Upload
ahmad
View
261
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
a. Anatomi
Rangka tubuh manusia terdiri dari total keseluruhan 206 buah tulang yang
kebanyakan semuanya saling berpasangan dengan satu bagian dari masing-masing
bagian sisi kiri dan kanan pada tubuh. Rangka tubuh pada bayi yang baru lahir maupun
anak-anak memiliki lebih dari 206 tulang karena beberapa bagian dari tulang mereka,
seperti tulang sacrum dan coccyx menyatu seiring dengan petumbuhan dan
perkembangan. Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia terbagi menjadi
dua divisi dasar berdasarkan letak tulang-tulangnya, yaitu Aksial dan Apendikular.
Tulang-tulang aksial merupakan tulang-tulang yang terletak sejajar pada garis
longitudinal aksis dari tubuh manusia, sedangkan diluar dari letak garis longitudinal
aksis tersebut disebut juga sebagai tulang-tulang apendikular. Berikut adalah pembagian
divisi dasar dari tulang berdasarkan letaknya:
Gambar 1 Pembagian divisi tulang berdasarkan letaknya
1) Rangka Aksial
a) Skull
Gambar 2 Tulang kranium
b) Tulang Hyoid
Gambar 3. Tulang hyoid
c) Tulang Pendengaran
Gambar 4. Tulang Pendengaran
d) Vertebrae (Tulang Belakang)
Gambar 5. Tulang Belakang
e) Thorax
Gambar 6. Tulang Thorax
2) Rangka Apendikular
a) Ekstremitas Atas
Gambar 7. Tulang Ekstremitas Atas
b) Ekstremitas Bawah
Gambar 8. Tulang Ekstremitas Bawah
Tortora, Gerard & Derrickson, Bryan. Principle of Anatomy & Physiology 13th Edition.
America : John Wiley & Sons, Inc; 2012.
a. Anatomi
1) Otot-otot Wajah
a) Galea Aponeurotica (epicranial aponeurosis)
Struktur aponeurosis kulit kepala yang menghubungkan venter frontal dan
occipital m.occipitofrontalis.
Gambar 15. Otot Wajah
b) M.Occipitofrontalis terdiri dari :
b.1. Venter Frontalis
M.occipitofrontalis venter frontalis ini berasal dari kulit alis mata
dang labella dan berujung pada galea aponeurotica. Otot ini berfungsi
untuk menarik kulit kepala ke anterior, mengangkat alis mata,
mengeriputkan kulit dahi secara horizontal seperti dalam dalam ekspresi
terkejut.Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII).
b.2. Venter Occipitalis
M.occipitofrontalis venter occipitalis berasal dari os.occipital dan
processus mastoideus dari tulang temporal dan berujung pada epicranial
aponeurosis ( Galea aponeurotica). Otot ini berfungsi untuk menarik kulit
kepala ke posterior. Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII).
c) M. corrugator supercilii
Otot ini berasal dari os. frontale, Pars nasalis dan berujung pada 1/3
medial (lateral) kulit alis mata. Fungsi otot ini adalah untuk mengatur gerak kulit
dahi dan alis mata. Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII).
d) M. Procerus
Otot ini berasal dari os.nasale, cartilage nasi lateralis ( tulang rawan
hidung bagian lateral) dan berujung pada kulit glabella. Fungsi otot ini adalah
untuk menarik turun kulit dahi dan alis mata. Otot ini dipersarafi oleh saraf
facialis (VII).
e) M. orbicularis oculi
Otot ini berasal dari dinding medial dari oerbita dan berujung melingkar di
sekitar orbita. Otot ini berfungsi untuk menutup mata. Otot ini dipersarafi oleh
saraf facialis (VII).
f) M. nasalis
Otot ini terbagi menjadi dua bagian. M.nasalis pars alaris berasal dari jugum
alveolare dentis incisvi lateralis dan berujung pada ala nasi, pinggir cuping hidung
dan otot ini berfungsi untuk membuka lebar cuping hidung. M.nasalis pars
transversa bersal dari jugum alveolare dentis canini dan berujung pada cartilage
nasi lateralis, membrane tendo dorsum nasi dan otot ini berfungsi untuk
mengecilkan lubang hidung.
g) M. levator labii superioris
Otot ini berasal dari margo infraorbitalis dan bagian processus
zygomaticus maxilla (berasal dari massa otot M.orbicularis oculi) dan berujung
pada bibir atas. Otot ini berfungsi untuk menarik bibir ke atas lateral dan atas.
Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII).
h) M. zygomaticus major
Otot ini berasal dari os. zygomaticus dan berujung pada bibir atas sudut mulut
dan m.orbicularis oris. Otot ini berfungsi untuk menarik sudut mulut ke superior
dan lateral seperti saat tersenyum. Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII)
i) M.zygomaticus minor
Otot ini berasal dari os.zygomaticus dan berujung pada bagian atas bibir,
sudut mulut. Otot ini berfungsi untuk mengangkat bibir atas dan memperlihatkan
rahang atas gigi. Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII).
j) M. masseter
Otot ini dibagi menjadi dua. M.masseter pars superficialis bersal dari dua
pertiga anterior margo inferior Arcus zygomaticus (tendo) dan berujung pada
angulus mandibulae. M.masseter pars profunda berasal dari sepertiga posterior
permukaan dalam Arcus zygomaticus dan berujung pada margo inferior
mandibulae. M.masseter berfungsi untuk menutup mulut. M.masseter dipersarafi
oleh saraf mandibularis (V/3).
k) M. buccinators
Otot ini berasal dari bagian processus alveolaris maxillae, raphe
pterygomandibularis, bagian posterior processus alveolaris mandibulae dan
berujung pada angulus oris (bibir atas dan bawah). Otot ini berfungsi untuk
menegangkan bibir, meningkatkan tekanan intra oral (ketika meniup dan
mengunyah).Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII). (pterygomandibular :
berkenaan dengan prosesus pterygoideus dan os.mandibula; raphe : garis
penyatuan berbagai bagian yang simetris).
l) M.levator anguli oris
Otot ini berasal dari fossa canina maxillae dan berujung pada sudut mulut.
Otot ini berfungsi untuk menarik sudut mulut kea rah medial dan atas.Otot ini
dipersarafi oleh saraf facialis (VII).
m) M.depressor anguli oris
Otot ini berasal dari basis mandibulae, tepat dibawah foramen mentale dan
berujung pada bibir bawah, pipi di sebelah lateral sudut mulut (bibir atas). Otot
ini berfungsi untuk menarik sudut mulut ke bawah. Otot ini dipersarafi oleh saraf
facialis (VII).
n) M. risorius
Otot ini berasal dari fascia parotidea dan fascia masseterica dan berujung
pada bibir atas sudut mulut. Otot ini berfungsi untuk menarik sudut mulut ke
lateral dan atas serta membentuk lesung di pipi.
o) M. orbicularis oris
Otot ini berasal dari pars marginalis dan pars labialis (sebelah lateral
angulus oris) dan berujung pada kulit bibir. Otot ini berfungsi untuk Membuka
dan menonjolkan bibirmengkompres (menekan) bibir terhadap gigi dan
membentuk bibir sewaktu berbicara. Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII).
p) M.depressor labii inferioris
Otot ini berasal dari bassis mandibulae sebelah medial foramen mentale dan
berujung pada bibir bawah, dagu , dan serabut dalam ke mukosa, Otot ini
berfungsi untuk menarik bibir bawah ke lateral dan bawah. Otot ini dipersarafi
oleh saraf facialis (VII).
q) M.mentalis
Otot ini berasal dari mandibula dan berujung pada kulit pada dagu. Otot ini
berfungsi untuk menaikkan dan menonjolkan bibi bawah dan mendorong kulit
dagu keats, seperti saat cemberut. Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII).
2) Otot Leher
a) M.platysma
Otot ini berasal dari basis mandibulae (fascia parotidea) dan berujung pada kulit
di bawah clavicula (fascia pectoralis). Otot ini berfungsi untuk menegangkan kulit
leher, menciptakan kerut-kerut vertical. Otot ini dipersarafi oleh saraf facialis (VII)
b) M.digastricus
Otot ini berasal dari incisura mastoidea ossis temporalis dan berujung pada
fossa digastrica mandibulae. Otot ini berfungsi untuk membantu M.mylohyoideus
dalam membantu mengangkat lantai mulut dan lidah (saat menelan).Otot ini ada
venter anterior sama venter posterior. Venter anterior dipersarafi
oleh ,mylohyoideus (saraf mandibularis (V/3)). Venter posteriornya dipersarafi oleh
saraf facialis (VII).
c) M. stylohyoideus
Otot ini berasal dari processus styloideus ossis temporalis dan berujung pada
daerah lateral corporis ossis hyoidei. Otot ini berfungsi untuk menarik os.hyoideum
ke arah dorsokranial (kranial belakang/ punggung kranial). Otot ini dipersarafi oleh
saraf facialis (VII).
d) M.mylohyoideus
Otot ini berasal dari linea mylohyoidea mandibulae dan berujung pada raphe
mylohyoidea (tepi atas corpus (badan) ossis hyoidei). Otot ini berfungsi untuk
mengangkat lantai mulut dan lidah (pada saat menelan), menekan mandibula dan
menjadi otot penopang lidah. Otot ini dipersarafi oleh saraf mandibularis (V/3).
e) M.Sternohyoideus
Otot ini berasal dari tepi cranial cartilage costae 1, permukaan dalam
manubrium sterni dan simpai sendi sternoclavicularis dan berujung pada tepi bawah
corpus ossis hyoidei. Otot ini berfungsi untuk menarik os.hyoideum ke arah kaudal.
Otot ini dipersarafi oleh plexus cervicalis.
f) M. Sternothyroideus
Otot ini berasal dari permukaan dalam kartilago costae 1, permukaan dalam
manubrium sterni di sebelah kaudal m.Sternohyoideus dan berujung pada
permukaan luar, linea oblique, pada lamina cartilaginis thyroideae. Otot ini
berfungsi untuk menekan larynx bersama dengan M.thyrohyoideus mengatur posisi
larynx di antara os.hyoideum dan sternum. Otot ini dipersarafi oleh pleksus
cervicalis.
g) M. thyroideus
Otot ini berasal dari permukaan luar linea oblique , lamina cartilaginis
thyroideae dan berujung pada sepertiga lateral corpus dan pangkal Cornu majus
ossis hyoidei. Otot ini berfungsi untuk mengatur posisi larynx di antara
os.hyoideum dan sternum bersama-sama dengan M.sternothyroideus. Otot ini
dipersarafi oleh plexus cervicalis.
h) M. Omohyoideus
Otot ini berasal dari margo superior scapulae dan berujung pada tepi kaudal
dari permukaan luar lateral corpus ossis hyoidei. Otot ini berfungsi untuk
menegangkan fascia cervicalis karena tertambat ke Vagina carotica dan mencegah
kolapsnya vena jugularis interna. Otot ini dipersarafi oleh plexus cervicalis.
M.sternohyoideus, M.sternothyroideus, M.thyrohyoides, dan M.omohyoideus
merupakan kelompok otot infrahyoid.
i) M.sternocleoidomastoideus
Otot ini berasal dari sebuah tendo panjang dari permukaan ventral sternum
(untuk m.sternocleidomastoideus caput sternale). Sebuah tendo pendek dari
sepertiga sternal clavicula. Otot ini berujung pada daerah posterior processus
mastoideus. Otot ini berfungsi untuk memutar kepala kea rah kontralateral,
mengangkat kepala dan menarik kepala kea rah anterior, fleksi vertebrae cervicalis
kaudal dan meregangkan vertebrae cervicales kaudal dan meregangkan vertebrae
cervicales cranial serta sendi-sendi kranioservikal. Otot ini dipersarafi oleh saraf
accessories (XI) dan plexus cervicalis.
j) M.scalenus anterior
Otot ini berfungsi untuk fleksi bagian servikal columna vertebralis kea rah
lateral dan mengangkat iga (tuiang rusuk) 1, sehingga menarik thorax ke atas (otot
inspirasi). Otot ini dipersarafi oleh cabang-cabang langsung dari plexus cervicalis
dan pleksus brachialis.
k) M.scalenus medius
Otot ini berfungsi untuk fleksi bagian servikal columna vertebralis ke arah
lateral dan mengangkat iga 1, sehingga menarik thorax ke atas (otot inspirasi). Otot
ini dipersarafi oleh cabang-cabang langsung dari plexus cervicalis dan pleksus
brachialis.
l) M.scalenus posterior
Otot ini berfungsi untuk fleksi bagian servikal columna vertebralis kea rah
lateral dan mengangkat iga kedua (dan ketiga), sehingga menarik thorax ke atas
(otot inspirasi). Otot ini dipersarafi oleh cabang-cabang langsung dari plexus
cervicalis dan pleksus brachialis.
Gambar 16. Otot Leher
3) Otot Bahu dan Punggung
a. M.Sternocleidomastoideus
Origo = sternum dan clavicula, Insersio : Prosessus mastoideus, Inervasi : N.
Accessorius(IX).
b. M.Trapezius
Origo = Linea nuchae superior, ligamentum nuchae, spina dari C7-T12, Insersio :
spina scapula, acromion&clavicula, Inervasi :N. Accessorius (XI) dan cabang
plexus cervicalis.
c. M.Pectoralis Major
Origo=Clavicula, dan Sternum, Insersio : Labia lateralis sulkus intertuberkularis,
Inervasi : N.pectoralis medialis dan n.pectoralis lateralis
d. M.Serratus Anterior
Origo=Permukaan lateral delapan kosta teratas, Insersio : margo medialis scapula,
Inervasi : n.thoracicus longus.
e. M.obliquus externus abdominis
Origo= tulang rusuk 5-12, insersio : krista iliaca, Inervasi : n.iliohypogastricus, n.
Ilioinguinalis (plexus lumbalis)
f. M. Obliquus internus abdominis
Origo=krista illiaca, ligamen inguinal,fasia thoracolumbar, Insersio : tulang rusuk
kartilago ke 7-10,dan linea alba, Inervasi : n.iliohypogastricus, n. Ilioinguinalis
(plexus lumbalis)
g. M.Transversus abdominis
Origo=krista illiaca,ligamen inguinal,fasia lumbar,&tulang rusuk kartilago ke 5-
10, Insersio : Prosessus xiphoideus, linea alba dan pubis. Inervasi :
n.iliohypogastricus, n. Ilioinguinalis (plexus lumbalis), n.genitofemoralis.
h. M. Splenius capitis
Origo=ligamentum nuchae, Insersio : Prossesus mastoideus, Inervasi : n.spinal
cervicalis
i. M. Deltoideus
Origo= satu pertiga lateral klavikula, akromion, dan soina skapula, Insersio :
tuberositas deltoideus humerus, Inervasi : n.axillary
j. M.teres major
Origo=angulus inferior scapula,
insersio= labia medialis sulkus intertubelaris. Inervasi=Nn. Subscapularis inferior
k. M.infrasupinatus
Origo=fossa infraspinatus scapula, Insersio=tuberositas majus humerus, Inervasi=
n. Subscapularis
l. M.supraspinatus
Origo= fossa supraspinatus, Insersio= tuberositas majus humerus, inervasi=n.
Subscapularis
m. M.Rhomboideus major
O=spina ke T2-T5, I=margo medialis scapula, Inervasi: n.scapularis dorsalis
n. M. Latissimus dorsi
O= spina vertebra T7-L5, I= sulcus intertuberkularis humerus, Inervasi :
n.toracodorsalis
o. M.gluteus maksimus
O=krista illiaca, sacrum, coccae, aponeurosis sacrospinalis, i= tuberositas
glutealis femur, traktus iliotibialis, inervasi : n.gluteus inferior
Gambar 17. Otot Bahu dan Punggung
4) Otot Eksteritas Superior
a) M. Biceps Brachii
O= caput panjang = tuberculum diatas cavitas glenoideus (supraglenoid
tubercle), caput pendek = prosessus coracoideus, insersio= tuberositas radialis
melalui aponeurosis bisipitalis menuju fasia profunda lengan bawah. Fungsi dari
otot ini adalah untuk fleksi dan supinasi lengan bawah serta fleksi di lengan atas.
biceps brachii ini disarafi oleh nervus muskulokutaneus.
b) M. brachialis
O= Origo m.brachialis ada di permukaan anterior humerus, di bagian distalnya.
Insersio= tuberositas ulnae dan prosessus coronoideus ulna. Fungsinya untuk fleksi
lengan bawah di sendi siku. dipersarafi oleh nervus muskulokutaneus dan nervus
radialis.
c) M. brachioradialis
Origo m. Brachioradialis ini ada di ujung lateral humerus dan insersionya dari
atas menuju prosessus styloideus radius. Fungsi otot ini adalah untuk fleksi siku,
serta supinasi dan pronasi di sendi radioulnar. M.brachioradialis dipersarafi oleh
nervus radialis.
d) M.triceps brachii (triceps = 3 kepala origo).
M.triceps brachii merupakan otot besar yang terletak di bagian posterior lengan
atas. Sesuai dengan namanya, otot ini mempunyai 3 kepala origo, yaitu Long head,
Lateral head, dan medial head. Kalau yang long head berasal dari tuberkulum
infraglenoideum, lateral head berasal dari humerus diatas linea spiralis, dan medial
head berasal dari belakang bagian bawah humerus. Sedangkan insersionya menuju
olecranon ulna. Fungsi dari otot ini adalah untuk ekstensi. Sedangkan untuk
persarafannya,m. Triceps brachii ini dipersarafi oleh nervus radialis
e) M.anconeus (ancon=siku).
Otot ini merupakan otot kecil yang terletak di bagian lateral dari posterior siku
yang membantu m. Triceps brachii pada saat ekstensi. Origonya berasal dari bagian
lateral epicondylus humerus. Sedangkan insersionya menuju olecranon dan bagian
superior dari ulna. Fungsinya untuk ekstensi dan dipersarafi oleh nervus radialis.
Gambar 18. Otot Eksteritas Superior
5) Otot-otot pronator lengan bawah
Otot-otot yang menyebabkan gerakan pronasi terdiri atas 2 yaitu M. Pronator teres
dan m. Pronator quadratus.
a. M.Pronator teres adalah otot yang letaknya lebih dekat dengan siku dibandingkan
dengan m.pronator quadratus. Origonya berasal dari epicondylus humerus bagian
medial dan prosessus coronoideus ulna. Insersionya menuju permukaan lateral
radius. Fungsinya untuk pronasi dan dipersarafi oleh nervus medianus.
b. M.Pronator quadratus adalah salah satu otot paling dalam di ekstremitas atas.
Origonya berasal dari bagian distal ulna dan insersionya menuju bagian distal
radius. Fungsinya untuk pronasi dan dipersarafi oleh nervus medianus.
6) Otot supinator lengan bawah :
M.supinator sesuai dengan namanya merupakan otot yang bekerja pada saat
supinasi (gerakan menengadahkan tangan) mempunyai origo yang berasal dari
epicondylus humerus bagian lateral dan ulna sedangkan insersionya menuju
permukaan lateral dari satu-tiga proksimal radius. Otot ini dipersarafi oleh nervus
radialis.
Paulsen F & Waschkhe J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Ed 23 Jilid 1. Jakarta: EGC;
2012Snell, RS.. Neuroanatomi Klinik Berdasarkan Sistem. Jakarta : EGC;2014
Histologi sendi
Remodelling Tulang
Remodeling tulang dapat dibagi menjadi berikut enam fase, yaitu, diam, aktivasi, resorpsi,
pembalikan, formasi, dan mineralisasi.
1. Tahap Diam. Ini adalah keadaan / fase tulang saat istirahat. Faktor-faktor yang memulai proses
renovasi tetap tidak diketahui.
2. Tahap Aktivasi. Fenomena pertama yang terjadi adalah aktivasi dari permukaan tulang
sebelum resorpsi, melalui pencabutan tulang lapisan sel (pemanjangan osteoblas dewasa yang
ada pada permukaan endosteal) dan pencernaan membran endosteal oleh aksi kolagenase. Awal
"aktivasi"melibatkan perekrutan dan aktivasi mononuklear monosit-makrofag osteoklas
prekursor dari sirkulasi, sehingga interaksi osteoklas dan sel-sel prekursor osteoblas. Hal ini
menyebabkan diferensiasi, migrasi, dan fusi osteoklas berinti besar. Sel menempel pada
permukaan tulang termineralisasi dan memulai resorpsi oleh sekresi ion hidrogen dan enzim
lisosom, terutama cathepsin K, yang dapat menurunkan semua komponen matriks tulang,
termasuk kolagen, pada pH rendah.
3. Fase Resorpsi. Osteoklas kemudian mulai mendisolfikasi matriks mineral dan membusukan
matriks osteoid. Proses ini diselesaikan oleh makrofag dan pelepasan growth factor yang
terkandung dalam matriks, pada dasarnya mengubah growth factor b (TGF b), platelet-derived
growth factor(PDGF), dan insulin-like growth factor I dan II (IGF - I dan II).
resorpsiOsteoklastik menghasilkan rongga bergigi tidak beraturan pada permukaan tulang
trabekular, disebut Howship’s lakuna, atau kanal silinder kanal di tulang kortikal. Osteoklas-
dimediasi resorpsi tulang hanya memakan waktu sekitar 2-4 minggu selama setiap siklus
renovasi.
4. Pembalikan Fase. Selama fase pembalikan, resorpsi tulang bertransisi untuk pembentukan
tulang. Pada penyelesaian resorpsi tulang, resorpsi rongga mengandung berbagai mononuclear
sel, termasuk monosit, osteosit dilepaskan dari matriks tulang, dan preosteoblas, direkrut untuk
memulai pembentukan tulang baru. Sinyal kopling yang menghubungkan resorpsiujung tulang
ke awal pembentukan tulang yang belum diketahui, tetapi bertujuan untuk kopling calon sinyal
termasuk matriks yang diturunkan tulang faktor seperti TGF / 3, IGF-1, IGF-2, protein
morphogenetic tulang, PDGF, atau fibroblast.
5. Pembentukan Tahap. Ketika osteoklas diserap rongga tulang, mereka melepaskan diri dari
permukaan tulang dan digantikan oleh sel-sel osteoblast lineage yang memulai inisiasi.
6. Tahap Mineralisasi. Proses dimulai 30 hari setelah pengendapan osteoid, berakhir 90 hari di
trabekular dan pada 130 hari di tulang kortikal. Kemudian fase istirahat mulai kembali.
Fogelman I, Gnanasegaran G, Van der Wall H, editors. Radionuclide and hybrid bone imaging.
Heidelberg: Springer; 2012. 1046 p.
DIAGNOSIS
Osteoporosis merupakan silent disease dimana biasa tidak menimbulkan gejala.
Tanda klinis utama dari osteoporosis adalah fraktur pada vertebra, pergelangan tangan,
panggul, humerus, dan tibia.
A. Anamnesis
Secara anamnesa mendiagnosis osteoporosis hanya dari tanda sekunder yang
menunjang terjadinya osteoporosis seperti:
1. Tinggi badan yang makin menurun
2. Obat-obatan yang diminum
3. Penyakit-penyakit yang diderita selama masa reproduksi
4. Jumlah kehamilan dan menyusui
5. Kegiatan aktivitas diluar rumah, sering mendapat paparan sinar matahari
6. Kebiasaan minum susu, asupan kalsium lainnya.
7. Kebiasaan merokok, minum alkohol.
B. Pemeriksaan Fisik
Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita osteoporosis.
Demikian juga gaya berjalan penderita osteoporosis, deformitas tulang, nyeri spinal.
Penderita dengan osteoporosis sering menunjukan kyphosis dorsal dan penurunan
tinggi badan
C. Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah
trabekuler yang lebih lusen/hitam. Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebra
yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.
Gambar 2. Radiologi osteoporosis tulang vertebra
Gambar 3. Radiologi osteoporosis tulang femur
D. Pemeriksaan Densitas Massa Tulang (Densitometri)
Densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan risiko fraktur. Untuk
menilai hasil pemeriksaan Densitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja
WHO, yaitu:
1. Normal : densitas tulang kurang dari 1 standar deviasi dibawah rata-rata wanita
muda normal (T>-1)
2. Osteopenia : densitas tulang antara -1 standar deviasi dan 2,5 standar deviasi
dibawah rata-rata wanita muda normal (-2,5<T<-1)
3. Osteoporosis : densitas tulang lebih dari 2,5 standar deviasi dibawah rata-rata
wanita muda normal (T>-2,5)
Sennang AN, Mutmainnah, Pakasi RDN, Hardjoeno, 2006. Analisis Kadar Osteocalsin
Serum Osteopenia dan Osteoporosis. Daam Indonesian Journal of clinical pathology
and medical laboratory, Vol.12, No.2