44
TUGAS INDIVIDU MANAJEMEN FINANSIAL DOSEN : Dr. Ir. NOER AZZAM ACHSANI, MS PERKEMBANGAN KREDIT MIKRO DI DUNIA : TANTANGAN, PELUANG DAN STRATEGI KE DEPAN Oleh : NAMA : MOHAMAD TAUFIK NIM : P056100282. E-35 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS 1

Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

TUGAS INDIVIDUMANAJEMEN FINANSIALDOSEN : Dr. Ir. NOER AZZAM ACHSANI, MS

PERKEMBANGAN KREDIT MIKRO DI DUNIA : TANTANGAN, PELUANG DAN

STRATEGI KE DEPAN

Oleh : NAMA : MOHAMAD TAUFIK NIM : P056100282. E-35

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2011

1

Page 2: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

DAFTAR ISI

Daftar Isi......................................................................................................... 2

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang................................................................................. 3

I.2. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. SEJARAH MICROFINANCE

3.1. Kredit Mikro di Indonesia : dari Masa ke Masa ........................... 6

3.2. Sejarah Grameen bank ................................................................. 12

3.3. Dua Pandangan layanan Microfinance ......................................... 16

BAB IV. TANTANGAN , PELUANG DAN STRATEGI MICROFINANCE

4.1. Peluang dan Kesulitan Microfinance ............................................... 18

4.2. Strategi Microfinance....................................................................... 21

4.3. Layanan Microfinance...................................................................... 25

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan...................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN

2

Page 3: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

1.1. Latar Belakang

Keberadaan keuangan mikro tidak dapat dipisahkan dari usaha-usaha penanggulangan

kemiskinan. Bahkan perhatian dan usaha untuk mengembangkan keuangan mikro terutama

didasarkan pada motivasi untuk mempercapat usaha penanggulangan kemiskinan. Hal ini pulalah

yang mendasari berbagai lembaga internasional bergerak langsung dalam kegiatan keuangan

mikro maupun dalam pengembangan lembaga keuangan tersebut.

Pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak sarana dan program baik

yang bersifat langsung maupun tak langsung. Usaha ini dapat berupa transfer payment dari

pemerintah misalnya, program pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana,

maupun usaha yang bersifat produktif misalnya melalui pinjaman dalam bentuk micro credit.

Secara hipotesis, kaitan antara pemberdayaan kredit mikro dengan upaya pengentasan

kemiskinan merupakan pintu masuk relatif mudah bagi orang yang akan menjadi pengusaha

pemula. Jika pengusaha pemula ini tumbuh dan berkembang akan terentaskan karena menjadi

pengusaha atau karena trickle down effect dari semakin banyaknya pengusaha mikro.

Pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak sarana dan program, termasuk

didalamnya adalah program pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana dan

tentu saja adalah melalui pinjaman dalam bentuk micro credit. Upaya pengentasan kemiskinan

yang dilakukan oleh pemerintah selama ini lebih menitikberatkan bentuk-bentuk transfer atau

subsidi, padahal dalam rantai kemiskinan tidak selalu harus diatasi dengan cara tersebut. Aspek

yang lebih penting adalah memutus mata rantai kemiskinan yang dapat dilakukan antara lain

dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat miskin menjadi produktif, yang

dalam pepatah disebut “jangan berikan umpannya tapi berikanlah kailnya

Keberadaan usaha mikro, merupakan fakta semangat jiwa kewirausahaan sejati di

kalangan rakyat yang bisa menjadi perintis pembaharuan. Menyadari realitas ini, memfokuskan

pengembangan ekonomi rakyat terutama pada usaha mikro merupakan hal yang sangat strategis

untuk mewujudkan broad based development atau development through equity.

3

Page 4: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

Lembaga keuangan mempunyai fungsi sebagai intermediasi dalam aktifitas suatu

perekonomian. Jika fungsi ini berjalan baik, maka lembaga keuangan tersebut dapat

menghasilkan nilai tambah. Aktifitas ekonomi disini tidak membedakan antara usaha yang

dilaksanakan tersebut besar atau kecil, karena yang membedakan hanya besarnya nilai tambah

berdasarkan skala usaha. Hal ini berarti bahwa usaha kecilpun jika memanfaatkan lembaga

keuangan juga akan memberikan kenaikan nilai tambah, sehingga upaya meningkatkan

pendapatan masyarakat salah satunya dapat dilakukan dengan cara yang produktif dengan

memanfaatkan jasa intermediasi lembaga keuangan, termasuk usaha produktif yang dilakukan

oleh masyarakat miskin.

Pasar/permintaan yang ada dalam microfinance berasal dari rumah tangga, dan

perusahaan yang bergerak secara unregulated dalam sektor ekonomi informal. Bank Dunia

memperkirakan potensi pasar untuk kredit mikro di seluruh dunia saat ini tidak kurang dari

angka 100 juta nasabah. Kondisi umum sektor informal sering digambarkan seperti langka

modal, kepemilikan bersifat keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar

unregulated, relatif mudah keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan informal dan

ketrampilan rendah, jam kerja tidak tertentu, sedikit pemakaian alat, penggunaan sumber daya

sendiri, dan penjualan/pemasaran bersifat domestik.

Banyak pakar dan pelaku bisnis turut memikirkan dan mengembangkan usaha kredit

mikro dalam berpartisipasi mengentaskan kemiskinan dan memeratakan pendapatan. Sehingga

dapat mengangkat harkat dan martabat mereka. Berbagai alternatif dan strategi dalam layanan

kredit mikro telah direncanakan dan dilkaukan dalam menaklukan hambatan dan tantangan yang

dihadapi dalam usahanya mencapai keberhasilan.

4

Page 5: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

1.2. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas dapat diidentifikasikan permasalahannya yaitu :

a. Apa dan bagaimana sebenarnya kredit mikro (microfinance) ?

b. Mengapa kredit mikro dan apa urgensinya ?

c. Kesulitan-kesulitan apa yang menghambat usaha kredit mikro?

d. Seberapa besar peluang usaha kredit mikro?

e. Strategi apakah yang dilakukan agar usaha kredit mikro mencapai keberhasilan?

f. Sejauh manakah usaha kredit mikro dalam mengentaskan kemiskinan?

5

Page 6: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Microfinance

Mikro dalam istilah microfinance lebih menjelaskan mengenai ‘inferiority’ atau

keterbatasan, yaitu inferioritas dari masyarakat miskin (the poors) yang sulit atau terbatas

aksesnya kepada pelayanan jasa keuangan/perbankan. Beberapa definisi mengenai microfinance

antara lain sebagai berikut:

International Management Communications Corporation (IMCC): microfinance sebagai

seperangkat teknik dan metode perbankan non-tradisional untuk membuka akses seluas-luasnya

kepada sektor yang tidak tersentuh jasa keuangan formal.

The Foundation for Development Cooperation: microfinance sebagai penyediaan jasa

keuangan khususnya simpanan dan pinjaman bagi rumah tangga miskin yang tidak memiliki

akses ke lembaga keuangan formal.

Microfinance merupakan pembiayaan dengan skala mikro. Makna mikro dalam dalam

konteks ini berkaitan dengan nilai transaksi dan kapasitas keuangan nasabah yang umumnya

masuk ke dalam kategori miskin seperti yang dirumuskan oleh UNCDF, CGAPdan ADB

“microfinance refers to loans, savings, insurance, transfer services and other financial products

targeted at low-income clients”.

Menurut definisi yang dipakai dalam Microcredit Summit (1997), kredit mikro adalah

program pemberian kredit berjumlah kecil ke warga paling miskin untuk membiayai proyek yang

dia kerjakan sendiri agar menghasilkan pendapatan, yang memungkinkan mereka peduli

terhadap diri sendiri dan keluarganya, “programmes extend small loans to very poor for self-

employment projects that generate income, allowing them to care for themselves and their

families”

Sedangkan Bank Indonesia mendefinisikan kredit mikro merupakan kredit yang

diberikan kepada para pelaku usaha produktif baik perorangan maupun kelompok yang

mempunyai hasil penjualan paling banyak seratus juta rupiah per tahun. Lembaga keuangan yang

terlibat dalam penyaluran kredit mikro umumnya disebut Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

6

Page 7: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

Menurut Asian Development Bank (ADB), lembaga keuangan mikro (microfinance)

adalah lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan (deposits), kredit (loans), pembayaran

berbagai transaksi jasa (payment services) serta money transfers yang ditujukan bagi masyarakat

miskin dan pengusaha kecil (insurance to poor and low-income households and their

microenterprises). Sedangkan bentuk LKM dapat berupa: (1) lembaga formal misalnya bank

desa dan koperasi, (2) lembaga semiformal misalnya organisasi non pemerintah, dan (3) sumber-

sumber informal misalnya pelepas uang.

Sedangkan difinisi yang lebih rinci dirumuskan oleh Marguerite Robinson dalam

bukunya yang cukup fenomenal The Microfinance Revolution Volume I & II yakni

“microfinance is small-scale financial services provided to people who farm or fish or herd; who

operate small or microenterprises where goods are produced, recycled, repaired, or traded; who

provide services; who work for wages or commissions; who gain income from renting out small

amounts of land, vehicles, draft animals, or machinery and tools; and to other individuals and

groups at the local levels of developing countries, both rural and urban”. : (microfinance

sebagai layanan keuangan skala kecil khususnya kredit dan simpanan yg disediakan bagi mereka

yang bergerak di sektor pertanian, perikanan atau peternakan; yang mengelola usaha kecil atau

mikro yg meliputi kegiatan produksi, daur ulang, reparasi atau perdagangan; yang menyediakan

layanan jasa; yang bekerja untuk memperoleh upah atau komisi; yg memperoleh penghasilan

dari/dengan cara menyewakan tanah, kendaraan, tenaga hewan ternak, atau peralatan dan mesin-

mesin; dan kepada perseorangan atau kelompok baik di pedesaan maupun di perkotaan di

negara-negara berkembang).

Dari berbagai pengertian tersebut di atas bahwa microfinance mengandung tiga elemen

utama yang membedakannya dengan sistem intermediasi keuangan lainnya seperti perbankan

yaitu:

1. Batasan transaksi

Nilai transaksi microfinance tidak bersifat universal artinya tidak ada konvensi

internasional yang menetapkan nilai transaksi yang masuk kategori kecil atau mikro. Di

7

Page 8: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

Indonesia, nilai transaksi microfinance hanya dirumuskan pada batasan kredit mikro saja yakni

maksimum Rp50 juta. Sedangkan untuk transaksi keuangan lainnya seperti simpanan, asuransi,

remittance, sistem pembayaran tidak ada pengaturan yang jelas.

2. Segment Pasar

Microfinance memiliki keunikan dalam melayani masyarakat yakni terfokus pada

masyarakat miskin yang terbagi menjadi empat kelompok:

Kelompok I yakni the poorest of the poor. Penduduk miskin yang tidak memiliki sumber

pendapatan karena faktor usia, sakit, cacat fisik sehingga tidak memiliki pendapatan.

Kelompok II yaitu labouring poor. Kelompok miskin yang bekerja sebagai buruh dengan

penghasilan sangat terbatas dan bersifat tidak tetap atau musiman yang umumnya bekerja di

sektor pertanian atau sektor-sektor lain yang bersifat padat karya.

Kelompok III adalah self-employed poor. Merupakan penduduk miskin yang berpenghasilan

relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dengan bekerja di sektor informal.

Kelompok IV ialah enconomically active poor. Golongan yang telah memiliki kekuatan ekonomi

dengan sumber pendapatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dan memiliki

surplus income.

3. Tujuan

State of practice microfinance sekarang tidak terlepas dari sejarah kelahirannya yaitu

untuk menanggulangi masalah-masalah yang berkaitan dengan kemiskinan. Selanjutnya

pengembangan microfinance menjadi salah satu agenda untuk mencapai The Millennium

Development Goals untuk mengurangi jumlah penduduk dunia menjadi separuhnya pada tahun

2015. Hal ini kemudian diperkuat dengan Resolusi PBB No.A/58/488 tentang the International

Year of Microcredit 2005 yang mendorong microfinance sebagai sektor keuangan yang inklusif.

Microbanking. Layanan microfinance bisa dilakukan oleh pemerintah, individu, swasta,

LSM, Lembaga Keuangan formal ataupun informal. Layanan microfinance yang dilakukan oleh

8

Page 9: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

perbankan disebut microbanking. Microbanking adalah bagaimana perbankan yang merupakan

lembaga keuangan formal harus bisa melayani sektor mikro, yang umumnya bersifat informal,

atau bagaimana sektor mikro yang informal bisa masuk dalam sektor perbankan yang formal.

Profil nasabah dalam microfinance (Berenback dan Churchill, 1997) .Tenaga kerja:

memperkerjakan 1-5 orang termasuk anggota keluarganya, Aktiva tetap: relatif kecil karena

labor intensive, lokasi : disekitar rumah, umumnya di luar pusat bisnis, Pemasaran : tergantung

pada lokal dan jarang terlibat kegiatan ekspor impor, Manajemen: ditangani sendiri dengan

teknik sederhana, Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang di atur hukum, perijinan,

pajak, perburuhan dan lain-lain.

2.2. Urgensi Microfinance

Ketersediaan sumber daya finansial yang cukup pada saat yang tepat merupakan salah

satu faktor penting bagi individu atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akan

tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak mungkin terjadi pada masyarakat miskin karena

terbatasnya resource sehingga memerlukan adanya intervensi keuangan untuk menutup gap yang

ada. Ada lima pola intervensi microfinanc, misalnya dalam pembiyaan yakni:

1. Income smoothing

Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena

faktor musim atau siklus upahan. Umumnya petani membutuhkan dana pada masa tanam untuk

membeli sarana produksi dan memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga. Hal yang sama juga

terjadi pada para pekerja atau buruh yang menerima upah secara berkala.

2. Cash flow injection

Mengatasi aliran kas (terjadi kesenjangan antara aktiva lancar dan pasiva lancar) yang terutama

bagi usaha mikro yang menerapkan sistem pembayaran kredit atau karena ada kebutuhan

strategis misalnya untuk memenuhi kontrak bisnis yang bersifat sesaat.

9

Page 10: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

3. Emergency relief

Merupakan asistensi keuangan untuk mengatasi kebutuhan mendadak karena adanya musibah

keluarga, sakit dan bencana alam, kehilangan pekerjaan, biaya pendidikan dan kebutuhan jangka

pendek lainnya karena umumnya masyarakat miskin tidak memiliki tabungan atau asuransi.

4. Asset building

Menyediakan dana yang bersifat jangka panjang untuk membeli aktiva tetap (peralatan rumah

tangga), kendaraan, hewan ternak, properti , dan lain-lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi

atau dapat dikonversikan kembali menjadi uang.

Secara empiris, efektivitas dari intervensi microfinance memberikan dampak yang positif

terhadap rumah tangga. Secara umum mekanisme dampak tersebut dapat dijelaskan dan

digambarkan sebagai berikut:

Pertama, akses keuangan yang berkelanjutan merupakan faktor produksi penting dalam kegiatan

ekonomi masyarakat miskin yang dalam hal ini menghasilkan double impact yaitu pendapatan

dan penyerapan tenaga kerja. Adanya pendapatan yang stabil akan mempermudah untuk

mencukupi kebutuhan dasar sehari-hari, pakaian, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan tempat

tinggal yang layak, kendaraan, barang berharga, dan sebagainya. Dalam jangka panjang, akan

mendorong terbentuknya rumah tangga yang mandiri dan sejahtera.

Kedua, adanya jaminan pembiayaan mendorong pengusaha mikro mengambil keputusan bisnis

jangka panjang dan melakukan investasi yang menguntungkan.

Kehadiran lembaga microfinance akan meningkatkan awareness dan mendorong masyarakat

miskin menggunakan instrumen moneter seperti tabungan, sistem pembayaran, transfer uang dan

asuransi sehingga meningkatkan likuiditas dan dinamika ekonomi lokal.

Ketiga, efektivitas intervensi microfinance yang dijelaskan sebelumnya telah mendorong

berbagai inisiatif mengembangkan produk dan jasa keuangan lainnya untuk melayani masyarakat

miskin, antara lain housing microfinance.

10

Page 11: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

BAB III. SEJARAH MICROFINANCE

1.1. Kredit Mikro di Indonesia : dari Masa ke Masa

Pada masa pemberian kredit pertanian bersubsidi (1950-an – 1970-an), masyarakat

miskin dipandang sebagai petani kecil yang tersisihkan dengan fokus perhatian pada laki-laki

sebagai pencari nafkah utama. Oleh karenanya, dianggap perlu untuk meningkatkan

produktivitas mereka melalui pemberian kredit. Pada era 1980-an masyarakat miskin lebih

banyak dipandang sebagai pengusaha mikro, umumnya perempuan, yang tidak memiliki aset

untuk dijadikan jaminan walaupun usahanya mempunyai prospek untuk berkembang.

Berdasarkan pemahaman ini dikembangkan upaya-upaya lembaga non-pemerintah untuk

menyediakan kredit mikro, khususnya bagi perempuan.

Peralihan dari kredit bersubsidi ke kredit tanpa subsidi ini juga dilatarbelakangi oleh

argumen bahwa masyarakat miskin sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga pinjaman,

tetapi mereka lebih membutuhkan akses terhadap kredit. Kredit mikro makin berkembang pada

tahun 1990-an dengan adanya inovasi cara penyaluran kredit kepada kelompok dengan pola

Grameen Bank, dengan kelompok perempuan miskin sebagai target utama. Pola ini telah

menarik perhatian dunia sehingga diadopsi oleh banyak negara dan memperoleh dukungan dari

banyak lembaga pendanaan. Perkembangan memunculkan industri keuangan mikro yang

menerapkan konsep “financial viability and sustainability” lembaga penyedia layanan keuangan

mikro. Perkembangan ini diiringi dengan upaya besar-besaran untuk menambah jumlah nasabah

atau meningkatkan jumlah kredit per nasabah.

Pada akhir 1990-an, beberapa studi secara kritis menyoroti gejala makin tersingkirnya

golongan paling miskin dari pelayanan keuangan mikro, sebagai akibat sampingan dari

penekanan yang berlebihan pada kelancaran pembayaran dan ‘institutional viability’ lembaga

pemberi layanan keuangan mikro. Secara umum, Matin, Hulme dan Rutherford juga menyatakan

bahwa ketersingkiran golongan paling miskin tersebut disebabkan oleh ketidaksesuaian antara

rancangan layanan keuangan mikro yang tersedia dengan pola penghidupan golongan

masyarakat termiskin yang kegiatan ekonominya (produksi, konsumsi, perdagangan, tabungan

pinjaman dan kegiatan mencarinafkah) dilakukan dalam skala kecil, dan mempunyai tingkat

kerentanan yang sangat tinggi terhadap gejolak ekonomi.

11

Page 12: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

3.2. Sejarah Grameen Bank

Mengapa perlu mengupas sejarah Grameen Bank? Apa hubungannya dengan

micofinance? Ketika kita membicarakan kredit mikro maka kita tak lepas dari pembicaraan

mengenai Grameen Bank. Karena Grameen Bank dianggap sebagai pioner dalam dunia kredit

mikro. Mata dunia telah tertuju kapada keberhasilan yang telah dicapai oleh Grameen Bank.

Bagaimana sejarah Grameen Bank, sehingga usaha krdit mikro harus mengacu kepadanya?

Muhammad Yunus dari Grameen bank Bangladesh. Seorang ekonomis praktis

mendapatkan hadian Nobel perdamaian (bukan pertama kalinya). Memang

tepat. Karena kondisi ekonomi, terutama yg menyangkut massa miskin,

adalah faktor paling kuat untuk perdamaian. Grameen bank adalah bank

yg memberi microcredit (pinjaman sangat rendah) tanpa agunan

tetapi memakai sistem kelompok berdasar kepercayaan. Terutama pada wanita-wanita miskin..

Menurut Muhammad yunus, banyak orang yang kehilangan semangat memerangi korupsi

dalam negara yang korup. Dia mencontohkan negeri asalnya, Bangladesh, yang merupakan

negara terkorup di dunia versi Transparency International. Dari serangkaian diskusi

pemberantasan korupsi, banyak orang di Bangladesh yang sudah menyerah sejak awal.

Yunus adalah pendekar pengentas masyarakat dari kemiskinan dunia. Lewat Grameen

Bank, lembaga keuangan paling revolusioner dalam sejarah perbankan dunia, pria kelahiran

Chittagong, Bangladesh, ini memberikan kredit ringan kepada orang miskin, termasuk pengemis

di Bangladesh, tanpa jaminan sama sekali. Gagasan dan pola penyaluran kredit Grameen Bank

memberikan inspirasi bagi banyak orang dan lembaga yang tengah berjuang memerangi

kemiskinan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dia menjelaskan Grameen Bank menabrak sistem dan prinsip bank konvensional, yakni

semakin kaya seseorang, pemberian kredit akan semakin besar. Tapi Grameen Bank justru

memberikan kredit kepada orang miskin, yang sebagian besar tidak berpenghasilan tetap.

Pembayaran pinjaman dilakukan secara kolektif oleh seseorang yang ditunjuk Grameen Bank.

Uang yang terkumpul dari nasabah dibawa oleh pengumpul (collector) ke kantor perwakilan

Grameen Bank.

Grameen Bank merupakan bank skala nasional dengan perputaran uang tunai sampai

jutaan dolar setiap hari. "Faktanya, tidak ada korupsi," katanya. Keberadaan institusi seperti

Grameen Bank yang dijalankan tanpa korupsi membentuk harapan bagi masyarakat. "Jika satu

12

Page 13: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

institusi bisa dibangun bebas korupsi dan dijalankan tanpa korupsi, kita bisa membuat institusi

lainnya bebas korupsi," kata Yunus. Grameen tidak meminta persyaratan yang rumit seperti

halnya bank perkreditan rakyat yang lain,karena hal itu tidak mungkin dilaksanakan untuk

menjaring target nasabah mereka yang tidak mempunyai rumah tinggal tetap. untuk masalah

pembayaran pun pada prosesnya jika terjadi permasalahan dalam bisnis nasabah bisa diperlunak

sesuai kemampuan nasabah.

Dengan contoh, hal ini terbukti dari salah satu nasabah grameen yang rumah dan segala

kekayaannya habis karena musibah kebakaran, jelas tidak mampu membayar kembali maka

grameen meminjamkan lagi untuk modal awal sehingga dia bisa menata kehidupannya kembali

dan malah saat ini dia mampu mnggaji orang lain menjadi pegawainya dan membayar sesuai

jadwal.

Grameen bank atau juga dikenal dengan nama Bank Kaum Miskin sejak awal didirikan

tidak pernah menyandang nama syariah, Islam atau apapun juga yang berbau agama. Namun

dalam perjalanannya bank yang didirikan oleh Muhammad Yunus ini menebarkan banyak sekali

nilai-nilai kemanusiaan. Penghapusan kemiskinan, penyediaan pendidikan, layanan kesehatan,

kesempatan kerja bagi kaum miskin, kesetaraan jender melalui pemberdayaan perempuan serta

memastikan kesejahteraan manula, semua merupakan tujuan-tujuan sosial yang menjadi

komitmen Grameen Bank. Grameen menentang kerangka kelembagaan yang ada sekarang,

Grameen menentang perekonomian yang didasarkan pada ketamakan bisnis, Gramen ingin

menciptakan perusahaan-perusahaan yang sadar sosial untuk menyaingi perusahaan-perusahaan

yang tamak.

Grameen bukanlah bank non riba, Grameen bank menyalurkan tiga jenis kredit dan

membebani masing-masing kredit tersebut dengan tingkat bunga berbeda:

1) kredit mata pencarian dengan suku bunga 20 persen,

2) kredit perumahan dengan suku bunga 8 persen dan

3) kredit pendidikan tinggi anak-anak keluarga Grameen dengan suku bunga 5 persen.

Seluruh bunga adalah bunga tunggal yang dikalkulasi berdasarkan metode declining

balance. Terkait dengan pendidikan, Grameen bank meyakini bahwa pendidikan

adalah salah satu unsur utama untuk keluar dari kemiskinan.

13

Page 14: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

Setiap tahun Grameen memberikan beasiswa kepada 30.000 siswa. Tidak ada istilah

mudharabah, musyarakah ataupun murabahah dalam konsep Grameen Bank. Setiap tahun sejak

resmi berdiri tahun 1983 Grameen Bank selalu mencetak laba kecuali pada tahun 1983, 1991 dan

1992. Tahun 1983 adalah tahun berdirinya, sedangkan tahun 1991 dan 1992 merupakan tahun

rehabilitasi bagi semua nasabah setelah badai siklon dahsyat melanda Bangladesh di bulan April

1991.

Sejak berdiri, Grameen Bank telah menyalurkan pinjaman mencapai US $ 6 milyar

dengan tingkat pengembalian sebesar 99 persen ( Yunus, 2007, hal 259). Lantas apa

menariknya? Di mana letak benang merahnya dengan prinsip syariah? Banyak bank-bank lain

mencapai prestasi yang sama bahkan lebih dari Grameen Bank, dan jelas Grameen Bank bukan

bank syariah karena menerapkan bunga pada nasabahnya. Yang menarik dalam hal ini adalah

karena dengan jumlah nasabah mencapai 7 juta orang, 95 persennya adalah kaum perempuan

sangat miskin yang dalam dunia perbankan modern sangat tidak layak untuk diberi kredit.

Tidak ada satupun bank di dunia ini yang mau memberikan pinjaman dengan atau tanpa bunga

pada orang yang tidak punya 5C. Tidak ada satupun bank di dunia ini yang mau dengan susah

payah mencari nasabah para orang miskin yang sudah terbelit hutang dengan rentenir dan

menawari mereka pinjaman tanpa agunan apapun dengan tujuan agar hidup mereka terbebas dari

kemiskinan, memperoleh penghasilan yang layak dan bisa menyekolahkan anak-anak mereka.

Belum ada dalam sejarah perbankan dunia, suatu bank yang 95 persen nasabahnya

berasal dari orang miskin bisa menguasai 93 persen total ekuitas bank, yang 9 dari 13 anggota

Dewan Komisarisnya adalah para perwakilan peminjam.Grameen bank bukan yayasan sosial

karena bank ini tetap mengenakan bunga bahkan pada orang miskin sekalipun, tapi Grameen

bank adalah bank yang sarat dengan tujuan sosial. Kredit seperti dikatakan Yunus (2007, hal

248) lebih dari sekedar bisnis, layaknya pangan, kredit adalah hak asasi manusia. Karenanya

menolak memberikan kredit dengan alasan tidak bankable merupakan pelanggaran terhadap hak

asasi manusia.

Dengan alasan ini, Yunus mengajukan dua perubahan terhadap ciri dasar kapitalisme

yang telah menyebabkan kekayaan hanya menumpuk pada segelintir pengusaha yang bankable.

Perubahan pertama yang diajukan Yunus terkait dengan pandangan yang berlebihan dari seorang

14

Page 15: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

pengusaha kapitalis. Menurutnya seorang pengusaha bukanlah orang yang punya bakat khusus,

semua manusia adalah pengusaha potensial. Sebagian kita menurut Yunus memperoleh peluang

untuk menunjukkan bakat ini, tetapi kebanyakan kita tidak pernah memperoleh kesempatan.

Perubahan kedua terkait dengan bagaimana seorang pengusaha membuat keputusan investasi.

Teori ekonomi menggambarkan pengusaha hanya sebagai orang yang memaksimalkan laba.

Di beberapa Negara di Amerika Undang-undang korporasinya bahkan mewajibkan

maksimalisasi laba. Pemegang saham bisa menuntut eksekutif atau dewan direktur yang

menggunakan dana perusahaan untuk kepentingan masyarakat secara umum daripada untuk

maksimalisasi laba pemegang saham. Sebagai akibatnya dimensi sosial dalam pemikiran

pengusaha diabaikan sepenuhnya.

Menurut Yunus jika kita tidak menyisakan ruang bagi nilai-nilai sosial dalam kerangka

teoritis kita, maka yang terjadi adalah kita akan mendorong manusia berperilaku tanpa

menghargai nilai-nilai sosial. Karenanya Yunus mengusulkan mengganti prinsip sempit

maksimalisasi laba dengan prinsip yang lebih luas bahwa seorang pengusaha harus

memaksimalkan dua hal sekaligus, yaitu laba dan manfaat sosial. Apa yang diusulkan dan telah

dijalankan Yunus ini menggambarkan dengan sangat tepat keseimbangan antara sifat egoistik

dan altruistik yang harus ada dalam akuntansi syariah seperti pernah dibahas oleh Triyuwono

(2006).

Grameen bank menunjukkan bahwa sifat egoistik dan altruistik yang dipadukan dengan

sangat baik bisa menghasilkan suatu bisnis yang menguntungkan sekaligus mengedepankan

nilai-nilai kemanusiaan, mewujudkan keadilan ekonomi serta mendistribusikan kesejahteraan.

Keberadaan perusahaan besar di Bangladesh seperti Grameen Check, Grameen Shamogree,

GrameenPhone dan Grameen Telecom merupakan bukti nyata bahwa tujuan sosial bisa

mengangkat harkat martabat manusia sekaligus mendatangkan profit dalam waktu yang

bersamaan.

Namun demikian Yunus punya pemahaman sendiri mengenai sifat altruistik yang

disebutnya sebagai perilaku yang digerakkan oleh tujuan sosial. Dalam pandangan Yunus

perilaku ini tidak cukup dilakukan hanya dengan bantuan amal atau dalam dunia bisnis dikenal

15

Page 16: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

dengan charity. Bantuan amal menurut Yunus hanyalah cara untuk melepas tanggungjawab.

Bantuan amal hanya mengekalkan kemiskinan dan bukan merupakan solusi terhadap

kemiskinan. Bantuan amal seringkali digunakan karena kita enggan mengakui pokok masalah

dan menemukan solusi. Bantuan amal lebih lanjut dikatakan Yunus hanya menyenangkan hati

kecil kita saja.

Permasalahan sebenarnya menurut Yunus adalah memberi kesempatan yang sama bagi

setiap manusia, kesempatan dalam hal ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pinjaman agar

mereka dapat berusaha dan meneruskan hidup secara layak yang bebas dari kemiskinan,

penderitaan dan kesengsaraan. Bukankah kemiskinan mendekatkan pada kekufuran. Ya..inilah

antara lain salah satu nilai syariah yang bisa dipetik dari perjalanan Grameen bank. Grameen bisa

membuktikan bahwa maksimalisasi profit juga bisa dilakukan dengan maksimalisasi manfaat

sosial.

3.3. Dua Pandangan Layanan Microfinance

Perdebatan mengenai ketersingkiran golongan paling miskin dari layanan keuangan

mikro tersebut mengarah pada dua pandangan yang berbeda. Pandangan pertama pada dasarnya

beranggapan bahwa golongan paling miskin tidak memerlukan pelayanan keuangan mikro, tetapi

lebih memerlukan bantuan yang bersifat langsung. Pandangan ini didasarkan pada kondisi

golongan termiskin, yang umumnya tinggal di tempat terpencil dengan akses transportasi dan

akses pasar yang sangat terbatas, sehingga mereka tidak akan mampu mengembalikan kredit.

Oleh karenanya, penanggulangan kemiskinan bagi golongan ini harus dilakukan melalui bantuan

sarana kesehatan, pangan, pendidikan, dan bukan kredit mikro (Robinson, 2002). Selain itu,

muncul alasan lain mengenai mahalnya biaya untuk menjangkau golongan termiskin, yang tidak

sebanding dengan besarnya jumlah kredit dan tabungan mereka, sehingga tidak akan mampu

menjamin keberlanjutan dan perkembangan lembaga penyedia jasa keuangan mikro (the

Microfinance Gateway).

Pandangan kedua mengajukan argumen bahwa golongan miskin pun layak mendapatkan

layanan keuangan mikro, sehingga rancangan bentuk layanannyalah yang harus disesuaikan

dengan kebutuhan mereka. Alasan ketidaklayakan pelayanan keuangan mikro bagi golongan

termiskin yang dikemukakan oleh pandangan pertama dibantah oleh pandangan ini. Pandangan

16

Page 17: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

kedua ini memberikan penekanan pada perlunya perubahan paradigma keuangan mikro dari

fokus pada aspek promosi atau dukungan terhadap usaha ekonomi ke arah layanan keuangan

mikro yang bersifat perlindungan melalui program tabungan, pinjaman darurat, atau asuransi

mikro. Menurut pandangan ini, tidak adanya permintaan terhadap pelayanan keuangan mikro

lebih disebabkan oleh ketidaksesuaian antara bentuk layanan yang tersedia dengan kebutuhan

mereka. Karena itu, perubahan bentuk layanan ke arah yang lebih sesuai dengan kebutuhan

masyarakat paling miskin menjadi prioritas yang mendesak.

BAB IV. TANTANGAN, PELUANG DAN STRATEGI MICROFIANCE

17

Page 18: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

5.1. Peluang dan Kesulitan Microfinance

Situasi yang kini kita alami, memang menggelisahkan. Rasanya, siapapun tak akan

tenang hatinya menyaksikan sekitar 38 juta penduduk Indonesia dan ada lebih dari 550 juta di

dunia masih bergulat dalam kemiskinan (versi Badan Bantuan CARE). Jeritan tanpa suara (voice

of the voiceless) itu, terasa menyayat sanubari, membuat kita bergegas ingin mengulurkan

tangan. Namun, apakah mereka membutuhkan bantuan seperti yang kita pikirkan ? Pengalaman

menunjukkan, bila bantuan yang kita berikan salah, justru akan mematikan kemandirian, inisiatif

dan menimbulkan ketergantungan. oleh karena itu, mari kita “mencari tahu” siapakah si miskin

itu ?

Apakah orang miskin malas dan tak mau bekerja ? Tentu tidak. Bila mereka tak mau

bekerja, tentunya tak bisa mempertahankan hidup. Lalu, apakah mereka the have not ? Tentu

juga bukan. Mereka adalah the have little, mereka memiliki sesuatu meski sedikit. Entah tenaga,

tradisi gotong royong, tanah, famili dll. Kebanyakan dari mereka adalah pekerja (keras), namun

produktifitasnya sangat rendah. Acapkali jam kerjanya tak terbatas, namun penghasilannya tetap

minim, usahanya kurang berkembang dan hanya bertahan pada tingkat subsistensi.

Pasar/permintaan yang ada dalam microfinance berasal dari rumah tangga, dan

perusahaan yang bergerak secara unregulated dalam sektor ekonomi informal. Bank Dunia

memperkirakan potensi pasar untuk kredit mikro di seluruh dunia saat ini tidak kurang dari

angka 100 juta nasabah. Kondisi umum sektor informal sering digambarkan seperti langka

modal, kepemilikan bersifat keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar

unregulated, relatif mudah keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan informal dan

ketrampilan rendah, jam kerja tidak tertentu, sedikit pemakaian alat, penggunaan sumber daya

sendiri, dan penjualan/pemasaran bersifat domestik.

Disamping mengakomodasi pemerataan , mengembangkan kelompok usaha ini secara riil

strategis, setidaknya dilihat beberapa alasan yaitu: 1) mereka telah mempunyai kegiatan ekonomi

produktif sehingga kebutuhannya adalah pengembangan dan peningkatan kapasitas bukan

penumbuhan, sehingga lebih mudah dan pasti; 2) apabila kelompok ini diberdayakan secara

tepat, mereka akan secara mudah berpindah menjadi sektor usaha kecil; 3) secara efektif

18

Page 19: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

mengurangi kemiskinan yang diderita oleh mereka sendiri, maupun membantu penanganan

rakyat miskin kategori fakir miskin, serta usia lanjut dan muda.

Tabel di bawah ini memperlihatkan peran strategis dari usaha mikro (oleh World Bank

disebut economically active poor) dalam mengurangi kemiskinan.

                 

 

Melihat peran dari usaha mikro yang sangat strategis, timbul pertanyaan mengapa usaha

ini kebanyakan sulit berkembang. Untuk menelusuri hal tersebut, tabel di bawah ini akan

menunjukkan berbagai persoalan yang menjerat para pengusaha mikro. Bagi pengusaha mikro,

persoalan permodalan (aksesibilitas terhadap modal) ternyata merupakan masalah yang utama.

Jenis Kesulitan Usaha Mikro

Jenis Kesulitan IKR IK

1.   Kesulitan modal 34.55% 44.05%

2.   Pengadaan bahan baku 20.14% 12.22%

3.   Pemasaran 31.70% 34.00%

4.   Kesulitan lainnya 13.6% 9.73%

Sumber: Data BPS terolah (1999) IKR: Industri Kecil Rumah Tangga IK: Industri Kecil

19

Page 20: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

Masyarakat lapisan bawah pada umumnya nyaris tidak tersentuh (undeserved) dan tidak

dianggap memiliki potensi dana oleh lembaga keuangan formal, sehingga menyebabkan laju

perkembangan ekonominya terhambat pada tingkat subsistensi saja. Kelompok masyarakat ini

dinilai tidak layak bank (not bankable) karena tidak memiliki agunan, serta diasumsikan

kemampuan mengembalikan pinjamannya rendah, kebiasaan menabung yang rendah, dan

mahalnya biaya transaksi. Akibat asumsi tersebut, maka aksesibilitas dari pengusaha mikro

terhadap sumber keuangan formal rendah, sehingga kebanyakan mereka mengandalkan modal

apa adanya yang mereka miliki. Tabel data di bawah ini akan memperlihatkan realitas tersebut.

Darimana Modal Diperoleh

Uraian IKR IK

         Modal Sendiri

         Modal Pinjaman

         Modal Sendiri dan

Pinjaman

90.36%

3.20%

6.44%

 

69.82%

4.76%

25.42%

 

Jumlah 100% 100%

Asal Pinjaman

         Bank

         Koperasi

         Institusi Lain

Lain-lain

 

18.79%

7.09%

8.25%

70.35%

 

 

59.78%

4.85%

7.63%

32.16%

 

Sumber: Data BPS terolah (1998)

20

Page 21: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

5.2. Strategi Microfinance

5.2.1. Alternative Layanan Kredit Mikro

Salah satu cara untuk memecahkan persoalan yang pelik itu, yaitu pembiayaan

masyarakat miskin pengusaha mikro, adalah melalui keuangan mikro. Di Indonesia sendiri hal

itu bukan barang baru. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan sejak 100 tahun lalu pun sudah

mengarah seperti itu. Dalam lingkup dunia, pendekatan kredit mikro mendapatkan momentum

baru, yaitu dengan adanya Microcredit Summit (MS) yang diselenggarakan di Washington

tanggal 2-4 Februari 1997.

MS merupakan tanda dimulainya gerakan global pemberdayaan masyarakat dengan

penguatan dana kepada masyarakat dengan berdasarkan pengalaman dari banyak negara. MS

juga memberi semacam semangat baru karena MS tidak hanya menampilkan keragaan

keberhasilan kegiatan keuangan mikro dalam memberdayakan masyarakat (perekonomian

rakyat), tetapi juga mematrikan suatu janji bersama untuk menanggulangi kemiskinan global

sebanyak 100 juta keluarga (atau sekitar 600 juta jiwa).

Keuangan mikro berfungsi memberikan dukungan modal bagi pengusaha mikro

(microenterprises) untuk meningkatkan usahanya, setelah itu usaha mereka akan berjalan lebih

lancar dan lebih “besar”. Kebutuhan dana bagi microenterprises setelah mendapat dukungan

modal itu akan meningkat, sehingga dibutuhkan Lembaga Keuangan Masyarakat (Mikro) yang

dapat secara terus-menerus melayani kebutuhan mereka.

Dalam mengembangkan keuangan mikro untuk melayani masyarakat miskin

(economically active poor) tersebut, terdapat beberapa alternatif yang bisa dilakukan :

1. Banking of the poor

Bentuk ini mendasarkan diri pada saving led microfinance, dimana mobilisasi keuangan

mendasarkan diri dari kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat miskin itu sendiri.

Bentuk ini juga mendasarkan pula atas membership base, dimana keanggotaan dan

partisipasinya terhadap kelembagaan mempunyai makna yang penting. Bentuk-bentuk

21

Page 22: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

yang telah terlembaga di masyarakat antara lain : Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM), Kelompok Usaha Bersama, Credit Union (CU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP),

dll.

2. Banking with the poor

Bentuk ini mendasarkan diri dari memanfaatkan kelembagaan yang telah ada, baik

kelembagaan (organisasi) sosial masyarakat yang mayoritas bersifat informal atau yang

sering disebut Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) serta lembaga keuangan formal

(bank). Kedua lembaga yang nature-nya berbeda itu, diupayakan untuk diorganisir dan

dihubungkan atas dasar semangat simbiose mutualisme, atau saling menguntungkan.

Pihak bank akan mendapat nasabah yang makin banyak (outreaching), sementara pihak

masyarakat miskin akan mendapat akses untuk mendapatkan financial support. Di

Indonesia, hal ini dikenal dengan pola yang sering disebut Pola Hubungan Bank dan

Kelompok Swadaya Masyarakat (PHBK).

3. Banking for the poor

Bentuk ini mendasarkan diri atas credit led institution dimana sumber dari financial

support terutama bukan diperoleh dari mobilisasi tabungan masyarakat miskin, namun

memperoleh dari sumber lain yang memang ditujukan untuk masyarakat miskin. Dengan

demikian tersedia dana cukup besar yang memang ditujukan kepada masyarakat miskin

melalui kredit. Contoh bentuk ini adalah : Badan Kredit Desa (BKD), Lembaga Dana

Kredit Pedesaan (LDKP), Grameen Bank, ASA, dll.

Bentuk pertama (Banking of the poor) menekankan pada aspek pendidikan bagi

masyarakat miskin, serta melatih kemandirian. Bentuk ketiga (Banking for the poor)

menekankan pada penggalangan resources yang dijadikan modal (capital heavy), yang ditujukan

untuk masyarakat miskin. Sedangkan bentuk kedua (Banking with the poor) lebih menekankan

pada fungsi penghubung (intermediary) dan memanfaatkan kelembagaan yang telah ada.

22

Page 23: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

Selanjutnya , usaha kredit mikro tidak bisa dilepaskan dari peran pemerintah, karena

faktor-faktor kompetisi, regulasi, pasar dan lain-lain harus diatur dan ditata sedemikian rupa agar

menjadi rambu-rambu dalam melkukakan usaha kredit mikro baik bagi kalangan bisnis swasta

maupun pemerintah.

Berikut dapat digambarkan strategi dan pendekatan dan contoh-contoh dari usaha mikro :

5.2.2. Lembaga Keuangan Mikro dan Pengentasan Kemiskinan

Pinjaman dalam bentuk micro credit merupakan salah satu yang ampuh dalam menangani

kemiskinan. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa, ketika pinjaman diberikan kepada

mereka yang sangat miskin, kemungkinan besar pinjaman tersebut tidak akan pernah kembali.

Hal ini wajar saja, mengingat mereka (the extreme poor) tidak berpenghasilan dan tidak memiliki

kegiatan produktif. Program pangan dan penciptaan lapangan kerja lebih cocok untuk

masyarakat sangat miskin tersebut. Sedangkan sebagian masyarakat lain yang dikategorikan

miskin namun memiliki kegiatan ekonomi (economically active working poor) atau masyarakat

yang berpenghasilan rendah (lower income), mereka memiliki penghasilan, meskipun tidak

23

Page 24: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

banyak. Untuk itu diperlukan pendekatan, program subsidi atau jenis pinjaman mikro yang tepat

untuk masing-masing kelompok masyarakat miskin tersebut (Rudjito, 2003). Secara skematis hal

di atas dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Financial Services in the Poverty Alleviation Toolbox

(Sumber : Rudjito, 2003)

Keuangan mikro dapat menjadi faktor kritikal dalam usaha penanggulangan kemiskinan

yang efektif. Peningkatan akses dan pengadaan sarana penyimpanan, pembiayaan dan asuransi

yang efisien dapat membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang mereka untuk keluar

dari kemiskinan, melalui:

(1) tingkat konsumsi yang lebih pasti dan tidak befluktuasi,

(2) mengelola resiko dengan lebih baik,

(3) secara bertahap memiliki kesempatan untuk membangun aset,

(4) mengembangkan kegiatan usaha mikronya

(5) menguatkan kapasistas perolehan pendapatannya,

(6) dapat merasakan tingkat hidup yang lebih baik.

24

Page 25: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

Pada lembaga keuangan mikro dapat menumbuhkan minat masyarakat di pedesaan untuk

berusaha atau menumbuhkan pengusaha-pengusaha kecil di pedesaan, yang pada akhirnya dapat

membantu program pemerintah untuk :

1. Meningkatkan produktivitas usaha masyarakat kecil di pedesaan.

2. Meningkatkan pendapatan penduduk desa.

3. Menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan, sehingga dapat memperkecil keinginan

masyarakat pedesaan melakukan urbanisasi.

4. Menunjang program pemerintah dalam mengupayakan pemerataan pendapatan penduduk

desa dan upaya pengentasan kemiskinan.

5.2.3. Layanan dalam microfinance

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam pelayanan kredit mikro yang

merupakan strategi dalam mengembangkan kredit mikro adalah :

1. Teori supply-leading finance . Muncul pasca Perang Dunia II (akhir 1940-1950).Merupakan

kombinasi tiga pendapat saat itu : 1) Pemerintah di negara yang baru merdeka, bertanggung

jawab atas pembangunan bidang ekonomi dinegaranya.2) Perkembangan ekonomi sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan produksi dibidang pertanian secara cepat dan

luas.3)Kebanyakan petani tidak sanggup menanggung bunga kredit yang mereka butuhkan

untuk membeli alat-alat pertanian modern.

2. The Poverty lending approach. Konsentrasi pada pengentasan kemiskinan melalui instrumen

kredit yang biasanya disertai dengan layanan tambahan, seperti pelatihan terkait baca tulis,

menghitung, kesehatan gizi, keluarga berencana dsb nya. Lewat pendekatan ini, pe,erintah dan

pihak donor membiayai kredit untuk orang miskin, dengan bunga di bawah suku bunga pasar.

Tujuannya adalah menjangkau orang miskin, terutama yang miskin “papa”, untuk membantu

keluar dari lembah kemiskinan serta memberdayakan mereka (contoh: Grameen Bank of

Bangladesh)

3. The Financial system approach. Menekankan pada jangkauan luas kepada orang miskin yang

memiliki kegiatan ekonomi (the economically active poor) baik kepada peminjam maupun

penyimpan. Lebih ditekankan untuk institusi yang telah mandiri, karena adanya peningkatan

25

Page 26: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

permintaan pembiayaan mikro di seluruh dunia. Institusi ini dapat memenuhi permintaan

nasabah akan layanan jasa keuangan yang nyaman dan memadai (contoh: BRI Unit of

Indonesia, BancoSol of Bolivia, ASA of Bangladesh).

4. Prinsip umum pengelolaan microfinance.

a). Demand driven/demand following/market driven. Pelayanan dan pengembangan produk

disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi nasabah mikro.

b).Accessibility. Pelayanan terbuka bagi seluruh lapisan (sektor) melalui pendekatan sistem

dan prosedur yang mudah, persyaratan yang sesuai, lokasi yang strategis, sehingga mudah

diakses, dan mengurangi biaya transaksi bagi nasabah.

c). Simplicity. Organisasi, sistem operasional, administrasi, pengawasan dan sistem informasi

didesain secara sederhana, mudah, mdengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas.

d) Transparancy. Sistem kegiatan terbuka, baik hak dan kewajiban bagi pekerja maupun

nasabah, melalui sistem reward and punishment yang fair, fitur produk yang memberi banyak

pilihan, dan sistem informasi yang user friendly.

e). Cost Recovery. Harus mampu menutup semua biaya dan mampu menghasilkan laba yang

memadai.

f). Sustainability. Kelangsungan kegiatan didukung oleh prinsip dan sistem yang berjalan

dengan baik, dan menjamin kelangsungan pelayanan bagi nasabah potensial, dan

menyumbang manfaat bagi pengembangan kinerja pelayanan itu sendiri, sehingga tercipta

sistem keuangan mikro yang berkesinambungan.

6. Agar nasabah mikro tertarik bertransaksi dengan Lembaga Keuangan. Suku bunga harus

kompetitif dibanding lembaga keuangan sejenis. Kemudahan persyaratan jaminan, baik

berupa barang dagangan maupun alat-alat rumah tangga. Kemudahan prosedur, formulir

dibuat sederhana, dan proses tidak berbelit-belit. Kecepatan proses persetujuan pembiayaan,

lokasi lembaga keuangan yang mudah dijangkau, serta angsuran disesuaikan kemampuan

nasabah.

26

Page 27: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

5.3.3. mikro dapat menggerakkan perekonomian di suatu negara.

Saat ini pandangan terhadap bisnis mikro mulai berubah seiring dengan perkembangan

kondisi dimana bisnis mikro ternyata relatif bisa survive dalam menghadapi krisis ekonomi. Di

negara berkembang, jasa perbankan umumnya hanya menjangkau dari kurang 20% penduduk,

dan sisanya tidak pernah terjangkau sama sekali oleh pelayanan lembaga keuangan formal,

meski pun sektor ini jumlah dan potensinya sangat besar.

Program microfinance dapat menyediakan pembiayaan kurang dari USD 10 sampai

dengan USD 10.000. Jika kita dapat melayani penduduk yang termasuk dalam kategori

economically active poor, serta diasumsikan 50% dari pelayanan berhasil, maka nasabah mikro

yang berhasil lama kelamaan akan meningkat menjadi nasabah ritel yang potensial dan menyerap

banyak tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja dan keberhasilan nasabah ritel akan mampu

mendorong sektor riil disuatu negara.

27

Page 28: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

BAB VI. KESIMPULAN

Dari pembahasan dan uraian dalam bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Masyarakat lapisan bawah pada umumnya nyaris tidak tersentuh dan tidak dianggap

memiliki potensi dana oleh lembaga keuangan formal, sehingga menyebabkan laju

perkembangan ekonominya terhambat pada tingkat subsistensi saja. Kelompok

masyarakat ini dinilai tidak layak bank karena tidak memiliki agunan, serta diasumsikan

kemampuan mengembalikan pinjamannya rendah, kebiasaan menabung yang rendah, dan

mahalnya biaya transaksi.

2. Keberadaan usaha mikro, merupakan fakta semangat jiwa kewirausahaan sejati di

kalangan rakyat yang bisa menjadi perintis pembaharuan. Menyadari realitas ini,

memfokuskan pengembangan ekonomi rakyat terutama pada usaha mikro merupakan hal

yang sangat strategis untuk mewujudkan broad based development atau development

through equity.

3. Keuangan mikro dapat menjadi faktor kritikal dalam usaha penanggulangan kemiskinan

yang efektif. Peningkatan akses dan pengadaan sarana penyimpanan, pembiayaan dan

asuransi yang efisien dapat membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang

mereka untuk keluar dari kemiskinan

4. Bank Dunia memperkirakan potensi pasar untuk kredit mikro di seluruh dunia saat ini

tidak kurang dari angka 100 juta nasabah. Kondisi umum sektor informal sering

digambarkan seperti langka modal, kepemilikan bersifat keluarga, skala kecil, status tidak

legal, beroperasi di pasar unregulated, relatif mudah keluar masuk pasar, padat karya,

pendidikan informal dan ketrampilan rendah, jam kerja tidak tertentu, sedikit pemakaian

alat, penggunaan sumber daya sendiri, dan penjualan/pemasaran bersifat domestik.

5. Dalam mengembangkan keuangan mikro untuk melayani masyarakat miskin terdapat

beberapa alternatif yang bisa dilakukan yaitu : Bentuk pertama (Banking of the poor)

menekankan pada aspek pendidikan bagi masyarakat miskin, serta melatih kemandirian.

Bentuk ketiga (Banking for the poor) menekankan pada penggalangan resources yang

dijadikan modal (capital heavy), yang ditujukan untuk masyarakat miskin. Sedangkan

28

Page 29: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

bentuk kedua (Banking with the poor) lebih menekankan pada fungsi penghubung

(intermediary) dan memanfaatkan kelembagaan yang telah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Ismawan, Bambang dan Setyo Budiantoro. 2005. Mapping Microfinance In Indonesia. Jurnal

Ekonomi Rakyat. Artikel - Ekonomi Rakyat dan Keuangan Mikro-Maret 2005. Pada

http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22

Jurnal Ekonomi Rakyat , Artikel - Th. II - No. 6 - September 2003

Krisnamurthi, Bayu. 2003. Pengembangan Keuangan Mikro dan Penanggulangan Kemiskinan.

Jurnal Ekonomi Rakyat. Artikel - Th. II - No. 2 - April 2003. dalam:

http://www.ekonomirakyat.org/edisi_14/. Diakses pada tanggal 22 Juni 2010.

Martowijoyo, Sumantoro. 2002. Masa Depan Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia: Tinjauan

Dari Aspek Pengaturan dan Pengawasan. Jurnal Ekonomi Rakyat. Artikel Th. I-No.5 - Juli

2002. http://www.ekonomirakyat.org/edisi_5/ . Diakses pada tanggal 26 Juni 2010.

Microfinance Revolution Paradigma Baru Lembaga Keuangan Mikro, INDEF dan BRI, 1998.

Noer Soetrisno,DR , Lokakarya Keuangan Mikro, 16 Juni 2003 di Pendopo Kabupaten Blitar

Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Sistem Keuangan Nasional:

Upaya Konkrit Memutus Mata Rantai Kemiskinan Wiloejo Wirjo Wijono Kajian Ekonomi

dan Keuangan, Edisis Khusus November 2005

Robinson, Marguirete, The Micro Finance Revolution, Sustainable Finance for the Poor, The

World Bank, 2000

Rudjito. 2003. Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Otonomi Daerah Guna Menggerakkan

Ekonomi Rakyat Dan Menanggulangi Kemiskinan Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia.

Jurnal Ekonomi Rakyat. Artikel - Th. II - No. 1 -Maret 2003. dalam:

http://www.ekonomirakyat.org/edisi_13/. Diakses pada tanggal 22 Juni 2010.

29

Page 30: Jenis Kesulitan Usaha Mikro - Mohamad Taufik | Just · Web viewIncome smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau

Sadoko, Isono, dkk. 1995. Pengembangan Usaha Kecil. Pemihakan Setengah Hati. Yayasan

Akatiga. Bandung.

Setyo Budiantoro -- Direktur Kajian Ekonomi dan Pembangunan Center for Humanity and

Civilization Studies (CHOICES) dan staf Ketua LSM Bina Swadaya, Bisnis Indonesia, 13

Januari 2003

Soetrisno, Noer. 2003. Lembaga Keuangan Mikro: Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat?.

Pada : http://www.smecda.com. Diakses pada tanggal 23 Juni 2010.

http://mikrobanker.wordpress.com/2009/01/11/apa-mengapa-dan-siapa-microfinance/

http://syarifahmicrofinance.blogspot.com/2009/12/sejarah-grameen-bank.html

http://www.cgap.org/gm/document-1.9.2751/KeyPrincMicrofinance_in.pdf

http://www.ekonomirakyat.org/edisi_18/artikel_4.htm

30