12
Artbanu Wishnu Aji* Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta MAKNA TANDA DALAM INTERIOR RUANG TAMU: STUDI SEMIOTIKA SISTEM TERTUTUP PADA INTERIOR RUANG TAMU LIMA STATUS SOSIAL DI YOGYAKARTA 33 | VOL.2 | EDISI 2 | 2008 ISSN 1978-0702 Makna Tanda Dalam Interior Ruang Tamu: Studi Semiotika Sistem Tertutup Pada Interior Ruang Tamu Lima Status Sosial Di Yogyakarta | Hal 33 - 44 *Korespondensi penulis dialamatkan ke Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Telp/Fax: +62 274 417219 e-mail: [email protected] Guest room in Indonesian houses has a unique position compared with any other room The owner of the house usually sets more decoration in the guest room as a mean to impress the guest This tendency has a root in Indonesian traditional society where the guest has always been honored and treated well This research aims to reveal the meaning of the guest room interior in five different social groups in Yogyakarta Using semiotic analysis with closed system developed by Bonta the five guest rooms are interpreted with local cultural reference that has been the source of the signs created by each social group The result of this study showes that each social group has its own particular signs that can be associated with their social background The study also reveals five binary oppositional meanings which can be attached in each social group in a contrasting way These meanings are simplicity luxary Elite cammon pride humble artistic plain idealistic realistic progressive conservative and private public. . . . . , . . - . - , - , - , - , - , - , - Keywords Social group Meaning Semiotic : , , Ruang tamu sebagai ruang yang dapat diakses oleh publik dalam suatu wilayah pribadi merupakan ruang yang memiliki sifat khusus. Sifat khusus ini terlihat dari frekwensi pemakaian ruang yang berbeda dengan ruang lainnya. Ruang lain seperti ruang tidur, ruang keluarga dan ruang makan digunakan berdasarkan urutan waktu, meskipun dalam aturan yang longgar. Ruang makan digunakan pada jam waktu makan, ruang tidur digunakan pada jam tidur, sedangkan ruang keluarga digunakan pada jam berkumpul. Sebagai ruang yang berfungsi untuk menerima tamu baik yang telah dikenal maupun tidak dikenal, ruang tamu pada umumnya terletak pada bagian depan rumah. Perletakan ini secara spasial menunjukkan bahwa ruang tamu merupakan ruang pertama yang akan dimasuki oleh “orang asing” di dalam wilayah pribadi. Interaksi antara tamu dan pemilik rumah dalam ruang tamu merupakan interaksi sosial antar individu. MenurutAltman dan Taylor (1973) interaksi sosial antar individu memiliki beberapa tahap diantaranya adalah tahap penyingkapan pribadi dan identitas. Tahap ini merupakan tahap dimana masing-masing individu menyingkapkan dirinya melalui informasi dan pembicaraan ringan. Setiap individu menurut Berger (2000) dapat mengungkapkan identitasnya melalui tanda-tanda di sekitar dirinya. Proses pertukaran tanda ini dapat terlihat dari cara berpakaian, bahasa, logat dan kepemilikan benda pribadinya. Pemilik rumah dalam hal ini dapat menggunakan ruang tamunya sebagai sarana untuk mengirim tanda kepada para tamunya. Proses bekerjanya tanda ini menurut Berger (2000) mirip dengan cara kerja detektif membaca petunjuk-petunjuk untuk

JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makna Tanda Dalam Interior Ruang Tamu:Studi Semiotika Sistem Tertutup Pada Interior Ruang Tamu Lima Status Sosial Di Yogyakarta

Citation preview

Page 1: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

Artbanu Wishnu Aji*Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

MAKNA TANDA DALAM INTERIOR RUANG TAMU:STUDI SEMIOTIKA SISTEM TERTUTUP

PADA INTERIOR RUANG TAMULIMA STATUS SOSIAL DI YOGYAKARTA

33| VOL.2 | EDISI 2 | 2008

ISSN 1978-0702

Makna Tanda Dalam Interior Ruang Tamu:Studi Semiotika Sistem Tertutup Pada Interior Ruang Tamu

Lima Status Sosial Di Yogyakarta | Hal 33 - 44

*Korespondensi penulis dialamatkan keProgram Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta,

Telp/Fax: +62 274 417219e-mail: [email protected]

Guest room in Indonesian houses has a unique position compared with any other roomThe owner of the house usually sets more decoration in the guest room as a mean to impress the

guest This tendency has a root in Indonesian traditional society where the guest has always

been honored and treated well This research aims to reveal the meaning of the guest room

interior in five different social groups in Yogyakarta Using semiotic analysis with closed system

developed by Bonta the five guest rooms are interpreted with local cultural reference that has

been the source of the signs created by each social group The result of this study showes thateach social group has its own particular signs that can be associated with their social

background The study also reveals five binary oppositional meanings which can be attached in

each social group in a contrasting way These meanings are simplicity luxary Elite cammon

pride humble artistic plain idealistic realistic progressive conservative and private public.

.

.

.

.

,

.

. -

. - , - ,

- , - , - , - , -

Keywords Social group Meaning Semiotic: , ,

Ruang tamu sebagai ruang yangdapat diakses oleh publik dalam suatuwilayah pribadi merupakan ruang yangmemiliki sifat khusus. Sifat khusus ini terlihatdari frekwensi pemakaian ruang yangberbeda dengan ruang lainnya. Ruang lainseperti ruang tidur, ruang keluarga dan ruangmakan digunakan berdasarkan urutan waktu,meskipun dalam aturan yang longgar. Ruangmakan digunakan pada jam waktu makan,ruang tidur digunakan pada jam tidur,sedangkan ruang keluarga digunakan padajam berkumpul.

Sebagai ruang yang berfungsi untukmenerima tamu baik yang telah dikenalmaupun tidak dikenal, ruang tamu padaumumnya terletak pada bagian depan rumah.Perletakan ini secara spasial menunjukkanbahwa ruang tamu merupakan ruang pertamayang akan dimasuki oleh “orang asing” didalam wilayah pribadi.

Interaksi antara tamu dan pemilikrumah dalam ruang tamu merupakaninteraksi sosial antar individu. MenurutAltmandan Taylor (1973) interaksi sosial antarindividu memiliki beberapa tahap diantaranyaadalah tahap penyingkapan pribadi danidentitas. Tahap ini merupakan tahap dimanamasing-masing individu menyingkapkandirinya melalui informasi dan pembicaraanringan. Setiap individu menurut Berger (2000)dapat mengungkapkan identitasnya melaluitanda-tanda di sekitar dirinya.

Proses pertukaran tanda ini dapatterlihat dari cara berpakaian, bahasa, logatdan kepemilikan benda pribadinya. Pemilikrumah dalam hal ini dapat menggunakanruang tamunya sebagai sarana untukmengirim tanda kepada para tamunya.Proses bekerjanya tanda ini menurut Berger(2000) mirip dengan cara kerja detektifmembaca petun juk -petun juk un tuk

Page 2: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

34

mengungkapkan suatu kejahatan.Tanda-tanda ini berperan sebagai

p e t u n j u k b a g i o r a n g l a i n u n t u kmenyingkapkan siapa si pemilik tandatersebut. Setiap tanda yang ditampilkanmemiliki arti tertentu sehingga dapatditafsirkan oleh penerimanya menjadi suatupesan. Menurut Christian (1976) manusiaadalah makhluk simbolis yang senantiasamencari makna. Makna merupakan konsepyang diciptakan manusia dan dilekatkan padatanda-tanda sehingga dapat dipakai untukmengkomunikasikan sesuatu.

Masyarakat tradisional maupunmodern memiliki tanda-tanda yang melekatpada benda-benda yang dimilikinya sepertiperhiasan, pakaian, kendaraan dan rumahtinggal. Masyarakat tradisional Indonesiaseperti masyarakat Toraja telah mengenaltanda pada arsitektur tradisionalnya untukmenandai status sosial dan identitasnya.Mereka menandai identitas dan statussosialnya dengan jumlah tiang penyangga dirumahnya (Sumintardja, 1978). Semakinbanyak tiang penyangga rumah semakintinggi status sosial pemilik rumah tersebut.

Interior rumah tradisional Jawa jugamemiliki ruang yang dapat menunjukkanstatus dan identitas sosialnya. Sumintardja(1978) menjelaskan bahwa “senthongtengah” pada rumah Jawa digunakan sebagai“ruang pamer” bagi penghuninya. Hal inimenunjukkan bahwa interior rumah tinggaldigunakan untuk mengkomunikasikanidentitas dan status, terutama pada ruang-ruang yang dapat dilihat oleh tamu.

Masyarakat modern juga memilikitanda-tanda pada arsitektur dan interiorrumah t ingga lnya . Conran (19 94)menegaskan bahwa pemilik rumah sebaiknyaj u j u r d a n m e r a s a b e b a s u n t u kmengekspresikan siapa dirinya dalam interiorr u m a h n y a . K e b e b a s a n u n t u kmengekspresikan diri melalui tanda padamasayarakat modern memiliki perbedaandengan masyarakat tradisional yang terikatpada simbol konvensional. Meleburnyabatas-batas budaya pada era globalisasitelah mengaburkan kejelasan tanda-tandapada budaya kontemporer. Masyarakat darisatu kebudayaan dapat meminjam tanda darikebudayaan lain untuk menunjukkan identitasdan statusnya.

Kelompok-kelompok sosial dalammasyarakat modern berusaha menunjukkanidentitasnya melalui tanda-tanda. Contohyang menonjol dari kelompok sosial yangmenunjukkan identitasnya secara mencolokadalah kelompok Punk di Inggris dankelompok pengendara motor besar diAmerika Serikat ( Berger, 2000).

Masyarakat modern di perkotaanpada umumnya merupakan masyarakatheterogen yang memiliki profesi dan latarbelakang yang berbeda-beda. Kota besarseperti Yogyakarta yang dikenal sebagai kotapendidikan dan pariwisata telah menarikminat para pendatang untuk melanjutkanpendidikan, berwisata dan mencari nafkah.Sebagai kota dengan penduduk heterogenYogyakarta memiliki kelompok sosial danperan sosial beragam dalam strukturmasyarakatnya.

Kelompok sosial sebagai bagian daribudaya tertentu masih menganut unsur-unsurbudaya induknya. Budaya induk ini menjadipayung utama yang menuntun tiap kelompokuntuk berinteraksi dalam kelompok yang lebihbesar (Scupin dkk, 1997). Kebudayaan indukbukanlah hal yang mutlak seragam sehinggadalam kehidupan sehari-hari kita dapatmenjumpai perbedaan-perbedaan tiapindividu dalam pelaksanaan aturan-aturanbudaya. Hal serupa juga terjadi dalamkebudayaan turunan yang berkembangdalam kelompok sosial tertentu sehinggatetap terjadi keragaman dalam budayaturunan tersebut.

Tanda-tanda dalam kelompok sosialyang digunakan untuk menunjukkan identitassecara umum memiliki kesamaan, namundemikian tiap individu juga memilikiperbedaan dalam mengungkapkannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapmakna tanda-tanda yang sama pada limaperan sosial dalam menunjukkan identitasdirinya. Selain kesamaan makna tanda,perbedaan makna setiap individu juga akandiungkap untuk melihat variasi pemakaiantanda dalam satu kelompok. Secara praktispenelitian ini dapat dimanfaatkan olehdesainer untuk memodifikasi tanda denganmemahami maknanya sehingga dapatditerapkan pada desain interior sejenis.

| VOL.2 | EDISI 2 | 2008

ISSN 1978-0702

Page 3: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

35

SemiotikaKata Semiotika menurut Walker

(1989) berasal dari bahasa Yunani “ Semeion”yang berarti “tanda”. Tanda dalam konteksSemio t ika memi l ik i a r t i yang luasdibandingkan dengan pengertian tandasehari-hari. Menurut Pierce dalam Walker(1989) tanda adalah “sesuatu” yang dapatmenggantikan “seseorang” atau “sesuatuyang lain” dalam kapasitas tertentu.

Selain Pierce dan Saussure terdapatpenelit i lain bidang Semiotika yangmengembangkan relasi antara petanda danpenanda. Bonta (1979) mengembangkanpenelitian Semiotika bidang arsitektur denganmemodifikasi relasi penandaan yangdikembangkan oleh dua ahli sebelumnya.Bonta (1979) mengganti istilah tanda denganindikator yang secara konseptual memilikifungsi yang sama dengan tanda. Indikatormerupakan “sesuatu” yang menunjukkan“sesuatu yang lain”.

Contoh indikator adalah adanyaantrian kendaraan di jalan bebas hambatanyang menunjukkan adanya kecelakaan lalulitas. Indikator menurut Bonta (1979) dapatberupa kumpulan kejadian ataupun bendayang secara keseluruhan memperkuatmakna yang ditimbulkannya. Sebagai contohantrian kendaraan, jika diperkuat denganbunyi raungan sirene polisi dan ambulan akanmemperkuat arti dari indikator tersebut yaituadanya kecelakaan lalu lintas. Bonta (1979)mengambarkan klasifikasi indikator sebagaiberikut :lihat Tabel 1

Klasifikasi yang dikembangkan Bonta(1979) ini menekankan pada hubunganantara pengirim tanda dan penerimanya.Selain itu terdapat pula penekanan padabagaimana tanda tersebut dihasilkan. Signalmerupakan jenis indikator yang dikirimkan

dengan sengaja oleh pengirim dan diterimasesuai dengan maksud pengirimnya. Jenisindikator yang terbaca langsung namun tidaksengaja proses pengirimannya disebutpseudo-signal atau sinyal semu.

Sinyal semu dapat disamakandengan bahasa tubuh manusia ketika sedangberkomunikasi. Bahasa tubuh dapatditangkap secara langsung oleh penerimapesan meskipun si pengirim tidak bermaksuduntuk melakukannya. Seseorang yangberbohong seringkali mengeluarkan keringatdingin yang dapat dilihat oleh lawan bicaranyasebagai tanda kegugupan.

Kelompok indikator kedua memilikinama yang sama dengan kategorisasi Piercenamun memiliki pengertian yang berbeda.Intentional index adalah tanda yang dikirimlangsung oleh pengirim pesan namun hanyabisa terbaca melalui indikasi atau petunjuk taklangsung. Jenis tanda yang terakhir adalahindex yang dikirimkan secara tidak sengajadan dibaca melalui indikasi yang menunjukpada makna tertentu.

Index menurut Bonta (1979) adalahtanda yang ada pada suatu kondisi tertentu.Contoh antrian kendaraan diatas adalahmerupakan jenis tanda index karena munculdari situasi yang tidak disengaja atau dibuat.Pengamat yang melihat antrian tersebuthanya bisa menduga melalui indikasi umumb a hw a a n t r i a n t e r se b u t b i a sa n yamenandakan adanya kecelakaan di jalan.Orang yang tidak terbiasa dengan aktifitasdan kejadian-kejadian di jalan raya tidak akan

mampu mengartikan tanda-tanda yang ada.Makna dengan demikian merupakan domainkultural yang hanya bisa dipahami denganpemahaman kultural di sekitar tanda tersebut(Bonta, 1979).

Makna menurut Berger (2000) dapat

Terbaca secara langsung Terbaca melalui indikasi tak langsung

Sengaja di kirimkan

Tidak disengaja

Signal

Pseudo-signal

Intentional index

Index

Penerima

Pengirim

Tabel 1. Kategorisasi Indikator Menurut Bonta (Sumber : Bonta, 1979)

ARTBANU WISHNU AJIPergeseran

| Hal 33 - 44

Makna Tanda Dalam Interior Ruang Tamu:Studi Semiotika Sistem Tertutup Pada Interior Ruang Tamu

Lima Status Sosial Di Yogyakarta

Page 4: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

36

dipahami dengan menggunakan oposisi bineryang dipakai oleh Levi Strauss dalammengartikan budaya. Oposisi biner menurutAppiganesi (1999) merupakan prinsipbekerjanya pikiran manusia yang selalumencari pasangan kata berlawan ataukonsep yang berpasangan.

Oposisi biner menurut Berger (2000)dapat digunakan untuk menganalisis makna-makna yang muncul dalam satu narasi sepertifilm atau naskah. Sebuah cerita memilikimakna yang muncul dari pertentangan tokohataupun simbol yang muncul didalam alurnya.Contoh oposisi biner yang paling menonjoladalah pertentangan antara baik-buruk,keadilan-kesewenangwenangan, cantik-jelek, kaya-miskin.

Eco (1979) menjelaskan bahwamakna dapat diterjemahkan dengan melihatreferensinya, namun demikian referensitersebut adalah sebuah konstruksi budayasehingga berbentuk abstraksi. J ikaseseorang menyebut kata “kejahatan” makaartinya dapat bervariasi antar kebudayaan.

Lawson (2001) menegaskan bahwamanusia cenderung mencari makna daristimulus visual yang dijumpainya. Hal inidisebabkan karena stimulus visual yangkomplek cenderung sulit untuk diingatsehingga manusia mencari makna agar dapatdisimpan dalam memorinya. Konsep sistemtertutup ( closed system ) dalam analisissemiotika diperkenalkan oleh oleh Bonta(1979) sebagai alternatif analisis sistemekspresi dalam arsitektur. Sistem tertutupmemungkinkan pembaca untuk membacatanda dalam satu tolok ukur terbatassehingga tidak menimbulkan bias subyektifberlebihan.

Bonta (1979) menegaskan bahwatiap pembaca dapat memilih sistem yangdipakainya untuk membaca tanda yang ada.Sebagai contoh Monas dapat diletakkandalam sistem tertutup dengan meletakkannyadalam satu kategori dengan Menara Pisa, danMenara Eiffel. Perletakan dalam sistemtertutup ini memungkinkan pembaca untukmenganalisis bahwa Monas terlihat masifdindingnya dibandingkan kedua menaratersebut.

Sistem ini sebetulnya merupakanreaksi dari pandangan Atomis yangmenyatakan bahwa tanda dapat berdiri

sendiri tanpa konteks yang melingkupinya.Para pendukung aliran Atomis memberikancontoh bidak catur yang selalu dapat dikenalimeskipun tidak berada dalam papan catur.Bonta (1979) memberikan argumen bahwakelompok Atomis memiliki kelemahan jikasistem penandaannya diubah. Bidak caturyang berbentuk kuda memang selalu dapatdilihat sebagai bidak kuda meskipun beradadiluar papan. Persoalannya menjadi lain jikasemua bidak catur diubah bentuknya menjadibinatang maka bidak kuda dapat diletakkanpada posisi raja.

Posisi bidak dalam sistem papancaturlah yang menentukan peran dan artibidak tersebut, bukan bentuk tandanya.Analisis dengan pandangan Atomis hanyadapat dilakuakan pada sistem yang telahstabil dan mantap karena jika sistemnyaberubah-ubah maka makna tandanyaberubah pula.

Peran sosial menurut Susanto (1979)memiliki keterkaitan erat dengan statussosialnya, hal ini disebabkan karena statussosia l t idak ada art inya j ika t idakdipergunakan atau diperankan dalam suatuhubungan sosial. Lebih lanjut Susanto (1979)menjelaskan bahwa status merupakankedudukan obyekt i f ind iv idu dalammasyarakat yang memungkinkan individuuntuk memiliki hak dan kewajiban yangmelekat pada dirinya. Status ini akan tampakjika individu yang memiliki status menjalankanperannya dalam masyarakat. Status danperan sosial memilki keterkaitan erat

Selanjutnya menurut Linton dalamSusanto (1979) menjelaskan status sosialterdiri dari dua macam yaitu : ascribed statusdan achieved status.

Ascribed Status adalah status sosialyang diperoleh berdasarkan wewenang ataukekuasaan resmi. Status ini diberikan denganpengesahan dari pihak yang memiliki otoritass e h i n g g a p e m i l i k s t a t u s d a p a tmempergunakan hak dan kewajibannyasecara formal. Sedangkan Achieved Statusadalah status sosial yang dicapai seseorangberdasarkan kemampuan yang dimilikinya.Achieved Status memerlukan syarat-syaratter ten tu dar i ind iv idu untuk dapatmendapatkannya.

Peran sosial dalam masyarakatagraris menurut Scupin dkk (1992) terbentuk

| VOL.2 | EDISI 2 | 2008

ISSN 1978-0702

Page 5: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

dengan berbagai cara diantaranya melaluipembagian tugas untuk mencapa iharmonisas i . Pembagian tugas in imemungkinkan masyarakat agraris salingberintegrasi dan mengurangi konflik diantaramereka. Scupin dkk (1992) menjelaskan pulabahwa peran sosial dalam masyarakatmembantu menciptakan berdirinya suatunegara yang meliputi kesatuan sistem sosial,ekonomi dan pertahanan. Pilar dasar yangmenyangga masyarkat agraris adalahpertanian sehingga jika kebutuhan pertaniantelah terpenuhi anggota masyarakat dapatmenjalankan peran lainnya seperti seniman,pemuka agama, pedagang dan tukang-tukang.

Obyek dalam penelitian ini adalahtanda-tanda yang terdapat dalam ruang tamulima status sosial di Yogyakarta. Setiap statussosial diwakili oleh tiga individu sehinggajumlah keseluruhan ruang tamu yang ditelitiadalah lima belas.

Kelima peran sosial yang dipilihtersebut adalah: Kiai, Pengusaha, Pejabat,Staf TNI, dan Seniman. Kelima status sosialini dipilih karena keberadaan mereka memilikiposisi penting dalam masyarakat. Peran yangdimainkan oleh kelima status sosial inimewakili unsur sosial-budaya, ekonomi,politik dan pertahanan. Kelima unsur inimenurut Suhady (2003) merupakan unsuryang mewakili wawasan kebangsaan dalamkehidupan berbangsa dan bernegara diIndonesia.

Data mengenai tanda-tanda dalaminterior ruang tamu diperoleh denganobservasi di lapangan dengan memakaikamera foto digital. Tanda-tanda ini meliputitanda yang berfungsi sebagai asesoris danperabot. Data Tata letak ruangan diperolehdengan melakukan pengukuran langsung

BAHAN DAN METODE

dilapangan.Data Konsep interior ruang tamu

diperoleh melalui wawancara langsungdengan pemilik rumah. Wawancara dilakukandengan pedoman wawancara yang terdiri daritiga kategori pertanyaan yaitu : keinginanpemakai dan stabilitas tanda.

Tanda-tanda dalam interior tersebutdianalisis dengan mengadopsi analisis sistemtertutup dari Bonta (1979) yaitu denganmenempatkan tanda dalam satu kelompokdan melihatnya berdasar norma kelompoksehingga diperoleh interpretasi yangdidasarkan pada kondisi obyektif. Maknatanda dianalisis berdasarkan konteks budayayang secara umum dianut oleh masyarakatpengguna tanda, yaitu pencipta danpembacanya.

Data konsep ruang tamu yangdidapat melalui wawancara dianalisis denganmenggunakan analisis tematik sehinggaditemukan tema-tema yang mewakili konsepruang tamu tiap status sosial. Konsep inidigunakan untuk menganalisis kategori tandasesuai dengan sistem yang dianut Bonta(1979) yaitu : Signal, Pseudo-Signal,Intentional Index dan Index.

Peran status sosial yang pertamadiamati adalah Kiai. Kiai sebagai pemukaagama dalam komunitas muslim memilikikecenderungan untuk hidup sederhanadibandingkan dengan kelompok status sosiallainnya. Hal ini terlihat dari unsur pembentukruang yang terdapat di rumah-rumah kiai.Lantai, dinding dan langit-langit rumah kiaiterbuat dari bahan sederhana dan terkesanapa adanya. Lantai tegel sebagai indexmenunjukkan indikasi bahwa kiai tidakberusaha untuk “up to date” denganmengganti dengan lantai keramik.Langit-langit yang menggunakan bahan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Jenis Penutup Lantai Ruang Tamu Kiai

37

ARTBANU WISHNU AJIPergeseran

| Hal 33 - 44

Makna Tanda Dalam Interior Ruang Tamu:Studi Semiotika Sistem Tertutup Pada Interior Ruang Tamu

Lima Status Sosial Di Yogyakarta

Page 6: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

38

ekspose “kepang” juga menunjukkan indikasibahwa kiai tidak berusaha menampilkan sisiartistik bahan seperti yang terdapat di rumahseniman. Hal ini dapat diartikan sebagai sikapkesederhanaan kiai dalam mengolah bentukfisik ruang tamunya.

Hal lain yang menarik dari ruang tamukiai adalah penggunaan “hijab” di ruang tamu.Hijab atau pembatas ini merupakan bagiandari syariat Islam yang membatasi interaksiantara laki-laki dan perempuan. Pemakaianhijab ini merupakan signal yang dikirimkansecara langsung dan dapat diterima olehpembacanya lewat bentukan fisiknya.

Dinding hijab ini menunjukkan bahwakiai sebagai pemuka agama berusaha untukmemgang teguh nilai-nilai religius yangdianutnya dengan mendesain ruang tamunyasesuai dengan ajaran Islam. Tidak semua kiaimenggunakan hijab fisik dalam ruangtamunya beberapa kiai memakai cara lainseperti harus ditemani oleh orang beberapaorang jika tamunya adalah lawan jenisnya.

Tanda yang berupa Signal juga terlihatdari pemasangan simbol-simbol agama baikberupa logo, foto maupun kaligrafi. Tanda-tanda ini merupakan Signal yang dapatditangkap pembaca secara langsung sebagaiidentitas agama. Pemasangan foto di ruangtamu kiai memiliki perbedaan denganpemasangan di ruang tamu status sosiallainnya. Perbedaan ini terlihat pada tema fotoyang cenderung menampilkan sosok lainyang dianggap memberikan teladan dankebanggaan. Kiai cenderung lebih menyukaiberfoto “dengan siapa” dibandingkan denganberfoto “di mana”.

Peran status sosial kedua yang diamatiadalah Pengusaha. Sebagai kelompok yangberperan dalam menggerakkan ekonomidalam masyarakat, pengusaha memilikikecenderungan untuk menampi lkankemewahan dalam ruang tamunya. Hal initerlihat dari pemakaian material, desain danasesoris yang ditampilkan dalam ruangtamunya. Pemilihan material-material sepertigranit, gypsum, stainless steel dan kristalmenunjukkan kemewahan dibandingkandengan kelompok status sosial lainnya.Desain yang diterapkan di ruang tamu tamupengusaha juga memiliki kecenderunganuntuk menampilkan kemegahan sepertipemakaian langit-langit tinggi, lampu hias

Gambar 2. Ruang Tamu KiaiPlafond

Gambar 3. Denah Ruang Tamu Kiaidengan Hijab

mewah dan kolom-kolom Yunani. Pemakaianbahan dan desain ini dapat dikategorikansebagai Signal yang ditangkap langsungsebagai indikasi kemewahan dalam ruangtamu pengusaha.

Tanda lain yang terdapat di ruang tamupengusaha adalah foto diri yang cenderungmenampilkan foto keluarga dan foto wisata.Berbeda dengan kelompok lain yangcenderung menampilkan foto diri dalamidentitas (kiai dengan sorban, TNI denganseragam, pejabat dengan seragam)pengusaha biasanya berfoto dengan pakaiandaerah atau setelan jas.

Gambar 4. Berbagai Macam Bahan Hijab

Gambar 5. Berbagai Macam Asesorisdi Ruang Tamu Kiai

| VOL.2 | EDISI 2 | 2008

ISSN 1978-0702

Page 7: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

Foto lain yang dipasang di ruang tamupengusaha adalah foto wisata di tempat-tempat terkenal di dunia. Hal ini dapatdiartikan sebagai kebanggaan ataskeberhasilannya dalam bisnis atau usahanya.Masyarakat Indonesia menganggap bahwajas adalah pakaian mahal yang hanya dipakaioleh kalangan tertentu dengan uang berlebih,demikian pula dengan liburan ke luar negeri.Dibandingkan dengan kelompok kiai,pengusaha leb ih cenderung untukmenunjukkan “tempat berfoto” daripada“dengan siapa berfoto”. Hal ini kemungkinandisebabkan karena pengusaha merupakanindividu yang selalu mengejar kesuksesansecara mandiri sehingga kebanggaannyamerupakan kebanggaan pribadi ataspencapaian hasil usahanya.

Beberapa ruang tamu pejabat memilikikemiripan dengan ruang tamu pengusaha,hal ini disebabkan karena pejabat tersebutmemiliki latar belakang sebagai pengusahasehingga sulit untuk membedakannya. Halmenonjol yang membedakan rumah tinggalp e j a b a t d a n p e n g u s a h a a d a l a h

Gambar 6. Unsur Pembentuk RuangInterior Ruang Tamu Pengusaha

Gambar 7. Foto Diri

kecenderungan untuk menampi lkanke m a p a n a n d i b a n d i n g ka n d e n g a nkemewahan yang ditampilkan oleh kelompokpengusaha.

Kemapanan ini terlihat dari pemilihanbahan perabot dan desain ruang tamu yangcenderung konvensional. Berbeda dengankelompok seniman, pengusaha dan kiai yangcenderung “membedakan diri” denganpenataan ruang yang unik, pengusahamemilih desain yang “umum” dan “aman”tanpa penekanan pada satu konsep khas.Kecenderungan ini memiliki kesamaandengan kelompok staf TNI. Hal inikemungkinan disebabkan karena keduanyaberasal dari kelompok yang well-establishedbaik dari segi sosial maupun ekonomi.

Pemasangan foto dir i dalamkelomp o kpejabat j u g amemil i k ikesam a a ndengan kelompok TNI. Meskipu n t i d a ksemua pejabatmemas a n gf o t o dirinyadalam seragam dinasnya, beberapa pejabatmenunjukkan jati dirinya dengan memasangfoto dengan pakaian seragam dinas lengkap.Hal ini menunjukkan kebanggan akan statussosial yang disandangnya. Kebanggaan inijuga ditunjukkan dengan memajang plakat-plakat yang mencerminkan prestasi diri.

Hal lain yang menunjukkan posisistatus sosial yang tinggi adalah pemajanganbenda-benda seni. Berbeda dengan senimanyang memajang benda seni sebagaicerminan ide kreatifnya, pengusaha

Gambar 8. Foto di Tempat Wisata Dunia

39

ARTBANU WISHNU AJIPergeseran

| Hal 33 - 44

Makna Tanda Dalam Interior Ruang Tamu:Studi Semiotika Sistem Tertutup Pada Interior Ruang Tamu

Lima Status Sosial Di Yogyakarta

Page 8: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

40

Gambar 9. Suasana Interior Ruang Tamu Pejabat

cenderung memajang benda seni karenafaktor keserasian dan penghias ruang.Secara umum benda-benda seni ini memilikiharga relatif mahal bagi kebanyakanm a s y a r a k a t I n d o n e s i a s e h i n g g apemasangan benda-benda seni in imenunjukkan kemampuan finansial danselera artistik dari para pejabat tersebut.

Rasa keindahan bagi kalanganpejabat dianggap sebagai hal yangmendukung status sosial yang disandangnya.Hal ini terlihat dari kecenderungan pejabat-pejabat di Indonesia yang gemar mengkoleksi

Gambar 10. Foto dalamSeragam Dinas

hasil-hasil karya seniman-seniman tertentu.Meskipun hasil karya seni tesebut seringkalimerupakan hadiah dari sang seniman,keberadaannya tetap menunjukkanketinggian status sosial pejabat karena tidaksemua orang mendapat hadiah dari seniman.

Seperti halnya kelompok kiai,kelompok pejabat juga memasang kaligrafisebagai penunjuk identitas agamanya.Beberapa pejabat memasang kaligrafidengan material dan desain berkualitastinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompokpejabat tidak semata-mata memasangkaligrafi sebagai identitas agama melainkanjuga sebagai penunjuk status sosialnya.(lihatGambar 12)

Unsur pembentuk ruang di ruang tamuke lompok sta f TNI t i dak memi l i k ikeist imewaan dibandingkan dengankelompok seniman ataupun kiai. Dinding,lantai dan langit-langitnya memiliki kemiripandengan kelompok pejabat dan pengusaha.Keunikan yang terdapat di ruang tamupengusaha terlihat pada pemasangan

Gambar 11. Beberapa di Interior Ruang Tamu Pejabatartwork

| VOL.2 | EDISI 2 | 2008

ISSN 1978-0702

Page 9: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

asesoris dan foto diri.Asesoris berupa senjatabaik dalam bentuk senjata tradisional maupunsenjata modern terlihat di seluruh ruang tamustaf TNI yang diteliti.

Signal ini menunjukkan identitasprofesi kelompok TNI yang sehari-harinyaberhubungan dengan persenjataan danpertahanan. Selain identitas profesipemasangan asesoris senjata ini jugamenunjukkan ekslusifitas. Asesoris berupapeluru artileri dan peluru kaliber kecil tidakdapat dimiliki begitu saja, hal ini berhubungandengan ketatnya peraturan mengenaikepemilikan senjata api di Indonesia. Memilikibenda-benda “langka dan berbahaya”tersebut dapat dimaknai sebagai kekhususandalam masyarakat Indonesia.

Menjadi anggota TNI memangmerupakan kebanggaan tersendiri dalammasyarakat Indonesia. Hal ini berhubungandengan kekuasaan dan superioritas yang

Gambar 12. Kaligrafi dari Ukiran Kayu

Gambar 13. Berbagai Macam Asesoris Berbentuk Peluru dan Busur Panah

dimiliki oleh anggota TNI dalam masyarakatIndonesia. Meskipun dalam era Reformasikekuatan TNI tidak sedominan era Orde baru,menjadi anggota TNI tetap menjadikebanggaan bagi sebagian besar masyarakatIndonesia. Kebanggaan ini terlihat daripemasangan foto diri dalam baju seragam.Seragam TNI memang memiliki karismatersendiri bagi masyarakat Indonesia. Hal initerlihat pada banyaknya kasus-kasuspemakaian seragam TNI sebagai alat untukmenakut-nakuti atau “gagah-gagahan” . Hasil

Gambar 14. Foto Diri dalam Seragam Dinasdan Jam Berlogo Angkatan

41

ARTBANU WISHNU AJIPergeseran

| Hal 33 - 44

Makna Tanda Dalam Interior Ruang Tamu:Studi Semiotika Sistem Tertutup Pada Interior Ruang Tamu

Lima Status Sosial Di Yogyakarta

Page 10: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

wawancara juga mengungkapkan bahwapemasangan foto diri dalam seragam lengkapt e r s e b u t d i m a k s u d k a n u n t u km e m p e r i n g a t ka n t a m u - t a m u ya n gbermaksud jahat agar berpikir dua kali jikaakan berbuat jahat terhadap pemilik rumah.

Signal yang terbaca dari kelompokseniman terlihat pada unsur pembentukruang yang menunjukan perwujudan ideestetis dan pandangan hidup seniman. Hasilw a w a n c a r a m e n u n j u k k a n k o n s e ppenghormatan terhadap alam dan prinsipuntuk menyelaraskan diri dengan kehidupansekitar menjadi konsep dalam mewujudkanruang tamu seniman. Hal ini dapat dimaknaisebagai keunikan dan hasrat kreatif senimanuntuk menunjukkan eksistensi dirinya. Profesidan kehidupan seniman menuntut orisinalitasdalam berkarya agar dapat diakui dalammasyarakat luas. Seniman yang meniru-nirudan tidak memiliki ciri khas cenderungmenjadi seniman kelas dua bahkan dituduhmenjadi plagiat. Tuntutan profesi inimendorong seniman untuk mempertahankankeunikan dirinya yang dituangkan dalamperwujudan fisik termasuk dalam ruangtamunya.

Gambar 15. Foto dalam Seragam DinasBersama Kedua Orang Tua

Beberapa seniman cenderung tidakmemasang hasil karya seninya di ruang tamumelainkan menyediakan galeri khusus.Karya-karya seni yang terpasang di ruangtamu seniman seringkali merupakan hasilkarya seniman lain. Hal ini menunjukkanapresiasi dan pengakuan terhadap sesamaseniman. Pemasangan hasil karya senimanlain ini dapat pula dimaknai sebagai cita rasaestetis seniman yang meminjam karya seniuntuk berkomunikasi dengan makna yangterkandung dalam karya seni tersebut.

Sebagian besar seniman juga tidakmemasang foto dirinya di ruang tamu. Hal inidapat dimaknai sebagai bentuk ekspresiseniman yang menampilkan dirinya melaluikarya bukan melalui penampakan diri.Seniman dari seni pertunjukan pun tidakberusaha menunjukkan dirinya dalam fotodiri, namun dalam bentuk karya seni.

Seniman juga lebih bervariasi dalampemakaian material, pemilihan asesoris danpenerapan desain. Ruang tamu senimancenderung menampilkan desain-desain unikyang terlihat janggal dibandingkan dengankelompok lainnya. Kejanggalan ini dapatdimaknai sebagai bentuk kreatifitas dari diriseniman yang selalu berkecimpung dalampenciptaan seni.

Gambar 16. Variasi Bahan danPemajangan Karya Seni

42 | VOL.2 | EDISI 2 | 2008

ISSN 1978-0702

Page 11: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

Makna dalam Oposisi BinerMakna yang terkandung dalam

interior ruang tamu kelima status sosial dalamdipahami lebih jelas dengan menggunakanoposisi biner. Oposisi biner ini merupakanmakna yang ditemukan dalam kelompok danmemiliki pasangan lawan katanya dalam satukontinum linear. Makna-makna tersebutdapat dilihat dari pasangan oposisi binerdibawah ini:

Kesederhanaan K e m e w a h a nKiai — Seniman — TNI --- Pejabat — Pengusaha

Elit AwamSeniman --- Kiai --- Pengusaha --- TNI --- Pejabat

Kebanggaan BersahajaPengusaha --- TNI --- Pejabat — Seniman — Kiai

Artistik ApaadanyaSeniman — Pengusaha — pejabat — TNI --- Kiai

Idealistik RealistikKiai --- Seniman --- Pengusaha — Pejabat — TNI

Progresif KonservatifSeniman — Pengusaha — Pejabat --- TNI --- Kiai

Personal MassalSeniman --- pengusaha --- TNI --- Pejabat — Kiai

Interior ruang tamu kelima status sosialmenunjukkan identitas setiap status sosialdengan berbagai macam penandanya.Makna-makna yang terkandung dalaminterior kelima status sosial tersebut adalah :

Gambar 17. Beberapa Upaya Menyelaraskandan Menghormati Alam

Gambar 18. Beberapa Asesoris Unikdi Ruang Tamu Seniman

Kesederhanaan-kemewahan, elit-awam,kebanggaan-bersahaja, artistik-apa adanya,idealistik-realistik, progresif-konservatif danpersonal–massal. Makna-makna ini dapatdilihat dalam satu kontinum linear yangmenunjukkan makna dominan yang terdapatdalam interior satu status sosial tertentu.

Interior ruang tamu kiai memilikim a k n a d o m i n a n i d e a l i s t i k d a nkesederhanaan, Seniman memiliki maknadominan artistik, unik, progresif dan personal.Interior ruang tamu staf TNI memiliki maknadominan realistik, sedangkan interior ruangtamu pejabat memiliki makna dominan awam.Pengusaha memiliki makna dominankemewahan di Interior ruang tamunya.

Interior ruang tamu yang memilikisatu makna dominan tidak berarti hanyamengandung satu makna tersebut. Interiorruang tamu pejabat, pengusaha dan TNIdapat ditafsirkan mengandung makna lainmeskipun tidak terlihat dominan jikadibandingkan dalam norma kelompok secarakeseluruhan.

Altman, I. & Taylor, D.A. 1973. SocialPenetration the development ofInterpersonal relationships. New York:Rinehart & Winston.

Appignanesi, Richard. 1999. Postmodernismfor Beginners. Bandung: Mizan.

Berger, Arthur Asa. 2000. Tanda-Tanda dalamK e b u d a y a a n K o n t e m p o r e r .Yogyakarta: Taira Wacana.

Bonta, Juan Pablo. 1979. Architecture and ItsI n te r p r e ta t i o n . L o n d on : Lu n dHumphries.

Christian, James L. 1976. Philosophy anIntroduction To The Art Of Wondering.San Fransisco: Rinehart Press.

Conran, Terence.1994. House Book. London:Conran Octopus Limited.

Eco, Umberto. 1979. A Theory Of Semiotics.Bloomington: Indiana University Press.

Lawson, Bryan. 2001. The Languange Of

DAFTAR PUSTAKA

43

ARTBANU WISHNU AJIPergeseran

| Hal 33 - 44

Makna Tanda Dalam Interior Ruang Tamu:Studi Semiotika Sistem Tertutup Pada Interior Ruang Tamu

Lima Status Sosial Di Yogyakarta

Page 12: JLR22_04 Artbanu-MAKNA TANDA

Space. Oxford:Architectural Press.

Scupin, Raymond & De Corse, Christopher R.1992 . An th ropo logy a Globa lPerspective. New Jersey: Prentice Hall.

Suhady, Idup & Sinaga, A.M. 2003. WawasanKebangsaan Dalam Kerangka NegaraKesatuan Republik Indonesia. Jakarta:LembagaAdministrasi Negara.

Sumintardja, Djauhari. 1978. KompendiumSejarah:Arsitektur. Bandung: YayasanLembaga Penyelidikan MasalahBangunan.

Susanto, Phil Astrid S. 1979. PengantarSosiologi dan Perubahan Sosial.Bandung: Binacipta.

Walker, John. A. 1989. Design History andThe History of Design. London: PlutoPress.

44 | VOL.2 | EDISI 2 | 2008

ISSN 1978-0702