Click here to load reader
Upload
monicabee1
View
618
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN 1858-1226
JURNALILMU-ILMU PERTANIAN
Volume 2, Nomor 2, Desember 2006
Diterbitkan Oleh :
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang
Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIANISSN 1858-1226
Terbit Dua Kali Setahun pada Bulan Juli dan Desember, Berisi Artikel Ilmiah Hasil Penelitian danPemikiran di Bidang Pemberdayaan Sosial, Ekonomi dan Teknik Pertanian Terapan
Thomas Widodo
M. Adlan Larisu
Abdul HamidAnanti Yekti
Miftakhul ArifinSuharno
Masyhuri (Universitas Gadjah Mada)Aziz Purwantoro (Universitas Gadjah Mada)
E. W. Tri Nugroho (Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa)Sapto Husodo (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang)
Zulkarnain (Universitas Jambi)
Mulyanta
Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Redaksi Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Sekolah Tinggi PenyuluhanPertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta, Jalan Kusumanegara No. 2 Yogyakarta
Kode Pos 55167 Telpon (0274) 373479 (0274) 375528 [email protected]
diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan PertanianMagelang Jurusan Penyuluhan Pertanian diYogyakarta.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam penerbitan lain.Naskah diketik atas kertas HVS Kuarto spasi ganda sepanjang lebih kurang 20 halaman, dengan formatseperti tercantum pada halaman kulit dalam belakang (pedoman penulisan naskah). Naskah yangmasuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata penulisan lainnyatanpa merubah esensi naskah. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapatkan lima eksplar cetaklepas dan satu nomor bukti pemuatan.
Harga berlangganan termasuk ongkos kirim Rp. 50.000,00 per tahun untuk dua nomor penerbitan.
Ketua Penyunting
Wakil Ketua Penyunting
Penyunting Pelaksana
Mitra Bestari
Staf Tata Usaha
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN
Faximile E Mail:
Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.
�
JURNALILMU-ILMU PERTANIAN
Volume 2, Nomor 2, Desember 2006 ISSN 1858-1226
Analisis Isi Struktur Periklanan Pertanian Indonesia pada Jaringan 7Internet Indonetwork
Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Bantul
Kajian Efektivitas Seni Karawitan sebagai Media PemasyarakatanTeknologi Pengendalian Hama
Penyuluhan dengan Pendekatan Wilayah dengan Rujukan DesaSebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Gunungkidul
Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi
Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem Pertanian Organikdi Kabupaten Bantul
DAFTAR ISI
8 101
Supriyanto, Dyah Pertiwi Kusumawardani, Subejo
102 111
Edy Suharyanto
112 118
Nani Tri Iswardayati
119 127
Sunarru Samsi Hariadi
128 133
Suharto Budiyono
134 141
Fx. Agus, Suyono, R. Hermawan
�
�
�
�
�
�
Kedelai Hitam Sebagai Bahan Baku Kecap Tinjauan Varietasdan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Kecap
142 153
B. Budi Setiawati
�
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006142
Kedelai ( .(L.) merril) yang
dibudidayakan oleh kebanyakan petani terdiri
atas varietas-varietas yang dapat
dikategorikan ke dalam kedelai putih dan
kedelai hitam. Kedelai putih lebih banyak
dibudidayakan dengan perlakuan pengolahan
pasca panen yang juga labih banyak
dibandingkan dengan kedelai hitam. Salah
satu keunggulan produk olahan kedelai putih
adalah kenampakan yang lebih baik menurut
selera konsumen. Demikian pula banyaknya
varietas kedelai putih lebih banyak dari pada
varietas kedelai hitam melalui pemekaran atau
pemuliaan varietas kedelai putih lebih
intensif yang menunjukkan bahwa konsumsi
bahan baku kedelai putih lebih besar dari
Glicyne max pada kedelai hitam. Keadaan ini merupakan
perwujudan nyata bahwa walaupun umur
tanam dan kapasitas hasil budidaya lebih
besar dari pada kedelai putih (Rukmana dan
Yuniarsih, 1995 dan Anonim, 2004), kedelai
hitam mengalami kendala pemanfaatan atau
pemasaran oleh rendahnya permintaan
dengan tingginya kapasitas serta pendeknya
umur tanam dalam pembudidayaannya.
Konsumsi produk kedelai hitam pada
kenyataannya sangat terbatas pada
pemanfaatan konsumsi lokal seperti produk
olahan dengan proses penggorengan untuk
keperluan yang terbatas pula. Untuk bahan
baku pembuatan kecap tidak atau belum
banyak digunakan sehingga pembuatan kecap
KEDELAI HITAM SEBAGAI BAHAN BAKU KECAPTINJAUAN VARIETAS DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU KECAP
B. Budi Setiawati
(Black Soya as a raw material for soyaThe study of varity’s and time of fermentation to soya’s qulity)
As a raw material of the fickle product, black soy has the constraint to“appearantance” of the product which is not appropriate with consumers appetite. Asthe result, product’s diversification from the raw material of black soy is very finite,cultivation’s result is less be accepted by market because of the lowering demand and thedebility of cultivation will emergen finally. This research is intended to determine theeligibility of soya’s making from black soy as a raw material evaluated from soya’squality from the time of fermentation and also this variety. The result of this researchindicates that the time of fermentation for 4 weeks (30 days) and from UGM organicblack soy variety yields the soya’s quality with the highest value seen from nature of color,smell/aroma and sweet’s taste (very taken a fancy to / sweetest), and also mount theviscosity at second level. The research’s result of soya’s making from black soy as a rawmaterial show that the technical eligibility (raw material, process, product), qualityeligibility (process) and financial eligibility (Benefit/Cost Ratio and rentability of bankprice).
Key words: black soy, soya, variety, fermentation and soya’s quality
ABSTRACT
dengan bahan baku kedelai hitam dalam
penelitian ini merupakan permulaan yang
dapat memacu peningkatan budidaya kedelai
hitam.
Faedah pemanfaatan kedelai hitam
untuk pembuatan kecap antara lain adalah
diversifikasi produk olahan kedelai hitam
untuk meningkatkan nilai tambah dan daya
saing kedelai hitam, mengurangi kendala
pemasaran atau permintaan akan hasil
budidaya kedelai hitam, meningkatkan
pasokan makanan bergizi dan sesuai dengan
selera konsumen dan merangsang peningkatan
kegiatan agribisnis melalui peningkatan
kegiatan agroindustri. Sedangkan tujuan
d i a d a k a n n y a p e n e l i t i a n i n i a d a l a h
Mengidentifikasi faktor penentu perlakuan
fermentasi terhadap sifat inderawi dan sifat-
sifat phisik kecap Menentukan kelayakan
teknis, ekonomis maupun finansial budidaya
kedelai hitam sebagai bahan baku pembuatan
kecap
Kecap merupakan salah satu makanan
pelengkap kesukaan sebagian besar penduduk
Indonesia yang meluas sampai ke
pedalaman. Bahan baku utama kecap pada
umumnya adalah kedelai. Jenis kedelai yang
umumnya digunakan dalam pembuatan kecap
adalah kedelai hitam dan kedelai kuning.
Pembuatan kecap di Indonesia kebanyakan
dilakukan secara tradisional yaitu dengan
membiarkan kapang tumbuh secara spontan
(Astawan dan Wahyuni, 1991).
Pembuatan Kecap
Fermentasi
Pembuatan kecap secara tradisional
dilakukan dengan proses fermentasi.
Fermentasi dilakukan dalam dua tahap yaitu
tahap fermentasi kapang dan tahap fermentasi
bakteri.
Prinsipnya pembuatan kecap dapat
dilakukan dengan cara fermentasi dan dengan
cara kimia atau kombinasi keduanya.
Pembuatan kecap dengan kombinasi yaitu
gabungan cara fermentasi dan cara kimia,
diawali dengan hidrolisa protein dengan
asam kemudian diteruskan dengan fermentasi.
Umumnya kecap yang dibuat dengan cara
fermentasi mempunyai yang lebih baik
(Astawan dan Wahyuni, 1991).
Pada tahap perlakuan fermentasi
kapang 2-3 hari, pada suhu 30 C. Protein
dan karbohidrat dihidrolisa oleh
, menghasilkan koji dengan komponen-
komponen gizi yang lebih sederhana (
) yang
menjadi mudah dicerna, diserap, dan
dimanfaatkan oleh tubuh serta dapat
mempengaruhi cita rasa hasil akhir kecap
(Purnomo danAdiono, 1985).
Fermentasi bakteri pada pembuatan
kecap berlangsung dalam larutan garam, dan
garam menjadi bahan pengawet. Fermentasi
ini dilaksanakan dengan konsentrasi larutan
garam 20-30% berlangsung selama 30-40 hari.
Selama fermentasi dalam larutan garam,
warna larutan akan berubah yang diakibatkan
hasil reaksi antara gula pereduksi
dan gugus amino dari protein (Purnomo dan
Adiono, 1985).
flavor
Aspergillus
soyae
amilase,
maltase, fosfatase, lipase, proteinase
browning
o
143B. Budi Setiawati — Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Kecap
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006144
Keterangan :
Pencucian dan perendaman (1mlm)
Perebusan
Penirisan
Peragian (2 hari)
Fermentasi (3 – 4 minggu)
Pemasakan I
Penyaringan I
Pemasakan II
Penyaringan II
Pemasakan III
KEDELAIHITAM
Bibit kecap
LarutanGaram (20% -
30%)
Air
Bungkil /
Ampas
HasilSaringan /
Filtrat
� Bumbu
Pembotolan KECAP
= Bahan
baku
= Hasil olahan sementara / bahan
pembantu= Proses
= Produk
Hasil fermentasi bakteri (moromi) ini
disaring untuk menghasilkan bahan baku
kecap. Bahan baku kecap diberi bumbu dan
dipanaskan pada suhu 80-85 C, disaring dan
dikemas dalam botol. Kecap yang telah
dihasilkan mengandung protein larut cukup
tinggi ; peptida dan asam-asam amino,
berwarna coklat tua serta beraroma enak
(Purnomo danAdiono , 1985).
Istilah mutu dinilai dengan kesesuaiannya
dengan selera atau yang dikehendaki
konsumen. Kesesuaian ini dikaitkan dengan
tingkat kesempurnaan. Kualitas suatu bahan
akan dapat diterima dan dihargai oleh
konsumen dengan mempertimbangkan nilai
faktor-faktor kualitas baik sifat inderawi
maupun sifat yang tersembunyi. (Kartika B.,
Hastuti P., Supartono. W, 1988)
Kekentalan adalah salah satu sifat
phisik fluida yang merupakan tahanan terhadap
aliran (Streeter L , 1981). Di dalam fluida selalu
terjadi perpindahan molekul terhadap suatu
permukaan dan bilamana selapis molekul
bergerak terhadap lapis yang lain, perpindahan
molekuler momentum membawa moment dari
satu sisi ke sisi lain sedemikian hingga
tegangan geser terbentuk yang menahan
gerakan relatip ini yang cenderung menyamai
kecepatan lapisan yang berjajar tersebut.
o
Kualitas kecap
Penentuan kekentalan bahan cair dengan
metoda dinamika fluida
Pada tekanan biasa, kekentalan tidak
tergantung atas tekanan, namun tergantung atas
suhu saja. Fluida yang berada pada keadaan
diam atau dalam keadaan bergerak sedemikian
hingga tidak ada lapis bergerak terhadap lapis
yang lain, fluida tersebut tidak akan
mempunyai tegangan geser , tanpa memandang
besarnya kekentalan sebagai
kecepatan (Streeter L., 1981) atau kekentalan
tidak ditinjau pada statika fluida.
Persamaan Bernoul l i sebaga i
persamaan dasar aliran fluida untuk aliran
tunak, laminer melalui tabung sirkular dari
suatu tangki fluida dengan muka bebas serta
mempunyai kedalaman tetap menghasilkan
persamaan gerakan /aliran yang dapat
dituliskan dalam bentuk sebagai berikut :
a. untuk kecepatan pengeluaran ( V)
...................... (1)
b. sedangkan pengeluaran volumetrik (Q)
dapat dituliskan persamaan yang
mempunyai bentuk :
...... (2)
Untuk h, kedalaman muka cairan
dalam tangki tetap ; dp/dl = ðp/L, sehingga
untuk sistem aliran seperti di dalam gambar
berikut :
gradien
145B. Budi Setiawati — Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Kecap
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
V Rd p h
dL� �
�2
8
( )�
�
� �Q
R d p h
dl� �
�
��
�
��
��
�
�4
8
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006146
Persamaan 2) dapat dituliskan dalam
bentuk:
.................. (3)
dimana Q laju alir volumetrik ( m /s); Z
elevasi dari dasar pengukuran (m); kerapatan
cairan ( kg/m ); g percepatan gravitasi ( m/s ); R
jari-jari pipa aliran (m); kekentalan cairan
(kg/m.s) ; L panjang pipa aliran (m) dan H
kedalaman muka cairan di dalam tangki uji
(m).
Persamaan 3) menunjukkan bahwa
pasti ada sebuah kurva linier yang
menyatakan hubungan Q dan Z dengan
3
3 2
kemiringan sebesar
................. (4)
Dari percobaan pengukuran Q dan Z ,
didapatkan data kedua peubah (Z peubah
bebas dan Q peubah tak bebas) tersebut dan
dari data tadi dapat difit kurva yang
memberikan harga kemiringan m dan
kekentalan cairan dapat diketahui dengan
persamaan :
................. (5)
Dengan , g, L dan R diambil tetap (
Khurmi R.S., 2001)
H
Z
Tangki
pemasok
cairan uji
pada T
Thermomet
er
Tangki uji
kekentalan
Gambar 1. Skema sistem aliran fluida dan alat
uji prediksi kekentalan cairan
pipa alir
L
Penggaris
Dasar
pengukuran
Q
� �QgR
LZ H� �
��
�
4
8
mgR
L�
��
�
4
8
���
�gR
mL
4
8
Kerapatan
Landasan Teori
Kerapatan merupakan salah satu sifat
phisik bahan atau substansi merupakan
perbandingan antara massa dan volume
substansi tersebut sehingga dapat dirumuskan
................... (6)
(Tipler PaulA, 1991)
Kualitas kecap dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu :
a. Perbedaan varietas kedelai yang digunakan
sebagai bahan baku
b. Lama fermentasi dalam larutan garam
c. Kemurnian biakan kapang yang digunakan
d. Jenis mikrobia yang digunakan
e. Proses pengolahan yang dilakukan
Dari beberapa hal yang dipaparkan di
atas dapat dipetik sebagai bahan penelitian
adalah butir a dan butir b dengan
mengambil asumsi bahwa butir c, d, dan e
diambil sama atau bukan merupakan variabel
hasil olahan kecap.
Kualitas bahan merupakan kumpulan
sifat-sifat khas yang dinilai dengan indera
(sensorik) dan sifat tersembunyi (analisa
laboratorium). Kualitas bahan yang dinilai
dengan sensorik melalui a) indera
penglihatan seperti warna, kekentalan
(viskositas) bahan hasil olahan, b) indera
pembau melalui pengamatan bau kecap yang
dihasilkan serta c) rasa dengan indera
pengecap.
Hipotesa Penelitian
METODE PENELITIAN
Bahan dan Materi Penelitian
Alat Penelitian
Prosedur Pelaksanaan
Hipotesa dapat ditarik di sini adalah :
a. lama fermentasi akan mempengaruhi
kualitas kecap
b. varietas kedelai akan mempengaruhi
kualitas kecap yang dihasilkan
tergantung atas kandungan protein dan
karbohidrat sebagai substrat fermentasi
dari masing-masing varietas tersebut.
Bahan Penelitian teridiri dari Kedelai
hitam varietas Cikuray, Merapi dan Ciwalen,
biakan kapang : Aspergillus Oryzae dan atau
Aspergillus Soyae., Bumbu kecap: pekak, daun
salam , lengkuas, sere, daun jeruk purut dan gula
palma (merah) dan Garam
Alat yang digunakan adalah Stoples, Tampah,
Panci, Waskom, Mangkok, Botol Kain saring,
Alat masak : kompor; wajan , Bahan Bakar :
minyak, gas LPG, Alat ukur yang terdiri dari
Gelas Ukur, Beker Glass, Meteran dengan
berbagai ukuran, Timbangan, Alat Ukur
Kekentalan Jam henti ( )
Penyediaan obyek penelitian dilakukan
dengan mengawali pembuatan kecap dari
bahan baku kedelai hitam sesuai dengan
tahap - tahap operasinya, sampai dengan tahap
fermentasi II, kemudian dilaksanakan
pembagian sesuai dengan kebutuhan akan
obyek tersebut dengan 3 macam variasi lama
fermentasi dengan penjemuran masing-masing
Stop Watch
147B. Budi Setiawati — Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Kecap
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
� � m V/
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006148
2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu.
Kemudian masing-masing variasi dilanjutkan
dengan tahap selanjutnya dalam pembuatan
kecap seperti tercantum di dalam butir II. 1.
Dengan demikian telah tersedia obyek
penelitian. Setelah itu dilaksanakan Pengujian
mutu kecap meliputi Uji inderawi dan uji
sifat phisik kekentalan dan kerapatan massa
dilakukan terhadap masing-masing obyek
penelitian yang telah tersedia.
Analisa statistik seperti anova dan
Tukey test ( )
dilakukan terhadap data uji inderawi,
sedangkan analisa grafis dilakukan terhadap
data uji kekentalan untuk mendapatkan nilai
kekentalan dari sampel masing-masing obyek
penelitian.
a) Hasil pengujian sampel kecap berdasarkan
mutu sifat warna
Hasil analisis dengan anova ( )
diperoleh harga F hitung = 6,235 > F tabel
(0,05,8,232) = 1,94 dan (0,01,8,232) = 2,51
dengan demikian di antara sampel terdapat
perbedaan yang nyata.
Untuk mengetahui perbedaan tiap-tiap
sampel pengujian dilanjutkan dengan LSD
( ). Rincian hasil
analisis dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.
Tingkat warna kecap yang berkode 277,
749 dan 252 mempunyai nilai rata-rata tertinggi
ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
HASILDAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Least significant difference
one way
Least Significant Difference
= 2,4 diantara kesembilan sampel lainnya,
mempunyai warna coklat tua yang berbeda
nyata dengan sampel 392 (coklat)
Kecap dengan kode 511,390,190,606 dan
637 mempunyai warna coklat tua yang berbeda
nyata dengan sampel 392 (coklat).
b) Hasil pengujian kecap berdasarkan mutu
bau / aroma kecap
Hasil analisis dengan anova (one way)
diperoleh harga F hitung = 4,285 > F tabel (0,05,
8, 232) = 1,94 dan (0,01, 8, 232)= 2,51 dengan
demikian diantara sampel terdapat perbedaan
yang nyata.
Untuk mengatasi perbedaan tiap-tiap
sampel pengujian dilanjutkan dengan LSD
( ). Rincian hasil
analisis dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8.
Tingkat bau / aroma kecap yang berkode
252 mempunyai nilai tertinggi = 4,03 diantara
kesembilan sampel lainnya, mempunyai tingkat
bau/aroma sangat disukai.
Tingkat bau / aroma kecap yang berkode
390,511, 606, 277,190, dan 637, mempunyai
tingkat bau/aroma cukup disukai.
Tingkat bau / aroma kecap yang berkode
749, 392 mempunyai tingkat bau/aroma netral
c) Hasil pengujian sampel kecap berdasarkan
mutu rasa manis kecap
Hasil analisis dengan anova ( )
diperoleh harga F hitung = 3, 705 > F tabel (0,05,
8, 232) = 1,94 dan (0,01, 8, 232) = 2,51 dengan
demikian diantara sampel terdapat perbedaan
yang nyata.
Untuk mengatasi perbedaan tiap-tiap
sampel pengujian dilanjutkan dengan LSD
Least Significant Difference
one way
( ). Rincian hasil
analisis dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12.
Tingkat rasa manis kecap yang berkode
252 mempunyai nilai tertinggi = 3,43 diantara
kesembilan sampel lainnya, memiliki tingkat
manis paling manis.
Tingkat rasa manis kecap yang berkode
390,511, 277, 637, dan 606 memiliki rasa manis
tingkat ke dua
Tingkat rasa manis kecap yang berkode
749, 190 dan 392 mempunyai tingkat kemanisan
ketiga.
Least Significant Difference d) Hasil pengujian kekentalan kecap dengan
metode dinamika fluida.
Pengujian lain yang dilakukan yakni
pengujian kekentalan kecap dengan metode
dinamika fluida yang kemudian dibandingkan
dengan pengujian kekentalan air dengan metoda
dinamika fluida.
Hasil perhitungan kekentalan air dengan
metoda dinamika fluida didapat sebesar
0,034503 Pa.s sedangkan hasil perhitungan
kekentalan kecap dengan metode dinamika
fluida dapat dilihat pada tabel berikut:
149B. Budi Setiawati — Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Kecap
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
No Kode Sampel Kekentalan Kecap (Pa.s)
1 392 0,779521
2 190 1,805066
3 277 3,095157
4 606 1,232697
5 511 5,814108
6 749 4,761781
7 637 7,795211
8 390 0,687813
9 252 3,141354
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2004.
Keterangan kode sampel kecap pada
tabel di atas diuraikan secara singkat sebagai
berikut:
� kecap berkode 277 = berasal dari kedelai non
organik hitam lokal difermentasi 4 minggu
� kecap berkode 749 = berasal dari kedelai
hitam organik lokal difermentasi 4 minggu
� kecap berkode 252 = berasal dari kedelai
hitam organik UGM difermentasi 4 minggu
� kecap berkode 511 = berasal dari kedelai
hitam organik lokal difermentasi 3 minggu
� kecap berkode 390 = berasal dari kedelai
hitam organik UGM difermentasi 3 minggu
� kecap berkode 190 = berasal dari kedelai
hitam non organik lokal difermentasi 3
minggu
� kecap berkode 606 = berasal dari kedelai
hitam organik lokal difermentasi 2 minggu
� kecap berkode 637 = berasal dari kedelai
hitam organik UGM difermentasi 2 minggu
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006150
� kecap berkode 392 = berasal dari kedelai
hitam non organik lokal difermentasi 2
minggu
Hasil perhitungan kekentalan kecap
untuk masing-masing sampel kemudian
dibandingkan dengan kekentalan air, maka
kekentalan kecap dengan kode 637 = 7, 795211
Pa.s > kekentalan air = 0, 034503 Pa/s.
Kecap dengan kode 637 paling kental,
kemudian kecap kode 511 dan 749 = kental
kesatu, kecap kode 252 dan 277 = kental kedua,
kecap kode 190, 606 = kental ketiga, kecap kode
392 dan 390 = paling tidak kental karena
besarnya kekentalan hampir sama dengan air =
0, 034503 Pa/s.
Rincian hasil perhitungan kekentalan air
dan kekentalan kecap dapat dilihat pada
lampiran 13 sampai dengan lampiran 22.
Has i l penguj ian sampel kecap
berdasarkan mutu sifat warna, bau/aroma, rasa
manis kecap dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Sifat warna kecap
Kecap yang memiliki warna coklat tua
yaitu yang berkode 277, 749, 252, 511, 390, 190,
606, dan 637 berasal dari varietas dan lama
fermentasi bervariasi dari 2 minggu sampai 4
minggu. Warna kecap tidak mutlak ditentukan
oleh varietas maupun lama fermentasi, banyak
ditentukan oleh warna gula merah.
Pada pemasakan dan penambahan gula
merah, maka larutan akan berubah yang
diakibatkan hasil reaksi browning antara gula
pereduksi dan gugus amino dan protein
B Pembahasan
(Purnomo danAdiono, 1985).
b. Sifat bau / warna
Sampel kecap yang memiliki tingkat bau/
aroma sangat disukai adalah yang berkode 252 =
kedelai hitam organik UGM difermentasi 4
minggu.
Menurut Purnomo dan Adiono (1985),
kecap yang dibuat dengan cara fermentasi
berlangsung selama 30 - 40 hari dapat
mempengaruhi cita rasa dan aroma hasil akhir
kecap, karena protein dan karbohidrat pada
kedelai dihidrolisa oleh Aspergillus soyae,
menghasilkan komponen-komponen gizi yang
lebih sederhana (
).
c. Sifat rasa manis kecap
Sampel kecap yang berkode 252,
memiliki tingkat rasa manis paling manis
berasal dari kedelai hitam organik UGM
difermentasi 4 minggu.
Bahan baku kecap adalah hasil
fermentasi bakteri (moromi) dengan waktu 30
40 hari, diberi bumbu dan gula merah, kemudian
d ipanaskan . Kecap yang d ihas i lkan
mengandung protein terlarut cukup tinggi.,
sehingga mempengaruhi rasa
kecap (Purnomo danAdiono, 1985).
d. Kekentalan kecap
Kecap dengan kode 637 = berasal dari
kedelai hitam organik UGM difermentasi 2
minggu.
Kekentalan kecap dipengaruhi oleh
banyaknya bahan terlarut (protein terlarut)
amylase, maltase, fosfatase,
lipase, proteinase
peptide, dan asam asam amino seperti arginin,
fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, metionin,
dan triptopan
ditambah dengan bumbu dan gula merah
(pereduksi) kemudian dipanaskan pada suhu
800 - 85 C diaduk sampai rata dengan waktu
tertentu atau selama 2 3 jam (Purnomo dan
Adiono, 1985).
Hasil penelitian kedelai hitam sebagai
bahan baku pembuatan kecap dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kelayakan teknis
a. Bahan baku:
- kemudahan pasokan, mudah didapat di
daerah DIYterutama Kabupaten Bantul
- kapasitas tersedia, cukup banyak karena
musim tanamnya berbeda disetiap Kabupaten
di DIY
- identifikasi dipilih kedelai yang memiliki
kadar protein tinggi
- spesifikasi kedelai hitam organik dan non
organik
b. Proses
� Kemudahan perlakuan / operasi
� Mekanis : alat dan ketersediaan mudah
didapat
� Manual: energi dan ketersediaan mudah
didapat
� Campuran: tenaga kerja dan jumlah
disesuaikan dengan produksi
� Pengendalian
� Parameter proses : suhu (T) dan lama ( waktu)
� Penyeragaman dan penentuan pemasakan
� Penanganan (handling)
� Tata letak peralatan dibuat efisien
� Pemindahan bahan, dari operasi satu ke
0
C. Kelayakan
lainnya (cara manual, kapasitas dan
frekuensi)
� Efisiensi
� Titik krisis (kehilangan bahan) perlu
diperhatikan
c. Produk
� Pembotolan (dari pengisian sterilisasi
penutupan botol sampai penyimpanan ) dapat
dilakukan dengan mudah dan hati hati.
Kapasitas pengisian 15 - 20 botol / 1 jam / 2
tenaga kerja
� Kapasitas hasil dan rendemen, setiap 1 kg
kedelai hitam sebagai bahan baku dan 8 kg
gula palama / gula merah sebagai bahan
penunjang menghasilkan kecap botol 15 - 20
botol (isi 620 ml)
2. Kelayakan finansial
Mengingat satu siklus produksi kecap
kedelai hitam, berlangsung sekitar satu bulan
bahkan lebih maka perhitungan yang akan
dianalisa ditetapkan pada skala waktu “ 1 bulan”
untuk lebih mempermudah perhitungan.
� Kebutuhan bahan baku per bulan = 10 kg
kedelai hitam
� Hasil produksi kecap per bulan = 200 botol
� Harga kecap per botol = Rp 6.000
Perhitungan biaya dan keuntungan dari
usaha kecap dalam waktu satu bulan
a. Produksi ( )
Produksi kecap per bulan = 200 botol
Nilai produksi per bulan = 200 x Rp 6.000
= Rp 1.200.000
outflow
151B. Budi Setiawati — Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Kecap
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006152
a. Kebutuhan peralatan
No Nama Jumlah Nilai (Rp)Umur
(thn)
Penyusutan/bln
(Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kompor
Panci
Tampah
Kain saring
Ember plastik/guci
Kalo
Dandang
Pengaduk
Timbangan
Penutup botol
Tabung gas
2 buah
2 buah
3 buah
2 meter
5 buah
3 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
500.000
150.000
15.000
15.000
212.500
15.000
150.000
12.000
50.000
800.000
350.000
5
2
0,5
0,25
1
0,5
2
0,5
5
5
5
8.333
6.250
2.500
5.000
17.710
2.500
6.250
2.000
833
13.333
5.833
Total 2.269.500 70.542
a. Biaya-biaya ( )
1. Penyusutan alat = Rp 70.542
2. Sewa tempat / gudang = Rp 60.000
3. Kedelai 10 kg x Rp 3.500 = Rp 35.000
4. Gula kelapa 80 kg x Rp 4.500= Rp 360.000
5. Ragi (1 paket) = Rp 1.500
6. Bumbu (1 paket) = Rp 10.000
7. Gas (0,5 tabung) x Rp 55.000= Rp 27.500
8. Garam (2 pak) x Rp 2.500 = Rp 5.000
9. Botol 200 x 60 = Rp 120.000
10.Tutup botol 200 bh x Rp 50 = Rp 10.000
11.Listrik = Rp 25.000
12.Air 200 liter x Rp 50 = Rp 10.000
13Tenaga kerja 40 HOK x Rp 2.300
= Rp 92.000
14.Transportasi = Rp 100.000
inflow Total biaya ( ) = Rp 926.542
b. Keuntungan
Nilai produksi ( ) = Rp 1.200.000
Total biaya ( ) = Rp 926.542
Keuntungan per bulan = Rp 273.458
c. Analisa tingkat kelayakan usaha ( )
B/C ratio = Jumlah penerimaan / Jumlah
pengeluaran
= Rp. 1.200.000 / Rp. 926.542.
= Rp. 1,30
d. Analisa tingkat efisiensi penggunaan modal
(ROI)
� ROI keuntungan usaha terhadap modal usaha
= Keuntungan usaha / Penerimaan usaha x
100 %
= Rp. 273.458 / Rp. 962.542 x 100 %
inflow
out flow
in flow
B/C ratio
= 29,51 %
� ROI keuntungan usaha terhadap modal usaha
= Keuntungan usaha / Penerimaan usaha x
100 %
= Rp. 273.458 / Rp. 1.200.000 x 100 %
= 22,79 %
2. Kelayakan kualitas
� Bahan baku yaitu dari kedelai hitam organik
dan kedelai hitam non organik, untuk
dianalisa komposisi belum dilakukan
� Proses pembuatan kecap, dengan fermentasi
selama satu bulan dan tanpa penambahan
bahan pengawet, pewarna serta pengental.
Pengujian sensoris dengan indrawi sudah
dilakukan meliputi rasa, aroma, dan warna
sesuai dengan penilaian panelis, (lampiran 3,
4, 7, 8, 11, 12) layak dan aman dikonsumsi.
Hasil analisis menunjukkan dari lama
fermentasi kedelai hitam 4 minggu (30 hari)
mempunyai sifat warna, bau/aroma, dan rasa
manis kecap mempunyai nilai tertinggi dengan
kata lain sangat disukai/ paling manis. Dan
Berdasarkan perhitungan analisa kelayakan
usaha, ditunjukkan oleh rentabilitas antara
bunga bank per tahun 15 % (1,25 % per bulan),
maka bunga yang didapat dari modal yang
dikeluarkan adalah Rp. 926.542 x 1,25% x 1 =
Rp. 11.582. Sisa hasil usaha selama 1 bulan =
Rp. 273.458 dengan demikian usaha kecap
organik layak diusahakan daripada modal
disimpan di bank. Serta Jangkauan ke depan,
operasi mekanis / semi mekanis dapat
PENUTUP
Kesimpulan
diterapkan
U n t u k m e n d u k u n g p r o g r a m
diversifikasi produk olahan kedelai hitam
menjadi kecap organik perlu dikembangkan di
sentra penghasil kedelai hitam organik karena
memiliki rasa, aroma yang khas, warna coklat
tua, yang diproses tanpa pengawet dan zat
l a i n , M e n u m b u h k a n d a n
mengembangkan kegiatan di bidang pertanian
(agribisnis) melalui peningkatan kegiatan
agroindustri, Meningkatkan pasokan makanan
bergizi dan produk organik yang aman dan
sesuai dengan selera konsumen.
Astawan, M & Wahyuni, M 1991.
PenerbitAkademika Pressindo, Jakarta.
Kartika, B, Hastuti, P dan Supartono,W 1988..
PAU Pangan dan Gizi UGM,Yogyakarta.
Khurmi, R.S 2001.
S.Chand & Company Ltd.Ram Nagar,New Delhi.
Purnomo, H dan Adiono 1985.(terjemahan). UI Press, Jakarta.
Rukmana, R 1995.. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Streeter, L. 1981. , SecondEdition. Mc Graw Hill, Kogakusha.
Tipler, Paul A 1991.(terjemahan). Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
a d d i t i v e
. TeknologiPengolahan Pangan Nabati Tepat Guna.
.Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan
. Hydraulics, FluidMechanics and Hydraulic Machines.
. Ilmu Pangan
. Kedelai Budidaya danPasca panen
Fluid Mechanics
. Fisika untuk Sains danTeknik
153B. Budi Setiawati — Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Kecap
STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta
INDEKS PENGARANGILMU-ILMU PERTANIAN 2006
A
Ananti Yekti
Asih Farmia
B
B. Budi Setiawati
C
Christine Sri Widiputranti
Cucuk Redono
E
Edhi Martono
Edy Suharyanto
F
Fx. Agus, Suyono, R. Hermawan
M
Miftakhul Arifin
Analisis Kelayakan Usahatani Kangkung Air
Peran Perempuan Indonesia dalam Pembangunan Pertanian
Kedelai Hitam Sebagai Bahan Baku Kecap Tinjauan Varietasdan Lama Fermentasi terhadap Mutu Kecap
Pemberdayaan Petani Miskin di Pedesaan:Analisis Pengalaman Program SLT dan IDT
Beberapa Faktor yang Berpengaruh terhadap Progresivitas Kelompok TaniLahan Pantai di Kabupaten Kulon Progo
SLPHT sebagai Lembaga Pemberdayaan Petani
Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Bantul
Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem Pertanian Organikdi Kabupaten Bantul
Profil Kemampuan Umum ( ) yang Diperlukan bagiPenyuluh PertanianGeneric Competencies
N
Nani Tri Iswardayati
R
Rika Nalinda
S
Sapto Husodo
Sunarru Samsi Hariadi
Suharno
Suharto Budiyono
Supriyanto, Dyah Pertiwi Kusumawardani, Subejo
Kajian Efektivitas Seni Karawitan sebagai Media PemasyarakatanTeknologi Pengendalian Hama
Alokasi Waktu Kerja Keluarga Pengrajin Emping Melinjo di Kecamatan MlatiKabupaten Sleman
Partisipasi Petani dalam Kegiatan Eks DAFEP di Kabupaten Bantul
Penyuluhan dengan Pendekatan Wilayah dengan Rujukan DesaSebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Gunungkidul
Kajian Pertumbuhan dan Produksi pada 8 Varietas Kedelai ( L.) Merrildi Lahan Sawah Tadah Hujan
Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi
Analisis Isi Struktur Periklanan Pertanian Indonesia pada JaringanInternet Indonetwork
Glycine max
INDEKS KOMULATIFILMU-ILMU PERTANIAN 2006
SLPHT sebagai Lembaga Pemberdayaan Petani
Beberapa Faktor yang Berpengaruh terhadap Progresivitas Kelompok TaniLahan Pantai di Kabupaten Kulon Progo
Partisipasi Petani dalam Kegiatan Eks DAFEP di Kabupaten Bantul
Pemberdayaan Petani Miskin di Pedesaan:Analisis Pengalaman Program SLT dan IDT
Peran Perempuan Indonesia dalam Pembangunan Pertanian
Analisis Kelayakan Usahatani Kangkung Air
Profil Kemampuan Umum ( ) yang Diperlukan bagiPenyuluh Pertanian
Kajian Pertumbuhan dan Produksi pada 8 Varietas Kedelai (G L.)Merril di Lahan Sawah Tadah Hujan
Alokasi Waktu Kerja Keluarga Pengrajin Emping Melinjo di Kecamatan MlatiKabupaten Sleman
Analisis Isi Struktur Periklanan Pertanian Indonesia pada JaringanInternet Indonetwork
Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Bantul
1 5
Edhi Martono
6 17
Cucuk Redono
18 27
Sapto Husodo
28 34
Christine Sri Widiputranti
35 41
Asih Farmia
42 49
Anati Yekti
50 64
Miftakhul Arifin
65 72
Suharno
73 86
Rika Nalinda
87 101
Supriyanto, Dyah Pertiwi Kusumawardani, Subejo
102 111
Edy Suharyanto
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
Generic Competencies
lycine max
Kajian Efektivitas Seni Karawitan sebagai Media PemasyarakatanTeknologi Pengendalian Hama
Penyuluhan dengan Pendekatan Wilayah dengan Rujukan Desasebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Gunungkidul
Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi
Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem Pertanian Organikdi Kabupaten Bantul
Kedelai Hitam Sebagai Bahan Baku Kecap Tinjauan Varietasdan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Kecap
112 118
Nani Tri Iswardayati
119 127
Sunarru Samsi Hariadi
128 133
Suharto Budiyono
134 141
Fx. Agus, Suyono, R. Hermawan
142 153
B. Budi Setiawati
�
�
�
�
�
Naskah dalam Jurnal Ilmu-ilmu Pertanianditulis dalam Bahasa Indonesia atau BahasaInggris, dengan gaya bahasa efektif dan akademis.
Naskah dapat berupa hasil penelitian ataustudi pustaka yang diketik komputer (MS Wordatau yang kompatibel dengan MS-Word)meggunakan spasi ganda, tulisan disertai intisari( ). Panjang tulisan berkisar antara 16sampai dengan 20 halaman kuarto (A4).
Naskah hasil penelitian mengikuti susunansebagai berikut; halaman judul, nama penulis,alamat penulis, intisari, kata kunci, pendahuluan,bahan dan metode, hasil dan pembahasan,kesimpulan dan saran, daftar pustaka. Naskahkonseptual tersusun atas halaman judul,pendahuluan, isi tulisan, penutup, daftar pustaka.
Grafik dan gambar garis dapat gambardengan tinta cina atau menggunakan programgrafik (komputer), grafik dan gambar diutamakantidak berwarna (hitam putih). Judul gambardiletakkan di bawah gambar, diberi nomor urutsesuai dengan letaknya dan dicetak tebal. Masing-masing gambar diberi keterangan singkat dengannomor urut yang diletakkan di luar bidang gambar.Gambar dan grafik diletakkan di dalam naskah.
Gambar fhotografis diutamakan tidakberwarna (hitam putih) dan dicetak di atas kertasmengkilap, jelas dan tidak kabur. Nama lain(binomial), kata asing, latin dan bukan kata dalamBahasa Indonesia dicetak miring.
Judul harus singkat dan jelas menunjukkanidentitas subyek, indikasi tujuan studi dan memuatkata-kata kunci. Jumlah kata seyogyanya berkisarantara 6 - 12 buah, dituliskan dalam BahasaIndonesia dan Bahasa Inggris. Nama atau nama-nama penulis ditulis tanpa gelar.
(intisari), harus dapat memberiinformasi mengenai seluruh isi karangan, ditulisdengan singkat, padat dan jelas dan tidak melebihi250 kata, ditulis dalam Bahasa Inggris (untuknaskah dalam Bahasa Indonesia) dan BahasaIndonesia (untuk naskah dalam Bahasa Inggris),intisari disertai (kata kunci).
Pendahuluan, berisi latar belakang,masalah dan tinjauan teori secara ringkas.
–
abstract
Abstarct
key words
Metode penelitian, berisi penjelasanmengenai bahan dan alat yang digunakan dalampenelitian (kalau ada), waktu, tempat danrancangan percobaan (teknik analisis).
Hasil dan pembahasan, disajikan secararingkas (dapat dibantu dengan tabel, grafik ataufhoto-fhoto). Pembahasan merupakan tinjauanterhadap hasil penelitian secara singkat tetapi jelasdan merujuk pada literatur terkait.
Kesimpulan dan saran, berisi hasil nyataataupun keputusan dari penelitian yang dilakukandan saran tindakan lanjut untuk bahanpengembangan penelitian berikutnya.
Daftar pustaka, memuat semua pustakayang digunakan dalam penulisan karangan. Daftarpustaka ditulis dalam urutan abjad secarakronologis (urut tahun).
Penulisan pustaka untuk buku denganurutan; nama pokok (keluarga) dan inisialpengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi, namapenerbit dan tempat terbit. Setiap bagian diakhiridengan tanda titik.
Penulisan pustaka untuk karangan dalambuku, majalah, surat kabar, proseding atau terbitanlain bukan buku, ditulis dengan urutan; namapokok dan inisial pengarang, tahun terbit, judulkarangan, inisial dan nama editor, judul buku,halaman pertama dan akhir karangan, namapenerbit dan tempat terbit.
Redaksi mempunyai hak untuk mengubahdan memperbaiki ejaan, tata tulis dan bahasa yangdimuat tanpa mengubah esensi.
Naskah yang telah ditulis dan sesuaidengan pedoman penulisan jurnal ilmu-ilmupertanian diterima paling lambat satu bulansebelum bulan penerbitan, dalam bentuk
(cetak printer) dan ( ).
Naskah dikirimkan kepada, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
(STPP) Jurusan Penyuluhan PertanianYogyakarta, Jalan Kusumanegara Nomor 2Yogyakarta Kode Pos 55167 Telpon (0274)
373479 (0274) [email protected]
hardprinting soft printing file
Faximile E Mail:
M. AdlanLarisu
�
PEDOMAN PENULISAN NASKAHDALAM JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN