Upload
minangkabau-breeder
View
25
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
modul
Citation preview
Flotasi Mineral Sulfida
FLOTASI SULFIDA
Teori Dasar
A. Reagent Flotasi
Proses flotasi merupakan proses yang bergantung sifat adhesi mineral tertentu terhadap udara (hidrofob), dan terhadap air (hidrofil). Untuk membantu proses flotasi dengan mengubah sifat-sifat permukaan partikel mineral perlu ditambahkan zat-zat kimia berupa reagent.
Reagent-reagent yang digunakan dalam proses flotasi dapat digolongkan menjadi :
1. Collector
Collector adalah bahan yang dapat menyebabkan partikel mineral menjadi suka udara, yaitu dengan cara melapisi permukaan polar dari partikel mineral dengan reagent. Sehingga pada bagian luar dari mineral terjadi reaksi kimia yang membentuk lapisan non polar yang mudah menarik udara, dan mineral kan mudah menempel pada gelembung udara.
Contoh kolektor untuk mineral sulfida adalah Xanthate, dan Dithiophosphate. Sedangkan untuk mineral non sulfida adalah Fatty acid jenuh dan tidak jenuh.
2. Frother
Frother zat kimia yang digunkan untuk membantu menstabilkan gelembung udara yang terbentuk, sehingga tidak mudah pecah. Gelembung-gelembung udara yang terbentuk harus dapat bergerak bebas di dalam pulp dan dapat mengambil partikel-partikel mineral berharga, kemudian diapungkan ke dalam pulp.
Contoh dari frother adalah DOWFROTH Flotation Frother Series, MIBC, dan Polyalkoxyparaffins.
3. Modifier (Modifying Agent)
Modifier digunakan untuk mengembalikan sifat permukaan ke yang aslinya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan selectivity. Modifying agent dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a). Regulating dan Dispersing Agent
Regulor berfungsi untuk mengendalikan pH, menghilangkan pengaruh gangguan slime, colloid, dan garam laut. Contohnya adalah CaO, Na2CO3Dispersing Agent berfungsi untuk melepaskan slime pada pemukaan mineral.
Contohnya adalah Na2SiO3b). Aktivator
Bertujuan meningkatkan aktivitas permukaan mineral agar dapat berinteraksi dengan kolektor, sehingga adsorbsi kolektor pada permukaan partikel menjadi lebih baik. Contohnya adalah Cu++ untuk mengapungkan sfalerit, dan Ca++ untuk mengapungkan kuarsa.
c). Depresant
Mencegah pengapungan mineral tertentu tanpa menghalangi pengapungan mineral lainnya. Digunakan apabila float ability mineral yang tidak diinginkan mengapung sama dengan mineral yang akan diapungkan oleh kolektor tertentu. Contohnya adalah CN- (pyrit, sfalerit), dan Zn++(sfalerit)
B. Mekanisme flotasi
Gelembung-gelembung udara yang terbentuk karena adanya udara yang dihisap ke dalam pulp, dan frother yang membentuk energi bebas permukaan pada antar muka air dan udara. Untuk membantu proses flotasi, partikel-partikel mineral feed harus berukuran halus. Hal ini karena walaupun densitynya besar, ukuran partikel yang halus akan menyebabkan density asosiasi partikel-gelembung menjadi lebih kecil dari density air.
Karena ion permukaan dilapisi melalui reaksi secara adsorbsi fisik atau kimia dengan bagian ionik kolektor dan bagian organiknya merubah sifat permukaannya misalnya menjadi hidrofob. Dengan sifat tersebut partikel menjadi adhesif terhadap gelembung udara, sehingga gelembung-gelembung udara akan mengalami aerasi. Partikel-partikel mineral yang menempel pada permukaan gelembung akan terbawa naik ke permukaan pulp, dan terpisahkan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada proses flotasi sulfida adalah :
1. Penghancuran dan penghalusan (Kominusi)
2. Desliming
3. Pulp Concentration
4. Conditioning
5. Aeration
6. Pemisahan
C. Variabel Dalam Flotasi
Variabel yang mempengaruhi proses flotasi adalah :
1. Keadaan dan ukuran butir
Ukuran butir mineral yang akan mempengaruhi partikel mineral akan lebih besar dari density air, sedangkan jika terlalu kecil akan menimbulkan slime yang akan mengganggu jalannya proses flotasi.
2. Pulp preparation
Penyediaan pulp diusahakan supaya cocok untuk proses pengolahan yang umumnya berkaitan dengan persen solid yang sesuai.
3. Intensitas pengadukan dan pemberian udara
Pengadukan dalam flotasi dilakukan dengan mesin flotasi.
4. Kekentalan pulp
Untuk suspensi pulp yang lebih kental akan diperoleh recovery yang lebih baik.
5. Waktu kontak dan waktu flotasi
Kenaikan recovery terjadi pada waktu tertentu, yang tergantung pada:
Komposisi mineral bijih
Keadaan dari partikel-partikel bijih
Jumlah kolektor yang ditambahkan
Lama pengadukan
Ukuran kemudahan mengapung suatu mineral (float ability)
Ukuran butir
6. Pengaruh pH
Tujuan dari pengaturan pH adalah untuk menurunkan sudut kontak.
7. Pengaruh Collector
Yang harus diperhatikan adalah sifat-sifat dari kolektor yang akan digunakan, misalnya Xanthate, sangat baik untuk merubah sifat permukaan mineral-mineral sulfida dan batubara, mudah larut dalam air dan tidak akan menimbulkan frother.
8. Pengaruh Frother
Digunakan untuk menstabilkan gelembung udara untuk waktu yang relatif lama.
Alat dan Bahan
Bijih sulfide
Tabung ukur
Jarr Mill
Penampung Froth dan tailing
Amyl xanthate, aero froth 65
Lime
Laboratory flotation cell
Prosedur
_1143953320.vsdGerus contoh,lalu aduk dan lakukan analisis
Isi sel flotasi dengan pulp
Hidupkan mesin,atur RPM dan Ph
Tambahkan Kolektor dan Floater
Buka kran udara,kumpul apungan selama 2 menit, tambahkan reagen
Ulangi percobaan,keringkan konsentrat dan analisis