Upload
gufron-milanisti
View
527
Download
64
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jembatan Arus Bolak Balik
Citation preview
JEMBATAN ARUS BOLAK BALIKM. Sya’ Bani Haris, M. Gupron Nurhalim, Luki Prasetyo, Ahmad Taslim.
Teknik Elektro
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK
Metode – metode yang di pakai dalam pengukuran listrik, terutama pada arus
bolak – balik ( AC ) sangat dibutuhkan untuk memperoleh nilai hambatan, nilai
induktansi, kapasitansi, maupun parameter – parameter lainnya. Adapun metode
menggunakan mekanisme jembatan dalam pengaplikasiannya. Metode tersebut
diantaranya Metode Jembatan Hay yang berguna untuk menentukan induktansi
dengan memanfaatkan impedansi pada setiap sisi jembatan ( jembatan dihubungkan
dengan sebuah detektor), Jembatan Schering untuk pengukuran kapasitor dengan
memanfaatkan impedansi pula ( jembatan dihubungkan dengan sebuah detektor ), dan
Jembatan Maxwell untuk menentukan sebuah admitansi, impedansi pengganti,
hambatan pengganti, maupun nilai induktansi pengganti. Dengan metode – metode
tadi dengan mudah setiap parameter dapat di ketahui nilainya dan memudahkan
manusia dalam pengukuran listrik.
PENDAHULUAN
Banyak sekali permasalahan
yang berkaitan dengan pengukuran
listrik. Hal ini tidak dapat dipisahkan
dari bagaimana cara menentukan suatu
parameter – parameter tertentu. Hal
tersebut dapat dipecahkan dengan
berbagai metode pengukuran listrik.
Dari banyak metode, terdapat 4
metode yang menjadi dasar metode
lainnya. Metode Jembatan Maxwell,
Jembatan Hay, Jembatan Schering,
maupun Jembatan Wien. Jembatan
Maxwell adalah metode untuk
mengukur sebuah induktansi yang
tidak diketahui dinyatakan dalam
kapasitansi yang diketahui, salah satu
lengan perbandingan mempunyai
sebuah tahanan dan sebuah kapasitansi
dalam hubungan paralel, Jembatan
Hay adalah metode untuk pengukuran
induktansi yang mempunyai tahanan
R1 yang seri dengan kapasitor standar
C1 sebagai pengganti tahanan paralel,
Jembatan Schering merupakan metode
untuk pengukuran kapasitansi dalam
pengertian yang umum, dia terutama
sangat bermanfaat guna mengukur
sifat-sifat isolasi yakni pada sudut-
sudut fasa yang sangat mendekati 90◦,
dan Jembatan Wien yang merupakan
metode untuk mengukur frekuensi,
sebagai saringan pencatat (notch filter)
yang membedakan terhadap satu
frekuensi tertentu. Dengan kata lain,
metode – metode terebut memiliki
berbagai kelebihan masing - masing
TINJAUAN TEORI
1. Jembatan Schering
Jembatan Schering, salah satu
jembatan arus bolak-balik yang paling
penting, di pakai secara luas untuk
pengukuran kapasitor. Dia
memberikan beberapa keuntungan
nyata atas jembatan pembanding
kapasitansi. Walaupun jembatan
Schering digunakan untuk pengukuran
kapasitansi dalam pengertian yang
umum, dia terutama sangat bermanfaat
guna mengukur sifat-sifat isolasi yakni
pada sudut-sudut fasa yang sangat
mendekati 90◦.
Gambar 1 . Jembatan Schering
Susunan rangkaian dasar ditunjukkan
pada gambar diatas, dan pemeriksaan
rangkaian menunjukkan suatu
kemiripan yang kuat terhadap
jembatan pembanding.
2. Jembatan Wien
Jembatan Wien dikemukakan di sini
bukan hanya untuk pemakaiannya
sebagai jembatan arus bolak-balik
guna mengukur frekuensi, tetapi juga
untuk berbagai rangkaian bermanfaat
lainnya. Sebagai contoh, sebuah
jembatan Wien kita temukan di dalam
alat penganalisa distorsi harmonik
(harmonic distortion analyzer), di
mana dia digunakan sebagai saringan
pencatat (notch filter) yang
membedakan terhadap satu frekuensi
tertentu. Pemakaian jembatan Wien
juga terdapat di dalam osilator audio
dan frekuensi tinggi (high frequency,
HF) sebagai elemen pengukur
frekuensi (frequency determining
element). Namun dalam bab ini,
jembatan Wien dibahas dalam bentuk
dasarnya yang direncanakan untuk
mengukur frekuensi.
Gambar 2 Jembatan Wien
Jembatan Wien memiliki sebuah
kombinasi seri RC dalam satu lengan
dan sebuah kombinasi paralel RC
dalam lengan di sebelahnya. ( Lihat
Gambar )
3. Jembatan Maxwell
Jembatan Maxwell, yang diagram
skemanya ditunjukkan pada Gambar
diatas, mengukur sebuah induktansi
yang tidak diketahui dinyatakan dalam
kapasitansi yang diketahui. Salah satu
lengan perbandingan mempunyai
sebuah tahanan dan sebuah kapasitansi
dalam hubungan paralel, dan untuk hal
ini adalah lebih mudah untuk
menuliskan persamaan kesetimbangan
dengan menggunakan admitansi
lengan 1 sebagai pengganti im-
pedansi.
Gambar 3 Jembatan Maxwell
4. Jembatan Hay
Jembatan Hay (untuk pengukuran
induktansi) pada Gambar diatas
berbeda dari Jembatan Maxwell yaitu
mempunyai tahanan R1 yang seri
dengan kapasitor standar C1 sebagai
pengganti tahanan paralel. Dengan
segera kelihatan bahwa pada sudut-
sudut fasa yang besar, R1 akan
mempunyai nilai yang sangat rendah.
Dengan demikian rangkaian Hay lebih
menyenangkan untuk pengukuran Q
tinggi.
Gambar 4. Jembatan Hay
IV. PEMBAHASAN
1. Contoh Perhitungan
1. Impedansi impedansi jembatan AC
pada gambar diatas diberikan sbb:
Z1 = 100 Ω < 80o (impedansi
induktif)
Z2 = 250 Ω (tahanan murni)
Z3 = 400 Ω < 30o (impedansi
induktif)
Z4 = tidak diketahui
Tentukan konstanta konstanta lengan
yang tidak diketahui
Penyelesaian:
Syarat pertama kesetimbangan adalah
Z1 Z4 = Z2 Z3
Shg Z4 = (Z2 Z3)/Z1
Z4 =(250 Ω x400 Ω)
/100 Ω = 1000 Ω
Syarat kedua setimbang adalah
< θ1 + < θ4 = < θ2 + < θ3
Shg θ4 = θ2 + θ3 - θ1 = 0o + 30o - 80o θ4 = - 50o
Jadi Z4 = 1000 Ω < - 50o
Jembatan AC pd gambar diatas
setimbang dengan konstanta sbb:
Lengan A-B, R = 450 Ω; lengan B-C,
R =300 Ω seri dgn C= 0,265 μF;
lengan C-D tidak diketahui; dan
lengan D-A, R = 200 Ω seri dengan L
=15,9 mH. Frekuensi osilator adalah 1
kHz.
Tentukan konstanta konstanta lengan
C-D.
Penyelesaian:
Persamaan jembatan setimbang:
Z1 Z4 = Z2 Z3
Impedansi lengan jembatan dlm
bilangan komplek adalah:
Z1 = R = 450 Ω
Z3 = R+j ωL = (200 +j100) Ω
Z2 = R – j/ωC = (300 - j600) Ω
Z4 = tidak diketahui.
Z4 dicari dengan Z4 = (Z2 Z3)/Z1
Z4 = {(300 - j600) (200 +j100)}/450 =
266,6 – j 200
Hasil ini menunjukan bahwa Z4
merupakan gabungan dari sebuah
tahanan dgn capasitor. Karena Xc = 1 /
ωC =200 Ω
Maka: C = 1 / 2πf 200 =
1/2x3,14x1000x200 = 0,8 μF
1. Jembatan Schering
Persamaan kesetimbangan diturunkan
dengan cara yang biasa, dan dengan
memasukkan nilai-nilai impedansi dan
admitansi yang memenuhi ke dalam
persamaan umum kita peroleh,
Zx = Z2Z3Y1 . . . (1)
Rx – j/ωCx =
R2(-j/ωC3)(1/R1+jωC1) .. . (2)
Dan dengan menghilangkan tanda
kurung,
Rx – j/ωCx = R2C1/C3 –
jR2/ωC3R1 (8-30) . . . (3)
Dengan menyamakan bagian nyata
dari bagian khayal kita peroleh bahwa
Rx = R2C1/C3 (8-31) . . . (4)
Cx = C3R1/R2 (8-32) . . . (5)
Factor daya (power factor, PF) dari
sebuah kombinasi seri RC
didefinisikan sebagai cosinus sudut
fasa rangkaian. Denga demikian factor
daya yang tidak diketahui sama
dengan PF = Rx/Zx . Untuk sudut-
sudut fasa yang sangat mendekati 90◦,
reaktansi hamper sama dengan
impedansi dan kita dapat mendekati
factor daya menjadi :
PF ≈ Rx/Xx = ωCxRx (8-33) . . . (6)
Factor disipasi dari sebuah rangkaian
seri RC didefinisikan sebagai
cotangent sudut fasa dank arena itu,
menurut definisi, factor disipasi adalah
D = Rx/Xx = ωCxRx (8-34) . . . (7)
Di samping itu karena kualitas sebuah
kumparan didefinisikan oleh Q =
XL/RL, kita peroleh bahwa factor
disipasi D adalah kebalikan dari factor
kualitas Q, dan berarti D = 1/Q. Faktor
disispasi memberitahukan kita sesuatu
mengenai kualitas sebuah kapasitor,
yakni bagaimana dekatnya sudut fasa
kapasitor tersebut ke nilai idealnya
90◦. Dengan memasukkan nilai Cx
dalam persamaan (8-32) dan Rx dalam
persamaan (8-31) kedalam bentuk
factor disipasi diperoleh
D = ωR1C1 (8-35) . . . (8)
Jika tahanan R1 dalam jembatan
Schering pada gambar diatas
mempunyai suatu nilai yang tetap,
piringan (dial) kapasitor C1 dapat
dikalibrasi langsung dalam factor
disipasi D. ini merupakan hal yang
biasa didalam sebuah jembatan
Schering. Perhatikan bahwa suku ω
muncul dalam pernyataan factor
disipasi (persamaan 8-35). Tentunya
ini berarti bahwa kalibrasi piringan C1
hanya berlaku untuk satu frekuensi
tertentu pada mana piringan di
kalibrasi. Frekuensi yang berbeda
dapat digunakan asalkan dilakukan
suatu koreksi, yakni dengan
mengalikan pembacaan piringan C1
terhadap perbandingan dari kedua
frekuensi tersebut.
2. Jembatan Wien
Impedansi lengan 1 adalah Z1 = R1 –
j/wC1. Admitansi lengan 3 adalah Y3
= 1/R3 +jwC3. Dengan menggunakan
persamaan dasar untuk kesetimbangan
jembatan dan memasukkan nilai-nilai
yang tepat diperoleh:
R2 = ( R1 - ( j/wC1 ) ) R4 ( 1/R3 +
jwC3 ) . . . (9)
Dengan menguraikan bentuk ini
diperoleh
R2 = R1R4/R3 + ( JwC3R1R4 ) -
jR4/wC1R3 + R4C3/C1 . . . (10)
Dengan menyamakan bagian-bagian
nyata diperoleh
R2 = R1R4/R3 + R4C3/C1 . . . (11)
yang berubah menjadi
R2/R4 = R1/R3 + C3/C1 . . . (11)
Dengan menyamakan bagian-bagian
khayal diperoleh
wC3R1R3 = R4/wC1R1 . . . (12)
di mana w = 2pf, dan penyelesaian
bagi f diperoleh
f = 1 / 2p ( C1C3R1R3 )^1/2 . . . (13)
Perhatikan bahwa kedua persyaratan
bagi kesetimbangan jembatan sekarang
menghasilkan sebuah persamaan yang
menentukan perbandingan tahanan
R2/R4 yang diperlukan, dan sebuah
persamaan lain yang menentukan
frekuensi tegangan yang dimasukkan.
Dengan perkataan lain, jika kita
memenuhi persamaan :
R2/R4 = R1/R3 = C3/C1 . . . (14)
menghidupkan (mengeksitasi)
jembatan dengan suatu frekuensi yang
diberikan oleh persamaan
f = 1 / 2p ( C1C3R1R3 )^1/2 . . . (15)
Maka jembatan tersebut akan
setimbang. Dalam kebanyakan
rangkaian jembatan Wien, komponen-
komponen dipilih sedemikian sehingga
R1 = R3 dan C1 = C3. Ini
menyederhanakan persamaan
kesetimbangan menjadi R1/R4 = 2 dan
persamaan frekwensinya menjadi
f = 1/ 2pRC . . . (16)
Yang merupakan pernyataan umum
bagi frekuensi jembatan Wien. Dalam
sebuah jembatan praktis, kapasitor C1
dan C3 adalah kapasitor-kapasitor
tetap, dan tahanan R1 dan R2 adalah
tahanan variabel yang dikontrol oleh
sebuah poros bersama. Dengan
menetapkan bahwa sekarang R2 =
2R4, jembatan dapat digunakan
sebagai alat pengukur frekuensi yang
disetimbangkan oleh satu pengontrol
tunggal. Pengontrol ini dapat
dikalibrasi langsung dalam frekuensi.
Karena sensitivitas frekuensinya,
jembatan Wien mungkin sulit dibuat
setimbang (kecuali bentuk gelombang
tegangan yang dimasukkan adalah
sinus murni). Karena jembatan tidak
setimbang untuk setiap harmonik yang
terdapat di dalam tegangan yang
dimasukkan, harmonik-harmonik ini
kadang-kadang akan menghasilkan
suatu tegangan keluar yang menutupi
titik setimbang yang benar.
3. Jembatan Maxwell
Dengan menyusun kembali persamaan
umum kesetimbangan jembatan,
diperoleh :
Zx= Z2Z3Y1 . . . (17)
Di mana Y1 adalah admitansi lengan
1. Dengan melihat kembali ke Gambar
diatas ditunjukkan bahwa :
Z2 = R2; Z3=R3; dan Y1 = (1/R1) +
jwC1 . . . (18)
Substitusi harga-harga ini ke dalam
persamaan Zx= Z2Z3Y1 memberikan :
Zx = Rx +jwLx = R2R3(1/R + jwC1) .
.. (19)
Pemisahan bagian nyata dan bagian
khayal memberikan
Rx = (R2R3)/R1 & Lx = R2R3C1 . . .
(20)
di mana tahanan dinyatakan dalam
ohm, induktansi dalam henry, dan
kapasitansi dalam farad.
Jembatan Maxwell terbatas pada
pengukuran kumparan dengan Q
menengah (1 < Q <10). Ini dapat
ditunjukkan dengan memperhatikan
syarat setimbang kedua yang
menyatakan bahwa jumlah sudut fasa
satu pasang lengan yang berhadapan
hams sama dengan jumlah sudut-sudut
fasa pasangan lainnya. Karena sudut
fasa dari elemen-elemen resistif dalam
lengan 2 dan lengan 3 berjumlah 0°,
jumlah sudut-sudut lengan 1 dan
lengan 4 juga hams berjumlah 0°.
Sudut fasa sebuah komponen dengan
Q tinggi akan sangat mendekati 90°
(positif), yang menghendaki bahwa
sudut fasa lengan kapasitif juga harus
sangat mendekati 90° (negatif).
Dengan demikian kumparan-kumparan
Q tinggi umumnya diukur dalam
jembatan Hay.
4. Jembatan Hay
Pada rangkaian Hay kita peroleh
bahwa :
Z1 = R1 – (J/wC1); Z2 = R2; Z3 = R3;
ZX = RX + JwLX . . . (21)
Dengan memasukkan nilai-nilai ini ke
dalam persamaan kesetimbangan
diperoleh
R1 - ( j / ( wC1 ) )( Rx + jwLx ) =
R2R3 . . . (22)
yang akan berobah menjadi
R1Rx + Lx/C1 - jRx/wC1 + jwLxR1 =
R2R3 . . . (23)
Pemisahan bagian nyata dan bagian
khayal menghasilkan
R1Rx + Lx/C1 = R2R3 . . . (24)
Rx/wC1 = wLxR1 . . . (25)
Kedua persamaan terakhir
mengandung Lx dan Rx, dan kita
harus menyelesaikan persamaan-
persamaan ini secara simultan.
2. Contoh aplikasi
a. Jembatan Wien
Jembatan Wien dikemukakan
di sini bukan hanya untuk
pemakaiannya sebagai jembatan arus
bolak-balik guna mengukur frekuensi,
tetapi juga untuk berbagai rangkaian
bermanfaat lainnya. Sebagai contoh,
sebuah jembatan Wien kita temukan di
dalam alat sebagai saringan pencatat
(notch filter) yang membedakan
terhadap satu frekuensi tertentu.
Pemakaian jembatan Wien juga
terdapat di dalam osilator audio dan
frekuensi tinggi (high frequency, HF)
sebagai elemen pengukur frekuensi
(frequency determining element).
Namun dalam bab ini, jembatan Wien
dibahas dalam bentuk dasarnya yang
direncanakan untuk mengukur
frekuensi Jembatan Wien memiliki
sebuah kombinasi seri RC dalam satu
lengan dan sebuah kombinasi paralel
RC dalam lengan di sebelahnya (lihat
Gambar 5). Gambar 5 Pengukuran
Frekuensi Dengan Jembatan Wien
penganalisa distorsi harmonik
(harmonic distortion analyzer), di
mana dia digunakan
Gambar 5 Pengukuran Frekuensi
Dengan Jembatan Wien Penganalisa
Distorsi Harmonik
b. Jembatan Schering
Pengujian Kekuatan listrik dari
Kabel, tanpa merusak isolasi kabel.
Hal ini dapat di1akukan dengan
menggunakan Rangkaian Jembatan
Schering.
Dalam metoda Jembatan
Schering ini yang diamati adalah
Sudut Dielektrik (Tan a) isolasi kabel,
jadi bukanlah mencari harga
kapasitansi kabel. Sedangkan tegangan
yang digunakan adalah tegangan
variabel dari 0 sampai dengan harga
tertentu yaitu sampai harga Tan a
berubah. Ini berarti proses ionisasi
mulai berlangsung atau mulai
mengalami break down.
Gambar 6. Jembatan Schering
V. KESIMPULAN
Metode pengukuran jembatan arus
bolak balik di antaranya :
1. Jembatan Schering, metode untuk
pengukuran kapasitansi dalam
pengertian yang umum, terutama
sangat bermanfaat guna mengukur
sifat-sifat isolasi
2. Jembatan Wien, metode untuk
mengukur frekuensi, sebagai saringan
pencatat (notch filter) yang
membedakan terhadap satu frekuensi
tertentu.
3. Jembatan Hay, metode untuk
pengukuran induktansi yang
mempunyai tahanan R1 yang seri
dengan kapasitor standar C1 sebagai
pengganti tahanan paralel.
4. Jembatan Maxwell, metode untuk
mengukur sebuah induktansi yang
tidak diketahui dinyatakan dalam
kapasitansi yang diketahui
VI. REFERENSI
http://www.sentra-edukasi.com/
2009/08/materi-elektro-jembatan-
hay.html#.Uqc2m9IW184
http://www.sentra-edukasi.com/
2009/08/materi-elektro-jembatan-
schering.html#.Uqc21NIW184
http://www.sentra-edukasi.com/
2009/08/materi-elektro-jembatan-
wien.html#.Uqc28dIW184
http://www.sentra-edukasi.com/
2009/08/materi-elektro-jembatan-
maxwell.html#.Uqc3E9IW184
http://diharrahman.wordpress.com/
2009/06/15/jembatan-arus-bb/
V11. DATA KELOMPOK
Judul : Jembatan Arus Bolak – Balik
Anggota:
M. Sya’ Bani Haris (3332122129)
M.Gupron Nurhalim (3332120003)
Luki Prasetyo (3332120068)
Ahmad Taslim (3332120553)
Email : Syabani_ 35 @yahoo.co.id