Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL ILMU KOMUNIKASI DAN BISNIS
Volume 1-Nomor 1-November 2016 ISSN 2541 - 0741
Konstruksi Media Terhadap Buruh MigranAgustinus Rustanta
Konstruksi Identitas dan Ruang Aktualisasi Remaja TionghoaKota BengkuluAlfarabi
Politisi dan Pemanfaatan Media SosialSumartono
Komunikasi Instruksional Dosen pada Mahasiswa ProdiPendidikan Bahasa Jepang FKIP Universitas RiauNova Yohana dan Ringgo Eldapi Yozani
Peran Media Massa dalam Membangun Pemahaman Masyarakatdi Sekitar Kawasan Mengenai Konsep GeoparkYanti Lestari Pujiastuti
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan KonsumenMengikuti Program Join Member Body Shop di Mall Kota KasablankaSandra Meitsi Fossarina Sibuea dan Maria F. Lies Ambarwati
Kemajuan Teknologi dan Media Baru:Melahirkan Identitas Baru?Akhmad Rosihan dan Hendra Alfani
Nomor 1Halaman1 - 112
ISSN 2541 - 0741
JakartaNovember 2016Volume 1
JURNAL ILMU KOMUNIKASI DAN BISNIS
ISSN 2541 - 0741Volume 1-Nomor 1-November 2016
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis adalah jurnal ilmiah bidang ilmu komunikasi serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bidang komunikasi yang diterbitkan oleh STIKS TARAKANITA, Program Studi S-1 Komunikasi di Jakarta. Jurnal Ilmu Komunikasi menyampaikan sumbangan pemikiran di bidang komunikasi yang otentik, analitis dan kritis kepada para akademisi yang menaruh perhatian dan berminat di bidang ilmu komunikasi.
Terbit satu tahun dua kali pada bulan April dan November. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian, konseptual atau studi pustaka, dan resensi buku baru. ISSN 2541 - 0741
Pelindung : Sr. Fransisca Dwina Arintowati CB
Penanggungjawab : Yakin Bakhtiar Siregar
Dewan Redaksi : Ketua : Agus Rustanta
Wakil Ketua : Rs. Kurni Setyawati
Anggota Redaksi : Jati Wahyono Agustinus Adrianus T. Santoso
Penyunting Pelaksana : Linus K. Palindangan Rs. Kurni Setyawati Widiastuti Pelaksana Tata Letak : Andreas Riyanto
Alamat Pelaksana Tata Usaha E-Mail: [email protected]., [email protected]., Alamat: Kompleks Billy & Moon, Pondok Kelapa - Jakarta Timur 13450. Telp: 8649870, 8651764, 8651765 Fax: 8642115 Ext: 403/404.
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis diterbitkan mulai 20 November 2016 oleh STIKS Tarakanita (d/h Aksek/LPK Tarakanita) bekerja sama dengan Program Studi Strata 1 Ilmu Komunikasi. Redaksi menerima sumbangan artikel berbahasa Indonesia dan Inggris yang belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain. Naskah diketik dengan spasi satu setengah kertas A4, panjang minimal 15 halaman, maksimal 30 halaman (baca gaya selingkung pada bagian belakang jurnal). Naskah akan dievaluasi oleh Penyunting dan Mitra Bestari. Penyunting dapat melakukan perubahan judul dan isi pada tulisan yang dimuat untuk keseragaman format, tanpa mengubah maksud dan substansi.
Diterbitkan oleh: Program Studi Strata 1 Ilmu Komunikasi - STIKS Tarakanita Komp. Billy & Moon, Pondok Kelapa - Jakarta Timur 13450 Telp: (021) 8649870, 8651764, 8651765, Fax: 8642115 Website: www.stiks-tarakanita.ac.id, E-Mail: [email protected]
Mitra Bastari : Prof. Rusdi Muchtar, M.A., APU Dr. Irwansyah, S.Sos., M.A.
DAFTAR ISI:
JURNAL ILMU KOMUNIKASI DAN BISNIS
ISSN 2541 - 0741Volume 1-Nomor 1-November 2016
Konstruksi Media Terhadap Buruh MigranAgustinus Rustanta ............................................................................................................ 1 -13
Konstruksi Identitas dan Ruang Aktualisasi Remaja TionghoaKota BengkuluAlfarabi .............................................................................................................................. 14 -26
Politisi dan Pemanfaatan Media SosialSumartono ......................................................................................................................... 27 - 42
Komunikasi Instruksional Dosen pada Mahasiswa ProdiPendidikan Bahasa Jepang FKIP Universitas RiauNova Yohana dan Ringgo Eldapi Yozani .......................................................................... 43 - 58
Peran Media Massa dalam Membangun Pemahaman Masyarakatdi Sekitar Kawasan Mengenai Konsep GeoparkYanti Lestari Pujiastuti ...................................................................................................... 59 - 72
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan KonsumenMengikuti Program Join Member Body Shop di Mall Kota KasablankaSandra Meitsi Fossarina Sibuea dan Maria F. Lies Ambarwati ........................................ 73 - 96
Kemajuan Teknologi dan Media Baru:Melahirkan Identitas Baru?Akhmad Rosihan dan Hendra Alfani ................................................................................ 97 - 112
73Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
PENGARUH PROMOSI DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MENGIKUTI PROGRAM JOIN MEMBER
BODY SHOP DI MALL KOTA KASABLANKA
Abstract: The competition in getting customers in the cosmetic industry has forced the the cosmetic companies to be more creative in communicating their products to the consumers. In order to be survived in the industry, The Body Shop applies the Join Member Program. The objective of this research is to find out the effect of pro-motion and brand image towards the consumers’ decisions towards the Join Member Program. The references used in this research are some theories related to marketing communication, promotion, semiotics, persuasion, perception, brand image, and consumer decision. The reasearch applied the quantitative method with distribut-ing questionnaires for data collection. Primary data are obtained from the questionnaires filled out by The Body shop members at Mall Kota Kasablanka. The data obtained are processed with SPSS (Statistical Product and Service Solution) software version 16.0. The tests applied are multiple linear regression, F test, and t test. The result of the t test on x1 variable (promotion) is 1,760 indicating that promotion has no effect to consumers’ deci-sions towards the Join Member Program. The result of the t test on x2 variable (brand image) is 21,604 indicating that brand image gives effect to consumers’ decisions towards the Join Member Program. Based on the F test, the value of R Square is 77,2%; this shows that promotion and brand image affect the consumers to join the member-ship of The Body Shop at Mall Kota Kasablanka.
Keywords: Marketing Communication, Promotion, Brand Image, and Consumers’ Decisions
Abstrak: Persaingan di dalam industry kosmetik membuat para produsen harus semakin kreatif dalam mengko-munikasikan produk. Salah satu upaya The Body Shop untuk dapat bertahan di industri kosmetik adalah dengan menerapkan program join member. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi dan brand im-age terhadap keputusan konsumen mengikuti program join member. Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi pemasaran, promosi, teori semiotika, teori persuasi, teori persepsi, teori brand image, dan keputusan konsumen. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data yang dipergunakan adalah data primer yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh member The Body Shop yang berbelanja di Mall Kota Kasablanka. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0. Hasil uji t pada variabel promosi didapat nilai t hitung sebesar 1,760 yang artinya adalah Ho diterima yaitu secara parsial promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen mengikuti program join member. Hasil uji t pada variabel brand image didapat nilai t hitung sebesar 21,604, maka Ho ditolak, arti-nya secara parsial brand image berpengaruh terhadap keputusan konsumen mengikuti program join member. Dalam pengujian menggunakan uji F diperoleh dari nilai R Square sebesar 77,2%. Yang berarti bahwa secara bersama-sama promosi dan brand image berpengaruh terhadap keputusan konsumen mengikuti program join member pada The Body Shop di Mall Kota Kasablanka.
Kata kunci: Komunikasi Pemasaran, Promosi, Brand Image, dan Keputusan Konsumen
Sandra Meitsi Fossarina Sibuea Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita
E-mail: [email protected]
Maria Francisca Lies AmbarwatiDosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita
E-mail: [email protected]
ISSN 2541 - 0741
74Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan produk-produk ke-
cantikan di Indonesia khususnya di Jakarta sema-
kin pesat. Negara-negara besar penghasil produk
kosmetik seperti Negara Korea, Amerika, Inggris,
Jepang, Prancis turut bersaing menyusun strategi
pemasaran produknya untuk dapat menduduki
peringkat pertama di benak masyarakat. Hal ini
tidak terlepas dari peran komunikasi. Komuni-
kasi adalah proses sosial antar individu-individu
menggunakan simbol agar dapat menciptakan
dan menginterpretasikan makna (Richard West,
2009:5). Komunikasi berperan besar dalam keg-
iatan perencanaan pemasaran produk ataupun jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan.
Perencanaan perusahaan dalam meningkatkan
jumlah minat konsumen diaplikasikan dalam ben-
tuk promosi. Promosi merupakan seluruh upaya
yang dilakukan penjual untuk membangun saluran
informasi dan persuasi untuk memperkenalkan
atau menjual barang dan jasa secara terkoordinasi
(Michelle Ray dikutip oleh Morrisan, 2009:8).
Seperti yang kita ketahui bahwa promosi meru-
pakan bagian dari bauran Pengaruh Promosi dan
Brand Image terhadap Keputusan Konsumen
Mengikuti Program Join Member Body Shop
di Mall Kota Kasablanka.
Bauran pemasaran merupakan alat pemasaran
yang digunakan perusahaan secara terus menerus
untuk mencapai tujuan pemasaran yang diingink-
an. Bauran pemasaran dipopulerkan oleh Philip
Kotler dalam 4P, yaitu product (produk), price
(Harga), place (tempat), dan promotion (promosi)
(Philip Kotler, 2005:88).
Tujuan utama dalam kegiatan pemasaran
adalah meningkatkan jumlah penjualan. Dengan
melakukan strategi perencanaan pemasaran se-
cara tepat, diharapkan konsumen berminat dan
memutuskan untuk membeli produk yang dipas-
arkan. Selain itu juga diharapkan konsumen men-
jadi pengguna setia produk yang ditawarkan. Pada
penelitian ini, kegiatan perencanaan pemasaran
yang menjadi fokus perhatian adalah perencanaan
pemasaran yang dilakukan oleh The Body Shop.
The Body Shop yang diprakarsai oleh Anita Rod-
dick −seorang wanita berkebangsaan Inggris−
merupakan sebuah merek kosmetik ternama dan
memiliki citra positif di dunia perawatan kecanti-
kan. Pada Juli 2006 kepemilikan The Body Shop
diambil alih oleh perusahaan L’Oreal yang juga
merupakan produsen kosmetik terkenal di dunia.
Meskipun beralih kepemilikan, merek The Body
Shop tetap dipertahankan dan kegiatan yang telah
dilakukan semakin dikembangkan.
The Body Shop menawarkan produk-produk
perawatan kecantikan yang bermanfaat mulai dari
ujung rambut hingga ujung kaki. Gerai The Body
Shop dapat kita temukan hampir di seluruh kota
di Indonesia, salah satunya adalah gerai The Body
Shop di Mall Kota Kasablanka yang telah berdiri
sejak 2013. Meskipun The Body Shop merupakan
merek kosmetik yang telah dikenal oleh masyara-
kat Indonesia, namun keberadaan merek-merek
lain menimbulkan keinginan masyarakat untuk
mencoba produk kosmetik tersebut. Persaingan
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
75Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
antara produsen kosmetik tidak dapat dihindari.
Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa di Mall
Kota Kasablanka terdapat sedikitnya 4 toko kos-
metik ternama yaitu The Body Shop, Face Shop,
Skin Food, dan Etude House. Persaingan produ-
sen kosmetik juga dipicu oleh meningkatnya an-
tusiasime masyarakat Indonesia terhadap budaya
Korea yang membawa kesempatan besar bagi pro-
dusen kosmetik dari Korea. Face Shop dan Etude
House merupakan 2 merek kosmetik milik Korea
yang menjadi terkenal setelah kemunculan boy-
band dan girlband Korea.
Tingginya persaingan pemasaran produk kos-
metik membuat banyak perusahaan bekerja keras
untuk menciptakan metode promosi dan brand-
ing. The Body Shop menggunakan membership
sebagai salah satu strategi promosi yang mereka
lakukan dalam menarik perhatian dan minat beli
konsumen. Membership merupakan sistem yang
digunakan oleh The Body Shop untuk dapat men-
getahui seberapa banyak konsumen yang tertarik
akan produknya, selain itu membership secara ti-
dak langsung menciptakan keterikatan antara kon-
sumen dengan The Body Shop. Misalnya sistem
pengumpulan poin yang dapat dikumpulkan di-
setiap pembelian dan nantinya dapat ditukarkan
dengan produk kosmetik The Body Shop lain-
nya. Sistem membership ini ternyata tidak hanya
digunakan oleh The Body Shop. Merek-merek
kosmetik lain seperti Etude House dan Face Shop
juga menggunakan sistem membership dengan
keuntungan yang berbeda-beda sebagai salah satu
strategi promosi.
Sistem membership sebenarnya tidak hanya
dapat dilakukan oleh merek penghasil produk
kecantikan. Beberapa produsen minuman seperti
Kakao-talk, Chatime, Calais, Quickly, dan Star-
bucks juga menerapkan metode promosi dengan
menggunakan member card. Selain itu produsen
bidang fashion seperti The Executive, Giordano,
Color Box juga menggunakan sistem keanggotaan
atau membership sebagai salah satu strategi untuk
menarik banyak pembeli.
Persaingan dan sistem membership ini men-
imbulkan minat peneliti untuk mengetahui Penga-
ruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputu-
san Konsumen Mengikuti Program Join Member
The Body Shop di Mall Kota Kasablanka. Peneliti
ingin mengetahui apakah sebenarnya yang me-
mengaruhi masyarakat sampai pada akhirnya me-
mutuskan untuk memilih mengikuti program join
member di The Body Shop dibanding dengan pro-
gram join member merek lain.
B. TINJAUAN TEORITIS
1. Komunikasi Pemasaran
Menurut Smith dan Taylor (2004:72) komu-
nikasi bukanlah informasi satu arah. Komunikasi
adalah proses seseorang menyampaikan buah
pikiran kepada orang lain (Widjaja, 2008:8). Ko-
munikasi adalah sebuah proses interaksi seder-
hana untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak
lainnya dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau
pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data
atau menyampaikan informasi yang kemudian
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
76Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian
disampaikan secara langsung maupun tidak lang-
sung menggunakan bahasa visual, kode suara, atau
kode tulisan (Agus Hermawan, 2012:4).
Berdasarkan pemahamnan tentang komunika-
si tersebut, Widjaja (2008:9) komunikasi terbagi
atas 8 fungsi sebagai berikut:
a. Informasi: pengumpulan, penyimpanan,
pemrosesan, penyebaran berita, data,
gambar, fakta dan pesan opini dan komen-
tar yang dibutuhkan agar dapat dimenger-
ti dan beraksi secara jelas terhadap kon-
disi lingkungan dan orang lain agar dapat
mengambil keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi: penyediaan sumber ilmu pen-
getahuan yang memungkinkan orang ber-
sikap dan bertindak sebagai anggota ma-
syarakat yang efektif.
c. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap ma-
syarakat jangka pendek maupun jangka
panjang, mendorong orang menentukan
pilihannya dan keinginannya, mendorong
kegiatan individu dan kelompok berdasar-
kan tujuan bersama yang akan dikejar.
d. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan
saling menukar fakta yang diperlukan un-
tuk memungkinkan persetujuan atau me-
nyelesaikan perbedaan pendapat.
e. Pendidikan: pengalihan ilmu pengeta-
huan sehingga mendorong perkembangan
intelektual.
f. Memajukan kebudayaan: penyebaran ha-
sil kebudayaan dan seni dengan maksud
melestarikan warisan masa lalu.
g. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol,
suara dan image dari drama, tari, kes-
enian, kesusastraan, musik, dan hal lain
untuk rekreasi, kesenangan kelompok
dan individu.
h. Integrasi: menyediakan bagi bangsa ke-
lompok dan individu kesempatan untuk
memperoleh berbagai pesan yang mereka
perlukan agar mereka dapat saling kenal
dan mengerti dan menghargai kondisi,
pandangan dan keinginan orang lain.
Komunikasi yang dilakukan oleh The Body
Shop Kota Kasablanka memiliki fungsi untuk
memberikan informasi, membujuk dan mengin-
gatkan calon konsumen konsumen, memotivasi
dan mendidik calon konsumen maupun konsumen.
Maka, jika komunikasi berjalan dengan baik dan
terarah komunikasi akanselalu mempunyai efek
atau pengaruh atas satu atau lebih orang yang ter-
libat dalam tindak komunikasi (Agus Hermawan,
2012:9).Proses terjadinya komunikasi dipengaruhi
oleh beberapa elemen komunikasi.Menurut Joseph
Dominick komunikasi terjadi dengan melibatkan
delapan elemen komunikasi, yaitu sumber, enkod-
ing, pesan, saluran, dekoding, penerima, umpan
balik, dan gangguan (Morrisan, 2007:17). Ada tiga
metode yang digunakan para ahli dalam penelitian
ilmu komunikasi, yaitu sebagai berikut:
a. Metode objektif adalah penelitian yang
dilakukan secara berulang-ulang untuk
menghasilkan kesimpulan yang sama.
Hal ini sama seperti jika kita menguji
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
77Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
ilmu pengetahuan agar mencapai suatu
standarisasi.
b. Metode subjektif adalah penelitian yang
berfokus pada kasus satu individu dan
menekankan pada diri peneliti sebagai
manusia.
c. Metode sosial adalah gabungan dari
metode penelitian subjektif dan metode
objektif.
Metode penelitian komunikasi yang dilakukan
oleh The Body Shop sebelum melakukan kegiatan
pemasaran adalah metode sosial. Metode komuni-
kasi sangat berkaitan dengan strategi pemasaran
yang nantinya akan dipergunakan The Body Shop
Mall Kota Kasablanka.
Komunikasi dan pemasaran merupakan
satu kesatuan yang saling berkaitan. Teori
pemasaran sebagai sebagai proses perencanaan,
pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi,
dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan
sasaran perseorangan dan organisasi (Rhenald
Kasali, 2010:143). Sementara itu, Kotler dan
Lane mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu
proses sosial yang didalamnya terdapat individu
kelompok yang mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain Rhenald
Kasali (2010: 143). Pemasaran adalah kegiatan
atau proses perusahaan untuk mengenali
keinginan pasar, menciptakan produk yang sesuai
keinginan pasar untuk selanjutnya dipasarkan dan
menghasilkan konsumen serta mempertahankan
konsumen untuk tetap setia dengan produk kita
(Rhenald Kasali, 2010:143). Tujuan utama dalam
kegiatan pemasaran adalah meningkatkan jumlah
penjualan. Dengan melakukan strategi pemasaran
secara tepat, diharapkan konsumen berminat dan
memutuskan untuk membeli produk yang kita
pasarkan. Komunikasi pemasaran adalah proses
pemberian arti dan nilai atas semua elemen dalam
pemasaran kepada konsumen dan stakeholder
sebuah perusahaan (Waren J. Keegan dikutip
oleh Mahmud Machfoedz, 2010:16). Maka
dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran
merupakan upaya menjadikan promosi dan kegiatan
pemasaran lainnya untuk dapat menciptakan
citra yang konsisten di benak masyarakat. Salah
satu elemen utama dalam komunikasi pemasaran
adalah promosi penjualan.
2. Promosi
Peneliti mengenal promosi dalam istilah
marketing mix atau bauran pemasaran dalam
strategi pemasaran. Bauran pemasaran disebut
dengan 4P, yaitu product (produk), price (harga),
place(tempat), promotion (promosi) (Philip Kot-
ler, 2005:88).
a. Product (Produk) adalah apa saja
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, diperoleh, digunakan,
atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
kebutuhan atau keinginan konsumen
(Kotler, 2010:152). Produk berjalan
mengikuti tahapan yang dikenal dengan
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
78Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
istilah Product Life Cycle. Ada masa
produk mulai lahir, lalu produk tumbuh,
dewasa, menurun, dan akhirnya mati.
b. Price (Harga) adalah alat untuk mengko-
munikasikan nilai produk kepada pasar.
c. Place (Tempat) adalah tempat produk
atau jasa dipasarkan kepada konsumen.
d. Promosi adalah suatu teknik komunikasi
yang dirancang untuk menstimulasi kon-
sumen membeli (Rhenald Kasali, 2010:
156).
Promosi merupakan salah satu bagian di
dalam bauran pemasaran. Promosi terbilang unik,
karena promosi dapat memenuhi komunikasi
tertentu yang tidak dapat dicapai dengan teknik
lain(Mamud Machfoedz, 2010:35). Bagi pema-
sar, promosi bertujuan untuk memberikan infor-
masi, membujuk, mengingatkan calon pembeli
agar dapat terpengaruh dan memberikan respon
(Kotler, 2001:82). Beberapa tujuan yang diharap-
kan oleh perusahaan dapat tercapai dengan dilak-
sanakannya promosi adalah sebagai berikut (Sw-
astha dalam Lembang, 2010: 76):
a. Modifikasi tingkah laku. Promosi meru-
pakan kesempatan bagi perusahaan untuk
menciptakan kesan yang baik, sehingga
calon konsumen dapat terpengaruh dan
membeli produk atau jasa yang ditawar-
kan oleh perusahaan.
b. Memberitahu. Promosi bertujuan untuk
memberikan informasi kepada calon kon-
sumen tentang penawaran perusahaan
akan suatu produk barang atau jasa.
c. Membujuk. Promosi dilakukan sebagai
tindakan membujuk atau memengaruhi
calon konsumen.
d. Mengingatkan. Promosi bertujuan untuk
menunjukkan eksistensi perusahaan. Pe-
rusahaan ingin produknya dapat terus di-
ingat oleh masyarakat.
Promosi penjualan mencakup berbagai sarana
promosi yang didesain untuk memotivasi respon
pasar yang dapat berupa pemberian sampel gratis,
potongan harga dan dalam penelitian ini adalah
membership (Mahmud Machfoedz, 2010: 32).
Berdasarkan pengertian promosi menurut para
Ahli yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam
penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa
promosi adalah kegitan memberikan informasi,
membujuk calon konsumen, mengingatkan
(Kotler) serta memotivasi respon konsumen
(Mahmud Machfoedz) berkaitan dengan produk
dan kegiatan pemasaran yang dilakukan The Body
Shop. Dengan demikian, tujuan utama dari kegiatan
promosi adalah sebagai upaya untuk memberikan
informasi lebih lanjut terhadap sebuah produk,
sehingga konsumen menyukai dan memutuskan
membeli produk tersebut. Kegiatan perencanaan
pemasaran salah satunya dapat dikomunikasikan
menggunakan simbol-simbol. Teori komunikasi
ini biasa disebut dengan teori semiotika.
3. Teori Semiotika
Semiotik biasa disebut dengan upaya
penyelidikan simbol-simbol atau tanda-tanda
untuk mengetahui cara berkomunikasi dan melihat
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
79Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
pengaruhnya (Stephen W. Little John, 2011:53).
Ada tiga variasi dalam tradisi semiotik, yaitu
semantik, sintaktik, dan pragmatik (Stephen W.
Little John, 2011:55), yaitu sebagai berikut:
a. Semantik merupakan kajian semiotik
yang membahas tentang bagaimana tanda
berhubungan dengan tanda yang ditun-
juknya.
b. Sintatik merupakan wilayah kajian se-
miotik yang mengkaji hubungan di antara
tanda-tanda.
c. Pragmatik merupakan kajian semitotik
yang melihat bahwa tanda dapat dimak-
nai secara berbeda oleh tiap individu.
Berdasarkan uraian tersebut, teori semiotik
berpendapat bahwa manusia bersifat logis, di-
mana manusia berpikir berdasarkan munculnya
tanda-tanda atau simbol-simbol. Menurut Charles
Sanders Pierce semitoik melihat adanya hubungan
antara tanda, benda dan arti yang mampu mem-
presentasikan suatu objek atau benda. Konsep
semiotika yang dilakukan The Body Shop adalah
kartu anggota atau member card. Kajian semiotik
juga memiliki efek untuk memengaruhi orang lain,
bagaimana tanda atau simbol dapat mempersuasif
orang lain untuk memaknai sebuah benda.
4. Teori Persuasi
Persuasi adalah usaha seorang individu den-
gan menggunakan kemampuannya untuk men-
gubah perilaku atau sikap khalayak (Daniel L.
Schacter, Daniel T. Gilbert, Daniel M. Wegner,
2010:32). Menurut Chaiken, Liberman, dan Eagly
persuasi dibagi menjadi dua model, yaitu sebagai
berikut:
a. Persuasi sistematik, artinya seorang indi-
vidu mengubah perilaku atau sikap orang
lain dengan menggunakan logika atau
akal sehat.
b. Persuasi heuristik, artinya seorang indivi-
du mengubah perlilaku atau sikap orang
lain dengan menggunakan kebiasaan atau
emosi (Chaiken, Liberman, dan Eagly
(Severin, Werner J dan James W. Tan-
kard, Jr, 2009:205).
Sekurang-kurangnya ada enam karakteristik
persuasi, yakni sebagai berikut:
a. Melibatkan paling sedikit dua orang;
b. Terdapat tindakan atau upaya untuk me-
mengaruhi;
c. Terdapat pertukaran pesan persuasif;
d. Terdapat tindakan menerima atau meno-
lak ide atau pesan yang ditawarkan;
e. Memiliki unsur untuk mengajak orang
lain agar mengubah sikap untuk mau
melakukan sesuatu yang diinginkan oleh
pihak yang mengajak; dan
f. Pesan disampaikan dalam bentuk argu-
men agar dapat memengaruhi orang lain.
Persuasi menciptakan perubahan perilaku
yang dilakukan oleh individu setelah ia menerima
simbol-simbol yang disampaikan oleh komunika-
tor dengan baik. Model persuasi yang digunakan
oleh The Body Shop Mall Kota Kasablanka dalam
memengaruhi konsumennya adalah persuasi siste-
matik yang lebih menggunakan logika, tetapi juga
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
80Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
menggunakan persuasi heuristik yaitu memenga-
ruhi konsumen dengan menggunakan kebiasaan
para konsumen.Ketika komunikator berhasil
mempersuasi komunikan, maka komunikan akan
mulai berpersepsi tentang informasi yang disam-
paikan oleh komunikator.
5. Teori Persepsi
Setiap orang melihat suatu produk dengan
cara yang berbeda-beda. Persepsi adalah sebuah
proses saat individu melihat dan menginterpreta-
sikan sebuah objek dengan indera mereka untuk
memberikan arti atau makna (http://id.wikipedia.
org/wiki/Persepsi, 30 March 2014, 16:35). Ma-
syarakat seringkali menggunakan persepsi mer-
eka tentang suatu obyek bukan pada kenyataan
yang sebenarnya ada. Perception means the way
stimuli, such as commercial messages, advertise-
ments, packaging, shops, uniforms, etc are inter-
preted (Smith & Taylor, 2004:105). Persepsi dapat
terjadi dengan adanya beberapa syarat (Sunaryo,
2004:98), yang di antaranya adalah:
a. Adanya obyek yang dipersepsi.
b. Adanya perhatian yang merupakan lang-
kah pertama sebagai suaru persiapan
dalam mengadakan persepsi.
c. Adanya alat indera/reseptor sebagai alat
untuk menerima stimulus.
d. Saraf sensoris sebagai alat untuk menerus-
kan stimulus ke otak, yang kemudian se-
bagai alat untuk mengadakan respon. Se-
dangkan faktor yang dapat memengaruhi
persepsi dibagi dua, yaitu faktor inter-
nal dan faktor eksternal (Miftah Thoha,
2003:154).
Faktor internal yang memengaruhi persepsi,
yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri indi-
vidu, antara lain:
a. Fisiologis. Informasi yang diterima oleh
alat indera untuk selanjutnya akan mem-
beri pengaruh dan melengkapi dalam
memberikan arti terhadap lingkungan
sekitarnya.
b. Perhatian. Setiap individu akan memper-
hatikan atau memfokuskan diri pada suatu
obyek untuk menilai suatu obyek. Namun,
energi setiap individu untuk memperhati-
kan obyek tidaklah sama, maka persepsi
setiap orang dapat berbeda.
c. Minat. Persepsi seseorang terhadap suatu
obyek berbeda-beda tergantung kepada
minat atau kesukaan mereka.
d. Kebutuhan yang searah. Setiap individu
mencari banyak informasi akan obyek
yang ia inginkan untuk dapat menemukan
jawaban sesuai dengan yang diinginkan.
e. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman
atau kejadian di masa lalu dapat mem-
berikan persepsi kepada individu.
f. Suasana hati. Keadaan psikologi atau
emosi seseorang dapat memengaruhi
bagaimana seseorang dalam menerima,
bereaksi, dan mengingat.
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
81Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
Faktor eksternal yang dapat memengaruhi
persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan
dan obyek-obyek yang terlibat di dalamnya. Fak-
tor eksternal yang dapat memengaruhi persepsi
dijelaskan sebagai berikut:
a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau
stimulus. Semakin besar hubungan suatu
obyek, maka semakin mudah untuk dipa-
hami.
b. Warna dari obyek-obyek. Pencahayaan
obyek dan warna yang menarik akan leb-
ih mudah dipahami.
c. Keunikan dan kekontrasan stimulus.
Stimulus luar yang penampilannya den-
gan latar belakang dan sekelilingnya yang
di luar sangkaan individu lain akan ban-
yak menarik perhatian.
d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus.
Stimulus dari luar akan memberikan mak-
na lebih bila diperhatikan lebih sering.
e. Motion atau gerakan. Individu akan lebih
banyak memerhatikan obyek yang berger-
ak dibanding obyek yang diam.
Setelah syarat-syarat dan hal-hal yang me-
mengaruhi persepsi terpenuhi, maka proses ter-
bentuknya persepsi dapat terjadi melalui bebera-
pa tahapan (Miftah Toha, 2003:145), yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Stimulus atau rangsangan
Persepsi muncul diawali dengan adanya
stimulus yang hadir dari lingkungannya.
b. Registrasi
Ketika stimulus diterima melalui indera
manusia, maka individu kemudian
akan mendaftarkan informasi dalam
ingatannya.
c. Interpretasi
Interpretasi adalah aspek kognitif dari
persepsi yang berfungsi untuk memberikan
arti kepada stimulus yang diterimanya.
Jadi, persepsi menimbulkan makna akan ses-
uatu yang diterima oleh komunikan. Persepsi yang
diciptakan oleh The Body Shop adalah dengan
tidak hanya membicarakan isu-isu hangat tetapi
melakukan beberapa hal positif untuk mencegah
dan memperbaiki isu tersebut. The Body Shop
melakukan kampanye besar mengenai go green
dan human trafficking. Dalam hal go green, The
Body Shop menggunakan kantong yang tidak ter-
buat dari plastik, membagi kantong tersebut dalam
bebrbagai ukuran. The Body Shop juga melakukan
penukaran kemasan produknya yang telah habis
dengan poin yang dapat dikumpulkan dan ditukar
dengan produk The Body Shop lainnya. Maraknya
tindakan human trafficking membuat The Body
Shop ingin berpartisipasi untuk menghentikan ke-
giatan yang merusak dan melanggar hak asasi ma-
nusia. Dalam penelitian ini, sebuah produk yang
telah dilihat, dipikirkan, dan dibayangkan sampai
terciptanya persepsi dapat memberikan citra baik
atau buruk sebuah merek.
6. Merek dan Brand Image
Merek adalah sekumpulan nama, istilah, tan-
da, simbol atau rancangan sebagai identitas produk
dan jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
82Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
untuk membedakannya dari produk pesiang (Phil-
ip Kotler, 2002:79). Merek memiliki beberapa
manfaat bagi masyarakat yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Merek memungkinkan mutu produk lebih
terjamin dan lebih konsisten
b. Meningkatkan efisiensi pembelian karena
merek dapat menyediakan informasi ten-
tang produk dan tempat pembeliannya.
c. Meningkatkan inovasi-inovasi produk
baru, karena produsen terdorong untuk
menciptakan keunikan-keunikan baru
guna mencegah peniruan dari pesaing.
Image atau citra dapat diartikan sebagai
persepsi jati diri sebuah perusahaan yang relatif
konsisten dalam jangka panjang. Menurut Sutojo
image yang baik dan kuat memiliki manfaat
sebagai berikut:
a. Daya saing jangka menengah dan panjang
yang kuat dan stabil,
b. Menjadi pengaman selama masa krisis,
c. Menjadi daya tarik eksetkutif yang han-
dal,
d. Meningkatkan efektifitas strategi pema-
saran, dan
e. Penghematan biaya operasional.
Menurut Kotler dan Fox mendefinisikan citra
merek sebagai jumlah gambaran-gambaran, kesan-
kesan, dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki
seseorang terhadap suatu objek (Tuti Hartati,
2010:17). Brand image adalah manifestasi aktual
dari realita perusahaan seperti yang disampaikan
melalui nama perusahaan, logo, moto, produk,
layanan, bangunan, alat-alat tulis, seragam, dan
barang-barang bukti yang diciptakan oleh organisasi
tersebut dan dikomunikasikan kepada beragam
konstituen (Paul A. Argenti, 2010:78). Tujuan dari
brand image adalah untuk menciptakan presepsi
berdasarkan pesan yang diciptakan perusahaan.
Menurut Aaker citra merek adalah bagaimana
merek dipersepsikan oleh konsumen (Simamora,
2003:63). Citra Merek dapat dibentuk dengan
cara-cara sebagai berikut:
a. Kesukaan (favorability of brand associa-
tion), yaitu mencermikan kesukaan ter-
hadap suatu merek yang didalamnya ter-
dapat kepercayaan pada satu merek.
b. Kekuatan (strength of brand association),
yaitu menghubungkan merek dengan kha-
risma yang dimiliki suatu merek. Kharis-
ma berkaitan dengan loyalitas, harapan,
kepercayaan, keyakinan di dalam merek.
c. Keunikan (uniqueness of brand
association), yaitu menghubungkan
merek dengan keunikan atau keunggulan
yang dimiliki suatu produk.
Menurut Hoeffler dan Keller, dimensi atau
indikator dari brand image adalah sebagai berikut
(Dita Amanah, 2011:227):
a. Kesan profesional, yaitu produk memiliki
keahlian atau keunggulan di bidangnya.
b. Kesan modern, yaitu produk memiliki
kesan yang mengikuti perkembangan za-
man dan tanggap akan teknologi modern.
c. Melayani semua segmen, yaitu produk
mampu melayani semua segmen pasar
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
83Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
atau tidak terbatas pada segmen tertentu.
d. Perhatian pada konsumen, aitu produk
peduli akan kebutuhan atau keinginan
konsumen.
Berdasarkan definisi di atas, dapat
disimpilkan bahwa citra merupakan manifestasi
aktual dari realita perusahaan (Paul A. Argenti)
dan merupakan persepsi merek yang diciptakan
konsumen (Simamora) terhadap stimulus yang
mereka terima. Citra merek yang dibentuk oleh
The Body Shop adalah kekuatan dan keuinikan.
The Body Shop memiliki kekuatan dibanding
merek lain karena The Body Shop memiliki
tingkat kepercayaan di benak konsumen sebagai
produk yang peduli terhadap lingkungan. The
Body Shop juga memiliki keunikan di banding
merek lain. Produknya yang sehat dan alami
serta program join member yang dilakukan tentu
menarik konsumen dan menciptakan nilai positif di
mata konsumen. Ketika semua usaha komunikasi,
seperti komunikasi semiotik, persuasif, dan
persepsi berhasil membuat citra baik merek
produk di mata publik, maka konsumen tentu akan
berminat untuk membeli produk tersebut.
7. Keputusan Pembelian Konsumen
Pengambilan keputusan merupakan sebuah
proses pemilihan opsi dari dua atau lebih pilihan
alternatif. Dengan kata lain keputusan adalah se-
buah sebuah pilihan dari beberapa alternatif yang
mungkin (Schiffman & Kanuk, 2004:555). Pema-
haman konsumen mengambil keputusan untuk
pembelian atau dalam hal ini mengikuti program
join member merupakan salah satu syarat bagi
pemasar untuk meraih keberhasilan dalam melak-
sanakan program pemasarnya (Smith dan Tay-
lor, 2004:72). Bauran pemasaran yang dilakukan
perusahaan akan memengaruhi individu dalam
mengambil keputusan untuk membeli atau tidak
membeli produk yang ditawarkan. Faktor-faktor
yang memengaruhi keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian adalah faktor budaya, faktor
sosial, dan faktor pribadi (Philip Kotler, 2003:202
dalam blog Ilmu Managemen Pemasaran, ilmu-
manajemenpemasaran.wordpress.com, 6 Juni
2014, 20:11WIB). Dalam penelitian ini peneliti
berfokus pada faktor sosial dan faktor pribadi kon-
sumen dalam mengambil keputusan untuk mem-
beli produk.
a. Faktor sosial merupakan hal yang me-
mengaruhi konsumen dalam melakukan
kegiatan membeli produk atau jasa. Fak-
tor sosial yang difokuskan pada penelitian
ini terbagi dalam dua bagian, yaitu:
1) Kelompok acuan, yaitu kelompok
yang dapat memberikan pengaruh
baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang. Contoh: teman kuliah,
rekan kerja, keluarga.
2) Peran dan status, yaitu posisi atau ja-
batan seseorang di lingkungan tem-
pat ia berada. Semakin tinggi peran
atau status seseorang, maka semakin
berbeda pula perilaku pembeliannya
dibanding dengan oran lain dengan
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
84Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
status atau pueran yang lebih rendah.
Contoh: Seorang direktur perusahaan
akan menggunakan merek kosmetik
yang lebih mahal dibanding dengan
merek kosmetik yang dikenakan sek-
retarisnya.
b. Faktor Pribadi dalam menentukan pem-
belian dipengaruhi oleh usia, pekerjaan,
gaya hidup, psikologis, pribadi.
1) Usia dan siklus hidup keluarga. Sema-
kin bertambah usia seseorang maka
berbeda pula produk yang ia gunak-
an. Contoh: Seorang ibu yang berusia
40 tahun ke atas akan menggunakan
produk kosmetik yang memliki efek
untuk menghilangkan kerutan. Sedan-
gkan gadis berusia 17 tahun memilih
untuk membeli produk kecantikan
yang dapat memutihkan kulitnya.
2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
dapat memengaruhi pola konsumsi
seseorang.
3) Gaya hidup dapat terbentuk melalui
kelas sosial dan pekerjaan, tetapi ke-
las sosial dan pekerjaan yang sama
bukan berarti gaya hidup menjadi
sama. Contoh: Blackberry tidak han-
ya digunakan para pebisnis, melaink-
an juga anak-anak remaja yang masih
bersekolah.
4) Psikologis. Faktor psikologis dipen-
garuhi oleh empat hal, yaitu motivasi,
persepsi, pembelajaran, keyakinan
dan sikap. Dalam penelitian ini penel-
iti berfokus pada motivasi dan keya-
kinan konsumen untuk menggunakan
produk kosmetik The Body Shop.
Selain itu keputusan pembelian dipengaruhi
oleh bauran pemasaran dan pengaruh lingkungan
melalui karakteristik pembeli dan proses keputu-
san pembelian (Kotler dan Amstrong, 2006:129).
Tujuan utama dari pemasaran adalah mening-
katkan angka penjualan, menciptakan citra yang
postif di masyarakat luas, membentuk konsumen
yang loyal terhadap produk yang diperdagangkan.
Salah satu bentuk loyalitas pelanggan adalah den-
gan meningkatnya jumlah anggota atau member
produk. Semakin besar jumlah anggota, maka
semakin tinggi jumlah penjualan, semakin tinggi
jumlah pelanggan yang loyal terhadap produk.
Proses keputusan membeli terdiri dari lima
tahapan sebagaimana yang ditampilkan gambar di
bawah ini:
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
85Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
Penjelasan Gambar 1: Proses Keputusan
Membeli
a. Mengenali kebutuhan. Kebutuhan dapat
dipicu baik secara internal seperti, rasa
lapar dan haus maupun eksternal seperti
iklan penawaran produk yang menarik.
b. Mencari informasi. Konsumen akan men-
cari informasi terlebih dahulu sebelum
membeli produk, baik melalui keluarga,
teman, iklan, pameran, media massa,
maupun pengalaman pribadi.
c. Evaluasi alternatif. Setelah konsumen
melakukan berhasil mendapatkan infor-
masi dan tidak hanya tentang satu merek
tetapi konsumen juga mendapatkan in-
formasi tentang produk lain. Konsumen
akan melakukan perbandingan terhadap
produk-produk yang ia butuhkan.
d. Keputusan untuk membeli. Setelah
melakukan perbandingan dan memberi-
kan penilaian terhadap produk-produk
yang ia butuhkan, ia akan melakukan
pembelian terhadap produk yang dini-
lainya memiliki score atau nilai paling
tinggi.
e. Perilaku purna pembelian. Setelah melaku-
kan pembelian dan menggunakan produk
yang dibeli, konsumen dapat merasa puas
dan kembali membeli produk tersebut
atau sebaliknya yaitu merasa kecewa dan
tidak akan melakukan pembelian kembali
terhadap produk tersebut.
Program membership pada outlet Body
Shop tidak semata-mata menguntungkan pihak
perusahaannya, tetapi juga menguntungkan para
pelanggan setia. Perusahaan memberikan berbagai
keuntungan bagi para anggota, seperti dengan
memberikan informasi terbaru mengenai produk
mereka, memberikan potongan harga tambahan
hanya untuk anggota, memberikan hadiah ulang
tahun kepada setiap anggota yang sedang berulang
tahun.Ketika banyak konsumen yang puas tentu
saja jumlah penjualan akan meningkat dan
keuntungan semakin besar. Berdasarkan informasi
yang didapatkan peneliti dalam tiga bulan (Maret
– Mei 2014) jumlah member yang berbelanja di
oultet The Body Shop Mall Kota Kasablanka
sebesar 68% dan 32% merupakan pembeli biasa.
Gambar 1 Proses Keputusan Membeli
Sumber: Mahmud Machfoedz
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
86Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
Penjelasan Gambar 2: Kerangka Berpikir
Promosi digunakan sebagai suatu strategi
perusahaan untuk dapat mengetahui minat, ke-
sukaan, dan kebutuhan konsumen akan sebuah
produk kecantikan. Sementara itu Brand image
yang dimiliki perusahaan dibentuk salah satunya
dengan product positioning yang pada akhirnya
akan memengaruhi persepsi konsumen. Oleh kare-
na itu, perusahaan harus mampu mempromosikan
produk dengan cara yang berbeda dan memberi-
kan kelebihan serta keuntungan bagi para kon-
sumen. Selain itu perusahaan harus menanamkan
nilai positif perusahaan agar citra yang terbentuk
juga positif, sehingga pada akhirnya tercipta suatu
sikap konsumen berupa keyakinan dan keputusan
untuk mengikuti setiap program yang diadakan
perusahaan yang dalam penelitian ini adalah join
member.
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara tentang
rumusan masalah penelitian yang belum dibukti-
kan kebenarannya (Duwi Priyatno, 2010:9). Ber-
dasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan
kerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelum-
nya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho1 : Terdapat pengaruh promosi terha-
dap keputusan konsumen mengikuti
program join member di Body Shop
Mall Kota Kasablanka.
Ha1 : Tidak terdapat pengaruh promosi ter-
hadap keputusan konsumen mengi-
kuti program join member di Body
Shop Mall Kota Kasablanka.
Ho2 : Terdapat pengaruh brand image ter-
hadap keputusan konsumen mengi-
kuti program join member di Body
Shop Mall Kota Kasablanka.
Ha2 : Tidak terdapat pengaruh brand
image terhadap keputusan onsumen
mengikuti program join member di
Body Shop Mall Kota Kasablanka.
Gambar 2: Kerangka Berpikir
Kerangka Berpikir
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
87Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
Ho3 : Terdapat pengaruh promosi dan
brand image terhadap keputusan
konsumen mengikuti program join
member di Body Shop Mall Kota
Kasablanka.
Ha3 : Tidak terdapat pengaruh promosi
dan brand image terhadap keputu-
san konsumen mengikuti program
join member di Body Shop Mall
Kota Kasablanka.
C. METODE PENELITIAN
Untuk melihat adakah pengaruh promosi
dan brand image terhadap keputusan konsumen
mengikuti program join member di The Body
Shop Mall Kota Kasablanka peneliti akan meng-
gunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti berusaha
untuk menemukan kebenaran yang berlaku secara
umum antara pengaruh promosi dan brand image
terhadap keputusan konsumen mengikuti program
join member. Pola penelitian terbagi atas deduktif,
induktif, dan fungsional. Pada penelitian ini, penel-
iti menggunakan pola deduktif, yaitu memberikan
keterangan yang dimulai dari suatu perkiraaan
atau pikiran spekulatif tertentu kearah data yang
akan diterangkan (Sugiyono, 2010:14). Peneliti
juga menggunakan metode penelitian kausal, yaitu
hubungan yang bersifat sebab akibat dimana vari-
abel bebas memengaruhi variabel terikat. Teori
promosi, brand image, dan keputusan konsumen
mengikuti program join member merupakan teori
pokok yang menjadi tolok ukur untuk menjawab
permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Jenis
data yang digunakan adalah data primer yang di-
dapat dari sumber pertama seperti hasil wawancara
atau hasil pengisian kuisioner Pengisian kuesioner
ini dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan
terstruktur kepada responden yang disajikan dalam
bentuk daftar pertanyaan tertutup dan beberapa
pertanyaan terbuka untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan analisis data. Survey dilakukan
dengan membagikan kuesioner yang disebarkan
kepada responden dengan serangkaian pertanyaan
mengenai promosi, brand image, dan keputusan
konsumen. Peneliti juga melakukan wawancara
dengan karyawan dan member The Body Shop un-
tuk mendapatkan informasi tambahan terkait The
Body Shop di Mall Kota Kasablanka.
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang ter-
diri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kon-
sumen yang telah menjadi member di The Body
Shop. Berdasarkan data yang berhasil didapatkan
oleh peneliti dalam tiga bulan terakhir (Februari
– April 2014), konsumen yang telah berbelanja di
The Body Shop Mall Kota Kasablanka berjum-
lah 325 orang terdiri dari 68% member dan 32%
non-member. Penentuan jumlah sampel ditentu-
kan dengan menggunakan teknik Slavin (Siregar,
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
88Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
2013:6). Berdasarkan hasil perhitungan, didapat-
kan sampel penelitian berjumlah 142 orang yang
merupakan member di outlet The Body Shop Mall
Kota Kasablanka.
D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan mengolah data
menggunakan SPSS 16.0 diperoleh hasil regresi
linear berganda yang menguji variabel bebas pro-
mosi (X1), brand image (X2), dan keputusan pro-
gram join member sebagai berikut:
Tabel Persamaan Regresi Linear Berganda
a. Dependent Variable: y_joinmember
Berdasarkan tabel Persamaan Regresi Linear
Berganda dapat dijelaskan bahwa persamaan re-
gresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y’ = A + b1X1+b2X2
Y’ = -2,949+0,068X1+0,979X2
Keterangan:
Y’ = keputusan program join member
a = Konstanta
b1,b2 = koefisien regresi
X1 = promosi (%)
X2 = brand image (%)
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
89Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Koefisien regresi variabel promosi (X1)
0,068; artinya jika promosi mengalami
kenaikan 1%, maka keputusan konsumen
mengikuti join member akan mengalami
kenaikan sebesar 0,068 atau 6,8% dengan
asumsi variabel bebas lain nilainya tetap.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi
hubungan postif antara promosi dengan
keputusan konsumen mengikuti program
join member, semakin tinggi kegiatan
promosi, maka semakin tinggi jumlah
konsumen untuk mengikuti program join
member.
b. Koefisien regresi variabel brand image
(X2) sebesar 0,979; artinya jika brand im-
age mengalami kenaikan 1%, konsumen
yang mengikuti program join member
akan mengalami kenaikan sebesar 0,979
atau 97,9% dengan asumsi variabel bebas
yang lain bernilai tetap. Koefisien berni-
lai postif artinya, terjadi hubungan posi-
tif antara brand image dengan keputusan
program join member, semakin baik citra
The Body Shop Mall Kota Kasablanka,
maka semakin bertambah konsumen yang
mengikuti program join member.
c. Konstanta sebesar -2,949; artinya jika
promosi (X1) dan brand image (X2)
nilainya adalah 0, maka keputusan kon-
sumen mengikuti program join member
adalah -2,949 atau -294%.
1. Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk men-
getahui persentase sumbangan pengaruh variabel
bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Ji-
kan nilai koefisien (R2) adalah 0, maka berarti ti-
dak ada sedikitpun pengaruh variabel bebas dalam
mempengaruhi variabel terikat.
Tabel Analisis Determinasi (R2)
a. Predictors: (Constant), x2_brandimage, x1_promosi
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
90Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
Pada tabel Analisis Determinasi (R2) dapat
dilihat bahwa nilai koefisien pada kolom R2 (R
square) sebesar 0,772 atau (77,2%). Angka ini
menunjukkan bahwa persentase sumbangan pen-
garuh variabel bebas (promosi dan brand image)
terhadap variabel terikat (keputusan mengikuti
program join member) sebesar 77,2% dan 22,8%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dima-
sukkan dalam model penelitian ini.
Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama
(Uji F)
Peneliti melakukan uji ini untuk mengetahui
apakah variabel bebas (promosi dan brand im-
age) secara bersama-sama secara signifikan mem-
pengaruhi variabel terikat (keputusan konsumen
mengikuti program join member).
TabelUjiKoefisienRegresiSecaraBersama-sama(F)
a. Predictors: (Constant), x2_brandimage, x1_promosi
b. Dependent Variable: y_joinmember
Ho: Tidak terdapat pengaruh anatara promosi
dan brand image secara bersama-sama
terhadap keputusan konsumen mengikuti
program join member.
Ha: Terdapat pengaruh anatara promosi
dan brand image secara bersama-sama
terhadap keputusan konsumen mengikuti
program join member.
Hasil dari uji F dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,05 (α = 5%) didapat nilai F tabel sebe-
sar 3,061. Dengan nilai F hitung sebesar 234,778
maka disimpulkan bahwa Nilai F hitung > F ta-
bel (234,778 > 3,061), maka Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa promosi dan brand image secara
bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
91Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
konsumen mengikuti program join member di The
Body Shop Mall Kota Kasablanka.
Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)
a. Pengujian koefisien regresi variabel pro-
mosi
Ho: Secara parsial tidak terdapat penga-
ruh horizontal antara promosi terha-
dap keputusan konsumen mengikuti
program join member.
Ha: Secara parsial terdapat pengaruh
horizontal antara promosi terhadap
keputusan konsumen mengikuti pro-
gram join member.
Hasil uji t dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,05 (α = 5%) didapat nilai t ta-
bel sebesar 1,977. Dengan nilai t hitung
sebesar 1,760 maka nilai t hitung < t tabel
(1,760 < 1,977), yang artinya adalah Ho
diterima yaitu secara parsial promosi ti-
dak berpengaruh terhadap keputusan kon-
sumen mengikuti program join member di
The Body Shop Mall Kota Kasablanka.
b. Pengujian koefisien regresi variabel
brand image
Ho: Secara parsial tidak terdapat pen-
garuh horizontal antara brand im-
age terhadap keputusan konsumen
mengikuti program join member.
Ha: Secara parsial terdapat pengaruh
horizontal antara brand image terha-
dap keputusan konsumen mengikuti
program join member.
Hasil uji t dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,05 (α = 5%) didapat nilai t ta-
bel sebesar 1,977. Dengan nilai t hitung
sebesar 21,604 maka didapat bahwa Nilai
t hitung > t tabel (21,604 > 1,977). Hal
ini berarti bahwa Ho ditolak, artinya se-
cara parsial brand image berpengaruh
terhadap keputusan konsumen mengikuti
program join member di The Body Shop
Mall Kota Kasablanka.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan beberapa ref-
erensi dalam penelitian ini didapat pemahaman
bahwa The Body Shop Mall Kota Kasablanka
melakukan komunikasi pemasaran dalam mema-
sarkan produk. Fungsi dari komunikasi pemasaran
yang dilakukan oleh The Body Shop Mall Kota
Kasablanka adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi.
The Body Shop Mall Kota Kasablanka
memiliki sejumlah Sales Promotion
Girl (SPG) yang berkompeten untuk
memberikan informasi yang menarik
serta mengugkapkan hal yang positif dari
produk; misalnya memberikan informasi
tentang produk body butter – honey mania
yang melembabkan sekaligus kaya bahan
alami yang ramah lingkungan.
b. Membujuk dan mengingatkan calon kon-
sumen.
SPG The Body Shop di Mall Kota
Kasablanka bekerja secara aktif dalam
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
92Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
membujuk konsumen untuk membeli
produk terbaru dan produk diskon
the Body Shop dengan ramah. SPG
menawarkan kepada pengunjung untuk
mencoba tester produk The Body Shop,
sehingga pengunjung menjadi tertarik
dan membeli produk. Selain itu kepada
pengunjung yang belum menjadi member
akan ditanyakan, ditawarkan, dan
diberikan informasi mengenai keuntungan
menjadi member The Body Shop.
c. Memotivasi respon pasar.
Bentuk komunikasi The Body Shop tidak
hanya melalui SPG tetapi juga komunika-
si yang dilakukan dalam bentuk program
Corporate Social Responsibility (CSR).
Kegiatan serta misi sosial yang dilakukan
The Body Shop terbukti berhasil menin-
gkatkan minat konsumen untuk membeli
dan menjadi member The Body Shop. Hal
ini berakibat pada pola pikir dan perilaku
konsumen agar menjadi lebih positif den-
gan tidak hanya memikirkan efek pada
tubuhnya tetapi juga dampak jangka pan-
jang pada lingkungan.
Dari pemaparan tersebut dapat dipahami
bahwa The Body Shop di Mall Kota Kasablanka
melakukan fungsi komunikasi secara efektif dan
maksimal. The Body Shop juga melakukan upaya
untuk mengkomunikasikan produk dan nilai posi-
tif mereka dengan menggunakan symbol atau tan-
da-tanda. Kartu membership pada akhirnya akan
membujuk orang untuk mengetahui The Body
Shop lebih lanjut. Dari hasil penelitian ini, dite-
mukan beberapa persamaan dan perbedaan pene-
litian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan
oleh peneliti lain. Dari hasil penelusuran, peneli-
tian seperti ini belum pernah dilakukan pada pene-
litian sebelumnya:
a. Pengaruh Promosi, Identitas Merek ter-
hadap Keputusan Konsumen (Ikanita No-
virina Sulistyaritahun: 2012).
b. Pengaruh Komunikasi Pemasaran ter-
hadap Keputusan Pembelian Konsumen
Toko Buku Gramedia Merdeka Bandung
(Meriza Hendri, S.IP,M.M., dan Kanaidi,
S.E., M.Si, 2010)
c. Pengaruh Bauran Promosi terhadap Mi-
nat Konsumen untuk Membeli Produk
Restoran Pizza Hut di Jakarta Selatan
(Pramudito, S.Pd.: 2007)
Peneliti lain terbatas untuk meneliti penga-
ruh promosi dan atau brand image terhadap minat
beli, keputusan pembelian, dan loyalitas pembe-
lian. Sedangkan di dalam penelitian ini, peneliti
berfokus pada pengaruh promosi dan brand image
terhadap keputusan konsumen mengikuti program
join member. Hal lain yang membedakan adalah
obyek yang diteliti, yaitu produk kecantikan kelas
menengah ke atas. Persamaan dari penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah menggunak-
an variabel promosi, brand image, dan keputusan
konsumen. Perbedaan yang sangat nyata adalah
penggunaan program keanggotaan untuk mengi-
kat pelanggan yang potensial agar tetap loyal ter-
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
93Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
hadap merek tertentu.
Dalam hasil penelitian ini Kartu membership
The Body Shop menjadi salah satu bentuk penera-
pan dari teori semiotika. Jadi kartu membership
ini sebagai tanda bagi setiap konsumen yang telah
menjadi member. Setiap member mendapatkan
1 poin setiap melakukan pembelanjaan minimal
Rp25.000 dan berlaku kelipatan yang nantinya
dapat ditukarkan dengan produk-produk The Body
Shop yang diinginkan sesuai jumlah poin yang di-
peroleh. Kartu membership juga dapat digunakan
untuk memperoleh program diskon khusus ang-
gota.
Selain metode semiotika, model persuasi
yang digunakan oleh The Body Shop di Mall
Kota Kasabanka adalah dengan dua metode lain,
yaitu sistematik dan heuristik. Sistematik berarti
The Body Shop berhasil menciptakan trend baru
sebagai merek kosmetik pertama yang memiliki
nilai ramah dan peduli lingkungan. Prinsip yang
dimiliki The Body Shop menciptakan pikiran serta
perilaku baru ditengah masyarakat. Masyarakat ti-
dak lagi menilai produk dari segi keuntungan bagi
dirinya dapat terlihat cantik dan menawan, tetapi
juga masyarakat menjadi lebih selektif dalam me-
nentukan produk mana yang layak dan sehat bagi
dirinya dan lingkungkan. Model heuristik berarti
The Body Shop juga memanfaatkan emosi atau ke-
biasaan konsumen untuk dapat mengubah perilaku
mereka. Contoh: Tindakan The Body Shop untuk
peduli pada human trafficking atau perdagangan
manusia, kekerasan pada perempuan dan anak-
anak menarik simpati para konsumen untuk tu-
rut berpartisipasi mendukung kegiatan sosial The
Body Shop. Pada akhirnya, tindakan positif yang
dilakukan The Body Shop menciptakan citra yang
baik.
The Body Shop membangun brand image
yang pertama dengan menciptakan keuinikan
dibanding merek lain. Di mata publik, The Body
Shop memiliki keunikan karena The Body Shop
merupakan pelopor merek kosmetik yang peduli
terhadap isu-isu sosial di lingkungan masyarakat.
The Body Shop dikenal sebagai merek perawatan
tubuh menyeluruh yang produk-produknya
terbuat dari bahan alami dan berkualitas yang
ramah lingkungan. Contoh: Body butter – honey
mania diciptakan dari sari madu lebah liar yang
hidup di sarang bamboo yang ramah lingkungan
dan tidak membahayakan kelangsungan hidup
lebah. The Body Shop juga membangun citra
positif dengan menciptakan produk yang disukai
oleh masyarakat. Hal ini nampak dari pengamatan
The Body Shop bahwa hampir seluruh masyarakat
menyukai cokelat. Berdasarkan hasil pengamatan
tersebut, The Body Shop menciptakan produk
yang terbuat dari bahan dasar coklat seperti sabun
batang dan body lotion. Sesuai dengan nilai yang
menjadi prinsip The Body Shop,mereka berhasil
menciptakan kesan sebagai merek kosmetik yang
modern, peduli pada konsumen, dan mampu
melayani segmen dari pelajar hingga pekerja dari
remaja hingga dewasa. Promosi dan brand image
yang positif dilakukan oleh The Body Shop agar
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
94Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Selain
penjualan yang tinggi, The Body Shop juga
berharap setiap program yang diluncurkan dapat
didukung oleh masyarakat, salah satunya adalah
program join member.
Berdasarkan hasil penelitian, konsumen yang
sudah menjadi member dan setia berbelanja di
The Body Shop Mall Kota Kasablanka adalah
usia remaja mengarah dewasa yaitu 23 – 30 ta-
hun. Mengingat produk The Body Shop diperun-
tukkan bagi masyarakat ekonomi menengah–atas,
maka konsumen yang mengikuti Join Member
Program dengan menjadi member mayoritas me-
miliki penghasilan lebih dari Rp 4,000,000.- per
bulan. Para member The Body Shop memutuskan
untuk mengikuti Join Member Program karena
gaya hidup mereka hidup di kota Metropolis dan
tumbuhnya keyakinan akan memeroleh produk
yang sehat dan aman bagi mereka serta baik untuk
lingkungan. Sebelum menjadi member, konsumen
mencari informasi mengenai produk dari teman
serta keluarga. Informasi yang didapat menjadi
acuan bagi konsumen untuk mencoba dan akh-
irnya membeli produk The Body Shop. Saat kon-
sumen membeli produk, SPG menawarkan kon-
sumen untuk menjadi member. Para konsumen
yang merasakan manfaat dari produk The Body
Shop akan memutuskan menjadi member hal ini
karena mereka akan melakukan pembelian secara
berulang-ulang.
E. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan
Penggunaan kartu keanggotaan dalam mengi-
kat konsumen merupakan salah satu upaya pen-
jual untuk memeroleh pelanggan yang yang loyal.
Keanggotaan dapat diperoleh dengan melakukan
promosi dan meningkatkan citra merek sehingga
pelanggan tetap setia danterus membeli produk.
Dari perhitungan yang dilakukan dalam penelitian
ini, didapatkan beberapa hasil bahwa promosi dan
citra merek (brand image) baik secara bersama-
sama maupun secara terpisah memiliki peran
dalam peningkataan program keanggotaan (Join
Member Program) Hal tersebut dirangkumkan se-
bagai berikut:
a. Berdasarkan hasil Uji t didapat hasil bah-
wa variabel promosi secara terpisah tidak
mempengaruhi konsumen memutuskan
untuk mengikuti program join member di
The Body Shop Mall Kota Kasablanka.
Pada Hipotesis disimpulkan bahwa Ha1
diterima.
b. Pada hasil Uji t dapat diketahui bahwa
variabel brand image memiliki pengaruh
yang sangat kuat terhadap keputusan
konsumen mengikuti program join
member The Body Shop di Mall Kota
Kasablanka atau Ho2 diterima. Citra
merek The Body Shop sebagai merek
kosmetik dunia yang tidak hanya berkelas
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
95Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
tetapi juga peduli dengan isu-isu sosial
memiliki kekuatan yang lebih kuat untuk
menarik konsumen mengikuti program
join member dibandingkan dengan
pengaruh promosi.
c. Pada hasil analisis determinasi (R2) di-
dapatkan nilai koefisien sebesar 77,2%.
Angka ini menunjukkan bahwa variabel
promosi dan brand image mempengaruhi
keputusan konsumen untuk mengikuti
program join member sebesar 77,2%.
Selain dalam bentuk persentase, peneliti
melakukan uji F yang dijelaskan bahwa
kedua variabel bebas promosi dan brand
image secara bersama-sama mempenga-
ruhi konsumen untuk mengikuti program
join member di The Body Shop Mall Kota
Kasablanka atau Ho3 diterima.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil anallisis penelitian yang
telah disimpulkan peneliti, menyampaikan reko-
mendasi sebagai upaya agar jumlah konsumen
yang mendaftarkan diri sebagai member dapat ter-
us bertambah. The Body Shop disarankan untuk
melakukan kegiatan promosi yang lebih banyak
agar member merasa lebih diuntungkan diband-
ingkan dengan konsumen non-member. Contoh
dengan memberikan bingkisan ulang tahun yang
lebih menarik bagi member atau kegiatan satu kali
make over gratis di The Body Shop. Selain itu The
Body Shop khususnya di Mall Kota Kasablanka
secara aktif turut terlibat dalam kegiatan sosial,
seperti pendidikan, perempuan, dan anak-anak se-
bagai upaya untuk membangun brand image yang
lebih kuat.
Daftar Pustaka
Argenti, Paul A. 2010. Komunikasi Korporat.
Jakarta: Salemba Humanika.
Boedijoewono, Noegroho. 2007. Pengantar
Statistika ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Menejemen YKPN.
Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran.
Jakarta: Erlangga.
Kasali, Renald dkk. 2010. Modul Kewirausahaan
untuk Program Strata 1. Jakarta: PT Mizan
Publika.
Kotler, Philip. 2001. Marketing Management.
Afrika Selatan: Pearson Education Limited.
Kotler, Philip, Ned Roberto & Nancy R. Lee.
2002. Social Marketing. London: SAGE
Publication.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran.
Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip & Gary Amstrong. 2006. Pengantar
Manajemen Pemasaran. Jakarta: Salemba
Empat.Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: PT Kencana Prenada
Media Group.
Lawrence, Neuman. 2003. Social Research
Methods, Qualitative and Quantitative
Approach, 4th Edition. USA: Allyn and
Bacon.
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka
96Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 1-Nomor 1-November 2016
Lembang. 2010. Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta: BPFE.
Little John, Stephen W. 2011. Teori Komunikasi.
Jakarta: Salemba Humanika.
Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi
Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra
Ilmu.
Morrisan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor:
Gahlia Indonesia.
Morrisan & Andy Corry Wardhani. 2009. Teori
Komunikasi. Bogor: Gahlia Indonesia.
Prayitno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik
Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Ridwan & Sunarto. 2012. Pengantar Statistika
untuk penelitian: Pendidikan, Sosial,
Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung:
Alfabeta
Santoso, Singgih. 2010. Statistik NonParametik.
Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Schacter, Daniel L, Daniel T. Gilbert & Daniel
M. Wegner. 2010. Introducing Pshycology.
Amerika Serikat: Boys Town Press.
Schiffan & Kanuk. 2004. Dasar-dasar Pemasaran.
Jakarta: Pretince Hall.
Severin, W.J dan J.W Tankard. 2007. Teori
Komunikasi: Sejarah, Metode, dan terapan di
dalam Media Massa. Jakarta:Kencana.
Smith, Paul Russel & J. Taylor. 2004. Marketing
Communication: an An Integrated Approach.
London: Kogan Page Limited.
Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Bisnis:
Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D”.
Bandung: Alfabeta.
Sukmawijaya, Bambang. 2008. ”Teori-
teori Semiotika Sebuah Pengantar.”
http://bambangsukmawijaya.wordpress.
com/2008/02/19/teori-teori-semiotika-
sebuah-pengantar/
Thoha, Miftah. 2003. Kepemimpinan dalam
Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis:
Panduan Mahasiswa untuk melaksanakan
Riset Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil
Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
West, Richard & Lynn Turner. 2009. Introduction
of Communication Theory: Analysis and
Application. Amerika Serikat: McGraw-Hill
Education.
Widjaja, H.A.W. 2008. Komunikasi: Komunikasi
dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sandra dan Maria F. Lies, 73 - 96
Pengaruh Promosi dan Brand Image terhadap Keputusan Konsumen Mengikuti Program Join Member
Body Shop di Mall Kota Kasablanka