58

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesiahttp://www.bi.go.id

Page 2: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

BANK INDONESIAUntuk informasi lebih lanjut hubungi:Divisi Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi KebijakanGrup Kebijakan MoneterDepartemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Telepon : +62 61 3818163 +62 21 3818206 (sirkulasi)Fax. : +62 21 3452489E-mail : [email protected] : http://www.bi.go.id

Page 3: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

i

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INdONEsIA

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Laporan Kebijakan Moneter dipublikasikan secara triwulanan oleh Bank Indonesia setelah

Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan Desember, April, Juli, dan Oktober. Selain

dalam rangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, laporan ini berfungsi untuk dua

maksud utama, yaitu: (i) sebagai perwujudan nyata dari kerangka kerja antisipatif yang

mendasarkan pada prakiraan ekonomi dan inflasi ke depan dalam perumusan kebijakan

moneter, dan (ii) sebagai media bagi Dewan Gubernur untuk memberikan penjelasan

kepada masyarakat luas mengenai berbagai pertimbangan permasalahan kebijakan yang

melandasi keputusan kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Dewan Gubernur

Darmin Nasution Gubernur

Hartadi A. Sarwono Deputi Gubernur

Muliaman D. Hadad Deputi Gubernur

Ardhayadi Mitroatmodjo Deputi Gubernur

Budi Mulya Deputi Gubernur

Halim Alamsyah Deputi Gubernur

Ronald Waas Deputi Gubernur

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERTRIwuLAN III 2012

Page 4: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

ii

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INdONEsIA

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Page 5: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

iii

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INdONEsIA

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

strategi Kebijakan Moneter

Prinsip Dasar

Kebijakan moneter dengan ITF menempatkan sasaran inflasi sebagai tujuan utama (overriding objective) dan jangkar nominal (nominal anchor) kebijakan moneter. Dalam hubungan ini, Bank Indonesia menerapkan strategi antisipatif (forward looking) dengan mengarahkan respon kebijakan moneter saat ini untuk pencapaian sasaran inflasi jangka menengah ke depan.

Penerapan ITF tidak berarti bahwa kebijakan moneter tidak memperhatikan pertumbuhan ekonomi. Paradigma dasar kebijakan moneter untuk menjaga keseimbangan (striking the optimal balance) antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap dipertahankan, baik dalam penetapan sasaran inflasi maupun respon kebijakan moneter, dengan mengarahkan pada pencapaian inflasi yang rendah dan stabil dalam jangka menengah-panjang.

Sasaran Inflasi

Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia telah menetapkan dan mengumumkan sasaran inflasi IHK setiap tahunnya. Berdasarkan PMK No.143/PMK.011/2010 sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk periode 2010 – 2012, masing-masing sebesar 5,0%, 5,0%, dan 4,5% dengan deviasi ±1%.

Instrumen dan Operasi Moneter

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate merupakan suku bunga sinyaling dalam rangka mencapai sasaran inflasi jangka menengah panjang, yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu.

Dalam rangka implementasi penyempurnaan kerangka operasional kebijakan moneter, terhitung sejak tanggal 9 Juni 2008 Bank Indonesia melakukan perubahan sasaran operasional dari suku bunga SBI 1 bulan menjadi suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).

BI Rate diimplementasikan dalam operasi moneter melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter yang tercermin pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian likuiditas di pasar, operasi moneter harian dilakukan dengan menggunakan seperangkat instrumen moneter dan koridor suku bunga (standing facilities).

Proses Perumusan Kebijakan

BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur melalui mekanisme Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance kebijakan moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG mingguan. Perubahan dalam BI Rate pada dasarnya menunjukkan respons kebijakan moneter Bank Indonesia untuk mengarahkan prakiraan inflasi ke depan agar tetap berada dalam lintasan sasaran inflasi yang telah ditetapkan.

Transparansi

Kebijakan moneter dari waktu ke waktu dikomunikasikan melalui media komunikasi yang lazim seperti penjelasan kepada press dan pelaku pasar, website, maupun penerbitan Laporan Kebijakan Moneter (LKM). Transparansi dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan sekaligus pembentukan ekspektasi masyarakat atas prakiraan ekonomi dan inflasi ke depan serta respon kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Koordinasi dengan Pemerintah

Untuk koordinasi dalam penetapan sasaran, pemantauan dan pengendalian inflasi, Pemerintah dan Bank Indonesia telah membentuk Tim yang melibatkan pejabat-pejabat dari berbagai instansi terkait. Dalam pelaksanaan tugasnya, Tim membahas dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun Bank Indonesia untuk mengendalikan tekanan inflasi dalam rangka pencapaian sasaran inflasi yang telah ditetapkkan.

Langkah-langkah Penguatan Kebijakan Moneter dengan sasaran Akhir Kestabilan Harga

(Inflation Targeting Framework)

Mulai Juli 2005 Bank Indonesia telah mengimplementasikan penguatan kerangka kerja kebijakan moneter konsisten dengan Inflation Targeting Framework (ITF), yang mencakup empat elemen dasar: (1) penggunaan suku bunga BI Rate sebagai policy reference rate, (2) proses perumusan kebijakan moneter yang antisipatif, (3) strategi komunikasi yang lebih transparan, dan (4) penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah. Langkah-langkah dimaksud ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan tata kelola (governance) kebijakan moneter dalam mencapai sasaran akhir kestabilan harga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 6: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

iv

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INdONEsIA

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Page 7: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

v

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INdONEsIA

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Kata Pengantar

Perekonomian Indonesia pada triwulan III 2012 diprakirakan masih mampu tumbuh tinggi di tengah melambatnya kondisi perekonomian global. Masih tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh

peningkatan konsumsi rumah tangga dan masih baiknya kinerja investasi. Peningkatan konsumsi rumah tangga ini

sejalan dengan keyakinan konsumen yang membaik serta masih relatif terjaganya daya beli masyarakat. Membaiknya

optimisme konsumen yang diiringi dengan kondusifnya iklim usaha, mendorong kinerja investasi untuk tumbuh

tinggi pada triwulan laporan. Namun di sisi lain, kinerja ekspor pada triwulan III 2012 diprakirakan melambat akibat

masih lemahnya permintaan eksternal. Kinerja impor sedikit melambat sejalan dengan tren depresiasi nilai tukar

rupiah, meski masih tumbuh tinggi seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik. Sumber utama pertumbuhan

diperkirakan masih didominasi oleh sektor-sektor pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pengangkutan

dan komunikasi.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2012 diprakirakan membaik ditandai dengan tercatatnya surplus. Perbaikan kinerja NPI ini didorong oleh perbaikan pada transaksi berjalan, yang diprakirakan

mencatat defisit yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Lebih rendahnya defisit tersebut sejalan

dengan penurunan impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor. Di sisi lain, neraca transaksi

modal dan finansial diprakirakan mengalami peningkatan surplus, seiring dengan lebih tingginya aliran masuk dana

asing dalam bentuk investasi portofolio. Berdasarkan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir

September 2012 adalah sebesar 110,2 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang

luar negeri (ULN) pemerintah.

Tekanan depresiasi rupiah selama triwulan III 2012 masih berlanjut namun dengan intensitas yang menurun. Berlanjutnya depresiasi nilai tukar rupiah dipengaruhi baik oleh faktor eksternal maupun domestik. Tingginya

ketidakpastian terkait penanganan masalah krisis utang dan fiskal di Eropa, serta masih tingginya permintaan valuta

asing untuk membiayai impor, memberikan tekanan pada pergerakan nilai tukar rupiah. Namun, Bank Indonesia

telah menerapkan berbagai kebijakan untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar bergerak sesuai dengan

tingkat fundamentalnya.

Inflasi IHK pada triwulan laporan terkendali. Inflasi inti berada pada level yang rendah sejalan dengan meredanya

permintaan pasca hari raya Lebaran. Inflasi dari makanan yang harganya bergejolak (volatile food) mengalami

Gubernur Bank Indonesia

Page 8: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

vi

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INdONEsIA

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

penurunan seiring dengan terjadinya koreksi harga pangan yang cukup signifikan dan terjaganya pasokan. Di sisi

lain, inflasi dari barang/jasa dengan harga yang diatur (administered prices) juga tercatat pada level yang rendah,

sejalan dengan tidak adanya kebijakan Pemerintah di bidang harga barang/jasa yang bersifat strategis. Bank Indonesia

akan senantiasa mewaspadai potensi risiko tekanan inflasi tersebut dan selalu siap untuk menyesuaikan kebijakan

moneternya apabila diperlukan untuk mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat agar sama dengan target inflasi

yang telah ditetapkan.

Stabilitas perbankan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi yang kian membaik dalam mendukung pembiayaan perekonomian. Hal tersebut tercermin dari tingginya rasio kecukupan modal dan tetap rendahnya

rasio kredit berkinerja buruk. Sementara itu, kegiatan intermediasi berupa penyaluran kredit untuk pembiayaan

perekonomian terus berlanjut.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 11 Oktober 2012 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Tingkat suku bunga tersebut dipandang masih konsisten dengan

tekanan inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, yaitu 4,5% ± 1%.

Fokus kebijakan tetap diarahkan untuk menjaga keseimbangan eksternal dengan tetap mendukung pertumbuhan

ekonomi domestik. Rapat Dewan Gubernur memandang bahwa berbagai kebijakan yang dilakukan sebelumnya telah

mendorong penurunan defisit transaksi berjalan. Sementara itu, perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik

meskipun tidak setinggi prakiraan sebelumnya akibat berlanjutnya pelemahan perekonomian global. Ke depan, Bank

Indonesia akan terus mengevaluasi dampak dari kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan dan apabila diperlukan

akan mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan sesuai dengan dinamika perekonomian. Bank Indonesia juga

akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam mengelola permintaan domestik dan perbaikan neraca

pembayaran agar tetap sejalan dengan upaya menjaga kestabilan ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan

ekonomi nasional.

Demikianlah gambaran perekonomian Indonesia pada triwulan III 2012 serta prospek ke depannya. Saya berharap

laporan ini dapat menjadi bahan referensi yang mampu memberikan manfaat bagi kita semua.

Gubernur Bank Indonesia

Dr. Darmin Nasution

Page 9: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

vii

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INdONEsIA

daftar Isi

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Daftar Isi

1. Respons Kebijakan Moneter Triwulan III 2012 ........................... 1

2. Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan ................. 4

Asumsi Yang Mendasari Perkiraan Ekonomi ................................... 4

Prospek Pertumbuhan Ekonomi ....................................................... 5

Prospek Inflasi ................................................................................. 12

Faktor Risiko ................................................................................... 13

3. Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini .............. 15

Perkembangan Ekonomi Dunia ....................................................... 16

Pertumbuhan Ekonomi ................................................................... 19

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) ................................................ 26

Nilai Tukar Rupiah ........................................................................... 27

Inflasi .............................................................................................. 29

Disagregasi Inflasi ............................................................................ 30

Perkembangan Pasar Keuangan ...................................................... 32

Kondisi Perbankan .......................................................................... 38

Tabel Statistik .................................................................................. 39

Page 10: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

viii

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INdONEsIA

daftar Isi

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Page 11: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

1Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Respons Kebijakan Moneter Triwulan III 2012

1. Respons Kebijakan Moneter Triwulan III 2012

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 11 Oktober 2012

memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Tingkat suku bunga

tersebut dipandang masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali

sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, yaitu 4,5% ± 1%. Fokus kebijakan tetap

diarahkan untuk menjaga keseimbangan eksternal dengan tetap mendukung pertumbuhan

ekonomi domestik. Rapat Dewan Gubernur memandang bahwa berbagai kebijakan yang

dilakukan sebelumnya telah mendorong penurunan defisit transaksi berjalan. Sementara

itu, perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik meskipun tidak setinggi prakiraan

sebelumnya akibat berlanjutnya pelemahan perekonomian global. Ke depan, Bank Indonesia

akan terus mengevaluasi dampak dari kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan dan apabila

diperlukan akan mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan sesuai dengan dinamika

perekonomian. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah

dalam mengelola permintaan domestik dan perbaikan neraca pembayaran agar tetap sejalan

dengan upaya menjaga kestabilan ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan

ekonomi nasional.

Dewan Gubernur mencermati bahwa perekonomian global cenderung tumbuh

lebih lambat dari perkiraan dan masih dibayangi dengan ketidakpastian. Pemulihan

ekonomi AS masih rentan, sementara ekonomi Eropa masih mengalami kontraksi seiring krisis

yang masih berlanjut. Di sisi lain, perekonomian China dan India juga diprakirakan semakin

menurun. Inflasi global secara umum juga relatif moderat, sejalan dengan harga komoditas

dunia yang masih cenderung turun. Kondisi tersebut mendorong otoritas di berbagai negara

untuk menempuh kebijakan yang lebih longgar untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Langkah ini telah menimbulkan sentimen positif di pasar keuangan global, termasuk arus

modal asing ke negara-negara emerging markets.

Dewan Gubernur menilai perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik

walaupun tidak setinggi prakiraan semula. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

triwulan III 2012 diprakirakan sebesar 6,3%, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya akibat

penurunan kinerja sektor eksternal. Meskipun konsumsi dan investasi yang berorientasi

permintaan domestik tetap tumbuh tinggi, penurunan ekspor telah berdampak pada

penurunan produksi dan investasi yang berorientasi ekspor. Ke depan, pertumbuhan ekonomi

masih akan ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya

ekspor meskipun masih dibayangi oleh ketidakpastian perekonomian global. Hal tersebut

juga didukung oleh masih cukup kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya

di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Jawa. Dengan perkembangan tersebut, ekonomi

Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diprakirakan tumbuh

pada kisaran 6,1%-6,5% dan 6,3%-6,7%.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2012 diprakirakan mengalami

surplus, didukung oleh membaiknya transaksi berjalan dan lebih besarnya surplus

Page 12: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

2Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Respons Kebijakan Moneter Triwulan III 2012

pada transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2012

diprakirakan lebih rendah dibandingkan triwulan II 2012. Hal itu terindikasi dari neraca

perdagangan pada Agustus 2012 yang tercatat mengalami surplus. Di sisi lain, surplus

transaksi modal dan finansial diprakirakan meningkat seiring dengan aliran masuk modal

portofolio yang cukup besar dan aliran masuk investasi langsung (Foreign Direct Investment/

FDI) yang tetap tinggi. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir

September 2012 meningkat dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya, yaitu mencapai

110,2 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar

negeri Pemerintah.

Perkembangan nilai tukar rupiah pada September 2012 bergerak sesuai kondisi

pasar dengan intensitas depresiasi yang menurun. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan

yang ditempuh Bank Indonesia untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan

tingkat fundamentalnya. Rupiah secara point-to-point melemah sebesar 0,37% (mtm) ke level

Rp9.570 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 0,64% (mtm) menjadi Rp9.554 per dolar

AS. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah terutama berasal dari masih tingginya permintaan

valuta asing untuk keperluan impor. Intensitas tekanan terhadap rupiah menurun dengan

lebih besarnya aliran masuk modal asing sejalan dengan sentimen positif perekonomian

global dan prospek ekonomi domestik yang tetap kuat.

Tekanan inflasi cenderung menurun dan terkendali pada level yang rendah. Inflasi

IHK pada September 2012 tercatat 0,01% (mtm) sehingga secara tahunan sebesar 4,31%

(yoy). Inflasi inti berada pada level yang rendah (4,12%, yoy) sejalan dengan permintaan yang

mereda pasca Lebaran, koreksi harga komoditas global, serta ekspektasi yang terkendali.

Inflasi bahan pangan (volatile food) juga menurun, didorong oleh penurunan harga komoditas

pangan yang cukup signifikan, terjaganya pasokan, dan kebijakan intensif yang dilakukan

Pemerintah dalam pengendalian harga pangan. Di sisi lain, inflasi administered prices juga

terkendali dengan tidak adanya kebijakan Pemerintah di bidang harga barang dan jasa yang

bersifat strategis.

Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga dengan

baik. Kinerja industri perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan

modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8% dan terjaganya

rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Sementara itu,

pertumbuhan kredit hingga akhir Agustus 2012 mencapai 23,6% (yoy), melambat dari

25,2% (yoy) pada bulan sebelumnya. Perlambatan terutama pada kredit modal kerja yang

tumbuh sebesar 23,2% (yoy) sementara kredit konsumsi tumbuh relatif stabil sebesar 19,9%

(yoy). Kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,8% (yoy), dan diharapkan dapat

meningkatkan kapasitas perekonomian nasional.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian dan

pasar keuangan global serta dampaknya pada perekonomian domestik. Fokus

kebijakan tetap diarahkan untuk menjaga keseimbangan eksternal dengan tetap mendukung

pertumbuhan ekonomi domestik. Berbagai kebijakan yang telah dilakukan akan terus

dievaluasi dan disesuaikan dengan dinamika perekonomian tersebut. Bank Indonesia juga

Page 13: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

3Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Respons Kebijakan Moneter Triwulan III 2012

akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam mengelola permintaan

domestik dan perbaikan neraca pembayaran agar tetap sejalan dengan upaya menjaga

kestabilan makroekonomi dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.

Page 14: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

4Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

2. Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

Perkembangan perekonomian global yang masih cenderung melemah berdampak

pada prospek perekonomian tahun 2012 yang diprakirakan tumbuh lebih rendah

dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012

diprakirakan mencapai 6,1%-6,5% dengan peranan permintaan domestik baik dari

sisi konsumsi maupun investasi yang dominan. Kontribusi net ekspor diprakirakan

menurun sejalan dengan revisi asumsi kinerja perekonomian dunia yang lebih rendah.

Pada tahun 2013, sejalan dengan perbaikan perekonomian global, perekonomian

Indonesia diprakirakan tumbuh pada kisaran 6,3%- 6,7% dengan dorongan dari

sisi domestik maupun eksternal. Berdasarkan lapangan usaha, sektor-sektor utama

seperti industri pengolahan, perdagangan-hotel-restoran, serta pengangkutan dan

komunikasi diprakirakan masih tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan perkembangan sampai dengan triwulan III 2012, inflasi tahun 2012

diprakirakan dalam kisaran target 4,5% ± 1% seiring dengan pergerakan harga

global yang cenderung menurun. Tekanan inflasi dari sisi domestik diprakirakan

tetap terkendali didukung oleh kondisi penawaran yang masih dapat merespons

peningkatan permintaan, ekspektasi inflasi yang stabil, dan minimalnya kebijakan

penyesuaian harga barang dan jasa yang diatur oleh pemerintah. Pada tahun 2013,

dengan membaiknya respons sisi penawaran serta dukungan kebijakan, inflasi

diprakirakan tetap berada dalam rentang sasaran sebesar 4,5% ± 1%.

Bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh Bank Indonesia

selama ini akan disesuaikan dengan perkembangan perekonomian global dan

domestik serta mengevaluasi dampak perkembangan tersebut terhadap kinerja

perekonomian Indonesia ke depan. Bank Indonesia akan melanjutkan langkah-

langkah koordinasi yang lebih intensif guna mengantisipasi dan meminimalisir

tekanan inflasi ke depan.

ASUMSI YANG MENDASARI PERKIRAAN EKONOMI

Asumsi Perekonomian Internasional

Dibandingkan dengan prakiraan sebelumnya, ekonomi dunia diprakirakan tumbuh

lebih rendah di tahun 2012 dan 2013. Lebih rendahnya perkiraan pertumbuhan ekonomi

dunia di tahun 2012 terutama disebabkan oleh masih lambatnya laju pertumbuhan

di negara-negara maju dan perkiraan pertumbuhan negara-negara emerging markets

Asia. Lambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju mulai menahan laju

pertumbuhan di negara-negara emerging markets melalui penurunan harga komoditas

dan volume perdagangan sehingga secara keseluruhan perekonomian dunia di tahun 2012

diprakirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan sebelumnya.

Page 15: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

5Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Sejalan dengan masih berlangsungnya laju pertumbuhan perekonomian dunia yang

masih rendah di paruh kedua tahun 2012, pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2013

juga mengalami revisi ke bawah walaupun diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun

2012. Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2012 diprakirakan sebesar 3,1%, lebih

rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 3,2%. Pada tahun 2013, ekonomi

dunia diprakirakan tumbuh meningkat menjadi 3,4%, lebih rendah dari perkiraan

sebelumnya sebesar 3,5%. Proyeksi tersebut dapat tercapai apabila berbagai faktor risiko

ke bawah seperti kebjakan penurunan defisit anggaran fiskal (fiscal cliff) di AS, pelemahan

pertumbuhan lebih lanjut di China dan Jepang, serta semakin berlarutnya prospek

penyelesaian krisis Eropa dapat diminimalisir.

Respons kebijakan akomodatif dari ECB dan Federal Reserve diharapkan dapat menahan

penurunan perekonomian dunia lebih dalam di tengah keterbatasan ruang untuk ekspansi

fiskal. Sementara respons dari negara emerging markets secara umum cenderung

akomodatif.

Sejalan dengan aktivitas perekonomian global yang melambat, kegiatan volume

perdagangan diprakirakan tumbuh lebih rendah pada tahun 2012 dan 2013. IMF

memprakirakan volume perdagangan dunia di tahun 2012 tumbuh sebesar 3,2%,

sementara di tahun 2013 meningkat menjadi 4,5% namun masih lebih rendah dari

5,8% yang tercatat di tahun 2011. Sejalan dengan lebih rendahnya pertumbuhan volume

perdagangan dunia, harga komoditas nonmigas diprakirakan juga akan mengalami

penurunan. Pada tahun 2012 dan 2013, IMF memprakirakan terjadi koreksi harga

komoditas nonmigas masing-masing sebesar -9,5% dan -2,9% setelah pada tahun 2011

mencatat pertumbuhan sebesar 17,8%.

Asumsi Kebijakan Fiskal

Pemerintah menetapkan defisit sekitar -2,2% dari PDB pada APBN-P 2012

sementara defisit RAPBN 2013 diprakirakan mencapai -1,6% dari PDB. Sampai

dengan akhir September 2012 realisasi APBN-P telah mencatat defisit sebesar Rp70 triliun

(-0,82% dari PDB). Realisasi tersebut diprakirakan masih sesuai dengan perkiraan defisit

dalam APBN-P 2012 sebesar -2,2%. Pada tahun 2013, defisit RAPBN diprakirakan mencapai

-1,6% dari PDB sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjaga kesinambungan fiskal

sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. Langkah yang diambil pemerintah untuk

mengurangi defisit diantaranya adalah dengan mengurangi beban subsidi energi melalui

penyesuaian tarif tenaga listrik sebesar 15%.

PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2012 dan keseluruhan tahun

2012 diprakirakan tumbuh pada kisaran 6,1%-6,5%. Sumber pertumbuhan ekonomi

di tahun 2012 diprakirakan sebagian besar disumbang oleh permintaan domestik. Ekspor

diprakirakan akan tumbuh lebih rendah dari tahun sebelumnya sejalan dengan menurunnya

Page 16: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

6Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

permintaan eksternal. Konsumsi rumah tangga diprakirakan tetap menjadi penopang

utama pertumbuhan dari sisi domestik seiring terjaganya daya beli masyarakat didukung

oleh tingkat inflasi yang terkendali. Sementara itu, peranan investasi dalam pertumbuhan

ekonomi diprakirakan terus meningkat merespons potensi pasar domestik yang besar

ditunjang dengan kinerja makroekonomi yang stabil di tengah perlambatan global dan

iklim investasi yang kondusif. Berdasarkan lapangan usaha, sektor-sektor utama seperti

industri pengolahan, perdagangan-hotel-restoran, serta pengangkutan dan komunikasi

diprakirakan masih tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Secara spasial, dampak

melambatnya perekonomian global terhadap perekonomian daerah melalui jalur ekspor

semakin menguat dan diprakirakan masih berlanjut dalam jangka pendek. Relatif stabilnya

pertumbuhan ekonomi di pulau Jawa dan kawasan timur Indonesia yang lebih tinggi dapat

menopang perekonomian nasional untuk tumbuh di kisaran 6,1%-6,5.

Pertumbuhan perekonomian domestik tahun 2013 diprakirakan cenderung

meningkat dan dapat mencapai 6,3% - 6,7% sejalan dengan kinerja perekonomian

dunia yang diprakirakan lebih baik dari tahun 2012 walaupun belum sepenuhnya pulih.

Pertumbuhan perekonomian dunia yang lebih tinggi akan meningkatkan permintaan

eksternal sehingga akan mendorong ekspor. Selain itu permintaan domestik diprakirakan

akan tetap tumbuh kuat, baik dari sisi konsumsi maupun investasi. Dari sisi lapangan

usaha, pada tahun 2013, sektor-sektor utama, yakni sektor industri pengolahan; sektor

perdagangan, hotel dan restoran (PHR); serta sektor pengangkutan dan komunikasi

diprakirakan masih akan mendominasi perkembangan perekonomian nasional. Secara

umum, perkembangan sektor-sektor akan membaik seiring dengan membaiknya kondisi

perekonomian domestik dan global.

Prospek Permintaan Agregat

Konsumsi rumah tangga diprakirakan tetap tumbuh tinggi pada triwulan IV 2012.

Beberapa indikator mengindikasikan berlanjutnya tren penguatan pertumbuhan konsumsi

rumah tangga. Hasil survei konsumen BI September 2012 menunjukkan tingkat keyakinan

konsumen yang lebih optimis (Grafik 2.1). Optimisme konsumen terutama didukung oleh

membaiknya indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama, indeks ketersediaan

K o m p o n e n

Tabel 2.1

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

* Proyeksi Bank Indonesia

Konsumsi Rumah Tangga 4,7 4,9 5,0 5,1 4,8 - 5,2 4,7 - 5,1 4,8 - 5,2

Konsumsi Pemerintah 3,2 5,9 7,0 3,8 9,1 - 9,5 6,5 - 6,9 6,4 - 6,8

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 8,8 10,0 12,3 10,0 10,2 - 10,6 10,4 - 10,8 11,6 - 12,0

Ekspor Barang dan Jasa 13,6 7,9 1,9 1,1 2,9 - 3,3 3,1 - 3,5 6,7 - 7,1

Impor Barang dan Jasa 13,3 8,0 10,9 8,8 9,3 - 9,7 9,1 - 9,5 10,8 - 11,2

PDB 6,5 6,3 6,4 6,3 6,1 - 6,5 6,1 - 6,5 6,3 - 6,7

I II III* IV*2011 2012*

20122013*

%Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

Page 17: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

7Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

lapangan kerja dan indeks penghasilan. Penjualan eceran pada

Juli-Agustus 2012 menunjukkan peningkatan sehubungan dengan

perayaan hari Idul Fitri. Relatif terkendalinya tingkat inflasi sampai

dengan triwulan III serta berlanjutnya tren penurunan suku bunga

kredit dan masih rendahnya suku bunga simpanan juga mendukung

kinerja konsumsi rumah tangga di tahun 2012. Berdasarkan hal

tersebut, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV

2012 diprakirakan mencapai kisaran 4,8% - 5,2% sehingga secara

keseluruhan tahun berada dalam kisaran 4,7% - 5,1%. Pada tahun

2013, konsumsi rumah tangga diprakirakan tetap tumbuh kuat

mencapai 4,8% – 5,2%. Pertumbuhan tersebut didukung oleh

terjaganya daya beli dan perkiraan membaiknya perekonomian

global yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan melalui

ekspor. Meskipun cenderung tumbuh meningkat, tekanan inflasi

dari sisi permintaan diprakirakan relatif minimal seiring dengan

meningkatnya kapasitas perekonomian. Selain itu, di tahun 2013 pemerintah berencana

untuk menaikkan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) menjadi Rp 24 juta per tahun

sehingga memberikan daya beli tambahan.

Pertumbuhan konsumsi riil pemerintah pada triwulan IV 2012 diprakirakan tumbuh

pada kisaran 9,1%-9,5%. Tingginya perkiraan pertumbuhan konsumsi riil pemerintah

pada triwulan IV 2012 terkait dengan pola pemenuhan serapan belanja pemerintah di

akhir tahun. Percepatan belanja khususnya belanja barang dan modal akan terjadi pada

triwulan IV 2012 sesuai dengan pola historisnya. Langkah perbaikan terus dilakukan untuk

mengoptimalkan penyerapan anggaran antara lain mempercepat proses pengadaan/

tender dan belanja modal melalui penyederhanaan prosedur tender dan mempercepat

implementasi UU Pengadaan Tanah. Dengan perkiraan tersebut, pertumbuhan konsumsi

riil pemerintah di keseluruhan tahun 2012 diprakirakan mencapai 6,5%-6,9%, meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, sejalan dengan rencana pemerintah

untuk mencapai anggaran berimbang pada tahun 2014, kontribusi konsumsi riil pemerintah

diprakirakan lebih rendah dari tahun 2012. Walaupun mengalami penurunan, upaya

pemerintah untuk memperbaiki kualitas belanja tercermin dari meningkatnya belanja

modal. Pertumbuhan konsumsi riil pemerintah pada tahun 2013 diprakirakan mencapai

6,4% - 6,7%.

Investasi di triwulan IV 2012 diprakirakan tumbuh pada kisaran 10,2%-10,6%

sehingga keseluruhan tahun 2012 dapat tumbuh pada kisaran 10,4%-10,8%.

Investasi diprakirakan tetap tumbuh kuat pada triwulan IV 2012. Prakiraan kuatnya

pertumbuhan investasi di tahun 2012 dibandingkan dengan tahun sebelumnya didasarkan

pada realisasi triwulan I dan II 2012 yang masing-masing tercatat tumbuh sebesar 10%

dan 12,3%. Selain itu, tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga domestik yang menguat

serta prospek kinerja ekspor ke depan yang membaik juga mendukung perkiraan investasi

tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa indikator yang mendukung

stabilnya pertumbuhan investasi adalah masih tingginya impor barang modal, belanja modal

pemerintah yang lebih tinggi, berlanjutnya tren penurunan suku bunga, serta membaiknya

Grafik 2.1

Indeks Keyakinan Konsumen

�����

�������

��

��������������������

����������������

�������������������������

���

��������������������������������������

���

���

���

���

��

��

��

�� � � � � � � � � � �� �� �� � � � � � � � � � �� �� �� � � � � � � � � � �� �� �� � � � � � �

���� ���� ���� ����

������������������������������ ������������������������������������ �������������������������������

� � �

Page 18: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

8Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

iklim usaha di Indonesia sebagaimana yang ditunjukkan oleh

kenaikan peringkat keyakinan FDI serta membaiknya kinerja logistik.

Pada tahun 2013 investasi diprakirakan masih tumbuh tinggi pada

kisaran 11,7% - 12,1% merespons pertumbuhan permintaan

domestik dan permintaan eksternal.

Pertumbuhan ekspor berpotensi mulai meningkat di triwulan

IV 2012. Pada triwulan IV 2012, pertumbuhan ekspor barang

dan jasa diprakirakan akan mencapai kisaran 2,9%-3,3%. Untuk

keseluruhan tahun 2012, pertumbuhan ekspor diprakirakan

lebih rendah dari tahun 2011 terkait melambatnya pertumbuhan

perekonomian global yang diikuti dengan penurunan harga

komoditas. Melambatnya kinerja ekspor Indonesia merupakan

dampak langsung dan tidak langsung dari melambatnya

perekonomian ekonomi dunia. Namun, masih terdapat potensi

perbaikan ekspor yang berasal dari mulai meningkatnya harga

komoditas pada triwulan III 2012 serta prospek perbaikan sektor

manufaktur dan konsumsi rumah tangga di AS dan Jepang. Dengan

kondisi tersebut, pertumbuhan ekspor barang dan jasa untuk

keseluruhan tahun 2012 diprakirakan tumbuh mencapai 3,1%-

3,5%.Pada tahun 2013, sejalan dengan perkiraan meningkatnya

permintaan eksternal terkait dengan pertumbuhan ekonomi dunia

yang lebih baik, ekspor berpotensi meningkat mencapai kisaran

6,7% - 7,1%.

Pertumbuhan impor barang dan jasa di triwulan IV 2012

diprakirakan berkisar 9,3%-9,7%. Dengan perkiraan laju

pertumbuhan ekspor yang mulai meningkat, pelaku produksi

akan menambah penggunaan bahan baku dan barang modal

impor untuk keperluan produksi barang-barang ekspor. Selain

itu, dengan aktivitas perekonomian domestik yang kuat, impor

diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan ekspor. Dengan kondisi tersebut, impor

diprakirakan akan mencapai 9,1%-9,5% di tahun 2012. Pada tahun 2013, sejalan dengan

perkiraan meningkatnya kontribusi ekspor dan masih tingginya permintaan domestik,

impor diprakirakan dapat mencapai kisaran 10,8% - 11,2%.

Pada triwulan IV 2012, defisit transaksi berjalan diprakirakan akan menurun dan

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan akan mencatat surplus.

Hal tersebut didukung oleh prakiraan membaiknya kinerja ekspor pada triwulan IV 2012,

sementara pertumbuhan impor diprakirakan akan lebih rendah. Di sisi lain, surplus

transaksi modal dan finansial diprakirakan juga akan lebih besar, baik dari PMA, investasi

portofolio maupun penarikan utang luar negeri, sehingga secara keseluruhan Neraca

Pembayaran Indonesia akan kembali surplus. Prakiraan ini sejalan dengan asumsi perbaikan

perekonomian global dan harga komoditas ekspor menjelang akhir tahun 2012.

Grafik 2.2

Nilai Investasi (SKDU)

Grafik 2.3

Utilisasi Kapasitas Industri Pengolahan

��������

����

���� ����

���� ����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����� ������ ����� ������ ����� ������ �����

���������������

���� ���� ���� ����

����

�������

������������������������������������

��

��

��

��

��� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

�����

����������������������������������������������

��������������������������������������

Page 19: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

9Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Prospek Penawaran Agregat

Dari sisi lapangan usaha, dominasi sektor industri pengolahan; perdagangan,

hotel dan restoran (PHR); serta pengangkutan dan komunikasi diprakirakan masih

berlanjut pada tahun 2012 dan 2013. Investasi yang terjadi beberapa waktu terakhir

serta masih tingginya konsumsi masyarakat menjadi faktor positif yang menjaga kinerja

sektor industri. Selain itu, daya beli masyarakat yang masih kuat dan pasar domestik yang

relatif besar mendorong sektor PHR tetap tumbuh tinggi. Sementara itu, aktivitas ekonomi

domestik yang tetap tinggi juga berdampak pada tingginya mobilitas masyarakat dan

kebutuhan akan jasa komunikasi. Hal tersebut menjadi faktor yang mendorong kinerja

sektor pengangkutan dan komunikasi.

Pertumbuhan sektor industri pada tahun 2012 diprakirakan tetap tinggi meskipun

melambat dibandingkan dengan tahun 2011. Masih tingginya pertumbuhan sektor

industri terlihat dari indikator penuntun (leading indicator) industri pengolahan yang

menunjukkan adanya perbaikan pada triwulan IV, meskipun masih dalam fase kontraksi

(Grafik 2.5). Perbaikan sektor industri pengolahan didukung oleh permintaan domestik

yang tetap kuat dan perkiraan membaiknya kinerja ekspor pada triwulan IV 2012. Kondisi

ini diprakirakan dapat mendorong sektor industri tumbuh pada kisaran 5,3%-5,7% di

tahun 2012. Kontributor utama kinerja sektor industri berasal dari subsektor makanan dan

minuman, industri semen serta otomotif. Jumlah penduduk yang besar dan permintaan

domestik yang masih kuat menjadi pendorong kinerja subsektor makanan dan minuman.

Sementara itu, kegiatan pembangunan infrastruktur dan properti yang masih terus berjalan

mendorong permintaan semen nasional. Dari sisi alat angkut (otomotif), permintaan

diprakirakan tetap tinggi sehingga pemesanan kendaraan baru masih meningkat.

Perkembangan subsektor otomotif sangat didukung oleh keberadaan kelas menengah

yang meningkat dengan daya beli yang relatif kuat.

Perbaikan kinerja sektor industri pengolahan diprakirakan berlanjut pada tahun

2013. Kinerja sektor industri pengolahan yang tetap baik tersebut tidak terlepas dari

dukungan investasi yang yang relatif tinggi sejak awal tahun 2010, terutama investasi

S e k t o r

Tabel 2.2

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

* Proyeksi Bank Indonesia

Pertanian 3,0 4,3 3,7 3,3 2,4 - 2,8 3,2 - 3,6 3,2 - 3,6

Pertambangan & Penggalian 1,4 2,8 3,1 2,3 2,1 - 2,5 2,3 - 2,7 2,3 - 2,7

Industri Pengolahan 6,2 5,7 5,4 5,6 5,5 - 5,9 5,3 - 5,7 5,6 - 6,0

Listrik, Gas & Air Bersih 4,8 5,2 5,9 6,0 5,6 - 6,0 5,5 - 5,9 5,6 - 6,0

Bangunan 6,7 7,2 7,3 7,2 7,0 - 7,4 6,9 - 7,3 7,3 - 7,7

Perdagangan, Hotel & Restoran 9,2 8,3 8,9 8,8 8,6 - 9,0 8,5 - 8,9 8,7 - 9,1

Pengangkutan & Komunikasi 10,7 10,3 10,1 10,5 9,9 - 10,3 10,0 - 10,4 10,0 - 10,4

Keuangan, Persewaan & Jasa 6,8 6,3 7,0 6,8 6,5 - 6,9 6,4 - 6,8 6,2 - 6,6

Jasa-jasa 6,7 5,5 5,7 5,8 5,5 - 5,9 5,4 - 5,8 5,8 - 6,2

PDB 6,5 6,3 6,4 6,3 6,1 - 6,5 6,1 - 6,5 6,3 - 6,7

I II III* IIV*2011 2012*

20122013*

%Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

Page 20: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

10Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

asing (foreign direct investment/FDI). Status investment grade yang

disandang Indonesia memperkuat daya tarik Indonesia sebagai

tempat tujuan investasi. Dengan kondisi ekonomi global yang lebih

baik dari tahun 2012, ekspor diprakirakan semakin membaik (Grafik

2.6). Kondisi ini akan mendorong optimisme dalam dunia usaha dan

meningkatkan geliat di sektor industri pengolahan. Sektor industri

pengolahan pada tahun 2013 diprakirakan meningkat dan tumbuh

di kisaran 5,6%-6,0%.

Hingga akhir tahun 2012 sektor perdagangan, hotel dan

restoran diprakirakan tetap mampu tumbuh tinggi. Meskipun

diprakirakan akan melambat pada triwulan III 2012, pertumbuhan

sektor PHR diprakirakan akan tetap tumbuh tinggi pada triwulan

IV, sehingga secara keseluruhan tahun pertumbuhan sektor PHR

diprakirakan mencapai 8,5%-8,9%. Aktivitas ekonomi domestik

yang tetap tinggi, di tengah kondisi global yang belum menentu

menjadi faktor utama perkembangan sektor PHR. Kondisi ini

tercermin pada hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) di bidang

perdagangan yang menunjukkan perbaikan (Grafik 2.7). Di sisi lain.

aktivitas perdagangan eceran juga tetap tinggi. Hal itu tercermin

dari meningkatnya gerai minimarket yang dibangun. Berdasarkan

data riset,1 gerai minimarket yang fokus menjual produk fast moving

nonsembako dengan konsep gerai minimarket plus restoran juga

meningkat. Dengan konsep ini fasilitas wifi dan pola kerjasama

dengan operator seluler mulai dijajagi.

Tidak hanya subsektor perdagangan, yang memberikan

sumbangan pada kinerja PHR, subsektor hotel dan restoran

pun berkontribusi positif. Seiring dengan laju pertumbuhan

ekonomi, kelompok kelas menengah pun kian bertumbuh. Pada

kelompok ini, kebutuhan barang dan jasa, termasuk rekreasi

relatif tinggi. Kebutuhan tersebut secara umum juga didukung

oleh daya beli yang memadai. Tidak hanya wisatawan domestik

yang menunjukkan tren meningkat, kunjungan wisatawan asing

juga menunjukkan tren yang sama (Grafik 2.8). Dengan kondisi

ini belanja wisata yang mencakup antara lain akomodasi serta

makanan dan minuman akan terdongkrak naik (Grafik 2.9).

Dengan prospek perekonomian ke depan yang lebih baik,

sektor PHR pada tahun 2013 diprakirakan akan tumbuh

lebih baik lagi. Sektor PHR diprakirakan akan tumbuh di kisaran

8,7%-9,1%. Aktivitas di sektor PHR akan terus meningkat, seiring

dengan meningkatnya impor dan kegiatan di sektor Industri serta

didukung oleh konsumsi masyarakat yang tetap kuat.

1 Dilakukan oleh AC Nielsen.

Grafik 2.6

Realisasi dan Perkiraan Kegiatan Sektor PHR-SKDU

Grafik 2.4

Indikator Penuntun PDB Sektor Industri

Grafik 2.5

Pertumbuhan Inv. Nonbangunan, Ekspor dan Industri

��������

��

��

��

����

����

����

�������

�����

��� � ��� � ��� � ��� � ��� � �������� ���� ���� ���� ���� �����

���������������� ������ ���������������

�����������������������

�����

�����

�����

�����

����

����

����

����

����

�����

�����

�����

�����

����

����

����

����

����� �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� ������ ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

������������ ������������������������������������

�����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

�������������������������������������

��

��

��

��� �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� �� � �� ���

���� ���� ���� ����

��������� ���������

Page 21: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

11Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2012

diprakirakan tetap tumbuh pada level yang cukup tinggi.

Pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan

mencapai 10,0%-10,4%. Prospek ekonomi domestik yang tetap

solid akan meningkatkan mobilitas ekonomi domestik seperti

kegiatan arus barang, aktivitas perjalanan serta arus informasi.

Kegiatan arus barang tercermin dari aktivitas bongkar pasang di

pelabuhan dan angkutan kargo. Sementara itu, meningkatnya

aktivitas perjalanan terlihat dari meningkatnya jumlah penumpang

yang diangkut oleh berbagai jenis moda transportasi terutama

pesawat udara. Selanjutnya untuk mendukung aktivitas ekonomi

yang cukup tinggi, ketersediaan informasi yang tepat dan cepat

semakin dibutuhkan. Dengan kondisi tersebut penggunaan internet

dan komunikasi data akan terus meningkat.

Tingginya aktivitas di sektor pengangkutan dan komunikasi

diprakirakan masih berlanjut pada tahun 2013. Pengembangan

6 koridor ekonomi yang telah ditetapkan pemerintah dalam

program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI) perlu mendapat dukungan sistem

koneksi yang baik. Oleh karena itu pemerintah sangat mendorong

pengembangan pelabuhan, bandara udara, termasuk juga program

pemerataan akses broadband dalam proyek-proyek penting

yang digarap dalam MP3EI. Selain itu, rencana penambahan

jumlah pesawat terbang oleh beberapa maskapai penerbangan

domestik diharapkan akan mendorong pertumbuhan di sektor

pengangkutan. Dengan kondisi tersebut sektor pengangkutan dan

komunikasi diprakirakan akan tumbuh pada level yang tinggi. Pada

tahun 2013 sektor ini diprakirakan akan mencatat pertumbuhan

sekitar 10,0%-10,4%

Selain tiga sektor utama di atas, sektor lain yang akan berperan

penting dalam perekonomian karena dapat menyerap relatif

banyak tenaga kerja yaitu sektor bangunan. Dengan komitmen

pemerintah yang kuat dalam mendorong implementasi proyek

infrastrukur, terutama yang terkait pada program MP3EI, aktivitas

di sektor bangunan akan meningkat. Fokus pemerintah pada

sektor ini terutama terkait pembangunan infrastruktur transportasi

seperti jalan tol, jalur kereta, bandara dan pelabuhan. Proyek

pembangunan infrastruktur transportasi tersebut digenjot terutama

untuk mempercepat konektivitas antarkoridor ekonomi. Dengan

perkembangan tersebut, pertumbuhan sektor bangunan tahun

2012 diprakirakan berkisar 6,9%-7,3% dan akan meningkat pada

tahun 2013 mencapai kisaran 7,3%-7,7%

Grafik 2.7

Jumlah Wisatawan Asing

����������������

������

�����

�����

�����

�����

����� ���� ���� ���� ����� ����� �����

���������������������

Grafik 2.8

Pengeluaran Wisatawan per Hari

����������������

���

���

���

��

��

����� ���� ���� ���� ���� ����� �����

������������������������������������������������������

���

��

��

���� ����

Grafik 2.9

Jumlah Penumpang Pesawat

�������������

��

��

��

��

��

����� ���� ����� �����

��������������������������������������������

��

��

��

��

Page 22: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

12Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

PROSPEK INFLASI

Inflasi tahun 2012 diprakirakan dalam kisaran target 4,5% ± 1%. Pergerakan harga

barang dan jasa secara umum sampai dengan triwulan III 2012 cukup terkendali dengan

inflasi tahunan tercatat sebesar 4,31%, atau 3,49% secara kumulatif (year to date).

Bauran kebijakan moneter dan kebijakan makroprudensial yang telah ditempuh oleh

Bank Indonesia serta penguatan koordinasi dengan Pemerintah secara umum telah dapat

menjaga keseimbangan permintaan dan pasokan. Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan

masih akan terkendali dan berada dalam kisaran target yang ditetapkan sebesar 4,5%±1%

pada tahun 2012. Perkiraan tersebut didukung baik dari sisi eksternal maupun sisi domestik.

Dari sisi eksternal, tekanan inflasi diprakirakan relatif rendah sejalan dengan kecenderungan

harga komoditas global yang menurun di tengah nilai tukar yang cenderung terdepresiasi.

Dari sisi domestik, tekanan inflasi diprakirakan tetap terkendali dengan dukungan kondisi

penawaran yang ditopang oleh investasi yang terus tumbuh sehingga dapat merespons

peningkatan permintaan. Selain itu, ekspektasi inflasi yang relatif terjaga dan minimalnya

kebijakan penyesuaian harga barang dan jasa yang diatur oleh pemerintah juga berperan

dalam membawa inflasi tahun 2012 ke dalam kisaran target Bank Indonesia.

Tekanan inflasi inti tahun 2012 diprakirakan terkendali. Berbagai langkah yang

ditempuh dalam mengelola permintaan agregat, menjaga stabilitas nilai tukar dan

mengarahkan ekspektasi inflasi serta respons sisi penawaran yang cukup memadai mampu

menjaga inflasi inti tetap di level rendah. Kondisi yang positif ini didukung oleh koreksi harga

domestik pasca lebaran yang juga terjadi pada kelompok inflasi inti, sehingga mengurangi

tekanan inflasi dari harga global terutama emas yang naik cukup tinggi mencapai sekitar

7% dalam sebulan terakhir.

Perkiraan terkendalinya inflasi inti dikonfirmasi berbagai indikator penuntun inflasi seperti

Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) impor. IHPB impor mengindikasikan bahwa dalam

jangka pendek belum ada tekanan inflasi signifikan dari harga barang impor dengan adanya

tren harga global yang menurun, meskipun pada saat bersamaan nilai tukar cenderung

mengalami tekanan depresiasi.

Sisi penawaran diprakirakan masih cukup baik dalam merespons

sisi permintaan. Hal tersebut terindikasi dari utilisasi kapasitas

manufaktur yang masih relatif rendah sejalan dengan tingginya

pertumbuhan investasi dalam beberapa tahun terakhir.

Inflasi volatile food diprakirakan cukup moderat. Hal

tersebut terkait dengan pola musiman produksi bahan pangan

yang cenderung menurun akibat masuknya musim paceklik.

Untuk mengantisipasi pola musiman tersebut, pada September

Kementerian Pertanian mulai menanam padi secara intensif untuk

mengamankan pasokan beras pada akhir tahun. Untuk mendukung

produksi, selain melakukan pengendalian hama, Kementerian

Pertanian bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum

memperbaiki jalur irigasi. Produksi padi tahun 2012 diharapkan

Grafik 2.10

Kapasitas Utilisasi

���� �����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

���

��

��

��

��

� � � � � � � � � �� �� �� � � � � � �� � �

Page 23: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

13Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

dapat melampaui 5 juta ton sehingga surplusnya dapat digunakan

sebagai cadangan pangan nasional.

Inflasi harga barang dan jasa yang diatur oleh pemerintah

diprakirakan minimal. Meskipun terdapat kenaikan harga

sejumlah komoditas seperti tarif parkir dan tarif KRL, secara umum

dampak kenaikan tersebut diprakirakan minimal terhadap inflasi

karena bobotnya yang relatif kecil.

Inflasi pada tahun 2013 diprakirakanmasih terkendali dan

masih berada dalam kisaran sasaran inflasi 4,5% ± 1%.

Tekanan inflasi pada tahun 2013 disebabkan oleh perkiraan

pulihnya perekonomian dunia di tahun 2013 serta meningkatnya

kinerja perekonomian domestik sehingga tekanan dari sisi

permintaan diprakirakan lebih tinggi, meskipun relatif moderat.

Selain itu, meningkatnya kinerja perekonomian dan perdagangan

internasional pada gilirannya akan meningkatkan harga komoditas

internasional yang dapat ditransmisikan ke harga domestik.

Tekanan inflasi tersebut dapat diminimalkan apabila respons

dari sisi penawaran memadai untuk memenuhi permintaan yang

meningkat. Inflasi administered prices diprakirakan lebih tinggi

seiring dengan rencana pemerintah untuk menaikkan tarif TTL

sebesar 15%. Kenaikan tersebut tidak saja memengaruhi inflasi

administered prices, namun juga terdapat dampak tidak langsung

ke komponen inflasi lainnya. Inflasi volatile food diprakirakan masih

berada pada level rata-rata historis apabila tidak ada gangguan

terkait produksi dan distribusi. Untuk mengamankan produksi,

dalam RAPBN tahun 2013 pemerintah mengalokasikan tambahan

2 triliun rupiah untuk Kementerian Pertanian yang dapat digunakan

untuk investasi infrastruktur sektor pertanian.

FAKTOR RISIKO

Berbagai faktor risiko baik dari sisi eksternal maupun domestik akan menentukan arah

prakiraan perekonomian tahun 2012 dan 2013. Lebih rendahnya pertumbuhan PDB dunia

dan volume perdagangan dunia dapat menurunkan laju pertumbuhan PDB pada kisaran

bawah. Perekonomian dunia yang lebih lemah akan mengurangi permintaan barang-

barang ekspor Indonesia sehingga pada gilirannya akan menurunkan kontribusi ekspor

lebih dalam terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dari sisi inflasi, beberapa faktor risiko selain kenaikan TTL 15% yang telah mendapat

persetujuan dari DPR, risiko lainnya bersumber dari rencana kenaikan lanjutan harga gas

industri sebesar 15% pada April 2013. Untuk mengantisipasi berbagai faktor risiko yang

dapat mendorong inflasi, Bank Indonesia akan melakukan langkah-langkah koordinasi

Grafik 2.11

Perkembangan Ekspektasi Inflasi (Consensus Forecast)

Grafik 2.12

Inflasi Volatile Food

����������������������� �����������������������

���

���

���

���

���

���� � � � � � � � � �� �� �� � � �

��������

��������

��������

�������� ����

�������� ����

���� �������� ����

����

���� ���� ����

������

����

��������

����

� � �

���

����

����

����

����

����

����

����

����

� � �

������

����

���������

����

��

��

��

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

Page 24: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Prospek Perekonomian dan Faktor Risiko ke Depan

14Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

yang lebih intensif guna mengantisipasi dan meminimalisir tekanan

inflasi ke depan, terutama yang bersumber dari administered prices.

Hal itu diperkuat dengan berbagai upaya untuk menjaga tetap

rendahnya inflasi volatile food dengan mendorong kelancaran

pasokan dan distribusi barang khususnya bahan pangan pokok

melalui kerjasama antar daerah.

Grafik 2.13

Fan Chart Proyeksi Inflasi Tahun 2012-2013

������� ������� ��������������

�������

Page 25: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

15Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

3. Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

Ketidakpastian kondisi perekonomian global diprakirakan masih akan berlanjut

pada triwulan III 2012. Koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia (China,

Jepang, dan India), ketidakpastian krisis utang di kawasan Eropa, dan penurunan

proyeksi volume perdagangan dunia menghambat laju ekspansi ekonomi dunia

lebih lanjut. Di negara emerging markets Asia, kinerja ekspor di beberapa negara

masih melanjutkan tren penurunan seiring dengan melambatnya laju industri

global yang dikontribusi oleh menurunnya motor ekonomi Asia seperti China

dan India. Sejalan dengan melambatnya perekonomian dunia, tekanan inflasi

global masih berada dalam tren yang menurun. Pasar keuangan global menguat

didorong oleh sentimen positif stimulus moneter bank sentral utama dunia

(Eropa, Jepang, AS) dan stimulus fiskal pemerintah China. Respons kebijakan

bank sentral negara maju secara umum masih akomodatif guna mendorong

kegiatan aktivitas perekonomian. Hal yang sama juga terjadi pada respons

kebijakan bank sentral negara berkembang meski ruang pelonggaran kebijakan

semakin terbatas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2012 diprakirakan masih tetap

tinggi di tengah melambatnya kondisi perekonomian global. Konsumsi rumah

tangga dan investasi diprakirakan masih tetap tumbuh tinggi. Masih lemahnya

permintaan eksternal mendorong melambatnya kinerja ekspor. Kinerja impor

agak tertahan sejalan dengan tren depresiasi nilai tukar rupiah, meski masih

tumbuh tinggi seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik.

Tekanan depresiasi pada nilai tukar rupiah masih berlanjut pada triwulan III

2012 namun dengan intensitas yang lebih moderat dan tingkat volatilitas yang

lebih terjaga. Pelemahan rupiah terutama disebabkan oleh masih tingginya

ketidakpastian akan kondisi perekonomian global serta tingginya permintaan

valuta asing di pasar valuta asing domestik sejalan dengan masih tingginya

impor di tengah perlambatan ekspor.

Di sisi harga, inflasi IHK tetap terkendali. Tetap rendahnya inflasi IHK didukung

oleh semua faktor baik fundamental maupun nonfundamental. Inflasi inti

masih tercatat rendah di tengah tekanan depresiatif nilai tukar, kenaikan

harga komoditas emas dan harga pangan global yang tetap tinggi. Sementara

itu, inflasi volatile food dan inflasi administered price tercatat rendah sejalan

dengan terkoreksinya beberapa harga komoditas pangan pasca hari raya Idul

Fitri dan tidak adanya kebijakan Pemerintah di bidang harga barang dan jasa

yang bersifat strategis.

Page 26: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

16Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Di pasar keuangan, perkembangan suku bunga PUAB menunjukkan peningkatan

sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga koridor

bawah sebesar 25 bps. Sementara itu, suku bunga kredit masih menunjukkan

tren yang menurun, sedangkan suku bunga deposito relatif stabil. Di sisi lain,

beberapa sentimen positif global serta faktor fundamental makro ekonomi

domestik mampu mendorong kinerja pasar saham domestik menguat pada

triwulan laporan. Sejalan dengan itu, kinerja di pasar keuangan SBN meskipun

mengalami sedikit tekanan pada tenor jangka pendek, namun tetap positif

pada tenor jangka menengah dan panjang.

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Perekonomian global masih diliputi ketidakpastian dan diprakirakan akan

tumbuh lebih rendah. Lebih rendahnya prakiraan pertumbuhan global pada tahun

2012 tersebut terkait revisi turun pertumbuhan ekonomi Asia seperti Jepang, China,

dan India. Namun, kebijakan stimulus yang dilakukan oleh berbagai bank sentral

negara maju diharapkan mampu menahan perlambatan kinerja ekonomi global. Pasar

keuangan global menunjukkan kinerja yang positif sejalan dengan stabilnya pasar

keuangan Eropa, terutama pasca disetujuinya European Stability Mechanism (ESM)

oleh Jerman dan kebijakan Outright Monetary Transactions (OMT) dari ECB. Selain itu,

kebijakan quantitative easing (QE) III oleh The Federal Reserve, program bond-buying

Bank of Japan (BoJ), dan stimulus fiskal China juga turut menopang sentimen positif

sehingga mendorong perbaikan persepsi risiko investor global. Harga minyak dunia

mengalami kenaikan didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur

Tengah, sentimen positif di pasar keuangan global, serta peningkatan permintaan global

meski masih terbatas. Sementara itu, tekanan inflasi global masih dalam tren menurun

meski sedikit meningkat sejalan dengan pergerakan harga komoditas internasional,

terutama energi. Respons kebijakan moneter di negara maju dan emerging markets

secara umum cenderung akomodatif yang ditandai dengan penurunan suku bunga

acuan bank sentral Brazil, China, Kolombia, dan Hungaria merespons pelemahan aktivitas

ekonomi domestik dan outlook global.

Laju pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan III 2012 relatif moderat dengan

disertai risiko dari penerapan kebijakan penurunan defisit anggaran fiskal

(fiscal cliff). Masih rendahnya pertumbuhan AS juga tercermin dari revisi turun proyeksi

pertumbuhan ekonomi AS oleh Federal Reserve pada September 2012 menjadi ke kisaran

1,7% -2,0% (yoy) dari kisaran 1,9%-2,4% (yoy). Sektor produksi AS masih mengalami

tekanan yang tercermin dari penurunan indeks produksi dan utilisasi kapasitas pada

Agustus 2012 (Grafik 3.1). Masih tertekannya industri manufaktur AS juga terkonfirmasi

dari survei Fed Districts dan Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur yang masih

berada dalam fase kontraksi sepanjang Juni sampai dengan Agustus 2012. Dari sisi

konsumsi, beberapa indikator konsumsi rumah tangga AS menunjukkan perbaikan

seiring dengan menguatnya keyakinan konsumen (Grafik 3.2). Keyakinan konsumen

yang menguat tersebut didorong oleh kenaikan harga aset (rumah dan saham) di tengah

Page 27: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

17Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

masih rentannya penyerapan tenaga kerja. Sektor perumahan

AS berangsur membaik seiring dengan meningkatnya penjualan

rumah dan ijin pendirian bangunan yang turut mendorong

kenaikan harga rumah. Namun ke depan, penerapan kebijakan

kendala fiskal (fiscal cliff) berpotensi akan menekan konsumsi

rumah tangga. Berdasarkan perkembangan tersebut, Consensus

Forecast September 2012 memprakirakan ekonomi AS akan

tumbuh sebesar 2,4% (yoy) pada triwulan III 2012.

Perekonomian Eropa diprakirakan masih mengalami

kontraksi pada triwulan III 2012. Kebijakan penghematan

fiskal yang diterapkan oleh beberapa negara Uni Eropa

berdampak pada tertekannya aktivitas ekonomi yang berimbas

pada pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga meningkatkan

angka pengangguran. Tingkat pengangguran Eropa pada Agustus

2012 mencapai 11,4%, merupakan angka tertinggi sepanjang

sejarah. Konsumsi rumah tangga di kawasan Eropa juga masih

tertekan seiring dengan melemahnya keyakinan konsumen

dan menurunnya penjualan eceran akibat tingginya tingkat

pengangguran. Namun, terdapat indikasi adanya peningkatan

upah di kawasan Eropa, khususnya di Jerman. Sementara itu,

kinerja produksi di kawasan Eropa masih tertekan tercermin dari

indeks PMI manufaktur Markit sebesar 46,1 pada September

2012 (Grafik 3.3) dan indeks produksi yang tumbuh -2,7% (yoy)

pada Juli 2012. Semakin lemahnya ekonomi kawasan Eropa pada

triwulan III 2012 dikonfirmasi oleh Consensus Forecast September

yang memprakirakan akan terkontraksi semakin dalam sebesar

-0,8% (yoy).

Perekonomian Asia diprakirakan tumbuh melambat

terimbas dari penurunan ekonomi China dan India. Hampir

sebagian besar kinerja industri Asia mengalami perlambatan

yang terlihat dari indeks PMI manufaktur yang berada dalam

fase kontraksi. Searah dengan penurunan aktivitas industri,

indeks produksi Asia seperti Singapura dan Thailand tumbuh

negatif (Grafik 3.4). Ke depan, ekonomi Asia akan mengalami

perlambatan terutama dikontribusi dari turunnya kinerja

eksternal. Namun di beberapa negara, cukup kuatnya konsumsi

domestik mampu menahan perlambatan aktivitas ekonomi lebih

dalam.

Perekonomian China tumbuh moderat terlihat dari belum

solidnya rilis indikator perekonomian. Kinerja investasi sebagai

penyokong utama pertumbuhan ekonomi China berada dalam

Grafik 3.1

Indeks Produksi dan Kapasitas Utilisasi AS

Grafik 3.2

Indeks Keyakinan Konsumen AS

Grafik 3.3

Indeks PMI Manufaktur Eropa

��

������

������������������

������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������

��

��

��

��

��

��

��

������������

��������

������

�����

��������������������

�����������������

��

������������ ������

���

������

���

��������� ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������

���������������������������������������������

��

��

��

��

�������������������

������������������

������

��

������

��

��

����������������������������������������������������������������������������������������������������

������������ ������������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������

������������������

������

�������������������

Page 28: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

18Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

tren penurunan. Sementara stimulus fiskal yang diumumkan oleh

pemerintah pusat maupun lokal belum memberikan dampak

yang cukup signifikan terhadap perekonomian. Perlambatan juga

terlihat dari sektor produksi yang tercermin dari indikator PMI

manufaktur China yang memasuki fase kontraksi disertai dengan

indeks produksi yang hanya tumbuh sebesar 8,9% (yoy) pada

Agustus 2012. Tertekannya kinerja produksi manufaktur China

juga terkonfirmasi dari kinerja eksternal sebagaimana ekspor

China yang rata-rata hanya tumbuh sebesar 1,9% (yoy) pada

Juli dan Agustus, setelah tumbuh 10,5% (yoy) pada triwulan

sebelumnya. Dari sisi konsumsi, penjualan eceran China tumbuh

dalam tren melambat sejalan dengan melemahnya keyakinan

konsumen. Namun, dampak pelonggaran kebijakan moneter

seperti penurunan suku bunga dan Reserve Requirement Ratio

(RRR) mulai menunjukkan pengaruh positif. Hal tersebut terlihat

dari peningkatan kredit perbankan dan indikator M2 pada Agustus.

Harga komoditas internasional selama triwulan laporan masih tumbuh negatif

sejalan dengan masih lemahnya permintaan global. Indeks Total Harga Komoditas

IMF Agustus 2012 tumbuh sebesar -2,6% (yoy). Penurunan indeks total harga komoditas

IMF disumbang oleh penurunan indeks harga komoditas nonmigas sebesar 11,6% (yoy),

sedangkan komoditas migas justru mengalami kenaikan sebesar 2,8% (yoy). Turunnya

indeks harga komoditas nonmigas dipicu utamanya oleh komoditas metal yang turun

cukup dalam sebesar -25,9% (yoy) seiring dengan melambatnya ekspansi industri global.

Sejalan dengan indeks harga komoditas IMF, Indeks Harga Komoditas Ekspor (IHEx)

nonmigas juga masih tumbuh negatif. Sepanjang triwulan III 2012, IHEX nonmigas turun

sebesar 15,9% (yoy), meski sedikit membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang turun sebesar 16,8% (yoy). Penurunan IHEx nonmigas tersebut dikontribusi oleh

harga komoditas pertanian yang menurun cukup dalam sebesar 26,0% (yoy), bersumber

dari komoditas karet dan kayu lapis. Harga minyak pada triwulan III 2012 meningkat

sejalan dengan masih berlanjutnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan adanya

ekpekstasi stimulus moneter dan kebijakan QE III The Fed. Hal tersebut diprakirakan

mendorong perbaikan risk appetite investor dan aliran dana memasuki pasar komoditas.

Rata-rata harga minyak WTI dan Minas sepanjang triwulan laporan mencapai 92,2 dolar

AS per barel dan 114,0 dolar AS per barel.

Tekanan inflasi global pada triwulan laporan masih dalam tren menurun meski

sempat meningkat pada Agustus. Tekanan inflasi global (komposit) IMF pada Agustus

2012 tercatat sebesar 3,0% (yoy). Tekanan inflasi global masih dalam tren menurun

seiring dengan penurunan harga komoditas dan aktivitas perekonomian global.

Sementara laju inflasi dunia untuk keseluruhan tahun 2012 berdasarkan Consensus

Forecast September 2012 diprakirakan mencapai 3,24% (yoy), yaitu inflasi IHK di

negara maju dan berkembang masing-masing diprakirakan mencapai 4,9% (yoy) dan

1,9% (yoy).

Grafik 3.4

Indeks Produksi Negara Asia

�����

������

���

���

���

���

��

��

��

��

���

���

���

��

��

�������

�����������������

���������� �����������

��������

�����

���������

�����������������

��

���

�����

�������

���

��� �������������������

��� �������������������

��� �������������������

��� �������������

��� �������������������

��� �������������������

��� �������������������

��� �������������

Page 29: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

19Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Respons kebijakan moneter bank sentral negara maju masih akomodatif

disertai dengan berbagai kebijakan nonkonvensional lainnya untuk mendukung

aktivitas perekonomian. Hampir sebagian besar kebijakan bank sentral negara maju

masih akomodatif dengan mempertahankan suku bunga yang rendah seperti AS, Jepang,

dan Inggris. Bank Sentral Eropa (European Central Bank / ECB) memotong suku bunga

pada Juli sebesar 25 bps menjadi 0,75%, sementara bank sentral Australia (Reserve Bank

of Australia / RBA) kembali memotong suku bunganya sebesar 25 bps menjadi 3,25%.

Di samping itu, beberapa bank sentral utama seperti AS, Inggris, Jepang, dan Eropa

juga mengumumkan kebijakan nonkonvensional seperti pembelian surat-surat berharga

(SSB) seiring dengan rendahnya suku bunga. Federal Reserve pada 13 September 2012

mengumumkan kebijakan Quantitative Easing tahap III dengan pembelian SSB jenis

mortgage backed securities sebesar 40 miliar dolar AS tiap bulannya tanpa ada batasan

waktu. Bank of England (BoE) mengumumkan tambahan Asset Purchase Program

(APP) sebesar 50 miliar poundsterling yang menjadikan total APP sebesar 375 miliar

poundsterling. ECB juga mengumumkan pembelian SSB melalui mekanisme Outright

Monetary Transactions (OMT) tanpa menyebutkan jumlah pembelian. Bank of Japan

juga akan membeli SSB sebesar 10 triliun yen dan menjadikan total sebesar 65 triliun

yen yang difokuskan pada pembelian SSB milik pemerintah (government bond).

Hampir sebagian besar bank sentral negara emerging markets juga melakukan

pelonggaran kebijakan moneter. Beberapa bank sentral seperti Brasil, Kolombia,

China, Korea, dan Vietnam memotong suku bunganya demi mendorong aktivitas

perekonomian. Namun, beberapa bank sentral di Asia terpantau mempertahankan suku

bunganya seiring dengan tekanan inflasi yang mulai merangkak naik. Melihat pergerakan

ekspektasi inflasi yang mulai meningkat (harga aset dan komoditas), bank sentral di

Asia diprakirakan akan menahan pemotongan suku bunga lebih lanjut. Kondisi ekonomi

global yang melemah akibat rapuhnya pemulihan ekonomi AS dan China, serta gejolak

krisis Eropa akan mendorong kebijakan bank sentral di Asia cenderung akomodatif.

PERTUMBUHAN EKONOMI

Permintaan Agregat

Perekonomian Indonesia pada triwulan III 2012 diprakirakan masih tumbuh

cukup baik sebesar 6,3%, namun lebih rendah dari prakiraan semula (yoy,

Tabel 3.1). Sumber utama pertumbuhan pada triwulan laporan berasal dari konsumsi

rumah tangga dan investasi. Konsumsi rumah tangga tumbuh meningkat sejalan

dengan keyakinan konsumen yang menguat dan terjaganya daya beli masyarakat.

Kinerja investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto / PMTB) tumbuh tinggi pada

triwulan III 2012 didukung oleh tingginya optimisme sejalan dengan iklim usaha yang

kondusif dan kuatnya permintaan domestik. Kinerja ekspor pada triwulan laporan

diprakirakan melambat sejalan dengan masih lemahnya perekonomian dunia. Namun,

ekspor diprakirakan berpotensi tumbuh membaik pada triwulan IV sejalan dengan

potensi perbaikan ekonomi negara mitra dagang dan meningkatnya harga komoditas.

Page 30: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

20Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Grafik 3.5

Indeks Keyakinan Konsumen – SK BI

���������

�����������������������

���

���

���

���

���

��

��

��

��

������������� ������

�������������

�������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ���� ���� ����

��������������������������������������������������

Sementara itu, impor diprakirakan masih tumbuh relatif tinggi meski melambat sejalan

dengan masih kuatnya permintaan domestik.

Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2012 diprakirakan tumbuh meningkat

didukung oleh menguatnya keyakinan konsumen. Hal tersebut tercermin dari

berbagai survei keyakinan konsumen yang menunjukkan optimisme konsumen.

Meningkatnya keyakinan akan ketersediaan lapangan kerja saat ini dan ekspektasi

kegiatan usaha ke depan mendorong Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) BI pada

September 2012 terus menguat (Grafik 3.5). Searah dengan hal tersebut, Indeks

Tendensi Konsumen (ITK) BPS pada triwulan laporan juga diprakirakan menguat

didorong oleh tingkat optimisme konsumen yang lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya.

Masih kuatnya konsumsi rumah tangga dikonfirmasi oleh pergerakan indikator-

indikator dini konsumsi rumah tangga. Indeks penjualan eceran riil pada Agustus

2012 mengalami kenaikan sebesar 11,1% (mtm) dibandingkan dengan periode

sebelumnya (Grafik 3.6). Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan konsumsi

masyarakat pada bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Kelompok

komoditas yang berkontribusi terbesar dalam kenaikan indeks

adalah kelompok barang lainnya, perlengkapan rumah tangga

lainnya, serta makanan, minuman, dan tembakau. Selain

itu, subkelompok komoditas pakaian jadi serta alas kaki dan

perlengkapannya juga mengalami kenaikan penjualan yang

cukup signifikan. Penjualan mobil kembali menguat pada

September 2012. Prospek peningkatan penjualan hingga

akhir tahun didukung oleh tingginya transaksi dalam gelaran

pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) serta masih

bertumbuhnya kelas menengah Indonesia. Sementara, setelah

sempat mengalami penurunan pada Agustus, penjualan sepeda

motor kembali meningkat pada September hingga 44,96%

dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Indikator

Tabel 3.1

Pertumbuhan Ekonomi – Sisi Permintaan

* Proyeksi Bank Indonesia

Konsumsi Rumah Tangga 4,5 4,6 4,8 4,9 4,7 4,9 5,0 5,1 4,8 - 5,2

Konsumsi Pemerintah 2,8 4,5 2,8 2,8 3,2 5,9 7,0 3,8 9,1 - 9,5

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 7,3 9,3 7,1 11,5 8,8 10,0 12,3 10,0 10,2 - 10,6

Ekspor Barang dan Jasa 12,2 17,2 17,8 7,9 13,6 7,9 1,9 1,1 2,9 - 3,3

Impor Barang dan Jasa 14,4 15,3 14,0 10,1 13,3 8,0 10,9 8,8 9,3 - 9,7

PDB 6,4 6,5 6,5 6,5 6,5 6,3 6,4 6,3 6,1 - 6,5

I III IIIII III* IV*IV2011

2011 2012

%Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

Page 31: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

21Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Meskipun melambat, kinerja investasi pada triwulan

III 2012 diprakirakan masih tetap tumbuh kuat. Masih

kuatnya kinerja investasi didukung oleh optimisme pelaku usaha

yang masih kuat di tengah iklim usaha yang kondusif.Adapun

perlambatan pada triwulan laporan, antara lain terkait koreksi

impor alat transportasi terutama berupa pesawat terbang yang

tercatat tinggi pada awal tahun. Survei Kegiatan Dunia Usaha

Bank Indonesia (SKDU BI) memprakirakan kegiatan bisnis pada

triwulan laporan masih baik dengan prakiraan nilai investasi

yang masih tinggi pada semester II 2012. Investasi tersebut

didominasi oleh investasi baru. Optimisme pelaku usaha yang

masih baik juga ditunjukkan oleh Indeks Tendensi Bisnis (ITB)

BPS yang diprakirakan terus meningkat pada triwulan laporan

(Grafik 3.7).

Sumber pertumbuhan investasi masih ditopang oleh

investasi nonbangunan. Tingginya investasi nonbangunan

sejalan dengan masih kuatnya permintaan domestik dan potensi

perbaikan ekspor ke depan. Konsumsi listrik industri dan Indeks

Produksi Manufaktur juga meningkat memasuki triwulan III

2012. Investasi bangunan diprakirakan masih tumbuh stabil

merespons aktivitas ekonomi, meskipun indikator penjualan

semen dan impor bahan bangunan menunjukkan perlambatan.

Selain itu, pola serapan belanja modal pemerintah khususnya

pada akhir tahun turut mendukung tumbuhnya investasi. Dari

sisi pembiayaan, kredit investasi secara riil masih tumbuh tinggi

pada kisaran 20% didukung oleh tren penurunan suku bunga

kredit investasi riil (Grafik 3.8). Sementara pembiayaan investasi

yang berasal dari obligasi korporasi diprakirakan juga akan

meningkat.

Konsumsi pemerintah pada triwulan III 2012 lebih

baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya. Secara total, serapan belanja pemerintah sampai

dengan September 2012 telah mencapai 62,6% dari APBN-P.

Realisasi anggaran hingga triwulan laporan pada belanja

pegawai masih sama dengan tahun sebelumnya, namun belanja

barang sedikit tertahan. Langkah perbaikan terus dilakukan

untuk mengoptimalkan penyerapan anggaran antara lain

mempercepat proses pengadaan/tender dan belanja modal

melalui penyederhanaan prosedur tender dan mempercepat

implementasi UU Pengadaan tanah.

Kinerja ekspor pada triwulan III 2012 diprakirakan tumbuh

melambat sejalan dengan masih lemahnya permintaan

Grafik 3.6

Indeks Penjualan Eceran

Grafik 3.7

Indeks Tendensi Bisnis - BPS

Grafik 3.8

Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi Riil

�������������������������������

�����������

�����������������������������

�����������

��������������������

��

��������

��

��

��

��

��

�� � � � � � � � � �� �� ��

����� � � � � � � � � �� �� ��

����� � � �

����

���

��

��� � �

��������

��

��

��

��

���

����� �� �� �� �� �� ��� ��� ��� ����

���� ���� ����

����������������������������������

���������������������

�������

�����������������������������������������������

�����������

���

������

���

���

���

��

��� �� ��� �� � �� ��� �� � �� ����

���� ���� ����

��������������������������������� ���������� ������������������� ���������

������������

���

���

���

��

��

��

��

������

Page 32: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

22Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

eksternal dan menurunnya serapan ekspor negara tujuan

utama. Perkembangan perekonomian negara mitra dagang

utama seperti Eropa, China, Jepang, dan India yang masih

melemah berpotensi menghambat laju pemulihan pertumbuhan

ekspor. Hal tersebut juga sejalan revisi turun proyeksi volume

perdagangan dunia pada triwulan laporan. Namun, indikasi

berangsur meningkatnya harga komoditas pada triwulan laporan

serta prospek perbaikan sektor manufaktur dan konsumsi rumah

tangga di AS dan Jepang akan mendorong perbaikan kinerja

ekspor ke depan meski masih terbatas.

Nilai riil ekspor nonmigas hingga pertengahan triwulan III 2012

bergerak melambat dan kembali mencatat pertumbuhan yang

negatif setelah meningkat pada bulan sebelumnya. Perlambatan

terjadi baik pada ekspor migas maupun nonmigas. Di sisi ekspor

nonmigas, kelompok barang pertanian dan industri pengolahan masih tumbuh positif

sedangkan kelompok barang tambang secara keseluruhan tumbuh negatif (Grafik 3.9).

Ekspor komoditas pertambangan yang melambat diantaranya adalah nikel, batubara,

dan tembaga. Penurunan ekspor tersebut tekait masih lemahnya permintaan dari negara

mitra dagang utama. Sementara itu, kinerja ekspor migas juga melambat sejalan dengan

menurunnya produksi pada beberapa blok penghasil minyak.

Kinerja impor pada triwulan III 2012 diprakirakan melambat meski masih tumbuh

pada level yang tinggi sejalan dengan masih kuatnya konsumsi domestik.

Hingga pertengahan triwulan III 2012, perlambatan nilai riil impor terjadi pada seluruh

kelompok penggunaan. Terkoreksinya pertumbuhan ekspor manufaktur pada triwulan

laporan mengakibatkan menurunnya permintaan bahan baku, terutama bahan baku

(processed) untuk industri dan komponen barang modal. Hal tersebut memicu surutnya

pertumbuhan impor kelompok bahan baku. Searah dengan hal tersebut, impor barang

konsumsi dan barang modal juga tercatat melambat meski masih tumbuh positif (Grafik

3.10). Perlambatan impor barang modal didorong oleh turunnya

impor barang perlengkapan transportasi untuk industri dan

kendaraan penumpang untuk industri seiring termoderasinya

penjualan kendaraan. Di sisi lain, impor migas masih tumbuh

positif sebesar 0,7% (yoy) yang didorong oleh tingginya kenaikan

impor minyak mentah yang mencapai 47,4% (yoy).

Operasi Keuangan Pemerintah

Kiner ja operas i keuangan pemerintah sampai

dengan September 2012 diprakirakan tercatat lebih

baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh realisasi belanja

negara yang lebih tinggi di tengah realisasi penerimaan negara

Grafik 3.9

Ekspor Nonmigas

Grafik 3.10

Impor Riil Nonmigas

��������

��

��

��

��

���

���

���

���

����� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��� ���� ���� ����

���� ���� ����

����������������

���������

�������������������

������������

���

��

��������

� �� ��� ������

�����

��������������

���������

�����������

��

��

��

���

��

� �� ��� ������

� �� �������

���� ���� ����

Page 33: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

23Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

yang masih rendah. Sejumlah penerimaan perpajakan seperti Pajak/Pungutan ekspor,

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) SDA migas, dan Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) masih tercatat rendah. Di sisi lain, realisasi sebagian besar belanja negara mencatat

kenaikan yang signifikan didorong oleh percepatan pembayaran subsidi dan bantuan

sosial. Di sisi pembiayaan, imbal hasil SBN yang relatif stabil mendukung pemenuhan

pembiayaan defisit APBN.

Penerimaan negara masih tercatat pada level yang rendah akibat masih

rendahnya realisasi penerimaan, baik perpajakan maupun nonpajak. Faktor

utama rendahnya penerimaan negara bersumber dari PNBP SDA migas yang diprakirakan

masih relatif rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penerimaan yang lebih rendah juga turut dipengaruhi oleh kinerja sejumlah penerimaan

perpajakan yang menurun yaitu PBB dan pajak/pungutan ekspor. Rendahnya penerimaan

PBB disebabkan oleh pengalihan sebagian PBB kepada penerimaan daerah yang

merupakan implementasi dari Undang-undang no.28/2009 tentang pajak dan retribusi

daerah. Sementara penurunan pada pajak/pungutan ekspor ditengarai akibat masih

lemahnya kinerja ekspor.

Peningkatan realisasi belanja negara terutama bersumber dari pembayaran

subsidi dan bantuan sosial. Realisasi belanja negara sampai dengan September 2012

diprakirakan meningkat dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya.Tingginya

realisasi pembayaran subsidi terkait dengan dampak dari peningkatan volume konsumsi

BBM, rata-rata realisasi harga minyak yang lebih tinggi, dan tren depresiasi nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS. Di sisi lain, penyaluran belanja kementerian/lembaga (K/L)

mengalami perbaikan dalam bentuk bantuan sosial dan belanja modal. Bantuan

sosial mengalami perbaikan signifikan diindikasi akibat adanya perbaikan administrasi

pelaksanaan penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat. Walaupun terbatas,

realisasi belanja modal diprakirakan turut membaik.Perbaikan juga terjadi pada transfer

dana ke daerah, dalam hal ini Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian (DOKP) yang

diprakirakan meningkat dari periode sama tahun lalu. Kondisi tersebut dikarenakan

adanya percepatan penyaluran tunjangan profesi dan dana tambahan penghasilan untuk

guru PNS daerah. Sementara itu, program pemerintah untuk melakukan penghematan

dan efisiensi belanja operasional diprakirakan sudah berdampak pada realisasi belanja

barang tahun ini.

Di sisi pembiayaan, realisasi pembiayaan defisit dari penerbitan SBN sampai

dengan September 2012 diprakirakan hampir sama dengan pencapaian tahun

sebelumnya. Pencapaian tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, namun diprakirakan dapat tetap terpenuhi sampai dengan akhir tahun.

Sumber pembiayaan defisit APBN masih didominasi oleh pembiayaan domestik.

Penawaran Agregat

Sisi penawaran pada triwulan III 2012 diprakirakan masih solid didorong oleh

aktivitas domestik yang masih kuat dan potensi pemulihan ekspor mulai

Page 34: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

24Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

semester kedua tahun 2012. Ekspektasi pemulihan perekonomian dunia pada paruh

kedua tahun ini dapat mendorong perbaikan ekspor meskipun masih terbatas. Sumber

pertumbuhan sisi penawaran diprakirakan masih berasal dari sektor industri pengolahan,

sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), serta sektor pengangkutan dan

komunikasi. Sektor industri pengolahan diprakirakan tumbuh meningkat didukung oleh

kuatnya permintaan domestik yang diiringi dengan potensi pemulihan ekspor. Sektor PHR

diprakirakan tetap tumbuh tinggi didukung oleh aktivitas ekonomi domestik yang masih

kuat dan kegiatan impor yang masih tinggi. Sementara itu, kinerja sektor pengangkutan

dan komunikasi diprakirakan masih tumbuh tinggi didorong oleh tingginya aktivitas

selama hari raya Lebaran danpotensi peningkatan komunikasi data.

Sektor pertanian pada triwulan III 2012 diprakirakan tumbuh melambat.

Melambatnya kinerja sektor pertanian tersebut terkait cuaca kering yang berdampak

pada kinerja subsektor tanaman bahan makanan (tabama), sementara kinerja subsektor

perkebunan dan perikanan masih tumbuh baik. Berdasarkan keterangan Kementerian

Pertanian, lahan pertanian pangan yang mengalami kekeringan sampai dengan Agustus

2012 mencapai sekitar 127.000 hektar atau sekitar 1,2% dari total lahan pertanian

pangan. Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) I 2012 BPS, produksi pada keseluruhan

tahun 2012 tumbuh 4,31% (yoy) atau meningkat dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yang sebesar -1,07% (yoy). Sementara, masih baiknya kinerja subsektor

perkebunan dan perikanan terindikasi dari membaiknya ekspor perkebunan pada Juli

2012 dan peningkatan produksi kelapa sawit pada beberapa perusahaan penghasil

kelapa sawit.

Sektor pertambangan diprakirakan melambat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya terkait koreksi ekspor komoditas pertambangan. Penurunan

ekspor pertambangan, khususnya komoditas batubara, menekan kinerja sektor ini.

Di sisi lain, kinerja pertambangan migas memperlihatkan perbaikan walaupun masih

tumbuh rendah. Lifting minyak pada Agustus 2012 mencapai 870 ribu barel per hari

S e k t o r

Tabel 3.2

Pertumbuhan Ekonomi – Sisi Penawaran

* Proyeksi Bank Indonesia

Pertanian 3,7 3,6 2,6 1,9 3,0 4,3 3,7 3,3 2,4 - 2,8

Pertambangan & Penggalian 4,4 1,0 0,6 (-0,3) 1,4 2,8 3,1 2,3 2,1- 2,5

Industri Pengolahan 5,0 6,2 6,9 6,7 6,2 5,7 5,4 5,6 5,5 - 5,9

Listrik, Gas & Air Bersih 4,3 3,9 5,2 5,8 4,8 5,2 5,9 6,0 5,6 - 6,0

Bangunan 5,2 7,5 6,3 7,8 6,7 7,2 7,3 7,2 7,0 - 7,4

Perdagangan, Hotel & Restoran 7,9 9,3 9,2 10,2 9,2 8,3 8,9 8,8 8,6 - 9,0

Pengangkutan & Komunikasi 13,4 10,9 9,5 9,2 10,7 10,3 10,1 10,5 9,9 - 10,3

Keuangan, Persewaan & Jasa 7,0 6,7 6,9 6,7 6,8 6,3 7,0 6,8 6,5 - 6,9

Jasa-jasa 7,0 5,7 7,8 6,5 6,7 5,5 5,7 5,8 5,5 - 5,9

PDB 6,4 6,5 6,5 6,5 6,5 6,3 6,4 6,3 6,1 - 6,5

I III IIIII III* IV*IV

2011 2012

%Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

2011

Page 35: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

25Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

(bph), atau tumbuh sebesar 1,72% (yoy). Namun, angka tersebut masih lebih rendah

dibandingkan asumsi produksi pada APBN-P 2012 yang sebesar 930 ribu bph. Adanya

rencana beroperasinya 14 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas baru pada

triwulan laporan diprakirakan dapat meningkatkan produksi migas.

Sektor industri pengolahan diprakirakan meningkat pada triwulan laporan

sejalan dengan masih kuatnya permintaan domestik di tengah terbatasnya

pemulihan ekspor. Kegiatan industri manufaktur yang meningkat terindikasi dari

Purchasing Manager Index (PMI) yang masih menunjukkan ekspansi. Peningkatan

tersebut didorong oleh pesanan baru domestik yang sedikit meningkat dengan pesanan

baru eksternal yang menandakan pemulihan. Perbaikan sektor industri pengolahan juga

ditunjang oleh peningkatan produksi makanan dan minuman (CPO) dan produksi semen

hingga Agustus 2012. Kinerja subsektor alat angkut menunjukkan tren perlambatan

terlihat dari pertumbuhan mobil, sepeda motor, dan alat berat. Namun, penjualan

mobil pada September 2012 kembali meningkat. Tingginya minat beli konsumen seiring

diperkenalkannya model baru pada ajang IIMS 2012 diprakirakan akan mendorong

kembali tingginya penjualan mobil pada akhir tahun.

Kinerja sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) pada triwulan III 2012

diprakirakan tetap tumbuh tinggi didukung oleh aktivitas perekonomian

domestik yang masih baik. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan indeks penjualan

eceran riil hingga Agustus 2012 yang meningkat. Namun, kinerja subsektor perhotelan

menurun pada Agustus 2012 meskipun jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

mengalami peningkatan.

Pada triwulan III 2012, sektor bangunan diprakirakan tumbuh relatif stabil

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tingginya kinerja sektor bangunan

sejalan dengan kinerja investasi dan aktivitas konstruksi yang masih tumbuh tinggi.

Hingga pertengahan triwulan laporan, penjualan alat berat untuk konstruksi masih

menunjukkan peningkatan meski penjualan semen dan impor bahan bangunan

menunjukkan perlambatan.

Pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan III 2012

diprakirakan mengalami kenaikan. Hal tersebut ditopang oleh meningkatnya kinerja

subsektor pengangkutan, terutama angkutan udara, dan komunikasi. Angkutan udara

dan angkutan kereta api meningkat pada Agustus 2012 didorong oleh meningkatnya

jumlah penumpang (pemudik) pada hari raya Lebaran tahun ini. Berdasarkan keterangan

Departemen Perhubungan, jumlah pemudik Lebaran tahun 2012 tumbuh sebesar 10,8%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 8,2% (yoy). Di sisi

lain, kinerja subsektor komunikasi masih baik, bersumber dari penggunaan internet

dan komunikasi data. Sementara untuk penggunaan komunikasi seluler (suara dan

sms) diprakirakan relatif terbatas. Pertumbuhan komunikasi data/internet yang tinggi

tersebut dapat menahan penurunan kinerja subsektor komunikasi dari pertumbuhan

jumlah pelanggan seluler yang terbatas.

Page 36: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

26Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Grafik 3.11

Kontribusi Pertumbuhan Ekspor Kawasan

Perekonomian Daerah

Perekonomian di sebagian besar daerah diprakirakan relatif masih tumbuh

kuat sejalan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi nasional yang masih

solid. Kontribusi pertumbuhan ekonomi Jawa masih mendominasi perekonomian

daerah. Konsumsi rumah tangga diprakirakan masih cukup kuat di sebagian besar

daerah terutama didorong oleh konsumsi saat menjelang hari raya Lebaran. Investasi

diprakirakan juga masih tumbuh pada level yang cukup tinggi. Masih kuatnya investasi

di Jawa didukung oleh maraknya pembangunan infrastruktur publik dan properti,

kredit investasi yang semakin meningkat, serta optimisme pelaku usaha terhadap

pasar domestik yang masih baik. Namun, kinerja investasi di KTI dan Jakarta sedikit

melambat terindikasi dari menurunnya volume impor barang modal, melambatnya

kredit investasi, dan konsumsi semen di kawasan tersebut. Di sisi lain, kinerja ekspor

nasional yang cenderung melemah terutama bersumber dari melambatnya ekspor

Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Sumatera yang cukup besar (Grafik 3.11). Sektor

industri yang menjadi tumpuan daerah Jawa mengalami penurunan ekspor. Kinerja

ekspor Jawa-Jakarta, yang didominasi oleh barang manufaktur, terus melemah. Produk

tekstil dan bahan kimia yang menurun menjadi kontributor melemahnya kinerja ekspor

manufaktur kawasan. Inflasi daerah pada triwulan III 2012 masih terkendali didukung

oleh terjadinya koreksi harga yang cukup tajam di Sumatera dan sebagian KTI. Namun,

sejumlah kota di Jawa mengalami tekanan inflasi yang cenderung lebih kuat. Koreksi

harga di Sumatera dan KTI terutama terjadi pada bahan makanan, sementara di Jawa

dan Jakarta bahan makanan dan makanan jadi justru mengalami tekanan inflasi.

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)

Kinerja NPI pada triwulan III 2012 diprakirakan membaik dan mencatat surplus.

Membaiknya kinerja NPI didorong oleh perbaikan pada neraca transaksi berjalan serta

neraca transaksi modal dan finansial. Neraca transaksi berjalan diprakirakan membaik,

meskipun masih mengalami defisit. Defisit neraca transaksi berjalan

diprakirakan lebih rendah dibandingkan triwulan II sejalan dengan

penurunan impor yang lebih besar dibandingkan penurunan

ekspor. Penurunan impor tersebut, antara lain disebabkan oleh

pergerakan nilai tukar yang cenderung mengalami depresiasi.

Di sisi lain, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan

mengalami peningkatan surplus seiring dengan lebih tingginya

aliran dana asing, dalam bentuk investasi portofolio maupun

investasi asing langsung (FDI). Kondisi tersebut menyebabkan

proporsi aliran modal dalam bentuk portofolio dan investasi

langsung relatif berimbang dalam struktur aliran masuk modal

asing selama triwulan III 2012. Berdasarkan perkembangan

tersebut, kinerja NPI diprakirakan akan mencatat surplus.

Cadangan devisa sampai dengan September 2012 mencapai

��

��

��

��

����

����

����

����

��

��

� � � � � � � � � �� �� �� � � � � � � � � � �� �� �� � � � � � � � ����� ���� ����

���� ������� ��� ��������

Page 37: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

27Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

110,2 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan

pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

Neraca transaksi berjalan diprakirakan mencatat defisit

yang lebih rendah pada triwulan III 2012. Kinerja neraca

perdagangan pada triwulan laporan diprakirakan lebih rendah

akibat masih berlanjutnya kontraksi kinerja ekspor (Grafik 3.12).

Masih rendahnya kinerja ekspor sebagai dampak masih lemahnya

ekonomi negara mitra dagang utama dan berlanjutnya kontraksi

pada harga komoditas global. Namun, tekanan terhadap ekspor

relatif tertahan antara lain dikarenakan tren depresiasi nilai

tukar rupiah. Di sisi lain, tren depresiasi rupiah berdampak pada

menyusutnya impor pada triwulan III 2012. Tertahannya kegiatan

impor menyebabkan kegiatan aktivitas pengangkutan mengalami

penurunan dan mendorong lebih rendahnya prakiraaan defisit

neraca jasa pada triwulan laporan. Sementara itu, berlanjutnya

aliran masuk dana asing pada triwulan laporan berdampak pada

tetap tingginya defisit neraca pendapatan selama triwulan III

2012.

Surplus neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan

meningkat pada triwulan III 2012. Lebih tingginya surplus

neraca TMF tersebut disebabkan oleh aliran masuk dana asing

dalam investasi portofolio yang cukup besar. Sampai dengan akhir

September 2012, kepemilikan nonresiden pada instrumen Surat

Berharga Negara (SBN), termasuk Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN), mengalami kenaikan. Kenaikan kepemilikan asing juga

terjadi pada instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sementara

aliran investasi langsung pada triwulan laporan diprakirakan

masih tinggi. Di pasar saham, investor nonresiden mencatat beli

neto selama triwulan laporan.

NILAI TUKAR RUPIAH

Selama triwulan III 2012, tekanan depresiasi pada rupiah masih berlanjut namun

dengan intensitas yang lebih rendah dan tingkat volatilitas yang lebih terjaga

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara rata-rata, rupiah terdepresiasi

sebesar 2,26% (qtq) ke Rp9.491 per dolar AS dari Rp9.277 per dolar AS pada triwulan

sebelumnya. Sementara itu, secara point-to-point, rupiah melemah sebesar 1,85% dan

ditutup pada level Rp9.570 per dolar AS dengan volatilitas yang lebih terjaga (Grafik

3.14 dan 3.15).

Masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun

domestik. Dari sisi eksternal, masih tingginya ketidakpastian terkait penanganan krisis

Grafik 3.12

Kinerja Neraca Perdagangan

Grafik 3.13

Transaksi Modal dan Finansial

����

����

����

���

���

���

���

���

������ ������

���������������

���

���

���

��

��

�����������������

����������� ���������������

������������ ����������������

�����������������������������

����

������ �������� �������� �������� �������� ��������

�������������������������������������

������������������������

������

��

��

���� �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� �� �

���� ���� ���� ������

����

Page 38: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

28Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Grafik 3.14

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

Grafik 3.15

Depresiasi/Apresiasi Mata Uang Kawasan

utang dan fiskal di Eropa, pemulihan ekonomi AS yang belum

solid, melemahnya perekonomian China serta koreksi harga

komoditas global turut memberi tekanan pada nilai tukar rupiah.

Sementara itu, dari sisi domestik, melambatnya pertumbuhan

ekspor di tengah masih tingginya impor menyebabkan masih

tingginya permintaan valuta asing di pasar valuta asing domestik.

Hal itu pada gilirannya memberikan tekanan pada pergerakan nilai

tukar rupiah. Namun, adanya kebijakan stimulus dari beberapa

negara maju, seperti AS, Jepang dan Eropa, pada akhir triwulan

laporan mampu memberikan sentimen positif bagi pelaku

pasar. Sentimen positif tersebut kemudian mendorong kembali

masuknya aliran dana ke Indonesia (capital inflows) sehingga

pasokan di pasar valuta asing domestik membaik dan pada

gilirannya mampu menahan pelemahan rupiah lebih lanjut.

Pasang surut sentimen terkait proses pemulihan ekonomi

global mewarnai pergerakan rupiah selama triwulan III

2012. Meski sempat mereda pada awal triwulan laporan seiring

dengan meningkatnya optimisme pasar pasca kesepakatan yang

dicapai pemimpin kawasan Eropa pada Euro Summit, pasang

surut sentimen global masih terus mewarnai pergerakan nilai

tukar hingga akhir triwulan laporan. Beberapa perkembangan

eksternal lainnya yang terjadi selama triwulan III 2012 dan

memberikan pengaruh pada pergerakan nilai tukar diantaranya:

(1) Perkembangan makroekonomi kawasan Eropa1 yang

menunjukkan semakin dalamnya dampak krisis sehingga

meningkatkan kekhawatiran investor global akan prospek

penanganan krisis utang dan fiskal di kawasan tersebut, serta

memberikan tekanan pada pergerakan nilai tukar global; (2)

Belum solidnya pemulihan perekonomian AS seperti tampak pada sektor produksi AS

yang masih tertekan dan penyerapan tenaga kerja yang lemah, meskipun data konsumsi

(consumer spending) mengalami sedikit perbaikan seiring dengan menguatnya keyakinan

konsumen akibat kenaikan harga aset (rumah dan saham); (3) Moderasi perekonomian

China yang hanya mencatat pertumbuhan sebesar 7,6% (yoy) selama triwulan II 2012,

pertumbuhan terlemah dalam tiga tahun terakhir. Di sisi lain, beberapa perkembangan

positif di pasar keuangan global seperti kebijakan stimulus yang dilakukan oleh The

Fed, Bank of Japan dan ECB serta disetujuinya European Stability Mechanism (ESM)

oleh Mahkamah Konstitusi Jerman memberikan optimisme bagi investor global dan

mendorong aliran modal asing ke aset emerging markets termasuk Indonesia.

Dari sisi domestik, perlambatan pertumbuhan ekspor di tengah impor yang

tetap tinggi menyebabkan defisit transaksi berjalan dan memberi tekanan pada

pergerakan nilai tukar. Melambatnya ekspor selain diakibatkan oleh melemahnya

permintaan negara mitra dagang juga dipengaruhi oleh terkoreksinya harga komoditas

1 Perkembangan makroekonomi kawasan Eropa yang menunjukkan semakin dalamnya dampak

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

��������

����

����

��������

��������

���� ����

�����������

�����������������

�������

����

����

����

���

����

��

����

���

����

����

����

����

����

���

����

��

����

���

���

����

���

���

�����

���

����

�����

���

����

�����

���

����

�����

���

����

����

���

���

����

���

���

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

���

���

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

�����

����

���������

��������

��������

�����

��������

���������

�������

���

���

���

���

���

������������

�������������

����� ����� ����� ���� ���� ����

���

��� �

�����

����

��������

��������

��������������������������

Page 39: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

29Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

internasional. Namun, faktor risiko domestik mengalami

perbaikan seiring dengan membaiknya risiko global pasca-Euro

Summit dan dilakukannya kebijakan stimulus lanjutan di AS dan

Eropa. Perbaikan risiko global tercermin dari menurunnya indeks

MSCI World dan VIX serta CDS negara utama Eropa (Grafik 3.16

dan 3.17). Sementara itu, perbaikan risiko domestik tercermin

dari perkembangan CDS dan premi swap Indonesia yang relatif

stabil. CDS Indonesia berada pada tren yang menurun yang

menunjukkan berkurangnya risiko seiring dengan adanya

konsolidasi risiko di pasar keuangan global. Sementara itu, premi

swap yang mengindikasikan persepsi pasar terhadap pergerakan

rupiah ke depan cenderung stabil.

Imbal hasil berinvestasi di instrumen rupiah masih relatif

kompetitif sehingga menjadi daya tarik bagi investor.

Indikator imbal hasil yang tercermin dari selisih suku bunga

dalam negeri dan luar negeri (UIP – Uncovered Interest Parity)

masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara

di kawasan regional. Bahkan jika memperhitungkan premi risiko

(CIP – Covered Interest Parity), daya tarik investasi dalam rupiah

pun tetap lebih tinggi dibandingkan Korea, Malaysia dan Filipina

(Grafik 3.18 dan 3.19).

INFLASI

Sampai dengan triwulan III 2012 tekanan inflasi IHK masih

tetap terkendali. Pada triwulan laporan inflasi IHK tercatat

sebesar 1,68% (qtq) sehingga secara tahunan tercatat 4,31%

(yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya (Grafik 3.20).

Secara bulanan, inflasi pada September 2012 tercatat cukup

rendah sebesar 0,01% (mtm). Hal tersebut terutama didorong

oleh terkoreksinya harga-harga komoditas pasca hari raya Idul

Fitri yang cukup tajam serta berbagai langkah kebijakan yang

ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga

stabilitas harga.

Secara fundamental, inflasi inti masih tercatat rendah.

Di tengah pergerakan nilai tukar yang cenderung depresiatif,

kenaikan harga emas internasional serta masih tingginya harga

komoditas pangan global, inflasi inti pada September 2012

tercatat cukup rendah. Selama periode laporan, ekspektasi inflasi

tetap terjaga, dan respons sisi penawaran terhadap permintaan

masih cukup memadai. Selain itu, rendahnya inflasi inti juga

Grafik 3.16

Indeks Risiko Global (VIX dan MSCI World)

Grafik 3.17

CDS Negara-negara Eropa

Grafik 3.18

Uncovered Interest Parity (UIP)

��

��

��

��

��������

��������������� ���������������������

������

����

����

����

������������������������

��

����

����

����

��

����

����

����

����

����

����

������

������

������

������

������

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

������

������

����

��

������

������

������

����

����

����

����

����

����

����

����

����

������������������

������ ��� ���

���

���

���

���

��

��

���

���

���

���

���

���

���� ����

�������������������������������

��������������������������

��

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

�����

����

����

����

����

����

����

����

����

�����

�������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������ ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������ ��� ��� ��� ��� ���

���� ���� ����

��������� ��������� ����� ��������

Page 40: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

30Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

dipengaruhi oleh terkoreksinya beberapa tarif pasca hari raya

Idul Fitri dan musim tahun ajaran baru, seperti tarif angkutan

dan biaya pendidikan.

Di sisi nonfundamental, inflasi volatile food dan

administered price juga tercatat rendah. Koreksi harga pada

beberapa komoditas pangan pasca hari raya Idul Fitri mendorong

penurunan tekanan inflasi volatile food. Sementara itu, inflasi

administered price cenderung stabil pada level yang rendah

seiring dengan tidak adanya kebijakan Pemerintah di bidang

harga barang dan jasa yang bersifat strategis.

DISAGREGASI INFLASI

Tingkat inflasi inti masih terkendali pada level yang rendah.

Pada triwulan III 2012, inflasi inti tercatat sebesar 1,86% (qtq)

sehingga secara tahunan sebesar 4,12% (yoy).Pada awal triwulan,

tekanan pada inflasi inti banyak dipengaruhi oleh perkembangan

harga pangan global yang meningkat tinggi (Grafik 3.21) serta

adanya faktor musiman terkait perayaan hari raya Idul Fitri dan

penyelenggaraan tahun ajaran baru. Tekanan yang bersumber

dari harga pangan global terutama berasal dari komoditas gula

pasir, sedangkan pengaruh faktor musiman terkait perayaan

hari raya Idul Fitri dan penyelenggaraan tahun ajaran baru

tercermin pada kenaikan tarif angkutan khususnya angkutan

antar kota pada periode Lebaran dan biaya jasa pendidikan

khususnya Perguruan Tinggi (PT) pada tahun ajaran baru yang

lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir. Pada

akhir triwulan, tekanan musiman tersebut mereda tercermin

dari koreksi tarif angkutan dan lebih rendahnya sumbangan inflasi biaya pendidikan.

Meredanya tekanan musiman tersebut pada saat yang bersamaan dapat menahan

dampak dari harga komoditas emas global yang kembali meningkat.

Tekanan permintaan tercatat rendah karena respons penawaran yang memadai.

Hal itu tercermin dari perkembangan harga barang-barang industri pengolahan di level

konsumen yang cukup terkendali. Perkembangan harga barang di level konsumen

relatif sejalan dengan perkembangan harga di hulu yaitu di tingkat pedagang besar

(wholesaler). Dari indikator kapasitas produksi terpakai, kapasitas produksi terpakai

total yang meningkat dalam 3 bulan terakhir dan mencapai 82,98 pada Juli 2012 belum

diikuti oleh kenaikan inflasi yang berlebihan (Grafik 3.22). Kenaikan kapasitas terpakai

tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pada subsektor makanan minuman yang

mengalami kenaikan 18,96%. Tekanan permintaan yang cukup tinggi sempat terjadi

terkait dengan perayaan hari raya Idul Fitri yang pada saat bersamaan juga terjadi

kenaikan harga input (bahan pangan mentah) dan harga bahan baku (impor). Namun,

Grafik 3.19

Covered Interest Parity (CIP)

Grafik 3.20

Perkembangan Inflasi

����

����

��

��

��

��������������������������

���������������

�������������������������������������������������

������

����������������

������������������������������

������������������������������

������������������������������

������������������������������

���������������������

����

�����

����

����

����

����

�����

����

�������� ��� ������ ��� ���

������� ��� ������ ��� ���

������� ��� ������ ��� ���

������� ��� ������ ��� ���

��������� �������� ����� ��������

��� ��� ���

Page 41: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

31Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

pada akhir triwulan laporan, tekanan permintaan kembali mereda

seiring dengan kembali normalnya pola konsumsi masyarakat.

Ekspektasi inflasi masih tetap terjaga. Dari berbagai survei

baik internal maupun eksternal, ekspektasi inflasi untuk tahun

2012 masih terjaga sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012

(Grafik 3.23 dan 3.24). Terjaganya ekspektasi merupakan hasil

dari upaya mengarahkan ekspektasi inflasi pelaku pasar ke tingkat

yang lebih rendah melalui strategi komunikasi kebijakan yang

intensif. Namun, pelaku pasar masih memperhatikan kondisi

ketidakpastian ke depan baik dari domestik maupun eksternal.

Dari domestik, faktor ketidakpastian antara lain bersumber dari

kebijakan energi yang akan diambil Pemerintah terkait dengan

sustainabilitas fiskal. Sementara itu dari eksternal, masih terdapat

ketidakpastian khususnya terkait krisis di Eropa.

Inflasi kelompok volatile food mengalami penurunan.

Perlambatan inflasi volatile food pada triwulan III 2012

dibandingkan dengan triwulan II 2012 terutama terjadi akibat

koreksi yang tajam pasca perayaan hari raya Idul Fitri. Pasca

Idul Fitri 2012, koreksi kelompok volatile food mencapai

-1,17% (mtm), jauh lebih besar dari historisnya sebesar -0,42%

(mtm) sehingga secara tahunan tercatat sebesar 6,70% (yoy).

Penyumbang deflasi dominan dari komoditas volatile food adalah

daging ayam, cabai merah, telur ayam, cabe rawit dan bawang

merah. Deflasi volatile food yang besar juga didorong oleh

minimalnya kenaikan harga beras kendati telah memasuki masa

paceklik. Hal tersebut turut didukung oleh langkah Pemerintah

yang intensif dalam melakukan Operasi Pasar dan penyaluran

raskin. Di sisi lain, komoditas pangan yang mencatat kenaikan

harga ialah buah-buahan dan sayur-mayur yang diakibatkan oleh

masih adanya gangguan pada pasokan. Selain itu, tekanan juga

bersumber dari kenaikan harga pangan global yang tercermin

pada produk-produk turunan di kelompok volatile food.

Sementara itu, tingginya inflasi produk kedelai seperti tempe

dan tahu dipengaruhi oleh lonjakan harga di pasar global karena

kontraksi pasokan.

Inflasi administered prices pada triwulan III 2012 mengalami

perlambatan terutama dipengaruhi oleh melambatnya harga

minyak global. Secara umum, inflasi administered prices

kembali tercatat rendah akibat tidak adanya kebijakan harga

yang strategis. Inflasi administered prices pada periode laporan

tercatat melambat dibandingkan dengan triwulan II 2012 menjadi

Grafik 3.21

Inflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga Komoditas

Grafik 3.22

Kapasitas dan Indeks Produksi

Grafik 3.23

Ekspektasi Harga Pedagang Eceran

��

��

���

���

���

���

��������� ������

��������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

� � � � � � � � � ������ � � � � � � � � � ������ � � � � � � � � � ������ � � ����� ���� ���� ����

� � �

��������������������������������������������������

� � �

������

�������������������������������������������������

����������������������������������������������������������������

���

��������

���

��

��

��

��

���

���

���

����� � � ��

���������

����������

� � � �� � � � �� � � � �� � � ����� ���� ���� ����

���

��

����

����������������������������������������������������������������������������������������������������

��

��

��

���

���

���

��

��

��

��

������ � � �� � ��������

������ � � �� � ��������

������ � � �� � ��������

������ � � �� � ��������

������ � � �� � ��������

������ � � �� � ��������

������ � � �� � ��������

������ � � �� � ��������

������ � � �� �

���

������

Page 42: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

32Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

sebesar 2,74% (yoy) karena deflasi bahan bakar rumah tangga.

Selama triwulan III 2012, tekanan administered prices terutama

bersumber dari rokok dan bensin.

PERKEMBANGAN PASAR KEUANGAN

Suku Bunga

Suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) pada triwulan

III 2012 mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan

koridor batas bawah PUAB O/N.Suku bunga PUAB O/N pada

akhir triwulan III 2012 meningkat sebesar 13 bps menjadi sebesar

4,08% dibandingkan dengan akhir triwulan sebelumnya sebesar

3,95%. Kebijakan Bank Indonesia menaikkan koridor batas

bawah PUAB O/N sebesar 25 bps pada Agustus 2012 menjadi

faktor yang memengaruhi pergerakan suku bunga PUAB O/N.

Di sisi lain, kondisi likuiditas perbankan selama triwulan III 2012 masih tercatat stabil

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, suku bunga PUAB dengan

tenor yang lebih panjang turut bergerak searah dengan suku bunga PUAB O/N.

Dari sisi risiko, persepsi risiko di PUAB tetap terjaga. Persepsi risiko yang terjaga

tercermin pada selisih antara suku bunga tertinggi dan terendah PUAB O/N pada

triwulan III 2012 yang tercatat sangat kecil yakni secara rata-rata sebesar 7 bps. Selisih

tersebut juga jauh menurun dibandingkan dengan akhir triwulan sebelumnya yang

mencapai 22 bps. Sementara itu, volume transaksi di PUAB pada akhir triwulan III 2012

menurun dibandingkan dengan akhir triwulan sebelumnya sesuai dengan pola historis

(pola pasca lebaran).

Di sisi suku bunga perbankan, suku bunga kredit masih bergerak menurun,

sedangkan suku bunga deposito cenderung stabil. Pada triwulan III 2012,2 rata-

rata suku bunga kredit mengalami penurunan sebesar dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Sementara itu, suku bunga deposito 1 bulan relatif stabil dari triwulan

sebelumnya. Rata-rata suku bunga kredit pada triwulan laporan tercatat sebesar

12,24%, sedangkan suku bunga deposito 1 bulan tercatat sebesar 5,43% (Tabel 3.3).

Penurunan suku bunga kredit sejalan dengan penurunan suku bunga dasar kredit

(SBDK) yang sejak diperkenalkan pada Maret 2011 terus mengalami penurunan pada

semua segmen terutama disebabkan oleh menurunnya komponen Harga Pokok Dana

Kredit (HPDK) dan biaya overhead. Pada triwulan III 2012, SBDK mengalami penurunan

terutama pada segmen non-KPR sebesar 31 bps, diikuti segmen Korporasi sebesar 9 bps,

segmen Retail sebesar 5 bps dan segmen KPR sebesar 4 bps. Jika dibandingkan dengan

posisi Maret 2011, per Agustus 2012 SBDK tercatat lebih rendah dengan kisaran 70-88

bps, yaitu 88 bps untuk segmen non-KPR diikuti dengan segmen Korporasi sebesar 79

bps,segmen Retail sebesar 77 bps dan segmen KPR sebesar 70 bps.

Penurunan suku bunga terjadi pada seluruh jenis kredit berdasarkan

penggunaannya. Suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi

2 Data sampai dengan Agustus 2012

Grafik 3.24

Ekspektasi Harga Konsumen

��

��

���

���

���

���

������ ������

� � � � � � � � � ������� � � � � � � � � ������ � � � � � � � � � ������� � ����� ���� ���� ����

��������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

� � �

���

���

� � �

��������������������������������������������������

Page 43: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

33Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

masing-masing mengalami penurunan sebesar 11 bps, 6 bps dan 21 bps dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya menjadi 11,7%, 11,3%, dan 13,7% (Grafik 3.26).

Dana, Kredit, dan Uang Beredar

Dana pihak ketiga (DPK) masih tumbuh cukup tinggi.

Pertumbuhan DPK pada triwulan III 20123 tercatat stabil dari

triwulan sebelumnya sebesar 21,3% (yoy). Pertumbuhan tersebut

terutama ditopang oleh tingginya pertumbuhan giro, sedangkan

kedua komponen DPK lainnya yakni tabungan dan deposito

mengalami perlambatan (Grafik 3.27).

Pertumbuhan kredit pada triwulan III 2012 mengalami

perlambatan. Hal tersebut sejalan dengan perkembangan PDB

yang sedikit melambat pada triwulan II 2012 terutama dari sisi

eksternal (ekspor). Pada triwulan III 2012, kredit (tidak termasuk

kredit channeling) tumbuh sebesar 23,6% (yoy), melambat

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

sebesar 25,7% (yoy). Dengan pertumbuhan tersebut, selama

tahun 2012 kredit telah ekspansif sebesar Rp312 triliun mencapai

posisi Rp2,511 triliun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar Rp2,453 triliun.

Penyaluran kredit perbankan masih didominasi oleh kredit

untuk tujuan produktif. Kontribusi kredit produktif yang

terdiri dari kredit investasi (KI) dan kredit modal kerja (KMK)

terhadap total kredit tercatat mencapai 70%. Pertumbuhan KI

masih tercatat cukup tinggi sebesar 29,8% (yoy) atau meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 29,1%

(yoy), sedangkan kredit modal kerja tumbuh melambat menjadi

23,2% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencapai 28,2% (yoy). Sementara itu, di sisi kredit nonproduktif

3 Data per Agustus 2012

Suku Bunga (%) Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

Tabel 3.3

Perkembangan Berbagai Suku Bunga

BI Rate 6,75 6,75 6,75 6,50 6,00 6,00 6,00 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75

Penjaminan Deposito 7,25 7,25 7,25 7,00 6,75 6,75 6,50 6,00 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50

Dep 1 bulan (Weighted Average) 6,86 6,80 6,83 6,75 6,56 6,35 6,26 5,97 5,66 5,42 5,35 5,39 5,39 5,42 n,a

Base Lending Rate 12,08 12,17 12,07 12,05 11,94 11,88 11,92 11,24 11,12 n,a n,a n,a n,a n,a n,a

Kredit Modal Kerja (KMK) 12,55 12,50 12,39 12,36 12,31 12,16 12,09 12,11 12,01 11,86 11,78 11,79 11,78 11,73 n,a

Kredit Investasi (KI) 12,11 12,10 12,06 12,02 11,97 12,04 11,73 11,69 11,62 11,56 11,51 11,46 11,42 11,35 n,a

Kredit Konsumsi (KK) 14,32 14,30 14,25 14,02 14,18 14,15 14,19 14,15 14,13 14,10 14,03 13,90 13,92 13,69 n,a

Trw III-2011 Trw IV-2011 Trw I-2012 Trw II-2012 Trw III-2012

Grafik 3.25

Selisih Suku Bunga Perbankan

Grafik 3.26

Suku Bunga Kredit per Jenis Penggunaan

�����

���

��

��

��

������������������ ��������������� �����������������

������� ������������

��������������

�������������������������������������������������������������������������������

��� ��� �������

��� �������

��� �������

��� ��� �������

��� �������

��� �������

��� �������

��� �������

��

��

��

��

��

��

������ ������������ ������

����

����

����

����

������ ����� �����

����

����

����

����

����

����

����

����

Page 44: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

34Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

atau kredit konsumsi tumbuh sedikit meningkat dari triwulan

sebelumnya. Kredit konsumsi tercatat tumbuh 19,9% (yoy) pada

triwulan laporan atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya sebesar 19,6% (yoy).

Dilihat berdasarkan jenis valutanya, pertumbuhan kredit dalam

valuta asing (valas) berada dalam tren melambat. Pada triwulan

III 2012,4 kredit valas hanya tumbuh sebesar 22,6% (yoy) atau

melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencapai 29,3% (yoy). Sementara itu, kredit rupiah masih

tumbuh cukup kuat meskipun sedikit melambat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Kredit rupiah tumbuh sebesar

23,8% (yoy) sedikit menurun dari triwulan sebelumnya sebesar

25,1% (yoy). Hal tersebut ditengarai terkait dengan kondisi

eksternal yang kurang kondusif.

Secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama disokong

oleh kredit sektor perdagangan, sektor industri pengolahan

dan sektor jasa dunia usaha. Pada triwulan III 2012,5 pangsa

penyaluran kredit terbesar terjadi pada sektor perdagangan

sebesar 19,6%. Pertumbuhan kredit di ketiga sektor tersebut

(perdagangan, industri pengolahan dan jasa dunia usaha) masih

tinggi yaitu masing-masing mencapai 34% (yoy), 29% (yoy)

dan 29% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan sektor konstruksi

(bangunan) dan sektor pengangkutan (transportasi) juga tercatat

tinggi sebesar 30% (yoy) dan 29% (yoy). Sektor pertanian yang

hanya memiliki pangsa 5% dari total kredit juga mulai tumbuh

tinggi sejak awal tahun 2012 dan pada akhir triwulan III 2012

pertumbuhannya mampu mencapai 33% (yoy) (Grafik 3.29).

Selama triwulan III 2012, pertumbuhan uang primer

mengalami penurunan. Pada akhir triwulan III 2012,6

pertumbuhan uang primer tercatat sebesar 13,0% (yoy)

atau menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar 15,8% (yoy). Penurunan pertumbuhan uang primer

tersebut disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal (currency

outside bank) yang menurun signifikan menjadi 15,5% (yoy),

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 21,1% (yoy).

Hal tersebut terkait dengan pola konsumsi masyarakat terkait

hari raya Idul Fitri dan Ramadhan. Pada tahun 2011, pola belanja

masyarakat hanya terkonsentrasi pada Agustus 2011, sedangkan

pada tahun 2012 pola belanja masyarakat bergeser ke bulan

Juli dan pertengahan Agustus 2012. Hal tersebut menyebabkan

perbedaan dasar (base) perhitungan yang cukup besar pada 4 Data per Agustus 20125 Data per Agustus 20126 Data per September 2012

Grafik 3.27

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 3.28

Pertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan

Grafik 3.29

Pertumbuhan Kredit per Sektor Ekonomi

��

�����������������������������������������

���������

������������

�������������������

��������������������

����������

�����������

������������

����������������

�����������

���������

�� �� ��

������

������

����

����

����

������

������

����

����

����

����

����

����������

����

����

����

����

����

��

��

��

��

��

���������������� �������������������������������������� �������������������

������

��

��

��

��

��� ��� ��� �������

��� ��� ��� ��� ��� �������

��� ��� ��� ��� ��� �������

������

����

����

����

���

��

��

��

��

�������������� ���������������

������������� ������������

�������

����������������

������

������

����

������

������

������

����

������

������

������

����

������

������

������

����

������

���

�������

������

Page 45: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

35Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Agustus, dari yang semula sangat tinggi di tahun 2011 menjadi

berkurang signifikan pada tahun 2012 mengikuti pergeseran

hari raya Idul Fitri-nya.

Sejalan dengan perkembangan pada uang primer, likuiditas

perekonomian (M1 dan M2) juga menurun. Pada triwulan

III 2012,7 pertumbuhan M1 dan M2 masing-masing tercatat

hanya sebesar 16,5% (yoy) dan 17,8% (yoy), jauh menurun

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar

22,5% (yoy) dan 20,9% (yoy) (Grafik 3.30). Pertumbuhan M1

yang menurun terutama terkait dengan pergeseran hari raya Idul

Fitri serta pencairan gaji ke-13 yang pada tahun 2012 dilakukan

pada Juni, sedangkan pada tahun 2011 dilakukan pada Juli.

Pergeseran pola konsumsi dan pencairan gaji ke-13 PNS tersebut

membuat pertumbuhan tahunan uang kartal pada Juli 2012

menurun dibandingkan dengan Juni 2012. Pertumbuhan M2 menurun sejalan dengan

pertumbuhan M1 dan deposito. Dari sisi faktor, penurunan pertumbuhan M2 didorong

oleh penurunan sumbangan Net Domestic Asset (NDA) khususnya dari sisi penurunan

sumbangan NCG terkait pembayaran gaji ke-13 dan penyaluran kredit.

Pasar Saham

Sejumlah sentimen positif baik eksternal maupun domestik berdampak

kondusif terhadap kinerja bursa saham domestik. IHSG mampu membukukan

kinerja positif dengan mencatat kenaikan selama triwulan III2012 sebesar 7,8% ke

level 4.262,56 (Grafik 3.33). Positifnya pergerakan pasar saham domestik terutama

dipicu oleh meningkatnya optimisme pelaku pasar terhadap hasil pertemuan bank

sentral Eropa dalam menanggulangi krisis (Euro Summit), kebijakan Quantitative Easing

(QE) 3 yang dikeluarkan The Fed dalam bentuk pembelian obligasi berbasis mortgage

backed, adanya rencana pemerintah Spanyol untuk melakukan reformasi ekonomi

dan menyetujui penurunan defisit, serta sentimen positif global lainnya. Selain itu,

penguatan indeks juga ditopang oleh kondisi makro ekonomi domestik yang kondusif

dan kebijakan perekonomian yang akomodatif serta kinerja emiten domestik yang

positif. Namun, sejumlah sentimen negatif global8 antara lain kekhawatiran terhadap

perlambatan ekonomi global dan perlambatan ekonomi China menahan penguatan

indeks lebih lanjut.

Eksposur investor asing di pasar domestik meningkat. Membaiknya sentimen

positif global mendorong investor asing kembali menempatkan dananya ke pasar saham

domestik. Kepemilikan asing di pasar domestik bergerak positif dengan membukukan

beli neto selama triwulan III 2012 sebesar Rp14,36 triliun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang mengalami jual neto sebesar Rp8,20 triliun.

7 Data per Agustus 2012 dari LBU8 Sentimen negatif global antara lain (1) meningkatnya kekhawatiran perkembangan krisis Eropa dan perlambatan ekonomi global,

(2) meningkatnya ketegangan politik antara China dan Jepang yang dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap perekonomian kedua negara, (3) adanya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi di China, (4) rilis data manufaktur China dan data ekspor Jepang yang melemah, (5) meningkatnya kekhawatiran akan perkembangan krisis Eropa, serta (6) meningkatnya aksi profit taking.

Grafik 3.30

Pertumbuhan Likuiditas Perekonomian

����

����

��

��

��

��

��

��

��

��

�� �� ������������������

������ �

���������������������������������������������������������������������������������������

�����

�����

������

������

����

������

������

������

������

������

������

����

������

������

������

������

������

������

����

������

������

Page 46: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

36Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Secara sektoral, sebagian besar indeks sektoral mengalami

penguatan. Selama triwulan III 2012, sebagian besar indeks

sektoral mengalami penguatan kecuali sektor pertambangan.

Sektor infrastruktur mengalami penguatan tertinggi sebesar

13,0%, diikuti oleh sektor properti sebesar 12,7%, sedangkan

sektor lainnya menguat pada kisaran 2,4%-10,3%. Pelemahan

yang dialami oleh sektor pertambangan terutama dipicu oleh

penurunan harga komoditas internasional ditengah melimpahnya

pasokan batu bara dan menurunnya permintaan China (Grafik

3.34).

Pasar Surat Berharga Negara

Pada triwulan III 2012, kinerja di pasar surat berharga

negara mengalami sedikit tekanan. Hal tersebut tercermin

pada imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) yang

secara keseluruhan meningkat sebesar 1,46 bps dari triwulan

sebelumnya menjadi 5,86% (Grafik 3.35). Berdasarkan tenornya,

imbal hasil SBN jangka pendek tercatat mengalami peningkatan,

sedangkan imbal hasil jangka menengah dan panjang mengalami

penurunan. Imbal hasil SBN untuk tenor pendek meningkat

sebesar 27,25 bps, sedangkan imbal hasil jangka menengah

dan panjang mengalami penurunan masing-masing sebesar

7,62 bps dan 14,90 bps (Grafik 3.33). Imbal hasil jangka pendek

meningkat akibat masih tingginya ketidakpastian global seiring

dengan adanya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi

China dan ekonomi global. Kekhawatiran tersebut mendorong

pelaku pasar cenderung wait and see terhadap perkembangan

ke depan. Namun, perkembangan terakhir menunjukkan kinerja

pasar SBN yang berangsur membaik meski masih sangat terkait

dengan dinamika penyelesaian krisis Eropa dan permasalahan

eksternal lainnya.

Fundamental makro dan fiskal yang terjaga mampu

menahan tekanan lebih lanjut di pasar SBN. Faktor

fundamental yang cukup terjaga tersebut antara lain (i) risiko

fiskal yang terkendali, (ii) penurunan harga komoditas termasuk

minyak, serta (iii) risiko inflasi yang relatif rendah. Persepsi positif

dari faktor-faktor fundamental tersebut mampu mengimbangi

tekanan yang berasal dari memburuknya pasar keuangan global

sehingga koreksi yang terjadi di pasar SBN relatif terbatas.

Dalam perkembangannya, momentum positif dari sisi teknikal

yang berinteraksi dengan faktor fundamental serta meredanya

sentimen krisis Eropa menjadi penopang utama perbaikan kinerja SBN dalam beberapa

periode terakhir.

Grafik 3.31

IHSG dan Beli/Jual Asing Neto

Grafik 3.32

IHSG dan Perkembangan Sektoral

����

�������������

������������

��������

������������������

��������

�����������

���������

��������

��������������

�����

����

�����

����

����

����

����

�����

����

����� �����������������

��� ����� ������

Grafik 3.33

Imbal Hasil SBN dan BI Rate

�����

����������������������������������� ����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

���

��

��

��

��

���� �� ��� ��

����� �� ��� ��

����� �� ��� ��

����� ��

����

������ ��������������

���

��

��

��

����������������� ��������������� �������������������������������� �������

����

��

���

���

����

��

����

��

���

���

����

��

����

��

���

���

����

��

����

��

���

���

����

��

����

��

���

���

����

��

����

��

���

���

����

��

Page 47: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

37Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Aliran modal investor asing meningkat di pasar SBN. Selama

triwulan III 2012, investor asing mencatat beli neto sebesar Rp16,6

triliun dibandingkan dengan triwulan II 2012 yang mengalami jual

neto sebesar Rp0,3 triliun. Aksi beli investor asing terjadi pada tenor

menengah dan panjang seiring dengan fundamental ekonomi

domestik yang membaik dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi

yang stabil serta imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan

dengan imbal hasil di negara kawasan (Grafik 3.34).

Pasar Reksadana

Kinerja reksadana sampai dengan triwulan III 20129

menunjukkan pelemahan. Secara umum, kinerja reksadana

yang tercermin dalam Nilai Aktiva Bersih (NAB) turun sebesar

2,5% dibandingkan dengan triwulan II 2012. Sampai dengan Agustus 2012, produk

reksadana yang tercatat mengalami pertumbuhan positif ialah reksadana pasar uang,

pendapatan tetap dan terproteksi, masing-masing tumbuh sebesar 16,2%, 3,5%, dan

0,3%. Sementara itu, reksadana saham dan reksadana campuran justru mengalami

penurunan kinerja dengan tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya.

9 Data per Agustus 2012

Grafik 3.34

Imbal Hasil di Negara Kawasan

PeriodeJenis Reksadana

58,04 59,35 58,46 58,64 58,23 62,15 63,36 59,82 -5,59% -3,74% -2,23% 10,19 11,07 11,92 12,67 12,03 11,15 12,23 12,95 5,92% 16,16% 31,74% 20,69 21,43 21,33 21,97 21,01 21,31 21,70 20,58 -5,16% -3,44% -1,42% 31,69 33,44 33,32 33,62 31,40 31,67 32,97 32,79 -0,55% 3,54% 13,35% 42,16 41,44 40,64 41,31 41,50 42,06 42,18 42,17 -0,02% 0,27% 0,81% 0,24 0,25 0,29 0,33 0,30 0,31 0,32 0,30 -5,63% -3,17% 24,80% 0,03 0,06 0,05 0,05 0,05 0,06 0,08 0,07 -13,57% 5,56% 98,00% 0,56 0,60 0,60 1,13 1,10 1,13 1,12 1,10 -2,41% -2,68% 106,52% 0,92 0,97 1,02 1,14 1,10 1,17 1,17 1,96 68,02% 68,11% 110,95% 1,71 1,83 1,79 1,88 1,80 1,89 2,10 1,50 -28,72% -20,84% -9,66% 0,68 0,69 0,69 0,73 0,74 0,66 0,67 0,71 6,76% 8,69% 17,48% 0,55 0,54 0,48 0,48 0,19 0,18 0,18 0,18 -1,29% -0,97% -68,31% 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00% 0,00% 0,00% 0,17 0,17 1,06 0,17 0,17 1,11 0,17 0,17 0,13% -84,85% -83,85% 0,82 13,52 16,13 13,90 13,23 4,32 0,79 0,69 -12,44% -84,02% -95,71% 0,14 8,99 9,24 8,99 8,52 0,31 0,28 0,00 -100,00% -100,00% -100,00% 168,60 194,34 197,01 196,99 191,36 179,49 179,32 175,00 -2,41% -2,50% -9,66%

MarFebJan Apr Mei Jun Jul Ags Bulanan Tw - III Ytd

2012

Tabel 3.4.

Kinerja Reksadana (Pertumbuhan NAB per produk)

SahamPasar UangMixedFixed IncomeTerproteksiIndeksETF-SahamETF-Fixed IncomeSyariah-MixedSyariah-MixedSyariah-Fixed IncomeSyariah-TerproteksiSyariah-IndeksRDPT-SahamRDPT-MixedRDPT-Fixed Income

���

����

���

���

���

��

��

�������� ������� �������� �������� ���������

�������������� ��������

Page 48: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini

38Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

KONDISI PERBANKAN

Kondisi perbankan pada triwulan laporan tetap stabil dengan kinerja fungsi

intermediasi perbankan yang tetap positif. Industri perbankan menunjukkan kinerja

yang semakin solid sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal

(CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8% dan terjaganya

rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Sementara itu,

intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang

hingga akhir Agustus 2012 mencapai 23,6% (yoy). Kredit investasi (KI) masih mencatat

pertumbuhan yang tinggi, sampai dengan Agustus 2012 KI tumbuh mencapai 29,8%

(yoy). Kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian.

Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi mulai melambat yang masing-

masing tumbuh sebesar 23,2% (yoy) dan 19,9% (yoy).

Suku Bunga (%) Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

Tabel 3.5

Kondisi Umum Perbankan

Total Aset (T Rp) 3.195,1 3.371,5 3.651,8 3.598,7 3.628,1 3.708,7 3.745,1 3.827,5 3.891,1 3.902,5 3.923,8

DPK (T RP) 2.438,0 2.544,9 2.784,1 2.742,3 2.763,9 2.826,0 2.841,4 2.909,0 2.955,8 2.961,4 2.984,1

Kredit* (T Rp) 1.950,7 2.079,3 2.199,1 2.160,2 2.203,0 2.266,2 2.317,2 2.386,1 2.452,9 2.470,1 2.510,6

LDR* (%) 80,0 81,7 79,0 78,8 79,7 80,2 81,6 82,0 83,0 83,4 84,1

NPLs Gross* (%) 2,7 2,7 2,2 2,4 2,3 2,3 2,3 2,3 2,2 2,2 2,2

NPLs Net* (%) 0,6 0,6 0,4 0,5 1,0 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,7

CAR (%) 17,0 16,7 16,1 18,4 18,5 18,3 18,0 17,9 17,5 17,3 17,2

NIM (%) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

ROA (%) 3,1 3,1 3,0 3,7 3,4 3,1 3,0 3,0 3,2 3,1 3,0

2011 2012

* tanpa channeling

Page 49: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

39Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Tabel Statistik

Tabel 1

Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit

(Persen per Tahun)

PeriodeSuku Bunga Pasar UangAntarbank*

Tingkat Diskonto

SBI

Suku Bunga Deposito Berjangka * Suku Bunga Kredit*

1bulan

3bulan

6bulan

12bulan

24bulan

ModalKerja

Investasi

2007Trw. ITrw. IITrw. IIITrw. IV

2008Trw. ITrw. IITrw. IIITrw. IV

2009Trw. ITrw. IITrw. IIITrw. IV

2010Trw. ITrw. IITrw. IIITrw. IV

2011Trw. ITrw. IITrw. IIITrw. IV

2012Trw. ITrw. IITrw. III*

10,28 12,73 11,61 12,19 12,10 12,02 12,64 16,35 15,90 10,23 12,50 11,34 11,70 12,09 12,28 12,61 16,15 15,94 8,90 11,25 10,47 11,05 11,52 12,36 12,47 15,82 15,66 5,97 9,75 8,96 9,71 10,70 11,63 11,84 15,07 15,10 7,52 9,00 8,13 8,52 9,29 10,17 11,73 14,49 14,53 5,58 8,75 7,46 7,87 8,40 9,54 11,73 13,88 13,99 6,83 8,25 7,13 7,44 7,80 8,91 11,24 13,31 13,45 4,33 8,00 7,19 7,42 7,65 8,24 10,83 13,00 13,01 8,01 7,96 6,88 7,26 7,57 7,79 10,06 12,88 12,59 8,43 8,73 7,19 7,49 7,79 7,78 9,91 12,99 12,51 9,37 9,71 9,26 9,45 9,14 9,34 9,83 13,93 13,32 9,40 10,83 10,75 11,16 10,34 10,43 8,62 15,22 14,40 8,04 8,21 9,42 10,65 10,45 11,31 8,33 14,99 14,05 6,96 6,95 8,52 9,25 9,75 11,37 9,03 14,52 13,78 6,30 6,48 7,43 8,35 8,71 10,80 9,14 14,17 13,20 6,28 6,46 6,87 7,48 7,87 9,55 9,10 13,69 12,96 6,20 6,72 6,83 6,91 7,10 7,15 7,95 12,32 12,18 6,03 7,36 6,82 6,95 7,15 7,08 7,27 12,24 12,13 5,40 6,28 6,83 7,05 7,39 7,04 6,61 12,39 12,06 4,55 5,04 6,35 6,81 7,19 7,06 6,33 12,18 12,04 3,76 3,83 5,66 6,31 6,69 6,71 6,31 12,01 11,62 3,95 4,32 5,39 5,76 6,14 6,42 6,00 11,79 11,46 4,16 4,54 5,42 5,61 5,87 6,20 5,90 11,73 11,35

* Data Agustus -2012

Page 50: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 201240

Tabel 2

Perkembangan Transaksi di Pasar Uang

(Miliar Rupiah)

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 2)

Periode Transaksi antarbank1) Penerbitan Pelunasan Posisi

2007Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw.IV

2008Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2009Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2010Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2011Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2012Trw. I

Trw. II

Trw. III*

* data s.d Agustus 2012 1) Transaksi pagi & sore hari seluruh tenor 2) Termasuk SBIS (SBI Syariah)

37.341 774.867 740.952 243.671

38.323 846.655 832.325 258.002

36.615 895.563 887.770 266.152

32.061 777.250 795.475 247.926

37.482 871.303 906.767 212.463

23.510 496.338 543.656 165.145

27.115 389.140 437.315 116.969

14.029 404.072 340.913 180.128

22.897 448.505 394.904 232.700

30.656 324.806 324.776 232.731

29.038 375.134 387.188 220.676

24.566 631.235 592.048 259.864

26.907 648.324 607.933 300.255

30.615 322.322 351.475 271.103

28.553 199.589 218.152 252.540

23.142 153.809 203.835 203.110

30.401 86.480 56.066 233.524

36.788 51.790 96.325 188.988

30.061 19.822 57.593 151.217

30.262 51.641 79.605 123.253

16.541 26.600 51.790 98.064

34.559 14.607 19.822 92.849

23.786 15.472 24.349 83.972

Page 51: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

41Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

III IV I II III IV I II III IV I II III*

* Data Jul-121) Tidak termasuk pemerintah pusat, bukan penduduk, nilai lawan valas, RDI dan kredit kelolaan

Tabel 3

Posisi Kredit Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing menurut Kelompok Bank dan Sektor Ekonomi1)

(Miliar Rupiah)

1 Bank Pemerintah - Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan - Pertambangan dan Penggalian - Industri Pengolahan - Listrik, Gas dan Air Bersih - Konstruksi - Perdagangan, Hotel dan Restoran - Pengangkutan dan Komunikasi - Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan - Jasa-jasa - Lain-lain

2 Bank Umum Swasta Nasional - Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan - Pertambangan dan Penggalian - Industri Pengolahan - Listrik, Gas dan Air Bersih - Konstruksi - Perdagangan, Hotel dan Restoran - Pengangkutan dan Komunikasi - Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan - Jasa-jasa - Lain-lain 3 Bank Pemerintah Daerah - Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan - Pertambangan dan Penggalian - Industri Pengolahan - Listrik, Gas dan Air Bersih - Konstruksi - Perdagangan, Hotel dan Restoran - Pengangkutan dan Komunikasi - Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan - Jasa-jasa - Lain-lain 4 Bank Asing & Campuran - Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan - Pertambangan dan Penggalian - Industri Pengolahan - Listrik, Gas dan Air Bersih - Konstruksi - Perdagangan, Hotel dan Restoran - Pengangkutan dan Komunikasi - Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan - Jasa-jasa - Lain-lain 5 Bank Perkreditan Rakyat - Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan - Pertambangan dan Penggalian - Industri Pengolahan - Listrik, Gas dan Air Bersih - Konstruksi - Perdagangan, Hotel dan Restoran - Pengangkutan dan Komunikasi - Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan - Jasa-jasa - Lain-lain

6 Sub jumlah (1 s.d. 5) - Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan - Pertambangan dan Penggalian - Industri Pengolahan - Listrik, Gas dan Air Bersih - Konstruksi - Perdagangan, Hotel dan Restoran - Pengangkutan dan Komunikasi - Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan - Jasa-jasa - Lain-lain

504.649 533.945 536.273 578.525 595.131 630.148 644.289 698.315 732.981 761.373 776.340 837.231 833.662 41.313 45.091 42.832 46.878 49.215 48.438 47.383 50.807 54.201 64.679 65.447 75.401 76.918 14.205 16.795 17.812 21.118 20.736 25.560 25.067 29.661 29.793 32.732 29.174 31.581 27.058 92.634 92.485 93.920 99.944 93.060 93.695 93.217 97.836 102.021 107.849 107.349 119.518 121.602 14.101 14.523 8.885 10.379 13.483 17.326 17.127 22.057 33.700 20.433 33.357 28.496 28.594 24.537 25.372 19.330 20.374 21.096 20.384 22.125 24.441 26.864 27.536 29.098 33.887 33.871 118.580 129.497 109.766 111.038 114.918 110.981 107.948 110.903 121.305 131.263 128.238 166.246 169.337 28.685 28.358 29.287 29.310 24.856 26.826 27.732 29.955 28.579 33.166 32.427 35.743 34.691 20.793 21.447 14.597 12.962 13.413 18.598 18.459 20.566 27.092 29.788 33.208 37.991 38.198 3.416 3.620 37.752 47.795 57.597 73.129 77.552 91.101 85.628 79.941 79.043 66.331 63.476 146.385 156.757 162.093 178.727 186.758 195.211 207.678 220.989 223.797 233.987 238.998 242.037 239.918 549.349 593.400 611.724 672.726 715.217 775.323 801.246 864.006 926.563 1.001.042 1.032.022 1.115.711 1.125.233 19.112 21.359 20.429 25.254 26.403 30.199 31.246 32.635 32.589 36.114 37.417 41.093 40.500 10.861 15.013 14.721 18.435 19.827 21.247 24.580 25.692 28.560 32.877 32.140 30.430 29.389 86.575 92.738 92.197 97.471 103.688 114.203 118.350 131.180 141.472 154.543 160.581 170.221 172.081 6.422 7.493 8.191 9.014 9.984 10.646 11.459 12.017 13.356 17.470 18.462 19.497 19.950 24.421 26.551 24.598 27.084 29.701 29.811 30.969 31.502 32.781 34.552 38.072 40.751 41.418 124.949 134.434 144.298 160.841 164.959 185.508 182.418 199.463 211.302 228.294 233.391 261.329 264.408 30.473 33.043 35.358 35.394 36.756 35.841 38.252 41.482 44.124 48.506 50.792 56.639 56.240 80.377 85.260 64.168 78.847 63.336 71.266 74.634 84.593 89.819 95.767 100.916 107.475 110.240 9.588 10.188 22.833 35.565 62.127 62.394 62.318 65.667 69.748 73.021 72.978 76.577 76.416 156.571 167.321 184.932 184.821 198.437 214.209 227.020 239.774 262.813 279.899 287.274 311.700 314.592 119.552 120.701 123.087 132.512 138.961 143.067 149.005 161.201 169.764 175.489 181.837 198.114 202.341 3.749 3.706 3.595 3.639 4.359 4.488 4.910 5.389 5.633 6.113 9.005 10.498 7.683 615 675 645 712 755 992 947 1.076 1.247 1.279 1.571 2.168 2.217 1.082 1.146 2.100 2.373 2.751 2.890 2.869 3.326 3.493 3.687 3.634 4.267 4.255 723 787 890 1.188 1.243 1.408 1.548 1.689 1.810 2.204 2.740 2.837 2.910 9.783 7.693 7.137 8.611 9.983 9.145 8.264 9.561 11.679 10.258 8.360 10.734 11.851 14.898 15.278 15.686 16.047 16.263 17.337 17.962 19.732 20.618 21.077 20.707 22.260 21.992 1.832 1.887 1.685 1.745 1.686 1.832 1.934 2.311 2.571 2.832 2.840 3.120 3.190 4.647 5.264 2.471 2.411 2.049 2.088 2.179 2.151 1.965 2.516 2.653 3.315 3.337 1.805 1.934 5.061 5.809 6.546 6.476 6.519 6.199 6.231 6.254 5.934 5.893 9.221 80.418 82.331 83.816 89.977 93.326 96.411 101.873 109.766 114.516 119.268 124.393 133.022 135.684 168.509 170.748 170.328 189.463 195.410 201.368 204.704 211.713 231.851 244.699 257.789 282.402 289.946 5.535 5.236 5.423 6.712 6.803 6.797 7.062 6.764 7.478 6.173 6.381 8.294 7.575 6.235 9.076 8.579 10.633 11.567 12.660 13.503 12.616 16.945 18.579 23.202 26.267 27.724 58.833 59.314 55.649 62.401 58.905 63.065 62.023 64.710 75.612 76.340 85.688 92.253 96.558 1.860 1.091 1.252 2.447 3.930 4.230 3.513 4.437 4.953 5.404 5.513 6.194 6.375 4.050 4.149 3.572 3.735 3.183 3.828 3.306 3.229 3.164 2.547 3.187 4.745 4.355 13.364 12.873 16.417 18.921 20.176 21.848 20.166 24.469 22.659 21.450 27.829 33.051 33.990 10.452 9.714 10.122 10.534 11.184 10.415 9.566 10.004 11.108 10.081 11.432 13.407 14.088 38.428 37.036 34.547 39.673 42.591 44.534 49.916 48.834 52.370 52.096 57.078 60.208 61.350 536 838 2.339 3.708 5.475 3.982 5.136 4.530 4.732 19.064 4.291 4.348 4.331 29.216 31.421 32.429 30.699 31.596 30.010 30.513 32.120 32.829 32.965 33.188 33.635 33.600 27.434 28.014 29.476 31.491 32.832 33.695 35.566 38.018 39.650 41.082 43.552 46.571 47.554 1.934 2.002 2.125 2.302 2.390 2.602 2.714 2.967 2.985 3.132 3.453 3.635 3.698 0 0 0 0 0 36 39 48 46 65 70 66 90 486 505 531 545 589 476 517 561 575 584 621 635 672 0 0 0 0 0 14 18 20 23 26 27 38 32 0 0 0 0 0 257 344 416 478 617 708 840 912 9.746 9.801 10.255 10.845 11.233 10.553 11.193 11.815 12.085 12.426 13.238 14.052 14.284 0 0 0 0 0 575 680 705 897 901 983 995 1.088 2.935 3.054 0 0 0 96 161 166 211 250 275 283 287 0 0 3.247 3.561 3.823 4.011 4.020 4.205 3.981 3.911 4.139 3.994 4.218 12.333 12.652 13.317 14.238 14.795 15.072 15.879 17.115 18.369 19.169 20.039 22.033 22.273 1.369.493 1.446.808 1.470.888 1.604.717 1.677.551 1.783.601 1.834.810 1.973.253 2.100.808 2.223.685 2.291.541 2.480.029 2.498.737 71.643 77.394 74.404 84.786 89.170 92.525 93.315 98.562 102.886 116.210 121.704 138.922 136.374 31.916 41.559 41.758 50.898 52.885 60.495 64.136 69.093 76.592 85.532 86.157 90.512 86.478 239.610 246.188 244.397 262.735 258.993 274.330 276.975 297.613 323.174 343.002 357.873 386.893 395.167 23.106 23.894 19.218 23.028 28.640 33.625 33.667 40.221 53.842 45.538 60.099 57.062 57.861 62.791 63.765 54.636 59.804 63.962 63.426 65.009 69.150 74.966 75.510 79.427 90.956 92.407 281.537 301.883 296.423 317.691 327.549 346.226 339.688 366.382 387.969 414.509 423.402 496.937 504.011 71.442 73.002 76.452 76.984 74.482 75.488 78.163 84.457 87.279 95.486 98.474 109.906 109.297 147.180 152.061 115.782 133.893 121.389 136.582 145.349 156.310 171.456 180.418 194.129 209.272 213.413 15.345 16.580 71.232 96.438 135.568 149.992 155.546 171.702 170.320 182.191 166.385 157.143 157.662 424.923 450.482 476.586 498.461 524.913 550.913 582.963 619.763 652.325 685.288 703.891 742.428 746.066

2009 2010 2011 2012

`̀ `

Page 52: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 201242

* Data Apr-12 1) M1 + uang kuasi + surat berharga selain saham dgn sisa jk.waktu s.d 1 thn 2) Uang Kartal ditambah uang giral 3) Termasuk rekening khusus pemerintah 4) Termasuk derivatif keuangan

Tabel 4

Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

(Miliar Rupiah)

M2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar

AkhirPeriode

Jumlah 1) Jumlah2)

M1

UangKartal

UangGiral

UangKuasi

AktivaLuar

NegeriBersih

TagihanBersih

PemerintahPusat3)

Tagihan Pada

LembagaPemerintah

BUMN

Tagihan Pada

PerusahaanSwasta danPerorangan

LainnyaBersih4)

2008

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2009

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2010

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2011

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2012

Trw. I

Trw. II

Trw. III*

1.594.390 409.768 164.609 245.159 1.181.322 533.323 385.570 33.669 1.053.869 -94.992

1.703.381 453.047 189.040 264.007 1.247.213 550.015 371.647 36.516 1.159.311 -113.902

1.778.139 479.738 222.805 256.934 1.295.292 509.659 360.756 45.375 1.253.456 -93.287

1.895.839 456.787 209.747 247.040 1.435.772 593.137 387.248 47.949 1.314.049 -98.144

1.916.752 448.034 186.119 261.914 1.466.364 691.465 363.536 46.541 1.303.006 -108.550

1.977.533 482.621 203.406 279.215 1.491.950 655.440 399.395 48.996 1.319.240 -102.181

2.018.031 490.022 210.343 279.679 1.525.204 658.645 390.288 55.139 1.347.876 -107.445

2.141.384 515.824 226.006 289.818 1.622.055 679.448 429.406 66.589 1.403.686 -119.293

2.112.083 494.461 205.083 289.378 1.611.373 726.192 370.121 79.813 1.397.656 -153.773

2.231.144 545.405 222.828 322.577 1.680.374 756.588 304.728 97.067 1.511.482 -116.738

2.274.955 549.941 229.825 320.117 1.720.039 824.481 283.694 97.679 1.583.468 -139.665

2.471.206 605.411 260.227 345.184 1.856.720 865.121 368.717 99.369 1.684.207 -121.460

2.451.357 580.601 241.618 338.984 1.862.788 911.389 318.001 91.980 1.727.537 -149.448

2.522.784 636.206 261.504 374.702 1.876.446 970.573 216.791 96.052 1.864.834 -129.049

2.643.331 656.096 279.224 376.872 1.973.573 918.902 237.643 105.744 1.989.000 -81.378

2.877.220 722.991 307.760 415.231 2.139.840 912.174 351.177 102.594 2.118.376 -29.895

2.911.920 714.258 287.046 427.212 2.182.891 926.120 297.113 108.407 2.189.236 1.779

3.050.355 779.416 314.670 464.746 2.254.329 925.568 284.336 116.927 2.361.812 15.087

3.054.836 771.792 315.375 456.417 2.270.112 936.305 279.040 117.305 2.378.914 32.405

Page 53: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

43Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Tabel 5

Uang Primer dan Faktor-faktor yang mempengaruhi

(Miliar Rupiah)

354.297 402.118 374.406 401.435 423.809 518.447 506.785 541.624 565.149 613.488 586.034 627.359 657.955

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

273.744 279.029 250.612 269.372 288.846 318.575 290.466 315.539 336.521 372.972 340.602 374.431 405.661

210.822 226.382 205.083 222.828 229.871 260.715 242.118 265.196 279.224 307.735 287.046 314.670 336.931

62.923 52.646 45.529 46.544 58.975 57.860 48.349 50.343 57.297 65.237 53.556 59.761 68.730

79.920 89.903 85.666 92.287 93.665 159.106 174.569 183.427 189.546 207.538 209.747 215.349 216.457

633 601 539 578 497 484 460 530 473 116 359 330 722

376.681 403.858 445.181 487.742 537.312 585.097 620.282 675.926 656.574 619.981 629.539 599.058 n.a

-211.887 -183.794 -246.168 -258.716 -314.736 -310.837 -380.067 -453.626 -411.166 -352.386 -395.860 -341.092 -350.274

144.747 200.956 144.792 103.254 72.816 160.777 105.983 23.206 38.676 166.928 94.654 64.873 45.890

8.715 8.665 8.660 8.660 8.659 8.466 8.465 7.965 8.470 8.199 8.199 2.877 2.877

8.458 8.231 8.103 7.932 7.838 7.682 7.739 7.638 7.609 7.364 7.328 7.298 7.299

-117.812 -97.524 -73.835 -61.865 -74.968 -64.702 -62.992 -84.989 -96.336 -120.391 -143.629 -159.388 -182.959

-242.991 -315.420 -322.962 -307.132 -319.912 -417.012 -433.933 -402.578 -362.498 -403.347 -353.429 -254.567 -220.716

-220.676 -226.887 -262.661 -231.905 -211.739 -162.828 -192.235 -146.860 -112.608 -90.391 -62.738 -55.600 -48.733

-22.824 -35.034 -43.845 -27.628 -23.110 -101.256 -49.218 -58.451 -87.835 -169.916 -211.103 -120.703 -103.186

1.203 -24.765 -13.502 -43.758 -76.124 -145.863 -172.167 -168.812 -126.802 -73.974 10.184 -6.638 -7.517

-13.000 11.296 -10.926 -9.566 -9.170 -6.049 -5.329 -4.868 -7.086 -11.139 -8.983 -2.184 -2.665

2009 2010 2011 2012

III IV I II III IV I II III IV I II III*

I. Uang Primer

a. Statutory Reserve Shortfall

b. Uang yang diedarkan

- Uang kartal di masyarakat

- Kas bank umum

c. Saldo Giro Positif Bank

d. Giro Sektor Swasta

II. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Uang Primer

a. Net International Reserve 1)

b. Net Domestic Assets

- Tagihan Bersih pada Pemerintah

- Bantuan Likuiditas

- Kredit Likuiditas

- Tagihan Lainnya

- Operasi Pasar Terbuka

- SBI (net) 2)

- FASBI

- Lain-Lain 3)

- Net Other Items

* Data Agt-12 1) sebelum Juni 1997 menggunakan NFA, setelah Juni 1997 menggunakan NIR dengan kurs tetap Rp. 7.000,- per US $ sejak juni 1998 s.d. Maret 1999 menggunakan kurs tetap Rp. 10.000,- per US $ sejak April 1999 menggunakan kurs tetap Rp. 7.500,- per US $ sejak 21 November 1999 menggunakan kurs Rp. 7.000,- per US $ sejak 25 Mei 2000 untuk perhitungan NIR menggunakan konsep IRFCL(Int’l Reserve and Foreign Currency Liquidity) 2) sejak Maret 2000 termasuk SBI Syariah 3) termasuk di dalamnya adalah SUN dan FTO (Fine Tune Operation)

Page 54: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 201244

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara R) Revisi 1) Format baru sejak publikasi Januari 2004 2) Tidak termasuk pinjaman IMF 3) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit. Sejak kuartal pertama 2004, perubahan cadangan devisa untuk data realisasi hanya mencakup data transaksi. 4) Sejak 1988, posisi cadangan devisa berdasarkan aktiva luar negeri menggantikan cadangan devisa resmi. Sejak 2000, posisi cadangan devisa memakai konsep Internasional Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL). 5) Perbandingan antara pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap ekspor barang dan jasa. 6) Terdiri dari Pemerintah, BUMN di luar bank, dan Bank Indonesia.

Tabel 6

Neraca Pembayaran Indonesia 1)

(Juta US$)

2009 2010 2011* 2012**

III IV Total I II III IV Total I II III IV Total I II

I. Transaksi Berjalan A. Barang bersih (Neraca Perdagangan) 1. Ekspor f.o.b 2. Impor f.o.b B. Jasa-jasa (bersih) C. Pendapatan (bersih) D. Transfer Berjalan II. Transaksi Modal dan Finansial A. Transaksi Modal B. Transaksi Finansial 1. Investasi Langsung a. Ke Luar Negeri (bersih) b. Di Indonesia/FDI (bersih) 2. Investasi Portfolio a. Aset (bersih) b. Kewajiban (bersih) 3. Investasi Lainnya a. Aset (bersih) b. Kewajiban (bersih) 2) III. Jumlah (I + II) IV. Selisih Perhitungan V. Neraca Keseluruhan (III + IV) VI. Lalu Lintas Moneter 3) a. Perubahan Cadangan Devisa b. IMF: Penarikan Pembayaran Memorandum: Posisi Cadangan Devisa 4) (dalam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri) Transaksi Berjalan (% PDB) Rasio Pembayaran Utang (%) 5) a.l. Sektor Terkait Pemerintah dan Otoritas Moneter 6)

1.781 3.781 10.628 1.891 1.342 1.043 870 5.144 2.872 339 686 -2.185 1.713 -3.188 -6.941 6.931 10.455 30.932 6.954 6.848 7.593 9.232 30.627 9.193 9.293 9.624 6.672 34.782 3.794 1.564 31.289 36.004 119.646 35.088 37.444 39.712 45.830 158.074 45.901 51.810 52.376 50.701 200.788 48.353 47.857 -24.358 -25.549 -88.714 -28.134 -30.596 -32.119 -36.598 -127.447 -36.708 -42.516 -42.752 -44.028 -166.005 -44.558 -46.292 -2.249 -3.344 -9.741 -2.106 -2.275 -2.155 -2.787 -9.324 -1.825 -3.129 -2.567 -3.110 -10.631 -2.075 -2.883 -4.072 -4.551 -15.140 -4.038 -4.329 -5.547 -6.876 -20.790 -5.525 -6.784 -7.416 -6.923 -26.649 -5.898 -6.459 1.171 1.221 4.578 1.080 1.098 1.151 1.301 4.630 1.029 960 1.045 1.177 4.211 990 836 2.924 2.414 4.852 5.662 3.767 7.464 9.728 26.620 4.813 11.641 -3.294 285 13.444 2.479 5.482 34 14 96 18 2 4 26 50 1 4 5 23 33 0 1 2.891 2.399 4.756 5.644 3.765 7.460 9.702 26.571 4.813 11.636 -3.299 262 13.412 2.479 5.481 647 779 2.628 2.556 2.368 1.764 4.419 11.106 3.781 2.508 2.119 3.120 11.528 1.706 3.882 -340 239 -2.249 -427 -982 -1.191 -64 -2.664 -1.529 -2.526 -1.350 -2.308 -7.713 -2.812 185 987 540 4.877 2.983 3.350 2.955 4.483 13.771 5.311 5.034 3.469 5.428 19.241 4.518 3.697 2.972 3.521 10.336 6.159 1.089 4.517 1.437 13.202 3.325 4.936 -4.650 337 3.947 2.705 3.789 -331 -307 -144 -409 -152 -1.597 -353 -2.511 -311 -731 154 -110 -998 -408 80 3.303 3.828 10.480 6.569 1.241 6.114 1.789 15.713 3.636 5.667 -4.804 446 4.946 3.113 3.709 -728 -1.900 -8.208 -3.072 308 1.179 3.846 2.262 -2.294 4.192 -768 -3.195 -2.064 -1.932 -2.190 -6.083 -2.735 -12.002 -2.764 552 -1.960 2.447 -1.725 -1.479 2.548 -3.211 -4.896 -7.037 -2.946 -3.325 5.355 834 3.794 -308 -244 3.139 1.400 3.987 -815 1.644 2.442 1.701 4.973 1.014 1.135 4.705 6.195 15.481 7.552 5.108 8.507 10.597 31.765 7.685 11.980 -2.608 -1.900 15.157 -709 -1.459 -1.159 -2.241 -2.975 -932 312 -1.552 692 -1.480 -19 -104 -1.352 -1.826 -3.301 -325 -1.352 3.546 3.954 12.506 6.621 5.421 6.955 11.289 30.285 7.666 11.876 -3.960 -3.726 11.857 -1.034 -2.811 -3.546 -3.954 -12.506 -6.621 -5.421 -6.955 -11.289 -30.285 -7.666 -11.876 3.960 3.726 -11.857 1.034 2.811 -3.546 -3.954 -12.506 -6.621 -5.421 -6.955 -11.289 -30.285 -7.666 -11.876 3.960 3.726 -11.857 1.034 2.811 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 62.287 66.105 66.105 71.824 76.322 86.551 96.207 96.207 105.709 119.655 114.503 110.123 110.123 110.493 106.502 6.1 6.5 6.5 6.7 6.0 6.9 7.2 7.2 7.6 7.4 7.3 6.5 6.5 6.2 5.7 1,2 2,5 2,0 1,2 0,8 0,6 0,5 0,7 1,45 0,16 0,30 -1,02 0,2 -1,46 -3,14 19,8 24,6 23,2 21,2 23,2 20,3 23,7 21,7 18,4 21,9 19,8 24,8 21,3 30,3 30,5 5,3 8,5 7,5 5,0 7,2 4,8 6,2 5,8 2,1 4,0 2,0 4,0 3,0 2,1 4,2

Page 55: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

45Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Keterangan :

1) Perubahan indeks pada akhir triwulan yang bersangkutan dibandingkan dengan indeks pada akhir triwulan sebelumnya (QTQ)

Perhitungan IHK menggunakan tahun dasar 2007 (2007 = 100).

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Tabel 7

Perkembangan Perubahan Indeks Harga Konsumen Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

(Persen)1)

Kelompok/Sub Kelompok

4,94 -0,67 1,67 4,05 5,65 3,46 -0,12 -0,94 2,83 1,86 0,77 1,55 2,23 1,06 3,17 6,90 1,24 9,78 6,81 -2,42 0,83 7,77 4,27 2,74 -0,82 1,26 6,47 -4,14 0,72 2,02 12,83 -7,24 -1,71 2,18 4,66 -0,62 0,41 2,03 3,27 4,63 -3,25 0,09 -1,92 7,47 -1,67 3,91 1,31 3,45 -1,75 3,24 0,45 3,35 1,60 0,14 0,44 0,55 1,41 0,74 4,05 3,23 2,11 -0,92 2,32 2,06 1,80 1,57 -0,51 0,01 1,12 2,71 0,55 1,89 0,95 0,74 1,53 1,63 -0,02 0,83 6,34 -0,97 4,13 8,96 1,08 4,47 -2,92 1,67 5,48 0,48 -1,62 0,65 7,02 1,18 0,47 -18,67 24,27 3,27 0,66 3,83 -0,39 2,81 -0,63 0,25 1,54 11,01 8,14 -1,81 0,34 4,43 3,46 1,41 1,70 1,01 2,21 1,57 -0,33 1,39 6,64 23,17 0,07 -4,89 30,95 -1,06 20,90 -4,32 -19,05 -12,71 12,43 -7,83 15,55 -9,81 -1,30 -1,57 0,85 -0,63 2,05 6,59 5,85 -0,05 1,13 -1,34 2,33 -0,62 1,23 2,37 -1,40 0,67 1,14 2,96 0,62 0,44 1,39 4,77 0,32 1,46 1,98 1,40 2,12 1,90 2,62 1,00 1,86 1,31 1,28 0,83 1,36 0,96 1,46 1,51 2,14

1,46 1,42 2,69 1,32 1,92 1,08 1,19 0,80 0,96 0,71 1,13 0,94 1,94 5,61 2,46 2,86 -1,59 1,91 1,72 0,55 -0,53 1,13 0,75 1,46 3,03 2,38 1,06 3,13 1,81 2,27 1,48 1,63 2,25 2,23 2,88 1,76 2,33 1,96 2,58 0,47 0,67 0,67 0,43 2,11 0,82 1,18 0,77 0,78 0,71 1,02 0,78 0,77 0,53 0,70 0,83 0,44 0,82 1,12 1,72 0,83 0,96 0,98 1,35 0,95 0,83 0,55 0,83 0,51 0,45 6,03 0,10 0,30 0,47 0,44 0,16 0,55 0,68 -0,04 0,75 0,67 0,31 0,42 0,70 0,47 0,69 0,71 0,78 0,32 0,49 0,43 0,79 -0,21 0,25 0,62 0,32 0,90 1,05 0,99 1,09 0,79 0,73 0,75 0,83 1,92 1,06 2,31 -0,66 2,28 1,05 3,75 0,45 1,97 4,71 0,29 1,29 -0,29 2,53 2,49 0,45 1,02 0,74 1,78 0,56 1,11 1,02 1,78 1,46 1,14 0,57 0,96 1,24 0,49 0,44 0,61 1,20 0,35 0,28 0,69 0,88 1,19 0,84 0,47 1,21 1,67 0,37 0,69 0,98 1,64 0,31 0,25 0,99 1,51 1,49 1,06 0,61 1,20 -0,37 6,13 -2,88 5,39 0,61 9,44 0,31 3,79 11,56 -1,30 1,59 -1,42 4,83 0,77 0,59 0,58 0,33 0,77 0,49 1,54 1,30 0,75 0,60 0,81 0,62 0,80 0,85 0,69 0,52 0,32 0,51 0,50 1,79 1,07 0,72 0,33 0,89 0,52 0,65 0,42 0,86 0,65 0,18 0,41 0,47 1,56 0,98 0,35 0,65 0,69 0,56 0,59 1,38 1,38 0,84 0,34 2,07 0,75 2,35 1,32 0,80 1,17 1,31 0,91 0,86 0,83 0,41 0,57 0,43 1,01 0,50 1,36 1,72 1,00 0,70 0,69 0,68 1,00 2,94 0,48 0,18 0,09 2,39 0,60 0,72 0,28 3,69 0,41 0,30 0,19 3,36 4,86 0,62 0,03 0,02 4,42 0,64 0,51 0,12 6,74 0,63 0,15 0,08 5,27 1,27 0,77 0,77 0,17 0,69 0,73 0,50 1,13 2,32 0,54 0,56 0,27 0,99 0,74 0,19 0,30 0,24 1,06 -0,03 0,39 0,32 1,16 0,13 0,43 0,38 0,72 0,74 0,30 0,37 0,15 -0,03 0,56 1,18 0,23 0,29 0,13 0,55 0,41 0,47 0,52 0,75 0,87 0,23 0,53 0,47 1,89 0,63 0,29 0,69 0,37 0,34 0,23 1,16 -0,44 0,34 0,21 2,45 -0,32 0,55 0,36 1,15 -0,14 0,40 0,31 1,00 1,70 -0,73 0,50 0,27 1,59 -0,51 0,81 0,51 1,81 -0,26 0,47 0,41 1,39 -0,32 -0,23 -0,40 -0,06 -0,10 -0,11 -0,16 -0,37 -0,37 -0,18 -0,10 -0,10 -0,07 0,87 1,07 0,96 0,55 15,77 0,42 0,64 0,84 0,40 0,62 1,01 0,64 0,49 0,65 0,00 0,00 0,04 0,00 0,00 0,09 0,03 0,01 0,00 0,00 0,01 1,48 2,07 0,49 0,99 1,41 2,79 1,59 0,70 0,36 1,89 0,79 0,88 0,90 1,68

2009 2010 2011 2012 III IV I II III IV I II III IV I II III

I. Bahan Makanan A. Padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya B. Daging dan hasil-hasilnya C. Ikan segar D. Ikan diawetkan E. Telur, susu dan hasil-hasilnya F. Sayur-sayuran G. Kacang-kacangan H. Buah-buahan I. Bumbu-bumbuan J. Lemak dan minyak K. Bahan makanan lainnya II. Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau A. Makanan jadi B. Minuman yang tidak beralkohol C. Tembakau dan minuman beralkohol

III. Perumahan A. Biaya tempat tinggal B. Bahan bakar. penerangan dan air C. Perlengkapan rumah tangga D. Penyelenggaraan rumah tangga

IV. Sandang A. Sandang laki-laki B. Sandang wanita C. Sandang anak-anak D. Barang pribadi dan sandang lainnya

V. Kesehatan A. Jasa kesehatan dan obat-obatan B. Obat-obatan C. Jasa perawatan jasmani D. Perawatan jasmani dan kosmetik VI. Pendidikan. Rekreasi dan Olah Raga A. Biaya pendidikan B. Kursus dan pelatihan C. Perlengkapan/peralatan pendidikan D. Rekreasi E. Olah raga VII. Transpor dan Komunikasi A. Transpor B. Komunikasi dan pengiriman C. Sarana dan penunjang transpor D. Jasa Keuangan U M U M

Page 56: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 201246

Tabel 8

Perkembangan Laju Inflasi Menurut Kota

(Persen)1)

K o t a

4,37 0,53 -0,09 1,17 0,05 5,99 0,62 -0,46 2,61 0,76 1,20 1,23 -0,73 4,12 -1,08 0,44 -0,33 1,47 3,01 0,26 -0,15 2,03 1,15 0,16 -0,09 0,44 2,66 0,33 0,38 2,13 0,82 3,92 0,87 -1,07 3,49 1,35 0,36 1,18 0,96 3,45 -1,28 1,21 2,60 2,67 4,89 0,79 -0,90 2,02 1,77 0,82 2,33 -0,09 3,26 -0,41 1,04 2,89 1,08 4,37 1,19 -0,39 2,76 0,64 1,60 1,93 0,98 3,35 0,38 1,05 2,12 1,52 2,76 0,32 0,04 3,46 -0,28 0,52 1,44 0,78 2,79 0,59 1,02 2,41 0,74 3,47 1,46 -0,89 3,17 1,57 0,09 1,25 1,76 1,70 0,30 0,79 1,72 1,83 2,48 1,51 -0,30 2,30 1,50 0,66 1,11 0,89 1,76 -0,09 1,72 1,67 1,76 2,05 0,70 0,50 2,06 0,45 0,23 0,64 0,65 2,37 0,58 1,53 3,22 2,37 3,02 -0,80 -0,16 3,22 0,52 0,31 2,62 0,92 1,57 0,25 0,58 1,18 2,50 1,65 -0,27 1,15 2,00 0,86 -0,23 1,27 0,68 4,06 -0,48 1,35 2,15 3,88 1,43 0,20 0,27 3,66 -0,18 -0,10 1,38 3,01 4,85 -0,25 0,15 2,53 4,39 2,57 1,11 0,15 2,30 0,62 0,31 1,36 1,98 3,16 0,57 1,37 0,41 5,18 2,15 1,92 0,45 4,06 -1,44 2,06 0,76 4,41 3,52 -1,14 0,26 2,60 2,21 3,71 -0,25 -0,31 2,56 1,08 -0,58 1,28 1,66 1,29 0,55 0,80 2,12 1,66 1,45 1,28 -0,61 1,99 0,64 0,71 0,00 2,86 1,73 0,58 0,92 1,21 2,63 1,32 0,68 0,65 1,89 0,70 0,83 0,64 1,75 1,09 1,15 1,33 0,82 1,80 1,48 0,77 0,25 1,62 1,46 1,21 0,55 1,77 2,62 -0,07 0,31 1,87 1,54 2,33 -0,40 0,07 2,07 1,03 0,70 1,38 1,41 2,03 0,19 0,74 1,32 2,46 1,44 0,53 0,66 1,75 0,80 0,73 1,08 1,87 1,89 0,20 0,87 1,60 1,69 1,82 0,30 -0,33 0,95 1,42 0,70 0,96 1,69 1,72 -0,08 1,11 1,44 2,74 1,15 0,50 0,79 0,78 0,75 0,21 0,41 3,04 1,25 0,18 0,61 1,02 2,96 0,75 0,32 0,54 2,31 1,03 0,74 1,08 1,29 1,76 0,41 1,26 2,08 2,85 1,47 0,94 -0,37 1,26 1,58 0,76 0,61 1,95 2,43 -0,03 0,75 2,23 2,52 2,25 0,55 -0,18 1,74 0,81 0,45 1,44 1,84 1,64 0,50 0,84 0,47 2,21 0,93 0,26 0,27 0,69 1,50 1,25 0,50 1,79 2,49 0,62 0,36 1,25 3,52 1,44 -0,31 0,07 2,09 1,34 0,07 0,51 2,32 1,17 0,73 1,11 1,23 2,20 1,37 0,69 0,38 1,43 0,86 1,03 0,85 1,88 1,21 0,14 0,68 1,58 1,91 2,33 -0,83 0,03 1,61 1,14 0,59 1,00 0,43 1,96 0,41 1,02 1,23 3,33 1,37 0,37 0,02 1,76 0,70 1,12 1,19 2,00 3,15 0,47 0,62 1,48 2,65 1,83 0,39 -0,08 1,95 0,31 0,22 1,23 1,70 1,90 0,30 1,00 1,65 2,91 1,63 1,14 0,10 1,73 0,85 0,71 0,91 1,38 1,16 1,35 -0,02 1,99 2,35 2,60 0,80 -0,77 1,39 1,00 0,85 0,83 1,65 1,90 0,42 0,52 1,44 3,69 0,97 0,11 0,87 1,58 1,57 0,98 1,22 2,16 2,04 0,61 0,63 1,95 2,23 1,83 -0,15 0,52 2,19 1,03 0,53 1,21 2,40 1,38 0,54 1,00 1,23 2,57 1,75 0,73 0,24 1,90 1,14 0,45 0,87 2,06 1,84 1,00 0,72 1,82 3,46 0,54 1,20 0,29 1,63 0,61 0,63 1,73 2,49 1,52 0,82 0,83 1,15 2,39 2,02 0,80 0,02 1,75 0,88 0,67 0,58 1,72 1,97 0,74 0,63 1,29 3,93 1,32 1,25 0,34 2,23 0,83 0,73 0,82 1,85 1,77 1,02 1,42 1,26 3,77 1,44 1,26 0,82 0,82 0,80 2,01 0,63 0,87 3,48 -0,65 2,33 2,70 3,34 2,28 -0,07 0,33 4,08 1,94 2,52 -0,01 1,56 2,06 0,71 1,53 1,15 2,23 1,31 0,63 1,12 1,89 3,39 1,11 0,97 1,57 3,47 0,19 2,11 2,52 3,02 0,60 0,86 1,42 2,04 2,12 0,49 3,56 1,68 2,77 2,39 3,25 2,24 3,08 1,06 2,32 0,07 0,75 1,13 1,13 1,29 1,04 3,52 -0,88 2,51 0,03 4,75 1,03 1,42 0,39 3,32 -0,28 2,20 1,45 2,34 2,44 -0,74 3,55 0,11 4,61 -1,24 2,31 -0,05 4,55 -0,19 1,95 1,30 0,80 0,95 1,09 1,62 2,02 2,65 2,91 0,72 0,20 1,64 1,00 2,60 0,26 0,61 1,28 1,66 1,32 2,21 3,64 2,01 0,06 1,36 3,40 0,39 2,25 0,68 1,54 1,77 1,41 1,50 2,87 2,86 1,54 0,47 0,77 1,74 0,95 2,45 0,28 1,37 2,55 0,69 2,55 0,76 4,14 -0,21 2,38 2,15 1,98 -0,18 2,11 0,83 2,82 1,81 0,29 2,07 0,74 3,28 0,75 2,77 1,19 2,36 -0,21 2,13 0,11 2,31

2009 2010 2011 2012

III IV I II III IV I II III IV I II III

1. Lhokseumawe2. Banda Aceh3. Padang Sidempuan4. Sibolga5. Pematang Siantar6. M e d a n7. Padang8. Pekanbaru9. Batam10. Jambi11. Palembang12. Bengkulu13. Bandar Lampung14. Pangkal Pinang15. Dumai16. Tanjung Pinang17. Jakarta18. Tasikmalaya19. Serang20. Tangerang21. Cilegon22. Bogor23. Sukabumi24. Bekasi25. Depok26. Bandung27. Cirebon28. Purwokerto29. Surakarta30. Semarang31. Tegal32. Yogyakarta33. Jember34. Sumenep35. Kediri36. Malang37. Probolinggo38. Madiun39. Surabaya40. Denpasar41. Mataram42. Bima43. Maumere44. Kupang45. Pontianak46. Singkawang47. Sampit48. Palangka Raya49. Banjarmasin50. Balikpapan51. Samarinda

Page 57: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

47Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 2012

Keterangan :

1) Perubahan indeks pada akhir triwulan yang bersangkutan dibandingkan dengan indeks pada akhir triwulan sebelumnya (QTQ)

Perhitungan IHK menggunakan tahun dasar 2007 (2007 = 100).

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Tabel 8

Perkembangan Laju Inflasi Menurut Kota (lanjutan)

(Persen)1)

K o t a

3,52 1,66 2,89 -1,77 5,23 1,47 3,16 -0,77 0,91 3,03 2,17 0,06 2,62 0,74 2,50 0,72 0,20 3,81 1,44 1,31 -1,43 -0,05 0,86 1,59 1,28 1,40 3,35 0,87 -0,64 1,66 4,93 0,37 2,49 -0,69 0,91 1,72 0,56 1,72 2,62 2,85 0,87 1,42 0,47 4,78 -0,04 0,69 1,26 1,91 0,03 2,40 0,04 1,43 2,53 1,00 1,01 0,62 4,09 0,97 0,80 0,60 0,97 0,48 2,00 0,42 1,65 1,85 -0,32 0,48 0,59 3,35 1,27 0,36 -0,19 0,93 0,49 0,75 0,34 2,15 2,00 1,11 0,75 0,02 3,04 0,14 0,72 1,13 1,73 -0,26 1,61 0,86 1,89 2,20 -0,28 -0,20 0,70 3,77 -0,40 2,35 1,65 4,11 -2,97 2,36 1,21 1,50 0,85 0,53 1,59 -0,25 5,63 0,36 0,02 1,01 1,84 1,15 1,78 1,05 1,31 1,45 0,62 0,84 0,60 1,58 2,01 1,60 0,86 1,45 0,91 0,54 0,30 1,91 1,82 4,81 2,84 0,26 4,70 0,76 -1,25 5,58 -0,78 -0,59 4,32 3,26 -0,01 1,32 1,54 1,79 -1,26 2,58 2,15 0,50 1,38 1,12 1,45 0,52 1,15 0,71 2,39 1,07 -0,44 1,58 1,89 1,58 -1,06 1,37 2,48 0,82 -1,24 3,65 0,55 0,42 0,87 1,34 1,84 5,50 -0,69 -1,47 1,77 0,17 0,46 -0,67 3,74 2,37 1,55 0,78 1,31 1,03 1,36 0,71 0,95 0,86 0,28 1,27 -0,46 0,71 1,41 2,07 0,49 0,99 1,41 2,79 1,59 0,70 0,36 1,89 0,79 0,88 0,90 1,68

52. Tarakan53. Manado54. P a l u55. Watampone56. Makassar57. Parepare58. Palopo59. Kendari60. Gorontalo61. Mamuju62. Ambon63. Ternate64. Manokwari65. Sorong66. Jayapura

NASIONAL

2009 2010 2011 2012

III IV I II III IV I II III IV I II III

Page 58: Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia :// · dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun ... permintaan pasca hari raya Lebaran

Tabel Statistik

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan III 201248

Keterangan : 1) Perubahan indeks pada akhir triwulan yang bersangkutan dibandingkan dengan indeks pada akhir triwulan sebelumnya (QTQ) Perhitungan IHPB sejak tahun 2009 menggunakan tahun dasar 2005 (2005 = 100). Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS diolah)

Tabel 9

Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar

(Persen) 1)

Akhir Pertanian Pertambangan Industri Impor* Ekspor* Umum*

Periode

6,32 3,39 3,47 3,57 2,63 3,93

2,97 1,64 3,35 5,75 7,05 4,32

7,69 1,61 3,70 3,26 1,80 3,63

7,59 3,70 5,80 11,05 10,00 8,50

7,05 4,08 7,17 6,64 5,88 6,45

7,75 10,78 12,60 15,56 14,14 12,55

4,68 3,54 1,40 -9,23 -5,31 -1,92

0,00 4,27 -4,14 -11,86 -13,55 -6,67

2,93 7,52 -0,26 5,28 2,44 1,80

3,07 -0,40 1,23 0,54 -0,81 0,99

5,19 1,22 1,13 -0,37 -2,86 0,79

1,19 1,05 0,53 0,60 1,88 0,91

2,05 0,60 1,57 0,22 0,27 1,17

2,25 0,80 0,60 0,69 2,70 1,29

3,74 0,52 1,41 0,14 -1,00 1,14

1,75 0,92 1,04 5,17 4,30 2,43

1,16 1,56 1,80 5,13 5,19 2,86

0,22 1,31 0,65 -0,61 3,54 0,65

3,14 0,70 1,18 2,10 1,53 1,81

0,42 1,59 0,85 1,56 1,83 0,94

1,58 1,72 1,40 4,60 4,91 2,65

1,61 0,85 0,58 -4,25 -3,20 -0,81

2,21 -0,36 0,78 n,a n,a n,a

2007

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2008

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2009

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2010

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2011

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2012

Trw.I

Trw.II

Trw.III