13
\'ol. 1 No.3 Edisi Dcsember 2010 ISSN :2086-2245 Jurnal DIKBIO JURNAL PENDIDII<AN BIOLOGI PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN \•ol. I No.3 Halaman Medan ISSN 146-245 Desember 2010 2086-2245

JURNAL PENDIDII

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL PENDIDII

\'ol. 1 No.3 Edisi Dcsember 2010 ISSN :2086-2245

Jurnal DIKBIO

JURNAL PENDIDII<AN BIOLOGI

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

\•ol. I No.3 Halaman Me dan ISSN 146-245 Desember 2010 2086-2245

Page 2: JURNAL PENDIDII

DAFTARISI

Upaya Peningkatan Berpikir Kritis dan Hasil Bela jar Siswa dengan Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatifpada Materi Virus di Kelas X1 SMA Negeri 2 Medan Oleh: Mia Sartika dan Hasruddin......... ... ... ............. .............. ...... ............... 146-160

Pembuatan dan Penerapan Media Animasi sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Biologi pada Materi Kultur Jaringan Oleh: Fauziyah Harahap.......................................... . . . . . . . . . . . . . . . . 161-171

Pengaruh Alat Visualisasi (Gambar Diam dan Animasi) Terhadap Miskonsepsi Siswa pada Pembelajaran Biologi Oleh: Kartika Manalu dan Herbert Sipahutar.... ............................................ 172-185

Pengaruh Model dan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa pada Pelajaran Biologi di SMP Swasta Muhammadiyah Serbelawah Oleh: Ahyani Ridhayani Lubis dan Binari Manurung................................ 186-206

Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Sosial Siswa SMA UISU Medan Oleh: Nurhafni Lubis dan Hasruddin.......................................................... 207-233

Isolasi dan Karakterisasi Mikroba Pengurai Asam Lemak dari Limbah lndustri Oleokimia dan Aplikasinya p~da Pembelajaran Bioteknologi Oleh: Ramlan Silaban................. .......... ................................. ... 234-245

Page 3: JURNAL PENDIDII

PEMBUAT AN DAN PENERAPAN MEDIA ANIMAS I SEBAGAI UP A YA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA BIOLOGI PADA

MATERl KULTURJARINGAN

Oleh: Fauziyah Harahap

Dosen Biologi FMIP A/PPs UNIMED Email: ivulharahap(d:.gmail.com

Abstract. Tissue Culture is a subject with a 3 (three) credits are included in the field of Biotechnology study. The purpose of this research is to improve students' competence in tissue culture materials and application of pioneering animation-based instructional media in order to obtain improved quality of learning in tissue culture material. The strategies undertaken to achieve the target by performing the class action consisting of three cycles. The first cycle consists of planning (preparing teaching materials: with transparency media), the implementation with conventional teaching with overhead projector and transparencies), the method used is a questions and answers, regular group discussions, lectures. The second cycle begins with a plan: to train students to make an animation­based instructional media, prepare the course material with animation media. The third cycle, the presentation of course material by students using the medium of animation and model of cooperative learning jigsaw tvpe. The team acted as observers to the lecturer is teach, seeing the level of student involvement in lectures, students' competence in presenting learning materials. The results showed, the value of tissue culture subjects after this study was 21.4% got an A and 50% got a B and the remaining C, an increase compared to the previous semester. Penyajian to clarifY the matter with the delivery of multimedia messages either in writing or orally; overcome the limitations of space, time and the senses; to overcome the passive attitude of students; improve to learn I more motivated, there is direct interaction between the learner with the environment and enable learners to learn independent.

Kata Kunci: media animasi, biologi, kultur jaringan.

PENDAHULUAN Mata Kuliah Kultur Jaringan

tergolong kedalam kelompok bidang

kajian Bioteknologi, berbobot tiga SKS.

Materi yang diberikan pada mata kuliah

1m adalah dasar-dasar teori kultur

Janngan, media kultur Janngan,

pembuatan media, beberapa komposisi

media, macam-macam teknik kultur

jaringan: kultur organ (akar, meristem,

pucuk), produksi tanarnan haploid

(kultur anther, polen, ovul), isolasi dan

kultur protoplas, perbanyakan tanaman

melalui kultur Janngan, pemuliaan

tanaman secara in vitro : induksi variasi

somaklonal, produksi metabolit

sekunder, pelestarian plasma nutfah

secara in vitro, kultur jaringan sebagai

"alat'' transfer gen.

Mata kuliah m1 memberi

peluang yang luas bagi mahasiswa

untuk mengembangkan kompetensi

dirinya, khususnya dalam kemampuan

sebagai guru biologi, biologiwan,

peneliti, wtra usaha, yang harus

menguasm materi perkuliahan

161

162. Jurnal Pendidika

khususnya Kultl kompetensl yan dikembangkan un

(Harahap, 2008).

banyak materi mal

baru untuk maha

sulit, monoton, da

mahasiswa. Hal

ujian mahasiswa

kultur jaringan,

media, kultur o pucuk), produk

(kultur anther,

mendapatkan ra1

rentang skor 1-1 (

Untuk

kompetensi mal

dala..'11 bidanl

kbususnya pada

upaya-upaya n)

diterapkan dal

kuliah ini. Me1

Grant PHKI memenuhi tun1

Bio1ogi yang

perbaikan pene

dan menerapk

berbasis anirr kompetensi mahasiswa da

dicapai. Dala

diungk.ap k<

performance

menterjemahk

penguasaan r

j aringan sebel

media pembel

Gagnt

(2000) mer

Page 4: JURNAL PENDIDII

162.Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 1 No.3 Edisi Desember 2010. him, 161-171

khususnya Kultur Jaringan, dan

kompetensi yang dimiliki dapat dikembangkan untuk pcluang lainnya.

(Harahap, 2008). Pada pelaksanaannya banyak materi mata kuliah ini tergolong barn untuk mahasiswa, yang terkesan

sulit, monoton, dan bersifat abstrak bagi mahasiswa. Hal ini terbukti dari hasil ujian mahasiswa, untuk topik "media kultur jaringan, beberapa komposisi media, kultur organ (akar, meristem,

pucuk), produksi tanaman haploid (kultur anther, polen, ovul)", hanya mendapatkan rata-rata skor 6, 4 ( dari rentang skor 1-1 0) .

Untuk meningkatkan kompetensi mahasiwa Jurusan Biologi dalam bidang kultur Janngan, khususnya pada topik diatas, diperlukan upaya-upaya nyata dan dapat langsung diterapkan dalarn perkuliahan mata kuliah ini. Melalui Program Teaching Grant PHKI, penulis berupaya memenuhi tuntutan kurikulum Jurusan Biologi yang terbaru, mengusulkan perbaikan pengajaran dengan perintisan dan menerapkan media pembelajaran berbasis animasi, sehingga tuntutan

kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa dari mata kuliah ini dapat dicapai. Dalam penelitian ini ingin diungkap kompctensi, keterlibatan

' performance mahasiswa menterjemahkan basil belajar untuk penguasaan materi perkuliahan kultur jaringan sebelum dan setelah penerapan media pembelajaran berbasis animasi.

Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2000) mengatakan bahwa media

pt:mbelajaran mel1puti alat yang secara

fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari

buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film slide, foto, gambar, graftk, televisi dan komputer.

Media pengajaran berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat anak didik dalam proses belajar mengajar dan anak didik akan lebih cepat dan mudah memahami dan mengerti terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Sabri (2005) mengemukakan fungsi media dalam proses belajar mengajar yaitu berfungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, dapat lebih menarik perhatian mahasiswa, membantu untuk mempercepat proses belajar mengajar, membantu mahasiswa dalam menangkap pengertian dan pemahaman dari proses pembelajaran yang diberikan dosen, meningkatkan dan mempertinggi mutu belajar, mengurangi terjadinya verbalitas, memperbesar minat dan

perhatian anak didik untuk belajar dan membcrikan pengalaman yang nyata bagi mahasiswa serta membantu berkembangnya efiJiensi dan

pengalaman belajar yang Iebih

sempurna. Penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan media yang

tepat, penerapan evaluasi yang berkesinambungan, dapat memberi

Page 5: JURNAL PENDIDII

Fauziyah Harahap, Pemhuatan dan Pcnerapan Media Animasi sehagai Upaya, 163

kontribusi dalam pencapaian basil belajar yang maksimal. Media dapat berfungsi mengurangi pemahaman

verbal anak didik dan mengarah pada kemampuan berbuat lebib aktif.

Sujana dan Rivai dalam Arsyad (2002) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar anak didik yaitu pengajaran akan Iebib menarik perbatian sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Bahan pengajaran akan jelas maknanya sehingga dapat lebih dipaharni oleh mahasiswa dan memungkinkannya untuk menguasai tujuan peng~iaran. Metode mengajar akan lebib bervariasi

' tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleb guru, sebingga anak didik tidak bosan. Anak didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak banya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan memerank:an.

media yang dapat Jenis dimanfaatk:an dalam proses pembelajaran cukup banyak ragamnya. Dari yang sederhana sampai media yang cukup rumit dan canggib. Heinicb dalam · Nuraini (2003), mengklasifikasikan media berdasarkan

bentuk fisiknya, sebagai berikut : Media yang tidak diproyeksikan (non proyected media), Media yang

diproyeksikan (proyected media), Media AudioNisual, Media Video,

Media berbasis komputer (Computer based media) dan Multimedia. Arsyad

(2002), mengelompokkan media

pengajaran berdasarkan perkembangan teknologi menjadi empat kelompok

yaitu : Media basil teknologi cetak, media basil teknologi audio visual, media basil teknologi berbasis komputer, dan media basil teknologi gabungan.

Dalam penelitian 1m akan diproduksi media animasi untuk materi

kultur jaringan kemudian media animasi tersebut digunakan dalam penelitian yang akan dilaksanakan dalam rangka

untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa Biologi dalam materi kultur jaringa~.

Melalui Teaching Grant PHKJ, dengan memasukkan prinsip revolusi belajar dalam silabus mata kuliah ini , maka diharapkan seorang mahasiswa memiliki peran penting dan berpeluang

besar untuk mengembangkan keilmuannya melalui aktivitas belajar, sumber belajar, out put dan out come maupun mengembangkan budaya enterpreneur mahasiswa tersebut.

Standar Kompetensi yang barus dimiliki mahasiswa setelah megikuti perkuliahan Kultur Jaringan adalah: Mahasiswa

mampu menerapkan pnnstp-pnnstp kultur jaringan, melakukan analisis

' mengkritisi pnnstp-pnnstp kultur

jaringan dan dapat mengembangkannya untuk keilmuan, kewirausabaan dan budaya enterpreneur dalam kebidupan bermasyarakat (Anonim, 2008).

Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku yang mengarah

164 Jurnal Pe,

kepada ting1

Perubahan i dan pengah

menetap. I bentuk pen dalam diri berprilaku y. dan peng; perubahan 1

individu ya diperoleb 1: (Dimyanti, :

Dari maka belaj suatu prose benak se~

kegiatan b pengalamru didapatkan melalui lingkungan terjadi per

orang/indi' yang dim<: dan lebih 1

keseluruha belajar me

pokok. !1 tidaknya I banyak 1: proses b mahasisw;

Ha pengetahu dikemban. studi di : merupaka

faktor yar

Page 6: JURNAL PENDIDII

Upaya, 163.

media nbangan

elompok

;i cetak:,

visual, berbasis

:knologi

akan materi

mimasi !lelitian

rangka petensi

kultur

PHKI, volusi lh ini, ISiswa luang

1gkan ~Iajar,

come tdaya

ebut.

liliki

ahan rswa

nsip

isis,

ritur

nya

dan

pan

164 Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. I No. 3 Edisi Des ember 20 I 0, him, 161-171

kepada tingkah laku yang lebih baik.

Perubahan itu tetjadi melalui latihan dan pengalaman dan sifatnya relatif

menetap. Belajar merupakan suatu

bentuk perubahan yang diperlihatkan dalam diri seseorang dengan cara

berprilaku yang diperoleh berkat latihan dan pengalaman. Belajar adalah

perubahan dan pembentukan perilaku

individu yang bersifat permanen dan diperoleh berkat latihan yang terarah (Dimyanti, 2002).

Dari batasan-batasan diatas, maka belajar dapat diartikan sebagai suatu proses mental yang terjarli dalam

benak seseorang yang melibatkan kegiatan berfikir, dan terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar yang didapatkan oleh orang yang belajar dan melalui reaksi-reaksi terhadap lingkungan dimana ia berada, sehingga terjadi perubahan perilaku dalam diri

oranglindividu yang belajar. Perubahan

yang dimaksud adalah bersifat positif dan lebih baik dari sebelumnya. Dalam keseluruhan proses pendidikan kegiatan bclajar mcrupakan kcgiatan yang paling

pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana

rroses belajar yang dialami oleh mahasiswa sebagai anak didik.

Hasil belajar adalah pengetahuan yang diperoleh, yang

dikembangkan dalam berbagai bidang studi di Sekolah yang pada dasarnya

merupakan hasil interaksi berbagai

fak.tor yang mempengaruhi hasil belajar

secara keseluruhan. Hasil

tersebut menimbulkan interaksi

adanya perbedaan dalam prestasi belajar dan

menghasilkan adanya pengelompokan

individu tertentu. Belajar adalah proses

perubahan perilaku berkat pengalaman

dan latihan (Djamarah, 2002), artinya

perubahan tingkah laku, baik yang

menyangkut pengetahuan, keterampilan,

maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Dalam

aktivitas belajar mengajar diperoleh hasil belajar. Hasil belajar bukan hanya

berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan

masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja, dengan

demikian aktivitas dan produk yang

dihasilkan dari aktivitas belajar dalam mendewasakan watak dan kepribadiannya.

Belajar tidaklah merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara alamiah, tetapi merupakan suatu kejadian yang harus diamati dengan

cara tertentu dan hati-hati sebelum prestasi didik memasuki situasi belajar

sendiri. Hasil pengajaran biasanya dibagi atas tiga bagian yaitu, keefektifan pembelajaran, efisiensi dan daya tarik

pembelajaran. Keefektifan

pembelajaran biasanya diukur dengan

kadar prestasi belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan

kegiatan belajar (Djamarah, 2002). Dari

beberapa pendapat ahli diatas mudah

dipaharni bahwa hasil belajar

merupakan perwujudan kemampuan

intelektual yang dicapai dalam belajar.

Page 7: JURNAL PENDIDII

Fauziyah Harahap, Pembuatan dan PenerapanMedia Animasi sebagai Upaya, 165

Setiap proses mengaJar,

keberhasilannya diukur dari beberapa hasil yang dicapai mahasiswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian

Jurusan Biologi 1ll1 dilakukan di FMIPA UNIMED

Medan, pada semester ganjil Tahun Ajaran 2009/2010. Subjek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Biologi stambuk 2006, dengan mata kuliah Kultur Jaringan. Rancangan penelitian ini adalah classroom action research.

Materi yang akan dibahas adalah: Materi Media Kultur Jaringan, Pembuatan Media Kultur Taringan, Beberapa Kultur Organ. Penelitian tindakan kelas ini dirancang terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus meliputi persiapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Siklus pertama dimulai dengan perencanaan yaitu: mempersiapkan bahan ajar dengan menggunakan plastik transparansi, pelaksanaan tindakan dengan melakukan pengaJaran konvensional dengan menggunakan OHP, metode yang digunakan adalah tanya jawab, diskusi kelompok biasa, ceramah. Tim dosen melakukan pengamatan antara lain untuk melihat tingkat keterlibatan mahasiwa dalam perkuliahan, kompetensi diukur dari hasil belajar, keterlibatan dan performance mahasiswa. Hasil siklus pertama dievaluasi dan dibuat refleksi untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan, hasil refleksi digunakan untuk

merencanakan tahapan lanjutan pada

siklus kedua. Siklus kedua dimulai dengan

perencanaan yaitu : melatih mahasiswa membuat media pembelajaran berbasis animasi, mempersiapkan materi kuliah

yang akan ditayangkan dengan media animasi. Pelaksanaan tindakan siklus ke dua dimulai dengan mengajarkan materi dengan menggunakan media berbasis animasi, metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, model pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif tipe jigsaw. Tim dosen melakukan perannya masing-masing, sebagai dosen pengajar, pengamat untuk melihat tingkat keterlibatan mahasiwa dalam perkuliahan, kompetensi diukur dari kualitas animasi, hasil belajar, keterlibatan dan performance mahasiswa. Hasil siklus kedua dievaluasi dan dibuat refleksinya untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan, hasil refleksi digunakan untuk merencanakan tahapan lanjutan pada siklus ketiga.

Siklus ketiga dimulai dengan perencanaan yaitu: melatih mahasiswa mempresentasikan materi kuliah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis animasi. Pada siklus ketiga ini, yang menyaj ikan materi kuliah adalah mahasiswa. Mahasiswa mempresentasikan materi kuliah dengan menggunakan media animasi. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya

jawab, model pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif tipe

Jigsaw. Tim dosen melakukan pengamatan sebagai dosen pengajar,

166 Jurnal Pena

pengamat u:

keterlibatan perkuliahan, dalam mempn

HASILDAN Deskripsi Da

Pen eli Rintisan d Pembelajarar Upaya M€ Mahasiswa 1

Kultur Jari Tabel4.l.

\ No

I 1

I 2

Mt

\ : ~ 1

5 M \ I 6 K

\ 7 R

Siklus Ke1

Nilai ·

kedua Tabel4.2

\ No

11 \ 2

I : t±

Page 8: JURNAL PENDIDII

aya, 165.

n pad a

dengan

1asiswa

~rbasis

kuliah

media

dus ke

materi

~rbasis

adalah

model

:tdalah

do sen

asing,

untuk

asiwa

iukur ·lajar,

ranee

edua

tntuk

tuan, ntuk

:>ada

tgan

swa

gan

IIai1

ini,

Jah :wa

~an

1de

ya

ng

pe I

I m lf,

J66 Jurna/ Pendidikan Biologi, Vol. 1 No. 3 Edisi Desember 2010, hlm, 161-171

pengamat untuk melihat

keterlibatan mahasiwa

tingkat

dalam

perkuliahan, kompetensi mahasiswa

dalam mempresentasikan materi ajar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas Rintisan dan Penerapan Media

Pembelajaran Berbasis Animasi sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi

Mahasiswa Biologi pada Materi Kuliah

Kultur Jaringan ini dirancang tiga

siklus. Masing-masing siklus dilakukan

pengukuran terhadap hasil belajar dan

indikator keterlibatan mahasiswa dalam

perkuliahan. Adapun hasil dari

penelitian sebagai berikut:

Siklus Pertama Nilai rata-rata tes hasil belajar

siklus pertama adalah 65. Keterlibatan

mahasiswa dalam pcrkuliahan dengan

atributnya pada siklus pertama dapat

dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Keterlibatan Mahasiswa dalam Perkuliahan

No

7

Atribut yang Diamati

Menyelesaikan tugas manriiri

Aktif menjawab pertanyaan

Meminta dosen mengulang pertanyaan

Aktif mengajukan pertanyaan

Mencatat materi yang disampaikan

Kehadiran

Rata-rata

Persentase

70

65

65

65

80

90

72,5

Siklus Kedua mahasiswa dalam perkuliahan dengan

Nilai rata-rata tes hasil belajar siklus atributnya pada siklus kedua dapat

kedua adalah 75. Keterlibatan dilihat pada Tabel4.2.

Tabel4.2. Hasil Pengamatan Keterlibatan Mahasiswa dalam Perkuliahan

I No- Atrihut yang Diamati Persentase I

1

2

3

4

Menyelesaikan tugas mandiri

Aktif menj awab pertanyaan

Meminta dosen mengulang pertanyaan

Aktif mengajukan pertanyaan

81

70

90

85

5 Mencatat materi yang disampaikan 85

I 6 Kehadiran 95 I L_2_ Rata-rata 84,3 1

~~· --~~---- >-~------~~·-·------~·~~·-·----··_j

Page 9: JURNAL PENDIDII

Fauziyah Harahap, Pembuatan dan Penerapan Media Animasi sebagai Upaya, 167.

Siklus Ketiga Nilai rata-rata tes hasil belajar

siklus kedua adalah 85. Keterlibatan

mahasiswa dalam perkuliahan dengan

atributnya pada siklus ketiga dapat dilihat

pada Tabel 4.3.

Tabel4.3. Hasil Pengamatan Keterlibatan Mahasiswa dalam Perkuliahan ~·

No Atribut yang Diamati Persentase

1 Menyelesaikan tugas mandiri 95

2 Aktif menjawab pertanyaan 75

3 Meminta dosen mengulang pertanyaan 80

4 Aktif mengajukan pertanyaan 90

5 Mencatat materi yang disampaikan 90

6 Kehadiran 99 I

7 Rata-rata 88,2 I

Secara umum dari ketiga siklus yang dilakukan diperoleh hasil nilai rata-rata tes

hasil belajar seperti terlihat pada Gambar 4.1.

Nilai Rata-rata Tes Hasil Belajar 90

so

70

60

"' ~ 50

:;;; 40 ·z

30

20

10

0

Sildu~ I

Siklus

Gambar 4.1. Nilai Rata-rata Tes Hasil Belajar

Keterlibatan Mahasiswa dalam perkuliahan secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.2a

dan Gambar 4.2b.

168 Jurna/J

!<X'

!0

70

JO

10

10

Gamb Mahasi~

Hasil lmph Pene

Mata Kulial terdiri dari pertama d yaitu: mem menggunak pelaksanaar pengajaran menggunak metode ya

jawab, dis ceramah.

Pt:n~

memberikru hasil be pembclajar• nilai tugas

belum me

rata-rata mahasiswa

65, atau be Pengamatru

tingkat kt perkuliahar

mcnggem.b Gambar ,k:

Page 10: JURNAL PENDIDII

bagai Upaya, 167.

:a dapat dilihat

tasc

I I

_____ j

tada Gambar

ambar 4.2a

168 Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 1 No. 3 Edisi Desember201 0, him, 161-171

I IX' Per><ntas. M;ha>i>wa yang Menyele>aikan Tug as Mandiri

70

10

30

10

10

Gambar 4.2a Perscntase Keterlibatan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas

Mandiri

Huil Implementa~i

Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Kuliah Kultur Jaringan ini dirancang terdiri dari tiga siklus. Pada langkah pertama dimulai dengan perencanaan yaitu: mempersiupkan bahun ajar dengan

menggunakan plastik transparansi, pelaksanaan tindakan dengan melakukan pengaJaran konvensional dcngan menggunakan OHP dan transparansi, metode yang digunakan adalah tanya jawab, diskusi kelompok biasa, dan ceramah.

Pendataan dilakukan dengan cara

memberikan tugas tcrtulis sebagai tes hasil belajar. Pada pelaksanaan

pembelajaran dalam siklus pertama ini nilai tugas yang diperoleh mahasiswa

belum menggembirakan. Adapun nilai

rata-rata yang diperoleh olch 14 mahasiswa pada siklus pcrtama ini adalah

65, atau bcrkisar di nilai E (Gam bar 4.1 ). Pengamatan juga dilakukan tcrhadap

tingkat ketcrlibatan mahasiwa dalam

perkuliahan. Hasilnya juga kurang

menggcmbirakan dan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

'J

Gambar 4.2b Persentasc Keterlibatan Mahasiswa dalam Keaktifan Menjawab

Pertanyaan

Siklus kedua dilaksanakan

berdasarkan hasil yang belum maksimal

dari siklus I maka diadakan pendekatan bagi mahasiswa yang masih jauh dari harapan tentang Kultur Jaringan. Kami dorong mahasiswa untuk lebih mengenal kultur jaringan, dan termotivasi untuk bclajar kultur jaringan melalui pelatihan terhadap mahasiswa membuat media pembelajaran berbasis animasi dan mempersiapkan materi kuliah yang akan ditayangkan dengan media antmast.

Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, model pembelajaran yang

digunakan adalah koopcratif tipe jigsaw. Tim dosen melak:ukan perannya masing­masing, sebagai dosen pengajar, pcngamat

untuk melihat tingkat keterlibatan

mahasiwa dalan1 perkuliahan, kompetensi

diukur d~.ri kualitas animasi, hasil bclajar, kctcrlibatan dan performance mahasiswa.

Basil siklus kedua dicvaluasi

dengan cara membcrikan tugas kepada mahasiswa dari hasil pembclajaran yang

dilakukan pada siklus kedua. Hasil tugas

yang dibcrikan pada siklus kedua nilai

rata-ratanya adalah 75 untuk 14 mahasiswa, bcrarti tclah tcriadi

Page 11: JURNAL PENDIDII

.Fauziyah Harahap, Pembuatan dan Penerapan Media Animasi sebagai Upaya, 169

pcningkatan daripada nilai rata-rata pada

siklus yang pcrtama (Gam bar 4.1 ).

Meskipun harus diakui nilai tersebut

masih berada pada kisaran nilai C.

Pada siklus kedua ini antusiasme mahasiswa untuk belajar hal baru sangat

jelas terlihat. Kehadiran mahasiswa

mengikuti perkuliahan mengalami

kenaikan dibandingkan siklus pertama

Pada siklus kedua mt mahasiswa dikenalkan dengan hal baru yaitu

pengembangan . pembelajaran berbasis animasi. Mahasiswa diaj arkan bagaimana

membuat bahan ajar dengan menggunakan Macromedia Flash.

Siklus ketiga ini dilakukan cara melatih mahasiswa mempresertasikan materi kuliah dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis animasi. Pada siklus ketiga ini, yang menyajikan materi

kuliah adalah mahasiswa. Mahasiswa mempresentasikan materi kuliah dengan menggunakan media animasi. metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, model pembelajaran yang

digunakan adalah kooperatif tipe jigsaw. Tim dosen melakukan pengamatan sebagai dosen pengajar, pengamat

melihat tingkat keterlibatan mahasiwa

dalam perkuliahan dan kompetensi

mahasiswa dalam mempresentasikan materi ajar.

Hasil yang diperoleh pada siklus ketiga ini, se'cara umum nilai tugas cukup

menggembirakan. Adapun Nilai Akhir

yang telah dicapai oleh 14 mahasiswa

adalal1: (1) 3 orang mahasiswa mendapat

nilai A (21,4 %); (2) 7 orang mahasiswa

(50%) mendapat nilai B; dan (3) 4 orang

mahasiswa meraih nilai C (28,6 %). Selain

itu tingkat keterlibatan mahasiswa dalam

proses pembelajaran juga terlihat sangat

jelas, seluruh malmsiswa aktif terlibat

dalam diskusi dan presentasi yang dilakukan.

PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan terlihat manfaat pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran. Media pembelajaran

merupakan suatu sarana yang bermanfaat

untuk membantu proses komunikasi,

sehingga pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati oleh peserta didik.

Dewasa ini bidang pengajaran secara umum sedikit banyaknya terpengaruh oleh adanya perkembangan

dan pt;nemuan-penemuan dalam bidang

keterampilan, ilmu dan teknologi. Pengaruh perkembangan tcrsebut tampak: jclas dalam upaya-upaya pembaharuan sistem pendidikan dan pcmbelajaran.

Upaya pembaharuan itu menyentuh tidak: hanya sarana fisiklfasilitas pendidikan, tapi juga sarana non fisik seperti

pengembangan kualitas tenaga-tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, cara

karya yang inovatif, serta .sikap yang positip terhadap tugas yang diembannya.

Salah satu bagian integral dari upaya

pembaruan itu adalah media pembelajaran. Oleh karena itu, media

pembelajaran me njadi suatu bidang yang

seyogyanya dikuasai oleh atau staf pengajar yang profesional.

Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media

170 .Jurnal Pe,

pembelajaran

harus dapat 1

Di samping

para pendiC

mengemban~

sendiri medi

efisien, c kemungkinru

yang se:

perkembang:

SIMPUI

Pembuat animasi unt mahasiswa jaringan: (1 proses be mengetahui beberapa i belajar, kt kesiapan penyajian p kata tertuli keterbatasar indera; dan

efektif dan (

Den pembelajan:

dapat men~ Dengan p

Mahasiswa

bergairah mengajar;

langsw1g

lingkungan

mahasiswa

mengikuti

lebih man

Page 12: JURNAL PENDIDII

1 Upaya, 169

swa dalam

hat sangat

if terlibat

asi yang

terlihat tran dan belajaran

nnanfaat 1unikasi

' i dapat 1dik. 1gajaran

1yaknya 1bangan bidang

:nologi. tanlpak tharuan ajaran.

1 tidak idikan

' seperti tenaga thuan, 1pilan , cara yang

nnya. 1paya

zedia

1edia

Yang staf

tdap !dia

170 .Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. I No.3 Edisi Desember 2010, him, 161-171

pembelajaran masa yang akan datang

harus dapat direalisasikan dalam praktik. Di samping memahami penggunaaannya,

para pendidik patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan membuat sendiri media yang menarik, murah dan

efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modem yang sesuai dengan tuntutan

perkembangan ilmu dan teknologi.

SIMPULAN

Pembuatan dan penerapan media animasi untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa biologi pada materi kultur jaringan: ( 1) Dapat Meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Untuk mengetahui hal itu dapat dilihat melalui beberapa indikator seperti; tes hasil belajar, keterlibatan mahasiswa, dan kesiapan dosen; (2) Mempetjelas penyajian pesan, baik dalam bentuk kata­kata tertulis atau lisan; (3) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya

indera; dan ( 4) Pemberian materi lebih efektif dan effesien.

Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif mahasiswa. Dengan penggunaan multimedia: (I)

Mahasiswa sangat antusias dan lebih bergairah mengikuti proses belajar­mengajar; (2) Dapat terjadi interaksi langsung antara mahasiswa dengan

lingkungan dan kenyataan, sehingga mahasiswa Iebih termotivasi dalam mengikuti perkuliahan; (3) Mahasiswa Iebih mandiri dalam mengikuti mata

kuliah kultur jaringan; dan (4) Mahasiswa

Iebih termotivasi untuk menggunakan teknologi, misalnya mencari bahan di

internet.

DAFT AR RUJUKAN

Arsyad, A., 2000. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo.

Carin, A. A. 1997. Teaching Modern Science. Ohio: Merril.

Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Be/ajar, Jakarta: Erlangga.

Djamarah, B.S. 2002. Psikologi Be/ajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyanti, 2002. Be/ajar dan

Pembelajaran, Jakarta: Rincka Cipta.

Harahap, F. 2007. Kultur Jaringan, suatu Pengantar. Mcdan: Jurusan Biologi FMIPA UNIMED.

Harahap, F. 2008. Penguasaan Kornpetensi Teknologi Kultur Jaringan Untuk Pengembangan Kewirausahaan Lulusan Biologi Unimed, Jurnal LPM UNIMED,

Vol 14 September 2008, Hal:44-51.

Harahap, F. 2009. Penguasaan

Kornpetensi Kultur Jaringan Bagi Mahasiswa Biologi dan Peluang Berkarir untuk Keilmuan dan Pengembangan Budaya Kewirausahaan, Jurnal LP M

UNIMED, Medan Vol 15 No 56

Tahun XV, Hal: 54-60.

Page 13: JURNAL PENDIDII

Fauziyah Harahap, Pembuatan dan Penerapan Media Animasi sebagai Upaya, 171

Nuraini, Y. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Naylor, S. and Keogh, B. 1999.

Constructivism in Classroom:

Theory into Practice. Journal of Science Teacher Education. Volume I 0(2): 93-106.

Sabri, A.H., 2005. Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Quantum Teaching.

Winkell, W.S. 2004. Psikologi Pelajaran, Jakarta: Gramedia.

PENGAE TERHADA

Abstract.· tools (stati< The type o posttest co1 with non 1 study had misconcep1

KataKunt

PENDAHU Pend

untuk mem mengemban: konsep yane pembelajar konsep ter: dalam kehi1 dan Yesil: literatur dru menunjukka memiliki p< yang berbe< diterima sec 2007; Tekka

Pem~

terhadap su sebelum dan sekolah. P( buku tek: pemahaman mungkin te yang diterin dari pengajru konsisten ilmiah (Blo~

konsep yang