23
PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI METODE CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SDN 015 MUARA KOMAN KABUPATEN PASER YUSRAN, A.MA. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH STAIN SAMARINDA 2013

Yusran Print

Embed Size (px)

Citation preview

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI METODE

CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV

SDN 015 MUARA KOMAN

KABUPATEN PASER

YUSRAN, A.MA.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

STAIN SAMARINDA

2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,

yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah–Nya. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar

Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jalan jahiliyah

menuju jalan Islamiyah, yakni Ad-Dinul Islam.

Penulisan PTK ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan,

dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang

paling dalam kepada:

1. Bpk. Bahrani, M.Pd. dan Ibu Wahdatun Nisa, M.Ag. selaku dosen

pembimbing mata kuliah PTK.

2. Semua pihak yang turut membantu dan memotivasi hingga selesainya

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang kontruktif

sangat kami harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan penulisan

yang akan datang.

Penulis berharap Semoga penelitian ini dapat memberikan

bermanfaat bagi semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala

berpikir serta memberikan setitik khazanah pengetahuan dalam dunia

pendidikan. Demi perbaikan penelitian ini, masukan dan saran dari para

pembaca sangat penulis harapkan.

Samarinda, 2 Maret 2013

Penulis

ABSTRAK

Yusran, A.Ma.. Peningkatan Pemahaman Siswa Melalui Metode Crossword Puzzle

Pada Siswa Kelas IV SDN 015 Muara Komam.

Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok tersebut

seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan

perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang

diperkenalkan dalam metode pembelajaran crossword puzzle bukan sekedar kerja

kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pengajaran crossword puzzle

bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di

dalam struktur ini adalah lima unsure pokok (Johnson dan Johnson, 1993), yaitu saling

ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja

sama dan proses kelompok.

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: a) apakah pembelajaran crossword puzzle

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi cerita Nabi pada pelajaran

PAI?, b) seberapa tinggi tingkat pemahaman siswa terhadap materi cerita Nabi pada

pelajaran PAI dengan diterapkannya metode pembelajaran crossword puzzle?

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagaimana meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi cerita Nabi melalui penerapan metode crossword

puzzle?, b) untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran metode crossword puzzle

di sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi cerita Nabi.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sebanyak 3 siklus. Setiap siklus

terdiri dari beberapa tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan

revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV. Data yang diperoleh berupa hasil

tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analisis data didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus 1 sampai siklus 3 yaitu, siklus 1 (61,1%), siklus 2 (71,6%) dan

siklus 3 (88,1%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode crossword puzzle dapat berpengaruh

positif terhadap motivasi belajar siswa kelas IV serta model pembelajaran ini dapat

digunakan sebagai salah satu alternatif PAI.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti

bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat menentukan keberhasilan

pencapaian tujuan pendidikan. Maka dari itu pemahaman yang benar mengenai arti

pembelajaran dan hal-hal yang berkaitan dengannya mutlak diperlukan oleh

pendidik. Jika seorang pendidik mampu menguasai dan menentukan metode belajar

yang sesuai dengan kebutuhan siswa maka proses belajar mengajar di kelas akan

berlangsung dengan baik. Karena berhasil tidaknya kegiatan belajar mengajar sangat

ditentukan oleh kreativitas pendidik dalam mengemas suatu mata pelajaran sehingga

dapat menarik minat siswa untuk lebih giat belajar.

Sedangkan perkembangan di dunia pendidikan saat ini menghendaki suatu

pembelajaran dengan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran yang

bertujuan agar siswa mampu meningkatkan pemahaman terhadap materi yang

diberikan padanya dengan sendirinya. Ini dinilai dapat menunjang keberhasilan

siswa. Atas dasar ini guru dituntut untuk mampu menggunakan strategi

pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa, tak terkecuali pada mata

pelajaran PAI. Karena pembelajaran yang sering terjadi sekarang ini cenderung

monoton dan tidak berhasil, sehingga proses KBM di sekolah menjadi sangat

membosankan dan tidak efektif, karena siswa kurang merespon materi yang

disampaikan. Salah satu strategi yang menyenangkan dan dapat membuat siswa

mengingat dengan baik dan paham adalah dengan menggunakan metode crossword

puzzle.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, pembelajaran PAI dengan materi cerita

Nabi di SDN 015 Muara Komam dengan kondisi siswa seperti ini berdasarkan hasil

rata-rata tes kemampuan awal yang dilakukan ternyata hasilnya masih di bawah

standar KKM, 75,00.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka metode crossword puzzle menjadi

pilihan peneliti yang dapat membantu memperkuat pemahaman siswa mengenai

istilah-istilah yang telah dipelajari oleh siswa dengan format permainan

menggunakan teka-teki silang yang sangat menyenangkan dan santai.

Peneliti berkeyakinan bahwa metode crossword puzzle atau teka-teki silang ini

akan berhasil didasarkan pada asumsi bahwa metode ini memiliki kelebihan

menarik, inovatif, mengasyikkan, juga berguna untuk mengingat kosakata populer,

secara tidak langsung dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

dengan cara yang santai dan menyenangkan.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

tindakan kelas adalah:

“Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi cerita Nabi

dengan penerapan pembelajaran metode crossword puzzle kelas IV SD N 015

Muara Komam ?”.

“Apakah melalui pembelajaran metode crossword puzzle dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi cerita Nabi kelas IV SD N 015 Muara

Komam ?”.

2. Pemecahan Masalah

a. Menerapkan pembelajaran melalui metode crossword puzzle

b. Melibatkan siswa langsung dengan metode permainan yang mendidik

c. Menciptakan suasana pembelajaran yang berbeda dan menyenangkan

d. Melatih kemandirian siswa dalam mencari informasi dan sumber mengenai

materi pelajaran sehingga siswa aktif dan antusias dalam mengikuti KBM yang

akan berdampak pada peningkatan pemahaman siswa terhadap materi cerita

Nabi

3. Hipotesis

Dari uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis tindakan sebagai berikut:

“Dengan penerapan metode crossword puzzle, maka pemahaman materi cerita

Nabi dapat ditingkatkan”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk

meningkatkan belajar dan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi cerita Nabi melalui penerapan pembelajaran crossword puzzle.

Dan untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran metode crossword puzzle di

sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi cerita Nabi.

D. Definisi Operasional

1. Media Games Crossword puzzle

Media ini merupakan seperangkat alat bantu dalam pembelajaran berupa

permainan puzzle. Permainan ini bagian dari media karena digunakan untuk

membantu menyampaikan pesan melalui gambar papan puzzle dengan bentuk

permainannya. Media crossword puzzle atau teka-teki silang yang disingkat TTS

ini adalah permainan yang menyenangkan dan santai dimana kita harus mengisi

ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata

berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam kategori

mendatar dan menurun tergantung arah kata yang harus diisi.

2. Peningkatan Pemahaman Siswa

Peningkatan pemahaman siswa adalah upaya meningkatkan penguasaan dan

kemampuan siswa terhadap sesuatu. Dalam hal ini peningkatan pemahaman yang

dimaksud adalah siswa dapat mengetahui dan menjelaskan atau mampu untuk

menuliskan dengan baik dan benar mengenai cerita Nabi.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah akan meningkatkan prestasi dan nama baik dengan

menyumbangkan informasi bagi peningkatan kualitas pendidikan dan

pembelajaran ditingkat sekolah

2. Bagi guru PAI, diharapkan dapat memberikan suatu alternatif dalam metode

pembelajaran PAI sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peningkatan Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, pemahaman adalah sesuatu hal

yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar.1 Pemahaman menurut Sadiman

adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,

menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang

pengetahuan yang pernah diterimanya.2

Menurut W. J. S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata “paham” yang

artinya mengerti benar tentang suatu hal. Sedangkan pemahaman siswa adalah

proses, perbuatan, cara memahami sesuatu. Dan belajar adalah upaya

memperoleh pemahaman, hakekat belajar itu sendiri adalah usaha mencari dan

menemukan makna atau pengertian. Berkaitan dengan hal ini, maka pemahaman

yang bersifat operasional adalah:

a. Pemahaman diartikan sebagai melihat suatu hubungan. Pemahaman disini

mengandung arti yakni pemahaman diartikan mempunyai ide tentang

persoalan, sesuatu itu dipahami selagi fakta-fakta mengenai persoalan itu

dikumpulkan.

b. Pemahaman diartikan sebagai suatu alat menggunakan fakta

c. Pemahaman ini yakni pemahaman tumbuh dari pengalaman, disamping

berbuat, seseorang juga menyimpan hal-hal yang baik dari perbuatannya itu.

Melalui pengalaman terjadilah pengembangan lingkungan seseorang hingga ia

dapat berbuat secara inteligen melalui peramalan kejadian. Dalam pengertian

disini kita dapat mengatakan seseorang memahami sesuatu obyek, proses, ide

dan fakta jika ia dapat melihat bagaimana menggunakan fakta tersebut dalam

berbagai tujuan.

d. Pemahaman diartikan sebagai melihat penggunaan sesuatu secara produktif.

Dalam hal ini pemahaman diartikan bilamana seseorang tersebut dapat

1 Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cet. 5, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h.

427-428. 2 Arif Sukadi Sadiman, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Cet. 1, (Jakarta:

Mediyatama Sarana Perkasa, 1946), h. 109.

mengimplikasikan dengan suatu prinsip yang nanti akan diingat dan dapat

digunakannya pada situasi yang lain.

Pencapaian pemahaman siswa dapat dilihat pada waktu proses belajar

mengajar. Sebagaimana kegiatan lain, kegiatan belajar mengajar berupaya untuk

mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mencapai tujuan

yang diterapkan maka evaluasi hasil belajar memiliki saran berupa ranah-ranah

yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berhubungan

dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta

pengembangan keterampilan intelektual. Menurut taksonomi (penggolongan)

ranah kognitif ada 6 tingkat, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesis dan evaluasi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu:

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan interaksi. Sedangkan

ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

perseptual, keharmonisan (ketepatan), gerakan keterampilan kompleks, gerakan

ekspresif dan interpretatif.

2. Tingkatan Pemahaman

Tingkatan pemahaman dibedakan menjadi 3 kategori:

a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan mulai dari terjemahan dalam

arti yang sebenarnya, misalnya: dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-

bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan

beberapa bagian dari grafik dengan kejadian.

c. Tingkat ketiga (tertinggi) adalah pemahaman ekstrapolasi tertulis dapat

membuat ramalan konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti

waktu, dimensi, kasus atau masalahnya.

B. Strategi Crossword Puzzle

1. Pengertian Strategi Crossword Puzzle

Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan

yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.3

Crossword Puzzle merupakan suatu permainan dengan template berbentuk segi

empat yang terdiri dari kumpulan kotak-kotak berwarna hitam putih serta

dilengkapi 2 lajur, yaitu mendatar (kumpulan kotak yang membentuk satu baris

dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak yang membentuk satu kolom

dan beberapa baris). Untuk menyelesaikan permainan ini, keseluruhan kotak yang

berwarna putih harus terisi dengan kata-kata yang tersedia dalam kumpulan kata

yang ada. Secara spesifik Crossword Puzzle merupakan suatu permainan yang

memungkinkan user memasukkan kata yang bersesuaian dengan panjang kotak

yang tersedia secara berkesinambungan sampai seluruh kotak terisi penuh. Aturan

pengisian kata-kata tersebut berhubungan dengan penyamaan jumlah kotak

dengan jumlah karakter pada kata dan pengisian kata-kata ke dalam kotak pada

Crossword Puzzle secara berkesinambungan.4

Crossword Puzzle merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan

sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan

esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan dapat melibatkan partisipasi sisw

secara aktif sejak awal.5

2. Langkah-langkah Strategi Crossword Puzzle

3 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), h. 126. 4 Ajeng Wirasati dan Ronny Adry, Analisa Penerapan Alogaritma Backtracking Pada Game

Crossword Puzzle, (http://www.yahoo.com, diakses 09 Mei 2012), h. 1-2. 5 Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD, 2002), h. 68.

Adapun cara membuat Crossword Puzzle adalah terlebih dahulu guru

hendaknya menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti kertas HVS,

penggaris, pensil, ballpoint, spidol dan penghapus atau lembar kerja Crossword

Puzzle yang sebelumnya telah dibuat di komputer. Adapun prosedur

permainannya sebagai berikut:

a. Menulis kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan

dengan materi pelajaran yang telah diajarkan

b. Membuat kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih dan

hitamkan bagian yang tidak perlu

c. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah

dibuat atau yang mengarah pada kata-kata tersebut

d. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok

e. Setiap kelompok diberi selembar teka-teki yang sama dengan kelompok lain

f. Memberikan batas waktu untuk mengerjakan teka-teki tersebut

g. Setelah waktu yang telah ditentukan habis, setiap kelompok mengumpulkan

hasil kerja kelompoknya

h. Mengoreksi hasil kerja kelompok dan memberi hadiah kepada kelompok yang

mengerjakan paling cepat dan benar.6

Selain Crossword Puzzle (teka-teki silang), terdapat permainan puzzle yang

lain yaitu mengisi lembaran berupa teka-teki berdasarkan topik-topik tertentu

dengan menandai jawaban yang benar. Permainan puzzle berupa tulisan tersebut

diperlihatkan dalam pembelajaran agama khusus cerita Nabi dengan tujuan untuk

melatih daya ingat tentang materi yang telah diajarkan. Permainan ini dapat

menimbulkan semangat kerjasama dan kreativitas siswa serta melatih mereka

untuk berpikir sistematis.7

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Crossword Puzzle

Kelebihan strategi Crossword Puzzle dalam proses KBM, diantaranya:

a. Melalui strategi ini siswa sedikit banyak telah memunculkan semangat belajar

dan rasa percaya diri pada setiap siswa. Karena strategi ini dapat memacu

6 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa, 2006), h.

238-239. 7 Nunu A. Hamijaya dan Nunung K. Rukmana, Cara Mudah Bergembira Bersama Al-Qur’an,

(Bandung: Jembar, 2007), h. 112.

siswa untuk lebih menggali konsep-konsep materi yang diajarkan sehingga

menghasilkan rasa keingintahuan dan percaya diri yang tinggi

b. Melalui penerapan strategi ini siswa belajar untuk lebih menggali potensi

dirinya dan menghargai talenta yang ada padanya, juga agar siswa menghargai

kelebihan dan kekurangan masing-masing

c. Strategi ini sangat efektif karena mampu meningkatkan aktivitas dan

kreatifitas siswa dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan guru maupun

siswa dan siswa lainnya. Bahkan interaksi ini lebih didominasi interaksi antar

siswa sedangkan guru hanya sebagai moderator

d. Secara keseluruhan strategi ini mampu menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan minat dan

motivasi siswa

e. Sifat kompetitif yang ada dalam permainan Crossword Puzzle dapat

mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju.8

Selain berbagai kelebihan, ada juga beberapa kelemahan strategi Crossword

Puzzle dalam proses KBM, yaitu:

a. Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yang diajarkan

banyak.

b. Penerapan strategi ini dalam ruang kelas juga memungkinkan terjadinya

diskusi hangat, adakalanya siswa berteriak atau bertepuk tangan sehingga

mengganggu konsentrasi guru dan siswa di kelas lain

c. Banyak mengandung unsur spekulasi, siswa yang lebih dulu selesai (berhasil)

belum dapat dijadikan ukuran bahwa dia siswa yang lebih pandai

d. Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui permainan

Crossword Puzzle dan jumlah siswa relatif besar sulit melibatkan seluruhnya

e. Adanya keengganan dari para guru untuk mengubah paradigma lama dalam

pendidikan. Kebanyakan guru sudah merasa nyaman dengan metode ceramah

sehingga mereka enggan mencoba hal-hal baru karena dianggap merepotkan.

8 Piping Sugiharti, Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika, (Jurnal

Pendidikan Penabur, 2005), h. 40-41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitan ini adalah pendekatan

kualitatif. Pemilihan pendekatan ini karena jenis penelitiannya

adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Jenis penelitian ini adalah

PTK, dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action

Research (CAR). Dari namanya sudah menunnjukkan isi yang

terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

dilakukan di kelas. Karena ada tiga kata yang membentuk pengertian

tersebut, maka ada tiga pengertian yang diterangkan yaitu:

a. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu

objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu

untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik dan penting bagi

peneliti.

b. Tindakan-menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk

rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas-dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,

tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik.

PTK mempunyai karakteristik tersendiri yang

membedakandengan penelitian yang lain, diantaranya, yaitu:

masalah yang diangkat adalah masalah yang dihadapi oleh guru di

kelas dan adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses

belajar mengajar di kelas. Dalam melaksanakan PTK harus mengacu

pada desain penelitian yang telah dirancang sesuai dengan prosedur

penelitian yang berlaku.

Dalam PTK urutan metode adalah sama dengan urutan langkah-

langkah dalam siklus penelitian, yakni: (1) perencanaan, (2)

implementasi, (3) observasi, dan (4) refleksi.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas proses pelaksanaannya dilakukan

secara bersiklus. Mengacu pada model Elliot maka prosedur

penelitian tindakan kelas dilakukan dengan mengidentifikasi

masalah, memeriksa lapangan, perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi, refleksi dan revisi perencanaan.

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus

pengumpul data. Instrumen selain manusia (seperti: angket, pedoman

wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan.

Tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai

instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti adalah mutlak, lebih-

lebih dalam penelitian yang mandiri. Selain sebagai pelaku tindakan

(berarti juga sumber data) peneliti juga bertugas sebagai pengamat

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

D. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SD N 015 Muara Komam Kabupaten

Paser.

E. Sumber Data dan Jenis Data

Rancangan penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini

merupakan rancangan PTK dengan melibatkan data kualitatif dan

data kuantitatif. Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif (data berbentuk kalimat, kata atau gambar) dan data

kuantitatif (data yang berbentuk angka). Data kualitatif berupa

deskripsi atas suasana kelas pada saat pembelajaran sedang

berlangsung, keceriaan atau keantusiasan, kerjasama kelompok

pada saat pembelajaran, dan tanggapan siswa terhadap penggunaan

media dalam pembelajaran; data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor

tugas kelompok, dan skor tes kelompok.

Sedangkan sumber data penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas IV SD N Muara Komam Kabupaten Paser, khususnya data tentang

tanggapan mereka terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan data tentang hasil tes.

F. Instrument Penelitian

Dalam pelaksanaan pengumpulan data diperlukan instrument

pengumpulan data yang tepat. Dalam penelitian kualitatif kedudukan

peneliti cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana

pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelopor

hasil penelitian.

Secara terperinci instrument penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Pedoman pengamatan untuk menggali data tentang suasana kelas pada

saat pembelajaran sedang berlangsung, keceriaan atau keantusiasan

siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan kerja sama kelompok.

2. Pedoman wawancara untuk menggali data tentang tanggapan siswa

terhadap penerapan media pembelajaran yang dilaksanakan

(khusus kelompk tertentu), untuk memperoleh informasi secara

mendalam.

3. Tes digunakan untuk menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes,

skor tugas kelompok, dan skor tes kelompok.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam kegiatan pengumpulan data peneliti menggunakan

beberapa tehnik yaitu:

1. Observasi,

Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data

penelitian. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obek penelitian.

Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan

menggunakan pedoman observasi kegiatan pembelajaran, catatan

lapangan, dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang proses

penggunaan surat kabar sebagai media pembelajaran. Instrument

observasi, catatan lapangan, dan foto digunakan untuk

membandingkan dan mencocokan dengan data wawancara.

2. Wawancara,

Wawancara adalah alat untuk mengumpulkan informasi dengan

cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara

lisan juga. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk

membandingkan dan mencocokkan kata-kata, prilaku, tindakan

subjek penelitian dengan pembelajaran yang sebenarnya.

3. Dokumen,

Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga

buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-

lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat

kualitatif maka dalam menganalisis data harus menggunakan

anlisis data kualitatif. Menurut Nurul Zuriah analisis data dalam

penelitian kualitatif berdasarkan kurun waktunya, data dianalisis

pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data.

Prosedur analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data

yang tersedia dari sumber, yaitu wawancara, pengalaman yang telah

dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,

gambar foto dan sebagainya. Menurut Milles dan Hubberman bahwa

data dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif, meliputi tiga

unsure yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Kesimpulan merupakan intisari dari analisis yang memberikan

pernyataan tentang dampak dari penelitian tindakan kelas.

1. Reduksi data

2. Penyajian data

I. Pengecekan Keabsahan Data

Suatu data dapat dikatakan abash/shahih yakni terpercaya,

apabila memenuhi empat kriteria, yaitu:

a. Kepercayaan (credibility)

b. Keteralihan (transferability)

c. Kebergantungan (dependability)

d. Kepastian (confirmability).

J. Model dan Tahapan Penelitian

Model dan tahapan penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu

merujuk pada model dan tahapan penelitian tindakan kelas yang

digambarkan oleh Lewin menurut Elliot. Adapun penerapan model

Elliott dalam peneliti ini dilakukan dalam tiga siklus pembelajaran.

Siklus I dilaksanakan sekali pertemuan, dan siklus II dilaksanakan satu

kali pertemuan.

Adapun dalam konteks penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Siklus I

a. Mengidentifikasi Masalah

b. Memeriksa Lapangan

c. Perencanaan Tindakan

Adapun perencanaan yang dipersiapkan antara lain:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

2) Membuat modul pembelajaran

3) Mempersiapkan lembar observasi

d. Pelaksanaan Tindakan

e. Observasi

f. Refleksi

g. Revisi Perencanaan

Siklus II

a. Rencana Baru

b. Pelaksanaan Tindakan

c. Observasi

d. Refleksi

K. Indikator Kinerja

Adapun indikator kinerja yang digunakan untuk menentukan

keberhasilan dalam penelitian ini, adalah :

Indikator kuantitatif berupa besarnya skor ujian yang diperoleh siswa

dari hasil nilai individu dan selanjutnya dibandingkan dengan batas

minimal lulus (kriteria ketuntasan minimal/KKM). Dengan demikian

siswa dikatakan tuntas belajar secara individual jika skor tes minimal

sebesar 75. Tetapi jika siswa yang berhasil secara individual masih

dibawa 75, maka strategi yang dijalankan dapat dikatakan belum

berhasil.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD N 015 Muara Komam

Kabupaten Paser. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Pada masing-

masing siklus terdiri atas 1 kali pertemuan (3x35 menit). Adapun uraian tiap

siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, serta refleksi.

B. Penjelasan Persiklus

Keberhasilan pembelajaran ini terkait dengan kemampuan merancang

strategi dan merumuskan tujuan. Maka setiap guru memiliki tanggung jawab

untuk memperbaiki hasil belajar siswa agar menjadi tuntas dan memuaskan.

Melalui pembelajaran aktif dengan menggunakan metode crossword puzzle

pemahaman siswa terhadap materi cerita nabi meningkat, berikut tabel tiap

siklus:

1. Siklus 1

Tabel 1: Pengenalan pertama dengan cara perorangan menunjukkan:

No Nilai Siswa Jumlah Nilai Presentase

1 25 2 50 2,70

2 30 3 90 4,40

3 35 5 165 8,40

4 40 1 40 3,30

5 45 2

Jumlah 2280 100

Rata-rata kelas 61,6

Data ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SDN 015 Muara Komam

berdasarkan KKM pada siklus 1:

No Kelompok Nilai Siswa Keterangan

1 < 70 22 Belum Tuntas

2 ≥ 70 6 tuntas

Berdasarkan data di atas diperoleh hasil rata-rata kelas 61,6, oleh karena

itu perlu dilanjutkan ke siklus 2.

2. Siklus 2

Tabel 2: Pengenalan pertama dengan cara perorangan, hasil penelitian

menunjukkan:

No Nilai Siswa Jumlah Nilai Presentase

1 25 2 50 2,70

2 30 3 90 4,40

3 35 5 165 8,40

4 40 1 40 3,30

5 45 2

Jumlah 2680 100

Rata-rata kelas 71,6

Data ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SDN 015 Muara Komam

berdasarkan KKM pada siklus 2:

No Kelompok Nilai Siswa Keterangan

1 < 70 18 Belum Tuntas

2 ≥ 70 10 tuntas

Berdasarkan data di atas diperoleh hasil rata-rata kelas 71,6, oleh karena

itu perlu dilanjutkan ke siklus 3.

3. Siklus 3

Tabel 3: Pengenalan pertama dengan cara perorangan, hasil penelitian

menunjukkan:

No Nilai Siswa Jumlah Nilai Presentase

1 25 2 50 2,70

2 30 3 90 4,40

3 35 5 165 8,40

4 40 1 40 3,30

5 45 2

Jumlah 3280 100

Rata-rata kelas 88,1

Data ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SDN 015 Muara Komam

berdasarkan KKM pada siklus 3:

No Kelompok Nilai Siswa Keterangan

1 < 70 - Belum Tuntas

2 ≥ 70 28 tuntas

Berdasarkan data di atas diperoleh hasil rata-rata kelas 88,1, oleh karena

itu tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

C. Pembahasan dan Pengambilan Keputusan

Setelah melakukan penelitian yang dilakukan sebanyak 3 siklus maka

hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami

materi PAI melalui metode crossword puzzle pada siswa kelas IV SDN 015

Muara Komam sangat memuaskan. Secara keseluruhan hasil penelitian

menunjukkan adanya suatu peningkatan, baik aktivitas maupun hasil belajar

siswa.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Pembelajaran dengan menggunakan metode crossword puzzle terbukti

efektif dalam memberikan suasana yang nyaman dan santai karena siswa

merasakan kebebasan eksplorasi sehingga anak merasakan kemerdekaan

dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan termotivasi dan memiliki

kemampuan lebih dalam mengembangkan pikirannya untuk

mendapatkan kesenangan dan kemenangan dalam permainan itu. Ambisi

untuk memenangkan permainan tersebut akan memberikan nilai

optimalisasi gerak dan usaha anak. Munculnya motivasi dari dalam diri

siswa yang tumbuh karena tertantang menyelesaikan permainan dengan

baik dan benar mampu meningkatkan pemahaman dan kreatifitasnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut:

Kepada pendidik khususnya bidang studi PAI disarankan untuk sesekali

memakai metode crossword puzzle dalam KBM karena selain

menyenangkan juga memotivasi siswa untuk bereksplorasi secara bebas

dan santai dalam menggali kemampuan berpikirnya mengingat materi dan

fokus sehingga secara otomatis siswa akan lebih cepat memahami

pelajaran ketimbang dengan metode ceramah yang monoton.

DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, Amran YS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cet. 5, Bandung:

Pustaka Setia, 2002.

Hamijaya, Nunu A. dan Nunung K. Rukmana, Cara Mudah Bergembira Bersama

Al-Qur’an, Bandung: Jembar, 2007.

Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: CTSD,

2002.

Sadiman, Arif Sukadi, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Cet. 1,

Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa, 1946.

Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung:

Nuansa, 2006.

Sugiharti, Piping, Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

Fisika, Jurnal Pendidikan Penabur, 2005.

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Wirasati, Ajeng dan Ronny Adry, Analisa Penerapan Alogaritma Backtracking

Pada Game Crossword Puzzle, http://www.yahoo.com, diakses 09 Mei 2012.