Upload
saishin-songu
View
38
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN FUN PHYSICS
MATERI POKOK HUKUM ARCHIMEDES PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII B
SEMESTER II MTs MASLAKUL HUDA GUNUNG SARI TLOGOWUNGU PATI TAHUN
AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
N A S U K A NIM : 053611135
TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
MOTTO
....(#qRur$ y s?ur n?t h 9 9 $# 3 uq ) G9$# ur ( w ur (#qRur$ y s? n?t OO M} $# b#ur 9 $# ur 4 .... ) :(
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
(QS. Al-Maidah: 2). 1
1 Departemen Agama RI, Al Quran Terjemahnya, Al-Jumaanatul Alii, (Bandung : CV.
Penerbit J-ART, 2005), hlm. 106.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang, Juli 2010
Deklarator,
N a s u k a
NIM.053611135
ABSTRAKSI Nasuka (NIM : 053611135). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Fun Physics Materi Pokok Hukum Archimedes pada Peserta Didik Kelas VIII B Semester II MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati. Skripsi Semarang : Program Strata 1 Jurusan Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar serta keaktifan peserta didik dengan mengunakan pendekatan pembelajaran fun physics. Pembelajaran fun physics adalah pembelajaran dengan menunjukan hal-hal menarik dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menarik minat peserta didik untuk mengetahui prinsip fisika lebih dalam.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus di mana tiap-tiap siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B Semester II MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati.
Dari penelitian diperoleh hasil data motivasi belajar peserta didik pada pra siklus dikategorikan kurang baik dengan persentase sebesar 55,00%, pada siklus I dikategorikan cukup baik dengan persentase sebesar 64,72%, pada siklus II dikategorikan baik dengan persentase sebesar 71,76%, dan pada siklus III dikategorikan sangat baik dengan persentase sebesar 86,39%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran fisika meningkat. Di samping itu, model pembelajaran fun physics dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Hal ini terlihat pada hasil belajar kognitif peserta didik siklus I dengan ketuntasan klasikal sebesar 48,15%, meningkat menjadi 74,07% pada siklus II, dan mencapai 88,89% pada siklus III. Pada hasil belajar afektif peserta didik pada siklus I sebesar 62,65%, meningkat menjadi 7068% pada siklus II, dan mencapai 81,02% pada siklus III. Sedangkan pada hasil belajar psikomotorik peserta didik pada siklus I sebesar 60,34%, meningkat menjadi 71,60% pada siklus II, dan mencapai 81,33% pada siklus III.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka model pembelajaran fun physics dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika pada materi pokok Hukum Archimedes.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis skripsi ini untuk orang-orang yang telah
memberi arti dalam perjalanan hidupku, termasuk orang-orang yang selalu hadir
dan berharap Ridlo dari-Nya khususnya buat :
1. Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Sarwi dan Ibu Solekah yang senantiasa
mendoakan diriku selama ini guna meraih perjuangan dan cita-cita, iringan
dan doa restu kalian membuat Allah SWT membukakan rahmat-Nya hingga
jerih payah dan usahanya telah tampak dilihat mata dan semoga tiada sia-sia.
2. Adikku tersayang Suminah yang selalu memberi semangat dan motivasi
hingga terselesaikan karya tulis skripsi ini.
3. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom (pembimbing I) dan H. Mursid, M.Ag
(pembimbing II) yang telah memberikan bimbingan kepada saya hingga
selesainya skripsi ini.
4. Teman-teman Tadris Fisika angkatan 05 yang telah menjadi bagian dalam
perjuanganku.
5. Serta semuanya yang tidak dapat kusebut satu persatu, terimakasih atas segala
dukungannya.
Pada akhirnya semua itu punya arti karenanya, kupersembahkan karya
sederhana ini untuk segala ketulusan kalian semua.
Penulis
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan
beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta
orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah membantu. Adapun ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan
kepada :
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan
pelayanan dengan baik selama masa penelitian.
2. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom., selaku pembimbing I dan H. Mursid,
M.Ag., selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan waktu,
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Andi Fadllan, M.Sc., dosen fisika yang telah memberi bimbingan dan
pengarahan hingga terselesaikan karya tulis skripsi ini.
4. Sivitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan layanan
dan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan dan mengembangkan Ilmu
Pengetahuan.
5. Sudarlan, S.Pd.I selaku Kepala MTs Maslakul Huda Gunung Sari
Tlogowungu Pati, guru dan karyawan yang telah mendorong penyelesaian
skripsi ini.
6. Bapak Rustam, selaku Tamir Mushola Al-Jannah Desa Purwoyoso Ngaliyan
yang telah membimbing, membina dan memberi fasilitas selama tinggal di
Mushola Al-Jannah.
Kepada semua, penulis mengucapkan terima kasih, turut serta doa semoga
budi baik semuanya diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan berlipat
ganda dari Allah SWT. Amiin.
Akhirnya, semoga apa yang telah penulis rencanakan dan penulis kerjakan
mendapat ridlo Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi seluruh ummat pada
umumnya dan diri penulis khususnya.
Semarang, Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------- i
HALAMAN PERSETUJUAN ---------------------------------------------------- ii
HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------------- iii
ABSTRAKSI ----------------------------------------------------------------------- iv
DEKLARASI ---------------------------------------------------------------------- v
MOTTO ----------------------------------------------------------------------------- vi
PERSEMBAHAN ----------------------------------------------------------------- vii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------ viii
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------- x
DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------- xii
DAFTAR GAMBAR -------------------------------------------------------------- xiii
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------ xix
BAB I : PENDAHULUAN ---------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang ---------------------------------------------------- 1
B. Identifikasi Masalah ---------------------------------------------- 6
C. Pembatasan Masalah --------------------------------------------- 7
D. Rumusan Masalah ------------------------------------------------ 8
E. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------- 8
F. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------ 8
BAB II : LANDASAN TEORI ------------------------------------------------- 9
A. Deskripsi Teori ---------------------------------------------------- 9
1. Pengertian Belajar -------------------------------------------- 9
2. Motivasi Belajar ---------------------------------------------- 11
B. Pendekatan Pembelajaran Fun Physics ------------------------ 15
C. Kajian Teori Hukum Archimedes ------------------------------ 17
D. Kajian Peneitian yang Relevan --------------------------------- 21
E. Hipotesis Tindakan ---------------------------------------------- 23
BAB III : METODE PENELITIAN -------------------------------------------- 24
A. Waktu dan Tempat Penelitian ----------------------------------- 24
B. Subjek Penelitian ------------------------------------------------- 24
C. Metode Penelitian ------------------------------------------------- 24
D. Metode Pengumpulan Data ------------------------------------- 34
1. Sumber data -------------------------------------------------- 34
2. Jenis data ----------------------------------------------------- 34
3. Metode pengambilan data ---------------------------------- 35
4. Alat pengambilan data -------------------------------------- 36
E. Teknik Analisis Data -------------------------------------------- 37
1. Data Hasil Angket ------------------------------------------- 37
2. Data hasil Observasi ----------------------------------------- 38
3. Data Hasil Evaluasi ------------------------------------------ 38
F. Indikator Keberhasilan ------------------------------------------ 40
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -------------------- 41
A. Hasil Penelitian Tindakan Kelas -------------------------------- 41
1. Hasil angket motivasi belajar ------------------------------- 41
2. Hasil belajar afektif ------------------------------------------ 41
3. Hasil belajar psikomotorik ---------------------------------- 42
4. Hasil belajar kognitif ---------------------------------------- 43
B. Pembahasan ------------------------------------------------------ 43
1. Siklus I -------------------------------------------------------- 43
2. Siklus II ------------------------------------------------------- 47
3. Siklus III ------------------------------------------------------ 50
4. Gambar grafik hasil analisi data siklus I, II, dan III ----- 53
BAB V : SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP -------------------------- 56
A. Simpulan ----------------------------------------------------------- 56
B. Saran --------------------------------------------------------------- 56
C. Penutup ------------------------------------------------------------ 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Hasil analisis data motivasi belajar peserta didik sebelum
tindakan, siklus I, II, dan III ------------------------------------------ 41
Hasil analisis belajar afektif peserta didik sebelum tindakan,
siklus I, II, dan III------------------------------------------------------- 41
Hasil analisis belajar psikomotorik peserta didik sebelum
tindakan, siklus I, II, dan III ------------------------------------------ 42
Hasil analisis belajar kognitif peserta didik sebelum tindakan,
siklus I, II, dan III ------------------------------------------------------ 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gaya-gaya yang di alami benda saat dalam fluida ------------- 18
Prosedur pelaksanaan PTK --------------------------------------- 25
Alur penelitian tindakan kelas ----------------------------------- 28
Peningkatan motivasi belajar pra siklus, siklus I, II, dan III -- 53
Nilai persentase peningkatan motivasi belajar peserta didik
dari pra siklus, siklus I, II, dan III -------------------------------- 53
Nilai persentase pada aspek afektif dan psikomotorik pra
siklus, siklus I, II, dan III ------------------------------------------ 54
Peningkatan belajar kognitif peserta didik siklus I, II,
dan III --------------------------------------------------------------- 54
Jumlah ketuntasan belajar kognitif peserta didik siklus I, II,
dan III --------------------------------------------------------------- 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24. .
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Jadwal penelitian
Daftar nama peserta didik
Silabus
RPP, daftar kelompok peserta didik, lembar kerja kelompok , soal
tes, kunci jawaban dan penskoran siklus I
RPP, daftar kelompok peserta didik, lembar kerja kelompok, soal
tes, kunci jawaban dan penskoran siklus II
RPP, daftar kelompok peserta didik, lembar kerja kelompok, soal
tes, kunci jawaban dan penskoran siklus III
Angket motivasi belajar peserta didik
Lembar observasi afektif
Kriteria aspek penilaian afektif
Lembar observasi psikomotorik
Kriteria penilaian psikomotorik
Analisis data angket motivasi peserta didik pra siklus
Analisis data angket motivasi peserta didik siklus I
Analisis data angket motivasi peserta didik siklus II
Analisis data angket motivasi peserta didik siklus III
Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus I
Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus II
Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus III
Analisis lembar observasi aspek psikomotorik peserta didik siklus I
Analisis lembar observasi aspek psikomotorik peserta didik siklus II
Analisis lembar observasi aspek psikomotorik peserta didik siklus III
Rekapitulasi aspek kognitif siklus I, II, dan III
Rekapitulasi aspek afektif siklus I, II, dan III
Rekapitulasi aspek psikomotorik siklus I, II, dan III
Foto kegiatan pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini bidang pendidikan memegang peran yang sangat penting
untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin maju, pemerintah terus
melakukan kebijakan yang menyangkut mutu dan efisiensi pendidikan, untuk
memantapkan pelaksanaan pendidikan secara nasional. Sebagai relevansinya,
maka diberlakukan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah merupakan sebuah
kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau daerah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik.2 Tujuan pendidikan
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, mengacu kepada tujuan umum
pendidikan yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.3
Oleh karena itu, pola dan proses pembelajaran untuk semua jenjang
pendidikan baik dijenjang sekolah dasar maupun menengah lebih dimantapkan
2 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya 2006),
hlm. 8. 3 Ibid., hlm. 13.
dengan adanya rambu-rambu yang jelas. Di antaranya adanya buku pedoman
pelaksanaan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknik pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran. Dengan adanya rambu-rambu tersebut, guru dapat
menyampaikan materi pembelajaran yang lebih baik dan terarah dalam proses
kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal.
Lembaga pendidikan baik di jenjang sekolah dasar maupun menengah
sudah melaksanakan kegiatan proses pembelajaran dengan memberikan
pengetahuan mata pelajaran dan ketrampilan, serta mendidik peserta didik
agar mempunyai kepribadian dan ahklak yang baik. Salah satu mata pelajaran
yang diajarkan adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
khususnya mata pelajaran fisika. Mata pelajaran fisika merupakan mata
pelajaran yang mempelajari konsep, prinsip dan hukum tentang peristiwa
alam. Di sekolah menengah diajarkan mata pelajaran fisika dengan tujuan agar
peserta didik mampu menguasai konsep-konsep fisika dan keterkaitannya
dalam kehidupan sehari-hari dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Akan tetapi selama ini masih banyak anggapan bahwa mata pelajaran
fisika merupakan sebagai salah satu mata pelajaran yang sangat sulit untuk
dipahami dan menakutkan bagi peserta didik. Hal ini disebabkan karena
proses pembelajaran mata pelajaran fisika masih berorientasi pada hafalan dan
hitungan rumus. Yang pada akhirnya peserta didik akan menjadi enggan untuk
mempelajarinya.
Seperti halnya kegiatan belajar mengajar yang selama ini berlangsung
di MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati, baik di kelas VII, VIII
maupun IX, masih cenderung menggunakan model pembelajaran yang bersifat
klasikal yaitu metode konvensional. Metode konvensional merupakan
pembelajaran satu arah yaitu guru menyampaikan materi pembelajaran kepada
peseta didik dengan ceramah. Di dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut,
guru kurang melibatkan peserta didik untuk aktif di kelas, sehingga peserta
didik hanya duduk, diam, mendengarkan, mencatat dan menghafal materi
yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut, tidak akan dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam mengembangkan untuk memahami konsep-
konsep fisika yang bersifat abstrak.
Selama ini guru mata pelajaran fisika MTs Maslakul Huda belum
pernah menerapkan atau menggunakan model pembelajaran yang bervariasi
untuk menyampaikan materi pembelajaran. Dalam menyampaikan materi
pembelajaran guru masih terpaku dalam buku mata pelajaran. Dan kurangnya
kreatifitas guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan cara
memberikan contoh atau menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari, serta
belum dilibatkannya peserta didik untuk aktif dalam kegiatan proses
pembelajaran. Akibatnya peserta didik kurang termotivasi dalam mengikuti
mata pelajaran fisika.
Selain itu, Mts Maslakul Huda sepenuhnya belum mempunyai
fasilitas-fasilitas yang mendukung atau memenuhi kebutuhan peserta didik.
Salah satunya adalah ruang laboratorium yang digunakan untuk melakukan
percobaan-percobaan oleh peserta didik berkaitan dengan materi pembelajaran
pada mata pelajaran fisika.
Kurangnya penerapan model, pendekatan dan metode pembelajaran
yang bervariasi oleh guru dalam menyampaikan materi, menyebabkan peserta
didik kurang aktif dalam kelas dikarenakan rendahnya motivasi belajar fisika.
Idealnya pada pembelajaran mata pelajaran fisika peserta didik terlibat secara
nyata. Peserta didik akan termotivasi dalam belajar apabila hal-hal yang
dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Pelajaran akan bermakna bagi
peserta didik jika guru berusaha menghubungkannya dengan pengalaman masa
lampau, atau pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya.4
Motivasi belajar sangat diperlukan oleh seseorang, sebab seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan melakukan aktivitas
belajar. Dalam proses belajar mengajar, memberikan motivasi terhadap
4 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta :
PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 157.
peserta didik sangat penting, karena mempunyai fungsi mendorong,
menggerakan dan mengarahkan kegiatan belajar.
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah
dan kegigihan perilaku.5 Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku
yang penuh energi. Cara itu berdasarkan pada asumsi bahwa segala sesuatu
yang telah mereka miliki sebagai pengalaman akan merangsang motivasinya
untuk mempelajari masalah tersebut lebih lanjut. Maka dari itu, guru harus
mempunyai kreatifitas guna membangun peserta didik untuk lebih semangat
dan termotivasi dalam mengikuti mata pelajaran fisika.
Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik pada pelajaran fisika adalah dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran fun physics atau fisika menyenangkan. Pembelajaran fun physics
adalah pembelajaran dengan menunjukkan hal-hal menarik dalam hidup ini
yang dapat menarik minat anak untuk mengerti prinsip fisika lebih dalam.6
Pembelajaran fun physics, merupakan model pembelajaran yang bervariasi
dengan beberapa metode pembelajaran. Sehingga dalam proses kegiatan
belajar mengajar di kelas peserta didik tidak merasa bosan dan terkesan
monoton, karena proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang
mendera dirinya, melainkan sebuah berkah yang harus disyukuri.7
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran yang terkait secara langsung tentang
dorongan untuk memilih metode secara tepat dalam proses pembelajaran di
antaranya surat Al-Nahl ayat 125 :8
} :{
5 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 163. 6 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan,
(Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 86. 7 Agus Suprijono, Op. Cit,. hlm. xi. 8 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Al-Jumaanatul Alii, (Bandung :
CV. J-Art, 2005), hlm. 282.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. Al-Nahl :125).
Dalam pembelajaran fun physics peserta didik akan ditunjukan
peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari melalui
demonstrasi dan melakukan percobaan. Sehingga peserta didik tertantang
untuk berpikir, mencoba dan mencari keterangan dari peristiwa tersebut. Hal
seperti ini adalah merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan
peserta didik dengan melakukan sebuah percobaan dan latihan.9
Ada beberapa hal yang dikembangkan oleh pendidik atau guru mata
pelajaran fisika, menunjukan bahwa mata pelajaran fisika adalah pelajaran
menyenangkan bagi peserta didik, yaitu sebagai berikut :
1. Fisika membahas sesuatu yang realita, maksudnya segala sesuatu yang
dibahas dalam fisika banyak dijumpai aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan mempelajari fisika akan membantu peserta didik untuk
mengungkap rahasia-rahasia yang terjadi di alam ini.
2. Fisika membantu peserta didik untuk menelusuri bagaimana ilmu
pengetahuan dan teknologi pada berbagai bidang tercipta. Dengan
memahami fisika peserta didik akan mempunyai modal dasar untuk
mendalami bidang keteknikan.
3. Fisika membiasakan peserta didik untuk berpikir dan menggunakan otak
secara sistematis dalam menyelesaikan segala masalah. Ini menjadi
pengalaman untuk peserta didik mendalami segala masalah yang rumit
dalam keteknikan
4. Setiap soal fisika yang bersifat matematis sudah ada rumusnya, dan
rumus-rumus fisika tidak perlu dihafalkan, tetapi peserta didik cukup
memahami dan menggunakannya sesering mungkin dengan mengerjakan
9 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Edisi 2 (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm.
45.
soal-soal. Dengan mengerjakan soal-soal fisika sesering mungkin, maka
rumus-rumus tersebut akan mudah untuk diingat.10
Selain itu, dengan pembelajaran fun physics atau fisika menyenangkan
dapat memupuk kreatifitas, kemandirian, kerjasama dalam kelompok dan
keaktifan peserta didik dalam kelas. Dengan demikian, diharapkan
pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran fun
physichs dapat meningkatkan motivasi belajar fisika peserta didik Kelas VIII
B Semester II MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian
tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi belajar fisika dengan judul
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika dengan Menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Fun Physics Materi Pokok Hukum Archimedes
Pada Peserta Didik Kelas VIII B Semester II MTs Maslakul Huda Gunung
Sari Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2009/2010.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Belum efektifnya proses pembelajaran di MTs Maslakul Huda Gunung
Sari Tlogowungu Pati, dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang selama
ini berlangsung masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat
konvensional yaitu metode ceramah.
2. Masih banyak peserta didik yang kurang temotivasi belajar fisika,
sehingga keaktifan dan ketuntasan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran fisika belum tercapai secara maksimal.
3. Belum pernah dilakukan pembelajaran fisika dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran fun physics di MTs Maslakul Huda Gunung Sari
Tlogowungu Pati.
10 Http://fisika/fisika@net/mengapa_fisika_menyenangkan.htm, (unduh tgl. 25 Agustus
2009).
C. Pembatasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini yang akan
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan pendekatan pembelajaran fun physics selama pembelajaran
berlangsung pada materi pokok Hukum Archimedes.
2. Materi penelitian ini dibatasi pada materi pokok Hukum Archimedes yang
lebih ditekankan pada sub materi pokok gaya apung, hukum Archimedes
dan penerapan melayang, mengapung dan tenggelam.
3. Hasil belajar yang dievaluasi dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Apakah dengan pendekatan pembelajaran fun physics dapat meningkatkan
motivasi belajar fisika pada peserta didik Kelas VIII B Semester II MTs
Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2009/2010?
2. Apakah dengan pendekatan pembelajaran fun physics dapat meningkatkan
keaktifan belajar fisika pada peserta didik Kelas VIII B Semester II MTs
Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2009/2010?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan ini adalah :
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik Kelas VIII B Semester II
MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati Tahun Ajaran
2009/2010 dalam pembelajaran fisika.
2. Meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VIII B Semester II MTs
Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2009/2010
dalam pembelajaran fisika.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat :
1. Bagi peseta didik
a. Memberikan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi
peserta didik dan menghilangkan kejenuhan dan kebosanan dalam
proses pembelajaran fisika.
b. Meningkatkan semangat dan motivasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran fisika sehingga peserta didik mampu secara mandiri
menghadapi masalah dan memecahkannya.
2. Bagi guru
a. Memberikan contoh penggunaan model pembelajaran alternatif pada
guru dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika pada
peserta didik.
b. Menjadi acuan guru lain dalam melaksanakan pembelajaran fisika.
3. Bagi sekolah
Diperolehnya ketepatan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
tuntutan KTSP sehingga sekolah dapat bertanggung jawab terhadap mutu
pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat
pada umumnya. Sehingga dengan penelitian ini sekolah akan berupaya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.11 Belajar
dapat didefinisikan bahwa suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan
tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, ketrampilan dan
sebagainya.12
Berkaitan dengan pengertian belajar, menurut para ahli psikologi
dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan
keahlian mereka masing-masing dan tentu saja mempunyai alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Drs. Slameto merumuskan pengertian tentang belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.13
Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in
behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.14
Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi
atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan
11 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori belajar dan pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media, 2008), cet. 3, hlm. 13. 12 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm. 49. 13 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Edisi 2, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm.
13. 14 Ibid.
disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan
seseorang secara ilmiah.15
Pada hakikatnya belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang
dalam melakukan aktivitas dengan memperoleh pengalaman baru.16
Perubahan yang terjadi tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak penyesuaian diri.
Dalam agama Islam menempatkan ilmu pada posisi yang sangat
penting, sehingga mencari ilmu itu hukumnya wajib. Selain itu Islam juga
menjanjikan derajat yang tinggi untuk orang-orang yang berilmu.17
Sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran surat Al-Mujaadilah : 11,18
Allah berfirman :
... } :{
.Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al-Mujaadilah : 11).
Dalam teori kontruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif
dimana seseorang belajar membangun sendiri pengetahuannya. Seseorang
belajar juga mencari sendiri makna dari suatu yang mereka pelajari.
Sehubung dengan hal tersebut, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :19
a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
b. Konstruksi makna adalah proses yang terus-menerus.
15 Agus Suprijono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 2. 16 Syaiful Bahri Djamarah, Op Cit., hlm. 14 17 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung : PT. Rosdakarya), hlm. 14. 18 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Al-Jumaanatul Alii, (Bandung :
CV. J-Art, 2005), hlm. 544 19 Ibid., hlm. 38.
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan
dunia fisik dan lingkungannya.
e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si
subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi
dengan bahan yang sedang dipelajari.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar sebagian
rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan
pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan
karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald, motivation is a energy change within the
person characterized by effective arousal an anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan
belajar.20 Dari pengertian yang di kemukakan tersebut mengandung tiga
elemen penting, sebagai berikut :21
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam system yang ada pada organisme
manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun
motivasi muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau feeling, emosi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
20 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : PT. Sinar Baru Algasindo,
2000), hlm. 173. 21 Sardiman A.M, Op. Cit., hlm. 74.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsure
lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa
motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga
akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong
karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan. Sedangkan belajar adalah
perubahan tingkah laku secara relative permanent dan secara potensial
terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang dilandasi tujuan
untuk mencapai tujuan tertentu.22
Sebuah motivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar. Motivasi belajar
adalah proses yang memberikan semangat belajar, arah dan kegigihan
perilaku.23 Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah dan bertahan lama.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keefektifan dan keberhasilan dalam pembelajaran, karena peserta didik
akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi belajar
tinggi. Motivasi belajar dapat timbul karena adanya motivasi intrinsik dan
ekstrinsik.24
22 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Bidang Pendidikan, Edisi I
Cet. 4, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 23. 23 Agus Suprijono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2009), Hlm. 163. 24 Hamzah B. Uno, Op. Cit., hlm. 23.
a. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.25 Motivasi intrinsik merupakan suatu keinginan
untuk mencapai tujuan. Misalkan, peserta didik akan termotivasi untuk
belajar menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran,
bukan karena ingin mendapatkan nilai, pujian, hadiah dan
sebagainya.26 Akan tetapi berupa hasrat dan keinginan berhasil dan
dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.27 Jadi, motivasi
intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan
sekedar atribut atau simbol dan seremonial.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar.28 Motivasi belajar dikatakan
ekstrinsik bila peserta didik menempatkan tujuan belajarnya diluar
faktor-faktor situasi belajar. Dengan adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik.29 Motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar. Misalkan, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar,
kehormatan dan sebagainya.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
25 Sardiman A.M, Loc. Cit., hlm. 89. 26 Ibid. 27 Hamzah B. Uno, Op. Cit., hlm. 23 28 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Edisi 2, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm.
151. 29 Hamzah B. Uno, Loc. Cit., hlm. 23
seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : 30
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita dan masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti sering ditemukan peserta
didik yang bermalas-malasan untuk berpartisipasi dalam belajar.
Sementara peserta didik yang lain aktif partisipasi dalam kegiatan belajar,
satu atau dua peserta didik yang duduk santai mengikuti kegiatan belajar
mengajar dan tidak berkonsentrasi dalam mata pelajaran. Selain itu peserta
didik kurang berminat dalam mendengarkan penjelasan dan mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Ketiadaan minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran untuk
mencatat dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru di kelas,
dikarenakan tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Oleh sebab itu, guru
harus dapat memberi motivasi berupa motivasi ekstrinsik agar peserta
didik dapat keluar dari kesulitan dalam belajar.
Terkait dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi sebagai
berikut :31
a. Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong
atau motor dari setiap kegiatan belajar.
b. Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan belajar
yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran.
30 Ibid. 31 Agus Suprijono, Lock. Cit., hlm. 163.
c. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-
kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan
pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak
menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.
B. Pendekatan Pembelajaran Fun Physics
Pembelajaran fun physics adalah pembelajaran dengan menunjukkan
hal-hal menarik dalam hidup ini yang dapat menarik minat peserta didik untuk
mengerti prinsip fisika lebih dalam.32 Dalam menunjukkan hal-hal tersebut
dengan menghubungkan peristiwa yang didemonstrasi melalui percobaan
sederhana, peserta didik akan berpikir secara mendalam, mengapa hal tersebut
bisa terjadi. Selain itu peserta didik diajak untuk melakukan sebuah percobaan
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga membuat peserta
didik tertarik, antusias, dan menantang untuk berpikir dan memecahkan
persoalan secara dalam.
Pendekatan pembelajaran fun physics tidak jauh berbeda dengan model
pembelajaran yang lain. Dalam pendekatan pembelajaran fun physics
mengajak peserta didik untuk belajar sambil bermain yaitu mempelajari materi
yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan
demonstrasi atau percobaan yang menyenangkan. Dari itu peserta didik
diharapkan dapat menemukan sendiri prinsip fisika yang ada di balik suatu
peristiwa dan mampu mengkonstruksikan pengetahuan mereka sehingga suatu
yang aneh ternyata dapat dimengerti sebagai suatu hal yang tidak aneh lagi
karena rahasia fisikanya sudah diketahui.
Belajar yang menyenangkan dengan menghubungkan materi pelajaran
dengan peristiwa-peristiwa menarik dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian
menyenangkan di sini dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus
berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan.33 Dengan
32 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan,
(Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 86. 33 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : RaSAIL
Media Group, 2008), hlm. 47.
suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat
dan motivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan
pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Pendekatan pembelajaran fun
physics diharapkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran fisika
dengan menyenangkan dan tidak cepat bosan.
Ada beberapa cara yang dikembangkan oleh para pendidik atau guru
yang digunakan dalam pembelajaran fisika yang baik dan menarik minat
peserta didik. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut :34
1. Dengan menghubungkan fenomena alam
Cara ini dikembangkan dengan menghubungkan materi pelajaran
dengan peristiwa yang terjadi sehari-hari, dengan memberi contoh
fenomena alam yang ada di sekitar peserta didik. Karena fisika merupakan
ilmu yang berasal dari fenomena alam, maka peserta didik dapat
memikirkannya secara nyata dan tidak abstrak serta hanya tertuju pada
rumusan saja. Jadi, dapat memadukan antara fenomena dengan konsep
fisika secara tepat.
2. Dengan menggunakan gambar
Cara ini dikembangkan oleh Bapak Masno Ginting ketua HFI
(Himpunan Fisika Indonesia) menggunakan gambar yang berhubungan
dengan fisika dan ditampilkan kepada peserta didik, dan disertai
pertanyaan-pertanyaan yang membuat peserta didik berfikir tentang
gambar yang ditampilkan dan menggabungkan dengan materi yang ada.
Jadi, pembelajaran dengan menggunakan gambar diharapkan
peserta didik dapat mengetahui dan memahami dengan mudah dalam
mempelajari teori fisika dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dengan percobaan
Pendekatan pembelajaran fisika dengan percobaan dapat
dikembangkan dengan alat-alat laboratorium sekolah, bagi sekolah yang
mempunyai fasilitas laboratorium lengkap. Sedangkan sekolah yang belum
34 M. Asrofi, Model Pembelajaran Yang Menyenangkan, http.www.fisikanet.lipi.go.id.
revisi terakhir 18 April 2008. (diunduh tgl. 25 Agustus 2009).
mempunyai fasilitas tersebut dapat melakukan percobaan sederhana
dengan menyusun dan merancang alat-alat praktikum sendiri. Dengan cara
mencari benda-benda yang berhubungan dengan materi fisika secara luas.
Kemudian benda-benda tersebut dibuat alat percobaan sederhana dan
ditampilkan kepada peserta didik di depan kelas.
Selain itu, pendekatan pembelajaran ini menuntut guru untuk kreatif
dalam mencari peristiwa alam yang terlihat menarik di sekitar lingkungan
peserta didik untuk kemudian diterangkan dengan prinsip dan hukum fisika.
Peristiwa tersebut disesuaikan dengan topik materi fisika yang akan
diterangkan, sehingga dapat memperkuat kompetensi yang diharapkan. Serta
guru dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari peristiwa
alam yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan dibawa dalam kelas
untuk di bahas.35
Pendekatan pembelajaran fun physics pada mata pelajaran fisika
mempunyai beberapa keuntungan yaitu sebagai berikut :
1. Dapat menjadikan peserta didik tertarik dan senang mempelajari.
2. Dapat melatih peserta didik mengkonstruksikan pikiran dan gagasan
mereka mengenai sesuatu, terutama mengenai peristiwa-peristiwa menarik
yang dicontohkan guru selama proses pembelajaran.
3. Dapat menjadikan peserta didik merasa bahwa fisika merupakan suatu
topik yang menarik, dan dapat membuat peserta didik mau belajar lebih
dalam, serta menjadikan fisika pelajaran yang tidak membosankan.
4. Peserta didik semakin membuka rahasia alam yang tadinya dianggap aneh
menjadi tidak aneh lagi.
5. Dapat menjadikan peserta didik berfikir rasional terhadap gejala alam.
Dengan demikian diharapkan dapat semakin berani mendalami dan
mengerti secara dalam, termasuk mengolahnya demi kehidupan manusia
yang lebih baik.
35 Ibid., hlm. 87-88.
F1
F2
A
h2
h1
h2= h2- h1
C. Kajian Materi Hukum Archimedes
Materi Hukum Archimedes ditingkat SMP/MTs diajarkan pada peserta
didik kelas VIII. Adapun standar kompetensinya adalah memahami peranan
usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Dan kompetensi dasar
yang ingin dicapai yaitu untuk menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan
gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.36
Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan fenomena-fenomena
hukum Archimedes. Misalnya sebuah benda yang dimasukkan ke dalam fluida
tampaknya mempunyai berat yang lebih kecil daripada saat berada di luar
fluida tersebut. Akibatnya benda yang berada di dalam air akan lebih mudah di
angkat daripada benda yang di darat. Hal tersebut dikarenakan adanya gaya
apung ke atas yang dilakukan oleh air tersebut.
Gaya apung yang terjadi karena tekanan pada fluida bertambah
terhadap kedalaman. Dengan demikian tekanan ke atas pada permukaan
bawah benda yang dibenamkan lebih besar dari tekanan ke bawah pada
permukaan atasnya. Efek ini dapat dijelaskan pada gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1. Gaya-gaya yang di alami benda saat dalam fluida
36 BSNP, Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTs, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2006), hlm. 38.
Gaya yang disebabkan oleh tekanan di bagian atas silinder ini adalah
AghAPF F 111 r== dan berarah ke bawah. Dengan cara yang sama, fluida
memberikan gaya ke atas pada bagian bawah silinder yang sama dengan
AghAPF f 222 r== . Sehingga gaya total yang disebabkan tekanan fluida,
yang merupakan gaya apung Fa, adalah :
( )
gVF
gAh
hhgA
FFF
fa
f
f
a
r
r
r
=
=
-=
-=
12
12
(2.1)
dengan : V = volume silinder (m3)
fr = massa jenis fluida (kg/m3)
g = konstanta gravitasi atau percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2)
maka gaya apung pada silinder sama dengan berat fluida yang dipindahkan
oleh silinder. Hal ini merupakan penemuan penting.
Penemuan Archimedes tersebut kemudian dinyatakan sebagai
berikut ; Pertama, benda yang tercelup sebagian atau keseluruhan di dalam
zat cair mengalami gaya apung yang besarnya sebanding dengan volume zat
yang dipindahkan oleh benda itu ; Kedua, Hukum Archimedes yaitu gaya
apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan
oleh benda tersebut.37
Dalam materi pokok ini, akan dibahas beberapa materi pokok yang
meliputi peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam suatu benda pada zat
cair atau fluida.
1. Mengapung
Suatu benda dikatakan mengapung apabila ada bagian benda
yang muncul di atas permukaan fluida. Pada saat mengapung, besarnya
gaya apung sama dengan berat benda,
37 Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid I, (Jakarta : Erlangga, 2001). hlm. 333.
gVgV
Fw
ffbb
abenda
.... rr =
= (2.2)
keterangan : br = massa jenis benda (kg/m3)
fr = massa jenis fluida (kg/m3)
bV = volume benda (m3)
fV = volume fluida (m3)
Oleh karena hanya sebagian benda yang tercelup di dalam fluida,
maka volume fluida yang dipindahkan lebih kecil dari volume total
benda. Berdasarkan hasil ini diperoleh hubungan antara masa jenis benda
br dengan masa jenis fluida fr yaitu :
fb rr < (2.3)
2. Melayang
Suatu benda dikatakan melayang jika benda tersebut tidak
terletak di dasar bejana dan tidak ada bagian yang muncul di atas
permukaan fluida. Dalam keadaan ini berat benda sama dengan gaya
tekan ke atas dan volume benda tercelup sama dengan volume zat cair
yang dipindahkan,
gVgV
Fw
ffbb
abenda
.... rr =
= (2.4)
sehingga diperoleh,
fb rr = (2.5)
3. Tenggelam
Benda dikatakan tenggelam jika benda turun sampai ke dasar.
Hal ini terjadi karena berat benda lebih besar dari gaya tekan ke atas,
atau dapat dituliskan :
gVgV
Fw
ffbb
abenda
.... rr >
> (2.6)
sehingga diperoleh,
fb rr > (2.7)
4. Penerapan Hukum Archimedes
Konsep/prinsip hukum Archimedes ternyata telah diterapkan di
dalam kehidupan manusia. Alat atau benda yang prinsip kerjanya
berdasarkan hukum Archimedes antara lain : kapal selam, galangan
kapal, jembatan ponton, hydrometer dan balon udara.
Misalkan, jika sebuah kapal selam agar dapat menyelam, maka
tangki pemberat diisi dengan air laut, agar massa jenis kapal bertambah
lebih besar dari pada massa jenis air laut. Sehingga kapal selam dapat
menyelam di ke dalam air laut. Jika kapal selam akan mengapung, air
laut yang berada dalam tangki pemberat dikeluarkan, agar massa jenis
kapal berkurang menjadi lebih kecil dari pada massa jenis air laut.
Sehingga kapal akan mengapung di permukaan air laut.
D. Kajian Penelitian Yang Relevan
1. Skripsi yang disusun oleh Ummi Masumah (4201405008), mahasiswa
Fakultas MIPA UNNES Semarang, dengan judul Pengaruh Model
Pembelajaran Physics Fun Materi Fluida Statik Terhadap Minat Belajar
Fisika Siswa Kelas XI SMA N 1 Slawi Tahun Ajaran 2008/2009. Dalam
penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan cara membagi
subyek penelitian menjadi 2 kelompok eksperimen dan kontrol.
Hasil penelitian dari kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang
signifikan akibat pengaruh penggunaan model pembelajaran Physics Fun.
Selain itu, model pembelajaran Physics Fun juga mampu meningkatkan
minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran fisika. Dalam
penelitian ini mengalami peningkatan minat siswa sebesar 0,23 yang
menunjukkan bahwa peningkatannya sedang. Respon peserta didik
terhadap mata model pembelajaran Physics Fun sangat positif, dari hasil
penelitian terdapat 59% peserta didik dengan respon sangat positif dan
41% peserta didik dengan respon positif.
2. Skripsi yang disusun oleh Nurul Agustina Estikomah (4201404049),
mahasiswa Fakultas MIPA UNNES Semarang, dengan judul Penerapan
Model Pembelajaran Sains Topik Benda Terapung, Melayang Dan
Tenggelam dengan Pendekatan Bermain Sambil Belajar untuk Melatih
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa di TK Negeri Pembina Kota
Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dengan 2 siklus. Data hasil kognitif diperoleh dengan lembar
evaluasi sedangkan data hasil afektif dan psikomotorik diperoleh dari
proses pembelajaran berlangsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan berfikir
kritis dan kreatif dari siklus I ke siklus II meningkat secara signifikan,
begitu juga dengan hasil belajar afektif dan psikomotorik.
3. Skripsi yang disusun oleh Laela Nur Latifah (06330197), mahasiswa
Fakultas MIPA IKIP PGRI Semarang, dengan judul Meningkatkan
Pemahaman Konsep Fisika Materi Besaran dan Satuan Melalui Model
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) pada
Siswa Kelas VII B MTs Maarif NU I Wangon Semester I Tahun Pelajaran
2007/2008. Skripsi ini mengungkap keefektifan model PAKEM dalam
meningkatkan pemahaman konsep fisika pada materi Besaran dan Satuan
yang ditunjukkan dengan tercapainya ketuntasan belajar klasikal secara
maksimal. Berdasarkan analisis data dalam setiap siklusnya menunjukkan
bahwa rata-rata nilai dan ketuntasan belajar berturut dari siklus I adalah
62,63 (45%), siklus II adalah 73 (90%), dan siklus III adalah 84,5 (100%)
dari jumlah 40 peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan
penelitian telah tercapai, yaitu peserta didik telah memenuhi kriteria
ketuntasan belajar minimal (KKM) yaitu 64.
4. Skripsi yang disusun oleh Estika Pretty Anggaranita (0333046) mahasiswa
Fakultas MIPA IKIP PGRI Semarang, dengan judul Penerapan PAIKEM
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa SD Negeri II Kramat
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2006/2007.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, di ambil kesimpulan bahwa
penerapan metode PAIKEM pada pembelajaran IPA, khususnya pada
pembelajaran konsep cahaya beserta sifatnya melalui percobaan yang
dilaksanakan dapat meningkatkan aktivitas, inovasi, kreatifitas, efektifitas
belajar yang menyenangkan bagi siswa sehingga nilai belajar IPA
memperoleh nilai yang maksimal. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan
hasil belajar siswa baik hasil belajar kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Hasil belajar kognitif dari siklus I rata-rata nilai adalah 61,4
menjadi 75,7 pada siklus II dan ketuntasan secara klasikal 67,5% menjadi
83,3%. Berdasarkan hal tersebut, ketuntasan belajar telah memenuhi target
yang ditetapkan indikator keberhasilan yaitu 65. Untuk hasil belajar
psikomotorik dan afektif mengalami peningkatan setelah diterapkan
pembelajaran PAIKEM.
Dari beberapa kajian penelitian di atas, penulis memperoleh gambaran
bahwa pembelajaran menyenangkan merupakan proses pembelajaran yang
berlangsung dalam suasana menyenangkan dan tidak cepat membuat bosan
peserta didik untuk menerima materi pelajaran fisika serta membuat peserta
didik selalu aktif dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Oleh karena itu, penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran fun physics. Tujuan dari
tindakan ini untuk meningkatkan motivasi belajar fisika pada materi pokok
hukum Archimedes. Sehingga, dalam penelitian ini difokuskan pada
peningkatan motivasi belajar fisika khususnya materi pokok hukum
Archimedes dan keaktifan peserta didik Kelas VIII B Semester II MTs
Maslakul Huda dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
E. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut :
Terdapat peningkatan motivasi dan keaktifan belajar fisika peserta
didik kelas VIII B Semester II MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu
Pati Tahun Ajaran 2009/2010 setelah menggunakan pendekatan pembelajaran
fun physics materi pokok Hukum Archimedes.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
sampai 4 Pebruari 2010. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender
akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran Fisika kelas VIII
semester genap. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah
kelas VIII B Semester II MTs Maslakul Huda yang beralamat di Desa Gunung
Sari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.
B. Subjek Penelitian
Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas
VIII B Semester II MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati tahun
ajaran 2009/2010. Dengan jumlah peserta didik 27 anak terdiri dari 15 peserta
didik putra dan 12 peserta didik putri.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
sering disebut dengan istilah dalam bahasa Inggris Classroom Action
Research. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dan tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki
kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.38
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan terhadap
kegiatan belajar, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
38 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman
Praktis Bagi Guru Profesional, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 9.
secara bersama.39 Dalam buku Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Suharsimi
Arikunto menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata
yaitu penelitian, tindakan dan kelas.40 Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud kelas di sini adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu
penelitian, tindakan dan kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan dengan tujuan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses
pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap seperti gambar 3.1.
Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan PTK
39 Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006), hlm. 3. 40 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
hlm. 2.
PERENCANAAN TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI
1. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan
tiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu : Planning (perencanaan), Action
(tindakan), Observation (pengamatan), Reflection (refleksi).41 Tahapan
pada tiap siklusnya diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Planning (perencanaan),
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1) Observasi awal, mengidentifikasi masalah melalui wawancara
dengan guru mata pelajaran dan peserta didik kemudian
merumuskan masalah.
2) Menyusun skenario pembelajaran fun physics, dengan menyusun
perangkat pembelajaran antara lain ; silabus, RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) dan petunjuk pelaksanaan demonstrasi
atau percobaan sederhana serta menyiapkan alat dan bahan yang
terkait dengan pelaksanaan demonstrasi atau percobaan sederhana.
3) Menyusun angket atau kuesioner, digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh motivasi peserta didik terhadap pembelajaran fisika.
4) Menyusun lembar observasi untuk penilaian afektif dan
psikomotorik peserta didik. Lembar observasi afektif dan
psikomotorik yang digunakan berbentuk skala bertingkat, yaitu
sebuah pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan penskoran dengan kriteria yang sudah
ditetapkan.
5) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis berbentuk soal essay
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta
didik.
41 Masnur Muslich, Op. Cit, hlm. 150.
b. Action (tindakan)
Pelaksanaan tindakan berupa penerapan rencana pembelajaran
yang telah direncanakan yaitu mata pelajaran fisika pada materi pokok
Hukum Archimedes dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
fun physics untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
c. Observation (pengamatan)
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal yang terjadi pada waktu pembelajaran berlangsung.
Pengambilan data tentang hasil belajar melalui tes untuk
kemampuan kognitif, lembar observasi untuk kemampuan afektif dan
psikomotorik serta lembar kuesioner untuk mengetahui motivasi
belajar peserta didik setelah pembelajaran fisika dengan pendekatan
pembelajaran fun physics.
d. Reflection (refleksi)
Refleksi merupakan kegiatan yang berkenaan dengan proses
dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan. Dari hasil observasi
atau pengamatan, peneliti merefleksi apakah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran fun physics dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Jika pelaksanaan siklus I
belum terjadi peningkatan berdasarkan indikator keberhasilan, maka
dilaksanakan siklus berikutnya sampai indikator keberhasilan tercapai.
Kemudian hasil analisis data siklus I digunakan sebagai refleksi
untuk perbaikan pada siklus II. Dan hasil analisis data siklus II
digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan pada siklus III. Secara
lebih rinci prosedur berdaur pelaksanaan PTK ini dapat digambarkan
sebagai berikut :42
42 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, Cet I, (Bandung : Yrama Widya,
2006), hlm. 36.
Gambar 3.2. Alur Penelitian Tindakan Kelas (modifikasi Zainal Aqib)
Permasalahan :
Pembelajaran monoton berpusat pada guru
Hasil belajar belum optimal Motivasi belajar peserta didik
kurang
Perencanaan I :
Perumusan pembelajaran fun physics (membuat perangkat pembelajaran)
Pelaksanaan I :
Pelaksanaan pembelajaran fun physics untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Pengamatan I :
Pengamatan dan perekaman seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi 1
Refleksi 1 : Peserta didik perlu beradaptasi
dengan guru dan model pembelajaran yang dilaksanakan
Pemberian motivasi Pembimbingan secara merata
Analisis Data I : Menganalisis data hasil tes siklus 1, lembar observasi dan angket respon peserta didik
SIK
LU
S I
Perencanaan II :
Perumusan model pembelajaran fun physics untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
Pengamatan II :
Pengamatan seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi II.
Pelaksanaan II :
Pelaksanaan pembelajaran fun physics disertai perbaikan untuk mengantisipasi hambatan yang teridentifikasi pada siklus I
Analisis Data II : Menganalisis data hasil tes siklus II peserta didik, lembar observasi dan angket respon peserta didik
Refleksi II : Peserta didik mulai
beradaptasi dengan guru dan model pembelajaran yang dilaksanakan
Peningkatan dalam pemberian motivasi
SIK
LU
S I
I
Perencanaan III :
Perumusan model pembelajaran fun physics untuk meningkatkan motivasi belajar
Pelaksanaan III :
Pelaksanaan model pembelajaran fun physics disertai perbaikan untuk mengantisipasi hambatan yang teridentifikasi pada siklus II
Pengamatan III :
Pengamatan seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi III.
Refleksi III :
Peserta didik telah beradaptasi dengan guru (peneliti) dan model pembelajaran yang dilaksanakan
Indikator keberhasilan penelitian tercapai
Analisis Data III : Menganalisis data hasil tes siklus III, lembar observasi dan angket respon peserta didik
SIK
LU
S I
II
Belum terselesaikan
Belum terselesaikan
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, penulis sebagai
peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran fisika. Adapun langkah-
langkah dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut :
a. Siklus I
1) Perencanaan
a) Melakukan observasi awal dan mencari informasi
permasalahan pada peserta didik kelas VIII B MTs Maslakul
Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati dengan melakukan tanya
jawab kepada guru mata pelajaran fisika dan peserta didik yang
bersangkutan untuk mengidentifikasi masalah.
b) Merumuskan tindakan melalui pendekatan pembelajaran fun
physics untuk meningkatkan motivasi belajar yang meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
c) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) fisika materi gaya apung dan hukum Archimedes.
d) Menyusun angket dan lembar observasi.
e) Menyusun lembar kerja kelompok.
f) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.
g) Menyusun soal tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif
peserta didik.
2) Pelaksanaan
a) Guru membuka pelajaran dengan menyampaikan apersepsi dan
memberi motivasi kepada peserta didik.
b) Guru menyampaikan tujuan mempelajari gaya apung dan
hukum Archimedes dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran fun physics.
c) Guru membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 5-6
peserta didik dan membagikan lembar kerja kelompok.
d) Guru menyampaikan materi pembelajaran gaya apung dan
Hukum Archimedes dengan menghubungkan fenomena-
fenomena dalam kehidupan sehari-hari.
e) Guru mendemonstrasikan dengan sebuah alat peraga yang
menunjukkan gaya apung pada sebuah benda yang berada
dalam fluida atau zat cair.
f) Peserta didik mengikuti dan mengamati percobaan yang
didemonstrasikan.
g) Masing-masing kelompok peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatan dan membuat kesimpulan.
h) Guru menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan
hasil diskusinya kepada kelompok lain.
i) Kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan kepada kelompok yang
mempresentasikan.
j) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang di
presentasikan.
k) Pada saat yang bersamaan pengamat melakukan observasi
terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik peserta didik.
l) Guru memberikan soal secara individu kepada peserta didik
untuk dikerjakan.
m) Guru memberikan tes angket kepada peserta didik untuk
dikerjakan.
3) Pengamatan
Guru mengamati aktifitas peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung baik aspek afektif dan psikomotorik
dengan menggunakan lembar observasi yang telah di buat oleh
peneliti.
4) Refleksi
Menganalisis data dari hasil tes angket peserta didik,
pengamatan aspek afektif dan psikomotorik dengan menggunakan
lebar observasi, serta aspek kognitif peserta didik pada siklus I.
Mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I untuk tindakan
perbaikan pada siklus II.
b. Siklus II
1) Perencanaan
a) Merumuskan tindakan melalui pendekatan pembelajaran fun
physics untuk meningkatkan motivasi belajar pada siklus II.
b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) fisika
materi hukum Archimedes tentang mengapung dan tenggelam.
c) Menyiapkan angket dan lembar observasi.
d) Menyusun lembar kerja kelompok.
e) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.
f) Menyusun soal tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif
peserta didik.
2) Pelaksanaan
a) Guru membuka pelajaran dengan memberi motivasi dan
apersepsi kepada peserta didik.
b) Guru menyampaikan materi Hukum Archimedes yang
berkaitan dengan mengapung dan tenggelam.
c) Guru membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 5-6
peserta didik dan membagikan alat dan bahan berupa gelas, air,
plastisin serta membagikan lembar kerja kelompok kepada
masing-masing kelompok dengan dibantu oleh peserta didik.
d) Guru menyampaikan materi pembelajaran Hukum Archimedes
tentang mengapung dan tenggelam dalam kehidupan sehari-
hari.
e) Peserta didik melakukan percobaan dengan alat dan bahan yang
sudah dibagikan di masing-masing kelompok dan mengamati
percobaan yang dilakukannya sesuai dengan prosedur dalam
lembar kerja kelompok dengan bimbingan guru.
f) Masing-masing kelompok peserta didik mendiskusikan dan
membuat kesimpulan hasil percobaan.
g) Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelompok lainnya secara bergantian
dengan kelompok lain.
h) Kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan kepada kelompok yang
mempresentasikan.
i) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi yang di
presentasikan.
j) Pada saat yang bersamaan pengamat melakukan observasi
terhadap hasil belajar afektif dan afektif peserta didik.
k) Guru memberikan soal secara individu kepada peserta didik
untuk dikerjakan.
l) Guru memberikan tes angket kepada peserta didik untuk
dikerjakan.
3) Pengamatan
Guru mengamati aktifitas peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung baik aspek afektif dan psikomotorik
dengan menggunakan lembar observasi yang telah di buat oleh
peneliti.
4) Refleksi
Menganalisis data dari hasil tes angket peserta didik,
pengamatan aspek afektif dan psikomotorik dengan menggunakan
lebar observasi, serta aspek kognitif peserta didik pada siklus II.
Mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II untuk tindakan
perbaikan pada siklus III.
c. Siklus III
1) Perencanaan
a) Merumuskan tindakan melalui pendekatan pembelajaran fun
physics untuk meningkatkan motivasi belajar pada siklus III.
b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) fisika
materi hukum Archimedes mengapung, tenggelam dan
melayang.
c) Menyiapkan angket dan lembar observasi.
d) Menyusun lembar kerja kelompok.
e) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.
f) Menyusun soal tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif
peserta didik.
2) Pelaksanaan
a) Guru membuka pelajaran dengan menyampaikan tujuan
percobaan hukum Archimedes tentang melayang, mengapung
dan tenggelam.
b) Guru membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 5-6
peserta didik dan membagikan lembar kerja kelompok.
c) Masing-masing kelompok peserta didik melakukan percobaan
sesuai dengan petunjuk dan prosedur dalam lembar kerja
kelompok.
d) Peserta didik mendiskusikan dan membuat kesimpulan hasil
percobaan dengan kelompoknya.
e) Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya secara bergantian dengan kelompok yang lain.
f) Kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan kepada kelompok yang
mempresentasikan.
g) Guru memberi kesimpulan terhadap presentasi dari hasil
diskusi.
h) Pada saat yang bersamaan pengamat melakukan observasi
terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik peserta didik.
i) Guru memberikan soal secara individu kepada peserta didik
untuk dikerjakan.
j) Guru memberikan tes angket kepada peserta didik untuk
dikerjakan.
3) Pengamatan
Guru mengamati aktifitas peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung baik aspek afektif dan psikomotorik
dengan menggunakan lembar observasi yang telah di buat oleh
peneliti.
4) Refleksi
Hasil dari analisis tes angket peserta didik mengalami
peningkatan, serta pengamatan pada aspek afektif dan
psikomotorik dan aspek kognitif peserta didik pada siklus III,
sudah mencapai KKM dan indikator pembelajaran. Maka
penelitian selesai.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber data
Sumber data penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B
semester II MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati tahun
ajaran 2009/2010.
2. Jenis data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 jenis
data yang dapat dikumpulkan, adalah sebagai berikut :43
a. Data kualitatif yaitu data yang berupa tanggapan dan respon peserta
didik dari angket motivasi peserta didik.
b. Data kuantitatif yaitu :
1) Data hasil belajar kognitif peserta didik.
2) Data keaktifan dan kinerja peserta didik.
43 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
hlm. 131.
3. Metode pengambilan data
Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Metode angket (kuesioner)
Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada peserta didik untuk di jawab.44
Metode angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi
belajar dan respon peserta didik sebelum dan setelah pembelajaran
fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran fun physics.
Angket ini berisi tanggapan peserta didik setelah mengalami sendiri
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
fun physics.
b. Metode observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Metode
observasi adalah metode untuk mempelajari gejala kejiwaan melalui
pengamatan dengan sengaja, teliti dan sistematis.45
Pengamatan di sini menggunakan lembar observasi yang
termasuk dalam jenis sistem pengamatan dengan membatasi pada
sejumlah variabel, yaitu keaktifan atau partisipasi peserta didik dalam
proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran fun physics.
c. Metode tes
Tes adalah suatu alat yang di dalamnya berisi sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus
dikerjakan.46 Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan
44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : CV.
AFABETA, 2006), hlm. 158. 45 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Edisi 2, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm.
5. 46 Ibid., hlm. 8.
mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif
yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran.47 Selain itu tes dapat digunakan
sebagai berikut :
1) Untuk menentukan seberapa baik peserta didik telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.
2) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai.
3) Untuk memperoleh suatu nilai.48
Instrumen tes di sini merupakan instrumen pendukung untuk
mengetahui seberapa jauh pendekatan pembelajaran fun physics dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Instrumen
tes yang diberikan kepada peserta didik berupa tes essay.
Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi
keberhasilannya.49 Apabila hasil tes tinggi maka ada peningkatan
motivasi belajar dalam mengikuti pelajaran fisika. Sedangkan hasil tes
rendah maka tidak ada peningkatan motivasi belajar dalam mengikuti
pelajaran fisika.
4. Alat Pengambilan Data
Alat pengambilan data disesuaikan dengan jenis data yang akan
diambil, yaitu:
a. Data motivasi belajar peserta didik diperoleh dari angket.
b. Data hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dari hasil
pengamatan pada lembar observasi.
c. Data hasil belajar kognitif peserta didik diperoleh dari nilai tes.
47 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Rosda Karya,
1999), Cet. 6, hlm. 35 48 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001),
hlm. 149. 49 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm. 57.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara
membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum tindakan dengan hasil
belajar peserta didik pada tiap siklus. Dalam menganalisis data digunakan
beberapa rumus sebagai berikut :
1. Data Hasil (Kuesioner) Angket
Data tentang peningkatan motivasi dan tanggapan peserta didik
dalam menggunakan pendekatan pembelajaran fun physics diambil dengan
angket atau kuesioner. Adapun kriteria penskoran sebagai berikut :
a. Sangat sering : 4
b. Sering : 3
c. Kadang-kadang : 2
d. Tidak pernah : 1.
Instrument angket berjumlah sepuluh pertanyaan dengan pilihan
yang dibuat 4 kategori yaitu sangat sering, sering, kadang-kadang, dan
tidak pernah, skor maksimal yang dicapai oleh peserta didik adalah 10 x 4
= 40 dan skor minimal adalah 10 x 1 = 10. Jumlah skor yang diperoleh
peserta didik dihitung dengan rumus sebagai berikut :50
didikpesertaJumlah
didikpesertasemuaskorJumlahskorrataRata =- (3.1)
Untuk mengetahui persentase peserta didik dari data angket yang
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :51
%100=MaksimumSkor
didikpesertatotalSkorpersentaseNilai (3.2)
50 Zaenal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV. Yrama Widya, 2009), hlm.
40. 51 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya, 1997), hlm. 102.
Adapun Kriteria motivasi peserta didik adalah sebagai berikut :
a. 80 100 : motivasi peserta didik sangat baik
b. 66 79 : motivasi peserta didik baik
c. 56 65 : motivasi peserta didik cukup
d. 40 55 : motivasi peserta didik kurang
e. 39 : motivasi peserta didik sangat kurang
2. Data Hasil Observasi
Data hasil observasi proses pembelajaran adalah dengan
menghitung jumlah skor pengamatan dari penilaian lembar observasi
afektif dan psikomotorik peserta didik, yaitu menggunakan rumus sebagai
berikut :
%100=MaksimumSkor
didikpesertatotalSkorpersentaseNilai (3.3)
Kriteria aspek afektif dan psikomotorik peseta didik adalah sebagai
berikut :52
a. Nilai 80 100 : sangat baik
b. Nilai 66 79 : baik
c. Nilai 56 65 : cukup
d. Nilai 40 55 : kurang
e. Nilai 39 : sangat kurang
3. Data Hasil Evaluasi
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar
nilai kognitif. Hasil evaluasi peserta didik diperoleh dari nilai tes akhir
setiap siklus. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
kualitatif dengan menghitung ketuntasan individu dan prosentase
ketuntasan klasikal.
52 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm.245
a. Ketuntasan individu
Ketuntasan belajar individu untuk mengetahui hasil belajar
setiap peserta didik. Dengan indikator keberhasialan peserta didik
dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung analisis
deskriptif ketuntasan individu peserta didik, yaitu :53
100=MaksimumSkor
didikpesertadiperolehyangSkorNilai (3.4)
b. Ketuntasan klasikal
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar
nilai kognitif. Dengan ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil
jika prosentase peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 65, dan sekurang-kurangnya 85% dari
jumlah seluruh peserta didik di kelas.54
Dari data yang diperoleh dari tiap siklus dianalisis secara
deskriptif kualitatif dengan menghitung persentase ketuntasan belajar
secara klasikal. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :55
%100=didikpesertaJumlah
tuntasyangdidikpesertaJumlahPersentase (3.5)
Dengan kategori ketuntasan sebagai berikut :
1. 22 27 : sangat baik 2. 18 21 : baik 3. 15 17 : cukup baik 4. 11 14 : kurang 5. 0 10 : sangat kurang
53 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 207. 54 E..Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung
: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 99. 55 Zainal Aqib dkk, Op.Cit, hlm. 41.
F. Indikator Keberhasilan
1. Ketuntasan motivasi belajar apabila peserta didik mencapai kriteria
ketuntasan dengan nilai angket minimal 65 yang ditetapkan. Sedangkan
keberhasilan kelas yang diperoleh sekurang-kurangnya 75% yaitu 20 dari
27 jumlah peserta didik.
2. Ketuntasan belajar afektif dan psikomotorik apabila peserta didik
mencapai kriteria ketuntasan dengan nilai minimal 65 yang ditetapkan.
Sedangkan keberhasilan kelas sekurang-kurangnya 75% yaitu 20 dari 27
jumlah peserta didik.
3. Ketuntasan belajar kognitif apabila peserta didik mampu mencapai kriteria
ketuntasan minimal 65 yang ditetapkan. Sedangkan ketuntasan klasikal
yang diperoleh dari jumlah peserta didik yang tuntas sekurang-kurangnya
85% yaitu 23 dari 27 jumlah peserta didik yang tuntas.
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
fun physics dapat :
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik Kelas VIII B Semester II
MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati terhadap mata
pelajaran fisika. Hal ini ditunjukan dari hasil analisis data angket motivasi
belajar peserta didik nilai persentase pada pra siklus sebesar 55,00%, pada
siklus I sebesar 64,72%, pada siklus II sebesar 71,76% dan pada siklus III
sebesar 86,39%.
2. Meningkatan keaktifan belajar peserta didik Kelas VIII B Semester II
MTs Maslakul Huda Gunung Sari Tlogowungu Pati dengan pembelajaran
afektif dan psikomotorik. Hal tersebut ditunjukkan hasil analisis skor rata-
rata dan nilai persentase kelas dari p