19
FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 1 Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter Wini Oktaviani Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Di abad 20 ini komunikasi yang menggunakan teknologi komputer atau Computer Mediated of Communication (CMC) menjadi populer di kalangan sosial masyarakat. Satu dekade terakhir penggunaan jaringan media sosial dalam masyarakat mainstream telah mengalami pertumbuhan pesat (Lenhart et al., 2010 dalam Code 2013). “Research into the application of social networks within and across academic disciplines mirrors this mainstream growth. For example, a search of the Web of Science® database (Thompson Reuters, 2012) using the keyword “social network” reveals that the number of articles on the topic has increased over 700% in the last decade” (Jillianne Code,h.37,2013) Sejak diperbaharuinya sistem World Wide Web menjadi versi 2.0, menghasilkan pertumbuhan partisipasi pengguna dalam mengembangkan kehidupan sosialnya walaupun hanya terjadi di dunia maya (online) (D’Andrea,Ferri & Grifoni dalam Abraham, 2010). Sebagai bentuk peralihan media konvensional ke format digital yang membentuk satu penggabungan media yang mampu menarik minat khalayak (Hashim dan Omar,2010). Interaksi dalam media online yaitu interaksi virtual bersifat aspatial yang menjelaskan tak ada ruang dimana jarak tidak mempengaruhi peningkatan jenis interaksi yang terjadi (Holmes,2012, h.128). Dalam proses interaksi, media sosial memungkinkan individu mengekspresikan identitas, mengeksplornya bahkan bereksperimen dengan identitasnya berdasarkan pada pengalaman yang dia alami saat berinteraksi (Code,2013, h.37). Oleh karena itu muncullah istilah identitas online seorang individu. Data Kominfo pada tahun 2013 mengungkapkan terdapat 63 juta orang di Indonesia menggunakan internet, dari data ini 95% diantaranya digunakan untuk mengakses jejaring sosial. Facebook dan Twitter menjadi pilihan paling banyak pengguna internet di Indonesia. Bahkan Lembaga riset High Beam Research dalam vivanews.com pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa Twitter mendapat

Jurnal Skripsi Wini Oktaviani 105120213111010 Fan Culture Dalam Media Sosial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Fan Culture Dalam Media Sosial

Citation preview

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 1

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial

    Twitter

    Wini Oktaviani Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Brawijaya

    PENDAHULUAN Di abad 20 ini komunikasi yang

    menggunakan teknologi komputer atau

    Computer Mediated of Communication

    (CMC) menjadi populer di kalangan sosial

    masyarakat. Satu dekade terakhir

    penggunaan jaringan media sosial dalam

    masyarakat mainstream telah mengalami

    pertumbuhan pesat (Lenhart et al., 2010

    dalam Code 2013). Research into the application of social networks within and across academic disciplines mirrors this mainstream growth. For example, a search of the Web of Science database (Thompson Reuters, 2012) using the keyword social network reveals that the number of articles on the topic has increased over 700% in the last decade (Jillianne

    Code,h.37,2013)

    Sejak diperbaharuinya sistem World

    Wide Web menjadi versi 2.0,

    menghasilkan pertumbuhan partisipasi

    pengguna dalam mengembangkan

    kehidupan sosialnya walaupun hanya

    terjadi di dunia maya (online)

    (DAndrea,Ferri & Grifoni dalam Abraham,

    2010). Sebagai bentuk peralihan media

    konvensional ke format digital yang

    membentuk satu penggabungan media

    yang mampu menarik minat khalayak

    (Hashim dan Omar,2010).

    Interaksi dalam media online yaitu

    interaksi virtual bersifat aspatial yang

    menjelaskan tak ada ruang dimana jarak

    tidak mempengaruhi peningkatan jenis

    interaksi yang terjadi (Holmes,2012,

    h.128). Dalam proses interaksi, media

    sosial memungkinkan individu

    mengekspresikan identitas,

    mengeksplornya bahkan bereksperimen

    dengan identitasnya berdasarkan pada

    pengalaman yang dia alami saat

    berinteraksi (Code,2013, h.37). Oleh

    karena itu muncullah istilah identitas online

    seorang individu.

    Data Kominfo pada tahun 2013

    mengungkapkan terdapat 63 juta orang di

    Indonesia menggunakan internet, dari data

    ini 95% diantaranya digunakan untuk

    mengakses jejaring sosial. Facebook dan

    Twitter menjadi pilihan paling banyak

    pengguna internet di Indonesia. Bahkan

    Lembaga riset High Beam Research dalam

    vivanews.com pada tahun 2011

    mengungkapkan bahwa Twitter mendapat

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 2

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    50% mention sedangkan Facebook

    mendapat 45% saat media tersebut

    membahas tentang jejaring sosial.

    Aktualitas Twitter dalam pertukaran

    informasi menyajikan lebih lengkap karena

    sifat dari Twitter sebagai jejaring dengan

    bentuk microblogging. Para penggunanya

    bisa memposting kicauan sebanyak 140 huruf.

    Selain itu Twitter lebih aman dibandingkan

    jejaring sosial lainnya karena orang lain tidak

    bisa memberikan respon komentar secara

    langsung terhadap kicauan atau update status

    pengguna seperti halnya yang terjadi di

    jejaring sosial facebook, pengguna dapat

    melihat kicauan penulis lain yang dikenal

    dengan sebutan pengikut (Nurudin,2013).

    Dari berbagai aktivitas yang bisa dilakukan Twitter, individu dalam Twitter memfollow Twitter idolanya agar

    mendapatkan segala informasi tentang idolanya. Jasra (dalam Edosomwan et.al,2011) menyebutkan bahwa Twitter mendapatkan banyak popularitas karena menawarkan banyak perbedaan pilihan sebagai microblog serta banyak digunakan oleh banyak selebritas. Banyak diantaranya selebritas, pejabat, penulis dan komedian yang memiliki akun Twitter pribadi dengan tujuan dapat beinteraksi dengan fansnya di dunia maya. Fans secara terang-terangan dapat menyatakan rasa cinta kepada idola dengan menggunakan fungsi mention pada Twitter dan ditujukan langsung ke akun Twitter sang idola.

    Baym (2012) menjelaskan bahwa para public figure di Amerika Serikat lebih memilih media sosial Twitter untuk

    berkomunikasi dengan para fans dengan alasan Twitter menciptakan asymmetrical relationships and broadcast-like qualities yang mudah menciptakan hubungan

    interpersonal dengan para fansnya dan orang terdekatnya. Oleh karena itu Twitter

    banyak dipilih oleh para selebritas sebagai media sosial yang dia gunakan. Salah satu contoh selebritas yang

    mempunyai akun Twitter adalah idol group JKT48. Dengan memiliki jumlah member

    yang banyak yaitu 71 (www.jkt48.com), masing-masing member mempunyai satu

    akun pribadi. Grup ini mengadopsi konsep AKB48 yang merupakan manajemen

    awalnya di Jepang yaitu "idola yang dapat anda jumpai setiap hari sehingga konsep ini menjadikan hubungan fans dengan membernya menjadi lebih dekat.

    Aktivitas seorang fans melalui dunia maya dapat dengan bebas berkomunikasi

    dengan sesama fans lain mengenai idolanya. Aktivitas ini disebut dengan

    fangirling (untuk fans perempuan) atau fanboying (untuk fans laki-laki) (Raharja,2013). Hal ini terjadi dalam

    komunitas fans JKT48. Arti fans (penggemar) sendiri menurut Henry

    Jenkins (1992, h.12) adalah merupakan penyingkatan dari kata fanatic, yang berasal dari kata Latin fanaticus yang mempunyai arti asal sebuah pemujaan;

    pelayan; seorang pengikut. Oleh karena itu, aktivitas yang dilakukan para fans menjelaskan bagaimana keinginan mereka

    untuk selalu mengikuti perkembangan mengenai idolanya di media online.

    Mereka berkumpul dan membentuk suatu komunitas online.

    Room et al dalam Abraham (2012) mendefinisikan komunitas virtual sebagai

    sekelompok individu yang saling berkomunikasi, bertukar pesan mengenai kesukaan yang sama tanpa dibatasi lokasi

    geografi, interaksi fisik atau suku bangsa (ethnic origin) karena terjadi melaui media

    elektronik. Komunitas fans JKT48 di dunia online adalah sebagai komunitas virtual

    berupa cyberfandom. Interaksi antar sesama fans JKT48

    dalam akun Twitter baik yang menggunakan akun asli atau dengan menggunakan akun khusus yang

    selanjutnya akan menggunakan istilah akun fake memungkinkan adanya suatu jaringan komunikasi yang terbentuk. Komunikasi tersebut bisa terjadi antara

    sesama akun Twitter khusus fake ataupun akun Twitter asli real sesama fans JKT48. Dengan menggunakan analisis jaringan komunikasi peneliti akan meneliti bagaimana bentuk jaringan komunkasi

    yang terbentuk sehingga mengetahui peran-peran fans JKT48 yang

    menggunakan akun Twitter dalam melakukan interaksi sesama fans melalui

    perspektif jaringan.

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 3

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    Jaringan komunikasi merupakan susunan sosial yang terbentuk oleh

    komunikasi antar individu dan kelompok (Littlejohn dan Foss, 2009,h.371). Jaringan

    komunikasi virtual yang didefinisikan Chatterjee (2011) dalam Hambrick (2012)

    adalah sebagai sistem sosial yang terdiri dari anggota yang menciptakan saluran

    komunikasi mengenai informasi baru di dunia online. Informasi menyebar dari satu pengguna Twitter ke pengguna lain dan membentuk jaringan komunikasi (Li & Du ,2011 dalam Hambrick,2012). Analisis jaringan komunikasi yang

    digunakan di dunia virtual merupakan metode untuk mengetahui struktur sosial virtual dan efek pesan, yang selanjutnya

    untuk menganalisis aspek budaya (DAndrea et al, h.8, 2012). Teori jaringan yang akan digunakan oleh peneliti adalah studi Teori Contagion.

    Contagion (Antoni,2013,h.35) merupakan proses penyebaran suatu ide melalui

    interaksi. Teori Contagion menjelaskan pengetahuan anggota jaringan, letak (peran) dan tingkah laku dalam dasar

    informasi dan tingkah laku dari orang lain yang berhubungan dalam jaringan (Monge

    & Contractor,2003,h.174). Selain itu, teori ini mampu menjelaskan atribut utama

    individu berdasarkan atribut individu lain dalam jaringan saat terjadi interaksi. Para

    fans memilik ketergantungan satu sama lain mengenai informasi terbaru member favoritnya.

    Terdapat tema-tema mengenai JKT48 yang merupakan fan culture setiap fandom.

    Fan fiction, fan art, filksong, video dan momen ulang tahun member JKT48 akan

    peneliti gunakan dalam uapaya mengetahui jaringan komunikasi yang

    terbentuk. Teori Contagion dapat menjelaskan bagaimana penyebaran tema pesan dalam jaringan membentuk jaringan

    komunikasi yang berbeda, hal ini terjadi ketika individu dalam jaringan masih

    memiliki perbedaan minat sehingga membentuk subnet, klik dan grup tersendiri

    dalam jaringan (Monge & Contractor,2003,h.178). Teori ini juga

    yang mendasari munculnya Interaksionisme simbolik (Trevino, Lengel & Daft, 1987 dalam Monge & Contractor,2003,h.174).

    Fan Culture, Interaksi pembentuk Jaringan Komunikasi

    Jaringan komunikasi menurut Rogers

    (1981) adalah suatu pola yang terdiri dari

    individu-individu yang dihubungkan oleh

    suatu arus komunikasi. Lebih lanjut Knoke

    dan Kuklinski (1982) dalam (Hadi,1999)

    melihat jaringan komunikasi sebagai suatu

    jenis hubungan yang secara khusus

    merangkai individu-individu, obyek-obyek

    dan peristiwa-peristiwa. Hubungan ini

    terbentuk ketika individu saling

    berkomunikasi (interaksi) dan

    memperlihatkan siapa berkomunikasi

    dengan siapa sehingga membentuk suatu

    mata rantai (Littlejohn dan Foss,2009,

    h.367). Interaksi yang membentuk jaringan

    komunikasi ini bisa terjadi dalam dunia

    nyata maupun dunia online.

    Proses interaksi dalam suatu

    komunitas/kelompok dapat dilihat dari

    pola jaringan komunikasi yang terbentuk

    (Karathanos dan Hager,1994). Subkultur

    dan fans sebagai komunitas selalu

    mempunyai wadah untuk fandom yang

    membentuk jaringan komunikasi informal

    sebagai identitas komunitas. Fans

    berinteraksi tentang hal-hal mengenai

    idolanya atau acara yang mungkin fans

    lewatkan,maka dari itu komunitas fans

    mewadahi pertukaran informasi, karena

    tidak ada seorang fan yang bisa tahu

    segalanya tentang idolanya

    (Jenkins,2002). Sebelumnya Jenkins dalam

    bukunya Textual poachers: Television Fans

    And Participatory Culture (1992, h.260)

    menjelaskan akan lebih produktif ketika

    fans dengan perbedaan pengetahuan

    berkumpul dalam sebuah wadah, wadah

    dimana fans menunjukan identitasnya

    sebagai bagian dari komunitas fans.

    Dapat disimpulkan bahwa arus informasi

    dalam suatu fandom inilah yang

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 4

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    membentuk jaringan komunikasi dalam

    interaksi fans.

    Fan culture (budaya penggemar)

    terbentuk oleh adanya budaya

    partisipatoris para fans dalam perjuangan

    agar dekat dengan orang yang

    dikaguminya (Jenkins dalam

    Raharja,2013). Bentuk-bentuk dari fan

    culture sendiri diantaranya terdiri dari fan

    fiction, fan art, filksong, fancam (video)

    dan fanspeak. Contoh fan culture yang

    biasa dibicarakan oleh fans adalah

    informasi mengenai kehidupan sehari-hari

    idolanya, fanfiction dan fan art. Gooch

    (2008) mengemukakan, fans memproduksi

    konten seni (art) yang disebut dengan fan

    art, filksong dan fanfiction, Filksong adalah

    istilah musik yang fans ciptakan

    menyangkut idolanya. Fan art merupakan

    gambar/ilustrasi yang diciptakan untuk

    mencerminkan karakter member dalam

    bentuk lukisan, bentukan Corel Draw,

    karikatur atau vektor. Selain itu fan art

    biasanya diciptakan sebagai ilustrasi

    sebuah fan fiction. Fanfiction menjadi

    konten yang paling produktif diciptakan

    oleh fans. Seperti yang dikemukakan

    Gooch (2008):

    One of the most well-known and actively participated fan activities is fan fiction. Fan fiction is any type of fiction written using previously conceived characters, events,and/or settings to produce unique stories. (Gooch,2008).

    Aktivitas lain dalam menciptakan konten

    fans dalam twiter adalah menyebarkan

    link potongan video kegiatan idolanya di

    stasiun TV yang diunggah ke situs

    Youtube.com. Hal ini dipertegas oleh

    Jenkins (2004) bahwa fans merekam

    dialog, rangkuman episode, bahkan

    mengeditnya menjadi fan fiction ataupun

    membuat film dan didistribusikan melalui

    Internet. Konten fans akan disebarkan

    melalui Twitter fans, ataupun Twitter

    fanbase1. Dari proses ini terbentuk jaringan

    komunikasi yang terbentuk dari arus

    interaksi/informasi konten fans tersebut.

    Teori Contagion dalam Jaringan Komunikasi di media sosial Twitter

    Asumsi dasar Teori Contagion adalah

    kemungkinan adanya hubungan dalam

    jaringan komunikasi sebagai mekanisme

    melihat individu, kelompok dan informasi

    untuk organisasi, isi pesan, dan perilaku

    terhadap anggota lain

    (Burt,1980,1987;Contractor &

    Eisenberg,1990 dalam Monge &

    Contractor, 2003, h.173). Teori ini muncul

    berdasarkan pemikiran Gustave LeBon,

    Robert Park dan Herbert Blumer

    (Locher,2002,h.11). LeBon (1903)

    mengenalkan istilah Contagion dalam

    bukunya tentang perilaku kelompok

    (crowd) (Ferguson,2007,h.2), ia

    menganalisis proses tidak sadar

    (unconscious process) oleh informasi dan

    kepercayaan (belief) yang menyebar

    dalam grup sosial secara menyeluruh.

    Le Bon analyzed the specific unconscious process by which information or beliefs are spread throughout a social group, taking on the form of mass Contagion. (Bensonand Gresham,2007,h.244)

    Pengembangan terakhir teori ini

    dilakukan oleh Blumer mengenai perilaku

    organisasi, bagaimana individu meniru

    perilaku orang-orang yang ada di

    sekitarnya (Locher,2002,h.22).

    Teori ini dapat menjelaskan jaringan

    sebagai saluran penularan sikap dan

    perilaku sehingga dapat mengetahui

    pengetahuan anggota berdasarkan

    dengan siapa individu terhubung

    (Twente,2014; Monge & Contractor,2003).

    Carley, 1991; Carley & Kaufer, 1993

    dalam Lee,Kim dan Rosen (2009) dalam

    penelitian mereka membuktikan semakin

    1 Istilah untuk akun twitter/facebook kelompok fans (fandom)

    yang digunakan oleh beberapa orang (admin)

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 5

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    banyaknya anggota jaringan setiap

    waktu, semakin banyak pula kesamaan

    mereka mengenai keyakinan, anggapan

    dan sikap anggota jaringan. Hal ini

    memperlihatkan terdapat hal-hal yang

    disebarkan dalam suatu jaringan

    komunikasi, baik disengaja ataupun tidak

    disengaja. Secara disengaja seperti ide

    atau gagasan sedangkan yang tidak

    disengaja seperti atribut indiviu dan

    bahasa yang digunakan dalam

    penyampain gagasan.

    Fenomena Contagion dalam

    kehidupan sosial menggambarkan

    bagaimana informasi, ide dan perilaku

    dapat menyebar melalui jaringan individu

    seperti penularan penyakit, masing-masing

    menarik tidak sengaja dan memiliki

    potensial yang kuat (Dunkin J. Watts

    dalam Bono,2012).

    Twitter sebagai Wadah

    Cyberfandom (Virtual Community)

    Twitter telah menjadi salah satu situs

    one-to-many communication tool

    terpopuler hingga saat ini (Safko dan

    K.Brake,2009,h.425). Taxidou (2013)

    mengemukakan alasan Twitter banyak

    dipilih individu sebagai media sosial yang

    digunakan. Pertama, Twitter merupakan

    layanan microblogging yang menyerupai

    news media dan berfungsi sebagai sensor

    sosial dalam hal peristiwa dan trend.

    Kedua, salah satu fitur Twitter yaitu

    retweeting, menjadikan sebuah

    informasi/pesan tweet secara tegas

    menyebar dari satu pengguna ke

    pengguna lain. Ketiga, pesan tweets yang

    bersifat publik dapat terus menyebar

    sebagai pesan yang sama dari sumber

    awal tweets. Boyd, Golder dan Lotan

    (2010) serta Zarella (2010) juga

    menjelaskan Twitter mempunyai struktur

    percakapan yang menyebar ke seluruh

    jaringan yang saling terhubung, tanpa

    memaksa pengguna berpartisipasi secara

    langsung.

    Cyberspace atau dalam hal ini

    cyberfandom diungkapkan oleh Gooch

    (2008) merupakan perkembangan

    teknologi informasi dan komunikasi yang

    ditandai dengan munculnya berbagai

    bentuk media sosial, menimbulkan

    terbentuknya kelompok penggemar di

    dunia virtual. Gooch pun mendefinisikan

    Cyberfandom sebagai kelompok

    penggemar yang terbentuk di dunia virtual

    melalui media yang berbasis teknologi

    Internet, yang memudahkan penggemar

    mengakses maupun menyebarkan informasi

    tentang idola mereka.

    Presentasi Identitas dalam Media

    Sosial

    Masalah identitas termasuk dalam

    tradisi sosiokultural dalam tradisi ilmu

    komunikasi, mengenai gagasan bahwa

    realitas dibangun melalui proses interaksi

    yang terjadi pada suatu kelompok (Craig

    dalam Littlejohn, 2002). Hauge dan

    Lappegard (2007) pun mendefinisikan

    identitas sebagai kepribadian (karakter)

    seorang individu yang menjadi pembeda

    dengan kepribadian individu lain. Identitas

    berguna untuk proses interaksi individu

    dengan individu lain di kehidupam sehari-

    hari. Karena menurut Burke (1980 dalam

    Turner,2013, h. 341) individu membawa

    pandangan umum dari dirinya dalam

    semua situasi, atau dalam mengidealkan

    diri, yang bekerja dalam dirinya untuk

    image diri yang ditunjukan saat

    berinteraksi dari waktu ke waktu

    (Burke,1980 dalam Turner,2013).

    Dalam melakukan proses interaksi

    dalam media sosial, individu dimungkinkan

    dapat mengekspresikan identitas,

    mengeksplornya bahkan bereksperimen

    dengan identitasnya berdasarkan pada

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 6

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    pengalaman yang dia alami saat

    berinteraksi (Code,2013, h.37). Oleh

    karena itu muncullah istilah identitas online

    seorang individu.

    On the Internet, people are able to communicate

    with each other without being physically in the same

    space and even completely anonim.

    McKenna (2007) suggests that in such conditions

    people are able to share aspects of their inner or

    true self that might be more difficult to express in the

    physical world (Jukuri,2013).

    Berdasarkan kutipan di atas dapat

    diketahui bahwa identitas online seorang

    individu bisa berbeda dengan identitas

    individu tersebut di dunia/realitas sosial.

    Ini merujuk pada anggapan bahwa setiap

    individu mempunyai multi identitas, setiap

    individu memiliki banyak identitas dengan

    pertimbangan dengan siapa individu

    berinteraksi (James,1890;Burke, 2001).

    Terdapat beberapa macam pengguna

    berdasarkan profil yang ditampilkan

    dalam jejaring sosial. Boyd & Ellison

    (2007) menemukan terdapat dua

    pengguna situs jejaring sosial dalam

    menjelaskan profilnya yaitu individu yang

    mencantumkan profil secara autentik

    (sama) dan individu yang mencantumkan

    profil yang bukan dirinya atau fakesters.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini berangkat dari

    paradigma post-positivistik. Paradigma

    post-positivistik, menganggap realitas

    tidak dapat dipahami secara menyeluruh,

    tetapi hanya bisa sampai tahap mendekati

    (Guba, 1990 dalam Denzin & Lincoln,

    1998, h.9). Hal ini berasal dari realitas

    yang diasumsikan ada tetapi tidak dapat

    secara sempurna dipahami yang

    disebabkan oleh kekurangan pengetahuan

    manusia tentang mekanisme/metode dan

    landasan adanya sebuah fenomena secara

    alami (Guba & Lincoln, dalam Denzin &

    Lincoln, 1994, h.110).

    Dalam penelitian post-positivistik,

    peneliti diperbolehkan menggunakan

    multiple method sebagai cara peneliti

    menangkap realitas secara maksimal

    selama ada kemungkinan (Denzin &

    Lincoln, 1998, h.9). Multiple method yang

    dimaksudkan Denzin & Lincoln adalah

    cara, teknik pengumpulan data, penyajian

    data dan analisis data yang digunakan

    dalam penelitian dalam upaya

    menangkap realitas secara maksimal.

    FOKUS PENELITIAN

    Penelitian ini berfokus pada interaksi

    komunitas fans (Virtual Community Fans)

    JKT48 yang memuat fan culture (fan fiction,

    fan art, filksong dan video) pada akun

    media sosial Twitter (cyberfandom Twitter)

    berupa teks. Teks yang berasal dari

    interaksi tentang fan culture tersebut akan

    peneliti hubungkan sehingga didapatkan

    sosiogram bentuk jaringan komunikasi.

    Selain itu dari teks tersebut dapat

    diketahui akun-akun Twitter fans JKT48

    yang aktif sehingga peneliti mengetahui

    tempat untuk melanjutkan observasi. Dari

    proses tersebut akan mengarahkan/

    penyebaran informasi dan hal yang

    berkaitan dengan penyebaran informasi

    tersebut, seperti avatar, nama akun Twitter,

    dan cara apa yang mereka gunakan

    dalam menyebarkan informasi

    menggunakan akun Twitter.

    TEKNIK PENGUMPULAN DATA

    Untuk mengetahui jaringan komunikasi

    yang terbentuk dari interaksi fans JKT48

    di media sosial Twitter, informan yang

    dibutuhkan adalah keseluruhan populasi

    menurut tema fan culture sehingga tidak

    menggunakan teknik sampling.

    Terdapat beberapa tahapan teknik

    pengumpulan data yang dilakukan dalam

    penelitian ini. Pertama peneliti akan

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 7

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    menggunakan teknik observasi partisipan

    dalam mengetahui jaringan-jaringan

    komunikasi yang terbentuk dan

    digambarkan menjadi sosiogram dalam

    upaya ini peneliti dibantu dengan

    menggunakan software NodeXL (Smith et.

    al, 2009) untuk mengetahui jaringan-

    jaringan komunikasi yang terbentuk dari

    interaksi mengenai fan culture. Observasi

    partisipan dalam dunia online peneliti

    lakukan karena fokus penelitian peneliti

    berada di dunia online. Teknik

    pengumpulan data yang kedua peneliti

    lakukan untuk melengkapi data yang

    diperlukan adalah menggunakan teknik

    wawancara tak terstruktur. Hal ini peneliti

    lakukan berdasarkan tujuan penelitian

    dengan tujuan mengungkapkan pengertian

    suatu peristiwa, situasi atau keadaan

    tertentu (Moleong,2013, h.191).

    TEKNIK ANALISIS DATA

    Teknik analisis data jaringan komunikasi

    menurut Neuman (2013,h.585) adalah

    dengan menggunakan sosiogram.

    Selanjutnya untuk analisis jaringan

    komunikasi dalam dunia virtual DAndrea,

    Ferri & Grifoni (2010) menjelaskan dua

    tahapan yaitu socio-centric dan ego-sentric.

    Socio-centric dapat memetakan hubungan

    antar aktor individu yang akan peneliti

    gunakan dalam analisis data penelitian ini.

    Socio-centric dapat menjelaskan bentuk

    hubungan sosial dan bentuk interaksi yang

    dimunculkan oleh interaksi konten.

    Metode socio-centric untuk menjelaskan hubungan antar

    aktor dalam jaringan

    Sumber: DAndrea,Ferri & Grifoni, 2010

    Dalam hal mengenai jaringan

    komunikasi fans JKT48, peneliti

    menggunakan Typical Social Network

    Measures Assigned to Individual Actors

    sebagai pedoman peneliti mengetahui

    peran/letak akun Twitter fans JKT48

    dalam jaringan komunikasi (Brass,1995).

    Selain itu teknik analisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah

    teknik analisis data menggunakan metode

    perbandingan tetap (teknik komparatif

    konstan) (Moleong, 2013, h.288) dari data

    yang didapatkan melalui sociometric,

    observasi partisipan dan wawancara

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Rumusan

    Masalah Penyajian Data Analisis Data

    Bagaimana bentuk

    jaringan komunikasi fans JKT48 dalam media sosial Twitter ?

    Bentuk jaringan

    berdasarkan topik-topik yang sering dibicarakan oleh cyberfandom : 1. fan fiction 2. fan art 3. filksong 4. video,(Gooch

    ,2008) 5. Moment: hari

    Ulang tahun Member

    Social Network Analysis

    Bagaimana identitas cyberfandom JKT48 yang terbentuk dalam media sosial Twitter ?

    Teknik Komparatif

    Konstan

    TUJUAN Bagaimana bentuk

    jaringan komunikasi fans JKT48 dalam media sosial Twitter ?

    1. Mengetahui Jaringan Komunikasi yang terbentuk dari interaksi antar fans JKT48 di media online Twitter.

    2. Mengetahui peran-peran akun Twitter fans JKT48 dalam jaringan komunikasi yang terbentuk

    3. Mengetahui hal-hal yang menjadi alasan bagaimana jaringan komunikasi terbentuk

    Bagaimana identitas cyberfandom JKT48 yang terbentuk dalam media sosial

    Twitter ?

    Mengetahui akibat dengan adanya jaringan komunikasi fans JKT48 yang terbentuk

    Bentuk Jaringan Komunikasi Interaksi

    fan fiction

    Hasil dari observasi online yang

    dilakukan pada bulan Agustus-September

    2014, peneliti menggunakan kata kunci

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 8

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    JKT48 fanfict untuk menemukan interaksi-

    interaksi fans JKT48 dalam fasilitas

    search dalam Twitter. Kata ini sering

    digunakan fans dalam berinteraksi

    mengenai fan fiction. Dari kata kunci

    JKT48 fanfict ini yang merupakan

    singkatan dari JKT48 fan fiction peneliti

    menemukan beberapa judul fan fiction.

    Dari temuan tersebut peneliti menemukan

    dua jenis akun yang menyebarkan link fan

    fiction.Kedua jenis akun tersebut adalah

    yaitu akun pribadi dan akun fanbase,

    dapat terlihat di bentuk jaringan berikut

    ini:

    Node : 55 Aktor : 42

    Node : 30 Aktor: 29

    Gambar (a) Tanggal 31 Agustus 2014

    Gambar (b) Tanggal 1 September 2014

    Node : 40 Aktor : 39

    Node : 62 Aktor : 41

    Gambar (c) Tanggal 2 September 2014

    Gambar (d) Tanggal 3 September 2014

    Screencapture tweet fan art JKT48 Sumber : Twitter.com olahan penulis olahan penulis,

    September 2014

    Bentuk Jaringan Komunikasi Interaksi

    fan art

    Node : 27 Aktor : 20

    Node : 13 Aktor: 13

    Gambar (a) Tanggal 31 Agustus 2014

    Gambar (b) Tanggal 1 September 2014

    Node : 13 Aktor : 16

    Node : 21 Aktor : 20

    Gambar (c) Tanggal 2 September 2014

    Gambar (d) Tanggal 3 September 2014

    Jaringan Komunikasi fan art fans JKT48 dengan keyword JKT48 fanart

    Sumber : Twitter.com olahan penulis, Agustus- September 2014

    Bentuk Jaringan Komunikasi Interaksi

    filksong

    Node : 28 Aktor : 23

    Node : 27 Aktor: 28

    Gambar (a) Tanggal 30 Ags-1 Sep 2014

    Gambar (b) Tanggal 2-4 September 2014

    Node : 111 Aktor : 101

    Node : 27 Aktor : 32

    Gambar (c) Tanggal 5-7 September 2014

    Gambar (d) Tanggal 8-10 September 2014

    Jaringan Komunikasi filksong fans JKT48 dengan keyword cover lagu JKT48

    Sumber : Twitter.com olahan penulis, Agustus- September 2014

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 9

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    Bentuk Jaringan Komunikasi Interaksi

    video Node : 28 Aktor : 16

    Node : 19 Aktor: 21

    Gambar (a) Tanggal 29-31 Agustus 2014

    Gambar (b) Tanggal 1-3 September 2014

    Node : 43 Aktor : 43

    Node : 59 Aktor : 56

    Gambar (c)

    Tanggal 4-6 September 2014

    Gambar (d)

    Tanggal 7-9 September 2014

    Jaringan Komunikasi video fans JKT48 dengan keyword video fans JKT48

    Sumber : Twitter.com olahan penulis, Agustus- September 2014

    Bentuk Jaringan Komunikasi Interaksi Ulang Tahun Member JKT48

    Node : 3 Aktor : 4

    Node : 2 Aktor : 4

    Node : 5 Aktor : 6

    Gambar (a)

    Tanggal 26 Agustus

    2014

    Gambar (b)

    Tanggal 27 Agustus

    2014

    Gambar (c)

    Tanggal 28 Agustus

    2014

    Node : 7

    Aktor : 8

    Node : 1606 Aktor : 932

    Gambar (d)

    Tanggal 29 Agustus 2014

    Gambar (e)

    Tanggal 30 Agustus

    2014

    Node : 919 Aktor : 535

    Gambar (f) Tanggal 31 Agustus 2014

    Node : 76 Aktor : 43

    Node : 21 Aktor : 12

    Node : 8 Aktor : 8

    Gambar (g) Tanggal 1 September

    2014

    Gambar (h) Tanggal 2 September

    2014

    Gambar (i) Tanggal 3 September

    2014

    Jaringan Komunikasi ulang tahun member fans JKT48 @S_GraciaJKT48

    26 Agustus-3 September 2014 Sumber : Twitter.com olahan penulis, Agustus-

    September 2014

    PEMBAHASAN

    Terbentuknya jaringan komunikasi dari interaksi fans JKT48

    Dalam interaksi antar fans JKT48 ini

    jaringan komunikasi yang terbentuk adalah

    jaringan komunikasi informal, Jenkins

    (2002) berpendapat bahwa subkultur

    atau fans sebagai komunitas selalu

    mempunyai wadah untuk fandom yang

    membentuk jaringan komunikasi informal

    sebagai identitas komunitas. Hal ini sama

    dengan pendapat Chiu et. al (2006)

    dalam Finamore dan Barki (2011) yang

    menjelaskan bahwa komunitas virtual

    terdiri dari individu dengan kesukaan,

    tujuan yang sama, berbagi informasi dan

    ikut serta interaksi sosial. Fans berinteraksi

    tentang hal-hal mengenai idolanya atau

    acara yang mungkin fans lewatkan,maka

    dari itu komunitas fans membuat suatu

    wadah pertukaran informasi, karena tidak

    ada seorang fan yang bisa tahu

    segalanya tentang idolanya.

    Selain dengan alasan yang

    dikemukakan Taxidou (2013) tentang

    bagaimana Twitter banyak dipilih individu

    karena berbagai fasilitasnya sebagai

    microblogging, para fans JKT48

    mempunyai alasan lain memilih

    menggunakan media sosial Twitter:

    Terdapat banyak situs jejaring sosial yang ada dan memang bisa untuk melakukan aktivitas idoling, tapi memang rata-rata fans banyak yang menggunakan Twitter dengan alasan kemudahan

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 10

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    melakukan hubungan dengan member JKT48 melalui akun Twitter pribadi masing-masing member tersebut. selain karna member lbh sering eksis kasih kabar lewat Twitter, otomatis fans jg jd sering ketemu di Twitter bahkan antar fans yg blm kenal. Ada, di grup facebook dan LINE, cuma bedanya hanya untuk share ke anggota grup - Rangga Oetama,26 tahun,Ilustrator

    Fans memilih menggunakan media sosial

    Twitter sebagai wadah interaksi mereka,

    dimana interaksi inilah menurut Littlejohn

    dan Foss (2009, h.367) yang membentuk

    hubungan antar individu. Sehingga ketika

    individu saling berkomunikasi dapat

    memperlihatkan siapa berkomunikasi

    dengan siapa sehingga membentuk suatu

    mata rantai jaringan komunikasi.

    Atribut lokasi menjelaskan asal atau ras

    darimana asal mereka atau dimana

    mereka tinggal. Selain tab lokasi, Twitter

    menyediakan tab deskripsi sebagai

    atribut dalam akun pengunanya. Dalam

    deskripsi ini pengguna dapat secara

    bebas menuliskan apa yang dia inginkan

    mengenai dirinya atau hal lain. Terdapat

    akun yang mencantumkan deksripsi

    mengenai dirinya :

    Mataram, 30 Sept 97' | Pelajar | Gamers | Ordinary People | Line : ddos910 |

    http://t.co/x6T1fFfDy5 | SMK N 7

    SAMARINDA.@dioprasetyomm2

    Akun yang menjelaskan member

    favoritnya:

    I @veJKT48 | MUFC & JKT48 | Veloved | Fans of [@veJKT48 &

    @Ayen_JKT48] Boku no Taiyou |

    #VerandaNoTameni @andreas48f

    Akun yang menjelaskan perasaannya:

    bro kangen bro.... @Danaferdianto

    Dengan kondisi tersebut menjelaskan

    bahwa sosial media Twitter memungkinkan

    siapapun dimanapun tanpa dibatasi oleh

    apapun dapat mempunyai akun Twitter

    dan berhubungan dengan siapa saja

    hanya dengan syarat pemahaman tentang

    penggunaan internet dan jaringan internet

    yang dapat diakses. Demikian ini

    menjelaskan bagaimana media sosial

    bersifat egalitarian (Kay et.al, 2013).

    Room et al dalam Abraham (2012)

    mendefinisikan jaringan sosial virtual

    (interaksi dalam Twitter) merupakan

    sekelompok individu yang saling

    berkomunikasi, bertukar pesan mengenai

    kesukaan yang sama tanpa dibatasi lokasi

    geografi, interaksi fisik atau suku bangsa

    (ethnic origin) karena terjadi melalui media

    elektronik. Tidak ada batasan atau aturan

    yang mengatur individu boleh atu tidaknya

    menggunakan Twitter. Sampai ada istilah

    on internet, nobody know you are a

    dog(Steiner,1993) yang menjelaskan

    bagaimana internet dapat digunakan

    siapa saja dimanapun berada.

    Selain menjelaskan sifat egalitarian,

    adanya interaksi antar fans JKT48 dalam

    media sosial sebagai cyberfandom

    membentuk hubungan baru tentang

    bagaimana individu secara mudah dapat

    berbagi informasi dengan cepat dan luas

    (globally) Wasko & Faraj (2005 dalam

    Finamore dan Barki,2011). Dalam Twitter

    yang merupakan new media, menyediakan

    faslititas untuk memuat beberapa konten

    sekaligus seperti artikel, musik, gambar,

    dan video dengan fasitlitas hyperlink. Hal

    ini digunakan para fans JKT48 untuk saling

    berbagi fanfiction, fan art, filksong dan

    video sebagai budaya mereka (fan

    culture).

    Fan Fiction :

    @H_ElaineJKT48 Udah dibaca belum fanfictnya:)) ni linknya http://t.co/Un9l3DI3S9 semoga suka ^^ - @mhmmdedwin

    Fan Art :

    Keren!!! "@KokoTaehyung: hissatsuteleport #pajamadrive #jkt48 #lyric #fanart http://t.co/Nftg8d8iEX" -@AI_DellaJKT48:

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 11

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    Filksong :

    Lagu Jkt48 Aitakatta Cover Pianika(Jika Ku suka syalala~) http://t.co/6yC2CJbZsX - @cyprojkt48

    Video :

    liat Dirga yukk coyy,, ketua kelas terkecehhh dalam video : JKT48 Aitakatta By Dirga: http://t.co/pNWVrpLfKT likeee bosss -real_anggie05

    Dalam tweet-tweet tersebut para

    pemilik akun mencantumkan link-link

    gambar, blog atau situs, lagu atau video

    yang merupakan budaya mereka sebagai

    fans. Dengan cara mentweet seperti itu

    mereka dapat dengan mudah saling

    berbagi dan menyebarkan konten-konten

    tersebut sesama fans dan menimbulkan

    interaksi dalam media sosial Twitter. Hak

    tersebut menjelaskan bahwa Twitter telah

    menjadi salah satu situs one-to-many

    communication tool terpopuler hingga saat

    ini (Safko dan K.Brake,2009,h.425).

    Dengan uraian diatas peneliti

    menangkap keadaan bagaimana awal

    terjadinya interaksi antar fans yang

    selanjutnya membentuk jaringan

    komunikasi. Uraian-uraian tersebut

    menggambarkan bagaimana karakteristik

    media sosial menurut Mayfield (2008)

    dalam Chan-Olmsted, Cho dan Lee (2013)

    mengidentifikasi lima karakteristik media

    sosial akan bekerja, yaitu: partisipasi

    (participation), percakapan

    (conversationally), keterhubungan

    (connectedness), komunitas (community) dan

    keterbukaan (openness) menjelaskan

    dalam sosial media, informasi akan secara

    mudah menyebar antara sumber dan

    pengguna atau antara pengguna dengan

    pengguna (Meadows-Klue,2007 dalam

    Chan-Olmsted, Cho dan Lee,2013).

    Terdapat empat jenis interaksi antar

    JKT48 yang membentuk jaringan

    komunikasi dalam media sosial. Keempat

    jenis interaksi tersebut adalah:

    a. Interaksi antar akun Twitter fans/fanbase

    dengan akun member JKT48

    @H_ElaineJKT48 Udah dibaca belum fanfictnya :)) ni link nya http://t.co/Un9l3DI3S9 semoga suka ^^ - @mhmmdedwin (akun pribadi)

    [Fanfict] Dimana Kamu Veranda .Inspired by @veJKT48 #Rik http://t.co/r5KqpGyl75 -@nataliainafans (akun fanbase Nathalia JKT48)

    b. Interaksi antar akun Twitter fanbase Wah (y) RT @reazas: Fanart buat yona @Yona_JKT48 @YonaRanger @YonaRangerINA @Viyonalizen48 http://t.co/tXf8PFE15v -@YonaRanger

    RT @JKT48_IRT48ID: Cover adalah menyanyikan lagu hak milik orang lain. Tp JKT48 secara hak milik menyanyikan lagu sendiri (48 group), lagu -stefijkt48_fc

    c. Interaksi akun Twitter fans dan fanbase

    Fanart buat yona @Yona_JKT48 @YonaRanger @YonaRangerINA

    @Viyonalizen48 http://t.co/GJJMVmzUp2 -

    @reazas

    keren! :3 RT @RealJKTstation: [Fanfict] Pengen Ke Jakarta by: @Rama_D_Ramadhan

    http://t.co/ZwK6ktHA4O - @md_jkt48

    d. Interaksi antar akun Twitter fans JKT48

    palsu loh RT @falcaliff: Nadhifa salsabila #FanArt #JKT48 #3rdGeneration

    http://t.co/MF7yHiifXf - @debydwiintan

    @RanggaPranendra bang kita cover lagu

    begini, apanya yang kurang?

    http://t.co/W8wLlMEAdx - @yprima21

    Dari beberapa contoh isi tweet-tweet

    diatas dapat menjelaskan bagaimana

    proses interaksi fans JKT48 yang

    membentuk jaringan komunikasi di media

    sosial Twitter. Finamore dan Barki (2011)

    menjelaskan komunitas virtual ini terdiri

    dari individu dengan kesukaan, tujuan

    yang sama, berbagi informasi dan ikut

    serta interaksi sosial. Kondisi di atas juga

    menjelaskan bagaimana terbentuknya

    cyberfandom JKT48 di media online, yaitu

    karena mempunyai kesukaan dan tujuan

    yang sama dalam media sosial Twitter.

    Seperti yang dijelaskan Gooch (2008)

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 12

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    bahwa cyberfandom merupakan

    perkembangan teknologi informasi dan

    komunikasi yang ditandai dengan

    munculnya berbagai bentuk media sosial,

    menimbulkan terbentuknya kelompok

    penggemar di dunia virtual yang

    memudahkan penggemar mengakses

    maupun menyebarkan informasi tentang

    idola mereka.

    Jaringan Komunikasi Informal

    La France,Boster & Darrow (2003)

    mengemukakan salah satu cara untuk

    mengetahui struktur jaringan komunikasi

    adalah mengetahui hubungan (peran)

    antar anggota dalam jaringan komunikasi.

    Jaringan yang terbentuk dari interaksi

    antar fans JKT48 di media sosial Twitter ini

    merupakan jaringan komunikasi informal.

    Jaringan komunikasi informal memiliki

    beberapa karakteristik yang sesuai

    dengan keadaan interaksi fans JKT48 ini.

    Karakteristik tersebut diungkapkan Kraut,

    Robert A. et al. (2002) dalam (Ergen, 2011)

    adalah:

    1. Interaksi tidak terjadwal

    2. Random participant

    3. Tidak ada aturan

    4. Agenda tidak tersusun

    5. Interactive

    6. Banyak tema yang dibicarakan (rich

    content)

    7. Memakai bahasa informal dalam

    berinteraksi

    Ketujuh karakteristik tersebut

    menggambarkan bentuk komunikasi

    informal fans JKT48 di media sosial Twitter.

    Para fans melakukan interaksi tidak

    terjadwal seperti yang diungkapkan

    informan penelitian:

    interaksinya paling kayak share fotografi member di event2, berbagi informasi dan bertukar pikiran ttg

    pendapat suatu show JKT48, dan bicarain ttg kualitas

    setiap member mereka seru kok sesama fans. trus

    mereka tuh paling sewot kalo member diganggu fans

    yg kurang baik atitude nya di tweet. Pokoknya

    menjaga idol mereka lah Rangga Oetama,26,

    Ilusrator

    Kalo perbedaan penyebaran interaksi tergantung isu yang lagi hits, misalnya ngebahas senbatsu (pemilihan

    member) ya otomatis di Twitter banyak yang

    ngebahas hal itu atau maungkin atau ada member-

    member yag melakukan hal aneh apa biaanya

    dibicarain di Twitter, tergantung isu waktu itu aja. kalo

    misal membernya tweet apa kita komen gitu-gitu aja,

    ya biasanya ngasih semangat terus jangan lupa makan

    dan segala macem sih, kayak biaa kita ngingetin atau

    sama temen aja sih atau sama pacar sih gitu gitu

    Muhammad Dhani,22, Pegawai Swasta

    Dengan karakter-karakter komunikasi

    informal di atas peneliti akan menganalisis

    bagaimana peran-peran yang terdapat

    dalam setiap jaringan topik fan culture.

    Pada bentuk-bentuk jaringan komunikasi

    yang peneliti temukan, peneliti menemukan

    beberapa persamaan dan perbedaan

    peran pada setiap topik yang

    dibicarakan. Adapun peran-peran dalam

    jaringan yang ada adalah :

    Tabel Persamaan dan perbedaan peran dalam jaringan komunikasi fans JKT48

    No Topik Star Liason Bridge Isolated 1 Fan

    fiction Ada Tidak

    ada Ada Ada

    2 Fan art Ada Tidak ada

    Ada Ada

    3 Filksong Ada Tidak ada

    Ada Ada

    4 Video Ada Tidak ada

    Ada Ada

    5 Ulang tahun member

    Ada Tidak ada

    Ada Ada

    Dari tabel di atas dapat terlihat

    bagaimana persamaan dan perbedaan

    peran dalam jaringan komunikasi fans

    JKT48 di media sosial Twitter. Tidak

    ditemukannnya akun yang berperan

    menjadi liason dalam media sosial Twitter

    akan dijelaskan satu-persatu bersama

    dengan peran-peran dalam jaringan

    komunikasi yang lain dalam media sosial

    Twitter.

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 13

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    Komunikasi Terbuka (Openness) dalam Interaksi fans JKT48 di media sosial Twitter

    Keterbukaan (openness) menjelaskan

    bahwa dalam sosial media, informasi akan

    secara mudah menyebar antara sumber

    dan pengguna atau antara pengguna

    dengan pengguna (Meadows-Klue,2007

    dalam Chan-Olmsted, Cho dan Lee,2013).

    Informasi akan cepat menyebar dengan

    kedaaan tersebut. Hal ini sesuai dengan

    temuan peneliti pada jaringan komunikasi

    moment ulang tahun member

    S_GraciaJKT48. Dengan tujuan

    menjadikan hastagh

    #MetUltahKe15YaaGracia menjadi TTI

    (Trending Topic Indonesia), fans me-retweet

    akun @ArmanManoppo dengan isi tweet : #MetUltahKe15YaaGracia SElamat Ulang Tahun GRACIAAAAA pnjang umur sehat selalu :* makin dewasa ya 1x GRACIAAAAA @S_GraciaJKT48

    Tweet tersebut diretweet oleh banyak fans

    lain yang digambarkan dengan jumlah

    retweet dengan waktu retweet tersebut

    terjadi. Sesuai dengan yang diungkapkan

    informan:

    Biasanya buat project sih, kalo ada member ulang

    tahun atau misal ngasih semangat kita bkin project apa

    biasanya nulis sesuatu di kertas nanti difoto ntar

    dimention ke member terkait, dikasih hastagh biar

    rame aja biar member bacanya semangat Muhammad

    Dhani,Pegawai Swasta, 22 Tahun

    Tercatat 166 akun yang melakukan

    retweet dalam satu menit, yang berarti

    kecepatan penyebaran topik retweet ini

    166/60 atau 2,8 tweet per detik. Hal ini

    hanya mewakili tweet-tweet retweet yang

    dilakukan oleh fans, peneliti tidak

    menampilkan aktivitas lain seperti reply

    dan mention pada menit tersebut saat

    topik sedang dibicarakan. Sehingga

    terdapat kemungkinan bahwa kecepatan

    topik meyebar bisa lebih cepat. Hal ini

    sesuai dengan yang dijelaskan Boyd,

    Golder dan Lotan (2010) serta Zarella

    (2010) yang menjelaskan Twitter

    mempunyai struktur percakapan yang

    menyebar ke seluruh jaringan yang saling

    terhubung, tanpa memaksa pengguna

    berpartisipasi secara langsung.

    Karakteristik akun fans JKT48 sebagai Identitas cyberfandom JKT48 dalam media sosial Twitter

    Sebelumnya peneliti telah melakukan

    observasi online pada bulan Maret 2014

    dan menemukan 37 fans JKT48 yang

    mempunyai dua akun Twitter yang salah

    satunya adalah akun khusus melakukan

    aktivitas idoling JKT48. Lanjutan dari

    temuan tersebut, peneliti menemukan:

    1. Adanya akun dengan mencantumkan

    angka 48 dalam nama akunnya

    2. Adanya akun yang mengatasnamakan

    akun khusus idoling dalam deskripsi

    akun Twitter nya

    3. Adanya akun anonim yang

    mengatasnamakan fans JKT48

    Akun-akun Twitter fans JKT48 tersebut

    mendeskripsikan akun Twitternya secara

    terang-terangan sebagai akun khusus

    idoling.

    banyak yg seperti itu memang kok. Biasanya sih karena fans mau membedakan akun untuk idoling, dan akun untuk dunia nyata-Rangga Oetama,26,Ilustrator

    Contagion dalam Interaksi antar Fans JKT48 di Media Sosial Twitter

    Dalam temuan penelitian ini fenomena

    Contagion (penyebaran informasi, sikap

    dan perilaku) dalam media sosial Twitter

    dipengaruhi adanya sifat komunikasi

    terbuka (openness) (Meadows-Klue,2007

    dalam Chan-Olmsted, Cho dan Lee,2013),

    egalitarian Gooch (2008) dan kecepatan

    penyebaran informasi pada Twitter (Boyd,

    Golder & Lotan; Zarella,2010). Dalam

    jaringan komunikasi interaksir fans JKT48

    ini peneliti menemukan adanya

    penggunaan beberapa kata atau istilah

    dalam bahasa Jepang dalam berinteraksi

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 14

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    antar fans. Dalam penggunaan kata atau

    istilah dalam bahasa Jepang tersebut,

    peneliti lihat termasuk sebagai fenomena

    Contagion yang terdapat dalam jaringan

    komunikasi fans JKT48. Hal itu terjadi

    karena arti fans (penggemar) sendiri

    menurut Henry Jenkins (1992, h.12)

    adalah merupakan penyingkatan dari

    kata fanatic, yang berasal dari kata

    Latin fanaticus yang mempunyai arti asal

    sebuah pemujaan; pelayan; seorang

    pengikut, sehingga para fans JKT48

    mengikuti apa yang dilakukan member

    favoritnya sehingga hal tersebut

    merupakan sebuah penularan.

    Contagion dalam interaksi fans

    JKT48 di media sosial Twitter ini berasal

    dari member JKT48 kepada fans, lalu

    dari fans ke fans. Sesuai dengan yang

    dinyatakan Dunkin J. Watts dalam Bono

    (2012) bahwa fenomena Contagion dalam

    kehidupan sosial menggambarkan

    bagaimana informasi, ide dan perilaku

    dapat menyebar melalui jaringan individu

    seperti penularan penyakit, masing-masing

    menarik tidak sengaja dan memiliki

    potensial yang kuat. Para fans

    menggunakan beberapa kata dalam

    bahasa Jepang dalam berinteraksi

    berdasarkan atribut yang dibawa oleh

    idol group JKT48. Atribut tersebut adalah

    fakta bahwa JKT48 merupakan sister

    group AKB48 yang berada di negara

    Jepang. Dengan keadaan tersebut JKT48

    membawa atribut dari negara Jepang

    yang dalam interaksi fans JKT48 di media

    sosial ini merupakan simbol bahasa

    Jepang yang mereka pakai dalam

    interaksi.

    Fanspeak dalam interaksi antar fans

    JKT48 di media sosial Twitter sebagai

    identitas cyberfandom

    Melanjutkan dari bahasan sebelumnya, penggunaan beberapa kata dalam

    bahasa Jepang yang merupakan

    fenomena Contagion , dalam sebuah

    komunitas fans hal tersebut juga

    merupakan fanspeak. Fanspeak adalah

    istilah yang digunakan untuk kata-kata

    atau istilah yang diadaptasi atau

    dijadikan jargon yang sebagian besar

    fans mengerti dalam sebuah fandom

    sebagai ciri khas yang dimilki fandom

    tersebut (Gooch,2009). Banyaknya akun

    yang menggunakan istilah-istilah bahasa

    Jepang dalam berinteraksi merupakan

    contoh dari fanspeak cyberfandom JKT48

    di media sosial Twitter. Adapun contoh

    tweet nya:

    No Tweet Bahasa Jepang

    1

    [INFO] @S_GraciaJKT48 tanggal 31 Agustus Ulang Tahun. jangan lupa pada ngucapin ya yang oshinya. :) #minALF

    oshi member favorit

    2 Tanjoubi Omedeto @S_GraciaJKT48 #MetUltahKe15thYaaGracia

    Otanjoubi Omedeto

    Selamat ulang tahun

    3

    @S_GraciaJKT48 otanjoubi omedetou..!! Semogaa..(isisendri) #MetUltahKe15thYaaGracia http://t.co/CXSOXaYWKS

    Otanjoubi Omedeto

    Selamat ulang tahun

    4

    RT @omvvota: Hai para Wota maupun fans JKT48 tolong bantu UP dan Retweet yah #MetUltahKe15thYaaGracia #MetUltahKe15YaaGracia Cc @S_GraciaJK

    Wota Istilah untuk fans fanatic

    JKT48

    5

    RT @MelodyStationn: Otanjoubi Omedeto @S_GraciaJKT48 ! Makin sukses ya... :) #MetUltahKe15thYaaGracia #Han http://t.co/K6WY7N3bN1

    Otanjoubi Omedeto

    Selamat ulang tahun

    6

    @S_GraciaJKT48 Hppy Bday oshi tercinta, Shania Gracia!! Wish u all the best, dan sgala impiannya bs trwujud! GBU! #MetUltahKe15thYaaGracia

    oshi member favorit

    7

    @S_GraciaJKT48 yey ada adik idol yg ulang tahun hari ini, hapi besdey ya. Moga makin sukses dalam banyak hal. Ganbatte #HalaMadrid

    Ganbatte semangat

    8

    RT @GraciaJKT48FC: Gracia Oshi dan Gracia Fans ayooo kita semangat up hastagnya kita harus yakin masuk TTI. :)) #MetUltahKe15YaaGracia

    oshi member favorit

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 15

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    #Met

    9

    @S_GraciaJKT48 demi oshi, jam sgini blum tdur. Cman buat ngucapin selamat ulang tahun hehe yg ke 15

    oshi member favorit

    10

    selamat ulang tahun @S_GraciaJKT48 ,smoga makin kawaii n makin sukses di jkt48..amin

    Kawaii Cantik,Lucu

    11

    wih shedap nih dek hihi @s_graciaJKT48 RT AKB48Global: Happy Birthday to #JKT48 Kenkyuusei Shania Gracia

    Kenkyuusei Trainee member

    12

    Mau inyinya dong ^^ RT @KokoTaehyung: Gua punya Fanart Senbatsu JKT48 gingham check nih :V ada yg mau????? #fairykokoronoplacard

    Senbatsu Member terpilih

    13

    RT @ChelseaFC_JKT48: [Fanfict] Memimpikan Oshi (Inspired by Haruka JKT48) http://t.co/SZbcjKOXXI

    oshi member favorit

    14

    RT @JKT48FC: (1) Konbanwa, bahas Single yuk. Selama ini JKT48 hanya cover lagu dr sister groupnya, kalian mau ga jk JKT48 punya lagu origin

    Konbanwa Selamat malam

    15

    Neng kawaii, band aku ada lagu coveran baru nih, coba di denger yah ^^ @Ikha_JKT48 http://t.co/NLll9FROA2

    Kawaii Cantik,Lucu

    Hal di atas menandakan adanya

    adaptasi bahasa Jepang yang dijadikan

    form (Gooch,2009) dalam berinteraksi

    berdasarkan teks-teks di sekitar mereka.

    Contoh teks lain dalam cyberfandom JKT48

    ini adalah angka 48. Angka tersebut

    dijadikan sebagai teks yang diadopsi,

    yang digunakan mereka dalam nama akun

    mereka. Jenkins (1992,h.162) dalam

    bukunya pun mengungkapkan bahwa

    mereka (cyberfandom) tidak memproduksi

    kembali teks primer yang ada tetapi

    mengerjakan kembali, menulis kembali apa

    yang mereka suka. Dalam pemakaian kata

    dalam bahasa Jepang tersebut, para fans

    JKT48 menggunakan beberapa kata yang

    sesuai/cocok digunakan dalam aktivitas

    mereka sebagai fans.

    Banyaknya fans yang

    berpastisipasi dalam komunitas fans

    memungkinkan mereka untuk membentuk

    identitas budaya melalui media teks (Hills

    dalam Gooch,2009). Idol group JKT48

    yang merupakan sister group dari AKB48

    yang berada di negara Jepang

    mempengaruhi fanspeak fans JKT48.

    Dengan kondisi tersebut fanspeak yang

    digunakan fans JKT48 di media sosial

    Twitter merupakan upaya atau kondisi

    mereka sebagai identificated with others

    sebagai fandom JKT48. Selain itu

    beberapa kata dalam bahasa Jepang

    tersebut menjadi fanspeak dan angka 48

    menjadi angka yang banyak dicantumkan

    dalam nama akun Twitter fans sesuai

    dengan pernyataan Skog (2005) dalam

    Ellison (2007) yang menemukan bahwa

    dalam mencantumkan statusnya, individu

    dipengaruhi oleh bagaimana orang di

    sekitarnya berperilaku dan apa yang dia

    pilih untuk menjadi profilnya yang

    mengindikasikan profil tersebut sama

    dengan aktivitas yang individu lakukan.

    KESIMPULAN

    Interaksi antar fans JKT48 yang terjadi

    membentuk jaringan komunikasi yang

    merupakan jaringan komunikasi informal,

    seperti yang dikemukakan Jenkins (2002)

    yang berpendapat bahwa subkultur atau

    fans sebagai komunitas selalu mempunyai

    wadah untuk fandom yang membentuk

    jaringan komunikasi informal sebagai

    identitas komunitas. Hal ini sama dengan

    pendapat Chiu et. al (2006) dalam

    Finamore dan Barki (2011) yang

    menjelaskan bahwa komunitas virtual

    terdiri dari individu dengan kesukaan,

    tujuan yang sama, berbagi informasi dan

    ikut serta interaksi sosial. Fans JKT48

    berinteraksi tentang hal-hal mengenai

    idolanya atau acara yang mungkin fans

    lewatkan,maka dari itu komunitas fans

    mewadahi pertukaran informasi, karena

    tidak ada seorang fan yang bisa tahu

    segalanya tentang idolanya.

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 16

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    Melalui interaksi fan culture yang

    peneliti teliti, jaringan komunikasi terbentuk

    dari interaksi antar fans JKT4di Twitter

    sebagai wadah interaksi mereka (Littlejohn

    dan Foss 2009, h.367). Sehingga ketika

    individu saling berkomunikasi dapat

    memperlihatkan siapa berkomunikasi

    dengan siapa sehingga membentuk suatu

    mata rantai jaringan komunikasi. Jaringan

    komunikasi fans JKT48 yang merupakan

    jaringan komunikasi informal memiliki

    karakteristik yang sama dengan yang

    diungkapkan Kraut, Robert A. et al. (2002)

    dalam (Ergen, 2011). Dalam jaringan

    komunikasi informal ini, peneliti menemukan

    enam temuan.

    Pertama, terdapat peran-peran

    anggota dalam jaringan komunikasi,

    peran-peran tersebut menurut Monge &

    Contractor (2003,h.32) adalah Star,

    Bridge, Liason,Gatekeeper dan isolated.

    Peneliti menemukan semua peran-peran

    tersebut dalam jaringan interaksi fans

    JKT48 terkecuali liason.

    Fungsi dan peran liason ini tidak peneliti

    temukan dalam jaringan komunikasi

    interaksi fans JKT48 ini. Media sosial

    dalam hal ini Twitter yang digunakan

    sebagai wadah interaksi fans JKT48

    memiliki karakteristik connectness. Karakter

    ini mengakibatkan hubungan yang terjadi

    selalu terjadi secara langsung (mention)

    atau tidak langsung (retweet). Hal lain

    yang peneliti lihat adalah karena sebuah

    komunitas virtual, dalam hal ini

    cyberfandom JKT48 merupakan jaringan

    komunikasi dari kelompok kohesi.

    Kohesivitas kelompok menurut Utami

    dan Purwanintyastuti (2012) adalah

    kekuatan interaksi dari anggota suatu

    kelompok yang ditunjukkan dalam bentuk

    keramahtamahan antar anggota

    kelompok karena memiliki satu kesenangan

    yang sama Hubungan fans JKT48 yang

    sama-sama menggunakan media sosial

    Twitter sebagai sarana berinteraksi yang

    diungkapkan informan otomatis

    menggunakan fasilitas Twitter seperti

    retweet, reply dan mention. Fasilitas

    tersebut menjadikan hubungan langsung

    selalu terjadi dalam interaksi di Twitter dan

    membentuk kohesivitas tersebut. Hal inilah

    yang menyebabkan peran liason dalam

    jaringan komunikasi interaksi fans JKT48 di

    media sosial Twitter tidak peneliti temukan.

    Kedua, peneliti menemukan peran dan

    fungsi gatekeeper yang sama dengan

    peran dan fungsi star. Dari yang

    diungkapkan informan, peneliti menemukan

    adanya peran akun sebagai gatekeeper

    sebagian besar merupakan akun fanbase

    JKT48. Peran gatekeeper sebagai

    pengontrol atau perantara arus informasi

    dalam jaringan diwakili oleh akun fanbase

    JKT48. Hal ini pun dibuktikan dengan

    banyaknya akun-akun Twitter fanbase

    yang berperan sebagai star dalam bentuk

    jaringan komunikasi yang peneliti temukan.

    Hal ini menggambarkan bagaimana akun-

    akun yang menjadi star, fanbase

    menyebarkan informasi penting untuk

    para fans, sehingga banyak fans yang

    melakukan retweet yang menjadikan akun

    tersebut menjadi star.

    Ketiga, adanya fenomena Contagion

    berupa penggunaan beberapa kata

    dalam bahasa Jepang pada saat fans

    berinteraksi. Contagion dalam interaksi

    fans JKT48 di media sosial Twitter ini

    berasal dari member kepada fans lalu

    dari fans ke fans. Fenomena tersebut

    sesuai dengan asumsi dasar teori

    Contagion yang diungkapkan Burt

    (1980,1987), Contractor&Eisenberg

    (1990) dalam Monge & Contractor

    (2003,h.173) mengenai kemungkinan

    adanya hubungan dalam jaringan

    komunikasi sebagai mekanisme melihat

    individu, yaitu perilaku terhadap anggota

    lain. Fans yang saling memfollow Twitter

    fans lain, meskipun tidak melakukan

    interaksi , fans yang memfollow tetap bisa

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 17

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    terhubung/mengetahui tweet-tweet fans

    yang di follow tersebut melalui timeline

    akun Twitternya. Hal ini menimbulkan

    adanya penularan atribut identitas akun

    dan perilaku fans JKT48 di media sosial

    Twitter karena adanya hubungan tersebut.

    Keempat, fenomena Contagion yang

    peneliti temukan adalah penggunaan

    beberapa kata bahasa Jepang pada

    saat fans berinteraksi. Penggunaan

    bahasa Jepang ini kemudian menjadi

    fanspeak yang mereka gunakan dalam

    berinteraksi antar fans. Kata dalam

    bahasa Jepang seperti oshi, wota,

    ganbatte, kawaii dan lain-lain banyak

    digunakan oleh fans JKT48. Hal tersebut

    menandakan adanya pengadopsian

    bahasa Jepang yang dijadikan form

    (Gooch,2009) dalam berinteraksi

    berdasarkan teks-teks disekitar mereka.

    Idol group JKT48 yang merupakan sister

    group dari AKB48 yang berada di negara

    Jepang mempengaruhi fanspeak fans

    JKT48.

    Kelima, terdapat banyak tema yang

    dibicarakan (rich content) dalam jaringan

    komunikasi fans JKT48. Hal-hal yang

    dibicarakan fans JKT48 di media sosial

    Twitter adalah fan culuture, yang terdiri

    dari fan fiction, fan art, filksong,dan video;

    perillaku member setiap hari, moment

    ulang tahun member, moment peluncuran

    single, momen konser, pemilihan senbatsu

    single dan moment revival show.

    Banyaknya hal yang dibicarakan ini

    menjadi menjadi salah satu alasan para

    fans memilih Twitter sebiaga cyberfandom

    mereka seperti yang diungkapkan

    informan.

    Keenam, peneliti menemukan banyak

    hal-hal yang sering terjadi atau sama

    dalam setiap jaringan. Hal tersebut

    adalah adanya akun dengan

    mecantumkan angka 48 dalam nama

    akunnya, akun yang mengatasnamakan

    akun khusus idoling dalam deskripsi akun

    Twitter nya dan adanya akun anonim yang

    mengatasnamakan fans JKT48. Hal ini

    mejelaskan pernyataan dari Code (2013,

    h.37) bahwa dalam proses interaksi,

    media sosial memungkinkan individu

    mengekspresikan identitas,

    mengeksplornya bahkan bereksperimen

    dengan identitasnya berdasarkan pada

    pengalaman yang dia alami saat

    berinteraksi. Kondisi ini menggambarkan

    bahwa ketika para fans berinteraksi, fans

    telah membuat sebuah tipe (ciri khas)

    komunitas yang hanya fans tersebut yang

    mengerti dan dari setiap aktivitas interaksi

    fans merupakan cara para fans lakukan

    untuk mengetahui hal yang belum diketahui

    dalam komunitas (Gooch,2008).

    Carley, 1991; Carley & Kaufer, 1993

    dalam Lee,Kim dan Rosen (2009) dalam

    penelitian mereka membuktikan semakin

    banyaknya anggota jaringan setiap

    waktu, semakin banyak pula kesamaan

    mereka mengenai keyakinan, anggapan

    dan sikap anggota jaringan. Dalam hal ini

    ketiga terakhir temuan peneliti ini

    merupakan upaya atau kondisi mereka

    sebagai identificated with others sebagai

    fandom JKT48 dan merupakan salah satu

    ciri identitas fans JKT48 yang akhirnya

    sebagai identitas cyberfandom JKT48.

    SARAN Analisis jaringan komunikasi dalam

    penelitian ini memiliki fokus pada

    komunitas yang terbentuk di dunia online

    (komunitas virtual). Untuk tema penelitian

    selanjutnya bisa dikembangkan pada

    komunitas sosial yang terbentuk di dunia

    nyata namun mengembangkan komunitas

    tersebut ke dunia online. Sehingga bentuk

    jaringan kedua macam komunitas tersebut

    bisa dibandingkan untuk mengetahui

    peran-peran penting dalam setiap

    jaringan.

    Tidak ditemukannya peran liason serta

    adanya peran dan fungsi yang sama oleh

    star dan gatekeeper dalam hasil penelitian

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 18

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    ini bisa menjadi pertimbangan untuk

    meneliti bentuk jaringan komunikasi di

    media sosial selain Twitter, dengan

    anggapan peran dan fungsi aktor jaringan

    bisa berbeda menyesuaikan dengan fitur-

    fitur dalam sebuah media sosial.

    Keterbatasan waktu dalam

    memperoleh data dalam penelitian ini

    hanya menemukan beberapa bentuk

    jaringan yang berbeda dengan sebab

    dan akibatnya. Untuk mengetahui sejauh

    mana tingkat stabilitas bentuk jaringan

    komunikasi yang terbentuk, bisa dilakukan

    dalam proses pengumpulan data dengan

    menggunakan banyak topik yang berbeda

    serta melakukan pengumpulan data

    dengan waktu yang lebih lama.

    Adanya teks-teks interaksi antar fans

    JKT48 dalam jaringan komunikasi ini,

    memungkinkan dilakukannya sebuah

    penelitan dengan menggunakan metode

    analisis percakapan. Karena analisis

    percakapan tidak hanya berhadapan

    dengan perbedaan-perbedaan individu

    atau proses-proses mental yang

    tersembunyi, tetapi juga dengan apa yang

    terjadi dalam bahasa, naskah atau dalam

    wacana (Littlejohn dan Foss, 2009,h.239).

    Terdapatnya media sosial yang

    bermacam-macam memberikan fitur

    penyimpanan riwayat komunikasi yang

    bisa dilihat kapan saja, dengan itu analisis

    percakapan bisa menjadi metode yang

    digunakan dalam melakukan analisis

    dalam fenomena ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Antoni. (2013). Hubungan Saling Mengunci Sebagai Bentuk Komunikasi Korupsi. Disertasi, Universitas Indonesia

    2. Baym, Nancy K. (2012). Fans Or Friends?: Seeing Social Media Audiences As Musicians Do. Participations Journal of Audience & Reception Studies, 9(2), h. 286-316

    3. Benson, D & Gresham, K. (2007). Social Contagion Theory and Information Literacy Dissemination: A Theoretical Model. h. 244-255. Paper dipresentasikan dalam ACRL 13th National Conference, Maret 2007: Baltimore, Maryland

    4. Bono, T. (2012). Social networks for social Contagion: A tool for change. Diakses dari http://libn.com/youngisland/2012/04/19/social-networks-for-social-Contagion-a-tool-for-change/

    5. Boyd, D., Golder, S & Lotan, G. (2010). Tweet, Tweet, Retweet: Conversational Aspects of Retweeting on Twitter

    6. Boyd, D.M & Ellison, N.B. (2007). Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13 (1), h. 210-230

    7. Burke, Peter J. (2001). Relationships Among Multiple Identities. (Paper dipresentasikan untuk Indiana Conference on Identity Theory, Bloomington) Washington State University

    8. Chan-Olmsted, S.M., Cho, M & Lee, S. (2013). User Perceptions of Social Media: A Comparative Study of Perceived Characteristics and User Profiles by Social Media. Online Journal of Communication and Media Technologies, 3 (4), h. 149-178

    9. Click, Melissa A et al. (2013). Making Monsters: Lady Gaga, Fan Identification, and Social Media. Popular Music and Society: Routledge, 36(3), h. 360-379

    10. Code, J. (2013). Agency and Identity in Social Media. Dalam Warbuton, Steven dan Hatzipanagos, Stylianos. Digital Identity and Social Media. (h. 37-57)

    11. Courtois, C., Mechant, P., De Marez, L & Verleye, G. (2009). Gratifications and Seeding Behavior of Online Adolescents. Journal of Computer-Mediated Communication ,15, h. 109137

    12. DAndrea, A., Ferri, F & Grifoni, P. (2010) An Overview of Methods for Virtual Social Network Analysis. Dalam Abraham, A., Hassanien, A & Snasel, V. Computational Social Network Analysis. London: Springer-Verlag

    13. David, Locher A. (2002). Collective Behavior. Upper Saddle River, Nj: Prentice Hall h. 11-23

    14. Debatin, B. Lovejoy, J.P . Horn, A. Hughes, B.N. (2009). Facebook and Online Privacy: Attitudes,Behaviors, and Unintended Consequences. Journal of Computer-Mediated Communication, 15 (1), h. 83-108

    15. Denzin, N, K. & Lincoln, Y. S. (eds.) (1994). Handbook Of Qualitative Research, London: Sage Publications

    16. Denzin, N, K. & Lincoln, Y. S. (eds.) (1998). Strategies of Qualitative Inquiry, London: Sage Publications

    17. Denzin, N, K. & Lincoln, Y. S. (2005). Handbook Of Qualitative Research 3rd Edition, London: Sage Publications

    18. Edosomwan,S et.al. (2011). The History of Social Media and its Impact on Business. The Journal of Applied Management and Entrepreneurship, 16(3). H. 1-13

    19. Ergen, E. (2011). Turning The Informal Communication Network Of An Organization Into A Knowledge Tool Through.

    Communities Of Practice, Management Knowledge And Learning International Conference

    20. Ferguson, Merideth J. (2007). From Bad To Worse: A Social Contagion Model Of Organizational Misbehavior. Disertasi Universitas Vanderbilt, Nashville

    21. Finamore, D & Barki, E. (2011). Virtual Social Networks at the Base of the Pyramid: a proposed model for understanding Shared Knowledge. Jurnal Decontro da ANPAD, 4 (7), h. 1-17

    22. Firman, M. (2011). Akhirnya, Twitter Kalahkan Facebook. Diakses dari teknologi.news.viva.co.id/news/read/275839-akhirnya--Twitter-kalahkan-facebook

    23. Fischbach,K.,Schode,D & Gloor,P.A. (2009). Analysis of Informal Communication Networks A Case Study. Research Paper of Business & Information Systems Engineering

    24. Flick, U. (2009). An Introduction To Qualitative Research 4th Edition. London: Sage Publications, Inc

    25. Gooch, B. (2008). The communication of fan culture: the impact of new media on science fiction and fantasy Fandom.

  • FAN CULTURE DALAM MEDIA SOSIAL 19

    Analisis Jaringan Komunikasi Interaksi Fans JKT48 sebagai Cyberfandom di Media Sosial Twitter

    (Undergraduate Thesis, Georgia Institute of Thecnology).

    Diakses dari https://smartech.gatech.edu/ 26. Hadi , Agus P. (,,,,). Analisis Jaringan Komunikasi Pada

    Kelompok Wanita Tani Mekarsari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

    27. Hair, N. dan Clark, M. (2003). An Enhanced Virtual Etnography: The Role of Critical Theory. International Critical Management Studies Conference Lancaster: United Kindom.

    28. Hambrick, M.E & Sanderson, J. (2013). Gaining Primacy in the Digital Network: Using Social Network Analysis to Explore the Spread of Information Within Sport Social Networks. Journal of Sports Media, 8 (1), h.1-18

    29. Hambrick, M.E. (2012). Six Degrees of Information: Using Social Network Analysis to Explore the Spread of Information Within Sport Social Networks. International Journal of Sport Communication, 5, h. 16-34

    30. Hashim, H.B dan Omar, B. (2010). Transformasi Penyiaran Televisyen Melalui Internet: Kajian Perhubungan Kepuasan Terhadap Pengguna Remaja. Malaysian Journal of Communication, 27(1),h. 146-169

    31. Hauge & Lappegard, A. (2007). Identity and place: a critical comparison of three identity theories. Article of Architectural Science Review , h. 1-15

    32. Hestya, Rindu P. (2013). Indonesia Pengguna Twitter Nomor 3 di Dunia. Diakses dari tempo.co/read/news/2013/12/17/072538043/Indonesia-Pengguna-Twitter-Nomor-3-di-Dunia

    33. Holmes, D. 2012. Teori Komunikasi Media, Teknologi dan Masyarakat. Edisi Terjemahan Yogyakarta: Pustaka Pelajar

    34. Jenkins, H. (1992). Textual Poachers: Television Fans & Participatory Culture. New York: Routledge. Diakses dari BookFinder database.

    35. Jenkins, H. (2002). Interactive Audiences? The Collective Intelligence Of Media Fans

    36. Jenkins, H. (2004). The Cultural Logic Of Media Convergence International. Journal of Cultural Studies, 7 (1), h. 3343, London: SAGE Publications

    37. Johnson, R.B., Onwuegbuzie, A.J & Turner, L.A. (2007). Toward a Definition of Mixed Methods Research. Journal of Mixed Methods Research. 1 (2),h. 112-133

    38. Jukuri, K. (2013). Identity Projects of Design Professionals Identity Construction Using Social Media. (Tesis, Aalto UniversitySchool of Business)

    39. Kapucu, N., Yuldashev, F., Demiroz , F & Arslan, T. (2009). Social Network Analysis (SNA) Applications in Evaluating

    MPA Classes. Journal of Public Affairs Education, 16 (4), h. 541563

    40. Karathanos, Patricia H. (1994). Communication Network Analysis And Dysfunctional Organization Coalition. Journal Management Decision, 32 (9), h. 15-19

    41. Kay et al. (2013). Social Media MetricsA Framework and Guidelines for Managing

    42. Kominfo. (2013). Pengguna Internert di Indonesia 63 Juta Orang. Diakses dari kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%

    3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker

    43. Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta; Kencana Prenada Media Group

    44. La France, B.H., Boster, F.J & Darrow, S. (2003). An Analysis Of Role Conflict And Role Ambiguity Within The Cancer

    Information Service Communication Network. Journal Communication Studies, 54 (4), h. 420-437

    45. Leckenby, John D. (2003). The Interaction of Traditional and New Media. Chapter for book on New Media, The University

    of Texas at Austin 46. Lee, S., Hyun Kim, J & Rosen, D. (2009). A Semantic Network

    and Categorical Content Analysis of Internet and Online

    Media Research. The Open Communication Journal, 3, h. 15-28

    47. Littlejohn, Stephen W. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika

    48. Lunenburg, Fred C. (2010). Formal Communication Channels: Upward, Downward, Horizontal, and External. Jornal Focus

    On Colleges, Universities, And Schools, 4 (1), h. 1-7 49. Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif.

    Bandung: Remaja Rosdakarya

    50. Monge, P.R., Noshir S, Contractor. (2003). Theories of Communication Network. Universitas Oxfrod

    51. Neuman, W. Lawrence. (2013). Metodologi Penelitian Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Edisi Terjemahan. Jakarta: Indeks

    52. Nurudin. (2013). Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi. Jurnal Komunikator UMY : Vol. 5, no. 2,

    127-142, 53. Raharja, D. Apfia. (2013). Artikulasi Fanatisme Elf Di Dunia

    Maya : Studi Dalam Kelompok The Neo Korean Wave Dalam

    Twiter. Jurnal Universitas Airlangga, 2 (1), 1-14 54. Ristiasih U, Retno., Purwaningtyastuti. (2012). Kohesivitas

    Karyawan Ditinjau Dari Gender Dan Bagian Kerja. Prosiding

    Seminar Nasional Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi. Universitas Semarang

    55. Rogers, Everett M., D. Lawrence K. (1981). Communication Networks: Toward a New Paradigm for Research. New York:

    Free Press 56. Safko, L & Brake, D.K. (2009). The Social Media Bible

    Tactics, Tools, And Strategies For Business Success.

    New Jersey : John Wiley & Sons, Inc

    57. Smith et. al. (2009). Analyzing (Social Media) Networks with NodeXL. Pennsylvania, USA: Park University

    58. Sugiyono. (2012). Metode Peneltian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta

    59. Sullivan, John L. (2013). Media Audiences: Effect, Users, Institutions and Power. SAGE Publications,Inc

    60. Suwana, F & Haristya, S. (2012). Privasi dan Pengungkapan Informasi Diri pada Situs Microbloging Twitter. Jurnal Communique, 8 (1), 39-62

    61. Taxidou, I. (2013). Realtime Analysis of Information

    Diffusion in Social Media. Proceedings of the VLDB Endowment, 4 (12),h. 1412-1426

    62. Tichy, N.M., Tushman, M.L & Fombrun, C. (1979). Social Network Analysis For Organizations. The Academy of Management Review, 4 (4), h. 507-519

    63. Turner, J.H. (2013). Contemporary Sociological Theory. London: SAGE Publications

    64. Waldstrm, C. (2001). Informal Networks in Organizations A literature review. The DDL Working Paper No. 2 The Aarhus School of Bussiness

    65. Wellman, B. (1983). Network Analysis: Some Basic Principles. Journal of Sociological Theory, 1, h. 155-200

    66. Widiastuti, T. (2013). Multi-Theoretical Multi-Level (Mtml) Analysis: Networks Dan Flow Dalam Komunikasi Korporasi. Universitas Bakrie, h. 1-23

    67. Wilson, Samuel M. & Peterson, Leighton C. (2002). The Anthropology Of Online Communities. The University of Texas at Austin: Ar Reviews In Advance

    68. Wiltse, E. (2004). Fans, Geeks and Nerds, and the Politics of Online Communities. Proceedings of the Media Ecology Association, 5, h. 1 -7

    69. Woo P, Han. (2003). Hyperlink Network Analysis: A New Method for the Study of Social Structure on the Web. Journal of Connections, 25(1), h. 49-61

    70. Yoon, S. (2010). Application of Social Network Analysis and Text Mining to Characterize Network Structures and Contents of Microblogging Messages: An Observational Study of Physical Activity-Related Tweets. Disertasi Universitas Columbia

    71. Zarella, D. (2010). The Social Media Marketing Book.

    Canada:OReillyMedia,Inc.