10
Jurnal Tugas Akhir 1 STUDI PENANGGULANGAN SEDIMENTASI DI PELABUHAN DOMESTIK PT. TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA M. Habib M. Al Hakim 1 , Haryo D. Armono 2 , Suntoyo 3 1 Mahasiswa Teknik Kelautan, 2,3 Staf Pengajar Teknik Kelautan Abstrak Sedimentasi yang terlalu tinggi menyebabkan kesulitan bagi kapal yang akan berlabuh di dermaga domestik, terutama pada saat surut. Pada tahun 2008 laju sedimentasi di dermaga domestik TPS mencapai 150.000 m3 - 200.000 m3 per tahun. Laju sedimentasi terbesar 19.195 m3 per bulan. Untuk menanggulangi sedimentasi yang terjadi, maka dilakukan rekayasa teknis dengan menggunakan Underwater Sill Model I dan Model U. Laju sedimentasi pada model eksisting setelah dilakukan simulasi selama 15 hari sebesar 76.583 m3. Laju sedimentasi pada skenario Underwater Sill model I setelah dilakukan simulasi selama 15 hari sebesar 75.735 m3,sedangkan laju sedimentasi yang terjadi pada Model U sebesar 96.390 m3. Setelah dilakukan overlay antara skenario eksisting dengan skenario model I didapatkan volume sedimentasi sebesar 8.907 m3 dan volume erosi sebesar 9.756 m3. Hasil overlay antara model struktur U dengan skenario eksisting didapatkan jumlah volume sedimentasi sebesar 20.904 m3 dan volume erosi yang terjadi sebesar 1.097 m3. Dari hasil simulasi dapat diketahui bahwa aplikasi model I lebih baik dibandingkan dengan model U untuk menanggulangi sedimentasi. Kata kunci : sedimen , underwater sill 1. PENDAHULUAN Pelabuhan merupakan titik simpul dari mata rantai sistem transportasi serta merupakan pintu gerbang (gateway) khusunya bagi transportasi laut dalam rangka kegiatan lalu lintas barang, peti kemas, pergerakan penumpang dan hewan. Dengan demikian pelabuhan mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Dengan berkembangnya lalu lintas angkutan laut, teknologi bongkar muat, meningkatnya perdagangan antar pulau dan luar negeri, maka kualitas peran dan fungsi pelabuhan sebagi terminal point bagi barang dan kapal sebagaimana diuraikan tersebut diatas perlu ditingkatkan kualitasnya secara konsisten dan berkesinambungan guna mengimbangi laju pertumbuhan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari tahun ke tahun (Pelindo,1999). Pelabuhan peti kemas yang dikelola oleh PT Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) berada di kawasan Tanjung Perak. Pelabuhan ini mempunyai 2 tempat pendaratan, yaitu tempat pendaratan domestik dan Internasional. Pada tahun 2004, TPS berhasil menangani 1 juta TEU per tahun dan dengan tersedianya dermaga domestic dan Internasional TPS mampu menangani 2 juta TEU pertahun (TPS, 2007). Letak dermaga domestik TPS berada lebih dekat dengan pantai daripada dermaga internasional. Sedimen yang terlalu banyak mengendap di suatu daerah dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi. Sedimen yang mengendap terlalu banyak di sekitar pelabuhan atau dermaga dapat mengurangi kedalaman dermaga, membatasi kapal yang bersandar pada kondisi pasang saja, membatasi muatan untuk mengurangi draft kapal, dank pal yang akan berlabuh harus bergantian untuk keluar masuk pelabuhan. Hasil studi sebelumya menunjukkan volume sedimentasi di dermaga domestik TPS mencapai 150.000 m 3 sampai 200.000 m 3 (Armono, 2008), dengan kecepatan sedimentasi tertinggi 19.195,1 m 3 per bulan yang terjadi pada rentang waktu Februari 2005 sampai Desember 2005 (Maulana, 2008). Solusi tradisional yang biasa dilakukan untuk mengurangi sedimen yang berlebih adalah dilakukan maintenance dredging rutin dan membuang sedimen ke tempat yang lain. Dalam kurun waktu tahun 2001 sampai tahun 2008 telah dilakukan pengerukan sebanyak 3 kali di Dermaga Domestik TPS, yaitu pada bulan Februari 2003 sampai bulan Agustus 2003, kemudian pada bulan Februari 2004 sampai bulan Februari 2005, serta pada bulan Februari 2008 sampai bulan Agustus 2008 (Maulana,2008). 2. KONSEP PENANGGULANGAN SEDIMENTASI Analisa dinamika Penanggulangan sedimentasi di area pelabuhan terlebih dahulu harus diperkirakan dari mana datangnya sedimen. Menurut Van Rijn (1993) Prediksi sedimentasi untuk area pelabuhan melibatkan 2 hal yang mendasar , yaitu : - Aliran transpor sedimen yang mendekati kolam labuh, tergantung pada aliran, gelombang dan property sedimen - Efisiensi perangkap sedimen yang bergantung pada ukuran, orientasi dan karakteristik sedimen

Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

1

STUDI PENANGGULANGAN SEDIMENTASI DI PELABUHAN DOMESTIK

PT. TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA

M. Habib M. Al Hakim 1, Haryo D. Armono

2, Suntoyo

3

1Mahasiswa Teknik Kelautan,

2,3Staf Pengajar Teknik Kelautan

Abstrak

Sedimentasi yang terlalu tinggi menyebabkan kesulitan bagi kapal yang akan berlabuh di dermaga domestik,

terutama pada saat surut. Pada tahun 2008 laju sedimentasi di dermaga domestik TPS mencapai 150.000 m3 -

200.000 m3 per tahun. Laju sedimentasi terbesar 19.195 m3 per bulan. Untuk menanggulangi sedimentasi yang

terjadi, maka dilakukan rekayasa teknis dengan menggunakan Underwater Sill Model I dan Model U. Laju

sedimentasi pada model eksisting setelah dilakukan simulasi selama 15 hari sebesar 76.583 m3. Laju sedimentasi

pada skenario Underwater Sill model I setelah dilakukan simulasi selama 15 hari sebesar 75.735 m3,sedangkan laju

sedimentasi yang terjadi pada Model U sebesar 96.390 m3. Setelah dilakukan overlay antara skenario eksisting

dengan skenario model I didapatkan volume sedimentasi sebesar 8.907 m3 dan volume erosi sebesar 9.756 m3.

Hasil overlay antara model struktur U dengan skenario eksisting didapatkan jumlah volume sedimentasi sebesar

20.904 m3 dan volume erosi yang terjadi sebesar 1.097 m3. Dari hasil simulasi dapat diketahui bahwa aplikasi

model I lebih baik dibandingkan dengan model U untuk menanggulangi sedimentasi.

Kata kunci : sedimen , underwater sill

1. PENDAHULUAN

Pelabuhan merupakan titik simpul dari mata rantai

sistem transportasi serta merupakan pintu gerbang

(gateway) khusunya bagi transportasi laut dalam

rangka kegiatan lalu lintas barang, peti kemas,

pergerakan penumpang dan hewan. Dengan demikian

pelabuhan mempunyai peran dan fungsi yang penting

dalam menunjang pertumbuhan ekonomi.

Dengan berkembangnya lalu lintas angkutan laut,

teknologi bongkar muat, meningkatnya perdagangan

antar pulau dan luar negeri, maka kualitas peran dan

fungsi pelabuhan sebagi terminal point bagi barang

dan kapal sebagaimana diuraikan tersebut diatas

perlu ditingkatkan kualitasnya secara konsisten dan

berkesinambungan guna mengimbangi laju

pertumbuhan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari

tahun ke tahun (Pelindo,1999).

Pelabuhan peti kemas yang dikelola oleh PT

Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) berada di

kawasan Tanjung Perak. Pelabuhan ini mempunyai 2

tempat pendaratan, yaitu tempat pendaratan domestik

dan Internasional. Pada tahun 2004, TPS berhasil

menangani 1 juta TEU per tahun dan dengan

tersedianya dermaga domestic dan Internasional TPS

mampu menangani 2 juta TEU pertahun (TPS, 2007).

Letak dermaga domestik TPS berada lebih dekat

dengan pantai daripada dermaga internasional.

Sedimen yang terlalu banyak mengendap di suatu

daerah dapat menyebabkan kerusakan lingkungan

dan kerugian ekonomi. Sedimen yang mengendap

terlalu banyak di sekitar pelabuhan atau dermaga

dapat mengurangi kedalaman dermaga, membatasi

kapal yang bersandar pada kondisi pasang saja,

membatasi muatan untuk mengurangi draft kapal,

dank pal yang akan berlabuh harus bergantian untuk

keluar masuk pelabuhan. Hasil studi sebelumya

menunjukkan volume sedimentasi di dermaga

domestik TPS mencapai 150.000 m3 sampai 200.000

m3 (Armono, 2008), dengan kecepatan sedimentasi

tertinggi 19.195,1 m3 per bulan yang terjadi pada

rentang waktu Februari 2005 sampai Desember 2005

(Maulana, 2008).

Solusi tradisional yang biasa dilakukan untuk

mengurangi sedimen yang berlebih adalah dilakukan

maintenance dredging rutin dan membuang sedimen

ke tempat yang lain. Dalam kurun waktu tahun 2001

sampai tahun 2008 telah dilakukan pengerukan

sebanyak 3 kali di Dermaga Domestik TPS, yaitu

pada bulan Februari 2003 sampai bulan Agustus

2003, kemudian pada bulan Februari 2004 sampai

bulan Februari 2005, serta pada bulan Februari 2008

sampai bulan Agustus 2008 (Maulana,2008).

2. KONSEP PENANGGULANGAN

SEDIMENTASI

Analisa dinamika Penanggulangan sedimentasi di

area pelabuhan terlebih dahulu harus diperkirakan

dari mana datangnya sedimen. Menurut Van Rijn

(1993) Prediksi sedimentasi untuk area pelabuhan

melibatkan 2 hal yang mendasar , yaitu :

- Aliran transpor sedimen yang mendekati

kolam labuh, tergantung pada aliran,

gelombang dan property sedimen

- Efisiensi perangkap sedimen yang

bergantung pada ukuran, orientasi dan

karakteristik sedimen

Page 2: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

2

Beberapa rekayasa yang digunakan untuk

penanggulangan masalah sedimentasi disesuaikan

dengan kondisi lingkungan, layout pelabuhan,

konfigurasi jalur pelayaran, kondisi arus, dan tipe

sedimen. Metode penanggulangan sedimentasi

menurut Mc. Anally (2004) dapat dibagi menjadi 3

kategori yaitu :

1. metode dengan menahan aliran sedimen

2. metode yang mmenjaga sedimen tetap

mengalir

3. metode pembersihan sedimen yang

mengendap.

a. Metode menahan aliran sedimen

Adalah metode yang digunakan untuk mencegah agar

sedimen tidak mengalir kedalam pelabuhan. Metode

ini dilakukan dengan cara :

- Menstabilkan sumber sedimen

- Membelokkan arah aliran sedimentasi

- Pemasangan perangkap sedimen (sediment

trapper)

Sedimen trapper, adalah perangkap sedimen yang

didesain unuk memperlambat kecepatan aliran air,

sehingga sedimen yang terbawa oleh aliran air akan

mengendap di tempat tersebut. Penempatannya

berada di luar area pelabuhan, hal ini dipandang lebih

menguntungkan jika ditinjau pada saat dilakukan

maintenance dredging. Pada pelabuhan yang

mempunyai sediment trapper, maintenance dredging

hanya dilakukan pada lokasi sediment trapper saja,

tidak menyeluruh di lokasi dermaga atau pelabuhan.

Gambar 2.1 desain Sedimen Trapper dilihat dari atas

dan dari samping

Aplikasi penggunaan sediment trapper telah dipakai

di Savannah Port, dimana dengan adanya sediment

trapper ini volume pengerukan di area pelabuhan

berkurang 50 %.

b. Metode Yang Menjaga Sedimen Tetap

Mengalir

Prinsip dari metode ini adalah dengan menjaga

sedimen tetap bergerak didalam aliran air ketika

melewati pelabuhan atau dermaga. Metode ini dapat

di aplikasikan dengan cara :

- Pembuatan struktur yang dapat menjaga

kecepatan aliran arus.

- Pembuatan struktur yang dapat

meningkatkan tractive force (gaya geser

atau drag force) aliran air untuk

menggerakkan material yang lebih kasar

yang berada di permukaan dasar air.

- Desain peralatan yang dapat menjaga

pergerakan sedimen.

Gambar 2.2 desain current deflection wall di mulut

kolam labuh

Tranverse dikes efektif digunakan pada aliran air

yang cepat (high flow events).

Gambar 2.3 desain tranverse dikes di sungai

Pembuatanya dari susunan batu atau geotube dan

dipasang pada jarak antara 3 – 5 kali panjang

tranverse dike itu sendiri.

c. Metode Pembersihan Endapan Sedimen

Metode ini dilakukan dengan cara mengeruk daerah

yang mengalami sedimentasi (dredging), atau dengan

melakukan pengadukan sedimen (agitation) sehingga

sedimen yang telah mengendap dapat tercampur

kembali dan terbawa oleh aliran air.

Page 3: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

3

Gambar 2.4 dredging yang dilakukan untuk menjaga

kedalaman dermaga

Metode pengerukan lebih efektif dalam

membersihkan sedimen daripada pengadukan.

Pengadukan lumpur hanya dapat dilakukan pada

kondisi daerah yang mempunyai aliran air cepat dan

butiran sedimen yang halus. Selain itu efek dari

pengadukan dapat mempengaruhi kualitas air karena

dapat menyebabkan kekeruhan (turbidity).

2.1. Sedimen dan sifatnya

Sedimen, yang tersusun dari batuan, mineral, dan

material organik, secara alamiah selalu ada dalam

sungai, danau, estuary, dan air laut. Sedimen ini

terbawa oleh aliran air dari satu tempat ke tempat

yang lain sampai mengendap pada lokasi tertentu.

Sedimen yang bercampur air dalam jumlah sedikit

tidak membuat warna air berubah, sedangkan pada air

yang mengandung banyak sedimen dapat berwarna

coklat keruh.

Sedimen yang terendap pada suatu daerah mempunyai

beberapa manfaat bagi kehidupan, antara lain dapat

digunakan sebagai bahan konstruksi,bahan coastal

restoration dan sebagai tempat berkembang biak

beberapa spesies air. Sedimen yang terlalu sedikit

dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, hal ini

terjadi di pantai Lousiana yang setiap tahun tergerus

karena transpor sedimen yang berasal dari sungai

Missisipi terlalu sedikit. Terlalu banyaknya sedimen

juga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan

kerugian ekonomis, hal ini dapat dicontohkan pada

pelabuhan yang mengalami sedimentasi dapat

mengakibatkan pendangkalan, kapal kesulitan keluar

masuk kolam labuh, dan kapal harus mengurangi

muatan agar tidak kandas (Mc.Anally, 2004)

Sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran

butirannya menjadi lempung, lumpur, pasir, kerikil,

koral, cobble, dan batu (boulder). Tabel berikut

menunjukkan klasifikasi butiran sedimen menurut

Wenthworth yang banyak digunakan sebagai referensi

(Triadmodjo, 1999)

Tabel 2.1 Klasifikasi ukuran butir dan sedimen

Klasifikasi Diameter

partikel

(mm)

Batu 256

Cobble 128

Koral

Besar 64

Sedang 32

Kecil 16

Sangat Kecil 8

Kerikil 4

Pasir

Sangat Kasar 2

Kasar 1

Sedang 0.5

Halus 0.25

Sangat Halus 0.063

Lumpur

Kasar 0.031

Sedang 0.015

Halus 0.0075

Sangat Halus 0.0037

Lempung

Kasar 0.0018

Sedang 0.0009

Halus 0.0005

Sangat Halus 0.0003

2.2. Transpor Sedimen

Sedimentasi dapat diartikan sebagai proses

terangkutnya/ terbawanya sedimen oleh suatu

limpasan/aliran air yang diendapkan pada suatu

tempat yang kecepatan airnya melambat atau terhenti

seperti pada saluran sungai, waduk, danau maupun

kawasan tepi teluk/laut (Arsyad, 1989).

Menurut Van Rijn (1993) transport sedimen di

lingkungan pantai dipengaruhi oleh kombinasi factor

– factor hidrodinamik seperti angin, gelombang dan

arus. Sedangkan menurut Triadmodjo (1999)

Transport sediment secara fisik dipengaruhi oleh

interaksi antara pasang surut, angin, arus, gelombang,

jenis dan ukuran sediment, serta adanya bangunan

didaerah pantai (litoral zone)

Secara umum tahapan proses sediment transport dapat

dijabarkan sebagai berikut :

a. Teraduknya material kohesiv dari dasar hingga

tersuspensi, atau lepasnya material non kohesiv

dari dasar laut.

b. Perpindahan material secara horizontal.

c. Pengendapan kembali partikel/material sediment

tersebut.

d. Masing-masing tahapan tergantung pada

gerakan air dan karakteristik sedimen yang

terangkut. Pada daerah pesisir pantai gerakan

air merupakan kombinasi dari gelombang dan

arus. Gelcmbang lebih bersifat melepas

material didasar dan mengaduknya,

Page 4: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

4

sementara arus lebih bersifat memindahkan

maierial sedimen ketempat lain. Hal ini

bisa terjadi sebaliknya yaitu gelombang akan

memindahkan partikel sediment ke tempat lain

dan arus mampu mengangkut dan mengaduk

sediment dari bagian dasar (Pratikto, dkk,

1997).

Jika dasar laut terdiri dari material yang mudah

bergerak maka arus dan gelornbang akan mengerosi

sedimen dan membawanya searah dengan arus.

Sedirnen yang di-transpor dapat berupa bed load yang

mengelinding, atau menggeser didasar laut, yakni

pasir dan melayang untuk suspended load (lumpur ,

lempung) (Van Rijn,1993).

Suspended load terjadi ketika kecepatan partikel

horizontal lebih besar daripada kecepatan endap

partikel sehingga partikel sedimen terangkat dan

mengikuti aliran turbulensi. Konsentrasi sedimen

yang tersuspensi dinyatakan dalam volume partikel

(m3)/ volume fluida (m

3)atau massa (kg) per unit

volume (m3). (van Rijn,1993)

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa konsentrasi sedimen yang di transport terhadap

kedalaman adalah semakin dalam adalah semakin

besar, sedangkan kecepatan transport sedimen

semakin dalam adalah semakin kecil (van Rijn,1993)

3. LOKASI DAERAH STUDI

Lokasi daerah studi berada di Teluk Lamong.

Gambar 4.1 menunjukkan Teluk Lamong dimana

Dermaga Domestik TPS terletak. Sedangkan gambar

4.2 menunjukkan lokasi Dermaga Domestik TPS.

Gambar 3.1 Lokasi Teluk Lamong dan area studi

Gambar 3.2 Lokasi daerah studi

4. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Batas Lingkungan

Peta batimetri yang akan dimodelkan didapatkan dari

hasil pengukuran pada tanggal 4-6 September 2009.

Batimetri dimodelkan dengan memasukkan input

koordinat x, y, z hasil survey sounding serta

koordinat daratan.

(a) (b)

Gambar 4.1 (a) kontur Bathimetri Teluk Lamong

untuk simulasi dengan Mike 21, (b) kontur batimetri

dermaga domestik untuk simulasi Mike 21

Kondisi batas lingkungan yang dipergunakan dalam

pemodelan ini yaitu data pasang surut Surabaya dan

Kalianget, serta data debit Kali Lamong. Data pasang

surut yang digunakan dalam pemodelan ini ada 2

macam, yaitu data pasang surut bulan September

2009 untuk kalibrasi pola arus eksisting serta untuk

pemodelan prediksi sedimentasi, dan September 2008

untuk kalibrasi sedimentasi. Untuk debit Kali

Lamong diasumsikan konstan 12 m3/s.

Bathymetry [m]

Above 0

-1.5 - 0

-3 - -1.5

-4.5 - -3

-6 - -4.5

-7.5 - -6

-9 - -7.5

-10.5 - -9

-12 - -10.5

-13.5 - -12

-15 - -13.5

-16.5 - -15

-18 - -16.5

-19.5 - -18

-21 - -19.5

Below -21

Undefined Value

0:00:00 12/30/1899 Time Step 0 of 0.

683000 683500 684000 684500 685000 685500 686000 686500 687000 687500 688000 688500 689000 689500 690000

9200800

9201000

9201200

9201400

9201600

9201800

9202000

9202200

9202400

9202600

9202800

9203000

9203200

9203400

9203600

9203800

9204000

9204200

9204400

9204600

9204800

9205000

9205200

9205400

9205600

9205800

9206000

9206200

9206400

9206600

9206800

9207000

9207200

9207400

9207600

9207800

9208000

9208200

9208400

t1

t2 t3

t4 t5

t6

t7

t8

t9

Bathymetry [m]

Above 0

-1.5 - 0

-3 - -1.5

-4.5 - -3

-6 - -4.5

-7.5 - -6

-9 - -7.5

-10.5 - -9

-12 - -10.5

-13.5 - -12

-15 - -13.5

-16.5 - -15

-18 - -16.5

-19.5 - -18

-21 - -19.5

Below -21

Undefined Value

0:00:00 12/30/1899 Time Step 0 of 0.

687600 687800 688000 688200 688400 688600 688800 689000 689200 689400 9202000

9202100

9202200

9202300

9202400

9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

9204600

9204700

9204800

9204900

9205000

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

Bathymetry [m]

Above 0

-1.5 - 0

-3 - -1.5

-4.5 - -3

-6 - -4.5

-7.5 - -6

-9 - -7.5

-10.5 - -9

-12 - -10.5

-13.5 - -12

-15 - -13.5

-16.5 - -15

-18 - -16.5

-19.5 - -18

-21 - -19.5

Below -21

Undefined Value

0:00:00 12/30/1899 Time Step 0 of 0.

687600 687800 688000 688200 688400 688600 688800 689000 689200 689400 9202000

9202100

9202200

9202300

9202400

9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

9204600

9204700

9204800

9204900

9205000

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

Page 5: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

5

Gambar 4.2 lokasi input data kondisi lingkungan

Gambar 4.2 menunjukkan penempatan input data

untuk memasukkan data lingkungan. Lokasi

penempatan input pasang surut karang jamuang di

alur pelayaran bagian utara, sedangkan di sebelah

timur menggunakan data elevasi pasang surut

Pelabuhan. Untuk kali Lamong ditempatkan data

berupa debit dan konsentrasi sedimen.

Berikut ini adalah grafik input data lingkungan untuk

pasang surut.

Gambar 4.3 Grafik Pasang Surut pada tanggal 1 – 15

September 2009.

Dari hasil survey pengamatan lingkungan didapatkan

data konsentrasi suspended sedimen yang diukur

pada 0.5 d (depth) didalam air mempunyai rata – rata

135 mg/L. Konsentrasi sedimen tersebut adalah rata –

rata pengambilan sedimen dari 11 titik. Titik – titik

pengambilan sampel kandungan suspended sedimen

dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 4.4 Lokasi pengambilan sampel suspended

sediment

Keadaan arus di sekitar domestic diamati selama 2

hari berturut – turut. Titik pengamatan arus berada di

koordinat UTM 49 M 688784 9204000. Lokasi titik

pengambilan pasang surut digambarkan sebagai

berikut.

Gambar 4.5 titik koordinat pengambilan data arus

Hasil pengamatan arus digunakan untuk kalibrasi

hasil output model. Keadaan arus hasil pengamatan

dapat ditabelkan sebagai berikut.

Tabel 4.1 Prosentase Arah dan Kecepatan Arus

Bathymetry [m]

Above 0

-1.5 - 0

-3 - -1.5

-4.5 - -3

-6 - -4.5

-7.5 - -6

-9 - -7.5

-10.5 - -9

-12 - -10.5

-13.5 - -12

-15 - -13.5

-16.5 - -15

-18 - -16.5

-19.5 - -18

-21 - -19.5

Below -21

Undefined Value

0:00:00 12/30/1899 Time Step 0 of 0.

683000 683500 684000 684500 685000 685500 686000 686500 687000 687500 688000 688500 689000 689500 690000

9200800

9201000

9201200

9201400

9201600

9201800

9202000

9202200

9202400

9202600

9202800

9203000

9203200

9203400

9203600

9203800

9204000

9204200

9204400

9204600

9204800

9205000

9205200

9205400

9205600

9205800

9206000

9206200

9206400

9206600

9206800

9207000

9207200

9207400

9207600

9207800

9208000

9208200

9208400

t1

t2 t3

t4 t5

t6

t7

t8

t9

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

0 50 100 150 200

Ele

vasi

(m

)

Waktu (jam)

pelabuhan Karang Jamuang

A1A2

A3

A4

A5

A6

A7

A9

A10A11 A12

A13

A14

Input Pasang surut

Pelabuhan

Input Pasang surut

Karang Jamuang

Input Debit

kali Lamong

Page 6: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

6

Gambar 4.6 Mawar Arus dermaga domestik

Dari gambar 4.6 dapat diketahui bahwa arah dominan

arus di dermaga domestik berasal dari arah barat

(19.44%) dan barat daya (19.44%). Apabila dilihat

dari arah datangnya arus, maka sedimentasi yang

terjadi di dermaga domestik lebih banyak disebabkan

oleh sedimen yang berasal dari Teluk Lamong.

4.2 Validasi Model

Validasi arus pemodelan eksisting dilakukan

menggunakan data kecepatan arus yang dicatat pada

titik tertentu. Pencatatan arah dan kecepatan arus

pada saat survey dilakukan pada tanggal 4 – 6

september 2009 di koordinat UTM 49 M 688784

9204000.

Gambar 4.7 perbandingan kecepatan arus pada saat

survey dan output simulasi Validasi pemodelan sedimentasi dilakukan dengan

membandingkan elevasi sedimentasi pada saat

dilakukan survey dengan elevasi sedimentasi output

simulasi. Perubahan elevasi dasar laut didapat dengan

overlay menggunakan data survey bulan September

2008 sampai dengan bulan Juli 2009. Sedangkan

perubahan elevasi sedimen dalam pemodelan

menggunakan data pasang surut September 2008.

Overlaying batimetri September 2008 dan Juli 2009

digambarkan sebagai berikut

(a) (b)

Gambar 4.8 (a) batimetri Dermaga Domestik pada

bulan September 2008 (b)batimetri Dermaga pada

bulan Juli 2009

Gambar 4.9 Hasil Overlay Batimetri Bulan Juli 2009

dengan September 2008

Dari pemodelan batimetri september 2008 pada time

step 110 didapatkan sedimentasi sebagai berikut.

Gambar 4.10 elevasi sedimentasi hasil pemodelan

eksisting September 2008 pada time step 110

Simulasi pola sedimentasi dilakukan sampai pada

time step 110 jam. Titik tinjau yang dijadikan acuan

mempunyai koordinat 689200,9203800. Elevasi

N

NNE

ENE

E

EES

ESSS

WSS

WWS

W

WWN

WNN

0.1-5 cm/s 5.1-10 cm/s10.1-15 cm/s15.1-20 cm/s>20 cm/s

CALM

1.4%5% 10% 15% 20% 25%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

0:00 12:00 0:00 12:00 0:00 12:00 0:00

Kece

pata

n A

rus

(cm

/s)

Waktu (jam)

Survey

Model

Page 7: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

7

sedimen di titik tersebut jika menggunakan overlay

survey adalah 1704.36 mm. sedangkan elevasi

sedimen di titik tersebut jika menggunakan hasil

simulasi adalah 22.3 mm. Jika di asumsikan

penambahan elevasi linear, maka pertambahan

elevasi pada overlay batimetri survey setiap bulannya

adalah 1704.36/10 bulan = 170.43 mm/bulan. jika

waktunya disamakan dengan waktu simulasi (110

jam) maka elevasi yang terbentuk sebesar 26.33 mm.

4.3 Dimensi Skenario Model

Skenario dengan Model I berupa penempatan

submerged sill, di sisi dermaga domestik sepanjang

275 m. dipasang di ujung dermaga domestik, seperti

yang di tunjukkan pada gambar 4.11 (a).

Model U berupa submerged sill yang berbentuk

seperti huruf U yang parallel dengan dermaga

domestik. Mempunyai panjang 275 m dan lebar 185

m. dipasang di sebelah selatan dermaga domestik

seperti yang ditunjukkan gambar 4.11 (b).

Gambar 4.11 (a) model struktur I dan (b) Model

struktur U

4.4 Simulasi Pemodelan

4.4.1 Pola Arus

Simulasi hidrodinamik dilakukan pada model

eksisting selama 360 jam (15 hari) dengan

menggunakan input data pasang surut Pelabuhan dan

Karang Jamuang pada tanggal 1 – 15 September

2009 dan besar debit kali Lamong 12 m3/s. Hasil

output pemodelan arus underwater sill pada model

struktur I adalah sebagai berikut.

Gambar 4.12 Pola arus teluk Lamong pada keadaan

surut pada timestep 16

Gambar 4.12 menunjukkan pola arus pada time step

16 (keadaan surut). Pada keadaan tersebut kecepatan

arus rendah dan arah arus masuk menuju Teluk

Lamong dengan arah dominan barat daya. Arah arus

di sebelah kiri struktur dipantulkan kembali dan

kecepatan arus 0.07-0.1 m/s. Arus di sebelah kanan

struktur mempunyai kecepatan yang lebih rendah,

berkisar 0.03-0.07 m/s, dikarenakan arus yang berasal

dari Alur pelayaran dipantulkan. Kecepatan arus di

alur pelayaran 0.05-0.15 m/s dengan arah dominan

timur.

Gambar 4.13 Pola arus Teluk Lamong pada saat

menuju pasang pada time step 22

Gambar 4.13 menunjukkan pola arus pada time step

22. Pada time step tersebut berada pada kondisi

menuju pasang. Arus di sekitar dermaga domestik

mengarah keluar dari Teluk lamong dengan arah

dominan timur laut, dan kecepatan arus meningkat

menjadi 0.17-0.25 m/s. Kecepatan arus di bagian

tengah struktur lebih rendah, berkisar 0.03-0.1 m/s,

daripada kecepatan arus di ujung – ujungnya sebesar

0.2-0.4 m/s. Arus di alur pelayaran mempunyai

kecepatan 0.3-0.5 m/s dengan arah dominan timur.

Current speed [m/s]

Above 0.4643

0.4286 - 0.4643

0.3929 - 0.4286

0.3571 - 0.3929

0.3214 - 0.3571

0.2857 - 0.3214

0.25 - 0.2857

0.2143 - 0.25

0.1786 - 0.2143

0.1429 - 0.1786

0.1071 - 0.1429

0.07143 - 0.1071

0.03571 - 0.07143

0 - 0.03571

Below 0

Undefined Value

23:50:00 8/1/2007 Time Step 16 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

t10

Current speed eksisting step

108 [m/s]

Above 0.4643

0.4286 - 0.4643

0.3929 - 0.4286

0.3571 - 0.3929

0.3214 - 0.3571

0.2857 - 0.3214

0.25 - 0.2857

0.2143 - 0.25

0.1786 - 0.2143

0.1429 - 0.1786

0.1071 - 0.1429

0.07143 - 0.1071

0.03571 - 0.07143

0 - 0.03571

Below 0

Undefined Value

23:50:00 8/1/2007 Time Step 16 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

t10

Current speed [m/s]

Above 0.4643

0.4286 - 0.4643

0.3929 - 0.4286

0.3571 - 0.3929

0.3214 - 0.3571

0.2857 - 0.3214

0.25 - 0.2857

0.2143 - 0.25

0.1786 - 0.2143

0.1429 - 0.1786

0.1071 - 0.1429

0.07143 - 0.1071

0.03571 - 0.07143

0 - 0.03571

Below 0

Undefined Value

16:50:00 8/2/2007 Time Step 33 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

t10 Current speed eksisting step

108 [m/s]

Above 0.4643

0.4286 - 0.4643

0.3929 - 0.4286

0.3571 - 0.3929

0.3214 - 0.3571

0.2857 - 0.3214

0.25 - 0.2857

0.2143 - 0.25

0.1786 - 0.2143

0.1429 - 0.1786

0.1071 - 0.1429

0.07143 - 0.1071

0.03571 - 0.07143

0 - 0.03571

Below 0

Undefined Value

23:50:00 8/1/2007 Time Step 16 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

t10

Page 8: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

8

Gambar 4.14 Pola arus Teluk Lamong pada saat time

step 34 (pasang tertinggi)

Gambar 4.14 menunjukkan pola arus pada time step

34. Pada time step tersebut berada pada kondisi

pasang tertinggi. Arus di sekitar dermaga domestik

mengarah keluar dari dalam teluk dengan arah

dominan timur laut, dan kecepatan arus rendah yang

berkisar antara 0.03-0.1 m/s. Kecepatan arus di

bagian tengah model struktur mempunyai kecepatan

yang lebih rendah, berkisar antara 0.07-0.1 m/s,

daripada di bagian ujung – ujungnya sebesar 0.14-0.2

m/s. arus di alur pelayaran mempunyai kecepatan

antara 0.03-0.15 m/s.

Gambar 4.15 Pola arus Teluk Lamong pada saat time

step 34 (pasang tertinggi)

Gambar 4.15 menunjukkan pola arus pada time step

34 model struktur U. Pada time step tersebut berada

pada kondisi pasang tertinggi. Arus mengarah masuk

ke dalam teluk, dan kecepatan arus rendah. Pada saat

pasang tertinggi arus yang berada di bagian tengah

struktur tetap rendah.

4.4.2 Simulasi Prediksi Sedimentasi

Gambar 4.16 menunjukkan hasil transport sedimen

di sekitar pelabuhan Terminal Peti Kemas Surabaya

pada saat akhir simulasi kondisi eksisting. Pada time

step tersebut terlihat adanya tumpukan sedimen di

sekitar pelabuhan domestic dengan elevasi kurang

lebih 1200 mm. kondisi elevasi sedimen semakin ke

tengah semakin berkurang. Pada ujung dermaga

domestik sedimentasi yang terjadi relatif kecil.

Gambar 4.16 Transpor sedimen yang terjadi pada

time step 360

Simulasi transpor sedimen dilakukan pada model

struktur I dilakukan selama 360 jam (15 hari) dengan

menggunakan input data pasang surut pelabuhan dan

Karang Jamuang pada tanggal 1 – 15 September

2009 dan data debit kali Lamong sebesar 12 m3/s

dengan konsentrasi suspended sedimen rata – rata

sebesar 135 mg/L. Hasil output pemodelan transpor

sedimen adalah sebagai berikut.

Gambar 4.16 Elevasi sedimen yang terjadi pada time

step 360

Gambar 4.16 menunjukkan hasil transport sedimen

di sekitar pelabuhan Terminal Peti Kemas Surabaya

pada saat akhir simulasi model struktur I. Pada time

step tersebut elevasi sedimen yang terendap antara

sebelah kiri dengan sebelah kanan tidak sama.

Elevasi sedimen yang terjadi di dermaga domestik

bervariasi. Semakin ke tengah laut, elevasi sedimen

yang terendap semakin berkurang. Elevasi sedimen di

dekat pantai mencapai 1400 – 1500 mm, dan di

sekitar struktur antara 100 -300 mm. Perbedaan

elevasi sisi kanan dan kiri struktur antara 100 – 300

mm.

Current speed [m/s]

Above 0.4643

0.4286 - 0.4643

0.3929 - 0.4286

0.3571 - 0.3929

0.3214 - 0.3571

0.2857 - 0.3214

0.25 - 0.2857

0.2143 - 0.25

0.1786 - 0.2143

0.1429 - 0.1786

0.1071 - 0.1429

0.07143 - 0.1071

0.03571 - 0.07143

0 - 0.03571

Below 0

Undefined Value

5:50:00 8/2/2007 Time Step 22 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

t10

Current speed eksisting step

108 [m/s]

Above 0.4643

0.4286 - 0.4643

0.3929 - 0.4286

0.3571 - 0.3929

0.3214 - 0.3571

0.2857 - 0.3214

0.25 - 0.2857

0.2143 - 0.25

0.1786 - 0.2143

0.1429 - 0.1786

0.1071 - 0.1429

0.07143 - 0.1071

0.03571 - 0.07143

0 - 0.03571

Below 0

Undefined Value

23:50:00 8/1/2007 Time Step 16 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

t10

Current speed model U step

108 [m/s]

Above 0.4643

0.4286 - 0.4643

0.3929 - 0.4286

0.3571 - 0.3929

0.3214 - 0.3571

0.2857 - 0.3214

0.25 - 0.2857

0.2143 - 0.25

0.1786 - 0.2143

0.1429 - 0.1786

0.1071 - 0.1429

0.07143 - 0.1071

0.03571 - 0.07143

0 - 0.03571

Below 0

Undefined Value

5:50:00 8/2/2007 Time Step 22 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

Current speed eksisting step

108 [m/s]

Above 0.4643

0.4286 - 0.4643

0.3929 - 0.4286

0.3571 - 0.3929

0.3214 - 0.3571

0.2857 - 0.3214

0.25 - 0.2857

0.2143 - 0.25

0.1786 - 0.2143

0.1429 - 0.1786

0.1071 - 0.1429

0.07143 - 0.1071

0.03571 - 0.07143

0 - 0.03571

Below 0

Undefined Value

23:50:00 8/1/2007 Time Step 16 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

t10

Total bed thickness

change eksisting [mm]

Above 1393

1286 - 1393

1179 - 1286

1071 - 1179

964.3 - 1071

857.1 - 964.3

750 - 857.1

642.9 - 750

535.7 - 642.9

428.6 - 535.7

321.4 - 428.6

214.3 - 321.4

107.1 - 214.3

0 - 107.1

Below 0

Undefined Value

7:50:00 8/16/2007 Time Step 360 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

t10

Total bed thickness

change eksisting [mm]

Above 1393

1286 - 1393

1179 - 1286

1071 - 1179

964.3 - 1071

857.1 - 964.3

750 - 857.1

642.9 - 750

535.7 - 642.9

428.6 - 535.7

321.4 - 428.6

214.3 - 321.4

107.1 - 214.3

0 - 107.1

Below 0

Undefined Value

7:50:00 8/2/2007 Time Step 24 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

t1

t2

t3

t4

t5

t6

t7

t8

t9

t10

Bed thickness - layer 1

[mm]

Above 1393

1286 - 1393

1179 - 1286

1071 - 1179

964.3 - 1071

857.1 - 964.3

750 - 857.1

642.9 - 750

535.7 - 642.9

428.6 - 535.7

321.4 - 428.6

214.3 - 321.4

107.1 - 214.3

0 - 107.1

Below 0

Undefined Value

7:50:00 8/16/2007 Time Step 360 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

Bed thickness - layer 1

[mm]

Above 1393

1286 - 1393

1179 - 1286

1071 - 1179

964.3 - 1071

857.1 - 964.3

750 - 857.1

642.9 - 750

535.7 - 642.9

428.6 - 535.7

321.4 - 428.6

214.3 - 321.4

107.1 - 214.3

0 - 107.1

Below 0

Undefined Value

8:50:00 8/2/2007 Time Step 25 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

Page 9: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

9

Hasil simulasi transport sedimen dengan

menggunakan struktur I, kemudian di overlay dengan

hasil simulasi model eksisting dengan menggunakan

Surfer untuk mengetahui perbedaan elevasi sedimen.

Hasil overlay model struktur I dengan kondisi

eksisting adalah sebagai berikut.

Gambar 4.17 (a) Hasil overlay antara model I dengan

kondisi eksisting (b)Grafik long section dengan

potongan A-A’

Gambar diatas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan

elevasi antara output kondisi eksisting dan model

struktur I. Pada dermaga domestik di bagian bwah

terjadi pengurangan elevasi sedimentasi sebesar 100

– 200 mm. Pada bagian tengah sampai ujung atas

terjadi sedimentasi sebesar 100-200 mm. Terjadinya

sedimentasi di bagian ujung dikarenakan kecepatan

arus lebih kecil akibat laju arus terhalangi oleh

struktur I, sehingga sedimen yang tersuspensi

mengendap kembali.

Gambar 4.18 menunjukkan hasil transport sedimen

di sekitar pelabuhan Terminal Peti Kemas Surabaya

pada saat akhir simulasi model struktur U. Pada time

step tersebut elevasi sedimen yang terendap antara

sebelah kiri dengan sebelah kanan tidak sama.

Elevasi sedimen yang terjadi di dermaga domestik

bervariasi. Semakin ke tengah laut, elevasi sedimen

yang terendap semakin berkurang. Elevasi sedimen di

dekat pantai mencapai 1400 – 1500 mm, dan di

sekitar struktur antara 300 - 700 mm. Elevasi disisi

dalam struktur hampir sama dengan elevasi di bagian

luar struktur yaitu berkisar 300-700 mm.

Gambar 4.18 Elevasi sedimen yang terjadi pada time

step 360

Hasil simulasi transport sedimen dengan

menggunakan struktur U, kemudian di overlay

dengan hasil simulasi model eksisting dengan

menggunakan Surfer untuk mengetahui perbedaan

elevasi sedimen. Hasil overlay model struktur U

dengan kondisi eksisting adalah sebagai berikut.

Gambar 4.19 (a) Hasil overlay antara model U

dengan kondisi eksisting dan (b)grafik Long section

A-A’ pada overlay model U dan eksisting

Gambar diatas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan

elevasi antara output kondisi eksisting dan model

struktur U. Di sisi dalam struktur masih terjadi

sedimentasi sebesar 0-200 mm. disisi sebelah luar

struktur elevasi sedimen yang terjadi berkisar antara

100-300 mm. Terjadinya sedimentasi di bagian dalam

struktur dikarenakan kecepatan arus yang masuk dan

0

100

200

300

400

500

600

700

800

0 100 200 300 400 500

Ele

vasi

se

dim

en

(m

m)

Panjang Dermaga (m)

Long Section A-A'

I xsist

Total bed thickness

change model U [mm]

Above 1393

1286 - 1393

1179 - 1286

1071 - 1179

964.3 - 1071

857.1 - 964.3

750 - 857.1

642.9 - 750

535.7 - 642.9

428.6 - 535.7

321.4 - 428.6

214.3 - 321.4

107.1 - 214.3

0 - 107.1

Below 0

Undefined Value

7:50:00 8/16/2007 Time Step 360 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

Bed thickness - layer 1

[mm]

Above 1393

1286 - 1393

1179 - 1286

1071 - 1179

964.3 - 1071

857.1 - 964.3

750 - 857.1

642.9 - 750

535.7 - 642.9

428.6 - 535.7

321.4 - 428.6

214.3 - 321.4

107.1 - 214.3

0 - 107.1

Below 0

Undefined Value

8:50:00 8/2/2007 Time Step 25 of 360.

687700 687800 687900 688000 688100 688200 688300 688400 688500 688600 688700 688800 688900 689000 689100 689200 689300 689400 689500 689600 689700 689800 9202500

9202600

9202700

9202800

9202900

9203000

9203100

9203200

9203300

9203400

9203500

9203600

9203700

9203800

9203900

9204000

9204100

9204200

9204300

9204400

9204500

0

200

400

600

800

1000

0 100 200 300 400 500

Ele

vasi

se

dim

en

(m

m)

Panjang Dermaga (m)

Long Section A-A'

U xsist

Page 10: Jurnal Tugas Akhir STUDI PENANGGULANGAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10804-Paper.pdf · Jurnal Tugas Akhir 2 Beberapa rekayasa yang digunakan untuk penanggulangan

Jurnal Tugas Akhir

10

keluar sangat kecil, sehingga sedimen yang

tersuspensi mengalami deposisi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis data dan perhitungan dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sedimen yang terjadi pada keadaan eksisting

mempunyai elevasi maksimum 1.480 mm

pada time step 360 jam di lokasi

pantai.sedangkan untuk dermaga domestik

bervariasi antara 500 – 1000 mm. Pola arus

yang terjadi disekitar dermaga domestik

secara umum mempunyai kecepatan yang

rendah dan sehingga menyebabkan deposisi

sedimen.

2. Pada model struktur I di bagian selatan

terjadi pengurangan elevasi sedimentasi

sebesar 100 – 200 mm. Pada bagian tengah

sampai ujung atas terjadi sedimentasi

sebesar 100-200 mm. Terjadinya

sedimentasi di bagian ujung dikarenakan

kecepatan arus lebih kecil akibat laju arus

terhalangi oleh struktur I, sehingga sedimen

yang tersuspensi mengendap kembali. Di

sisi struktur terdapat tumpukan sedimen

yang ditahan. Elevasi tumpukan tersebut

bisa mencapai 500 mm. Arus yang terjadi di

dermaga domestik lebih besar.

3. Pada model struktur U perbedaan elevasi

yang terjadi antara sisi sebelah luar dan

sebelah dalam tidak begitu besar . Di sisi

dalam struktur masih terjadi sedimentasi

sebesar 0-200 mm. Disisi sebelah luar

struktur elevasi sedimen yang terjadi

berkisar antara 100-300 mm. Terjadinya

sedimentasi di bagian dalam struktur

dikarenakan kecepatan arus yang masuk dan

keluar sangat kecil, sehingga sedimen yang

tersuspensi mengalami deposisi. Kecepatan

arus disisi dalam struktur sangat kecil. Dapat

disimpulkan bahwa struktur model I lebih

baik dalam menanggulangi sedimen yang

terjadi daripada struktur model U, karena

dapat menyebabkan erosi di dermaga

domestik, sehingga kedalaman tetap terjaga.

5.2 Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan pada akhir dari

penelitian ini adalah:

1) Diperlukan studi lebih lanjut pada bentuk

model struktur yang lain, atau dengan

variasi dimensi panjang dan lebar.

2) Diperlukan studi mengenai kestabilan lereng

mengenai kemungkinan longsor untuk

mendukung hasil simulasi sedimen yang

disebabkan oleh sedimen transport.

DAFTAR PUSTAKA

Armono, H.D. 2008. Analisa Volume Pengerukan

Dermaga Domestik PT Terminal Petikemas

Surabaya. Laporan Penelitian PT Terminal

Petikemas Surabaya.

Tim penyusun, 1999, Pengoperasian Pelabuhan,

Pelindo III, Surabaya

Pratikto, W.A. Haryo D.A, Suntoyo. 1997.

Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut.

Yogyakarta :BPFE.

TPS. 2007. Terminal Peti Kemas. Jurnal TPS

Tanggal 1 s/d 31 Juli 2007 : 1-2.

Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta :

Beta Offset.

Triatmodjo, B. 1996. Pelabuhan. Yogyakarta : Beta

Offset.

Van Rijn, Leo C. 1993. Principles of Fluid Flow dan

Surface Waves in Rivers, Estuaries, Seas, and

Ocean. Aqua publication. Netherland.

Poerbandono, N. 2005. Survey Hidrografi. Bandung :

Refika Aditama

Maulana,Indra.2008. Analisa Sedimentasi Di

Dermaga Domestik Terminal Petikemas

Surabaya.Surabaya