49
Jenis tambalan Penambalan gigi adalah satu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi, agar gigi bisa kembali ke bentuknya semula, dan berfungsi dengan baik. Lubang pada gigi yang dibiarkan terbuka akan jadi jalan masuk bakteri, sehingga menutupnya dengan tambalan akan menghentikan proses kerusakan gigi sampai di situ saja. Ada beberapa jenis tambalan yang digunakan oleh dokter gigi. Berikut adalah jenis tambalan : Tambalan Amalgam Tambalan amalgam telah dipakai selama lebih dari 150 tahun. Tambalan amalgam terbuat dari percampuran merkuri cair (43-54%) dan beberapa bubuk logam (46-57%) yang terdiri dari perak, timah, tembaga, seng dan sedikit logam lainnya. Tambalan ini biasa digunakan untuk menambal bagian permukaan kunyah pada gigi karena memang amalgam memiliki kekuatan yang besar di bandingkan tambalan yang lain namun warna dari tambalan amalgan tidak sewarna gigi,sehingga mengurangi keindahan gigi, terkadang tambalan ini juga menimbulkan alergi.Oleh karena itu,Saat ini tambalan amalgam juga sudah jarang digunakan oleh dokter gigi. Resin komposit Resin komposit adalah tambalan dengan bahan dasar polimer dan ditambahkan dengan partikel anorganik sebagai penguat. Bahan

Jenis tambalan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tambalan

Citation preview

Page 1: Jenis tambalan

Jenis tambalan

Penambalan gigi adalah satu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi, agar gigi bisa

kembali ke bentuknya semula, dan berfungsi dengan baik. Lubang pada gigi yang dibiarkan

terbuka akan jadi jalan masuk bakteri, sehingga menutupnya dengan tambalan akan

menghentikan proses kerusakan gigi sampai di situ saja. Ada beberapa jenis tambalan yang

digunakan oleh dokter gigi. Berikut adalah jenis tambalan :

Tambalan Amalgam

Tambalan amalgam telah dipakai selama lebih dari 150 tahun. Tambalan amalgam

terbuat dari percampuran merkuri cair (43-54%) dan beberapa bubuk logam (46-57%) yang

terdiri dari perak, timah, tembaga, seng dan sedikit logam lainnya.

Tambalan ini biasa digunakan untuk menambal bagian permukaan kunyah pada gigi karena

memang amalgam memiliki kekuatan yang besar di bandingkan tambalan yang lain namun

warna dari tambalan amalgan tidak sewarna gigi,sehingga mengurangi keindahan gigi, terkadang

tambalan ini juga menimbulkan alergi.Oleh karena itu,Saat ini tambalan amalgam juga sudah

jarang digunakan oleh dokter gigi.

Resin komposit

Resin komposit adalah tambalan dengan bahan dasar polimer dan ditambahkan dengan

partikel anorganik sebagai penguat. Bahan tambal ini umumnya mengalami reaksi pengerasan

dengan bantuan sinar (sinar UV, atau bisa juga dengan visible light). Secara estetik tambalan

komposit sangat memuaskan karena warnanya menyerupai gigi asli.Namun tentu membutuhkan

keterampilan dan keahlian dari dokter gigi. Karena kelebihannya ini, resin komposit adalah

bahan tambal yang paling sering digunakan oleh dokter gigi saat ini. Kekuatan tambalan

komposit pun tak kalah dengan tambalan amalgam.

Glass Ionomer Cement (GIC)

Glass ionomer cement adalah bahan tambal hampir sewarna gigi yang komponen

utamanya adalah Likuid yang merupakan gabungan air dengan polyacid (asam poliakrilat,

maleat, itakonat, tartarat) dan bubuk yang berupa fluoroaluminosilicate glass. Bahan tambal ini

Page 2: Jenis tambalan

meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang sangat berperan sebagai

antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies

sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain.

Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan juga sangat baik (tidak menimbulkan reaksi

merugikan terhadap tubuh)

Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya adalah secara

kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak

perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan

perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat ‘memegang’ bahan tambal ini.

NB : Pada dasarnya, bertahan lama atau tidaknya sebuah tambalan adalah tergantung pada

penggunaan dan perawatan masing-masing individu.

BIOKOMPATIBILITAS AMALGAM

Sejarah Amalgam:

Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam, yaitu suatu paduan

antara merkuri (Hg) dan suatu alloy. Menurut Charbeneau dkk. (1981) amalgam pertama kali

diperkenalkan oleh Taveau pada tahun 1826 di Paris. Pada waktu pertama kali diperkenalkan,

amalgam disebut silver amalgam, karena bagian terbesar komponennya adalah perak. Black

adalah orang yang pertama kali memperkenalkan amalgam dengan bentuk partikel lathe cut.

Dalam publikasinya pada tahun 1896, komposisi alloy amalgam adalah :

1. Ag (perak) 68,50%

2. Sn (Timah putih) 25,50%

3. Au (emas) 5%

4. Zn (seng) 1%

Formula yang dituliskan Black hanya dipakai sebentar, selanjutnya berdasarkan

penelitian oleh Flagg, emas dan platina dianjurkan tidak ditambahkan pada formula amalgam.

Pada tahun 1960 mulai diperkenalkan bubuk amalgam bentuk bulatan kecil (spherical), yang

kemudian berkembang menjadi partikel yang lebih kecil.

Meskipun amalgam telah dipakai dalam restorasi lesi karies sejak abad ke-15 atau bahkan

lebih dini lagi, amalgam masih merupakan suatu bahan yang paling banyak dipergunakan.

Page 3: Jenis tambalan

Kualitas yang paling baik dari amalgam gigi ini adalah tahan lama dan mudah manipulasinya.

Cukup bisa beradaptasi dengan cairan mulut, amalgam adalah restorasi yang relatif murah dan

dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan dapat dikatakan bahwa amalgam merupakan suatu

bahan tambalan yang paling banyak dipergunakan dokter gigi.

Menurut definisi, amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa logam, salah satunya adalah

merkuri. Seperti nanti bisa dilihat, alloy amalgam terdiri atas tiga atau beberapa logam.

Amalgam itu sendiri merupakan kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang

disebut amalgamasi atau triturasi. Campuran yang merupakan bahan plastis dimasukkan ke

dalam kavitas dan bahan tersebut menjadi keras karena kristalisasi.

Dalam hal ini dikatakan bahwa restorasi amalgam “sering lebih baik daripada kelihatannya.”

Kekurangan yang nyata sering tampak pada restorasi yang sudah berfungsi cukup lama, terutama

memburuknya bagian tepi, yang disebut “ditching” pada interfase dengan gigi. Kita mungkin

membayangkan bahwa karies selalu terdapat pada bagian tepi yang terbuka disebabkan oleh

penetrasi dari cairan ludah, debris, dan mikroorganisme. Sebenarnya hal ini tidak selalu terjadi,

walaupun restorasi kehilangan estetiknya dan terjadi degradasi terus-menerus. Penjelasannya

terletak pada sifat amalgam yang unik. Sewaktu restorasi makin tua, produk-produk korosi

terbentuk sepanjang batas antara restorasi dan gigi. Produk ini akan bertindak sebagai pemblokir

mekanik dari penetrasi agen-agen beracun. Mekanisme swa-penyembuhan ini menyebabkan

bahan restorasi amalgam tahan lama.

Spesifikasi dari The American Dental Association untuk alloy amalgam gigi telah banyak

mengurangi jumlah produk komersial yang buruk. Walaupun beberapa tipe tertentu (misalnya,

system amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi, yang akan dibahas kemudian) adalah

unggul, presentase kegagalan yang tinggi disebabkan karena desain preparasi yang tidak tepat,

kesalahan manipulasi dari amalgam dan amalgam yang terkontaminasi waktu pengisian setiap

langkah dalam prosedur, dari waktu alloy diseleksi sampai restorasi dipoles, mempunyai efek

terhadap sifat amalgam, yang menentukan keberhasilan atau kegagalan restorasi.

Page 4: Jenis tambalan

Pengertian Biokompatibilitas

Biokompatibilitas dapat diartikan sebagai kehidupan harmonis antara bahan dan

lingkungan yang tidak mempunyai pengaruh toksik atau jejas terhadap fungsi biologi.

Biokompatibilitas berhubungan dengan uji biologis yang merupakan interaksi antara sifat fisika

atau mekanik melalui degenerasi sel, kematian sel dan beberapa tipe nekrosis. Tujuan

biokompatibilitas adalah untuk mengeliminasi komponen bahan yang berpotensi merusakan

jaringan rongga mulut.

Sebuah bahan dikatakan biokompatible ketika bahan tersebut tidak merusak lingkungan biologis

di sekitarnya. Syarat biokompatibilitas bahan kedokteran gigi adalah:

1. Tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak.

2. Tidak mengandung bahan toksik yang dapat berdifusi, terlepas dan diabsorbsi dalam sistem

sirkulasi.

3. Bebas dari agent yang dapat menyebabkan reaksi alergi.

4. Tidak berpotensi sebagai bahan karsinogenik.

Biokompatibilitas Amalgam

Amalgam merupakan bahan yang paling sering digunakan karena bahan ini dapat

bertahan lama sebagai bahan tumpatan, mudah memanipulasinya, mudah beradaptasi dengan

cairan mulut dan harganya relatif murah. Namun, mengenai masalah efek samping yang

ditimbulkan oleh bahan ini masih dipertanyakan karena masih ada anggapan bahwa amalgam

berbahaya bagi kesehatan tubuh pasien, hal ini karena di dalam amalgam terkandung merkuri.

Merkuri dalam keadaan bebas sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat meracuni tubuh

oleh karena itu merkuri di dalam amalgam dianggap berbahaya. Bahaya merkuri ini tidak hanya

mengancam kesehatan pasien tetapi juga dokter gigi itu sendiri, uap merkuri yang terhirup pada

saat mengaduk amalgam dapat menimbulkan efek toksik kumulatif pada dokter gigi tersebut.

Merkuri yang terkandung dalam amalgam memamg dapat melakukan penetrasi ke dalam struktur

gigi. Merkuri yang telah msuk ke dalam dentin dapat menyebabkan terjadinya diskolorisasi pada

gigi, tidak hanya itu saja merkuri juga dapat berpenetrasi sampai pada pulpa gigi sehingga malah

terjadi inflamasi pada gigi tersebut. Selain itu, tumpatan amalgam juga melepaskan sebagian

Page 5: Jenis tambalan

kecil merkuri pada saat penguyahan makanan sehingga sebagian merkuri masuk dalam tubuh,

hal ini juga semakin menambah keraguan atas tingkat biokompatibilitas dari amalgam itu sendiri.

Keraguan atas tingkat biokompatibilitas amalgam terhadap kesehatan tubuh seharusnya tidak

perlu terjadi karena sebetulnya mengenai kemungkinan reaksi toksik pada pasien akidat penetrasi

merkuri pada gigi serta alergi yang ditimbulkannya belum begitu jelas. Kontak pasien dengan

uap merkuri selama pengisian tumpatan amalgam begitu singkat dan jumlah uap merkuri begitu

kecil untuk dapat membahayakan tubuh. Bahaya pemakaian amalgam telah banyak dipelajari,

perkiraan yang paling bisa diandalkan adalah bahwa merkuri dari tumpatan amalgam tidak cukup

signifikan untuk dapat meracuni pasien.

1. Tambal Gigi Amalgam

Inilah yang sering orang pilih ketika akan tambal gigi. Selain murah biayanya, prosesnya

juga cepat. Tapi sayangnya warna tambal gigi amalgam begitu kentara. So, untuk cewe-cewe

atau cowo-coeo modis, warna bahan ini akan sangat

mengganggu penampilannya. Pasti akan sangat enggak pede

kalo ingin tertawa, takut kelihatan tambalan giginya. Hehehe…

 

2. Tambal Gigi Komposit

Jenis tambal gigi yang ke dua terlaku di pasaran adalah tambal gigi yang berbahan komposit.

Apa itu komposit? Komposit biasanya terbuat dari bubuk

gelas kuarsa atau silika yang ditambahkan pada adonan resin

dasarnya. Kelebihan tambal gigi komposit daripada jenis

tambal gigi yang di atas adalah bahannya sewarna dengan

gigi kita. Tapi warna putih tambal gigi ini ada batasan

Page 6: Jenis tambalan

waktunya (walaupun cukup lama), karena warnanya akan berubah sedikit demi sedikit seiring

waktu berjalan.

3. Tambal Gigi Porcelain

Nah ini dia pilihan tambal gigi terbaik untuk

yang berkantung tebal setebal buku pelajaran

kuliah. Daya tahan bahan porcelain dan

ketahanan warnanya sangat lama, bisa

berpuluh-puluh tahun lamanya. Proses

pembuatannya juga harus dilakukan di laboratorium dengan sangat hati-hati.

Eit bukannya gigi teman yang harus dibawa ke laboratorium. Setelah dokter gigi mengebor dan

membersihkan bolongan giginya, mereka akan mencetak model bentukan lubang gigi kita. Trus

dikasih tambal gigi sementara deh dan model cetakannya akan dibawa kelaboratorium untuk

dibuat tambal gigi porcelain. Keesokan harinya baru bisa dipasangkan ke lubang gigi tersebut.

4. Tambal Gigi Emas

Tambal gigi emas adalah tambalan gigi yang paling

kuat, keras dan tahan lama. Gak ada istilahnya bahan

emas bisa retak. Sama seperti tambal gigi porcelain,

cetakan bahannya harus dibuat juga di laboratorium.

Jadinya paling cepat juga 2 hari baru selesai proses

tambal gigi ini, sehari untuk memeriksa lubang gigi

dan membuat cetakan tambal gigi dan sehari lagi

proses pemasangannya. Untuk biaya sih bisa kalian pikirkan sendiri yoo…

Itulah sedikit pengenalan tentang tambal gigi. Sebelum menentukan mau memilih jenis tambal

gigi yang mana, lebih baik konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter gigi dan keuangan anda.

Page 7: Jenis tambalan

BAHAN RESTORASI RESIN KOMPOSIT

Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang-kurangnya

dua bahan kimia yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata diantara keduanya.

Bila konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan yang tidak dapat diperoleh bila

hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks

resin yang di dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian

rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan.

2.1 Komposisi

Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan utama yaitu

matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan tersebut, beberapa

komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu

bahan coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan

matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukan untuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan

tambahan lain meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra violet) dan mencegah

polimerisasi dini (bahan penghambat seperti hidroquinon). Komponen-komponen tersebut

diantaranya:

2.1.1. Resin matriks

Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan diakrilat aromatik

atau alipatik. Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis- GMA), Urethane Dimethacrylate

(UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA) merupakan Dimetakrilat yang umum

digunakan dalam resin komposit (Gambar 1). Monomer dengan berat molekul tinggi, khususnya

Bis-GMA amatlah kental pada temperatur ruang (250C). Monomer yang memiliki berat molekul

lebih tinggi dari pada metilmetakrilat yang membantu mengurangi pengerutan polimerisasi. Nilai

polimerisasi pengerutan untuk resin metil metakrilat adalah 22 % V dimana untuk resin Bis-

GMA 7,5 % V. Ada juga sejumlah komposit yang menggunakan UDMA ketimbang Bis-GMA.

Gambar 1. Resin Bis-GMA, UDMA digunakan sebagai basis resin ,

sementara TEGDMA digunakan sebagai pengencer. (Powers JM, Sakaguchi RL. CRAIGS’S

Restorative Dental Materials. 12th ed. Missouri : Evolve, 2003 : 229)

            Bis-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan tinggi karena

memiliki berat molekul yang tinggi. Penambahan filler dalam jumlah kecil saja menghasilkan

komposit dengan kekakuan yang dapat digunakan secara klinis. Untuk mengatasi masalah

Page 8: Jenis tambalan

tersebut, monomer yang memiliki kekentalan rendah yang dikenal sebagai pengontrol kekentalan

ditambahkan seperti metil metkrilat (MMA), etilen glikol dimetakrilat (EDMA), dan trietilen

glikol dimetakrilat (TEGDMA) adalah yang paling sering digunakan.

2.1.2. Partikel bahan pengisi

Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan meningkatkan

sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit, berkurangnya penyerapan

air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan,

kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor penting lainnya yang menentukan sifat dan

aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan

distribusinya, radiopak, dan kekerasan.

2.1.3. Bahan Pengikat

Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun

kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin, dan untuk menstabilkan

hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari

penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes

(3-metoksi-profil-trimetoksi silane) (Gambar 2). Zirconates dan titanates juga sering digunakan.

O OCH 3

║ │

CH2=C–C–O–CH2CH2CH2–Si–OCH 3

│ │

CH3 OCH3

Gambar 2. 3-methacryloxypropyltrimethoxysilane. (Powers JM, Sakaguchi RL.CRAIGS’S

Restorative Dental Materials. 12th ed. Missouri : Evolve, 2003 : 193)

2.2. Sifat – sifat Resin Komposit

Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga memiliki

sifat. Ada beberapa sifat – sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:

2.2.1. Sifat fisik

Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman digunakan pada

gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa dan karakteristik permukaan juga

menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:

1. Warna

Page 9: Jenis tambalan

Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapi

sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai

noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi

dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks. Untuk mencocokan

dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan

translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk

menyesuaikan dengan warna email dan dentin.

1. Strength

Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini

memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai

kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.

1. Setting

Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang

diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan denganlight cured dalam

beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia

memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah mengeras

tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.

2.2.2. Sifat mekanis

Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting terhadap

kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan

berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang

mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu :

a. Adhesi

Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya

gaya tarik – menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan

secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan

ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan

terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua

dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud

menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding agent).

b. Kekuatan dan keausan

Page 10: Jenis tambalan

Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik.

Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan

restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.

Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih

cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.

2.2.3. Sifat khemis

Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia

dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul – molekul yang disebut

monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus

metrakilat ditemukan pada ujung – ujung rantai atau pada ujung – ujung rantai percabangan.

Salah satu metakrilat multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah

resin Bowen (Bis-GMA) .

Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat, yang tersintesa dari

resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai

struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental.

Untuk mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol

dimetakrilat (TEDGMA) ditambahkan.

2.3. Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur Gigi

            Jika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dan komponen-

komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen. Ikatan adhesive yang kuat

sebagai hasilnya. Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia, dan dapat merupakan ikatan

kovalen atau ion.

Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara mekanis atau retensi,

perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukan gaya tarik menarik oleh molekul.

Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yang melibatkan penggunaan skrup, baut

atau undercut. Mekanisme perlekatan antara resin komposit dengan permukaan gigi melalui dua

teknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding.

2.3.1. Teknik etsa asam

Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akan ditambal diolesi etsa

asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan hal tersebut berpengaruh

terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma dan menghasilkan bentuk yang tidak

Page 11: Jenis tambalan

spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori kecil pada permukaan

email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam kavitas.

Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan antara permukaan

email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email. Kekuatan ikatan terhadap email

teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya adalah bahwa asam meninggalkan permukaan

email yang bersih, yang memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Proses

pengasaman pada permukaan email akan meninggalkan permukaan yang secara mikroskopis

tidak teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk lembah dan puncak pada email, yang

memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin

“tag” kemudian menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi. Panjang tag yang efektif

sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior adalah 7-25 μm.

Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 % adalah tepat,

konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada

permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk cair

dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam diaplikasikan dan

dibiarkan tanpa diganggu kontaknya dengan email minimal selama 15-20 detik.

Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan dengan baik. Bila

email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti bersalju menunjukan bahwa

etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakan untuk

membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email.

Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.

2.3.2. Bahan bonding

Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga membasahi

permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin dan akhirnya

bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin bersifat hidrofobik,

bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat

dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan

dengan restorasi resin.

A. Bahan bonding email

Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email terdiri atas 96

% mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun dari jutaan kristal hydroksiapatit

Page 12: Jenis tambalan

(Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat sehingga membentuk

perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik. Pada perisma yang panjang

bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 μm. Krital hidroksiapatit bentuknya

heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak memungkinkan mendapatkan susunan

yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan material organik. Bahan bonding

biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa pasi atau hanya dengan

sedikit bahan pengisi (pasi).      Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan

kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks

resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan

kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung

meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa

tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang

digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada enamel

dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.

B. Bahan bonding dentin

Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh panjang gigi dan

merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks dentin. Tersusun dari 75 %

materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli

berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang

berhubungan dengan pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm didekat dentino enamel

jungtion dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa.

Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakageatau kehilangan

tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan timbul pada

resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang tidak sempurna

dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri dari :

Dentin Conditioner

Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang terbentuk pada

dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk dentinconditioer antara lain asam maleic,

EDTA, asam oxalic, asam phosric dan asam nitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan

dentin akan menghasilkan reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan

larutnya hidroksiapatit yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya

Page 13: Jenis tambalan

permukaan demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat asam yang

digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari

dentin conditioner mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal sebagai bahan untuk

penyambung kolagen. Proses penyambungan ini untuk menghasilkan substrat dentin yang lebih

kuat dengan meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen.

Primer

Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu menyatukan antara

komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan dentin yang bersifat hidrofilik. Oleh

karena itu primer berfungsi sebagai prantara, dan terdiri dari monomer bifungsional yang

dilarutkan dalam larutan yang sesuai. Monomer bifungsional adalah bahan pengikat yang

memungkinkan penggabungan antara dua material yang berbeda. Secara umum bahan pengikat

pada dentin primer dapat diformulakan sebaagai berikut (Gambar 3).

Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group

M-S-R

Gambar 3: Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group. (Cabe FJ, Walls AWG. Applied

Dental Materials. 9th ed. USA : Blackwell Scientific Publications, 1984 : 231)

            M adalah gugus metakrilat yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan komposit

resin dan meningkatkan kekuatan kovalen, S adalah pembuat celah yang biasanya meningkatkan

fleksibilitas bahan pengikat. Dan R adalahreactive group yang merupakan gugus polar atau

gugus terakhir (membentuk perlekatan dengan jaringan gigi). Ikatan polar ini terbentuk akibat

distribusi elektron yang asimetris. Reactive group dalam bahan pengikat ini dapat berkombinasi

dengan molekul polar lain di dalam dentin, seperti gugus hidroksi dalam apatit dan gugus amino

dalam kolagen. Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik tetapi bisa juga dalam beberapa

kasus terjadi ikatan kimiawi.

Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling banyak digunakan.

HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam permukaan dentin yang mengalami

demineralisasi dan kemudian berikatan dengan kolagen melalui gugus hidroksil dan amino yang

terdapat pada kolagen. Aksi dari bahan pengikat dari larutan primer adalah untuk membuat

hubungan ataupun ikatan molekular antara poli (HEMA) dan kolagen.

Sealer (Bahan pengisi)

Page 14: Jenis tambalan

Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA dan HEMA. Bahan

ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin.

BAB 3

RESIN KOMPOSIT SEBAGAI BAHAN TAMBALAN

            Resin komposit merupakan resin akrilik yang telah ditambah dengan bahan lain seperti

bubuk quartz untuk membentuk struktur komposit.

3.1 Komposisi Resin Komposit

Resin komposit mempunyai komposisi sebagai berikut:

a)      Bahan utama/Matriks resin

b)      Filler

c)      Coupling agent

d)     Penghambat polimerisasi

e)      Penyerap UV

f)       Opacifier

g)      Pigmen warna

3.2 Struktur Resin Komposit

a)      Bahan utama/Matriks resin

Kebanyakan resin komposit menggunakan campuran monomer aromatic dan atau aliphatic

dimetacrylate seperti bisphenol A glycidyl methacrylate (BIS-GMA), selain itu juga banyak

dipakai adalah tryethylene glycol dimethacrylate(TEGDMA), dan urethane

dimethacrylate (UDMA) adalah dimethacrylate yang umum digunakan dalam komposit gigi.

Perkembangan bahan restorasi kedokteran gigi (komposit) dimulai dari akhir tahun 1950-an dan

awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel

bahan pengisi. Kelemahan sistem epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan

perubahan warna, mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi (CH-O-CH2) dan

akrilat (CH2=CHCOO-). Percobaan-percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul BIS-

GMA. Molekul tersebut memenuhi persyaratan matrik resin suatu komposit gigi.

BIS-GMA memiliki viskositas yang tinggi sehingga membutuhkan tambahan cairan dari

dimethacrylate lain yang memiliki viskositas rendah yaitu TEGDMA untuk menghasilkan cairan

resin yang dapat diisi secara maksimal dengan partikel glass. Sifatnya yang lain yaitu sulit

Page 15: Jenis tambalan

melakukan sintesa antara struktur molekul yang alami dan kurang melekat dengan baik terhadap

struktur gigi.

b)      Filler

Dikenali sebagai filler inorganik. Filler inorganik mengisi 70 persen dari berat material.

Beberapa jenis filler yang sering dijumpai adalah berbentuk manik-manik kaca dan batang,

partikel seramik seperti quartz (SiO2), litium-aluminium silikat (Li2O.Al2O3.4SiO2) dan kaca

barium (BaO) yang ditambahkan untuk membuat komposit menjadi radiopak.

Ukuran partikel yang sering dipakai berkisar antara 4 hingga 15m. Partikel yang dikategorikan

berukuran besar sehingga mencapai 60m pernah digunakan tetapi permukaan tumpatan akan

menjadi kasar sehingga mengganggu kenyamanan pasien.

Bentuk dari partikel juga terbukti penting karena manik-manik bulat sering terlepas dari material

mengakibatkan permukaan menjadi aus. Bentuk filler yang tidak beraturan mempunyai

permukaan yang lebih baik dan tersedia untuk bonding dan dapat dipertahankan di dalam resin.

Penambahan partikel filler dapat memperbaiki sifat resin komposit:

1. Lebih sedikit jumlah resin, pengerutan sewaktu curing dapat dikurangi

2. Mengurangkan penyerapan cairan dan koefisien ekspansi termal

3. Memperbaiki sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan dan resisten terhadap

abrasi

c)      Coupling agent

Komponen penting yang terdapat pada komposit resin yang banyak dipergunakan pada saat ini

adalah coupling agent. Resin akrilik yang awal digunakan tidak berfungsi dengan baik karena

ikatan antara matriks dan filler adalah tidak kuat. Melapiskan partikel filler dengan coupling

agent contohnyavinyl silane memperkuat ikatan antara filler dan matriks. Coupling

agentmemperkuat ikatan antara filler dan matriks resin dengan cara bereaksi secara khemis

dengan keduanya. Ini membolehkan lebih banyak matriks resin memindahkan tekanan kepada

partikel filler yang lebih kaku. Kegunaancoupling agent tidak hanya untuk memperbaiki sifat

khemis dari komposit tetapi juga meminimalisasi kehilangan awal dari partikel filler diakibatkan

dari penetrasi oleh cairan diantara resin dan filler.

Fungsi bagi coupling agent adalah:

1. Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin

Page 16: Jenis tambalan

2. Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin

Struktur komposit dapat terlihat pada gambar 1.

Gambar 1: Struktur komposit dengan matriks resin filler dan coupling agent.

d)     Bahan penghambat polimerisasi

Merupakan penghambat bagi terjadinya polimerisasi dini. Monomerdimethacrylate dapat

berpolimerisasi selama penyimpanan maka dibutuhkan bahan penghambat (inhibitor). Sebagai

inhibitor, sering digunakanhydroquinone, tetapi bahan yang sering digunakan pada saat ini

adalahmonometyhl ether hydroquinone.

e)      Penyerap ultraviolet (UV)

Ini bertujuan meminimalkan perobahan warna karena proses oksidasi.Camphorquinone dan 9-

fluorenone sering dipergunakan sebagai penyerap UV.

f)       Opacifiers

Tujuan bagi penambahan opacifiers adalah untuk memastikan resin komposit terlihat di dalam

sinar-X. Bahan yang sering dipergunakan adalah titanium dioksida dan aluminium dioksida.

g)      Pigmen warna

Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat warna yang biasa

dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan lain-lain. Ferric

oxide akan memberikan warna coklat-kemerahan. Cadmium black memberikan warna kehitaman

dan mercuric sulfide memberikan warna merah.

3.3       Klasifikasi

Resin komposit dapat diklasifikasikan atas dua bagian yaitu menurut ukuran filler dan menurut

cara aktivasi.

3.3.1    Ukuran filler

Berdasarkan besar filler yang digunakan, resin komposit dapat diklasifikasikan atas resin

komposit tradisional, resin komposit mikrofiler, resin komposit hibrid dan resin komposit

partikel hibrid ukuran kecil.

a)      Resin Komposit Tradisional

Resin komposit tradisional juga dikenal sebagai resin konvensional. Komposit ini terdiri dari

partikel filler kaca dengan ukuran rata-rata 10-20μm dan ukuran partikel terbesar adalah 40μm.

Terdapat kekurangan pada komposit ini yaitu permukaan tambalan tidak bagus, dengan warna

Page 17: Jenis tambalan

yang pudar disebabkan partikel filler menonjol keluar dari permukaan seperti terlihat

pada gambar 2.

Gambar 2: Partikel filler menonjol keluar permukaan tambalan.

b)      Resin Komposit Mikrofiler

Resin mikrofiler pertama diperkenalkan pada akhir tahun 1970, yang mengandung colloidal

silica dengan rata-rata ukuran partikel 0.02μm dan antara ukuran 0.01-0.05μm. Ukuran partikel

yang kecil dimaksudkan agar komposit dapat dipolish hingga menjadi permukaan yang sangat

licin. Ukuran partikel filler yang kecil bermaksud bahan ini dapat menyediakan luas permukaan

filler yang besar dalam kontak dengan resin.

c)      Resin Komposit Hibrid

Komposit hibrid mengandung partikel filler berukuran besar dengan rata-rata berukuran 15-

20μm dan juga terdapat sedikit jumlah colloidal silica, dengan ukuran partikel 0.01-0.05μm

seperti terlihat pada gambar 3. Perlu diketahui bahawa semua komposit pada masa sekarang

mengandung sedikit jumlahcolloidal silica, tetapi tidak mempengaruhi sifat-sifat dari komposit

itu.

Gambar 3: Struktur komposit hibrid

d)     Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil

Untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil daripada sebelumnya telah dilakukan

perbaikan metode dengan cara grinding kaca. Ini menyebabkan kepada pengenalan komposit

yang mempunyai partikel filler dengan ukuran partikel kurang dari 1μm, dan biasanya berukuran

0.1-1.0μm seperti terlihat pada gambar 4, yang biasanya dikombinasi dengan colloidal silica.

Partikel filler berukuran kecil memungkinkan komposit dipolish permukaannya sehingga

menjadi lebih rata dibanding partikel filler berukuran besar. Komposit ini dapat mencapai

permukaan yang lebih rata karena setiap permukaan kasar yang dihasilkan dari partikel filler

adalah lebih kecil dari partikel filler.

Gambar 4: Resin komposit partikel hibrid ukuran kecil.

Perbandingan ukuran filler dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5: Perbandingan ukuran partikel filler pada komposit.

3.3.2    Cara Aktivasi

Cara aktivasi dari resin komposit dapat dibagi dua yaitu dengan cara aktivasi secara khemis dan

aktivasi mempergunakan cahaya.

Page 18: Jenis tambalan

3.3.2.1 Aktivasi secara khemis

Produk yang diaktivasi secara khemis terdiri dari dua pasta, satu yang mengandung benzoyl

peroxide (BP) initiator dan yang satu lagi mengandung aktivator aromatic amine tertier.

Sewaktu aktivasi, rantai –O–O– putus dan elektron terbelah diantara kedua molekul oksigen (O)

seperti terlihat padagambar 6. Pasta katalis dan base diletakkan di atas mixing pad dan diaduk

dengan menggunakan instrument plastis selama 30 detik. Dengan pengadukan

tersebut, amine akan bereaksi dengan BP untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi

dimulai. Adonan yang telah siap diaduk kemudian dimasukkan ke dalam kavitas dengan

menggunakan instrument plastis atau syringe.

Gambar 6: Aktivasi benzoyl peroxide (BP).

3.3.2.2 Aktivasi mempergunakan cahaya

Sistem aktivasi menggunakan cahaya pertama kali diformulasikan untuk sinar ultraviolet (UV)

membentuk radikal bebas. Pada masa kini, komposit yang menggunakan curing sinar UV telah

digantikan dengan sistem aktivasi sinar tampak biru yang telah diperbaiki kedalaman curing,

masa kerja terkontrol, dan berbagai kebaikan lainnya. Disebabkan kebaikan ini, komposit yang

menggunakan aktivasi sinar tampak biru lebih banyak digunakan dibanding material yang

diaktivasi secara khemis.

Komposit yang menggunakan aktivasi dari sinar ini terdiri dari pasta tunggal yang diletakkan

dalam syringe tahan cahaya. Pasta ini mengandungphotosensitizer, Camphorquinone (CQ)

dengan panjang gelombang diantara 400-500 nm dan amine yang menginisiasi pembentukan

radikal bebas. Bila bahan ini, terkontaminasi sinar tampak biru (visible blue light, panjang

gelombang ~468nm) memproduksi fase eksitasi dari photosensitizer, dimana akan bereaksi

dengan amine untuk membentuk radikal bebas sehingga terjadi polimerisasi lanjutan. Reaksi ini

dapat terlihat pada gambar 7.

Working time bagi komposit tipe ini juga tergantung pada operator. Pasta hanya dikeluarkan dari

tube pada saat ingin digunakan karena terkena sinar pada pasta dapat menginisiasi polimerisasi.

Pasta diisi kedalam kavitas, disinar dengan sinar biru dan terjadi polimerisasi sehingga bahan

resin mengeras.Camphorquinone (CQ) menyerap sinar tampak biru dan membentuk fase eksitasi

dengan melepaskan elektron seperti amine (dimetyhlaminoethyl methacrylate [DMAEMA]).

Gambar “:” menerangkan elektron tunggal yang diberikan oleh amine kepada grup >C=O

(ketone) didalam CQ, seperti terlihat pada gambar 7. Setelah diaktivasi, CQ memisahkan atom

Page 19: Jenis tambalan

hidrogen daripada karbon-α yang bertentangan dengan grup amine dan hasilnya adalah aminedan

radikal bebas CQ. Radikal bebas CQ ini sudah bersedia untuk diaktivasi.

Gambar 7: Resin komposit diaktivasi oleh sinar.

3.4       Finishing dan polishing

            Finishing dapat dilakukan 5 menit setelah dicuring. Finishing dilakukan dengan

menggunakan pisau atau diamond stone. Finishing yang terakhir dapat dilakukan dengan

mengunakan karet abrasif atau rubber cup dan disertai pasta pemolis atau disk aluminium

oksida.

 

BAB 4

KESIMPULAN

 

 

4.1 Kebaikan, kerugian dan kegunaan

4.1.1    Kebaikan

Resin komposit cukup kuat untuk digunakan pada tambalan gigi posterior dan resin komposit

juga tidak berbahaya seperti amalgam yang dapat menyebabkan toksisitas merkuri kepada

pasien. Selain itu, warnanya yang sewarna gigi menyebabkan resin komposit digunakan untuk

tujuan estetik.

4.1.2    Kerugian

Walaupun warna resin komposit sewarna gigi, tapi bahan ini dapat berubah warna selama

pemakaian. Selain itu dapat juga terjadi pengerutan. Pengerutan biasanya akan terjadi dan

menyebabkan perubahan warna pada marginal tambalan. Komposit dengan filler berukuran kecil

dapat dipergunakan sehingga 9 tahun, lebih lekas rusak dibandingkan dengan tambalan

amalgam.

4.1.3 Kegunaan resin komposit

1. Bahan tambalan pada gigi anterior dan posterior ( direct atau inlay)

2. Sebagai veneer mahkota logam dan jembatan (prosthodontic resin)

3. Sebagai pasak.

4. Sebagai semen pada orthodontic brackets, Maryland bridges, ceramic crown, inlay, onlay.

Page 20: Jenis tambalan

5. Pit dan fisur sealant.

6. Memperbaiki restorasi porselen yang rusak.

SIFAT MEKANIK BAHAN KEDOKTERAN GIGI

Sifat mekanis dibatasi oleh hokum-hukum mekanika, yaitu ilmu fisika yang berhubungan

dengan tekanan dan energy serta efeknya pada benda. Pembahasan lebih berkisar pada keadaan

statik pada keadaan istirahat bukan benda dinamis yang bergerak.

Suatu faktor penting dalam merancang protesa gigi adalah kekuatan yaitu sifat mekanis bahan

yang menjamin bahwa gigi tiruan berfungsi secara efektif, aman, dan tahan untuk jangka waktu

tertentu. Secara umum, kekuatan mengacu pada kemampuan protesa untuk menahan gaya-gaya

yang ada tanpa mengalami patah atau berubah bentuk secara berlebihan.

Sifat mekanik adalah respons yang terukur baik elastik (reversible atau dapat kembali ke bentuk

semula bila tekanan dilepaskan) dan plastik ( irreversible atau tidak dapat kembali ke bentuk

semula atau tidak elastik), dari bahan bila terkena gaya atau distibusi tekanan. Suatu kategori

sifat fisik adalah kelompok sifat mekanis yang nampak paling sering dinyatakan dalam unit

tekanan dan tegangan

TEKANAN DAN REGANGAN

Tekanan adalah gaya per unit daerah yang bekerja pada berjuta-juta atom atau molekul

pada bidang tertentu suatu bahan. Kecuali untuk keadaan melengkung tertentu, contoh dengan

empat titik tekukan dan bentuk tertentu dari obyek tidak seragam , tekanan umumnya berkurang

sebagai suatu fungsi jarak dari daerah gaya atau tekanan yang diaplikasikan.

Suatu tekanan harus didefinisikan menurut jenis dan besarnya. Berdasarkan arah aplikasi gaya,

dapat diklasifikasikan 3 jenis tekanan “tekanan” tarikan, kompresi dan geser. Keadaan tekanan

kompleks yang dihasilkan oleh gaya melengkung atau mengungkit ada pada tekanan

melengkung.

TEKANAN TARIK

Tekanan tarik disebabkan oleh suatu benda yang cenderung meregangkan atau

memperpanjang suatu benda. Tekanan tarik selalu disertai dengan regangan tarik. Ada beberapa

tekanan tarik murni pada kedokteran gigi dan komponen-komponen tekanan tarik dapat

Page 21: Jenis tambalan

ditemukan bila struktur bersifat lentur meskipun beban kompresi di aplikasikan.

Tekanan Kompresi

Bila suatu benda ditempatkan dibawah beban yang cenderung menekan atau

memendekkannya, ketahanan internal terhadap beban tersebut disebut tekanan kompresi. Untuk

menghitung tekanan tarik dan tekanan kompresi, gaya yang diaplikasikan dibagi dengan

potongan melintang tegak lurus dengan arah gaya.

Tekanan Geser

Suatu tekanan geser cenderung menahan pergeseran dari satu bagian suatu benda ke yang

lain. Tekanan geser dapat juga dihasilkan dengan gerak memutar atau memilin suatu bahan.

Misalnya bila suatu gaya diaplikasikannya sepanjang permukaan email gigi oleh suatu

instrument berujung tajam, sejajar terhadap pertemuan antara email dan braket ortodonsi, braket

tersebut bisa juga terlepas karena kegagalan tekanan geser dari bahan perekat resin. Tekanan

geser dihitung dengan membagi gaya dengan daerah sejajar terhadap arah gaya.

Regangan dapat bersifat elastik atau plastik atau kombinasi keduanya.

Regangan elastik, dapat kembali ke bentuk semula ; regangan tersebut menghilang bila gaya

dibebaskan.

Regangan plastik, merupakan deformasi permanen suatu bahan yang tidak dapat kembali

ke bentuk semula bila gaya dibebaskan.

Bila suatu komponen protesa seperti lengan cengkeram pada gigi tiruan sebagian di ubah

bentuknya melampaui batas elastik masuk ke dalam region deformasi plastik hanya regangan

elastik yang dapt hilang ketika gaya dibebaskan. Jadi, bila dilakukan penyesuaian dengan

menekuk suatu kawat ortodonsi, tepi dari mahkota tiruan, atau cengkeram gigi tiruan dan

kemudian beban gaya dibebaskan, regangan plastis bersifat permanen, tetapi kawat tepi mahkota

tiruan atau cengkeram dapat melenting kembali batasan tertentu begitu terdapat regangan elastis.

SIFAT MEKANIS BERDASARKAN PERUBAHAN ELASTIK

Ada beberapa sifat dan parameter mekanis penting yang mengukur sifat deformasi elastik

atau reversible bahan kedokteran gigi. Parameter tersebut adalah modulus elastik (Modulus

Young atau modulus elastisitas), modulus young dinamik (ditentukan dengan mengukur

Page 22: Jenis tambalan

kecepatan gelombang ultrasonik), modulus geser, fleksibilitas, resilien dan rasio poisson.

Sifat lain yang ditentukan dari tekanan pada ujung daerah elastik dari titik tekanan-regangan dan

pada awal daerah deformasi plastik( batas kesetimbangan, batas elastik dan kekuatan luluh).

Modulus Elastik(Modulus Young atau Modulus Elastisitas)

Istilah modulus elastik menggambarkan kekerasan atau kekakuan relatif dari suatu bahan,

yang di ukur dengan lereng miring daerah elastic dari diagram tekanan-regangan.

Modulus Young Dinamis

Modulus elastik dapat di ukur dengan metode dinamis serta teknik statik yang telah

dibahas karena kecepatan suara melalui benda padat dapat di ukur dengan gelombang transuder

ultrasonik longitudinal dan transversal serta penerima yang tepat. Berdasarkan pada kecepatan

dan kepadatan suatu bahan, modulus elastik dan rasio poisson dapat ditentukan.

Metode penentuan modulus elastik dinamis tidak begitu sulit dibandingkan dengan uji kompresi

dan uji tarik konvensional tetapi nilai tersebut seringkali lebih tinggi dibandingkan nilai yang

diperoleh dari pengukuran statis.

Fleksibilitas

Ada keadaan yang membutuhkan regangan atau deformasi yang lebih besar pada tekanan

sedang atau kecil. Sebagai contoh, pada piranti ortodonsi sebuah pegas seringkali dibengkokkan

cukup jauh dibawah pengaruh tekanan kecil. Pada keadaan tersebut, struktur di anggap fleksibel

dan mempunyai sifat fleksibilitas. Fleksibilitas maksimal adalah regangan yang terjadi ketika

bahan ditekan sampai batas kesetimbangannya

Resilien

Jarak antara atom-atom meningkat, energi internal meningkat. Sejauh tekanan tidak lebih besar

dibandingkan batas kesetimbangannya, energi ini disebut resilien. Istilah resilien populernya

dihubungkan dengan “kepegasan”, meskipun hal ini berkonotasi lebih luas lagi.

Rasio Poisson

Bila suatu gaya tarik diaplikasikan pada benda , benda tersebut menjadi lebih panjang dan

lebih tipis. Sebaliknya gaya kompresi dapat membuat suatu benda lebih pendek tetapi lebih tebal.

Page 23: Jenis tambalan

Bila suatu tekanan tarik aksial, Sz pada daerah Z (sumbu panjang vertikal) dari suatu system

koordinasi tergak lurus xyz menghasilkan suatu regangan tarik elastik dan menyertai kontraksi

elastik pada arah x dan y, rasio dari Ix/ I2 atau Iy/Iz adalah sifat teknis suatu bahan yang disebut

Rasio Poisson (n).

SIFAT KELENTURAN

Kekuatan adalah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur atau sejumlah deformasi

plastik tertentu. Kekuatan suatu bahan dapat digambarkan dengan satu atau lebih sifat berikut:

1. Batas Kesetimbangan, tekanan yang bila melebihi nilai tersebut tidak lagi seimbang dengan

regangan.

2. Batas Elastik, tekanan maksimal yang dapat ditahan suatu bahan sebelum bahan tersebut

mengalami deformasi plastik.

3. Kekuatan luluh atau bahan tekanan , tekanan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu

regangan plastik tertentu.

4. Kekuatan tarik puncak, kekuatan geser, kekuatan kompresi dan kekuatan fleksural, masing-

masing adalah ukuran tekanan yang diperlukan untuk mematahkan bahan.

Kekuatan bukanlah suatu ukuran dari daya tarik atau antar atom, melainkan suatu ukuran gaya

antar-atom bersama-sama pada keseluruhan kawat, silinder, implant, mahkota tiruan, pajak atau

struktur apapun yang terkena tekanan.

SIFAT MEKANIS STRUKTUR GIGI

Banyak sifat mekanik dari struktur gigi manusia yang telah di ukur, tetapi nilai yang

dilaporkan bervariasi dari satu penelitian ke penelitian lain. Tidak diragukan lagi perbedaan

tersebut adalah akibat masalah teknis yang berhubungan dengan persiapan dan pengujian contoh

bahan yang cukup kecil, yang pada beberapa situasi mempunyai panjang kurang dari 1 mm.

Sifat tarik struktur gigi juga di ukur. Dentin dianggap lebih kuat terhadap tarikan(50 mPa)

dibandingkan email(10 mPa). Meskipun kekuatan kompresi email dan dentin dapat

dibandingkan, batas kesetimbangan dan modulus elastisitas email lebih tinggi dibandingkan nilai

yang sama untuk dentin. semakin tinggi modulus elastisitas semakin rendah resiliensi dari email

dibandingkan dengan dentin.

Page 24: Jenis tambalan

SIFAT MEKANIK LAINNYA

Kekerasan

Kekerasan didefinisikan sebagai banyaknya energi deformasi plastik atau elastik yang

diperlukan untuk mematahkan suatu bahan dan merupakan ukuran dari ketahanan terhadap

fraktur . Kekerasan bergantung pada kekuatan dan kelenturan. Semakin tinggi kekuatan dan

semakin tinggi kelenturan, semakin besar kekerasan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu bahan

keras umumnya kuat, meskipun suatu bahan yang kuat belum tentu keras.

Fraktur kekerasan

Kekuatan suatu bahan lentur seperti logam emas dan beberapa komposit bermanfaat

dalam menentukan tekanan maksimal yang dapat ditahan oleh suatu restorasi yang terbuat dari

bahan tersebut sebelum menjadi deformasi plastis atau fraktur. Untuk bahan rapuh seperti

keramik, kedokteran gigi, nilai kekuatan terbatas dalam desain protesa keramik. Fraktur kekerasa

adalah suatu sifat mekanik yang menggambarkan ketahanan suatu bahan rapuh terhadap

penyebaran goresan dibawah tekanan yang diaplikasikan. Fraktur kekerasan dinyatakan dalam

satuan tekanan x akar kuadrat dari panjang retakan, atau Mpa x m ½ atau dalam bentuk MNxm-

3/2.

Kerapuhan

Kerapuhan adalah ketidakmampuan relatif dari suatu bahan untuk menahan deformasi

plastik sebelum bahan tersebut menjadi patah. Misalnya, amalgam, keramik dan komposit adalah

rapuh pada temperature mulut(5°-55°C). Bahan tersebut menahan sedikit atau tidak sama sekali

regangan plastic sebelum patah. Dengan kata lain, suatu bahan rapuh patah pada atau dekat batas

kesetimbangan.

Abrasi dan Ketahanan Terhadap Abrasi

Kekerasan sering kali digunakan sebagai suatu petunjuk dari kemampuan suatu bahan

menahan abrasi atau pengikisan. Namun, abrasi merupakan mekanisme kompleks pada

lingkungan mulut yang mencakup interaksi antara sejumlah faktor. Untuk alasan ini, peran

kekerasan sebagai suatu prediktor ketahanan abrasi adalah terbatas. Seringkali abrasi digunakan

untuk membandingkan bahan-bahan dengan klasifikasi tertentu, seperti satu merek logam tuang

Page 25: Jenis tambalan

dengan merek lain jenis logam tuang campuran yang sama. Tapi, kekerasan kurang sahih bila

digunakan untuk mengevaluasi kelas bahan yang berbeda, seperti bahan logam dengan resin

sintetik.

Keterandalan pengujian in vitro terhadap ketahanan abrasi adalah sesuatu yang dirancang

untuk mensimulasi sedekat mungkin jenis abrasi tertentu dimana bahan akan digunakan secara in

vivo. Meskipun demikian, pengujian keausan secara in vitro tidak selalu memprediksi keausan in

vivo secara akurat karena besarnya kerumitan di bidang klinis. Pengikisan email oleh keramik

dan bahan restorasi lainnya telah dketahui. Namun, kekerasan suatu bahan hanyalah satu dari

banyak faktor yang mempengaruhi keausan permukaan email yang berkontak dengan bahan.

Faktor utama lain termasuk tekanan gigitan, frekuensi pengunyahan, sifat abrasif makanan,

komposisi cairan, perubahan temperatur, kekerasan tiap permukaan, sifat fisik bahan, dan

ketidakteraturan  permukaan gigi seperti adanya alur (groove), ceruk (pit), atau lingir (ridge)

anatomis yang kecil. Pengikisan email gigi yang berlebihan oleh mahkota keramik lawannya

cenderung terjadi pada pasien dengan tekanan gigit yang kuat dan permukaan keramik yang

kasar. Meskipun klinisi tidak dapat mengendalikan tekanan gigit seorang pasien, mereka dapat

memoles permukaan keramik yang aus untuk mengurangi tingkat keausan email yang destruktif.

B.   Kekentalan

Sampai disini, diskusi mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi terutama dititikberatkan

pada sifat bahan padat tersebut yang terpajan berbagai jenis tekanan pada temperatur ruangan

atau temperatur mulut. Namun, kebanyakan, bila tidak semua, logam-logam adalah berwujud

cair pada tahap-tahap tertentu dalam aplikasinya dibidang kedokteran gigi. lebih jauh lagi,

keberhasilan atau kegagalan dari suatu bahan tertentu bergantung pada sifatnya dalam wujud cair

sama seperti sifatnya dalam wujud padat. Misalnya seperti semen dan bahan cetak yang

mengalami perubahan wujud dari cair ke padat di dalam mulut. Produk gipsum yang digunakan

dalam pembentukan model dan ‘die’, serta logam tuang adalah bahan-bahan berbentuk cairan

yang menjadi struktur yang padat di luar mulut. Bahan amorf seperti malam dan resin

nampaknya padat tetapi sebenarnya cairan yang diinginkan dibawah titik normal mengalir seperti

plastik dan mudah dibentuk (irreversible) atau bersifat elastik (reversible) dibawah tekanan

rendah. Cara-cara dimana bahan ini berubah bentuk atau mengalir bila dipajankan pada tekanan

Page 26: Jenis tambalan

adalah penting dalam penggunaannya dibidang kedokteran gigi. penelitian perihal karakteristik

aliran merupakan dasar dari ilmu reologi.

Meskipun suatu cairan tidak dapat menahan tekanan geser (gaya geser per unit daerah

geser), kebanyakan cairan bila dibuat bergerak, menahan gaya beban yang membuatnya

bergerak. Ketahanan untk bergerak disebut viscositas atau kekentalan dan dikendalikan gaya

friksi internal dalam cairan. Kekentalan adalah ukuran konsistensi suatu cairan beserta

ketidakmampuannya untuk mengalir. Cairan dengan kekentalan tinggi mengalir lambat karena

viscositasnya yang tinggi. Bahan kedokteran gigi yang mempunyai kekentalan yang berbeda bila

digunakan untuk penerapan klinis tertentu. Perbedaan kekentalan ini dikenal oleh asisten dokter

gigi, dokter gigi itu sendiri beserta siswa kedokteran gigi yang membandingkan sifat aliran

semen ionomer-kaca, yang lebih kental daripada semen fosfat, bila keduanya dicampur dengan

tepat sebagai bahan perekat.

Kekentalan dari kebanyakan cairan meningkat cepat dengan meningkatnya temperatur.

Kekentalan bergantung pada perubahan wujud sebelumnya dari cairan. Suatu cairan jenis ini

yang menjadi kurang kental dan lebih cair di bawah tekanan, disebut tiksotropik. Pasta

profilaksis gigi, plaster, semen resin, dan beberapa bahan cetak adalah tiksotropik. Sifat

tiksitropik dari bahan-bahan ini menguntungkan karena membuat bahan tidak mengalir  dari

sendok cetak sampai dapat diletakkan diatas jaringan mulut, sedang pasta proflaksis tidak

mengalir dari mangkuk karet sampai mangkuk berputar terhadap gigi yang akan dibersihkan.

Bila bahan-bahan ini diaduk dengan cepat dan kekentalannya diukur, nilai yang lebih rendah

diperoleh dibandingkan bila bahan tersebut tidak diapa-apakan.

C.   Struktur dan Relaksasi Tekanan

Setelah suatu senyawa diubah bentuk secara permanen (deformasi plastik), akan ada

tekanan internal yang terjebak. Sebagai contoh, dalam suatu senyawa kristal atom-atom dalam

pola ruang geometrik berubah tempat dan sistem tersebut tidak dalam keseimbangan. Hal yang

sama berlaku untuk struktur amorf, yaitu beberapa molekul menjadi terlalu berdekatan dan yang

lain menjadi terlalu berjauhan setelah senyawa tersebut diubah bentuknya secara permanen.

Diketahui bahwa ternyata situasi tersebut tidaklah stabil. Atom-atom yang berpindah

tidak dalam posisi seimbang. Melalui proses difusi wujud padat yang diatur oleh energi termal,

Page 27: Jenis tambalan

atom-atom tersebut perlahan-lahan bergerak kembali ke posisi seimbangnya. Hasilnya adalah

suatu perubahan dalam bentuk dan kontur benda padat sebagai manifestasi besar dari pengaturan

kembali posisi atom atau molekul. Bahan tersebut melengkung atau distorsi. Dilepaskannya

tekanan dikenal sebagai relaksasi.

Kecepatan relaksasi meningkat dengan meningkatnya temperatur. Misalnya bila suatu

kawat ditekuk, kawat tersebut cenderung mejadi lurus kembali bila dipanaskan sampai

temperatur tinggi. Pada temperatur kamar, relaksasi atau difusi seperti itu mungkin diabaikan,

namun sebaliknya, ada beberapa bahan kedokteran gigi bukan kristal seperti malam, resin dan

gel, yang ketika dimanipulasi dan didinginkan kemudian dapat mengalami relaksasi (distorsi)

pada temperatur yang meningkat, karena perubahan dimensi akibat relaksasi mungkin

meghasilkan ketidaktepatan piranti kedokteran gigi.

D. ‘Creep’ dan Aliran

Para ahli teknik yang merancang struktur-struktur untuk menahan tekanan dan temperatur

tinggi harus menghadapi sifat reologi (atau aliran) dari bahan padat. Bila suatu logam dipanaskan

pada temperatur mendekati titik leburnya dan dipajankan terhadap tekanan konstan, geseran yang

dihasilkan akan meningkat sebanding dengan fungsi waktu. Creep didefinisikan sebagai geseran

plastik yang bergantung waktu dari suatu bahan dibawah muatan statis atau tekanan konstan.

Fenomena yang berhubungan dengan kelengkungan adalah potensi perubahan bentuk dari

struktur logam mahkota jembatan panjang pada temperatur pembakaran porselen dibawah

pengaruh massa gigi tiruan. Untuk ketebalan tertentu, massa mahkota tiruan yang lebih tinggi

biasanya mengalami tekanan fleksural yang lebih besar, jadi lebih besar fleksural creepnya.

Aliran logam biasanya terjadi begitu temperatur mendekati beberapa ratus derajat dari kisaran

temperatur lebur. Logam yang digunakan dalam kedokteran gigi untuk restorasi tuang atau

substrat untuk vinir porselen mempunyai titik lebur yang sedikit lebih tinggi daripada temperatur

mulut dan karenanya tidak rentan terhadap deformasi ‘creep’ kecuali bila dipanaskan sampai

temperatur yang amat tinggi.pengecualian yang paling penting adalah amalgam kedokteran gigi

yang memiliki komponen dengan titik lebur hanya sedikit diatas temperatur ruangan. Karena

kisaran leburnya rendah, amalgam kedokteran gigi dapat mengalir perlahanpada daerah gigi yang

direstorasi, dibawah tekanan periodik yang dipertahankan seperti yang terjadi pada pasien yang

Page 28: Jenis tambalan

mempunyai kebiasaan clenching. Karena creep menyebabkan deformasi plastik terus-menerus,

proses tersebut dapat merusak bahan restorasi.

Istilah yang hampir sinonim adalah aliran. Diingatkan kembali bahwa aliran digunakan

dalam diskusi sifat reologi dari cairan dan sekarang diterapkan pada bahan amorf yang tidak

mengherankan bila kita mempertimbangkan strukturnya. Silly putty adalah contoh yang baik

untuk substansi tesebut. Bahan tersebut patah pada tingkat regangan yang cepat, namun bila

ditempatkan sebagai suatu bulatan pada meja dan dibiarkan beberapa waktu bahan tersebut akan

menjadi gepeng karena beratnya sendiri.

Istilah ‘aliran’ bukan ‘creep’, umumnya digunakan dalam kedokteran gigi untuk

menggambarkan reologi dalam bahan amorf seperti malam. Aliran dari malam adalah ukuran

dari kemampuannya untuk berubah bentuk dibawah muatan statis yang kecil, bahkan

dihubungkan dengan massanya sendiri. Meskipun creep atau aliran dapat diukur dibawah

berbagai jenis tekanan, kompresi biasanya digunakan dalam pengujian bahan kedokteran gigi.

sebuah silinder dengan ukuran tertentu dipajankan terhadap tekanan kompresif tertentu untuk

waktu dan temperatur tertentu. Creep atau aliran diukur sebagai persentasi pemendekan yang

terjadi dengan kondisi pengujian ini. Creep adalah pertimbangan penting bagi bahan kedokteran

gigi apapun, yang harus dipertahankan pada temperatur yang mendekati  titik leleh untuk periode

yang diperpanjang.

 

E.   Warna dan Persepsi Warna

Bagian selanjutnya membahas sifat-sifat yang diperlukan agar suatu bahan dapat merestorasi

fungsi dari jaringan asli yang rusak atau hilang. Tujuan lain dari perawatan gigi yang juga

penting adalah merestorasi warna dan penampilan gigi asli. Pertimbangan estetik dalam

kedokteran gigi restoratif dan prostetik dianggap menduduki prioritas tinggi dalam beberapa

dekade terakhir ini. Sebagai contoh, pencarian bahan restorasi untuk tujuan umum yang ideal,

bahan pengisi langsung dan bahan restorasi sewarna gigi adalah suatu tantangan dalam berbagai

penelitian bahan kedokteran gigi akhir-akhir ini.

Page 29: Jenis tambalan

Karena dentistri estetika sangat mementingkan kemampuan artistik dokter gigi dan teknisi,

pengetahuan mengenai prinsip ilmu yang mendasari bahan kedokteran gigi adalah penting. Itu

khususnya berlaku untuk restorasi yang makin populer yang melibatkan bahan keramik.

Cahaya adalah radiasi elektromagnetik yang dapat terdeteksi oleh mata manusia. Mata sensitif

terhadap panjang gelombang lebih kurang 400 (ungu) sampai 700 nm (merah gelap). Intensitas

cahay yang dipantulkan dan kombinasi intensitas panjang gelombang yang ada pada pancaran

cahaya menentukan sifat penampilan (corak, nilai dan kroma). Agar suatu obyek dapat dilihat,

obyek harus memantulkan atau meneruskan cahaya yang diterimanya dari sumber dari luar. Hal

yang terakhir merupakan obyek yang menarik dalam bidang kedokteran gigi. Cahaya yang ada

biasanya plikromatik, yaitu beberapa campuran dari berbagai panjang gelombang. Cahaya yang

ada diserap atau dihamburkan secara selektif atau keduanya, pada panjang gelombang tertentu.

Distribusi spektrum dan cahaya yang dipantulkan atau diteruskan mempunyai cahaya yang

terlihat, meskipun panjang gelombang tertentu menjadi kurang besarnya.

Fenomena penglihatan dan istilah tertentu dapat digambarkan dengan mempertimbangkan

respons mata manusia terhadap cahaya yang datang dari suatu obyek. Cahaya dari suatu obyek

yang diterima mata difokuskan pada retina dan diubah menjadi impuls saraf yang diteruskan ke

otak. Sel yang berbentuk konus pada retina mata bertanggungjawab atas penglihatan mata. Sel-

sel ini memiliki ambang intensitas yang diperlukan untuk melihat warna dan juga menunjukkan

suatu kurva respons yang berhubungan dengan panjang gelombang cahaya yang ada. Mata

paling sensitif pada daerah hijau-kuning (panjang gelombang 550 nm), dan paling tidak sensitif

pada kedua nilai ekstrem, yaitu merah atau biru.

Karena respons saraf menyangkut penglihatan warna, stimulasi terus-menerus dari suatu warna

bisa menyebabkan kelelahan warna dan penurunan respons mata. Sinyal dari retina direspons

oleh otak untuk menghasilkan persepsi warna psiko-fisiologis. Defek pada bagian tertentu dari

reseptor penerima warna menyebabkan kebutaan warna yang berbeda-beda, jadi manusia

bervariasi kemampuannya dalam membedakan warna. Dalam pengertian ilmiah, seseorang

mungkin menyamakan mata manusia normal dengan kalorimeter yang amat sensitif terhadap

perbedaan warna, yaitu suatu instrumen ilmiah yang mengukur intensitas dan panjang

gelombang cahaya. Meskipun kalorimeter lebih tajam dari mata manusia dalam mengukur

Page 30: Jenis tambalan

sedikit perbedaan warna pada obyek berwarna, hal ini dapat menjadi tidak akurat bila digunakan

pada permukaan kasar atau melengkung. Mata dapat membedakan antara warna yang terlihat

berdampingan pada permukaan halus atau tidak teratur, baik melengkung ataupun datar.

Tiga Dimensi Warna. Penggambaran verbal warna tidak cukup tepat untuk menggambarkan

penampilan gigi. untuk menggambarkan warna ungu kecoklatan yang disebut puce, kamus New

International Webster, edisi ketiga mendefinisikan kata tersebut sebagai merah tua yang lebih

kuning dan kurang pekat dari buah cranberry, lebih pucat dan sedikit lebih kuning dari dari rata-

rata batu garnet, lebih biru kurang pekat, dan sedikit lebih muda dari buah delima, dan lebih biru

serta lebih pucat dari rata-rata anggur. Definisi ini terlalu rumit bila digunakan untuk

mengambarkan warna yang diinginkan dari suatu mahkota gigi tiruan bagi teknisi laboratorium.

Jadi penggambaran tertulis tidak selalu secara jelas dan nyata dan memungkinkan seseorang

untuk mengerti warna yang dimaksud. Untuk menggambarkan secara akurat persepsi kita

terhadap suatu cahaya yang dipantulkan dari permukaan gigiatau restorasi, ada 3 variabel yang

harus diukur. Secara kuantitatif warna dan penampilan harus digambarkan dalam 3 dimensi

ruang warna dengan mengukur corak, nilai dan kroma. Corak digambarkan sebagai warna

dominan dari suatu obyek, misalnya merah, hijau, atau biru. Ini mengacu pada panjang

gelombang dominan yang ada didistribusi spektrum. Kelanjutan dari corak ini menciptakan

warna penuh.

Untuk obyek yang mendifusikan cahaya dan memantulkan cahaya seperti gigi atau mahkota gigi

tiruan, atau pantulan berkilau, nilai adalag terang atau gelap suatu warna yang dapat diukur

diluar corak. Kroma mewakili derajat kejenuhan suatu corak tertentu seperti nilai yang bervariasi

dalam arah vertikal, kroma bervariasi dalam arah berputar. Warna dipusat lebih pudar (abu-abu).

Dengan kata lain makin tinggi kroma, warna makin tajam. Kroma tidak berdiri sendiri tetapi

selalu dihubungkan dengan corak dan nilai.

Dikamar praktik atau laboratorium gigi, penyesuaian warna dikerjakan dengan menggunakan

petunjuk warna (shade guide) untuk memilih warna vinir keramik, inlay, atau mahkota tiruan

yang akan dibuat oleh teknisi laboratorium.   

 

F. Sifat Termofisika

Page 31: Jenis tambalan

Konduktivitas Termal. Penyaluran panas melalui senyawa padat biasa terjadi dengan bantuan

konduksi. Konduksi panas terjadi melalui interaksi getaran-getaran ruang geometrik dan dengan

derakan elektron serta interaksinya dengan atom. Konduktivitas termal adalah pengukuran

termofisika mengenai seberapa baik panas disalurkan melalui suatu bahan dengan aliran

konduksi. Kecepatan aliran panas melalui suatu struktur adalah sebanding baik terhadap daerah

(tegak lurus dengan arah aliran panas) melalui mana panas tersebut dikonduksikan dan terhadap

gradien temperatur sepanjang struktur tersebut. Jadi bila suatu struktur mengandung pori-pori

yang cukup banyak, kemamuan daerah untuk melakukan konduksi berkurang dan kecepatan

aliran panas berkurang.

Difusi Termal. Nilai difusi termal suatu bahan mengendalikan besarnya waktu perubahan

temperatur begitu panas melewati suatu bahan. Besarnya dapat diukur pada saat suatu benda

dengan temperatur yang tidak sama mencapai keseimbangan termal. Meskipun konduktor termal

dari Oksida Seng-Eugenol sedikit lebih rendah daripada dentin, difusinya lebih dari 2 kali yang

dimiliki dentin. Akar pangkat dua dari difusi termal adalah proporsi tidak langsung dari

kemampuan isolator, sedang ketebalan dari basis semen adalah langsung berhubungan dengan

kemampuannya sebagai isolator. Jadi, ketebalan pelapik (linear) adalah faktor  isolasi termal

yang lebih penting daripada difusi termal.

Koefisien Ekspansi Termal. Sifat termal yang terkadang penting bagi dokter gigi

adalahkoefisien ekspansi termal linier yang didefinisikan sebagai perubahan panjang per unit

panjang asal suatu benda bila temperatur dinaikkan 10C. Restorasi gigi mungkin mengalami

ekspansi atau kontraksi yang lebih besar daripada gigi asli selama ada perubahan temperatur, jadi

restorasi mungkin bocor atau terlepas ikatannya dari gigi. koefiesien ekspansi yang tinggi dari

malam inlay juga penting karena bahan tersebut amat rentan terhadap perubahan temperatur.

Misalnya, pola malam yang akurat, cocok dengan gigi yang telah dipreparasi, berkontraksi nyata

bila diangkat dari gigi atau dari suatu die pada suasana asam dan kemudian disimpan pada

suasana yag lebih dingin. Perubahan dimensi ini terjadi pula pada restorasi tuang yang dibuat

dengan proses model malam. Sama seperti, elemen gigi tiruan yang disusun pada basis malam

dilaboratorium yang cukup panas, mungkin berubah posisinya dalam mulut begitu basis gigi

tiruan dipindahkan ke ruangan yang lebih dingin sebelum dilakukan proses pembuatan gigi

tiruan.

Page 32: Jenis tambalan