7
OUTCOME FETOMATERNAL PADA KASUS KETUBAN PECAH DINI : PENELITIAN CASE CONTROL ABSTRAK Tujuan : para dokter kandungan dari tempo dulu telah berpendapat bahwa Ketuban Pecah Dini (KPD) dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi maternal, meningkatnya prosedur operatif dan mortalitas dan morbidiras neonatal. Kami telah meneliti kasus –kasus pada KPD selama dan setelah persalinan dan telah diteliti morbiditas perinatal umumnya sesuai cara persalinan. Desain penelitian : penelitian ini merupakan penelitian case control prospectif dimana pasien dengan KPD yang telah dikonfirmasi pada waktu persalinan direkrut dan dimonitoring kemajuan persalinannya sesuai dengan cara persalinan. Maternal dan neonatal dicatat dan dibandingkan dengan kelmpok control yang tidak KPD Hasil dan kesimpulan : insiden sepsis neonatal dan setelah itu diberi antibiotik menjadi lebih signifikan pada kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol. Insiden ini juga meningkatkan keseluruhan kasus yang dirawat dirumah sakit. Walaupun begitu, cara persalinan tidak signifikan berbeda pada kasus KPD. Skrining yang tepat pada kasus risiko tinggi dan penggunaan antibiotik yang sesuai pada ibu dapat menurunkan morbiditas neonatus. PENGENALAN 1

Journal KPD Obgyn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fg

Citation preview

Page 1: Journal KPD Obgyn

OUTCOME FETOMATERNAL PADA KASUS KETUBAN PECAH DINI : PENELITIAN CASE CONTROL

ABSTRAK

Tujuan : para dokter kandungan dari tempo dulu telah berpendapat bahwa Ketuban

Pecah Dini (KPD) dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi maternal, meningkatnya

prosedur operatif dan mortalitas dan morbidiras neonatal. Kami telah meneliti kasus –

kasus pada KPD selama dan setelah persalinan dan telah diteliti morbiditas perinatal

umumnya sesuai cara persalinan.

Desain penelitian : penelitian ini merupakan penelitian case control prospectif dimana

pasien dengan KPD yang telah dikonfirmasi pada waktu persalinan direkrut dan

dimonitoring kemajuan persalinannya sesuai dengan cara persalinan. Maternal dan

neonatal dicatat dan dibandingkan dengan kelmpok control yang tidak KPD

Hasil dan kesimpulan : insiden sepsis neonatal dan setelah itu diberi antibiotik

menjadi lebih signifikan pada kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Insiden ini juga meningkatkan keseluruhan kasus yang dirawat dirumah sakit. Walaupun

begitu, cara persalinan tidak signifikan berbeda pada kasus KPD. Skrining yang tepat

pada kasus risiko tinggi dan penggunaan antibiotik yang sesuai pada ibu dapat

menurunkan morbiditas neonatus.

PENGENALAN

Membran yang ruptur secara spontan setiap saat di luar minggu ke-28 kehamilan tetapi

sebelum awal persalinan disebut dengan Ketuban Kecah Dini (KPD). Insiden KPD

sekitar 10% dari seluruh kehamilan dan 70% terjadi saat cukup bulan. Kebanyakan

peneliti India mendokumentasikan kejadian 7 sampai 12% untuk KPD dimana 60-70%

terjadi saat cukup bulan.

Situasi di negara berkembang berbeda. Fasilitas yang tersedia untuk diagnosis,

pengobatan yang berbeda & usia kelangsungan hidup juga kurang. Kondisi yang belum

diakui dan tidak diobati dapat menyebabkan korioamnionitis asimptomatik dan

simptomatik pada ibu. Komplikasi neonatal termasuk insiden yang lebih tinggi pada

1

Page 2: Journal KPD Obgyn

pola Cardiotocography (CTG) yang tidak meyakinkan (7,9%) karena kabel kompresi

sesudahnya bocor dan insiden sepsis yang lebih tinggi.

80% dari kasus KPD cukup bulan masuk persalinan secara spontan dalam waktu 24 jam

dan 95% dalam waktu 72 jam jika dikelola dengan penuh harap yang meliputi

pengamatan kondisi ibu dan janin terus menerus, antibiotik dan Amnioinfusi jika

diperlukan. Namun jika dilatasi serviks dan pendataran tidak baik (Bishop Score d"4),

maka induksi dengan berbagai metode dianjurkan. Penggunaan berbagai Prostaglandin

adalah metode yang paling umum digunakan untuk induksi persalinan.

METODOLOGI

Penelitian ini adalah studi kasus-kontrol dimana pasien memasuki ruang persalinan dan

didiagnosis dengan KPD yang terdaftar cukup bulan. Pasien dengan membran utuh

diambil sebagai kontrol. Semua kelompok kasus dan kontrol memiliki CTG normal

yang didapat pada saat masuk ke ruang persalinan.

Untuk setiap kasus, diagnosis dari KPD dikonfirmasi oleh:

1. keluranya cairan bening pada pemeriksaan per spekulum, atau

2. fern test apabila diperlukan.

Kemajuan persalinan dengan memantau kondisi Ibu dan janin. Antibiotik profilaksis

dalam bentuk injeksi Cefotaxime 1 gm IV & Suntik Metronidazol 500 mg IV diberikan

diikuti oleh antibiotik oral setelah persalinan pada kasus dengan Episiotomi atau dalam

kasus LSCs.

Interval persalinan KPD dan cara kelahiran dicatat dan dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Beberapa parameter neonatal juga dipelajari bersama dengan dokter anak.

Total perawatan di rumah sakit juga dihitung dan dibandingkan pada kedua kelompok.

Manajemen neonatal : dilakukan S.CRP pada semua kasus dan sensitivitas & kultur

darah diambil pada semua kasus KPD> 18 jam atau mereka dengan tanda-tanda dan\atau

gejala sugestif dari Sepsis Neonatal Awal seperti kelesuan dan ketidakmampuan untuk

menghisap, bahkan KPD dengan waktu yang lebih sedikit. Mereka dengan Serum C

Reactive Protein positif tetapi Darah C & S negatif diberi injeksi antibiotik selama 7 hari

sementara itu dilanjutkan selama 14 hari untuk kasus Kultur Darah positif. Injeksi

2

Page 3: Journal KPD Obgyn

Cefotaxime (50 mg / kg / dosis BD) & Inj. Amikasin (15 mg / kg / hari) diberi sebagai

antibiotik awal sesuai protokol dan berubah tergantung pada laporan kultur dan

sensitivitas atau dalam kasus, tidak ada respon klinis dari antibiotik yang disebutkan di

atas.

HASIL DAN ANALISIS DATA

Semua data ditabulasi dan dianalisis dengan uji biostatical tepat menggunakan versi EPI

INFO 6.04 D. P value 0,05 dianggap signifikan.

42 dari 53 (79,2%) kasus persalinan KPD dalam waktu 24 jam, 36 persalinan

pervaginam dan 6 LSCs. Tidak ada hubungan statistik cara persalinan (FTND, IVD atau

LSCs) dengan durasi KPD. Dalam kelompok studi 43 kasus FTND, 2 dengan Forcep

dan 8 dengan LSCs. Sedangkan pada kelompok kontrol 49 FTND dan 4 LSCs. Pada

analisis statistik, tidak signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa KPD tidak

berpengaruh pada cara persalinan akhir pada kelompok kasus dan kontrol. Kejadian

persalinan operatif (IVD atau LSCs) serupa pada kedua kelompok.

Tinggal di rumah sakit secara signifikan lebih tinggi pada kelompok studi (5,98)

dibandingkan dengan kelompok kontrol (3,96) dan itu karena pemberian antibiotik pada

bayi karena CRP Positif (Neonatal sepsis) pada bayi. Dalam kelompok kasus, 15

neonatus dengan CRP positif dan total 16 bayi diberi antibiotik sedangkan pada

kelompok kontrol, 2 bayi dengan CRP Positif & mereka berdua diberikan antibiotik.

Pada Analisis statistik ada perbedaan yang signifikan dalam hal ini. Dalam kelompok

studi, satu bayi mengalami MBA (asfiksia pada saat lahir sedang) dimana bayi dirawat

di NICU untuk observasi selama satu hari.

Tabel 1. Hubungan cara persalinan dengan durasi KPD

Interval persalinan

KPD

Vaginal LSCs TotalNormal IVD Total

<12 jam 11 - 11 4 1512-17 jam 14 - 14 1 1518-23 jam 9 2 11 1 12>24 jam 9 - 9 2 11total 43 2 45 8 53

3

Page 4: Journal KPD Obgyn

Tabel 2. Cara persalinan pada kelompok kasus dan kontrol

Vaginal LSCS TotalNormal IVD Total

Kasus 43 2 45 8 53Kontrol 49 0 49 4 53Total 92 2 94 12 106

Tabel 3. Durasi total dari tinggal di RS

Rata-rata tinggal di RS (Hari) Kombinasi Induksi SpontanKasus 5,98 6,17 5,82Kontrol 3,96

Tabel 4. Fetomaternal outcome

Outcomes Kasus KontrolSpontan Induksi Total

Maternal - - - -Fever - - - -TC raised - 2 - -CRP positif 1 2 - -AF C\S & gram*Noda 1 - - -Celah luka*LSCS-Episiotomi - - - -NeonatalCRP positif 7 8 15 2Darah C\S positif 2 2 4 1Rx antibotik 7 9 16 2MBA\SBA 1 - 1 -Konjungtiva*discharge - - - -

Dari 53 kasus, dua ibu memiliki CRP positif & dua telah diangkat total perhitungan. Ini

tidak sebanding karena ukuran sampel kecil dari penelitian.

DISKUSI

Dokter kandungan dari tempo dulu telah berpendapat bahwa ketuban pecah dini dapat

menyebabkan komplikasi pada ibu, peningkatan prosedur operasi dan morbiditas

neonatal dan mortalitas- Meningkatkan masalah dokter kandungan adalah fakta bahwa

banyak literatur yang tersedia menyinggung untuk meneliti di negara maju di mana

4

Page 5: Journal KPD Obgyn

perawatan neonatal lebih baik, asepsis diikuti dengan ketat dan penggunaan antibiotik

yang tepat bila diperlukan.

Di negara-negara berkembang seperti India, kejadian morbiditas perinatal masih lebih

tinggi terutama pada penduduk miskin. Penggunaan swab serviks untuk kultur dan

sensitivitas dan demikian antibiotik yang sensitif dapat lebih lanjut menurunkan tingkat

morbiditas tersebut.

Aseptik yang tepat dan tindakan pencegahan antiseptik selama persalinan dapat

membantu untuk mengurangi kejadian sepsis neonatal. Pada tahun 2006 perpustakaan

Cochrane menerbitkan bahwa induksi persalinan pada KPD tidak meningkatkan risiko

pada tingkat persalinan caesar.

Sekarang semakin banyak lembaga di seluruh dunia yang menerima induksi awal kasus

KPD untuk meningkatkan outcome perinatal.

Diagnosis dini dan manajemen yang cermat dengan penggunaan dari berbagai agen

induksi persalinan yang tepat dapat membantu dalam mengurangi morbiditas perinatal

pada kasus KPD. Namun, uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan ukuran

sampel yang besar diperlukan untuk menarik kesimpulan lebih lanjut.

5