13
PENERAPAN KINETIC FAÇADE DENGAN PENDEKATAN BIOMIMETIC Oleh Kanoasa Akbar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Alamat Jl Mt Harryono No 167 Malang 65415 Indonesia Telp: +62-341-567486, Fax: +62-341-567486 E-mail : [email protected] ABSTRAK Kinetic façade merupakan teknologi, dimana façade memiliki kemampuan otomatik, kinetic façade memiliki beberapa pendekatan kefungsian yaitu interactive, entertainment, dan adaptive. Kepentingan adaptive yang banyak dikembangkan karena bersifat ekologis, karena memiliki sistem untuk selalu ber adaptasi dengan pergantian dan kondisi cuaca sepanjang tahun dengan cara meng optimasi sumber energi yang dapat diperbarui ( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan. Dalam perancangannya sebagai selubung bangunan, terdapat parameter parameter yang harus diaplikasikan pada kinetic façade ini. Konsep biomimetic, yaitu konsep meniru alam dapat digunakan sebagai pendekatan yang lebih ekologis , karena mempelajari langsung dari sistem adaptif makhluk hidup yang ada. Kata kunci :Façade, kinetic façade, biomimetic. PENDAHULUAN Global warming, sekarang ini menjadi hal yang sangat diperhatikan perkembangannya. Dampaknya pada dunia arsitektur menjadikan arsitektur harus lebih peduli dan paham pada alam dan lingkungan sekitar guna mengurani global warmin atau pemanasan global. Sustainable architecture menjadi jalan keluar agar bangunan bisa tetap atau sejalan dengan alam, biomimetic merupakan salah satu pendekatan ekologis yang melihat alam, dalam kata yunani memiliki arti “menitu alam”, pendekatan ini percaya bahwa permasalahan yang ada sekarang ini seperti pemanasan global sudah dipecahkan masalahnya oleh alam disekitar melalui sistem adaptif tubuhnya, hal inilah yang mendasari munculnya biomimetic. Kaitannya dengan kinetic façade, merupakan keduanya mendukung sistem pada arsitektur yang bersifat ekologis. Kinetic façade dengan sistem adaptif dan responsive dapat menyesuaikan kebutuhan atau keinginan pengguna dalam bangunan yang dinaunginya. Fasad merupakan bagian terluar suatu bangunan dapat dikatakan juga sebagai selubung bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai pelindung pengguna bangunan dari iklim dan lingkungan di luar bangunan, selain itu suatu fasad harus tetap memenuhi aspek estetika atau keindahan

jurnal kinetic facade biomimetic

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal kinetic facade biomimetic

Citation preview

Page 1: jurnal kinetic facade biomimetic

PENERAPAN KINETIC FAÇADE DENGAN PENDEKATAN BIOMIMETIC

Oleh Kanoasa Akbar

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Alamat Jl Mt Harryono No 167 Malang 65415 Indonesia

Telp: +62-341-567486, Fax: +62-341-567486

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Kinetic façade merupakan teknologi, dimana façade memiliki kemampuan otomatik,

kinetic façade memiliki beberapa pendekatan kefungsian yaitu interactive, entertainment, dan

adaptive. Kepentingan adaptive yang banyak dikembangkan karena bersifat ekologis, karena

memiliki sistem untuk selalu ber adaptasi dengan pergantian dan kondisi cuaca sepanjang tahun

dengan cara meng optimasi sumber energi yang dapat diperbarui ( radiasi matahari dan

kecepatan udara) pada selubung luar bangunan. Dalam perancangannya sebagai selubung

bangunan, terdapat parameter – parameter yang harus diaplikasikan pada kinetic façade ini.

Konsep biomimetic, yaitu konsep meniru alam dapat digunakan sebagai pendekatan yang lebih

ekologis , karena mempelajari langsung dari sistem adaptif makhluk hidup yang ada.

Kata kunci :Façade, kinetic façade, biomimetic.

PENDAHULUAN

Global warming, sekarang ini

menjadi hal yang sangat diperhatikan

perkembangannya. Dampaknya pada dunia

arsitektur menjadikan arsitektur harus lebih

peduli dan paham pada alam dan lingkungan

sekitar guna mengurani global warmin atau

pemanasan global. Sustainable architecture

menjadi jalan keluar agar bangunan bisa

tetap atau sejalan dengan alam, biomimetic

merupakan salah satu pendekatan ekologis

yang melihat alam, dalam kata yunani

memiliki arti “menitu alam”, pendekatan ini

percaya bahwa permasalahan yang ada

sekarang ini seperti pemanasan global sudah

dipecahkan masalahnya oleh alam disekitar

melalui sistem adaptif tubuhnya, hal inilah

yang mendasari munculnya biomimetic.

Kaitannya dengan kinetic façade,

merupakan keduanya mendukung sistem

pada arsitektur yang bersifat ekologis.

Kinetic façade dengan sistem adaptif dan

responsive dapat menyesuaikan kebutuhan

atau keinginan pengguna dalam bangunan

yang dinaunginya. Fasad merupakan bagian

terluar suatu bangunan dapat dikatakan juga

sebagai selubung bangunan yang memiliki

fungsi utama sebagai pelindung pengguna

bangunan dari iklim dan lingkungan di luar

bangunan, selain itu suatu fasad harus tetap

memenuhi aspek estetika atau keindahan

Page 2: jurnal kinetic facade biomimetic

karena merupakan suatu muka bangunan.

Fasad juga dapat memunculkan identitas

suatu bangunan bahkan kawasan

disekitarnya.

KAJIAN PUSTAKA

Façade

Tujuan utama dari fasad bangunan

adalah untuka melindungi pengguna

bangunan dari lingkungan di luar bangunan.

Meskipun fasad secara sejarah memiliki

sistem yang statis, tetapi beberapa masih di

desain dengan merespon berbagai aspek.

Terkadang fasad hanya berfungsi sebagai

elemen estetika dan sebagai identitas pada

bangunan lain di sekitarnya. Ada kalanya

fasad juga berfungsi untuk memasukkan

panas matahari tetapi juga dapat menolak

pada waktu tertentu. Ada kalanya juga fasad

melindungi dari cuaca luar, tetapi juga

membiarkan bangunan untuk “bernafas”.

Fasad juga sebagi tempat menaungi

pengguna bangunan dan tetap aman di

dalamnya, tetapi dapat melihat

pemandangan diluar bangunan dan tetap

merasakan keterkaitan pada alam. Perbedaan

kebutuhan dari kepentingan fasad ini dapat

diseimbangkan atau dipenuhi tergantung

dari fungsi dan waktu. Dengan

menggerakkan fasad dan membuatnya lebih

dinamis, fasad dapat lebih beradaptasi

terhadap kondisi dan memberikan

penambahan kenyamanan dengan

memberikan fasad itu sebuah sistem yang

lebih dalam performance nya. Fasad

sekarang dapat merasakan lingkungan dan

memodifikasi sendiri, dan bangunan dapat

konstan bekerja untuk membuat lingkungan

yang baik bagi pengguna bangunan dengan

tetap melindungi dari cuaca luar. Dengan

banyak mempelajari sistem kinetic fasad dan

melalui penggunaan simulasi computer dan

percobaan empiris, sebuah sampel dari

metode gerakan kinetis dapat di analisa

untuk mendapatkan manfaat dari

lingkungan, dan mendapatkan rekomendasi

atau solusi terbaik.

Kinetic Facade

Akhir – akhir ini kinetic facades sudah di

produksi secara massal, tetapi banyak dari

tujuannya tidak untuk control lingkungan,

tetapi lebih untuk kearah segi elemen

interaktif yang digunakan untuk estetika.

Fasad seperti ini sebenarnya menarik dalam

segi kegunaan, tetapi sedikit sekali

menyentuh sebagai elemen kontrol

lingkungan. Beberapa contoh dari dynamic

facades yang sangat bagus tanpa

mempedulikan sebagai penengah dari

lingkungan indoor dan outdoor adalah BIX

façade di Kuntshaus Gras oleh Realities

United dan Enteractive façade oleh

Electroland. Kinetic façade lainnya sudah

berusaha untuk menengahi masalah

lingkungan, tetapi tidak lebih dari satu aspek

yaitu fokus pada radiasi matahari saja.

Sistem kinetic ini memiliki pengoperasian

manual yang sederhana pada sunshade nya

seperti pada bangunan the Guru Bar oleh

KLab, atau yang lebih rumit dan komplek

lagi pada Arab Institute oleh Jean Nouvel.

Arsitektur dituntut untuk memiliki

fleksibilitas dalam mengakomodasi

kebutuhan penggunanya, Frazer (1995)

menjelaskan bahwa arsitektur harus “hidup

dan berkembang” layaknya ekosistem alam

yang beradaptasi dan berinteraksi antara

sesamanya maupun dengan lingkungannya.

Responsive architecture merupakan

Page 3: jurnal kinetic facade biomimetic

pendekatan yang pada umumnya digunakan

untuk menjelaskan adaptasi dan interaksi

antara arsitektur dengan lingkungannya

(Beesley, 2006) termasuk respon langsung

terhadap kebutuhan pengguna bangunan. .

Sistem adaptif dan respon lingkungan dapat

dipelajari dari alam disekitar inilah yang

dinamakan konsep biomimetic. ini juga di

terapkan pada sistem adaptif pada makhluk

hidup,

Biomimetic

Biomimicry atau biomimetics berasal

dari kata Yunani yaitu bios (kehidupan) dan

mimesis (meniru). Biomimetik atau

biomimikri pertama kali dicetuskan oleh

Janine M. Benyus, seorang penulis dan

pengamat sains dari Montana. Ilmuwan

sekaligus penulis, Janine Benyus,

memperkenalkan istilah biomimicry di tahun

1997 dengan bukunya Biomimicry:

Innovation Inspired by Nature. Benyus

percaya bahwa masalah - masalah yang

pernah ada sudah/pernah dipecahkan oleh

alam. Benyus mengusulkan untuk

menggeser perspektif atau pandangan orang

dari mempelajari “tentang” alam menjadi

mempelajari “dari” alam sebagai jalan untuk

mengatasi permasalahan manusia, diantara

hal – hal yang berkaitan tentang

sustainability dapat dipecahkan dengan

mengaplikasikan proses biomimicry pada

sebuah proyek atau pekerjaan. Dengan

memanfaatkannya kedalam proses desain

dapat membantu membuka kesempatan

untuk dapat mengidentifikasi solusi biologis

kedalam permasalahan bangunan dan masuk

kedalam perspektif alam, karena ada

kemungkinan bahwa alam sudah

menawarkan sebuah solusi.

Konsep ini belakangan dianalisis

oleh banyak orang dan mulai diterapkan.

Biomimetik mengacu pada semua substansi,

peralatan, mekanisme dan sistem yang

diproduksi manusia untuk meniru sistem

yang ada di alam. Kalangan ilmiah saat ini

merasakan kebutuhan mendesak untuk

menggunakan biomimetik, terutama dalam

bidang nanoteknologi, teknologi robot,

kecerdasan buatan, pengobatan dan militer.

Biomimicry memperkenalkan sebuah

era berdasarkan bukan dari apa yang bisa

kita ambil dari sebuah organisme dengan

ekosistemnya, tetapi apa yang bisa kita

pelajari dari mereka. Pendekatan

biomimicry sebagai proses desain seringkali

berada pada dua kategori: Menentukan

kebutuhan manusia atau permasalahan dan

mencari pemecahan dari bagaimana

organisme atau ekosistem

menyelesaikannya, istilahnya adalah design

looking to biology , atau mengidentifikasi

karakter khusus, perilaku atau fungsi suatu

organism atau ekosistem, dan

menerjemahkannya kedalam desain,

merujuk pada biology influencing design

(Biomimicry Guild, 2007).

Design looking to biology,

Pendekatan dimana perancang melihat ke

kehidupan dunia sebagai solusi, memerlukan

perancang untuk mengidentifikasi masalah

dan mencocokkannya ke organism yang

memiliki isu yang sama. Pendekatan ini

secara efektif diawali perancang dengan

mengidentifikasi parameter tujuan dan

parameter keberhasilan dari desain.

Biology influencing design Ketika

ilmu pengetahuan biologi mempengaruhi

rancangan manusia, proses desain yang

Page 4: jurnal kinetic facade biomimetic

kolaboratif pada awalnya tergantung pada

orang - orang memiliki pengetahuan

terhadap biologi atau penelitian ekologi

daripada dari penentuan permasalahan

desain. Sebuah contih adalah analisa

ilmuwan terhadap bunga teratai yang bersih

dari air rawa, hal ini memicu banyak

inovasi desain seperti dijelaskan oleh

Baumeister (2007) , termasuk cat teknologi

kini yang dapat mudah dibersihkan.

Meskipun Hawken (2007)

menyampaikan bahwa manusia adalah suatu

spesies yang lebih lama ada daripada

kehidupan hutan tertua dan mereka tidak

diragukan lagi akan sebagai spesies yang

dapat beradaptasi, kesamaan antara solusi

desain dan taktik yang digunakan spesies

lain, secara mengejutkan memiliki sedikit

perbedaan atau overlap mengingat manusia

dan alam itu berada pada satu tempat dan

memiliki sumber yang sama (Vincent et al.,

2006, Vogel, 1998). Oleh karena itu

keuntungan dari pendekatan ini adalah

biologi dapat mungkin mempengaruhi

manusia dalam hal masalah dalam suatu

desain, sebelumnya menghasilkan ketidak-

pikiran dari teknologi atau sistem atau

bahkan pendekatan dalam memecahkan

persoalan desain. Potensi dari pergeseran

sebenarnya ada pada bagaimana cara

mendesain dan apa yang difokuskan pada

suatu permasalahan, yang ada adalah dengan

pendekatan desain biomimetic (Vincent et

al., 2005).

Meskipun Biomimicry tergolong

disiplin yang baru, tetapi sepertinya akan

memiliki pengaruh yang kuat pada

kehidupan kita di masa depan, sebagai jalan

baru dari pemikiran kedepan dengan solusi

yang lebih sustainable mengharmoniskan

dengan alam. Saat biomimicry mulai

banyak diketahui oleh seluruh duinia, para

ahli biologi memulai perannya dalam

pendesainan, sebagai hasil solusi dari

pertisipasi menuju kemanusiaan yang lebih

dekat dengan alam. Setiap langkah yang

tepat akan membantu manusia lebih lama di

bumi hingga akhir datang. Salah satu hal

yang penting dalam hal ini adalah untuk

membawa orang untuk mengeluarkan

segenap gagasan sebanyak mungkin, dengan

jalan menggunakan biomimicry. Banyak

contoh dari solusi Biomimicry yang melihat

Nature as a model, mentor and measure,

yang dapat ditemukan dan dimanfaatkan.

Bio-architecture (biomimicry in

architecture)

Rob beug mendefinisikan bio-

architecture adalah sebagai pencarian

potensi dari organisme biologi untuk dapat

dimasukkan kedalam arsitektur. Setiap

makhluk hidup di bumi menggambarkan

sebuah sistem kefungsian yang baik sebagai

adaptasi lingkungan sebagai hasil dari

evolusi bertahun-tahun.

Page 5: jurnal kinetic facade biomimetic

Hubungan antara biologi dan

arsitektur pada awalnya mungkin terlihat

asing, tetapi faktanya terdapat banyak

kesamaan antara bangunan dan makhluk

hidup.

Hubungan ini di golongkan dalam 2

kategori besar :

1. estetika : berhubungan dengan

visual dan penampilan luar

2. fungsi : berhubungan

dengan cara kerja, sistem

pemakaian energi dan

pembuangan energi.

Tingkat Kedalaman Biomimicry

Dengan dua pendekatan yang telah

didiskusikan sebelumnya, ada tiga tingkatan

dari biomimicry yang dapat diaplikasikan

kedalam sebuah desain yaitu bentuk, proses,

dan ekosistem (Biomimicry Guild, 2007),

suatu organisme atau ekosistem, bentuk dan

proses adalah aspek- aspek yang dapat

dipelajari dan ditiru (mimic).

LEVEL CONTOH – BANGUNAN MENIRU RAYAP

Level Organisme

(mimicry dari

organisme spesifik)

Bentuk Bangunannya berbentuk seperti rayap

Material Bangunan terbuat dari material yang

sama seperti rayap, meniru

exoskeleton atau skin-nya.

Konstruksi Bangunan terbuat dengan cara sama

seperti rayap membuatnya, seperti

contoh sirkulasi pertumbuhan rayap.

Proses Bangunan bekerja sama seperti

individu rayap, contohnya rayap

memproduksi hydrogen agar lebih

efisien

Fungsi Fungsi bangunan dalam konteks lebih

luas, contohnya mendaur ulang

cellulose agar tercipta tanah buatan

Page 6: jurnal kinetic facade biomimetic

Level perilaku

(mimicry bagaimana

cara berperilaku

terhadap konteks

luas/alam)

Bentuk Bangunan seperti buatan rayap,

bentuknya seperti gundukan buatan

rayap

Material Bangunan terbuat material sama

sseperti rayap buat, contoh;

menggunakan tanah murni sebagai

bahan primer bangunan.

Konstruksi Bangunan dibuat sama seperti rayap

dapat membuatnya, contoh; bangunan

dari timbunan tanah.

Proses Mengerjakan bangunan seperti rayap

mengerjakan gundukannya, contoh;

secara hati-hati menetukan orientasi,

bentuk, seleksi material dan ventilasi

alami, atau meniru rayap dalam

bekerjasama

Fungsi Fungsi bangunan sama seperti jika

dibuat dengan rayap, kondisi internal

harus optimal dan thermal stabil.

Level ekosistem

(mimicry sebuah

ekosistem)

Bentuk Bangunan terlihat seperti sebuah

ekosistem (kehidupan rayap didalam)

Material Bangunan terbuat sama seperti

ekosistem rayap,contoh; menggunakan

komponen alami, dan air sebagai

media primer kimiawi.

Konstruksi Bangunan disusun seperti cara

ekosistem rayap, contoh; prinsip pada

urutan dan penambahan kompleksitas

setiap waktu.

Proses Bangunan bekerja seperti cara

ekosistem rayap, contoh; bangunan

menangkap dan mengubah energi dari

matahari, dan mengumpulkan air.

Fungsi Bangunan dapat berfungsi sama sperti

ekosistem rayap, contoh; dapat

berpartisipasi dalam siklus hidro,

carbon, nitrogen dalam sekali waktu.

METODE

Secara umum metode yang

digunakan adalah deskriptif analisis.

Metode ini berisi paparan atau deskripsi

yang terjadi saat ini disertai dengan literatur-

literatur yang mendukung teori-teori yang

dikerjakan. Analisa data dapat dikerjakan

secara kuantitatif. Dengan menggunakan

metode deskriprtif yang membahas teknik-

teknik pengumplan data, pengolahan atau

analisa data serta penyajiannya. Analisa data

Page 7: jurnal kinetic facade biomimetic

secara kualitatif dilakukan berdasarkan

logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinetic façade yang menggunakan

pendekatan biomimetic akan memasuki

tingkatan mimic level organisme dan

perilaku. Dimana pada level organisme akan

“meniru” bentuk dan perilaku dari makhluk

hidup yang memiliki sistem adaptif

lingkungan (design looking to biology).

Komparasi 1

Kiefer technic showroom

Didesain oleh Ernst

Giselbrecht + partner, saat ini

Kiefer technic showroom,

sebuah bangunan kantor dan

ruang exhibition dengan

dynamic façade yang dapat

berubah mengikuti kondisi luar

bangunan, mengoptimalkan

iklim dalam bangunan, dan

dapat diatur oleh pengguna.

Konstruksi selubung

bangunan terdiri dari dinding

batu bata, plafond dan lantai

beton bertulang, dan baja

membungkus kolom beton.

Façade terdiri dari pasangan

aluminium dan jendela dengan

pertemuan - pertemuan yang

menonjol agar memudahkan

perawatan, dengan sebuah

EIFS-façade di plaster putih.

Sunscreen bekerja di penutup

jendela elektronik .

Bangunan ini memberikan

sebuah façade baru dalam tiap

harinya, tergantung kondisi

lingkungan yang diinginkan

dalam bangunan .

Komparasi 2

Al Bahar tower , Abu dhabi

Page 8: jurnal kinetic facade biomimetic

Desain arsitektural terbaru di Abu

Dhabi mungkin mengawali penelitian

lebih lanjut dalam dunia lingkungan

interior dan eksterior. Bangunan yang

diarsiteki oleh Aedas Architects ini

terinspirasi dari kisi - kisi tradisional

arsitektur islam yang dinamakam

“mashrabiya”, bentuk selubung geometris

yang menarikdari menara memberikan

visual yang kuat sejalan dengan fungsinya

melindungi bagian dalam bangunan dari

panas matahari.

Merujuk pada tim desain bahwa

bangunan yang mirip kepompong ini

didasarkan perhitungan bentuk geometri

dengan metode desain parametric untuk

mendapatkan perbandingan optimal antara

dinding dan lantai. Sebuah dynamic

shading device yang responsive terhadap

sinar matahari akan menurunkan sinar

matahari yang masuk terlalu banyak.

“Mashrabiya” ini berperan sebagai

secondary skin yang mengurangi sinar

panas siang hari dan mengurangi glare

cahaya.

Sistem ini menggunakan energi

terbarukan dari panel - panel photovoltaic.

Setiap atap - atap yang menghadap selatan

dari menara dimasukkan sel - sel panel

surya, sumber energi terbarukan ini

membangkitkan kurang lebih lima persen

dari total kebutuhan energi

.

Komparasi 3

Eastgate Centre, Zimbabwe

Page 9: jurnal kinetic facade biomimetic

The Eastgate Centre adalah sebuah

pusat perbelanjaan dan kantor di pusat

Harare, Zimbabwe dirancang oleh Mick

Pearce. Didesain dengan ventilasi dan

pendingin secara natural, kemungkinan ini

adalah bangunan pertama di dunia yang

menggunakan natural cooling pada level

yang canggih ini. Dibuka pada tahun 1996

di Robert Mugabe Avenue and Second

Street, dan menampung 5.600 m² ruang

toko retail, 26.000 m² ruang kantor dan

parker untuk 450 mobil.

Desain dari The Eastgate

Centre sengaja menjauh dari “kotak kaca

besar”. Kantor dengan kaca seringkali

mahal untuk mendapatkan kenyamanan

temperature, membutuhkan penghangatan

buatan pada musim dingin, dan

pendinginan buatan pada musim panas.

Itupun harus tetap ada sirkulasi udara

didalam, menempati peringkat teratas

dalam hal polusi dalam bangunan. Sistem

pengkondisi udara buatan sangat riskan

dalam hal perawatan, dan Zimbabwe

memiliki permasalahan tambahan pada

sistem dan kebanyakan suku cadang harus

diimpor, memboroskan jual beli asing.

Oleh karena itu Mick Pearce, sang

arsitek, mengambil pendekatan

alternative. Karena pengaruh lokasi, Harare

memiliki temperature iklim tropis sehingga

memiliki suhu yang cukup tinggi. Sehingga

dibuatlah sistem passive cooling.

Lebih jauh lagi, sistem passive

cooling sangat cocok di aplikasikan di

daerah Afrika ini, karena jauh sebelum

manusia memikirkan hal itu, passive

cooling sudah digunakan oleh rayap local.

Gundukan rayap termasuk corong /

ventilasi yang melewati atas dan samping,

dan gundukan itu sendiri didesain untuk

menangkap angin sepoi-sepoi. Saat angin

bertiup, udara panas dari ruang utama

dibawah tanah akan tertarik keluar dari

struktur, dibantu oleh rayap dengan

membuka atau menutup lorong untuk

mengontrol pergerakan udara.

Dengan penjelasan diatas diketahui

bahwa rayap memiliki kemampuan luar

biasa untuk mengatur temperature dan

kelembaban dengan konstan di dalam

gundukannya di Afrika dimana suhu luar

rata – rata diantara 35̊F sampai 104̊F. Para

peneliti mengawali penelitiannya dengan

Page 10: jurnal kinetic facade biomimetic

men-scan sebuah gundukan rayap dan

membuat gambar struktur 3D-nya,

sehingga diungkap konstruksi yang

memengaruhi desain bangunan The

Eastgate Centre, sebuah bangunan tinggi

menengah di Harare, Zimbabwe yang

menggunakan bentuk sistem passive

cooling yang hamper sama kerjanya dengan

gundukan rayap dan tetap sejuk tanpa AC

serta hanya menggunakan 10% energi dari

yang seharusnya dibutuhkan oleh bangunan

sebesar itu.

Komparasi 4

Esplanade Theater, Singapore

Esplanade – Theatres on the Bay

adalah bangunan 6 hektar di waterfront

land sepanjang Marina Bay didekat mulut

sungai Singapore, dibangun dengan tujuan

dijadikan pusat pertunjukkan seni untuk

Negara pulau singapura. Sesuai dengan

namanya Esplanade , ini memiliki concert

hall dengan 1.600 kursi dan sebuah teater

dengan kapasitas sekitar 2.000 untuk

pertunjukkan seni.

Dibuka pada 12 oktober 2002,

esplanade dibangun menghabiskan dana

sekitar SGD 600.000.000.

Bangunan didesain oleh dua firma

arsitektur yang bekerja sama; oleh DP

Architects (DPA) of Singapore dan dari

London Michael Wilford &

Partners (MWP), meskipun proyek

dikerjakan terakhir pada mei 1995.

Desainnya di publikasikan pada 1994,

terdiri dari dome kaca dikeseluruhan

teater, banyak kritikan berkaitan dengan

desain yang kurang tepat untuk wilayah dan

iklim singapura, tetapi menurut direkur

DPA Vikas Gore beberapa bentuk dari

shading sudah diubah sesuai yang

diharapkan, dan sunshade ditambahkan

pada desain akhir.

The Esplanade Theater yang

didesain oleh DP Architects dan Michael

Wilford, selubung bangunan yang rumit

dimana akan mempengaruhi wajah dan

fungsi dari interior, terinspirasi dari multi-

layer buah Durian dengan ditutupi oleh

duri. Durian menggunakan selubung semi-

rigid yang bertekanan tinggi untuk

melindungi biji didalamnya, dan diadopsi

untuk eksterior bangunan yang rumit

Page 11: jurnal kinetic facade biomimetic

sebagai sistem shading yang dapat

mengatur cahaya matahari pada siang hari

tetapi tetap melindungi bagian dalam atau

interior dari kelebihan panas.

Komparasi 5

Cephalobotic architecture sebuah konsep

interactive façade dengan pendekatan

biomimetic pada hewan laut cephalopod

(sejenis cumi cumi). Cephalopods memiliki

chromatophores, iridophores, dan opsins

pada kulitnya, dimana dapat memproduksi

warna dan pantulan berturut – turut, ketika

inderanya merasakan datangnya cahaya.

Sistem ini membuat cephalopods untuk

dapat memperlihatkan pergantian warna

secara acak secara cepat. Sehingga dengan

ini mereka dapat berkomunikasi maupun

menyamar.

Komparasi 6

Homeostatic façade

Teknologi material dari firma Decker

Yeadon, sebuah sistem double-skin glass

facade pada bangunan tinggi yang dapat

membuka dan menutup dengan sendirinya

sebagai akibat dari merespon suhu dalam

ruangan bangunan. Disebut the Homeostatic

Façade System, smart materials mengatur

iklim dalam bangunan, seperti kebanyakan

makhluk hidup yang memenuhi temperature

Page 12: jurnal kinetic facade biomimetic

tubuhnya sendiri. Decker Yeadon's facade

system terinspirasi dengan otot, dan sistem

homeostatis pada otot.

Façade nya seperti jendela dengan garis

memutar. Itu adalah pita-pita dari elastomer

yang dibungkus dengan inti polymer yang

fleksible. Dengan penutup dari logam untuk

mengalirkan listrik sehingga dapat berubah

bentuk. Ketika sinar matahari

menghangatkan interior bangunanwaktu

siang hari, elastomer akan meluas,

menciptakan bayang teduh dalam bangunan.

Ketika interior mendingin, kontraksi

elastomer terjadi sehingga dapat

memasukkan cahaya lebih.

Page 13: jurnal kinetic facade biomimetic

KESIMPULAN

Dalam perancangan bangunan

dengan pendekatan biomimetic, terdapat

analisa analisa yang mendalam terhadap

komparasi objek hidup yang dikajinya.

Bangunan east gate di Zimbabwe

mengadopsi sistem adaptif pada ekosistem

rayap, analisa yang ini mendapati kerumitan

lebih karena bersifat makro tetapi dengan

detail detail yang mikro pada sintesisnya,

sama seperti pada cephalopod, dengan

mempelajari perubahan secara biologis pada

kulit cephalopod maka dapat merancang

mekanisme teknologi façade yang

digunakan.

Pada komparasi homeostatis façade

dengan kedalaman level biomimicry pada

level perilaku , khusunya perilaku otot otot

yang berkontraksi pada saat terkena panas

atau cahaya matahari, sehingga

mendapatkan hasil yang baik yaitu dapat

mendinginkan interior bangunan seperti

pada fungsi kulit tubuh manusia.

Hal yang sama pada esplanade

singapura, bukan hanya bangunan tersebut

meniru bentuk kulit dari buah durian,

melainkan juga mengikuti sistem

perlindungan buah pada durian yaitu

menggunakan double-layered. Dalam

komparasi ini menunjukkan bahwa level

biomimicry dapat digunakan bersamaan.

Penggabungan sistem kinetik fasad

dengan biomimetik terdapat pada

homeostatis fasad dan juga pada bangunan

al bahar tower abu dhabi, pada kedua façade

ini hanya menerapkan prinsip biomimetik

nya yaitu mendinginkan tetapi tidak pada

bentuknya, hal ini menjadi variasi lain dari

biomimetik. Al bahar tower mengadopsi

sitem kepompong yaitu “menyelubungi”,

tetapi tidak mengikuti patterns atau pola –

pola pada selubung kepompong.

DAFTAR PUSTAKA

Moloney, Jules, A Morphology Of Pattern For

Kinetic Facades, Routledge, 2011.

Benyus, Janine, Biomimicry Primer, ask nature,

1998

Seniosiain, Javier, Bio-architecture, Elsevier, 2003

Yeadon, Decker, Homeostatic Façade System, ask nature, 2013

Marine Biological Laboratory, Optical Metamaterials, ask nature, 2012

Ashraf, Salma, Biomimicry As A Tool For Sustainable Architectural Design

Mahmoud, Elghawaby, Biomimicry: A New

Approach to Enhance the Efficiency of

Natural Ventilation Systems in Hot Climate

Anonim, Biomimicry Resource Handbook