Upload
nurma-wanty
View
36
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
haha
Citation preview
Jika Aku Menjadi “Kader Lingkungan Hidup di Desa Girilaya”
KKNM (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) merupakan program yang menjadi ajang
mahasiswa dalam belajar, mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi di
masyarakat. Desa Girilaya menjadi salah satu tempat yang dijadikan tempat pelaksanaan
KKNM. Desa merupakan struktur terkecil pemerintahan yang ada pada pembagian kekuasaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya pengaturan dan pemerintahan terkecil,
acapkali masih lekat dan kuat nuansa kekeluargaan, persaudaraan dan kearifan lokal/kearifan
tradisional di dalamnya.
Begitu indahnya Tuhan menciptakan sumber daya yang ada di desa ini. Begitu banyak
potensi alam yang terdapat di Desa Girilaya ini. Hamparan sawah yang membentang luas,
sumber air jernih, pohon-pohon buah yang tumbuh di halaman rumah warga, kolam-kolam
ikan dan masih banyak lagi. Selain sumber daya alam yang tersedia, sumberdaya manusianya
pun bervariasi seperti petani, pedagang, guru dan lain-lain. Di tambah dengan suasana desa
yang agamis menambah hangatnya atmosfer desa ini.
Desa Girilaya merupakan salah satu desa di Kecamatan Panawangan, Kabupaten
Ciamis yang dari beberapa banyak desa-desa di seluruh Indonesia yang memiliki keragamaan
dan potensi masing-masing tersebut. Desa Girilaya ini merupakan pemekaran dari Desa
Gardujaya untuk pembangunan wilayah ini maka memisahkan diri. Desa Girilaya terbentuk
pada tahun 2007, desa ini memiliki tiga dusun yaitu Dusun Cipeuteuy, Dusun Calingcing dan
Dusun Peundeuy. Desa Girilaya ini bisa dikatakan memiliki tarif ekonomi yang sedang
karena penduduk disini mayoritas berpenghasilan bertani dan beternak. Penduduk disini rata -
rata memiliki pendidikan dari SD, SMP, dan SMA. Dilihat dari pendidikannya saja desa
Girilaya ini memiliki kualitan pendidikan yang cukup tinggi. Di Desa Girilaya hanya
memiliki 2 SD, 1 MTS dan 1 SMA. Sebagian warga di Desa Girilaya lebih berminat
mensekolahkan anaknya diluar desa Girilaya. Kualitas pertaniannya pun bagus karena
didukung oleh kualitas tanah dari jenis alluvium dari batu pasir dan batu breksi yang bagus
untuk bertani khususnya pada tani padi. Selain padi, warga Desa Girilaya juga mayoritas
memiliki pohon kelapa dan pohon cokelat, yang mana biasa mereka olah menjadi gula kelapa
dan hasil dari pohon cokelat di jual kepada pengumpul cokelat. Komoditas utama di desa ini
memang kelapa dan padi, namun di Desa Girilaya kami menemukan beberapa pabrik
rumahan. Pabrik rumahan tersebut terdapat pabrik cengkeh dan pabrik mebeul. Kami juga
menemukan beberapa rumah yang memiliki peternak ayam dan domba. Hasil dari beternak
ayam tersebut di jual ke beberapa kota, termasuk Bandung. Potensi ini sunggulah harus digali
dan dikembangkan lebih jauh lagi dalam upaya memajukan Desa Girilaya.
Namun dilihat dari segi lingkungannya bisa dikatakan masih kurang di karenakan
desa disini masih membuang sampahnya tidak pada tempatnya dikarenakan tidak ada
penyediaan tempat pembuangan sampah dan juga rata – rata warga desa lebih memilih
membakar sampahnya sendiri dibandingkan membuang sampahnya di TPS (Tempat
Pembuatan Sampah). Lalu di Desa Girilaya Permasalahan yang ada yaitu masih banyaknya
MCK (Mandi Cuci Kasus) yang bersatu dengan empang dan pembuangannya pun ke empang
tidak ada septictank. Dari ke tiga dusun yang masih banyak MCK yang bersatu dengan
empang ialah Dusun Calingcing. BAK dan BAB di empang sudah menjadi suatu kebiasaan
masyarakat yang tidak bisa ditinggalkan oleh warga di Desa Girilaya dan sudah merasa
nyaman. Pada tahun 2012 angka kejadian diare di Desa Girilaya ini sudah berstatus KLB
(Kejadian Luar Biasa).
Jika saya menjadi kader lingkungan hidup di desa Girilaya, saya akan melakukan
upaya penyuluhan kepada masyarakat di Desa Girilaya dan pelatihan pengelolaan sampah
rumah tangga tersebut sehingga dapat memberi manfaat yang besar terhadap kesehatan
lingkungan dan perekonomian Desa Girilaya. Upaya pengelolaan sampah rumah tangga
berbasis masyarakat melalui konsep 3R, yaitu Reuse, Reduce, dan Recyle. Upaya pertama
adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai efek negatif yang ditimbulkan
akibat kegiatan pembakaran sampah, lalu mengenai MCK diberikan penyuluhan bahwa MCK
yang bersatu dengan empang akan mengakibat dampak negatif bagi kesehatan warga di Desa
Girilaya dan memberi saran kepada warga di desa Girilaya untuk membuat MCK di setiap
rumah warga. Kegitan yang dapat dilakukan adalah penyuluhan kepada setiap keluarga/warga
melalui pendekatan yang menarik dan mudah dipahami, seperti dengan cara dialog interaktif
dan memberi contoh langsung tata cara pengelolaan sampah menjadi produk yang menarik
dan inovatif. Selain itu, dilakukan juga pelatihan mengenai jenis dan cara pemisahan sampah
organik dan anorganik.
Penerepan dan pelaksaan kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga harus dilakukan
secara berkelanjutan sehingga manfaat yang diperoleh juga terus menerus dirasakan oleh
masyarakat. Melalui kegiatan ini, Desa Girilaya dapat menjadi desa percontohan yang
menggunakan konsep pembangunan desa yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Dengan demikian, diharapkan masalah sampah rumah tangga dan MCK yang bersatu dengan
empang dapat teratasi dengan baik sehingga menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
serta menambah pengahasilan masyarakat Desa Girilaya dari pemanfaatan limbah tersebut.
Jika Aku Menjadi “Konsultan Pembangunan Perekenomian Daerah atau Desa”
Saya Indri mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jurusan Ekonomi Studi
Pembangunan Universitas Padjadjaran yang akan memasuki semester 7. Saat ini saya sedang
menjalankan kegiatan KKNM (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) yang merupakan salah satu
mata kuliah wajib yang saya ambil ketika semester enam. Ketika saat plotting atau pemilihan
desa untuk tempat KKN saya berpikir pasti ada beberapa desa yang telah memiliki fasilitas
yang cukup memadai dan tentu juga pasti masih ada desa yang masih kurang akan fasilitas
sarana dan prasana. Jujur, pada saat itu saya sangat berharap bahwa desa yang saya pilih
adalah desa yang memiliki fasilitas yang cukup agar nantinya saya dan teman-teman lainnya
mungkin tidak akan kesulitan. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih Desa Girilaya yang
berada di Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis. Saya berharap lebih kepada desa
tersebut nantinya ketika saya sedang menjalani kegiatan KKN saya merasa nyaman untuk
tinggal di desa tersebut.
Desa Girilaya terletak di atas pegunungan yang memiliki 3 dusun yaitu Dusun
Cipeuteuy, Dusun Peundeuy dan Dusun Calincing. Saya dan teman-teman tinggal disuatu
rumah tinggal yang terletak di Dusun Calincing yang merupakan dusun yang letaknya paling
atas diantara kedua dusun lainnya. Pada hari pertama datang yang kami rasakan awalnya
adalah tidak adanya akses sinyal internet yang tersedia di desa ini. Awalnya kami kira itu
hanya beberapa saat tetapi hal tersebut memang bukanlah suatu kesalahan sistem, melainkan
memang kurangnya akses internet yang ada di Desa Girilaya. Pada hari ketiga di rumah kami
memiliki masalah yaitu air yang mengalir ke rumah yang kami tempati tidak jalan. Sehingga
membuat semua diantara kami jika ingin mandi dan buang air harus mencari mck atau
menumpang di rumah warga lain di sekitar rumah yang memiliki air lebih. Awalnya kami
merasa tidak enak harus menumpang mandi dan buang air di rumah mereka tetapi melihat
keramahan penduduk desa, kami merasa senang karena kedatangan kami ternyata disambut
baik oleh mereka. Selain itu, kamipun kesulitan untuk mendapatkan beberapa bahan-bahan
untuk memasak seperti sayur-sayuran. Memang sebagian besar pekerjaan warga dusun sini
adalah bertani padi dan sayuran dan mereka pun mendapatkan bahan sayuran dari lahan
mereka sendiri tetapi tetap ada beberapa sayuran yang tidak tersedia disini dan harus
membelinya di pasar yang letaknya sangat jauh dari desa. Selain ketiga masalah tersebut yang
saya rasakan masih sangat kurang adalah akses jalan yang terhubung dari desa lain yang
merupakan jalan utama desa karena jalan disini masih sangat berbatu dan sangat menanjak
yang menyulitkan dan membahayakan para pejalan kaki apabila tidak berhati-hati. Akan
lebih baik bila warga desa menggunakan kendaraan bermotor tapi masih banyak kepala
keluarga yang masih belum memiliki kendaraan bermotor.
Saya berhipotesis apakah semua kejadian atau aktifitas ini hanya ada di dusun
yang kami tinggali atau kejadian ini juga terdapat pada kedua dusun lainnya yang ada di
desa? Setelah beberapa hari kami dibagi menjadi 3 kelompok yang dibagi sesuai dengan
jumlah dusun yang ada untuk mencari tau potensi dan aspek apa saja yang ada disetiap dusun.
Saya kebagian di Dusun Calincing yaitu dusun yang rumah kami tinggali. Setelah
berkeliling-keliling dengan teman kelompok pada siang hari, tanpa sengaja pada sore harinya
kepala dusun mendatangi rumah kami dan mengajak saya dan teman-teman kelompok saya
untuk berkeliling mengetahui apasaja yang ada di Dusun Calincing. Tempat pertama yang
kita kunjungi adalah tempat penyulingan minyak cengkeh. Disana kita melihat dari proses
penyulingan minyak cengkeh dari tahap batang cengkeh diuap, direndam dalam air panas,
hingga pemisahan antara air dan minyak cengkeh yang dihasilkan dari proses tersebut. Ujar
salah satu pekerja yag ada di tempat tersebut dari 2 ton batang cengkeh yang digunakan pada
produksi hanya menghasilkan sekitar 10 – 20 liter minyak cengkeh. Setelah minyak tersebut
jadi dimasukkan ke dalam beberapa jerigen yang nantinya dijual kepada distributor untuk
dikemas kembali, diberi merek dan dijual ke pasaran.
Tempat kedua yang kami kunjungi yaitu peternakan ayam yang salah satunya
merupakan milik dari kepala dusun. Di tempat itu kami diberi tahu bagaimana cara merawat
ayam-ayam pedaging dengan benar dengan memisahkan antara ayam yang masih kecil
dengan ayam dewasa, hal itu ditujukan agar ayam dewasa tidak mengganggu proses
pendewasaan ayam kecil dan ayam dewasa pun dapat berreproduksi kembali. Bagaimana cara
memberi makan dengan mencampur beberapa vitamin ke dalam makanan yang diberikan ke
ayam-ayam, hingga nanti setelah waktunya panen akan dijual ke distributor dan ke pasar.
Setelah dari peternakan ayam kita diajak berkeliling ke sawah kadu yang warga sini biasa
menyebutnya seperti itu karena sawah-sawah yang ada merupakan lahan sawah yang sangat
luas dan menjadi lahan pertanian utama yang dimiliki warga Dusun Calincing. Di tengah
perjalanan tersebut kami ditunjukkan ada sumber mata air yang ujar kepala dusun mata air
tersebut digunakan untuk mengairi sekitar 30 hektar sawah yang ada di dusun ini, meskipun
mata air tersebut tidak akan pernah habis ujarnya tetapi mata air tersebut tidak dapat
digunakan oleh rumah-rumah untuk dikegiatan rumah tangga.
Pada hipotesis awal yang saya simpulkan dan setelah mengamati beberapa
keadaan dan mendapatkan informasi dari teman-teman lain yang dibagi dari kedua dusun lain
ternyata tidak semua masalah tersebut dialami oleh ketiga dusun. Untuk di Dusun Calincing
yang dapat saya simpulkan masalah yang dialami oleh dusun ini adalah masih ada kesulitan
beberapa rumah untuk mendapatkan air padahal letaknya di paling atas pegunungan,
kesulitan untuk mendapatkan akses sinyal internet dan mendapatkan beberapa bahan sayuran.
Untuk kedua dusun lainnya saya menyimpulkan bahwa untuk masalah air tidak memiliki
kesulitan untuk mendapatkannya, untuk akses sinyal internet yang saya rasakan ketika
berkunjung ke salah satu dusun lebih mudah untuk mendapatkan sinyal internet padahal
letaknya lebih di bawah. Hal tersebut terjadi entah karena dusun tersebut lebih dekat ke jalan
raya yang mayoritas jalan raya merupakan jalur tempat semua warga dusun, desa maupun
antar kabupaten beraktifitas. Untuk masalah mendapatkan sayur-sayuran saya berpendapat
bahwa hampir semua dusun yang berada di setia desa memang harus berbelanja ke pasar
induk yang ada disetiap kecamatan. Serta masalah akses jalan yang tidak bagus saya rasa di
setiap dusun masih merasakannya.
Saya berpikir suatu tempat akan lebih berkembang dan maju apabila hal pertama
yang dilakukan adalah dari memperbaiki masalah perekonomian. Perekonomian tidak hanya
mencakup tentang kegiatan ekonomi tetapi juga mengenai pilihan warga untuk memperbaiki
hidup agar lebih berkembang dan maju mulai dari sarana dan prasarana yang tersedia. Saya
berinisiatif apabila suatu saat saya menjadi seorang konsultan pembangunan perekonomian
daerah baik di kota maupun desa, khususnya apabila saya memiliki kesempatan untuk
memperbaiki Desa Girilaya ini ada beberapa masalah yang mungkin belum bisa terpecahkan
hingga saat nanti. Pertama, untuk masalah pembagian air yang masih belum didapatkan oleh
beberapa rumah, ada baiknya dusun tersebut membuat suatu penampungan air yang lebih
besar yang nantinya setiap rumah-rumah warga dapat menghubungkan saluran air ke tempat
penampungan tersebut, apabila penampungan air tesebut besar maka akan dirasa cukup untuk
memenuhi kebutuhan air di setiap rumah warga dusun.
Kedua, untuk masalah akses sinyal internet saya beranggapan bahwa untuk di
zaman sekarang internet adalah salah satu sumber kehidupan, karena dengan internet semua
orang akan mendapatkan informasi lebih yang didapat tidak hanya dari pendidikan formal
seperti sekolah saja. Saya memiliki usulan bahwa kepala desa mengajukan usulan untuk
pembangunan tower sinyal provider ke pemerintah kabupaten yang nantinya bisa diajukan ke
salah satu perusahaan provider. Di harapkan setidaknya dengan adanya pembangunan dan
pemasangan tower provider masyarakat desa akan sangat sadar betapa penting dan besarnya
manfaat hadirnya internet di desa mereka untuk menjadikan kehidupan merek lebih maju.
Ketiga, masalah mendapatkan sayur-sayuran ada baiknya setiap warga desa yang memiliki
warung untuk menyediakan sayuran atau membuka warung sayur agar tidak selalu bergantng
untuk membeli ke petani yang tidak setiap jenis sayur ada. Meskipun harga di pasar
memangsedikit lebih mahal dibanding dengan di petani tetapi semua jenis sayur pasti tersedia
dan dapat menambah kebutuhan sayur untuk warga desa. Keempat, untuk permasalah akses
jalan yang masih sangat kurang sebaiknya kepala desa mengajukan usulan ke pemerintah
kabupaten untuk mengadakan perbaikan jalan secara menyuluruh ke semua desa. Agar
nantinya warga yang belum memiliki kendaraan tidak merasa kesulitan dan merasa nyaman
apabila harus jalan kemanapun terutama kepada warga yang telah lanjut usia.
Jika Aku Menjadi “ Dokter di POSYANDU Desa Girilaya”
Selama berkegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) di Desa Girilaya banyak
hal yang saya temukan, terutama di bidang kesehatan. Karena saya merupakan salah satu
mahasiswa dari jurusan kesehatan yang berkegiatan KKNM di desa ini, maka fokus saya
tertuju pada bidang kesehatan itu sendiri. Setiap kegiatan KKNM yang berhubungan dengan
kesehatan seperti mengunjungi kegiatan Posyandu Desa Girilaya, menyediakan jasa ukur
tekanan darah dan konsultasi kesehatan gratis, hingga memberikan penyuluhan ke murid-
murid SD tentang kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang meliputi cara mencuci
tangan dan menggosok gigi yang benar serta meningkatkan kesadaran akan buang sampah
pada tempatnya, saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada pelaksanaan
dan penerapan kesehatan di desa ini.
Namun dibalik itu semua, desa ini memiliki potensi yang sangat banyak, baik itu
potensi alam maupun potensi manusianya. Potensi alam yang dimiliki masyarakat Desa
Girilaya yang berhubungan dengan kesehatan yaitu ketersediaan air bersih yang melimpah,
karena aliran air bersih ke desa ini kebanyakan berasal dari pegunungan. Selain itu suasana
desa yang dingin dan sejuk ditambah dengan pemandangan alam yang indah menambah
kenyamanan warga yang bertempat tinggal di desa ini, hal ini dapat berguna untuk
mengurangi terjadinya stres akibat kerja ataupun akibat masalah lain. Selain potensi alam
tersebut, potensi manusia yang dimiliki oleh Desa Girilaya tidak kalah banyak. Masyarakat
Desa Girilaya rata-rata sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan diri dan
lingkungan, namun dalam penerapannya masih kurang baik. Selain itu warga Desa Girilaya
dikenal sebagai masyarakat yang pekerja keras dan memiliki kebiasaan gotong royong yang
baik.
Walaupun terdapat potensi besar pada Desa Girilaya, namun desa ini tidak luput dari
berbagai permasalahan, terutama permasalahan bidang kesehatan. Ketersediaan air bersih di
desa ini sudah baik karena langsung berasal dari pegunungan, namun akses air bersih ke
setiap rumah-rumah di desa ini masih kurang. Air bersih yang berasal dari pegunungan
dialirkan melalui pipa-pipa karet ke rumah-rumah warga di setiap dusun Desa Girilaya.
Permasalahannya adalah tidak cukup tersedia pipa yang kualitasnya baik, banyak terdapat
pipa yang bocor sehingga air bersih tidak dapat mengalir dengan baik ke setiap rumah warga.
Selain itu, kebiasaan masyarakat yang masih nyaman menggunakan jamban pada tepi kolam
ikan/empang menyebabkan timbulnya masalah lain. Pembuangan yang langsung ke kolam
ikan/empang menyebabkan air di desa ini menjadi tercemar. Selain itu, sebagian masyarakat
yang telah memiliki toilet sendiri di dalam rumah masih menimbulkan masalah yang sama
karena tidak tersedianya fasilitas pembuangan ke septic tank.
Pernah di laporkan terjadinya penyakit endemik diare pada anak-anak di desa ini.
Hampir setiap anak di desa ini pada waktu yang sama mengalami penyakit diare. Hal ini
diketahui sebagai akibat dari kebiasaan masyarakat yang buruk menggunakan jamban pada
kolam ikan/empang. Masyarakat sudah sadar akan kebersihan lingkungan dan dampak
pembuangan tinja pada kolam ikan/empang ke kesehatan lingkungan, namun kebanyakan
masyarakat yang masih menggunakan jamban pada tepi kolam ikan/empang mengatakan
bahwa kebiasaan ini susah diubah sebab mereka sudah nyaman dan terbiasa dengan hal itu.
Selain itu pembuatan toilet dan akses pembuangan ke septic tank membutuhkan biaya yang
tidak sedikit.
Dari permasalahan diatas, masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya menjaga
kesehatan lingkungan. Salah satunya yaitu dengan menghilangkan kebiasaan membuang tinja
atau menggunakan jamban di kolam ikan/empang. Kebutuhan ini sangat krusial, mengingat
sudah pernah terjadi penyakit diare yang endemik di desa ini akibat kebiasaan buruk tersebut.
Selain itu, masyarakat butuh akses akan air bersih yang melimpah. Perlu adanya perbaikan
pada pipa aliran air bersih ke rumah-rumah warga dan juga tempat fasilitas umum lainnya.
Ketersediaan dokter yang mudah dijangkau oleh masyarakat juga dibutuhkan oleh warga
pada masing-masing dusun Desa Girilaya.
Jika saya menjadi dokter yang bertugas di Posyandu Desa Girilaya, saya akan
melakukan perbaikan pada desa ini terkait bidang kesehatan. Sebelum munculnya penyakit,
saya lebih fokus pada pencegahan timbulnya penyakit tersebut. Saya akan melakukan
perbaikan pada pipa aliran air bersih ke rumah-rumah warga. Sebaiknya aliran air bersih
tersebut tidak menggunakan pipa karet, karena mudah bocor. Pipa besi yang ditanam di
dalam tanah lebih cocok agar meminimalisir terjadinya kebocoran dan menyebabkan aliran
air menjadi terganggu. Selain ke rumah-rumah warga, akses air bersih ini juga harus dialirkan
ke tempat-tempat fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, balai desa, dll.
Untuk kebiasaan masyarakat yang masih nyaman dan terbiasa menggunakan jamban
pada tepi kolam ikan/empang, perlu diadakannya penyuluhan yang intensif pada warga Desa
Girilaya terkait dampak pembuangan tinja pada kolam ikan/empang serta manfaat
penggunaan septic tank. Penyuluhan ini harus terus dilakukan hingga warga sadar dan mulai
bisa mengganti kebiasaan buruk tersebut.
Selain itu, akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dan ketersediaan dokter juga
perlu diperbaiki. Perlu adanya posyandu atau puskesmas tetap pada masing-masing dusun di
Desa Girilaya agar semua masyarakat dapat menjangkau fasilitas kesehatan dengan mudah.
Hal ini perlu dilakukan mengingat masih banyak masyarakat Desa Girilaya yang ketika sakit
tidak mendapat pertolongan karena akses akan fasilitas kesehatan yang jauh dan tidak mudah
dijangkau. Kesehatan dan kebersihan diri serta lingkungan sangat perlu dijaga dengan baik,
jika tidak maka akan muncul permasalahan kesehatan yang buruk. Untuk itu, saya berharap
dikemudian hari gagasan saya ini dapat terealisasi.
Jika Aku Menjadi “Seorang Kepala Puskesmas Desa Girilaya”
Saya adalah salah satu dari kedua puluh mahasiswa yang melaksanakan program
KKN Integratif di kota Ciamis ini, tepatnya di Desa Girilaya, Kecamatan Panawangan, Jawa
Barat. Nama saya Meilani dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Saya dan
teman-teman dari berbagai macam fakultas lainnya ditugaskan oleh universitas selama satu
bulan penuh untuk menjalani kehidupan di desa kecil ini. Kami datang untuk mempelajari
bagaimana keadaan di desa ini, mempelajari struktur perangkat desanya, kehidupan
masyarakatnya, bagaimana kondisi lingkungannya, bagaimana kondisi kesehatannya,
pendidikannya dll. Karena saya datang dari ranah kesehatan, saya lebih terfokus untuk
melihat dan mempelajari bagaimana kondisi kesehatan dan lingkungan di desa girilaya ini.
Selama satu bulan saya tinggal di desa ini, saya merasakan masih banyak masalah
tentang kesehatan yang terjadi di desa ini. Saya menyimpulkan hal tersebut berdasarkan hasil
pengamatan saya terhadap perilaku kesehatan masyarakat di desa ini. Selain itu, saya juga
mengamati masalah tersebut dari bagaimanakah respon atau sikap masyarakat terhadap
berbagai kegiatan kesehatan yang saya dan teman-teman lakukan selama ini, mulai dari
menyediakan jasa ukur tekanan darah dan konsultasi gratis, mengikuti kegiatan posyandu
bulanan, hingga melakukan penyuluhan ke murid-murid SD tentang kebersihan diri dan
kebersihan lingkungan. Masalah tersebut pun juga saya konfirmasi dari informasi yang telah
saya dapatkan dari ibu bidan yang bekerja di puskesdes Girilaya. Di desa ini belum ada
Puskesmas, hanya ada satu puskesdes yang terletak di samping balasi desa Girilaya. Hal ini
menurut saya juga menjadi suatu kekurangan bagi desa ini di bidang kesehatan.
Hal pertama yang saya pikirkan ketika membuat tugas ini adalah bagaimana “jika aku
menjadi seorang Kepala Puskesmas Desa Girilaya”. Alasan saya memilih menjadi kepala
puskesmas Desa Girilaya adalah karena seorang kepala puskesmas merupakan jabatan
tertinggi di suatu desa di bidang kesehatan. Dengan memiliki jabatan tertinggi, saya dapat
menyusun dan mengatur kebijakan-kebijakan mengenai kesehatan yang efisian serta cepat
dan tepat untuk menyelesaikan berbagai masalah kesehatan di desa ini. Saya harap tulisan
saya ini dapat menjadi pendorong bagi Desa Girilaya untuk membangun suatu Puskesmas di
Desa ini.
Sebelum saya menyebutkan masalah kesehatan serta penyelesaiannya jika saya
menjadi seorang kepala puskesmas, saya akan menceritakan terlebih dahulu potensi apa saja
yang dimiliki oleh desa ini. Salah satu potensi yang dimiliki oleh desa ini adalah ketersediaan
air bersih yang melimpah, karena aliran air bersih ke desa ini berasal dari pegunungan
langsung. Selain itu, karena desa ini merupakan daerah pergunungan dan sangat jarang
kendaraan bermotor yang lewat, udara di desa ini sangat bersih dan bebas polusi. Hal inilah
yang sangat langka untuk ditemukan di daerah perkotaan. Udara yang segar dan bersih ini
akan mengurangi resiko terjadinya penyakit pada organ pernafasan di masyarakat. Di
samping keadaan alam yang mendukung, masyarakat di desa ini rata-rata telah memiliki
pengetahuan yang cukup baik di bidang kesehatan. Mereka telah mengerti hal mana yang
baik dan hal mana yang buruk bagi kesehatan mereka. Namun untuk penerapannya, dalam
arti sikap dan perilaku mereka terhadap kesehatan masih kurang. Unsur kepercayaan atau
kebiasaan di desa inilah yang menurut saya yang membatasi mereka untuk menerapkan
pengetahuan yang telah mereka miliki.
Namun sayangnya potensi-potensi tersebut tidak dikembangkan dengan baik.
Ketersediaan air bersih di desa ini sudah baik karena berasal langsung dari pegunungan.
Namun distribusi air bersih ke setiap rumah di desa ini tidak berjalan dengan lancar. Pipa
yang digunakan untuk mengalirkan air bersih dari sumber air ke rumah warga masih banyak
yang rusak. Hal ini menyebabkan beberapa tempat di desa ini, khususnya fasilitas pendidikan
yakni sekolah masih kekurangan akses air bersih. Tentunya hal tersebut membuat penerapan
hidup sehat di sekolah tidak berjalan dengan baik. Air yang bersih sangat diperlukan di
sekolah untuk kebutuhan kakus dan cuci tangan. Saya dan teman-teman telah mengadakan
kegiatan penyuluhan tentang cuci tangan ke sekolah dasar di desa ini. Namun karena tidak
adanya air bersih di SD ini, otomatis hal yang telah kami ajarkan ke murid-murid kurang bisa
diterapkan oleh mereka di sekolah.
Hal kedua yang menjadi masalah kesehatan di desa ini adalah kebiasaan masyarakat
yang masih menggunakan empang sebagai tempat pembuangan akhir MCK. Padahal
masyarakat di desa ini telah tahu bahwa tempat pembuangan akhir MCK yang baik adalah
septic tank. Namun, karena di setiap rumah di desa ini memiliki empang dan hal tersebut
telah menjadi kebiasaan, banyak warga yang membangun toilet di pinggir empang mereka
masing-masing. Hal tersebut tentunya dapat mencemari kondisi air yang telah baik di desa
ini. Air yang tercemar ini akan meningkatkan resiko masyarakat untuk terkena penyakit diare.
Pernah dilaporkan bahwa penyakit diare pernah menjadi penyakit endemik di desa ini.
Tentunya hal tersebut terjadi sebagai dampak kebiasaan masyarakat membuang sisa MCK ke
empang. Mereka telah mengerti bahwa hal tersebut tidak baik. Namun, karena telah menjadi
suatu kebiasaan dan mereka telah nyaman dengan hal tersebut, warga disini tetap
melanjutkan kebiasaan buruk tersebut. Apalagi ditambah biaya untuk membangun septic tank
cukup mahal. Selain itu, karena rata-rata di setiap depan rumah warga terdapat empang,
genangan air ini saya takutkan akan memicu timbulnya penyakit DBD ataupun malaria.
Tidak adanya puskesmas di desa ini menurut saya merupakan aspek yang sangat
krusial. Banyak para lansia di desa ini yang mengalami hipertensi. Menurut saya hal ini
terjadi karena tidak adanya puskesmas di desa ini. Puskesmas dapat memantau bagaimana
kondisi kesehatan lansia di desa ini dengan mengadakan pengecekan kesehatan di setiap
kunjungan pasiennya. Namun karena di desa ini tidak ada puskesmas dan hanya ada di desa
cinyasag yang cukup jauh jaraknya, masyarakat tidak dapat mengecek kesehatannya dengan
mudah dan bahkan jika menderita suatu penyakit, mereka harus menempuh jarak yang jauh
untuk membeli obat. Di desa ini, hanya diadakan sebulan sekali kegiatan poslandes. Mungkin
hal ini juga yang membuat kesehatan para lansia di desa ini kurang terpantau.
Dari permasalahan diatas, masyarakat perlu ditegaskan kembali mengenai kesehatan
lingkungan, khususnya tentang masalah air bersih. Masyarakat harus terus didorong untuk
mengubah kebiasaan membuang sisa MCK ke empang. Memang hal ini cukup sulit, karena
harus mengubah suatu kebiasaan yang dari dahulu ada dan hal ini membutuhkan biaya yang
cukup besar. Jika saya menjadi kepala puskesmas di desa ini, saya akan membentuk suatu
program penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya masalah ini. Saya akan
membentuk struktur ibu-ibu kader agar penyuluhan ini lebih terinci dan menyebar di setiap
rumah warga. Penyuluhan ini harus terus dilakukan hingga warga disini sadar dan mulai bisa
mengubah kebiasaan tersebut. Selain itu, saya akan bekerja sama dengan pihak desa untuk
membantu masyarakat dalam pembangunan septic tank serta pengadaan pipa pengganti yang
baru agar akses air bersih ke desa ini berjalan dengan lancar.
Selain itu, jika terdapat puskesmas di desa ini, saya akan mengadakan pengecekan
kesehatan rutin setiap minggu di desa ini. Dengan begitu, kondisi kesehatan masyarakat di
desa ini dapat terpantau dengan baik. Selain itu, saya akan membentuk program senam
aerobik setiap minggu nya untuk mengurangi resiko terjadinya hipertensi pada lansia di desa
ini. Seperti yang sebelumnya saya tulis, saya akan membentuk struktur ibu-ibu kader disini.
Saya ingin tidak hanya petugas kesehatan saja yang memiliki pengetahuan di bidang
kesehatan, saya juga ingin masyarakat didalamnya juga memiliki pengetahuan yang luas
tentang kesehatan. Dengan adanya kader, masyarakat akan lebih nyaman dan lebih mudah
untuk berkonsultasi jika terdapat masalah kesehatan.
Jika Aku Menjadi “Dokter di Desa Girilaya”
Kesehatan merupakan aspek utama yang penting dan perlu diperhatikan oleh setiap
individu maupun kelompok masyarakat. Dalam menjaga kesehatan di masyarakat terdapat
fungsi-fungsi utama yaitu preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Diperlukan tokoh di antara
masyarakat yang mampu membina masyarakat dalam menerapkan fungsi-fungsi kesehatan.
Pembina kesehatan masyarakat yang bertugas di tingkat desa adalah bidan dan kader
kesehatan. Kader kesehatan ini adalah tenaga sukarela dalam bidang kesehatan yang bertugas
membantu mengembangkan kesehatan masyarakat. Kader kesehatan adalah warga dari
masyarakat setempat yang dipilih masyarakat dan bekerja dengan sukarela. Salah satu
kegiatan kami, mahasiswa KKNM Girilaya dalam bidang kesehatan adalah melakukan
penyuluhan mengenai kanker payudara bersama Desa Cinyasag dan diikuti oleh kader-kader
kesehatan Desa Girilaya.
Di Desa Girilaya, setiap bulan rutin diadakan Posyandu dan Balai Pengobatan di balai
dusun. Didatangkan petugas kesehatan, bidan dan perawat dari Puskesmas Gardujaya. Pada
kegiatan Posyandu dan Balai Pengobatan bulan Agustus ini, mahasiswa KKNM turut
membantu jalannya pemeriksaan di posyandu bagi balita dan pelayanan kesehatan bagi
lansia. Kami melakukan pengukuran tinggi dan berat badan anak-anak dan pemeriksaan
kesehatan terutama tekanan darah pada dewasa dan orang tua.
Dalam menangani permasalahan kesehatan, sebagian besar warga di Desa Girilaya
hanya berobat bila gejala penyakit sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Kebanyakan
warga mengandalkan obat-obatan dari warung dan hanya berobat pada mantri dan bidan yang
tinggal di desa. Bila masih belum sembuh, warga baru berobat ke Puskesmas terdekat yang
terletak di Desa Gardujaya dan perlu ditempuh dengan kendaraan. Menurut saya, jarak dari
desa ke Puskesmas terbilang jauh dan menyebabkan masyarakat menunda-nunda pengobatan
ke dokter di Puskesmas hingga benar-benar mendesak.
Menurut data yang kami dapatkan, permasalahan yang banyak terjadi di desa Girilaya
adalah kejadian diare, terutama pada anak-anak. Angka kejadian diare yang cukup tinggi
disebabkan karena permasalahan pada kebersihan lingkungan desa. Di Desa Girilaya
terutama Dusun Calincing, masih banyak warga yang belum memiliki septic tank dan kamar
mandi di dalam rumah. Kebanyakan rumah hanya memiliki jamban berupa bilik dengan
pembuangan ke kolam untuk keperluan MCK (Mandi, Cuci, Kakus).
Sejauh ini warga baru menerapkan fungsi kuratif (pengobatan) dalam menangani
kejadian diare dan memberikan obat dan oralit bagi penderita diare. Namun masih sedikit
warga yang berupaya mencegah diare dengan membangun kamar mandi dalam rumah dan
septic tank. Menurut Kepala Desa, sudah sering dilakukan penyuluhan mengenai kebersihan
lingkungan namun akibat kendala biaya maupun alasan kenyamanan pribadi, sebagian warga
masih enggan untuk meninggalkan jamban di kolam. Alangkah lebih baiknya bila warga
melakukan pencegahan atau upaya preventif untuk permasalahan diare dengan membangun
kamar mandi di dalam rumah.
Untuk warga usia dewasa dan lanjut, permasalahan kesehatan yang paling banyak
terjadi adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Salah satu dari kegiatan kami adalah
mengecek tekanan darah ke rumah-rumah warga dan di acara pengajian ibu-ibu. Pada salah
satu kesempatan mengikuti pengajian, salah satu ibu-ibu sempat tiba-tiba pingsan, menurut
keluarga dan warga sekitarnya, ibu tersebut sudah lama memiliki tekanan darah yang tinggi.
Ibu tersebut tidak melanjutkan obat-obatan akibat sudah habis dan tidak merasa perlu
untuk ke Puskesmas membeli obat. Ibu ini hanya mengecek tekanan darah bila ada kegiatan
Posbindu bulanan dan hanya berobat bila mulai terasa pusing. Selain itu, walaupun memiliki
riwayat tekanan darah yang tinggi, ibu tersebut masih mengkonsumsi asinan. Hal ini dapat
menggambarkan kesadaran masyarakat yang kurang dalam konsumsi obat dan menjaga gaya
hidup untuk menghadapi hipertensi.
Kejadian pingsan tersebut menurut saya dapat dikatakan darurat. Setelah kami
periksa, tekanan darah ibu tersebut mencapai 220 / 110. Hipertensi yang telah menahun ini
dapat berujung pada stroke bila tidak ditangani dengan benar. Dalam keadaan gawat darurat,
diperlukan tindakan yang cepat dan terkadang untuk menjamin keselamatan dari pasien
dibutuhkan alat-alat maupun fasilitas yang memadai. Hal ini belum dapat ditemukan di Desa
Girilaya akibat minimnya sarana kesehatan.
Di balik segala permasalahan kesehatan di desa ini, desa ini sebenarnya memiliki
potensi-potensi yang belum dimanfaatkan. Salah satunya dalam menanggulangi kejadian
diare, Desa Girilaya termasuk desa yang dekat dengan gunung dan mata air. Air di desa saat
ini masih kekurangan pada musim kemarau akibat tidak semua warga memiliki akses ke
sumber air sendiri. Namun dengan pembinaan yang cukup, masyarakat sebenarnya mampu
untuk membangun kamar mandi dalam rumah, membangun septic tank, mengatur aliran air
ke rumah-rumah dan meninggalkan kebiasaan jamban di kolam.
Jika saya menjadi dokter atau mantri di Desa Girilaya, saya berencana untuk
mengusulkan anggaran kesehatan dari dana yang masuk untuk Desa Girilaya. Saya
mengusulkan untuk membangun Puskesmas di dekat Balai Desa.
Dengan berdirinya Puskesmas, saya berharap dapat menyediakan layanan kesehatan
yang terpadu dan memadai bagi masyarakat Desa Girilaya dengan fasilitas yang baik. Selain
itu, dengan didirikannya Puskesmas di Desa Girilaya mampu membuka lapangan kerja bagi
pekerja kesehatan.
Lulusan kedokteran dari seluruh universitas di Indonesia sudah banyak, namun
wahana yang tersedia untuk kegiatan internship atau pengabdian pada daerah masih kurang.
Sehingga, menurut saya untuk mendirikan Puskesmas di Girilaya tidak perlu mencemaskan
sumber daya manusia yang bekerja di sana.
Selain itu, bila saya menjadi dokter di Desa Girilaya, saya ingin bahu-membahu
dengan tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan untuk mengadakan
penyuluhan yang rutin mengenai hipertensi dan pentingnya konsumsi obat dan gaya hidup.
Selain itu saya juga ingin membuat penyuluhan yang membahas pentingnya MCK dengan
sistem septic tank dan kamar mandi dalam. Karena, menurut saya suatu informasi baru bisa
diterima masyarakat bila diterangkan berkali-kali dan diterapkan oleh tokoh-tokoh
masyarakat. Saya juga ingin menggalang dana untuk membangun MCK di rumah-rumah
warga yang kiranya kurang mampu.
Jika Aku Menjadi “Pakar Informatika di Desa Girilaya”
Kisah ini berawal dari pengambilan mata kuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata) ketika
memasuki semester 7. Seperti kita semua tahu bahwa sebagai mahasiswa haruslah
menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu 1. Pendidikan, 2. Penelitian, 3.
Pengabdian. Yap, kegiatan KKN ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian nilai
pengabdian yang kami junjung tinggi di universitas, tentunya diaplikasikan dengan bidang
ilmu setiap dari kami yang sudah mengenyam pendidikannya masing – masing. Saya, Rivo,
mahasiswa yang bisa dibilang tingkat akhir, karena sudah menginjak semester 7 di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran, jurusan Teknik
Informatika. Jurusan yang mungkin orang lain menganggapnya “wah”, karena berhubungan
dengan teknologi dan dengan segala macam perkembangan sesuai zamannya. Saya hanyalah
mahasiswa biasa, mahasiswa sederhana, mahasiswa yang berusaha aktif di organisasi
kemahasiswaan mulai dari tingkat jurusan sampai universitas, mahasiswa yang mencoba
untuk mulai peka dengan keadaan sekitar, mahasiswa yang mencoba untuk mengerti dengan
dinamika pemerintahan negara kami tercinta, mahasiswa yang mencoba untuk bisa berpikir
kritis dan menolak segala macam bentuk penjajahan yang ada di lingkup terdekat misalnya
universitas. Dengan pasangan yang saya miliki di Fakultas Psikologi, membuat pribadi saya
lebih baik dan bisa berkembang untuk menambal kebolongan yang saya miliki sebelumnya,
semoga bisa memberikan kebermanfaatannya untuk kedepannya.
Desa Girilaya, merupakan desa yang saya tempati bersama 20 teman lainnya dari
berbagai fakultas yang ada di Unpad. Desa yang tidak sengaja dipilih dari berbagai desa yang
ditawarkan dari 4 kota besar di Jawa Barat. Desa Girilaya, Kecamatan Panawangan,
Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Desa yang belum lama terbentuk karena pemekaran
dari Desa Gardujaya ini terletak cukup di atas karena berada di kaki gunung dan
membutuhkan stamina yang cukup untuk menuju desa ini apalagi kalau melakukan
perjalanan dengan berjalan kaki. Desa ini memiliki 3 dusun, dari yang paling bawah sampai
keatas yaitu, Dusun Cipeuteuy, Dusun Pendeuy, dan Dusun Calingcing yang menjadi tempat
menetap kami. Ketika pertama kali saya menginjakkan kaki diatas tanah Girilaya, beribu rasa
dan pertanyaan meraung menembus ketiadaan agar menampakkan keberadaan atas
jawabannya. Desa yang cukup sejuk, indah, diwarnai dengan pemandangan berwarna hijau di
sekitarnya karena mayoritas penduduk desa ini berprofesi sebagai petani. Selama dua minggu
beradaptasi di desa ini, rasa betah pun mulai hinggap di diri ini karena respon sekitar yang
bagus kepada mahasiswa KKN, seperti para pemuda yang aktif bersosialisasi, para petinggi
yang selalu berkomunikasi dengan kami, petani dan warga sekitar yang ramah karena
menjunjung tinggi kearifan lokal mereka.
Dari awal, saya pribadi memegang teguh perkataan dari kawan BEM saya, ia berkata
“Mahasiswa pergerakan harus tetap bergerak meskipun di desa. Jangan sampai menjadi
sampah di masyarakat!”, kalimat itu ngena sekali bung. Sesuai dengan prinsip saya,
setidaknya minimal dikenal oleh warga dan kehadiran kami disini dirasakan oleh seluruh
warga Desa Girilaya. Sapaan dan senyuman dari warga desa yang kami terima merupakan
cinderamata yang langka karena mungkin tidak bisa dirasakan di daerah perkotaan, dan bisa
kami berikan kepada teman – teman yang belum pernah merasakan indahnya suasana
kehidupan di desa.
Ketika saya bermain ke satu – satunya SMK yang ada di Desa Girilaya, SMK Al-
Qoryah Khazanah Kebajikan, bertanya jawab dan berbagi cerita kehidupan yang dimiliki oleh
pemilik yayasan yang sangat terbuka pada kami. SMK ini hanya memiliki 2 jurusan, Jurusan
Agribisnis Ternak Unggas dan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Kebetulan jurusan
kedua, Jurusan TKJ ini sangatlah cocok dan sejalan dengan bidang ilmu saya. Tetapi, ketika
mendengar penjelasan dari pemilik yayasan, hati saya terasa kesal karena mereka habis
terkena tipu oleh guru pengajar TKJ nya sendiri, seluruh komponen komputer yang mereka
miliki seperti: harddisk, prosesor hilang dibawa kabur. Bukan kesal berarti marah karena
mereka tidak memiliki pengetahuan akan hal itu, tapi kesal karena tidak adanya
perikemanusiaan oleh penipu tadi, tidak berterima kasih kepada tempat dia bekerja, tidak
berterima kasih kepada orang sekitar, tidak bisa mengerti keadaan yayasan. Seharusnya,
orang yang menjadi satu – satunya yang mengerti teknologi komputer itu bisa memberikan
pencerdasan kepada orang yang ada di yayasan untuk mengerti teknologi, tetapi yang terjadi
malah sebaliknya, ia memanfaatkan kelebihan dia untuk menipu orang lain. Dari situlah,
inspirasi saya muncul, jika saya menjadi pakar informatika atau pakar teknik di Desa Girilaya
ini, pertama saya akan melakukan pendataan di desa ini, kira – kira daerah mana dan lembaga
apa saja yang memiliki komputer serta komponen kelengkapannya, kedua memberikan
penyuluhan secara merata berupa penjelasan mengenai gunanya komputer, pentingnya
komputer, dan bagaimana cara menggunakan komputer yang baik dan benar untuk memenuhi
kebutuhan sehari – hari. Kemudian mencoba melakukan kerjasama dengan pihak donator
agar bisa menyumbangkan komputer untuk digunakan di sekolah, atau untuk keperluan desa
lainnya. Karena sebaik – baiknya ilmu adalah yang dibagikan kepada orang lain.
Tetapi, tidak hanya sekedar melakukan pencerdasan mengenai komputer. Ketika
merasakan sinyal yang melintas di desa ini kurang bagus dan tidak merata di semua tempat.
Jika saya menjadi pakar informatika atau pakar teknik di Desa Girilaya, saya langsung akan
melakukan mediasi dengan pihak penyedia jasa internet untuk memasang tower di desa ini,
kalaupun itu tidak bisa, saya akan melobi untuk bisa memanjangkan kabel dan memperkuat
sinyal dari Desa Cinyasag dibawah yang menerima sinyal sangat bagus, agar penduduk di
Desa Girilaya ini bisa beraktivitas sama seperti penduduk di desa lainnya. Tentu dengan
koneksi internet yang mudah akan membuat mereka semakin berkembang dan up-to-date
dengan informasi terkini. Setelah itu, tidak lupa harus memberikan penyuluhan lagi mengenai
penggunaan internet yang bijak dan benar kepada semua kalangan dari muda sampai tua,
karena seperti kita tahu, dengan tidak adanya pencerdasan mengenai penggunaan internet di
masyarakat, maka mereka tidak akan tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang
diatur undang – undang dan mana yang tidak, sehingga mereka akan bertindak asal – asalan
dan kadang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Oleh karena itu, untuk mencegah itu
semua terjadi dan penduduk desa menjadi melek teknologi serta tidak ketinggalan zaman,
usaha ini bisa direalisasikan jika terjalin kerjasama yang baik antara saya, pihak desa, dan
pihak jasa internet yang bekerja. Ini semua demi kepentingan, kenyamanan, dan kemajuan
kita bersama.
Diharapkan beberapa pihak di desa juga lebih memperhatikan kesejahteraan
penduduk dan siswa sekolah, merasakan bahwa masalah ini sangatlah penting dan harus
dilakukan. Semoga ketika kita melihat beberapa tahun kedepan, saya ingin sekali melihat ada
kabar berita yang baik mengenai perkembangan desa ini di koran – koran. Mungkin juga,
saya bisa diberikan kesempatan untuk mengunjungi desa ini lagi, dan sangar berharap desa
ini dapat mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam bidang teknologi informasi
dan komunikasi guna menyongsong masa depan warga di Desa Girilaya.
Jika Aku Menjadi “Petani Sayuran Di Desa Girilaya”
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Saya Feisal Rachman Soedibja, anak
ke dua dari dua bersaudara yang berasal dari Bandung. Fakultas Pertanian UNPAD adalah
almamater saya yang saya banggakan. Ada beberapa alasan mengapa dalam KKNM ini, saya
memilih tema menjadi petani sayuran di desa Girilaya yang saya perlahan mulai saya sukai
ini.
Alasan pertama,
Saya bercita cita menjadi petani. Walaupun latar belakang saya anak kota yang
dibesarkan di Bandung dan saya sangat jarang melihat sawah, tetapi jiwa saya ada di lahan -
lahan subur yang petani garap. Ritme kehidupan yang tenang tetapi bermakna selalu menarik
bagi saya yang terbiasa hidup di kota yang gaduh. Menurut saya, mereka (petani) pun adalah
kasta penting dalam kehidupan manusia, karena dari merekalah kita dapat makan, lalu hidup
dan berkisah. Ya, alasan pertama saya adalah karena saya ingin menjadi petani, petani yang
dapat membentuk keluarga kecil bahagia di desa yang tenang. Juga menjadi petani yang
dapat membuat kedua orangtua saya berangkat ke tempat suci dan pulang sebagai haji.
Alasan kedua,
Bertani adalah cinta, cinta adalah bertani. Menjadi petani tidak sama dengan bekerja
di pabrik maupun di kantor. Sebuah tanaman tidak akan tumbuh tanpa cinta dari petaninya.
Begitu pula petani tidak akan mendapatkan apa-apa jika ia tidak dicintai tanamannya. Maka,
jadilah simbiosis sayang menyayangi antara dua spesies ciptaan Tuhan tersebut. Petani yang
cinta keluarganya, pasti akan semakin mencintai tanamannya. Karena tangisan anak petani
yang meminta sepeda, membuat sang bapak tani semakin giat menggarap lahannya. Sang
bapak yang lelah pulang bekerja karena sayang anaknya, pastilah semakin disayang istrinya.
Begitulah seterusnya kisah cinta sederhana antara keluarga petani dan ribuan tanaman
mereka.
Alasan ketiga,
Kegiatan bertani dapat diartikan juga mengolah alam ciptaan Tuhan. Setahu saya yang
awam ini, manusia dihadirkan di dunia untuk beribadah, dan dunia itu sendiri, dihadirkan
untuk dimanfaatkan oleh manusia. Petani haruslah memahami alam, tetapi alam tidak harus
memahami petani, sebuah hubungan yang juga aneh. Jika sang kemarau tidak mengijinkan
sang petani menanam apa – apa, maka sang petani haruslah tabah. Tetapi jika sang musim
penghujan datang dengan ramahnya, bersyukurlah petani yang seakan diijinkan untuk
menanam segalanya.
Dan yang saya akan lakukan jika saya adalah seorang petani sayuran di desa Girilaya
adalah:
Mengkondisikan lahan saya sehingga subur dan menghasilkan banyak sayuran untuk
dijual. Saya lihat lahan di Girilaya ini sebenarnya sudah subur, tetapi karena salah
pengerjaan, menjadi lahan yang biasa saja. Saya akan mengganti pupuk kimia menjadi
pupuk organik, sehingga sayuran yang saya hasilkan pun lebih sehat dan memberi manfaat
bagi orang banyak. Produk organik pun harganya lebih mahal jika dijual pada orang yang
tepat.
Setelah lahan saya subur dan sehat, maka yang saya lakukan adalah menanam sayuran
yang tepat. Saya akan menanam sayuran yang memiliki nilai jual tinggi, seperti Kentang,
Kale, Asparagus, Beef Tomato, ataupun sayuran sayuran yang disukai pasar menengah ke
atas. Iklim Girilaya yang sejuk sebenarnya mendukung untuk menanam sayuran sayuran
mahal yang biasanya hanya ditanam di daerah Lembang ataupun Pangalengan. Tetapi juga
terkadang cukup hangat untuk memacu pertumbuhan tanaman agar cepat menghasilkan.
Memang tidak mudah untuk membuat suatu lahan sehat yang menghasilkan sayuran -
sayuran berkualitas. Tetapi dengan usaha dan kerja keras, saya yakin bisa untuk membuatnya.
Sebagai petani yang sudah sukses, seharusnya bisa membagi kesuksesan dengan rekan -
rekan petani yang belum sukses. Maka saya akan membuat suatu kelompok tani yang
berorientasi pada pengembangan usaha. Adalah suatu hal yang umum terjadi dii kalangan
petani jika seseorang diantara mereka berhasil, mereka yang lain akan mengikuti seseorang
yang berhasil itu. Saya akan membina rekan rekan petani untuk kembali mengintensifkan
usaha mereka.
Goal saya jika menjadi petani di Girilaya adalah, membuat generasi petani yang baru.
Petani yang semua saya temui disini rata rata berusia lanjut dan tidak ada satupun anaknya
yang meneruskan profesinya. Padahal setiap hari, kita butuh makan dari hasil panen mereka.
Anak petani, haruslah menjadi petani. Anak pegawai, buruh, juga pedagang, haruslah juga
berorientasi pada pertanian. Karena suatu masyarakat yang besar adalah masyarakat yang
mandiri dalam hal makanan. Girilaya adalah desa yang dibangun dari hasil pertanian, maka
seharusnya pula dapat berkembang dari hasil pertanian.
Sekian tulisan saya yang singkat ini, semoga dapat mewakili semua pemikiran saya
jika saya diposisikan menjadi petani sayuran desa Girilaya.
Jika Aku Menjadi “Pemilik Seluruh Tanah dan Potensi di Desa Girilaya”
Sebagai manusia yang memiliki insting untuk selalu memeningkatkan derajat
hidupnya dalam bidang perekonomian dan kemampuan individu untuk hidup. Sebagai
mahasiswa kedokteran gigi saya memiliki cita-cita luhur untuk menjadi seorang dokter gigi
yang memiliki kompetensi yang baik dan melebihi teman-teman sejawat saya. Akan tetapi
saya memiliki tujuan yang lain yaitu untuk menjadi seorang pengusaha. Melihat Indonesia
merupakan Negara agraris dan desa girilaya memiliki potensi dalam hal pengembangan
tanaman kayu dan cengkeh. Maka saya berkeinginan untuk menguasai dan memiliki tanah
dan titik titik potensi di desa girilaya ini. Dalam hal ini juga saya memiliki tujuan untuk
membantu perekonomian warga desa girilaya sebagai desa penghasil kayu dan cengkeh
kualitas terbaik.
Apabila keinginan saya dapat diwujudkan saya akan mengembangkan desa girilaya
ini dengan cara memperkenalkan potensi desa girilaya kepada investor-investor untuk
membangun fasilitas yang dibutuhkan dalam pengembangan desa, terutama jalan dan fasilitas
fasilitas lain. Saya juga dapat bergerak memajukan desa girilaya dengan melihat program-
program pemerintah yang dapat memajukan dan menguntungkan dalam pembangunan desa
girilaya. Semua masyarakat desa girilaya akan bekerja pada saya dengan gajih yang layak
berkelanjutan dan jaminan pensiun. Dengan keuntungan yang saya dapatkan saya juga akan
memberikan program pendidikan bagi seluruh anak-anak desa girilaya agar mereka dapat
mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan mewujudkan cita-citanya.
Saya juga akan membangun aspek aspek pendukung dalam kemajuan ekonomi
girilaya, apabila sudah terbentuk perkebunan kayu dan cengkeh yang stabil dan baik, maka
hal ini dpat dimanfaatkan untuk membangun fasilitas wisata untuk masyarakat sekitar
maupun luar untuk dapat menikmati, melihat dan belajar mengenai semua hal yang saya
bangun.
Saya akan menjadikan kecamatan panawangan khusunya di desa girilaya ini salah
satu pusat perekonomian maju nan futuristic yang ada di jawa barat. Suatu usaha yang dapat
mendukung program-program pemerintah dalam penghijauan dan meningkatkan
produktivitas produk Indonesia dlam hal kayu dan rempah-rempah.
Selain itu di desa girilaya tumbuh subur tanaman coklat, Hal ini juga dapat
dikembangkan. Diketahui bahwa coklat adalah bentuk pangan yang banyak di sukai oleh
orang-orang diseluruh penjuru dunia, dan ini merupakan suatu kesempatan atau market place
yang sangat besar. Dengan teknik penanaman yang baik dan pengolahan yang memiliki
standar yang tinggi, kita dapat menghasilkan coklat yang baik pula.
Akan tetapi hal ini tak akan terwujud tanpa adanya usaha yang keras, modal yang
cukup besar dan tentunya resiko yang tinggi pula. Maka dari itui dalam pelaksanaan hal ini
dibutuhkan planning ya g baik. Dalam proses manajemen POACE, Planning merupakan
suatu hal yang penting dan menentukan kelancaran langkah-langkah yang akan diambil
selanjutnya. Maka dibutuhkan suatu pemikiran yang lebih matang lebih dari sekedar mimpi
dan angan-angan untuk hal ini dapat terwujud. Serta dibutuhkan kerjasama dengan pihak-
pihak pemerintahan sekitar beserta warga agar ide ini dapat terwujud secara baik
sebagaimana mestinya.
Saya sangat antusias dengan pemikiran ini karena saya percaya apabila saya dapat
meningkatkan tingkat kesejahteran secara merata kepada masyarakat sekitar maka aspek
aspek yang lain dalam hidup seperti pendidikan, kesehatan, sosial akan meningkat dengan
sendirinya apalagi dengan didukung fasilitas yang serba mudah dan terjangkau.
Saya juga ingin menjadikan desa girilaya ini suatu desa yang selalu up to date dan
mudah untuk mendapat dan menggali informasi dari luar. Hal ini dapat terwujud apabila ada
fasilitas internet sehingga siapapun terutama warga girilaya bias dapat mendapatkan
informasi terkini tentang apapun, karena saya percaya orang yang pintar dalah orang yang
mengetahui apa yang terjadi di sekelilingnya dekat maupun jauh di belahan dunia yang
lainya. Selain itu para pelajar di girilaya juga dapat mengakses informasi berupa buku, video
pembelajaran, dan apapun yang dibutuhkan bagi pendidikan mereka. Saat ini para pelajar di
desa girilaya kekurangan buku pedoman untuk belajar, serta minimnya fasilitas untuk
penjualan buku juga sangat terbatas dan sulit dijangkau. Maka apabila ada internet maka
seluruh pelajar di desa girilaya dapat mendapat ilmu dan informasi dengan cepat dan murah.
Inilah yang akan saya lakukan jika saya menjadi pemilik dari seluruh asset desa
girilaya, saya akan memajukan desa girilaya menjadi semaju-majunya di bawah
kepemimpinan dan penguasaan saya. Demikian lah ide dan angan-angan yang saya miliki,
semoga dimasa depan saya dapat kembali kesini dan mewujudkan hal tersebut.
Jika Aku Menjadi “Seorang Kader Kesehatan di Desa Girilaya”
Sebagai seorang mahasiswa semester VI di Universitas Padjajaran ((Unpad), sudah
menjadi kewajiban untuk mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) yang
selalu diadakan disetiap pergantian smester. Kegiatana KKNM Unpad bertujuan agar
mahasiswa dapat belajar dari masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan dalam berbagai
hal yang berkaitan dengan bidang keilmuannya maupun berkaitan dengan kehidupan. Dalam
kegiatan ini mahasiswa dituntut untuk belajar mendekatkan diri dengan masyarakat dan
belajar mengidentifikasi permasalahan dengan mencari beberapa alternative kemungkinan
pemecahan masalah yang ditemukan selama KKNM berlangsung. Pada tahun ini, diadakan
dua periode KKNMUnpad, yaitu pada bulan Januari-Februari 2015 dan Juli- Agustus 2015.
Saya bersama teman-teman di beberapa fakultas lain di Unpad mendapat kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan KKNM Unpad tahun ini periode Juli-Agustus 2015.
Kegiatan satu bulan KKNM ini saya laksanakan dengan 20 teman lain yang berasal
dari berbagai fakultas di Universitas Padjajaran, seperti fakultas Ekonomi, Hukum,
Kedokteran , Kedokteran Gigi, Pertanian, Peternakan, Psikologi, Keperawatan, Kelautan,
Geologi, MIPA, dan Ilmu Budaya. Kegiatan KKNM Unpad ini kami laksanakan di sebuah
desa, yang bernama desa Girilaya, terletak di kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis.
Sebuah desa dengan keunikan tersendiri dengan warganya yang ramah-ramah dan pemakaian
bahasa sunda yang kental.
Saat pertama kali menginjakan kaki didesa Girilaya, kesan pertama saya adalah desa
ini merupakan desa yang sedikit tertinggal dibandingkan desa-desa sekitarnya. Karena dilihat
dari akses jalan yang menuju tempat kita sangat jauh dari kota atau jalan raya. Jalan kesini
terus masuk hampir mendekati kaki gunung, dengan akses jalan yang masih menggunakan
batu-batu dan hanya masuk untuk satu mobil dan satu motor, ditambah hampir semua rumah
tidak memiliki WC sendiri, banyak sekali empang. Mata pencaharian desa disini sebagian
besar petani sawah, pencari gula aren, dan peternak. Dan juga disini terdapat banyak pohon
coklat, hampir setiap rumah memiliki pohon coklat didepan halaman rumahnya dan juga
memiliki kolam untuk dijadikan empang. Rumah warga disini sudah cukup layak, dibangun
memakai tembok, tapi tak sedikit juga perumahan warga yang terbuat dari banbu seperti
rumah panggung. Suasana disini masih sangat desa dan perkampungan, udara segar
lingkungan tanpa polusi, yang memiliki kendaraan sangat minim. Kebanyakan masyarakat
disini kemana-mana berjalan kaki.
Desa Girilaya memiliki tiga dusun yaitu Cipeteuy, Pendeuy, dan Calincing. Disini
biasa diadakan agenda kegiatan kesehatan penngobatan gratis dan posyandu yang terjadwal
biasanya sebulan sekali yang diadakan setiap pada tanggal 10 yang berpusat di dusun
Calincing. Biasanya juga selalu ada bergilir di setiap masing-masing dusun, petugas
kesehatannya berasal dari puskesmas gardujaya yang bukan berasal dari desa girilaya. Desa
girilaya sendiri merupakan desa yang baru dimekarkan, yaitu pada tahun 2008. hasil dari
pemekaran desa gardujaya, maka dari itu desa ini belum lengkap fasilitas apapun. Khususnya
masalah petugas kesehatan. Jika ada warga yang sakit dan urgent biasanya masyarakat disini
langsung memanggil mantri terdekat, dan masyarakat disini masi banyak yang memakai jasa
paraji kalau ada yang melahirkan. Meskipun ada bidan, disamping sudah menjadi kebiasaan
sejak lama menggunakan jasa paraji, akses untuk mendatangi bidannya cukup jauh karena
berada di balai desa. Khususnya bagi warga Calincing. Didesa Girilaya belum terdapat
petugas kesehatan yang lebih berkompetensi seperti dokter dan dokter gigi sehingga
menjadikan warga desa kurang mempererhatikan kesehatan diri individu, keluarga, maupun
kesehatan lingkungannya. Tingkat pendidikan warga desa Girilaya yang rendahpun turut
menjadikan kurangnya kesadaran warga akan pentingnya kesehatan.
Sebagai seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang erat hubungannya dengan
bidang kesehatan, jika saya menjadi seorang kader kesehatan di desa Girilaya, pertama-tama
saya akan melakukan upaya-upaya seperti penyuluhan kesehatan dan penyakit-penyakit yang
umum diderita oleh masyarakat pedesaan. Didesa Girilaya sendiri, prevalensi penyakit yang
paling banyak adalah diare. Penyakit diare ini pernah mencapai kejadian luar biasa pada
tahun 2012. Selain itu juga hipertensi dan infeksi saluran pernafasan. Dengan dilakukakannya
penyuluhan mengenai penyakit-penyakit tersebut, diharapkan warga dapat melakukan
pencegahan dan penataklaksaan yang sesuai agar prevalensi penyakit dalam masyarakat
menurun.
Banyaknya penyakit diare ini dikarenakan warga disini hampir seluruhnya tidak
mempunyai kamar mandi sendiri. Warga disini lebih banyak menggunakan empang atau
MCK terbuka yang tidak sehat yang semua pembuangannya dibuang ke kolam yang berisi
ikan-ikan untuk dikonsumsi oleh pemilik kolam tersebut. Dan adapun kamar mandi didalam,
tetap saja pembuangannya disalurkan kedalam kolam. Suimber air semua warga dari mata air
pegunungan yang disalurkan melalui selang-selang kecil dialirkan kerumah warga. Kebiasaan
warga yang sering merokok menyebabkan polusi udara sehingga menyebabkan gangguan
pada pernafasan dan juga berdampak pada kesehatan gigi dan mulutnya.
Kebersihan air juga merupakan faktor penting dalam kesehatan. Perlu dilakukan
penyuluhan mengenai cara menjaga kebersihan air yang akan dikonsumsi maupun digunakan
untuk mandi, cuci dan kakus (MCK). Warga dapat diberikan penyuluhan seperti berapa jarak
yang baik antara sumber air dengan septic tank, penambahan cairan antiseptic kedalam air
yang akan digunakan untuk mandi, mengkonsumsi air yang sudah dimasak dahulu atau
minuman kemasan berlabel resmi, dan menggunakan sabun antiseptic untuk mandi.
Jika saya menjadi bagian dari Desa Girilaya yaitu sebagai kader kesehatan, diharapkan
dengan dilakukakannya penyuluhan-penyuluhan tersebut, kesadaran warga mengenai
kesehatan akan meningkat, masyarakat sadar untuk memiliki kamar mandi sendiri dantidak
menggunakan empang lagi, masalah kesehatan dapat teratasi, dan warga mampu menjaga
klesehatan diri, keluarga dan lingkungannya.
Jika Aku Menjadi “Pengusaha Grosir Terbesar di Desa Girilaya”
Satu bulan lamanya kami menjalankan KKNM di Desa Girilaya ini. Banyak hal yang
kami terima dan kami pelajari dari masyarakat karena tujuan kami disini salah satunya yaitu
Belajar dari Masyarakat. Entah itu dari kehidupan mereka, bagaimana perekonomian mereka
dan bagaimana cara mereka membangun desa ini. Saya melihat beberapa potensi yang ada di
Desa Girilaya ini, salah satunya yaitu di bidang Pertanian. Kami sempat di bagi menjadi 3
dusun menjadi 7 orang Dusun Cilincing (yang sekarang menjadi wilayah tempat tinggal
kami), 7 orang Dusun Peundeuy dan Dusun Cipeuteuy. Disini kami mendapatkan banyak
informasi yang rata-rata berhubungan dengan Pertanian. Seperti contohnya di Dusun
Cipeuteuy yang sawahnya hampir mencapai 30 hektar luasnya. Warga pun hampir 80%
bekerja di bidang pertanian seperti mengelola sawah dan bercocok tanam. Ada yang memang
punya lahan sawah atau tanah, ada pula yang bekerja di lahan sawah milik orang lain dengan
sistem bagi hasil yang telah ditentukan. Kami pun sempat berkunjung ke sawah milik warga
yang sedang panen dan membantu memangkas padi-padi yang sudah menguning lalu
memisahkannya dari batangnya. Kegiatan ini belum pernah saya lakukan sebelumnya karena
tempat tinggal kami yang jauh dari suasana seperti ini.
Banyak hal-hal yang belum pernah atau jarang saya lakukan sebelumnya seperti
panen sawah,mengambil kelapa langsung dari pohon kelapanya, mengambil beberapa
tanaman yang bisa dimasak dan memancing. Namun, dari beberapa kegiatan bidang
pertanian yang ada di desa ini ada beberapa permasalahan yang terjadi. Salah satunya,
GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani), sistem ini belum berjalan dengan semestinya
dikarenakan rata-rata warga yang memiliki sawah ataupun bekerja pada lahan sawah orang
lain melakukan proses memanen dengan cara individu dan tidak banyak yang memiliki
tempat pemisahan padi menjadi beras tersebut. Maka dari itu, warga belum bisa berkomitmen
untuk bagaimana cara bekerja sama secara menyeluruh. Padahal sistem yang sudah ada ini
bisa dimanfaatkan dengan baik sebagaimana mestinya dan menghasilkan hasil yang adil
karena sistem ini jauh lebih efektif dan efisien untuk dilakukan. Namun, hal ini pun tidak
menjadi masalah besar karena warga pun menyadari bahwa wilayah Desa Girilaya ini
mempunyai lahan yang cukup besar namun cukup sulit untuk dilalui dikarenakan jalan yang
naik turun dan berbatu. Mungkin itu menjadi salah satu alasan mengapa sistem Gapoktan
tersebut belum berjalan dengan semestinya. Warga pun tidak banyak yang memiliki
kendaraan besar seperti, kolbak atau kendaraan bermotor lainnya. Ini pun bisa menjadi
alasannya. Saya dan teman-teman juga tidak terlalu mempermasalahkan ini dan tidak terlalu
ingin ikut campur karena mungkin sistem yang berjalan ini juga bagi mereka sudah cukup
nyaman untuk dijalankan setiap harinya.
Hal-hal yang dibutuhkan warga itu sangat banyak, mulai dari kendaraan besar untuk
mengangkat hasil panen, tempat khusus pengumpulan padi, tempat khusus untuk proses
pemisahan padi, traktor untuk pemotongan tumbuhan padi di sawah juga alat-alat untuk
memanen lainnya. Kebutuhan lainnya seperti makanan dan minuman dan kebutuhan keluarga
pun sulit di dapati walaupun banyak warung-warung kecil di Desa Girilaya. Keterbatasan
barang yang menjadi salah satu alasannya. Warga harus menempuh waktu sekitar 20 menit
menggunakan kendaraan motor untuk mencapai pasar terdekat yaitu Pasar Panawangan.
Maka dari itu, jika saya menjadi warga Desa Girilaya, saya akan membuat toko grosir yang
besar di desa ini yang bertempat di tengah-tengah wilayah Desa Girilaya supaya terjangkau
dari semua sudut wilayah di desa ini bagi yang akan datang. Dan saya akan selalu memasok
kebutuhan yang banyak. Saya pun ingin memperkerjakan atau membantu warga yang ingin
bekerja di toko grosir saya. Karena saya juga berniat untuk berjualan secara delivery atau
sistem antar kerumah warga supaya warga yang sudah lanjut usia bisa menghubungi saya
untuk membeli sesuatu lalu barangnya dapat kami antar kerumahnya. Saya pun ingin
membuat sistem kredit barang. Dimana bagi warga yang tidak memiliki cukup uang dapat
mengambil terlebih dahulu barang yang ingin di beli nya tanpa membayar diawal dan
diadakan juga sistem pembayaran dengan cara menyicil setiap minggu nya atau bulan nya.
Saya berharap dengan sistem yang saya gagas ini dapat sedikit membantu warga untuk selalu
dapat hidup sehat, tenang, dan nyaman dengan terpenuhi nya kebutuhan mulai dari kebutuhan
pribadi nya sampai kebutuhan orang banyak karena dapat dengan mudah mengakses Toko
Grosir ini. Juga dapat meminimalisasi warga yang tidak memiliki uang yang cukup dengan
sulit untuk membeli sesuatu namun bisa tetap mendapatkan apa yang di butuhkannya dengan
sistem kredit barang tersebut.
Jika Aku Menjadi “Kepala Sekolah Dasar di Desa Girilaya “
Kegiatan Kuliah kerja nyata mahasiswa yang kami lakukan selama tiga puluh hari ini
memberikan saya pengalaman- pengalaman yang kebanyakan belum pernah saya alami
sebelumnya. Dimana kehidupan saya yang biasanya di Ibu Kota yang segala sesuatunya
berkecukupan dan mudah didapatkan. Sedangkan saat di Desa Girilaya sangat jauh berbeda
karena jika ada kebutuhan yang harus dibeli pun jauh dan sulit untuk didapat. Hal tersebut
memberikan saya pelajaran tersendiri didalam hidup serta banyak lagi pelajaran yang dapat
saya ambil dari kehidupan selama masa KKNM bersama warga di Desa Girilaya karena pada
dasarnya salah satu tujuan dari diadakannya kegiatan KKNM ini agar mahasiswa yang
mengikuti kegiatan KKNM dapat belajar berkehidupan di masyarakat.setiap hari kami
berinteraksi kepada warga sekitar rumah pondokan. Sayabanyak belajar bersyukur disini
karena kehidupan mereka sangat berbeda dengan kehidupan saya biasanya walaupun
sebernarnya mereka sudah terbiasa hidup seperti itu. Setelah kami sering bersilaturahmi dan
berkegiatan bersama- sama tidak mudah juga untuk mengucapkan perpisahan kepada warga-
warga terutama anak- anak kecil sekitar yang hampir setiap hari bermain bersama kami.
Mereka semua sangat ramah dan membuat kita tidak merasa berat menjalani kegiakan Kuliah
Kerja Nyata Mahasiswa ini. dan setiap warga merespon kegiatan yang kami laksanakan atau
adakan dengan sangat antusias
Desa Girilaya ini berada di sebuah gunung dan lokasi desa sangat jauh dari kota
bahkan untuk ke pasar pun kami harus menempuh setengah jam lamanya perjalanan.
Mungkin itu sebabnya Desa Girilaya seakan-akan terlupakan oleh pemerintah karena terdapat
permasalahan dibidang pendidikan yaitu sering sekali lembaga- lembaga pendidikan di Desa
Girilaya ini tidak mempunyai guru jadi anak- anak sekolah disini hanya datang ke sekolah
untuk bermain. Maka dari itu saat kami mempunyai waktu luang kami sempatkan untuk
mengajar di sekolah dasar dan SMK yang ada di sekitar. Padahal Desa Girilaya ini
mempunyai potensi- potensi alam yang sekiranya dapat membantu pembangunan Desa
Girilaya. Contohnya seperti banyak sekali sawah disini bahkan di salah satu dusun
mempunyai sawa seluas hampir 30 hektar dan hampir semua warganya berprofesi sebagai
petani. Dan kami pun sempat ikut membantu para petani yang sedang panen di sawah.
jika saya menjadi salah satu warga di Desa Girilaya ini saya akan membantu
bagaimana caranya pendidikan di daerah Desa Girilaya berjalan dengan baik tidak seperti
sekarang saat saya melaksanakan kuliah kerja nyata. Saya ingin menyediakan sarana maupun
prasarana pendidikan yang layak di Desa Girilaya ini. karena sarana yang ada menurut saya
kurang memadai dimana lapangan yang ada hanya lapangan tanah lalu saya ingin
memperbanyak guru yang bekerja disana karena murid- murid SD maupun SMK yang ada di
Desa Girilaya sering kali tidak ada guru yang mengajar. Jadi anak-anak murid di sekolah
datang hanya untuk bermain dan pelajaran yang didapatkan tidak banyak macamnya. Bahkan
di dusun Cipeuteuy ada sekolah yang jika waktunya ujian sekolah, maka murid- murid
disuruh membawa kertas ujian sendiri. Hal ini yang menurut saya sangat miris dan
bagaimanapun caranya ini harus di benahi. Tidak jarang juga saya merasa sedih menyaksikan
anak- anak kecil itu karena berbeda sekali dengan kehidupan dikota. Sudah banyak bahkan
sekolah sekolah internasional yang sarana dan prasarananya sangat canggih. Jika saya
menjadi seorang kepala sekolah di SD di Desa Girilaya maka saya akan mengadakan
program- program baru seperti studi banding ke sekolah- sekolah yang kondisinya lebih baik
dari sekolah- sekolah disini serta menjalin kerjasama pada sekolah- sekolah tersebut dan
mengumpulkan donatur yang ingin menyumbangkan dananya bagi sekolah- sekolah di Desa
Girilaya karena untuk membuat atau menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
membutuhkan modal yang lebih banyak. Alangkah baiknya jika pendidikan di Indonesia rata
tersebarnya dengan baik salah satunya di Desa Girilaya ini. karena bagaimanapun juga anak-
anak itu akan menjadi penerus bangsa kita.
Jika Aku Menjadi “Pengusaha Warnet”
Sebelumnya saya Hamzah Bagus Prasetyo, ingin menjadi guru atau tenaga pengajar di
salah satu sekolah yang ada di Desa Girilaya, yaitu MTS Al-Qoriah Khazanah Kebajikan.
Alasan saya ingin menjadi guru adalah karena basic saya yang berasal dari jurusan Sastra
Arab. Melihat kurangnya pendidikan Bahasa Arab pada siswa-siswi yang saya amati
membuat saya ingin membantu memajukan sekolah tersebut. Namun, pikiran saya berubah,
saya menilai ada hal yang lebih penting selain pendidikan bahasa Arab, yaitu pendidikan
tentang komputer dan internet. Para siswa yang ada di sekolah tersebut bahkan yang ada di
luar sekolahpun sangat tertinggal dengan para siswa yang di kota dalam hal pendidikan
komputer. Hal ini menurut saya merupakan masalah yang dihadapi oleh Desa Girilaya.
Salah satu kekurangan dan kesulitan yang dihadapi oleh warga desa Girilaya adalah
masalah telekomunikasi dan sinyal telephone yang sering menghilang. Belum adanya
jaringan telekomunikasi yang memadai di Desa Girilaya cukup menjadi beban masalah yang
dihadapi oleh warga desa. Sedangkan untuk melakukan pemasangan kabel jaringan juga
terasa sangat sulit, karena jarak yang jauh dari kantor Telkom. Medan tanah yang merupakan
area perbukitan juga menjadi masalah teknis yang akan dihadapi.
Di Era Globalisasi ini, pendidikan di Indonesia sangat tertinggal dengan Negara lain
yang sedang berkembang. Pemerintah hanya memusatkan perhatiannya di kota. Sektor
pendidikan terutama di desa, dirasa masih kurang dari perhatian Pemerintah. Pendidikan
memang merupakan masalah bagi orangtua, pihak-pihak penyelenggara pendidikan (guru),
dan juga bagi semua lapisan masyarakat.
Jarak yang terlalu jauh dari kota menjadi kendala anak-anak di desa untuk menambah
pengetahuannya tentang teknologi komputer. Para pejabat desapun selama ini hanya
melaksanakan tugas perkantoran secara manual. Penggunaan teknologi komputer sangat
minim di desa Girilaya.
Dengan adanya “Warnet” di desa Girilaya, dapat meningkatkan taraf pendidikan dan
kualitas sumber daya manusia. Anak-anak sekolahpun dapat bersaing dengan anak-anak kota
dalam hal pendidikan dan pengetahuan seputar teknologi dan komputer.Masyarakat di Desa
Girilaya kurang mendapatkan asupan informasi dan berita. Sangat jarang ditemui ada koran
atau surat kabar. Informasi dan berita hanya didapatkan melalui televisi saja. Dengan adanya
“Warnet”, diharapkan pengetahuan masyarakat tentang berita di dalam negeri maupun
mancanegara bisa didapatkan dengan mudah.Kegiatan mentransfer data dan aktivitas
perkantoran menjadi lebih mudah dengan adanya jaringan telekomunikasi yang canggih.
“Warnet” akan sangat bermanfaat bagi para pegawai Balai Desa. Menjadi pioner dalam
mengadakan teknologi informasi seperti “Warnet” akan mendatangkan kebanggaan tersendiri
bagi masyarakat dan para pejabat Desa Girilaya.
Pertama saya akan menentukan lokasi. Menentukan lokasi tempat usaha yang baik
dan strategis merupakan langkah pertama dalam memulai perencanaan yang akan di lakukan.
Kedua mengestimasi dana pembangunan.Estimasi dana sangat penting, agar setiap persiapan
yang akan dilakukan tidak luput dari kesalahan. Ketiga menghubungi PLN untuk melakukan
instalasi Listrik.Listrik adalah sumber daya yang utama yang diperlukan dalam
pengoperasian warnet. Kesalahan dalam menentukan sumber daya akan menghambat proses
usaha yang akan berlangsung.Keempat Menghubungi pihak Telkom Indonesia untuk
melakukan pemasangan kabel jaringan.Peresmian dan promosi untuk mengenalkan fungsi
dan tujuan adanya “Warnet”di desa kepada masyarakat desa Girilaya. Menghubungi pejabat
desa untuk membantu dalam proses perizinan dan pengadaan kebutuhan yang diperlukan.
Langkah terakhir yaitu, menyelesaikan pengoperasian hingga selesai.
Jika Aku Menjadi “Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Desa Girilaya”
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan bangsa. Bangsa
yang baik tentunya dibangun dari kumpulan yang lebih kecil terlebih dahulu. Kali ini saya
akan membahas tentang bagaimana pendidikan dibangun dari sekolah dasar di Desa Girilaya,
sebuah desa kecil dengan tiga dusun yang baru terbentuk pada tahun 2008. Di desa ini
terdapat satu taman kanak-kanak, dua sekolah dasar, satu madrasah tsanawiyah, dan satu
SMA swasta.
Membangun pendidikan yang baik tentunya tidak bisa sembarangan dan sebaiknya
sesuai dengan aturan. Apabila melihat dari sudut pandang psikologi, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Yang pertama adalah
melihat perkembangan anak, selanjutnya menerapkan alur pembelajaran sesuai dengan teori
dalam psikologi pendidikan. Diharapkan setelah memperhatikan kedua hal tadi maka
pendidikan yang diberlakukan di Desa Girilaya menjadi semakin baik.
Hal pertama yang perlu dibahas adalah dari segi perkembangan anak. Klasifikasi
perkembangan yang paling umum membagi perkembangan anak ke dalam tahapan berikut:
prenatal, bayi, anak awal, anak tengah dan akhir, dan remaja. Erik Erikson, salah satu tokoh
psikologi perkembangan, mengatakan dalam Teori Psikososial miliknya bahwa usia 6-11
tahun berada pada tahap industry versus inferiority dimana kebanyakan anak pada usia ini
bersekolah di sekolah dasar. Anak-anak pada usia ini akan memusatkan energi mereka untuk
memperoleh pengetahuan dan kemampuan intelektual. Mereka akan banyak memelajari cara
membaca, menulis, dan aritmatik. Anak-anak juga mulai mencoba untuk mengenal dunia dan
budayanya secara lebih luas. Untuk itulah pendidikan, baik formal maupun informal, menjadi
sangat penting bagi mereka. Kemungkinan negatif yang akan muncul adalah anak bisa saja
mengembangkan rasa inferior, dimana ia akan merasa tidak mampu dan tidak produktif. Ini
akan berdampak pada malasnya anak untuk pergi ke sekolah dan menempuh pendidikan.
Namun hasil mapping lapangan menunjukan bahwa minat anak-anak di usia sekolah
dasar di Desa Girilaya sudah terlihat cukup baik. Hampir semua anak-anak di usia 6-11 tahun
bersekolah. Sehingga jika dari anak-anaknya sendiri dirasa sudah tidak ada masalah yang
terlalu berat. Hanya tinggal menjaga semangat belajar anak-anak tersebut. Sebaiknya hal
tersebut dimediasi oleh tenaga pengajar di sekolah dasar yang bersangkutan.
Apabila melihat dari kondisi pendidikan sekolah dasar di Desa Girilaya terlihat bahwa
masih banyak guru yang jarang masuk ke kelas sehingga anak-anak belum mendapat
pengajaran yang semestinya dengan maksimal. Melihat kondisi yang seperti ini, saya terpikir
apabila saya menjadi kepala sekolah di salah satu sekolah dasar di Desa Girilaya, maka saya
akan melakukan beberapa perubahan agar anak-anak mendapat pendidikan dan pengetahuan
yang seharusnya mereka dapatkan. Saya akan menerapkan model proses belajar-mengajar
sesuai dengan teori pada psikologi pendidikan.
Namun sebelum itu, saya akan menekankan pentingnya kehadiran guru di kelas bagi
para siswanya. Tidak akan ada gunanya penerapan model proses belajar-mengajar tersebut
apabila guru yang berangkutan tetap tidak hadir di kelas. Untuk itu, langkah pertama yang
akan saya lakukan jika saya menjadi kepala sekolah adalah mengumpulkan tenaga pengajar
di sekolah dasar tersebut dan mencanangkan program “Aku untuk Siswaku”. Program ini
dimaksudkan agar guru-guru lebih rajin lagi datang ke sekolah dan melaksanakan tugasnya.
Akan ada absensi yang ketat mencatat kehadiran guru dan buku progress dimana guru harus
menuliskan materi apa yang ia ajarkan hari ini, sehingga apabila ia tidak masuk maka akan
ada bukti konkretnya. Di akhir bulan nanti akan ada rekap dan pemberian bonus sebagai
insentif untuk guru teladan.
Jika program tadi sudah mulai terlaksana, maka selanjutnya memberlakukan model
proses belajar-mengajar sesuai teori psikologi pendidikan. Dimulai dari memperbaiki
kurikulum yang diberlakukan di sekolah dasar di desa ini. Sebelum dimulainya kegiatan
belajar-mengajar, perlu dibuat tujuan instruksional yang berdasarkan pada karakteristik siswa
yang akan diajar. Karakteristik ini akan berpengaruh pada kurikulum yang diberlakukan di
SD yang bersangkutan. Karakteristik siswa yang perlu diperhatikan diantaranya dari
kecerdasan anak, tahap perkembangan anak, kepribadian anak, dan perbedaan individu.
Seorang guru perlu memahami siswanya sebelum mengajarkan ilmu kepada mereka. Untuk
itu, jika saya menjadi kepala sekolah maka saya akan memberikan pelatihan kepada guru-
guru selaku tenaga pengajar di sekolah dasar untuk terlebih dahulu memahami bagaimana
karakteristik anak, bagaimana cara belajar dan bersosialisasi anak, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Setelah itu, saya akan memberikan pelatihan mengenai bagaimana
membuat tujuan instruksional yang sesuai dengan karakteristik anak yang akan diajarnya.
Sebab karakteristik anak di usia 6 tahun tentu akan berbeda dengan usia 11 tahun.
Jika hal-hal tadi sudah terlaksana, maka selanjutnya adalah memilih dan
melaksanakan metode pengajaran yang tepat kepada anak. Guru-guru harus ditanamkan nilai
bahwa mereka adalah salah satu penentu masa depan anak. Untuk itu pengajaran harus
dilakukan sesuai waktunya dan sesuai dengan materinya. Mengajar pun tidak selalu bersifat
formal seperti lecturing, karena dalam hal ini guru akan berhadapan dengan anak yang masih
memiliki sifat selalu ingin bersenang-senang. Untuk itu tidak masalah bila sesekali metode
yang dilakukan bisa dengan permainan atau sesuatu yang menyenangkan agar anak tidak
cepat bosan dan proses menyerap ilmu pun bisa lebih mudah.
Selanjutnya, kegiatan pasca belajar-mengajar bisa dilakukan evaluasi pengajaran
untuk mengukur sudah sejauh mana guru mencapai tujuan instruksional yang telah dibuat
sebelumnya. Evaluasi ini akan dipimpin oleh saya jika saya menjadi kepala sekolah. Dengan
adanya evaluasi ini diharapkan guru dapat melihat kembali kinerjanya, meningkatkan apa
yang sudah baik, dan memperbaiki yang masih kurang baik.
Jika Aku Menjadi “Guru Ngaji di Desa Girilaya”
Universitas Padjajaran sangat menjunjung tinggi pendidikan, penelitian dan
pengabdian. Salah satu bentuk pengembangan yang dilakukan oleh Universitas Padjajaran
adalah melakukan pengabdian. Pengabdian tersebut dilakukan oleh seluruh mahasiswa yang
dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus yang disebut sebagai KKNM-PPMD Integratif
Universitas Padjajaran yang merupakan suatu proses belajar mahasiswa di dalam masyarakat.
Pada bulan Juli tepatnya pada tanggal 28 Juli sampai dengan 27 Agustus 2015,
Universitas Padjajaran melaksanakan program KKNM-PPMD Integratif. Pada kesempatan
ini penulis memilih untuk melaksanakan KKNM-PPMD Integratif di Desa Girilaya yang
terletak di Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis yang merupakan salah satu dari 11
Desa yang ada di Kecamatan Panawangan.
Desa Girilaya merupakan Desa yang terdiri dari 3 Dusun, 12 RW dan 26 RT.
Mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat Desa Girilaya adalah Islam. Kegiatan
keagamaan yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat Desa Girilaya adalah pengajian yang
dilaksanakan oleh ibu-ibu secara rutin setiap minggunya yaitu Hari Jum’at di setiap Dusun
atau Majelis Ta’lim maing-masing dan satu bulan sekali dilaksanakan rutin di Balai Desa,
serta pengajian yang dilakukan oleh anak-anak yang dikenal dengan sebutan TPA ( Taman
Pendidikan Al-Qur’an) dan MDA ( Madrasah Diniyah Awaliyah). TPA dan MDA
dilaksanakan oleh anak-anak Desa Girilaya yang dilaksanakan setiap hari kecuali Hari
Jum’at. Pengajian anak-anak TPA biasanya dilaksanakan pada pukul 12.30 sampai 13.30 dan
MDA dilaksanakan pada pukul 13.30 sampai 15.00.
Dengan adanya kunjungan dan kegiatan pengajian yang penulis ikuti beberapa
kali dalam satu bulan terakhir ini, penulis melihat adanya antusiasme yang tinggi dari setiap
anak-anak yang mengikuti pengajian. Setiap setelah Zuhur mereka sudah berkumpul di
Madrasah, namun sayangnya keterbatasan Sumber Daya Manusia atau pengajar untuk
menjadi Guru Ngaji di Desa Girilaya. Hal tersebut dilatarbelakangi dengan kondisi
masyarakat Desa Girilaya yang memiliki keterbatasan waktu dengan pekerjaan yang begitu
padat dari pagi hingga sore hari.
Jika saya menjadi Guru Ngaji di Desa Girilaya, Sayaakan mengabdikan diri saya
kepada masyarakat untuk mengajar ilmu Agama Islam yang akan berguna untuk anak-anak
Desa Girilaya sebagai anak-anak yang menjunjung tinggi nilai dan moral yang berlandaskan
Agama. Ilmu Agama Islam yang akan saya sampaikan dan berikan kepada anak-anak Desa
Girilaya adalah mulai dari hal-hal kecil seperti hafalan Do’a sehari-hari, hafalan surat pendek,
hafalan pengetahuan umum tentang agama islam, baca tulis Al-Qur’an, ilmu tajwid, ilmu
aqidah, ilmu fiqih, akhlak, bahasa arab, qasidahan, lantunan sholawat Nabi dan lain
sebagainnya agar mereka tetap mencintai Allah dan Nabi Muhammad SAW.
Jika Aku Menjadi “Konsultan Peternakan di Desa Girilaya”
Awal semester 7 ada salah satu mata kuliah wajib yang berbeda dengan matakuliah
lainnya, matakuliah yang satu ini dilakukan bersama teman-teman Fakultas lain yang ada di
Universitas Padjadjaran. Mata kuliah tersebut yaitu Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM).
Matakuliah yang satu ini merupakan mata kuliah yang mengajarkan seluruh
mahasiswa/mahasiswi Universitas Padjadjaran untuk belajar dari masyarakat. Mau tidak mau
seluruh mahasiswa/mahasiswi yang kuliah di Universitas Padjadjaran harus mengambil
matakuliah ini sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana di Universitas
Padjadjaran.
Kegiatan KKNM pada tiap tahun diadakan dua periode, yaitu pada periode bulan
Januari-Februari dan periode Juli-Agustus. Kebetulan saya mengambil periode KKNM pada
periode bulan Juli-Agustus. Pada awalnya berat rasanya harus melaksanakan KKNM ini
karena kegiatan KKNM dilakukan di desa selama satu bulan lamanya, selain itu juga KKNM
ini juga dilakukan bersama 20 orang lainnya dari Fakultas lain yang memiliki sifat-sifat dan
kebiasaan yang berbeda satu sama lainnya. Nama saya Eka Rahmat, saya salah satu dari
mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran angkatan 2012 tingkat akhir minat
Produksi Ternak. Sebagian besar orang pasti sedikit memandang sebelah mata anak
Peternakan, tapi saya disini sangat bangga menjadi mahasiswa Peternakan. Kebetulan saya
juga berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan dengan jurusan Agribisnis Ternak
Ruminansia. Jadi sebenarnya saya sangat senang sekali dengan dunia Peternakan, siapa sih
yang tidak suka makan produk Peternakan, sebagian besar orang pasti suka daging, susu,
telur. Hal tersebut menjadi motivasi sekaligus peluang buat saya kenapa saya masuk
Peternakan. Pada pelaksanaan KKNM ada 3 orang anak Peternakan di Desa yang salah pilih,
salah satunya terdapat sahabat saya.
Kegiatan KKNM pada periode Juli-Agustus dilaksanakan di empat Kabupaten yaitu
Kabupaten Ciamis, Kuningan, Majalengka, dan Sumedang. Pada saat memilih Desa KKNM
kebetulan saya memilih Desa Girilaya, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Provinsi
Jawa Barat. Desa Girilaya berada didaerah pegunungan yang rawan terjadi longsor, dan
merupakan desa pemekaran. Perlu kerja keras dan tenaga untuk sampai di desa Girilaya
mengingat akses untuk sampai ke desa Girilaya cukup terjal karena berada di kaki gunung.
Desa Girilaya memiliki tiga dusun yaitu Cipeteuy, Pendeuy, dan Calincing.
Pada awal datang ke desa Girilaya jujur rasanya kaget, melihat keadaan desa yang
benar-benar berada di kaki gunung. Dengan keadaan masyarakat yang tidak terlalu banyak
karena merupakan desa yang baru pemekaran. Akan tetapi dibalik itu semua keadaan desa
Girilaya sangat sejuk dan banyak pepohonan. Kita semua anak KKNM tinggal disalah satu
dusun dari tiga dusun yang ada di desa Girilaya, yaitu di dusun Calingcing. Keberadaan
dusun Calingcing merupakan dusun yang berada paling tinggi di desa Girilaya.
Masyarakat di desa Girilaya sangat ramah-ramah sekali, sebagian besar
masyarakatnya bermatapencaharian di bidang Peternakan dan Pertanian. Hal tersebut
membuat saya senang sekali. Sebagai seorang mahasiswa Fakultas Peternakan melihat
potensi tempat KKNM yang bermayoritas bermatapencaharian di bidang Peternakan lumayan
banyak terutama Peternak ayam broiler (ayam pedaging), sisanya terdapat yang memelihara
ternak Domba, Kambing, Kerbau, dan Sapi, walaupun hanya 1-2 ekor, tetapi rasanya senang
sekali. Selain itu ternyata di desa Girilaya terdapat suatu Sekolah Menengah Kejuruan
jurusan Agribisnis Ternak Unggas, menambah saya semangat saya dalam melaksanakan
KKNM di desa Girilaya.
Beberapa hari berjalan saya melihat-melihat peternakan yang ada di desa Girilaya
khususnya yang berada di dusun Calingcing, yang paling sering saya kunjungi yaitu Peternak
Ayam Broiler. Kebanyakan Peternak ayam broiler melakukan pola usaha kemitraan dengan
populasi 1000- 2000 ekor, jadi peternak hanya menyediakan kandang, peralatan, dan tenaga
kerja. Jarang sekali peternak yang melakukan usaha mandiri, padahal apabila dilakukan
secara mandiri keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar. Keberadaan desa sangat cocok
untuk pemeliharaan ayam broiler, dan pemasaran pun tidak terlalu suulit, jadi usaha
pemeliharaan ayam broiler merupakan usaha yang cukup menjanjikan. Melihat potensi
tersebut, didukung juga dengan keberadaan SMK dengan jurusan Agribisnis Ternak Unggas,
saya terdorong untuk memajukan dan membangun peternakan yang ada di desa Girilaya.
Mengingat desa tersebut juga baru pemekaran.
Apabila saya menjadi bagian dari Desa Girilaya yaitu sebagai konsultan peternakan,
saya akan mendorong para peternak, khususnya peternak ayam broiler untuk melakukan
usahanya secara mandiri. Saya akan berusaha membantu peternak untuk lebih maju terlepas
dari pola usaha kemitraan sehingga diharapkan pendapatan peternak menjadi meningkat.
Mengingat di desa Girilaya khusunya belum ada juga sarjana peternakan. Dengan berbagai
potensi tersebut jika aku menjadi warga desa Girilaya saya juga diharapkan akan
memaksimalkan potensi dari generasi-genarasi penerus yaitu anak-anak yang sekolah di
Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Agribisnis Ternak Unggas, untuk mampu nantinya juga
bisa memajukan peternakan ayam di desa Girilaya. Selain itu juga saya siap untuk menjadi
konsultan atau tempat sharing untuk seluruh peternak yang ada di desa Girilaya. Selain
peternak-peternak ayam saya juga ingin sekali mendorong para peternak sapi untuk
meningkatkan populasinya, mengingat potensi pakan yang dapat di integrasikan dengan
bidang pertanian yaitu jerami padi sangat melimpah yang dapat di jadikan bahan pakan
alternatif pakan ternak, mengingat di desa Girilaya pemanfaatan jerami padi masih kurang.
Jadi intinya jika aku menjadi warga desa Girilaya saya siap menjadi konsultan peternakan
yang ada di desa Girilaya untuk lebih maju dan berkembang memaksimalkan seluruh potensi
yang ada, baik peternakan ayam, sapi ataupun kambing.
Jika Aku Menjadi “Seorang Pengusaha Peternakan di Desa Girilaya”
Nama saya Asep Sopian yang merupakan mahasiswa tingkat akhir yaitu semester
7 dari fakultas peternakan. Saya adalah seorang pencinta hewan terutama hewan ternak
karena hewan ternak merupakan hewan yang kebilang bisa menghidupkan diri saya. Keluarga
saya mempunyai ternak sapi perah didaerah yang cukup terkenal yaitu Pangalengan. Populasi
ternak yang saya punya kebilang skala menengah dan saya mencoba menerapkan teknologi
untuk memanajemen usaha yang saya lakoni.
Berawal dari profesi keluarga saya dari peternakan saya mencoba untuk
memperdalam ilmu mengenai peternakan di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran dan
alhamdulilah setelah saya berada di fapet pengalaman saya semakin bertambah mengenai
dunia peternakan. Orang bilang kuliah dipeternakan itu mempunyai masa deapan yang
kurang akan tetapi menurut saya justru di peternakan itu mempunyai masa depan yang cerah
kenapa, karena kebutuhan protein akan hewani masyarakat dari tahun ketahun semakin
meningkat dan produksi protein hewani di Indonesia sendiri masih kurang seperti daging,
susu dan telur. Peternakan merupakan sektor turunan dari pertanian yang dimana antara
pertanian dan peternakan saling berkaitan satu sama lain. Didunia bagain barat peternakan
merupakan sektor utama dibanding dengan kedokteran karena salah satu penyumbang protein
hewani yang dapat mencerdaskan masyarakatnya.
KKNM merupakan salah satu bentuk tri dara perguruan tinggi Universitas
Padjadajaran yaitu pegabdian. Desa yang saya pilih yaitu Desa girilaya kecamatan
panawangan kabupaten ciamis, yang merupakan Desa terpencil didaerah ciamis. Ketika saya
berangkat dari kampus jatinangor menuju Desa girilaya saya merasa heran dan terkejut akan
kedaan Desa Girilaya, karena Desanya benar-benar jauh dari jalan raya sehingga kami harus
menelusuri jalan kecil dan menanjak menuju Desa Giriaya tersebut. Sesampai di Desa
Girilaya saya merasa sedih bercampur senang. Sedihnya Desa kita yang dipilih itu jauh dari
keramaian seperti jauh dari pasar sehingga untuk berbelanja sangat susah dan kamar mandi
diDesa tersebut kebanyakan berada diluar rumah sesrta dibawahnya terdapat empang yang
akan menyebabkan saya merasa khawatir akan kesehatan masyarakat. Setelah saya mencoba
beradaptasi dengan warga setemapat saya melihat warga yang begitu ramah dan sangat
santun karena diDesa tersebut merupakan kawasan pesantrenan dan kebanyakan diDesa
menganut agama islam.
Setelah saya mencoba mengamati potensi didaerah tersebut terutama peternakan
bahwa yang paling mendominasi dan paling banyak yaitu peternakan ayam broiler.
Peternakan ayam yang dipelihara diDesa Girilaya menggunakan sistem kemitraan dengan
rata-rata populasi 200-300 ekor dan manajemen yang digunakan masih tergolong tradisional
mengguakan tenaga manusia untuk sehari-harinya serta pemeliharaan ayam diDesa Girilaya
khususnya dalam perkandangan tidak memperhatikan syarat-syarat pendirian kandang karena
untuk posisi kandang dengan pemukiman sangat berdekatan sehingga bau amoniak yang
dihasilkan oleh kotoran ayam sangat menyengat ke warga sekitar dan akibatnya akan
menyebabkan polusi bagi lingkungan.
Warga Desa Giriaya selain memelihara ayam juga memelihara domba, sapi dan
kelinci dengan populasi yang sangat sedikit sekitar 1-2 ekor. Peternakan domba dipelihara di
sawah dengan alasan supaya dekat pemberian pakan, akan tetapi menurut saya sendiri
pembuatan kandang di sawah kurang baik karena pengontrolannya kurang terperhatikan dan
pemberian pakannnya juga kurang memenuhi gizi yang dibutuhkan.
Apabila saya menjadi seorang peternak didaerah Girilaya, saya akan memajukan
sektor peternakan, saya akan membuat terobosan baru cara berternak yang baik dan benar
serta akan membuat peternakan yang berbasis agrokomplek dimana didalamnya terdapat
sebuah peternakan mulai dari ternak unggas, domba, sapi dan kelinci dalam satu wilayah atau
satu komplek agar dapat memudahkan dalam memanajemen pemeliharaan. Lahan didaerah
Desa girilaya sendiri masih banyak yang belum termanfaatkan, sehingga saya lebih optimis
dalam menjalankan perusahaan peternakan didaerah ini. selain itu saya akan mengajak
masyarakat untuk kerja sama dalam kesuksesan perusahaan peternak ini yaitu dengan cara
sistem kemitraan sehingga dapat menekan tingkat pengangguran di Desa tersebut.
Daerah Girilaya mata pencaharian utama masyarakat sebagai petani yang dimana
daerahnya penuh dengan sawah dan kebun, dengan melihat potensi tersebut saya akan
membuat sebuah peterakan yang berasis integrasi antara peternakan dan pertanian, dimana
limbah pertanian dapat dijadikan bahan pakan ternak dengan cara dilakukan terlebih dahulu
pengolahan agar limbah pertanian mudah dicerna, memiliki nutrisi yang baik, tahan lama,
memiliki palatabilitas yang tinggi dan tidak meracuni ternak. Selain itu saya juga akan
memformulasi ransum tiap-tiap ternak dengan baik dan benar serta menjadikan limbah
sayuran dan padi sebagai bahan baku utama dari pakan sehingga biaya yang dikeluarkan dari
pakan dapat ditekan seminimal mungkin dengan hasil yang optimal. Karena kita ketahui
bahwa biaya yang dikeluarkan terbesar dari usaha peternakan yaitu pakan sekitar 70%.
Limbah pertanian dapat dijadikan pakan ternak begitu juga limbah ternak dapat
dijadikan pupuk organik bagi tanaman dengan cara pengolahan limbah secara terpadu, yaitu
dimana limbah ternak ini dapat diolah menjadi pupuk organik padat, pupuk organik cair,
vermicomposting, dan dapat dijadikan bahan baku pakan lagi sehingga peternakan tidak
menghasilkan limbah lagi (zero waste).
Agar sektor peternakan di Desa Girilaya dapat maju secara terus menerus dan
kemitraan dengan masyarakat dapat lebih maju juga maka saya akan mengadakan
penyuluhan tentang peternakan, seminar rutin peternakan, melakukan rumusan-rumusan ma
parasalah bersama dengan para peternak dan melakukan inovasi-inovasi baru tentang
peternakan agar lebih maju lagi, serta saya akan membuat program untuk para kelompok
peternak agar manajemen pemeliharaannya lebih baik lagi.
Usaha peternakan yang saya jalankan mulai dari hulu sampai dengan hilir yang
dimana terdapat industri pengolahannya sehingga usaha peternakan saya mempunyai produk
sendiri dan dapat di terima di masyarakat umum sehingga menjadi terkenal, Selain membuka
peternakan saya juga akan membuat koperasi yang berbasis syar`I yaitu dimana koperasi
yang akan membantu satu sama lain antar peternak. Koperasinya ini bertujuan untuk
membantu peternak dalam mengatsi masalah dalam hal keuangan dan pengetahuan tentang
peternakan agar peternakannya dapat terhindar dari masalah ekonomi dan supaya peternakan
yang dijalaninya tetap bertahan.
Dengan diadakannya perusahaan peternakan ini diharapkan warga Desa Girilaya
dapat membantu peternakan saya demi kesuksesan bersama dan semoga masyarakat Girilaya
dapat lebih maju serta dapat mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam bidang
peternakan guna masyarakat yang lebih cerdas dan maju di Desa Girilaya.
Jika Aku Menjadi “Kader Kesehatan di Desa Girilaya”
Kesehatan suatu bangsa perlu diperhatikan, karena apabila bangsa kita sehat maka
akan menciptakan suatu generasi yang dapat membangun bangsa kita ini. Untuk itu, haruslah
ada seseorang sebagai penggerak di bidang kesehatan yang secara sukarela mengabdikan
dirinya khususnya di bidang kesehatan. Orang tersebut kita namakan sebagai kader kesehatan
dimana tugas seorang kader kesehatan adalah membantu dalam pembangunan kesehatan di
masyarakat. Menurut Departemen Kesehatan RI di bidang Direktorat Bina Peran serta
Masyarakat, kader kesehatan adalah warga dari masyarakat lingkungan setempat yang dipilih
dari masyarakat lingkungan setempat yang dipilih masyarakat dan juga ditinajau oleh
masyarakat serta dapat bekerja dengan sukarela.
Desa Girilaya ini terletak di Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis. Desa ini
merupakan pemekaran dari Desa Gardujaya untuk pembangunan wilayah ini maka
memisahkan diri. Desa Girilaya terbentuk pada tahun 2007, desa ini memiliki tiga dusun
yaitu Dusun Cipeuteuy, Dusun Calingcing dan Dusun Peundeuy. Desa Girilaya mempunyai
satu Posko Kesehatan Desa dan tiga Posyandu. Disini saya akan membahas tentang masalah
kesehatan yang ada di Desa Girilaya khususnya di bidang kesehatan lingkungan.
Permasalahan yang ada di Desa Girilaya yaitu masih banyaknya MCK (Mandi Cuci
Kasus) yang bersatu dengan empang dan pembuangannya pun ke empang tidak ada
septictank. Dari ke tiga dusun yang masih banyak MCK yang bersatu dengan empang ialah
Dusun Calingcing. BAK dan BAB di empang sudah menjadi suatu kebiasaan masyarakat
yang tidak bisa ditinggalkan oleh warga di Desa Girilaya dan sudah merasa nyaman. Pada
tahun 2012 angka kejadian diare di Desa Girilaya ini sudah berstatus KLB (Kejadian Luar
Biasa).
Melihat kondisi kesehataan yang ada di Desa Girilaya seperti ini, saya berpikir
apabila saya menjadi salah satu kader di Desa Girilaya khususnya bergerak di bidang
kesehatan lingkungan, disini saya akan melakukan beberapa hal yang dapat menurunkan
angka kejadian diare sampai bebas angka kejadiannya. Supaya masyarakat di Desa Girilaya
ini dapat hidup sehat dan bersih. Hal yang pertama yang saya akan lakukan adalah
menyediakan sumber air bersih dan jernih untuk makan dan minum khususnya, kemudian
saya akan membangun beberapa MCK yang bersih dan sehat serta membuat septictank untuk
penampungan kotorannya. Selain itu mengadakan penyuluhan tentang PHBS (Perilaku Hidup
Sehat Bersih) yang dapat di selenggarakan dalam setiap perkumpulan warga misalnya di
Pengajaian tiap hari Jum’at, Posyandu yang dilakukan setiap bulannya, rapat – rapat yang
diadakan disetiap dusun, dan lain sebagainya. Setelah berkembang dan berjalan semuanya
dengan baik, maka saya akan mencanangkan program pembangunan jamban yang sehat dan
bersih di setiap rumah. Program ini adalah suatu program dimana semua warga
bergotongroyong untuk membangun jamban rumahnya secara bergiliran. Dana yang di
alokasikan kita ajukan ke pemerintah selanjutnya di bantu dengan iuran warga dan donatur-
donatur yang lainnya. Sehingga akan tercipta lingkungan yang bersih dari pencemaran
khususnya pencemaran air yang menjadikan penurunan angka kejadian diare bahkan bisa
sampai bebas angka kejadiannya. Apabila hal ini sudah beres diatasi, maka kesehatan
masyarakat yang lainnya pun meningkat.
Jika saya menjadi kader kesehatan lingkungan maka saya akan mengajak ibu-ibu yang
lainnya untuk membantu saya menyebarkan infomasi-informasi tentang kesehatan
lingkungan. Hal yang pertama yang akan saya berikan kepada masyarakat adalah dengan
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang PHBS dan kesehatan lingkungan.
Kedua mengajak dan mendorong semua warga disini untuk BAK dan BAB di jamban yang
telah disediakan. Ketiga adalah memampukan masyarakat agar bisa dan terbiasa BAK dan
BAB di jamban, meskipun merubah suatu kebiasaan akan membutuhkan waktu yang banyak
dengan kita bertekad kuat insyaallah ada jalan. Apabila pengetahuannya sudah baik, ada
kemauan dan motivasi yang tinggi dari masyarakat maka hal ini akan terlaksana dengan baik
dan akan menjadikan kebiasaan yang baik pula.
Selanjutnya, kegiatan pasca penyuluhan dan pemberian motivasi untuk BAK dan
BAB di jamban tadi akan di adakan evaluasi ketercapaian penggunaan jamban bersih dan
sehat di warga Desa Girilaya. Evaluasi ini untuk mengukur sudah sejauh mana warga Desa
Girilaya menggunakan jamban bersih dan sehat yang telah di bangun bersama tadi. Evaluasi
ini akan di pimpin oleh saya sendiri. Cara yang dilakukan dalam evaluasi ini yaitu
menanyakan kepada setiap keluarga di setiap pertemuan apapun tentang kebiasaan BAK dan
BAB di jamban. Dengan adanya evaluasi ini diharapkan semua warga dapat mengevaluasi
anggota keluarganya apakah sudah terbiasa dan belum terbiasa menggunakan jamban sehat
dan bersih. Apabila sudah terbiasa maka harus ditinhkatkan dan bagi yang belum terbiasa
harus membiasakan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik.
Jika Aku Menjadi “Kepala Desa Girilaya”
Nama saya Shendy Aditya Anggara. Saat ini saya menempuh pendidikan di
Universitas Padjadjaran dengan pilihan jurusan Ilmu Kelautan. Sekarang saya sedang berada
di semester 6, dan sudah ssatnya saya mengambil mata kuliah wajib yaitu KKNM. KKNM
merupakan singkatan dari Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa dimana mata kuliah ini terdapat
pada kurikulum di setiap jurusan yang ada di Universitas Padjadjaran. Tujuan dari mata
kuliah KKNM ini yaitu bagaimana mahasiswa bisa belajar dari kehidupan masyarakat dengan
cara membaur, mengabdi, dan berinteraksi dengan masyarakat Desa. Oleh karena itu, setiap
mahasiswa dari setiap jurusan dibentuk menjadi kelompok kecil sekitar 20-21 orang yang
akan ditempatkan disauatu desa yang terpencil termasuk saya ditempatkan di Desa yang
ernama Girilaya merupaka desan yang berada di Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis.
KKNM yang diadakan pada bulan Juni Pada tahun 2015 ini diadakan di Beberapa
Desa yang berada di 4 Kabupaten yaitu Ciamis, Kuningan , Majalengka dan Sumedang. Saya
dan teman-teman melakukan kegiatan KKNM ini selam sebula dimulai dari tanggal 27 Juli
2015 hingga 27 Agustus 2015. Disini kami dituntun untuk dapat membaur denga cara
berinteraksi dengan masyarakat desa termasuk Perangkat Desa seperti Kepala Desa, Kepala
Dusun, Tokoh Agama dan ain sebagainya. Selain itu, kami dituntun untuk dapat belajr
bagaimana kehidupan masyarakat di Desa yang tentu saja terdapat beberapa perbedaan dari
masyarakat modern di kota-kota besar.
Di Desa tepatnya di pondokan, disuatu malam yang hening dimana hanya terdengan
suaru angin gunung yang nyiur melambai menggerakan pohon-pohon, dimana suhu semakin
rendah, dinginya menusuk tulang. Disana saya mulai bermimpi bagaiman jika saya menjadi
Kepala Desa di Desa Girilaya. Desa Girilaya merupakan desa yang terdapat di Kecamatan
Panawangan, Kabupaten Ciamis. Desa ini berbatasan dengan dengan desa Cinyasag, hanya
saja perlu waktu dan perjuangan yang cukup lama untk bisa sampi di Desa ini, dibandingkan
dengan Desa Cinyasag karena desa ini berada di lereng pegunungan. Desa Girilaya ini terdiri
dari 3 Dusun yaitu Calincing, Peundeuy dan Cipeuteuy. Setiap dusun mempunyai
demografiyang berbeda satu sama lain dari mulai mata pencaharian, tingkat pendapatan dan
lain sebagainya, walaupun tidak begitu besar perbedaannya karena masih dalam satu lingkup
Desa.
Masyarakat di Desa Girilaya ini sebagian besar bermata pencaharian sebgai petani
sawah, sayur dan buah, adapun mata pencaharian yang lain seperti peternak ayam, membuka
usaha warung dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan potensi alam desa yang memang
cocok untuk dijadikan ladang usaha untuk bertani dan berternak. Jika dilihat dari data
demografi kebanyakan masyarakat di desa ini tingkat pendidikannya sangat rendah, dimana
hanya sedikit sekali masyarakat desa yang lulusan Sarjana. Budaya di desa girilaya ini masih
cukup kental dilihat dari budaya gotong-royong, sopan santun dan ramah tamah antar warga.
Mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat desa yaitu Islam bahkan 100% masyarakat di
desa ini beragama Islam. Oleh karena itu, aspek kerohanian di desa ini masih kental dimana
tokoh agama si desa ini menjadi tokoh central yang sangat berpengaruh.
Dan jika saya menjadi Kepala Desa, saya akan mecoba untuk tetap memepertahankan
budaya tersebut agar tidak tergerus oleh jaman yang semakin modern. Karena hal tersebut
dapat menjadi identitas tersendiri bagi Desa Girilaya. Selain itu, saya akan mecoba
mengajukan usulan pendanaan ke pemerintah setempat untuk perbaikan jalan untuk
memudahkan akses mobilitas warga. Dan hal terpenting yang perlu ditumbuhkan pada warga
di desa ini yaitu sikap kreatif dan berinovasi. Jika saya melihat warga desa ini mempunyai
sikap kerja yang sangat tinggi, namun mereka tidak cukup kreatif dan dapat berinovasi pada
hasil kerja mereka yang menjadikan mereka berada pada taraf kemiskinan.
Selain jalan untuk memudahkan akses mobilitas yang perlu dibenahi di desa ini yaitu
peningkatan infrastruktur seperti listrik dan air. Kedua hal tersebut merupakan dua hal
penting yang sangat dibutuhkan manusia, namun di desa ini kedua hal tersebut masih kurang
diperhatikan, dimana ketersediaan air masih cukup minim. Intinya Desa Girilaya ini
merupakan daerah yang sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah yang
maslahat dan berpotensi menjadi daerah wisata dilihat dari potensi alam disekitarnya.
Mungkin ini hanya mimpi di satu malam yang dingin, namun satu hal pelajaran yang
bisa saya mabil yaitu tetap bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan dan tetap berusaha
akan apa yang kita inginkan.
Jika Aku Menjadi “Anggota GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) di Desa
Girilaya”
KKNM atau Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa. Siapa sangka bahwa akhirnya saya yang
akan menghadapi itu di bulan Juli – Agustus tahun ini? Siapa sangka bahwa nama Girilaya
yang akhirnya saya klik di layar laptop saya pada bulan April lalu? Bahkan tempat itu belum
saya ketahui, belum saya jamah, dan saya lihat sebelumnya. Mata kuliah itu harus saya
tempuh sebagai bentuk pengabdian saya yang adalah mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Kegiatan yang berfungsi sebagai ajang atau kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan
mendekatkan diri dengan masyarakat, mengidentifikasi permasalahan dan potensi dalam
masyarakat, serta mencari beberapa alternatif pemecahan masalahnya ini saya tempuh di
akhir Semester 6 dengan keyakinan bulat bahwa saya bisa mengabdi di Desa tempat saya
tinggal nanti. Satu bulan mengharuskan kami mahasiswa KKNM untuk beradaptasi dari
‘keras’nya kehidupan Desa. Tempat yang berbanding terbalik dengan kehidupan kami
sebelumnya, kehidupan ‘enak’ kami selama di sekitar rumah dan kampus, kehidupan yang
serba ada dan serba mencukupi. Meskipun kehidupan ‘keras’ itu tidak sebanding dengan pola
pembinaan yang diwajibkan saat menjadi mahasiswa baru di jurusan saya, Teknik dan
Manajemen Industri Pertanian. Belum banyak orang yang mengetahui Fakultas bahkan
Jurusan yang baru berusia 10 tahun tersebut. Fakultas Teknologi Industri Pertanian
merupakan Fakultas baru hasil pemekaran dari Fakultas Pertanian yang dibentuk pada tahun
2005 itu membawa misi untuk melaksanakan penelitian dan penerapan teknologi yang
mendukung kemajuan teknologi industri pertanian. Setiap lulusannya diharapkan dapat
mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pertanian melalui
kegiatan penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat. Hal itu yang menjadi motivasi saya
untuk menancapkan hati saya di Desa Girilaya, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis
ini. Berbekal ilmu yang sudah saya pelajari di semester sebelumnya, saya yakin dapat
memberikan dan membagi apa yang saya ketahui kepada warga Desa Girilaya.
Desa Girilaya, suatu desa yang terletak di atas gunung, mempunyai pemandangan
yang asri dan menyejukkan. Udara dingin dan menusuk kulit tak terhindari di setiap pagi dan
malamnya. Sawah hijau membentang di sekitaran rumah warga, sungai tampak berliku
menyusuri pinggir sawah sebagai bentuk irigasi dan drainase di sawah atau kebun tersebut.
Desa yang merupakan pemekaran dari Desa Gardujaya ini sudah mempunyai aspek politik
dan kelembagaan yang baik. Kantor Desa yang baru saja diresmikan pada tahun 2008
tersebut adalah tempat penampungan para staff dan pejabat Desa Girilaya. Jalan yang
berbatu, terjal, menanjak, dan menurun tajam membuat sebagian masyarakat di desa ini
mempunyai kendaraan bermotor sebagai transportasi sehari-hari. Ada tiga dusun besar yang
melingkupi Desa Girilaya ini, yaitu Dusun Calingcing, Dusun Peundeuy, dan Dusun
Cipeuteuy. Dusun yang paling jauh adalah Dusun Cipeuteuy. Butuh kurang lebih satu jam
jika berjalan kaki menuju dusun itu dari rumah kami. Kami tinggal di dusun yang berada di
paling atas yaitu Dusun Calingcing. Pak Elon adalah Bapak Kepala Dusun tersebut. Suatu
kehormatan sekali pada hari pertama kami menetap di rumah ini, beliau dengan senang hati
mengunjungi kami. Beliau mengatakan hampir setiap penduduknya bermata pencaharian
petani. Ada juga peternak, penyuling cengkeh, dan produsen gula aren. Hal itu semakin
membuat saya ingin mengetahui lebih lanjut sejauh mana masyarakat Desa Girilaya ini
mengetahui tentang teknologi pertanian.
Hari ketiga kami dibagi menjadi tiga kelompok besar untuk disebar ke tiga dusun
tersebut. Saya dan enam orang mahasiswa lain kebagian untuk menjelajahi Dusun Cipeuteuy,
Dusun yang lebih dekat dengan Desa Cinyasag. Terasa sekali keringat bercucuran ketika
kami melakukan perjalanan ke Dusun itu. Bedanya dengan Dusun Calingcing dan Peundeuy,
Dusun Cipeuteuy memiliki kehidupan ekonomi yang jauh lebih baik daripada kedua dusun
lainnya. Hal itu terbukti dari banyaknya rumah yang sudah bagus dan berpagar, balai dusun
yang baik, adanya tempat berkumpul karang taruna, dan jaringan komunikasi yang sangat
baik. Jika di dua dusun sebelumnya sangat sulit mencari jaringan atau sinyal pada ponsel
genggam, sedangkan di dusun ini jaringan penuh dan akses internet pun lancar. Destinasi
pertama kami adalah mengunjungi kediaman Pak Muhtar, Bapak Kepala Dusun Cipeuteuy.
Beliau adalah seorang pengrajin kayu atau meubel. Sedikit saya bertanya mengenai proses
masyarakat dalam bertani, beliau mengatakan bahwa sebagian masyarakat sudah mempunyai
mesin penggiling padi sendiri dan traktor tangan (traktor dua roda/traktor mesin 2WD). Tapi
hanya masyarakat yang mampu dan mempunyai sawah luas yang mempunyai traktor dan
mesin tersebut. Selebih itu penanganan pasca panen dilakukan manual seperti mengarit padi
dan memisahkan padi dari batangnya. Beliau juga menjelaskan bahwa terdapat empat
GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) yaitu Taruna Mekar I, Taruna Mekar II,
Banyuresmi, dan Kelapa Dua. Sayangnya, kelompok Tani di Desa Girilaya ini kurang aktif.
Banyak anggotanya yang bahkan tidak mengetahui tentang pertanian secara keseluruhan.
Saya dan Koordinator Desa, Feisal Rachman, mahasiswa Fakultas Pertanian, pun heran
dengan keadaan tersebut. Bagaimana bisa Desa ini mempunyai banyak GAPOKTAN tapi
tidak satupun ketua dan anggotanya ahli dalam bidang pertanian?
Pada halnya, sudah bagus jika masyarakat Desa Girilaya ini sudah mengenal traktor
dan mesin dalam pengolahan pasca panen padi. Itu berarti kemajuan teknologi sudah mulai
dapat dirasakan oleh mereka walaupun sebagian besar masih dilakukan secara manual. Di
hari kesepuluh kami, saya ikut membantu salah satu warga yang sedang memanen padi.
Mereka membagi tugas, sang bapak memarit padi dan membawanya kepada ibu, sedangkan
ibu memisahkan padi dari batangnya dengan cara memukulkan ke salah satu bidang miring
yang terbuat dari kayu. Ibu itu berkata bahwa setelah padi dipisahkan dari batangnya (gabah),
proses selanjutnya adalah penjemuran gabah sampai kering sebelum digiling untuk dijadikan
beras. Proses penggilingan padi bisa dilakukan di warga yang hanya mempunyai mesin
penggiling padi tersebut. Miris. Sentuhan pemerintah masih minim untuk aspek teknologi
pertanian di Desa Girilaya ini. Mungkin karena letaknya yang di atas gunung membuat Desa
ini sulit untuk dijangkau. Padahal jika dilihat dari sumber daya alam yang terdapat di Desa
Girilaya ini, setiap panen padinya sudah bisa mencukupi kebutuhan seluruh warga desa.
Jika saya menjadi anggota GAPOKTAN Desa Girilaya, saya akan berdiskusi dengan
seluruh staff dan pejabat Desa mengenai pemasokan mesin pengolahan pasca panen di Desa
Girilaya ini. Dana memang selalu menjadi masalah utama, namun itu bukan masalah jika
semua warga desa mau bekerjasama dan membangun desanya menjadi desa yang lebih baik
khususnya di bidang pertanian. Tidak hanya traktor tangan dan mesin penggiling padi yang
harus dimiliki warga yang bermata pencaharian petani, mesin sortasi warna untuk padi dan
mesin sortasi grading sayur dan buah sebaiknya juga dimiliki oleh Desa walaupun satu buah
saja. Karena tidak hanya padi yang mereka tanam, segala jenis sayuran hijau dan buah segar
masih bisa kami lihat banyak di sini. Namun biasanya sayuran dan buah tersebut langsung
mereka konsumsi tanpa tahu kualitas makanan tersebut. Mesin sortasi warna untuk biji-bijian
dapan mencegah konsumsi beras yang buruk yang dapat berakibat pada kesehatan mereka,
begitu juga dengan fungsi mesin sortasi grading buah dan sayur. Selain pemasokan mesin
pengolahan pasca panen, perlunya penyuluhan lanjut mengenai teknologi pertanian seperti
cara memasak sayuran yang baik dan benar, bagiamana cara merawat traktor tangan supaya
traktor itu tidak slip dan skid ketika dipakai untuk membajak sawah, bagaimana menyalurkan
air untuk irigasi dan membuat saluran air untuk drainasenya, dan bagaimana sistem
manajemen agribisnisnya setelah beras siap untuk dijual. Oleh karena itu, butuh kerjasama
yang baik antara saya, anggota GAPOKTAN yang lain, staff dan pejabat Desa, serta
Pemerintah Kabupaten Ciamis khususnya untuk merealisasikan kemajuan teknologi pertanian
di Desa Girilaya ini.
Diharapkan seluruh staff dan pejabat desa juga memperhatikan tingkat kesejahteraan
semua warga Desa dalam aspek lain, tidak hanya dari segi teknolgi pertaniannya saja. banyak
potensi yang bisa digali dari Desa ini, dan itu bisa menjadi point plus bagi masyarakat luar
yang suatu hari mengunjungi Desa Girilaya. Kabar baik itu akan selalu saya nantikan dari
Desa ini. Entah kapan saya bisa datang menjenguk Desa ini lagi, saya harap kebahagiaan dan
ketulusan setiap warganya tidak akan pernah pudar dimakan jaman.
Jika Aku Menjadi “Guru di Desa Girilaya”
Nama saya adalah Frisdio Fercanza, saya merupakan mahasiswa rantau dari Padang,
Sumatera Barat yang berusaha mengadu nasib dengan berkuliah di Universitas Padjajaran. Di
Unpad, saya merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Geologi. Sekarang saya berada di akhir
dari semester 6 dan akan segera memasuki semester 7. Di awal semester 6, saya dan sebagian
besar mahasiswa lain nya yang satu angkatan dengan saya, mengambil salah satu mata kuliah
wajib yang ada di setiap jurusan di Unpad yaitu mata kuliah KKNM. Dalam mata kuliah ini,
mahasiswa nanti nya akan digabungkan kedalam satu kelompok, dimana setiap kelompok
terdiri dari mahasiswa-mahasiswa berbagai macam jurusan ilmu yang ada di Unpad. Anggota
kelompok nya sendiri ada sekitar 20 sampai 22 orang mahasiswa yang akan disebar di
beberapa daerah yang ada di Jawa Barat. KKNM sendiri memiliki kepanjangan Kuliah Kerja
Nyata Mahasiswa, tugas utama mahasiswa dalam KKNM ini adalah bagaimana cara nya agar
mahasiswa bisa berkuliah secara nyata di dalam kehidupan masyarakat dengan mendapatkan
ilmu langsung dari masyarakat. Dengan cara ini nanti nya mahasiswa diharapkan bisa
menjadi mahasiswa yang bisa berbaur dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat dan juga
bisa menjadi mahasiswa yang melakukan pengabdian dalam kehidupan bermasyarakat, sesuai
dengan tri dharma perguruan tinggi.
KKNM Unpad 2015 terdiri dari dua gelombang, gelombang pertama diadakan di
bulan Januari – Februari dan gelombang kedua dilakukan di bulan Juli – Agustus. Saya
merupakan salah satu mahasiswa yang mengambil mata kuliah KKNM yang akan
diberangkatkan di gelombang kedua. Saya mendapatkan kelompok yang akan ditempatkan di
Desa Girilaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis. Kelompok saya terdiri dari 21
orang mahasiswa yang berasal dari beberapa fakultas, seperti: kedokteran, kedokteran gigi,
keperawatan, teknik pangan, psikologi, informatika, pertanian, peternakan, kelautan, ilmu
sosial ilmu politik, hukum, ekonomi, dan juga teknik geologi. Kami semua berusaha menjadi
satu tim dan satu kesatuan keluarga yang akan bersama-sama menuntut ilmu selama satu
bulan di program KKNM ini.
Pada tanggal 27 Juli 2015, kami mahasiswa yang memilih mata kuliah KKNM Unpad
2015 gelombang kedua diberangkat dari kampus Unpad Jatinangor menuju desa masing
masing. Saya dan teman-teman satu kelompok kebagian jatah bus nomor 5. Pada saat
keberangkatan ini lah pertama kali saya melihat seluruh wajah teman kelompok kkn saya,
karena di pertemuan sebelumnya kita belum pernah kumpul lengkap. Rasanya senang sekali
bisa mengenal teman-teman baru yang berasal dari latar belakang yang berbeda, kami
berusaha untuk saling kenal dan saling bercerita satu sama lain nya. Dalam keberangkatan
menuju Desa Girilaya, kami berbarengan juga dengan teman-teman lain yang akan kkn di
Desa Cinyasag. Desa kami dengan Desa Cinyasag bersebelahan. Sebelum kami sampai ke
Desa Girilaya, kami pasti akan melewati Desa Cinyasag. Desa Cinyasag berada lebih dekat
dengan jalan raya dibandingkan dengan desa kami. Desa kami berada pada lereng
pegunungan dengan ketinggian wilayah sekitar 697 mdpl, udara nya sangat dingin dan sejuk.
Wilayah desa ini masih sangat hijau, terdapat banyak kebun dan sawah yang mewarnai desa
ini dengan indah. Dilihat dari demografi nya, desa ini bukan merupakan desa yang besar.
Desa ini hanya terdiri dari 3 dusun, yaitu dusun cipeutey, pendeuy, dan calincing. Dari ketiga
dusun ini jumlah KK yang terdaftar di bale desa ada sekitar 785 KK, dengan jumlah
penduduk lebih kurang 2391 jiwa.
Setelah melalui perjalan cukup panjang dari Jatinangor, akhirnya kami sampai di Desa
Girilaya. Kami satu kelompok menginap di rumah yang sama. Rumah kami berada di Dusun
Calincing. Pemilik rumah menyambut kami dengan sangat ramah dan baik. Sesampai nya di
rumah, kami langsung membenahi barang bawaan dan membagi sisi rumah yang akan kami
tempati bersama. Di rumah ini lah semua kegiatan kami awali. Kami rutin melaksanakan
rapat harian untuk merencanakan kegiatan bermanfaat yang dapat kami lakukan setiap hari
nya. Banyak hal telah kami lakukan di desa ini. Mulai dari bersilaturahmi dengan warga
sekitar, membantu pekerjaan warga, mengajar di sekolah-sekolah sekitar, bermain bersama
anak-anak sekitar, mengikuti kegaiatan desa, dan lain sebagai nya. Sangat bahagia rasanya
jika kedatangan kami bisa memberi manfaat bagi warga dan lingkungan sekitar.
Diantara seluruh kegiatan yang telah kami lakukan di Desa Girilaya, ada satu kegiatan
yang sangat berkesan bagi saya pribadi. Saya sangat terkesan ketika diberikan kesempatan
mengajar di SD dan SMK yang ada di desa. Saya merasa senang ketika saya bisa berbagi
ilmu dengan adik-adik yang sedang menuntut ilmu. Saya melihat mereka semua selalu
antusias mendengarkan apa yang saya sampaikan. Di SD saya pernah mengajar mata
pelajaran olahraga dan agama islam, anak anak SD sangat senang jika dalam belajar diselingi
dengan aktifitas bermain. Melihat mereka bahagia dan tertawa dengan apa yang saya berikan
merupakan suatu kepuasan dan kebahagian tersendiri bagi saya. Di SMK saya diberi
kesempatan mengajar mata pelajaran fisika. Mata pelajaran ini merupakan salah satu mata
pelajaran yang mereka takuti, tak banyak ternyata yang gemar belajar fisika di kelas yang
saya ajar. Akan tetapi, mereka terlihat berusaha menghargai kedatangan saya, dengan
keadaan seperti itu saya berusaha memberikan motivasi sebelum memulai pelajaran. Saya
berusaha menyampaikan penting nya pelajaran fisika untuk mereka semua, saya katakan
keapada mereka, apa jadinya hidup ini jika kita tak kenal dengan ilmu fisika, bagaimana
penting nya kita harus mengetaui setiap pergerakaan fisik dari suatu benda yang ada di bumi
ini. Dengan hal itu akhirnya mereka terlihat lebih penasaran dengan apa yang akan saya
sampaikan. Saya mendapatkan pelajaran baru dari mereka semua, ternyata untuk membuat
orang tertarik pada suatu hal yang terlihat sulit kita harus bangkitkan dulu rasa ingin tau nya,
kita harus sampaikan dulu apa manfaat dan keuntungan pribadi yang akan dirasakan dengan
mempelajari hal tersebut. Semua tidak harus diawali dengan paksaan, tapi alangkah lebih
baik nya jika semua diawali dengan kesadaran.
Setelah diberi kesempatan berbagi ilmu dengan adik-adik yang ada disekitar desa,
saya merasa ketagihan dan semakin penasaran dengan profesi seorang guru. Saya merasa
pekerjaan menjadi seorang guru itu sangat mulia, tanpa guru mungkin sekarang saya bukan
siapa-siapa, tanpa guru mungkin banyak orang-orang yang tak akan mendapatkan kehidupan
layak. Saya sangat merasa harus berterima kasih dengan semua guru yang telah memberikan
banyak hal bermanfaat bagi saya. Saya melihat ada secercah harapan untuk kehidupan yang
lebih baik dari adik adik yang pernah saya ajar jika mereka diberikan pengajaran yang baik.
Saya melihat mereka semua sebagai anak bangsa yang juga harus diperhatikan lebih dari sisi
pendidikan nya. Masih banyak di desa ini yang menjadikan pendidikan sebagai formalitas,
bukan sebagai kewajiban yang kelak akan menopang kehidupan nya menuju kehidupan yang
lebih baik dan mapan. Harus banyak bersyukur rasanya ketika saya diberikan kesempatan
untuk menempuh pendidikan yang lebih baik dan layak dibandingkan mereka semua, dan
harus lebih bersyukur rasanya jika saya bisa diberi kesempatan untuk berbagi nikmat ilmu
dan pendidikan yang diberikan Allah SWT kepada saya. Saya berharap apa yang pernah saya
berikan untuk mereka semua bisa menjadi hal yang bermanfaat untuk mereka, dan kelak
mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan layak melalui pendidikan yang
pernah mereka tempuh.
Untuk mengakhiri tulisan ini, saya ingin menulis satu pesan moral yang saya dapatkan
selama saya diberi kesempatan berbagi ilmu dengan orang yang sama-sama sedang menuntut
ilmu. “Banyak hal yang menurut kita sulit dan tidak berguna untuk diri kita disaat kita sedang
berjuang menuntut ilmu yang kita harapkan bisa menjadi penyebab dari kesuksesan kita,
termasuk dalam hal berbagi ilmu, banyak orang yang menganggap ini belum saat nya, dan
masih banyak orang lain yang pantas memberikan nya. Tapi ingat lah! Sebaik-baik nya ilmu,
adalah ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang, tidak akan ada yang bisa menjamin bentuk
kesuksesan dari ilmu yang kita punya, tapi setidaknya kita bisa merasa sukses dengan sangat
cepat ketika ilmu yang kita sampaiakan bermanfaat dan membantu kehidupan orang lain”.
“Jika Aku Menjadi Seorang Kepala Desa Girilaya”
Nama saya Muhammad Rizki M mahasiswa dari Fakultas Teknik Geologi. Saya adalah
salah satu dari dua puluh orang mahasiswa lainnya dari berbagai fakultas lainnya yang
memilih Desa Girilaya, sebagai tempat melaksanakan tugas wajib yang diselenggarakan oleh
salah satu universitas ternama di Indonesia Universitas Padjadjaran yaitu tugas untuk
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Integratif. Apakah itu sengaja atau tidak
sengaja untuk memilih ploting di Desa Girilaya, intinya kita semua ber-dua puluh satu orang
sudah ditakdirkan untuk menjalani kegiatan KKNM ini bersama sama.
Girilaya, secara geografis merupakan desa yang terletak di Kecamatan Panawangan,
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tepatnya berbatasan langsung dan lebih tinggi dari desa
Cinyasag. Giri memiliki arti gunung dan laya berarti tempat jadi secara teknis Girilaya
memiliki arti suatu tempat yang berada di tempat yang tinggi atau perbukitan. Girilaya, desa
yang terbagi atas 3 dusun yaitu Dusun Cipeuteuy, Pendeuy, dan Dusun Calingcing. Girilaya
adalah nama desa yang saya pilih ketika ploting desa KKNM yang diselenggarakan oleh
Universitas Padjadjaran bersama dengan teman saya di Fakultas Teknik Geologi.
Girilaya adalah nama desa dimana saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan
orang-orang yang bagi saya mengagumkan masing-masing pribadinya. Girilaya adalah
tempat dimana terdapat kenangan-kenangan spesial saya bersama teman teman KKN saya
dan tempat dimana saya banyak mendapatkan ilmu bagaimana cara bermasyarakat yang baik,
pengalaman menarik yang tidak akan pernah terlupakan, dan hal lainnya yang tidak akan
pernah saya dapatkan di kehidupan sehari-hari yang sudah saya jalani. Girilaya adalah suatu
nama tempat yang akan mengingatkan saya akan bagaimana indahnya masa-masa KKN itu
sebenarnya.
Setidaknya sudah dua puluh enam hari KKNM ini saya lalui saat saya membuat tugas
ini, sudah bisa dikatakan lumayan banyak yang bisa saya dapatkan baik materi ataupun tidak
dari kegiatan yang saya lakukan ini. Saya memberi judul tugas ini “Jika Aku Menjadi Kepala
Desa”. Kenapa harus jadi Kepala Desa? Sebenarnya permasalahan yang dimiliki oleh desa ini
lumayan banyak, dan untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang lumayan banyak tersebut
dengan tepat cepat dan efisien sudah sepatutnya saya harus menjadi orang yang sangat
berpengaruh di desa ini. Dan posisi yang paling pas untuk menyelesaikan itu semua adalah
posisi Kepala Desa Girilaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis.
Sebelum berbicara tentang permasalahan yang dimiliki oleh desa ini, sebaiknya kita
bahas terlebih dulu mengenai potensi apasaja yang dimiliki oleh desa ini. Sesuai dengan
profesi warga di desa ini yang mayoritas adalah petani dan hasil panen yang banyak tiap
tahunnya, membuktikan bahwa tanah yang ada di bumi Desa Girilaya ini merupakan tanah
yang sangat subur sehingga. Keindahan alam yang dimiliki desa ini sangat menarik dengan
adanya hutan pinus diatas bukit yang pastinya masih tergolong asri karena jauh dari
perngaruh manusia. Dan juga warga warga desa ini yang sangat ramah serta anak anak muda
yang memiliki keinginan untuk menjadi orang yang berpengaruh untuk Indonesia.
Akan tetapi ada beberapa hal yang menghambat potensi-potensi yang ada di desa ini,
mulai dari pribadi kepala desa yang kurang meperhatikan bagaimana desa ini dapat lebih
berkembang. Lalu sebagian besar akses jalan di desa ini hanya sebatas batu-batu yang
disusun saja, tentu saja ini akan menghambat mobilitas warga dengan berbagai keperluan
mereka masing masing. Di bidang pertanian, walaupun tanah disini sangatlah subur, akan
tetapi para petani disini masih menggunakan cara konvensional untuk menggarap bisnis
pertanian mereka yang mayoritas bertani di sawah. Dan hal terakhir yang menurut saya patut
diperhitungkan adalah mengenai akses internet yang menurut saya masih kurang karena akses
yang cepat belum bisa didapatkan oleh warga di desa ini,
Jika saya menjadi kepala desa di Desa Girilaya ini, ada dua hal penting yang akan ada
di kepala saya yaitu bagaimana diri saya dapat menjadi panutan bagi warga dan mengenai
pembangunan. Dengan diri saya sebagai orang yang paling berpengaruh sudah sepatutnya
saya menjadi contoh yang baik bagi warga. Misalnya dengan saya harus belajar terus menjadi
pribadi yan bijak, berbudi luhur dan insan yang sholeh sehingga orang-orang mejadi lebih
memandang kepala desa sebagai panutan yang tepat untuk mereka. Ini semua saya sebutkan
di dalam tugas ini karena menurut saya kepala desa Girilaya yang menjabat ketika saya
melakukan KKN melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang kepala
desa yaitu mengikuti acara dangdutan. Kepala Desa itu nekad bergoyang riya atau bisa kita
sebut dengan nyawer di depan warga dan juga di depan istri dan anaknya. Dilihat juga dari
keadaan desa yang menurut saya masih kurang terperhatikan. Ya, dengan pembangunanlah
desa ini bisa menjadi desa yang dapat dipandang dan menjadi desa yang dapat menuntun
warga-warganya untuk menjadi lebih sejahtera. Di bidang apa saja pembangunan akan saya
lakukan? Yang pertama adalah rusan yang paling penting yaitu mengenai akses jalan di
Girilaya ini yang mayoritas di berbagai tempat di desa ini masih berupa jalan berbatu. Hal ini
pastinya akan mengganggu mobilitas warga dengan segala urusannya masing masing. Yang
kedua, adalah saya akan mengadakan penyuluhan kepada para petani bahwa memang lebih
baik untuk mengolah sawah mereka dengan lebih modern agar mereka dapat menghasilkan
padi dengan lebih cepat dan efisien serta kualitas yang bagus. Ini semua tidak berakhir pada
penyuluhan saja, tetapi sebisa mungkin saya usahakan agar pemerintah dapat membantu
warga hingga mereka memiliki perangkat yang bisa mereka gunakan untuk mengolah sawah
mereka dengan lebih modern.
Yang ketiga, mengenai pariwisata di desa ini yang belum ada. Padahal di desa ini
memiliki potensi alam yang cukup indah dengan keberadaan hutan pinus di desa ini. Dengan
adanya wahana pariwisata di desa ini Desa Girilaya akan lebih terkenal minimal disekitaran
ciamis tentunya dengan penanganan yang tepat. Keempat, saya akan memperbanyak tenaga
pengajar di desa ini, baik tenaga pengajar sd dan yang sederajat smp, mts, dan pengajar di
SMK di Girilaya. Apa itu dengan mendatangkan pengajar dari luar kota ataupun
meningkatkat kualitas pengajar di desa sendiri. Lalu hal terakhir menurut saya perlu dibenahi
adalah mengenai masalah sinyal telephone di desa ini. Banyak desa-desa di Indonesia telah
memiliki akses internet yang cepat, kenapa di desa ini aksesnya masih lambat sedangkan di
desa sebelah akses internetnya sudah bisa dikatakan bagus.
Tapi bagaimanapun banyak memberikan wasiat kepada diri saya pribadi dan itu semua baru
hanya sebatas tulisan saja, hal pasti yang bisa saya lakukan adalah mendoakan agar desa ini
semakin membaik dari segala aspek yang dimilikinya, warga warganya sejahtera, dan
pembangunan berjalan lancar, Aamiin.