71

JEB Vol 7 No 3 November 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Ekonomi Bisnis

Citation preview

Vol. 7, No. 3, November 2013

JURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)EDITOR IN CHIEF

Djoko SusantoSTIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERS

Dody Hapsoro I Putu Sugiartha SanjayaSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dorethea Wahyu Ariani Jaka SriyanaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta Universitas Islam Yogyakarta

MANAGING EDITORBaldric Siregar

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARYRudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHERPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1406 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESSJalan Seturan Yogyakarta 55281

Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155http://www.stieykpn.ac.id e-mail: [email protected]

Bank Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 – 0095042814

Jurnal Ekonomi & Bisnis (JEB) terbit sejak tahun 2007. JEB merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian danPengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta. PenerbitanJEB dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian di bidang ekonomidan bisnis. Setiap naskah yang dikirimkan ke JEB akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai. Daftar namaMITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima lima eksemplar cetaklepas (off print) setelah terbit.JEB diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan Maret, Juli, dan Nopember. Harga langganan JEB Rp7.500,- ditambah biayakirim Rp17.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikan kemudahanbagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuat pada JEB dengancara mengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Vol. 7, No. 3, November 2013

DAFTAR ISI

ANTESEDEN PERILAKU BELI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN: STUDI PERILAKU KONSUMENMAKANAN ORGANIK

Tony Wijaya149-161

SOCIAL DISCLOSURE PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN MALAYSIAIrman Firmansyah

163-172

ANALISIS FAKTOR KELEMBAGAAN BERBASIS KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA INDUSTRI KREATIFKERAJINAN RAMBUT PURBALINGGA

Agus Arifin dan Rakhmat Priyono173-179

PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, ECONOMIC GROWTH RATE, ECONOMIC STRUCTURE, DANTAX RATE TERHADAP TAX RATIO PADA NEGARA-NEGARA ORGANIZATION FOR ECONOMIC

COOPERATION AND DEVELOPMENTDanny Wibowo

181-188

PENGARUH POWER TERHADAP MOTIVASI DAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA YANGDIMODERASI OLEH KEPRIBADIAN

Aji Irawan189-200

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL YANG DIMODERASI OLEHKOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARAAlfred Labi

201-212

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Vol. 7, No. 3, November 2013

MITRA BESTARIJURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)

Editorial JEB menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada MITRA BESTARI yang telah menelaahnaskah sesuai dengan bidangnya. Berikut ini adalah nama dan asal institusi MITRA BESTARI yang telah melakukantelaah terhadap naskah yang masuk ke editorial JEB Vol. 7, No. 1, Maret 2013; Vol. 7, No. 2, Juli 2013; dan Vol. 7, No.3, Nopember 2013.

Andreas LakoUniversitas Katholik Soegijapranata

Agus SumanUniversitas Brawijaya

Akhmad MakhfatihUniversitas Gadjah Mada

Catur SugiyantoUniversitas Gadjah Mada

FX. SugiyantoUniversitas Diponegoro

HM. WahyuddinUniversitas Muhammadiyah Surakarta

J. Sukmawati SukamuljaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta

Lincolin ArsyadUniversitas Gadjah Mada

Mahmudah Enny W., M.Si.Universitas Bhayangkara Surabaya

R. MaryatmoUniversitas Atma Jaya Yogyakarta

WasiaturrahmaUniversitas Airlangga

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

149

ANTESEDEN PERILAKU BELI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN: STUDI.................................................................... (Tony Wijaya)

Vol. 7, No. 3 November 2013Hal. 149-161

ABSTRACT

The issue of safe food has increased public awarenessof the environmental crisis that requires everyone tohave a healthy life and tend to naturally. Environmen-tal problems occurred in Indonesia so far show thatthere is a tendency of environmental quality degrada-tion. Understanding of factors whose role is to explainbuying behavior of organic food is expected to be ableto reduce environmental degradation. This researchaims to examine a model which presents effects of atti-tude toward organic food, of subjective norm, of pur-chase behavioral control, and of purchase intentiontoward purchase behavior of organic food. Data col-lection method of this research used questionnaire,which was arranged through an exploration study. Thesample of this research were housewifes as last con-sumers from Yogyakarta, Jakarta, and Surabaya. Theresult of this research proves that attitude toward buy-ing organic food, subjective norm, and purchase be-havioral control significantly give positive effect forpurchase intention toward organic food. Purchase be-havioral control give positive effect but not significantfor purchase behavior toward organic food. Purchaseintention toward organic food significantly give posi-tive effect for purchase behavior toward organic food.

Keywords: organic food, attitude toward, subjectivenorm, purchase behavioral control, purchase intention,purchase behavior

JEL classification: M31

ANTESEDEN PERILAKU BELI PRODUK RAMAHLINGKUNGAN: STUDI PERILAKU KONSUMEN MAKANAN

ORGANIK

Tony WijayaE-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Pola hidup sehat dengan slogan back to nature telahmenjadi tren masyarakat dunia. Gerakan ini didasaribahwa segala sesuatu yang berasal dari alam adalahbaik dan berguna serta menjamin adanya keseimbanganantara manusia dan alam (Chan, 2001). Manusia semakinmenyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia nonalami seperti pestisida kimia dalam produksi pertanianmenimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusiadan lingkungan. Sebagai contoh, berdasarkan hasilpemeriksaan sampel cholonesterase (uji petik darah)tahun 2006 oleh Dinas Kesehatan KabupatenMagelang, diketahui tingkat pencemaran pestisidapada tanah di Kabupaten Magelang telah mencapai99,8% yang akan menyebabkan produk pertanianterkontaminasi bahan kimia yang merugikan kesehatan(Wawasan, 2009).

Studi terhadap 266 anak di Bronx Selatan danUtara Manhattan New York Amerika Serikat menemukanadanya konsentrasi tinggi pestisida dalam darah -lebihtinggi 6,17 pg/gram- yang memicu penurunanpengembangan psikomotorik dan skor pengembanganmental pada anak usia tiga tahun. Penelitian Univer-sity of Montreal di Quebec menunjukkan bahwapaparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkanrisiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder(ADHD) pada anak. Para ilmuwan di AS dan Kanadamenemukan bahwa anak-anak dengan tingkat residupestisida yang tinggi dalam urin mereka, rentanmengalami ADHD. ADHD adalah gangguan

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

150

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 149-161

perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorikanak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalahmental seperti cara berpikir, bertindak, dan merasa.Anak-anak yang mengalaminya akan bermasalahdengan konsentrasi dan pemusatan pikiran. Menurutkajian National Academy of Sciences pada tahun 2008,28% sampel blueberry beku, 25% sampel stroberi segar,dan 19% sampel seledri mengandung residu pestisida.Paparan pestisida kebanyakan berasal dari buah-buahan dan sayuran segar sehingga ahli kesehatanmenganjurkan untuk mengkonsumsi makanan organik(Noorastuti & Astuti, 2010).

Berbagai literatur kesehatan sebagian besarselalu menyarankan untuk mengkonsumsi makananyang segar dan alami. Makanan yang baik adalah semuamakanan segar yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh,yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur hidratarang, protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan zat-zatpenting lainnya seperti serat, enzim, dan antioksidan.Makanan yang terkontaminasi oleh pestisida akanmeninggalkan residu berbahaya yang terus menumpukdi dalam tubuh manusia. Tren mengkonsumsi makananorganik memang mulai meningkat seiring dengankesadaran terhadap betapa pentingnya faktor makananbagi kesehatan.

Pembelian makanan organik di Indonesia masihtergolong rendah. Hasil survey penelitian YLKI (2012)dengan 609 responden beberapa wilayah di Jakartamenunjukan konsumen yang mengonsumsi berasorganik sebesar 24%, mengkonsumsi buah-buahansebesar 17%, dan dalam bentuk bumbu-bumbu sebesar3%. Konsumen tidak membeli makanan organik denganalasan di antaranya harga yang mahal, keterjangkauan,dan akses tempat yang masih sangat sulit. Sementara34% lainnya (205 orang) tidak mengetahui tentangpangan organik. Berdasarkan penelaahan penelitiankonsumsi organik oleh YLKI menunjukkan masihrendahnya konsumsi pangan organik di Indonesia.Masalah akses dan keterjangkauan masih menjadipersoalan utama konsumen jika ingin mendapatkanproduk pangan organik. Minimnya informasi, terkaittempat penjualan dengan harga yang terjangkaumerupakan salah satu masalah yang harus dicarikanjalan keluarnya. Selama ini sebagian besar konsumenmembeli produk pangan organik di ritel modern.Sedikitnya konsumen yang mencari produk di pasartradisional, mungkin terkait dengan minimnya tempat

tersebut yang menyediakan produk pangan organik.Pemahaman faktor-faktor yang berperan menjelaskanperilaku membeli makanan organik diharapkan mampumengurangi degradasi lingkungan melalui aspekkonsumsi yang ramah lingkungan. Perilaku belimakanan organik dapat dijadikan sebagai sasaran dalammengarahkan konsumsi yang ramah lingkungan sertaperbaikan mutu hidup. Pentingnya pemahaman perilakubeli makanan organik dari sisi konsumen antaralainalasan kesehatan, kualitas hidup maupun alasanmengurangi degradasi lingkungan (Tsakiridou, 2008).Pemerintah perlu mengambil bagian dalam hal inisebagai bagian dari regulasi dalam mengawasi produksiyang ramah lingkungan. Sosialisasi pengembanganpangan organik juga menjadi salah satu programdepertemen pertanian yaitu go organic 2010 yangdilanjutkan dengan go organic 2014. Pangan organiksebagai produk yang ramah lingkungan merupakansalah satu upaya mengurangi degradasi kualitaslingkungan.

Beberapa studi perilaku konsumen berupayamengidentifikasi faktor-faktor yang berperan bagiperilaku konsumen makanan organik Studi-studitersebut mencoba mengeksplorasi variabel-variabelyang menjadi anteseden bagi perilaku pembelianmakanan organik. Beberapa temuan dalam penelitianperilaku konsumen makanan organik menegaskanadanya variabel anteseden terhadap perilaku pembelianmakanan organik yaitu sikap konsumen (Aertsens etal., 2009; Gracia & Magistris, 2007; Lodorfos & Den-nis, 2008; Tarkiainen & Sundqvist, 2005; Wijaya &Hidayat, 2011), norma subjektif (Aertsens et al., 2009;Lodorfos & Dennis, 2008; Sampson, 2009), kontrolperilaku (Aertsens et al., 2009; Lodorfos & Dennis,2008; Tarkiainen & Sundqvist, 2005; Wijaya & Hidayat,2011). Perilaku menjaga kualitas lingkungan hidupsangat bergantung pada tingkat pengetahuan, sikap,dan nilai yang ada pada konsumen sebagai umatmanusia (Chen & Chai, 2010).

Studi perilaku konsumen yang berkaitan denganmakanan organik telah dilakukan di beberapa negaramaju seperti Swiss, Inggris, dan beberapa negara Asiamaju lainnya. Indonesia merupakan negara berkembangyang memiliki karakteristik konsumen yang berbedakhususnya dalam sikap, gaya hidup, budaya dan nilaisehingga perlu dikaji lebih lanjut. Pertimbangan lainnya,prediksi suatu model dimungkinkan bervariasi pada

151

ANTESEDEN PERILAKU BELI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN: STUDI.................................................................... (Tony Wijaya)

kondisi dan budaya (Bagozzi et al., 2000) dan perilakupembelian maupun konsumsi (Hempel & Jain, 2001).Studi ini dilengkapi desain penelitian eksplorasi yaituwawancara dan focus group discussion sehinggamenghasilkan amatan dan pengukuran yang lebihkontekstual sesuai karakteristik konsumen Indonesia.Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh simultandan parsial dari variabel prediktor yang diteliti terhadapperilaku beli makanan organik sesuai dengan kontekskonsumen Indonesia.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa perilakuberkaitan dengan sikap, bahkan dapat diprediksi darisikap. Perhatian utama dalam theory of planned be-havior atau teori perilaku terencana adalah pada intensiseseorang untuk melakukan suatu perilaku karenaintensi merupakan variabel antara yang menyebabkanterjadinya perilaku dari suatu sikap maupun variabellainnya. Intensi dipengaruhi oleh tiga determinan dasaryaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku.Model dalam penelitian ini mengacu pada model dasarteori perilaku terencana. Dalam perkembanganselanjutnya ditemukan bahwa prediksi perilaku itudapat jauh lebih akurat apabila ukuran sikap bersifatspesifik, bukannya umum. Aspek-aspek yang terdapatdalam model perilaku terancana perlu dieksplorasisesuai konteks yang diteliti. Menurut Ajzen (2005)perilaku individu bersifat kontinum dari kemampuankontrol yang kecil yang kecil hingga kontrol yangbesar.

Beberapa temuan dalam penelitian perilakukonsumen mendukung adanya pengaruh sikapterhadap perilaku terhadap intensi beli makanan organik(Gracia & Magistris, 2007; Wijaya & Hidayat, 2011).Para peneliti melakukan penelitian sikap untukmemperoleh kepastian peran sikap dalam menjelaskanperilaku secara akurat. Terbentuknya intensi dapatditerangkan dengan teori perilaku terencana yangmengasumsikan manusia selalu mempunyai tujuandalam berperilaku. Sikap berperilaku merupakan dasarbagi pembentukan intensi. Pada sikap terhadap perilakuterdapat dua aspek pokok, yaitu keyakinan individubahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilakutertentu akan menghasilkan akibat-akibat atau hasil-hasil tertentu, dan merupakan aspek pengetahuan

individu tentang obyek sikap dapat pula berupa opiniindividu hal yang belum tentu sesuai dengankenyataan.

Semakin positif keyakinan individu akan akibatdari suatu obyek sikap, maka akan semakin positif pulasikap individu terhadap obyek sikap tersebut, demikianpula sebaliknya. Evaluasi berakibat pada perilakupenilaian yang diberikan individu terhadap setiapakibat atau hasil yang diperoleh oleh individu. Evaluasiatau penilaian individu dapat bersifat menguntungkanatau merugikan saat menampilkan atau tidakmenampilkan perilaku tertentu. Semakin tinggi skorsikap terhadap makanan organik maka semakin tinggiintensi beli makanan organik.

Hasil penelitian menunjukkan adanyahubungan positif antara sikap membeli makananorganik dan intensi beli makanan organik (Aertsens etal., 2009; Gracia & Magistris, 2007; Wijaya & Hidayat,2011; Suprapto & Wijaya, 2012). Studi meta-analisismenunjukkan adanya hubungan sikap membelimakanan organik dengan intensi beli sebesar 0,497.Peneliti dalam studi pendahuluan menemukan secaraoperasional, evaluasi dan keyakinan konsumen dalammembeli makanan organik berdasarkan pada kesehatan,keamanan, kealamian, kesegaran, dan respon negatifyaitu tidak tahan lama atau gangguan serangga (Wijaya,2013). Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalampenelitian ini adalah:H1: Sikap membeli makanan organik berpengaruh

positif terhadap intensi beli makanan organikPeran norma subjektif terhadap intensi

menggunakan istilah motivation to comply untukmenggambarkan fenomena berikut ini, yaitu apakahindividu mematuhi pandangan orang lain yangberpengaruh dalam hidupnya atau tidak. Semakin tinggimotivasi individu mematuhi pandangan ataupunperanan orang lain dalam membeli makanan organikmaka semakin tinggi intensi untuk membeli makananorganik. Engel et al, (2005) mengemukakan bahwaperilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor–faktorsosial yaitu faktor-faktor disekitar yang berperansebagai fungsi sosial bagi konsumen seperti kelompokacuan, keluarga, serta peran dan status. Kelompokacuan mempunyai pengaruh kuat atas pilihan produkdan pilihan merek bagi konsumen karena merupakanmodel dalam berperilaku. Keluarga adalah organisasipembelian konsumen yang paling penting dalam

152

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 149-161

masyarakat dan menjadi obyek penelitian yangekstensif. Anggota keluarga merupakan kelompokacuan primer yang paling berpengaruh dalam pembeliankarena paling dekat dengan individu terutama di Indo-nesia.

Hasil penelitian menunjukkan adanyahubungan positif antara norma subjektif dan intensibeli makanan organik (Aertsens et al., 2009; Sampson,2009; Wijaya & Hidayat, 2011). Studi meta-analisismenunjukkan adanya hubungan norma subjektifdengan intensi beli sebesar 0,325. Peneliti dalam studipendahuluan menemukan secara operasional normasubjektif yang berperan bagi konsumen untuk membelimakanan organik yaitu teman atau rekan kerja, dankerabat (Wijaya, 2013). Oleh karena itu, hipotesis yangdiajukan daam penelitian ini adalah:H2: Norma subjektif berpengaruh positif terhadap

intensi beli makanan organik.Selain sikap dan norma subjektif, kontrol

perilaku yang dirasakan merupakan kondisi dimanaindividu percaya bahwa suatu perilaku mudah atau sulituntuk dilakukan. Ini mencakup juga pengalaman masalalu di samping rintangan-rintangan yang ada yangdipertimbangkan oleh individu tersebut. Kontrolkeperilakuan sangat memperhatikan beberapa kendalarealistis yang mungkin ada. Kekuatan kontrol perilakutergantung pada keyakinan individu mengenaiketersediaan sumber daya maupun kesempatan untukberperilaku. Semakin banyak sumber daya dankesempatan yang diyakini mampu dikendalikan olehindividu maka semakin tinggi intensi untuk berperilaku.

Hasil penelitian menunjukkan adanyahubungan positif antara kontrol perilaku dan intensibeli makanan organik (Aertsens et al., 2009; Wijaya &Hidayat, 2011; Suprapto & Wijaya, 2012). Untukmenampilkan niat membeli makanan organik, konsumenmempertimbangkan faktor-faktor yang memudahkanatau mempersulit konsumen membeli makanan organikseperti ketersediaan di pasar, harga makanan, aspekkeuangan konsumen, dan adanya informasi keaslianproduk (Wijaya, 2013). Studi meta-analisis menunjukkanadanya hubungan kontrol perilaku dengan intensi belisebesar 0,512. Semakin tinggi keyakinan individu untukmengendalikan faktor-faktor kontrol perilaku makasemakin tinggi intensi beli. Oleh karena itu, hipotesisyang diajukan daam penelitian ini adalah:H3: Kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap

intensi beli makanan organikSecara langsung kontrol keperilakuan memiliki

peran terhadap perilaku dan tidak langsung melaluiintensi beli (Ajzen, 2005; 2008). Perilaku ditentukan olehkeyakinan individu mengenai ketersediaan sumberdaya dan kesempatan yang berkaitan dengan perilakutertentu. Apabila individu memiliki kontrol perilaku yangdirasakan tinggi maka ia akan mengetahui tindakanyang perlu dilakukan. Kontrol perilaku sangatberhubungan dengan dilakukan atau tidakdilakukannya sebuah perilaku. Peneliti dalam studipendahuluan menemukan secara operasional kontrolperilaku yang dirasakan konsumen untuk membelimakanan organik yaitu ketersediaan penjual,kemudahan dalam mendapatkan makanan organik,harga makanan, aspek keuangan konsumen,daninformasi keaslian produk. Beberapa hasil penelitianmenunjukkan adanya hubungan antara kontrol perilakuseperti pendapatan (Taner & Kast, 2003) denganperilaku membeli makanan organik. Untuk menampilkanperilaku membeli makanan organik, konsumenmempertimbangkan faktor-faktor yang memudahkanatau mempersulit konsumen membeli makanan organik.Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalampenelitian ini adalah:H4: Kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap

perilaku beli makanan organikModel berdasarkan pengembangan teori

perilaku terencana menjelaskan bahwa perilaku individudapat diprediksi melalui intensi (Azjen, 2008). Intensimerupakan prediktor yang baik bagi perilaku. Variabelintensi berperan terhadap perilaku karena intensidianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasionalyang mempunyai dampak pada suatu perilaku. Intensimenunjukkan seberapa keras seseorang beranimencoba (berupaya). Intensi juga menunjukkanseberapa banyak upaya yang direncanakan seseoranguntuk dilakukan. Intensi adalah paling dekatberhubungan dengan perilaku selanjutnya.

Beberapa temuan parsial dalam penelitianperilaku konsumen hijau mendukung adanya pengaruhpositif intensi beli makanan organik secara parsialterhadap perilaku membeli makanan organik (Chan,2001; Bui, 2005; Magnusson et al, 2001). Intensiberperan dalam memediasi pengaruh berbagai faktoryang berdampak pada perilaku. Intensi memainkanperanan yang khas dalam mengarahkan tindakan, yaitu

153

ANTESEDEN PERILAKU BELI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN: STUDI.................................................................... (Tony Wijaya)

menghubungkan antara pertimbangan yang mendalamyang diyakini dan diinginkan oleh seseorang dengantindakan tertentu. Studi meta-analisis melaporkanadanya hubungan antara intensi beli makanan organikdengan perilaku membeli makanan organik sebesar 0,49.Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan daampenelitian ini adalah:H5: Intensi beli berpengaruh positif terhadap perilaku

beli makanan organikPenelitian ini diawali melalui pengamatan empiris

lapangan yaitu studi pendahuluan. Penelitian kasusdan eksperimen secara khusus tidak dilakukan olehpeneliti. Studi eksplorasi dilakukan untuk pemahamankonteks sikap yang berhubungan dengan makananorganik, norma subjektif dan aspek kontrol perilakupembelian. Stimulus menggunakan survei pendahuluanmelalui wawancara terbuka dengan responden yangmelakukan pembelian makanan organik serta mengenalmakanan organik. Hasil wawancara terbuka kemudiandidiskusikan dalam focus group discussion (FGD). HasilFGD kemudian disusun konstrak pengukuran variabelmelalui item-item pertanyaan yang mengacu padadefinisi operasional variabel. Item yang tersusunkemudian dilakukan uji coba, kemudian diujimengunakan validitas konstrak (Wijaya, 2013).

Metode pengumpulan data awal yangdigunakan dalam studi pendahuluan dilakukan denganwawancara. Metode pengumpulan data selanjutnyadilakukan dengan survei menggunakan kuesioner.Desain survei ini dipilih dengan melibatkan sejumlahbesar konsumen yang berdomisili di tiga kota, yaituJakarta, Yogyakarta, dan Surabaya sebagai sampelpenelitian. Kuesioner yang didistribusikan sebanyak750 kuesioner dan kuesioner yang diterima kembalisebanyak 610 kuesioner, namun yang dapat dianalisishanya 516 kuesioner. Populasi penelitian yangdigunakan sebagai sumber sampel adalah konsumenmakanan organik. Teknik sampel menggunakan tekniknon probabilitas dengan metode purposive samplingdan dipilih adalah konsumen yang mengetahuimakanan organik dan melakukan pembelian untuktujuan konsumsi keluarga, mengolah makanan ataumemasak untuk konsumsi keluarga sehari-hari. Tatarandata variabel penelitian yang dikumpulkan berbentukskor data rentang (interval) atau menggunakan skalainterval yaitu rentang 1-5. Metode analisis data dalampenelitian menggunakan analisis model persamaan

struktural atau disebut Structural Equation Model-ing (SEM).

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data usia responden dapat diidentifikasibahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia36-40 tahun yang berada pada usia dewasa muda yaitusebanyak 138 responden (26,7%). Secara berurutanresponden yang berusia 26-30 tahun berjumlah 69 or-ang (13,4%), berusia 31-35 tahun berjumlah 93 orang(18,0%), berusia 41-45 tahun berjumlah 131 orang(25,4%), dan yang berusia di atas 45 tahun berjumlah85 (16,5%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden,dapat diidentifikasi bahwa mayoritas respondenmemiliki pendidikan tinggi. Responden yang memilikipendidikan SMU/setingkat sebanyak 52 orang (10,1%),pendidikan Diploma (D1-D3) sebanyak 57 orang(11,0%), pendidikan S1 sebanyak 241 orang (46,7%),pendidikan S2 sebanyak 163 orang (31,6%), danpendidikan S3 sebanyak 3 orang (0,6%).

Data pekerjaan menunjukkan bahwa mayoritasresponden memiliki pekerjaan wiraswasta yaitusebanyak 211 responden (40,9%), pegawai negeri sipilsebanyak 85 responden (16,5%), pekerjaan pegawaiswasta sebanyak 126 responden (24,4%), danpekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 94 responden(18,2%). Data tingkat pendapatan keluargamenunjukkan mayoritas responden tergolongmenengah ke atas dengan pendapatan keluarga di atasRp9.000.000 yaitu sebanyak 314 responden (60,9%).pendapatan Rp1.000.000-Rp3.000.000 sebanyak 4responden (0,8%), pendapatan Rp3.000.100-Rp5.000.000 sebanyak 13 responden (2,75%),pendapatan Rp5.000.100-Rp7.000.000 sebanyak 74responden (14,3%), dan pendapatan Rp7.000.100–Rp9.000.000 sebanyak 111 responden (21,5%).

Berdasarkan data uji normalitas diketahui bahwasemua data yang berasal dari data variabel manifesmemiliki critical ratio atau nilai kritis di bawah ±2,58.Pada tabel 1 ditunjukkan nilai muatan faktor yang diukurdari variabel laten melalui masing-masing variabelterobservasi. Nilai muatan faktor berkisar dari 0,71-0,98di atas 0,5.

154

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 149-161

Reliabilitas diperlukan untuk ukuran internalkonsistensi indikator suatu konstruk. Pendekatan untukmenilai model pengukuran adalah mengukur reliabilitaskomposit dan ekstraksi varian. Mengacu pada formulasitersebut dapat diketahui nilai reliabilitas komposit danekstraksi varian masing-masing variabel sebagaiberikut:

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa koefisienreliabilitas komposit untuk masing-masing variabelberkisar dari 0,72 (sikap membeli makanan organik)hingga 0,94 (norma subjektif). Semua variabel beradadi atas nilai penerimaan batas reliabilitas yaitu nilai mini-mum 0,7. Nilai ekstraksi varian berada pada tingkat bataspenerimaan yaitu nilai minimum 0,5.Variasi nilai berkisar0,54 (sikap membeli makanan organik) hingga 0,84

(perilaku beli).

PEMBAHASAN

Hasil uji kesesuaian model menggunakan chi-square,CMIN/DF, GFI, AGFI, RMSEA, TLI, CFI dan ECVIdiringkas pada Tabel3:

Tabel 3 menunjukkan bahwa secara keseluruhanmodel penelitian fit. Secara keseluruhan nilaiprobabilitas sebesar 0,753 > 0,05. Selain itu setelah diujikecocokannya, nilai RMSEA, GFI, AGFI, TLI, dan CFIdibandingkan nilai acuan persamaan model strukturalhasilnya baik. Hasil uji kausalitas model dalam penelitianini secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 1Muatan Faktor (Factor Loading)

Variabel laten Sikap membeli Norma Kontrol Intensi PerilakuVariabel makanan organik subjektif perilaku beli beliterobservasi (SB) (NS) (KP) (IB) (PB)

SB1 0,92SB2 0,91SB3 0,89SB4 0,91NS1 0,71NS2 0,78NS3 0,72NS4 0,73KP1 0,79KP2 0,93KP3 0,89KP4 0,90IB1 0,79IB2 0,85IB3 0,85PB1 0,88PB2 0,88

155

ANTESEDEN PERILAKU BELI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN: STUDI.................................................................... (Tony Wijaya)

Tabel 2Koefisien Reliabilitas Komposit dan Ekstraksi Varian

Reliabilitas EkstraksiVariabel l

ie

iKomposit Varian

Norma subjektif (NS): 0,94 0,82NS1 0,71 0,83NS2 0,78 0,79NS3 0,72 0,83NS4 0,73 0,85Sikap membeli makanan organik (SB): 0,72 0,54SB1 0,92 0,53SB2 0,91 0,52SB3 0,89 0,61SB4 0,91 0,50Kontrol perilaku (KP): 0,91 0,77KP1 0,79 0,62KP2 0,93 0,86KP3 0,89 0,79KP4 0,90 0,81Intensi beli (IB): 0,82 0,69IB1 0,79 0,72IB2 0,85 0,72IB3 0,85 0,62Perilaku beli (PB): 0,93 0,84PB1 0,88 0,96PB2 0,88 0,77PB3 0,98 0,77

Sumber: Data diolah, 2013.

Tabel 3Hasil Goodness of Fit Model Pengukuran

Indeks Cut off Value Hasil Evaluasi Model

Probability e” 0,05 0,753 BaikCMIN/DF d” 2,00 0,913 BaikGFI e” 0,90 0,975 BaikAGFI e” 0,90 0,968 BaikRMSEA d” 0,08 0,000 BaikTLI e” 0,90 1,002 BaikCFI e” 0,90 1,000 BaikECVI Default model < 0,390<0,664 Baik

saturated model

Sumber: Data diolah, 2013

156

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 149-161

Tabel 4Evaluasi Bobot Regresi Uji Kausalitas

Hipotesis Variabel Estimasi CR P

Hipotesis 1 SBàIB 0,318 10,188 0,000Hipotesis 2 NSàIB 0,522 6,577 0,000Hipotesis 3 KPàIB 0,160 5,409 0,000Hipotesis 4 KPàPB 0,025 0,567 0,570Hipotesis 5 IBàPB 0,567 8,268 0,000

Sumber: Data diolah, 2013

Keterangan:SB = Sikap membeli makanan organikNS = Norma subjektifKP = Kontrol perilakuIB = Intensi beliPB = Perilaku beli

Variabel sikap membeli makanan organik mempengaruhiintensi beli makanan organik secara positif dansignifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000lebih kecil dari nilai probabilitas d” 0,05. Dengandemikian, hipotesis 1 diterima. Variabel norma subjektif

mempengaruhi intensi beli makanan organik secarapositif dan signifikan dengan tingkat signifikansisebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas d” 0,05.Dengan demikian, hipotesis 2 diterima. Variabel kontrolperilaku beli mempengaruhi intensi beli makananorganik secara positif dan signifikan dengan tingkatsignifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilaiprobabilitas d” 0,05. Dengan demikian, hipotesis 3diterima. Variabel kontrol perilaku mempengaruhiperilaku beli makanan organik secara positif namuntidak signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar0,570 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Dengandemikian, hipotesis 4 ditolak. Variabel intensi belimakanan organik mempengaruhi perilaku beli makananorganik secara positif dan signifikan dengan tingkatsignifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilaiprobabilitas d” 0,05. Dengan demikian, hipotesis 5diterima.

Berdasarkan nilai koefisien terstandar dapatdiketahui bahwa pengetahuan organik dominanmempengaruhi sikap membeli makanan organikdibandingkan nilai orientasi alami manusia. Besarnyakontribusi variabel secara simultan terhadap variabellainnya diringkas dalam Tabel 5:

Gambar 1Model Jalur

Sikap membelimakanan organik

Normasubjektif

Kontrolperilaku beli

Intensi belimakanan organik

Perilaku belimakanan organik

(t=6,577;p=0,000)

(t=2,676;p=0,007)

(t=0,567;p=0,570)(t=8,268;p=0,000)

(t=10,188;p=0,000)

157

ANTESEDEN PERILAKU BELI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN: STUDI.................................................................... (Tony Wijaya)

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa variabelintensi beli dan kontrol perilaku memiliki kontribusisebesar 17% terhadap perilaku beli makanan organik.Variabel sikap membeli makanan organik, normasubjektif, dan kontrol perilaku memiliki peran sebesar35,9% terhadap intensi beli makanan organik.

Hasil temuan membuktikan adanya pengaruhsikap membeli makanan organik secara positif dansignifikan terhadap intensi beli makanan organik.Temuan tersebut mendukung hipotesis 1 yang diajukandalam penelitian. Sikap membeli makanan organikberpengaruh signifikan terhadap intensi beli makananorganik. Hasil temuan konsisten dengan hasil temuanAertsens et al., (2009); Gracia & Magistris (2007); danWijaya & Hidayat (2011). Hasil temuan menjelaskanbahwa semakin kuat sikap membeli makanan organikmaka semakin tinggi intensi beli, sebaliknya semakinlemah sikap membeli makanan organik maka semakinrendah juga intensi beli konsumen.

Sesuai konsep dasar teori perilaku terencanamenunjukkan bahwa sikap merupakan prediktor yangbaik bagi intensi berperilaku. Teori perilaku terencanamenyebutkan bahwa intensi adalah fungsi darideterminan sikap terhadap perilaku, yang merupakandasar bagi pembentukan intensi. Terwujud tidaknyaintensi sangat tergantung pada faktor eksternal daninternal. Faktor internal tergantung pada keyakinanindividu dalam berperilaku dan dapat tidaknyaberperilaku sedangkan faktor eksternal merupakanstimulus yang mendorong individu untuk berperilaku.Semakin positif keyakinan individu akan akibat darisuatu obyek sikap, maka akan semakin positif pulasikap individu terhadap obyek sikap tersebut, demikian

pula sebaliknya. Evaluasi akan berakibat perilakupenilaian yang diberikan individu terhadap setiapakibat atau hasil yang diperoleh oleh individu. Apabilamenampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu,evaluasi, atau penilaian ini dapat bersifatmenguntungkan atau merugikan. Konsumen yangmemiliki sikap yang positif terhadap makanan organikberdasarkan keyakinan dan evaluasi akanmengkonsumsi makanan organik karena dianggapbermanfaat bagi mereka sehingga menstimulasi niatkonsumen membeli makanan organik.

Hasil temuan membuktikan adanya pengaruhnorma subjektif secara positif dan signifikan terhadapintensi beli makanan organik. Temuan tersebutmendukung hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian.Hasil temuan sesuai dengan hasil temuan Aertsens etal., (2009); Gracia & Magistris (2007); Suprapto &Wijaya (2012); dan Wijaya & Hidayat (2011). Hasiltemuan menjelaskan bahwa semakin tinggi normasubjektif maka semakin tinggi intensi beli, sebaliknyasemakin rendah norma subjektif maka semakin rendahjuga intensi beli konsumen.

Norma subjektif memuat dua aspek pokok yaituaspek harapan norma referensi, merupakan pandanganpihak lain yang dianggap penting oleh individu yangmenyarankan individu untuk menampilkan atau tidakmenampilkan perilaku tertentu serta aspek motivasikesediaan individu untuk melaksanakan atau tidakmelaksanakan pendapat atau pikiran pihak lain yangdianggap penting bahwa individu harus atau tidakharus berperilaku. Konsumen dalam memutuskanpembelian makanan organik mempertimbangkan modelyang menjadi acuan serta kesediaan untuk mematuhi

Tabel 5Koefisien Determinasi

Variabel Variabel Sumbanganyang mempengaruhi yang dipengaruhi efektif

Intensi beliKontrol perilaku Perilaku beli makanan organik 17,0%

Sikap terhadap makanan organikKontrol perilaku Intensi beli makanan organik 35,9%Norma subjektif

Sumber: Data diolah, 2013

158

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 149-161

harapan dari norma referensi untuk mengkonsumsimakanan organik yaitu anjuran anggota keluarga, rekan,maupun media yang dijadikan acuan seperti televisidan majalah. Kelompok referensi tersebut yang menjadistimulus konsumen dalam merespon pembelianmakanan organik. Keluarga adalah organisasipembelian konsumen yang paling penting dalammasyarakat, dan menjadi obyek penelitian yangekstensif (Engel et al., 2005). Anggota keluargamerupakan kelompok acuan primer yang palingberpengaruh dalam pembelian karena paling dekatdengan individu terutama di Indonesia yang cenderungkolektif.

Pentingnya peran norma subjektif dalamkonteks konsumen Indonesia dibuktikan dalampenelitian ini. Norma subjektif yang masih jarangdipertimbangkan dalam penelitian khususnya di Eropamembawa dampak perbedaan hasil dengan penelitianini. Hal ini juga didukung oleh budaya di Indonesiayang cenderung lebih kolektif berbeda dengan budayadi masyarakat Barat yang cenderung lebih individualis.Masyarakat Indonesia masih memperhatikanpentingnya norma atau memandang apa yangseharusnya dilakukan atau diharapkan masyarakat.Harapan orang banyak atau masyarakat terkristalisasidalam hal pengambilan keputusan konsumsi makananorganik.

Hasil temuan membuktikan adanya pengaruhkontrol perilaku secara positif dan signifikan terhadapintensi beli makanan organik. Temuan tersebutmendukung hipotesis 3 yang diajukan dalam penelitian.Hasil temuan konsisten dengan hasil temuan Aertsenset al., (2009); Gracia & Magistris (2007); Suprapto &Wijaya (2012); dan Wijaya & Hidayat (2011). Hasiltemuan menjelaskan bahwa semakin tinggi kontrolperilaku maka semakin tinggi intensi membeli,sebaliknya semakin rendah kontrol perilaku makasemakin rendah juga intensi membeli.

Kontrol perilaku memuat keyakinan individuyang berkaitan perasaan mampu atau tidak mampudalam mengendalikan perilaku dan keyakinan mengenaiada atau tidaknya faktor-faktor yang memudahkan ataumempersulit individu untuk berperilaku. Dua faktoryang menentukan kontrol perilaku yaitu kekuatanfaktor-faktor kontrol yaitu keyakinan individu mengenaiadanya faktor-faktor yang ikut mempengaruhinya dalammewujudkan perilaku dan daya pengaruh faktor-faktor

kontrol yaitu daya pengaruh faktor-faktor kontrol yangmenentukan mudah tidaknya berperilaku. Untukmenampilkan niat membeli makanan organik, konsumenmempertimbangkan faktor-faktor yang memudahkanatau mempersulit konsumen membeli makanan organikseperti ketersediaan di pasar, harga makanan, aspekkeuangan konsumen, dan adanya informasi keaslian(keabsahan) produk, berbeda dengan negara-negaralain seperti Eropa yang telah melegalisasi keabsahanproduk organik dan tersedia secara luas karena tingkatproduksi organik yang tinggi beserta distribusi yangmerata.

Kontrol perilaku tidak berpengaruh signifikanterhadap perilaku beli makanan organik. Temuan hasilanalisis data menolak hipotesis 4 yang diajukan dalampenelitian. Peran kontrol perilaku menjelaskan perilakumelalui intensi atau niat untuk membeli sehingga tidakberdampak langsung pada perilaku. Kontrol perilakudapat mempengaruhi perilaku namun denganmempertimbangkan motivasi untuk berperilaku yangditunjukkan dengan intensi. Saat individu ragu akankontrol diri untuk berperilaku menyebabkan kontrolperilaku tidak berdampak langsung pada perilaku yangditunjukkan dengan garis putus-putus dalam kerangkahubungan kontrol perilaku dengan perilaku (model teoriperilaku terencana). Sebaliknya, semakin tinggikeyakinan kontrol perilaku individu akan berdampaklangsung pada perilaku.

Kontrol perilaku tidak berpengaruh signifikanterhadap perilaku beli makanan organik untuk kontekskonsumen Indonesia. Berdasarkan studi eksplorasisebelumnya, diperoleh informasi bahwa secaramenyeluruh konsumen mempersepsikan adanyakesulitan dalam mengendalikan aspek-aspek kontrolperilaku seperti keabsahan atau keaslian makananorganik keuangan konsumen, dan ketersediaan di pasarkarena saat ini mayoritas makanan organik hanyatersedia di pasar modern. Beberapa responden merasaragu bahwa makanan organik yang sekedar diberi labelorganik adalah asli atau benar-benar organik.Konsumen membutuhkan jaminan atau indikatorkeabsahan bahwa produk yang dibeli merupakanproduk organik. Hal ini yang menjadikan kontrolperilaku konsumen menjadi rendah sehingga tidakberdampak pada perilaku secara langsung.

Hasil temuan menunjukkan adanya pengaruhintensi beli secara positif dan signifikan terhadap

159

ANTESEDEN PERILAKU BELI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN: STUDI.................................................................... (Tony Wijaya)

perilaku beli makanan organik atau pembelian aktualmakanan organik. Intensi beli berpengaruh positif dansignifikan terhadap perilaku beli. Temuan hasil analisisdata mendukung hipotesis 5 yang diajukan dalampenelitian. Hasil temuan konsisten dengan penelitianBui (2005); Chan (2001); dan Magnusson et al, (2001).Hasil menunjukkan semakin tinggi intensi membeli makasemakin tinggi perilaku beli makanan organik,sebaliknya semakin rendah intensi membeli makasemakin rendah juga perilaku membeli makanan organik.Intensi merupakan prediktor yang kuat bagi perilakusesuai model dasar teori perilaku terencana. Intensiberperan terhadap perilaku karena intensi dianggapsebagai perantara faktor-faktor motivasional yangmempunyai dampak pada suatu perilaku, intensimenunjukkan seberapa keras seseorang beranimencoba berupaya, intensi juga menunjukkan seberapabanyak upaya yang direncanakan seseorang untukdilakukan, dan intensi adalah paling dekatberhubungan dengan perilaku selanjutnya. Intensianteseden langsung terhadap perilaku sehinggamemiliki konsistensi yang tinggi dengan perilaku,meskipun tinggi rendahnya intensi sangat tergantungdari stimulus faktor internal seperti sikap dan mudahtidaknya berperilaku dan faktor eksternal sepertipengaruh lingkungan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesisdapat disimpulkan terdapat kesesuaian antara modelperilaku membeli makanan organik dengan datapenelitian yang menggambarkan pengaruh sikapterhadap makanan organik, norma subyektif, kontrolperilaku, dan intensi membeli terhadap perilaku membelimakanan organik. Hal ini didukung dengan persyaratangoodness of fit dari model. Secara teoritis model dalampenelitian ini dapat diaplikasikan dalam kontekskonsumen pangan organik khususnya perilaku membelimakanan organik beserta faktor-faktornya. Model inibaik dan dapat direplikasi oleh peneliti lainnya yangditunjukkan dengan nilai default model Expected CrossValidation Indeks (ECVI) yang lebih kecil dari nilaisaturated model.

Secara parsial, sikap membeli makanan organik

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadapintensi beli makanan organik. Hal ini berarti semakinbaik sikap membeli makanan organik, maka semakintinggi intensi membeli makanan organik. Normasubjektif memiliki pengaruh positif dan signifikanterhadap intensi membeli makanan organik. Hal iniberarti semakin tinggi norma subyektif, maka semakintinggi juga intensi membeli makanan organik. Kontrolperilaku memiliki pengaruh positif dan signifikanterhadap intensi membeli makanan organik. Hal iniberarti semakin tinggi kontrol perilaku, maka semakintinggi juga intensi membeli makanan organik. Kontrolperilaku tidak berpengaruh signifikan terhadap perilakumembeli makanan organik. Peningkatan kontrol perilakutidak bermakna atau tidak menyebabkan perubahanyang berarti bagi perilaku membeli makanan organik.Intensi membeli memiliki pengaruh positif dan signifikanterhadap perilaku membeli makanan organik. Hal iniberarti semakin tinggi intensi membeli, maka semakintinggi juga perilaku membeli makanan organik.

Saran

Secara praktis, berkaitan dengan pengaruh sikapkonsumen, diperlukan adanya penanaman kesadaranakan perilaku ramah lingkungan. Sosialisasi kesadaranakan ramah lingkungan dapat ditanamkan dari generasike generasi melalui jenjang formal seperti sekolahmaupun non formal seperti keluarga. Negara Cinasebagai contoh telah menyebarkan pemahaman filosofiTaoisme yang mengajarkan prinsip bahwa asal manusiadari alam dan menyatu dengan alam (Chan, 2001)sehingga terbentuk keseimbangan (yin dan yang)dilakukan melalui jenjang formal seperti lembagapendidikan atau sekolah maupun non-formal melaluikeluarga yang dilakukan sejak usia dini sehinggamengakar dalam kehidupan masyarakat Cina lebih dari2000 tahun. Peran pemerintah diperlukan dalam hal ini,sehingga akan tumbuh sikap positif dalam konsumsiproduk organik yang berdampak pada pola konsumsiramah lingkungan. Edukasi yang berbasis ramahlingkungan perlu mendapat perhatian dari pemerintah.Melalui penanaman nilai orientasi alami manusiadiharapkan mampu mencegah atau mengurangidegradasi lingkungan di Indonesia. Penanaman nilaijuga akan menyadarkan manusia pentingnya hubunganmanusia dengan alam sehingga tercipta pola konsumsi

160

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 149-161

sehat berbasis ramah lingkungan.Berkaitan dengan peran aspek norma subjektif,

pemasar perlu mendekati kelompok referensi keluargaatau memperhatikan kelompok referensi sebagai bagiandari target komunikasi pemasaran, anggota keluargamerupakan kelompok acuan primer yang palingberpengaruh dalam pembelian makanan organik.Meskipun pembelian dilakukan oleh individu,keputusan pembelian sangat mungkin dipengaruhi olehanggota lain dalam keluarga (Engel et al., 2005).Masyarakat Indonesia sebagai bagian budaya Asia,cenderung kolektif sehingga keputusan individu sangatdipengaruhi oleh kelompok referensi.

Dilihat dari aspek kontrol perilaku, pemerintahatau pihak independen perlu menjamin legalitas keaslianproduk atau makanan organik bukan hanya sebataslogo organik dan melakukan pengawasan legalitaskeaslian produk. Hal ini berfungsi meyakinkankonsumen atau meminimalisir keraguan konsumen akankeabsahan atau keaslian produk organik. Klaim organikharus memenuhi standar organik dari proses pembibitanhingga panen. Pangan organik dengan bibit organikbelum tentu diakui sebagai pangan organik apabiladalam proses penanaman menggunakan pupuk yangtidak organik. Dengan demikian, perlu dibentuk lembagasertifikasi organik yang berperan dalam menjagakeabsahan produk organik misalnya melibatkanperguruan tinggi dalam upaya sertifikasi organik.Sertifikasi merupakan isu terpenting di Asia, karenatingginya tuntutan konsumen adanya jaminankepastian bahwa produk yang akan dibeli adalahorganik yang asli. Selain itu, sampai saat ini lembagaatau badan sertifikasi organik dari dalam negeri sangatterbatas jumlahnya. Di Indonesia, sampai saat inilembaga penjamin produk organik dari luar negeri baruada 2 yakni Nasa (Australia) dan Scall (Belanda). Biayayang dibutuhkan petani dalam proses sertifikasi jugatermasuk tinggi.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.Kategori produk yang digunakan sebagai objekpenelitian ini hanya pada produk pangan organik yangperlu diolah untuk konsumsi sedangkan masih banyakproduk hijau lain yang diproduksi produsen sepertikosmetik, produk daur ulang, dan elektronik. Penelitianberikutnya dapat menggunakan objek produk hijaulainnya untuk memperkaya hasil penelitian serta sebagaiperbandingan dengan hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aertsens, J, Verbeke, W., & Huylenbroeck, G, V., 2009,“Personal determinants of organic food con-sumption: A review”, British Food Journal.10:1140-1167.

Ajzen, I., 2005, Attitudes, Personality and Behavior,(2nd edition), Berkshire, UK: Open UniversityPress-McGraw Hill Education.

Ajzen, I., 2008, Attitudes and Attitude Change. NewYork: Psychology Press.

Bagozzi, R. P., Wong, S. A., & Bergami, M., 2000, “Cul-tural and situasional contingencies and thetheory of reason action: Application to fast foodrestaurant consumption”, Journal of ConsumerPsychology, 9(2):97-106.

Bui, M.H., 2005, “Environmental marketing: A model ofconsumer behavior”, Proceedings of the An-nual Meeting of the Association of CollegiateMarketing Educators.

Chan, R.Y.K., 2001, “Determinants of chinese consum-ers green purchase behavior”, Psychology &Marketing, 8: 389-413.

Chen, T,B & Chai, L, T., 2010, “Attitude towards theenvironment and green product: consumer per-spective”, Management Science and Engineer-ing, 4 (2): 27-39

Engel, J.F., Roger, D.B., & Paul, W. M., 2005, Consumerbehavior. International Edition, Forth Worth :Dreyden Press.

Gracia, A., & Magistris, T., 2007, “Organic food prod-uct purchase behaviour: a pilot study for urbanconsumers in the South of Italy”, Spanish Jour-nal og Agricultural Research, 5(4): 439-451.

Hempel, D. J & Jain, S. C., 2001, House buying behav-ior: An empirical study in cross cultural buyerbehavior”, AREUEA Journal, 5:1-21.

161

ANTESEDEN PERILAKU BELI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN: STUDI.................................................................... (Tony Wijaya)

Lodorfos, G.N., & Dennis, J., 2008, “Consumers’ intent:in the organic food market”, Journal of FoodProducts Marketing, 14(2):17-38.

Magnusson, M.K., Arvola, A., Hursti, U.K., Aberg, L.,& Sjoden., P., 2001, “Attitudes towards organicfoods among Swedish consumers”, BritishFood Journal, 103: 209-226.

Noorastuti, P, T., & Astuti, L, D, P., 2010. Awas, buahdan sayur bisa picu gangguan mental.Diunduh melalui http://www.vivanews.com

Sampson, L.K., 2009, “Consumer analysis of purchas-ing behavior for green apparel”. Thesis. NorthCarolina State University.

Suprapto, B., & Wijaya, T., 2012, “Model of purchaseintention on organic food: A study among moth-ers in Indonsian”, Conference on Economics,Business and Marketing Management”,IPEDR: 29.

Taner, C., & Kast, S.W., 2003, “Promoting sustainableconsumption: Determinants of green purchasesby Swiss consumers”, Psychology & Market-ing, 20(10): 883-902.

Tarkiainen, A., & Sundqvist, S., 2005, “Subjectivenorms, attitudes and intentions of Finnish con-sumers in buying organic food”, British FoodJournal, 107(11):808-822.

Tsakiridou, E, Boutsouki, C, Zotos, Y., & Mattas, K.,2005. “Attitudes and behaviour towards organicproducts: an exploratory study”. InternationalJournal of Retail & Distribution Management,36(2):158-175.

Wawasan, 2009, Pencemaran pestisidamengkhawatirkan. Diunduh melalui http://www.wawasandigital.com tanggal 2 Desember2009.

Wijaya, T., & Hidayat, A., 2011, “Model intensipembelian makanan organik”, Call for PaperUpdate Ekonomi, Akuntansi dan Bisnis Indo-

nesia, Proceeding Fakultas EkonomiUII,Yogyakarta.

Wijaya, T., 2013, “Sikap terhadap makanan organik,norma subjektif, kontrol perilaku konsumenmakanan organik: Konsep dan pengukuran”,Lantip-Jurnal Ilmu Sosial dan Ekonomi, 3(1):20-33.

YLKI., 2012, Survei Konsumen Organik Indonesia,Diunduh melalui http://www.organicindonesia.org/05infodata-news.php?id=443.

163

SOSIAL DISCLOSURE PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA......................................................................(Irman Firmansyah)

Vol. 7, No. 3, November 2013Hal. 163-172

ABSTRACT

This research is archival research that aims to analyzesocial disclosure of sharia banking in Indonesia thatmeasured with Islamic Social Reporting (ISR) with fac-tors that influence it, among others size companies thatmeasured by asset total, profitability that measured byReturn On Asset (ROA), leverage that measured byDebt to Equity Ratio (DER), liquidity that measured byFinance to Deposit Ratio (FDR), board of comisionercomposition that measured by total of board ofcomisioner and country that made as dummy variable.Population in this research is all of sharia public bankin Indonesia. Sample determination by using purpo-sive sampling so got 31 research objects that analyzedby panel data regression with Ordinary Least Square(OLS) model. This research result shows that size com-panies, profitability, leverage, liquidity and board ofcomisioner composition are not influential towardssocial disclosure of sharia banking in Indonesia.

Keywords: size companies, profitability, leverage, li-quidity, board of comisioner composition

JEL classification: G21, G34

PENDAHULUAN

Saat ini orientasi perusahaan sudah mulai memasukkantujuan lain yaitu bagaimana membangun kesejahteraansosial di lingkungan perusahaan atau membangun

SOCIAL DISCLOSURE PERBANKAN SYARIAHDI INDONESIA DAN MALAYSIA

Irman FirmansyahE-mail: [email protected]

tanggungjawab sosial perusahaan. Selain padaperusahaan biasa, wacana tentang tanggungjawabsosial perusahaan (CSR) di kalangan perbankan jugasudah cukup berkembang. Kepedulian sosialperbankan mulai tampak nyata. Kendati belum optimal,upaya perbankan ini merupakan awal yang positif untukmemulai kegiatan yang lebih besar. Bahkan PemerintahIndonesia pun memberikan respon yang baik terhadappelaksanaan CSR dengan menganjurkan praktiktanggungjawab sosial sebagaimana dimuat dalamUndang-undang No. 40 tahun 2007 tentang PerseroanTerbatas Bab IV pasal 66 ayat 2b dan Bab V pasal 74.Kedua pasal tersebut menjelaskan bahwa laporantahunan perusahaan harus mencerminkantanggungjawab sosial. Bahkan perusahaan yangkegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitansumberdaya alam harus melaksanakan tanggungjawabsosial.

Konsep CSR juga terdapat dalam ajaran Islam.Lembaga yang menjalankan bisnisnya ber-dasarkansyariah pada hakekatnya mendasarkan pada filosofidasar Alqur’an dan Assunah, sehingga menjadikandasar bagi pelakunya dalam berinteraksi denganlingkungan dan sesamanya. Oleh karena itu, ikatanhubungan antara institusi dengan lingkungannyadalam konsep syariah akan lebih kuat ketimbang dalamkonsep konvensional. Hal ini didasarkan pada lembagabisnis syariah didasarkan pada dasar-dasar religius.Dusuki dan Dar (2005) menyatakan bahwa padaperbankan syariah, tang-gungjawab sosial sangatrelevan untuk dibicarakan mengingat beberapa faktoryaitu, perbankan syariah berlandaskan syariah yangberoperasi dengan landasan moral, etika, dan tanggung

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

164

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 163-172

jawabsosial dan adanya prinsip atas ketaatan padaperintah Allah dan khalifah.

Pemerintah di negara-negara berpopulasi muslimseperti Malaysia dan Indonesia serta institusi-institusiregulator internasional seperti Accounting and Audit-ing Organization for Islamic Financial Institutions(AAOIFI) secara terus menerus menyuarakan danmengupayakan adanya pengembangan dan adopsiformat pelaporan semacam laporan CSR untukdiformulasikan bagi lembaga-lembaga keuanganSyariah (Sharani, 2004; Yunus, 2004). Oleh karena itu,baik Indonesia maupun Malaysia berusaha untukmenyeragamkan format pelaporan CSR sesuai dengankaidah Islam melalui institusi AAOIFI.

Saat ini Islamic Social Reporting (ISR) sedangmarak diperbin-cangkan di dunia. Indeks ISRmerupakan tolak ukur pelak-sanakaan kinerja sosialperbankan syariah yang berisi kompilasi item-itemstandar CSR yang ditetapkan oleh Accounting andAuditing Organization for Islamic Financial Institu-tions (AAOIFI) yang kemudian dikembangkan lebihlanjut oleh para peneliti mengenai item-item CSR yangse-harusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam(Othman et al, 2009). Indeks ISR mengungkapkanmengenai hal-hal yang berkaitan dengan prinsip Islamseperti zakat, status kepatuhan syariah, dan transaksiyang sudah terbebas dari unsur riba dan gharar sertaaspek-aspek sosial seperti sodaqoh, waqof, qordulhasan, sampai dengan pengungkapan peribadahan dilingkungan perusahaan.

Mengingat industri perbankan syariah di duniatermasuk di Indonesia dan di Malaysia saat ini sedangtumbuh pesat, ditambah isu praktik dan pengungkapanCSR yang makin marak, maka penting dilakukanpenelitian mengenai praktik pengungkapan kinerjasosial pada bank syariah di Indonesia ditinjau dariperspektif yang sesuai dengan kaidah Islam yaitu Is-lamic Social Reporting Index (ISR).

Amalia (2005) dan Novita & Djakman (2008)menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruhpositif terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial,dan didukung oleh Reverte (2008) dan Branco &Rodriguez (2008), yaitu bahwa ukuran perusahaanberpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.Anggraini (2006) dan Rosmasita (2007) yang jugamenemukan bahwa financial leverage, ukuranperusahaan dan profitabilitas secara statistik tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawabsosial perusahaan.

Othman, et al (2009) menyatakan bahwa ukuranperusahaan, profitabilitas, dan komposisi dewankomisaris mempunyai pengaruh yang signifikanterhadap pengungkapan informasi sosial yang diukuroleh ISR dalam laporan tahunan perusahaan di Malay-sia. Penelitian Othman, et al (2009) didukung olehNurkhin (2009) menyatakan bahwa komposisi dewankomisaris independen, profitabilitas (ROE), dan ukuranperusahaan berpengaruh positif terhadappengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.Penelitian Almilia (2007), Badjuri (2011), dan Roziani(2009) menunjukkan bahwa rasio likuiditas mempunyaihubungan positif terhadap luas pengungkapan padalaporan sosial perusahaan.

Penelitian internasional telah banyak dilakukanmengenai faktor yang mempengaruhi pengungkapansosial perusahaan seperti ukuran perusahaan (Romlahet al., 2003; Hossain, 2008), profitabilitas (Janggu, 2004;Hossain, 2008); leverage (Othman et al, 2009), dankomposisi dewan komisaris (Ahmed et al., 2005;Hossain, 2008).

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Kinerja sosial perusahaan merupakan suatu konsepyang saat ini tengah populer. Kinerja sosial yang seringdisebut dengan istilah corporate social responsibil-ity (CSR) sampai saat ini belum memiliki batasan yangsepadan. Banyak ahli, praktisi, dan peneliti belummemiliki kesamaan dalam memberikan definisi.Mursitama (2011:23) mendefinisikan CSR sebagaiserangkaian tindakan perusahaan yang muncul untukmeningkatkan produk sosialnya, memperluas jangkauanmelebihi kepentingan ekonomi eksplisit perusahaandengan pertimbangan tidak disyaratkan oleh peraturanhukum.

Dalam akuntansi Islam juga dijelaskanbagaimana mengalokasikan sumber kekayaan yang adasecara adil sesuai syari’ah. Bukan hanya mencatattransaksi perusahaan saja (Harahap, 2003), namunakuntansi Islam juga harus ikut serta menegakkansyariat Islam di berbagai aspek. Hameed (2008)mengemukakan bahwa tujuan akuntansi Islam adalahuntuk mencapai al-falaah, yaitu kesejahteraan duniadan akhirat. Untuk dapat menciptakan keseimbangan

165

SOSIAL DISCLOSURE PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA......................................................................(Irman Firmansyah)

dalam masyarakat tersebut, maka pembuat kebijakanseharusnya mendorong perusahaan-perusahaan untukmengungkapkan seluruh informasi. Pengungkapantersebut setidaknya dilakukan secara sukarela untukmembantu masyarakat memenuhi kebutuhan spiritual(Haniffa, 2002). Salah satu informasi tersebut adalahmengenai pengungkapan informasi sosial.

Sejalan dengan semakin meningkatnyapelaksanaan CSR dalam konteks Islam, maka semakinmeningkat pula keinginan untuk membuat pelaporansosial yang bersifat syariah (Islamic Social Reportingatau ISR). Dalam konteks Islam, masyarakat mempunyaihak untuk mengetahui berbagai informasi mengenaiaktivitas organisasi. Hal ini dilakukan untuk melihatapakah perusahaan tetap melakukan kegiatannyasesuai syariah dan mencapai tujuan yang telahditetapkan. Hanya saja ketiadaan standar CSR secarasyariah menjadikan pelaporan CSR perusahaan syariahmenjadi tidak seragam dan standar.

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhipengungkapan kinerja sosial suatu perusahaan ataulembaga keuangan di antaranya ukuran perusahaan.Hubungan antara ukuran perusahaan denganpengungkapan sosial perusahaan telah ditunjukkandalam beberapa penelitian empiris. Teori legitimasimemiliki alasan tentang hubungan ukuran danpengungkapan. Perusahaan yang lebih besarmelakukan aktivitas yang lebih banyak sehinggamemiliki pengaruh yang lebih besar terhadapmasyarakat, memilik lebih banyak pemegang sahamyang punya perhatian terhadap program sosial yangdilakukan perusahaan, dan laporan tahunan merupakanalat yang efisien untuk mengkomunikasikan informasiini. Meskipun demikian, tidak semua penelitianmendukung hubungan ukuran perusahaan denganpengungkapan.

Penelitian yang mampu menemukan hubunganantara ukuran perusahaan dengan pengungkapan sosialperusahaan adalah Hasibuan (2001), dalam Sembiring(2005), Amalia (2005), Novita & Djakman (2008), Reverte(2008), dan Branco & Rodriguez (2008). Berdasarkanpaparan dan hasil penelitian tersebut, maka hipotesisyang diajukan adalah:H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan kinerja sosial perbankan syariah.Menurut Sembiring (2005), penelitian ilmiah

terhadap hubungan profitabilitas dan pengungkapan

tanggungjawab sosial perusahaan memperlihatkanhasil yang sangat beragam. Hasil penelitian yangmenunjukkan tidak adanya pengaruh antaraprofitabilitas terhadap pengungkapanpertanggungjawaban sosial adalah Anggraini (2006),Rosmasita (2007), dan Badjuri (2011), sedangkan yangmenunjukkan adanya pengaruh profitabilitas terhadappengungkapan tanggungjawab sosial yaitu Othman,et al (2009), Nurkhin (2009), dan Zaenuddin (2007).Berdasarkan paparan tersebut, maka hipotesispenelitian adalah:H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap

pengungkapan kinerja sosial perbankan syariah.Menurut Makmun (2002) leverage keuangan

adalah perbandingan antara dana-dana yang dipakaiuntuk membiayai perusahaan atau perbandingan antaradana yang diperoleh dari ekstern perusahaan (darikreditur-kreditur) dengan dana yang disediakan pemilikperusahaan. Rasio leverage menggambarkan sampaisejauh mana aktiva suatu perusahaan dibiayai olehhutang. Suatu perusahaan dengan rasio leverage yangtinggi menunjukkan bahwa perusahaan banyak dibiayaioleh investor atau kreditur luar. Semakin tinggi rasioleverage berarti semakin besar pula proporsipendanaan perusahaan yang dibiayai dari hutang.Penelitian Sembiring (2005) dan Angraeni (2006) tidakmenemukan hubungan signifikan antara leveragedengan pengungkapan informasi sosial. Berbedadengan Almilia (2007) dan Othman et al (2009) yangmenemukan adanya pengaruh leverage terhadappengungkapan pertanggung jawaban sosialperusahaan. Berdasarkan paparan tersebut, makahipotesis penelitian ini adalah:H3:Leverage berpengaruh negatif terhadap

pengungkapan kinerja sosial perbankan syariah.Almilia dan Herdaningtyas (2005), menyebutkan

LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bankdengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlahdana. Loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasioyang menunjukkan kemampuan suatu bank dalammenyediakan dana kepada debiturnya dengan modalyang dapat dikumpulkan dari masyarakat. LDRmerupakan rasio yang mengukur kemampuan bankuntuk memenuhi kewajiban keuangan yang harussegera dipenuhi. Kewajiban tersebut berupa call moneyyang harus dipenuhi pada saat adanya kewajiban kliringyang pemenuhannya dilakukan dari aktiva lancar yang

166

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 163-172

dimiliki perusahaan (Sudarini, 2005). Dalam perbankansyariah tidak dikenal istilah kredit namun pembiayaan,sehingga modifikasi rumus tersebut untuk bank syariahmenjadi:

Jumlah Pembiayaan yang disalurkanFDR = ——————————————— x 100%

Total Deposit

Penelitian tentang hubungan antara rasiolikuiditas dengan luas pengungkapan telahdikemukakan oleh Badjuri (2011) dan Roziani (2009).Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasiolikuiditas mempunyai hubungan positif dengan luaspengungkapan. Namun Almilia & Retrinasari (2007)menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruhterhadap kelengkapan pengungkapan sukarela.Kondisi perusahaan yang sehat, yang antara lainditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang tinggi,berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas.Hal tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwaperusahaan yang secara keuangan kuat akancenderung untuk mengungkapkan lebih banyakinformasi karena ingin menunjukkan kepada pihakekstern bahwa perusahaan tersebut kredibel.Berdasarkan paparan tesebut, maka hipotesis penelitianini adalah:H4: Likuiditas berpengaruh positif terhadap

pengungkapan kinerja sosial perbankan syariah.Ukuran dewan komisaris adalah jumlah anggota

dewan komisaris. Berkaitan dengan ukuran dewankomisaris, Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakinbesar jumlah anggota dewan komisaris, maka semakinmudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yangdilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan denganpengungkapan tanggungjawab sosial, maka tekananterhadap manajemen juga akan semakin besar untukmengungkapkannya. Berdasarkan teori agensi, dewankomisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalianintern tertinggi, yang bertanggungjawab untukmemonitor tindakan manajemen puncak. Dikaitkandengan pengungkapan informasi oleh perusahaan,kebanyakan penelitian menunjukkan adanya hubunganpositif antara berbagai karakteristik dewan komisarisdengan tingkat pengungkapan informasi olehperusahaan. Hasil penelitian tersebut didukung olehFitriani (2011). Namun, berbeda dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Nofandrilla (2008) yangmenyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidakberpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawabsosial perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut,maka hipotesis penelitian ini adalah:H5: Komposisi Dewan Komisaris berpengaruh positif

terhadap pengungkapan kinerja sosial perbankansyariah.

Saat ini belum banyak penelitian yangmembandingkan praktik pengungkapan kinerja sosialperbankan syariah antara di Indonesia dan Malaysiayang diukur dengan ISR. Namun perbedaan negaradapat menunjukkan perbedaan karakteristikpengungkapan. Hal ini dapat disebabkan perbedaanstandar akuntansi, perbedaan sistem ekonomi,perbedaan badan pengawas, dan lainnya. Namunpengungkapan kinerja sosial yang diukur dengan ISRyang diambil dari AAOIFI diharapkan berlaku di seluruhnegara yang mempunyai perbankan syariah sehinggasemua negara mempunyai penilaian standar yang samamengenai pengungkapan kinerja sosial syariah.Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesispenelitian ini adalah:H6: Negara tidak berpengaruh terhadap pengung-

kapan kinerja sosial perbankan syariahPenelitian ini menggunakan populasi seluruh

bank umum syariah di Indonesia dari tahun 2004 sampaidengan tahun 2011. Menurut data yang diperoleh, padatahun 2011 Bank Umum Syariah di Indonesia sebanyak11 bank. Berdasarkan keseluruhan populasi tersebutdigunakan metode purposive sampling untuk memilihsampel yang digunakan dalam penelitian ini. Kriteriasampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1)Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia dan Ma-laysia dan 2) telah mempublikasikan Laporan Tahunanselama kurun waktu tahun 2004-2011 atau disesuaikanketersediaan pada website masing-masing bank padamasa periode tersebut.

Metode pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaituproses pengumpulan data yang diperoleh dari laporantahunan bank syariah yang menjadi sampel penelitianini yang disediakan oleh masing-masing bank syariahmelalui media website. Untuk mengukur variabel ISR,hasil pendokumentasian data lalu digunakan metodecontent analysis dengan menilai angka 1 pada setiappengungkapan dari total pengungkapan yang

167

SOSIAL DISCLOSURE PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA......................................................................(Irman Firmansyah)

seharusnya sehingga akan menjadi indeks.Variabel pada penelitian ini adalah variabel

independen yang terdiri dari ukuran perusahaan,profitabilitas, leverage, likuiditas, dan komposisi dewankomisaris, serta 1 variabel negara yang digunakansebagai variabel dummy. Variabel dependen adalahpengungkapan kinerja sosial yang diproksi oleh IslamicSocial Reporting (ISR). Pengukuran ISR mengacu padapenelitian Othman & Thani (2010) yang menggunakancontent analysis dalam mengukur variety dari ISR.Content analysis adalah salah satu metode pengukuranISR yang sudah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Pendekatan ini pada dasarnyamenggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap itemISR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jikadiungkapkan dan nilai 0 jika tidak diungkapkan.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresiOrdinary Least Square (OLS). Hal ini disebabkanketerbatasan data observasi sehingga asumsimengabaikan dimensi ruang dan waktu. Dalammelakukan analisis uji hipotesis, prosedur yangdilakukan dibantu dengan menggunakan programkomputer yaitu SPSS Ver. 16,0 for Window. Berikutadalah model dasar Ordinary Least Square (OLS) :

Y = a + β1SIZE

it + β

2ROA

it + β

3 DER

it + β

4FDR

it +

β5KOM

it+ β

6NEG

it+ e

HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan analisis hipotesis, maka langkahpertama adalah melakukan uji kulaitas data yang terdiridari uji multikolinieritas, uji autokorelasi, ujiheteroskedastisitas dan uji normalitas. Pada Tabel 1tampak nilai VIF masing-masing variabel independenyang berada di sekitar angka 1 (kurang dari angka 10).Nilai tolerance (TOL) yang diperoleh menunjukkan nilailebih besar dari 0,10. Berdasarkan hasil tersebut dapatdiketahui bahwa dalam model regresi terbebas darimultikolonieiritas antarvariabel independen.

Tabel 1Uji Multikolinieritas

Collinearity StatisticsModel Tolerance VIF

1 SIZE .549 1.823ROA .753 1.328DER .365 2.737FDR .657 1.522KOMISARIS .484 2.067

Sumber: Output SPSS. Data diolah.

Berdasarkan Tabel 2 nilai Durbin Watson (DW)sebesar 1,512. Berdasarkan tabel Durbin Watson (DW)dengan k=5 dan n=64 maka nilai dL=1,438 dan dU=1,767,maka 4-dU= 2,233 dan 4-dL= 2,562. Oleh karena itu,nilai DW berada di antara dL dan dU sehingga tidakmempunyai simpulan. Oleh karena data observasipenelitian dengan data panel dan masing-masingmempunyai periode yang berbeda maka dapat ditariksimpulan tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 2Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1.512

Sumber: Output SPSS. Data diolah.

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilaisig. semua variabel independen lebih dari besar daripada0,05. Artinya, tidak terjadi gejala heteroskedastisitaspada model regresi dalam penelitian ini.

Tabel 3Uji Glejser

Model T Sig.

.711SIZE -.109 .914ROA .250 .804DER -.438 .663FDR 1.114 .270KOMISARIS .686 .495Negara .154 .878

Sumber: Output SPSS. Data diolah.

168

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 163-172

Model regresi yang baik adalah yangberdistribusi normal atau mendekati normal. Pengujiandistribusi normal dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal.Hasiluji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4Uji Normalitas

Standarized Residual

N 64ParameterNormal Rata-Rata .0000000

Std. Deviasi .95118973Most Extreme Mutlak .065Differences Positif .065

Negatif -.063Kolmogorov-Smirnov Z .519Asymp. Sig. (2-tailed) .951

Sumber: Output SPSS. Data diolah.

Berdasarkan output pada Tabel 4, dapat dilihatbahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) yaitu 0,951. Nilai inilebih besar dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa datadinyatakan berdistribusi normal dan dikatakan bahwamodel regresi memenuhi asumsi normalitas sehinggalayak untuk digunakan untuk analisis. Setelahpengujian asumsi klasik selesai dan dinyatakan bahwakualitas data adalah baik, maka selanjutnya dilakukanpengujian Simultan (uji F).

Tabel 5Hasil Perhitungan Uji F

Model F Sig.

1 Regresi 9.928 .000a

ResiduTotal

Sumber: Output SPSS. Data diolah.

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh hasil bahwasecara simultan variabel independen mempunyaikemampuan dalam mempengaruhi variabel dependensecara signifikan. Hasil ini ditunjukkan dengan nilaisignifkansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari batas nilaisignifkansi (á = 0,05), maka dalam rangka untukmenjelaskan pengungkapan kinerja sosial maka semuavariabel independen dapat digunakan secara bersama-sama. Selanjutnya untuk pengujian hipotesis pertamasampai pengujian hipotesis keenam dilakukan denganmenggunakan uji t. Berdasarkan hasil pengujian denganmenggunakan alat analisis regresi data panel diperolehhasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 6 diperolehnilai signifikansi variabel ukuran perusahaan yaitusebesar 0,000 dengan koefisien positif. Ukuranperusahaan berpengaruh positif terhadappengungkapan kinerja sosial perbankan syariah.Dengan demikian, hipotesis pertama dapat diterima.Variabel kedua yaitu profitabilitas mempunyai nilaisignifikansi sebesar 0,820, maka profitabilitas tidak

Tabel 6Hasil Perhitungan Uji t

Unstandardized StandardizedModel Coefficients Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Konstan) -.866 .219 -3.947 .000SIZE .044 .011 1.016 3.934 .000ROA .003 .014 .024 .229 .820DER -8.864E-5 .000 -.391 -2.084 .042FDR .001 .001 .169 1.473 .146KOMISARIS .033 .010 .503 3.192 .002Negara -.198 .114 -.657 -1.735 .088

Sumber: Output SPSS. Data diolah.

169

SOSIAL DISCLOSURE PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA......................................................................(Irman Firmansyah)

berpengaruh terhadap pengungkapan kinerja sosialperbankan syariah. Dengan demikian, hipotesis keduatidak dapat diterima. Variabel ketiga yaitu leveragedengan signifikansi yaitu sebesar 0,042 dan nilaikoefisien negatif, maka leverage berpengaruh positifterhadap pengungkapan kinerja sosial perbankansyariah. Dengan demikian, hipotesis ketiga kembaliditerima. Variabel keempat yaitu likuiditas dengansignifikansi yaitu sebesar 0,146, maka likuiditas tidakberpengaruh terhadap pengungkapan kinerja sosialperbankan syariah. Dengan demikian, hipotesiskeempat tidak dapat diterima. Variabel kelima yaitukomposisi dewan komisaris dengan nilai signifikansisebesar 0,002 dan koefisien positif, maka komposisidewan komisaris berpengaruh positif terhadappengungkapan kinerja sosial perbankan syariah.Dengan demikian, hipotesis kelima dapat diterima.Variabel keenam yaitu negara sebagai variabel dummydengan nilai signifikansi yaitu sebesar 0,088. Dengandemikian, negara tidak berpengaruh terhadappengungkapan kinerja sosial perbankan syariah,sehingga hipotesis keenam dapat diterima.

PEMBAHASAN

Seperti pernyataan Sembiring (2005) yang menyatakanbahwa secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepasdari tekanan dan perusahaan yang lebih besar denganaktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besarterhadap masyarakat mungkin akan memiliki pegangansaham yang memperhatikan program sosial yang dibuatperusahaan sehingga pengungkapan tanggungjawabsosial perusahaan akan semakin luas. Berdasarkan sisitenaga kerja, semakin banyaknya jumlah tenaga kerjadalam suatu perusahaan, maka tekanan pada pihakmanajemen untuk memperhatikan kepentingan tenagakerja akan semakin besar. Program berkaitan dengantenaga kerja sebagai bagian dari tanggungjawab sosialperusahaan akan semakin banyak dilakukanperusahaan. Hal ini berarti program tanggungjawabsosial perusahaan juga semakin banyak dan akandiungkapkan dalam laporan tahunan. Hasil penelitianini sesuai dengan penelitian Hasibuan (2001), Amalia(2005), Novita & Djakman (2008), Reverte (2008), danBranco & Rodriguez (2008).

Selanjutnya jika bank syariah mempunyaistruktur modal yang didanai dari utang yang nilainya

besar maka bank syariah mengungkapkan kinerjasosialnya lebih kecil. Hal ini dapat disebabkan untukmenghindari sorotan dari publik dan mengurangi danasosial serta pengungkapannya. Selain itu, bank syariahingin menghindari risiko yang besar dalam penggunaansumber dana yang berasal dari utang sehingga banksyariah lebih memilih alokasi sumber dana kepadaaktivitas utama dari pada aspek lain (sosial). Olehkarena itu, hasil penelitian ini membuktikan bahwa le-verage berpengaruh negatif terhadap pengungkapankinerja sosial.

Hasil analisis selanjutnya yaitu besar kecilnyalikuiditas tidak lantas memberikan dampak terhadapbesar kecilnya pengungkaan kinerja sosial pada banksyariah. Hal ini menandakan bahwa pengungkapankinerja sosial pada bank syariah telah menjadi suatukewajiban baik dalam kondisi likuiditas tinggi maupunrendah. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitianAlmilia & Retrinasari (2007) bahwa rasio likuiditas tidakmempunyai pengaruh yang signifikan terhadapvariabel kelengkapan pengungkapan sukarela.

Hasil analisis variabel komposisi dewankomisaris menunjukkan bahwa dewan komisaris yangdimiliki oleh bank syariah dapat menjalankan peran danfungsinya dengan baik dan memberikan dampak positifyaitu dapat memberikan kontrol dan monitoring bagimanajemen dalam operasional bank syariah, termasukdalam pelaksanaan danpengungakapan aktivitas kinerjasosial. Dewan komisaris memberikan tekanan kepadamanajemen untuk melaksanakan aktivitas danpengungkapan CSR dengan baik. Hasil penelitian inimendukung teori legitimasi yang menyatakan bahwakomposisi dewan komisaris memberikan pengaruhterhadap pengungkapan tanggungjawab sosialperusahaan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitianArifin (2002), Sembiring (2005), dan Fitriani (2011).

Hasil pengujian statistik membuktikan bahwatidak terdapat perbedaan pengungkapan ISR antara diIndonesia dengan di Malaysia. Artinya, perbedaannegara antara Indonesia dan Malaysia tidakmemberikan dampak yang signifikan terhadapkarakteristik pengungkapan ISR. Perbedaan standarakuntansi, dewan pengawas syariah, pemerintahan, danperbedaan-perbedaan lainnya tidak mengganggupengungkapan kinerja sosial. Hal ini disebabkan poin-poin pengungkapan ISR sebagai kompilasipengungkapan CSR yang diambil dari AAOIFI yang

170

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 163-172

berlaku di setiap negara yang menjalankan akuntansisyariah dan menjadi acuan dalam pengungkapan kinerjasosial syariah.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkanbahwa ukuran perusahaan dan komposisi dewankomisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapankinerja sosial perbankan syariah, leverage berpengaruhnegatif terhadap pengungkapan kinerja sosialperbankan syariah, profitabilitas dan likuiditas tidakberpengaruh terhadap pengungkapan kinerja sosialperbankan syariah. Negara yang dibuat sebagai vriabeldummy secara statistik membuktikan bahwa perbedaannegara tidak berpengaruh terhadap pengungkapankinerja sosial perbankan syariah di Indonesia dan Ma-laysia.

Saran

Pada penelitian ini banyak terdapat keterbatasanpenelitian, di antaranya: 1) hanya menggunakanindikator variabel independennya ukuran perusahaan,profitabilitas, leverage, likuiditas dan komposisi dewankomisaris, sehingga perlu ditambah lagi variabel lainyang dapat menjelaskan pengungkapan kinerja sosialagar hasil penelitian dapat lebih baik; 2) observasi datapenelitian hanya menggunakan media websitesehingga jumlah sampel yang dapat diakses terbatassehingga dapat diperbanyak dengan mengambil dataprimer; 3) penelitian hanya dilakukan di dua negarayaitu Indonesia dan Malaysia sedangkan masih banyaknegara lain yang mempunyai bank syariah, sehinggaperlu ditambah negara-negara lain atau penelitiaanlingkup wilayah/regional negara seperti ASEAN, ASIA,bahkan di dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, K., Hossain, M. & Adams, B., 2005, “The Ef-fects of Board Composition and Board Size onThe Informativeness of Annual Accounting

Earnings”. Online Journal.

Almilia, Luciana Spica & Herdaningtyas, 2005,“Analisis Rasio CAMEL terhadap PrediksiKondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan2000-2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,7(2).

Almilia, Luciana Spica & Ikka Retrinasari, 2007,“Analisis Pengaruh Karakteristik PerusahaanTerhadap Kelengkapan Pengungkapan DalamLaporan Tahunan Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar Di BEJ”. Procedding SeminarNasional. Inovasi dalam MenghadapiPerubahan Lingkungan Bisnis. FE Universi-tas Trisakti.

Amalia, Dessy, 2005, “Faktor-Faktor yangMempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela(Voluntary Disclosure) pada LaporanKeuangan Tahunan Perusahaan”, JurnalAkuntansi dan Pemerintahan, 1(2).

Anggraini, Fr. Reni Retno, 2006, “PengungkapanInformasi Sosial dan Faktor-faktor yangMempengaruhi Pengungkapan informasi Sosialdalam Laporan Keuangan Tahunan (StudiEmpiris pada Perusahaan-perusahaan yangterdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, MakalahSimposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Arifin, Sabeni, 2002, “An Empyrical Analysis of TheRelation Between The Board of Director’s Com-position an the level of Voluntary Disclosure”,Prooceedings For The Fifth Indonesian Con-ference On Accounting, 5:46-57.

Badjuri, Achmad, 2011, “Faktor-faktor Fundamental,Mekanisme Coorporate Governance,Pengungkapan Coorporate Social Responsibil-ity (CSR) Perusahaan Manufaktur dan SumberDaya Alam di Indonesia”. Dinamika Keuangandan Perbankan, 3(1): 38-54.

Branco, M.C. & Rodrigues, L.L., 2008, “Communica-tion of corporate social responsibility by Por-tuguese banks; a legitimacy theory perspec-

171

SOSIAL DISCLOSURE PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA......................................................................(Irman Firmansyah)

tive”. Corporate Communications: An Inter-national Journal, 11(3): 232-248.

Dusuki, A.W.,& Dar, H., 2005, “Stakeholders Percep-tions of Corporate Social Responsibility of Is-lamic Banks: Evidence From MalaysianEconomy”, International Conference on Is-lamic Economics and Finance.

Fitriani, 2011, Pengaruh Size, Ukuran DewanKomisaris dan Leverage Terhadap LuasPegungkapan Sukarela pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BEI, Tesis, Uni-versitas Negeri Semarang.

Hameed, et.al., 2008, Alternative Disclosure and Per-formance Measures for Islamic Banks.Departement of Accounting. Kulliyah of Eco-nomics and Management Science IIUM.

Haniffa, R.M., 2002, “Social Reporting Disclosure-AnIslamic Perspective”, Indonesian Management& Account-ing Research, 1(2):128-146.

Harahap, S.S., 2003, “Akuntansi Sosial ekonomi danAkuntansi Islam”, Media Riset Akuntansi, Au-diting dan Informasi, 3(1):56-75.

-----Hasibuan, Muhammad Rizal, 2001, “Pengaruh

Karakteristik Perusahaan TerhadapPengungkapan Sosial (Social Disclosure) DalamLaporan Tahunan Emiten di BEJ dan BES, Tesis,Magister Akuntansi UNDIP (Tidakdipublikasikan).

Hossain, Mohammed, 2008, “The Extent of Disclosurein Annual Reports of Banking Companies: TheCase of India”, European Journal of ScientificResearch, 23(4): 659-680.

Janggu, T., 2004, “Corporate Social Disclosure of Con-struction Companies in Malaysia”, Thesis,Universiti Teknologi MARA.

Makmun, 2002, “Efisiensi Kinerja Asuransi Pemerintah.Kajian Ekonomi dan Keuangan”, 6(1): 81-98.

Mursitama, Tirta, dkk., 2011, Corporate Social Respon-sibility di Indonesia (Teori dan Implementasi),Institute for Development of Economic and Fi-nance (INDEF)

Novita dan Chaerul D. Djakman, 2008, “PengaruhStruktur Kepemilikan terhadap LuasPengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSRDisclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan;Studi Empiris pada Perusahaan Publik yangTercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006”,Makalah Simposium Nasional Akuntansi XI,Pontianak, 22-25 Juli 2008

Nurkhin, Ahmad, 2009, “Corporate Governance danProfitabilitas: Pengaruhnya TerhadapPengungkapan Tanggung Jawab SosialPerusahaan (Studi Empiris Pada PerusahaanYang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”, Tesis,Universitas Diponegoro.

Othman, R., A. Md. Thani, E.K. Ghani, 2009, “Determi-nants of Islamic Social Reporting Among TopShari-ah-Approved Companies in Bursa Malay-sia”, Research Journal of International Stud-ies, 12.

Othman, Rohana & Thani, Azlan Md., 2010, “IslamicSocial Reporting Of Listed Companies In Ma-laysia”, International Business & EconomicsResearch Journal, 9(9): 135-144.

Reverte, Carmelo, 2008, “Determinants of CorporateSocial Responsibility Disclosure Ratings bySpanish Listed Firms”, Journal of Business Eth-ics.

Romlah, J., Takiah, M.I. and Jusoh, M., 2003, An Inves-tigation of Environmental Disclosure in Ma-laysia. Universiti Kebangsaan Malaysia.

Rosmasita, Hardhina, 2007, Faktor-Faktor yangmempengaruhi Pengungkapan Sosial (SocialDisclosure) dalam Laporan KeuanganTahunan Perusahaan Manufaktur di Bursaefek Jakarta. Prodi Akuntansi Universitas Is-lam Indonesia.

172

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 163-172

Roziani, Erna Agustin, 2009, “Analisis Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Tingkat PengungkapanSosial Dalam Laporan Tahunan BankKonvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia”,Skripsi. Prodi Akuntansi Islam STEI Tazkia.

Sembiring, Eddy R., 2005, “Karakteristik Perusahaandan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial:Study Empiris pada Perusahaan yang Terdaftardi Bursa Efek Jakarta”, Makalah SimposiumNasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 Septem-ber.

Sharani, U.M., 2004, “Corporate social responsibilityunderlines values propagated by Islam”,Bernama, Kuala Lumpur, June 21, p. 1.

Sudarini, Sinta, 2005, “Penggunaan Rasio KeuanganDalam Memprediksi Laba Masa Yang AkanDatang”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen,16(3):195-207.

Yunus, K., 2004, “Investment in Islamic Funds Soars”,Business Times, Kuala Lumpur, June 23, p. 2.

Zaenuddin, Achmad, 2007, “Faktor-faktor yangberpengaruh terhadap praktek pengungkapansosial dan lingkungan pada perusahaanmanufaktur go publik”, Tesis, Magister SainsAkuntansi, Universitas Diponegoro.

173

ANALISIS FAKTOR KELEMBAGAAN BERBASIS KEUNGGULAN........................................... (Agus Arifin dan Rakhmat Priyono)

Vol. 7, No. 3 November 2013Hal. 173-179

ABSTRACT

The aims of this study are to analyze fundamental fac-tors (endowments and social capitals), institutionalfactors (managerial and technical skills and social capi-tals), and business environment (conduct and externalcondition) on creative industry of hair production inKarangbanjar, Purbalingga. This study used primaryand secondary data. The primary one was collected bysurvey method from respondents (owners/entrepre-neurs of hair production industry) and the secondaryone was taken from government institutions that sup-ply industrial data. The analysis method used in thisstudy were SWOT analysis for identifying fundamen-tal factors, the five competitive forces model Porter foranalyzing institutional factors, and SCP approach foranalyzing business environment. The result of thisstudy shows that: 1) creative industry of hair produc-tion has strong fundamental factors, 2) high competi-tiveness among them, 3) scarce material and large capi-tal are crucial problems, 4) Building the model of insti-tutional strengthen is supported by fundamental fac-tors and business environment, that execute throughtrainings: entrepreneur training, motivation training,cooperative training, and website training.

Keywords: institutional, social capital, hair produc-tion, competitive advantage, entrepreneur

JEL classification: J24, L26, M31

ANALISIS FAKTOR KELEMBAGAAN BERBASISKEUNGGULAN KOMPETITIF PADA INDUSTRI KREATIF

KERAJINAN RAMBUT PURBALINGGA

Agus Arifin dan Rakhmat PriyonoE-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Small and Medium Enterprises (SMEs) memilikiperanan penting dalam perekonomian suatu negara(Kyaw, 2008; Radam, 2008; Sari, 2008; Bowen et al.,2009; Agyapong, 2010, dan Ardic et al., 2011). SMEsmemberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor(Aranoff et al., 2010) dan sebagai penyedia input bagiusaha yang berskala besar melalui subkotrak (Musnidardan Tambunan, 2007) di negara-negara maju,sedangkan di negara-negara yang sedang berkembang,peranan UKM lebih terokus pada pengentasanpermasalahan ekonomi dan sosial, seperti kemiskinan,pengangguran, dan pemerataan pendapatan (Kyaw,2008 dan Agyapong, 2010).

Kabupaten Purbalingga mempunyai industrikreatif yang menghasilkan produk khas dan unggulan,yaitu kerajinan rambut. Industri kreatif ini mampumenyerap puluhan ribu tenaga kerja dan mengurangiangka pengangguran (Arifin, 2011). Di samping itu,berdasarkan ukuran Kebutuhan Hidup Layak (KHL),82,5 persen perajin rambut sudah dapat hidup layak(Arifin, 2011). Dengan demikian, industri kreatif inicukup menjanjikan kesejahteraan bagi masyarakat.Akan tetapi, berbagai kendala juga dihadapi oleh paraperajin, sebagaimana dihadapi pula oleh pelaku usahakecil lain, seperti ketersediaan bahan baku, permodalan,dan pemasaran (Arifin, 2008; Ihua, 2009; dan Bowen etal., 2009). Kendala pemasaran dikarenakan minimnyajaringan usaha dan belum optimalnya terobosan strategipemasaran menggunakan Information Technology

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

174

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 173-179

(IT). Di samping itu, rendahnya manajemen dan kualitassumber daya manusia juga menjadi kendala yang krusial(Sari, 2008; Bowen et al., 2009; Kushwaha, 2011; danPopescu, 2011).

Bertolak dari kekuatan dan kendala tersebut,maka penting untuk dilakukan penelitian tentangpenguatan faktor-faktor kelembagaan. Penguatan inimeliputi penguatan modal sosial dan penguatanketerampilan manajerial dan teknis. Modal sosialmeliputi budaya kerja, etos kerja, sikap kerja, nilai kerja,karakterteristik pekerja, masyarakat, dan lingkungan,hubungan interpersonal, serta berbagai softskill.Keterampilan manajerial dan teknis mencakupkemampuan kewirausahaan, kemampuan teknisproduksi dan pemasaran, penguasaan informationtechnology, serta jaringan usaha.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Arifin (2007) menyimpulkan bahwa indusri kerajinanrambut di Desa Karangbanjar Purbalingga memilikikonsentrasi yang rendah dan hambatan masuk yangkecil yang cenderung ke pasar persaingan sempurna.Pada penelitian lanjutan dengan pendekatan RevealedComparative Advantage (RCA), Arifin (2008)menyimpulkan bahwa produk kerajinan rambutPurbalingga ini memiliki keunggulan komparatifdaripada kabupaten lain (Karanganyar, Demak, Brebes,dan Sragen) yang menghasilkan output sejenis. Sejalandengan penelitian ini, Sari, dkk. (2008) meneliti faktor-faktor yang memengaruhi SMEs di Indonesia denganvariabel modal sosial dan kewirausahaan danmenyimpulkan bahwa dukungan pendanaan tidakbermanfaat bagi SMEs tanpa adanya semangatkewirausahaan. Bowen et al.(2009) menyatakan bahwaSMEs dihadapkan pada tantangan-tantangan sepertikompetisi di antara SMEs dan dengan perusahaanbesar, kurangnya akses kredit, murahnya barang impor,dan beratnya beban utang. Pendidikan dan pelatihanberkorelasi positif terhadap kesuksesan bisnis. Hasilpenelitian ini didukung oleh penelitian Ihua (2009) yangmeneliti faktor kunci kegagalan SMEs di United King-dom (UK) dan Nigeria, yaitu bencana dan krisis,persaingan pasar yang ketat, infrastruktur yang tidakmemadai, dukungan sosial yang rendah, pajak yangbermacam-macam dan tarif tinggi, penerapan akuntansidan pembukuan yang buruk, manajemen yang buruk,

pemasaran dan penjualan yang lemah, kondisi ekonomiyang buruk, perencanaan yang tidak matang dan tidaktepat, serta masalah finansial/pendanaan. Faktor krusialpenyebab kegagalan SMEs di UK adalah manajemenyang buruk dan di Nigeria adalah kondisi ekonomi yangburuk dan infrastruktur yang tidak memadai.

Berkaitan dengan strategi pemasaranKushwaha (2011) dan Jahanshahi et al. (2011) menelitiperlunya penggunaan internet sebagai mediapemasaran bagi SMEs. Penggunaan internet untukbisnis SMEs hendaknya disesuaikan dengankekhususan bisnis, tipe, serta karakteristik alamiah bisnispada SMEs yang bersangkutan sehingga penggunaaninternet dapat dipertahankan pada biaya akses yangmurah. Namun demikian, terdapat pula kendala yangdihadapi yaitu masalah teknis dan ekonomis termasukinfrastruktur yang berkaitan dengan keamanan danketerbatasan kemampuan akses. Kushwaha (2011)menyarankan bahwa SMEs dapat membangunperangkat ICT, mengidentifikasi kebutuhan ICT, danmengalokasikan sumberdaya untuk memperolehkeunggulan kompetitif. Sementara itu, Jahanshahi etal. (2011) menyimpulkan bahwa aplikasi e-commerceyang meliputi 5 kategori, yaitu electronic advertising,payment system, marketing, customer support service,dan order and delivery berpengaruh positif dansignifikan terhadap kinerja operasional pada SMEs diIndia. Hal ini dikuatkan oleh Farinda et al. (2009) yangmenekankan pentingnya membangun jaringan sosialsebagai nilai tambah pada lingkungan bisnis danmenjadi faktor kesuksesan utama kinerja SMEs di Ma-laysia. Jaringan sosial dibangun pada saat adanyasaling interaksi di antara pelaku bisnis yaitu dengantukar menukar pengalaman yang berharga di antarapelaku bisnis. Kinerja SMEs juga ditentukan olehmanajemen kualitas, sesuai temuan Fening et al. (2008)yang menginvestigasi hubungan antara manajemenkualitas dan kinerja SMEs di Ghana denganmenggunakan seperangkat variabel quality manage-ment practices yaitu kepemimpinan, rencana strategis,SDM, kefokusan pada pelanggan, informasi dan analisisdata, manajemen proses, kualitas dan operasional, sertamenerapkan 5 indikator kinerja SME, yaitu profitabil-ity, customer satisfaction, sales growth, employeemorale, dan market share.

Mengacu pada berbagai penelitian tersebut,temuan-temuan yang relevan diterapkan pada penelitian

175

ANALISIS FAKTOR KELEMBAGAAN BERBASIS KEUNGGULAN........................................... (Agus Arifin dan Rakhmat Priyono)

industri kreatif kerajinan rambut ini. Penelitian ini adalahpendalaman dan pengembangan dari penelitiansebelumnya tentang produk kerajinan rambut olehArifin (2008 dan 2011). Penelitian ini membentuk modelpenguatan kelembagaan pada industri kreatif kerajinanrambut sebagai penelitian unggulan tahun pertama dari2 tahun yang direncanakan.

Data yang diperlukan adalah data primer yangdiambil dari para perajin rambut melalui kuesioner danwawancara, dan data sekunder dari instansi/dinasterkait. Metode pengambilan sampel yang digunakanadalah simple random sampling dengan menggunakanrumus Slovin, diperoleh 68 sampel dari 204 populasiunit usaha kerajinan rambut di Desa Karangbanjar.Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dankuantitatif yang disajikan dalam bentuk deskriptif,eksploratif, teoritis-matematis, dan praktis-analitis.Metode analisis data dijelaskan pada tahapan-tahapanpenelitian, yaitu identifikasi kemampuan fundamentalusaha, identifikasi dan analisis faktor-faktorkelembagaan, analisis kondisi lingkungan bisnis, danpembentukan model penguatan kelembagaan berbasiskeunggulan kompetitif.

Model ini akan terbentuk jika seluruh tahapantersebut dilakukan. Model yang terbangun disajikan

pada Gambar 1. Faktor kunci keberhasilan usaha adalahfaktor kelembagaan. Kekuatan fakor kelembagaansangat tergantung pada kemampuan fundamental yangkuat dan lingkungan bisnis yang mendukung. Olehkarena itu, penguatan faktor kelembagaan menjadi halpaling penting dilakukan oleh pelaku usaha kerajinanrambut. Ciri keunggulan kompetitif adalah tidak hanyamengandalkan pada kekuatan endowments saja, tetapijuga kemampuan mengalahkan para kompetitor denganmenawarkan kepada konsumen nilai yang lebih besar,dalam pengertian harga lebih rendah atau benefit lebihbesar dan layanan yang baik. Dengan mengacu padathe five competitive forces model yang dikembangkanPorter, kekuatan persaingan usaha ini dapat diukursehingga dapat diketahui posisi tawar industri kerajinanrambut ini di antara para kompetitornya berdasarkanmarket power dan market share.

HASIL PENELITIAN

Analisis pertama pada kemampuan fundamental usaha(modal sosial dan keterampilan manajerial dan teknis)diidentifikasi dengan analisis SWOT. Strategi Strength-Opportunities (SO) yang menggunakan kekuatan untukmemanfaatkan peluang antara lain memanfaatkan

Gambar 1Model Penguatan Kelembagaan Berbasis Keunggulan Kompetitif

The Five CompetitiveForces Model Porter

IT and NetworkingStrategies

Hardskill andSoftskill Strategies

Kinerja:Productivity, Provitability, dan

Efficiency, Competitiveness

Faktor Kelembagaan:Managerial and Technical Skills

dan Social Capitals

Kemampuan Fundamental: endowments dan social capitals

SWOT Analysis Matrix

Lingkungan Bisnis:Conduct dan External Condition

SCP Analysis : Conduct

financialsupport

financialsupport

176

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 173-179

motivasi tinggi dan budaya kerja tenaga kerja untukmeningkatkan produktivitas dan penyerapan tenagakerja, meningkatkan pertumbuhan produksi denganmemanfaatkan dukungan lembaga keuangan sertaakses kredit murah, dan memanfaatkan dukunganpemerintah daerah untuk membantu mempromosikanproduk. Sementara itu, strategi Weaknesses-Opportu-nities (WO) yang meminimalkan kelemahan denganmemanfaatkan peluang yaitu memanfaatkan dukunganpemerintah, perguruan tinggi, dan tenaga kerja mudabermotivasi tinggi, untuk meningkatkan kualitasmanajemen, softskill, dan penguasaan IT melaluipelatihan dan menfasilitasi terbentuknya koperasidalam mengatasi pengadaan bahan baku, pemasaran,dan keperluannya.

Selanjutnya, strategi Strength-Threats (ST)yang menggunakan kekuatan untuk mengatasikelemahan antara lain perlu mencari sumber-sumberalternatif baru pemasok bahan baku maupun bahanbaku alternatif, spesialisasi pekerjaan supaya semakinahli dan efisien serta produktifitas tinggi, kerjasamadalam pemasaran produk, dan penyediaan saranaprasarana lainnya. Sementara itu, Strategi Weaknesses-Threats (WT) yang meminimalkan kelemahan danmenghindari ancaman antara lain perlunya kerjasamaantarperajin dan juga dengan pihak lain dalampengadaan bahan baku, pembentukan kelompok, ataupaguyuban untuk mengatasi lemahnya jaringan usahadan minimnya jaringan pemasaran serta pola pemasaranyang masih individual.

Analisis kedua pada faktor-faktor kelembagaanyang dianalisis dengan the five competitive forcesmodel. Pertama, entry of competitors, bahwa para perajinmayoritas menyatakan bahwa mendirikan usaha tidaksulit (74%). Kemudahan ini didukung oleh mudahnyamendapatkan tenaga kerja (77%) karena tenaga kerjarelatif murah (tingkat pendidikan tidak tinggi) dandiutamakan kemampuan/skill. Dua hal utamapenghambat usaha yaitu kesulitan modal (50%) dankesulitan bahan baku (46%). Mayoritas perajin (61%)menyatakan tidak ada ancaman dari pihak lain dalammendirikan usaha. Kedua, threats of substitutes, bahwaindustri kreatif kerajinan rambut ini unik dilihat daribahan baku dan produk akhir, yaitu rambut manusia.Oleh karena itu untuk mendapatkan bahan baku menjadikesulitan (53%). Penyebab terbesar kesulitan mendapatbahan baku adalah lokasi yang jauh (29%), sulit didapat/

langka (18%), dan harga yang mahal (16%). Namundemikian, mereka yakin kalau ketersediaannya selalucukup (59%). Karakterisitik usaha ini adalah individualdalam mendapatkan bahan baku serta pemasaran.Perajin mayoritas (63 persen) membeli bahan bakurambut langsung ke penjual rambut.

Ketiga, bargaining power of buyers, bahwasemua perajin menyatakan tidak mengalami kesulitandalam memasarkan produk. Pembeli terbesar adalahpengepul rambut (66%) dan tidak ada waktu tertentuomset penjualan melebihi biasanya (77%). Hal inimenunjukkan bahwa perajin dapat menjual setiap saatdengan pembeli relatif sama/tetap, yaitu pengepul.Sebanyak 97% responden menyatakan bahwa pembelimempunyai kekuatan dalam menentukan harga jual.Keempat, bargaining power of suppliers, bahwa semuaperajin memiliki tempat produksi sendiri di rumahsendiri. Bentuk produk sebagian besar berupa produksetengah jadi atau elus (87%). Hanya 9% menjual podukjadi (konde, sanggul, dan cemara), dan 4% menjualkeduanya. Perajin merasa nyaman dengan keuntungandari menjual produk elus kepada pengepul karena hargajualnya cukup tinggi setiap unitnya. Kisaran hargasetiap unitnya untuk kualitas sedang mencapaiRp500.000,00-Rp750.000,00 dan kualitas bagusmencapai Rp2.000.000,00. Kelima, rivalry among theexisting players, bahwa persaingan usaha antarsesamaperajin tinggi (91%). Keunggulan para pesaing adalahpada modal (79%) karena modal yang besar adalahsyarat dapat membeli bahan baku rambut yang mahaldengan jumlah yang lebih banyak. Namun demikian,para perajin menyatakan optimis dan lebih ungguldaripada para pesaingnya (63%). Keunggulanusahanya dibandingkan para pesaingnya adalah padakuantitas dan kualitas produk (70%).

Analisis ketiga pada kondisi lingkungan bisnisyang dianalisis dengan pendekatan Structur ConductPerformance (SCP) fokus pada conduct. Pertama, pric-ing strategies, bahwa penentuan harga produkmayoritas menggunakan patokan biaya produksi(45,71%). Berdasarkan harga produknya, sebagianbesar perajin (74,30%) memilih menetapkan harga samabesar dengan produk pesaing, sedang sisanya (25,70%)menetapkan harga produk lebih tinggi daripada hargapasar. Kedua, product design strategies, bahwasebagian besar perajin (81,43%) menentukan designproduk didasarkan pada permintaan pasar, sedang

177

ANALISIS FAKTOR KELEMBAGAAN BERBASIS KEUNGGULAN........................................... (Agus Arifin dan Rakhmat Priyono)

lainnya didasarkan tren/mode dan pengaruh produksejenis di pasar. Sebagian besar unit usaha (88,6%)menghasilkan bahan elus, sedang lainnyamenghasilkan produk sanggul modern, hair extention(rambut sambung), sonya, kardion, sanggul modi,sanggul pengantin (konde), sanggul bali, sanggulcemara, cepol, dan kepang. Ketiga, promotional strat-egies, bahwa perajin rambut yang melakukan strategipromosi hanya sebesar 7,14% sedangkan 92,86 persentidak melakukan strategi promosi. Bagi yang melakukanpromosi, sebanyak 100% perajin tidak mengalamikesulitan. Setelah promosi, penjualan meningkat tidaksampai 2 kali lipat sebanyak 80% perajin dan meningkatsampai 2 kali lipat sebanyak 20% perajin.

Keempat, plant investment strategies, bahwasebesar 45,71% perajin memiliki sumber modal sendiri,sisanya dari bank. Berdasar sisi kemungkinantertariknya modal asing, 68,58% perajin memilikikemungkinan orang asing menanamkan modalnya.Sebanyak 97,14% perajin melakukan perencanaan dansebanyak 98,57% perajin memiliki penambahan modaldari tahun ke tahun. Kelima, legal tactics, bahwasebanyak 78,57% memiliki keunikan yang terletak padakeaslian produk (10%), jarang ditemukan di tempat lain(31,43%), dan kelangkaan bahan baku (7,14%). Sebesar61,43% perajin menyatakan produk rambut mudah ditiruoleh pihak lain, 37,14% menyatakan dapat ditiru tetapimemiliki tingkat kesulitan yang tinggi, dan 1,43%menyatakan produk rambut tidak dapat ditiru. Semuaperajin menyatakan adanya keahlian khusus. Mayoritasperajin (92,86%) tidak memiliki merk dagang. Untukmenjaga keberlangsungan unit usaha, 61,43% perajinmelakukan dengan mempertahankan kualitas produkdan 8,57% memperluas hubungan/koneksi denganberbagai pihak.

PEMBAHASAN

Faktor kelembagaan menjadi fokus dalam penelitian ini.Dalam model, ada dua penopang faktor kelembagaanyaitu kemampuan fundamental dan lingkungan bisnis.Kemampuan fundamental telah dianalisis dandisimpulkan bahwa perajin memiliki motivasi danbudaya kerja yang tinggi, adanya dukungan lembagakeuangan serta akses kredit yang mudah, dandukungan pemerintah daerah meskipun lemah. Namun,ada kelemahan sekaligus tantangan ke depan di

antaranya perlu mencari sumber-sumber alternatif barupemasok bahan baku maupun bahan baku alternatif,spesialisasi pekerjaan supaya semakin ahli dan efisienserta produktifitas tinggi, kerjasama dalam pemasaranproduk dan penyediaan sarana prasarana lainnya.

Di samping itu, juga perlu dukungan pemerintah,perguruan tinggi, dan tenaga kerja muda bermotivasitinggi, untuk meningkatkan kualitas manajemen,softskill, dan penguasaan IT melalui pelatihan danmenfasilitasi terbentuknya koperasi untuk mengatasipengadaan bahan baku, pemasaran, dan keperluannya.Juga diperlukan kerjasama antarperajin dan juga denganpihak lain dalam pengadaan bahan baku, pembentukankelompok atau paguyuban untuk mengatasi lemahnyajaringan usaha dan minimnya jaringan pemasaran sertapola pemasaran yang masih individual.

Penopang kedua yaitu lingkungan bisnis, yangdapat disimpulkan bahwa para perajin sudah memilikikonsumen dan pasar tersendiri, persaingan bisniscukup tinggi, mayoritas produk berupa elus dijualkepada pengepul, pemasaran di dalam dan di luarPurbalingga (Medan, Brebes, Jakarta, Bandung, bahkandiekspor ke Singapura, Nigeria, Inggris, dan China),harga produk didasarkan pada biaya produksi terutamarambut asli yang harganya relatif mahal danmendapatkannya sulit, kualitas produk dan modal besarmenjadi kunci memenangkan persaingan. Untuk itu,pada penelitian ini dilakukan beberapa pelatihanberdasarkan identifikasi dan analisis fundamental danlingkungan bisnis yang bertujuan untuk memperluatmodel ini, yaitu Pelatihan Kewirausahaan, PelatihanMotivasi, Pelatihan Koperasi, dan PengelolaanWebsite.

Pelatihan Kewirausahaan untuk mengasahketerampilan teknis, keterampilan manajerial, dansoftskill. Pelatihan motivasi lebih difokuskan untukmengasah softskill (nilai positif dalam diri untukberusaha dengan pendekatan motivasi agama).Pelatihan Koperasi merupakan tahap rintisan awal yaitudengan mengetahui apakah memungkinkan untukdidirikannya koperasi dengan melihat latar belakangdan kondisi riil lokasi. Pelatihan Pengelolaan Websitedifokuskan untuk membantu para perajin dalammemasarkan produknya melalui media internet, tetapimasih dalam tahap pembuatan website dengan memilihsatu atau lebih perajin menjadi pengelola website dikemudian hari.

178

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 173-179

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa industri kreatifkerajinan rambut di Desa Karangbanjar memiliki faktorkelembagaan yang kuat, baik dari sisi keterampilanmanajerial dan teknis maupun modal sosial. Persainganusaha antarsesama perajin tinggi/kuat dan bargain-ing power penjual maupun pembeli juga sama-samakuat. Bahan baku yang sulit dan modal yang besarmenjadi kendala utama. Model PenguatanKelembagaan ditopang oleh kemampuan fundamentaldan lingkungan bisnis, dilakukan melalui berbagaipelatihan, yaitu pelatihan kewirausahaan, pelatihanmotivasi, pelatihan koperasi, dan pelathan pengelolaanwebsite.

Saran

Saran yang diajukan adalah bahwa dengan pelatihanyang sudah diikuti, para perajin dapat mengoptimalkanlagi kemampuan fundamental dan memanfaatkankondisi lingkungan bisnis. Para perajin lebih dinamis,kreatif, dan inovatif dalam menghadapi persainganusaha yang semakin tinggi, misalnya dengan carastrategi pemasaran melalui website.

DAFTAR PUSTAKA

Agyapong, Daniel, 2010, “Micro, Small and MediumEnterprises’ Activities, Income Level and Pov-erty Reduction in Ghana – A Synthesis of Re-lated Literature”, International Journal of Busi-ness and Management, 5(12).

Aranoff, Shara L et al., 2010, Small and Medium-SizedEnterprises: Overview of Participation in U.S.Exports, United States International Trade Com-mission. Investigation No. 332-508. USITC Pub-lication 4125, Washington DC.

Ardic, Oya Pinar, Nataliya Mylenko, dan ValentinaSaltane, 2011, “Small and Medium EnterprisesA Cross-Country Analysis with a New Data

Set”, Policy Research Working Paper 5538,Consultative Group to Assist the Poor, Finan-cial and Private Sector Development of TheWorld Bank.

Arifin, Agus, 2007, “Industrial Structure Of Hair Pro-duction Centre in Karangbanjar Village,Purbalingga”, Jurnal Akuntansi, Manajemen,dan Ekonomi, 9(2).

Arifin, Agus, 2008, “Analisis Hubungan Variabel-Variabel Penting pada Usaha Kecil KerajinanRambut di Desa Karangbanjar Purbalingga”,Jurnal Pembangunan Ekonomi Wilayah,.3(2):97-102.

Arifin, Agus, 2011, “Eksistensi Industri KreatifKerajinan Rambut dalam Upaya PenyerapanTenaga Kerja dan Pemenuhan KebutuhanHidup Layak di Desa Karangbanjar, KecamatanBojongsari, Kabupaten Purbalingga, 2011”,Proceedings. Seminar Nasional SustainableCompetitive Advantage-1 (SCA-1). JurusanManajemen Fakultas Ekonomi UniversitasJenderal Soedirman.

Bowen, Michael et al., 2009, “Management of Busi-ness Challenges among Small and Micro Enter-prises in Nairobi-Kenya”, Journal of BusinessManagement, 2(1).

Farinda, Abdul Ghani et al., 2009, “Building BusinessNetworking: A Proposed Framework for Malay-sian SMEs”, International Review of BusinessResearch Papers,.5(2):151-160.

Fening, F.A., G. Pesakovic, dan P. Amaria, 2008, “Rela-tionship between quality management practicesand the performance of small and medium sizeenterprises (SMEs) in Ghana”, InternationalJournal of Quality & Reliability Management,25(7): 694-708.

Ihua, Ugwushi Bellema, 2009, “SMEs Key Failure-Fac-tors: A Comparison between the United King-dom and Nigeria”, Journal of Social Sci-ence,18(3).

181

PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, ECONOMIC GROWTH RATE,........................................................... (Danny Wibowo)

Vol. 7, No. 3 November 2013Hal. 181-188

ABSTRACT

The purpose of this study to identify and obtain evi-dence about the influence per capita income, economicgrowth rate, economic structure, and the tax rate onthe tax ratio in the Organization for Economic Co-op-eration and Development (OECD) countries. Type ofresearch is the use of quantitative data. The researchis based on the measurement results in the form ofnumerical data. Sources used in research is secondarydata. Methods of data collection in this study is tocollect data by the method of documentation. The sam-pling technique used in this study was purposive sam-pling and the sampling technique with specific consid-erations. Because of the limitations of the data of thewhole country, then the sample is taken the countriesbelonging to the OECD, including Indonesia. Basedon statistical tests were performed, the results obtainedare in the classical assumption test it can be concludedthat the regression model has qualified the assump-tions of normality, free from the problem ofmulticollinearity, heteroscedasticity, auto correlation.The overall effect of independent variables on the de-pendent variable is affected by 49.8%. Based on partialtest or t test, indicated that of the four independentvariables only the economic structure that significantlyaffect the tax ratio.

PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, ECONOMIC GROWTHRATE, ECONOMIC STRUCTURE, DAN TAX RATE TERHADAPTAX RATIO PADA NEGARA-NEGARA ORGANIZATION FOR

ECONOMIC COOPERATION AND DEVELOPMENT

Danny WibowoE-mail: [email protected]

Keywords: income per capita, economic growth rate,economic structure, tax rate, tax ratio

JEL classification: F43, H21, H24

PENDAHULUAN

Pajak menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh semuakalangan masyarakat sejak banyaknya peristiwa-peristiwa positif maupun negatif yang terjadi dalamdunia perpajakkan. Istilah tax ratio sebagaiperbandingan antara pendapatan pajak dan totalpendapatan bruto sering digunakan untukmenunjukkan tingkat kesuksesan suatu negara dalampemungutan pajak (Hishikawa, 2002; Kudrle, 2005).Rasio ini biasa digunakan sebagai salah satu tolok ukuruntuk melakukan penilaian terhadap kinerja penerimaanperpajakan mengingat Gross Domestic Product (GDP)yang menunjukkan output nasional merupakanindikator kesejahteraan masyarakat. Kenaikan rasiomengindikasikan keberhasilan dalam prosespemungutan pajak, karena menunjukkan semakintingginya nilai rupiah yang dapat dipungut sebagaipenerimaan pajak dari setiap rupiah output nasional(Dharmapala, 2006).

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

182

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 181-188

Sumber utama penerimaan pajak negara adalahdari kontribusi masyarakat yang ada dalam suatunegara. Setiap individu yang membayar pajak, berharapdengan adanya dana yang dibayarkan kepada negaramaka pajak menjadi sumber dana yang dapat digunakanuntuk pembangunan ekonomi negara sehinggamasyarakat menjadi sejahtera, adil, dan makmur (Holik,2005; Masters, 2006). Untuk itu pemerintah di berbagainegara berusaha untuk meningkatkan pendapatannasional. Apabila pendapatan nasional meningkat, makapendapatan perkapita masyarakat juga akan meningkatsehingga potensi untuk mendapatkan pajak sebagaidana pembangunan juga meningkat (Keen, 2004).Sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita,perekonomian suatu negara akan bergeser dari yangsemula mengandalkan sektor pertanian menuju kesektor industri. Gambaran kondisi struktur ekonomisuatu negara dapat dilihat melalui kontribusi setiapsektor ekonomi terhadap pembentukan GDP. Semakintingginya kontribusi sektor industri, makamengindikasikan kemajuan pembangunan negaratersebut (Kaufmann, 2012).

Negara menggunakan GDP sebagai salah satutolak ukur yang dapat digunakan untuk mengetahuijumlah pendapatan suatu negara. GDP adalah jumlahproduk berupa barang dan jasa yang dihasilkan olehunit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara(domestik) selama satu tahun. Pertumbuhan ekonomiadalah proses kenaikan GDP dari waktu ke waktu.Kenaikan GDP dapat menyebabkan perubahan rasiopendapatan negara karena GDP merupakan pembilangdari perhitungan tax ratio.

Pendapatan pajak harus diawasi dengan baiksehingga keperluan pembangunan negara dapatdibiayai dan selebihnya dapat menjadi tabungannegara. Tax rate yang rendah mempengaruhi pembayarpajak untuk melaporkan lebih besar penghasilan kenapajaknya. Oleh karena itu, kebijakan besarnyapengenaan tax rate berpengaruh terhadap upayamemaksimalkan potensi pendapatan pajak suatu negara(Kenny, 2006). Nampak, semua faktor-faktor tersebutsangat berkaitan satu sama lain dan berpengaruhterhadap tax ratio suatu negara. Oleh karena itu,menjadi penting untuk mengetahui apakah faktorpendapatan per kapita, economic growth rate, eco-nomic structure, dan tax rate memiliki hubungan eratdengan pendapatan pajak di setiap negara, memiliki

pengaruh yang sama antara negara-negara yangmemiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalahuntuk mengetahui 1) apakah pendapatan per kapitaberpengaruh terhadap tax ratio suatu negara; 2)apakah economic growth berpengaruh terhadap taxratio suatu negara; 3) apakah economic structureberpengaruh terhadap tax ratio suatu negara; dan 4)apakah tax rate berpengaruh terhadap tax ratio suatunegara.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Kinerja penerimaan pajak dapat diukur dengan beberapaindikator. Tax effort adalah perbandingan antara jumlahpenerimaan pajak aktual dengan kapasitas ataukemampuan penduduk untuk membayar pajak (tax ca-pacity). Tax effectiveness merupakan perbandinganantara penerimaan pajak aktual dengan potensipenerimaan pajak. Efektifitas pajak secara tidaklangsung menunjukkan seberapa besar keberhasilansuatu negara dalam mengumpulkan pajak dari potensiyang dimiliknya. Administrative Efficiency Ratio (AER)menggambarkan kemampuan dalam menggali danmerealisir sumber pendapatan daerah berdasarkanpotensi melalui perbandingan antara jumlah realisasipenerimaan dengan potensi yang ada. Hal inimenggambarkan persentase kemampuan memungutpajakterhadap potensi pajak. Semakin besar AERsemakin besar kemampuan memungut, berarti semakinbesar pula efektifitas pemungutan yang dicapai(Slemrod, 2004 dan 2006).

Pendapatan per kapita adalah jumlah nilai barangdan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduksuatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatanper kapita dapat digunakan untuk membandingkankesejahteraan atau standar hidup suatu negara daritahun ke tahun. Pendapatan per kapita diperoleh daripendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi jumlahpenduduk suatu negara pada tahun tersebut.Pendapatan nasional dapat dilihat dari beberapapendekatan. Konsep pendapatan nasional yang bisadipakai dalam menghitung pendapatan per kapita olehpemerintah suatu negara umumnya adalah GDP atauProduk Domestik Bruto (PDB) atau Produk NasionalBruto (PNB).

Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan

183

PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, ECONOMIC GROWTH RATE,........................................................... (Danny Wibowo)

output perkapita dalam jangka panjang. Suatuperekonomian dikatakan mengalami pertumbuhanekonomi jika jumlah produk barang dan jasa mengalamipeningkatan. Stuktur perekonomian suatu negaradigolongkan menjadi 3, yaitu negara terbelakang,negara sedang berkembang, dan negara maju. Untukmengetahui apakah suatu negara masuk kategori negaraberkembang atau bukan dibutuhkan banyak syarat atauindikator yang mungkin tidak dapat dipenuhi olehsuatu negara. Oleh karena itu, suatu negara kaya belumtentu menjadi negara maju, karena ada beberapa syaratyang tidak dapat dipenuhi seperti kemajuan di bidangekonomi, teknologi, dan kondisi sosial politik (WorldBank, 2006).

Pemungutan pajak kepada masyarakat bukanmerupakan upaya yang mudah. Apabila terlalu tinggi,masyarakat enggan membayar pajak, dan apabila terlalurendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karenadana yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagaimasalah, maka pemungutan pajak harus memenuhipersyaratan yaitu pemungutan pajak harus adil,pengaturan pajak harus berdasarkan undang-undang,pemungutan pajak tidak menggangu perekonomian,pemungutan pajak harus efisien, dan sistempemungutan pajak harus sederhana. Berdasarkanpenjelasan tersebut, maka disusun hipotesis penelitianini sebagai berikut:H1: Peningkatan pendapatan per kapita berpengaruh

terhadap tax ratio.

H2: Peningkatan economic growth berpengaruhterhadap tax ratio.

H3: Economic structure negara yang didominasi olehsektor industri berpengaruh terhadap tax ratio.

H4: Tax rate berpengaruh terhadap tax ratio.Penelitian ini menggunakan data kuantitatif,

yaitu penelitian yang didasarkan pada hasilpengukuran yang berwujud data numerikal. Sumberyang digunakan dalam penelitian adalah data sekunderyang bersumber dari website World Bank (http://data.worldbank.org) untuk memperoleh data GDP, GDPper kapita, dan pendapatan pajak berdasarkan GDP,website Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id)untuk memperoleh data struktur ekonomi negara Indo-nesia, dan website World-Wide Tax (http://www.worldwide-tax.com) untuk memperoleh data taxrate seluruh negara. Teknik sampling yang digunakandalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaituteknik penentuan sampel dengan pertimbangantertentu. Oleh karena keterbatasan data dari seluruhnegara, maka sampel yang diambil negara-negara yangtergabung dalam OECD termasuk Indonesia Teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian iniadalah analisis regresi linier berganda.

HASIL PENELITIAN

Berikut ini ditunjukkan data tentang variabel penelitian.

Tabel 1Pendapatan Per Kapita, GDP Growth, Struktur Industri, Tax Rate, dan Tax Ratio

Tahun 1983-212

PendapatanTahun Per Kapita GDP Growth Struktur Industri Tax Rate Tax Ratio

1983 600,380961 8,44990772 39,82695753 37,3 15,758039261984 529,4355778 7,172151983 39,11827371 37,3 14,356406761985 531,9293186 3,477538794 35,8488092 37,3 15,561991851986 519,5056225 5,964516381 33,74281477 37,3 14,019366781987 466,9012814 5,30000314 36,2540657 37,3 14,047220461988 434,4610427 6,355678747 37,26602819 37,6 15,996469561989 498,7878177 9,084714336 38,34520225 37,8 15,758039261990 559,9138265 9,001573222 39,11815216 37,3 14,356406761991 620,7161311 8,927796145 40,40187312 37,3 15,641164121992 683,7384322 7,220501604 39,64412931 37,3 15,75803926

184

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 181-188

Berdasarkan Tabel 1, dilakukan pengolahan datastatistik dengan regresi berganda dan diperoleh hasilseperti ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini:

PendapatanTahun Per Kapita GDP Growth Struktur Industri Tax Rate Tax Ratio

1993 730,2214455 7,254075412 39,68046069 37,3 14,356406761994 816,464647 7,540066679 40,64204232 37,3 15,561991851995 900,2674297 8,396358045 41,80084435 37,3 14,019366781996 1013,699545 7,642786284 43,45561655 37,3 14,047220461997 1124,16197 4,699872542 44,32895511 37,3 15,996469561998 1052,107705 (13,12672393) 45,22821773 37,3 14,966170631999 459,2276532 0,791129836 43,36007462 37,3 15,47516672000 664,7397402 4,920064597 45,92539384 37,3 11,234562001 773,3109699 3,643466447 46,45484298 37,3 11,578184582002 742,1107816 4,499475391 44,462924 37,3 11,826959592003 893,3199025 4,780369122 43,74956696 37,3 12,385532312004 1058,299984 5,030873945 44,62761454 37,3 12,33076752005 1143,496951 5,692571304 46,54105787 37,3 12,502378042006 1257,653396 5,500951785 46,94355874 37,3 12,254460972007 1585,650791 6,345022245 46,79914152 37,3 12,427281892008 1859,302639 6,013702503 48,06074477 37,3 13,036210032009 2171,7048 4,628874078 47,65212229 37,6 11,430725812010 2272,733849 6,195358535 46,98257419 37,3 10,869553112011 2951,699149 6,456977709 47,15129812 34,5 11,766039642012 3494,604574 6,013702503 48,06074477 37,3 13,03621003

Sumber: http://data.worldbank.org., http://www.bps.go.id., http://www.worldwide-tax.com

Tabel 2Hasil Regresi Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized CollinearityModel Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 15,692 18,931 ,829 ,415IncomePerCapita 4,103E-6 ,000 ,002 ,008 ,993 ,405 2,469GDP Growth -,062 ,063 -,146 -,978 ,337 ,903 1,107EconomicStructure -,284 ,085 -,699 -3,337 ,003 ,457 2,186Tax Rate ,282 ,507 ,090 ,556 ,583 ,773 1,294

a. Dependent Variable: Tax_Ratio

185

PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, ECONOMIC GROWTH RATE,........................................................... (Danny Wibowo)

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh persamaan regresisebagai berikut:

Y1 = 15,692 + (4,103E-6)β

1 - 0,062β

2 - 0,284β

3 +

0,282β4 +e

i

PEMBAHASAN

Berdasarkan uji asumsi klasik, diperoleh hasil sebagaiberikut:

Berdasarkan Gambar 1 tampak data menyebardi sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikutiarah garis diagonal tersebut. Hal ini membuktikan bahwauji asumsi normalitas telah terpenuhi.

Tabel 3Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity StatisticsTolerance VIF

1 (Constant)Income_PerCapita ,405 2,469GDP_Growth ,903 1,107Economic_Structure ,457 2,186Tax_Rate ,773 1,294

a. Dependent Variable: Tax_Ratio

Berdasarkan Tabel 3, tampak bahwa semua nilai VIF <10. Ini berarti tidak terjadi multikolinieritas sehingga ujimultikolonoeritas terpenuhi.

Gambar 1Hasil Uji Normalitas Data

186

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 181-188

Berdasarkan Gambar 2, tampak titik- titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal inimembuktikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan Tabel 4, diperoleh hasil bahwa nilaiDurbin-Watson ada di antara -2 sampai + 2. Ini berarti

Gambar 2Hasil Uji Heteroskedastisitas

tidak terjadi autokorelasi.Pengujian semua hipotesis penelitian

ditunjukkan pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, tampakhanya hipotesis penelitian 3 yang diterima sedanghipotesis penelitian 1, 2, dan 4 ditolak.

Tabel 4Hasil Uji Otokorelasi

Model Summaryb

Model Change Statistics Durbin-WatsonR Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,498 6,201 4 25 ,001 1,231

a. Predictors: (Constant), Tax_Rate, GDP_Growth, Economic_Structure, Income_PerCapitab. Dependent Variable: Tax_Ratio

187

PENGARUH PENDAPATAN PER KAPITA, ECONOMIC GROWTH RATE,........................................................... (Danny Wibowo)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakahpendapatan per kapita, economic growth, economicstructure, dan tax rate berpengaruh signifikan terhadaptax ratio. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan,hanya economic structure yang berpengaruh signifikanterhadap tax ratio.

Saran

Saran yang disampaikan adalah agar pada penelitianberikutnya mengelaborasi variabel pendapatan perkapita, economic growth, dan tax rate agarberpengaruh signifikan terhadap tax ratio sehinggabermanfaat bagi pemerintah dalam pengambilankeputusan yang berkaitan dengan kebijakanperpajakan.

DAFTAR PUSTAKA

Dharmapala, Dhammika, and Hines, J. R., Jr., 2006, “WichCountries Become Tax Havens”. NBER Work-ing Paper No. 12802.

Hishikawa, A., 2002, “The Death of Tax Havens” Bos-ton College International and ComparativeLaw Review, 25:389 – 417.

Holik, D. S., 2005, “Foreign Trusts, 2002”, Statistics ofIncome Bulletin, 25:134 – 150.

Kaufmann, D., A. Kraay and M. Mastruzzi, 2012, “Gov-ernance Matters IV: Governance Indicators For1996 – 2011”, World Bank Working Paper.

Keen, M. and D. Wildasin, 2004, “Pareto-Efficient In-ternational Taxation”, American Economic Re-view, 94:259 – 275.

Kenny, L. W. and S. L. Winer, 2006, “Tax Systems in theWorld: An Empirical Investigation into the Im-portance of Tax Bases, Administration Costs,Scale and Political Regime”, International Taxand Public Finance, 13:181 – 215.

Kudrle, R. T. and L. Eden, 2005, “Tax Havens: Ren-egade States in the International Tax Regime?”,Law and Policy, 27:100 – 127.

Masters, M. and C. Oh, 2006, “Controlled Foreign Cor-porations, 2002”, Statistics of Income Bulletin,25:193 – 232.

Tabel 5Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis Pernyataan Nilai Keterangan

H1

Terdapat pengaruh peningkatanpendapatan per kapita terhadap tax ratio 0,008 Ditolak

H2

Terdapat pengaruh peningkataneconomic growth terhadap tax ratio - 0,978 Ditolak

H3

Terdapat pengaruh economic structurenegara yang didominasi oleh sektorindustri terhadap tax ratio - 3,337 Diterima

H4

Terdapat pengaruh antara tax rateterhadap tax ratio 0,556 Ditolak

Sumber: Tabel 2.

188

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 181-188

Slemrod, J., 2004, “Are Corporate Tax Rates. Or Coun-tries, Converging?”, Journal of Public Econom-ics, 88:1169 – 1186.

Slemrod, J. and D. Wilson, 2006, “Tax Competition withParasitic Tax Havens”, NBER Working Paper12225.

World Bank, 2006, Where is the Wealth of Nations?Measuring Capital for thr 21

st Century, World

Bank, Washington, DC.

189

PENGARUH POWER TERHADAP MOTIVASI DAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP............... (Aji Irawan)

Vol. 7, No. 3 November 2013Hal. 189-200

ABSTRACT

The purpose of this research is to empirically testedthe influence of power to motivation, motivation toperformance, and personality that simultaneously mod-erate the power-motivation-performance relationships.This research use french & raven’s model to measurepower (reward, coercive, legitimate, expert, and refer-ent) and mccrae & costa’s big five model to measurepersonality (emotional stability, extraversion, opennessto experience, agreeableness, and conscientiousness).Data collection procedure use survey through ques-tionnaire. Hypotheses tested by using path analysison sem (structural equation modeling) two-steps. Thereare several important result. First, reward power is notsignificantly have positive effect on motivation andcoercive power is not significantly have negative ef-fect on motivation. Second, legitimate, expert, and ref-erent power proved to be significant and positivelyaffect motivation. Third, motivation proved to be sig-nificant and positively affect performance. Fourth, per-sonality can simultaneously moderate the power-moti-vation-performance relationships.

Keywords: power, motivation, performance, person-ality

JEL classification: J53

PENGARUH POWER TERHADAP MOTIVASI DAN PENGARUHMOTIVASI TERHADAP KINERJA YANG DIMODERASI

OLEH KEPRIBADIAN

Aji IrawanE-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Sampai saat ini, topik penelitian mengenai powerkurang mendapatkan perhatian, bahkan dalam lingkuppenelitian manajerial. Hal tersebut menimbulkan banyakkesalahpahaman mengenai topik power danmanajemen. Kesalahpahaman ini menjadi semakinbertambah karena dalam organisasi yang besar dankompleks sekarang ini, sebagian besar kinerja manajerialyang efektif di dalam organisasi memerlukan keahliandalam memperoleh dan mempergunakan power.

Organisasi yang efektif adalah organisasi yangdapat mencapai tujuannya. Suatu organisasi dalammencapai tujuannya tidak hanya tergantung padaperalatan yang bagus serta sarana dan prasarana yanglengkap, tetapi justru lebih tergantung pada kinerjasetiap individu yang ada di dalam organisasi tersebut.Setiap organisasi akan selalu berusaha meningkatkankinerja karyawannya dengan harapan agar tujuanorganisasi akan dapat dicapai. Agar karyawan dapatbekerja dengan baik, maka memerlukan daya dorongagar mau dan mampu untuk bekerja. Daya dorongtersebut disebut dengan motivasi. Dengan demikian,salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawanadalah motivasi karyawan tersebut.

Manajer harus terampil untuk memperoleh danmempergunakan power di dalam melakukanpekerjaannya, karena manajer bergantung pada orang

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

190

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 189-200

lain, misalnya karyawan di dalam organisasi tersebut.Tanpa memperdulikan jenis organisasi, salah satu perandasar suatu organisasi adalah untuk menyebarkanpengetahuan, kesempatan, dan peraturan kerja dariatasan kepada bawahan. Proses tersebut telah ditelitimelalui sebuah penelitian dan didefinisi sebagai power(Koslowsky & Stashevsky, 2005). Jadi, powerdipandang sebagai sebuah aset berharga yangberusaha untuk didapatkan oleh organisasi (Erkutlu &Chafra, 2006) dan mempunyai pengaruh terhadaptindakan manajemen dan reaksi karyawan (Tjosvold &Sun, 2005).

Teori harapan dari Victor H. Vroom mengatakanbahwa seseorang akan termotivasi jika ia merasamendapatkan penghargaan atas kinerjanya(Schermerhorn, et al., 2004). Karyawan yang berkinerjadengan baik pantas digaji dengan layak sehingga timbulmotivasi dalam dirinya untuk berkinerja lebih baik lagi.Jadi, motivasi karyawan yang tinggi akan meningkatkankinerjanya. Beberapa penelitian juga menghasilkanadanya hubungan yang signifikan antara motivasi dankinerja (Halbesleben & Bowler, 2007; Grant, 2008;Springer, 2011).

Ketika seorang pemimpin menggunakan powerdapat menyebabkan banyak kemungkinan hasil yangtergantung pada basis power yang digunakan, metodeyang diterapkan, dan karakteristik individu baikpemimpin maupun bawahan. Salah satu karakteristikindividu tersebut adalah kepribadiannya. Kepribadianadalah suatu sifat yang menonjol pada diri seseorang.Kepribadian seseorang berbeda antara satu denganyang lain. Kepribadian dipandang sebagai variabelyang kuat dan signifikan, serta dipersepsikan sebagaialat psikologi utama untuk mengarahkan danmengendalikan perilaku (Heinstrom, 2003). Oleh karenaitu, penulis menyimpulkan bahwa kepribadianseseorang dapat mempengaruhi persepsi orangtersebut tentang power yang digunakan oleh oranglain.

Motivasi merupakan dorongan untuk mencapaisuatu tujuan dan motivasi itu berbeda antara satu or-ang dengan orang yang lain. Perbedaan ini dapatdisebabkan oleh karena manusia pada dasarnya unikdan berbeda-beda. Salah satu bentuk perbedaan ituadalah kepribadiannya. Kepribadian setiap orang pastiberbeda-beda, oleh sebab itu motivasi seseorang dalammelakukan suatu hal pasti berbeda pula. Motivasi

karyawan dalam bekerja dipengaruhi oleh kepribadiankaryawan tersebut. Judge & Illies (2002) menyimpulkanbahwa kepribadian model Big Five adalah suatu halpenting yang mempengaruhi motivasi.

Kinerja karyawan juga dipengaruhi oleh faktorkepribadian. Sebagai contoh, karyawan yangberkepribadian terbuka dan tidak pemalu akan lebihbaik berkinerja dalam tim dibandingkan dengan orangyang berkepribadian tertutup dan pemalu. Organisasidalam mencapai tujuannya membutuhkan karyawanyang mampu berkinerja dengan baik. Kepribadiankaryawan tersebut berpengaruh terhadap kinerjakaryawan tersebut di dalam organisasi. PenelitianRothmann & Coetzer (2003) menyimpulkan bahwakepribadian berhubungan dengan kinerja.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis inginmeneliti tentang pengaruh power terhadap motivasidan pengaruh motivasi terhadap kinerja sertakepribadian yang memoderasi pengaruh powerterhadap motivasi dan pengaruh motivasi terhadapkinerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1)pengaruh power terhadap motivasi; 2) pengaruhmotivasi terhadap kinerja; dan 3) apakah kepribadianmemoderasi secara simultan hubungan power-motivasi-kinerja.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Menurut Gibson et al., (2009) karyawan yangtermotivasi cenderung produktif dan melakukanpekerjaannya sebaik mungkin. Jadi, manajer harusselalu berusaha memotivasi karyawannya untuk dapatmencapai tujuan organisasi. Hasil penelitian Elangovan& Xie (2000) menunjukkan bahwa persepsi karyawanakan reward power atasan secara positif dan signifikanmenjadi prediktor terhadap motivasinya. Jadi, jikakaryawan menganggap atasannya suka memberikanpenghargaan maka motivasinya bekerja akan tinggikarena merasa bahwa usahanya akan diberipenghargaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapatdirumuskan hipotesis:H1a: Reward power berpengaruh positif terhadap

motivasi.Coercive power adalah kekuasaan untuk

mendisiplin-kan, menghukum, dan tidak memberikanpenghargaan (Erkutlu & Chafra, 2006). Manajer yangmemiliki referent power tinggi atau manajer yang

191

PENGARUH POWER TERHADAP MOTIVASI DAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP............... (Aji Irawan)

berkharisma jarang menggunakan hukuman(Koslowsky & Stashvesky, 2005). Karena menggunakancoercive power akan mengurangi referent power danreferent power berhubungan positif dengan motivasiintrinsik karyawan (Boggs et al., 2003), makapenggunaan coercive power akan mengurangi motivasikaryawan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapatdirumuskan hipotesis:H1b: Coercive power berpengaruh negatif terhadap

motivasi.Legitimate power disebut juga wewenang for-

mal (Erkutlu & Chafra, 2006) dan bersumber daripersepsi bawahan bahwa atasannya berhak untukmengendalikan perilakunya (Schermerhorn et al., 2004).Manajer dengan legitimate power yang tinggi akanmeningkatkan arti penting pekerjaan dan tanggungjawab serta kewajiban bawahannya (Elangovan & Xie,2000). Manajer, sebagai perwakilan dari organisasi akanselalu berusaha untuk meningkatkan motivasikaryawannya untuk menyukseskan organisasi tersebut(Annamalai et al., 2010). Hasil penelitian Elangovan &Xie (2000) menunjukkan bahwa persepsi karyawan akanlegitimate power atasan secara positif menjadiprediktor motivasinya. Berdasarkan uraian tersebut,maka dapat dirumuskan hipotesis:H1c: Legitimate power berpengaruh positif terhadap

motivasi.Expert power bersumber dari persepsi bawahan

bahwa atasan mempunyai keterampilan danpengetahuan tertentu yang diperlukannya tetapi tidakdimiliki olehnya (Schermerhorn, et.al., 2004). Elangovan& Xie (2000) menyimpulkan bahwa manajer denganexpert power yang tinggi akan menyediakan pedomandan bantuan untuk dapat menyelesaikan pekerjaanyang akan meningkatkan expectancy (probabilitasusahanya akan diikuti oleh prestasi kerja) dan secarapositif mempengaruhi motivasinya. Hasil penelitianElangovan & Xie (2000) menunjukkan bahwa persepsikaryawan akan expert power atasan secara positif dansignifikan menjadi prediktor kepuasan kerjanya. Karenakepuasan kerja berhubungan dengan motivasi(Springer, 2011), maka dapat disimpulkan bahwapenggunaan expert power oleh atasan akanberpengaruh terhadap motivasi karyawan. Berdasarkanuraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis:H1d: Expert power berpengaruh positif terhadap

motivasi.

Motivasi intrinsik dapat dianggap sebagaiperasaan positif, berdasarkan penilaiannya terhadapperilakunya, dan tidak tergantung pada sumberkepuasan eksternal (Boggs et al., 2003).. Referent poweradalah power yang menghasilkan adanya hubunganperasaan antara orang yang mempengaruhi denganorang yang dipengaruhi. Perasaan itu adalah rasakagum, percaya (Erkutlu & Chafra, 2006), atau inginmenjadi sepertinya (Ambur, 2000).

Penelitian Boggs e. al., (2003) menunjukkanbahwa referent power berpengaruh positif terhadapmotivasi intrinsik karyawan. Jadi, dapat disimpulkanbahwa jika karyawan suka dengan atasannya, makaakan mengaguminya, termotivasi menjadi sepertinya,dan meningkatkan self-conceptnya supaya samadengan atasannya. Berdasarkan uraian tersebut, makadapat dirumuskan hipotesis:H1e: Referent power berpengaruh positif terhadap

motivasi.Menurut Gibson et al., (2009) karyawan yang

termotivasi cenderung produktif dan melakukanpekerjaannya sebaik mungkin. Salah satu indikatorkinerja adalah produktivitas. Jadi karyawan yangproduktif dapat diartikan sebagai karyawan yangberkinerja baik. Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapafaktor, salah satunya adalah motivasi (Manzoor, 2011).Motivasi dapat didefinisi sebagai sekumpulan tindakanyang berhubungan dengan suatu kekuatan yang dapatmeningkatkan kinerja dan mengarahkannya untukmenyelesaikan target tertentu (Khan et al., 2010). Khanet al., (2010) menyimpulkan bahwa penghargaanmenyebabkan kepuasan karyawan yang secaralangsung mempengaruhi kinerjanya. Penelitianterdahulu (Grant, 2008; Halbesleben & Bowler, 2007;dan Springer, 2011) menunjukkan adanya hubunganyang signifikan antara motivasi dengan kinerja.Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskanhipotesis:H2: Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja.

Gibson et al., (2009) berpendapat bahwamotivasi berhubungan dengan perilaku dan perilakusetiap orang itu pasti berbeda-beda. Kepribadian dapatmewakili bentuk dasar perilaku dan kognitif yang telahterbukti tetap sepanjang waktu dan dalam keadaan yangberbeda-beda serta dipandang sebagai alat psikologiutama untuk mengarahkan dan mengendalikan perilaku(Heinstrom, 2003). Oleh karena itu, secara rasional

192

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 189-200

kepribadian dapat memanipulasi sikap dan nilaiseseorang (Olver & Mooradian, 2003). Hasil penelitianJudge & Illies (2002) menunjukkan bahwa kepribadianmodel Big Five merupakan suatu hal penting yangmempengaruhi motivasi.

Hasil penelitian Rothmann & Coetzer (2003)menunjukkan bahwa kepribadian model Big Fiveberhubungan dengan kinerja. Model Big Five adalahprediktor perilaku kerja lintas budaya, waktu, dankonteks yang kuat (Robbins & Judge, 2008) sertadianggap sebagai dasar untuk mengukur kepribadiandan konsisten secara universal. Oleh karena itu, dapatdisimpulkan bahwa persepsi karyawan tentang poweratasan akan mempengaruhi motivasinya dan akanmempengaruhi kinerjanya. Akan tetapi, kepribadiandapat memanipulasi sikap dan nilai karyawan tersebut.Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskanhipotesis:H3: Kepribadian memoderasi secara simultan

hubungan power-motivasi-kinerja.Penelitian ini menggunakan setting di STIE

YKPN Yogyakarta dengan sumber data primer yangdiperoleh secara langsung dari responden yangdiperoleh dari seluruh karyawan bagian administrasiSTIE YKPN Yogyakarta yang berjumlah 60 orang.Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukandengan metode survei, yaitu dengan menggunakankuesioner yang berisi daftar pertanyaan danpernyataan yang dibagikan kepada seluruh karyawanbagian administrasi STIE YKPN Yogyakarta yangberjumlah 60 orang. Berdasar 60 kuesioner yangdisebar, kuesioner kembali berjumlah 55 kuesioner, dankuesioner yang tidak kembali berjumlah 5 kuesioner.Dengan demikian, response rate penelitian ini adalahsebesar 91,67%.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian inimencakup pertanyaan tentang demografi responden.Pertanyaannya meliputi jenis kelamin, usia, masa kerja,dan pendidikan terakhir responden. Kuesioner dalampenelitian ini juga mencakup pernyataan untukmengukur variabel yang akan diuji dalam penelitian ini.Adapun variabel yang akan diuji dalam penelitian iniadalah power, motivasi, kinerja, dan kepribadian.Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakanskala likert lima skala, yaitu “Sangat Tidak Setuju”,“Tidak Setuju”, “Netral”, “Setuju”, dan “SangatSetuju”.

Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan pathanalysis dalam Structural equation modeling (SEM)two-steps. Hipotesis akan didukung jika ada signifi-cant path pada panah hubungan antarvariabel.Sebaliknya, hipotesis tidak didukung jika tidak ada sig-nificant path pada panah hubungan antarvariabel.Penulis menggunakan SEM two-steps dalam penelitianini untuk mengantisipasi keterbatasan jumlah data yangdiperoleh.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari 55 responden,35 responden berjenis kelamin laki-laki (63,64%) dan 20responden berjenis kelamin perempuan (36,36%).Berdasarkan data yang diperoleh dari 55 responden, 7responden berusia antara 35 – 40 tahun (12,73%), 16responden berusia antara 40 – 45 tahun (29,09%), 17responden berusia antara 45 – 50 tahun (30,91%), 12responden berusia antara 50 – 55 tahun (21,82%), dan3 responden berusia antara 55 – 60 tahun (5,45%). Usiaminimal atau karyawan termuda berusia 36 tahun danusia maksimal atau karyawan tertua berusia 59 tahundengan rata-rata usia sebesar 45,75 tahun.

Berdasarkan data yang diperoleh dari 55responden, 1 responden mempunyai masa kerja antara0 – 10 tahun (1,82%), 24 responden mempunyai masakerja antara 10 – 20 tahun (43,64%), dan 30 respondenmempunyai masa kerja antara 20 – 30 tahun (54,54%).Masa kerja minimal adalah 2 tahun dan masa kerjaterlama adalah 59 tahun dengan rata-rata masa kerjasebesar 21,33 tahun. Berdasarkan data yang diperolehdari 55 responden, 4 responden berpendidikan SMP(7,27%), 35 responden berpendidikan SMA (63,63%), 1responden berpendidikan D2 (1,82%), 8 respondenberpendidikan D3 (14,55%), dan 7 respondenberpendidikan S1 (12,73%).

Pengujian validitas dilakukan denganmenggunakan analisis faktor pada program SPSS 16.0.Suatu item pernyataan dinyatakan valid jika skor fac-tor loading e” 0,5. Hasil pengujian validitas variabelpower menunjukkan bahwa skor factor loading seluruhitem pernyataannya e” 0,5. Dengan demikian, semuaitem pernyataannya dapat dikatakan valid. Hasilpengujian validitas variabel power dapat dilihat padaTabel 1.

193

PENGARUH POWER TERHADAP MOTIVASI DAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP............... (Aji Irawan)

Tabel 1Hasil Uji Validitas Power

FactorVariabel Item loading Keterangan

Reward power RWP1 0,870 ValidRWP2 0,870 ValidRWP3 0,706 ValidRWP4 0,720 Valid

Coercive power COP1 0,935 ValidCOP2 0,834 ValidCOP3 0,876 ValidCOP4 0,835 Valid

Legitimate power LEP1 0,501 ValidLEP2 0,586 ValidLEP3 0,905 ValidLEP4 0,790 Valid

Expert power EXP1 0,869 ValidEXP2 0,891 ValidEXP3 0,852 ValidEXP4 0,908 Valid

Referent power RFP1 0,893 ValidRFP2 0,875 ValidRFP3 0,858 ValidRFP4 0,605 Valid

Hasil pengujian validitas variabel motivasimenunjukkan bahwa skor factor loading seluruh itempernyataannya e” 0,5. Dengan demikian, semua itempernyataannya dapat dikatakan valid. Hasil pengujianvaliditas motivasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2Hasil Uji Validitas Motivasi

FactorVariabel Item loading Keterangan

MOT1 0,860 ValidMOT2 0,741 ValidMOT3 0,886 Valid

Motivasi MOT4 0,578 ValidMOT5 0,807 ValidMOT6 0,559 ValidMOT7 0,602 Valid

Hasil pengujian validitas variabel kinerja

menunjukkan bahwa skor factor loading seluruh itempernyataannya e” 0,5. Dengan demikian, semua itempernyataannya dapat dikatakan valid. Hasil pengujianvaliditas kinerja dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3Hasil Uji Validitas Kinerja

FactorVariabel Item loading Keterangan

Kinerja KIN1 0,810 ValidKIN2 0,884 ValidKIN3 0,850 ValidKIN4 0,842 ValidKIN5 0,682 Valid

Hasil pengujian validitas variabel kepribadianmenunjukkan bahwa ada satu item pernyataan yangtidak valid (factor loading < 0,5). Item itu adalah EMO3“Saya sering mencoba makanan baru dan makanan darinegara lain”. Hasil pengujian validitas variabelkepribadian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4Hasil Uji Validitas Kepribadian

FactorVariabel Item loading Keterangan

Emotional EMO1 0,716 Validstability EMO2 0,574 Valid

EMO3 0,806 ValidEMO4 0,633 ValidEMO5 0,807 ValidEMO6 0,599 Valid

Extraversion EXT1 0,700 ValidEXT2 0,728 ValidEXT3 0,610 ValidEXT4 0,806 ValidEXT5 0,609 ValidEXT6 0,505 Valid

Openness to OPE1 0,806 Validexperience OPE2 0,728 Valid

OPE3 * Tidak ValidOPE4 0,695 ValidOPE5 0,757 ValidOPE6 0,513 Valid

194

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 189-200

FactorVariabel Item loading Keterangan

Agreeableness AGG1 0,741 ValidAGG2 0,597 ValidAGG3 0,850 ValidAGG4 0,753 ValidAGG5 0,600 ValidAGG6 0,824 Valid

Conscientiousness CON1 0,823 ValidCON2 0,868 ValidCON3 0,838 ValidCON4 0,883 ValidCON5 0,778 ValidCON6 0,861 Valid

Keterangan: * < 0,5

Pengujian reliabilitas dilakukan denganmenggunakan analisis reliabilitas pada program SPSS16.0. Item-item pernyataan suatu variabel dinyatakanreliabel jika nilai cronbach’s alpha e” 0,6. Itempernyataan yang tidak valid, yaitu EMO3 dibuang.Dengan demikian, jumlah item variabel EMO hanya adalima item pernyataan. Hasil pengujian reliabilitas variabelpower (reward power, coercive power, legitimatepower, expert power, dan referent power), motivasi,kinerja, serta variabel kepribadian (emotional stabil-ity, extraversion, openness to experience, agreeable-ness, dan conscientiousness) menunjukkan bahwa

semua variabel memiliki nilai cronbach’s alpha e” 0,6.Dengan demikian, semua item pernyataan dapatdikatakan reliabel. Hasil pengujian reliabilitasselengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas,diketahui bahwa semua variabel reliabel dan hanya adasatu item pernyataan yang tidak valid. Oleh karena itu,item pernyataan yang tidak valid yaitu EMO3dihilangkan sehingga pengukuran variabel emotionalstability hanya ada lima item. Penelitian inimenggunakan skala likert lima poin untuk menghitungjawaban responden.

Untuk pengujian hipotesis 1 (1a, 1b, 1c, 1d, dan1e) serta hipotesis 2, penulis menggunakan SEM (struc-tural equation modeling) two-steps dengan programAmos 16.0, dengan terlebih dahulu menghitung rata-rata tertimbang untuk setiap variabel, yaitu RWP (re-ward power), COP (coercive power), LEP (legitimatepower), EXP (expert power), RFP (referent power),MOT (motivasi), dan KIN (kinerja). Berdasar hasilpenghitungan rata-rata tertimbang tersebut, didapatkannilai lambda (ë) dan epsilon (å) untuk setiap variabelyang nantinya akan digunakan dalam model SEM.

Gambar model penelitian untuk mengujihipotesis 1 dan 2 dapat digambarkan dalam bentuk SEMseperti pada Gambar 1. Nilai lambda (ë) dan epsilon (å)dimasukkan ke dalam model. Nilai lambda (ë)dimasukkan ke dalam panah (à) dan nilai epsilon (å)dimasukkan ke dalam error (e), kecuali e8 dan e9. Hasil

Tabel 5Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Item pernyataan Cronbach’s alpha Keterangan

RWP (reward power) 4 0,802 ReliabelCOP (coercive power) 4 0,893 ReliabelLEP (legitimate power) 4 0,667 ReliabelEXP (expert power) 4 0,894 ReliabelRFP (referent power) 4 0,816 ReliabelMOT (motivasi) 7 0,840 ReliabelKIN (kinerja) 5 0,869 ReliabelEMO (emotional stability) 6 0,773 ReliabelEXT (extraversion) 6 0,737 ReliabelOPE (openness to experience) 5 0,747 ReliabelAGG (agreeableness) 6 0,826 ReliabelCON (conscientiousness) 6 0,917 Reliabel

195

PENGARUH POWER TERHADAP MOTIVASI DAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP............... (Aji Irawan)

pengujian hipotesis 1 dan 2 dengan SEM menunjukkanbahwa hipotesis 1a dan 1b tidak didukung karena pvalue > 0,05, sedangkan hipotesis 1c, 1d, 1e, sertahipotesis 2 didukung karena p value < 0,05. Hasilpengujian hipotesis 1 dan 2 selengkapnya dapat dilihatpada Tabel 6.

Untuk pengujian hipotesis 3, digunakan modelSEM yang sama dengan yang digunakan untukpengujian hipotesis 1 dan 2 seperti pada Gambar 1.Selanjutnya, dihitung rata-rata untuk setiap variabelkepribadian, yaitu EMO (emotional stability), EXT (ex-traversion), OPE (openness to experience), AGG(agreeableness), dan CON (conscientiousness).Berdasar hasil penghitungan rata-rata tersebut,kemudian mengelompokkan data menjadi 10 grup

dengan masing-masing variabel kepribadian ada duakelas. Kelas dibagi dua, yaitu kelas kecil dan kelas besar.Berdasar 55 data, dibagi dua untuk kelas kecil dan kelasbesar sehingga didapatkan data untuk kelas kecilberjumlah 28 data dan untuk kelas besar berjumlah 27data. Kemudian mengolah data satu persatu sebanyak10 grup, dibandingkan per grup berdasarkan variabel,yaitu EMO (grup 1 dan 2), EXT (grup 3 dan 4), OPE(grup 5 dan 6), AGG (grup 7 dan 8), dan CON (grup 9dan 10). Berdasar perbandingan tersebut, didapatkansimpulan bahwa H3 didukung karena ada perbedaanGFI, koefisien, dan p value antar grup pada masing-masing variabel. Hasil pengujian hipotesis 3 dapatdilihat pada Tabel 7.

Gambar 1Model Penelitian

 Rewardrwp

0.134

e1

0.763

1

Coercivecop

0.091

e2

0.86

1

Legitimatelep

0.114

e3

0.582

1

Expertexp

0.045

e4

0.649

1

Referentrfp

0.103

e5

0.715

1

Motivasi

mot

0.054

e6

0.557

1

Kinerja

kin

0.024

e7

0.414

1

e8

1

e9

1

196

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 189-200

PEMBAHASAN

Hipotesis 1a tidak didukung karena p value 0,238 >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa reward power tidakberpengaruh positif terhadap motivasi. Dengandemikian, pemberian penghargaan berupa kenaikangaji, bonus, dan promosi oleh atasan kepada karyawantidak secara signifikan meningkatkan motivasinya. Halini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Elangovan & Xie (2000) yang menunjukkan bahwareward power merupakan prediktor yang positif dansignifikan dari motivasi.

Hipotesis 1b tidak didukung karena p value0,494 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa coercive powertidak berpengaruh negatif terhadap motivasi. Dengandemikian, pemberian ancaman, hukuman, dan paksaanoleh atasan kepada karyawan tidak menurunkanmotivasinya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

Tabel 6Hasil Pengujian Hipotesis 1 dan 2

Hipotesis Pernyataan hipotesis (pengaruhnya) Koefisien P value Ket.

1a Reward power à Motivasi (+) -0,133 0,238 Tidak didukung1b Coercive power à Motivasi (–) -0,073 0,494 Tidak didukung1c Legitimate power à Motivasi (+) 0,241 0,043 Didukung1d Expert power à Motivasi (+) 0,329 0,002 Didukung1e Referent power à Motivasi (+) 0,447 * Didukung2 Motivasi à Kinerja (+) 0,721 * Didukung

Keterangan: *<0,001

Tabel 7Hasil Pengujian Hipotesis 3

Var. EMO EXT OPE AGG CONGrup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Kelas Kecil Besar Kecil Besar Kecil Besar Kecil Besar Kecil Besar

GFI 0,679 0,648 0,736 0,633 0,66 0,684 0,666 0,665 0,703 0,668RWP-MOT K -0,02 -0,11 -0,02 -0,16 0,001 -0,15 -0,03 -0,04 0,151 -0,19

P 0,924 0,343 0,926 0,149 0,996 0,202 0,83 0,74 0,408 0,087COP-MOT K 0,096 -0,09 0,105 0,031 0,067 0,001 0,095 -0,17 0,102 -0,78

P 0,492 0,402 0,468 0,824 0,56 0,996 0,474 0,115 0,521 0,499LEP-MOT K 0,373 0,287 0,027 0,255 0,455 0,209 0,344 0,276 0,383 0,221

P 0,019 0,022 0,846 0,126 0,005 0,091 0,054 0,014 0,085 0,05EXP-MOT K 0,747 -0,12 0,865 0,13 0,847 0,059 0,642 0,038 0,569 0,051

P * 0,28 * 0,279 * 0,605 * 0,735 * 0,67RFP-MOT K 0,083 0,724 0,291 0,502 -0,01 0,606 0,397 0,359 0,371 0,474

P 0,56 * 0,042 * 0,951 * 0,003 0,004 0,014 *MOT-KIN K 0,758 0,464 0,71 0,606 0,668 0,564 0,659 0,493 0,604 0,501

P * 0,034 * 0,012 * 0,019 * 0,097 0,001 0,035

Keterangan: *<0,001K: koefisien dan P: p value

197

PENGARUH POWER TERHADAP MOTIVASI DAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP............... (Aji Irawan)

penelitian yang dilakukan oleh Elangovan & Xie (2000),yang tidak menunjukkan bahwa coercive powermerupakan prediktor motivasi.

Hipotesis 1c didukung karena koefisien 0,241bernilai positif dan p value 0,043 < 0,05. Hal inimenunjukkan bahwa legitimate power berpengaruhpositif terhadap motivasi. Dengan demikian, pemberiantanggungjawab oleh atasan kepada karyawan akanmeningkatkan motivasinya. Hal ini konsisten denganhasil penelitian yang dilakukan oleh Elangovan & Xie(2000) yang menunjukkan bahwa legitimate powermerupakan prediktor yang positif dan signifikan darimotivasi.

Hipotesis 1d didukung karena koefisien 0,329bernilai positif dan p value 0,002 < 0,05. Hal inimenunjukkan bahwa expert power berpengaruh positifterhadap motivasi. Dengan demikian, pemberian saran,bantuan, dan pedoman dalam bekerja oleh atasankepada karyawan akan meningkatkan motivasinya. Halini konsisten dengan teori harapan Victor H. Vroomseperti dikutip oleh Elangovan & Xie (2000) yangmenyimpulkan bahwa manajer dengan expert poweryang tinggi akan menyediakan pedoman dan bantuanuntuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang akanmeningkatkan expectancy (probabilitas usahanya akandiikuti oleh prestasi kerja) dan secara positifmempengaruhi motivasinya. Hasil penelitian ini tidakkonsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan olehElangovan & Xie (2000) yang tidak menunjukkan bahwaexpert power merupakan prediktor yang positif dansignifikan dari motivasi.

Hipotesis 1e didukung karena koefisien 0,447bernilai positif dan p value < 0,05. Hal ini menunjukkanbahwa referent power berpengaruh positif terhadapmotivasi. Dengan demikian, jika karyawan mempunyaiatasan yang berkharisma, punya hubungan perasaandengannya, serta disukai dan dipercayai olehnya makaia akan menjadikan atasannya sebagai panutan,termotivasi untuk menjadi seperti atasannya, danmeningkatkan self-conceptnya. Hal ini konsistendengan hasil penelitian Boggs et al., (2003) yangmenunjukkan bahwa referent power berpengaruhpositif terhadap motivasi intrinsik karyawan.Hipotesis 2 didukung karena koefisien 0,721 bernilaipositif dan p value < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwamotivasi berpengaruh positif terhadap kinerja. Dengandemikian, kinerja karyawan dipengaruhi oleh

motivasinya atau dalam kata lain faktor yangmempengaruhi kinerja adalah motivasi. Hal ini sesuaidengan Manzoor (2011) yang menyebutkan bahwakinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salahsatunya adalah motivasi. Karyawan yang termotivasiatau karyawan yang mempunyai motivasi tinggikinerjanya akan tinggi pula. Hal ini konsisten denganbeberapa penelitian terdahulu, yaitu penelitian Grant(2008), Halbesleben & Bowler (2007), dan Springer(2011) yang menunjukkan adanya hubungan positif dansignifikan antara motivasi dengan kinerja.

Hipotesis 3 didukung karena ada perbedaanGFI, koefisien, dan p value antargrup pada masing-masing variabel kepribadian. Hal ini menunjukkanbahwa kepribadian memoderasi secara simultanhubungan power-motivasi-kinerja. Berdasarkan hasilpenelitian tersebut, disimpulkan bahwa persepsikaryawan tentang power atasan akan mempengaruhimotivasinya dan secara positif akan mempengaruhikinerjanya. Akan tetapi, kepribadian dapat memoderasisecara simultan hubungan power-motivasi-kinerja,yang berarti kepribadian dapat memperkuat ataumemperlemah hubungan power-motivasi-kinerja.

Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 7menunjukkan bahwa EMO (emotional stability), EXT(extraversion), OPE (openness to experience), AGG(agreeableness), dan CON (conscientiousness) dapatmemoderasi hubungan antarvariabel. Misalnya,hubungan RFP-MOT (referent power-motivasi) yangtidak signifikan pada EMO kecil (koefisien 0.083; pvalue 0,56) menjadi signifikan pada EMO besar(koefisien 0,724; p value < 0,001). Hubungan RFP-MOTpada EXT besar (0,502; p value < 0,001) lebih besardibandingkan EXT kecil (koefisien 0,291; p value 0,042).Hubungan RFP-MOT yang tidak signifikan pada OPEkecil (koefisien -0,01; p value 0,951) menjadi signifikanpada OPE besar (koefisien 0,606; p value < 0,001).Hubungan RFP-MOT pada AGG kecil (koefisien 0,397;p value 0,003) sedikit lebih besar daripada AGG besar(koefisien 0,359; p value 0,004). Hubungan RFP-MOTpada CON besar (koefisien 0,474; p value < 0,001) lebihbesar dibandingkan CON kecil (koefisien 0,371; p value0,014). Jadi dapat disimpulkan bahwa, kepribadian(EMO, EXT, OPE, AGG, dan CON) selain memoderasisecara simultan hubungan power-motivasi-kinerja jugamemoderasi hubungan antara variabel power-motivasidan motivasi-kinerja.

198

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 189-200

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat diketahuibahwa hipotesis 1a (reward power berpengaruh positifterhadap motivasi) dan hipotesis 1b (coercive powerberpengaruh negatif terhadap motivasi) tidak didukung.Artinya, motivasi karyawan bekerja tidak dipengaruhioleh persepsinya bahwa atasannya dapat memberikanpenghargaan (berupa gaji, bonus, promosi) atau tidakdapat memberikan penghargaan (berupa paksaan,hukuman, ancaman). Hal ini mungkin disebabkan karenasebagian besar motivasi karyawan dalam bekerja adalahmotivasi intrinsik, yaitu pekerjaan itu sendiri danbukanlah motivasi ekstrinsik, yaitu penghargaan. Olehkarena motivasi yang terbaik adalah motivasi intrinsik,maka hal ini menunjukkan bahwa sebagian besarkaryawan tidak tergantung pada atasannya dapatmemberi penghargaan atau tidak dapat memberipenghargaan. Jadi, ketika atasan memberi penghargaanatau tidak memberi penghargaan, hal itu tidakberpengaruh secara signifikan terhadap motivasikaryawan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapatdiketahui bahwa legitimate power, expert power, danreferent power terbukti berpengaruh positif dansignifikan terhadap motivasi. Semakin tinggi legitimatepower maka semakin tinggi pula motivasi karyawan.Artinya, jika karyawan merasa bahwa atasannya sukamemberi tanggung jawab kepadanya, maka motivasinyaakan meningkat. Semakin tinggi expert power makasemakin tinggi pula motivasi karyawan. Artinya, jikakaryawan merasa bahwa atasannya suka memberi sa-ran, bantuan, pedoman dalam bekerja, makamotivasinya akan meningkat. Semakin tinggi referentpower maka semakin tinggi pula motivasi. Artinya, jikakaryawan merasa bahwa atasannya mempercayainya,suka padanya, dan berkharisma, maka motivasinya akanmeningkat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ada duavariabel power, yaitu reward dan coercive power yangterbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi.Tiga variabel power sisanya, yaitu legitimate, expert,dan referent power terbukti berpengaruh positif dansignifikan terhadap motivasi. Reward dan coercivepower (hipotesis yang tidak didukung) dapat dikaitkan

dengan motivasi ekstrinsik yaitu penghargaan.Sedangkan legitimate, expert, dan referent power(hipotesis yang didukung) dapat dikaitkan denganmotivasi intrinsik yaitu pekerjaan itu sendiri, self-con-cept, dan tanggung jawab, Dengan demikian, motivasikaryawan dalam bekerja sebagian besar dipengaruhioleh motivasi intrinsik dan bukan motivasi ekstrinsik.

Penelitian ini menemukan bahwa hipotesis 2didukung, yaitu motivasi berpengaruh positif terhadapkinerja. Artinya, kinerja karyawan dipengaruhi olehmotivasinya atau dalam kata lain salah satu faktor yangmempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi.Dengan demikian, jika motivasi karyawan tinggi makadapat disimpulkan kinerjanya juga akan tinggi.Penelitian ini juga menemukan bahwa hipotesis 3didukung, yaitu kepribadian memoderasi secarasimultan hubungan power-motivasi-kinerja. Penelitianini juga menemukan bahwa kepribadian dapatmemoderasi hubungan antara variabel power-motivasidan motivasi-kinerja. Kelima tipe kepribadian model BigFive (emotional stability, extraversion, openness toexperience, agreeableness, dan conscientiousness)masing-masing dapat memoderasi secara simultanhubungan power-motivasi-kinerja, sehinggakepribadian dapat memperkuat atau memperlemahhubungan power-motivasi-kinerja. Dengan demikian,persepsi karyawan tentang power atasan akanmempengaruhi motivasinya dan akan mempengaruhikinerjanya. Akan tetapi, hasilnya dapat lebih kuat(besar) atau lebih lemah (kecil) tergantung padakepribadian karyawan tersebut.

Saran

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbaharuiteori-teori yang digunakan supaya lebih up-to-date.Penelitian selanjutnya juga dapat mengembangkaninstrumen penelitiannya, misalnya pengembangan itemuntuk mengukur kepribadian yaitu NEO-PI-R (revisedNEO personality inventory). Penelitian selanjutnyajuga dapat mempertimbangkan instrumen penelitianlainnya, misalnya Rahim Leader Power Inventory)untuk mengukur power.

Penelitian ini hanya mengambil setting di STIEYKPN Yogyakarta dengan responden seluruh karyawanSTIE YKPN Yogyakarta yang berjumlah 60 orang.Karena lingkup penelitian ini masih sangat sempit, maka

199

PENGARUH POWER TERHADAP MOTIVASI DAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP............... (Aji Irawan)

hasil penelitian memiliki tingkat generalisasi yangrendah. Penelitian selanjutnya diharapkan dapatmengambil lingkup penelitian yang lebih luas, misalnyadi wilayah Yogyakarta sehinga hasil penelitiandiharapkan memiliki tingkat generalisasi yang lebihtinggi.

Ketiga, kuesioner yang kembali sebanyak 55buah dari 60 buah kuesioner yang dibagikan. Penelitianini dilakukan dengan jumlah data sebanyak 55 buah.Jumlah data tersebut masih sangat kurang untuk kriteriapengujian dengan metode SEM yang sebaiknyadatanya di atas 100 buah. Sebagai dampaknya, adakendala model SEM tidak cocok (fit) sehingga tidakmemenuhi kriteria GFI (goodness of fit) yang baik.Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengambildata lebih banyak, sebaiknya di atas 100 buah. Dengandemikian, model SEM diharapkan dapat lebih cocoksehingga memenuhi kriteria GFI yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ambur, O., 2000, Reconsidering the higher-order le-gitimacy of French and Raven’s bases of socialpower in the information age. University ofMaryland.

Annamalai, T., Abdullah, A. G., & Alasidiyeen, N. J.,2010, “The mediating effects of perceived orga-nizational support on the relationships betweenorganizational justice, trust, and performanceappraisal in Malaysian secondary schools”.European Journal of Social Sciences, 13(4):623-632.

Boggs, C., Collins, B., & Verreynne, M. L., 2003, “Exam-ining the effects of referent power on intrinsicmotivation in organisations: A self-conceptbased approach, Research paper, AucklandUniversity of Technology.

Elangovan, A. R., & Xie, J. L., 2000, “Effects of per-ceived power of supervisor on subordinatework attitudes”, Leadership and OrganizationDevelopment Journal, 21(6): 319-328.

Erkutlu, H. V., & Chafra, J., 2006, “Relationship betweenleadership power bases and job stress of sub-ordinates: example from boutique hotels”, Man-agement Research News, 29(5): 285-297.

Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donnelly, J. M., &Konopaske, R., 2009, Organizations: Behavior,structure, processes (13th ed.). McGraw-Hill.

Grant, A., 2008, “The significance of task significance:Job performance effects, relational mechanisms,and boundary conditions”, Journal of AppliedPsychology, 93(1): 108-124.

Halbesleben, J., & Bowler, M., 2007, “Emotional exhaus-tion and job performance: The mediating role ofmotivation”, Journal of Applied Psychology,92(1): 93-106.

Heinstrom, J., 2003, “Five personality dimensions andtheir influence on information behavior”, Infor-mation Research, 9(1): 165.

Judge, T., & Illies, R., 2002, “Relationship of personal-ity to performance motivation”, Journal of Ap-plied Psychology, 87: 797-807.

Khan, K. U., Farooq, S. U., & Ullah, M. I., 2010, “Therelationship between rewards and employee mo-tivation in commercial banks of Pakistan”, Re-search Journal of International Studies, 14: 37-52.

Koslowsky, M., & Stashevsky, S., 2005, “Organizationalvalues and social power. International Jour-nal of Manpower”, 26(1): 23-34.

Manzoor, Q. A., 2012, “Impact of employees motiva-tion on organizational effectiveness”, BusinessManagement and Strategy, 3(1). 35-49.

Olver, J. M., & Mooradian, T. A., 2003, “Personalitytraits and personal values: A conceptual andempirical integration”, Personality and Indi-vidual Differences, 35: 109-125.

200

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 189-200

Robbins, R., & Judge, T., 2008, Organizational Behav-ior (12th ed.). Pearson: Prentice Hall.

Rothmann, S., & Coetzer, E. P., 2003, “The big five per-sonality dimensions and job performance”, SAJournal of Industrial Psychology, 29(1): 68-74.

Schermerhorn, J., Hunt, J., & Osborn, R., 2004, Organi-zational Behavior (7th ed.). John Wiley & Sons.

Springer, G. J., 2011, “A study of job motivation, satis-faction, and performance among bank employ-ees”, Journal of Global Business Issues, 5(1):29-42.

Tjosvold, D., & Sun, Y. S., 2005, “Effects of power con-cepts and employee performance on manager’sempowering”, Leadership and OrganizationDevelopment Journal, 27(3): 217-234.

201

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL YANG............... (Alfred Labi)

Vol. 7, No. 3, November 2013Hal. 201-212

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyse the influ-ence of budget participation on managerial performanceby using commitment organization and job satisfac-tion, as moderating variables. The inconsistency re-sults of the prior researchs about the influence ofbudgetparticipation on managerial performance becomea motivation of this study. Data are collected using amail survey method. From sample 85 questionnaireswhich distributed to public managers to 22 SKPD, 63questionnaires were sent back, for then analyzed bylinear regression technique. The results of these studyindicate that the influence of budget participation onmanagerial performance is positive and signifcant. Theresults also show that the interaction between budgetparticipation and commitment orgazation influences themanajerial performance. The results also show that theinteraction between the budget participation and andjob satisfaction influences to the manajerial perfor-mance.

Keywords: budget participation, commitment organi-zation, job satisfaction, managerial performance

JEL classification: G31, J28, L23, L25

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJAMANAJERIAL YANG DIMODERASI OLEH KOMITMEN

ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA PADA SATUAN KERJAPERANGKAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA

PROVINSI MALUKU UTARA

Alfred LabiE-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Menurut Kartiwa (2004), implementasi anggaranpendapatan dan belanja daerah memunculkan berbagaifenomena seperti ketidaksiapan pemerintah dan DPRDdalam menyusun anggaran secara partisipatif danberbasis kinerja, belum adanya parameter kinerja dalampenyusunan APBD, belum dilaksanakannya jadwalperencanaan anggaran secara efektif, keterlambatanpelaksanaan APBD sebagai akibat keterlambatan dalamperencanaan dan penyusunan APBD yang berimplikasitertundanya program dan kegiatan, ketidaksiapanberbagai perangkat termasuk satuan kerja perangkatdaerah (SKPD) untuk mentaati aturan hidup dan prinsipdalam anggaran berbasis kinerja, dan ketidaksiapanmanajemen keuangan daerah melalui SKPD denganberbagai mekanisme keuangan (sistem keuangan danakuntansi).

Menurut Omposunggu dan Bawono (2006),penganggaran dilakukan dengan sistem top-down,dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkanoleh atasan atau pemegang kuasa anggaran sehinggabawahan atau pelaksana anggaran hanya melakukanapa yang telah disusun. Dalam hal ini jika penyusunananggaran hanya berdasarkan kehendak atasan tanpamelibatkan partisipasi bawahan maka dapat

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

202

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 201-212

menimbulkan kesulitan bagi bawahan untukmencapainya. Sebaliknya, jika penyusunan anggaranhanya disusun sesuai kehendak bawahan maka jugadapat menimbulkan rendahnya motivasi bawahan dalammencapai target-target yang optimal. Keterlibatanbawahan dalam -penyusunan anggaran akan sangatmemungkinkan bawahan memberi informasi lokal yangdiketahui. Dengan cara ini, bawahan dapatmengkomunikasikan beberapa informasi pribadi yangmungkin dapat dimasukkan dalam standar atauanggaran sebagai dasar penilaian.

Salah satu bagian dari literatur akuntansikeperilakuan adalah bagian yang membahas hubunganantara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerjamanajerial. Partisipasi penyusunan anggaranmerupakan pendekatan yang secara umum dapatmeningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapatmeningkatkan keefektifan organisasi. Partisipasianggaran sebagai alat mencapai tujuan. Di samping,partisipasi juga sebagai alat untuk mengintegrasikankebutuhan individu dan organisasi. Oleh karena itu,partisipasi dapat diartikan sebagai berbagi pengaruh,pendelegasian prosedur-prosedur, keterlibatan dalampengambilan keputusan, dan suatu pemberdayaan.Partisipasi merupakan salah satu unsur yang sangatpenting yang menekankan pada proses kerjasama dariberbagai pihak, baik bawahan maupun manajer levelatas. Partisipasi anggaran merupakan sebuahpendekatan manajerial yang umumnya dapatmeningkatkan kinerja manajerial.

Penelitian tentang hubungan antara partisipasidalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerialdalam beberapa dasawarsa belakangan ini masihmenunjukkan hasil yang tidak konsisten. Untukmengatasi ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitiantersebut diperlukan pendekatan kontijensi. Pendekatanini memberikan suatu gagasan bahwa sifat hubunganyang ada antara partisipasi penyusunan anggaran dankinerja manajerial mungkin berbeda pada setiap kondisi.Salah satu variabel kondisional tersebut adalah variabelmoderasi, yaitu variabel komitmen organisasi dankepuasan kerja yang yang dapat memoderasi pengaruhantara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.Penelitian ini melaporkan hasil penelitian mengenaipengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerjamanajerial yang dimoderasi oleh komitmen organisasidan kepuasan kerja pada SKPD Kabupaten Halmahera

Utara Provinsi Maluku Utara. Tujuan penelitian iniuntuk menguji pengaruh 1) partisipasi anggaranterhadap kinerja manajerial; 2) partisipasi anggaranterhadap kinerja manajerial yang dimoderasi olehkomitmen organisasi; dan 3) partisipasi anggaranterhadap kinerja manajerial yang dimoderasi olehkepuasan kerja.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Eker (2006) meneliti pengaruh partisipasi anggaranterhadap kinerja manajerial melalui komitmen organisasipada 500 perusahaan top di Turki. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa hubungan antara partisipasianggaran dengan kinerja manajerial adalah positifsignifikan, demikian juga hasil interaksi antarapartisipasi anggaran, komitmen organisasi dan kinerjamanajerial menunjukkan hubungan posititif signifikan,artinya bahwa komitmen organisasi dapat memoderasihubungan antara partisipasi anggaran dan kinerjamanajerial.

Bangun (2009) meneliti pengaruh partisipasidalam penyusunan anggaran, kejelasan sasarananggaran, dan struktur terdesentralisasi terhadapkinerja manajerial SKPD dengan pengawasan internalsebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini merupakanstudi kasus pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antarapartisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran,struktur desentralisasi dengan kinerja manajerial adalahpositif signifikan.

Nurcahyani (2010), meneliti pengaruh partisipasianggaran terhadap kinerja manajerial melalui komitmenorganisasi dan persepsi inovasi sebagai variabel inter-vening. Sampel penelitian ini adalah Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Magelang. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa hubungan antarapartisipasi anggaran dengan kinerja manajerial yangdimoderasi oleh komitmen organisasi dan persepsiinovasi adalah tidak signifikan.

Suardana dan Suryanawa (2009) menelitipengaruh partisipasi anggaran pada kinerja manajerialdengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi.Penelitian ini adalah studi kasus pada Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Badung. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa hubungan antarapartisipasi anggaran dengan kinerja manajerial yang

203

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL YANG............... (Alfred Labi)

dimoderasi oleh komitmen organisasi adalah positifsignifikan. Nor (2007) meneliti pengaruh desentralisasidan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderatordalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerjamanajerial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adapengaruh yang signifikan antara partisipasi dalampenyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.

Nasir (2008) meneliti pengaruh partisipasianggaran terhadap kinerja manajerial dan motivasisebagai variabel intervening. Hasil penelitianmenunjukkan, bahwa ada hubungan yang positifsignifikan antara partisipasi dalam penyusunananggaran dengan kinerja manajerial, partisipasianggaran dengan motivasi, dan motivasi dengankinerja. Hutagalung (2008) meneliti hubunganpartisipasi dalam penganggaran dengan prestasi kerja,peranan motivasi, dan sikap sebagai variabel mediator.Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dalampenyusunan anggaran tidak mempunyai hubunganyang signifikan atas sikap terhadap kerja.

Adrianto (2008) meneliti pengaruh partisipasianggaran terhadap kinerja manajerial dengan kepuasankerja, job relevant information, dan motivasi kerjasebagai variabel moderator. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pengaruh antara partisipasianggaran dengan kinerja manajerial adalah positifsignifikan, demikian juga hasil interaksi antarapartisipasi anggaran, kepuasan kerja, dan motivasi kerjadengan kinerja manajerial, sedangkan hasil interaksiantara partisipasi anggaran, dan job relevant informa-tion dengan kinerja manajerial adalah tidak signifikan.

Ngatemin (2009) meneliti pengaruh komitmenorganisasi dan locus of control terhadap hubunganantara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerjamanajerial pada Badan Pengembangan Sumber DayaKebudayaan dan Parawisata Departemen Kebudayaandan Parawisata Republik Indonesia. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruhterhadap kinerja manajerial, sedangkan komitmenorganisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerjamanajerial tetapi ketika komitmen organisasidiinteraksikan dengan partisipasi anggaran ternyatatidak berpengaruh dengan kinerja manajerial. Dengandemikian, tidak terdapat pengaruh locus of controlterhadap partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.Hasil penelitian Adrianto (2008) menunjukkan, bahwapartisipasi penyusunan anggaran dapat meningkatkan

kinerja manajerial, sedangkan menurut Sardjito danMuthaher (2007 partisipasi anggaran berpengaruhpositif terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan buktiempiris yang dikemukakan tersebut, maka hipotesisyang dikembangkan adalah:H1: Partisipasi anggaran berpengaruh positif

terhadap kinerja manajerial.Komitmen organisasi yang kuat mendorong

individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi(Hapsari, 2009). Apabila komitmen organisasimelibatkan kepercayaan dan penerimaan tujuanorganisasi, maka partisipasi dalam penyusunananggaran dapat meningkatkan komitmen organisasi.Hal ini berarti pengaruh partisipasi anggaran terhadapkinerja manajerial akan meningkat apabila komitmenorganisasi manajer juga tinggi. Komitmen organisasiyang kuat dalam diri individu akan membuat individuberusaha keras untuk mencapai tujuan organisasi.Sebaliknya, individu dengan komitmen organisasi yangrendah akan mempunyai perhatian yang rendah padapencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusahauntuk memenuhi kepentingan pribadinya. Partisipasianggaran tidak hanya secara langsung meningkatkanprestasi kerja, tetapi juga secara tidak langsung(moderasi) melalui komitmen organisasi (Sardjito danMuthaher, 2007). Berdasarkan bukti empiris yangdikemukakan tersebut, maka hipotesis yangdikembangkan adalah:H2: Partisipasi anggaran berpengaruh positif

terhadap kinerja manajerial ketika komitmenorganisasi tinggi.

Dalam proses penyusunan anggaranmemerlukan kerjasama para manajer dari berbagaijenjang organisasi. Keterlibatan seseorang dalamproses ini, tentunya tidak terlepas dari aspek perilakumasing-masing individu sebagai akibat adanya usulanyang ditawarkan (Adrianto, 2008). Kepuasan kerjamerupakan hal yang bersifat individual. Setiap individudalam organisasi pasti memiliki tingkat kepuasan yangberbeda-beda sesuai dengan sistem dan nilai yangdianutnya pada sebuah organisasi. Kepuasan kerjaselalu mendapatkan tempat yang sangat penting bagiperilaku organisasi (Supriyono, 2005). Kepuasan kerjamerupakan sebuah cara untuk mengaktualisasikan diri,sehingga akan tercapai sebuah kematangan psikologispada diri karyawan. Mahesa (2010) menegaskan bahwaseseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi

204

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 201-212

menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya,sedangkan seseorang yang tidak puas denganpekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadappekerjaan itu. Berdasarkan bukti empiris yangdikemukakan tersebut, maka hipotesis yangdikembangkan adalah:H3: Partisipasi anggaran berpengaruh positif

terhadap kinerja manajerial ketika kepuasan kerjatinggi.

Sumber data yang digunakan dalam penelitianini adalah data primer dan data sekunder. Data primerdiperoleh dari jawaban-jawaban yang diberikan olehresponden atas pertanyaan dalam kuesioner. Datasekunder didapatkan dari arsip dokumen pemerintahanKabupaten Halmahera Utara. Populasi dalam penelitianini adalah seluruh manajer publik atau pimpinan unitkerja atau seluruh pejabat publik di lingkunganPemerintah Kabupaten Halmahera Utara, yang menurutPeraturan Daerah no. 8, no.9 dan no.10 Tahun 2008tanggal 3 Nopember 2008, berjumlah 180 orang.Berdasar 180 manajer publik ini berhasil dibagikankuesioner sebanyak 85 orang manajer publik yangtersebar pada 22 SKPD dan sebanyak 81 orang manajerpublik mengembalikan kuesioner tersebut. Berdasarkuesioner yang kembali tersebut, hanya 63 kuesioneryang diisi lengkap, sehingga 63 orang manajer publikini dijadikan ukuran sampel dalam penelitian ini.

Metode pengambilan sampel atau samplingdilakukan dengan purposive sampling, melaluipengambilan sampel dari populasi berdasarkan kriteriadan pertimbangan tertentu. Untuk mendapatkan datapada penelitian ini, penulis memanfaatkan instrumensurvey dalam bentuk kuesioner. Kuesioner penelitianini diserahkan langsung kepada responden ataumeminta bantuan salah satu pegawai pada masing-masing SKPD untuk mengkoordinir penyebaran danpengumpulan kuesioner pada SKPD tersebut.Kuesioner yang digunakan dalam penelitian inidiadaptasi dari berbagai literatur pada penelitianterdahulu. Meskipun instrumen survey tersebut sudahpernah digunakan, tetapi karena lingkungan danrespondennya berbeda, maka perlu diuji lebih lanjut.

Kinerja manajerial dalam penelitian ini adalahkinerja para manajer SKPD dalam kegiatan-kegiatanmanajerial dalam lingkup SKPD, yang meliputiperencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,pengawasan, pengaturan staff, negosiasi dan

perwakilan. Pengukuran variabel ini menggunakaninstrumen kuesioner dengan skala interval danmenunjukkan tingkat kinerja manajerial. Partisipasianggaran didefinisikan sebagai tingkat keterlibatan danpengaruh seseorang dalam proses penyusunananggaran. Komitmen organisasi menunjukkankeyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dansasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Kepuasankerja dalam penelitian ini didefinisikan sebagai hasildari persepsi manajer mengenai seberapa baikpekerjaannya untuk memberikan hal yang dinilaipenting. Indikator yang digunakan dalam pengukuranvariabel kepuasan kerja adalah pekerjaan itu sendiri,gaji, kesempatan atau promosi, supervisor dan rekansekerja.

HASIL PENELITIAN

Data responden menurut SKPD adalah SekretariatDaerah 4,6%, Dinas 31,8%, Badan 31,8%, Kantor 9%,RSUD 4,6% dan Kecamatan 18,2%. Dengan demikian,tingkat respon tertinggi adalah Dinas dan Badanmasing-masing dengan presentasi 31,8% atau 7responden. Berdasar data jenis kelamin, responden laki-laki lebih mendominasi dari responden perempuan. Halini dapat dilihat ada 49 orang (78%) responden laki-lakidan respoden perempuan sebanyak 14 orang (22%).Data responden berdasar jabatan yaitu Kepala Dinas6,3%, Kepala Badan 3,2%, Kepala Kantor 3,2%,Sekretaris dinas, badan, dan kantor 15,9%, KepalaBidang 11,1%, Kepala Bagian 15,9%, Kepala Sub Bagianyakni 33,3%, Kepala Seksi 4,8% dan Camat 6,3%.Berdasar persentase tersebut yang berkontribusiterbanyak dalam penelitian ini berdasarkan jabatanadalah sebagai kepala sub bagian yakni 21 partisipan(33,3%).

Berdasar data umur, responden dengankelompok umur 20-29 tahun sebanyak 6,3%, kelompokumur 30-39 tahun sebanyak 30,2%, kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 46,0 %, dan kelompok umur di ataslima puluh tahun sebanyak 17,5%. Berdasar datapangkat/golongan responden, pangkat/golongan III(40 orang atau 63,5%) lebih mendominasi dibandingresponden dengan pangkat/golongan IV (23 orangatau 36,5%). Berdasar data responden menurut lamabekerja pada instansinya, responden dengan lama kerjakurang dari 10 tahun 31,7%, lama kerja 10-20 tahun

205

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL YANG............... (Alfred Labi)

34,9%, lama kerja 20-30 tahun 27,1%, dan lama kerja diatas 30 tahun sebanyak 6,3%. Berdasarkan dataresponden pengalaman menyusun rencana kegiatananggaran (RKA) dengan tingkat pengalaman kurangdari 3 tahun 31,7%, tingkat pengalaman 3-6 tahun 35%,dan tingkat pengalaman di atas 6 tahun 33,3%.

Uji validitas dengan analisis faktor Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequaci (KMOMSA) menunjukkan bahwa nilai KMO MSA bervariasidari 0 sampai dengan 1. Nilai yang dihendaki harus >0.50 untuk dapat dilakukan analisis faktor. Hasil ujivaliditas data masing-masing variabel ditunjukkan padaTabel 1 berikut ini:

Tabel 1Hasil Uji Validitas

Indikator KMO Signifikansi Faktor Loading Keterangan

PA 1 .871 .000 .755 ValidPA 2 .871 .000 .882 ValidPA 3 .871 .000 .837 ValidPA4 .871 .000 .842 ValidPA 5 .871 .000 .845 ValidPA6 .871 .000 .707 ValidKO 1 .859 .000 .756 ValidKO 2 .859 .000 .666 ValidKO 3 .859 .000 Tidak Signifikan Tidak ValidKO 4 .859 .000 .706 ValidKO 5 .859 .000 .740 ValidKO 6 .859 .000 Tidak Signifikan Tidak ValidKO 7 .859 .000 .813 ValidKO 8 .859 .000 .796 ValidKO 9 .859 .000 .720 ValidKK 1 .859 .000 .623 Tidak ValidKK 2 .859 .000 Tidak Signifikan Tidak ValidKK 3 .859 .000 .727 ValidKK 4 .859 .000 .716 ValidKK 5 .859 .000 .859 ValidKK 6 .859 .000 .816 ValidKK 7 .859 .000 .832 ValidKK 8 .859 .000 .783 ValidKK 9 .859 .000 .622 ValidKM 1 .861 000 .829 ValidKM 2 861 000 .711 ValidKM 3 861 000 .680 ValidKM 4 861 000 .788 ValidKM 5 861 000 .845 ValidKM 6 861 000 .663 ValidKM 7 861 000 .772 ValidKM 8 861 000 .809 ValidKM 9 861 000 .826 Valid

Sumber: Data mentah, diolah.

206

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 201-212

Hasil tampilan output SPSS menunjukkan bahwaNilai KMO untuk semua variabel > 0.50 dan signifikanpada 0.000, sehingga dapat dilakukan analisis faktor.Selanjutnya, hasil rotasi menunjukkan bahwa semuaindikator partisipasi anggaran (PA1 sampai PA6)mengelompok hanya pada faktor 1, sedangkan semuaindikator komitmen organisasi mengelompok padafaktor 2 kecuali indikator KO3 dan KO6 tidakteridentifikasi. Sementara itu untuk semua indikatorkepuasan kerja dan kinerja manajerial mengelompokpada faktor 1 kecuali indikator KK1 pada faktor 1 danKK2 tidak teridentifikasi. Jadi dapat disimpulkan bahwamasing-masing indikator/item pertanyaan untuk semuavariabel dinyatakan valid kecuali variabel komitmenorganisasi pada indikator KO3, KO6, dan variabelkepuasan kerja pada indikator KK1, KK2 dinyatakantidak valid. Untuk selanjutnya indikator-indikator yangtidak valid tersebut akan dikeluarkan dari pengujianreliabilitas, asumsi klasik, hipotesis.Hasil uji reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Al-pha ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2Hasil Uji Reabilitas Data

CronbachVariabel Alpha Keterangan

Partisipasi Anggaran 0,896 ReliabelKomitmen Organisasi 0,913 ReliabelKepuasan Kerja 0,907 ReliabelKinerja MAnajerial 0,914 Reliabel

Sumber: Data mentah, diolah.

Berdasar Tabel 2 tampak nilai cronbach alpha> 0,70 untuk masing-masing variabel dalam penelitianini. Hal ini berarti bahwa variabel partisipasi anggaran,komitmen organisasi, kepuasan kerja, dan kinerjamanajerial adalah reliabel.

Uji normalitas data ditunjukan pada tampilgambar grafik normal probability plot masing-masingmodel regresi.

Sumber: Data diolah.

Gambar 1Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 1

Sumber: Data diolah.

Gambar 2Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 2

 

207

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL YANG............... (Alfred Labi)

Sumber: Data diolah.

Gambar 3Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 3

Tampilan grafik normal probability plot padaGambar 1 sampai dengan Gambar 3 menunjukkanbahwa titik-titik (data) menyebar di sekitar garis diago-nal dan mengikuti atau mendekati arah garis diagonal.Hal ini berarti bahwa model-model regresi dalampenelitian ini memenuhi asumsi normalitas.

Uji multikolonieritas dilakukan dengan melihatnilai tolerance dan nilai variance inflation faktor (VIF).Adanya multikolonieritas dapat diketahui jika nilai tol-erance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF . > 10.Berdasar Tabel 3, hasil perhitungan nilai VIFmenunjukkan hanya variabel bebas partisipasi anggaranyang memiliki nilai VIF > 10, sedangkan untuk variabelmoderasi (variabel bebas kedua) komitmen organisasasidan kepuasan kerja memiliki nilai VIF < 0,10. Dengandemikian, disimpulkan bahwa hanya pada variabelbebas partisipasi anggaran yang tidak terdapatmultikolonieritas antarvariabel bebas dalam modelregresi, sedangkan untuk variabel komitmenorganisasasi dan kepuasan kerja terdapatmultikolonieritas.

Uji heteroskedastisitas dilakukan denganmelihat ada tidaknya pola tertentu pada grafikscatterpolt antara nilai presiksi variabel terikat (ZPRED)dengan nilai residualnya (SRESID). Jika ada polatertentu yang teratur, maka mengindikasikan telahterjadi heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada polayang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawahangka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadiheteroskedastisitas. Berikut ini gambar grafikscatterplot yang menunjukkan hasil ujiheteroskedastisitas.

Tabel 3Hasil Uji Multikolinieritas

Model Variabel Inependen VIF

Pers. Reg. 1 Partisipasi Anggaran 1.000Pers .Reg. 2 Partisipasi Anggaran 17.660

Komitmen organisasi 16.768Interaksi Partisipasi Anggaran danKomitmen organisasi (X1X2) 49.992

Pers .Reg. 3 Partisipasi Anggaran 74.847Kepuasan KerjaInteraksi 74.245Partisipasi Anggaran danKomitmen organisasi (X1X3) 43.007

Sumber: Data primer, diolah.

208

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 201-212

Sumber: Data primer, diolah.

Gambar 4Hasil Uji Heteroskedastisitas – Model Regresi 1

Sumber: Data primer, diolah.

Gambar 5Hasil Uji Heteroskedastisitas – Model Regresi 2

Sumber: Data primer, diolah.

Gambar 6Hasil Uji Heteroskedastisitas – Model Regresi 3

209

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL YANG............... (Alfred Labi)

Tampilan Gambar 4 sampai dengan Gambar 6memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acakserta tesebar di atas maupun di bawah angka 0 padasumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadiheteroskedastisitas sehingga model regresi layak untukdigunakan.

Uji autokorelasi dilakukan denganmenggunakan Durbin Watson (DW) Statistic, sepertitampak pada Tabel 4.

Tabel 4Hasil Uji Autokorelasi dengan Nilai

Durbin Watson

NilaiPersamaan Regresi Durbin Watson

Persamaan Regresi 1 1.559Persamaan Regresi 2 1.843Persamaan Regresi 3 1.574

Sumber: Data mentah, diolah.

Berdasar Tabel 4 tampak nilai Durbin Watsonpersamaan regresi 1 sampai 3 berada pada angka 1,55-2,45 sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapatautokorelasi.

Uji linearitas pada Tabel 5 menunjukkan bahwasemua variabel F hitung > F tabel. Hal ini berarti semuapersamaan regresi memiliki hubungan linear, sehinggamemenuhi asumsi linearitas.

Tabel 5Hasi Uji Linearitas

Pers. Regresi F – Hitung F – Tabel Keterangan

Pers. Regresi 1 0,46 2,76 LinearPers. Regresi 2 1,41 2,38 LinearPers. Regresi 3 0,65 2,38 Linear

Sumber: Data mentah, diolah.

Hasil uji regresi ditunjukkan pada Tabel 6 berikut ini:

PEMBAHASAN

Berdasar hasil analisis data dapat diketahui bahwaternyata terdapat pengaruh antara partisipasi anggaranterhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengannilai adjusted R2 = 0,349. Berarti partisipasi anggaranmenjelaskan 34,9% variabilitas kinerja manajerial. Nilait hitung variabel partisipasi anggaran sebesar 5,851dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dariá = 0,05 Adanya pengaruh positif antara partisipasianggaran terhadap kinerja manajerial menunjukkanbahwa semakin tinggi partisipasi anggaran maka akansemakin meningkatkan kinerja manajerial. Partisipasianggaran merupakan keterlibatan seluruh manajer (linimenengah ke bawah) dalam suatu instansi untukmelakukan kegiatan dalam pencapaian sasaran yangtelah ditetapkan dalam anggaran. Dengan adanyaketerlibatan tersebut akan mendorong para manajerpublik di kabupaten Halmahera Utara untuk

Tabel 6Hasil Analisis Regresi Linear

Persamaan Regresi Adjusted R2 t- hitung Signifikansi

Persamaan Regresi 1 0,349 PA = 5,851 0,000Persamaan Regresi 2 0,956 X1X2 = 1,287 0,203Persamaan Regresi 3 0,379 X1X3 =-1,379 0,173

Sumber: Data primer, diolah.

210

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 201-212

bertanggungjawab terhadap masing-masing tugasyang diembannya sehingga manajer publik tersebutakan meningkatkan kinerjanya agar mereka dapatmencapai sasaran atau target yang telah ditetapkandalam anggaran. Hal ini mengindikasikan adanyahubungan yang positif antara partisipasi anggarandengan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini sejalandengan hasil penelitian yang telah dilakukan Eker (2006)dan Bangun (2008).

Berdasar hasil hasil analisis data diperolehbahwa nilai uji interaksi (komitmen organisasi sebagaivariabel moderating) menunjukkan nilai koefisiendeterminasi (adjusted R Square) sebesar 0,956. Berartikinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabelpartisipasi anggaran dan komitmen organisasi sebesar95,6%, sedangkan sisanya, yaitu 4,4% dijelaskan olehvariabel lain yang tidak diteliti. Nilai t hitung darivariabel interaksi antara partisipasi anggaran dankomitmen organisasi (X!X2) sebesar 1,287 dengansignifikansi sebesar 0,203 yang lebih besar dari á =0,05. Berarti hipotesis 2 yang diajukan ditolak. Dengandemikian, hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesisyang menyatakan partisipasi anggaran berpengaruhpositif terhadap kinerja manajerial ketika komitmenorganisasi tinggi. Kombinasi antara partisipasipenyusunan anggaran dan komitmen organisasi yangberorientasi pada individu tidak memenuhi prasaratkondisional dari partisipasi anggaran yang dapatmeningkatkan kinerja manajerial. Hal ini berartipartisipasi anggaran tidak dapat meningkatkan kinerjamanajerial jika disertai dengan komitmen organisasiyang berorientasi pada individu. Dengan kata lain,komitmen organisasi tidak mampu bertindak sebagaivariabel moderator yang mempengaruhi hubunganpartisipasi anggaran dalam meningkatkan kinerjamanajerial. Temuan penelitian ini tidak mendukungpenelitian Eker (2006).

Berdasar hasil analisis data diperoleh bahwanilai uji interaksi (kepuasan kerja sebagai variabel mod-erating) menunjukkan nilai koefisien determinasi (ad-justed R Square) sebesar 0,379. Berarti kinerjamanajerial dapat dijelaskan oleh variabel partisipasianggaran dan kepuasan kerja sebesar 37,9%,sedangkan sisanya, yaitu 62,1% dijelaskan oleh variabellain yang tidak diteliti. Nilai t hitung sebesar dari variabelinteraksi antara partisipasi anggaran dan kepuasan kerja(X!X3) sebesar 1,379 dengan signifikansi sebesar 0,173

yang lebih besar dari á = 0,05. Berarti hipotesis 3 yangdiajukan ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian initidak mendukung hipotesis yang menyatakanpartisipasi anggaran berpengaruh positif terhadapkinerja manajerial ketika kepuasan kerja tinggi.Kombinasi antara partisipasi anggaran dan kepuasankerja yang berorientasi pada individu tidak memenuhiprasarat kondisional dari partisipasi anggaran yangdapat meningkatkan kinerja manajerial. Hal ini berartipartisipasi anggaran tidak dapat meningkatkan kinerjamanajerial jika disertai dengan kepuasan kerja yangberorientasi pada individu. Dengan kata lain, kepuasankerja tidak mampu bertindak sebagai variabel modera-tor yang mempengaruhi hubungan partisipasi anggarandalam meningkatkan kinerja manajerial. Temuanpenelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Adrianto(2008) yang mengindikasikan bahwa partisipasibawahan dalam penyusunan anggaran lebih efektif jikakeputusan-keputusan yang penting dalam organisasilebih sering dibuat secara kelompok. Partisipasianggaran akan meningkatkan kinerja manajerial paraanggota organisasi jika atasan setingkat manajer pedulidan memperhatikan masalah kepuasan kerja parabawahan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasar analisis data dan uji hipotesis untukmembuktikan ada tidaknya pengaruh variabel yangdiajukan sebagai alat ukur yaitu variabel partisipasipenyusunan anggaran (X1), komitmen organisasi (X2),kepuasan kerja (X3), terhadap kinerja manajerial (Y)dapat diambil simpulan sebagai berikut, yaitu 1)partisipasi penyusunan anggaran secara positifmempengaruhi kinerja manajerial. Hal ini berarti bahwaketerlibatan para manajer publik yang meliputi asistenbupati, kepala dinas, kepala kantor, kepala badan, kepalabidang, sub bidang dan seksi pada setiap dinas, kantordan badan serta para camat di lingkungan PemerintahKabupaten Halmahera Utara dalam penyusunananggaran mempengaruhi kinerja manajerial; 2) interaksiantara partisipasi penyusunan anggaran dan komitmenorganinisasi terhadap kinerja manajerial tidak signifikan.Hal ini berarti bahwa komitmen organisasi tidak bisaberperan sebagai variabel moderator terhadap

211

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL YANG............... (Alfred Labi)

pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kinerjamanajerial. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasilpenelitian Eker (2006) dan Bangun (2008) yangmenemukan komitmen organisasi mampu bertindaksebagai variabel moderator terhadap pengaruhpartisipasi penyusunan anggaran dan kinerjamanajerial; dan 3) interaksi antara partisipasipenyusunan anggaran dan kepuasan kerja dengankinerja manajerial tidak signifikan. Hal ini berarti bahwakepuasan kerja tidak bisa berperan sebagai variabelmoderator terhadap pengaruh partisipasi penyusunananggaran dan kinerja manajerial. Hasil penelitian initidak sejalan dengan hasil penelitian Adrianto (2008)yang menemukan kepuasan kerja mampu bertindaksebagai variabel moderator terhadap pengaruhpartisipasi penyusunan anggaran dan kinerjamanajerial.

Saran

Beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapatmengganggu hasil penelitian ini, yaitu 1) hanyamemasukkan variabel moderasi dalam hubunganpartisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerialdalam penelitian ini, yaitu komitmen dan kepuasankerja. Diduga masih ada faktor lain yang dapat menjadivariabel moderasi terhadap pengaruh partisipasipenyusunan anggaran dan kinerja manajerial; 2) tidakmemasukkan variabel kontrol dalam penelitian ini yangdapat mengawasi variabel independen yang lain sertadapat memungkinkan terjadinya tingkat error yanglebih kecil; 3) metode pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode surveidengan menggunakan kuesioner, dimana respondenyang dipilih hanya terbatas pada manajer levelmenengah ke bawah di lingkungan Pemda HalmaheraUtara yang memungkinkan adanya perbedaan strukturorganisasi dengan Pemda lain di Indonesial dan 4) datayang dianalisis dalam penelitian ini menggunakaninstrumen yang hanya berdasarkan persepsi jawabanresponden. Berdasarkan hasil temuan dan keterbatasandalam penelitian ini, maka ada tiga saran, yaitu 1) parapejabat atau manajer publik yang ada di lingkunganPemerintah Kabupaten Halmahera Utara hendaknyamelibatkan seluruh manajer level menengah ke bawahdalam proses penyusunan anggaran; 2) penelitian initidak memasukkan control variable sebagai variabel

yang dapat mengawasi variabel independen dan dapatmemungkinkan untuk memperkecil tingkat error,sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnyadapat memasukkan control variable; 3) pada penelitianini hanya memasukan dua variabel moderasi yaitukomitmen organisasi dan kepuasan kerja. Untukpenelitian berikutnya, dapat mempertimbangkanpengaruh variabel kontijensi lainnya, sepertipelimpahan wewenang, gaya kepemimpinan, strukturorganisasi, locus of control, dan Job RelevantInnformation.

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Yogi, 2008, “Analisis Pengaruh PartisipasiPenyusunan Anggaran terhadap KinerjaManajerial dengan Kepuasan kerja, Job RelevanInformation dan Motivasi Kerja sebagai VariabelModerating”, Tesis Magister Akuntansi UNDIP,Semarang.

Bangun, Andarias, 2009, “Pengaruh Partisipasi dalamPenyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran danStruktur Desentralisasi Terhadap KinerjaManajerial SKPD dengan Pengawasan InternalSebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus PadaPemerintah Kabupaten Deli Serdang), TesisMagister Sekolah Pascasarjana UniversitasSumatera Utara, Medan.

Eker, Melek, 2006, “The Impact Of Budget Participa-tion on Managerial Performance Via Organiza-tional Commitment: A Study On The Top 500Firms in Turkey”, Uluda: Üniversitesi ktisadive dari Bilimler Fakültesi.

Hapsari A.R. Nanda, 2009, “Pengaruh PartisipasiPenyusunan Anggaran Terhadap KinerjaManajerial dengan Komitmen Organisasi danLocus of Control sebagai Variabel Moderating”,Artikel, Universitas Diponegoro.

Hutagalung, Galumbang, 2008, “Hubungan Partisipasidalam Penganggaran dengan prestasi kerja;Peranan Motivasi dan Sikap sebagai Variabel

212

JEB, Vol. 7, No. 3, November 2013: 201-212

Mediating”, Integrity-Jurnal Akuntansi danKeuangan, 2(1).

Kartiwa, H.A., 2004, “Proses Penyusunan AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah (APBD) danArah Kebijakan Umum”, Makalah disampaikanpada Pelatihan Pendalaman Kompetensi bidangTugas Legislatif anggota DPRD KabupatenSukabumi.

Mahesa, Deewar, 2010, “Analisis Pengaruh Motivaasidan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawandengan Lama Kerja Sebagai Variabel Moderat-ing”, Skripsi, Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro.

Nasir, Muhammad, 2008, “Pengaruh Partisipasi dalamPenyusunan Anggaran terhadap KinerjaManajerial dan Motivasi sebagai variabel inter-vening”, Media Riset Akuntansi, Auditing &Informasi, 8(3).

Ngatemin, 2009, “Pengaruh Komitmen Organisasi danLocus of Control terhadap Hubungan antaraPartisipasi penyusunan Anggaran dan KinerjaManajerial pada Badan Pengembangan SumberDaya Kebudayaan dan Parawisata DepartemenKebudayaan dan Parawisata Republik Indone-sia”, Tesis Sekolah Pascasarjana UniversitasSumatera Utara, Medan.

Nor, Wahyudin, 2007, “Desentralisasi dan GayaKepemimpinan sebagai Variabel Moderatingdalam Hubungan antara PartisipasiPenyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial”,SNA X, 26 – 28 Juli 2007, Makassar.

Nurcahyani, Kunwaviyah, 2010, “Pengaruh PartisipasiAnggaran Terhadap Kinerja Manajerial MelaluiKomitmen Organisasi dan Persepsi Inovasisebagai variabel Intervening”, Skripsi FakultasEkonomi Universitas Diponegoro.

Omposunggu, Krisler Bornadi, dan Icuk RanggaBawono, 2006, “Pengaruh Partisipasi Anggarandan Job Relevant Information TerhadapInformasi Asimetris”, SNA IX. 23-26 Agustus.

Sardjito Bambang dan Osmad Muthaher, 2007,“Pengaruh Partisipasi Penyusunan AnggaranTerhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah :Budaya Organisasi Dan Komitmen OrganisasiSebagai Variabel Moderating”, SNA X, 26 – 28Juli 2007, Makassar.

Suardana, Kadek Juli dan I Ketut Suryanawa, 2009,“Pengaruh Partisipasi Penyusunan AnggaranPada Kinerja Manajerial dengan KomitmenOrganisasi Sebagai Variabel Moderasi”, Artikel,Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Bali.

Supriyono, R.A., 2005, “Pengaruh KomitmenOrganisasi, Keinginan Sosial, dan AsimetriInformasi terhadap Hubungan AntaraPartisipasi Penganggaran dengan KinerjaManajer”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indo-nesia, 20(1).

Vol. 7, No. 3, November 2013

INDEKS SUBYEKJURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Aattitude toward 149

Bbudget participation 201, 211

Ccommitment organization 201competitive advantage 173, 178, 179

Eeconomic growth rate 181, 182economic structure 181, 182, 183, 187entrepreneur 173, 179

Hhair production 173, 178

Iinstitutional 173

Jjob satisfaction 201

Lleverage 163, 164, 165, 167, 169, 170, 171liquidity 163

Mmanagerial performance 201, 211motivation 151, 173, 189, 199, 200, 201

Oorganic food 149, 160, 161

Pper capita 181performance 171, 176, 178, 189, 199, 200, 201, 211personality 160, 189, 198, 199, 200power 175, 176, 178, 189, 190, 191, 192, 193,

194, 196, 197, 198, 199, 200profitability 163, 174purchase behavioral control 149purchase intention 149, 161

Ssize companies 163social capital 173, 175, 179subjective norm 149, 161

Ttax rate 181, 182, 183, 184, 187tax ratio 181, 182, 183, 184, 187

Vol. 7, No. 3, November 2013

INDEKS PENGARANGJURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

AAgus Arifin 173Aji Irawan 189

DDanny Wibowo 181

Ilfred Labi 201Irman Firmansyah 163

RRakhmat Priyono 173

TTony Wijaya 149

Vol. 7, No. 3, November 2013

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

PEDOMAN PENULISANJURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpanama dan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataantertulis yang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Ekonomi & Bisnis (JEB)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis denganhuruf kapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletakdi tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Vol. 7, No. 3, November 2013

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan

huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semuapenulis, tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkannama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jikamengambil artikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku,penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: ACase Study of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

Vol. 7, No. 3, November 2013

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat.In: G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., NewYork.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasionaldan Tingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadiketidaksesuaian di antara MITRA BESTARI.

7. Keputusan penolakan Editorial Board Members dikirimkan kepada penulis.8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali ke penulis untuk perbaikan.9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Editorial Board Members ke Managing

Editors.10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapatkan persetujuan.11. Naskah siap dicetak dan cetak lepas (off print) dikirim ke penulis.

179

ANALISIS FAKTOR KELEMBAGAAN BERBASIS KEUNGGULAN........................................... (Agus Arifin dan Rakhmat Priyono)

Jahanshahi, Asghar Afshar et al., 2011, “ElectronicCommerce Applications among Indian Small andMedium Enterprises”, Information Manage-ment and Business Review, 2(6): 276-286.

Kushwaha, Gyaneshwar Singh, 2011, “CompetitiveAdvantage Through Information and Commu-nication Technology (ICT) Enabled SupplyChain Management Practices”, InternationalJournal of Enterprise Computing and BusinessSystems,.1(2).

Kyaw, Aung, 2008, “Financing Small and Medium En-terprises in Myanmar”, Institute of DevelopingEconomies (IDE) Discussion Paper, No. 148.Yangon Institute of Economics, Myanmar.

Musnidar dan Tulus Tambunan, 2007, “DevelopmentStrategy and Overview of SMEs” in Entrepre-neurship Development for Competitive Smalland Medium Enterprises, pp. 112-136", Reportof the APO Survey on Entrepreneur Develop-ment for Competitive SMEs, Asian Productiv-ity Organization, Japan.

Popescu, Dan et al., 2011, “Management Practices fromSmall and Medium Enterprises within theKnowledge-Based Economy”. InternationalJournal of Education and Information Tech-nologies, 5(1).

Radam, Alias, Mimi Liana Abu, dan Amin MahirAbdullah, 2008, “Technical Efficiency of Smalland Medium Enterprise in Malaysia: A Stochas-tic Frontier Production Model”, InternationalJournal of Economics and Management, 2(2).

Sari, Diana, Quamrul Alam, dan Nicholas Beaumont,2008, “Internationalisation of Small MediumSized Enterprises in Indonesia: EntrepreneurHuman and Social Capital”, Proceedings. 17th

Biennial Conference of the Asian Studies As-sociation of Australia in Melbourne 1-3 July2008.