Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ii
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA Volume 2, Nomor 2, Mei 2017, hal. 1-90
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika (JIMPMat) Unsyiah adalah jurnal elektronik yang berfungsi sebagai wadah untuk publikasi hasil penelitian mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Unsyiah. Artikel yang ditulis oleh mahasiswa bersama dosen pembimbingnya ini diterbitkan setelah melalui proses review oleh reviewer dan editor JIMPMat. JIMPMat Unsyiah ini diterbitkan 4 (empat) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.
Ketua Penyunting Dr. Cut Morina Zubainur, S.Pd., M.Pd.
Wakil Ketua Penyunting
Cut Khairunnisak, S.Pd., M.Sc.
Penyunting Pelaksana Dr. M Ikhsan, M.Pd.
Dr. Anwar, M.Pd. Drs. Salasi R., M.Pd.
Dra. Tuti Zubaidah, M.Pd.
Pelaksana Tata Usaha Iwannitona, S.Pd., M.Pd.
Abdullah, S.Pd. Mela Mariana, S.Pd.
Diterbitkan oleh: Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Alamat Redaksi: Gedung Lama FKIP Unsyiah, Lantai 2 Jalan Tgk Hasan Krueng Kalee, Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala 23111 Banda Aceh, Provinsi Aceh Telepon 085277004845
Homepage: http://www.jim.unsyiah.ac.id/pendidikan-matematika/index. E-mail: [email protected]
iii
DAFTAR ISI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika (JIMPMat)
Vol.2, No.2, Mei 2017
Halaman
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry based Learning pada Materi Teorema
Pythagoras di Kelas VIII SMP Negeri 2 Darul Imarah
(Widia Merjia Rova, Bintang Zaura, dan Mukhlis Hidayat)
1-8
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele di Kelas IX SMP Negeri 1 Banda Aceh (Muhammad Rizqi Musa, M. Ikhsan, dan Bintang Zaura)
9-17
Analisis Kemampuan Siswa Berpikir Kritis Matematika pada Materi Kubus dan
Balok di Kelas VIII SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh
(Ismianti, Johan Yunus, dan Khairul Umam)
18-24
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika
Realistik pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh
(Nur Dewi, Rahmah Johar, dan Tuti Zubaidah)
25-37
Kualitas Soal dan Ketuntasan Belajar Matematika Kelas VII Semester I SMP
Negeri 6 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016
(Glisyando, Salasi, dan Yuhasriati)
38-44
Hasil Belajar Siswa melalui Model Problem based Learning pada Materi Relasi
dan Fungsi
(Jumratul aini, Suryawati, dan Khairul Umam)
45-55
Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik pada Materi
Pecahan di Kelas VII MTsN Model Banda Aceh Tahun Pelajaran 2016/2017
(Deni Suryanda, Suryawati, dan Erni Maidiyah)
55-66
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pendekatan Resource based
Learning di Kelas VIII MTsN Model Banda Aceh
(Mauliza Rizsky, Salasi, dan M. Ikhsan)
67-74
Kualitas Tes dan Penguasaan Materi Matematika Siswa pada Ujian Semester
Ganjil Kelas X MAN Model Banda Aceh Tahun Ajaran 2016/2017
(Sabar Ibnu Muarief, Salasi, dan Yuhasriati)
75-80
Analisis Kesalahan Siswa menurut Newman dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Materi Aljabar Kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh
(Putri Purnama Sari, M. Hasbi, dan Khairul Umam)
81-90
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika
Volume 2, Nomor 2, Hal 25-37
Mei 2017
25
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
melalui Pendekatan Matematika Realistik
pada Materi Perbandingan di Kelas VII
SMP Negeri 6 Banda Aceh
Nur Dewi*, Rahmah Johar, dan Tuti Zubaidah
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah
*E-Mail: [email protected]
Abstrak
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, oleh karena itu matematika diajarkan dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit siswa beraggapan bahwa
matematika itu sulit dipahami. Ketika siswa dihadapkan pada masalah berbentuk
cerita dalam bentuk matematika dan sifatnya tidak rutin yang membutuhkan
kemampuan pemecahan masalah siswa cenderung tidak dapat menyelesaikannya.
Salah satu alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
yaitu dengan menerapkan pendekatan matematika realistik. Pendekatan matematika
realistik adalah pendekatan yang proses belajarnya memanfaatkan masalah-
masalah matematika yang nyata (real), siswa dapat terlibat dalam proses
pembelajaran secara bermakna dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
sehingga dapat memudahkan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri
berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya yang menjadi hal yang sangat
mendasar dalam pengembangan permasalahan yang realistik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa
malalui pendekatan realistik pada materi perbandingan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian yaitu pre-experimental design, yaitu one-group pretest and posttest
group. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Banda
Aceh sedangkan penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, dimana
kelas yang dipilih adalah kelas VIII7 dengan jumlah siswa 28 orang. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan tes yaitu pretest (tes awal) dan postest (tes
akhir), sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji-t. Simpulan
penelitian ini adalah pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP
Negeri 6 Banda Aceh.
Kata kunci: Pemecahan masalah, pendekatan matematika realistik, perbandingan
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu yang mendasari pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu pembelajaran matematika diajarkan dari
26 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pada pembelajaran matematika siswa
diharapkan mampu memecahkan masalah karena kemampuan pemecahan masalah
merupakan bagian dari kurikulum matematika. Masalah yang dimaksud adalah
masalah yang berbentuk cerita dalam bentuk matematika yang sifatnya tidak rutin.
Namun pada kenyataannya kemampuan pemecahan masalah masih kurang
dikuasai siswa dan masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Soedjadi (dalam
Johar 2009:2) hal ini terjadi karena, “Kebiasaan urutan sajian pembelajaran
matematika selama ini di sekolah sebagai berikut: (1) diajarkan
teori/definisi/teorema, (2) diberikan contoh-contoh, (3) diberikan latihan soal.
Pembelajaran tidak diawali dengan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari
hari siswa”. Akibatnya siswa menirukan saja apa yang diajarkan oleh guru, dan
terjadi proses penghafalan prosedur atau konsep, pemahaman konsep matematika
rendah, sehingga apabila dihadapkan terhadap permasalahan yang tidak rutin atau
kompleks maka siswa cenderung tidak dapat menyelesaikan masalah. Oleh karena
diperlukan pendekatan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu
dengan Pendekatan Matematika Reaslistik (PMR).
Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan yang proses belajarnya
memanfaatkan masalah-masalah matematika yang nyata (real), siswa dapat terlibat
dalam proses pembelajaran secara bermakna dan berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari sehingga dapat memudahkan dalam menyelesaikan masalah secara
mandiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya yang menjadi hal yang
sangat mendasar dalam pengembangan permasalahan yang realistik. Menurut
Treffers (dalam Wijaya, 2012:21) “Salah satu karakteristik dari RME digunakan
sebagai titik awal pembelajaran matematika terkait dengan masalah kehidupan
sehari-hari siswa (masalah kontekstual), dalam hal ini tidak mesti hanya berupa
masalah yang nyata akan tetapi boleh juga situasi yang lain selama hal tersebut
bermakna dan dapat dibayangkan dalam pikiran siswa, sedangkan karakteristik
lainnya adalah menggunakan kontribusi siswa, interaktivitas dan keterkaitan
dengan topik lain”. Dengan begitu siswa akan diasah dengan berbagai kemampuan.
Kemampuan-kemampuan siswa yang dapat diasah dalam pembelajaran dengan
pendekatan matematika realistik antara lain kemampuan pemecahan masalah.
Nur Dewi, dkk. 27
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pendekatan matematika
realistik pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh. Yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pendekatan
matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh?. Tujuan yang
ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemecahan masalah siswa melalui pendekatan matematika reaslitik pada materi
perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh.
LANDASAN TEORI
Dalam kehidupan kita tidak pernah jauh dari kata belajar dan pembelajaran.
Belajar merupakan suatu proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku dalam bentuk pengetahuan, sikap
maupun ketrampilan yang telah diperoleh dari bahan yang telah dipelajari.
Seseorang dikatakan telah belajar jika dia dapat menunjukkan perubahan
prilakunya. Dalam hal ini belajar akan tercipta dikarenakan suatu pengalaman dan
pengetahuan baru terhadap pengalaman tersebut. Belajar dan pembelajaran
memiliki konsep yang saling berkaitan. “Pembelajaran adalah suatu upaya yang
dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk mendidik dan membelajarkan
siswa yang belajar” (Ruhimat, dkk 2011:128). Pembelajaran dapat diartikan sebagai
upaya yang meningkatkan siswa dalam belajar. Namun dalam belajar dan
pembelajaran pasti sering dijumpai suatu masalah. Sebuah masalah memiliki peran
yang sangat kuat dalam kehidupan kita. Begitupun dipembelajaran matematika
masalah sangat erat kaitannya dengan pembelajaran matematika. Namun perlu
diketahui Afgani (2011:428) mengemukakan “Tidak semua masalah yang kita
hadapi dalam kehidupan sehari-hari merupakan masalah dan dapat dimatematisasi”.
Pemecahan masalah harus diawali dengan menghadirkan siswa pada
masalah yang diperoleh dari dunia nyata yang sesuai dengan pemikiran siswa
tersebut. Suherman dkk. (dalam Husna, dkk 2013:83) mengatakan “Suatu masalah
biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya
28 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk
menyelesaikannya”. Oleh karena itu jika suatu masalah diberikan kepada seseorang
dan dengan mudah dapat segera diselesaikan dan langsung menemukan jawaban
maka masalah tersebut bukanlah masalah yang sebenarnya. Masalah yang
sebenarnya itu adalah masalah yang tidak rutin dan kompleks yang akan membuat
seseorang tertarik untuk mengetahui penyelesaiannya, tetapi strategi
penyelesaiaanya tidak langsung tersedia. Sedangkan kemampuan pemecahan
masalah adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang, karena setiap
orang pasti memiliki masalah dan masalah itu harus diselesaikan sendir. Jadi
kemampuan pemecahan masalah merupakan ketrampilan dasar yang harus dimiliki
oleh setiap manusia.
Kemampuan pemecahan masalah matematika dapat diukur melalui
kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan
langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya (dalam Husna, dkk 2013:84)
yaitu: “(1) memahami masalah, (2) menyusun rencana pemecahan masalah, (3)
melaksanakan rencana penyelesaikan masalah, dan (4) melakukan pengecekan
kembali, dengan alasan strategi tersebut umum digunakan”.
Mengingat pentingnya kemampuan pemecahan masalah bagi siswa, maka
diharapkan guru mampu membangkitkan kemampuan pemecahan masalah siswa-
siswanya. Oleh sebab itu, pendekatan matematika realistik merupakan salah satu
pendekatan yang cocok digunakan. Karena pendekatan ini menekankan pada
konsep Freudenthal dengan berlandaskan pada filosofi matematika sebagai
aktivitas manusia (mathematics as human activity). Menurutnya bahwa matematika
sebaiknya tidak diberikan kepada siswa sebagai produk yang siap jadi, melainkan
suatu bentuk kegiatan dalam mengkonstruksi konsep matematika. Kebermaknaan
suatu konsep matematika sangatlah penting dan menjadi landasan utama dari
Pendekatan Matematika Realistik. Ini sejalan dengan pernyataan Freudenthal
(dalam Wijaya, 2012:20) “Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan
yang dipelajari akan bermakna bagi siswa”. Maka untuk itu pembelajarannya
haruslah menggunakan permasalah realistik. Karena melalui masalah realistik
diharapkan kepada siswa dapat berpeluang untuk menjawab masalah sesuai dengan
Nur Dewi, dkk. 29
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
hasil pegamatan yang dilakukan oleh siswa itu sendiri sehingga kesan yang mereka
terima lebih baik dan lebih lama diingat, selain itu pendekatan ini juga menekankan
ketrampilan berdiskusi, berkolaborasi, beragumentasi dan mencari simpulan
dengan teman sekelas. Hal ini sesuai dengan karakteristik pendekatan matematika
realistik yang dikemukakan oleh Treffers (Wijaya, 2012:21) yaitu (1)
menggunakan masalah yang kontekstual adalah konteks atau disebut juga
permasalah realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika.
Dengan penggunaan konteks, siswa diharapkan dapat terlibat secara aktif
untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi siswa
tersebut tidak hanya bertujuan untuk menentukan jawaban akhir dari permasalahan
yang diberikan,tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan berbagai strategi
penyelesaian masalah yang bisa digunakan. (2) menggunakan model maksudnya
adalah dalam pendekatan ini model yang digunakan adalah model yang
dikembangkan sendiri oleh siswa dari situasi yang sebenarnya. Penggunaan model
berfungsi sebagai jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat konkrit
menuju pengetahuan matematika tingkat formal. (3) menggunakan kontribusi
siswa, dalam hal ini Siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan strategi
pemecahan masalah sehingga akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja
dan kontribusi siswa tersebut kemudian digunakan untuk mengembangkan konsep
matematika. Karekteristik ini tidak hanya bermamfaat bagi siswa dalam memahami
konsep tetapi sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam
matematika. (4) interaktivitas, yaitu pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran
matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif
siswa secara simultan. Proses belajar siswa akan terasa lebih singkat dan bermakna
ketika saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Lebih lanjut,
interaksi sosial dalam matematika realistik menjadi perhatian utama karena
perkembangan kognitif seorang individu merupakan suatu hasil dari komunikasi
dalam kelompok sosial yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
(5) keterkaitan dengan topik lainnya maksudnya adalah banyak konsep-konsep
dalam matematika yang memiliki keterkaitan. Maka oleh sebab itu maka konsep
matematika tidak dikenalkan secara terpisah kepada siswa. Dengan pendekatan
30 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
matematika realistik ditempatkan keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal
yang harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran yang melalui keterkaitan
ini, diharapkan suatu pembelajaran matematika dapat mengenalkan dan
membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan (walau ada
konsep yang lebih dominan).
Kegiatan di atas mengandung arti bahwa siswa diberi kesempatan
mendeskripsikan, menginterprestasikan dan mencari strategi yang sesuai dengan
cara ini siswa diharapkan menemukan sendiri bentuk penyelesaian suatu soal atau
masalah yang diberikan kepada mereka, sehingga keaktifan siswa lebih di
utamakan sementara guru hanya sebagai fasilitator. Kaitannya dengan matematika
sebagai kegiatan manusia adalah siswa harus diberikan kesempatan sebanyak-
banyaknya dan seluas-luasnya untuk menemukan kembali konsep matematika
secara mandiri sebagai akibat dari pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan
realitas. Setelah menemukan konsep-konsep matematika, siswa menggunakannya
untuk menyelesaikan masalah konstektual sabagai aplikasi untuk memperkuat
pemahaman konsep pada dunia nyata (real).
Materi perbandingan adalah materi yang diajarkan di SMP kelas VII
semester 1. Materi ini adalah materi yang sering diaggap sulit karena di dalamnya
mengandung unsur pemecahan masalah dan soalnya berbentuk cerita dalam bentuk
matematika.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan rancangan penelitian adalah pre-experimental design (nondesigns) dengan jenis
one-group pretest dan posttest group. Arikunto (2010:124) mengemukan bahwa dalam
desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen yang disebut
pretest dan sesudah eksperimen yang disebut posttest. Pretest dilakukan sebelum diberi
perlakuan sehingga dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena
dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Nur Dewi, dkk. 31
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
O1 X O2
Keterangan :
O1 : Pretest (sebelum diberi perlakuan)
X : Perlakuan (Penerapan Pendekatan Matematika Realistik)
O2 : Posttest ( setelah diberi perlakuan)
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh
sedangkan penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, dimana kelas yang
dipilih adalah kelas VIII7 dengan jumlah siswa 28 orang.
Instrumen pada penelitian ini adalah yaitu pretest (tes awal) dan postest (tes akhir),
tes digunakan untuk mendapat data peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa
pada materi perbandingan sebelum dan sesudah pendekatan matematika realistik
diterapkan. Tes berbentuk uraian dengan 5 butir soal. Tes awal (pretest) dilaksanakan
sebelum diterapkan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik sedangkan tes
akhir (posttest) dilaksanakan setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan
matematika realistik. peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui
pendekatan matematika realistik dapat diketahui melalui selisih antara nilai postest dengan
nilai pretest yang kemudian data akan diolah dengan pengolahan statistik menggunakan
uji-t.
Selanjutnya data akan diuji dengan uji normalitas sebaran data sebagai persyaratan
uji-t, data harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis harus
dilakukan uji normalitas sebaran data. Pengujian normalitas data diperlukan untuk
mengetahui apakah data yang telah diperoleh dari data tes siswa berdistribusi normal atau
tidak.
Untuk menguji normalitas data, digunakan statistik chi-kuadrat seperti yang
dikemukakan Sudjana (2005:273) sebagai berikut:
𝜒2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
𝑘
𝑖=1
Keterangan :
𝜒2 = Statistik Chi-kuadrat
𝑂𝑖= Frekuensi pengamatan
E i = Frekuensi yang diharapkan
32 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
Setelah data diuji normalitasnya, selanjutnya data dilakukan uji hipotesis.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t pihak kanan, dengan taraf
signifikan (α) = 0,05. Menurut Sudjana (2005 : 242) rumus uji-t adalah :
t = �̅�
𝑆𝐵 / √𝑛
�̅� = nilai rata-rata B
SB = nilai standar deviasi dari B
n = banyak data
Uji hipotesis yang dilakukan adalah uji pihak kanan dengan taraf signifikan α=0,05.
Adapun rumusan hipotesis terhadap permasalahan ini adalah sebagai berikut:
H0 : µB = 0 (Pendekatan matematika realistik tidak dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri
6 Banda Aceh.)
H1 : µB > 0 (Pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri
6 Banda Aceh.)
µB = perbedaan rata – rata populasi
Karena uji hipotesis yang digunakan adalah uji pihak kanan, menurut Sudjana
(2005:244), kriteria pengujian yang belaku jika data berdistribusi normal adalah tolak H0
jika t ≥ t 1-α dimana t 1-α di dapat dari daftar distribusi Student dengan derajat kebebasan
dk = (n – 1) dan peluang (1 – α). Dalam hal lain H0 diterima.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti lakukan, diperoleh nilai
kemampuan pemecahan masalah melalui pendekatan matematika realistik kepada
28 siswa sebagai berikut.
a. Nilai Pretest Siswa Kelas VII7 SMP Negeri 6 Banda Aceh
5 64 42 60 50 70 60 15 70 44
75 70 50 35 72 35 10 70 68 38
40 58 60 70 72 50 40 54
Nur Dewi, dkk. 33
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
b. Nilai Postest Siswa Kelas VII7 SMP Negeri 6 Banda Aceh
20 70 30 85 55 100 80 34 84 70
95 78 68 52 92 75 37 80 96 52
72 76 60 78 75 31 70 85
Dalam penelitian ini, data yang di uji dengan statistik uji-t berpedoman pada
kriteria: terima H0 jika thitung < ttabel dan tolak Ho jika thitung > ttabel. Dengan derajat
kebebasan dk = n-1 dan peluang (1-α).
Berdasarkan perhitungan didapat rata-rata beda kelas VII7 (�̅�)=16.18, (SB)
=13.32 dan n = 28. Maka perhitungan dilakukan dengan statistik uji-t adalah
sebagai berikut:
t nS
B
B /
t = 28/31.13
18.16
t = 29.5/31.13
18.16
t = 29.5/31.13
18.16
t = 52.2
18.16
t = 42.6
Berdasarkan perhitungan dengan statistik uji-t di atas diperoleh t = 6.42
dengan taraf signifikan α = 0.05 dan banyak kelas interval k = 6 maka derajat
kebebasan, dk= (n-1) = 28-1 = 27. Dari daftar distribusi t diperoleh nilai dk = 27
yaitu t(0.95)(27) = 1.70. oleh karena thitung > ttabel yaitu 6.42 > 1.70. Dengan demikian
hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yaitu melalui pendekatan matematika realistik
apat meningkatakan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi
perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh.
34 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
Berdasarkan hasil penelitian terhadap peningkatan kemampuan pemecahan
masalah siswa pada materi perbandingan telah diketahui bahwa melalui pendekatan
pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa. Sejalan dengan itu, penelitian dengan menggunakan pendekatan
matematika realistik mendapat sambutan yang luar biasa dari siswa dalam proses
belajar mengajar, karena menurut siswa masalah yang disajikan merupakan
masalah yang sering mereka temukan di dalam kehidupan (masalah konstektual),
kemudian masalah (soal) yang diberikan memungkinkan siswa memikirkan lebih
satu jawaban, sehingga siswa sangat bersemangat memikirkan berbagai strategi
penyelesaian mereka juga belajar terus menerus dan semangat untuk memikirkan
penyelesaian masalah (soal) tidak pernah menurun.
Lamanya waktu yang diberikan untuk mengerjakan LKS disesuaikan dengan
jumlah soal dan tingkat kerumitan soal. Biasanya waktu yang diberikan dua
puluh menit. Namun, masih ada siswa yang masih kurang memiliki kemampuan
membuat pemodelan matematika dari contoh dalam kehidupan sehari-hari serta
menggunakan pemodelan tersebut untuk menyelesaikan soal-soal lain yang
berkaitan dengan masalah dalam perbandingan dan sebagian masih sulit mengaitkan
dengan pembelajaran lainnya. Sehingga siswa perlu diarahkan terlebih dahulu agar
mampu membuat pemodelan matematika. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa
ketika mengerjakan tes awal, LKS, dan tes akhir.
Secara umum, kegiatan siswa selama proses pembelajaran dilaksanakan
dengan pendekatan PMR sudah berlangsung dengan baik. Kemampuan
menjelaskan kembali materi serta memberikan contoh penerapan perbandingan
dalam kehidupan hampir selalu mampu dilakukan oleh siswa, keaktifan siswa
selama proses pembelajaran juga sangat baik, kemudian siswa juga sudah mulai
terampil dalam memilih lebih dari satu strategi penyelesaian masalah. Selain itu,
siswa juga tergolong sering memberi contoh penerapan perbandingan pada materi
lain yang berkaitan. Dengan demikian, proses belajar pada materi perbandingan
sudah berlangsung sesuai dengan tahapan proses belajar dengan pendekatan PMR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
Nur Dewi, dkk. 35
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
SMP Negeri 6 Banda Aceh, ini terlihat dari nilai rata-rata postes yang mengalami
peningkatan dari pada nilai pretest siswa sebelum diberi perlakuan dengan
pendekatan matematika realistik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik telah dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP
Negeri 6 Banda Aceh sebagai mana yang diharapkan. Hal ini dikarenakan
pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik siswa diberi kesempatan
mendeskripsikan, menginterprestasikan dan mencari strategi yang sesuai sehingga
dengan cara ini siswa diharapkan menemukan sendiri bentuk penyelesaian suatu
soal atau masalah yang diberikan kepada mereka, sehingga keaktifan siswa lebih
diutamakan.
Foto jawaban siswa mampu berpikir kreatif dan bervariasi dalam menjawab soal
Foto aktivitas siswa saat sedang mengerjakan LKS
36 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ...
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6
Banda Aceh.
Berdasarkan simpulan tersebut, dapat diberikan beberapa saran. Adapun
saran-saran yang dapat dikemukakan sehubungan dengan permasalahan yang
diteliti, adalah sebagai berikut:
1) Ketika mengajar matematika dengan menggunakan pendekatan matematika
realistik sebaiknya mengunakan soal-soal pemecahan masalah sehingga anak-
anak tertantang dalam memikirkan strategi yang beragam untuk menyelesaikan
soal-soal tersebut.
2) Guru dapat menerapkan pendekatan-pendekatan yang beragam pada saat proses
pembelajaran. Guru hendaknya menggunakan pendekatan matematika realistik
untuk membuat siswa lebih aktif belajar dan siswa juga belajar lebih
bermakna.
3) Pihak lain dapat melakukan penelitian pendekatan yang sama, tetapi pada
materi dan subjek yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan dari hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Afgani, D. J. 2011. Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Husna, dkk. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi
Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal peluang, Vol. 1 No. 2
Tahun 2013, halaman 81-92.
Johar, Rahmah. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik
Menuju Aceh Madani (Model Pm-Rahma).Jurnal Pendidikan Matematika,
Vol. 3 No. 1 Tahun 2009, halaman 1-10.
Nur Dewi, dkk. 37
JIMPMAT Vol.2, No.2, Mei 2017
Ruhimat, dkk. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito
Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendekatan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.