JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

    1/9

    1. Hubungan DM tidak terkontrol dengan keluhan kaki diabetik pada pasien

    Faktor risiko yang memengaruhi penyakit DM komplikasi gangren salah

    satunya adalah kontrol kadar gula darah. Menurut Nabil (2009), pemantauan status

    metabolik penyandang DM merupakan hal yang sangat penting. Hasil pemantauan

    tersebut digunakan untuk menilai manaat pengobatan dan sebagai pedoman

     penyesuaian diet, latihan !asmani, dan obat"obatan untuk men#apai kadar gula

    (glukosa) darah senormal mungkin, serta terhindar dari berbagai komplikasi. $tatus

    metabolik dapat dinilai dari beberapa parameter, seperti %

    a) &erasaan sehat se#ara sub!ekti

     b) &erubahan berat badan

    #) 'adar glukosa darah dan Hb*+#

    d) 'adar glukosa urine dan keton urine

    e) 'adar lemak (lipid) darah

    &emeriksaan glukosa darah se#ara berkala memang penting untuk dilakukan

    dengan tu!uan untuk mengetahui perkembangan sasaran terapi diabetes dan

    melakukan penyesuaian dosis obat, bila sasaran belum ter#apai. Namun pemeriksaan

    glukosa urine hanya dapat mendeteksi kadar glukosa darah yang tinggi

    (hiperglikemia), tetapi tidak dapat membedakan glukosa darah normal dan rendah

    (hipoglikemia). Hasil pemeriksaan sangat tergantung pada ungsi gin!al dan tidak

    dapat digunakan untuk menilai keberhasilan terapi (Nabil, 2009). umlah glukosa

    dalam darah tergantung kepada keseimbangan antara !umlah yang masuk dan yang

    keluar. -lukosa masuk ke dalam darah dari tiga ma#am sumber yaitu makanan yang

    mengandung hidratarang, glikogen dan sebagian asam amino dipe#ah oleh hepar

    untuk menghasilkan glukosa 'adar glukosa darah puasa (*-) nu#hter yang normal

     berkisar /" mmol+l atau 10"20 mg+00 ml. 'adara ini akan meningkat men#apai

    nilai maksimal 1 mmol+l atau 200 mg+00 ml pada !am pertama setelah

    mengkonsumsi glukosa. 'enaikan kadar glukosa darah ini diubah oleh ker!a

    ni3ersitas $umatera tara 4/ insulin yang dihasilkan sebagai reaksi terhadap

     peningkatan kadar glukosa darah ($ $arumpaet, 20)

    Hubungan Hipertensi tidak terkontrol dengan keluhan pasien -endol

    55555555555555555

  • 8/16/2019 JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

    2/9

    2. Indikasi dan prosedur terapi insulin

    Indikasi

    . $emua penderita DM 6ipe memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin

    endogen oleh sel"sel 7 kelen!ar pankreas tidak ada atau hampir tidakada

    2. &enderita DM 6ipe 2 tertentu kemungkinan !uga membutuhkan terapi insulin

    apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah

    /. 'eadaan stres berat, seperti pada ineksi berat, tindakan pembedahan, inark

    miokard akut atau stroke

    4. DM -estasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin, apabila

    diet sa!a tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.

    . 'etoasidosis diabetik 

    8. nsulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia

    hiperosmolar non"ketotik.

    :. &enderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen

    tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, se#ara bertahap

    memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati

    normal selama periode resistensi insulin atau ketika ter!adi peningkatan kebutuhan

    insulin.

    1. -angguan ungsi gin!al atau hati yang berat

    9. 'ontra indikasi atau alergi terhadap ;H;

    Cara Pemberian

    $ediaan insulin saat

    initersedia dalam bentuk obat suntik 

    yang umumnya dikemas dalam

     bentuk 3ial. 'e#uali dinyatakan lain,

     penyuntikan dilakukan subkutan (di

     ba

  • 8/16/2019 JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

    3/9

    &enyerapan insulin dipengaruhi oleh beberapa hal. &enyerapan paling #epat

    ter!adi di daerah abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan bokong.

    ila disuntikkan se#ara intramuskular dalam, maka penyerapan akan ter!adi lebih

    #epat, dan masa ker!anya men!adi lebih singkat. 'egiatan isik yang dilakukan segera

    setelah penyuntikan akan memper#epat

  • 8/16/2019 JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

    4/9

    $. !lasan pasien diberi anti%histamin &aptopril bukan 'ang lain

    da beberapa golongan obat anti"hipertensi yaitu irst line drug % diuretik,

    &enyekat reseptor beta adrenergi# (7"blo#ker), &enghambat angiotensin"#on3erting

    en@yme (*A inhibitor), &enghambat reseptor angiotensin (ngiotensin"re#eptor

     blo#ker,>), antagonis kalsium, dan se#ond line drug % penghambat sara

    adrenergik, gonis B"2 sentral dan 3asodilator.

    &ada prinsipnya pengobatan hipertensi pada diabetes melitus tidak berbeda

    dengan pengobatan pada hipertensi pada penderita tanpa diabetes melitus.Cang perlu

    mendapatkan perhatian ialah bahs) pada pasien"pasien

    diabetes.

    6erapi obat pilihan dalam artikel ini adalah kaptopril yang merupakan

    golongan obat antihipertensi *A inhibitor.An@im pengkon3ersi angiotensin (*A)

    memasilitasi terbentuknya angiotensin yang mempunyai peran penting dalam

     pengaturan tekanan darah arteri. An@im pengkon3ersi angiotensin (*A) terdistribusi

    dalam banyak !aringan dan terdapat dalam beberapa tipe sel yang berbeda, tetapi

    se#ara umum *A terletak pada sel endotelial. ;leh karena itu, produksi utama

    angiotensin terletak di pembuluh darah bukan di gin!al. ;bat"obat golongan ini

    diindikasikan untuk hipertensi pada diabetes mellitus dan hipertensi pada diabetes

    dengan neropati. &ada beberapa pasien, obat golongan ini menyebabkan penurunan

    tekanan darah yang sangat #epat.

    &enanggulangan armakologi dilakukan se#ara indi3idual dengan

    memperhatikan berbagai aspek pasien. ;leh karena penyandang diabetes mellitus

    mempunyai kelainan metabolik, hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan obat.

  • 8/16/2019 JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

    5/9

    ;bat antihipertensi yang ideal untuk penyandang diabetes mellitus sebaiknya

    memenuhi syarat" syarat yaitu %

    ). Aekti menurunkan tekanan darah

    2). 6idak mengganggu toleransi glukosa atau mengganggu respons terhadap hipo"

    hiperglikemia.

    /). 6idak mempengaruhi raksi lipid.

    4). 6idak menyebabkan hipotensi postural, tidak mengurangi aliran darah tungkai,

    tidak meningkatkan risiko impotensi.

    ). ersiat kardio"protekti dan reno"protekti (akri, dkk., 2004)

    (. Hubungan luka ) hari 'ang lalu dengan luka 'ang sekarang *progresi+itas luka,

    lkus adalah rusaknya barier kulit sampai ke seluruh lapisan (fullthickness) dari

    dermis. &engertian ulkus kaki diabetik termasuk nekrosis ataugangren. -angren

    diabetikum adalah kematian !aringan yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh

    darah (ischemic necrosis) karena adanya mikroemboli aterotrombosis akibat penyakit

    3askular periir oklusi yang menyertai penderita diabetes sebagai komplikasi menahun

    dari diabetes itu sendiri. lkus kaki diabetik dapat diikuti oleh in3asi bakteri sehingga

    ter!adi ineksi dan pembusukan, dapat ter!adi di setiap bagian tubuh terutama di

     bagian distal tungkai bautherord dkk., 99 *a3anagh

    dkk., 999).

    &asien diabetes memiliki ke#endrungan tinggi untuk mengalami ulkus kaki

    diabetik yang sulit sembuh dan risiko amputasi pada tungkai ba

  • 8/16/2019 JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

    6/9

    ulkus kaki diabetik yangdira$ $anglah, semakin tinggi dera!at ulkus semakin

     besar resiko amputasi (Mulia

  • 8/16/2019 JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

    7/9

    2. Faktor kontributi 

    a. terosklerosis

    terosklerosis karena penyakit 3askuler periir terutama mengenai pembuluh darah

    emoropoplitea dan pembuluh darah ke#il dibaisiko ulkus, dua kali lebih tinggi pada pasien diabetes dibanding dengan

     pasien non"diabetes.

     b. Diabetes

    Diabetes menyebabkan gangguan penyembuhan luka se#ara intrinsik, termasuk

    diantaranya gangguan collagen cross-linking , gangguan ungsi matrik

    metalloproteinase, dan gangguan imunologi terutama gangguan ungsi &MN.

    Disamping itu penderita diabetes memilikiangka onikomikosis dan ineksi tinea yang

    lebih tinggi, sehingga kulit mudah mengelupas dan mengalami ineksi. &ada DM,

    ditandai dengan hiperglikemia berkelan!utan serta peningkatan mediator"mediator

    inlamasi, memi#u respon inlamasi, menyebabkan inlamasi kronis, namun keadaan

    ini dianggap sebagai inlamasi dera!at rendah, karena hiperglikemia sendiri

    menimbulkan ganggguan mekanisme pertahanan seluler. nlamasi dan

    neo3askularisasi penting dalam penyembuhan luka, tetapi harus sekuensial, sel"

    limited, dan dikendalikan se#ara ketat oleh interaksi sel"molekul. &ada DM respon

    inlamasi akut dianggap lemah dan angiogenesis terganggu sehingga ter!adi gangguan

     penyembuhan luka seperti terlihat pada gambar 2. (6elle#hea dkk, 200)

  • 8/16/2019 JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

    8/9

    -ambar 2. -angguan penyembuhan luka pada diabetes (Dikutip dari 6elle#hea dkk., 200)

    . Interpretasi pemeriksaan +isik termasuk re+leks +isiologis dan patologis Dara

    8. !lasan dilakukan pemeriksaan urin dan gas darah obby *larissa

    ). Indikasi penatalaksanaan in+us ringer laktat 2 -alur tetesan &epat dan bolus

    insulin /10 unitkg dan dilan-utkan dengan insulin kontin'us /1

    unit3g-am 

    >inger =aktat (>=)

    >= merupakan #airan yang paling isiologis yang dapat diberikan pada kebutuhan

    3olume dalam !umlah besar. >= banyak digunakan sebagai repla#ement therapy,

    antara lain untuk syok hipo3olemik, diare, trauma, dan luka bakar. =aktat yang

    terdapat di dalam larutan >= akan dimetabolisme oleh hati men!adi bikarbonat yang

     berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolik. 'alium yang terdapat

    di dalam >= tidak #ukup untuk pemeliharaan sehari"hari, apalagi untuk kasus deisit

    kalium. =arutan >= tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai

    #airan rumatan, dapat ditambahkan glukosa yang berguna untuk men#egah ter!adinya

    ketosis. (Mukhlis, 2008)

    nsulin

    'e#uali episode 'D ringan, insulin regular dengan inus intra3ena kontinu

    merupakan pilihan terapi. &ada pasien de

  • 8/16/2019 JUMP 7 Skenario 2 KDM.docx

    9/9

    4. Mekanisme timbuln'a krepitasi udem merah pada pasien "hana5 !ri

    6. !lasan pasien sesak napas tanpa ronkhi Clarissa

    1/. !lasan pasien mengalami s'ok 

    $yok adalah suatu sindroma akut yang ditandai dengan ketidakmampuan

    tubuh untuk mendistribusikan oksigen se#ara adekuat untuk memenuhi kebutuhan

    metabolisme organ 3ital dan !aringan. &asien ini memiliki salah satu diagnosis

     banding ketoasidosis diabetik ('D). -e!ala dan tanda yang timbul pada 'D

    disebabkan ter!adinya hiperglikemia dan ketogenesis. Deisiensi insulin merupakan

     penyebab utama ter!adinya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa darah dari

     peme#ahan protein dan glikogen atau lipolisis atau peme#ahan lemak. Hiperglikemia

    menyebabkan diuresis osmotik dengan hipo3olemia kemudian akan berlan!ut

    ter!adinya dehidrasi dan ren!atan atau syok. -lukoneogenesis menambah ter!adinyahiperglikemik.

    11. Diagnosis anding Dara

    12. Penatalaksanaan lain 'ang dibutuhkan !dit