19
JUMLAH ERITROSIT BAB II A. Alat dan Bahan a. Alat 1. Alat untuk mengambil darah vena / kapiler 2. Hemositometer : a)Bilik hitung Neubauer Improve. b)Kaca penutup. c)Pipet Eritrtosit : pipet dengan bola merah dengan skala 0,5 – 1 – 101. 3. Mikroskop. b. Bahan Darah vena / darah kapiler. c.Reagen Larutan Hayem terdiri dari : 1. Na2SO4 kristal : 5,0 gram. 2. NaCl : 1,0 gram. 3. HgCl2 : 0,5 gram. 4. Aquadest : 200,0 ml. B.Prinsip Pemeriksaan

JUMLAH ERITROSIT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rr

Citation preview

Page 1: JUMLAH ERITROSIT

JUMLAH ERITROSIT

BAB II

A. Alat dan Bahan

a.Alat

1.Alat untuk mengambil darah vena / kapiler

2.Hemositometer :

a)Bilik hitung Neubauer Improve.

b)Kaca penutup.

c)Pipet Eritrtosit : pipet dengan bola merah dengan skala 0,5 – 1 – 101.

3.Mikroskop.

b.Bahan

Darah vena / darah kapiler.

c. Reagen

Larutan Hayem terdiri dari :

1. Na2SO4 kristal : 5,0 gram.

2. NaCl : 1,0 gram.

3. HgCl2 : 0,5 gram.

4. Aquadest : 200,0 ml.

B.Prinsip Pemeriksaan

Menghitung sel eritrosit dalam larutan yang menghancurkan sel – sel lain.

C. Cara Pemeriksaan

Serupa menghitung sel Leukosit :

a. Bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup diletakkan di

bawah mikroskop. Cari kotak kecil / kotak eritrosit ( bila

menggunakan bilik hitung Neubauer Improve ada ditengah )

Page 2: JUMLAH ERITROSIT

Gambar :

b. Dengan pipet eritrosit, pipet darah sampai angka 1 ( pengencerran 100

x ). Atau sampai angka 0,5 ( pengenceran 200 x ). Bersihkan ujung

pipet.

c. Pertahankan posisi pipet, hisap lar Hayem sampai angka 101.

d. Bersihkan ujung pipet.

e. Kocok dengan arah horizontal.

f. Buang 3 tetes yang pertama.

g. Teteskan ke bilik hitung lewat sela – sela kaca penutup.

Cara Pemeriksaan Secara Skematis :

Bilik hitung diletakkan di mikroskop (400x).

Cari kotak eritrosit (pada bagian tengah yang memiliki 25 kotak sedang yang masing – masing berisi 16 kotak kecil)

Ambil darah hingga angka 0,5 dengan pipet eritrosit dan bersihkan ujung pipet.

Ambil larutan hayem hingga 101 dengan pipet yang sama dan bersihkan ujung pipet.

Page 3: JUMLAH ERITROSIT

D.Perhitungan

Jumlah eritrosit = Jumlah Eritrosit

Jumlah Kotak Kecil Yang Dihitung x 400 x 10 (tinggi bilik

hitung) x 100 (pengenceran)

E. Nilai Rujukan

a. Pria dewasa : 4,5 – 6,5 juta / mm3

b. Wanita dewasa : 3,9 – 5,6 juta / mm3

c. < 3 bulan : 4,0 – 5,6 juta / mm3

d. 3 bulan : 3,2 – 4,5 juta / mm3

e. 1 tahun : 3,6 – 5,0 juta / mm3

f. 12 tahun : 4,2 – 5,2 juta / mm3

Kocok horizontal selama 15 – 30 detik

Buang 3 tetes pertama, lalu teteskan pada bilik NI

Page 4: JUMLAH ERITROSIT

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Probandus

Nama : Erine Della Aprilla

Usia : 19 th

Jenis Kelamin : Perempuan

A. Hasil

Jumlah eritrosit :

1. Kotak 1 : 71

2. Kotak 2 : 69

3. Kotak 3 : 79

4. Kotak 4 : 78

5. Kotak 5 : 88

Jumlah Total : 385

Jumlah eritrosi= Sel eritros yangdihitungJumlah kotak kecil yang dihitung

x400 x 10 x 200

Jumlah eritrosit=38580

x 400 x10 x 200

Jumlah eritrosit=3.850 .000 eritrosit /mm3

Interpretasi : Rendah

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dapat dilihat bahwa jumlah eritrosit probandus

adalah 3.850.000 /mm3 dan jika dibandingkan dengan skala nilai normal untuk

Page 5: JUMLAH ERITROSIT

wanita yaitu berkisar 3,9 - 5,6 juta/mm3 dapat dikategorikan sebagai jumlah

eritrosit rendah. Kemungkinan terjadi kesalahan dalam praktikum baik yang

sengaja maupun tidak disengaja, kesalahan-kesalahan tersebut bisa saja datang

dari aspek :

- Alat

Dalam hal ini mungkin saja terjadi kesalahan seperti pipet

eritrosit yang lupa dibersihkan atau kurang bersih ketika akan

dimasukkan ke dalam darah atau larutan hayem, kesalahan bisa juga

datang dari kurang tepatnya larutan maupun sampel darah pada skala

di pipet.

- Pemeriksa

Kesalahan pada pemeriksa misalnya ketidak telitian dalam

menghitung jumlah eritrosit pada mikroskop

Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling

banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru

untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh

tubuh ke paru-paru. Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,5 juta - 6,5 juta

sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 3,9 juta - 5,6 juta sel/ul darah.

Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK

(penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok,

preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia,

leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll (Kris

Cahyo Mulyanto,2012).

Penurunan pada jumlah eritrosit bisa disebabkan oleh kehilangan

darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel,

cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, dan hidrasi

berlebihan. Sedangkan peningkatan pada jumlah eritrosit disebabkan oleh

polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, dan penyakit

kardiovaskuler (Kumala, 2010).

Page 6: JUMLAH ERITROSIT

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi temuan

laboratorium. Faktor-faktor tersebut jika dikelompokkan ada dua kelompok,

yaitu faktor di luar pasien dan faktor pasien. Faktor-faktor di luar pasien yang

dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah faktor-faktor

yang mencakup seluruh proses, meliputi pra-analitik, analitik dan paska

analitik. Sedangkan faktor pasien antara lain diet, obat-obatan, aktivitas fisik,

merokok, alkohol, ketinggian, kondisi demam, trauma, variasi circadian

rythme, usia, ras, jenis kelamin, dan kehamilan (Riswanto, 2009).

1.Faktor Diet

Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis

pemeriksaan laboratorium baik langsung maupun tidak langsung,

misalnya pemeriksaan glukosa darah dan trigliserida. Pemeriksaan ini

dipengaruhi secara langsung oleh makanan dan minuman. Karena

pengaruhnya yang sangat besar, maka pada pemeriksaan glukosa darah,

pasien perlu dipuasakan 10 – 12 jam dan untuk pemeriksaan trigliserida,

pasien dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum pengambilan

darah.

2. Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya

akan menyebabkan respon tubuh terhadap obat tersebut. Disamping itu

pemberian obat secara intra muskular akan menimbulkan jejas pada otot,

sehingga menyebabkan enzim yang dikandung dalam otot tersebut akan

masuk ke dalam darah, yang selanjutnya dapat mempengaruhi hasil

beberapa pemeriksaan. Obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil

laboratorium misalnya :

a. Diuretik, cafein menyebabkan hampir seluruh pemeriksaan

substrat dan enzim dalam darah akan meningkat karena terjadi

hemokonsentrasi, terutama pemeriksaan hemoglobin, hitung jenis

lekosit, hematokrit, elektrolit.

Page 7: JUMLAH ERITROSIT

b. Tiazid mempengaruhi hasil tes glukosa, ureum.

c. Kontrasepsi oral dapat mempengaruhi hasil tes hormon, LED

d. Morfin dapat mempengaruhi hasil tes enzim hati (AST, ALT)

3. Merokok

Merokok dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada

kadar zat tertentu yang diperiksa. Perubahan dapat terjadi dengan cepat

hanya dalam 1 jam dengan merokok 1 – 5 batang dan akibat yang

ditimbulkan adalah peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol

bebas, aldosteron dan kortisol. Perubahan lambat terjadi pada hitung

lekosit, lipoprotein, aktifitas beberapa enzim, hormon, vitamin, petanda

tumor dan logam berat.

4. Alkohol

Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan perubahan cepat

dan lambat pada kadar analit. Perubahan cepat dapat terjadi dalam waktu

2 – 4 jam setelah konsumsi alkohol dan akibat yang terjadi adalah

peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya asidosis

metabolik. Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas gamma

glutamyl transferase (gamma-GT), GOT, GPT, trigliserida, kortisol, dan

MCV.

5. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik dapat menyebabkan shift volume antara

kompartemen di dalam pembuluh darah dan interstitial, kehilangan

cairan karena berkeringat, dan perubahan kadar hormon. Akibatnya

akan terjadi perbedaan besar antara kadar glukosa darah di arteri dan

vena, serta terjadi perubahan konsentrasi gas darah, asam urat,

kreatinin, creatin kinase, GOT, LDH, KED, hemoglobin, hitung sel

darah, dan produksi urine.

6. Demam

Pada waktu demam akan terjadi :

Page 8: JUMLAH ERITROSIT

a. Peningkatan glukosa darah pada tahap permulaan, dengan akibat

terjadi peningkatan kadar insulin yang akan menyebabkan

penurunan glukosa darah pada tahap lebih lanjut.

b. Penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal demam

akibat terjadinya peningkatan metabolisme lemak, dan terjadi

peningkatan asam lemak bebas dan benda-benda keton karena

penggunaan lemak yang meningkat pada demam yang sudah lama.

c. Meningkatkan kemungkinan deteksi malaria dalam darah.

d. Meningkatkan kemungkinan hasil biakan positif (pada kasus

infeksi).

e. Terjadi reaksi anamnestik yang akan menyebabkan kenaikan titer

Widal.

7. Trauma

Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan antara lain

penurunan kadar substrat maupun aktifitas enzim, termasuk juga

hemoglobin, hematokrit dan produksi urine. Hal ini terjadi karena

terjadi pemindahan cairan tubuh ke dalam pembuluh darah yang

menyebabkan pengenceran darah. Pada tingkat lanjut akan terjadi

peningkatan ureum dan kreatinin serta enzim-enzim yang berasal dari

otot.

8. Variasi Circadian Rhythm

Dalam tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu

dari waktu ke waktu yang disebut variasi circadian rhythms.

Perubahan kadar zat yang dipengaruhi oleh waktu dapat bersifat linear

(garis lurus) seperti umur, dan dapat bersifat siklus seperti siklus

harian (variasi diurnal), siklus bulanan (menstruasi) dan musiman.

Variasi diurnal yang terjadi antara lain :

a. Besi serum. Besi serum yang diambil pada sore hari akan lebih

tinggi kadarnya daripada pagi hari.

Page 9: JUMLAH ERITROSIT

b. Glukosa. Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi

hari, sehingga apabila tes toleransi glukosa dilakukan pada

siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi daripada bila

dilakukan pada pagi hari.

c. Enzim. Aktifitas enzim yang diukur akan berfluktuasi

disebabkan oleh kadar hormon yang berbeda dari waktu ke

waktu.

d. Eosinofil. Jumlah eosinofil menunjukkan variasi diurnal,

jumlahnya akan lebih rendah pada malam hari sampai pagi hari

daripada siang hari.

e. Kortisol, kadarnya akan lebih tinggi pada pagi hari daripada

pada malam hari

f. Kalium. Kalium darah akan lebih tinggi pada pagi hari

daripada siang hari.

Selain yang sifatnya harian, dapat terjadi fluktuasi kadar zat dalam

tubuh yang bersifat bulanan. Variasi siklus bulanan umumnya

terjadi pada wanita karena terjadi menstruasi dan ovulasi setiap

bulan. Pada masa sesudah menstruasi akan terjadi penurunan kadar

besi, protein dan fosfat dalam darah disamping perubahan kadar

hormon seks. Demikian juga, pada saat ovulasi terjadi peningkatan

aldosteron dan renin serta penurunan kadar kolesterol darah.

9. Umur

Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam

darah. Hitung eritrosit dan kadar hemoglobin jauh lebih tinggi pada

neonatus daripada dewasa. Fosfatase alkali, kolesterol total dan

kolesterol-LDL akan berubah dengan pola tertentu sesuai dengan

pertambahan umur.

10. Ras

Jumlah lekosit pada orang kulit hitam Amerika lebih rendah

daripada orang kulit putihnya. Demikian juga pada aktifitas creatin

Page 10: JUMLAH ERITROSIT

kinase. Keadaan serupa juga dijumpai pada ras bangsa lain, seperti

perbedaan aktifitas amylase, kadar vitamin B12 dan lipoprotein.

11. Jenis Kelamin

Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis

kelamin. Kadar besi serum dan hemoglobin berbeda pada wanita dan

pria dewasa. Perbedaan ini akan menjadi tidak bermakna lagi setelah

umur lebih dari 65 tahun. Perbedaan lain berdasarkan jenis kelamin

adalah aktifitas CK dan kreatinin. Perbedaan ini lebih disebabkan

karena massa otot pria relatif lebih besar daripada wanita. Sebaliknya,

kadar hormon seks wanita, prolaktin, dan kolesterol-HDL akan

dijumpai lebih tinggi pada wanita.

12. Kehamilan

Bila pemeriksaan dilakukan pada wanita hamil, pada saat

interpretasi hasil perlu mempertimbangkan masa kehamilan wanita

tersebut. Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah)

yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus meningkat

sampai minggu ke-35 kehamilan. Volume urine akan meningkat 25%

pada trimester ke-3. Selama kehamilan akan terjadi perubahan kadar

hormon kelenjar tiroid, elektrolit, besi, ferritin, protein total, albumin,

lemak, aktifitas fosfatase alkali, faktor koagulasi dan kecepatan endap

darah. Perubahan tersebut dapat disebabkan karena induksi oleh

kehamilan, peningkatan protein transport, hemodilusi, peningkatan

volume tubuh, defisiensi relatif karena peningkatan kebutuhan atau

peningkatan protein fase akut (Riswanto, 2009).

C.Aplikasi Klinis

Leukemia

Leukemia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi

neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi

somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukemia.

Page 11: JUMLAH ERITROSIT

Leukemia merupakan keganasan hemopoietik yang mengakibatkan proliferasi

klon yang abnormal dan sel bakal mengalami transformasi leukemia, terjadi

kelainan pada diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid dan mieloid.

Proliferasi ini memberikan berbagai keadaan yang sering ditemukan,

yaitu

a.Penggantian difus sumsum tulang normal oleh sel leukemia dengan

akumulasi sel abnormal pada darah tepi.

b. Infiltrasi organ, misalnya hati, limpa, kelenjar limfe, meningen, dan

gonad oleh sel leukemik.

Etiologi dari leukemia adalah :

a. Radiasi (selamat dari bom atom)

b. Obat-obatan ( misalnya agen alkilating pada pengobatan limfom )

c. Zat kimia ( benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon, dan

agen antineoplastik )

d. Virus

e. Faktor genetic ( kelainan kromosom )

f. Faktor lingkungan ( radiasi pergion dosis tinggi disertai manifestasi

leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian ).

Kegagalan sumsum tulang dengan anemia, neutropenia, dan trombositopenia

merupakan akibat yang paling penting, terutama pada leukemia akut.

Leukemia sebenarnya merupakan suatu istilah untuk beberapa jenis penyakit

yang berbeda dengan manisfestasi patofiologis yang berbeda pula. Mulai dari yang

berat dengan penekanan sumsum tulang yang berat pula seperti pada leukemia akut

sampai kepada penyakit dengan perjalanan yang lambat dan gejala ringan (indolent)

seperti pada leukemia kronik. Pada dasarnya efek patofisiologi berbagai macam

leukemia akut mempunyai kemiripan tetapi sangat berbeda dengan leukemia

kronik.

Page 12: JUMLAH ERITROSIT

Kelainan yang menjadi ciri khas sel leukemia diantaranya termasuk asal mula

“gugus” sel (clonal), kelainan proliferasi, kelainan sitogenetik dan morfologi,

kegagalan differensiasi, petanda sel dan perbedaan biokimiawi terhadap sel normal.

Klasifikasi Leukemia menurut FAB :

a. Akut

1) Seri mieloid : AML (Acute Myeloblastic Leukemia)

a) M0 àleukemia mieloblastik akut dg diferensiasi minimal

b) M1 à leukemia mieloblastik akut tanpa maturasi

c) M2 à leukemia mieloblastik akut dg maturasi

d) M3 à leukemia promielositik akut

e) M4 à leukemia mielomonositik akut

f) M5a à leukemia monositik akut tanpa pematangan

g) M5b à leukemia monositik akut dg pematangan

h) M6 à eritroleukemia

i) M7 à leukemia megakariositik akut

2)Seri Limfoid : ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia)

a) L1 à blas kecil, homogen, sitoplasma sempit

b) L2 à blas besar, heterogen, sitoplasma bervariasi

c) L3 à blas besar, heterogen, sitoplasma basofilik dan

bervakuola

b. Kronik

1) Seri Mieloid

a) CML (Chronic Myelositik Leukemi)

b) PV (Polisitemia Vera)

c) ET (Essensial Thrombocythemia)

2) Seri Limfoid

a) CLL (Chronic Lymphositic Leukemi)

b) PLL (Prolimphositic Leukemia)

c) HCL (Hairy Cell Leukemi) (Price, 2005)

Page 13: JUMLAH ERITROSIT

DAPUS

Baron, D. N. 2008. Patologi Klinik. Jakarta : EGC

Price, Sylvia A. 2005. Gangguan Sistem Hematologi. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses

– Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. Jakarta : EGC

Ahmad, I. 2009. Perkembangan Terbaru Diagnosis dan Penatalaksanaan Polisitemia Vera. Padang: FK UNAND.

Cahyo,Kris Mulyanto.2012.”

http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/PEMERIKSAAN%20DARAH

%20LENGKAP.pdf”. Di akses pada 9 September 2014.