23
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL POHON YODIUM (Jatropha Multifida L) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Isnaini 1 , Noor Muthmainah 2 , Gina Eva Marsiana 3 1 Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRAK Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, salah satu bakteri penyebab penyakit infeksi adalah Escherichia coli. Pohon yodium (Jatropha multifida Linn) mengandung flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Ekstrak etanol pohon yodium diduga dapat bekerja sebagai antibakteri. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek antibakteri ekstrak etanol pohon yodium terhadap Escherichia coli dan mengetahui konsentrasi efektif serta konsentrasi minimal ekstrak etanol pohon yodium dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan pada kultur bakteri Escherichia coli ATCC 25922. Konsentrasi ekstrak etanol pohon yodium yang digunakan adalah mulai konsentrasi 1%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60 %, 70% dan 80%. Satu kelompok mendapat larutan CMC-Na sebagai kontrol negatif dan satu kelompok lagi mendapat antibiotik berupa ampicilin sebagai kontrol positif. Metode yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol pohon yodium ini adalah metode Kirby Bauer. Analisis dengan uji Kruskal-Walis dan Uji Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ekstrak etanol pohon yodium memiliki aktivitas antibakteri yang bermakna terhadap bakteri Escherichia coli mulai konsentrasi 1% dan aktivitas antibakteri mulai konsentrasi 20% memberikan zona radikal yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol pohon yodium mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dengan konsentrasi efektif 20%.

Jurnal Berkala Gina

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Berkala Gina

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL POHON YODIUM (Jatropha Multifida L) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

Isnaini1, Noor Muthmainah2, Gina Eva Marsiana3

1Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru2Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

3Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

ABSTRAK

Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, salah satu bakteri penyebab penyakit infeksi adalah Escherichia coli. Pohon yodium (Jatropha multifida Linn) mengandung flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Ekstrak etanol pohon yodium diduga dapat bekerja sebagai antibakteri. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek antibakteri ekstrak etanol pohon yodium terhadap Escherichia coli dan mengetahui konsentrasi efektif serta konsentrasi minimal ekstrak etanol pohon yodium dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan pada kultur bakteri Escherichia coli ATCC 25922. Konsentrasi ekstrak etanol pohon yodium yang digunakan adalah mulai konsentrasi 1%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60 %, 70% dan 80%. Satu kelompok mendapat larutan CMC-Na sebagai kontrol negatif dan satu kelompok lagi mendapat antibiotik berupa ampicilin sebagai kontrol positif. Metode yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol pohon yodium ini adalah metode Kirby Bauer. Analisis dengan uji Kruskal-Walis dan Uji Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ekstrak etanol pohon yodium memiliki aktivitas antibakteri yang bermakna terhadap bakteri Escherichia coli mulai konsentrasi 1% dan aktivitas antibakteri mulai konsentrasi 20% memberikan zona radikal yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol pohon yodium mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dengan konsentrasi efektif 20%.

Kata-kata kunci: antibakteri, ekstrak etanol pohon yodium, Escherichia coli

Page 2: Jurnal Berkala Gina

ACTIVITY TEST ANTIBACTERIAL ETHANOL EXTRACT OF IODINE TREE (Jatropha multifida L) TOWARDS BACTERIA Escherichia coli

Isnaini1, Noor Muthmainah2, Gina Eva Marsiana3

1Pharmacology Departement of Medical Faculty Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru2Microbiology Departement of Medical Faculty Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

3University student of Medical Faculty Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

ABSTRACT

Infection diseases can be caused by bacteria. One of bacteria that cause infection diseases is Escherichia coli. Iodine tree (Jatropha multifida Linn) contains flavonoide, saponine, alkhaloide and tanine. Ethanol extract of iodine tree presumably works as antibacterial. This research intends to find out the existence of antibacterial ethanol extract effects of iodine tree towards bacteria Escherichia coli and to detect effective concentration and minimal concentration of ethanol extract of iodine treeto impede the growing of bacteria Escherichia coli. This research is experimentally carried out to the culture of bacteria Escherichia coli ATCC 25922. The concentration of ethanol extract of iodine tree used in this research ranges from 1%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60 %, 70% and 80%. One group gets CMC-Na solution as a negative control, and another group receives antibiotic ampiciline as a positive control. The method used in this research of activity test of antibacterial athanol extract of iodine tree is Kirby Bauer method. The analysis by Kruskal-Walis and Mann-Whitney tests with trust level of 95% show the ethanol extract of iodine tree has got significant antibacterial activity towards bacteria Escherichia coli from the concentration 1% and antibacterial activity from concentration of 20% gives better radical zone than the positive control. Trus it can be concluded that ethanol extract of iodine tree has got antibacterial effect towards bacteria Escherichia coli with the effective concentration 20%.

Key words: antibacterial, ethanol extract of iodine tree, Escherichia coli

2

Page 3: Jurnal Berkala Gina

PENDAHULUAN

Penyakit infeksi merupakan salah satu permasalahan dalam bidang kesehatan dan

masih merupakan penyebab utama penyakit di dunia terutama di daerah tropis, seperti

Indonesia. Hal ini karena keadaan yang berdebu dan temperatur yang hangat dan lembab

sehingga mendukung mikroba untuk tumbuh subur (1). Berbagai macam bakteri yang dapat

menyebabkan penyakit infeksi salah satunya adalah Escherichia coli. Escherichia coli

merupakan flora normal gastrointestinal manusia yang dapat menyebabkan penyakit diare,

terutama pada anak-anak di negara berkembang. Selain itu juga dapat menyebabkan penyakit

infeksi saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielonefritis, pneumonia, meningitis pada

bayi baru lahir serta infeksi luka dalam. Penyakit lain yang ditimbulkan adalah sepsis yang

terjadi setelah infeksi sistem saluran kencing (2).

Angka kejadian penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli

sebanyak 100/100.000 penduduk di dunia. Berdasarkan hasil penelitian dari Refdanita (2004)

infeksi yang disebabkan oleh Escherichia coli mencapai 21,5% dari seluruh bakteri penyebab

infeksi pada manusia (3).

Upaya untuk menanggulangi masalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri diperlukan

obat-obatan salah satunya antibiotik. Tetapi kenyataan di lapangan sudah banyak bakteri yang

resisten terhadap antibiotik. Hasil penelitian antimikrobial resisten di Indonesia terbukti dari

2.494 orang, 43% resisten antibiotik, seperti ampisillin (34%), kotrimoksazol (29%),

kloramfenikol (25%). Untuk itu perlu adanya pengembangan obat-obat alternatif lain untuk

menangani masalah penyakit infeksi, misalnya dengan penggunaan obat-obat tradisional

(2,4,5).

Berbagai jenis tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat tradisional yang

memiliki efek sebagai antibiotik, salah satunya adalah pohon yodium (Jatropha multifida L).

3

Page 4: Jurnal Berkala Gina

Tanaman yodium diketahui mengandung beberapa senyawa aktif yaitu flavonoid, alkaloid,

saponin dan tannin yang dapat manghambat metabolisme dan pertumbuhan bakteri. Senyawa

flavonoid dari pohon yodium mempunyai aktivitas sebagai antibakteri (6).

Hasil penelitian Apriani (2010) menyatakan bahwa larutan getah batang daun yodium

memiliki aktivitas antibakteri yang bermakna terhadap Escherichia coli secara in vitro mulai

konsentrasi 10%. Larutan getah pohon yodium memiliki daya hambat yang lebih baik

dibandingkan dengan povidone iodine pada konsentrasi ≥ 30%. Hal ini terbukti pada

konsentrasi 30% tersebut memiliki zona radikal sebesar 12,5 mm sedangkan zona radikal

yang terbentuk dari povidone iodine sebesar 10,75 mm (7). Hasil penelitian Ratnawati (2010)

dengan bakteri dan pelarut yang berbeda menyatakan bahwa pengaruh ekstrak metanol daun

jarak tintir atau pohon yodium dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis pada

konsentrasi ≥ 90%. Hal ini terbukti pada konsentrasi 90% tersebut memiliki zona hambat

sebesar 17,44-23,99 mm (8). Hasil penelitian Atoillah (2007) menyatakan bahwa ada

pengaruh pemberian berbagai konsentrasi getah batang tanaman yodium (Jatropha multifida

L.) terhadap lama waktu koagulasi. Konsentrasi getah batang tanaman yodium yang paling

efektif adalah 70% (9).

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, kandungan zat-zat dalam pohon yodium

yaitu flavonoid, tanin, dan saponin dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Namun belum ada

penelitian tentang ekstrak etanol pohon yodium dalam menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli yang merupakan bakteri penyebab infeksi pada manusia, hal inilah yang

menjadi dasar dalam penelitian ini.

4

Page 5: Jurnal Berkala Gina

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental yang terdiri atas 11

perlakuan dengan 3 kali pengulangan berdasarkan rumus Federer. Bahan dan alat penelitian

yang digunakan yaitu pohon yodium, kultur Escherichia coli ATCC 25922 yang dibiakkan

oleh Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat,

kertas saring, paper disk kosong, media Muller Hinton (MH), media Nutrien Agar, agar Brain

Heart Infusion (BHI), NaCl 0,9%, etanol 70%, ampisillin, aquadest steril, CMC-Na 0,5 %,

dan larutan standar Mc Farland I sebesar 3.108 cfu/ml. Bahan yang digunakan untuk skrining

fitokimia yaitu HCL pekat, aquadestilata, larutan FeCl3, cawan petri, gelas beker, mikropipet

50 μl merk Brand W-Germany, tabung reaksi Pyreks brand, ose steril, lampu bunsen,

waterboth, inkubator Carbolite Shieffield S 30 2 RR England, autoklaf All America model

No. 1925 X, alumunium foil, rotary evaporator, skalpel, pinset dan penggaris.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah larutan ekstrak etanol pohon yodium dengan

konsentrasi 1%,10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80% dan 90%. Variabel terikat pada

penelitian ini adalah daerah hambat ekstrak etanol pohon yodium terhadap pertumbuhan

Escherichia coli pada media Muller Hinton (MH) yang diukur melalui diameter zona radikal

dalam satuan mm. Variabel Pengganggu pada penelitian ini adalah: Suhu lingkungan dan

kelembaban, pembuatan ekstrak etanol pohon yodium, sterilisasi alat penelitian, isolasi dan

pembiakkan Escherichia coli, dan ketelitian.

Prosedur dalam Penelitian ini diawali dengan pengumpulan pohon yodium lengkap

(termasuk akar, batang, ranting, daun, bunga dan buahnya) dideterminasi. Pohon yodium dari

daun keempat sampai ke bagian bawah batang sebelum akar diambil dan diris kecil-kecil

dengan alas kaca setelah itu ditimbang dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan atau

5

Page 6: Jurnal Berkala Gina

dijemur dibawah sinar matahari secara tidak langsung sampai kering, setelah itu diblender

sampai halus dan ditimbang.

Simplisia yang telah halus tersebut kemudian diekstraksi dengan metode maserasi

dengan pelarut etanol 70%. Setiap 1 x 24 jam filtrat disaring dan pelarut diganti dengan yang

baru sambil sekali-kali diaduk. Penggantian pelarut dilakukan hingga cairan berwarna bening.

Setelah itu ekstrak dikumpulkan dan diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator pada

tekanan rendah dengan temperatur 40oC sampai didapatkan ekstrak etanol yang kental

kemudian diuapkan di waterbath sehingga didapat bobot tetap. Pada pembuatan konsentrasi

ekstrak dibuat menjadi 10 jenis yang berbeda dengan kadar 1%-90%. Pembuatan ekstrak

dimulai dari konsentrasi yang paling besar yaitu 90% kemudian diencerkan hingga mendapat

konsentrasi 1%.

Skrining dilakukan terhadap kandungan kimia dari ekstrak etanol pohon yodium yang

diduga berperan sebagai zat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan Escherichia

coli pada penelitian ini, yaitu flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin. Skrining flavonoid

dilakukan melalui tes Base Smith dan Metcalf. Hasil positif didapatkan bila terjadi perubahan

warna perlahan-lahan dari ekstrak pohon yodium yang berwarna kuning muda menjadi merah

terang atau violet. Skrining glikosida saponin dilakukan melalui tes buih. Hasil positif

didapatkan apabila terjadi buih 3 cm di atas permukaan cairan. Skrining tanin dilakukan

melalui tes ferri klorida. Hasil positif didapatkan bila terjadi perubahan warna dari ekstrak

pohon yodium yang berwarna kuning muda menjadi hijau biru-hijau hitam atau biru hitam.

Skrining alkaloid dengan ditambahkan pereaksi Mayer dan Wagner. Positif jika ada

kekeruhan atau endapan.

CMC-Na sebanyak 0,5 g dilarutkan dalam aquades panas sedikit demi sedikit sampai

semua CMC-Na larut. Sisa aquades ditambahkan sampai didapatkan volume larutan CMC-

6

Page 7: Jurnal Berkala Gina

Na sebanyak 100 ml. Pembuatan ekstrak dimulai dari konsentrasi yang paling besar yaitu

90% kemudian diencerkan hingga mendapatkan konsentrasi 1%. Untuk masing-masing

konsentrasi suspensi ekstrak dapat dihitung dengan menggunakan rumus : V1N1 = V2N2.

Escherichia coli ditumbuhkan pada media nutrien agar dalam tabung miring pada

suhu 35oC. Kemudian koloni bakteri yang telah ditanam tadi diambil dengan ose dari

pertumbuhan 24 jam pada agar, disuspensikan ke dalam 0,5 ml Brain Heart Infusion (BHI)

cair, diinkubasikan selama 5-8 jam pada suhu 37oC. Suspensi tersebut diencerkan dengan

NaCl 0,9% steril hingga kekeruhannya sama dengan suspensi Mc. Farland I dengan

kekeruhan 3x108 cfu/ml. Selanjutnya kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri

lalu ditekan-tekan pada dinding tabung sehingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian

dioleskan pada permukaan media Muller Hinton (MH) agar hingga rata di dalam cawan petri.

Kertas cakram direndam dalam berbagai variasi konsentrasi ekstrak etanol pohon

yodium yang terdiri dari 1%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90% selama

3 jam, kemudian diletakkan diatas permukaan media Muller Hinton yang telah bercampur

dengan bakteri. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Selanjutnya dilakukan

pembacaan hasil dengan mengukur zona radikal pertumbuhan bakteri menggunakan

penggaris dalam skala mm.

Data merupakan hasil pengukuran daerah hambat pertumbuhan bakteri pada media agar

dalam satuan mm. Hasil pengukuran tersebut kemudian ditabulasikan dalam tabel. Untuk

mengetahui kenormalan distribusi data dan homogenitas data, dilakukan uji statistik dengan

normalitas Shapiro-Wilk dan uji homogenitas Varian Levene. Selanjutnya data dianalisis

dengan uji nonparametrik Kruskal-Wallis, apabila hasilnya berbeda bermakna akan

dilanjutkan dengan uji posthoc Mann-Whitney pada α = 0,05.

7

Page 8: Jurnal Berkala Gina

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada

bulan April 2011-Juli 2011.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dimuali dengan melakukan determinasi tumbuhan terlebih dahulu. Hasil

determinasi menunjukkan bahwa pohon yodium termasuk dalam famili euphorbiaceae dan

spesies Jatropha multifida L. Pohon yodium kemudian dikeringkan dan diblender dan

didapatkan hasil sebanyak 300 gram serbuk simplisia pohon yodium. Serbuk simplisia

tersebut kemudian diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol

70%. Hasil ekstraksi berupa ekstrak kental pohon yodium berwarna hijau kecokelatan

sebanyak 30 gram. Hasil ekstrak kental pohon yodium tersebut kemudian dilakukan skrining

fitokimia dan uji antibakteri. Berdasarkan hasil uji skrining fitokimia terhadap ekstrak etanol

pohon yodium diketahui positif mengandung flavonoid, alkaloid, tannin, dan saponin, hal ini

dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Hasil Identifikasi Kimia/Skrining Fitokimia Ekstrak Pohon Yodium

Kandungan yang diteliti Hasil KeteranganFlavonoid + perubahan warna dari kuning muda menjadi

merah terangSaponin + terjadi buih 3 cm di atas permukaan cairan

(dibedakan dengan aquadest sebagai kontrol)Tanin + terjadi perubahan warna dari kuning muda

menjadi hijau hitamAlkaloid + Terdapat kekeruhan dan endapan

Setelah dilakukan skrining fitokimia kemudian dilakukan pembuatan suspensi ekstrak

etanol pohon yodium dengan konsentrasi 1%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, dan

80%. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati zona radikal yang terbentuk pada media

8

Page 9: Jurnal Berkala Gina

pertumbuhan Escherichia coli yang telah diberi perlakuan berupa kontrol positif (ampisilin),

kontrol negatif (CMC-Na), dan suspensi ekstrak etanol pohon yodium dengan konsentrasi

1%-80% dan setelah di inkubasi selama 24 jam. Rata-rata zona radikal yang terbentuk pada

media pertumbuhan Escherichia coli setelah diberi perlakuan tertera pada Gambar 5.1

berikut.

Keterangan :EPY : Ekstrak Pohon YodiumGambar 5.1 Diagram Rata-rata Zona Radikal yang Terbentuk pada Media Pertumbuhan Escherichia

coli setelah Diberi Perlakuan

Hasil pengukuran diameter zona radikal yang terbentuk pada media pertumbuhan

Escherichia coli menunjukkan adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol pohon yodium

terendah pada konsentrasi 1% sebesar 7,99 mm, tertinggi pada konsentrasi 80% sebesar 13,55

mm, dan yang lebih efektif dibandingkan kontrol positif (ampisillin) mulai konsentrasi 20%

sebesar 10,33 mm. CMC-Na tidak menunjukkan adanya zona radikal yang terbentuk. Hal ini

mengindikasikan bahwa CMC-Na tidak berpengaruh terhadap uji antibakteri (10). Kontrol

positif (ampisilin) berpengaruh terhadap bakteri Escherichia coli dengan akitivitas

penghambatan dengan zona radikal yang terbentuk sebesar 9,00 mm. Hasil pengukuran

diameter zona radikal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol pohon yodium memiliki

daya hambat sedang hingga kuat terhadap Escherichia coli. Penentuan kriteria ini

berdasarkan Davis dan Stout (1971) yang melaporkan bahwa ketentuan kekuatan daya

0.002.004.006.008.00

10.0012.0014.0016.00

0.00

9.00 8.00 8.8910.33 10.88 11.66 12.66 13.00 13.22 13.55

Perlakuan

rata

-rata

zon

a r

ad

ikal

9

Page 10: Jurnal Berkala Gina

antibakteri sebagai berikut: daerah hambatan 20 mm atau lebih termasuk sangat kuat,

daerah hambatan 10-20 mm kategori kuat, daerah hambatan 5-10 mm kategori sedang, dan

daerah hambatan 5 mm atau kurang termasuk kategori lemah (10). Pada gambar 5.1 terlihat

bahwa semakin tinggi konsentrasi dari ekstrak etanol pohon yodium maka semakin besar

diameter zona radikal yang terbentuk.

Data hasil pengukuran zona radikal ini kemudian dianalisis secara statistik dengan

menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa pada

konsentrasi ekstrak etanol pohon yodium distribusi data tidak normal. Setelah itu dilanjutkan

dengan uji homogenitas varians Levene’s. Hasil uji homogenitas didapatkan nilai p = 0,002

sehingga data tidak homogen. Sehingga dilakukan uji non parametrik yaitu uji Kruskal-Wallis

dengan tingkat kepercayaan 95%. Zona radikal diuji dengan uji nonparametrik Kruskal-

Wallis didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan diameter zona

radikal yang bermakna antara kelompok perlakuan. Untuk mengetahui kelompok yang

berbeda bermakna, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan

95%. Data hasil uji Mann Whitney tertera pada Tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Hasil Uji Mann Whitney pada Zona Radikal

K(-) K(+)

EPY 1%

EPY 10%

EPY 20%

EPY 30%

EPY 40%

EPY 50%

EPY 60%

EPY 70%

EPY 80%

K(-) B B B B B B B B B BK(+) B B TB B B B B B B BEPY 1% B B B B B B B B B BEPY 10% B TB B B B B B B B BEPY 20% B B B B TB B B B B BEPY 30% B B B B TB B B B B BEPY 40% B B B B B B B B B BEPY 50% B B B B B B B B B BEPY 60% B B B B B B B B TB BEPY 70% B B B B B B B B TB TBEPY 80% B B B B B B B B B TB

Keterangan :B : Berbeda Bermakna TB : Tidak Berbeda BermaknaEPY : Ekstrak Pohon Yodium K (-) : CMC-NaK (+) : Ampisilin

10

Page 11: Jurnal Berkala Gina

Hasil uji Mann-Whitney tersebut menunjukkan bahwa kontrol negatif (CMC-Na)

berbeda bermakna terhadap semua kelompok perlakuan dengan nilai p<0,05. Sementara itu,

zona radikal kontrol positif tidak berbeda bermakna bila dibandingkan dengan kelompok

perlakuan pada konsentrasi ekstrak etanol pohon yodium 10% dengan nilai P > 0,05. Hal ini

dapat diartikan pada konsentrasi 10% memiliki potensi yang sebanding dengan kontrol positif

(ampisilin). Namun, pada konsentrasi 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, dan 80% terdapat

perbedaan bermakna dengan kontrol positif. Hal ini diartikan bahwa konsentrasi tersebut

memiliki zona radikal yang lebih baik jika dibandingkan dengan ampisilin sebagai kontrol

positif.

Perbandingan suspensi ekstrak etanol pohon yodium konsentrasi 1% dengan suspensi

ekstrak etanol pohon yodium konsentrasi 10%-80% menunjukkan hasil berbeda bermakna.

Ini berarti bahwa suspensi ekstrak pada konsentrasi 10%-80% memiliki aktivitas antibakteri

terhadap Escherichia coli dari pada suspensi ekstrak 1%.

Pada konsentasi ekstrak 20% tidak berbeda bermakna dengan konsentrasi ekstrak 30%

demikian juga pada konsentrasi ekstrak 60% dengan 70% dan konsentrasi ekstrak 70%

dengan 80%. Hal ini dapat diartikan bahwa pada konsentrasi tersebut memiliki potensi yang

sebanding dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli.

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pohon yodium di antaranya a-amirin,

kampesterol, 7 a-diol, stigmaterol, b-sitosterol, dan HCN. Batangnya mengandung alkaloid

jatrophine, saponin, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologis pohon yodium di antaranya

adalah antipiretik, antibakteri, anti-inflamasi, dan menghambat perdarahan (11,12).

Penelitian secara in vitro menunjukkan aktivitas biologis dan farmakologis dari

senyawa flavonoid sangat beragam, salah satu diantaranya yakni memiliki aktivitas

antibakteri. Sebagai antibakteri flavonoid menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara

11

Page 12: Jurnal Berkala Gina

merusak permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai interaksi antara

flavonoid dengan DNA bakteri. Selain itu flavonoid juga bekerja dengan cara mendenaturasi

protein sel bakteri (13). Tanin mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara

menghambat permeabilitas membran sel dari dinding sel bakteri. Terganggunya permeabilitas

membran sel menyebabkan terganggunya tarnsport nutrisi (senyawa dan ion) melalui

membran sel sehingga sel bakteri mengalami kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk

pertumbuhannya. Sebagai akibatnya sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga

pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Alkaloid mengandung racun yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri atau dapat menyebabkan sel bakteri menjadi lisis (13).

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ratnawati (2010) menyatakan bahwa

pengaruh ekstrak metanol daun jarak tintir atau pohon yodium menghambat pertumbuhan

bakteri Bacillus subtilis. Hal ini terbukti pada konsentrasi 90% dengan zona hambat sebesar

17,44-23,99 mm (8). Sedangkan bila dibandingkan dengan penelitian ini menunjukkan bahwa

dengan konsentrasi 80% terbentuk zona hambat pada bakteri Escherichia coli sebesar 13,55

mm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak pohon yodium lebih efektif pada bakteri gram

positif dari pada Escherichia coli (gram (-)). Pada penelitian sebelumnya mengenai

efektivitas antibakteri getah batang daun pohon yodium terhadap bakteri Escherichia coli in

vitro oleh Apriani (2010) menunjukkan bahwa getah batang daun pohon yodium mulai

menghambat pertumbuhan Escherichia coli pada konsentrasi 10% dan lebih efektif pada

konsentrasi 30% (7). Sedangkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

pohon yodium mulai menghambat pertumbuhan Escherichia coli pada konsentrasi 1% dan

lebih efektif pada konsentrasi 20%.

Perbedaan sensitivitas dipengaruhi oleh struktur dinding sel menentukan penetrasi,

ikatan dan aktivitas senyawa antibakteri. Bakteri gram positif cenderung lebih sensitif

12

Page 13: Jurnal Berkala Gina

terhadap antibakteri, karena struktur dinding sel bakteri gram positif lebih sederhana

dibandingkan struktur dinding sel bakteri gram negatif sehingga memudahkan senyawa

antibakteri untuk masuk ke dalam sel bakteri gram positif. Melalui penelitian ini dapat

dibuktikan bahwa suspensi ekstrak etanol pohon yodium konsentrasi rendah mulai 1% sudah

menunjukkan aktivitas antibakteri, bahkan suspensi ekstrak etanol pohon yodium konsentrasi

20% menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih efektif dibandingkan dengan ampisilin

sebagai kontrol positifnya.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa simpulan, yaitu:

1. Ekstrak etanol pohon yodium mengandung flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid.

2. Pemberian ekstrak etanol pohon yodium dengn konsentrasi 1%, 10%, 20%, 30%, 40%,

50%, 60%, 70%, dan 80% menghasilkan rerata zona radikal sebesar 7,99 mm sampai

13,55 mm pada kultur Escherichia coli.

3. Konsentrasi minimal ekstrak etanol pohon yodium yang mulai menghambat

pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli adalah sebesar 1 %.

4. Konsentrasi efektif ekstrak etanol pohon yodium yang lebih efektif dibandingkan

dengan ampisilin adalah sebesar 20%.

Penelitian lanjutan dapat dilakukan mengenai efektifitas antibakteri ekstrak etanol

pohon yodium terhadap Escherichia coli secara in vivo, kemudian dilanjutkan dengan uji

toksisitas serta pengembangan formulasi (sediaan obat).

13

Page 14: Jurnal Berkala Gina

DAFTAR PUSTAKA

1. Underwood JCE. Patologi umum dan Sistematika. Jakarta: EGC, 1999.

2. Melnick Jawet E JL, Adelberg EA. Medical mikrobiology 18th ed. New Jersey: Prentice-Hall International Inc, 1989.

3. Refdanita. Pola kepekaan kuman terhadap antibiotika diruang rawat intensif rumah sakit Fatmawati Jakarta tahun 2001-2002; (online), (http://repository.ui.ac.id, diakses 20 November 2010).

4. Anonimus. Bakteri E.coli mulai resisten antibiotika 2011; (online), (http://www.republika.co.id/berita/metropolis/info-sehat, diakses 4 April 2011).

5. Karsinah. Buku ajar mikrobiologi kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara, 1994.

6. Prasetyo B. Efektivitas getah jarak cina (Jatropha multifida L) terhadap penyembuhan luka perdarahan kapiler pada marmut. UNISULA, 2009; (online), (http://www.unisula.ac.id, diakses 20 November 2010).

7. Apriani Ledisty. Efektivitas antibakteri in vitro getah batang daun pohon yodium (Jatropha multifida L) terhadap Escherichia coli sebagai penyebab infeksi luka. KTI. Banjarbaru: Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, 2010.

8. Ratnawati Dewi. Studi tentang Daya Antibakteri Ekstrak Daun Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) dan Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dalam Beberapa Macam Konsentrasi terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis; (online), (http://karya-ilmiah.um.ac.id, diakses 20 November 2010).

9. Atoillah AI. Pengaruh pemberian berbagai konsentrasi getah batang tanaman yodium (Jatropha multifida L) terhadap lama waktu koagulasi darah secara in vitro (studi kasus lama waktu koagulasi golongan darah b). UMM, 2007; (online), (http://digilib.umm.ac.id/, diakses 20 November 2010).

10. Kusuma Dewi Fajar. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah mengkudu (morinda citrifolia, linnaeus) terhadap bakteri pembusuk daging segar. SKRIPSI. Surakarta: Fakultas MIPA Jurusan Biologi Universitas Sebelas Maret, 2010.

11. Hariana H Arief. Tumbuhan obat dan khasiatnya cetakan ke-5. Jakarta: Penebar Swadaya, 2007.

12. Pambayun R, M Gardjito, S Sudarmadji, dkk. Kandungan fenol dan sifat antibakteri dari berbagai jenis ekstrak produk gambir (Uncaria gambir Roxb). Majalah Farmasi Indonesia 2007; 18 (3): 141-146.

13. Waji Resi Agestia, Sugrani Andis. Makalah kimia organik bahan alam flavonoid (Quercetin), Program S2 Kimia. Makassar: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, 2009.

14