6
Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 80 Distribusi dan Komposisi Nyamuk di Wilayah Mojokerto Madaniatul Islamiyah 1)* , Amin Setyo Leksono 1) , Zulfaidah Penata Gama 1) 1) Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universits Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia. Tel. & Fax. : +62341-575841. e-mail : [email protected] ABSTRAK Nyamuk merupakan salah satu serangga yang memiliki peran sebagai vektor dari agen penyakit. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat, salah satunya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD). Jenis-jenis penyakit lain yang disebabkan oleh nyamuk adalah Filariasis (kaki gajah), Chikungunya dan Encephalitis. Mojokerto termasuk salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia, sehingga perlu diketahui tentang beberapa jenis nyamuk yang merupakan vektor dari beberapa penyakit yang melanda wilayah Mojokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan distribusi spasial nyamuk di wilayah Mojokerto. Pengambilan sampel dilakukan di dua lokasi di wilayah Mojokerto yaitu di Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto dan Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Metode yang digunakan adalah survei larva nyamuk dan ovitrap. Titik koordinat lokasi pengambilan sampel disimpan menggunakan GPS selanjutnya dilakukan identifikasi di Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan, Universitas Brawijaya. Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk menentukan Kelimpahan, Kelimpahan Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif dan INP (Indeks Nilai Penting). Pola persebaran nyamuk dianalisis dengan Indeks Morisita. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat lima spesies yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes laniger, Culex bitaeniorchynchus dan Culex quinquefasciatus. Spesies A. aegypti merupakan spesies yang dominan di Kota Mojokerto dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 70.48% diperoleh dari metode survei larva dan 76.88% diperoleh dari metode ovitrap sedangkan spesies C. quinquefasciatus merupakan spesies yang dominan di Kabupaten Mojokerto sebesar 59.80 % diperoleh dari metode survei larva dan 89.58 % diperoleh dari metode ovitrap. Pola penyebaran nyamuk berdasarkan perhitungan indeks morisita di wilayah Mojokerto adalah seragam. Kata Kunci : Distribusi, Komposisi, Mojokerto, Nyamuk ABSTRACT Mosquitoes are one of the insects that have a role as vectors of disease agents. Mosquito bourne deasease is still a public health problem in East Java. One that is Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). The other type of disease caused by mosquito is filariasis (elephantiasis), chikungunya and encephalitis. Mojokerto region in East Java is known to have an endemic Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). The aim of this research was to determine the composition and spatial distribution of mosquitoes in the region of Mojokerto. Sampling was conducted at two locations in the Mojokerto region in Prajurit Kulon district, Mojokerto city and Dlanggu district, Mojokerto regency. The sampling method was conducted by using a survey of mosquito larvae and ovitrap. The coordinates of sampling locations was recorded using GPS identification then analysed at the Laboratory of Animal Ecology and Diversity, University of Brawijaya. Quantitative data were analyzed to determine the abundance, relative abundance, frequency, relative frequency and IVI (Importance Value Index). Mosquito distribution patterns were analyzed with Morisita index. The results of this research indicated that there are five species of A. aegypti, A. albopictus, A. laniger, C. bitaeniorchynchus and C. quinquefasciatus. A. aegypti was the dominant species in Mojokerto (survey = 70.48% and ovitrap = 76.88%), while C. quinquefasciatus was a dominant species in Mojokerto regency (survey = 59.80% and ovitrap = 89.58%). Mosquito distribution patterns in Mojokerto region was uniform. Keywords: Composition, Distribution, Mojokerto, Mosquito PENDAHULUAN Nyamuk merupakan salah satu serangga yang memiliki peran sebagai vektor dari agen penyakit. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan, seperti: Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Filariasis (kaki gajah), Chikungunya dan Encephalitis. Kejadian Luar

JURNAL NASIONAL (2)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

chikungunya

Citation preview

Page 1: JURNAL NASIONAL (2)

Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 80

Distribusi dan Komposisi Nyamuk di Wilayah Mojokerto

Madaniatul Islamiyah1)*, Amin Setyo Leksono1), Zulfaidah Penata Gama1)

1) Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universits Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia. Tel. & Fax. : +62341-575841.

e-mail : [email protected]

ABSTRAKNyamuk merupakan salah satu serangga yang memiliki peran sebagai vektor dari agen penyakit.Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat, salahsatunya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD). Jenis-jenis penyakit lain yang disebabkan oleh nyamukadalah Filariasis (kaki gajah), Chikungunya dan Encephalitis. Mojokerto termasuk salah satu wilayah diProvinsi Jawa Timur yang endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia, sehingga perludiketahui tentang beberapa jenis nyamuk yang merupakan vektor dari beberapa penyakit yang melandawilayah Mojokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan distribusi spasial nyamukdi wilayah Mojokerto. Pengambilan sampel dilakukan di dua lokasi di wilayah Mojokerto yaitu diKecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto dan Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Metodeyang digunakan adalah survei larva nyamuk dan ovitrap. Titik koordinat lokasi pengambilan sampeldisimpan menggunakan GPS selanjutnya dilakukan identifikasi di Laboratorium Ekologi dan DiversitasHewan, Universitas Brawijaya. Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk menentukanKelimpahan, Kelimpahan Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif dan INP (Indeks Nilai Penting). Polapersebaran nyamuk dianalisis dengan Indeks Morisita. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapatlima spesies yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes laniger, Culex bitaeniorchynchus dan Culexquinquefasciatus. Spesies A. aegypti merupakan spesies yang dominan di Kota Mojokerto dengan IndeksNilai Penting (INP) sebesar 70.48% diperoleh dari metode survei larva dan 76.88% diperoleh dari metodeovitrap sedangkan spesies C. quinquefasciatus merupakan spesies yang dominan di Kabupaten Mojokertosebesar 59.80 % diperoleh dari metode survei larva dan 89.58 % diperoleh dari metode ovitrap. Polapenyebaran nyamuk berdasarkan perhitungan indeks morisita di wilayah Mojokerto adalah seragam.

Kata Kunci : Distribusi, Komposisi, Mojokerto, Nyamuk

ABSTRACTMosquitoes are one of the insects that have a role as vectors of disease agents. Mosquito bourne deaseaseis still a public health problem in East Java. One that is Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). The othertype of disease caused by mosquito is filariasis (elephantiasis), chikungunya and encephalitis. Mojokertoregion in East Java is known to have an endemic Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). The aim of thisresearch was to determine the composition and spatial distribution of mosquitoes in the region ofMojokerto. Sampling was conducted at two locations in the Mojokerto region in Prajurit Kulon district,Mojokerto city and Dlanggu district, Mojokerto regency. The sampling method was conducted by using asurvey of mosquito larvae and ovitrap. The coordinates of sampling locations was recorded using GPSidentification then analysed at the Laboratory of Animal Ecology and Diversity, University ofBrawijaya. Quantitative data were analyzed to determine the abundance, relative abundance, frequency,relative frequency and IVI (Importance Value Index). Mosquito distribution patterns were analyzed withMorisita index. The results of this research indicated that there are five species of A. aegypti, A. albopictus,A. laniger, C. bitaeniorchynchus and C. quinquefasciatus. A. aegypti was the dominant species inMojokerto (survey = 70.48% and ovitrap = 76.88%), while C. quinquefasciatus was a dominant species inMojokerto regency (survey = 59.80% and ovitrap = 89.58%). Mosquito distribution patterns in Mojokertoregion was uniform.

Keywords: Composition, Distribution, Mojokerto, Mosquito

PENDAHULUAN

Nyamuk merupakan salah satu serangga yangmemiliki peran sebagai vektor dari agenpenyakit. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk

masih merupakan masalah kesehatan bagimasyarakat, baik di perkotaan maupun dipedesaan, seperti: Demam Berdarah Dengue(DBD), Malaria, Filariasis (kaki gajah),Chikungunya dan Encephalitis. Kejadian Luar

Page 2: JURNAL NASIONAL (2)

Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 81

Biasa (KLB) yang pada beberapa tahun terakhirini cenderung mengalami peningkatan jumlahkasus maupun kematiannya. Demam BerdarahDengue (DBD) merupakan penyakit menularyang disebabkan oleh virus dengue danditularkan oleh nyamuk A. aegypti. Selain A.aegypti, A. albopictus juga telah diketahui dapatmenularkan penyakit DBD. Kedua spesies Aedestersebut mempunyai habitat pada tempat-tempatpenampungan air bersih yang airnya digunakanmanusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya [1].

Mojokerto termasuk salah satu wilayah diProvinsi Jawa Timur yang endemis DemamBerdarah Dengue (DBD) di Indonesia, sehinggaperlu diketahui tentang beberapa jenis nyamukyang merupakan vektor dari beberapa penyakityang melanda wilayah Mojokerto. Oleh karena itu,dilakukanlah pengamatan untuk mengetahuikomposisi dan distribusi nyamuk yang ada diMojokerto, yang dilakukan dibeberapa titik diMojokerto tersebut, sehingga dapat diketahuibeberapa genus atau spesies yang merupakannyamuk endemis di wilayah Mojokerto.

METODE PENELITIAN

Deskripsi Area

Lokasi pengambilan sampel dilakukan diKecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokertodengan jumlah penduduk 60.955 jiwa danKecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokertodengan jumlah penduduk 56.403 jiwa. Luaswilayah Kota Mojokerto sekitar 16,46 km²sedangkan Kabupaten Mojokerto sekitar 692,15km². Masing-masing Kecamatan diambil 3Kelurahan dengan masing-masing Kelurahandiambil 5 rumah. Lokasi di Kota Mojokertomerupakan daerah yang terletak lebih banyakpada area pemukiman warga sedangkan diKabupaten Mojokerto merupakan daerah yangrelatif tidak padat dan lingkungan cukup sehat.

Survei Larva

Pengambilan larva nyamuk dilakukanmenggunakan teknik sampling, yaitu dengan caramengambil larva menggunakan gayung/pipetpanjang jentik dari berbagai tempat di wilayahMojokerto seperti tempat perindukan nyamuk didalam rumah yaitu tempat-tempat penampunganair antara lain bak mandi, bak WC, tandon airminum, tempayan, gentong air, dan ember.Tempat perindukan nyamuk di luar rumah antaralain drum, kaleng bekas, botol bekas, pot bekas,

pot tanaman hias yang terisi air hujan. Larvayang diambil ditempatkan dalam botol plastikdan diberi label. Hasil pengambilan larvanyamuk dibawa ke laboratorium dan kemudiandiidentifikasi menurut spesiesnya. Faktorlingkungan meliputi suhu, intensitas cahaya dankelembaban relatif menggunakan data sekunder.

Survei dengan Ovitrap

Survei menggunakan ovitrap yaitu berupagelas plastik yang diberi air. Jumlah pemasanganovitrap pada setiap rumah adalah 1 buahdipasang di dalam rumah. Pengamatan ada atautidak adanya larva dilakukan 4 hari sekali dengancara pemeriksaan adanya larva di dalam ovitrap.Pada waktu pemeriksaan, air di dalam ovitrapdibuang dan diganti air baru. Bila air tidakdiganti maka larva yang ada akan menetasmenjadi nyamuk.

Analisis DataMenentukan Indeks Nilai Penting (INP)

Indeks Nilai Penting (INP) ini digunakanuntuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadapjenis lainnya atau dengan kata lain nilai pentingmenggambarkan kedudukan ekologis suatu jenisdalam komunitas. Menghitung F (Frekuensi), K(Kelimpahan), FR (Frekuensi Relatif) dan KR(Kelimpahan Relatif), analisis menggunakanMicrosoft Excel 2007. INP (Indeks NilaiPenting) dapat diketahui dengan cara: INP =KR + FR [2].

Penentuan Penyebaran Populasi denganIndeks Morisita

Untuk mengetahui pola penyebaranpopulasi dapat ditentukan dengan menggunakanIndeks Morisita dengan rumus sebagai berikut:[3]

Dimana:N= Jumlah total ndividu dalam plotn= Jumlah plotXi2= kuadrat jumlah individu pada plot ke i

Page 3: JURNAL NASIONAL (2)

Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 82

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis nyamuk yang ditemukan di WilayahMojokerto

Nyamuk yang ditemukan di wilayah Mojokertoterdiri atas lima spesies. Lima spesies nyamuktersebut yaitu A. aegypti, A. albopictus, A.laniger, C. bitaeniorchynchus dan C.quinquefasciatus.

Tabel 1. Kelimpahan spesies nyamuk yang diperolehdari metode survei larva

Spesies KelimpahanKota

MojokertoKabupatenMojokerto

A. aegypti 52 50A. albopictus 49 62A. laniger - 7C. bitaeniorchynchus - 48C. quinquefasciatus 39 104

Tabel 2. Kelimpahan spesies nyamuk yang diperolehdari metode ovitrap

Spesies KelimpahanKota

MojokertoKabupatenMojokerto

A. aegypti 54 55A. albopictus 20 22C. quinquefasciatus 50 99

Survei larva di Kecamatan Prajurit Kulon,Kota Mojokerto ditemukan tiga jenis spesiesnyamuk yakni A. aegypti,A. albopictus, dan C.quinquefasciatus. Spesies yang mendominasiyaitu A. aegypti dengan Indeks Nilai Penting(INP) sebesar 70.48% diikuti oleh A. albopictus(68.33%) dan C. quinquefasciatus (61.19%)(Gambar 1). A. aegypti lebih banyak ditemukan,dimungkinkan karena lokasi merupakan wilayahperkotaan. Hal ini sesuai dengan penelitiansebelumnya yang menyatakan bahwa wilayahperkotaan nyamuk A. aegypti lebih dominandibanding nyamuk A. albopictus. Selain itudilokasi ini juga ditemukan jentik nyamuk Culexpada beberapa kontainer dikarenakan air dalamkontainer tersebut merupakan air sumur yangdialirkan dengan pompa ke tempat penampunganair [4].

Daerah perkotaan yang memiliki kepadatanpenduduk dan kepadatan pemukiman yang tinggiserta lingkungan yang kurang bersih, didukungdengan kondisi iklim tropis sebagaimana kota-kota di Indonesia, memungkinkanberkembangbiaknya nyamuk penyebab penyakitDBD, sehingga penyakit tersebut dapat

berkembang dan merajalela menjadi wabah danmenimbulkan korban jiwa [5].

Gambar 1. INP (%) spesies nyamuk dengan metodesurvei larva di Kecamatan Prajurit Kulon Kota

Mojokerto

Survei larva di Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto ditemukan sebanyak 5spesies, yaitu A. aegypti, A. albopictus, A.laniger, C. bitaeniorchynchus dan C.quinquefasciatus. Spesies yang mendominasiyaitu C. quinquefasciatus dengan INP sebesar59.80 % diikuti oleh A. aegypti (39.88%), C.bitaeniorchynchus (39.14%), A. albopictus(44.31%), dan A. laniger (16.87%) (Gambar 2).Adapun faktor-faktor yang menyebabkan banyaklarva Aedes dan Culex yang ditemukan di sekitarkawasan Kecamatan Dlanggu, kabupatenMojokerto. Diantaranya yaitu: kawasanpemukiman, keberadaan semak (vegetasi) yangrimbun, lahan perkebunan, kandang ternak,selokan, dan bantaran sungai. Di kabupaten C.quinquefasciatus merupakan spesies yang palingdominan pada saat survei larva. Hal ini berbedadengan penelitian sebelumnya yang menyatakanbahwa nyamuk C. quinquefasciatus merupakanspesies yang umum ditemukan di kawasanpemukiman perkotaan [6].

Gambar 2. INP (%) spesies nyamuk dengan metodesurvei larva di Kecamatan DlangguKabupaten Mojokerto

Ovitrap yang dilakukan di KecamatanPrajurit Kulon, Kota Mojokerto ditemukansebanyak tiga jenis spesies nyamuk yaitu A.aegypti, A. albopictus, dan C. quinquefasciatus.Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 82

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis nyamuk yang ditemukan di WilayahMojokerto

Nyamuk yang ditemukan di wilayah Mojokertoterdiri atas lima spesies. Lima spesies nyamuktersebut yaitu A. aegypti, A. albopictus, A.laniger, C. bitaeniorchynchus dan C.quinquefasciatus.

Tabel 1. Kelimpahan spesies nyamuk yang diperolehdari metode survei larva

Spesies KelimpahanKota

MojokertoKabupatenMojokerto

A. aegypti 52 50A. albopictus 49 62A. laniger - 7C. bitaeniorchynchus - 48C. quinquefasciatus 39 104

Tabel 2. Kelimpahan spesies nyamuk yang diperolehdari metode ovitrap

Spesies KelimpahanKota

MojokertoKabupatenMojokerto

A. aegypti 54 55A. albopictus 20 22C. quinquefasciatus 50 99

Survei larva di Kecamatan Prajurit Kulon,Kota Mojokerto ditemukan tiga jenis spesiesnyamuk yakni A. aegypti,A. albopictus, dan C.quinquefasciatus. Spesies yang mendominasiyaitu A. aegypti dengan Indeks Nilai Penting(INP) sebesar 70.48% diikuti oleh A. albopictus(68.33%) dan C. quinquefasciatus (61.19%)(Gambar 1). A. aegypti lebih banyak ditemukan,dimungkinkan karena lokasi merupakan wilayahperkotaan. Hal ini sesuai dengan penelitiansebelumnya yang menyatakan bahwa wilayahperkotaan nyamuk A. aegypti lebih dominandibanding nyamuk A. albopictus. Selain itudilokasi ini juga ditemukan jentik nyamuk Culexpada beberapa kontainer dikarenakan air dalamkontainer tersebut merupakan air sumur yangdialirkan dengan pompa ke tempat penampunganair [4].

Daerah perkotaan yang memiliki kepadatanpenduduk dan kepadatan pemukiman yang tinggiserta lingkungan yang kurang bersih, didukungdengan kondisi iklim tropis sebagaimana kota-kota di Indonesia, memungkinkanberkembangbiaknya nyamuk penyebab penyakitDBD, sehingga penyakit tersebut dapat

berkembang dan merajalela menjadi wabah danmenimbulkan korban jiwa [5].

Gambar 1. INP (%) spesies nyamuk dengan metodesurvei larva di Kecamatan Prajurit Kulon Kota

Mojokerto

Survei larva di Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto ditemukan sebanyak 5spesies, yaitu A. aegypti, A. albopictus, A.laniger, C. bitaeniorchynchus dan C.quinquefasciatus. Spesies yang mendominasiyaitu C. quinquefasciatus dengan INP sebesar59.80 % diikuti oleh A. aegypti (39.88%), C.bitaeniorchynchus (39.14%), A. albopictus(44.31%), dan A. laniger (16.87%) (Gambar 2).Adapun faktor-faktor yang menyebabkan banyaklarva Aedes dan Culex yang ditemukan di sekitarkawasan Kecamatan Dlanggu, kabupatenMojokerto. Diantaranya yaitu: kawasanpemukiman, keberadaan semak (vegetasi) yangrimbun, lahan perkebunan, kandang ternak,selokan, dan bantaran sungai. Di kabupaten C.quinquefasciatus merupakan spesies yang palingdominan pada saat survei larva. Hal ini berbedadengan penelitian sebelumnya yang menyatakanbahwa nyamuk C. quinquefasciatus merupakanspesies yang umum ditemukan di kawasanpemukiman perkotaan [6].

Gambar 2. INP (%) spesies nyamuk dengan metodesurvei larva di Kecamatan DlangguKabupaten Mojokerto

Ovitrap yang dilakukan di KecamatanPrajurit Kulon, Kota Mojokerto ditemukansebanyak tiga jenis spesies nyamuk yaitu A.aegypti, A. albopictus, dan C. quinquefasciatus.

70.48

68.33

61.19Aedes aegypti

Aedes albopictus

Culexquinquefasciatus

39.88

44.31

16.87

39.14

59.80

Aedes aegypti

Aedes albopictus

Aedes laniger

CulexbitaeniorchynchusCulexquinquefasciatus

Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 82

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis nyamuk yang ditemukan di WilayahMojokerto

Nyamuk yang ditemukan di wilayah Mojokertoterdiri atas lima spesies. Lima spesies nyamuktersebut yaitu A. aegypti, A. albopictus, A.laniger, C. bitaeniorchynchus dan C.quinquefasciatus.

Tabel 1. Kelimpahan spesies nyamuk yang diperolehdari metode survei larva

Spesies KelimpahanKota

MojokertoKabupatenMojokerto

A. aegypti 52 50A. albopictus 49 62A. laniger - 7C. bitaeniorchynchus - 48C. quinquefasciatus 39 104

Tabel 2. Kelimpahan spesies nyamuk yang diperolehdari metode ovitrap

Spesies KelimpahanKota

MojokertoKabupatenMojokerto

A. aegypti 54 55A. albopictus 20 22C. quinquefasciatus 50 99

Survei larva di Kecamatan Prajurit Kulon,Kota Mojokerto ditemukan tiga jenis spesiesnyamuk yakni A. aegypti,A. albopictus, dan C.quinquefasciatus. Spesies yang mendominasiyaitu A. aegypti dengan Indeks Nilai Penting(INP) sebesar 70.48% diikuti oleh A. albopictus(68.33%) dan C. quinquefasciatus (61.19%)(Gambar 1). A. aegypti lebih banyak ditemukan,dimungkinkan karena lokasi merupakan wilayahperkotaan. Hal ini sesuai dengan penelitiansebelumnya yang menyatakan bahwa wilayahperkotaan nyamuk A. aegypti lebih dominandibanding nyamuk A. albopictus. Selain itudilokasi ini juga ditemukan jentik nyamuk Culexpada beberapa kontainer dikarenakan air dalamkontainer tersebut merupakan air sumur yangdialirkan dengan pompa ke tempat penampunganair [4].

Daerah perkotaan yang memiliki kepadatanpenduduk dan kepadatan pemukiman yang tinggiserta lingkungan yang kurang bersih, didukungdengan kondisi iklim tropis sebagaimana kota-kota di Indonesia, memungkinkanberkembangbiaknya nyamuk penyebab penyakitDBD, sehingga penyakit tersebut dapat

berkembang dan merajalela menjadi wabah danmenimbulkan korban jiwa [5].

Gambar 1. INP (%) spesies nyamuk dengan metodesurvei larva di Kecamatan Prajurit Kulon Kota

Mojokerto

Survei larva di Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto ditemukan sebanyak 5spesies, yaitu A. aegypti, A. albopictus, A.laniger, C. bitaeniorchynchus dan C.quinquefasciatus. Spesies yang mendominasiyaitu C. quinquefasciatus dengan INP sebesar59.80 % diikuti oleh A. aegypti (39.88%), C.bitaeniorchynchus (39.14%), A. albopictus(44.31%), dan A. laniger (16.87%) (Gambar 2).Adapun faktor-faktor yang menyebabkan banyaklarva Aedes dan Culex yang ditemukan di sekitarkawasan Kecamatan Dlanggu, kabupatenMojokerto. Diantaranya yaitu: kawasanpemukiman, keberadaan semak (vegetasi) yangrimbun, lahan perkebunan, kandang ternak,selokan, dan bantaran sungai. Di kabupaten C.quinquefasciatus merupakan spesies yang palingdominan pada saat survei larva. Hal ini berbedadengan penelitian sebelumnya yang menyatakanbahwa nyamuk C. quinquefasciatus merupakanspesies yang umum ditemukan di kawasanpemukiman perkotaan [6].

Gambar 2. INP (%) spesies nyamuk dengan metodesurvei larva di Kecamatan DlangguKabupaten Mojokerto

Ovitrap yang dilakukan di KecamatanPrajurit Kulon, Kota Mojokerto ditemukansebanyak tiga jenis spesies nyamuk yaitu A.aegypti, A. albopictus, dan C. quinquefasciatus.

Aedes aegypti

Aedes albopictus

Culexquinquefasciatus

Aedes aegypti

Aedes albopictus

Aedes laniger

CulexbitaeniorchynchusCulexquinquefasciatus

Page 4: JURNAL NASIONAL (2)

Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 83

Spesies yang dominan yaitu A. aegypti denganIndeks Nilai Penting (INP) sebesar 76.88%kemudian diikuti oleh C. quinquefasciatussebesar 73.66% dan A. albopictus sebesar49.46% (Gambar 3).

A. aegypti merupakan spesies yangdominan di wilayah perkotaan dikarenakan lokasiperumahan berhimpitan sehinggaberkembangbiaknya nyamuk semakin meningkat.Kepadatan telur/larva nyamuk di dalamkontainer, dipengaruhi oleh jenis, warna dankemampuan kontainer menyerap air. Kontaineryang berdinding licin, terang dan tidak menyerapair seperti yang dimiliki oleh ovitrap gelas kaca,relatif kurang disukai oleh nyamuk. Permukaanyang licin akan menyulitkan oviposisi nyamuk[7].

Gambar 3. INP (%) spesies nyamuk dengan metodeOvitrap di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto

Ovitrap di Kabupaten Mojokerto ditemukansebanyak tiga spesies nyamuk yaitu A. aegypti, A.albopictus, dan C. quinquefasciatus. Spesiesyang dominan yaitu C. quinquefasciatus denganIndeks Nilai Penting (INP) sebesar 89.58%kemudian diikuti oleh A. aegypti (64.58%) dan A.albopictus (45.83%) (Gambar 4).

C. quinquefasciatus merupakan spesies yangdominan dikarenakan kondisi rumah yangberdekatan dengan pekarangan yang terdapatpepohonan dan rerumputan. Di sekitar lokasijuga terdapat selokan air menggenang dan kotoryang merupakan tempat potensial untukberkembangbiak nyamuk Culex. Selain itu,terdapat juga beberapa genangan air, baikgenangan air hujan maupun tempat penampunganair rumah tangga yang tidak tertutup. Larvanyamuk umumnya terdapat dalam berbagaitempat akuatik seperti kolam, wadah-wadahbuatan, lubang-lubang pohon dan pada genanganlainnya [8]. Perkembangan nyamuk terutamalarva dipengaruhi oleh faktor fisik terutama suhu.Suhu optimal pada media tempat perindukanberkisar antara 25-27 ˚C. Berdasarkan data suhuyang diperoleh dari BMKG menunjukkan bahwa

pada bulan Januari suhu rata-rata di wilayahMojokerto mencapai 27˚C, sehingga dapatdikatakan nyamuk pradewasa mengalami prosespertumbuhan yang normal [9].

Gambar 4. INP (%) spesies nyamuk dengan metodeOvitrap di Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto

Distribusi Nyamuk di Wilayah Mojokerto

Berdasarkan perhitungan denganmenggunakan Indeks Morisita. Pola penyebarannyamuk di wilayah Mojokerto adalah seragam.

Tabel 3. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode survei larva di Kecamatan PrajuritKulon, Kota Mojokerto

Spesies Id

A. aegypti 0.31

A. albopictus 0.31

C. quinquefasciatus 0.09

Tabel 4. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode Survei Larva di Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto

Spesies IdA. aegypti 0.04

A. albopictus 0.11A. laniger -0.05

C. bitaeniorchynchus 0.04C. quinquefasciatus 0.40

Tabel 5. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode Ovitrap di Kecamatan PrajuritKulon, Kota Mojokerto

Spesies IdA. aegypti 0.20

A. albopictus 0.03C. quinquefasciatus 0.87

Tabel 6. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode Ovitrap di Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto

Spesies Id

A. aegypti 0.31A. albopictus 0.31

Culex quinquefasciatus 0.09

76.88

49.46

73.66Aedes aegypti

Aedes albopictus

Culexquinquefasciatus

Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 83

Spesies yang dominan yaitu A. aegypti denganIndeks Nilai Penting (INP) sebesar 76.88%kemudian diikuti oleh C. quinquefasciatussebesar 73.66% dan A. albopictus sebesar49.46% (Gambar 3).

A. aegypti merupakan spesies yangdominan di wilayah perkotaan dikarenakan lokasiperumahan berhimpitan sehinggaberkembangbiaknya nyamuk semakin meningkat.Kepadatan telur/larva nyamuk di dalamkontainer, dipengaruhi oleh jenis, warna dankemampuan kontainer menyerap air. Kontaineryang berdinding licin, terang dan tidak menyerapair seperti yang dimiliki oleh ovitrap gelas kaca,relatif kurang disukai oleh nyamuk. Permukaanyang licin akan menyulitkan oviposisi nyamuk[7].

Gambar 3. INP (%) spesies nyamuk dengan metodeOvitrap di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto

Ovitrap di Kabupaten Mojokerto ditemukansebanyak tiga spesies nyamuk yaitu A. aegypti, A.albopictus, dan C. quinquefasciatus. Spesiesyang dominan yaitu C. quinquefasciatus denganIndeks Nilai Penting (INP) sebesar 89.58%kemudian diikuti oleh A. aegypti (64.58%) dan A.albopictus (45.83%) (Gambar 4).

C. quinquefasciatus merupakan spesies yangdominan dikarenakan kondisi rumah yangberdekatan dengan pekarangan yang terdapatpepohonan dan rerumputan. Di sekitar lokasijuga terdapat selokan air menggenang dan kotoryang merupakan tempat potensial untukberkembangbiak nyamuk Culex. Selain itu,terdapat juga beberapa genangan air, baikgenangan air hujan maupun tempat penampunganair rumah tangga yang tidak tertutup. Larvanyamuk umumnya terdapat dalam berbagaitempat akuatik seperti kolam, wadah-wadahbuatan, lubang-lubang pohon dan pada genanganlainnya [8]. Perkembangan nyamuk terutamalarva dipengaruhi oleh faktor fisik terutama suhu.Suhu optimal pada media tempat perindukanberkisar antara 25-27 ˚C. Berdasarkan data suhuyang diperoleh dari BMKG menunjukkan bahwa

pada bulan Januari suhu rata-rata di wilayahMojokerto mencapai 27˚C, sehingga dapatdikatakan nyamuk pradewasa mengalami prosespertumbuhan yang normal [9].

Gambar 4. INP (%) spesies nyamuk dengan metodeOvitrap di Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto

Distribusi Nyamuk di Wilayah Mojokerto

Berdasarkan perhitungan denganmenggunakan Indeks Morisita. Pola penyebarannyamuk di wilayah Mojokerto adalah seragam.

Tabel 3. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode survei larva di Kecamatan PrajuritKulon, Kota Mojokerto

Spesies Id

A. aegypti 0.31

A. albopictus 0.31

C. quinquefasciatus 0.09

Tabel 4. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode Survei Larva di Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto

Spesies IdA. aegypti 0.04

A. albopictus 0.11A. laniger -0.05

C. bitaeniorchynchus 0.04C. quinquefasciatus 0.40

Tabel 5. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode Ovitrap di Kecamatan PrajuritKulon, Kota Mojokerto

Spesies IdA. aegypti 0.20

A. albopictus 0.03C. quinquefasciatus 0.87

Tabel 6. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode Ovitrap di Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto

Spesies Id

A. aegypti 0.31A. albopictus 0.31

Culex quinquefasciatus 0.09

Aedes aegypti

Aedes albopictus

Culexquinquefasciatus

64.58

45.83

89.58

Aedes aegypti

Aedes albopictus

Culexquinquefasciatus

Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 83

Spesies yang dominan yaitu A. aegypti denganIndeks Nilai Penting (INP) sebesar 76.88%kemudian diikuti oleh C. quinquefasciatussebesar 73.66% dan A. albopictus sebesar49.46% (Gambar 3).

A. aegypti merupakan spesies yangdominan di wilayah perkotaan dikarenakan lokasiperumahan berhimpitan sehinggaberkembangbiaknya nyamuk semakin meningkat.Kepadatan telur/larva nyamuk di dalamkontainer, dipengaruhi oleh jenis, warna dankemampuan kontainer menyerap air. Kontaineryang berdinding licin, terang dan tidak menyerapair seperti yang dimiliki oleh ovitrap gelas kaca,relatif kurang disukai oleh nyamuk. Permukaanyang licin akan menyulitkan oviposisi nyamuk[7].

Gambar 3. INP (%) spesies nyamuk dengan metodeOvitrap di Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto

Ovitrap di Kabupaten Mojokerto ditemukansebanyak tiga spesies nyamuk yaitu A. aegypti, A.albopictus, dan C. quinquefasciatus. Spesiesyang dominan yaitu C. quinquefasciatus denganIndeks Nilai Penting (INP) sebesar 89.58%kemudian diikuti oleh A. aegypti (64.58%) dan A.albopictus (45.83%) (Gambar 4).

C. quinquefasciatus merupakan spesies yangdominan dikarenakan kondisi rumah yangberdekatan dengan pekarangan yang terdapatpepohonan dan rerumputan. Di sekitar lokasijuga terdapat selokan air menggenang dan kotoryang merupakan tempat potensial untukberkembangbiak nyamuk Culex. Selain itu,terdapat juga beberapa genangan air, baikgenangan air hujan maupun tempat penampunganair rumah tangga yang tidak tertutup. Larvanyamuk umumnya terdapat dalam berbagaitempat akuatik seperti kolam, wadah-wadahbuatan, lubang-lubang pohon dan pada genanganlainnya [8]. Perkembangan nyamuk terutamalarva dipengaruhi oleh faktor fisik terutama suhu.Suhu optimal pada media tempat perindukanberkisar antara 25-27 ˚C. Berdasarkan data suhuyang diperoleh dari BMKG menunjukkan bahwa

pada bulan Januari suhu rata-rata di wilayahMojokerto mencapai 27˚C, sehingga dapatdikatakan nyamuk pradewasa mengalami prosespertumbuhan yang normal [9].

Gambar 4. INP (%) spesies nyamuk dengan metodeOvitrap di Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto

Distribusi Nyamuk di Wilayah Mojokerto

Berdasarkan perhitungan denganmenggunakan Indeks Morisita. Pola penyebarannyamuk di wilayah Mojokerto adalah seragam.

Tabel 3. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode survei larva di Kecamatan PrajuritKulon, Kota Mojokerto

Spesies Id

A. aegypti 0.31

A. albopictus 0.31

C. quinquefasciatus 0.09

Tabel 4. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode Survei Larva di Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto

Spesies IdA. aegypti 0.04

A. albopictus 0.11A. laniger -0.05

C. bitaeniorchynchus 0.04C. quinquefasciatus 0.40

Tabel 5. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode Ovitrap di Kecamatan PrajuritKulon, Kota Mojokerto

Spesies IdA. aegypti 0.20

A. albopictus 0.03C. quinquefasciatus 0.87

Tabel 6. Hasil dari Perhitungan Indeks Morisitametode Ovitrap di Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto

Spesies Id

A. aegypti 0.31A. albopictus 0.31

Culex quinquefasciatus 0.09

Aedes aegypti

Aedes albopictus

Culexquinquefasciatus

Page 5: JURNAL NASIONAL (2)

Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 84

Nyamuk mempunyai distribusi seragamdikarenakan faktor lingkungan seperti suhu dankelembababan di lokasi tersebut tidak jauh bedaantara lokasi kota dengan kabupaten. Terdapatmacam-macam lingkungan fisik yang dapatmempengaruhi distribusi nyamuk, diantaranyaadalah tata rumah, jenis kontainer, ketinggiantempat, dan iklim. Bahan-bahan pembuat rumah,konstruksi rumah, warna dinding rumah, danpengaturan barang-barang di dalam rumahmenentukan rumah tersebut menjadi disenangiatau tidak oleh nyamuk. Jenis kontainer,termasuk letak kontainer, bahan kontainer,bentuk kontainer, warna kontainer, volume air,penutup kontainer, dan asal air pada kontainer,memengaruhi nyamuk betina dalam pemilihantempat bertelur [10].

Pembuatan model distribusi nyamukyaitu untuk mengetahui nyamuk yang ada disuatu lokasi. Hal ini berguna untuk mengetahuidaerah-daerah potensial yang diperkirakanmemiliki populasi nyamuk tinggi. Daerah yangmemiliki populasi nyamuk tinggi memilikipotensi untuk terjangkit penyakit. Penyebaranspesies nyamuk di Indonesia bermula dari kota-kota pelabuhan ke kota-kota di pedalamantermasuk ke desa-desa, diakibatkan olehtransportasi yang mengangkut tempat-tempatpenampungan air hujan seperti drum, kaleng, banbekas, dan benda-benda lainnya yangmengandung larva nyamuk. Penyebaran populasinyamuk juga erat kaitannya denganperkembangan pemukiman penduduk akibatdidirikannya rumah-rumah baru yang dilengkapidengan sarana pengadaan air untuk keperluansehari-hari [11].

KESIMPULAN

Nyamuk yang ditemukan di wilayahMojokerto terdiri atas lima spesies. Lima spesiesnyamuk tersebut yaitu A. aegypti, A. albopictus,A. laniger, C. bitaeniorchynchus dan C.quinquefasciatus. Spesies A. aegypti merupakanspesies yang dominan di Kota Mojokerto denganINP sebesar 70.48% diperoleh dari metode surveilarva dan 76.88% diperoleh dari metode ovitrapsedangkan spesies C. quinquefasciatusmerupakan spesies yang dominan di KabupatenMojokerto sebesar 59.80 % diperoleh darimetode survei larva dan 89.58 % diperoleh darimetode ovitrap. Berdasarkan perhitungan denganmenggunakan Indeks Morisita, pola penyebarannyamuk di wilayah Mojokerto adalah seragam.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih diberikan kepada Lurah-lurah di Kecamatan Prajurit Kulon dan Dlanggu,staff Kesbanglinmas Kota Mojokerto dan semuaresponden sehingga penelitian ini dapatterlaksana dan terselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Suharyo., dkk. 2006. Dinamika A. aegyptisebagai vector penyakit. KEMAS - Volume2 / No. 1 / Juli Desember 2006.

[2] Leksono, A.S. 2007. Ekologi PendekatanDeskriptif dan Kuantitatif. BayumediaPublishing. Malang.

[3] Odum, E.N. 1971. Fundamentals ofEcology. W.B. Saunders Co. ToppanCompany Ltd., Japan.

[4] Budiyanto, arif. 2012. Karakteristik KontainerTerhadap Keberadaan Jentik A. Aegypti DiSekolah Dasar. Jurnal PembangunanManusia Vol.6 No.1

[5] Sumunar. 2007. Determination Mount TheRegional Susceptance to Propagation ofMosquito of A. Aegypti and A.Albopictusby Remote Sensing andGeographical Information System.International Seminar on Mosquito andMosquito borne Disease Control ThroughEcological Approaches Departement ofParasitology, Faculty of Medicine GadjahMada University.

[6] Seregeg, I. G. 2001. Teknologi Bioremidiasiuntuk Menurunkan Kepadatan Nyamuk diPemukiman Perkotaan. Cermin DuniaKedokteran 131: 23-25.

[7] Rozilawati H, dkk. 2007. Seasonal abundanceof A. albopictus in selected urban andsuburban areas in Penang. MalaysiaTropical Biomedicine 24 (1): 83-94.

[8] Borror DJ, dkk. 1992. Pengenalan PelajaranSerangga. S Partosoedjono. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta. Terjemahdari: An Introduction to the Study Insect.

[9] BMKG Wilayah Malang. 2013. DataKlimatologi Bulan Januari Tahun 2013wilayah Mojokerto. Malang.

[10] Widiyanto, T. 2007. Kajian ManajemenLingkungan Terhadap Kejadian DemamBerdarah Dengue (DBD) Di KotaPurwokerto Jawa Tengah. UniversitasDiponegoro Semarang.

[11] Sitio, A. 2008. Hubungan PerilakuTentang Pemberantasan Sarang Nyamukdan Kebiasaan Keluarga dengan

Page 6: JURNAL NASIONAL (2)

Jurnal Biotropika | Edisi 1 No. 2 | 2013 85

Kejadian Demam Berdarah Dengue DiKecamatan Medan Perjuangan KotaMedan. Universitas Diponegoro Semarang.