13
Compac Diterbitkan Oleh: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA Email: [email protected] JURNAL ILMIAH ADIRAGA Pendidikan Kepelatihan Olahraga Volume 2 Nomor 2, Edisi Maret 2016 ISSN : 2477- 2445 Daftar Isi 1. Sunarno Basuki., Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lari 100 M Siswa SMAN 2 Banjar Baru Kalimantan Selatan 2. Uswatun Hasanah dan Suhartono., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa 3. Sumardi., Peran Psikologi Olahraga, Motivasi, dan Gugahan Pada Atlet 4. Abd. Cholid., Evaluasi Pelatih Pelaksanaan Sekolah Sepakbola di Pengprov Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur 5. Santika RH., Teknologi Low Level Laser Pada Latihan Olahraga 6. Eka Kurnia Darisman., Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Teknik Shooting Bola Basket 7. Harwanto., Bimbingan Teknis Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 8. Ujang Rohman., Makna dan Peranan Kebugaran Jasmani Bagi Masyarakat 9. Hayati., Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 10. Suharti., Pengaruh Latihan Senam Yoga Terhadap Kelentukan dan Keseimbangan Tubuh 11. Ramadhany Hananto Puriana., Pengaruh Pelatihan Ladder Drill Hop Scotch Pattern Terhadap Power Otot Tungkai

JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Compac

Diterbitkan Oleh:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA Email: [email protected]

JURNAL ILMIAH ADIRAGA Pendidikan Kepelatihan Olahraga Volume 2 Nomor 2, Edisi Maret 2016

ISSN : 2477- 2445

Daftar Isi

1. Sunarno Basuki., Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lari 100 M Siswa SMAN 2 Banjar Baru Kalimantan Selatan

2. Uswatun Hasanah dan Suhartono.,

Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi

Belajar Siswa

3. Sumardi., Peran Psikologi Olahraga, Motivasi, dan Gugahan Pada Atlet

4. Abd. Cholid., Evaluasi Pelatih Pelaksanaan

Sekolah Sepakbola di Pengprov Persatuan

Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa

Timur

5. Santika RH., Teknologi Low Level Laser Pada Latihan Olahraga

6. Eka Kurnia Darisman., Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Teknik Shooting Bola Basket

7. Harwanto., Bimbingan Teknis Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

8. Ujang Rohman., Makna dan Peranan Kebugaran Jasmani Bagi Masyarakat

9. Hayati., Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

10. Suharti., Pengaruh Latihan Senam Yoga Terhadap Kelentukan dan Keseimbangan Tubuh

11. Ramadhany Hananto Puriana., Pengaruh Pelatihan Ladder Drill Hop Scotch Pattern Terhadap Power Otot Tungkai

Page 2: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

J U R N A L I L M I A H

ADIRAGA Volume 2, Nomor 2, Edisi Maret 2016

Terbit 2 kali setahun pada bulan September dan Maret, berisi naskah hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian teori

atau aplikasi di bidang pendidikan, kepelatihan, dan IPTEK olahraga.

Pembina

Drs. Djoko Adi Walujo, ST., MM., DBA. (Rektor Universitas PGRI Adi Buana Surabaya)

Penasihat

Dra. Dwi Retnani S., M.Si (Dekan FKIP)

Dr. Suhari, SH., M.Si (Wakil Dekan 1 FKIP)

Dr. Endang Mastuti Rahayu, M.Pd (Wakil Dekan 2 FKIP)

Drs. Sunyoto Hadi Prayitno, M.Pd (Wakil Dekan 3 FKIP)

Penanggung Jawab

Drs. Ujang Rohman, M.Kes. (Ketua Program Studi PKO)

Ketua Penyunting Drs. Santika Rentika Hadi, M.Kes

Wakil Ketua Penyunting Dr. Muhamad Muhyi, M.Pd

Penyunting Kehormatan

Prof. Toho Cholik Mutohir, M.A, Ph.D. (UNESA Surabaya)

Prof, Dr, dr, Harjanto, M.S. (UNAIR Surabaya)

Prof, Dr, dr, Paulus Liben, M.S. (UNAIR Surabaya)

Prof. Dr. M.E. Winarno, M.Pd (UM Malang)

Dr. Dimyati, M.Si (UNY Yogyakarta)

Dr. Tarsyad Nugraha, M.Kes (UNIMED Medan)

Prof. Dr. Iskandar Wiryokusumo, M.Sc (UNIPA Surabaya)

Prof. Dr. Gempur Santoso, M.S (UNIPA Surabaya)

Prof. Dr. Hartanto Sunardi, ST., S.Si., M.Pd (UNIPA Surabaya)

Dr. Sukarjati, M.Kes (UNIPA Surabaya)

Penyunting Pelaksana

Dr. Harwanto, ST., M.Pd, Dr. Abd. Cholid, S.Pd., M.Pd., Drs. Sumardi, M.Kes.

Drs. Sigit Sulendro, M.Pd., Drs. Ujang Rohman, M.Kes., dr. Hayati, M.Kes.

Drs. Ismawandi BP, M.Pd., Lukmanul Hakim, S.Or., M.Pd

Sekretariat Achmad Nuryadi, S.Pd., M.Pd

Mulyono, S.Or., M.Kes

Dra. Rusila Peni

Jurnal Ilmiah Adiraga : Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Publikasi Naskah: Penyunting menerima naskah/artikel yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal lain (petunjuk

bagi penulis: baca pada bagian dalam sampul belakang).

Alamat Penyunting dan Sekretariat: Program Studi PKO FKIP UNIPA Surabaya Jl. Dukuh Menanggal XII

Surabaya, Email: [email protected]

ISSN : 2477 - 2445

Page 3: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

JURNAL ILMIAH ADIRAGA

DAFTAR ISI Volume 2, Nomor 2, Edisi Maret 2016

1

2

3

Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lari 100 M Siswa SMAN 2 Banjar Baru Kalimantan Selatan Sunarno Basuki .......................................................................... Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa Uswatun Hasanah dan Suhartono.............................................. Peran Psikologi Olahraga, Motivasi, dan Gugahan Pada Atlet Sumardi .......................................................................................

1 - 10

11 - 16

17 - 29

4 Evaluasi Pelaksanaan Sekolah Sepakbola Di Pengprov Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur Abd. Cholid ................................................................................

30 - 41

5 Teknologi Low Level Laser Pada Latihan Olahraga Santika Rentika Hadi..................................................................

42 - 52

6 Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Teknik Shooting Bola Basket Eka Kurnia Darisman ..................................................................

53 - 65

7 Bimbingan Teknis Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Harwanto ....................................................................................

66 - 75

8 Makna dan Peranan Kebugaran Jasmani Bagi Masyarakat Ujang Rohman ............................................................................

76 - 83

9

10

11

Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Hayati .......................................................................................... Pengaruh Latihan Senam Yoga Terhadap Kelentukan dan Keseimbangan Tubuh Suharti.......................................................................................... Pengaruh Pelatihan Ladder Drill Hop Scotch Pattern Terhadap Power Otot Tungkai Ramadhani Ramadhani Hananto Puriana......................................................

84 - 91

92 - 97

98 - 106

ISSN : 2477 - 2445

Page 4: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

66

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

BIMBINGAN TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI,

OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Harwanto*)

Abstrak

Secara konseptual dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani perlu dibangun mindset berpikir

guru sebagai upaya membangun performance anak didik melalui pembelajaran pendidikan jasmani

sebagaimana berikut ini: guru memahami dasar filosofi penjas, guru memahami arti dan makna

penjas, guru memahami tujuan pembelajaran penjas, guru memunyai model pembelajaran sesuai

dengan karakter geografis dan budaya di sekolah setempat, guru memunyai strategi pembelajaran

yang dipandang efektif dan inovatif sesuai karakter anak didik, guru diupayakan terlibat langsung di

dalam proses pembelajaran penjas agar muncul motivasi internal bagi masing-masing individu siswa

dan guru mampu menciptakan dan mengkondisikan system pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif, efektif dan menyenangkan.

Kata kunci : bimbingan pembelajaran, pendidikan jasmani

Pendahuluan

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian

integral dari pendidikan secara keseluruhan yang

bertujuan untuk mengembangkan secara organik,

neuromuskuler, intelektual,mental, emosional,

sosial dan spiritual melalui aktivitas jasmani.

Berdasarkan konsep dasar tersebut, maka

gagasan pendidikan jasmani diarahkan

sebagaimana berikut, bahwa:

1. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari usaha-usaha pendidikan

secara keseluruhan

2. Pendidikan jasmani merupakan program yang

memerhatikan perkembanganperformance

individu/ anak didik.

3. Pendidikan jasmani berpusat pada anak didik,

bukan pada bahan pelajaran.

4. Sasaran belajar pendidikan jasmani diarahkan

pada perkembangan anak didik secara

keseluruhan, seperti peningkatan kemampuan

fisik, kecerdasan intelektual,mental-

emosional, psikomotorik, dan spiritual.

Sehubungan dengan hal itu, maka peranan

pendidikan jasmani didalam intensifikasi

penyelenggaraan pendidikan berfungsi sebagai

proses pembinaan manusia yang berlangsung

seumur hidup. Peranan Pendidikan jasmani

untuk merangsang pertumbuhan,

perkembangandan meningkatkan kemampuan

gerak. Tidak ada pendidikan jasmani yang tidak

memunyai sasaran pedagogis. Gerak sebagai

aktivitas jasmani yang merupakan dasar bagi

manusia untuk belajar mengenal alam sekitar

dan diri sendiri. Pendidikan jasmani dapat

membentuk kepribadian siswa yang akan

Page 5: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

67

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

mendasari tindakannya yang nyata, selain itu

aktivitasnya melibatkan fisik, mental,

intelektual, emosional, sosial dan spiritual.

Dalam hal ini, siswa akan memeroleh berbagai

pengalaman yang berkaitan erat dengan kesan

pribadi yang menyenangkan.

Pengembangan Pendidikan jasmani saat

ini berupaya melaksanakan program-programnya

untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai

dengan visi dan misi Pendidikan secara

keseluruhan (universal) dalam aktivitas formal

maupun non formal. Program pendidikan

jasmani dan pendidikan olahraga sekarang ini,

dirancang dengan kegiatan gerak fisik dan

olahraga sebagai model, tidak hanya untuk

mengembangkan badan tetapi juga untuk

mengajarkan perilaku sosial, kebudayaan, dan

menghargai etika serta untuk mengembangkan

kesehatan mental, dan emosional.

Jadi pendidikan jasmani merupakan

pendidikan melalui jasmani. Sebagaimana

pendapat Bucher (1983; 13), tentang definisi

Pendidikan jasmani sebagai berikut: “Physical

education is an integral part of the total

education process, is a field of endeavor that has

as its aim the improvement of human

performance through the medium of physical

activities that have been selected with a view to

realizing this outcome.” Artinya bahwa

Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian dari

proses pendidikan secara keseluruhan sebagai

bidang usaha yang memunyai tujuan mencapai

tingkatan penampilan seseorang melalui

perantara phisik sebagai aktivitas yang dipilih

dengan maksud untuk merealisasikan hasil

luaran.

Tujuan pendidikan jasmani bersifat

menyeluruhdan memberikan kesempatan

siswa untuk:

1. Mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan yang berkaitan dengan

aktivitas jasmani, perkembangan estetika,

dan perkembangan sosial.

2. Mengembangkan kepercayaan diri dan

kemampuan utk menguasai keterampilan

gerak dasar yang akan mendorong

partisipasinya dalam aneka aktivitas

jasmani.

3. Memeroleh dan memertahankan derajat

kebugaran jasmani yg optimal untuk

melaksanakan tugas sehari-hari secara

efisien dan terkendali.

4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui

partisipasi dalam aktivitas jasmani baik

secara kelompok maupun perorangan.

5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang

dapat mengembangkan keterampilan sosial

yang memungkinkan siswa berfungsi

secaraefektif dalam hubungan antar orang.

6. Menikmati kesenangan dan keriangan

melalui aktivitas jasmani, termasuk

permainan olahraga.

Page 6: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

68

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Sedangkan tujuan pendidikan jasmani

yang harus menjadi pedoman kerja bagi guru-

guru sekolah, di Amerika; The educational

Policies Commession of the National Education

Association (NEA), mengadakan survey tentang

kebutuhan hidup remaja. Kesimpulan yang

diperoleh dibukukan dengan judul: The Purposes

of Education in A American Democratie. Mereka

menyimpulkan bahwa yang ditulis di bawah ini

seharusnya menjadi tujuan-tujuan pendidikan.

1. Tujuan untuk Percaya terhadap Diri Sendiri.

Mengembangkan daya ingatan,

keterampilan dalam proses fundamental

untuk berbicara, membaca, menulis, dan

berhitung; penglihatan dan pendengaran;

memeroleh pengetahuan kesehatan;

pengembangan kebiasaan hidup sehat;

mengenal kesehatan masyarakat;

pengembangan untuk hiburan; Intelegensi;

dan perhatian terhadap keindahan;

pengembangan budi pekerti yang baik.

2. Tujuan untuk Hubungan Kemanusiaan.

Menghormati kemanusiaan, persahabatan,

kerjasama, berbudi bahasa, apresiasi, dan

melestarikan rumah, demokrasi di rumah.

3. Tujuan untuk efisiensi ekonomi.

Menghormati pekerjaan, berhubungan

dengan pilihan dan informasi, berhubungan

dengan efisiensi, berhubungan dengan

apresiasi dan penyesuaian, ekonomi pribadi,

pertimbangan terhadap pemakai, efisiensi

dan belanja, perlindungan terhadap

pemakai.

4. Tujuan untuk Tanggungjawab terhadap

Warga Negara. Aktivitas dan keadilan

sosial, pengertian terhadap masyarakat,

penilaian terhadap kritik, toleransi,

kelestarian, aplikasi masyarakat terhadap

ilmu pengetahuan, kewargaduniaan,

waspada terhadap hukum, ekonomis

terhadap membaca dan menulis, politik

kewarganegaraan, taat terhadap demokrasi.

Jika mengkaji dari tujuan pendidikan jasmani

tersebut diatas, maka secara kompetensi sudah

masuk dalam ranah pengembangan kognisi,

afeksi dan psikomotor, sebagaimana termahtub

dalam tujuan pendidikan nasional.

Adapun dukungan pendidikan jasmani terhadap

pendidikan meliputi beberapa hal yakni

sumbangan terhadap :

a. Rasa percaya pada diri

sendiri(mengembangkan ingatan)

b. Perkembangan ketangkasan dalam proses

dasar. (berbicara, membaca, menulis dan

berhitung)

c. Tujuan kesehatan masyarakat (kegiatan

rekreasi masyarakat/ penyediaan fasilitas

umum )

d. Perkembangan prinsip-prinsip kebiasaan

hidup sehat. (memberi kepuasan thd

pengalaman pribadi)

Page 7: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

69

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

e. Perkembangan sikap kooperatif atau

Kerjasama (memupuk rasa setia kawan/

berbudi luhur)

f. Perhatian pada rasa keindahan (menghargai

rasa keindahan thd prestasi orang lain)

g. Perkembangan kualitas karakter yang

diinginkan (menjaga kualitas sikap)

h. Tujuan untuk hubungan kemanusiaan

(menciptakan susana kekeluargaan)

i. Perkembangan sikap dan rasa keadilan sosial

(memupuk rasa toleransi antar teman)

j. Perkembangan apresiasi dan pemeliharaan

kehidupan keluarga (menciptakan

kebersamaan dalam keluaraga)

k. Perkembangan budi bahasa (memperlakukan

lawan dengan adil/sportmanship)

l. Pelestarian alam (tanpa membedakan suku,

warna kulit dan faham politik)

m. Perkembangan watak (patuh pada peraturan)

n. Pengembangan kualitas demokrasi

(menghargai martabat dan harga diri orang

lain)

Problematika Dalam Pendidikan Jasmani

Persoalan mendasar dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani saat ini adalah

bukanlah semata-mata bagaimana proses

meningkatkan efektivitas belajar mengajar untuk

mencapai tujuan pendidikan. Mengingat

didalamnya juga terkandung beberapa tuntutan

perubahan pada domain kognitif, afektif dan

psikomotor di tingkat mikro individual.

Efektivitas proses pendidikan dimaksud tidak

hanya dipengaruhi oleh aspek fisik, biologis dan

psikologisnya saja, tetapi juga dari aspek

konteks lingkungan, geografis dan budaya

setempat.

Itulah sebabnya penyediaan pengalaman

belajar yang mengandung nilai-nilai

kependidikan, implimentasi pendekatan dan

model pembelajaran harus serasi dengan

substansi tugas ajar dan beberapa sumber belajar

lainnya. Karena itu penyelenggaraan pendidikan

jasmani tidak saja dipengaruhi oleh metode,

model, strategi, dan pendekatan saja, tetapi dapat

diamati dari sisi kebijakan, perencanaan yang

dikaitkan dengan konteks lingkungan pendidikan

itu sendiri.Itu artinya bahwa efektivitas

pembelajaran pendidikan jasmani perlu

didukung oleh kebijakan steakholder dan

perencanaan guru penjas.

Permasalahan utama yang dihadapi

pendidikan jasmani dewasa ini adalah terjadinya

perubahan nilai-nilai budaya. Perubahan

dimaksud berupa kultur gerak. Menurut Bart

Crum (1994) dalam Rusli Lutan (2003:101)

„movement culture’, yakni terjadi perubahan

kebiasaan aktif bergerak menjadi kebiasaan

kurang gerak atau bahkan fenomena gaya hidup

diam. Pergeseran gaya hidup itu, dipicu oleh

aneka kemudahan dalam kehidupan sehari-hari

yang di dukung oleh perubahan taraf hidup,

Page 8: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

70

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

penggunaan teknologi komunikasi dan

transportasi serba otomatis sehingga di kalangan

anak-anak yang fitrahnya sebagai mahluk

bermain (homo luden) sangat berkurang dan

cenderung menghilangkan aktivitas fisik dalam

berbagai kegiatannya.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak

waktu yang dihabiskan untuk menyaksikan

program televisi, video, dan digunakan untuk

internetan seperti games online, facebook dan

lain sebagainya. Pergi ke sekolah atau ke

kampus menggunakan kendaraan sebagai alat

transportasi.Berkunjung ke toko swalayan lebih

banyak menggunakan lift dan tangga berjalan

(escalator) ketimbang naik menggunakan tangga

dengan pertimbangan mereka lebih cepat,

nyaman dan menghemat tenaga.

Kecenderungan gaya hidup kurang gerak

ini, menurut George Peterson (2004:2) selaku

perwakilan WHO Indonesia menyatakan

„sekarang ini banyak masyarakat yang tidak aktif

bergerak (sedentary life-style) akibatnya

kebugaran jasmani sangat rendah. Ini merupakan

penyebab satu dari sepuluh kematian di dunia.

Oleh karenanya WHO memprediksi pada tahun

2020 sebanyak 73% kematian disebabkan oleh

penyakit tidak menular, atau sebanyak 60%

disebabkan rendahnya kebugaran jasmani.

(www.kompas.com.health.news.2004).

Dalam ungkapan yang relatif sama,

berdasarkan hasil penelitian, Fu & Fung (2004);

dalam Chin Ming-Kai (2008:8) mengungkapkan

„80 % orang Cina yang tinggal di Beijing,

Shanghai, dan Hongkong berperilaku kurang

gerak‟. Perilaku semacam ini juga terjadi di

Eropa. Menurut Janz, (2001), Tybor, (2005);

Janssen, (2005) dalam Chin Ming-Kai (2008:9)

menyatakan sebanyak 130.000 orang anak usia

sekolah dari 34 Negara Eropa aktivitas fisiknya

menurun karena waktu yang digunakan lebih

banyak diluangkan untuk menonton televisi.

Jadi tidaklah berlebihan Jordan, (2006); dalam

Chin Ming-Kai (2008:8) menjelaskan hasil

survey akhir-akhir ini menunjukkan “…time

children spent on television, videos, video games

and computer five hours per day”. Masalah ini

perlu ditanggapi sebagai ancaman bagi

peningkatan kualitas hidup. Inti

permasalahannya dapat dikatakan terjadinya

krisis lembaga pendidikan formal, khususnya di

lembaga pendidikan jasmani yang sudah tidak

mampu lagi menjawab kebutuhan masyarakat

akan pendidikan.

Krisis tersebut menurut Foldesi, (1993),

Naul,.(1994); dalam Rusli Lutan (2003:96)

„menjadi isu sentral, tidak saja melanda Negara

berkembang seperti bangsa Indonesia, tetapi

juga Negara-negara maju seperti Amerika

Serikat, Australia, Inggris dan Jerman‟. Isu

dimaksud pernah diungkapkan Rusli Lutan pada

Konvensi Nasional Pendidikan Jasmani dan

Olahraga 24-25 November 2008 di Universitas

Page 9: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

71

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan

tema “Paradigma baru dalam pembangunan

keolahragaan nasional berbasis ilmu terpadu.

Selanjutnya apa yang harus kita lakukan,

tentunya ini menjadi tugas para guru Penjas

untuk menyikapi bagaimana strategi dan teknis

dalam proses pembelajaran di lapangan?

Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

1. Penguatan Kemampuan skill Guru Penjas.

Dalam implementasi proses pembelajaran

penjas baik di dalam kelas maupun di

lapangan, diharapkan guru Penjas dapat

mengembangkan pembelajaran yang

berorientasi pada siswa (Child-centered),

serta lebih fokus pada penciptaan

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif

dan menyenangkan dalam meraih tujuan.

Oleh karenanya guru penjas harus selalu

mengembangkan proses pembelajaran yang

lebih bermakna. Artinya bahwa siswa tidak

hanya menjalankan apa yang ditugaskan oleh

guru akan tetapi juga memahami apa yang

mereka lakukan, apapun bentuk materinya.

Untuk mencapai hal tersebut maka guru perlu

melakukan kesiapan secara konseptual dan

bilamana perlu dilakukan kerjasama dengan

Perguruan Tinggi agar terjadi proses

peningkatan model pembelajaran melalui

supervisi, bimbingan, dan feedback yang

memadai dari pembimbing dan guru

modelnya.

2. Penguatan Program Mentoring

Program mentoring dibuat dalam rangka

memfasilitasi idealisme guru Penjas dalam

melaksanakan inovasi untuk meraih standar

profesional mengajar.Menyadari bahwa

banyak permasalahan yang harus diatasi

dalam pembelajaran Penjas, maka para guru

harus sudah menyiapkan sejumlah gagasan

dan berbagai inovasi yang ingin

direalisasikan pada kesempatan

tersebut.Namun ini justru yang menjadi

kendala di lapangan, sehingga dibutuhkan

kerjasama dengan mentor sebagai

pendamping.Keberadaan para mentor yang

berpengalaman, terlatih, dan profesional dari

Universitas/PTakan sangat membantu dalam

menguasai dan mengimplementasikan Subject

Spesific Pedagogy (SSP). Fokus terhadap

proses belajar yang dilakukan dalam real

setting melalui program mentor inilah yang

menyebabkan guru lebih siaga dalam

mengatasi dan meminimalisir berbagai

masalah dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani.

3. Meningkatkan Akuntabilitas Pbm Pendidikan

Jasmani

Sekolah dan guru Penjas hendaknya

mengembangkan dan mengimplementasikan

berbagai model pembelajaran yang sesuai

Page 10: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

72

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

dengan kondisi setempat dalam rangka

meningkatkan akuntabilitas PBM Penjas yang

dirasakan masih belum maksimal, baik dilihat

dari peningkatan dimensi fisik (kebugaran,

kemampuan gerak, gaya hidup aktif), maupun

pada dimensi sosial, afektif, dan kognitif.

Untuk itu, Guru Penjas di sekolah harus

selalu bekerja sama dengan akademisi dan

stakeholdernya.

Dengan demikian hasil belajar (learning

outcomes) yang diperoleh melalui PBM

Penjas akan menjadi lebih jelas, tegas, dan

realistis, disamping para guru Penjas dapat

lebih leluasa dalam memilih strategi,

pendekatan, dan model pembelajaran.

4. Pengembangan Program Penjas Berbasis

Masyarakat (P3BM)

Sebagian besar Pendidikan Jasmani

dilaksanakan dalam seting lingkungan

sekolah yang hasil pencapaian tujuan belum

bisa dicapai secara maksimal, bahkan masih

jauh dari realitas yang sebenarnya.Para guru

Penjas sudah saatnya mengembangkan P3BM

agar suatu saat Penjas di sekolah memegang

peranan sentral bagi penanaman nilai-nilai

pendidikan pada anak-anak, keluarga, dan

masyarakat pada umumnya.

Program P3BM dapat dilakukan mulai dari

bentuk yang sederhana dengan mendatangkan

volunteer pengajar Penjas di Sekolah hingga

bentuk yang lebih kompleks. Embrio P3BM

dapat dimulai dari kegiatan ekstra kurikuler

seperti: olahraga permainan yang dikemas

dengan budaya masyarakat setempat,

bersepeda, mountaining, aerobic, mengenal

alam sekitar dan lain sebagainya.

5. Pendekatan Teknik Dan Strategi Pembelajaran

penjas

a. Pendekatan Mengajar

Efektivitas pembelajaran sangat ditentukan

oleh metode pendekatan pengajaran yang

dilakukan guru atas dasar pengalaman,

pengetahuan guru terhadap sifat

keterampilan atau tugas gerak yang akan

dipelajari siswa. Berdasarkan sifat tugas

gerak yang ada, pendekatan mengajar bisa

dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu

pendekatan langsung dan pendekatan tak

langsung.

Dalam pendidikan jasmani, pengajaran

langsung biasanya memandang bahwa guru

melakukan kontrol yang penuh terhadap apa

yang siswa pelajari dan bagaimana

prosesnya berlangsung. Guru penjas yang

menggunakan pengajaran langsung

melakukan hal-hal berikut: Memecah

keterampilan ke dalam bagian-bagian

tertentu hingga batas dapat diatur dan

berorientasi pada keberhasilan.

Berikut sistematika praktis yang dilakukan

oleh guru yakni secara jelas menerangkan

Page 11: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

73

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

dan mendemonstrasikan apa yang harus

dilakukan siswa.

1). Merancang tugas yang terstruktur untuk

siswa sehingga mudah dipelajari.

2). Mewajibkan siswa untuk bertanggung

jawab pada tugasnya melalui

pengajaran aktif dan umpan balik

khusus.

3). Menilai keberhasilan siswa dan

pengajarannya didasarkan pada apa

yang dipelajari siswa.

Di pihak lain, pendekatan pengajaran tak

langsung mengalihkan tugas mengontrol

pembelajaran pada siswa yang melakukan

pembelajaran. Artinya, guru tidak lagi

mengendalikan pembelajaran secara penuh,

tetapi memberikan kesempatan pada siswa untuk

bersama-sama melakukannya. Pengajaran tak

langsung tidak mudah dijelaskan seperti

pengajaran langsung, tetapi biasanya melibatkan

satu atau beberapa gambaran berikut:

1). Materi pelajaran disajikan lebih secara

menyeluruh.

2). Materi tidak dipecah menjadi bagian-bagian,

karena dianggap bahwa satuan materi akan

lebih bermakna bagi siswa.

3). Tugas siswa dalam proses pembelajaran

biasanya dikembangkan sehingga

pemikiran, perasaan, atau keterampilan

berinteraksi dari siswa dikembangkan ke

dalam pengalaman belajar yang dirancang

oleh guru.

b. Gaya Mengajar Pendidikan Jasmani

Berikut beberapa gaya pembelajaran penjas

yang diterapkan di lapangan:

1). Gaya A Komando (Command Style)

Semua keputusan dikontrol guru. Murid

hanya melakukan apa yang diperintahkan

guru. Satu aba-aba, satu respons siswa.

2). Gaya B Latihan (Practice Style)

Guru memberikan beberapa tugas, siswa

menentukan di mana, kapan, bagaimana,

dan tugas mana yang akan dilakukan

pertama kali. Guru memberi umpan balik.

3). Gaya C Berbalasan (Reciprocal Style)

Satu siswa menjadi pelaku, satu siswa lain

menjadi pengamat dan memberikan umpan

balik dansetelah itu, bergantian.

4). Gaya D Menilai diri sendiri (Self Check

Style)

Siswa diberi petunjuk untuk bisa menilai

penampilan dirinya sendiri.Pada saat

latihan, siswa berusaha menentukan

kekurangan dirinya dan mencoba

memperbaikinya.

5). Gaya E Partisipatif atau Inklusif

(Inclusion Style)

Guru menentukan tugas pembelajaran

yang memiliki target atau kriteria yang

berbeda tingkat kesulitannya, dan siswa

Page 12: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

74

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

diberi keleluasaan untuk menentukan

tingkat tugas mana yang sesuai dengan

kemampuannya. Dengan begitu, setiap

anak akan merasa berhasil, dan tidak ada

yang merasa tidak mampu.

6). Gaya F Penemuan Terbimbing (Guided

Discovery)

Guru membimbing siswa ke arah jawaban

yang benar melalui serangkaian tugas atau

permasalahan yang dirancang guru. Guru

setiap kali meluruskan atau memberikan

petunjuk untuk mengarahkan anak pada

penemuan itu.

7). Gaya G Pemecahan Masalah (Problem

Solving)

Guru menyediakan satu tugas atau

permasalahan yang akan mengarahkan

siswa pada jawaban yang bisa diterima

untuk memecahkan masalah itu. Oleh

karena itu, jawaban atau pemecahan yang

diajukan siswa bisa bersifat jamak.

8). Gaya H, I, J Program yang dirancang

siswa/Inisiatif siswa/Pengajaran diri

Sendiri (Learner designed

program/learner initiated/self-teaching)

Siswa mulai mengambil tanggung jawab untuk

apa pun yang akan dipelajari serta bagaimana hal

itu akan dipelajari. (Buscher, Craig A. (1994)

Rekomendasi Proses Pembelajaran

Pendidikan jasmani.

Secara konseptual dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani perlu

dibangun mindset berpikir guru sebagai upaya

membangun performance anak didik melalui

pembelajaran pendidikan jasmani sebagaimana

berikut ini:

1. Guru memahami dasar filosofi penjas

2. Guru memahami arti dan makna penjas

3. Guru memahami tujuan pembelajaran penjas

4. Guru memunyai model pembelajaran sesuai

dengan karakter geografis dan budaya di

sekolah setempat

5. Guru memunyai strategi pembelajaran yang

dipandang efektif dan inovatif sesuai karakter

anak didik

6. Guru diupayakan terlibat langsung di dalam

proses pembelajaran penjas agar muncul

motivasi internal bagi masing-masing

individu siswa

7. Guru mampu menciptakan dan

mengkondisikan system pembelajaran yang

aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

Demikian sajian materi ini semoga bermanfaat,

terima kasih

Daftar Pustaka

Bucher, Charles A. (1979). Foundations of

Physical Education, (8th Ed.), St. Louis,

MI., Mosby Company.

Page 13: JURNAL ILMIAH ADIRAGA · 2019. 6. 27. · Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455 66 *) DR. Harwanto, ST., M.Pd.,, Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana

Jurnal Ilmiah Adi Raga Vol. 2 No. 2 ISSN: 2477-2455

75

*) DR. Harwanto, ST., M.Pd., , Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Buscher, Craig A. (1994). Teaching Children

Movement Concepts and Skills,

Champaign, III. : Human Kinetics

Publisher, Inc.,

Lutan, Rusli, (2003).“Paradigma baru dalam

pembangunan keolahragaan nasional

berbasis ilmu terpadu”.Konvensi

Nasional Pendidikan Jasmani dan

Olahraga 24-25 November 2008 di

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Bandung.

Mahendra, Agus. (2012) Konsep dan Falsafah

pendidikan jasmani, Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Suherman, Adang (2013). Pidato Pengukuhan

Sebagai Guru Besar di BPU Universitas

Pendidikan Indonesia.