_jm_skripsi - Lokasi _mi Guppi I_ - Peranan Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam-edit

Embed Size (px)

Citation preview

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI

PAGE 5

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULi

HALAMAN PERSETUJUANii

NOTA DINASiii

HALAMAN PENGESAHANiv

PERSEMBAHANv

MOTTOvi

RIWAYAT HIDUPvii

KATA PENGANTARviii

DAFTAR ISIx

ABSTRAKSIxii

1BAB I PENDAHULUAN

1A.LATAR BELAKANG MASALAH

6B.BATASAN MASALAH

7C.RUMUSAN MASALAH

7D.HIPOTESIS

8E.TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

8F.METODOLOGI PENELITIAN

19BAB II LANDASAN TEORI

19A.PERANAN GURU

20B.PRESTASI BELAJAR

21C.PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

24BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

24A.SEJARAH BERDIRINYA

24B.VISI, MISI DAN TUJUAN

25C.KEADAAN GURU DAN KARYAWAN

27D.KEADAAN SISWA

28E.KEADAAN SARANA PRASARANA

28F.STRUKTUR ORGANISASI

30BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

30A.DESKRIPSI DATA TENTANG Guru

32B.DESKRIPSI DATA TENTANG PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

34C.ANALISA DATA HASIL PENELITIAN

39D.INTERPRETASI KORELASI ANTARA VARIABEL X DENGAN Y

41BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

41A.KESIMPULAN

42B.SARAN-SARAN

43DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberikan fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa, secara lebih rinci tugas guru berpusat pada tiga hal:

1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangkapanjang.

2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi, seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.

Berarti dalam proses pembelajaran guru disamping bertugas dan bertanggung jawab menyampaikan ilmu pengetahuan mengantarkan siswa pada pencapaian prestasi yang tinggi (aspek kognitif), ia juga bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa atau dengan kata lain mampu membangkitkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari uraian di atas, jelas bahwa peranan guru telah meningkat sebagai pengajar menjadi sebagai direktur pengarah belajar. Sebagai direktur belajar, tugas dan tanggung jawab guru menjadi lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajaran (professional), pengelola pengajaran (manager), sebagai penilai hasil belajar (Evaluator), sebagai pembimbing (Konselor), dan sebagai motivator.Terkait tugas guru sebagai motivator, guru selalu berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Sebab motif berprestasi mempunyai korelasi positif dan cukup berarti terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar banyak ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi belajar siswa.

Sehubungan dengan motivasi belajar, Hamzah B. Uno, menyatakan bahwa "Motivasi belajar dapat timbul karena dua faktor: Pertama faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebuthan belajar, harapan akan cita-cita. Kedua faktor eksrinsik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik".

Dua faktor motivasi belajar di atas, tidak terlepas dari peran guru memberikan rangsangan tertentu sehingga seorang siswa berminat untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan bersemangat.Ada empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu:1. Memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar.

2. Menjelaskan secara kongkrit kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.

3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai sehingga dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baikdi kemudian hari.

4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Nabi Muhammad SAW untuk membangkitkan motivasi manusia agar memeluk agama Islam, beriman Kepada Allah dan tidak menyekutukannya, beriman kepada para Rasul, Kitab-Kitab Allah, Hari Akhir. Menggugah manusia untuk melaksanakan ajaran Islam dan menjauhi pelbagai bentuk maksiat dan hal-hal yang dimurkai oleh Allah, melaluio metode At Targhib wat Tarhiib, yakni memberitahukan sesuatu yang atraktif dan intimidatif, sebagaimana halnya Al Qur'an menggunakan cara At Targhib dan At Tarhiib dengan menjanjikan Surga bagi manusia yang beriman dan beramal saleh, sebaliknya mengancam manusia yang durhaka dengan neraka.Prihal motivasi belajar, Nabi Muhammad SAW terhadap sahabatnya dan manusia pada umumnya, beliau bersabda:

Artinya: Barangsiapa berjalan (keluar dari rumahnya) dengan maksud menuntut ilmu atau belajar, maka akan dimudahkan jalannya masuk surga".

Al Qur'an memotivasi orang yang beriman dan yang meiliki motif berprestasi dengan menjanjikan kedudukan yang tinggi, sebagaimana firman Allah SWT:

((((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((( ((((( (((((( ((((((((((( ((( ((((((((((((( ((((((((((((( (((((((( (((( (((((( ( ((((((( ((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( (((( ((((((((( (((((((((( ((((((( ((((((((((( (((((((( (((((((((( ((((((((( ( (((((( ((((( ((((((((((( ((((((( ((((

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-langlah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa motivasi merupakan sebuah prinsip penting dari beberapa prinsip belajar. Belajar akan berjalan dengan lancar dan efektif ketika ada motivasi yang mendorong siswa untuk belajar yang dalam hal ini peranan guru sangat dibutuhkan dan ikut menentukan keberhasilan siswa meraih prestasi belajar yang maksimal.Berpijak pada dasar teori di atas, penulis mengadakan prasurve pada tanggal 20 April 2011 di Madrasah Ibtidaiyah (MI) I GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan, diperoleh keterangan bahwa guru-guru di MI GUPPI I, khususnya Guru Pendidikan Agama Islam telah melaksanakan tugasnya dengan baik melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan membimbing serta memotivasi siswa dengan baik untuk meningkatkan gairah belajar sehingga mencapai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang maksimal. Adapun peran Guru PAI dalam memotivasi siswa, yaitu:a. Memotivasi tentang bagaimana memperoleh cara belajar yang efisien.

b. Memotivasi tentang cara menyelesaikan tugas serta mempersiapkan diri dalam rangka menerima mata pelajaran Agama Islam.

c. Memotivasi tentang bagaimana mempergunakan buku-buku studi agama Islam.

d. Memotivasi cara menggunakan waktu belajar yang tepat dan efisien.

Di sisi lain, Siswa MI GUPPI I prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam masih rendah. Tabel 1

Minat Dan Prestasi Belajar PAI Siswa MI GUPPI INoNama SiswaPrestasi Bel.Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10Yudhi

Ahmad Mujammil

Nurul Hasanah

Maryono

Sodik

Novita Sari

Neneng Mursida

Bahrun

A. Riadi

Siti Ruaidah 6

6

7

5

6

5

6

5

7

5Cukup

Cukup

Baik

Kurang

Cukup

Kurang

Cukup

Kurang

Baik

Kurang

Sumber: Hasil Prasurve, tanggal 20 Mei 2011

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 orang siswa hanya 2 orang yang memiliki prestasi belajar PAI Baik, 4 orang memiliki prestasi cukup, dan siswa yang prestasi belajar PAI kurang ada 4 orang. Ini berarti bahwa prestasi belajar PAI nya masih kurang.

Dari hasil prasurve di atas, nampak adanya kesenjangan bahwa Guru sudah berperan dengan baik, melaksanakan pembelajaran dan menjadi pendorong bagi siswa dalam meningkatkan belajar dan prestasi belajar mereka. Tetapi kenyataannya hasil atau prestasi belajar PAI mereka masih kurang/rendah.Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian lebih jauh, dengan mengangkat judul: PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH GUPPI I KECAMATAN SRAGI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.B. BATASAN MASALAH

Agar penelitian ini lebih fokus, maka permasalahannya perlu ditegaskan, yaitu:

1. Guru Pendidikan Agama Islam bagaimana peranannya memotivasi siswa dalam belajar.2. Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas V MI GUPPI I T.P 2010/2011.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini, sebagai berikut : Bagaimanakah Peranan Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa MI GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011?"D. HIPOTESIS

Sebelum penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian ini perlu penulis kemukakan terlebih dahulu pengertian hipotesis tersebut.

Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Metodologi Research menerangkan bahwa: Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah, dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan.

Menurut John Dewey yang dikutip Sutrisno Hadi dalam buku Metodologi Research dikatakan bahwa : cara berfikir ilmiyah akan berpijak pada langkah-langkah sebagai berikut: 1. The Fill needed; 2. The problem; 3. The Hypothesis; 4. Collection of data as evidence; 5. Concluding belief.

Dari pendapat di atas bahwa hipotesis adalah menempati taraf ketiga dalam pemikiran ilmiyah dan merupakan penuntun bagi penelitian dalam pekerjaan berikutnya untuk mencari jawaban yang benar dan tepat. Untuk itu dalam mengemukakan kemungkinan-kemungkinan memecahkan atau menerangkan masalah dapat didasarkan atas pengalaman teori-teori atau terkaan atau dasar apapun yang masih memerlukan pembuktian.

Dari latar belakang dan rumusan masalah, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: Guru berperan aktif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa Kelas III, IV, dan V Madrasah Ibtidaiyah GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011".E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Peranan Guru dalam meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam siswa.

2. Untuk mengetahui Prestasi Belajar PAI siswa MI GUPPI I Tahun Pelajaran 2010/2011.

Sedangkan kegunaan penelitian ini hasilnya diharapkan berguna:

1. Sebagai masukan bagi guru khususnya guru PAI dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswanya.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Kepala MI GUPPI I dalam memacu peningkatan kualitas guru dan siswanya.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini deskriptif kuantitatif, yakni berusaha menjabarkan atau memaparkan suatu kejadian yang ada pada masa lalu dan sekarang, sebagaimana dinyatakan bahwa : Penelitian diskriptif bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Bersifat kuantitatif mengingat data yang akan diambil ini adalah data kuantitatif, sebagaimana diungkapkan Suharsimi Arikunto, Data yang bersifat kuantitatif yaitu yang berujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dan diproses dengan berbagai cara.

Dengan demikian penulis akan memberikan gambaran tentang Peran Guru dalam meningkatan Minat Belajar dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa MI GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Variabel PenelitianYang dimaksud variabel penelitian adalah :Segala fenomena yang dijadikan sebagai obyek penelitian selama penulis mengadakan penelitian, sebagaimana yang diungkapkan Suharsmi Arikunto bahwa variabel adalah obyak penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut Winarno Surakhmad, ada dua variabel penelitian, yaitu: "Variabel bebas atau disebut variabel eksperimental atau variabel X, yakni variabel yang diselidiki pengaruhnya. Dan Variabel kontrol atau variabel ramalan akan timbul hubungan yang fungsional dengan (atau sebagai pengaruh dari) variabel bebas."

Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Peran Guru. Sedangkan variabel terikatnya adalah Minat Belajar dan Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa MI GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Populasi Sampel Dan Teknik Sampling

a Populasi

Pengertian populasi menurut Suharsimi Arikunto yaitu: Seluruh penduduk yang dimaksud dalam penelitian untuk diselidiki, yang disebut universum, populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling tidak mempunyai sifat yang sama. Sedangkan Sutrisno Hadi mengatakan bahwa "Populasi adalah sejumlah keseluruhan dari unit analisa yang cirri-cirinya akan diduga".

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah merupakan kumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang akan dijadikan obyek dalam penelitian. Adapun yang menjadi popupasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III, Kelas IV, dan KelasV MI GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 105 orang.

b Sampel

Winarno Surakhmad, menyatakan bahwa : Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mampu mewakili populasi, bagian mana memiliki segala sifat utama populasi.

Dari pendapat di atas maka jelas bahwa sampel merupakan bagian dari populasi atau sebagian kecil saja dari populasi yang mampu mewakili populasi. Kemudian untuk menentukan berapa besarnya sampel yang diteliti, penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan sebagai berikut :"Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya lebih besar dari 100, maka sampelnya dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih".

Berdasarkan pendapat tersebut karena jumlah populasi sebanyak 105 orang siswa, sampelnya penulis tentukan sebesar 40 %, dari jumlah populasi, yakni 40 X 100 % X 105 orang siswa = 42 0rang siswa dengan rincian:

Kelas III 40 X 100 X 30 = 12

Kelas IV 40 X 100 X 30 = 12

Kelas V 40 X 100 X 45 = 18

Dari hasil persentase di atas maka jumlah keseluruhan sampel adalah 42 siswa MI GUPPI I Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai informan atau subyek penelitian.

c Teknik SamplingAdapun teknik sampling yang penulis gunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling, karena populasi yang diteliti berstrata atau bertingkat berdasarkan golongan atau kelas, hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi sebagai berikut : Stratified sampling biasa digunakan jika populasi terdiri dari kelompok-kelompok yang mempunyai susunan yang bertingkat dalam banyak research, penyelidik tidak menghadapi suatu populasi yang utuh, melainkan suatu populasi yang menunjukkan adanya strata (lapisan-lapisan). Di sekolah-sekolah misalnya: terdapat beberapa tingkatan kelas, dalam masyarakat bermacam-macam tingkat penghasilan.

Adapun langkah langkah pengambilah sampel sebagai berikut:

1. Membuat daftar nama- nama populasi sejumlah 105 orang

2. Menuliskan di atas potongan kertas nomor urut seluruh anggota dari 001 sampai dengan 105.

3. Memasukkan ke dalam kaleng nomor sampel dalam potongan kertas yang sudah digulung sesuai dengan jumlah siswa dari masing-masing kelas, Kelas III dan IV masing-masing 30 orang, Kelas V 45 orang.

4. Menetapkan nomor urut populasi yang akan menjadi sampel adalah nomor urut ganjil.

5. Mengambil potongan kertas tersebut setelah dikocok terlebih dahulu sesuai dengan jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 40 persen dari jumlah masing-masing populasi kelas, hingga mencapai jumlah sampel yang diperlukan, yakni 42 orang.

4. Metode Pengumpulan Data

a Kuesioner

Kuesioner menurut Koentjaraningrat adalah pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara tertulis, biasanya merupakan suatu daftar pertanyaan yang disebut kuestioner atau questionere. Kartono mengemukakan:

Questionere ialah Suatu penyelidikan suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dilakukan dengan jalan mengadakan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan respon tertulis seperlunya.

Mengacu kepada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah merupakan suatu alat dengan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis pula. Dalam pelaksanaan pengambilan data tersebut kuesioner dapat bersifat langsung atau tidak langsung kepada sumber data.

Angket bisa dibagi menjadi angket langsung dan angket tak langsung. Disebut angket langsung bila item pertanyaannya bermaksud menggali atau merekam informasi mengenai diri responden itu sendiri. Disebut angket tak langsung bila item pertanyaannya bermaksud menggali atau merekam informasi dari apa yang diketahui responden mengenai obyek atau subyek tertentu dan informasi dimaksud tidak berbicara langsung mengenai diri responden bersangkutan.

Berdasarkan keterangan di atas penulis sengaja menggunakan angket langsung, di mana data yang penulis kumpulkan diperoleh dari siswa yang dijadikan sampel. Sedangkan sistem pembuatannya penulis pergunakan jenis kuesioner tertutup dimana responden cukup memberikan tanda silang pada salah satu jawaban. Sedangkan penyusunan itemnya penulis menggunakan bentuk pilihan ganda, yaitu responden diminta untuk memilih salah satu dari sekian banyak alternatif jawaban yang telah disediakan.

Item kuesioner (angket) yang penulis ajukan kepada responden tersebut disediakan tiga alternatif jawaban, yaitu :

1. Alternatif jawaban (a) bobot skor 4 (sangat berperan)

2. Alternatif jawaban (b) bobot skor 3 (kurang berperan)

3. Alternatif jawaban (c) bobot skor 2 (tidak berperan)

4. Alternatif jawaban (d) bobot skor 1 (kurang berperan)

5. Alternatif jawaban (e) bobot skor 0 (tidak berperan)

Instrumen ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang Peranan Guru Sebagai Motivator terhadap siswa MI GUPPI I T.P. 2010/2011.b Metode Interviu

Menurut Sutrisno Hadi interviu adalah Sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya Dalam hal ini penulis menggunakan interviu bebas terpimpin, yang maksudnya:

Dalam interviu ini penginterviu membawa kerangka pertanyaan-pertanyaan (from wrok of question) untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dan irama/timing, interviu sama sekali diserahkan kepada kebijaksanaan interviwer. Dalam kerangka pertanyaan-pertanyaan itu ia mempunyai kebebasan untuk menggali alasan-alasan dan dorongan-dorongan dengan probing yang tidak kaku, dengan begitu arah interviu masih terletak di tangan interviwer.

Berdasarkan pendapat di atas interviu bebas terpimpin dapat dipandang sebagai instrumen pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistemmatis dan berlandaskan dengan tujuan penelitian, artinya dalam berwawancara penulis tidak keluar dari ketentuan yang ada guna memperoleh data tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam. Metode ini ditujukan kepada kepala sekolah, guru agama Islam MI GUPPI I untuk mendapatkan data aktivisas guru PAI, minat belajar PAI siswa, dan data pendukung lainnya terkait dengan penelitian ini.

c Metode Observasi

Observasi merupakan alat pengumpul data dengan cara melakukan pengamatan terhadap sasaran atau yang menjadi obyek penelitian, Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa Metode observasi adalah sebagai pengamatan, pencatatan yang dilakukan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang diteliti . Observasi ada tiga jenis, yaitu ; Observasi partisipan - Non partisipan, Observasi sistematik - Observasi non sistematik, dan Observasi eksperimental - Observasi non eksperimental.

Observasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan, dimana penulis tidak terlibat tetapi hanya mengamati aktivitas yang terjadi di lokasi penelitian.Metode ini digunakan mengamati obyek penelitian seperti keadaan sekolah, gedung sekolah, aktivitas guru, siswa, dan karyawan, serta MI GUPPI I pada umumnya.

d Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode yang berbentuk sekumpulan data verbal yang berbentuk tulisan. Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transik, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Koentjaraningrat mengemukakan Dokumentasi adalah kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan.

Dari batasan pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode dokumentasi ini berfungsi untuk mengetahui berita atau sejarah penting yang sejak lama telah dibukukan baik berupa berita harian, maupun berita yang sifatnya sudah bertahun-tahun umurnya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar PAI siswa MI GUPPI I T.P. 2010/2011.

5. Metode Analisa Data

Guna menganalisis Hubungan Peranan Guru dalam meningkatan Minat Belajar serta prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa MI GUPPI I Tahun Pelajaran 2010/2011 secara statistik, karena penelitian ini untuk melihat hubungan antar variabel. Maka teknik analisis kuantitatif akan mengoperasionalkan rumus Product Moment dari Pearson yaitu dengan Rumus Angka Kasar (Raw Score), yang rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

rxy:Korelasi antara Variabel X dengan Variabel Y

( X:Jumlah skor distribusi X

( Y:Jumlah skor distribusi Y

( XY :Jumlah perkalian antara skor X dengan skor Y

( X2 :Jumlah kuadrat skor distribusi X

( Y2:Jumlah kuadrat skor distribusi Y

N

:Jumlah responden yang mengisi kuesioner.

Nilai akhir yang diperoleh dengan menggunakan rumus tersebut adalah nilai yang menggambarkan keberadaan hubungan antar variabel yang dikorelasikan.Kemudian setelah diketahui nilai korelasi yang diperoleh dengan mengoperasikan rumus tersebut diatas, selanjutnya nilai korelasi tersebut dikonsultasikan dengan tabel Interpretasi Koefisien Korelasi sebagai upaya untuk mengetahui tingkat hubungan yang dihasilkan dari korelasi antar variable yang selanjutnya menggunakan Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval KoefisienTingkat Hubungan

0, 000 0, 199

0, 200 0, 399

0, 400 0, 599

0, 600 0, 799

0, 800 1, 000Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Sumber : Dikutip dari Sugiyono

BAB IILANDASAN TEORI

G. PERANAN GURU

Kata peranan mempunyai arti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang peranan yang penting (terjadi suatu hal atau peristiwa). Yang artinya adalah bahwa seseorang mempunyai andil besar dan bertanggung jawab dalam suatu hal atau peristiwa tertentu.Sedang kata guru artinya orang yang mendidik atau tenaga pendidik yang diangkat dengan tugas mengajar. Jadi peranan guru adalah tugas seseorang untuk mengajarkan suatu ilmu pengetahuan tertentu kepada orang lain. Tugas tersebut bukan hanya sekedar mengajar saja melainkan mendidik dan membimbing, agar orang yang diberi pengajaran dapat memanfaatkan pengetahuan kelak setelah mereka mendapat pendidikan.Pengertian Guru Menurut pendapat Sardirman A.M bahwa: Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Sementara pendapat lain Zakiah Daradjat mengatakan bahwa:

Guru itu sebenarnya tidak senang mengajar, akan tetapi ia menjadi guru hanyalah sekedar mencari nafkah, maka pekerjaannya sebagai guru dinilainya dari segi materi. Apabila yang dipandang materi atau hasil langsung yang diterimanya, maka ia akan mengalami kegoncangan apabila ia merasa bahwa beban kerja yang dipikulnya tidak seimbang dengan hasil yang diterimanya.

Sedangkan menurut pendapat Uzer Usman yang mengatakan bahwa:

Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan oleh orang diluar pendidikan.

Seorang guru hendaknya memiliki keahlian khusus sebagai guru, sehingga ia dapat dikatakan seorang guru yang professional. Menjadi guru yang professional sedikitnya ada empat kompetensi yang harus dikuasai, yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa peranan guru bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pengarah belajar. Sebagai direktur belajar tugas dan tanggung jawab guru menjadi lebih meningkat yang kedalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajara, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, sebagai pembimbing, dan sebagai motivator belajar bagi peserta didik.

H. PRESTASI BELAJAR

Menurut W.S Winkel Prestasi adalah Bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Sedangkan pengertian belajar adalah "Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya". Belajar dapat juga diartikan "Serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor." Dari arti prestasi dan belajar tersebut di atas, dapat dipahami bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Sejalan dengan itu, Ngalim Poerwanto mengatakan bahwa prestasi belajar adalah "Hasil-hasil yang telah diberikan guru kepada muridnya atau dosen kepada mahasiswa dalam jangka waktu tertentu"

Prestasi belajar disebut juga hasil belajar, yaitu "Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar" Horward Kingsley, membagi tiga macam hasil belajar atau prestasi belajar, yakni "(a) Keterampilan dan Kebiasaan, (b) Pengetahuan dan Pemahaman, (c) Sikap dan Cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum".

I. PENDIDIKAN AGAMA ISLAMMenurut Zuhairini pendidikan agama Islam ialah Usaha dengan cara sistematis dan praktis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran agama Islam. Ahmad D. Marimba mengemukakan pendidikan agama Islam adalah Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Dari batasan di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa yang dimaksud pendidikan agama Islam adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang dewasa secara sadar dalam membimbing, mendidik dan mengarahkan anak didik terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani anak berdasarkan nilai-nilai agama Islam untuk menuju kearah terbentuknya pribadi muslim yang sempurna sesuai dengan ajaran agama Islam.

Terkait dengan penelitian ini yang dimaksudkan Pendidikan Agama Islam, adalah mata pelajaran PAI yang diajarkan di pendidikan formal, meliputi pengajaran Akidah/Akhlak, Al Quran dan Hadis, Fiqih/Ibadah, Tarikh atau sejarah Kebudayaan Islam sebagaimana tertuang dalam Kurikulum Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Pertama.Sedangkan yang dimaksud dengan Guru Pendidikan Agama Islam adalah Guru yang mengajarkan mata pelajaran (ilmu) agama Islam di sekolah-sekolah dan atau Pesantren. Pengertian lain dari guru PAI adalahSeseorang yang sudah memaklumkan diri menjadi pekerjaan nya mengajar, mendidik, ingin memberikan pengetahuan dan berharap apa yang diberikan tersebut dapat difahami, dituruti, dimiliki oleh anak didiknya dan itu merupakan tanggung jawabnya. Kesadaran tersebut membawa implikasi kepada tanggung jawab moral agar tujuan pendidikan tersebut tercapai, terlebih-lebih bagi para pendidik muslim (Guru PAI), dimana ia harus memahami benar tentang bagaimana konsep Islam tentang pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dimengerti guru PAI merupakan manusia tauladan yang ditiru dan digugu, sumber informasi ilmu agama Islam dan mengatur strategi dalam proses pendidikan dan pengajaran secara keseluruhan. Sebagai the man behind dari pendidikan Islam yang memegang kendali strategis dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah dalam pencapaian prestasi belajar siswa.

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

J. SEJARAH BERDIRINYA

Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan berdiri pada tahun 1997 sebagai hasil kesepakatan musyawarah para tokoh masyarakat, tokoh agama dan pamong setempat.

Adapun yang melatarbelakangi berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan adalah adanya aspirasi para tokoh agama, tokoh masyarakat dan pamong masyarakat Kecamatan Sragi guna turut mensukseskan program pendidikan dan pengajaran untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa serta membentuk generasi muslim yang setia pada agama dan negeranya sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.

Setelah segala persiapan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan selesai, maka dimulailah untuk menerima murid baru yang pertama kali untuk tahun pelajaran 1997/1998 dan mendapatkan siswa sebanyak 33 siswa.

K. VISI, MISI DAN TUJUAN

1.VisiMenjadikan lembaga pendidikan Islam yang mampu menghasilkan lulusan siswa intelektual yang unggul dalam IPTEK dan IMTAQ.

2.Misi- Meningkatkan mutu kelulusan siswa

- Meningkatkan profesionalitas guru

- Menciptakan situasi belajar di madrasah yang kondusif

- Menciptakan hubungan yang harmonis antara kepala madrasah, guru, murid dan wali murid serta masyarakat di lingkungan madrasah.

3.Tujuan- Meningkatkan mutu pendidikan siswa melalui perbaikan-perbaikan metode pembelajaran dan memberi motivasi belajar siswa serta menanamkan jiwa disiplin dalam belajar.

- Meningkatkan keterampilan guru, dan penguasaan materi, dalam melaksanakan KBM.

- Meningkatkan manajemen madrasah yang berkesinambungan.

- Menyiapkan siswa yang dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

L. KEADAAN GURU DAN KARYAWAN

Tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan memang masih banyak yang harus dibenahi, karena latar belakang pendidikan guru yang masih bervariasi, termasuk masalah profesionalitas guru. Sampai saat ini masih banyak guru yang belum mendapatkan akta IV bahkan masih ada guru yang belum belajar di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan sulitnya untuk mendapatkan guru yang profesional di samping kondisi finansial sekolah yang belum memadai untuk mencari guru yang profesional dan mau berjuang dengan gaji yang relatif minim, serta dibutuhkan keikhlasan yang mendalam dan guru-guru yang ada di Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

Pada tabel berikut adalah daftar nama-nama guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

Tabel 3Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I KecamatanSragi Kabupaten Lampung SelatanTahun Pelajaran 2010/2011NoNamaIjazahJabatan/

MengajarKet

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10Suryadi, S.Ag

Baskoro, S.Pd.I

Drs. MardiyantoDrs. SulimanJaya Kusuma, S.Ag

Riki Riyanto, SE

Basirun, S.Pd.I

Sutrisno, S.Pd

Nuriman, A.Ma

Kusno Pardono, S.PdS1 UML

S1 UML

S1 UML

S1 IAIN

S1 IAIN

S1 STIE

S1 UML

D3 UNILA

D2 IAIN

S1 UNILAKepala Sekolah

Waka I

PAI

B. IndonesiaIPAIPSPenjaskesMatematikaBahasa Inggris

B. Indonesia

M. KEADAAN SISWA

Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan pada tahun pelajaran 2010/2011 ada 208 yang yang terbagi pada enam kelas dengan enam rombongan belajar, terdiri dari 101 orang siswa laki-laki dan 107 orang siswa perempuan. Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan tergolong aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekskul yang memang diprogramkan oleh sekolah dan dilaksanakan oleh setiap guru. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI IKecamatan Sragi Kabupaten Lampung SelatanTahun Pelajaran 2010/2011NoKelasJml. MuridJumlahMutasiKeterangan

LKPRMasukKeluar

12345678

1

2

3

4

5

6I

II

III

IV

V

VI16

16

151422

1817

19

1516231733

35

30304535

Jumlah101107208

N. KEADAAN SARANA PRASARANA

Keadaan sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan adalah sebagai berikut:

Tabel 5Sarana dan Prasarana Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI IKecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan

Tahun Pelajaran 2010 / 2011NOJENISJUMLAH LOKAL

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10R. Kepala Sekolah

R. Tata Usaha

R. Belajar

R. Perpustakaan

R. Komputer

R. Musholla

R. Guru

R. Penjaga

R. WC

R. UKS1

1

61

1

1

1

1

1

1

Sumber : Dokumentasi MI GUPPI I Kecamatan Sragi TP. 2010/2011

O. STRUKTUR ORGANISASI

Untuk memudahkan sistem koordinasi dan komando manajemen pengelolaan dan penanganan sistem kerja demi lancarnya proses dan kegiatan belajar mengajar, maka disusunlah suatu struktur yang tertuang dalam Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan, seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 1

Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah (MI) GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung SelatanTahun Pelajaran 2010/2011

a

BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A.DESKRIPSI DATA TENTANG GuruData mengenai Peranan Guru diperoleh dari responden sebanyak 42 orang, dengan angket sebagai alat pengumpulan datanya. Di dalam angket yang disebarkan kepada responden terdapat lima alternatif jawaban yang disusun secara bertingkat, yaitu:

a. Alternatif Jawaban A berarti Sangat baik dengan nilai skor 5

b. Alternatif Jawaban B berarti Baik dengan nilai skor 4

c. Alternatif Jawaban C berarti Cukup baik dengan nilai skor 3

d. Alternatif Jawaban D berarti Kurang baik dengan nilai skor 2

e. Alternatif Jawaban E berarti Sangat tidak baik dengan nilai skor 1

Untuk mengetahui tentang Peranan Guru di Madrasah Ibtidaiyah GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011ini diajukan 10 buah pertanyaan kepada seluruh responden sebagai wakil dari populasi. Data mengenai Peranan Guru ini menunjukkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011 masuk ke dalam kategori Sedang. Seperti terlihat dari data dalam tabel 6 berikut:

Tabel 6Distribusi Tanggapan Responden Tentang

Peranan Guru (Variabel X)

NomorJawaban RespondenJumlah

AngketABCDE

1152160042

2624120042

352791042

4122361042

582761042

6102921042

792760042

872672042

962970042

1063150042

Total842646660420

Persentase20.00%62.86%15.71%1.43%0%100%

Sumber : Berdasarkan pengolahan Data Responden dari Lampiran 2

Berdasarkan data dalam tabel 6 di atas, terlihat bahwa tingkat Peranan Guru (Variabel X) di Madrasah Ibtidaiyah GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011 termasuk kategori Sedang, hal ini ditunjukkan oleh persentase jawaban sebesar 62.86% responden yang menjawab alternatif jawaban B.

Data mengenai Peranan Guru ini jika ditampilkan dalam bentuk grafiknya seperti di bawah ini:

Gambar 2

Grafik Frekuensi Persentase Peranan Guru

Jelaslah bahwa Peranan Guru berada dalam posisi Sedang, hal ini ditunjukkan perolehan lebih dari separuh responden yakni 62.86%. Sedangkan yang berpendapat bahwa cukup baik adalah sebanyak 15.71%, dan 20.00% justru berpendapat bahwa Peranan Guru sangat baik.B.DESKRIPSI DATA TENTANG PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAMData tentang tanggapan responden mengenai Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam, dikemukakan dalam tabel 7 berikut ini :

Tabel 7Distribusi Jawaban Responden Tentang

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Variabel Y)

NomorJawaban RespondenJumlah

AngketABCDE

11142620042

12162231042

13142620042

14122541042

15162240042

16132720042

17142071042

18152610042

1992760042

20113010042

Total1342513230420

Persentase31.90%59.76%7.62%0.71%0%100%

Sumber : Berdasarkan pengolahan Data Responden dari Lampiran 3Dari tabel 7 di atas, terlihat bahwa responden sebanyak 59.76% memilih jawaban B dalam angket yang disebarkan oleh peneliti. Hal ini berarti bahwa Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam sudah baik.

Data mengenai Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ini jika ditampilkan dalam bentuk grafiknya seperti di bawah ini:

Gambar 3

Grafik Frekuensi Persentase Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Kemudian apabila dilihat berdasarkan grafik di atas, maka diketahui bahwa 31.90% dari responden memilih jawaban A dalam angket yang diberikan pada responden. Sedangkan 7.62% responden memilih jawaban C dalam angket yang berarti bahwa Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam sedang. Kemudian 0.71% responden memilih jawaban D ini berarti masih kurangnya Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam.

Dalam menjawab pertanyaan tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ini, tidak ada satu orang pun yang memilih jawaban E dalam angket yang diberikan kepada responden.

C.ANALISA DATA HASIL PENELITIAN

Sebagai gambaran atau patokan terhadap analisis data yang akan dilakukan, terlebih dahulu akan dikemukakan kerangka analisisnya. Hal ini sebagai upaya untuk memberikan gambaran awal terhadap analisis data yang akan mengoperasionalkan perhitungan statistik, kerangka tersebut adalah:

Gambar 3

Kerangka Analisis Data

Dengan melihat gambar di atas, terlihat bahwa analisis data yang akan dilakukan yaitu Peranan Guru (X) dalam meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Y)

Tabel kerja sebagai tabel persiapan dari pada analisa data adalah sebagai berikut:

Tabel 8

Tabel Kerja Untuk Melihat Hubungan Antar Variabel

No. Resp.XYX2Y2XY

14444193619361936

24545202520252025

33944152119361716

43943152118491677

54344184919361892

63841144416811558

74040160016001600

84043160018491720

94144168119361804

103739136915211443

113842144417641596

123945152120251755

134045160020251800

144047160022091880

154243176418491806

163843144418491634

173741136916811517

184144168119361804

193744136919361628

204141168116811681

213839144415211482

223838144414441444

234142168117641722

244244176419361848

254242176417641764

264142168117641722

273842144417641596

283536122512961260

294143168118491763

304240176416001680

314141168116811681

323840144416001520

334345184920251935

344244176419361848

354241176416811722

364039160015211560

373943152118491677

384245176420251890

394347184922092021

404141168116811681

414343184918491849

423537122513691295

1,6861,77667,90275,35271,432

Kemudian untuk mengetahui hubungan antar variabel, angka-angka tersebut dimasukkankedalam rumus Product Moment.

Bila nilai r hitung sebesar 0.585, jika dikonsultasikan dengan tabel pedoman interprestasiKoefesien Korelasi, maka nilai 0.585 ini berada pada posisi Interval 0,400 0,599 Diantarainterval ini tingkat hubungan variabel termasuk katagori Sedang.

Besarnya nilai Korelasi Antara Variabel Guru (X) terhadap VariabelPrestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Y) sebesar 0.585, maka nilai tersebut diuji dengan rumus KP maka hasilnya sebagai berikut:

Uji statistik atas koefesien korelasi product moment di atas dihitung denganmenggunakan uji t, yaitu untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan, uji t dimaksud adalah sebagai berikut:

Telah diketahui bahwa harga t hitung sebesar 4.562 ini selanjutnya dikonsultasikandengan harga t tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan Dk 42 - 2 = 40.Karena Berdasarkan t tabel terdapat Dk 40, maka diketahui berdasarkan nilai Dk yaitu dengan Dk 40, besar t tabelnya adalah 1.684. Ternyata t hitung lebih besar dari t tabel atau 4.562 > 1.684. Dengan demikian maka tingkat korelasi Product Moment yang ditemukan signifikan atau nyata.

Dengan melihat hasil analisa diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terbukti adanya hubungan yang positif dan signifikan antara faktor Gurudengan faktor Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011.Dengan demikian bahwa Ha Diterima dan Ho Ditolak.D.INTERPRETASI KORELASI ANTARA VARIABEL X DENGAN Y

Besarnya nilai Peranan Guru (X) dalam meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Y) yang telah dihitung menggunakan uji statistic Product moment, maka didapat r-hitung sebesar 0.585, jika dikonsultasikan dengan tabel pedoman interpretasi koefisien korelasi, maka nilai 0.585 ini berada pada posisi interval antara 0,400 hingga 0,599 di antara interval ini memiliki tingkat Peranan Sedang. Jadi tingkat Peranan variabel X dalam meningkatkan Y termasuk katagori Sedang. Kemudian jika diuji dengan rumus KP maka hasilnya adalah sebagai berikut:

KP=r 2X100 %

=0,0.585 2X100 %

=34%Jadi besarnya Peranan Guru dalam meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam hanya mencapai 34%%. Sedangkan pengaruh sebesar 66%% berasal dari faktor lainnya. Kecilnya tingkat Peranan dari X dalam meningkatkan Y karena X hanya merupakan salah satu faktor saja yang dapat mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam.

Apabila hasil uji statistik Product moment tersebut dihitung menggunakan uji-t, maka diketahui harga t-hitung sebesar 4.562 selanjutnya dikonsultasikan dengan harga t-tabel dengan taraf signifikan 5% dan Dk 40 didapatkan nilai t-tabel sebesar 1.684. Ternyata t-hitung lebih besar dari t-tabel atau 4.562 > 1.684.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat Peranan yang positif dan signifikan antara varibel X dan variable Y, dan hipotesis positif yang diajukan (Ha) dapat diterima dan hipotesis negative (Ho) yang ditolak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Setelah diadakan analisis pada data yang ada pada penelitian ini, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1.Bahwa ada Peranan yang signifikan tentang Guru dalam meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011 Tahun Pelajaran 2010/2011. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan r hitung sebesar 0.585 dikonsultasikan dengan tabel Product Moment pada N = 42 maka diperoleh keterangan bahwa r tabel 0.312 untuk taraf signifikan 5% sedangkan untuk taraf signifikan 1% adalah 0.403 sehingga r hitung lebih besar dari pada r tabel dibandingkan dengan batas signifikan.

2.Bahwa Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah GUPPI I Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011 2010/2011 berada pada katagori sedang saja, karena hasil analisa data menunjukkan ada 59.76% responden yang menjawab Sedang. Dari angket yang disebarkan kepada mereka.

B.SARAN-SARAN

Setelah mengetahui hasil analisa data sebagaimana kesimpulan tersebut di atas, maka penulis mempunyai saran sebagai berikut:

1. Kepada guru harus memiliki wawasan yang baik tentang dasar-dasar pendidikan, media pengajaran dan strategi pembelajaran serta mampu berperan sebagai motivator bagi siswa sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara tepat.2. Kepada kepala sekolah agar selalu melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan pendidikan sekaligus memfasilitasi kegiatan pendidikan dan melakukan langkah-langkah strategis bagi peningkatan peran guru dengan didukung penggunaan media pembelajaran yang baik sehingga keberhasilan pendidikan yang sudah dicapai dapat lebih dikembangkan.DAFTAR PUSTAKA

Abi Kusno, Konsep Islam Tentang Pendidik, Bandar lampung: Fakta, 1997

Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: AlMa'arif, 1993Ali Yusuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman IlmuJaya, 1996Bimo Walgito, Bimbingan Dan Penyluhan Di Sekolah,Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak.Psikologi UGM, 1991

Departemen AgamaRI, Al Qur'an Dan Terjemahnya, Jakarta:Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al Qur'an,1978

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2007

James Drever, Kamus psikologi, Jakarta: Bina Aksara, 1998Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1996

Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia,1991

Nana Sudjana, Penelaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006Ngalim Porwanto, Tehnik-Tehink Evalaluasi Pengajaran, Jakarta: Roda Pengetahuan, 1993

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1993Salim Bahreisy, Riadhus Shalihin, Jakarta: Bulan Bintang, 1991

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1998Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004Slameto, Belajar dan Fakto-faktor yang Mempengaruhi, Jaklarta: Rineka Cipta, 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2006

Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, 1995-------, Metodologi Research III, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak Psikologi UGM, 1995

Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Metodik, Dasar, Dan Tehnik, Bandung: Tarsito, 1998

WS.Winkel, Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1996

Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1992

Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Bandung: Al Ma'arif, 1993

MERGEFIELD "varY" Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Y)

SISWA

PEMBINA OSIS

KOMITE SEKOLAH

PEMBINA PRAMUKA

PEMBINA UKS

WALI KELAS

BENDAHARA

TATA USAHA

MERGEFIELD "varX" Guru

(X)

KEPALA SEKOLAH

YAYASAN

WAKIL KEPALA SEKOLAH

r

Slameto, Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.. 97

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 23

Slameto, Op. Cit., h. 99

Salim Bahreisy, Riadhus Shalihin, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1991), h. 201

Departemen Agama RI, Al Qur'an Dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al Qur'an, 1978), h. 910-911

Dra. Nur Halimah, Kepala MI GUPPI I, Prasurve, tanggal 20 Meil 2011

Imran Rosyadi, S.Pd. Waka Kuriklum, MI GUPPI I, Prasurve, tanggal 20 Mei 2011

Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1995 h. 7

Ibid, h. 63

Winarno Surakhmad, Pengantar Peneltian Ilmiah Metode Dasar Dan Praktik, (Bandung : Tarsito, 1998), h. 131

Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 209

Ibid, h. 91

Winarno Surakhmad, Op. Cit., h. 73

Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 91

Winarno Surakhmat, Op. Cit, h. 79

Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h.. 89

Sutrisno Hadi, Op. Cit., h. 82

Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991), h. 215

Kartini Kartono,Pengantar Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: Mandar Maju,1995), h. 55

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,, 2007), h. 122

SutrisnoHadi, Op. Cit.,h. 192

Ibid., h.,207

Ibid., h.136

Suharsimi Arikunto, Op-Cit, h. 188

Kontjoroningrat, Op. Cit.,h. 217

Sutrisno Hadi, Op. Cit., h. 151

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2006, h. 149.

Poerwadarminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 667

Ibid. hal. 250

Sardirman. A.M., InteraksiDan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta, RajaGrafindo Persada,2004), h. 123

Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta, Bulan Bintang, 1992), h. 14

Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1995) hal.4

W.S Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1996), h. 162

Slameto,Op. Cit., h. 2

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), h. 13

Ngalim Poerwanto, Penilaian Dan Tehnik-Tehnik Evaluasi, (Jakarta: Roda Pengetahuan, 1993), h. 25

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 22

Ibid., h. 122

Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), h. 25

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Maarif, 1993), h. 23

Abi Kusno, Upaya Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Agama Islam Dalam Era Globalisasi, (Bandar Lampung: Fakta, 1997, h. 11.

Seputri, Konsep Islam Tentang Pendidik, (Bandar Lampung: Fakta, 1998, h. 34

1

_1354570606.unknown