilateral.
Pilihan pengobatan untuk plasenta inkreta secara umum adalah
histerektomi, tetapi berbagai metode konservatif untuk menjaga kesuburan uterus
di masa depan telah dianjurkan. Faktor seperti usia pasien, kesuburan, derajat dan
luasnya implantasi plasenta, jumlah kehilangan darah serta kondisi pasien
menentukan apakah pengelolaan konservatif layak untuk dicoba pada beberapa
kasus plasenta inkreta. Menyisakan seluruh plasenta dengan atau tanpa terapi
methotrexate juga telah dicoba akan tetapi metode konservatif ini dapat
melibatkan risiko perdarahan dan infeksi. Demikian pula, kuret dalam yang diikuti
dengan langkah devascularisation, reseksi dari bagian yang rusak atau menjahit
dengan kuat pada situs implantasi juga telah dicoba 44
Jahitan B-Lynch telah sukses dikombinasikan dengan metode lain seperti
penempatan balon intrauterin
.
42. Dalam seri kasus ini, sebuah tabung Sengstaken -
Blackmore digunakan. Tabung itu dimasukkan ke dalam rongga uterus dan diisi
dengan 150 ml larutan salin sebelum dilakukan jahitan B-Lynch. Metode
pembedahan lainnya juga dikombinasikan dengan jahitan B-Lynch, dengan hasil
yang bervariasi yang telah dijelaskan sebelumnya, termasuk ligasi arteri uterina,
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
25
ligasi pembuluh darah ovarium dan oversewing dari tempat plasenta 32. Namun,
dalam kasus ini, tidak ada metode bedah lain digunakan bersama dengan B-
Lynch prosedur. Operator bedah melanjutkan dengan histerektomi ketika dengan
prosedur B-Lynch gagal untuk mengendalikan perdarahan.
3.7 Metode Lain
3.7.1 Metode Jahitan U
Beberapa prosedur melibatkan kompresi dengan jahitan seperti penahan untuk
mempertahankan uterus setelah perdarahan dengan atonia 11,15,23,45 , juga dengan
kombinasi dengan intrauterine balon kateter 46. Yang lain menjelaskan beberapa
jahitan persegi dan jahitan vertikal ke dalam segmen bawah rahim
dikombinasikan dengan jahitan penetrasi miring pada korpus atau beberapa
jahitan vertikal 24,47,48,49.
Teknik jahitan U dikembangkan untuk digunakan dalam situasi darurat.
Dalam review pada tujuh kasus menunjukkan efektivitas teknik ini selama 32
bulan dalam mengendalikan perdarahan postpartum atonia uteri dan keselamatan
yang ditunjukkan oleh tidak adanya komplikasi yang terjadi50
.
Aplikasi jahitan U
Benang Vicryl 0 Yang dapat diserap dan sebuah jarum XLH melengkung
digunakan secara manual untuk menjahit. Untuk melakukan jahitan tunggal U,
jarum disisipkan di dinding ventral uterus, dilanjutkan melalui dinding posterior
dan kemudian kembali ke ventral dinding tempat benang itu bergabung dengan
simpul ganda (Gambar 2a dan b). Sementara ahli bedah yang memimpin mengikat
jahitan, yang lain membantu dilakukannya kompresi uterus bimanual. Jumlah
jahitan yang dibutuhkan tergantung pada ukuran uterus dan banyaknya
perdarahan. Secara umum, memakai 6-16 jahitan U pada barisan horizontal
sepanjang uterus (Gambar 2), mulai dari fundus dan berakhir di serviks. Jadi, kira-
kira 2-4 cm jaringan dipadatkan dalam setiap jahitan. Antibiotik diberikan pada
semua kasus. Ini dilanjutkan pasca operasi selama 5 hari 50.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
26
Gambar 2 teknik Jahitan U 50
3.7.2 Metode Jahitan Haemostatic Multiple Square (Cho)
Teknik ini diperkenalkan oleh Cho JI pada tahun 2000 24. Tujuan dari teknik ini
adalah untuk mendekati dinding uterus anterior dan posterior sehingga tidak ada
ruang sisa pada rongga uterus. Demikian juga perdarahan dari endometrium
karena atonia uteri atau plasenta bed terkontrol karena tekanan 22.
Teknik ini dilakukan di tempat yang banyak perdarahan pada seluruh
dinding uterus, dari lapisan serosa dinding anterior ke dinding posterior, melalui
rongga uterus, teknik jahitan ini berbentuk angka 7 atau angka 8 dengan
menggunakan jarum bedah lurus, benang chromic atraumatic nomor 1. beberapa
jahitan kemudian dimasukkan sehingga tidak ada ruang sisa pada rongga uterus.
Jika perdarahan disebabkan oleh atonia uterus, empat sampai lima jahitan persegi
ditempatkan secara merata seluruh uterus dari fundus ke segmen yang lebih
rendah. Jika perdarahan itu karena plasenta akreta, dengan sumber perdarahan
dari tempat plasenta, jahitan difokuskan pada dua sampai tiga tempat sumber
perdarahan yang banyak. Dengan menjahit beberapa daerah dengan metode ini,
perdarahan dapat dikendalikan dengan menekan dinding uterus anterior dan
posterior. Jika perdarahan terjadi di segmen bawah uterus karena plasenta previa,
hemostasis dilakukan pada beberapa tempat dengan jahitan persegi disisipkan
setelah mendorong kandung kemih ke bawah 22
Pada kasus ini, 23 perempuan yang mengalami perdarahan setelah operasi
seksio sesarea dengan rata-rata kehilangan darah antara 1000 dan 3000 ml,
.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
27
hemostasis dicapai pada semua kasus dan histerektomi dapat dihindari. Semua
wanita menstruasi kembali normal dan empat dari mereka menjadi hamil.
Pemeriksaan rongga uterus dalam enam kasus menggunakan histeroskopi atau
histerosalpingografi tidak menunjukkan kelainan 22.
Namun teknik ini dapat menyebabkan risiko pada rongga uterus dengan
perkembangan selanjutnya menjadi pyometra 25. Teknik ini juga kurang berhasil
dibandingkan dengn teknik jahitan B-Lynch 51.
3.7.3 Modifikasi Teknik B-Lynch Oleh Hayman
Modifikasi teknik B-Lynch oleh Hayman (2002) 23, memiliki keunggulan, teknik
yang sederhana dan cepat, untuk melakukannya tidak memerlukan uterus dibuka.
Menggunakan jarum lurus Dexon nomor 2, jahitan dilakukan tusukan pada
seluruh dinding uterus , di atas refleksi kandung kemih, dari dinding anterior (3
cm di bawah dan 2 cm medial tepi bawah rongga uterus) ke posterior dinding
uterus 22.
Gambar 3 Teknik Hayman 10 Gambar 4 Teknik Cho multiple square 10
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
28
BAB IV
RINGKASAN
Dari seluruh teknik prosedur jahitan kompresi yang disebutkan diatas
teknik B-lynch telah direkomendasikan oleh Triennial Confidential di inggris.
Tidak adanya hasil yang buruk yang dilaporkan pada teknik bedah B-lynch.
Bahkan tidak ada laporan kematian ibu yang menjalani intervensi radiologi atau
jahitan B-lynch dalam penanganan perdarahan postpartum yang dilaporkan oleh
Triennial Confidential Enquiry States 2000-2002 10. Penting untuk diingat bahwa jika pasien diketahui mempunyai resiko
perdarahan postpartum, harus dilakukan dengan koordinasi antar departemen,
seluruh staf selalu waspada sehingga pembedahan konservatif bisa dilakukan
dengan cepat jika dibutuhkan, pasien yang beresiko adalah pasien obesitas,
kardiomiopati, koagulopati, plasenta abnormal, polihidramnion dan kepercayaan
tertentu yang menolak transfusi darah 10.
Jahitan B-Lynch telah berkembang menjadi metode pembedahan alternatif
yang berharga untuk mengendalikan perdarahan postpartum akibat atonia uteri
yang menyebabkan kompresi efektif dari plasenta bed. Kompresi uterus
langsung mengontrol perdarahan dari plasenta bed, pada kasus plasenta inkreta
Jahitan B-Lynch dapat dilakukan setelah menghilangkan sedikit demi sedikit
jaringan plasenta. Jahitan B-Lynch Ini muncul menjadi prosedur yang sederhana,
efektif, dan secara relatif dapat menyelamatkan nyawa yang dapat diterapkan
dengan sedikit keahlian. Efektivitas jahitan B-Lynch diuji setelah dilakukan
kompresi bimanual uterus. Jika kompresi dapat mengontrol perdarahan,
kemungkinan bahwa jahitan B-Lynch akan bekerja. Efek dapat dilihat langsung
pada penerapan jahitan B-Lynch 44
.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
29
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Maternal mortality in 2000. Department of Reproductive Health and
Research WHO, 2003.
2. Saifudin AB. Issues in training for essential maternal healthcare in Indonesia.
Medical Journal of Indonesia Vol 6 No. 3, 1997: 140 – 148.
3. UNFPA, SAFE Research study and impacts. Maternal mortality update 2004,
delivery into good hands. New York, UNFPA; 2004.
4. Depkes RI, Dirjen Binkesmas. Prinsip Pengelolaan Program KIA. Dalam:
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-
KIA). 2004. Hal. 1-11.
5. Prendiville W, Elbourne D. Care during the third stage of labour . In:
ChalmersI, Enkin M, Keirse MJNC (ed). Effective Care in Pregnancy and
Childbirth.Oxford: Oxford University Press, 1998, 1145–1169.
6. Prendiville WJ, Elbourne D, McDonald S. Active versus expectant
management in the third stage of labour . Cochrane Database of Systematic
Reviews 2000, Issue 3. Art No: CD000007. DOI: 10.1002/
14651858.CD000007.
7. Engelsen IB, Albrechtsen S, Iversen OE. Peripartum hysterectomy-incidence
and maternal morbidity. Acta Obstet Gynecol Scand 2001;80:409–412.
8. Francois K, Ortiz J, Harris C, Foley MR, Elliott JP. Is peripartum
hysterectomy more common in multiple gestations? Obstet Gynecol
2005;105:1369–1372.
9. Wingprawat S, Chittacharoen A, Suthutvoravut S. Risk factors for emergency peripartum Sesareaean hysterectomy. Int J Gynaecol Obstet 2005;90: 136 –
137.
10. B-Lynch C, Keith L.G., Lalonde A.B., Karoshi M (2006) Postpartum
Hemorrhage 1st
11. Anderson J, Etches D, Smith D. Postpartum haemorrhage. In Damos JR,
Eisinger SH, eds. Advanced Life Support in Obstetrics (ALSO) provider
Published. Sapiens Publishing,UK. 287-98
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
30
course manual. Kansas: American Academy of Family Physicians, 2000:1–
15
12. Nelson GS, Birch C. Compression jahitans for uterine atony and hemorrhage
following Sesareaean delivery. Int J Gynecol Obstet 2006;92:248–250.
13. Schuurmans, et al, 2000, SOGC Clinical Practice Guidelines, Prevention and
Management of postpartum Haemorrhage, No. 88, April 2000.
14. Hofmeyr GJ, Abdel-Aleem H, Abdel-Aleem MA, 2008.”Uterine massage for
preventing postpartum haemorrhage (Review)” In : The Cochrane Library,
Issue 3
15. B-Lynch C, Keith L.G., Lalonde A.B., Karoshi M (2006) Postpartum
Hemorrhage 1st Published. Sapiens Publishing,UK. 256-61.
16. B-Lynch C, Keith L.G., Lalonde A.B., Karoshi M (2006) Postpartum
Hemorrhage 1st
Published. Sapiens Publishing,UK. 263-67.
17. B-Lynch C, Keith L.G., Lalonde A.B., Karoshi M (2006) Postpartum
Hemorrhage 1st
Published. Sapiens Publishing,UK. 308-11.
18. B-Lynch C, Keith L.G., Lalonde A.B., Karoshi M (2006) Postpartum
Hemorrhage 1st Published. Sapiens Publishing,UK. 277-86
19. B-Lynch C, Keith L.G., Lalonde A.B., Karoshi M (2006) Postpartum
Hemorrhage 1st
Published. Sapiens Publishing,UK. 299-307
20. B-Lynch C, Keith L.G., Lalonde A.B., Karoshi M (2006) Postpartum
Hemorrhage 1st
Published. Sapiens Publishing,UK. 312-15.
21. Koh E, Devendra K, Tan L K B-Lynch jahitan for the treatment of uterine
atony Singapore Med J 2009; 50(7) : 693
22. El-Hammamy E, B-Lynch C. A worldwide review of the uses of the uterine
compression jahitan techniques as alternative tohysterectomy in themanagement of severe post-partum haemorrhage. J Obstet Gynaecol
2005;25:143–9
23. Hayman RG, Arulkumaran S, Steer PJ. Uterine compression jahitans: surgical
management of post partum hemorrhage. Obstet Gynecol 2002; 99:502–6
24. Cho JH, Jun HS, Lee CN. Hemostatic suturing technique for uterine bleeding
during cesarean delivery. Obstet Gynecol 2000;96: 129–31
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
31
25. Ochoa M, Allaire AD, Stitely ML. Pyometra after hemostatic square jahitan
technique. Obstet Gynecol 2002;99:506–9
26. B-Lynch C, Cowen M.J. A new non-radical surgical treatment of massive
post partum hemorrhage. Contemp Rev Obstet Gynaecol 1997; March:19–24
C. B-Lynch
27. Ferguson JE, Bourgeois FJ, Underwood PB. 2000. B-Lynch jahitan for
postpartum haemorrhage. Obstetrics and Gynecology 95(6 Pt 2):1020 –
1022.
28. Basket TF. 2003. Emergency obstetric hysterectomy. BJOG:An International
Journal of Obstetrics and Gynaecology 23(4),353 – 355.
29. Hebisch G, Huch A. 2002. Vaginal uterine artery ligation avoids high blood
loss and puerperal hysterectomy in postpartum hemorrhage. Obstetrics and
Gynecology 2002; 100(3): 574 – 578.
30. Tsitpakidis C, Lalonde A, Danso D, B-Lynch C. Long term anatomical and
clinical observations of the effects of the B-Lynch uterine compression
jahitan for the management of post partum hemorrhage – ten years on. J
Obstet Gynaecol 2006; in press
31. Grotegut CA, Larsen FW, Jones MR, Livingston E. Erosion of a B-Lynch
jahitan through the uterine wall: a case report . J Reprod Med 2004; 49: 849-
52.
32. Wohlmuth CT, Gumbs J, Quebral-Ivie J. B-Lynch jahitan: a case series. Int J
Fertil Womens Med 2005; 50:164-73.
33. Joshi MV, Shrivastava M. Partial ischaemic necrosis of the uterus following a
uterine brace compression jahitan. BJOG 2004; 111:279-80.
34. B-Lynch C, Coker A, Lawal AH, Abu J, Cowen MJ. 1997. The BLynchsurgical technique for the control of massive postpartum haemorrhage: An
alternative to hysterectomy? Five cases reported. British Journal of
Obstetrics and Gynaecology 104:372 – 375.
35. Pal M, Biswas A K , Bhattacharya SM. (2003) B-Lynch Brace suturing in
primary postpartum haemorrhage during sesareaean section. J Obst.
Gynaecol Res.2003 Oct;29(5): 317-20
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
32
36. Majhar S B , Yasmin S, Guljar S. ( 2003) Management of massive postpartum
hemorrhage by “B-Lynch” brace jahitan. J Coll physicians Surg. Pak. 2003
Jan; 13(1): 51-2
37. O’Leary JA. 1986. Stop of haemorrhage with uterine artery ligation.
Contemporary Obestetrics and Gynaecology 28:13 – 16
38. Dacus JV, Busowski MT, Busowski JD, Smilthson S, Masters K and Sibai
BM. 2000. Surgical treatment of uterine atony employing the B-Lynch
technique. Journal of Maternal-Fetal Medicine 9(3):194 – 196.
39. Abd Rabbo SA. 1994. Step-wise uterine devascularization: a novel technique
for management of uncontrollable postpartum haemorrhage with the
preservation of the uterus. American Journal of Obstetrics and Gynaecology
171:694 – 700
40. Maier RC. 1993. Control of postpartum haemorrhage with uterine packing.
American Journal of Obstetrics and Gynecology 169:317 – 321.
41. Kalu E, Wayne C, Croucher C, Findley I, Manyonda I. 2002. Triplet
pregnancy in a Jehovah’s Witness: recombinant human erythroietin and iron
supplementation for minimising the risks of excessive blood loss. BJOG:An
International Journal of Obstetrics and Gynaecology 109:723 – 725.
42. Danso D, Reginald P. 2002. Combined B-lynch jahitan with intrauterine
balloon catheter triumphs over massive postpartum haemorrhage. BJOG:An
International Journal of Obstetrics and Gynaecology 109(8):963.
43. Gupta Anjali, Nanda Smriti, Dahiya Pushpa, Chauhan Meennakshi, Sangwan
Krishna Placenta percreta causing spontaneous uterine rupture in late
pregnancy: conservative surgical management. Australian and New Zealand
journal of Obstetrics and gynaecology August 2003 Vol –43 issue 4 p-33444. Chaudhary P1, Sharma S2, Yadav R3, Dhaubhadel P4 B-Lynch Brace jahitan
for conservative surgical management for placenta increta. Kathmandu
University Medical Journal (2003) Vol. 2, No. 2, Issue 6, 149-151
45. Bhal K, Bhal N, Mulik V, Shankar L. The uterine compression jahitan–a
valuable approach to control major haemorrhage at lower
segmentsesareaean section.J Obstet Gynaecol 2005;25:10-14.
5/11/2018 Jahitan B-lynch Sebagai Manajemen Alter Nat If Bedah Konservatif Pada Atonia Ute...
http://slidepdf.com/reader/full/jahitan-b-lynch-sebagai-manajemen-alter-nat-if-bedah-konservatif-pa
33
46. Nelson WL, O’Brien JM. The uterine sandwich for persistent uterine atony:
combining the B-Lynch compression jahitan and an intrauterine
Bakriballoon. Am J Obstet Gynecol 2007;196:e9–e10.
47. Tjalma WAA, Jacquemyn Y. A uterus-saving procedure for postpartum
haemorrhage. Int J Gynaecol Obstet 2004;86:396–397.
48. Hwu YM, Chen CP, Chen HS, Su TH. Parallel vertical compression jahitans:
a technique to control bleeding from placenta praevia or akreta during
sesareaean section. Br J Obstet Gynaecol 2005;112:1420–1423.
49. Ouahba J, Piketty M, Huel C, Azarian M, Feraud O, Luton D, Sibony O, Oury
JF. Uterine compression jahitans for postpartum bleeding with uterine atony.
Br J Obstet Gynaecol 2007;114:619–622.
50. Hackethal1,*, D. Brueggmann1, F. Oehmke1, H.-R. Tinneberg1, M.T.
Zygmunt2 and K. Muenstedt1 Uterine compression U-jahitans in primary
postpartum hemorrhage after Cesarean section: fertility preservation with a
simple and effective technique Hum. Reprod. Advance Access published
November 17, 2007
51. Smith KL, Baskett TF. 2003. Uterine compression jahitans as an alternative
to hysterectomy for severe postpartum haemorrhage. Journal of Obstetrics
and Gynaecology Canada. 2003;25(3): 197 – 200.
52. Shakila Yasmin ( 2003) “ B-Lynch brace jahitan as an alternative to
hysterectomy for severe PPH . Pakistan J Med Res Sep 2003 ; 42(3) : 146-148
53. David, L. Dunn “ The Wound Closure Manual”. Ethicon, inc a Johnson &
Johnson company