10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tandang Kosong Kelapa Sawit Tandang kosong kelapa sawit merupakan limbah padat lignoselulosa yang dihasilkan oleh industri perkebunan kelapa sawit dan memiliki tingkat ketersediaan yang berlimpah setiap tahunnya. Upaya yang dilakukan untuk pengelolaan limbah agar mendapatkan nilai tambah dari limbah tersebut. Limbah TKKS dapat diolah menjadi kompos sehingga tidak menimbulkan masalah pencemaraan, sekaligus mengurangi biaya pengolahan limbah yang cukup besar. Keunggulan kompos TKKS meliputi: Kandungan kalium yang tingggi, tanpa penambahan starter dan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah dan mampu memperbaiki sifat fisik, kmia dan biologi. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain: (1) Memperbaiki struktur tanah berlempeng menjadi ringan; (2) membeantu kelarutan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman; (3) bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai pembawa hama tanaman; (4) merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah dan (5) dapat diaplikasikan pada sembarang musim. Komponen utama limbah pada kelapa sawit adalah selulosa dan lignin, sehingga limbah ini disebut limbah lignoselulosa

jamur bab 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tinjauan Pustakaa Jaamur Merang Dan Jamur Tiram

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tandang Kosong Kelapa SawitTandang kosong kelapa sawit merupakan limbah padat lignoselulosa yang dihasilkan oleh industri perkebunan kelapa sawit dan memiliki tingkat ketersediaan yang berlimpah setiap tahunnya. Upaya yang dilakukan untuk pengelolaan limbah agar mendapatkan nilai tambah dari limbah tersebut. Limbah TKKS dapat diolah menjadi kompos sehingga tidak menimbulkan masalah pencemaraan, sekaligus mengurangi biaya pengolahan limbah yang cukup besar.Keunggulan kompos TKKS meliputi: Kandungan kalium yang tingggi, tanpa penambahan starter dan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah dan mampu memperbaiki sifat fisik, kmia dan biologi. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain: (1) Memperbaiki struktur tanah berlempeng menjadi ringan; (2) membeantu kelarutan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman; (3) bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai pembawa hama tanaman; (4) merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah dan (5) dapat diaplikasikan pada sembarang musim.Komponen utama limbah pada kelapa sawit adalah selulosa dan lignin, sehingga limbah ini disebut limbah lignoselulosa (Widiastuti dan Tri, 2007). Selulosa dalam tandan kosong kelapa sawit dapat mencapai 22-27% (Hambali, 2007). Dua bagaian tandan kosong kelapa sawit yang banyak mengandung selulosa adalah bagian pangkal dan bagian ujung tandan kosong kelapa sawit yang agak runcing dan agak keras (Hasibuan, 2010)Tabel 1 Kandungan Bahan Organik Kelapa Sawit dalam Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)NoKomponenKomposisi (% berat basah)

1Selulosa41,4

2Hemiselulosa22

3Lignin18,3

4Abu10,1

5Air8,2

Sumber: Amika dan Yuni, 2011

Dilihat dari komposisi tandan kosong kelapa sawit dan substrat yang biasa digunakan untuk budidaya jamur konsumsi, tandan kosong kelapa sawit berpotensi digunakan sebagai substrat utama pembudidayaan jamur konsumsi. Disamping itu, beberapa penduduk disekitar pabrik CPO telah mendapatkan beberapaa jenis jamur (bentuknya mirip jamur tiram dan jamur merang) yang tumbuh di tumpukan tandan kosong kelapa sawit disekitar pabrik untuk konsumsi dan jamur tersebut tidak menyebabkan keracunan atau efek samping yang tidak diinginkan.

1.2 Jamur MerangJamur merang (Volvariella sp), biasa dikenal dengan nama paddy straw mushroom pertama kali dibudidaykan pada tahun 1950 di Asia Timur dan Asia Tenggara yang dimana beriklim tropis dan subtropis. Biasanya jamur ini tumbuh pada substrat organik dan hewan maupun tumbuhan yang sudah mati dan akan merombak substrat menjadi zat yang mudah diserap. Biasanya substrat tersebut mengalami proses pengomposan terlebih dahulu. Secara anatomi jamur merang terdiri dari tudung yang berbentuk seperti payung, di bawah tudung terdapat lamela, tangkai, akar semu yang disebut rizoid, serta mempunyai cawan pada bagian tangkai.umumnya jamur merang berwarna putih kecoklatan, tetapi ada juga yang berwarna lebih gelap. Ciri-ciri lain jamur merang awalnya berbentuk seperti telur yang dilapisi selaput berupa selubung atau kulit jamur, kemudian bagian bawahnya berkembang menyerupai cawan.Secara taksonomi menurut Singer (1975) jamur merang masuk dalam klasifikasi sebagai berikut.Kelas: BasidiomycetesSub Kelas: HomobasidiomycetesOrdo: AgaricalesFamili: Plutaceace

Jamur merang umumnya tumbuh pada media yang merupakan sumber selulosa, misalnuya pada tumpukan merang, dekat limbah penggilingan padi, limbah pabrik kertas, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit buah pala, dan sebagainya. Walau tidak tumbuh pada media merang, nama Volvariella volvaceae selalu diartikan jamur merang (Meity Suradji Sinaga, 2000).Jamur merang dapat tumbuh pada media yang merupakan limbah, terutama limbah pertanian. Dengan demikian, limbah tidak terbuang sia-sia karena masih dapat memberi nilai tambah. Bahkan sisa kompos bekas pernaman jamur dapat digunakan sebagai pupuk untuk penyubur tanah (Meity Suradji Sinaga, 2000).Selain fungsi utamanya sebagai bahan makanan, jamur merang memiliki khasiat sebagai obat karena mengandung senyawa eritadenin yang berkhasiat sebagai anti racun, selain itu juga mengandung sejenis antibiotik yang berkhasiat mencegah kurang darah (anemia), kanker, dan menurunkan tekanan darah tinggi (Parjimo, 2007).Kandungan yang dimiliki jamur merang yang dibutuhkan oleh manusia diantaranya protein, asam amino, asam lemak tak jenuh, vitamin B (seperti thiamin, niasin dan riboflavin), karbohidrat (seperti pentosa, methilpentosa dan hexosa), serat, mineral (seperti potasium, fosfor, sodium, kalsium dan magnesium dalam jumlah kecil), kandungan obat (Budhi Widiastuti, 2001).

Tabel 2. Perbandingan kandung gizi jamur merangKomposisiBahan Makanan

Protein1,8%

Lemak0,3%

Karbohidrat4%

Sumber: Parjimo (2007)Jamur merang tumbuh dilokasi yang mempunyai suhu 32-38OC dan kelembapan 80-90% dengan oksigen yang cukup. Jamur ini tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung, tetapi tetap membutuhkannya dalam bentuk pancaran tidak langsung. Derajat keasaman (Ph) yang cocok untuk jamur merang adalah 6,8-7 (Parjimo, 2007).1.3 Jamur TiramJamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu. Biasanya orang menyebut jamur tiram sebagai jamur kayu karena jamur ini banyak tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk. Perlu diketahuibahwa jenis jamur kayu (jamur yang tumbuh pada media kayu, baik pada serbuk kayu maupun kayu gelondongan) ada bermacam-macam. Jenis amur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram dan jamur shitake (Cahayana dkk, 1997).Jamur Tiram (Lentinus sp), biasa dikenal dengan nama oyster mushroom karena bentuk tudung jamur ini menyerupai cangkang kerang atau tiram dengan bagian tepi bergelombang. Jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang cukup digemari serta mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi dibandingkan dengan jamur lain (Cahayana dkk, 1997).

Tabel 3. KANDUNGAN GIZI JAMUR TIRAM PUTIHKomposisiLentinus florida (Jamur Tiram Putih)

Protein27%

Lemak1,6%

Karbohidrat58%

Serat11,5%

Abu9,3%

Kalori265 Kkal

Sumber: Makalah Seminar Jamur Tiram oleh Yayasan AGBI Parung Kuda Sukabumi, 1995

Jenis jamur tiram yang mulai banyak dibudidayakan antara lain sebagai berikut.1. Jamur tiram putih, dikenal pula dengan nama shimeji white (varietas florida).2. Jamur tiram abu-abu, dikenal pula dengan nama shimeji grey (varietas sajor caju).3. Jamur coklat, dikenal pula dengan namaa jamur abalon (varietas cystidious).4. Jamur tiram merah, dikenal pula dengan nama jamur shakura (varieatas flabellatus).

Dari beberapa jenis jamur tersebut, jamur tiram putih, abu-abu, dan coklat paling banyak dibudidayakan karena mempunyai sifat adaptasi dengan lingkungan yang lebih baik dan tingkat produktivitasnya cukup tinggi (Cahayana dkk, 1997).Selain fungsi utamanya sebagaai bahaan makanan, jamur tiram juga memiliki khasiat sebagai kesehatan, diantaraanya rendah kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (hpertensi) dan aman bagi mereka yang rentan terhadap serangan jantung, serta baik juga untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui (Parjimo dkk, 2007)Syarat tumbuh jamur tiram meliputi beberapa parameter, terutama temperatur, kelembaban relatif, waktu, kandungan CO2, dan cahaya. Temperatur tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap setiap stadium atau tingkatan, misalnya:a. Terhadap pertumbuhan meselia pada substrat tanam;b. Terhadap pembentukan primordia (bakal kuncup) jamur;c. Terhadap pembentukan tubuh buah;d. Terhadap siklus panen; dane. Terhadap nilai BER atau perbandingan antara berat hasil jamur dengan berat substrat log tanam jamur (Unus Suriawira, 2001).Jamur tiram dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 600 meter dari permukaan laut dilokasi yang memiliki kadar air sekitar 60% dan derajat keasaman atau Ph 6-7. Jika tempat tumbuhnya terlalu kering atau kadar airnya kurang dari 60% miselinium ini tidak dapat menyerap sari makanan dengan baik sehingga tumbuh kurus. Sebaliknya, jika kadar air di lokasi tumbuhnya terlalu tinggi, jamur ini akan terserang penyakit busuk akar (Parjimo, 2007).

1.4 Pengendalian Gulma, Hama, Dan Penyakit

A. Pengendalian GulmaMasalah besar dalam usaha budi daya jamur konsumsi adalah terjadinya kontaminasi organisme yang tidak diharapkan, biasanya hal ini dapat terjadi pada waktu proses pembibitan, penyiapan media tanam dan saat jamur sudah berada di dalam kumbung (Parjimo, 2007).Pencegahan munculnya gulma dilakukan dengan cara mengusahakan setiap tahapan budi daya jamur selalu dilakukan dalam keadaan steril, baik saat pembibitan maupun penanaman. Jika gulma yang terlanjur tumbuh bisa ditanggulangi dengan mencabutnya menggunakan tangan atau pinset (Parjimo, 2007).B. Pengendalian Hama Aroma media tanam jamur yang khas, mengundang kehadiran beberapa jenis serangga yang hidup disekitar kumbung. Serangga tersebut biasanya masuk kedalam kumbung bersamaan dengan keluar masuknya pekerja, saat jendela kumbung dibuka atau melalui lubang-lubang kecil yang tidak terdeteksi. Berikut ini beberapa serangga yang menjadi hama bagi jamur.a. Lalat Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan selalu mengontrol keadaan kumbung. Jika ditemukan adanya lubang yang berpotensi menjadi tempat masuk lalat, segera tutup. Selain itu, sisa-sisa media tanam yang tercecer saat melakukan pemanenan harus dibersihkan agar tidak ada telur atau larva lalat yang tertinggal. Pengendalian hama ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Dichlorosos dengan dosis 90 ml/liter air yang bisa disemprotkan ke 140 m3 media tanam.b. TingauKarena tungau ini dibawa oleh lalat, pencegahannya sama dengan pencegahan kehadiran lalat. Pengendalian hama ini dilakukan dengan menyemprotkan metil bromida.

c. RayapPengendalian rayap dilakukan dengan menyemprotkan insektisida khusus rayap, seperti Fenvarelate, Cypermethrin, Permethrin atau Chloorphyrifos dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya.d. Laba-laba Pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif dicofol, seperti Kalthane atau Malathion dengan dosis sesuai dengan anjuran dikamasannya.e. CacingPencegahan masuknya hama ini dilakukan dengan memastikan sterilisasi media tanam berjalan sempurna sehingga semua telur cacing mati. Sementara itu, pengendaliannya dilakukan dengan menaburkan Furagan G dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya (Parjimo, 2007).C. Pengendalian Penyakit Penyakit jamur disebabkan oleh fungi, kapang, bakteri dan virus. Jamur yang terserang penyakit menjadi berlendir, busuk, bernoda, serta berbagai kelainan lain yang membuat rusaknya jamur sehingga tidak dapat dipanen (Parjimo, 2007).Pencegahannya dengan cara menjaga kebersihan kumbung dari media tanam yang mungkin tumpah atau berceceran agar tidak menjadi media tumbuh fungi atau kapang penyebab penyakit (Parjimo, 2007).

1.5 Proses Pengomposan Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan yang memanfaatkan bahan organik sebagai bahan energi (Rukiyati, 2010). Dalam pengomposan terjadi proses diaman bahan organik mengalami penguraian secara biologisProses pengomposan atau fermentasi media tanam untuk jamur merang sangat penting karena selain bertujuan untuk mematikan jamur liar, juga untuk mempercepat proses pelapukan media (Budhi Widiastuti, 2001)