14
J Kedokter Trisakti Oktober-Desember 2004, Vol. 23 No. 4 Depresi pasca-stroke : epidemiologi, rehabilitasi dan psikoterapi Jeanette R. Suwantara Bagian Klinis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ABSTRAK Depresi adalah kelainan yang sering terjadi setelah suatu serangan stroke. Depresi dijumpai pada sekitar 10-27% penderita stroke dan menyebabkan gangguan motivasi dan fungsi-fungsi kognitif. Prevalensi depresi pasca-stroke bervariasi menurut kelompok etnis dan ras, tetapi pada umumnya tidak ada perbedaan prevalensi gangguan perasaan dasar (mood) yang menyolok. Tingginya prevalensi depresi pasca-stroke seringkali dikaitkan dengan lokasi lesi anatomis dari stroke. Beberapa temuan menunjukkan bahwa depresi pasca-stroke dapat menghambat proses penyembuhan fungsi aktivitas kehidupan sehari-hari. Berbagai penelitian klinik dilakukan untuk menguji metode pengobatan penderita depresi pasca-stroke. Hasil penelitian menunjukkan adanya penyembuhan stroke yang nyata dan disertai dengan perbaikan fungsi kognitif serta aktivitas kehidupan sehari- hari. Metode terapi tersebut meliputi pemberian antidepresan bersama dengan psikoterapi seperti cognitive behavioral therapy atau non-directive counselling. Kata kunci : Stroke, depresi, perilaku, rehabilitasi, psikoterapi Post-stroke depression : epidemiology, rehabilitation and psychotherapy ABSTRACT Depression is a frequent and important problem of patients with stroke. Depression is present in 10-27% of survivors of stroke and has a deleterious effect not only on the motivation, but also on the cognitive functions of these patients. The high prevalence of post-stroke depression has been claimed to reflect specific stroke related pathogenesis in which lesion location plays an important role. Some investigators found that post-stroke depression has a negative effect on recovery of functions of daily life activities. In theory, the principle treatment for depression in the general population is also applicable to patients with post-stroke depression. Several clinical trials have examined treatment methods for depression and there have been reports that the progression of recovery following stroke can be altered by treating depression which has been shown to improve activities of daily life and cognitive impairment. The methods include using antidepressant drugs in combination with psychotherapy such as cognitive behavioral therapy or non-directive counselling.

JEANET

Embed Size (px)

DESCRIPTION

x

Citation preview

J Kedokter Trisakti Oktober-Desember 2004, Vol. 23 No. 4Depresi pasca-stroke : epidemiologi, rehabilitasidan psikoterapiJeanette R. SuwantaraBagian Klinis Fakultas Psikologi Universitas IndonesiaABSTRAKDepresi adalah kelainan yang sering terjadi setelah suatu serangan stroke. Depresi dijumpai pada sekitar10-27% penderita stroke dan menyebabkan gangguan motivasi dan fungsi-fungsi kognitif. Prevalensi depresipasa-stroke bervariasi menurut kelompok etnis dan ras! tetapi pada umumnya tidak ada perbedaan prevalensigangguan perasaan dasar "mood# yang menyolok. $ingginya prevalensi depresi pasa-stroke seringkali dikaitkandengan lokasi lesi anatomis dari stroke. %eberapa temuan menunjukkan bah&a depresi pasa-stroke dapatmenghambat proses penyembuhan fungsi aktivitas kehidupan sehari-hari. %erbagai penelitian klinik dilakukanuntuk menguji metode pengobatan penderita depresi pasa-stroke. 'asil penelitian menunjukkan adanyapenyembuhan stroke yang nyata dan disertai dengan perbaikan fungsi kognitif serta aktivitas kehidupan sehari-hari. (etode terapi tersebut meliputi pemberian antidepresan bersama dengan psikoterapi seperti cognitivebehavioral thera! atau non-directive co"nselling.)ata kuni * +troke! depresi! perilaku! rehabilitasi! psikoterapiPost-stroke depression : epidemiology, rehabilitation and psychotherapyABS!A"Deression is a #re$"ent and imortant roblem o# atients %ith stroke. Deression is resent in &0-2'( o#s"rvivors o# stroke and has a deleterio"s e##ect not onl! on the motivation, b"t also on the cognitive #"nctions o#these atients. The high revalence o# ost-stroke deression has been claimed to re#lect seci#ic stroke relatedathogenesis in %hich lesion location la!s an imortant role. )ome investigators #o"nd that ost-stroke deressionhas a negative e##ect on recover! o# #"nctions o# dail! li#e activities. *n theor!, the rincile treatment #orderession in the general o"lation is also alicable to atients %ith ost-stroke deression. )everal clinicaltrials have e+amined treatment methods #or deression and there have been reorts that the rogression o#recover! #ollo%ing stroke can be altered b! treating deression %hich has been sho%n to imrove activities o#dail! li#e and cognitive imairment. The methods incl"de "sing antideressantdr"gs in combination %iths!chothera! s"ch as cognitive behavioral thera! or non-directive co"nselling.Ke!%ords , )troke, deression, behavior, rehabilitation, s!chothera!1,0J Kedokter Trisakti Vol. 23 No. 4!"DA#$%$A"Depresi dapat mengenai siapa saja! tetapiorang-orang dengan penyakit yang serius sepertistroke memiliki risiko lebih tinggi. 'ubungan antaragejala-gejala depresi dan penyakit serebrovaskulertelah banyak dilaporkan."1--# %eberapa penelitibahkan mengusulkan suatu istilah vasc"larderession yang khusus menggambarkan kelainanklinis tersebut. .pati! perubahan-perubahanpsikomotor! gangguan kognitif dan gejala neurologisfokal merupakan gejala yang sering dijumpai padavasc"lar deression."/# +eringkali depresi pasa-stroke kurang mendapat perhatian sehingga mudahterle&atkan dan tidak terdiagnosis. Penderita stroke!anggota keluarga dan teman-temannya! bahkankadang-kadang dokter yang mera&atnya dapatseara salah menafsirkan gejala depresi yangdianggapnya sebagai suatu reaksi yang takterhindarkan yang timbul karena penderitamendapat serangan stroke. Padahal! diagnosis danpengobatan depresi yang baik dapat memberikeuntungan yang nyata pada seseorang yang sedangdalam penyembuhan. Pengobatan terhadap depresidapat pula mempersingkat proses rehabilitasi danmemperepat penyembuhan kelainan-kelainan yangditimbulkan akibat stroke.+eara umum, stroke dapat terjadi pada semuakelompok umur! bahkan pada janin yang masih didalam kandungan sekalipun."2# $etapi tiga perempatdari peristi&a stroke terjadi pada orang-orang yangsudah berusia 0, tahun atau lebih! sehingga strokemengakibatkan timbulnya disabilitas pada orang-orang tua. Dari sekitar 000.000 orang .merika laki-laki dan perempuan yang menderita stroke untukpertama kalinya atau pada rekurensi! 10-27%mengalami depresi berat."-!,# 1mumnya gejaladepresi ini timbul dalam &aktu 1-2 bulan setelahterjadinya stroke.",# Di antara faktor-faktor yangberperan terhadap kejadian dan beratnya depresipasa-stroke adalah lokasi dari lesi di otak! adanyari&ayat depresi di dalam keluarga! dan kondisikehidupan sosial pra-stroke. Penderita-penderitastroke yang mengalami depresi berat aapkalikurang responsif terhadap upaya rehabilitasi!bersifat mudah marah! dan menunjukkan perubahanperilaku atau kepribadian. $etapi depresi adalah

suatu kelainan yang harus dilihat seara terpisahdari stroke! dan harus ditangani sedini mungkinbahkan ketika penderita sedang menjalani prosesrehabilitasi. (eskipun gejala-gejala depresitumpang tindih dengan simtom pasa-stroke!seorang profesional kesehatan yang terlatih harusmampu mengenali gejala depresi tersebut!mendiagnosis dan kemudian meranangpengobatannya.!&D!'&(%()& D!R!S& AS*A-STR(K!+elama 10 tahun terakhir sejumlah besarpenelitian mengenai prevalensi depresi pasa-stroketelah dilakukan."0-2# Dibandingkan dengan prevalensidepresi yang terdapat pada populasi umumnya!prevalensi depresi pasa-stroke seara bermaknajauh lebih tinggi. Prevalensi depresi pasa-strokeberkisar antara 11-03%! tergantung dari seleksipenderita! kriteria diagnostik yang digunakan danlamanya &aktu pemeriksaan ulang berikutnya"#ollo%-"# setelah terjadinya serangan stroke."3#Prevalensi ini semakin meningkat denganmeningkatnya umur penderita. 4ni menunjukkanadanya korelasi positif antara umur dan depresi."0#Prevalensi yang paling tinggi terdapat sekitar --0bulan pasa-stroke dan tetap tinggi sampai 1--tahun kemudian!"10# tetapi umumnya prevalensi akanmenurun sampai setengahnya setelah 1 tahunterjadinya stroke. 5obinson"3# mengatakan bah&apenderita stroke yang pada saat serangan akut tidakmenunjukkan tanda-tanda depresi! padapemeriksaan ulang yang dilakukan 0 bulankemudian dijumpai sekitar -0%-nyamemperlihatkan gejala depresi. +ementara setengahdari penderita yang mengalami depresi dalam &aktu2-- bulan setelah terjadinya serangan stroke akantetap menunjukkan tanda-tanda depresi selamakurang lebih 1 tahun. +edangkan depresi yangterjadi segera yaitu dalam beberapa hari setelahstroke! aapkali berhubungan dengan remisispontan."10# +elain depresi! ansietas juga seringterjadi mengikuti serangan stroke dan prevalensinyaberkisar antara 0-1-%. Prevalensi ini meningkatmenjadi lebih tinggi yaitu sekitar 23% bilamanaansietas terdapat bersama-sama dengan depresi."10#1,1)"%antara Deresi asca stroke6enis kelamin "gender# juga memegangperanan penting di dalam risiko untuk terjadinyastroke. Dilaporkan laki-laki memiliki risiko strokelebih tinggi dibandingkan perempuan! tetapi olehkarena usia rata-rata perempuan lebih panjang makapada suatu tingkat usia tertentu jumlah perempuanyang mengalami serangan stroke lebih banyak darilaki-laki."2# (enurut 7hoge dkk"11# angka prevalensidepresi pasa-stroke adalah 10-2,% untukperempuan dan ,-12% untuk laki-laki. 7hoge"11#juga mengatakan bah&a pada perempuan! adanyari&ayat kelainan psikiatris dan kelainan kognitifsebelum terjadinya stroke menyebabkan gejaladepresi yang timbul menjadi lebih berat! sedangkanpada laki-laki depresi pasa-stroke berhubungandengan gangguan yang lebih besar dari aktivitashidup sehari-hari serta fungsi sosial.)A"))$A" +AA% DA" S&K(S(S&A%AS*A-STR(K!+troke merupakan salah satu masalah besardi bidang kesehatan masyarakat! baik di negaramaju maupun di negara berkembang. %adan)esehatan Dunia "8'9# mendefinisikan strokesebagai terjadinya gejala klinis yang epat berupagangguan fungsi serebral dengan simtom yangberlangsung selama 2/ jam atau lebih tanpa adanyakausa yang jelas selain yang berasal dari sistemvaskuler."12# Dari seluruh kondisi kronis! strokedianggap sebagai kelainan yang palingmenyebabkan ketidak-berdayaan "disabling#.Dalam &aktu ,0 tahun terakhir! insidens danmortalitas stroke menurun seara pasti berkatpenanganan yang lebih baik terhadap keadaanhipertensi dan stroke itu sendiri. :amun demikian!di .merika +erikat! diperkirakan setiap tahunnyamasih terdapat sekitar ,00.000 kasus stroke barumaupun rekuren dan pada saat ini terdapat kira-kira / juta penderita pasa-stroke yang mengalamigejala sisa berupa gejala-gejala neuropsikologis."-#'asil-hasil penelitian terakhir menyimpulkan bah&akomplikasi neuropsikologis "seperti gangguanemosional! perilaku! dan kognitif# tidak saja dapatmemberi dampak negatif pada fungsi sosialpenderita stroke dan kualitas hidup mereka searakeseluruhan! tetapi juga mempunyai pengaruh

terhadap penyembuhan fungsi motorik mereka."1-!1/#+elain itu! beratnya depresi pasa-stroke sangat erathubungannya dengan tingkat gangguan aktivitashidup sehari-hari.7ejala-gejala stroke dapat berupa rasa baaldan kelemahan mendadak di satu sisi tubuh! muka"&ajah# serta lengan dan tungkai! kesulitan biaraseara tiba-tiba! gangguan penglihatan satu atau duamata! rasa pusing dan kehilangan keseimbangan!nyeri kepala berat yang tidak jelas sebabnya."7!10#(enurut klasifikasi yang dikemukakan oleh The-merican .eart -ssociation,"-# daerah-daerah"domain# neurologis yang mengalami gangguanakibat stroke dapat dikelompokkan dalam , tipeyang meliputi*"i# (otor* gangguan motorik adalah yang palingprevalen dari semua kelainan yang disebabkanoleh stroke dan pada umumnya meliputi muka!lengan! dan kaki! baik mono maupun dalambentuk gabungan."ii# +ensori* defisit sensorik berkisar antarakehilangan sensasi primer sampai kehilanganpersepsi yang sifatnya lebih kompleks.Penderita mungkin menyatakannya sebagaiperasaan semutan! rasa baal! atau gangguansensitivitas. )ehilangan sensorik yang lebihkompleks meliputi gangguan sepertiastereognosis dan agrafia."iii# Penglihatan* stroke dapat menyebabkanhilangnya visus seara monokuler!hemianopsia homonim! atau kebutaan kortikal."iv# %iara dan bahasa* disfasia mungkin tampaksebagai gangguan komprehensi! lupa akannama-nama! adanya repetisi! dan gangguanmembaa dan menulis."-!7# +ebanyak kira-kira-0% penderita stroke menunjukkan gangguanbiara."-# )elainan biara dan bahasa dapatmengganggu kemampuan penderita untukkembali ke kehidupan mandiri seperti sebelumsakit."v# )ognitif* kelainan ini berupa adanya gangguanmemori! atensi! orientasi! dan hilangnyakemampuan menghitung "kalkulasi#. +ekitar1,-2,% penderita stroke menunjukkangangguaun kognitif yang nyata setelahmengalami serangan akut iskemik."-#1,2J Kedokter Trisakti Vol. 23 No. 4"vi# .fek* gangguan afeksi berupa depresi adalahyang paling sering menyertai stroke. Depresienderung terjadi beberapa bulan setelahserangan dan jarang pada saat akut.7ejala-gejala gangguan motorik yang terjadiakibat stroke antara lain meliputi gangguan menelan"disfagia#! gangguan kekuatan dan tonus otot!gangguan refleks! gangguan keseimbangan "ataksia#dan apraksia. 7angguan sensorik yang meliputi rasaraba! sakit! suhu atau posisi! dapat disertai denganterjadinya inkontinensia urin sehingga memaksapenderita untuk membatasi mobilitasnya sebatastidak jauh dari rumah. +elain itu! pada gangguansensorik ini terdapat pula gejala seperti timbulnyaspastisitas! kehilangan kemampuan untuk mengenalbagian dari tubuhnya sendiri dan sindrom talamikdi mana adanya signal rasa sakit palsumengakibatkan persepsi sakit di bagian tubuh yangmengalami defek sensorik."7#7angguan biara seperti disfasia atau afasiadialami sekitar 2,% penderita stroke. %eberapapenderita bahkan kehilangan sama sekalikemampuannya untuk biara. +edangkan penderitalainnya mungkin hanya terganggu dalamkemampuannya menulis atau memahami bahasalisan atau tulisan. .fasia %roa menggambarkangangguan berupa hilangnya kemampuan ataukesulitan untuk mengemukakan pikiran dalambentuk kata-kata sehingga seringkalimengakibatkan terganggunya komunikasi.+ebaliknya! afasia reseptif "daerah 8ernike#menggambarkan suatu kesulitan untuk mengertikata-kata dan berakibat suatu komunikasi yangtidak mengandung makna meskipun searagramatik benar. .fasia anomik atau amnestikmerupakan keadaan di mana terjadi gangguan lupaakan sekelompok kata-kata yang saling berkaitan!dan afasia global menyatakan hilangnya hampirseluruh kemampuan linguistik."7#7angguan kognitif pasa-stroke dapatmengenai pikiran "thinking# dan ingatan "memor!#yang mengakibatkan lebar perhatian "attentionsan# menyempit. Pada gangguan ini juga dijumpaiadanya defek di dalam ingatan jangka pendek danhilangnya kemampuan untuk mengikuti instruksi!bahkan pada sebagian penderita juga terdapatgangguan anosognosia.

7angguan afeksi yang paling seringterle&atkan adalah depresi. Depresi adalahgangguan atau kelainan yang mengenai pikiran!perasaan dan kemampuan untuk berfungsi di dalamkehidupan sehari-hari. Depresi munul sebagaigejala-gejala berupa rasa sedih yang persisten!suasana keji&aan yang terasa kosong! hilangnyaperhatian dan minat! perasaan putus asa danpesimis! rasa bersalah dan tak berguna! rasa lelahyang berkelebihan! kesulitan berkonsentrasi!insomnia! serta hilangnya nafsu makan."7# Depresipasa-stroke dapat diklasifikasikan dalam - bentuk!yaitu* "a# ringan! "b# distimik! dan "# berat. Depresiberat dapat menyebabkan gangguan berupaperasaan ketidakberdayaan yang berkepanjangandan berlebih-lebihan sehingga mendorong penderitastroke untuk bunuh diri."1,# Perasaan takut jatuh!terjadinya serangan stroke ulangan! dan bahkanperasaan tidak nyaman oleh pandangan orang lainterhadap aat dirinya dapat menyebabkanpenderita stroke membatasi diri untuk tidak keluardari lingkungannya. )eadaan ini selanjutnya dapatmendorong penderita ke dalam gejala depresi yangberdampak pada motivasi dan rasa peraya dirinya.(aka terjadilah suatu lingkaran debilitatis yangtidak ada kaitannya dengan ketidakmampuanfisiknya."10# )etidakmampuan fisik "h!sicaldisabilit!# bersama-sama dengan gejala depresidapat menyebabkan aktivitas penderita strokemenjadi sangat terbatas pada tahun pertama! namundukungan sosial dapat mengurangi dampak dariketidak-mampuan fisik serta depresi tersebut.)etidakmampuan fisik yang menyebabkanhilangnya peran hidup yang dimiliki penderitasebelum sakit dapat menyebabkan gangguanpersepsi akan arti diri "ersonal%orth# yangbersangkutan dan dengan sendirinya mengurangikualitas hidupnya. $ampaknya! persepsi penderitayang tidak proporsional mengenai ketidak-mampuan fisiknya itu merupakan suatu faktorkontribusi di dalam meyakini seara berlebihanseluruh aat yang dideritanya. 5igler"17#memperingatkan untuk me&aspadai gangguan afekyang mungkin terjadi pada periode akut dari strokedan perlu membedakannya dari depresi pasa-strokeyang baru akan timbul beberapa minggu kemudiansetelah stroke. 7angguan afek ini sering dikenal1,-)"%antara Deresi asca strokedengan beberapa istilah seperti emosionalismepatologis! gejala menangis-terta&a patologis! ataulabilitas emosional.K(R!%AS& %!S& A"AT('&S DA"D!R!S& AS*A-STR(K!Di antara masalah-masalah yang banyakdiperdebatkan oleh para ahli dalam kaitan denganstroke adalah* apakah lokasi hemisfer yangmengalami kerusakan akibat stroke mempengaruhiterjadinya depresi. Dalam dua dekade terakhir ini!para peneliti menoba menemukan korelasi antaralokasi lesi anatomis dan depresi pasa-stroke.%eberapa peneliti menyokong teori hubunganlateralisasi dan depresi pasa-stroke! tetapi penelitilain menyatakan bah&a interaksi antara keduanyatidak signifikan."0,10!13# Depresi pasa-strokemempunya etiologi yang sifatnya multifaktorialdengan komponen reaktif dan organik."0# Depresidapat terjadi sebagai akibat langsung dari prosesinfark otak atau dapat terjadi sebagai reaksi akibataat atau ketidak-berdayaan yang disebabkan olehstroke. Pengamatan klinis oleh beberapapeneliti"0!7!13# menunjukkan bah&a perilakuemosional dan reaksi katastrofik lebih seringdijumpai pada penderita-penderita yang mengalamilesi di daerah hemisfer kiri; sedangkan padapenderita dengan kerusakan hemisfer kanan terdapatpola reaksi indiferen. dapat kembali bekerja? adalah masalah yangsangat penting dan dapat menjadi sumber ansietaspada penderita tersebut.%erbagai penelitian"7-2!17,22# menguraikan tentangefek depresi pasa-stroke terhadap kesembuhanpenderita terutama yang menyangkut aktivitas hidupsehari-hari dan kualitas hidupnya. $ernyata depresimerupakan penyulit bagi penderita untuk mengatasiketidak-berdayaan fisiknya. Depresi pasa-strokemenyebabkan dampak negatif terhadap pulihnyaaktivitas sehari-hari penderita stroke! sebaliknyapenanganan yang efektif terhadap gejala depresimenunjukkan perbaikan yang nyata pada aktivitashidup penderita."3# Pemberian antidepresan sangatmembantu dalam memperbaiki perasaan dasar"mood# dan fungsi-fungsi kognitif penderita sehinggadapat memperbaiki er#ormance aktivitas sehari-hari."3!2!22# +eara teoritis! terapi dasar yang ada danberlaku untuk penderita depresi pada umumnya jugaberlaku untuk penderita depresi pasa-stroke.

Dasular depression? hypothesis. .rh 7enPsyhiatry 1227; ,/* 21,-22.1,,)"%antara Deresi asca stroke,. Department of 'ealth and 'uman +ervies!.geny for 'ealth