17
T(P]( KOMISI PEMBERAIITASAI{ KORUPSI REPUBLIK I]{DOIIESIA 1 .T UilTUK KEADILA]I ' PENDAPAT ATAS MEMORI PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH TERPIDANA H. ARUIIN AS, S.H. dalam perkara atas nama Terdalrwa: H. ARWIN AS, S.H. Pekanbaru, 18 Juna 2OL2

Jawaban JPU atas memori PK Arwin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jawaban JPU atas memori PK Arwin

Citation preview

Page 1: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

T(P](KOMISI PEMBERAIITASAI{ KORUPSI

REPUBLIK I]{DOIIESIA 1

.T UilTUK KEADILA]I '

PENDAPAT ATAS MEMORI PENINJAUAN KEMBALI

YANG DIAJUKAN OLEH TERPIDANA

H. ARUIIN AS, S.H.

dalam perkara atas nama Terdalrwa:

H. ARWIN AS, S.H.

Pekanbaru, 18 Juna 2OL2

Page 2: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

KPKKOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

REPUBLIK INDONESIA

*1'Untuk Keadilan"

Putusan

Pekanbaru No.

Nama lengkap

Tempat lahir

Umur / tanggal lahir

Jenis kelamin

Kebangsaan

Ternpat tinggal

Ag a m a

Pekerjaan

Pendidikan

Jakarta, 18 Juni 2012

Kepada Yth :

KETUA MAHKAMAH AGUNG RI

Jl. Medan Merdeka Utara No. 9 - 13

Jakarta PusatMelalui :

KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT

Jl. Gajah Mada No. 17 Jakarta Pusat

di-

JAKARTA

Perihal : PENDAPAT ATAS MEMORI PENINJAUAN KEMBALI

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri

1O/Pid.sus12011 IPN.PBR tanggal 22 Desember 2011 Terdakwa :

: H. ARWIN AS, SH.

: Bengkalis

: 59 tahun/ 10 Juni 1952

: Laki-laki.

: Indonesia.

: Jl. Raya Kecik No. 3 Siak Sri lndrapura atau JalanSinggalang, Pekanbaru.

:lslam.: Mantan Bupati Siak.

:S 1.

Page 3: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

2

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini kami : Moch. Rum, sH, Riyono,sH.MHum,sisanto, sH, dan Andi suharlis, sH, selaku penuntut Umum pada KomisiPenrberantasan Korupsi (KPK)ffermohon Peninjauan Kembali, berdasarkan suratFerintah Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor : sprint.Juk-2ahr24n72011 tangg al 21 Juli 2011, dalam perkara Tindak pidana Korupsi atasn€ilm Tedakwa H. ARWIN, SH mengajukan PendapaUKontra Memori peninjauanKernbali terhadap Memori Peninjauan Kembali atas permohonan peninjauan Kembalirang diajukan Terpidana H. ARWIN AS, SH, selanjutnya disebut sebagai pemohonFeninjauan Kembali (pK).

Sebelum kami menyampaikan pendapat atas memori peninjauan Kembalirilg diajukan Pemohon Peninjauan Kembali, terlebih dahulu kami akan mengutipketentuan Pasal 263 Ayat (2) dan ayat (3) Kitab Hukum Acara pidana (KUHAp)nengenai alasan-alasan yang menjadi dasar permintaan peninjauan yaitu :

a' Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jikakeadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnyaakan berupa putusan bebas atau putusan /epas dari segala tuntutan hukumatau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara ituditerapkan ketentuan pidana yang tebih ringan (novum).

b' Apabila dalam petbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telahterbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusanyang dinyatakan telah terbukti itu ternyata bertentangan satu dengan yanglain (conflict van rechtspraak)

c' Apabila putusan itu dengan jetas mempertihatkan suatu kekhilafan hakim ataukekeliruan yang nyata.

Selanjutnya dalam ayat (3) dinyatakan :

Ahs dasar alasan yang sama sebagaimana tersebut pada ayat (2) terhadap suatugtfusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukangmintaan diaiukan peniniauan kembali apabila dalam putusan itu suatu perbuatanfang didakwakan telah dinyatakan telah terbukti akan tetapi tidak diikuti oleh suatupmidanaan.

Oleh karena itu alasan diluar keempat permasalahan tersebut bukanlahrnerupakan alasan/dasar peimohonan Peninjauan Kembali sebagaimana yangdirnaksud dalam pasat263 Ayat (2) dan Ayat (3) KUHAP.

Page 4: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

3

Yang Mulia Majelis Hakim peninjauan Kembali.

Sdr. Pemohon Peninjauan Kembali, yang saya hormati,

Permohonan Peninjauan Kembali oleh Pemohon terhadap putusan

Perqadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri pekanbaru No.

1O/Pid-Susl2011/PN.PBR tanggal 22 Desember 2011 dengan alasan-alasan hukumberdasarkan pasaf.2G3 ayat (2) KUHAp yaitu :

' Keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah

diketahui pada waktu sidang berlangsung, hasilnya akan berupa putusan

bebas atau putusan lepas dari segara tuntutan hukum (Novoem).

' Keadaan sebagai dasar dan alasan putusan yang telah terbukti itu, ternyatatelah bertentangan satu dengan lain.

o Penerapan hukum putusan tersebut dengan jelas memperlihatkan suatu

kekhilafan majelis hakim atau kekeliruan yang nyata.

Setelah kami mendengar, membaca dan mencermati secara seksama alasanpenrnhonan peninjauan kembali dari Pemohon pada pokoknya tentang hal-halsebagai berikut:

L Keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itusudah diketahui pada waktu sidang berlangsung, hasitnya akan berupaputusan bebas atau putusan lepas dari segata tuntutan hukum (Novoem).

Pemohon PK dalam memori PK pada halaman 4 sampai dengan 10, padapokoknya menyatakan adanya keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat,jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang berlangsung, hasilnya akanberupa putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum, pemohon

PK mengajukan bukti baru berupa Salinan Putusan Mahkamah Agung Rl No.

746 l(Pid Sus/2009 tanggal 3 Agustus 2009 dalam perkara atas nama H.

TENGKU MMUN JAAFAR, SH.

Pemohon PK mengajukan bukti baru berupa Putusan Putusan Mahkamah

Agung Rl No. 746 KPid Sus/2009 tanggal 3 Agustus 2009 dalam perkara atasnama H. TENGKU MMUN JAAFAR, sH, dengan alasan pada pokoknya:

o Mahkamah Agung telah mempertimbangkan keberatan yang dilakukan oleh

PT. Mitra Hutani Jaya dan PT. Satria Perkasa Agung yang mengajukan 10

(sepuluh) alasan hukum dan ada 2 (dua) alasan hukum yang pada pokoknya

sma dengan perkara Pemohon PK, yakni dari 15 (lima belas) IUPHHKHTyang diterbitkan Bupati diantaranya termasuk pemiihon keberatan telah

Page 5: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

4

memperoleh verifikasi dari l\lenteri Kehutanan......dst (memori PK halaman 5

s/d 6).

Pertimbangan hukum putusan Mahkamah Agung Rl No. 746 ,,(pid Sus/2009

tanggal 3 Agustus 2009 dalam perkara atas nama H. TENGKU MMUNJAAFAR, SH tersebut dapat dimaknai dari 15 perusahaan yang memperoleh

IUPHHKHT di Kab. Pelalawan 8 (delapan) perusahaan pemagang IUpHHKHT

telah dilakukan verifikasi mendapat perlindungan dengan kualifikasi bertikad

baik. 1

Jika dihubungkan dengan perkara Pemohon PK, dari seluruh perusahaan yang

telah mendapatkan IUPHHKHT dari Pemohon PK sebagaimana didakwakan

Penuntut Umum telah memperoleh verifikasi dari Kementrian Kehutanan

(Memori PK pada halaman 7 s/d 9).

. Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Kelas I A Pekanbaru Reg. Perkara No.

10/Pid Sus/2011lPN. PBR tidak mempertimbangkan tentang IUPHHKHT yang

telah diverifikasi dan diperbaharui oleh Pemegang Otoritas tertinggi di bidang

Kehutanan yaitu Menteri Kehutanan sebagaimana pertimbangan hukum

dalam Putusan Mahkamah Agung Rl No. 746 KlPid Sus/2009 tanggal 3Agustus 2009 dalam perkara atas nama H. TENGKU MMUN JAAFAR, sH .

. Pemohon PK dalam sidang tanggal 28 Mei 2012 telah mengajukan dan

diperlihatkan oleh Majelis Hakim bukti baru berupa : salinan Putusan

Mahkamah Agung Rl No. 746 KlPid Sus/2009 tanggal 3 Agustus 2009 dalam

perkara atas nama H. TENGKU AZMUN JAAFAR, SH .

tr. Keadaan sebagai dasar dan alasan putusan yang telah terbukti itu ternyatatelah bertentangan satu dengan lainnya.

Pemohon PK dalam memori PK pada halaman 11 s/d 15 menguraikan

alasan permohonan PK, yang pada pokoknya mengemukakakan hal-hal sebagai

berikut:

A) Pertimbangan hukum telah bertentangan satu dengan lainnya.

Pertimbangan hukum majelis hakim putusan No. 10/Pid.susl2O11 PN.PBR

pada halaman 338 sangat nyata adanya pertentangan satu dengan lainnya,

dengan alasan :

1. Disatu pihak Majelis Hakim mengakui pemberian hak IUPHHKHT

merupakan dasar penerbitan ijin opersional berupa UBKT.dan atau RKT

akan tetapi disatu pihak tidak sependapat dengan pendapat Ahli Dr.

Page 6: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

5

Chairul Huda, SH,MH dan pendapat Prof. Muhamad Abduh, SH....dst.

(memori PK halaman 12).

2. Disatu pihak Majelis Hakim mengakui pemberian hak IUPHHKHT

merupakan dasar penerbitan ijin opersional berupa UBKT dan atau RKT

artinya sebagai sebuah putusan, akan tetapi majelis tidak mengakui

maksud dari IUPHHKHT tentang bagian huruf E angka 2......dst (memori

PK hala.gan 12).

3- Disatu pihak Majelis Hakim mengakui pemberian hak IUPHHKHT

merupakan dasar penerbitan ijin opersional, mengandung makna majelis

hakim mengakui sebagai putusan tata usaha negara, akan tetapi diliain

pihak majelis hakim telah mengakui UBKT dan RKT sebagai ijin

operasional, padahal ijin operasional yang dimaksud oleh Majelis Hakim

tidak ada diperintahkan atau dimaksudkan dalam pemberian IUPHHKHT

(memori PK halaman 12-13).

Pertimbangan hukum majelis hakim putusan No. 1O/Pid.sus12011 PN.PBR

pada halaman 337 alinea 1 dan halaman 338 alinea 1 sangat nyata adanya

pertentangan satu dengan lainnya, dengan alasan :

Bahwa disatu pihak Majelis hakim mengakui pemberian hak IUPHHKHT

dan pembaruan IUPHHKHT tunduk kepada ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, dalam pembaharuan IUPHHKHT oleh Menteri

Kehutanan dan menjadi dasar dari penerbitan pembaharuan ijin kepada

perusahaan-perusahaan dimaksud adalah undang-undang tentang

Kehutanan, akan tetapi dalam pertimbangan berikutnya majelis hakim

tidak sependapat dengan pendapat ahli Dr. Chaerul Hudan,

SH,MH........dst (Memori PK halaman 13 s/d 14).

Disatu pihak pertimbangan hukum majelis hakim mengakui tentang

Pembaharuan IUPHHKHT, yaitu tentang butir kedua belas keputusan-

keputusan tentang pembaharuan IUPHHKHT kelima

perusahaan..............dst (memori PK halaman 14).

Pertimbangan hukum majelis hakim putusan No. 1O/Pid.sus12011 PN.PBR

pada halaman 333 alinea 2, halaman 340 alinea ke 2 dan halaman 341 alinea

2 dihubungkan dengan keterangan saksi Agus Syamsir, saksi Sunariyo, saksi

Samuel Songjadi, saksi H. Asral Rachman, saksi Pina Lianggita, saksi Merry,

saksi Anisa Utomo, saksi Sutrisno, tidak bersesuaian yaitu :

1.

2.

Page 7: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

6

l. Pertimbangan hukum pada halaman 342 alinea 2 yang disimpulkan oleh

Majelis bahwa dari rangkaian perbuatan Terdakwa telah memperkaya diri

sendiri Terdakwa sebesar Rp. 850.000.000,- (delapan ratus lima puluh

juta rupiah) ditambah US $ 2000 (dua ribu dollar Amerika Serikat) adalah

saling bertentangan karena dalam pertimbangan hukum pada halaman

333 alinea 2............dst (memori PK halaman 14 s/d 15)l

B) Dissenting frinion dalam pertimbangan putusan.

Pemohon PK dalam Memori PK halaman 15 menguraikan tentang

adanya Dissenting opinion dalam putusan perkara atas nama Pemohon PK

yang pada pokoknya sependapat dengan argumen Pemohon PK bahwa tidak

ada perbuatan melawan hukum dalam penerbitan IUPHHKHT dan

membebaskan Terdakwa dari dakwaan............dst.

lll. Penerapan Hukum Putusan Tersebut dengan Jelas Memperlihatkan suatu

kekhilafan Hakim atau Kekeliruan yang Nyata.

Pemohon PK dalam memori PK pada halaman 16 s/d 39 menguraikan

alasan PK tentang Penerapan hukum putusan tersebut dengan jelas

memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata, dengan

alasan pada pokoknya sebagai berikut :

a) Majelis Hakim tidak menerapkan Pasal 160 ayat (1) Huruf c UU No.8 Tahun

1981 yaitu tidak mendengarkan seluruh keterangan saksi sebagaimana

tercantum dalam Berkas Perkara No. BP/1 4l23llv12011 tanggal 01 April 2011

atas nama tersangka H. ARWIN As, sH yang jumlahnya sebanyak 72 (tujuh

puluh dua) orang saksi fakta dan 4 (empat) orang Ahli dan yang didengarkan

hanya 32 (tiga puluh) dua orang saksi sehingga Pemohon PK berkesimpulan

sangat berasalasan hukum pertimbangan putusan perkara a quo tidak lengkap

dan telah dapat dikualifikasi sebagai pertimbangan hukum yang tidak benar

oleh Majelis Hakim dalam membuktikan H. ARWIN AS, SH bersalah.

b) Pertimbangan Hukum Putusan telah menerapkan Peraturan yang sudah tidak

berlaku.

Bahwa fakta persidanan terbukti Kepmenhut No. 10.1/Kpts-ll/2000 tanggal 6

Nopember 2000 telah dicabut dengan Kepmenhut No. 32lKpts-ll/2003 tanggal

5 Februari 2003.

Bahwa pada saat beralihnya kewenangan dan pengawasan dari Bupati

kepada Menteri Kehutanan berdasarkan Kepmenhut No. 32lKpts-ll/2003

Page 8: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

7

targgal 5 Februari 2003 F Keprnenhut No. 33/Kpt+ll/2003 tanggal 5 Februari

2003, pemegang IUPHHKHT belum mengoperasikan ijin tersebut, sehingga

apabila ijin tersebut- penerbitannya tidak sesuai dengan Kepmenhut No.

10.1/Kpts-lll200} adalah kewajiban Menteri Kehutanan untuk mencabut ijinyang diterbitkan oleh Bupati.

Bahwa IUPHHKHT yang diterbitkan oleh Pemohon PK seluruhnya telah

diperbaharui oleh Menteri Kehutanana dalam kurung waktu tahun 2006 s/d

2007. \.'

c) Pertimbangan Hukum tidak menerapkan hukum administrasi negara.

Bahwa dalam sidang dapat dibuktikan telah mengadili surat keputusan tata

usaha negara yang masih berlaku yaitu IUPHHKHT yang diterbitkan oleh

Pemohon PK yang pengesahannya telah dilakukan oleh Menteri Kehutanan

yang sampai saat ini tidak pernah dicabut atau dinyatakan tidak berlaku baik

oleh Menteri Kehutanan atau putusan Pengadilan yang benryenang untuk itu.

Bahwa menurut Hukum Tata Usaha Negara berlaku asas bahwa selama

suatu keputusan Tata Usaha Negara itu tidak digugat, maka keputusan itu

dianggap sah menurut hukum.

d) Pertimbangan hukum tidak menerapkan UU No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan.

Bahwa dalam dakwaannya Penuntut Umum telah mendakwa H. ARWIN AS

sebagai Bupati Siak secara melawan hukum telah menerbitkan IUPHHKHT

dan IUPHHKHT yang diterbitkan Pemohon PK tersebut telah diverifikasi oleh

Menteri Kehutanan dan seluruhnya telah diterbitkan SK Pembaharuan.

Bahwa akan tetapi dilain pihak Penuntut Umum tersebut menyebutkan

pemegang IUPHHKHT telah melakukan penebangan liar dilahan IUPHHKHT

yang ditebitkan oleh Pemohon PK tersebut, dengan perhitungan penebangan

kayu telah merugikan negara yang dibuktikan sebagaimana audit BPKP yang

dilakukan oleh NASRUL WATHON dan kawan-kawan sebagai illegal loging

(penebangan liar).

Bahwa oleh karena pemegang ijin telah melakukan penebangan kayu secara

ilegal di areal IUPHHKHT maka instrumen yang digunakan adalah UU No. 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan jo lntruksi Presiden Rl No. 4 Tahun 2005

tentang Pemberantasan Penebangan secara illegal di kawasan'hutan.

Page 9: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

i

I

I

I

e) Pertimbangan hukum putusan tidak menerapkan azas ketertiban hukum.

Bahwa konsekuensi _negara hukum yang demokratis setiap tindakan

Pemerintah (Badan/Pejabat.Tata Usaha Negara) haruslah berdasarkan atas

hukum yang diperoleh atas dasar atribusi (orisinil legislation atau delegated

legislation) sebagai sumber kewenangan melakukan tindakan tersebut yang

kemudian azas wetmatigeheid van bestuur), oleh karenanya untuk dapat

menyatakan";iebuah produk pemerintah merupakan hukum haruslah ditelsuri

atau diuji sumebr kewenangannya (atribusi).

Bahwa sangat jelas Kepmenhut No. 10.1/Kpts-1112000 tanggal 6 Nopember

2000 bersumber pada UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang

sebagian kewenangannya diberikan kepada Bupati atas dasar atribusi

kemudian kewenangan tersebut dicabut kembali oleh yang memberikan

kewenangan.

Bahwa dalam persidangan telah disampaikan dan dibuktikan yaitu berdsarkan

Kepmenhut No. 32lKpts-ll/2003 tanggal 5 Februari 2003 jo Kepmenhut No.

33/Kpts-ll/2003 tanggal 5 Februari 2003 telah diverifikasi ijin-ijin tersebut.

0 Kekhilafan pertimbangan hukum yang tidak menerapkan fakta persidangan.

Bahwa dari keterangan saksi-saksi yang disebutkan dalam Memori PK pada

halaman 29 s/d 32 dihubungkan dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim

maka telah terjadi kekeliruan dan kekhilafan yang nyata karena hanya

pengakuan Agus Syamsir seorang yang mengatakan telah menyerahkan uang

atau dana sebesar Rp. 850.000.000,- (delapan ratus lima puluh juta rupiah)

pada Bupati Siak......dst.

Bahwa demikian juga pemberian bantuan sebesar USD 2000 untuk bantuan

haji H. ARWIN AS adalah hanya Sunariyo tanpa ada keteranan saksi lainnya.

Bahwa dalam petitum putusan pada angka 7 (tujuh) sangat jelas dan tegas

barang bukti uang sebesar Rp. 500.000.000,- yang disita dari Sunarijo telah

dapat dibuktikan uang tunai sebesar Rp. 300.000.000,- dan uang tunai

sebesar Rp. 200.000.000,- adalah merupakan barang bukti dalam perkara

aquo yang pada tahun 2O1O berada di tangan saksi Sunariyo tidak pernah

diterima oleh Pemohon PK.

Tqhdap alasan Permohon PK sebagaimana diuraikan kami 'menyampaikan

or;ndaoert *bagai berikut :

Page 10: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

I

Tentarg alasan Pemohon PK No. I

Keadaan baru (nqvoem) sebagai alasan Peninjauan Kembali menurut M.

Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan

KUHAP Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan

Kembali Edisi Kedua, Penerbit Sinar Grafika tahun 2002 pada halaman 619

rnenyatakan keadaan baru yang mempunyai sifat dan kualitas menimbulkan

dugaan kuat -1)Jika seandainya keadaan baru itu diketahui atau ditemukan dan dikemukakan

pada waktu sidang berlangsung, dapat menjadi faktor dan alasan untuk

menjatuhkan putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum,

atau

2) Keadaan baru itu jika ditemukan dan diketahui pada waktu sidang

berlangsung, dapat menjadikan alasan dan faktor untuk menjatuhkan putusan

yang menyatakan tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima, atau

3) Dapat dijadikan alasan dan faktor untuk menjatuhkan putusan dengan

menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.

Osman Simanjuntak dalam bukunya Teknik Penuntutan dan Upaya

Hukum, terbit 1994 pada halaman 221 mengemukakan bahwa keadaan baru

yang mempunyai arti yuridis atau bersifat yuridis, dan novum disini hanya

dimaksudkan suatu fakta yang dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti biasa yaitu

keterangan saksi, alat bukti surat dan sebagainya.

Merujuk pada pengertian keadaan baru sebagaimana diuraikan di atas,

maka persyaratan bukti baru tersebut nyata-nyata harus menimbulkan keadaan

baru yang sebelumnya belum pernah terungkap atau diungkapkan dalam

persidangan.

Bukti baru yang diajukan Pemohon PK berupa foto copy di legalisir

Rrtusan Mahkamah Agung Rl No. 746 KlPid Sus/2009 tanggal 3 Agustus 2009

dalam perkara atas nama H. TENGKU MMUN JAAFAR, SH , menurut kami

tklak relevan diajukan sebagai bukti baru sebagaimana dimaksud pasal 263 ayat

(2) huruf a KUHAP dengan alasan-alasan sebagai berikut :

1) Putusan Mahkamah Agung Rl No. 746 KlPid Sus/2009 tanggal 3 Agustus

2009 dalam perkara atas nama H. TENGKU AZMUN JAAFAR, SH tidak

mempunyai hubungan langsung dengan perkara atas nama Pemohon PK,

Pernohon PK hanya mengambil dari pertimbangan putusan MA tersebut

Page 11: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

10

terkait masalah perusahaan-penrsahaan yang IUPHHKHT nya telah

memperoleh SK Pembaharuan dari Menteri Kehutanan dan hal yang sama

terhdap IUPHHKFIT yang diterbitkan oleh Pemohon PK seluruhnya telah

diberikan SK pembaharuan oleh Menteri Kehutanan.

2) Putusan Mahkamah Agung Rl No. 746 KlPid Sus/2009 tanggal 3 Agustus

2009 dalam perkara atas nama H. TENGKU MMUN JAAFAR, SH

bermaksud memberikan perlindungan hukum kepada perusahaan-\,

perusahaan pemegang IUPHHKHT yang telah beriktikad baik dan telah

diverifikasi, sehingga perampasan harta kekayaan dari hasil penebangan

kayu hutan alam di areal IUPHHKHT tidak sepantasnya dilakukan hal

tersebut karena dalam putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.

12lPidnPK2}}SlPT. DKI tanggal 6 Januari 2009 memerintahkan untuk

merampas harta kekayaan perusahaan-perusahaan IUPHHKHT sebesar

yang diperoleh dari penebangan kayu hutan alam di areal IKUPHHKHT,

oleh karena itu perusahaan-perusahaan tersebut mengajukan keberatan

atas putusan tersebut.

3) Putusan Mahkamah Agung Rl No. 746 KlPid Sus/2009 tanggal 3 Agustus

2009 dalam perkara atas nama H. TENGKU AZMUN JAAFAR, tidak

menghapuskan kesalahan H. TENGKU AZMUN JAAFAR, SH atau

membebaskan H. TENGKU AZMUN JAAFAR, SH dari perbuatannya

menerbitkan IUPHHKHT meskipun terhadap perusahaan-perusahaan

tersebut telah memperoleh verifikasi dan SK Pembaharuan dari Menteri

Kehutanan dan dalam menghitung kerugian keuangan negarapun dihitung

dari hasil penebangan kayu hutan alam berdasarkan seluruh IUPHHKHT

yang diterbitkan H. TENGKU MMUN JAAFAR, SH.

Berdasarkan alasan kami di atas, maka kami berpendapat bukti baru

berupa Putusan Mahkamah Agung Rl No. 746 KlPid Sus/2009 tanggal 3

Agustus 2009 dalam perkara atas nama H. TENGKU MMUN JAAFAR, SH

bukanlah bukti baru yang jika diketahui pada waktu sidang masih berlangsung,

hasilnya akan berupa putusan bebas atau tuntutan Penuntut Umum tidak dapat

diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih

ringan.

Mengenai verifikasi dan SK Pembaharuan terhadap 5 (lima) IUPHHKHT

Fng diterbitkan oleh Pemohon PK juga bukan bukti baru, kareha hal tersebut

telah terungkap di depan persidangan perkara atas nama Pemohon PK karena

Page 12: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

11

telah diajukan sebagai bukti yarg diaiukan olefr Pemohon PK (dahulu Terdakwa)

dan diuraikan dalam Nota Pembelaan pada halaman 171 s/d 173 serta

dilampirkan pula dalam Nota Pembelaan yang diajukan oleh Penasihat Hukum

Terdakwa (Pemohon itfl. Dengan demikian masalah verifikasi dan SK

Pembaharuan tersebut hanyalah pengulangan dari materi pembelaan Terdakwa

(Pemohon PK) oleh karena itu masalah verifikasi dan SK Pembaharuan tersebut

telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim dalam putusannya No.

lO/Pid.Sust2o11/PN.PBR atas nama Terdakwa H. ARWIN AS, SH (Pemohon\H.

Pto.

Berdasarkan uraian kami di atas, maka kami menolak alasan Pemohon PK

yrarg mengajukan bukti baru berupa Putusan Mahkamah Agung Rl No. 746

K/Pid Sus/2009 tanggal 3 Agustus 2009 dalam perkara atas nama H. TENGKU

AZMUN JAAFAR, SH.

Tentang alasan Pemohon PK No. ll

Bahwa uraian Pemohon PK yang menyatakan Keadaan sebagai dasar dan

dasan putusan yang telah terbukti itu ternyata telah bertentangan satu dengan

&dmya, menurut kami bukanlah alasan mengajukan PK sebagaimana dimaksud

pasal263 ayat (2) huruf b KUHAP.

Bahwa yang dimaksud dalam pasal 263 ayat (2) huruf b adalah adanya

pertentangan putusan satu dengan lainnya. Osman Simaniuntak dalam bukunya

Teknik Penuntutan dan Upaya Hukum pada halaman 223 memberikan contoh

grtgsan-putusan yang saling bertentangan itu bisa terjadi pada pengadilan yang

berbeda terhadap terpidana yang sama karena melakukan perbuatan pidana

berlainan pada waktu yang bersamaan.

H. Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan

Fenerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan

kninjauan Kembali, Penerbit Sinar Grafika Edisi Kedua, pada halaman 620 s/d

frt.t menyatakan alasan kedua yang dapat dipergunakan sebagai dasar

pennintaan peninjauan kembali yakni apabila dalam pelbagai putusan terdapat :

. Pemyataan bahwa sesuatu telah terbukti

. Kemudian pernyataan tentang terbuktinya hal atau keadaan itu dijadikan

dasar atau alasan putusan dalam suatu perkara,

. akan tetapi dalam putusan perkara lain hal atau keadaan yang dinyatakan

terbukti itu saling bertentangan antara putusan yang satu dengan putusan

png lain.

Page 13: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

I

I

menyatakan

F

12

Misalnya pertentangan antara putusan perdata dengan putusan pidana.

Menurut Kami alasan Pemohon PK yang menyatakan keadaan sebagai

dasar dan alasan putusan yang telah terbukti ternyata telah bertentangan satu

dengan lainnya sebagai alasan Permohonan PK adalah tidak tepat, karena

rnenurut kami hal tersebut kalaupun Pemohon PK menganggap sebagai alasan

untuk melakukan upaya hukum bukanlah alasan untuk mengajukan permohonan

PK, karena menyangkut masalah hukum pembuktian dan keyakinan hakim.

Bahwa \" Pemohon PK selalu menyatakan Majelis Hakim tidak

nrempertimbangkan Pendapat Ahli yang diajukan oleh Pemohon PK (dahulu

Terdakwa). Majelis Hakim yang tidak sependapat dengan Ahli yang diajukan oleh

Terdakwa menurut kami tidak menyalahi hukum acara yang berlaku serta prinsip-

prinsip hukum pembuktian karena pendapat seorang ahli bukanlah masalah fakta

melainkan hanya pendapat yang didasarkan pada keilmuan atau pengetahuan

seorang Ahli, sehingga Majelis hakim tidak terikat dengan pendapat ahli tersebut

apabila bertentangan dengan keyakinanya. Hal tersebut sesuai dengan

Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 121ll(Kr11974 tanggal 22 Juni 1976 yang

: Kesimpulan saksi ahlitidak mutlak harus meniadi kesimpulan hakim'9

Bahwa mengenai alasan Pemohon PK yang menyatakan Majelis Hakim

tilak mengakui maksud dari IUPHHKHT bagian huruf E angka 2 tentang

pelestarian alam, menurut kami pertimbangan Majelis Hakim tersebut sudah tepat

karena ketentuan yang disebutkan dalam IUPHHKHT bagian huruf E angka 2

yang diterbitkan Pemohon PK (dahuku Terdakwa) tersebut bukanlah perintah

kepada perusahaan-perusahaan pemegang IUPHHKHT untuk mengenclave

daerah-daerah yang masih berhutan sebagaimana dimaksud Kepmenhut No.

10.1/Kpts-ll/2000 pasal 3 angka 7 melainkan hanya mengatur tentang sarana

pergusahaan hutan yang diperbolehkan pada daerah penyangga yaitu hanyalah

pembuatan jalan angkutan setelah mendapat ijin dari Dinas Kehutanan Kab. Siak.

Padahal diketahui areal yang diberikan IUPHHKHT sebagian besar masih berupa

]urtan alam yang seharusnya tidak boleh diberikan IUPHHKHT.

Bahwa Pemohon PK menyatakan adanya pertentangan pertimbangan

hrJ<um dengan keteranan saksi-saksi terkait pembuktian bahwa Terdakwa telah

rnemperoleh kekayaan sebesar Rp. 850.000.000,- (delapan ratus lima puluh juta

nprah) dan USD 2000 dikaitkan dengan Barang bukti uang tunai Rp.

9n.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dan Rp. 200.000.000,- , (dua ratus juta

rupiah) yang disita dari Sunariyo. Alasan Pemohon PK tersebut merupakan

Page 14: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

i

I

13

pergulangan dari Pembelaan Terdakwa dan telah pula dipertimbangkan secara

cermat oleh Majelis Hakim yang berpendapat dengan Penuntut Umum dalam

Jawaban atas Pembelaan Terdakwa yang menyatakan bahwa barang bukti

berupa yang sejumlah Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) bukan uang yang

akan diberikan kepada Pemohon PK (dahulu Terdakwa) melainkan uang

diserahkan oleh Sunariyo kepada negara melalui Penyidik KPK karena

perusahaan PT. National Timber and Forest Product tempat Sunariyo bekerja

telah melakuf,an penebangan hutan alam dia areal IUPHHKHT yang diterbitkan

oleh Pemohon PK (dahulu Terdakwa). Namun Pemohon PK tidak memahami

jawaban Penuntut Umum maupun pertimbangan Majelis Hakim tersebut sehingga

diulang kembali sebagai alasan permohonan PK oleh Karena itu menurut kami

alasan tersebut sudah seharusnya ditolak.

Bahwa putusan a quo terdapat dissenting opinion dari dua anggota Majelis

Hakim yang pada pokoknya menyatakan apabila terjadi penebangan terhadap

potensi kayu alam di areal hutan tanaman maka tanggung jawab hukum bukan

pada orang yang menerbitkan ijin hutan tanaman, melainkan tanggung jawab

hukum perbuatan pengesahan RKT dan penebangan kayu hutan alam berada di

pda pemegang ijin dimaksud. Menurut kami pendapat anggota Majelis Hakim

dalam dissenting opinion tersebut tidak berdasar karena dengan jelas Pemohon

PK (dahulu Terdakwa) telah menerbitkan IUPHHKHT di areal yang seharusnya

lidak boleh diberikan yaitu areal tersebut sebagian besar masih berupa hutan

alam.

Bahwa RKT disahkan berdasarkan adanya IUPHHKHT yang diterbitkan

oleh Pemohon PK (dahulu Terdakwa) karena tidak mungkin RKT disahkan

4&ila tidak ada IUPHHKHT. Oleh karena itu menurut kami penerbitan

IUPHHKHT oleh Pemohon PK (dahulu Terdakwa) merupakan condotio sine

c*telunon dari terjadinya kerugian keuangan negara akibat penebangan hutan alam

di areal IUPHHKHT. Pendapat demikian sama dengan pendapat Putusan

Fengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.

06,Pkl.B/TPK2O08lPN.Jkt.Pst tanggal 16 September 2008 yang diperkuat oleh

glfisan Mahkamah Agung Rl dalam putusan Rl No. 746 KJPid Sus/2009 tanggal

3 Agustus 2009 dalam perkara atas nama H. TENGKU MMUN JAAFAR pada

pda pokoknya menyatakan : ......dengan demikian IUPHHKHT-IUPHHKHT yang

Mitkan oleh Terdakwa adalah merupakan penyebab utama untuk

pngesahan RKT-RKT yang mendasari dilakukannya pene.bangan a quo

glfrrgga IUPHHKHT-IUPHHKHT yang diterbitkan Terdakwa dalam perkara ini

Page 15: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

14

firerupakan qonditio sine quanon dari RKE-RKT untuk melakukan penebangan

lersebuf. (vide Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat No. 06/Pid.BffPl(2008/PN.Jkt.Pst tanggal 16 September

2008 pada halaman 1136-1 137).

Tentang alasan Pemohon PK No. lll

BahWh alasan Pemohon PK mengenai penerapan hukum putusan

tersebut dengan jelas memperlihatkan suatu kekhlifan majelis hakim atau

kekeliruan yang nyata menurut kami alasan tersebut tidak tepat dan mengada-

ad,a-

Pertimbangan majelis hakim dalam perkara atas nama Pemohon PK

sudah tepat berdasarkan fakta yang terungkap di depan persidangan. Majelis

hakim dalam memerika perkara dan mengambil putusanpun telah menerapkan

hukum sebagaimana mestinya, baik hukum acara pidana, hukum pembuktian

maupun hukum materiil yang diterapkan terhadap diri Pemohon PK (dahulu

Terdakwa).

Alasan Pemohon PK yang menyatakan Majelis Hakim tidak menerapkan

pasal 160 ayat (1) huruf c KUHAP karena tidak memeriksa seluruh saksi yang

tercantum dalam berkas perkara adalah alasan yang tidak tepat sebagai alasan

danya kekhilafan Majelis hakim dalam menerapkan hukum. Alasan tersebut

rnerupakan pengulangan dari materi pembelaan yang sebenarnya telah

dipertimbangkan oleh Majelis Hakim. Kewajiban pembuktian suatu perkara di

pengdilan ada pada Penuntut Umum sehingga apabila Penuntut Umum telah

menyatakan cukup alat bukti untuk membuktikan dakwaannya Hakim tidak dapat

menolak begitu sebaliknya apabila Penuntut Umum maupun Terdakwa masih

memerlukan pemeriksaan saksi atau ahli yang tidak tercantum dalam Berkas

Mara maka Hakim wajib memeriksanya sebagaimana dimaksud pasal 160

ryat (1) huruf c.

Majelis hakim tidak perlu memeriksa seluruh saksi-saksi yang tercantum

ddam Berkas Perkara sepanjang Penuntut Umum sudah merasa cukup untuk

mernbuktikan dakwaannya berdasarkan saksi-saksi yang telah diperiksa, serta

fiak Terdakwa/Penasihat Hukumnya juga tidak keberatan karena sudah merasa

ffiak ada hal-hal yang perlq ditanyakan kepada para saksi yang belum diperiksa,

1afg terpentirg adalah tidak mengurangi hak-hak Penuntut Umum maupun

Page 16: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

I

15

Terdalara/Penasihat Hukum unfuk menggali kebenaran materiil dalam

membuktikan surat dakwaan. Dengan demikian Majelis hakim tidak menyalahi

hukum acara pidana bahkan Majelis Hakim tersebut telah menerapkan azas

peradilan sederhana, cepat dan biaya murah sebagaimana diatur dalam Pasal 4

ayat (2) Undang-undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yang

menyatakan "Peradilan dilakukan dengan sederhana, epat dan biaya ringan".

Bahwa terkait alasan Pemohon PK yang menyatakan Majelis Hakim telah

rnenerapkan.lb peraturan yang sudah tidak berlaku karena telah dicabut

kelvenangannya Bupati untuk memberikan IUPHHKHT menurut kami alasan

Ersebut tidak tepat. Meskipun Kepmenhut No. 10.1/Kpts-I112000 dan Kepmenhut

lrb. 21lKpts-ll/2001 telah dicabut dengan Kepmenhut No. 32lKpts-ll/2003 akan

Etapi yang dijadikan dasar penerbitan IUPHHKHT oleh Pemohon PK adalah

Kepmenhut No. 1 0. 1/Kpts-ll/2000 jo Kepme.ntf*)huilKpts-ll/2001. Meskipun

IUPHHKHT-IUPHHKHT yang diterbitkan oleh Terffi' telah diverifikasi dan

diperbaharui oleh Menteri Kehutanan akan tetapi Pukan be-rarti pembaharuan SK Q,

brsebut telah membenarkan perbuatan t.HtM f*d","t menerbitkan \

IUPHHKHT, karena verifikasi dan pembaharuan tersebut sebenarnya hanyalah

urtuk memberikan pelayanan kepada Pemegang IUPHHKHT setelah

ke,ryenangan Bupati di cabut. Verifikasi dilakukan setelah dilakukan penebangan

kryu hutan alam di areal IUPHHKHT dan SK Pembaharuan diterbitkan pada

Erun 2OO7 pada waktu verifikasi lahan yang diberikan sudah berupa lahan

kosong karena tffiffiu6ut "n penebangan berdasarkan IUPHHKHT yang n\J-

dterbitkan oleh Terdalova sehingga untuk kelangsungan proses penanaman \s'maka diterbitkan SK Pembaharuan oleh Menteri Kehutanan.

Bahwa alasan Pemohon PK yang menyatakan Majelis Hakim tidak

menerapkan UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menurut kami adalah

dasan yang mengada-ada dan tidak berdasar, Pemohon PK (dahulu Terdakwa)

ddaft1ya melakukan tindak pidana korupsi terkait dengan penerbitan

lUPl-lHKHTdi Kab. Siak secara bertentangan dengan Kepmenhut No. 10.1/Kpts-

llrzQQl ir Kepmenhut No. 21lKptdll2001 sehingga merugikan keuangan negara

setrinEga tidak logis harus diterapkan UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

sebagaimana diaturdalam pasal 50 UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Bahwa Pemohon PK menyatakan Majelis Hakim melakukan kekhilafan

Ftimbangan hukum yang tidak menerapkan fakta persidangan,menurut kami

dasan tersebut tidak benar, Majelis Hakim telah menerapkan hukum pembuktian

sebagaimana mestinya berdasarkan alat bukti yang diajukan oleh Penuntut

Page 17: Jawaban JPU atas memori PK Arwin

16

Umum. Pernohon PK kembali mempermasalahkan barang bukti uang berupa Rp.

300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dan uang sebesar Rp. 200.000.000,- (dua

ratus juta rupiah) yang disita dari Sunariyo sebagaimana telah dikemukakan

dalam alasan Pemohon PK pada alasan kedua, oleh karena itu kami

menganggap tidak perlu diuraikan kembali mengenai status barang bukti

dimaksud karena hal tersebut hanya dikarenakan Pemohon PK tidak memahami

keseluruhan fakta yang terungkap di depan persidangan.

Berdharkan uraian kami diatas, maka kami berkesimpulan.menolak nsduruh alasan-alasan Permonon"KfttHifiii yang diajukan oteh Pemohon PK,\rkarena alasan-alasan tersebut tidak termasuk alasan-alasan permohonan PK

sebagaimana dimaksud Pasal 263 ayat (2) KUHAP.

Berdasarkan alasan tersebut di atas, kami mohon supaya Majelis Hakim

Peninjauan Kembali pada Mahkamah Agung Rl, memutuskan :

1- Menolak seluruh alasan Peninjauan Kembali dari Terpidana H. ARWIN

AS, SH.

2. Menguatkan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada

Pengadilan Negeri Pekanbaru No. 10/Pid.Sus/2011/PN.PBR tanggal 22

Desember 2011 atas nama Terdakwa H. ARWIN AS, SH.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kekuatan batin dan

ffignfian iman kepada Majelis Hakim Peninjauan Kembali pada Mahkamah Agung

ffiddalam memutus perkara ini. Amin.

UM PADA KPK,