3
Pendahuluan atau latar belakang: Masyarakat menganggap jika euthanasia disahkan maka tindakan tersebut selayaknya dilakukan oleh dokter. Sumber data: Dalam suatu analisa kritis, kami melengkapi wacana etika dan literatur perawatan paliatif dengan pendidikan kedokteran dan perkembangan yurisprudensi. Area perjanjian: proponen dan oponen setuju bahwa nilainilai menghormati nilai kehidupan manusia dan otonomi indi!idu rele!an dengan perdebatan. Area kontro!ersi: Ad!okat dari euthanasia memberi prioritas terhadap hak atas otonomi personal dan menghindari diskusi yang membawa dampak buruk dari tindakan ini dalam dunia kedokteran , hukum dan masyarakat. "ponen lebih mengacu terhadap kehidupan dan menganalisa dampak buruk yang dapat terjadi dan melarang tindakan euthanasia secara hukum Poin tambahan : Proposal yang muncul bahwa jika masyarakat melegalkan euthanasia itu tidak harus dimandatkan kepada dokter. Area pengembangkan penelitian: Dampak yang terjadi bila euthanasia dianggap sebagai #Perawatan medis# pada identitas profesional dokter dan lembaga lembaga kedokteran dan hukum harus diperiksasecara yurisdiksi dimana tindakan bunuh diri yang dibantu dan euthanasia telah dikriminalisasikan. $atar belakang Physician assisted suicide %PAS& dan euthanasia adalah isu isu yang marak dihadapi oleh kalangan medis. 'anyak sarjana berpendapat mengenai kematian dengan bantuan # . Perdebatan ini umumnya membahas tentang yang berhak untuk melakukan euthanasia adalah seorang dokter Asumsi tersebut dipertanyakan, baru baru ini, dua ahli etika dari Sekolah (edokteran )ar!ard mengusulkan pembatasan peran dokter untuk mengakhiri penderitaan. Pada artikel ini kita akan membahas faktor, menyoroti konteks sejarah dan pengaruh bahasa, yang telah membantu kampanye yang bertujuan untuk membersihkan mengakhiri penderitaan dengan mengaitkannya dengan obat. (ita membicarakan masalah apakah euthanasia dapat dianggap perawatan medis . . PAS dan euthanasia, dokter dan masyarakat yang terlibat dalam membantu orang bunuh diri atau memberi mereka suntikan mematikan. Selain itu, apakah masyarakat akan setuju mengubah undangundang untuk melegalkan tindakan medis yang bertujuan untuk menimbulkan kematian . *mplikasi dari proses sekarat medicalized Apakah seorang Dokter medis sebagai yang bertanggung jawab untuk memperlama proses penderitaan , patut disalahkan karena mendatangkan keinginan untuk mempercepat kematian + Profesi memang diciptakan keadaan,melalui inter!ensi teknis terlalu agresif . , is not infre uently heard and, when e-pressed, often denounces a se uence of medical inter!entions rather than the original illness. *n dire situations, one of the few a!enues that can seem to o er a sense of comfort is that of personal control. /ontrol, usually packaged in a discursi!e frame of politicojudicial personal autonomy, can be manifest as a desire to manage the ultimate mode of e-it from life, that is, for patients to

JURNAL NYOMAN

Embed Size (px)

Citation preview

Pendahuluan atau latar belakang: Masyarakat menganggap jika euthanasia disahkan maka tindakan tersebut selayaknya dilakukan oleh dokter.Sumber data: Dalam suatu analisa kritis, kami melengkapi wacana etika dan literatur perawatan paliatif dengan pendidikan kedokteran danperkembangan yurisprudensi.Area perjanjian: proponen dan oponen setuju bahwa nilai-nilaimenghormati nilai kehidupan manusia dan otonomi individu relevan dengan perdebatan.Area kontroversi: Advokat dari euthanasia memberi prioritas terhadap hak atas otonomi personal dan menghindari diskusi yang membawa dampak buruk dari tindakan ini dalam dunia kedokteran , hukum dan masyarakat. Oponen lebih mengacu terhadap kehidupan dan menganalisa dampak buruk yang dapat terjadi dan melarang tindakan euthanasia secara hukumPoin tambahan : Proposal yang muncul bahwa jika masyarakat melegalkan euthanasia itutidak harus dimandatkan kepada dokter.Area pengembangkan penelitian: Dampak yang terjadi bila euthanasia dianggap sebagai'Perawatan medis' pada identitas profesional dokter dan lembaga-lembagakedokteran dan hukum harus diperiksasecara yurisdiksi dimana tindakan bunuh diri yang dibantu dan euthanasia telah dikriminalisasikan.

Latar belakangPhysician assisted suicide (PAS) dan euthanasia adalah isu isu yang marak dihadapi oleh kalangan medis. Banyak sarjana berpendapat mengenai kematian dengan bantuan '. Perdebatan ini umumnya membahas tentang yang berhak untuk melakukan euthanasia adalah seorang dokterAsumsi tersebut dipertanyakan, baru baru ini, dua ahli etika dari Sekolah Kedokteran Harvard mengusulkan pembatasan peran dokter untuk mengakhiri penderitaan.Pada artikel ini kita akan membahas faktor, menyoroti konteks sejarah dan pengaruh bahasa, yang telah membantu kampanye yang bertujuan untuk membersihkan mengakhiri penderitaan dengan mengaitkannya dengan obat. Kita membicarakan masalah apakah euthanasia dapat dianggap perawatan medis .. PAS dan euthanasia, dokter dan masyarakat yang terlibat dalam membantu orangbunuh diri atau memberi mereka suntikan mematikan. Selain itu, apakah masyarakat akan setuju mengubah undang-undang untuk melegalkan tindakan medis yang bertujuan untuk menimbulkan kematian .

Implikasi dari proses sekarat medicalizedApakah seorang Dokter medis sebagai yang bertanggung jawab untuk memperlama proses penderitaan , patut disalahkan karena mendatangkan keinginan untuk mempercepat kematian ? Profesi memang diciptakan keadaan,melalui intervensi teknis terlalu agresif .

, is not infrequentlyheard and, when expressed, often denounces a sequence ofmedical interventions rather than the original illness. In dire situations,one of the few avenues that can seem to offer a sense of comfort is thatof personal control. Control, usually packaged in a discursive frame ofpolitico-judicial personal autonomy, can be manifest as a desire tomanage the ultimate mode of exit from life, that is, for patients toselect the method, place and hour of their death. Moreover, some maywant this stance to be legitimized by societal approval and even see itas a heroic act and as furthering a common cause, by promotingshared values and ideologies.

Pendukung pro-euthanasia kadang-kadang menyajikan skenario tersebut untukmendukung pandangan mereka bahwa profesi ini, dalam beberapa keadaan, yang bertanggung jawabuntuk kondisi di mana pasien dapat membayangkan tidak ada jalan keluar ataumemperbaiki selain kematian . Sebuah komentar seperti, "Aku lebih memilih matidaripada hidup cacat dan lumpuh ', tidak jarang kita dengar.

Dalam situasi yang mengerikan ini, salah satu jalan yang dapat menenangkan adalah mendapatkan otonomi atas dirinya dari segi hukum dan politik . Hal tersebut dapat bermanifestasi seperti memilih sendiri cara, tempat dan waktu untuk mengakhiri kehidupan

Perbaikan kondisi sosial ekonomi dapat menurunkan kejadian kematian darikecelakaan bencana , trauma dan kecelakaan kandungan dan telah berkurangdampak penyakit menular yang mematikan . Tak dapat disangkal ,pergeseran prevalensi dari kondisi akut dan penyakit degeneratif kronis , serta berbagai kanker , adalah konsekuensi dari perpanjangan hidup yang menghasilkan perbaikan kesehatan masyarakat. Ada suatu pernyataan yang berasal dari Helenistik ke zaman modern , bahwa dokter telah menemukan cara memperlambat kematian. Kami percaya bahwa beberapa pendekatan profesi dalam menanggapi penyakit dalam kehidupan masyarakat masyarakat modern mungkin telah memicu timbulnya perseteruan terhadap solusi radikal seperti euthanasia .

We consider euthanasia a misguided solution to a complex socio-culturaltransformation. It is reasonable that the medical profession not deny itscontributions to the situation; but, it would be perverse if it allows itself to be co-opted by a perceived need for atonement. It must be vigilantto avoid over-compensating by endorsing society-sanctionedeuthanasia.The profession must not disown its ethical tradition or abandon itsbasic precepts. The potential harm is not only to individuals, but alsoto the institutions of medicine and law and the roles they play insociety, especially in secular societies, where they are the primary carriersof the value of respect for human life, at the level of both the individual person and society. Ironically, they are more important in this regard now than when religion was the main carrier of the value ofrespect for life. Therefore, the degrees of freedom, in terms of legitimateactions and behaviours available to physicians confronted with a dying patient are, and must remain, clearly and strictly limited

Keinginan untuk mengambil keputusan individu secara tak terbatas - 'otonomi radikal'Secara tidak langsung akan menurunkan nilai keagamaan yang nantinya menjadi faktor penting pelegalan euthanasiaEuthanasia merupakan solusi yang bertentangan dengan nilai sosial budaya.Hal ini wajar bahwa profesi medis tidak menyalahkan dilakukannya euthanasia berdasar pertimbangan kondisi medis..Profesi tidak harus memungkiri tradisi etika atau meninggalkan nyasila dasar. Potensi bahaya tidak hanya untuk individu, tetapi jugadengan lembaga-lembaga kedokteran dan hukum dan perannya di masyarakat, terutama dalam masyarakat sekuler, dari nilai penghormatan terhadap kehidupan manusia, pada tingkat kedua orang individu dan masyarakat. Ironisnya, mereka lebih penting dalam hal ini sekarang daripada ketika agama adalah pembawa utama dari nilaimenghormati kehidupan. Oleh karena itu, derajat kebebasan, dalam hal legitimateactions dan perilaku yang tersedia untuk dokter dihadapkan dengansekarat pasien yang, dan harus tetap, jelas dan sangat terbatas