Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN METODE EKSPERIMEN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII
MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN KUDUS
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Alfiatun Ni’mah
4201410012
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan tuhan kami adalah Allah kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan) janganlah kamu merasa takut dan jangan pula kamu merasa sedih, dan
bergembiralah kamu dengan surga yang dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat: 30)
PERSEMBAHAN:
1. Untuk bapak dan ibu, terima kasih untuk do’a dan semangat yang senantiasa diberikan.
2. Untuk adik dan kakak, terima kasih selalu memberikan semangat dan motivasi.
3. Untuk teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2010, terima kasih atas
bantuannya.
4. Untuk teman-teman PPL SMP N 19 Semarang dan KKN Dusun Branggah, terima
kasih atas kenangan dan pengalaman yang sangat berharga.
5. Untuk almamaterku Unnes.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia serta ridho-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Metode
Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa
Kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus”.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan tenaga, pikiran, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ungkapan rasa terima kasih yang
tulus disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., rektor Unnes.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan FMIPA Unnes.
3. Dr. Khumaedi, M.Si., ketua Jurusan Fisika.
4. Dr. Sarwi, M.Si., dosen wali yang telah memberikan motivasi dan solusi.
5. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si., pembimbing yang senantiasa memberikan
bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal selama menempuh
pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
7. Staf Perpustakaan Unnes yang memberikan layanan selama menempuh
pendidikan hingga penulisan skripsi.
8. Bapak, ibu, dan adik tercinta, yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan.
vii
9. Kepala MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus yang telah memberikan ijin
penelitian.
10. Hartini Regent, S.Pd., guru IPA kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus
yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
11. Siswa kelas VIII A, VIII B dan IX D MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus yang
telah membantu proses penelitian.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun akan saya terima untuk
perbaikan di masa mendatang.
Semarang, Agustus 2014
Penulis
Alfiatun Ni’mah
4201410012
viii
ABSTRAK
Ni’mah, Alfiatun. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas
Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus. Skripsi, Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.
Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, metode eksperimen, think pair share
Pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi,
sehingga potensi mereka dapat berkembang secara optimal. Namun berdasarkan
pengamatan dan wawancara dengan guru IPA fisika di MTs. Nahdlatul Muslimin
diketahui bahwa guru sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab,
pembelajaran ini didominasi oleh guru (teacher centered), sehingga proses
pembelajaran kurang menarik, komunikasi antara guru dan siswa maupun
antarsiswa minim, partisipasi mereka dalam pembelajaran tergolong kurang, dan
hasil belajar fisika pada materi cahaya dan optik tergolong rendah. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, diterapkan model pembelajaran Think Pair
Share (TPS) dengan metode eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa melalui penerapan Think
Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pretest-posttest
control group design. Kelas VIII B sebagai kelas eksperimen diterapkan Think
Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen. Kelas VIII A sebagai kelas kontrol
diterapkan metode ceramah dan tanya jawab. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah: (1) Dokumentasi berupa nilai rapor semester gasal IPA, (2)
Tes berupa pre-test dan post-test, (3) Observasi berupa lembar observasi aktivitas
belajar. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa digunakan uji gain,
sedangkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa digunakan analisis
observasi aktivitas belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada penerapan
Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkat. Aktivitas
belajar siswa pada penerapan Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen
juga meningkat. Aspek aktivitas belajar siswa yang dinilai adalah melakukan
percobaan, menyimpulkan hasil percobaan, mengajukan pertanyaan,
mendengarkan presentasi, mengemukakan pendapat, mengerjakan tes dan
mencatat materi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
ix
ABSTRACT
Ni’mah, Alfiatun. 2014. The Application of Think Pair Share (TPS) Learning
Model With Experimental Method to Improve Students’ Learning Result and
Learning Activities of Eighth Grade Student of MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus.
Skripsi, Physics Department, Mathematics and Science Faculty. Universitas
Negeri Semarang. Advisor Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.
Key words: learning activities, learning result, experimental method, think pair
share
In learning process, students have to be actively involved, so their skill can
optimally improve. However, based on an observation and an interview with the
physics teacher of MTs. Nahdlatul Muslimin, it is known that the teacher mainly
used lecturing and question-answer method, the process is dominated by the
teacher, so the process is less interesting, teacher-students interaction is more
likely never found, they are less participate in the process, moreover, the light and
optics learning result is low. To surpass the problem, the researcher used Think
Pair Share (TPS) method. The research is aimed at understanding the
enhancement of the learning result and students activities by using Think Pair
Share (TPS) and experimental method.
The research used experimental research method that used pretest-posttest
control group design. Class VIII B as an experimental group was treated by using
Think Pair Share (TPS) and experimental method. Class VIII A as a control group
was treated by using lecturing questin answer method. The mehod of data
accumulation in this research are: (1) Documentation are first semester result, (2)
Test are pre-test and post-test, (3) observation are observation sheet of learning
activities. To know the enhancement of the learning result by using gain test,
meanwhile to know the enhancement of the student activities by using observation
analysis of learning activities.
The research result showed that the result of the students treated with
Think Pair Share (TPS) and experimental method can enhance. The learning
activities of the students treated with Think Pair Share (TPS) and experimental
method can also enhance. Aspect of the learning activities be valued by do the
experimentation, conclude the experimentation result, give the question, hear of
presentation, suggest the opinion, do the test and make a note of the lesson. Based
on the research that Think Pair Share (TPS) with experimental method can
enhance the students learning result and their activities.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PERNYATAAN ......................................................................................... iii
PENGESAHAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v
PRAKATA ................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
1.5 Penegasan Istilah .......................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 6
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Belajar ................................................................................. 7
xi
2.2 Aktivitas Belajar .......................................................................... 8
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) ... 10
2.4 Metode Eksperimen ..................................................................... 15
2.5 Tinjauan tentang Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya ................ 16
2.6 Kerangka Berpikir ........................................................................ 25
2.7 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 28
3 METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 29
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 29
3.3 Desain Penelitian .......................................................................... 30
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 31
3.5 Prosedur Penelitian ...................................................................... 32
3.6 Metode Analisis Data ................................................................... 36
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 49
4.2 Pembahasan .................................................................................. 56
5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...................................................................................... 64
5.2 Saran ............................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65
LAMPIRAN ............................................................................................... 68
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 30
3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ......................................................... 38
3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal ............................................................... 39
3.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Rapor IPA Fisika ................. 42
3.5 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Rapor IPA Fisika
.............................................................................................................. 43
3.6 Kategori Peningkatan Hasil Belajar .................................................... 47
3.7 Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa .................................................... 48
4.1 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pre-test dan Post-test .......... 52
4.2 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Pre-test dan Post-test . 53
4.3 Hasil Perhitungan Uji Gain Nilai Pre-test dan Post-test .................... 54
4.4 Analisis aktivitas belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol ............ 55
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagian-bagian Cermin Cekung ........................................................... 17
2.2 Cermin Cekung akan Mengumpulkan Sinar Pantul (Konvergen) ...... 17
2.3 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama ................................ 18
2.4 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Fokus ................................... 18
2.5 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Pusat Kelengkungan ............ 18
2.6 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung ................................... 19
2.7 Bagian-bagian Cermin Cembung ........................................................ 20
2.8 Cermin Cembung akan Menyebarkan Sinar Pantul (Divergen) ......... 20
2.9 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama ................................ 21
2.10 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Fokus .................................. 21
2.11 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Pusat Kelengkungan ........... 21
2.12 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung ............................... 22
2.13 Geometri untuk Menghitung Jarak Bayangan s’ dari Jarak s dan Jari-jari
Kelengkungan r ................................................................................... 23
2.14 Geometri untuk Menentukan Pembesaran Cermin Cekung ....................... 24
2.15 Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Cekung dan
Cembung ............................................................................................. 25
2.16 Skema Alur Berpikir .......................................................................... 34
3.1 Skema Alur Penelitian ........................................................................ 35
4.1 Grafik analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
.............................................................................................................. 55
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba (IX D) ........................................ 69
2 Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba ...................................................... 70
3 Soal Uji Coba ...................................................................................... 72
4 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................................ 82
5 Analisis Hasil Soal Uji Coba .............................................................. 83
6 Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test ................................................... 91
7 Soal Pre-test dan Post-test .................................................................. 93
8 Kunci Jawaban Pre-test dan Post-test ................................................. 99
9 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen (VIII B) ................................. 100
10 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol (VIII A) ....................................... 101
11 Nilai Rapor IPA Fisika Semester Gasal Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................................ 102
12 Uji Normalitas Nilai Rapor IPA Fisika Kelas Eksperimen (VIII B) .. 104
13 Uji Normalitas Nilai Rapor IPA Fisika Kelas Kontrol (VIII A) ......... 105
14 Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Rapor IPA Fisika antara Kelas
Eksperimen dan Kontrol ..................................................................... 106
15 Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Uji Dua Pihak) Nilai Rapor IPA Fisika
Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................................... 107
16 Daftar Pengelompokan Siswa Kelas Eksperimen ............................... 108
17 Daftar Pengelompokan Siswa Kelas Kontrol ...................................... 109
xv
18 Silabus Pembelajaran .......................................................................... 110
19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ..................... 113
20 Bahan Ajar .......................................................................................... 123
21 Lembar Kerja Siswa (LKS I) Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung
.............................................................................................................. 130
22 Lembar Kerja Siswa (LKS II) Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
.............................................................................................................. 134
23 Kunci Jawaban LKS I dan LKS II ...................................................... 138
24 Data Nilai Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ................... 139
25 Analisis Hasil Pre-test Kelas Eksperimen .......................................... 141
26 Analisis Hasil Pre-test Kelas Kontrol ................................................. 142
27 Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen (VIII B) ........................... 143
28 Uji Normalitas Pre-test Kelas Kontrol (VIII A) ................................. 144
29 Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Pre-test antara Kelas Eksperimen dan
Kontrol ................................................................................................ 145
30 Data Nilai Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ................ 146
31 Analisis Hasil Post-test Kelas Eksperimen ......................................... 148
32 Analisis Hasil Post-test Kelas Kontrol ............................................... 149
33 Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen ........................................ 150
34 Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol .............................................. 151
35 Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Post-test antara Kelas Eksperimen
dan Kontrol ......................................................................................... 152
xvi
36 Uji Gain Ternormalisasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol
.............................................................................................................. 153
37 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ........................................ 154
38 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen ........... 156
39 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelas Kontrol ................. 158
40 Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 160
41 Surat-surat Penelitian ........................................................................... 162
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rendahnya pendidikan di Indonesia menurut data pada Education For All
(EFA) Global Monitoring Report 2012 dari UNESCO, indeks pembangunan
pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 120 negara. Pada tingkat
ASEAN, indeks pembangunan pendidikan Indonesia masih tertinggal dari
Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Philipina.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 39 menyatakan “pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.” Dalam KTSP maupun dalam kurikulum yang
baru yaitu kurikulum 2013, pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif
untuk berinteraksi, sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara
optimal. Guru harus memilih model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan
karakteristik siswa dan materi yang disampaikan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru IPA fisika
kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin diketahui bahwa guru sering menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab. Kurikulum yang diterapkan pada tahun ajaran
2013/2014 adalah KTSP. Dalam pembelajaran guru jarang menerapkan metode
2
diskusi dan metode eksperimen. Cahaya dan optik merupakan materi IPA fisika
kelas VIII semester genap yang dianggap siswa sulit. Hal ini dibuktikan dengan
persentase nilai ulangan harian siswa kelas VIII tahun ajaran 2012/2013 pada
materi cahaya dan optik yang memenuhi KKM sebesar 34%.
Berdasarkan masalah di atas, perlu diupayakan adanya pembelajaran yang
mampu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Salah satu solusi yang
dapat digunakan yaitu dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share
dengan metode eksperimen. Menurut Eggen dan Kauchak pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto,
2011: 58). Pembelajaran kooperatif digunakan untuk mewujudkan kegiatan
belajar-mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang
tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli
orang lain. Suprijono (2013: 89-102) mengungkapkan beberapa tipe model
pembelajaran kooperatif yaitu Jigsaw, Think Pair Share (TPS), Numbered Heads
Together (NHT), Group Investigation (GI), Two Stay Two Stray, Make a Match,
dan lain-lain. Lie (2004: 57) mengungkapkan bahwa Think Pair Share (TPS)
merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor
Frank Lyman di Universitas of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak
penulis di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya.
Penelitian terkait dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
telah dilakukan. Hasil penelitian Ibrahim (2010) menunjukkan bahwa penerapan
3
model pembelajaran Think Pair and Share tebukti dapat meningkatkan hasil
belajar mahasiswa. Hasil penelitian Jannah et al. (2013) menunjukkan bahwa
target untuk aktivitas belajar siswa yaitu sebanyak 70% siswa aktif dalam
pembelajaran. Persentase jumlah siswa yang aktif pada siklus II meningkat
mencapai 70,3%. Berdasarkan data tersebut, target aktivitas belajar siswa pada
penelitian ini dapat terpenuhi.
Hasil penelitian tersebut menambah bukti adanya pengaruh positif dari
penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Penelitian dengan
menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai metode
eksperimen ini tidak hanya bertujuan dapat meningkatkan hasil belajar atau hanya
meningkatkan aktivitas siswa saja, namun dapat meningkatkan keduanya, yaitu
hasil belajar dan aktivitas siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilaksanakan penelitian yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan
Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas
Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka permasalahan yang diteliti adalah:
(1) Apakah model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
(2) Apakah model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
(1) Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
(2) Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dengan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
(1) Bagi mahasiswa, dapat memperoleh bekal tambahan bagi calon guru fisika
sehingga diharapkan dapat bermanfaat kelak ketika terjun di lapangan.
(2) Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, dan meningkatkan aktivitas belajar siswa.
(3) Bagi guru, sebagai bahan referensi atau masukan dalam menentukan model
pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa.
(4) Bagi Institusi, sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam proses pembelajaran.
1.5 Penegasan Istilah
1.5.1 Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu tipe
model pembelajaran kooperatif. Menurut Eggen dan Kauchak pembelajaran
5
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto,
2011: 58).
1.5.2 Metode Eksperimen
Menurut Djamarah (2010: 84), metode eksperimen (percobaan) adalah
cara penyajian pelajaran dengan siswa melakukan percobaan, mereka mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
1.5.3 Hasil Belajar
Menurut Benyamin Bloom hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Rifa’i & Anni, 2009: 86).
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah
kognitif.
Ranah kognitif ada enam aspek, yaitu (1) pengetahuan, (2) pemahaman,
(3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) penilaian.
Hasil belajar ranah kognitif siswa yang diteliti terbatas pada empat aspek,
yaitu (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, dan (4) analisis.
1.5.4 Aktivitas Belajar
Kelompok aktivitas yang diteliti difokuskan pada:
(1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengajukan pertanyaan, mengemukakan
pendapat.
(2) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan presentasi hasil diskusi
kelompok.
6
(3) Kegiatan-kegiatan menulis: menyimpulkan hasil percobaan, mencatat materi
yang disampaikan oleh guru, mengerjakan tes.
(4) Kegiatan kegiatan metrik: melakukan percobaan.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.6.1 Bagian Awal
Bagian awal terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, motto dan
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan
daftar lampiran.
1.6.2 Bagian Isi
BAB I pendahuluan, berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II tinjauan pustaka, berisi tentang kajian teori dan konsep yang
mendasari penelitian.
BAB III metode penelitian, berisi tentang populasi dan sampel penelitian,
variabel penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, prosedur
penelitian, dan metode analisis data.
BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang hasil-hasil
penelitian yang diperoleh disertai pembahasannya.
BAB V penutup, berisi simpulan dan saran.
1.6.3 Bagian Akhir
Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Belajar
Menurut Rifa’i & Anni (2009: 85), hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Benyamin Bloom hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Hasil belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif.
Ranah kognitif ada enam aspek, yaitu:
(1) Pengetahuan, didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali
informasi (materi pelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya.
(2) Pemahaman, didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari
materi pelajaran.
(3) Penerapan, mengacu pada kemampuan menggunakan materi pelajaran yang
telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit.
(4) Analisis, mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-
bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.
(5) Sintesis, mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam
rangka membentuk struktur yang baru.
8
(6) Penilaian, mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai
materi pelajaran (pernyataan, novel, laporan) untuk tujuan tertentu (Rifa’i &
Anni, 2009: 86).
Hasil belajar ranah kognitif siswa yang diteliti terbatas pada empat aspek,
yaitu (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, dan (4) analisis. Sedangkan
ranah afektif dan psikomotorik telah tercakup dalam beberapa kelompok aktivitas
yang dinilai.
2.2 Aktivitas Belajar
Menurut Sardiman (2011: 95-96), pada prinsipnya belajar adalah berbuat.
Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tanpa aktivitas,
proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-
mengajar.
Menurut Hamalik (2008: 90), pendidikan modern lebih menitikberatkan
pada aktivitas sejati, siswa belajar dan mengalami sendiri. Dengan mengalami
sendiri, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta
perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sistem pembelajaran dewasa ini sangat
menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar
dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Paul D. Diedrich menklasifikasikan aktivitas belajar menjadi 8 kelompok
berikut.
9
(1) Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau
bermain.
(2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): Mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
(3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.
(4) Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, menulis
karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan
tes, mengisi angket.
(5) Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram,
peta, pola.
(6) Kegiatan kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan
(simulasi), menari, berkebun.
(7) Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat
keputusan.
(8) Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan
sebagainya (Hamalik, 2008: 90-91).
10
Kelompok aktivitas yang diteliti difokuskan pada:
(1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengajukan pertanyaan, mengemukakan
pendapat.
(2) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan presentasi hasil diskusi
kelompok.
(3) Kegiatan-kegiatan menulis: menyimpulkan hasil percobaan, mencatat materi
yang disampaikan oleh guru, mengerjakan tes.
(4) Kegiatan kegiatan metrik: melakukan percobaan.
Klasifikasi aktivitas tersebut menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah
cukup kompleks dan bervariasi. Dengan menggunakan model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) maka beberapa kegiatan tersebut dapat diciptakan dalam proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih dinamis, siswa dapat lebih
leluasa dalam mengungkapkan pendapat, aktivitas belajar siswa menjadi
meningkat, dan siswa dapat bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
2.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Eggen dan Kauchak menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan
sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2011 : 58). Pembelajaran
kooperatif digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang berpusat
pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan
11
orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli orang lain (Suprijono, 2013: 89-
102).
Menurut Suprijono (2013: 54-55), pembelajaran kooperatif lebih
diarahkan oleh guru, guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan,
sedangkan siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Kelebihan pembelajaran kooperatif diantaranya:
(1) Siswa menjadi tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi
dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
(2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata secara verbal.
(3) Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
(4) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
(5) Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir (Sanjaya, 2008: 246).
Suprijono (2013: 89-102) mengungkapkan beberapa tipe model
pembelajaran kooperatif yaitu Jigsaw, Think Pair Share, Numbered Heads
Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Match dan lain-lain.
2.3.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Menurut Lie (2004: 57), Think Pair Share (TPS) merupakan strategi
pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di
12
Universitas of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis di bidang
pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya.
Seperti namanya “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru
mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan siswa.
Guru memberikan kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya.
Selanjutnya “Pairing”, pada tahap ini guru meminta siswa berpasang-
pasangan. Guru memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk
berdiskusi.
Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan dibicarakan dengan
pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan “Sharing” (Suprijono, 2013:
91).
Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share
(TPS) dengan metode eksperimen dalam penelitian ini sebagai berikut.
(1) Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok maju mengambil
LKS, alat dan bahan percobaan. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
mengenai langkah kerja dan data pengamatan di LKS.
(2) Guru menfasilitasi dan mendampingi siswa melakukan percobaan pemantulan
cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung.
(3) Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah
kerja yang ada di LKS.
13
(4) Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru. Jika masih ada
kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru
memberikan bimbingan.
(5) Setelah memperoleh data pengamatan, masing-masing siswa mengerjakan
pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS secara individu di buku tugas
masing-masing (Tahap Think).
(6) Siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu
kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing (Tahap Pair).
(7) Dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk
berdiskusi dengan satu kelompoknya.
(8) Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya (Tahap
Share).
(9) Guru menanggapi hasil presentasi siswa dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
(10) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) mengarahkan siswa untuk
dapat membangun pengetahuannya sendiri secara individu maupun berkelompok.
Jadi guru hanya bersifat sebagai fasilitator saja.
14
Menurut Lie (2008: 58), keunggulan Think Pair Share (TPS) adalah:
(1) Meningkatkan kemandirian siswa. Pada saat proses bepikir siswa melatih
kemandirian siswa untuk memikirkan jawaban sendiri tanpa bantuan dari
siswa lain.
(2) Meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena
leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya. Pada saat berpasangan maupun
diskusi kelompok siswa dapat bertukar pikiran untuk memunculkan ide baru.
(3) Melatih kecepatan berpikir siswa. Adanya pembatasan waktu pada saat proses
berpikir siswa menjadi terbiasa dengan proses pemikiran dan pengambilan
ide dalam waktu yang singkat.
Penelitian terkait dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
telah dilakukan. Hasil penelitian Ibrahim (2010) menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran Think Pair and Share tebukti dapat meningkatkan hasil
belajar mahasiswa. Hasil penelitian Jannah et al. (2013) menunjukkan bahwa
target untuk aktivitas belajar siswa yaitu sebanyak 70% siswa aktif dalam
pembelajaran. Persentase jumlah siswa yang aktif pada siklus II meningkat
mencapai 70,3%. Berdasarkan data tersebut, target aktivitas belajar siswa pada
penelitian ini dapat terpenuhi. Hasil penelitian Nugraha (2013) menunjukkan
bahwa penggunaan metode pembelajaran TPS disertai media Index Card Match
efektif meningkatkan prestasi belajar materi ikatan kimia siswa kelas X SMA
Negeri 2 Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian
Wahyuni (2013) menunjukkan bahwa metode eksperimen dengan strategi TPS
(Think-Pair-Share) dalam model pembelajaran diskusi berpengaruh positif
15
terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada materi perpindahan panas di kelas
VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
Hasil penelitian tersebut menambah bukti adanya pengaruh positif dari
penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Penelitian dengan
menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai metode
eksperimen ini tidak hanya bertujuan dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau
hanya meningkatkan aktivitas belajar siswa saja, namun dapat meningkatkan
keduanya, yaitu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
2.4 Metode Eksperimen
Menurut Djamarah (2010: 84), metode eksperimen (percobaan) adalah
cara penyajian pelajaran dengan siswa melakukan percobaan, mereka mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Pada metode eksperimen,
kegiatan berfokus pada siswa. Pembelajaran dengan metode eksperimen menuntut
siswa untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, mencoba mencari suatu
hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialami.
Kelebihan metode eksperimen antara lain:
(1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya.
(2) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia (Djamarah, 2010: 84-85).
16
Metode eksperimen dalam penelitian ini dilaksanakan dengan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan diterapkan pada kelas eksperimen,
yaitu kelas VIII B. Percobaan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu
pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung.
Metode eksperimen dilaksanakan secara berkelompok, siswa dibimbing
oleh guru dalam pembentukan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4
siswa. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) pada masing-masing
kelompok. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai langkah kerja
dan data pengamatan di LKS. Guru menfasilitasi dan mendampingi siswa
melakukan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin
cembung. Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan
langkah kerja yang ada di LKS. Guru memeriksa percobaan yang dilakukan siswa
apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada kelompok yang
belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru memberikan bimbingan.
2.5 Tinjauan tentang Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya
Cermin merupakan permukaan optis yang bersifat memantulkan lebih dari
95 persen cahaya yang mengenainya. Cermin memiliki bidang pemantul licin
yang dilapisi bahan mengkilat berupa amalgam (campuran perak dan raksa).
2.5.1 Pemantulan pada Cermin Cekung
Bagian-bagian dari cermin cekung dapat dilihat pada Gambar 2.1.
17
Gambar 2.1 Bagian-Bagian Cermin Cekung
Titik P merupakan titik pusat kelengkungan cermin, titik F merupakan
titik fokus cermin, titik O merupakan titik pusat bidang cermin (vertex), R
merupakan jari-jari kelengkungan, dan f merupakan jarak fokus.
Jika jarak antara titik pusat kelengkungan cermin (P) dan titik pusat bidang
cermin (O) merupakan jari-jari kelengkungan cermin (R), sedangkan jarak antara
titik fokus (F) dan titik pusat bidang cermin (O) merupakan jarak fokus (f), maka
berlaku persamaan:
Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan sinar (konvergen). Ketika
sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cemin cekung, maka
sinar-sinar pantul akan menuju ke satu titik yaitu titik fokus (F), seperti pada
Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Cermin Cekung akan Mengumpulkan Sinar Pantul (Konvergen)
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung yaitu:
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus (F),
dilukiskan seperti pada Gambar 2.3.
18
Gambar 2.3 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama
(2) Sinar datang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama,
dilukiskan seperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Fokus
(3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (P) dipantulkan
kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada
Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Pusat Kelengkungan
Kita dapat menggunakan dua sinar istimewa untuk melukiskan
pembentukan bayangan pada cermin cekung. Pembentukan bayangan pada cermin
cekung dapat dilihat pada Gambar 2.6.
19
Gambar 2.6 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan
menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis:
Keterangan : f = jarak fokus
s’ = jarak bayangan
s = jarak benda
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi
(jarak) bayangan dan tinggi (jarak) bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan
dengan:
|
|
Keterangan : M = perbesaran bayangan
h’ = tinggi bayangan
h = tinggi benda
Cermin cekung dimanfaatkan untuk:
(1) Sebagai pemantul pada lampu sorot mobil.
20
(2) Digunakan pada pengumpul sinar matahari dari pembangkit listrik tenaga
surya (PLTS).
(3) Sebagai pemantul pada lampu senter.
2.5.2 Pemantulan pada Cermin Cembung
Bagian-bagian dari cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Bagian-Bagian Cermin Cembung
Pada cermin cembung, titik pusat kelengkungan P dan titik fokus cermin F
terletak di bagian belakang cermin. Oleh karena itu, jari-jari kelengkungan R dan
jarak fokus cermin f bertanda negatif, bersifat maya.
Cermin cembung memiliki sifat menyebarkan sinar (divergen). Ketika
sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cermin cembung, maka
sinar-sinar pantul akan menyebar, seperti pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Cermin Cembung akan Menyebarkan Sinar Pantul (Divergen)
Sinar istimewa pada cermin cembung ada tiga, yaitu:
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus (F),
dilukiskan seperti pada Gambar 2.9.
21
Gambar 2.9 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama
(2) Sinar datang menuju ke titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama,
dilukiskan seperti pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Fokus
(3) Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan (P) dipantulkan kembali
seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada
Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Pusat Kelengkungan
Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat dilihat pada Gambar
2.12.
22
Gambar 2.12 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan
menghasilkan jarak fokus (f). Persamaannya adalah sebagai berikut:
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi
(jarak) bayangan dan tinggi (jarak) bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan
dengan:
|
|
Cermin cembung dimanfaatkan pada: (1) kaca spion mobil, (2) kaca spion
motor, dan (3) kaca yang ditempatkan pada persimpangan jalan.
Penurunan Rumus untuk Cermin Cekung dan Cermin Cembung
Dalam menggambarkan lintasan sinar, serta menentukan hubungan antara
jarak benda, jarak bayangan, jari-jari kelengkungan, dan jarak fokus cermin pada
peristiwa pembentukan bayangan sering digunakan anggapan bahwa sinar-sinar
yang terlibat adalah sinar paraksial. Sinar paraksial adalah sinar yang berada
sangat dekat dengan sumbu utama cermin, sejajar dengan sumbu utama dengan
23
jarak sangat kecil atau berpotongan dengan sumbu utama dengan sudut yang
sangat kecil.
Gambar 2.13 Geometri untuk Menghitung Jarak Bayangan s’ dari Jarak s dan
Jari-jari Kelengkungan r
Jarak bayangan dari verteks (puncak) cermin V ke P’ dapat dihubungkan
dengan jarak obyek dari verteks V ke titik P dan jari-jari kelengkungan cermin
dengan memakai geometri elementer. Gambar 2.13 menunjukkan sebuah sinar
dari sebuah titik obyek P yang memantul pada cermin dan melalui titik bayangan
P’. Titik C adalah pusat kelengkungan cermin. Sinar-sinar yang datang dan yang
dipantulkan membentuk sudut-sudut yang sama dengan garis radial CA, yang
tegak lurus permukaan cermin. Misalkan s adalah jarak objek, s’ adalah jarak
bayangan, dan r adalah jari-jari kelengkungan cermin. Sudut adalah sudut luar
segitiga PAC sehingga sama dengan .
Demikian juga dari segitiga PAP’
Dengan menghilangkan dari persamaan-persamaan tersebut, maka
24
atau
Dengan memakai pendekatan , ,dan ,
Penurunan rumus ini didasarkan pada anggapan bahwa sudut-sudut yang
dibuat oleh sinar-sinar datang dan sinar-sinar yang dipantulkan dengan sumbu-
sumbu tersebut adalah kecil. Hal ini sama dengan anggapan bahwa sinar-sinar
tersebut paraksial.
Saat jarak obyek adalah lebih besar dibandingkan jari-jari kelengkungan
cermin, maka suku 1/s pada persamaan
menjadi lebih kecil dari 2/r dan
dapat diabaikan. Untuk s = ∞, jarak bayangan adalah
. Jarak ini disebut
panjang fokus f dari cermin tersebut.
Dengan menggunakan panjang fokus f, persamaan cermin tersebut adalah
Gambar 2.14 Geometri untuk Menentukan Pembesaran Cermin Cekung
Gambar 2.14 menunjukkan bahwa bayangan tersebut dibalik dan tidak
sama ukuran dengan obyeknya. Perbandingan antara ukuran bayangan terhadap
25
ukuran obyek didefinisikan sebagai perbesaran lateral dari bayangan tersebut.
Pada Gambar 2.14 kita menggambar sinar pusat dari puncak obyek ke pusat
cermin sinar ini membentuk sudut dengan sumbu utama. Sinar yang dipantulkan
ke puncak bayangan membentuk sudut yang sama besarnya dengan sumbu utama.
Sebuah perbandingan dari segitiga yang dibentuk oleh sinar datang, sumbu utama,
dan obyek dengan segitiga yang dibentuk oleh sinar yang dipantulkan, sumbu
utama, dan bayangannya menunjukkan bahwa perbesaran lateral y’/y sama dengan
perbandingan dari jarak-jarak s’/s.
Perbesaran bayangan lateral dirumuskan:
Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin
Penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cekung dan cembung
seperti pada Gambar 2.15.
cermin cekung cermin cembung
Gambar 2.15 Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Cekung dan
Cembung
2.6 Kerangka Berpikir
Pelajaran IPA fisika adalah pelajaran yang menarik untuk dipelajari karena
membahas kehidupan di sekitar kita. Namun IPA fisika bisa menjadi pelajaran
yang sulit dan membosankan jika guru menggunakan cara pengajaran yang
26
kurang menarik dan kurang bervariasi. Setelah melakukan pengamatan dan
wawancara dengan guru mata pelajaran IPA fisika kelas VIII di MTs. Nahdlatul
Muslimin, diketahui bahwa guru mata pelajaran IPA fisika sering menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab dalam proses pembelajarannya. Metode ini
memiliki kelemahan antara lain proses pembelajaran didominasi oleh guru
(teacher centered), ini menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik, daya
tangkap siswa terhadap materi pelajaran fisika tergolong kurang sehingga hasil
belajar fisika tergolong rendah, komunikasi antara guru dan siswa maupun
antarsiswa minim, sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran tergolong
kurang. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran yang menciptakan
suasana belajar lebih efektif dan menyenangkan.
Dalam penelitian ini model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dilaksanakan dengan metode eksperimen. Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen memiliki langkah-langkah pembelajaran yang menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung. Dalam model pembelajaran ini, siswa
merupakan pusat dalam pembelajaran, siswa diarahkan untuk dapat membangun
pengetahuannya baik secara individu maupun berkelompok. Jadi guru hanya
bersifat sebagai fasilitator saja. Peran guru dalam model pembelajaran TPS adalah
menfasilitasi dan mendampingi siswa untuk melakukan percobaan pemantulan
cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung. Guru mengarahkan siswa untuk
mencari jawaban dari pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa (LKS),
kemudian membimbing siswa berpasangan 2 orang (masih berada dalam satu
kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing, lalu meminta dua
27
pasangan (masih berada dalam satu kelompok) bergabung untuk berdiskusi, dan
masing-masing kelompok diminta maju mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Penelitian terkait model pembelajaran Think Pair Share (TPS) telah
dilakukan oleh beberapa peneliti, terbukti bahwa TPS dapat meningkatkan hasil
belajar ranah kognitif siswa, prestasi siswa serta aktivitas belajar siswa. Penelitian
dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Berdasarkan argumen tersebut, dapat diketahui bahwa dengan
diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai metode
eksperimen maka pembelajaran akan lebih dinamis, siswa diarahkan untuk dapat
membangun pengetahuannya baik secara individu maupun berkelompok,
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat, siswa dapat melatih
kecepatan berpikir siswa, dengan demikian hasil belajar fisika dan aktivitas
belajar siswa dapat lebih optimal. Skema alur berpikir penelitian dapat dilihat
pada Gambar 2.16.
28
Gambar 2.16 Skema Alur Berpikir
2.7 Hipotesis Penelitian
(1) Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
(2) Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Meningkatkan partisipasi siswa
untuk mengungkapkan pendapat
Siswa diarahkan untuk
dapat membangun
pengetahuannya baik
secara individu maupun
secara berkelompok
Hasil belajar dan aktivitas
siswa meningkat
1. Proses pembelajaran kurang menarik
2. Hasil belajar fisika tergolong rendah
3. Komunikasi antara guru dan siswa
maupun antarsiswa minim
4. Partisipasi siswa dalam
pembelajaran tergolong kurang
Penerapan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) dengan
metode eksperimen
Fakta
1. Guru sering menggunakan
metode ceramah dan
tanya jawab
2. Pembelajaran didominasi
oleh guru (teacher
centered)
Melatih
kecepatan
berpikir siswa.
29
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs.
Nahdlatul Muslimin tahun pelajaran 2013/2014 yang meliputi kelas VIII A, VIII
B, VIII C, VIIID, VIII E, dan VIII F.
3.1.2 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode simple
random sampling. Sampel dipilih secara acak dua kelas dan didapat kelas VIII B
sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol. Pengambilan
sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa siswa mendapatkan materi
berdasarkan kurikulum yang sama, siswa duduk pada kelas yang sama, siswa
diampu oleh guru yang sama dan dalam pembagian kelas tidak ada kelas
unggulan. Setelah sampel diperoleh, maka dilakukan uji normalitas, uji kesamaan
dua varians, dan uji dua pihak menggunakan nilai rapor semerter gasal IPA, ini
dilakukan untuk mengetahui apakah sampel memiliki kondisi awal yang sama.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu:
(1) Variabel Bebas (Independent)
30
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran.
(2) Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas
siswa.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental design dengan
pretest-posttest control group design. Desain penelitian tersebut dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Sampel Kelas Kodisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir
VIII D Eksperimen O1 X O2
VIII B Kontrol O3 Y O4
(Arikunto, 2010: 125)
Keterangan:
O1 = Pre-test pada kelas eksperimen
O2 = Post-test pada kelas eksperimen
O3 = Pre-test pada kelas kontrol
O4 = Post-test pada kelas kontrol
X = Model Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen
Y = Metode ceramah dan tanya jawab
Pada awal proses pembelajaran, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi
pre-test dengan soal yang telah diujicobakan pada kelas uji coba. Untuk kelas uji
31
coba dipilih satu kelas selain kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas IX
D. Saat petemuan terakhir, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi post-test
sebagai evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, dan sebagainya (Arikunto, 2009: 274). Data-
data yang yang diperlukan adalah daftar nama siswa kelas VIII A, VIII B, dan IX
D, serta nilai rapor semester gasal IPA siswa kelas VIII A dan VIII B MTs.
Nahdlatul Muslimin tahun ajaran 2013/2014.
3.4.2 Metode Tes
Tes tertulis terdiri dari pre-test dan post-test dengan bentuk soal pilihan
ganda sebanyak 20 soal. Pre-test diberikan pada awal proses pembelajaran dan
post-test diberikan sebagai evaluasi saat pertemuan terakhir. Metode tes ini
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
memperoleh perlakuan.
3.4.3 Metode Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas
belajar siswa secara langsung ketika proses pembelajaran berlangsung. Lembar
observasi yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk rating scale (skala
bertingkat) yaitu sebuah pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan
tingkat-tingkat penskoran dengan skala penskoran sesuai dengan kriteria yang
32
telah ditetapkan. Observasi dilakukan oleh dua observer yaitu peneliti dan satu
rekan.
3.5 Prosedur Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.
(1) Menentukan populasi penelitian yaitu siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul
Muslimin tahun ajaran 2013/2014.
(2) Mengambil secara acak 2 sampel penelitian yaitu kelas VIII B untuk kelas
eksperimen dan kelas VIII A untuk kelas kontrol. Kemudian menentukan
kelas uji coba di luar sampel penelitian, yaitu kelas IX D.
(3) Mengambil data nilai rapor semester gasal IPA siswa kelas VIII A dan VIII B
sebagai data awal.
(4) Menganalisis data poin (3) dengan melakukan uji normalitas, uji kesamaan
dua varians, dan uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak).
(5) Menyusun kisi-kisi instrumen tes.
(6) Menyusun instrumen tes berdasarkan kisi-kisi yang ada.
(7) Mengujicobakan instrumen tes pada kelas uji coba yaitu IX D yang nantinya
setelah dianalisis digunakan sebagai pre-test dan post-test pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
(8) Menganalisis hasil instrumen tes pada kelas uji coba untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda, kemudian
menentukan item-item soal yang tergolong sebagai instrumen yang baik.
33
(9) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Think Pair Share dengan
metode eksperimen untuk diterapkan di kelas eksperimen (kelas VIII B).
(10) Memberikan pre-test pada siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(11) Menerapkan pelaksanaan pembelajaran Think Pair Share dengan metode
eksperimen di kelas eksperimen. Observasi aktivitas belajar siswa
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah
pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Siswa mendapat pertanyaan dari guru mengenai sifat-sifat bayangan yang
terbentuk pada cermin dandan dan kaca spion mobil. Masing-masing siswa
memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut (Tahap Think).
b. Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok maju
mengambil LKS, alat dan bahan percobaan. Siswa melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai langkah kerja dan data pengamatan di LKS.
c. Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan
langkah kerja yang ada di LKS.
d. Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru. Jika masih ada
kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru
memberikan bimbingan.
e. Setelah memperoleh data pengamatan, masing-masing siswa mengerjakan
pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS secara individu di buku tugas
masing-masing (Tahap Think).
34
f. Siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu
kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing (Tahap
Pair).
g. Dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk
berdiskusi dengan satu kelompoknya.
h. Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
(Tahap Share).
i. Guru menanggapi hasil presentasi siswa dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
j. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
(12) Memberikan post-test pada siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(13) Menganalisis data akhir berupa hasil tes dan hasil observasi.
(14) Menyusun hasil penelitian.
Skema alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
35
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian
Analisis Data Akhir
Hasil Penelitian
Kelas Kontrol
Analisis Data Awal
Kelas Uji Coba
Sampel
Kelas Eksperimen
Pre-test
Populasi
Model Pembelajaran Think
Pair Share (TPS) dengan
Metode Eksperimen
Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
Instrumen Tes
Nilai Rapor
Semester Gasal
IPA
Uji Coba Soal
Observasi
Pre-test
Analisis
Instrumen Tes
Hasil Observasi
Post-test Post-test
Observasi
Hasil Observasi
36
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Instrumen
Sebelum tes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, instrumen
diujicobakan dahulu pada kelas uji coba yaitu kelas IX D, kemudian dianalisis
untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Pada
analisis data digunakan pengkodean, siswa kelas eksperimen diberi kode E-XX
dan kelas kontrol diberi kode K-XX. Sedangkan kelas uji coba diberi kode UC-
XX.
3.6.1.1 Uji Validitas
Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam
mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.
Untuk mengetahui validitas suatu soal digunakan rumus koefisien korelasi
product moment:
( )( )
√* ( ) + * ( ) +
(Arikunto, 2010: 213)
Dengan:
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
X = skor item soal tertentu
Y = skor total
N = jumlah siswa uji coba
Hasil dibandingkan dengan tabel product moment dengan taraf signifikasi
5%. Jika harga , maka korelasi tersebut tidak signifikan sehingga soal
37
tidak valid. Jika harga , maka korelasi tersebut signifikan sehingga
soal valid.
3.6.1.2 Uji Reliabiltas
Analisis reliabilitas mengkaji keajegan (stability) atau ketetapan hasil tes
manakala tes tersebut diujikan kepada siswa yang sama lebih dari satu kali.
Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen adalah rumus Rulon:
(Arikunto, 2010: 228)
Dengan:
= reliabilitas instrumen
= varians (varians difference)
= varians total
= skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir
Untuk menghitung varians digunakan rumus:
∑
(∑ )
Keterangan:
= varians (varians difference)
= jumlah responden
Untuk menghitung varians total digunakan rumus:
Keterangan:
= varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil)
38
= varians belahan kedua (varian skor butir-butir genap)
Dengan:
∑
(∑ )
Hasil dibandingkan dengan tabel . Jika harga
, maka instrumen tersebut tidak reliabel. Jika harga
, maka instrumen tersebut reliabel.
3.6.1.3 Tingkat Kesukaran
Taraf kesukaran butir soal diperlukan untuk mengetahui soal tersebut
mudah atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar (Arikunto, 2009: 207). Untuk menghitung tingkat kesukaran soal,
dapat menggunakan rumus:
(Arifin, 2012: 148)
Hasil tingkat kesukaran tersebut kemudian ditafsirkan secara kualitatif
menggunakan kriteria tingkat kesukaran soal pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Interval P Kriteria
0,00 ≤ P ≤ 0,30 soal sukar
0,31 ≤ P ≤ 0,70 soal cukup (sedang)
0, 71 ≤ P ≤ 1,00 soal mudah
39
3.6.1.4 Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Untuk mencari daya pembeda soal digunakan rumus:
(Arifin, 2012: 146)
Keterangan:
= daya pembeda
= rata-rata kelompok atas
= rata-rata kelompok bawah
= skor maksimum
Hasil DP tersebut kemudian ditafsirkan secara kualitatif menggunakan
kriteria daya pembeda soal pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal
Interval DP Kriteria
DP ≥ 0,40 Sangat Baik
0,3 ≥ DP ≤ 0,39 Baik
0,20 ≥ DP ≤ 0,29 Cukup
DP ≤ 0,19 Jelek
Instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 butir soal
diujicobakan pada kelas uji coba, yaitu kelas IX D, kemudian dianalisis validitas,
reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya, lalu diperoleh 20 butir soal
yang tergolong sebagai instrumen yang baik. Soal tes ini memiliki perbandingan
C1 : C2 : C3 : C4 = 10% : 35% : 35% : 20%. Untuk memenuhi distribusi soal tes
40
yang normal maka soal nomor 4 (nomor baru) yang tergolong kategori C4 diubah
menjadi soal kategori C1, sehingga soal tes memiliki perbandingan C1 : C2 : C3 :
C4 = 15% : 35% : 35% : 25%. Keterangan selengkapnya disajikan dalam
Lampiran 5.
3.6.2 Analisis Data Awal
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dari penelitian dan dari
hasil analisis ditarik kesimpulan. Analisis dalam penelitian ini dibagi dalam dua
tahap, yaitu tahap awal yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel
memiliki kondisi awal yang sama dan tahap akhir, yang merupakan tahap analisis
data untuk menguji hipotesis penelitian.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan
dalam mengolah data, apakah menggunakan statistik parametrik atau non
parametrik. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, maka analisis lebih
lanjut digunakan statistik parametrik, dalam hal ini adalah t-test.
Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh yaitu nilai rapor
IPA fisika semester gasal, dapat digunakan uji chi-kuadrat. Hipotesis yang
digunakan dalam uji normalitas sebagai berikut.
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Langkah-langkah uji normalitas sebagai berikut.
(1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
(2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
41
(3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
(4) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas.
(5) Menghitung nilai dari setiap batas kelas dengan rumus:
Z adalah simpangan baku untuk kurve normal standar, adalah simpangan
baku dan adalah rata-rata sampel. (Sudjana, 2005: 138)
(6) Mengubah harga menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan
tabel .
(7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus:
∑( )
Dengan:
= chi-Kuadrat
= frekuensi pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
(8) Membandingkan harga dengan tabel
, dengan taraf signifikan 5%
dengan dk (derajat kebebasan) = banyaknya kelas dikurangi satu.
(9) Menarik kesimpulan, jika
, maka sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal (Sudjana, 2005:273).
Hasil perhitungan uji normalitas nilai rapor IPA fisika semester gasal kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.4.
42
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Rapor IPA Fisika
Kelas Dk hitung
tabel Kriteria
Eksperimen 5 3,6675 11,1 Normal
Kontrol 5 3,6779 11,1 Normal
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 12 dan Lampiran 13.
Berdasarkan Tabel 3.4 pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
diperoleh hitung <
tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai rapor dari
kedua kelas tersebut berdistribusi normal.
3.6.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua
sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut.
(varians homogen).
(varians tidak homogen).
Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus:
. (Sudjana, 2005: 250)
Untuk mencari varians digunakan rumus:
∑( )
Keterangan:
= varians sampel
= data ke-i
= rata-rata
43
= jumlah sampel
dikonsultasikan dengan dengan dengan
pembilang=banyaknya data terbesar dikurangi satu dan penyebut=banyaknya
data yang terkecil dikurangi satu. Jika maka diterima. Artinya
kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama (homogen).
Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians nilai rapor IPA fisika semester
gasal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Rapor IPA Fisika
Data Kriteria
Nilai rapor IPA fisika kelas
eksperimen dan kelas kontrol 1,11 1,64 Homogen
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 14.
Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima. Artinya
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama (homogen).
3.6.2.3 Uji Dua Pihak
Uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak) pada analisis data awal
digunakan untuk mengetahui bahwa sampel mempunyai kemampuan awal yang
sama.
Hipotesis yang digunakan sebagai berikut.
, artinya kemampuan awal siswa sama.
, artinya kemampuan awal siswa tidak sama
44
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
√
( )
( )
(Sudjana, 2005: 239)
Dengan:
= rata-rata nilai siswa pada kelas eksperimen
= rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol
= jumlah siswa pada kelas eksperimen
= jumlah siswa pada kelas kontrol
= simpangan baku
= simpangan baku kelas eksperimen
= simpangan baku kelas kontrol
= varians gabungan
Dengan kriteria pengujian: diterima jika
dengan derajat kebebasan ( ) dan taraf signifikan dan
ditolak untuk harga lainnya.
Perhitungan uji dua pihak nilai rapor IPA fisika antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol diperoleh thitung = 0,11 dan ttabel = 1,98667. Karena -ttabel < thitung <
ttabel, maka H0 diterima. Artinya bahwa kedua kelompok tersebut memiliki
kemampuan awal yang sama. Perhitungan uji kesamaan dua varians selengkapnya
disajikan dalam Lampiran 15.
45
3.6.3 Analisis Data Akhir
Data yang diperoleh dari hasil tes dan hasil observasi kemudian dianalisis
untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
3.6.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan rumus:
∑( )
Dengan:
= chi-Kuadrat
= frekuensi pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
Hasil dikonsultasikan dengan tabel
dengan taraf signifikan
5%, dengan dk (derajat kebebasan) = banyaknya kelas dikurangi satu. Jika
, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(Sudjana, 2005:273).
3.6.3.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
(varians homogen).
(varians tidak homogen).
Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus:
. (Sudjana, 2005: 250)
46
Rumus untuk mencari varians:
∑( )
Keterangan:
= varians sampel
= data ke-i
= rata-rata
= jumlah sampel
dikonsultasikan dengan dengan dengan
pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi satu dan penyebut =
banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika maka
diterima. Artinya bahwa kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama
(homogen).
3.6.3.3 Uji Gain
Uji Gain bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Savinainen dan Scott mengemukakan rumus Gain rata-rata ternormalisasi,
yaitu:
(Wiyanto, 2008: 86)
Dengan:
= skor rata-rata post-test dalam persen
= skor rata-rata pre-test dalam persen
47
Melalui uji Gain ini, dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa.
Besarnya peningkatan hasil belajar siswa dikategorikan seperti pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kategori Peningkatan Hasil Belajar
Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah
3.6.3.4 Analisis Aktivitas Belajar
Analisis aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi yang digunakan berbentuk rating scale (skala
bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang
menunjukkan tingkat-tingkat penskoran dengan skala penskoran sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Lembar observasi ini digunakan untuk menilai dan
mengetahui segala aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran, baik dalam
kelompok maupun secara individu ketika proses pembelajaran. Observasi
dilakukan oleh 2 observer.
Analisis lembar observasi menggunakan analisis persentase. Untuk
analisis persentase digunakan rumus distribusi persentase:
(Ali, 1987: 97)
Keterangan:
P = persentase
S = skor total
N = jumlah skor maksimal
48
Hasil persentase tersebut kemudian ditafsirkan dengan kualitatif
menggunakan klasifikasi aktivitas belajar pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa
P Kriteria
Baik
Cukup baik
Kurang baik
< 40% Tidak baik
49
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dengan Metode Eksperimen
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) memiliki tiga tahapan,
meliputi tahap berpikir (Think), berpasangan (Pair), dan berbagi (Share).
Pertemuan ke-1 siswa mengerjakan pre-test yang diberikan oleh guru.
Pertemuan ke-2 siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga
sinar istimewa pada cermin cekung, proses pembentukan bayangan pada cermin
cekung dan sifat-sifat bayangan pada cemin cekung.
Pertemuan ke-3 model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan
metode eksperimen diterapkan. Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan
guru, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok
maju mengambil lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cekung
(LKS I), alat dan bahan percobaan. Siswa dalam setiap kelompok melakukan
percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS I. Percobaan yang
dilakukan siswa diperiksa oleh guru, sebagian besar kelompok dapat
melaksanakan percobaan dengan benar, namun ada beberapa yang masih
mengalami kesulitan, kemudian guru memberikan bimbingan. Setelah siswa
memperoleh data pengamatan, tahap berpikir (Think) dilaksanakan. Guru
50
memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk memikirkan
jawaban pertanyaan dan kesimpulan mengenai sifat-sifat bayangan pada cermin
cekung, serta hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus yang
ada di LKS I secara individu, jawaban pertanyaan dan kesimpulan dikerjakan
pada buku tugas masing-masing siswa, guru memberikan batas waktu
mengerjakan 3 menit. Masing-masing siswa tampak mengerjakan dengan
sungguh-sungguh tanpa bertanya kepada siswa yang lain.
Tahap kedua yaitu berpasangan (Pair). Pada tahap ini siswa berpasangan
(2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing mengenai jawaban dari pertanyaan
dan kesimpulan yang ada di LKS I, sehingga diperoleh jawaban yang mereka
anggap paling benar, guru memberikan batas waktu 2 menit. Kemudian dua
pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi
dengan satu kelompoknya (waktu 2 menit).
Tahap ketiga yaitu berbagi (Share). Setelah masing-masing kelompok
saling berdiskusi, setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Ketika salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang
lain terlihat mendengarkan dengan tenang dan beberapa kelompok memberikan
pendapat/masukan tentang jawaban dari kelompok yang maju.
Pertemuan ke-4 siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga
sinar istimewa pada cermin cekung, proses pembentukan bayangan pada cermin
cekung dan sifat-sifat bayangan pada cemin cembung.
51
Pertemuan ke-5 model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan
metode eksperimen diterapkan. Siswa melaksanakan percobaan pemantulan
cahaya pada cermin cembung. Lembar kerja siswa yang digunakan adalah lembar
kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cembung (LKS II). Siswa dalam
setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di
LKS II. Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru, sebagian besar
kelompok masih mengalami kesulitan, kebanyakan kelompok bingung dalam
menentukan jarak benda dan jarak bayangan, ada pula yang menggunakan cermin
cembung terlebih dahulu, kemudian guru memberikan bimbingan kepada
kelompok-kelompok tersebut. Setelah siswa memperoleh data pengamatan, tahap
berpikir (Think) dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan kepada masing-
masing siswa untuk memikirkan jawaban pertanyaan dan kesimpulan mengenai
sifat-sifat bayangan pada cermin cembung dan jarak fokus cermin cembung yang
ada di LKS II secara individu, jawaban pertanyaan dan kesimpulan dikerjakan di
buku tugas masing-masing siswa, waktu mengerjakan 3 menit.
Tahap kedua yaitu berpasangan (Pair). Pada tahap ini siswa berpasangan
(2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing mengenai jawaban dari pertanyaan
dan kesimpulan yang ada di LKS II, sehingga diperoleh jawaban yang mereka
anggap paling benar, guru memberikan batas waktu 2 menit. Kemudian dua
pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi
dengan satu kelompoknya (waktu 2 menit).
52
Tahap ketiga yaitu berbagi (Share). Setelah masing-masing kelompok
saling berdiskusi, setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Ketika salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, beberapa
kelompok terlihat mendengarkan dengan tenang, namun tampak ada beberapa
kelompok lain yang masih gaduh membahas hasil diskusi kelompoknya. Beberapa
siswa antusias bertanya mengapa harus menggunakan lensa cembung pada
percobaan cermin cembung, kemudian guru menjelaskannya.
Pertemuan ke-6 siswa mengerjakan post-test yang diberikan oleh guru.
Observasi aktivitas melakukan percobaan dilaksanakan pada pertemuan
ke-3. Aktivitas menyimpulkan percobaan diobservasi pada pertemuan ke-3 dan
ke-5. Aktivitas mengajukan pertanyaan diobservasi pada pertemuan ke-2 sampai
ke-5. Aktivitas mendengarkan presentasi dan mengemukakan pendapat
diobservasi pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Aktivitas mengerjakan tes diobservasi
pada pertemuan ke-1 dan ke-6. Aktivitas mencatat materi diobservasi pada
pertemuan ke-5.
4.1.2 Analisis Data Akhir
4.1.2.1 Uji Normalitas
Hasil perhitungan uji normalitas hasil pre-test dan post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pre-test dan Post-test
Kelas Tes Dk
hitung
tabel Kriteria
Eksperimen Pre-test 5 8,32 11,1 Normal
Post-test 5 1,62 11,1 Normal
Kontrol Pre-test 5 9,07 11,1 Normal
Post-test 5 7,21 11,1 Normal
53
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 27, Lampiran 28, Lampiran
33, dan Lampiran 34.
Berdasarkan Tabel 4.1 hasil pre-test pada kelas eksperimen maupun pada
kelas kontrol diperoleh
hitung <
tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai
pre-test dari kedua kelas tersebut berdistribusi normal.
Berdasarkan Tabel 4.1 hasil post-test pada kelas eksperimen maupun pada
kelas kontrol diperoleh
hitung <
tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai
post-test dari kedua kelas tersebut berdistribusi normal.
4.1.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians hasil pre-test dan post-test
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Pre-test dan Post-test
Data Kriteria
Hasil Pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol 1,11 1,66 Homogen
Hasil Post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol 1,12 1,66 Homogen
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 29 dan Lampiran 35.
Berdasarkan Tabel 4.2 hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol diperoleh Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima. Artinya baik pada pre-
test maupun pada post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians
yang sama (homogen).
54
4.1.2.3 Uji Gain
Hasil perhitungan uji gain hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Gain Nilai Pre-test dan Post-test
Kelas Rata-rata
Pre-test
Rata-rata
Post-test Kriteria
Eksperimen 41,14 82,50 0,703 Tinggi
Kontrol 38,75 75,23 0,596 Sedang
Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 36.
Berdasarkan Tabel 4.3 nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen
diperoleh = 0,703, peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen
dikategorikan “tinggi”. Sedangkan kelas kontrol diperoleh = 0,596,
peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol dikategorikan “sedang”. Hal ini
membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4.1.2.4 Analisis Aktivitas Belajar
Kelompok aktivitas yang diteliti adalah pada:
(1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengajukan pertanyaan, mengemukakan
pendapat.
(2) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan presentasi hasil diskusi
kelompok.
(3) Kegiatan-kegiatan menulis: menyimpulkan hasil percobaan, mencatat materi
yang disampaikan oleh guru, mengerjakan tes.
(4) Kegiatan kegiatan metrik: melakukan percobaan.
55
Hasil analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada beberapa aspek yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Analisis aktivitas belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
Aspek penilaian Persentase analisis aktivitas belajar siswa (%)
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Melakukan percobaan 82 39
Menyimpulkan hasil percobaan 84 73
Mengajukan pertanyaan 35 29
Mendengarkan presentasi dan
mengemukakan pendapat 82 72
Mengerjakan tes 100 99
Mencatat materi 76 78
Persentase analisis keseluruhan 76,52 64,3
Grafik analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada beberapa aspek yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Berdasarkan Tabel 4.4 persentase analisis aktivitas belajar secara
keseluruhan siswa kelas eksperimen diperoleh 76,52%, aktivitas belajar siswa
0%
20%
40%
60%
80%
100%82% 84%
35%
82%
100%
76%
39%
73%
29%
72%
99%
78%
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
56
kelas eksperimen tergolong “baik”. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh
64,3%, aktivitas belajar siswa kelas kontrol tergolong “cukup baik”. Artinya
penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Analisis aktivitas belajar
selengkapnya disajikan dalam Lampiran 38 dan Lampiran 39.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa diketahui melalui uji gain. Berdasarkan
Tabel 4.3 nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen diperoleh = 0,703,
peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dikategorikan “tinggi”.
Sedangkan kelas kontrol diperoleh = 0,596, peningkatan hasil belajar siswa
kelas kontrol dikategorikan “sedang”. Hal ini membuktikan bahwa penerapan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
membuat setiap pasangan dan kelompok bekerja sama secara aktif dan
bertanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan dan
kelompoknya. Adanya kerja sama antara anggota pasangan dan kelompok untuk
saling bertukar pendapat menyebabkan daya ingat siswa lebih kuat, sehingga
kemampuan dalam memahami materi pelajaran dan hasil belajar yang dicapai
juga meningkat. Hasil penelitian Septriana & Handoyo (2006) menunjukkan
bahwa penerapan pembelajaran kooperatif TPS dapat meningkatkan prestasi
belajar ranah kognitif. Adanya tahap Thinking tersebut dapat menggalakkan
57
kegiatan berpikir siswa. TPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dan
meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat oleh siswa. Sebab siswa
saling belajar satu sama lain dan berupaya bertukar ide dengan pasangannya
sebelum mengemukakan idenya ke kelompok yang lebih besar.
4.2.2 Aktivitas Belajar Siswa
4.2.2.1 Aspek Melakukan percobaan
Aspek penilaian melakukan percobaan pada kelas eksperimen diamati oleh
observer pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Observer ada dua yaitu guru dan rekan
guru. Siswa dibagi menjadi 12 kelompok, 6 kelompok siswa diamati oleh guru
dan 6 kelompok lainnya diamati oleh rekan guru. Namun pada pertemuan ke-5,
guru mengalami kendala sehingga aspek penilaian melakukan percobaan diambil
dari observasi pada pertemuan ke-3 saja. Kendala lain terjadi pada pertemuan ke-
5, waktu pelaksanaan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung dalam
RPP adalah 20 menit, namun pada pelaksanaannya melebihi waktu yg ditentukan
yaitu 30 menit.
Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek melakukan percobaan kelas
eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Penerapan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen di kelas ekpserimen membuat
seluruh siswa berpartisipasi dalam melakukan percobaan. Think Pair Share (TPS)
membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran fisika, siswa dapat
mengamati secara langsung bagaimana proses pemantulan cahaya pada cermin
cekung dan cermin cembung terjadi, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam
melakukan percobaan dan menjawab pertanyaan dan kesimpulan yang ada di
58
LKS. Hasil penelitian Winayah et al. (2013) menunjukkan bahwa peningkatan
aktivitas belajar siswa melakukan percobaan dengan penerapan TPS sebesar
78,2%. Penerapan TPS membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran
dengan memikirkan permasalahan, belajar kelompok, melakukan percobaan yang
dapat membuat siswa membuktikan sendiri teori yang ada sehingga siswa lebih
bersemangat mengikuti pembelajaran dan mereka dapat memahami konsep
dengan mudah serta siswa lebih aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
untuk menyimpulkan.
4.2.2.2 Aspek Menyimpulkan Hasil Percobaan
Aspek penilaian menyimpulkan hasil percobaan pada kelas eksperimen
dinilai dari kesimpulan pada LKS I dan LKS II yang siswa kerjakan, tepatnya
pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Observasi dilakukan oleh guru.
Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek menyimpulkan hasil percobaan
kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen membuat siswa mendapat
pengetahuan melalui pengalaman yang dialami sendiri yaitu berupa percobaan,
sehingga siswa lebih mudah menangkap apa yang dibahas oleh guru. Hasil
penelitian Winayah et al. (2013) menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas
belajar siswa menyimpulkan hasil percobaan dengan penerapan TPS sebesar
85,89%. Penerapan TPS membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran
dengan memikirkan permasalahan, belajar kelompok, melakukan percobaan yang
dapat membuat siswa membuktikan sendiri teori yang ada sehingga siswa lebih
bersemangat mengikuti pembelajaran dan mereka dapat memahami konsep
59
dengan mudah serta siswa lebih aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
untuk menyimpulkan.
4.2.2.3 Aspek Mengajukan Pertanyaan
Aspek penilaian mengajukan pertanyaan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol diamati oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung, tepatnya
pada pertemuan ke-2 sampai ke-5. Observasi dilakukan oleh guru.
Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek mengajukan pertanyaan kelas
eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Penerapan TPS mendorong siswa
untuk berpikir secara individu dan mempertimbangkan gagasan jawabannya
secara matang dengan pasangannya maupun kelompoknya, jadi tidak hanya satu
siswa saja yang memahami materi pelajaran, sehingga siswa lebih aktif bertanya
dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian Sabil (2014) menunjukkan bahwa
model pembelajaran TPS dapat meningkatkan aktivitas bertanya pada mahasiswa,
karena saat tahap Think semua mahasiswa sudah memikirkan jawaban, sehingga
aktivitas mahasiswa dalam mengungkapkan pertanyaan menjadi meningkat.
4.2.2.4 Aspek Mendengarkan Presentasi dan Mengemukakan Pendapat
Aspek penilaian mendengarkan presentasi dan mengemukakan pendapat di
kelas eksperimen diamati oleh observer ketika tahap Share pada pertemuan ke-3
dan ke-5. Observer ada dua yaitu guru dan rekan guru.
Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek mendengarkan presentasi dan
mengemukakan pendapat kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen membuat siswa menjadi respek pada temannya yang lain, kemampuan
60
siswa dalam mengungkapkan jawaban secara verbal menjadi berkembang, siswa
lebih bisa bertanggung jawab atas jawaban yang telah dikemukakan dan dapat
menghargai pendapat orang lain. Siswa diarahkan untuk berdiskusi dalam mencari
jawaban dari pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS secara individu,
berpasangan maupun berkelompok, sehingga kesempatan siswa dalam
mengeluarkan pendapat menjadi lebih banyak. Hasil penelitian Sabil (2014)
menunjukkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat
meningkatkan aktivitas mendengarkan dan mengemukakan pendapat, karena pada
tahap diskusi berupa Pair telah menjadikan mahasiswa saling membantu satu
sama lain, menghargai pendapat temannya, berani mengeluarkan pendapat,
menjelaskan dan mempertahankan pendapat.
4.2.2.5 Aspek Mengerjakan Tes
Aspek penilaian mengerjakan tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dinilai dari banyaknya soal pre-test dan post-test yang siswa kerjakan. Observer
ada dua yaitu guru dan rekan guru.
Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek mengerjakan tes kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak jauh berbeda. Artinya baik siswa pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol, mereka menyadari tanggung jawab yang mereka miliki
terhadap apa yang mereka kerjakan. Hasil penelitian Parlina (2010) menunjukkan
bahwa Think Pair Share dapat membuat siswa memiliki dua tanggung jawab,
yaitu tanggung jawab pribadi atau individu berupa hasil tes dan tanggung jawab
bersama yaitu untuk tugas dengan pasangannya.
61
4.2.2.6 Aspek Mencatat Materi
Penilaian aspek mencatat materi dilaksanakan setelah guru bersama siswa
membahas pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cembung, serta siswa
telah melaksanakan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan
cembung disertai penerapan Think Pair Share (TPS). Penilaian aspek ini diambil
ketika pertemuan ke-5 selesai, buku catatan siswa dikumpulkan dan hari
berikutnya dikembalikan kepada masing-masing siswa. Observer ada dua yaitu
guru dan rekan guru. Guru menyimpulkan materi yang telah dibahas lalu
memberikan contoh soal di whiteboard, kemudian guru menuliskan 1 soal untuk
dikerjakan siswa, salah satu siswa maju mengerjakan soal tersebut, sebagian besar
siswa mencatat semua yang dituliskan oleh guru, baik itu materi, contoh soal,
maupun soal dan jawaban yang dikerjakan oleh temannya yang maju. Namun ada
beberapa siswa yang hanya menulis apa yang mereka anggap penting seperti
rumus dan contoh soal saja. Aspek penilaian mencatat materi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dinilai dari tulisan catatan siswa tentang materi yang
telah dibahas oleh guru.
Berdasarkan Tabel 4.4 persentase aspek mencatat materi kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak berbeda jauh, kelas eksperimen 76% dan kelas kontrol
78%. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen siswa difokuskan untuk aktif pada kegiatan eksperimen, berdiskusi,
dan presentasi. Pembelajaran ini menyebabkan siswa lebih tertarik untuk
melakukan percobaan, menyimpulkan hasil percobaan, mendengarkan presentasi
dan mengungkapkan pendapat dibandingkan pada kegiatan mencatat materi, hal
62
ini dapat dilihat dari perolehan persentase tiap aspek aktivitas belajar pada Tabel
4.4.
Berdasarkan Tabel 4.4 analisis aktivitas belajar secara keseluruhan siswa
pada kelas eksperimen diperoleh persentase sebesar 76,52%, aktivitas belajar
siswa kelas eksperimen tergolong “baik”. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh
64,3%, aktivitas belajar siswa kelas kontrol tergolong “cukup baik”. Artinya
penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pembelajaran TPS
dengan metode eksperimen melatih siswa untuk bekerja sama dalam
melaksanakan percobaan, berdiskusi dengan pasangan maupun kelompok, dan
presentasi di depan kelas sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan serta siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Hasil
penelitian Indriasih (2014) menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran dengan metode Think Pair and Share mengalami peningkatan.
Model pembelajaran TPS menjadikan siswa lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran dan berdiskusi. Siswa merasakan iklim belajar yang lebih
menyenangkan sehingga interaksi antara siswa dengan guru maupun antarsiswa
menjadi meningkat.
Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa. Adanya kerja
sama dalam model pembelajaran TPS dengan metode eksperimen membuat siswa
saling bertukar pendapat. Hal ini menyebabkan daya ingat siswa lebih kuat,
63
sehingga kemampuan dalam memahami materi pelajaran meningkat dan hasil
belajar yang dicapai juga meningkat.
Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode
eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Model pembelajaran TPS
dengan metode eksperimen melatih siswa untuk bekerja sama kelompok dalam
melaksanakan percobaan, berdiskusi dengan pasangan maupun kelompok, dan
presentasi di depan kelas sehingga siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan
sebagai berikut.
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin.
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin.
Aktivitas belajar yang dapat dikembangkan dengan model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) disertai metode eksperimen adalah melakukan percobaan,
menyimpulkan hasil percobaan, mengajukan pertanyaan, mendengarkan
presentasi dan mengemukakan pendapat serta mengerjakan tes.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini, maka disampaikan saran sebagai berikut.
Sebelum siswa melaksanakan percobaan pemantulan cahaya pada cermin
cembung, bahaslah perbedaan antara cermin cembung dan lensa cembung,
sehingga siswa tidak bingung membedakan antara cermin cembung dan lensa
cembung serta penelitian dapat berjalan lancar.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
-----. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, B. S. & A. Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, A. Rachman. 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa
melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Pair and Share pada Mata
Kuliah Kimia Dasar 1. Forum MIPA, 13(2):77-81.
Indriasih, Aini. 2014. Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair and Share
sebagai Inovasi Pengajaran IPS di SD. Universitas Terbuka UPBJJ-UT
Semarang, 40(1):72-85.
Jannah, Rikhinati, A. N. C. Saputro, & S. Yamtinah. 2013. Penerapan Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Disertai Buku Saku untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia pada Materi Minyak
Bumi Kelas X SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2(4):19-23.
Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika 2 untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas
VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang kelas. Jakarta: Grasindo.
-----. 2008. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-
Ruang kelas. Jakarta: Grasindo.
66
Nugraha, D. A., E. Susanti VH, & M. Masykuri. 2013. Efektivitas Metode
Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) yang Dilengkapi Media
Kartu Berpasangan (Index Card Match) Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Materi Ikatan Kimia Kelas X Semester Gasal SMA 2 N Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2(4):174-
181.
Parlina, Ririn. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-
Share (TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Materi
Akutansi Siswa Kelas X Jurusan Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas
Kabupaten Klaten. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Rifa’i, Achmad & Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press.
Sabil, Husni. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think-Pair-Share pada Materi Penampang dan Jaring-Jaring
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas
Jambi. Edumatica, 4(1):23-29.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.
Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Septriana, N. & B. Handoyo. 2006. Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam
Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi.
Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(1):47-50.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: UU RI.
Unesco. 2012. EFA Global Monitoring Report. Tersedia di http://www.unesco.org
[diakses 28-10-2013]
Wahyuni & R. Hasanah. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Dengan
strategi TPS (Think Pair Share) dalam Model Pembelajaran Diskusi
Terhadap Hasil belajar Siswa Pada Materi Perpindahan Panas Di Kelas VII
67
SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika,
2(3):89-94.
Winayah, I. R., Sudarti, & Nuriman. 2013. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan Metode Praktikum dalam
Pembelajaran IPA Fisika Kelas VIII B SMPN 7 Jember Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pembelajaran Fisika, 1(4).
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi
Laboratorium. Semarang: UNNES Press.
68
LAMPIRAN
69
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA (IX D)
MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN
No Nama
No Nama
1 Ahmad Kusaeri
22 Mohammad Zaenal A.
2 Ahmad Syamsudin
23 Mustofiyah
3 Ana Khoirunnisa'
24 Naela Uliyatun Nisa'
4 Anif Kholida
25 Ngatemin Efendi
5 Anisatul Zumaroh
26 Nidaul Khoiriyah
6 Ardianto
27 Niko Prayogo
7 Dian Permata K.
28 Nofia Mar'atus S.
8 Dina Maria Ulfa
29 Noor Faizah
9 Dyah Putri Ayla
30 Nur arifai
10 Fernanda Dwiky S.
31 Nurul Wachidah
11 Haris Fuad
32 Purwati
12 Indah Puspita Sari
33 Siti Zaro'ah
13 Joko Heri Yono
34 Tukoco Eka Septiani
14 Joko Suprayitno
35 Syafa'ul Mu'ayanah
15 Khoirul Huda
36 Ulfatun Nafisah
16 Lia Aulia
37 Umi Haifah
17 Lidya Aninda
38 Veriyanto
18 Lina Rahmawati
39 Wanda Febriyanti
19 Meylisa F.
40 Yulia Niswatul K.
20 Miftahur rohmah
41 Ida Royani
21 Muh. Ahbabil Labib
42 Anis Nadlirotul F.
69
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA
Satuan Pendidikan : MTs
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Materi Pokok : Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung dan Cembung
Jumlah Soal : 40 soal
Alokasi Waktu : 80 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa
No. Indikator Pencapian Kompetensi Aspek Penilaian
C1 C2 C3 C4
1 Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat
bayangan pada cermin cekung.
2, 3 1, 4, 6, 9, 19, 21 7
2 Menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, 5 10, 11, 12, 13, 8, 14
Lam
piran
2
70
70
71
dan jarak fokus. 17, 18
3 Menentukan perbesaran bayangan. 16, 20 15
4 Menyebutkan manfaat cermin cekung dalam kehidupan
sehari-hari.
22
5 Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat
bayangan pada cermin cembung.
24 23, 25, 26, 27,
28, 29, 35, 37
30, 31, 32, 36,
38, 39
33, 34
6 Menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan
sehari-hari.
40
Jumlah Soal 6 14 14 6
Keterangan :
C1 : pengetahuan atau ingatan
C2 : pemahaman
C3 : aplikasi
C4 : analisis
72
Lampiran 3
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Materi Pokok : Pemantulan Cermin Cekung dan Cembung
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 80 menit
Petunjuk Umum:
1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia
2. Tulis nama, kelas dan nomor absen pada kolom yang tersedia
3. Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal
4. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
Petunjuk Khusus:
Pilihlah satu jawaban yang kamu anggap paling benar dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada lembar jawab.
1. Berikut ini adalah pernyataan untuk cermin cekung:
1. Mempunyai titik api maya
2. Disebut juga cermin konvergen
3. Mempunyai titik api nyata
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 1, 2, dan 3
2. Berkas cahaya yang dipantulkan oleh cermin cekung bersifat .... sinar.
a. Menyebarkan
b. Mengumpulkan
c. Membiaskan
d. Meneruskan
3. Manakah yang bukan sifat sinar istimewa pada cermin cekung?
a. Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik
pusat kelengkungan
b. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
73
c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik
pusat kelengkungan
d. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
4. Berikut ini adalah sinar-sinar istimewa pada cermin cekung.
(I)
(II)
(III)
(IV)
Lukisan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung yang benar, kecuali ....
a. I b. II c. III d. IV
5. Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak fokus (f)
pada cermin cekung dituliskan dengan persamaan matematis sebagai
berikut ....
a.
b.
c.
d.
6.
Sifat bayangan yang sesuai
dengan gambar disamping
adalah ....
a. Nyata, terbalik, dan diperbesar
b. Nyata, terbalik, dan diperkecil
c. Maya, tegak, dan diperbesar
d. Maya, tegak, dan diperkecil
74
7.
Agar didapat bayangan maya diperbesar, benda harus diletakkan terhadap
cermin cekung di ....
a. Titik F
b. Antara O dan F
c. Titik O
d. Antara F dan C
8. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung sejauh 12 cm. Cermin
cekung tersebut mempunyai jarak fokus 10 cm. Letak dan sifat bayangan
yang dibentuk cermin cekung adalah ....
a. 5,45 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik
b. 5,45 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak
c. 60 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik
d. 60 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak
9. Cermin cekung akan menghasilkan bayangan maya, jika benda diletakkan
....
a. Pada titik fokus cermin
b. Pada titik pusat kelengkungan cermin
c. Antara titik pusat kelengkungan dan titik fokus cermin
d. Antara titik fokus dan titik pusat bidang cermin
10. Sebuah cermin cekung memiliki jari-jari kelengkungan sebesar 0,8 m.
Jarak fokus cermin adalah ....
a. 20 cm
b. 40 cm
c. 80 cm
d. 160 cm
11. Sebuah pensil diletakkan tegak lurus pada sumbu utama cermin cekung
yang jarak fokusnya 2 cm. Jika jarak pensil terhadap cermin 3 cm, berapa
jarak bayangannya?
a. 6 cm
b.
cm
c.
cm
d.
cm
75
12. Suatu benda berada pada jarak
cm di depan sebuah cermin cekung dan
membentuk bayangan maya sejauh 20 cm dari cermin tersebut. Berapa
jari-jari kelengkungan cermin?
a.
cm
b.
cm
c. 5 cm
d. 10 cm
13. Sebuah bayangan terbentuk pada jarak 12 cm di depan cermin cekung
yang memiliki jari-jari kelengkungan 16 cm. Jarak benda tersebut adalah
....
a. 48cm
b. cm
c.
cm
d.
cm
14. Perhatikan gambar benda di depan cermin cekung berikut!
Letak bayangan yang
terbentuk adalah ....
a. 6 cm, di belakang cermin
b. 6 cm, di depan cermin
c. 30 cm, di belakang cermin
d. 30 cm, di depan cermin
15. Sebuah benda diletakkan pada jarak 12 cm di depan cermin lengkung
sehingga bayangan yang terbentuk bersifat maya dan 3 kali diperbesar.
Berapakah jarak fokus cermin dan apa jenis cerminnya?
a. 9 cm, cermin cekung
b. 9 cm, cermin cembung
c. 18 cm, cermin cekung
d. 18 cm, cermin cembung
76
16. Bayangan nyata yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung tiga kali lebih
besar dari bendanya. Bila benda diletakkan pada jarak 10 cm dari cermin,
maka jarak bayangannya adalah ....
a. 20 cm
b. 30 cm
c. 40 cm
d. 50 cm
17. Sebuah paku yang terletak tegak 20 cm di depan sebuah cermin cekung
membentuk bayangan yang jaraknya 60 cm di depan cermin. Jarak fokus
cermin tersebut adalah ....
a.
cm
b.
cm
c. 15 cm
d. 30 cm
18. Jika benda AB diletakkan di depan cermin cekung dan diketahui jarak AO
= 24 cm, sedangkan PO = 36 cm, maka bayangan AB berada sejauh ....
a. 72 cm
b.
cm
c.
cm
d.
cm
19.
Sinar istimewa yang sesuai untuk gambar disamping adalah ....
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik pusat
kelengkungan
c. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
d. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik
fokus
77
20. Sebuah cermin cekung memiliki jari-jari kelengkungan 8 cm dan
membentuk bayangan nyata pada jarak 12 cm. Perbesaran bayangan yang
terjadi sebesar ....
a.
kali
b.
kali
c. 2 kali
d. 3 kali
21. Pada lampu senter, bola lampu kecil diletakkan di titik fokus cermin
cekung. Hal ini dimaksudkan agar sinar-sinar pantul dapat ....
a. Berkumpul di satu titik
b. Sejajar menyorot ke tempat yang jauh
c. Menyebar ke segala arah
d. Membentuk bayangan nyata, diperkecil
22. Berikut adalah manfaat cermin cekung, kecuali ....
a. Digunakan untuk spion mobil
b. Digunakan pada lampu sorot mobil
c. Digunakan pada senter
d. Digunakan pada PLTS
23. Berikut pernyataan yang benar mengenai cermin cembung, kecuali ....
a. Titik fokusnya bernilai negatif
b. Untuk benda yang berada didepan cermin maka bayangan yang
terbentuk maya, tegak dan diperkecil
c. Memiliki jari-jari kelengkungan cermin yang berharga positif
d. Digunakan sebagai kaca spion mobil
24. Sinar datang menuju titik fokus cermin cembung akan ....
a. Dipantulkan ke arah semula
b. Dipantulkan sejajar sumbu utama cermin
c. Dipantulkan seolah-olah dari titik pusat bidang cermin
d. Dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan cermin
25. Jalannya sinar istimewa pada cermin cembung dibawah ini yang benar,
kecuali ....
78
a.
b.
c.
d.
26. Di bawah ini adalah beberapa pernyataan untuk cermin cembung.
(1) Memiliki jarak fokus negatif
(2) Bersifat divergen
(3) Untuk benda nyata selalu terbentuk bayangan maya
Pernyataan yang benar adalah ....
a. (1)
b. (1) dan (2)
c. (2) dan (3)
d. (1), (2), dan (3)
27.
Sinar istimewa yang sesuai
untuk gambar disamping
adalah ....
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik
fokus
b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
c. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
d. Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah
dari titik pusat kelengkungan
28. Bayangan nyata dapat terbentuk dari pemantulan sinar pada cermin
cekung, jika sinar-sinar pantulnya ....
1. Merupakan berkas mengumpul
2. Langsung berpotongan
79
3. Bersifat divergen
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 1, 2, dan 3
29. Bayangan maya yang diperkecil akan diperoleh jika benda berada ....
a. Di muka cermin datar
b. Diantara titik fokus dan titik pusat bidang cermin cekung
c. Di muka cermin cembung
d. Pada titik fokus cermin cekung
30. Sebuah benda terletak pada jarak 10 cm di depan sebuah cermin cembung
yang memiliki jarak fokus sebesar 15 cm. Bayangan yang dihasilkan
terletak pada jarak ....
a. 6 cm di depan cermin
b. 6 cm di belakang cermin
c. 30 cm di depan cermin
d. 30 cm di belakang cermin
31. Benda diletakkan 15 cm di depan cermin cembung. Jika diketahui jari-jari
kelengkungan cermin adalah 60 cm, maka jarak bayangannya adalah ....
a.
cm
b.
cm
c. 10 cm
d. 12 cm
32. Sebuah benda yang tingginya 8 cm diletakkan di depan cermin cembung
dengan jarak 10 cm. Jika bayangan yang dihasilkan mempunyai tinggi 4
cm, maka jarak bayangan benda adalah ....
a.
cm
b.
cm
c. 5 cm
d. 20 cm
33. Perhatikan gambar benda (B) di depan cermin berikut!
80
Letak bayangan benda yang terbentuk adalah ....
a.
cm, di belakang cermin
b.
cm, di depan cermin
c. 24 cm, di belakang cermin
d. 24 cm, di depan cermin
34. Suatu benda diletakkan 30 cm di depan cermin cembung yang memiliki
jarak fokus 10 cm. Letak dan sifat bayangan yang dibentuk cermin
tersebut adalah ....
a. 7
cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak
b. 7
cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik
c. 15 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak
d. 15 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik
35.
Sifat bayangan yang sesuai
dengan gambar disamping
adalah ....
a. Maya, tegak, dan diperbesar
b. Maya, tegak, dan diperkecil
c. Nyata, terbalik, dan diperbesar
d. Nyata, terbalik, dan diperkecil
36. Gambar berikut menunjukkan pembentukan bayangan jika benda
diletakkan 20 cm di depan cermin cembung.
Jika benda kemudian digeser sejauh 10 cm dari posisi semula menjauhi
cermin, maka jarak bayangannya adalah ….
81
a.
cm
b.
cm
c.
cm
d. 20 cm
37.
Dari gambar disamping,
bayangan terbentuk dari ....
a. Perpotongan perpanjangan dua sinar datang
b. Perpotongan perpanjangan dua sinar pantul
c. Perpotongan dua sinar datang
d. Perpotongan dua sinar pantul
38. Sebuah cermin cembung diletakkan di tikungan jalan. Ketika terdapat
benda yang jaraknya 2 m dari cermin, bayangan yang terbentuk 1/16 kali
tinggi benda. Jarak fokus cermin tersebut adalah ....
a.
m
b.
m
c.
m
d.
m
39. Sebuah benda diletakkan pada jarak 4 cm di depan cermin cembung.
Jika cermin tersebut memiliki jarak fokus sebesar 5 cm, maka bayangan
yang di hasilkan berjarak ....
a. 2
cm di depan cermin
b. 2
cm di belakang cermin
c. 20 cm di depan cermin
d. 20 cm di belakang cermin
40. Cermin yang digunakan sebagai kaca yang ditempatkan di persimpangan
jalan adalah ....
a. Cermin cembung
b. Cermin cekung
c. Cermin datar
d. Cermin cekung datar
82
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN
SOAL UJI COBA
1) C
2) B
3) A
4) D
5) A
6) B
7) B
8) C
9) D
10) B
11) A
12) D
13) B
14) C
15) A
16) B
17) D
18) A
19) A
20) C
21) B
22) A
23) C
24) B
25) D
26) D
27) A
28) B
29) C
30) B
31) C
32) C
33) A
34) A
35) B
36) D
37) B
38) C
39) B
40) A
Nilai yang diperoleh adalah:
Nilai =
83
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 UC-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 UC-15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
3 UC-40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
4 UC-23 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
5 UC-26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
6 UC-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
7 UC-32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
8 UC-07 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
9 UC-11 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
10 UC-29 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
11 UC-37 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
12 UC-44 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
13 UC-02 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
14 UC-06 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
15 UC-13 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
16 UC-17 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
17 UC-22 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
18 UC-30 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
19 UC-33 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
20 UC-39 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
21 UC-05 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
22 UC-21 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1
23 UC-24 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
24 UC-25 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
25 UC-42 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
26 UC-14 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
27 UC-20 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
28 UC-03 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
29 UC-41 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
ANALISIS HASIL SOAL UJI COBA
Nomor Soal Nomor SoalNo Kode
Lam
piran
5a
83
84
30 UC-45 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1
31 UC-10 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
32 UC-19 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
33 UC-01 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
34 UC-09 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
35 UC-34 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
36 UC-38 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
37 UC-08 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
38 UC-18 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
39 UC-27 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0
40 UC-35 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1
41 UC-36 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1
42 UC-12 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0
∑X 25 33 25 18 42 17 16 36 25 41 30 42 38 15 1 34
V1 5,161565
V2 4,99093
Vt 10,15249
Vd 5,930272 Kriteria = Reliabel
r11 0,41588
r xy 0,553418 0,231589 0,236621 0,337496 #DIV/0! 0,326575 0,446708 0,362083 0,400886 0,220363 0,012749 #DIV/0! 0,438172 0,486789 0,421837 0,479108
r tabel 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304
Kriteria Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid #DIV/0! Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid #DIV/0! Valid Valid Valid Valid
BA 17 18 13 11 21 10 11 20 17 21 17 21 21 13 1 20
BB 8 15 12 7 21 7 5 16 8 20 13 21 17 2 0 14
DP 0,818182 0,272727 0,090909 0,363636 0 0,272727 0,545455 0,363636 0,818182 0,090909 0,363636 0 0,363636 1 0,090909 0,545455
kriteria Sangat Baik Cukup Jelek Baik Jelek Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik Jelek Baik Jelek Baik Sangat Baik Jelek Sangat Baik
TK 0,595238 0,785714 0,595238 0,428571 1 0,404762 0,380952 0,857143 0,595238 0,97619 0,714286 1 0,904762 0,357143 0,02381 0,809524
kriteria Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sukar Mudah
Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai
α = 5% dan n = 42, maka r tabel = 0.304, r hitung > r tabel, maka soal tesnya reliabel
Kriteria = Reliabel
keterangan
TK
Reliab
ilitasD
aya Bed
a (DP
)V
aliditas
84
85
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1
0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1
0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1
0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0
Nomor Soal Nomor Soal Skor Butir ganjil Butir genap
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑Y A B
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 35 18 324 17
0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 33 17 289 16
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 32 16 256 16
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 30 16 256 14
0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 29 15 225 14
0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 27 14 196 13
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 27 14 196 13
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 26 13 169 13
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 26 12 144 14
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 26 12 144 14
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 26 12 144 14
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 26 12 144 14
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 25 12 144 13
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 25 12 144 13
0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 25 13 169 12
0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 25 14 196 11
0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 25 13 169 12
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 25 14 196 11
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 25 11 121 14
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 25 13 169 12
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 24 11 121 13
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 24 12 144 12
0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 24 13 169 11
0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 24 12 144 12
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 24 11 121 13
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 11 121 12
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 22 12 144 10
0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 22 10 100 12
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 21 11 121 10
Ke
lom
po
k B
aw
ah
Ket ∑A2
Ke
lom
po
k A
tas
Nomor Soal
85
86
0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1
0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1
0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
1 34 2 31 40 36 13 28 22 37 18 9 24 13 39 3 18
0,421837 0,479108 0,468759 0,486843 0,045073 0,362083 0,313522 -0,175112 0,042282 0,30529 0,2443938 -0,007018 0,37241 0,313522 -0,100631 0,570243 0,418961
0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
1 20 2 19 20 20 10 14 12 20 10 4 14 8 19 3 12
0 14 0 12 20 16 3 14 10 17 8 5 10 5 20 0 6
0,090909 0,545455 0,181818 0,636364 0 0,363636 0,636364 0 0,181818 0,272727 0,1818182 -0,090909 0,363636 0,272727 -0,090909 0,272727 0,545455
Jelek Sangat Baik Jelek Sangat Baik Jelek Baik Sangat Baik Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek Baik Cukup Jelek Cukup Sangat Baik
0,02381 0,809524 0,047619 0,738095 0,952381 0,857143 0,309524 0,666667 0,52381 0,880952 0,4285714 0,214286 0,571429 0,309524 0,928571 0,071429 0,428571
Sukar Mudah Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang
Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai
Kriteria = ReliabelKriteria = Reliabel
0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 21 10 100 11
0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 21 10 100 11
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 21 9 81 12
0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 21 10 100 11
0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 20 8 64 12
0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 20 10 100 10
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 19 10 100 9
0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 19 11 121 8
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 19 11 121 8
0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 18 10 100 8
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 18 9 81 9
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 17 8 64 9
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 16 9 81 7
3 18 38 39 15 39 17 32 1 13 36 1001 501 6193 500
0,570243 0,418961 0,320454 0,346618 0,282458 0,190081 0,138843 0,247902 -0,107033 0,176486 0,329167
0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid
3 12 21 21 11 21 9 18 0 7 20
0 6 17 18 4 18 8 14 1 6 16
0,272727 0,545455 0,363636 0,272727 0,636364 0,272727 0,090909 0,363636 -0,090909 0,090909 0,363636
Cukup Sangat Baik Baik Cukup Sangat Baik Cukup Jelek Baik Jelek Jelek Baik
0,071429 0,428571 0,904762 0,928571 0,357143 0,928571 0,404762 0,761905 0,02381 0,309524 0,857143
Sukar Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai
Kelo
mp
ok B
awah
Kriteria = Reliabel
86
87
Skor Butir ganjil Butir genap
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑Y A B
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 35 18 324 17
0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 33 17 289 16
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 32 16 256 16
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 30 16 256 14
0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 29 15 225 14
0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 27 14 196 13
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 27 14 196 13
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 26 13 169 13
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 26 12 144 14
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 26 12 144 14
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 26 12 144 14
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 26 12 144 14
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 25 12 144 13
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 25 12 144 13
0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 25 13 169 12
0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 25 14 196 11
0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 25 13 169 12
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 25 14 196 11
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 25 11 121 14
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 25 13 169 12
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 24 11 121 13
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 24 12 144 12
0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 24 13 169 11
0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 24 12 144 12
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 24 11 121 13
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 11 121 12
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 22 12 144 10
0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 22 10 100 12
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 21 11 121 10
Ke
lom
po
k B
aw
ah
Ket ∑A2
Ke
lom
po
k A
tas
Nomor Soal Butir genap skor belahan skor belahan
B awal akhir
17 289 306 19 16 3 9
16 256 272 18 15 3 9
16 256 256 18 14 4 16
14 196 224 16 14 2 4
14 196 210 18 11 7 49
13 169 182 18 9 9 81
13 169 182 17 10 7 49
13 169 169 14 12 2 4
14 196 168 14 12 2 4
14 196 168 14 12 2 4
14 196 168 14 12 2 4
14 196 168 12 14 -2 4
13 169 156 14 11 3 9
13 169 156 14 11 3 9
12 144 156 13 12 1 1
11 121 154 14 11 3 9
12 144 156 14 11 3 9
11 121 154 14 11 3 9
14 196 154 12 13 -1 1
12 144 156 14 11 3 9
13 169 143 12 12 0 0
12 144 144 12 12 0 0
11 121 143 13 11 2 4
12 144 144 14 10 4 16
13 169 143 13 11 2 4
12 144 132 12 11 1 1
10 100 120 13 9 4 16
12 144 120 14 8 6 36
10 100 110 12 9 3 9
d2dAB∑B2
87
88
0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1
0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1
0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
1 34 2 31 40 36 13 28 22 37 18 9 24 13 39 3 18
0,421837 0,479108 0,468759 0,486843 0,045073 0,362083 0,313522 -0,175112 0,042282 0,30529 0,2443938 -0,007018 0,37241 0,313522 -0,100631 0,570243 0,418961
0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
1 20 2 19 20 20 10 14 12 20 10 4 14 8 19 3 12
0 14 0 12 20 16 3 14 10 17 8 5 10 5 20 0 6
0,090909 0,545455 0,181818 0,636364 0 0,363636 0,636364 0 0,181818 0,272727 0,1818182 -0,090909 0,363636 0,272727 -0,090909 0,272727 0,545455
Jelek Sangat Baik Jelek Sangat Baik Jelek Baik Sangat Baik Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek Baik Cukup Jelek Cukup Sangat Baik
0,02381 0,809524 0,047619 0,738095 0,952381 0,857143 0,309524 0,666667 0,52381 0,880952 0,4285714 0,214286 0,571429 0,309524 0,928571 0,071429 0,428571
Sukar Mudah Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang
Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai
Kriteria = ReliabelKriteria = Reliabel
11 121 110 12 9 3 9
11 121 110 12 9 3 9
12 144 108 9 12 -3 9
11 121 110 11 10 1 1
12 144 96 10 10 0 0
10 100 100 9 11 -2 4
9 81 90 9 10 -1 1
8 64 88 10 9 1 1
8 64 88 10 9 1 1
8 64 80 9 9 0 0
9 81 81 11 7 4 16
9 81 72 11 6 5 25
7 49 63 8 8 0 0
500 6162 6110 93 455
88
89
Lampiran 5b
RINGKASAN ANALISIS HASIL SOAL UJI COBA
No.
Soal Validitas Reliabelitas Daya Beda
Tingkat
Kesukaran Keterangan
No.
Baru
1 Valid
Reliabel
Sangat Baik Sedang Dipakai 1
2 Tidak Valid Cukup Mudah Dibuang -
3 Tidak Valid Jelek Sedang Dibuang -
4 Valid Baik Sedang Dipakai 2
5 Tidak Valid Jelek Mudah Dibuang -
6 Valid Cukup Sedang Dipakai 3
7 Valid Sangat Baik Sedang Dipakai 4
8 Valid Baik Mudah Dipakai 5
9 Valid Sangat Baik Sedang Dipakai 6
10 Tidak Valid Jelek Mudah Dibuang -
11 Tidak Valid Baik Mudah Dibuang -
12 Tidak Valid Jelek Mudah Dibuang -
13 Valid Baik Mudah Dipakai 7
14 Valid Sangat Baik Sedang Dipakai 8
15 Valid Jelek Sukar Dibuang -
16 Valid Sangat Baik Mudah Dipakai 9
17 Valid Jelek Sukar Dibuang -
18 Valid Sangat Baik Mudah Dipakai 10
19 Tidak Valid Jelek Mudah Dibuang -
20 Valid Baik Mudah Dipakai 11
21 Valid Sangat Baik Sedang Dipakai 12
22 Tidak Valid Jelek Sedang Dibuang -
23 Tidak Valid Jelek Sedang Dibuang -
24 Valid Cukup Mudah Dipakai 13
25 Tidak Valid Jelek Sedang Dibuang -
26 Tidak Valid Jelek Sukar Dibuang -
27 Valid Baik Sedang Dipakai 14
28 Valid Cukup Sedang Dipakai 15
29 Tidak Valid Jelek Mudah Dibuang -
30 Valid Cukup Sukar Dipakai 16
31 Valid Sangat Baik Sedang Dipakai 17
32 Valid Baik Mudah Dipakai 18
33 Valid Cukup Mudah Dipakai 19
90
34 Tidak Valid
Sangat Baik Sedang Dibuang -
35 Tidak Valid Cukup Mudah Dibuang -
36 Tidak Valid Jelek Sedang Dibuang -
37 Tidak Valid Baik Mudah Dibuang -
38 Tidak Valid Jelek Sukar Dibuang -
39 Tidak Valid Jelek Sedang Dibuang -
40 Valid Baik Mudah Dipakai 20
91
KISI-KISI SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
Satuan Pendidikan : MTs
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Materi Pokok : Pemantulan Cermin Cekung dan Cembung
Jumlah Soal : 20 soal
Alokasi Waktu : 40 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa
No. Indikator Pencapian Kompetensi Aspek Penilaian
C1 C2 C3 C4
1 Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat
bayangan pada cermin cekung.
1, 2, 3, 6, 12
2 Menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, 7, 10 5, 8
105
Lam
piran
6
91
92
dan jarak fokus.
3 Menentukan perbesaran bayangan. 9, 11
4 Menyebutkan manfaat cermin cekung dalam kehidupan
sehari-hari.
5 Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat
bayangan pada cermin cembung.
4, 13 14, 15 16, 17, 18 19
6 Menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan
sehari-hari.
20
Jumlah Soal 3 7 7 3
Keterangan :
C1 : pengetahuan atau ingatan
C2 : pemahaman
C3 : aplikasi
C4 : analisis
92
93
Lampiran 7
SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Materi Pokok : Pemantulan Pada Cermin Cekung dan Cembung
Alokasi Waktu : 40 menit
Petunjuk Umum:
1. Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal
2. Tulis nama, kelas dan nomor absen pada kolom yang tersedia
3. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
Petunjuk Khusus:
Pilihlah satu jawaban yang kamu anggap paling benar dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf a, b, c, atau d.
1. Berikut ini adalah pernyataan untuk cermin cekung:
1. Mempunyai titik api maya
2. Disebut juga cermin konvergen
3. Mempunyai titik api nyata
Pernyataan yang benar adalah ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (1), (2), dan (3)
2. Berikut ini adalah sinar-sinar istimewa pada cermin cekung.
(I)
(II)
(III)
(IV)
94
Lukisan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung yang benar, kecuali ....
a. I
b. II
c. III
d. IV
3.
Sifat bayangan yang sesuai
dengan gambar disamping
adalah ....
a. Nyata, terbalik, dan diperbesar
b. Nyata, terbalik, dan diperkecil
c. Maya, tegak, dan diperbesar
d. Maya, tegak, dan diperkecil
4.
Pernyataan berikut ini yang benar adalah....
a. F merupakan jari-jari kelengkungan cermin
b. P merupakan titik pusat kelengkungan cermin
c. O merupakan titik fokus cermin
d. F merupakan titik pusat bidang cermin
5. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung sejauh 12 cm. Cermin
cekung tersebut mempunyai jarak fokus 10 cm. Letak dan sifat bayangan
yang dibentuk cermin cekung adalah ....
a. 5,45 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik
b. 5,45 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak
c. 60 cm di depan cermin, bayangannya bersifat nyata, terbalik
d. 60 cm di belakang cermin, bayangannya bersifat maya, tegak
6. Cermin cekung akan menghasilkan bayangan maya, jika benda diletakkan
....
95
a. Pada titik fokus cermin
b. Pada titik pusat kelengkungan cermin
c. Antara titik pusat kelengkungan dan titik fokus cermin
d. Antara titik fokus dan titik pusat bidang cermin
7. Sebuah bayangan terbentuk pada jarak 12 cm di depan cermin cekung
yang memiliki jari-jari kelengkungan 16 cm. Jarak benda tersebut adalah
....
a. 48cm
b. cm
c.
cm
d.
cm
8. Perhatikan gambar benda di depan cermin cekung berikut!
Letak bayangan yang
terbentuk adalah ....
a. 6 cm, di belakang cermin
b. 6 cm, di depan cermin
c. 30 cm, di belakang cermin
d. 30 cm, di depan cermin
9. Bayangan nyata yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung tiga kali lebih
besar dari bendanya. Bila benda diletakkan pada jarak 10 cm dari cermin,
maka jarak bayangannya adalah ....
a. 20 cm
b. 30 cm
c. 40 cm
d. 50 cm
10. Jika benda AB diletakkan di depan cermin cekung dan diketahui jarak AO
= 24 cm, sedangkan PO = 36 cm, maka bayangan AB berada sejauh ....
96
a. 72 cm
b.
cm
c.
cm
d.
cm
11. Sebuah cermin cekung memiliki jari-jari kelengkungan 8 cm dan
membentuk bayangan nyata pada jarak 12 cm. Perbesaran bayangan yang
terjadi sebesar ....
a.
kali
b.
kali
c. 2 kali
d. 3 kali
12. Pada lampu senter, bola lampu kecil diletakkan di titik fokus cermin
cekung. Hal ini dimaksudkan agar sinar-sinar pantul dapat ....
a. Berkumpul di satu titik
b. Sejajar menyorot ke tempat yang jauh
c. Menyebar ke segala arah
d. Membentuk bayangan nyata, diperkecil
13. Sinar datang menuju titik fokus cermin cembung akan ....
a. Dipantulkan ke arah semula
b. Dipantulkan sejajar sumbu utama cermin
c. Dipantulkan seolah-olah dari titik pusat bidang cermin
d. Dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan cermin
14.
Sinar istimewa yang sesuai untuk gambar diatas adalah ....
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik
fokus
b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
c. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
d. Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah
dari titik pusat kelengkungan
97
15. Bayangan nyata dapat terbentuk dari pemantulan sinar pada cermin
cekung, jika sinar-sinar pantulnya ....
1. Merupakan berkas mengumpul
2. Langsung berpotongan
3. Bersifat divergen
Pernyataan yang benar adalah ....
a. 1
b. 1 dan 2
c. 1 dan 3
d. 1, 2, dan 3
16. Sebuah benda terletak pada jarak 10 cm di depan sebuah cermin cembung
yang memiliki jarak fokus sebesar 15 cm. Bayangan yang dihasilkan
terletak pada jarak ....
a. 6 cm di depan cermin
b. 6 cm di belakang cermin
c. 30 cm di depan cermin
d. 30 cm di belakang cermin
17. Benda diletakkan 15 cm di depan cermin cembung. Jika diketahui jari-jari
kelengkungan cermin adalah 60 cm, maka jarak bayangannya adalah ....
a.
cm
b.
cm
c. 10 cm
d. 12 cm
18. Sebuah benda yang tingginya 8 cm diletakkan di depan cermin cembung
dengan jarak 10 cm. Jika bayangan yang dihasilkan mempunyai tinggi 4
cm, maka jarak bayangan benda adalah ....
a.
cm
b.
cm
c. 5 cm
d. 20 cm
19. Perhatikan gambar benda (B) di depan cermin berikut!
Letak bayangan benda yang terbentuk adalah ....
98
a.
cm, di belakang cermin
b.
cm, di depan cermin
c. 24 cm, di belakang cermin
d. 24 cm, di depan cermin
20. Cermin yang digunakan sebagai kaca yang ditempatkan di persimpangan
jalan adalah ....
a. Cermin cembung
b. Cermin cekung
c. Cermin datar
d. Cermin cekung datar
99
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN
SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
1) C
2) D
3) B
4) B
5) C
6) D
7) B
8) C
9) B
10) A
11) C
12) B
13) B
14) A
15) B
16) B
17) C
18) C
19) A
20) A
Nilai yang diperoleh adalah:
Nilai = jumlah jawaban yang benar x 5
100
Lampiran 9
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN (VIII B)
MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN
No Nama
No Nama
1 Abdul Manaf
24 Lina Fitriana
2 Ahmad Fadlurrohman
25 M. Falahudin Mahrus
3 Ahmad Jadidur Rokhim
26 Moh. Atho'illah Habibi
4 Ahmad Miftahul Umam
27 Moh. Misbahul Munir
5 Ahmad Noor Aziz
28 Moh. Taufiqun Nizar
6 Ahmad Ridwan
29 Mohamad Taufiq H.
7 Ahmad Syarifuddin
30 Muh Agus Setiawan
8 Al Fina Zulfa S. T.
31 Muhammad Dimas M.
9 Alwi Sihabudin
32 Muh. Choirul Umam
10 Arif Nur Evendi
33 Muhammad Nafian
11 Budi Santoso
34 Nailul Mukaromah
12 Dinar Noor Af'idati
35 Nandatul Jannah
13 Dwi Maymunah
36 Nilla Asriyani
14 Eko Hendra Syahputra
37 Nilta Isaturrodiyah
15 Fuad Abdul Jalil
38 Noor Lailatur Rohmah
16 Hisyam Hidayatullah
39 Rifka Inti Faqrini
17 Ikhvina Maulida
40 Rini Fatmala
18 Irfana Ta'alluqi
41 Salsabila
19 Ismatu Ulya
42 Sa'yun Naimah
20 Kabul Budiono
43 Siti Maryam
21 Lailatus Shofiyah
44 Siti Munawaroh
22 Lia Khofifah
45 Vio Agustian
23 Lilik Rahmawati
46 Winda Noor A. Z.
101
Lampiran 10
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL (VIII A)
MTs. NAHDLATUL MUSLIMIN
No Nama
No Nama
1 Adis Ababa
24 M. Syafi' Zaka
2 Agus Noor Fadhli Fuad
25 Maulida Rahma Amalia
3 Ahmad Alfi Abdus S.
26 Medan Wijaya
4 Ahmad Naili Asrofi Niam
27 Misbakhul Afif Q.
5 Ahmad Zaka Ilyas
28 Moh Safiurrohman
6 Aini Zahrotun Nadliroh
29 Moh Zamroni
7 Alfi Yatim Mainingsih
30 Mohammad Fauzi Aly
8 Alfiatur Rizqiyyah
31 Muhammad Alaika
9 Alvina Safitri
32 Muhammad Alif Afifi
10 Alwi Sihab
33 Muhammad Dhany B.
11 Anang Khoirum Ma'ruf
34 Muhammad Husnul A.
12 Anis Ainul Islamiyah
35 Muthmainnah
13 Annisa Dita Ramadhani
36 Naufal Al Hilal
14 Chusnul Inayah
37 Nofita Sa'adah
15 Dicky Saputra
38 Nurots Tsuroyya
16 Dimas Ulinnuha
39 Putri Submalasari
17 Eko Prasetiyo
40 Riko Prasetyo
18 Faridhatus Salama
41 Riska Yustiani
19 Fikri Alamul Izza
42 Safiul Anam
20 Indi Amalia Putri
43 Wafira Zahro
21 Laela Zahroh
44 Wifda Salama
22 Lutfiah Damayanti
45 Yayuk Fitriani
23 Luthfiyah
46 Zumaesaroh
102
Lampiran 11
NILAI RAPOR IPA FISIKA SEMESTER GASAL
KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
VIII B (EKSPERIMEN)
VIII A (KONTROL)
No Kode Nilai
No Kode Nilai
1 E-01 67
1 K-01 57
2 E-03 66
2 K-02 64
3 E-04 84
3 K-03 78
4 E-05 74
4 K-04 74
5 E-06 77
5 K-05 68
6 E-07 64
6 K-06 82
7 E-08 70
7 K-07 65
8 E-09 55
8 K-08 54
9 E-10 69
9 K-09 72
10 E-11 52
10 K-10 69
11 E-12 59
11 K-11 68
12 E-13 81
12 K-12 64
13 E-14 65
13 K-13 63
14 E-15 47
14 K-14 61
15 E-16 64
15 K-15 55
16 E-17 49
16 K-16 66
17 E-18 84
17 K-17 71
18 E-19 66
18 K-18 77
19 E-20 64
19 K-19 79
20 E-21 81
20 K-20 71
21 E-22 40
21 K-21 57
22 E-23 65
22 K-22 52
23 E-24 59
23 K-23 68
24 E-25 59
24 K-24 49
25 E-26 43
25 K-25 54
26 E-27 55
26 K-26 55
27 E-28 50
27 K-27 77
28 E-29 66
28 K-28 54
29 E-30 57
29 K-29 81
30 E-31 81
30 K-30 62
31 E-32 71
31 K-31 72
32 E-33 47
32 K-32 51
33 E-34 49
33 K-33 74
103
34 E-35 49
34 K-34 51
35 E-36 58
35 K-35 51
36 E-37 55
36 K-36 48
37 E-38 52
37 K-37 41
38 E-39 55
38 K-38 54
39 E-40 52
39 K-39 37
40 E-41 63
40 K-40 71
41 E-42 62
41 K-41 81
42 E-43 83
42 K-42 71
43 E-44 86
43 K-43 61
44 E-45 70
44 K-44 52
45 E-46 81
45 K-45 75
46 E-47 68
46 K-46 44
Nilai tertinggi = 86
Nlai tertinggi = 82
Nilai terendah = 40
Nilai terendah = 37
∑ = 2914
∑ = 2901
n1
= 46
n2
= 46
= 63,34783
= 63,06522
s12 = 147,1652
s22 = 132,4623
s1 = 12,13117
s2 = 11,50923
104
Lampiran 12
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
UJI NORMALITAS
NILAI RAPOR IPA FISIKA KELAS EKSPERIMEN (VIII B)
86,00 7,09
40,00 63,35
4 0,0007
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
46,00 12,13
6 46
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,2044 9,4023 12 0,7177
40,00 48,00 39,50
49,00 57,00 48,50 -1,22 0,3895
-1,97 0,4753 0,0858 3,9481
58,00 66,00 57,50 -0,48 0,1851 0,0447
11,0058 7 1,45800,2393
0,3418
0,2876 13,2306 14
8
67,00 75,00 66,50 0,26 0,1025
1,2391
85,00 93,00 84,50 1,74 0,4594 0,0341 1,5706 1 0,2073
0,1176 5,410776,00 84,00 75,50 1,00
= 3,6675
11,1
93,50 2,49 0,4935
-
k
1i
2
i2 O
i
i
E
E
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0 5 10 15 ' 3,67
' 11,1
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
105
Lampiran 13
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
UJI NORMALITAS
NILAI RAPOR IPA FISIKA KELAS KONTROL (VIII A)
82,00 6,94
37,00 63,07
3 0,5359
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
45,00 11,51
6 46
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,1260 5,7937 7 0,2511
37,00 44,00 36,50
45,00 52,00 44,50 -1,61 0,4466
-2,31 0,4895 0,0429 1,9720
53,00 60,00 52,50 -0,92 0,3207 0,6791
12,4107 11 0,16040,26980,0882
0,1816
0,2325 10,6949 8
100,47
61,00 68,00 60,50 -0,22
11,1
0,0987
77,00 84,00 76,50 1,17 0,3785 0,0903 4,1524 7 1,9528
0,1968 9,054969,00 76,00 68,50
= 3,6779
84,50 1,86 0,4687
-
k
1i
2
i2 O
i
i
E
E
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0 5 10 15 ' 3,68
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
' 11,1
106
Lampiran 14
Hipotesis
Ho :
Ha :
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a ((nb-1),(nk-1))
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = =
Pada a = 10% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 46 - 1 = 45
dk penyebut = nk -1 = 46 - 1 = 45
F (0.05)(45,45) = 1,64
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang homogen.
Standart deviasi (s) 12,1312 11,5092
147,17
132,46
1,11
x 63,35 63,07
Varians (s2) 147,1652 132,4623
Jumlah 2914 2901
n 46 46
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
UJI KESAMAAN DUA VARIANS NILAI RAPOR IPA FISIKA ANTARA
KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
s1
s
s1
s
terkecilVarians
terbesarVarians F
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
0 0,5 1 1,5 2 2,5 ' 1,64
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
' 1,11
107
Lampiran 15
Hipotesis
Ho : =
Ha : ≠
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Terima H0 jika –t(1-1/2α) < thitung < t(1-1/2α)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
1 + 1
+ 2
1 1
46 46
m1 m2
m1 m2
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA (UJI DUA PIHAK)
NILAI RAPOR IPA FISIKA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Sumber variasi Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Jumlah 2914 2901
n 46 46
x 63,35 63,07
s2
147,17 132,46
Standart deviasi (s) 12,13 11,51
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan kemampuan
awal kelas eksperimen dengan kontrol
0,11
+
Pada a = 5% dengan dk = 46 + 46 - 2 = 90 diperoleh t (0.975)(90) = 1,98667
t =63,35 63,07
=
11,82
s =46 147,17 46 132,46
= 11,8246 46
21 n
1
n
1 s
xx t 21
+
-
2nn
1n1n s
21
222
211
-+
-+-
ss
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
-6 -4 -2 0 2 4 6 ' -1,98
' 1,98
Daerah penolakan Ho
' 0,11
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
108
Lampiran 16
DAFTAR PENGELOMPOKAN SISWA
KELAS EKSPERIMEN
KELOMPOK 1
E24
E40
E14
E23
KELOMPOK 4
E21
E11
E46
E32
KELOMPOK 7
E03
E10
E06
E15
KELOMPOK 10
E22
E35
E30
E38
KELOMPOK 2
E19
E36
E41
E34
KELOMPOK 5
E29
E17
E28
E31
KELOMPOK 8
E20
E43
E18
E47
KELOMPOK 11
E27
E16
E12
E08
KELOMPOK 3
E09
E25
E37
E39
KELOMPOK 6
E01
E26
E07
E05
KELOMPOK 9
E42
E13
E45
E44
KELOMPOK 12
E04
E33
109
Lampiran 17
DAFTAR PENGELOMPOKAN SISWA
KELAS KONTROL
KELOMPOK 1
K12
K09
K21
K25
KELOMPOK 2
K07
K13
K14
K23
KELOMPOK 3
K18
K41
K44
K46
KELOMPOK 4
K06
K08
K43
K45
KELOMPOK 5
K20
K22
K37
K38
KELOMPOK 6
K01
K15
K30
K03
KELOMPOK 7
K24
K02
K19
K32
KELOMPOK 8
K04
K27
K29
K35
KELOMPOK 9
K05
K26
K28
K40
KELOMPOK 10
K10
K17
K36
K31
KELOMPOK 11
K11
K16
K33
K39
E34
110
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTs. Nahdlatul Muslimin
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Semester : 2
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-
hari
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajar
an
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
6.3
Menyelidik
i sifat-sifat
cahaya dan
hubungann
ya dengan
Cahaya Mendeskripsikan
proses
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada
Melakukan tanya
jawab dengan guru
mengenai tiga sinar
istimewa pada
cermin cekung
Tes tulis
Tes pilihan
ganda
Berkas cahaya yang
dipantulkan oleh
cermin cekung bersifat
.... sinar.
a. Menyebarkan
b. Mengumpulkan
6x40’ Buku IPA
Fisika
untuk SMP
Kelas VIII
karangan
Lam
piran
18
110
111
berbagai
bentuk
cermin dan
lensa
cermin cekung.
Menyelidiki
hubungan antara
jarak benda,
jarak bayangan,
dan jarak fokus.
Menentukan
perbesaran
bayangan.
Menyebutkan
manfaat cermin
cekung dalam
kehidupan
sehari-hari.
Mendeskripsikan
proses
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada
Melakukan
percobaan tentang
cermin cekung
Melakukan tanya
jawab dengan guru
mengenai
perbesaran
bayangan pada
cermin cekung
Melakukan tanya
jawab dengan guru
mengenai manfaat
cermin cekung
Melakukan tanya
jawab dengan guru
mengenai tiga sinar
istimewa pada
cermin cembung
Melakukan
Tes tulis
Tes tulis
Tes pilihan
ganda
Tes pilihan
ganda
c. Membiaskan
d. Meneruskan
Sebuah cermin cekung
memiliki jari-jari
kelengkungan sebesar
0,8 m. Jarak fokus
cermin adalah ….
a. 20 cm
b. 40 cm
c. 80 cm
d. 160 cm
Berikut adalah manfaat
cermin cekung, kecuali
....
a. Digunakan untuk
spion mobil
b. Digunakan pada
lampu sorot mobil
Marthen
Kanginan
Buku
Belajar IPA
Membuka
Cakrawala
Alam
Sekitar
untuk Kelas
VIII SMP
karangan
Saeful
Karim
Lembar soal
pre-test,
lembar soal
post-tes,
lembar
kerja siswa
111
112
cermin cembung.
Menyebutkan
manfaat cermin
cembung dalam
kehidupan
sehari-hari.
percobaan tentang
cermin cembung
Melakukan tanya
jawab dengan guru
mengenai manfaat
cermin cembung
Tes tulis
Tes pilihan
ganda
c. Digunakan pada
senter
d. Digunakan pada
PLTS
Cermin yang
digunakan sebagai
kaca yang ditempatkan
di persimpangan jalan
adalah ....
a. cermin cembung
b. cermin cekung
c. cermin datar
d. cermin cekung
datar
(LKS)
Power point
Busur
Alat
percobaan:
cermin
cekung,
bangku
optik, lilin,
layar,
mistar,
korek api
112
113
Lampiran 19a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan 2 & 3
Sekolah : MTs. Nahdlatul Muslimin
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari
B. Kompetensi Dasar
6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk
cermin dan lensa
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin
cekung.
2. Menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus.
3. Menentukan perbesaran bayangan.
4. Menyebutkan manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan tiga
sinar istimewa pada cermin cekung dengan benar.
2. Setelah melakukan tanya jawab, Think Pair Share (TPS) dan eksperimen,
siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan
pada cermin cekung dengan benar.
3. Melalui penerapan Think Pair Share (TPS) dan eksperimen, siswa dapat
114
menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus
dengan benar.
4. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan
pengertian perbesaran bayangan dengan benar.
5. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan
manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Pemantulan cahaya pada cemin cekung
F. Metode Pembelajaran
1. Model : - Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)
2. Metode : - Eksperimen
- Diskusi
- Tanya Jawab
- Presentasi
G. Langkah Kegiatan
Kegiatan belajar-mengajar Alokasi
Waktu
1. PEMBUKAAN
Pendahuluan
Guru memberi salam kepada siswa.
Guru mempresensi siswa.
Guru menyiapkan psikologis siswa dengan menanyakan
keadaan belajar siswa di rumah.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Motivasi dan apersepsi
1) Jenis cermin apa yang digunakan pada cermin dandan?
2) Apakah yang dimaksud dengan bayangan nyata dan bayangan
maya?
± 10 menit
115
Pra eksperimen:
1) Berhati-hatilah menggunakan alat dan bahan percobaan.
2. INTI
1) Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru.
(eksplorasi)
2) Siswa mendapat pertanyaan dari guru mengenai sifat-sifat
bayangan yang terbentuk pada cermin dandan. Masing-masing
siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut (Tahap
Think). (eksplorasi)
3) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga sinar
istimewa pada cermin cekung, proses pembentukan bayangan
pada cermin cekung dan sifat-sifat bayangan pada cemin cekung.
(elaborasi)
4) Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masing-
masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap
kelompok maju mengambil lembar kerja siswa pemantulan
cahaya pada cermin cekung (LKS I), alat dan bahan percobaan.
(eksplorasi)
5) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai langkah
kerja dan data pengamatan di LKS I. (elaborasi)
6) Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai
dengan langkah kerja yang ada di LKS I. (eksplorasi)
7) Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru. Jika masih
ada kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan
benar, guru memberikan bimbingan, waktu percobaan 20 menit.
(konfirmasi)
8) Setelah memperoleh data pengamatan, masing-masing siswa
mengerjakan pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS I
secara individu di buku tugas masing-masing, waktu
mengerjakan 3 menit (Tahap Think). (elaborasi)
± 105 menit
116
9) Siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih
dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing, waktu 2 menit (Tahap Pair). (elaborasi)
10) Dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung
untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya, waktu 2 menit.
(elaborasi)
11) Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya (Tahap Share). (elaborasi)
12) Hasil presentasi masing-masing kelompok ditanggapi oleh guru,
guru memberikan informasi yang sebenarnya mengenai proses
pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung, serta
hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus.
(konfirmasi)
13) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai perbesaran
bayangan. (elaborasi)
14) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cekung.
(elaborasi)
15) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai manfaat
cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. (elaborasi)
16) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai hal-hal
yang belum dipahami siswa. (konfirmasi)
17) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru meluruskan
kesalahpahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
(konfirmasi)
3. PENUTUP
1) Siswa yang aktif selama kegiatan pembelajaran mendapat
penghargaan dari guru.
2) Siswa mendapatkan tugas dari guru untuk mempelajari materi
cermin cembung.
3) Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam kepada
± 5 menit
117
siswa.
H. Sumber Belajar
Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.
Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar
untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lembar soal pre-test
Lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cekung (LKS I)
Power point
Busur
Alat percobaan:
Cermin cekung
Bangku optik
Lilin
Layar
Mistar
Korek api
I. Alat Penilaian
Instrumen Penilaian
a. Kognitif : Pre-test
b. Aktivitas : Penilaian lembar observasi
Jenis Tagihan : Lembar jawab pre-test
118
Lampiran 19b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan 4 & 5
Sekolah : MTs. Nahdlatul Muslimin
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/ Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari
B. Kompetensi Dasar
6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk
cermin dan lensa
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin
cembung.
2. Menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran, siswa siswa diharapkan mampu:
1. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan tiga
sinar istimewa pada cermin cembung dengan benar.
2. Setelah melakukan tanya jawab, Think Pair Share (TPS) dan eksperimen,
siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan
pada cermin cembung dengan benar.
3. Melalui penerapan Think Pair Share (TPS) dan eksperimen, siswa dapat
menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus
119
dengan benar.
4. Setelah melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat menyebutkan
manfaat cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Pemantulan cahaya pada cermin cembung
F. Metode Pembelajaran
1. Model : - Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)
2. Metode : - Eksperimen
- Diskusi
- Tanya Jawab
- Presentasi
G. Langkah Kegiatan
Kegiatan belajar-mengajar Alokasi
Waktu
1. PEMBUKAAN
Pendahuluan
Guru memberi salam kepada siswa.
Guru mempresensi siswa.
Guru menyiapkan psikologis siswa dengan menanyakan
keadaan belajarnya di rumah.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Motivasi dan apersepsi
1) Jenis cermin apa yang digunakan pada kaca spion mobil?
Pra eksperimen:
1) Berhati-hatilah menggunakan alat dan bahan percobaan.
± 10 menit
2. INTI
1) Siswa mendapat pertanyaan dari guru mengenai sifat-sifat
bayangan yang terbentuk pada kaca spion mobil. Masing-masing
siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut (Tahap
± 105 menit
120
Think). (eksplorasi)
2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tiga sinar
istimewa pada cermin cembung, kemudian guru menjelaskan
tiga sinar istimewa pada cermin cembung. (elaborasi)
3) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga sinar
istimewa pada cermin cembung, proses pembentukan bayangan
pada cermin cembung dan sifat-sifat bayangan pada cemin
cembung. (elaborasi)
4) Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masing-
masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap
kelompok maju mengambil lembar kerja siswa pemantulan
cahaya pada cermin cembung (LKS II), alat dan bahan
percobaan. (eksplorasi)
5) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai langkah
kerja dan data pengamatan di LKS II. (elaborasi)
6) Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai
dengan langkah kerja yang ada di LKS II. (eksplorasi)
7) Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru. Jika masih
ada kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan
benar, guru memberikan bimbingan, waktu percobaan 20 menit.
(konfirmasi)
8) Setelah memperoleh data pengamatan, masing-masing siswa
mengerjakan pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS II
secara individu di buku tugas masing-masing, waktu
mengerjakan 3 menit (Tahap Think). (elaborasi)
9) Siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih
dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing, waktu 2 menit (Tahap Pair). (elaborasi)
10) Dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung
untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya, waktu 2 menit.
(elaborasi)
121
11) Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya (Tahap Share). (elaborasi)
12) Hasil presentasi masing-masing kelompok ditanggapi oleh guru,
guru memberikan informasi yang sebenarnya mengenai proses
pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cembung,
serta hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak
fokus. (konfirmasi)
13) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cembung.
(elaborasi)
14) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai manfaat
cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari. (elaborasi)
15) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai hal-hal
yang belum dipahami siswa. (konfirmasi)
16) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru meluruskan
kesalahpahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
(konfirmasi)
17) Siswa mengerjakan soal post-test yang diberikan oleh guru.
(konfirmasi)
3. PENUTUP
1) Siswa yang aktif selama kegiatan pembelajaran mendapat
penghargaan dari guru.
2) Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam kepada
siswa.
± 5 menit
H. Sumber Belajar
Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.
Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar
untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
122
Lembar soal post-test
Lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cembung (LKS II)
Power point
Busur
Alat percobaan:
Cermin cembung
Lensa cembung
Bangku optik
Lilin
Layar
Mistar
Korek api
I. Alat Penilaian
Instrumen Penilaian
a. Kognitif : Post-test
b. Aktivitas : Penilaian lembar observasi
Jenis Tagihan : Lembar jawab post-test
123
Lampiran 20
BAHAN AJAR
Cermin merupakan permukaan optis yang bersifat memantulkan lebih dari
95 persen cahaya yang mengenainya. Cermin memiliki bidang pemantul licin
yang dilapisi bahan mengkilat berupa amalgam (campuran perak dan raksa).
1. Pemantulan pada Cermin Cekung
Bagian-bagian dari cermin cekung dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagian-Bagian Cermin Cekung
Titik P merupakan titik pusat kelengkungan cermin, titik F merupakan
titik fokus cermin, titik O merupakan titik pusat bidang cermin (vertex), R
merupakan jari-jari kelengkungan, dan f merupakan jarak fokus.
Jika jarak antara titik pusat kelengkungan cermin (P) dan titik pusat bidang
cermin (O) merupakan jari-jari kelengkungan cermin (R), sedangkan jarak antara
titik fokus (F) dan titik pusat bidang cermin (O) merupakan jarak fokus (f), maka
berlaku persamaan:
Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan sinar (konvergen). Ketika
sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cemin cekung, maka
124
sinar-sinar pantul akan menuju ke satu titik yaitu titik fokus (F), seperti pada
Gambar 2.
Gambar 2. Cermin Cekung akan Mengumpulkan Sinar Pantul (Konvergen)
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung yaitu:
(4) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus (F),
dilukiskan seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama
(5) Sinar datang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama,
dilukiskan seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Fokus
(6) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (P) dipantulkan
kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada
Gambar 5.
125
Gambar 5. Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Pusat Kelengkungan
Kita dapat menggunakan dua sinar istimewa untuk melukiskan
pembentukan bayangan pada cermin cekung. Pembentukan bayangan pada cermin
cekung dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan
menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis:
Keterangan : f = jarak fokus
s’ = jarak bayangan
s = jarak benda
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi
(jarak) bayangan dan tinggi (jarak) bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan
dengan:
126
|
|
Keterangan : M = perbesaran bayangan
h’ = tinggi bayangan
h = tinggi benda
Cermin cekung dimanfaatkan untuk:
(4) Sebagai pemantul pada lampu sorot mobil.
(5) Digunakan pada pengumpul sinar matahari dari pembangkit listrik tenaga
surya (PLTS).
(6) Sebagai pemantul pada lampu senter.
2. Pemantulan pada Cermin Cembung
Bagian-bagian dari cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Bagian-Bagian Cermin Cembung
Pada cermin cembung, titik pusat kelengkungan P dan titik fokus cermin F
terletak di bagian belakang cermin. Oleh karena itu, jari-jari kelengkungan R dan
jarak fokus cermin f bertanda negatif, bersifat maya.
Cermin cembung memiliki sifat menyebarkan sinar (divergen). Ketika
sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cermin cembung, maka
sinar-sinar pantul akan menyebar, seperti pada Gambar 8.
127
Gambar 8. Cermin Cembung akan Menyebarkan Sinar Pantul (Divergen)
Sinar istimewa pada cermin cembung ada tiga, yaitu:
(4) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus (F),
dilukiskan seperti pada Gambar 9.
Gambar 9. Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama
(5) Sinar datang menuju ke titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama,
dilukiskan seperti pada Gambar 10.
Gambar 10. Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Fokus
(6) Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan (P) dipantulkan kembali
seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada
Gambar 11.
128
Gambar 11. Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Pusat Kelengkungan
Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat dilihat pada Gambar
12.
Gambar 12. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan
menghasilkan jarak fokus (f). Persamaannya adalah sebagai berikut:
Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi
(jarak) bayangan dan tinggi (jarak) bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan
dengan:
|
|
Cermin cembung dimanfaatkan pada: (1) kaca spion mobil, (2) kaca spion
motor, dan (3) kaca yang ditempatkan pada persimpangan jalan.
129
Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin
Penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cekung dan cembung
seperti pada Gambar 13.
cermin cekung cermin cembung
Gambar 13. Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Cekung dan
Cembung
130
Lampiran 21
LEMBAR KERJA SISWA (LKS I)
PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEKUNG
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan
optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa
Tujuan Percobaan :
1. Mendeskripsikan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung.
2. Menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus.
Petunjuk Percobaan :
1. Sebelum melaksanakan percobaan, perwakilan setiap kelompok maju mengambil
alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Waktu pelaksanaan percobaan 20 menit, manfaatkan waktu sebaik mungkin.
3. Praktikan harus menjaga keselamatan diri, ketertiban peralatan dan kebersihan
laboratorium.
4. Setelah melaksanakan percobaan, praktikan harus merapikan alat dan bahan yang
telah digunakan.
KELAS :
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
131
A. Alat dan Bahan
1) Cermin cekung 1 buah
2) Bangku optik 1 buah
3) Lilin 1 buah
4) Layar 1 buah
5) Mistar 1 buah
6) Korek api 1 buah
B. Langkah kerja
Sketsa percobaan cermin cekung
1. Letakkan cermin cekung pada skala 0 di bangku optik.
2. Tempatkan sumber cahaya (lilin yang dinyalakan) di depan cermin cekung
seperti pada gambar diatas dengan jarak tertentu.
3. Letakkan layar di depan lilin. Geser-geserlah letak layar sepanjang mistar
bangku optik sampai kamu mendapatkan bayangan lilin yang dinyalakan
yang paling jelas pada layar.
Catatan:
Jarak lilin yang dinyalakan ke cermin cekung disebut jarak benda (s)
Jarak bayangan lilin yang paling jelas ke cermin cekung disebut jarak
bayangan (s’)
4. Catatlah jarak benda, jarak bayangan, serta sifat bayangannya pada tabel
pengamatan.
132
5. Ulangi langkah kerja no. 2, no.3 dan no. 4, dengan mengubah jarak lilin ke
cermin cekung (jarak benda).
C. Data pengamatan
Tabel pengamatan
**) Untuk sifat-sifat bayangan, pilih salah satu jawaban yang ada dalam tanda
kurung.
D. Pertanyaan
Kerjakan pertanyaan di bawah ini pada buku tugasmu masing-masing.
1. Berdasarkan tabel pengamatan, nilai jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
telah diketahui. Bagaimanakah cara mencari jarak fokus (f) dengan
menggunakan dua besaran tersebut?
2. Berapakah nilai jarak fokus (f) yang kalian peroleh dari perhitungan?
Tuliskan perhitungannya!
3. Bagaimanakah nilai jarak fokus (f) yang kalian peroleh dari beberapa variasi
jarak benda?
4. Apakah jarak fokus (f) pada cermin cekung selalu bertanda positif?
Mengapa?
No. s (....) s’ (....)
Sifat-sifat bayangan **)
Sifat bayangan
(nyata/maya)
Posisi bayangan
(tegak/terbalik)
Ukuran bayangan
(diperbesar/diperkecil)
1
2
3
4
5
6
133
E. Kesimpulan
Kerjakan isian singkat di bawah ini pada buku tugasmu masing-masing.
a. Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’), dan jarak fokus
cermin (f) jika dituliskan secara matematis adalah ....
b. Jarak fokus (f) pada cermin cekung selalu bertanda ....
134
Lampiran 22
LEMBAR KERJA SISWA (LKS II)
PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEMBUNG
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan
optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa
Tujuan Percobaan :
1. Mendeskripsikan sifat-sifat bayangan pada cermin cembung.
2. Menentukan jarak fokus cermin cembung.
Petunjuk Percobaan :
1. Sebelum melaksanakan percobaan, perwakilan setiap kelompok maju mengambil alat
dan bahan yang akan digunakan.
2. Waktu pelaksanaan percobaan 20 menit, manfaatkan waktu sebaik mungkin.
3. Praktikan harus menjaga keselamatan diri, ketertiban peralatan dan kebersihan
laboratorium.
4. Setelah melaksanakan percobaan, praktikan harus merapikan alat dan bahan yang
telah digunakan.
KELAS :
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
135
A. Alat dan Bahan
1) Cermin cembung 1 buah
2) Lensa cembung 1 buah
3) Bangku optik 1 buah
4) Lilin 1 buah
5) Layar 1 buah
6) Mistar 1 buah
7) Korek api 1 buah
B. Langkah kerja
Sketsa percobaan cermin cembung
1. Letakkan sumber cahaya (lilin yang dinyalakan) pada skala 0 di bangku optik.
2. Letakkan lilin dan lensa cembung seperti pada gambar diatas dengan jarak
tertentu.
3. Letakkan layar di belakang lensa cembung, geser-geserlah layar tersebut
sehingga diperoleh bayangan yang jelas dan diperkecil. Lalu tandai dengan
titik tebal dimana posisi bayangan yang dibentuk oleh lensa berada.
4. Letakkan cermin cembung diantara lensa cembung dan bayangan yang
dibentuk oleh lensa. Atur jarak antara cermin cembung dengan bayangan yang
dibentuk oleh lensa dan letakkan layar di depan cermin cembung. Geser-
geserlah letak layar sepanjang mistar bangku optik sehingga bayangan lilin
dapat kamu lihat dengan jelas.
Jarak bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung ke cermin cembung
disebut jarak benda maya (s)
136
Jarak bayangan lilin yang paling jelas ke cermin disebut jarak bayangan
(s’)
5. Catatlah jarak benda maya, jarak bayangan, dan sifat bayangannya pada tabel
pengamatan.
6. Ulangi langkah kerja no. 4 dan no. 5, dengan mengubah jarak cermin cembung
dengan bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung (jarak benda).
C. Data pengamatan
Tabel pengamatan
*) Untuk sifat-sifat bayangan, pilih salah satu jawaban yang ada dalam tanda
kurung.
D. Pertanyaan
Kerjakan pertanyaan di bawah ini pada buku tugasmu masing-masing.
1. Berapakah nilai jarak fokus (f) yang kalian peroleh dari keempat variasi
jarak benda maya? Tuliskan perhitungannya!
2. Bagaimanakah nilai jarak fokus (f) yang kalian peroleh dari keempat variasi
jarak benda?
3. Bagaimanakah sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung
dengan beberapa variasi jarak benda? Mengapa?
No. s (....) s’ (....)
Sifat-sifat bayangan *)
Sifat bayangan
(nyata/maya)
Posisi bayangan
(tegak/terbalik)
Ukuran bayangan
(diperbesar/diperkecil)
1
2
3
4
5
6
137
E. Kesimpulan
Kerjakan pertanyaan di bawah ini pada buku tugasmu masing-masing.
a. Bagaimanakah sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung?
b. Apakah jarak fokus (f) pada cermin cembung selalu bertanda negatif?
Mengapa?
138
Lampiran 23
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I
Pertanyaan
1. Dengan menggunakan persamaan :
2. Nilai jarak fokus f yang diperoleh bergantung pada cermin cekung dengan
jarak fokus berapa yang digunakan.
3. Tetap (hampir sama).
4. Jarak fokus (f) pada cermin cekung selalu bertanda positif, karena titik fokus
(F) cermin cekung terletak di bagian depan cermin cekung.
Kesimpulan
1.
2. Jarak fokus (f) pada cermin cekung selalu bertanda positif.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) II
Pertanyaan
1. Nilai jarak fokus f yang diperoleh bergantung pada cermin cembung dengan
jarak fokus berapa yang digunakan.
2. Tetap (hampir sama).
3. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung bersifat nyata, terbalik dan
diperbesar, karena benda yang digunakan adalah benda maya dan terbalik.
Kesimpulan
a. Kalau benda yang digunakan adalah benda maya, terbalik, maka bayangan
yang dibentuk oleh cermin cembung adalah nyata, terbalik, diperbesar. Kalau
benda yang digunakan adalah benda nyata, tegak, maka bayangan yang
dibentuk oleh cermin cembung adalah maya, tegak dan diperkecil.
b. Iya, jarak fokus (f) pada cermin cembung selalu bertanda negatif, karena titik
fokus cermin cembung (F) terletak di bagian belakang cermin cembung.
139
Lampiran 24
DATA NILAI HASIL PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KONTROL
EKSPERIMEN
KONTROL
No Kode Nilai
No Kode Nilai
1 E-01 40
1 K-01 35
2 E-03 50
2 K-02 45
3 E-04 25
3 K-03 30
4 E-05 40
4 K-04 45
5 E-06 55
5 K-05 35
6 E-07 45
6 K-06 30
7 E-08 45
7 K-07 50
8 E-09 40
8 K-08 50
9 E-10 40
9 K-09 35
10 E-11 35
10 K-10 25
11 E-12 20
11 K-11 45
12 E-13 40
12 K-12 35
13 E-14 30
13 K-13 30
14 E-16 35
14 K-14 40
15 E-17 40
15 K-15 50
16 E-18 65
16 K-16 40
17 E-19 50
17 K-17 30
18 E-20 30
18 K-18 40
19 E-21 55
19 K-19 35
20 E-22 40
20 K-20 35
21 E-23 55
21 K-21 45
22 E-24 65
22 K-22 40
23 E-25 40
23 K-23 65
24 E-26 30
24 K-24 45
25 E-27 35
25 K-25 50
26 E-28 30
26 K-26 35
27 E-29 55
27 K-27 50
28 E-30 40
28 K-28 25
29 E-31 40
29 K-29 30
30 E-32 25
30 K-30 35
31 E-34 45
31 K-31 25
32 E-35 40
32 K-32 35
33 E-36 40
33 K-33 25
140
34 E-37 45
34 K-35 45
35 E-38 40
35 K-36 35
36 E-39 35
36 K-37 55
37 E-40 40
37 K-38 45
38 E-41 35
38 K-39 40
39 E-42 40
39 K-40 45
40 E-43 30
40 K-41 40
41 E-44 45
41 K-43 30
42 E-45 35
42 K-44 55
43 E-46 40
43 K-45 35
44 E-47 65
44 K-46 15
Nilai tertinggi = 65
Nilai tertinggi = 65
Nilai terendah = 20
Nilai terendah = 15
∑ = 1810
∑ = 1705
n1
= 44
n1
= 44
= 41,1364
= 38,75
s12 = 105,655
s12 = 95,4942
s1 = 10,2789
s1 = 9,77211
141
Lampiran 25
No. Kode Nilai Keterangan
1 E 01 40 Tidak tuntas
2 E 03 50 Tidak tuntas
3 E 04 25 Tidak tuntas
4 E 05 40 Tidak tuntas Jumlah = 1810
5 E 06 55 Tidak tuntas Rata-rata = 41,14
6 E 07 45 Tidak tuntas Nilai tertinggi = 65
7 E 08 45 Tidak tuntas Nilai terendah = 20
8 E 09 40 Tidak tuntas Siswa yang tuntas = 0
9 E 10 40 Tidak tuntas Siswa yang tidak tuntas = 44
10 E 11 35 Tidak tuntas Ketuntasan klasikal = 0,00%
11 E12 20 Tidak tuntas
12 E 13 40 Tidak tuntas
13 E 14 30 Tidak tuntas
14 E 16 35 Tidak tuntas
15 E 17 40 Tidak tuntas
16 E 18 65 Tidak tuntas
17 E 19 50 Tidak tuntas
18 E 20 30 Tidak tuntas
19 E 21 55 Tidak tuntas
20 E 22 40 Tidak tuntas
21 E 23 55 Tidak tuntas
22 E 24 65 Tidak tuntas
23 E 25 40 Tidak tuntas
24 E 26 30 Tidak tuntas
25 E 27 35 Tidak tuntas
26 E 28 30 Tidak tuntas
27 E 29 55 Tidak tuntas
28 E 30 40 Tidak tuntas
29 E 31 40 Tidak tuntas
30 E 32 25 Tidak tuntas
31 E 34 45 Tidak tuntas
32 E 35 40 Tidak tuntas
33 E 36 40 Tidak tuntas
34 E 37 45 Tidak tuntas
35 E 38 40 Tidak tuntas
36 E 39 35 Tidak tuntas
37 E 40 40 Tidak tuntas
38 E 41 35 Tidak tuntas
39 E 42 40 Tidak tuntas
40 E 43 30 Tidak tuntas
41 E 44 45 Tidak tuntas
42 E 45 35 Tidak tuntas
43 E 46 40 Tidak tuntas
44 E 47 65 Tidak tuntas
ANALISIS HASIL PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN
142
Lampiran 26
No. Kode Nilai Keterangan
1 K 01 35 Tidak tuntas
2 K 02 45 Tidak tuntas
3 K 03 30 Tidak tuntas
4 K 04 45 Tidak tuntas Jumlah = 1705
5 K 05 35 Tidak tuntas Rata-rata = 38,75
6 K 06 30 Tidak tuntas Nilai tertinggi = 65
7 K 07 50 Tidak tuntas Nilai terendah = 15
8 K 08 50 Tidak tuntas Siswa yang tuntas = 0
9 K 09 35 Tidak tuntas Siswa yang tidak tuntas = 44
10 K 10 25 Tidak tuntas Ketuntasan klasikal = 0,00%
11 K 11 45 Tidak tuntas
12 K 12 35 Tidak tuntas
13 K 13 30 Tidak tuntas
14 K 14 40 Tidak tuntas
15 K 15 50 Tidak tuntas
16 K 16 40 Tidak tuntas
17 K 17 30 Tidak tuntas
18 K 18 40 Tidak tuntas
19 K 19 35 Tidak tuntas
20 K 20 35 Tidak tuntas
21 K 21 45 Tidak tuntas
22 K 22 40 Tidak tuntas
23 K 23 65 Tidak tuntas
24 K 24 45 Tidak tuntas
25 K 25 50 Tidak tuntas
26 K 26 35 Tidak tuntas
27 K 27 50 Tidak tuntas
28 K 28 25 Tidak tuntas
29 K 29 30 Tidak tuntas
30 K 30 35 Tidak tuntas
31 K 31 25 Tidak tuntas
32 K 32 35 Tidak tuntas
33 K 33 25 Tidak tuntas
34 K 35 45 Tidak tuntas
35 K 36 35 Tidak tuntas
36 K 37 55 Tidak tuntas
37 K 38 45 Tidak tuntas
38 K 39 40 Tidak tuntas
39 K 40 45 Tidak tuntas
40 K 41 40 Tidak tuntas
41 K 43 30 Tidak tuntas
42 K 44 55 Tidak tuntas
43 K 45 35 Tidak tuntas
44 K 46 15 Tidak tuntas
ANALISIS HASIL PRE-TEST KELAS KONTROL
143
Lampiran 27
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
UJI NORMALITAS
PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN (VIII B)
65,00 7,01
20,00 41,14
1 0,0761
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
45,00 10,28
6 44
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,0292 1,2845 2 0,3986
20,00 22,00 19,50
23,00 25,00 22,50 -1,81 0,4651
-2,10 0,4824 0,0173 0,7595
26,00 28,00 25,50 -1,52 0,4359 1,9961
2,8505 5 1,62100,0648
0,3257
0,0454 1,9961 0
0
29,00 31,00 28,50 -1,23 0,3905
3,7403
35,00 37,00 34,50 -0,65 0,2407 0,1025 4,5098 6 0,4924
0,0850 3,740332,00 34,00 31,50 -0,94
37,50 -0,35 0,1382
= 8,3245
11,1
-
k
1i
2
i2 O
i
i
E
E
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0 5 10 15 ' 8,32
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
' 11,1
144
Lampiran 28
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
UJI NORMALITAS
PRE-TEST KELAS KONTROL (VIII A)
65,00 7,78
15,00 38,75
1 1,1060
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
50,00 9,77
6 44
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,0161 0,7075 0 0,7075
15,00 17,00 14,50
18,00 20,00 17,50 -2,17 0,4852
-2,48 0,4935 0,0083 0,3648
21,00 23,00 20,50 -1,87 0,4691 1,2497
2,0102 4 1,96960,0457
0,3950
0,0284 1,2497 0
0
24,00 26,00 23,50 -1,56 0,4407
2,9449
30,00 32,00 29,50 -0,95 0,3281 0,0893 3,9290 6 1,0916
0,0669 2,944927,00 29,00 26,50 -1,25
32,50 -0,64 0,2388
= 9,0693
11,1
-
k
1i
2
i2 O
i
i
E
E
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0 5 10 15 ' 9,07
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
' 11,1
145
Lampiran 29
Hipotesis
Ho :
Ha :
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = =
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 44 - 1 = 43
dk penyebut = nk -1 = 44 - 1 = 43
F (0.025)(43:43) =
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRE-TEST ANTARA KELAS
EKSPERIMEN DAN KONTROL
s1
s
s1
s
Jumlah 1810 1705
n 44 44
x 41,14 38,75
Varians (s2) 105,6554 95,4942
1,66
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang homogen.
Standart deviasi (s) 10,2789 9,7721
105,66
95,49
1,1064
terkecilVarians
terbesarVarians F
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
0 0,5 1 1,5 2 2,5 ' 1,66
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
' 1,1
146
Lampiran 30
DATA NILAI HASIL POST-TEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KONTROL
EKSPERIMEN
KONTROL
No Kode Nilai
No Kode Nilai
1 E-01 90
1 K-01 70
2 E-03 70
2 K-02 70
3 E-04 75
3 K-03 70
4 E-05 70
4 K-04 75
5 E-06 75
5 K-05 80
6 E-07 85
6 K-06 85
7 E-08 80
7 K-07 60
8 E-09 85
8 K-08 60
9 E-10 75
9 K-09 75
10 E-11 85
10 K-10 75
11 E-12 75
11 K-11 70
12 E-13 100
12 K-12 70
13 E-14 90
13 K-13 70
14 E-16 80
14 K-14 95
15 E-17 75
15 K-15 80
16 E-18 85
16 K-16 75
17 E-19 90
17 K-17 60
18 E-20 100
18 K-18 75
19 E-21 80
19 K-19 70
20 E-22 90
20 K-20 65
21 E-23 85
21 K-21 95
22 E-24 90
22 K-22 100
23 E-25 85
23 K-23 85
24 E-26 85
24 K-24 65
25 E-27 65
25 K-25 80
26 E-28 75
26 K-26 85
27 E-29 80
27 K-27 70
28 E-30 80
28 K-28 80
29 E-31 75
29 K-29 60
30 E-32 65
30 K-30 75
31 E-34 75
31 K-31 75
32 E-35 95
32 K-32 60
33 E-36 90
33 K-33 70
147
34 E-37 75
34 K-35 70
35 E-38 70
35 K-36 80
36 E-39 65
36 K-37 95
37 E-40 90
37 K-38 85
38 E-41 95
38 K-39 70
39 E-42 90
39 K-40 75
40 E-43 95
40 K-41 80
41 E-44 95
41 K-43 60
42 E-45 75
42 K-44 80
43 E-46 95
43 K-45 85
44 E-47 85
44 K-46 80
Nilai tertinggi = 100
Nilai tertinggi = 100
Nilai terendah = 65
Nilai terendah = 60
∑ = 3630
∑ = 3310
n1
= 44
n1
= 44
= 82,5
= 75,2273
s1
2 = 90,1163
s12 = 101,11
s1 = 9,49296
s1 = 10,0553
148
Lampiran 31
No Kode Nilai Keterangan
1 E 01 90 Tuntas
2 E 03 70 Tuntas
3 E 04 75 Tuntas
4 E 05 70 Tuntas Jumlah = 3630
5 E 06 75 Tuntas Rata-rata = 82,50
6 E 07 85 Tuntas Nilai tertinggi = 100
7 E 08 80 Tuntas Nilai terendah = 65
8 E 09 85 Tuntas Siswa yang tuntas = 41
9 E 10 75 Tuntas Siswa yang tidak tuntas = 3
10 E 11 85 Tuntas Ketuntasan klasikal = 93,18%
11 E12 75 Tuntas
12 E 13 100 Tuntas
13 E 14 90 Tuntas
14 E 16 80 Tuntas
15 E 17 75 Tuntas
16 E 18 85 Tuntas
17 E 19 90 Tuntas
18 E 20 100 Tuntas
19 E 21 80 Tuntas
20 E 22 90 Tuntas
21 E 23 85 Tuntas
22 E 24 90 Tuntas
23 E 25 85 Tuntas
24 E 26 85 Tuntas
25 E 27 65 Tidak tuntas
26 E 28 75 Tuntas
27 E 29 80 Tuntas
28 E 30 80 Tuntas
29 E 31 75 Tuntas
30 E 32 65 Tidak tuntas
31 E 34 75 Tuntas
32 E 35 95 Tuntas
33 E 36 90 Tuntas
34 E 37 75 Tuntas
35 E 38 70 Tuntas
36 E 39 65 Tidak tuntas
37 E 40 90 Tuntas
38 E 41 95 Tuntas
39 E 42 90 Tuntas
40 E 43 95 Tuntas
41 E 44 95 Tuntas
42 E 45 75 Tuntas
43 E 46 95 Tuntas
44 E 47 85 Tuntas
ANALISIS HASIL POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
149
Lampiran 32
No. Kode Nilai Keterangan
1 K 01 70 Tuntas
2 K 02 70 Tuntas
3 K 03 70 Tuntas
4 K 04 75 Tuntas Jumlah = 3310
5 K 05 80 Tuntas Rata-rata = 75,23
6 K 06 85 Tuntas Nilai tertinggi = 100
7 K 07 60 Tidak tuntas Nilai terendah = 60
8 K 08 60 Tidak tuntas Siswa yang tuntas = 36
9 K 09 75 Tuntas Siswa yang tidak tuntas = 8
10 K 10 75 Tuntas Ketuntasan klasikal = 81,82%
11 K 11 70 Tuntas
12 K 12 70 Tuntas
13 K 13 70 Tuntas
14 K 14 95 Tuntas
15 K 15 80 Tuntas
16 K 16 75 Tuntas
17 K 17 60 Tidak tuntas
18 K 18 75 Tuntas
19 K 19 70 Tuntas
20 K 20 65 Tidak tuntas
21 K 21 95 Tuntas
22 K 22 100 Tuntas
23 K 23 85 Tuntas
24 K 24 65 Tidak tuntas
25 K 25 80 Tuntas
26 K 26 85 Tuntas
27 K 27 70 Tuntas
28 K 28 80 Tuntas
29 K 29 60 Tidak tuntas
30 K 30 75 Tuntas
31 K 31 75 Tuntas
32 K 32 60 Tidak tuntas
33 K 33 70 Tuntas
34 K 35 70 Tuntas
35 K 36 80 Tuntas
36 K 37 95 Tuntas
37 K 38 85 Tuntas
38 K 39 70 Tuntas
39 K 40 75 Tuntas
40 K 41 80 Tuntas
41 K 43 60 Tidak tuntas
42 K 44 80 Tuntas
43 K 45 85 Tuntas
44 K 46 80 Tuntas
ANALISIS HASIL POST-TEST KELAS KONTROL
150
Lampiran 33
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
106,50 2,53 0,4943
11,1
= 1,6248
0,0072
100,00 106,00 99,50 1,79 0,4633 0,0309 1,3609 2 0,3001
0,1094 4,814293,00 99,00 92,50 1,05
86,00 92,00 85,50 0,32 0,1240
0,3539
0,2873 12,6396 13
5
0,0103
10,1163 8 0,44270,2299
79,00 85,00 78,50 -0,42 0,1633
0,2135 9,3925 10 0,0393
65,00 71,00 64,50
72,00 78,00 71,50 -1,16 0,3767
-1,90 0,4710 0,0943 4,1495
35,00 9,49
6 44
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
6 0,8252
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
UJI NORMALITAS
POST-TEST KELAS EKSPERIMEN (VIII B)
100,00 5,45
65,00 82,50
-
k
1i
2
i2 O
i
i
E
E
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0 5 10 15 ' 1,62
' 11,1
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
151
Lampiran 34
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = Panjang Kelas =
Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
Rentang = s =
Banyak kelas = n =
-
-
-
-
-
-
²
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel =
Karena ² hitung < ² tabel maka data tersebut terdistribusi normal.
107,50 3,21 0,4993
= 7,2152
11,1
0,5308
100,00 107,00 99,50 2,41 0,4921 0,0072 0,3180 1 1,4630
0,0449 1,975992,00 99,00 91,50 1,62
84,00 91,00 83,50 0,82 0,2947
0,4472
0,2838 12,4893 8
3
1,6137
6,7116 5 0,43650,1525
76,00 83,00 75,50 0,03 0,0108
0,2897 12,7475 19 3,0668
60,00 67,00 59,50
68,00 75,00 67,50 -0,77 0,2789
-1,56 0,4411 0,1622 7,1369
40,00 10,06
6 44
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
8 0,1044
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
UJI NORMALITAS
POST-TEST KELAS KONTROL (VIII A)
100,00 6,23
60,00 75,23
-
k
1i
2
i2 O
i
i
E
E
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0 5 10 15 ' 7,21
' 11,1
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
152
Lampiran 35
Hipotesis
Ho :
Ha :
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a ((nb-1),(nk-1))
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
Pada a = 10% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 44 - 1 = 43
dk penyebut = nk -1 = 44 - 1 = 43
F (0.05)(43,43) = 1,66
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang homogen.
Standart deviasi (s) 9,4930 10,0553
F =101,11
= 1,1290,12
x 82,50 75,23
Varians (s2) 90,1163 101,1099
Jumlah 3630 3310
n 44 44
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
UJI KESAMAAN DUA VARIANS HASIL POST-TEST ANTARA KELAS
EKSPERIMEN DAN KONTROL
s1
s
s1
s
terkecilVarians
terbesarVarians F
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
0 0,5 1 1,5 2 2,5 ' 1,66
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
' 1,12
153
Lampiran 36
KELAS KELAS
EKSPERIMEN KONTROL
PRE TEST 41,14 38,75
POST TEST 82,50 75,23
Kriteria uji <g> : g > 0.7 (tinggi)
: 0.3 < g < 0.7 (sedang)
: g < 0.3 (rendah)
Kelas Eksperimen
=
41,36
59
= 0,703 (tinggi)
Kelas Kontrol
=
36,48
61
= 0,596 (sedang)
=
UJI GAIN TERNORMALISASI
HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
RATA-RATA
=
g
S
SS
pre
prepost
-
-
%100
g
g
S
SS
pre
prepost
-
-
%100
g
154
Lampiran 37
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
No. Aspek Penilaian Skor Keterangan
1 Melakukan
percobaan 4
Melakukan percobaan sesuai langkah kerja di LKS dengan
benar dan tanpa memerlukan bantuan dari guru
3 Melakukan percobaan sesuai langkah kerja di LKS dengan
bantuan dari guru (hanya sekali)
2 Melakukan percobaan sesuai langkah kerja di LKS dengan
bantuan guru (dua kali)
1 Melakukan percobaan sesuai langkah kerja di LKS dengan
bantuan guru (lebih dari dua kali)
2 Menyimpulkan 4
Membuat kesimpulan poin a dan poin b berdasarkan
analisis dari data pengamatan dengan benar
3 Membuat kesimpulan poin a saja atau poin b saja
berdasarkan analisis dari data pengamatan dengan benar
2 Membuat kesimpulan berdasarkan analisis dari data
pengamatan, namun salah
1 Tidak membuat kesimpulan
3 Mengajukan
pertanyaan
4 Bertanya minimal 3 kali
3 Bertanya 2 kali
2 Bertanya 1 kali
1 Tidak bertanya
4 Mendengarkan
presentasi dan
mengemukakan
pendapat
4 Mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok serta
mengemukakan pendapat
3 Mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok namun
tidak mengemukakan pendapat
2 Tidak mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok
namun mengemukakan pendapat
1 Tidak mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok dan
155
tidak mengemukakan pendapat
5 Mengerjakan tes 4 Mengerjakan semua soal tes
3 Mengerjakan sebanyak 75%-99% soal tes
2 Menegerjakan sebanyak 50%-74% soal tes
1 Mengerjakan kurang dari 50% soal tes
6 Mencatat materi
yang disampaikan
oleh guru
4 Mencatat lengkap materi yang disampaikan oleh guru
3 Mencatat 50% materi yang disampaikan oleh guru
2 Mencatat kurang dari 50% materi yang disampaikan oleh
guru
1 Tidak mencatat materi yang disampaikan oleh guru
Nilai yang diperoleh adalah:
(Ali, 1987: 97)
Keterangan:
P = prosentase aktivitas,
S = skor total, dan
N = jumlah skor maksimal.
Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan kualitatif, yaitu:
76%-100% = baik
56%-75% = cukup baik
40%-55% = kurang baik
< 40% = tidak baik
156
Total
Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 E 01 4 3 1 3 4 1 16 66,67
2 E 03 4 4 1 3 4 1 17 70,83
3 E 04 4 4 1 3 4 1 17 70,83
4 E 05 4 3 1 3 4 1 16 66,67
5 E 06 2 4 1 3 4 2 16 66,67
6 E 07 4 3 1 3 4 3 18 75,00
7 E 08 4 4 1 3 4 4 20 83,33
8 E 09 3 2 1 2 4 4 16 66,67
9 E 10 2 4 2 3 4 1 16 66,67
10 E 11 2 2 1 4 4 3 16 66,67
11 E12 4 4 1 3 4 1 17 70,83
12 E 13 4 4 1 3 4 4 20 83,33
13 E 14 2 2 1 3 4 4 16 66,67
14 E 16 4 4 1 3 4 4 20 83,33
15 E 17 3 4 1 4 4 1 17 70,83
16 E 18 4 4 4 4 4 4 24 100,00
17 E 19 3 4 3 4 4 4 22 91,67
18 E 20 4 4 2 4 4 4 22 91,67
19 E 21 2 2 3 4 4 3 18 75,00
20 E 22 4 4 1 3 4 4 20 83,33
21 E 23 2 2 1 3 4 4 16 66,67
22 E 24 2 2 1 3 4 4 16 66,67
ANALISIS HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
Nilai
Aspek Penilaian
Melakukan Mengajukan
Mencatat materi
Mendengarkan
presentasi Menyimpulkan
hasil percobaan Mengerjakan tes percobaan pertanyaanNO KODE dan
mengemukakan
pendapat
Lam
piran
38
156
157
23 E 25 3 2 1 2 4 4 16 66,67
24 E 26 4 3 1 3 4 4 19 79,17
25 E 27 4 4 1 3 4 2 18 75,00
26 E 28 3 4 1 4 4 2 18 75,00
27 E 29 3 4 1 4 4 4 20 83,33
28 E 30 4 4 1 3 4 1 17 70,83
29 E 31 3 4 3 4 4 1 19 79,17
30 E 32 2 2 1 4 4 1 14 58,33
31 E 34 3 4 1 4 4 1 17 70,83
32 E 35 4 4 1 3 4 4 20 83,33
33 E 36 3 4 1 4 4 4 20 83,33
34 E 37 3 2 1 2 4 4 16 66,67
35 E 38 4 4 1 3 4 4 20 83,33
36 E 39 3 2 4 2 4 4 19 79,17
37 E 40 2 2 4 3 4 4 19 79,17
38 E 41 3 4 1 4 4 4 20 83,33
39 E 42 4 4 2 3 4 4 21 87,50
40 E 43 4 4 1 4 4 4 21 87,50
41 E 44 4 4 1 3 4 4 20 83,33
42 E 45 4 4 1 3 4 4 20 83,33
43 E 46 2 2 1 4 4 4 17 70,83
44 E 47 4 4 1 4 4 4 21 87,50
18,36 76,52
Prosentase aktivitas=
S
N
Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen tergolong "baik"
P = X 100% =18,364
24X 100% = 76,52 %
157
158
Total
Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 K 01 1 2 1 2 4 1 11 45,83
2 K 02 1 2 1 3 4 4 15 62,50
3 K 03 1 2 1 2 4 4 14 58,33
4 K 04 1 2 1 2 4 4 14 58,33
5 K 05 1 2 1 3 4 2 13 54,17
6 K 06 4 4 1 4 4 4 21 87,50
7 K 07 1 4 1 3 4 4 16 66,67
8 K 08 4 4 1 4 4 4 21 87,50
9 K 09 1 4 4 3 4 4 19 79,17
10 K 10 1 2 1 3 4 1 12 50,00
11 K 11 1 2 1 2 4 2 12 50,00
12 K 12 1 4 1 3 4 4 16 66,67
13 K 13 1 4 1 3 4 4 16 66,67
14 K 14 1 4 2 3 4 4 17 70,83
15 K 15 1 2 1 2 4 3 13 54,17
16 K 16 1 2 1 2 4 2 12 50,00
17 K 17 1 2 1 3 4 4 15 62,50
18 K 18 1 4 1 3 4 4 16 66,67
19 K 19 1 2 4 3 4 1 15 62,50
20 K 20 4 4 1 2 4 4 19 79,17
21 K 21 1 4 1 3 3 4 16 66,67
22 K 22 4 4 1 4 4 4 21 87,50
23 K 23 1 4 1 3 4 4 17 70,83
ANALISIS HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR KELAS KONTROL
Nilai
Mendengarkan
Melakukan Mengajukan presentasi
percobaan
mengemukakan
NO KODE
Aspek Penilaian
Pertanyaan dan Mengerjakan tes Mencatat materi
Menyimpulkan
hasil percobaan
pendapat
Lam
piran
39
158
159
24 K 24 1 2 1 3 4 3 14 58,33
25 K 25 1 4 1 3 4 4 16 66,67
26 K 26 1 2 1 3 4 1 12 50,00
27 K 27 1 2 1 2 4 1 11 45,83
28 K 28 1 2 1 3 4 1 12 50,00
29 K 29 1 2 1 2 4 2 12 50,00
30 K 30 1 2 1 2 4 4 14 58,33
31 K 31 1 2 1 3 4 1 12 50,00
32 K 32 1 2 1 3 4 1 12 50,00
33 K 33 1 2 1 2 4 3 13 54,17
34 K 35 1 2 1 2 4 4 14 58,33
35 K 36 1 2 1 3 4 1 12 50,00
36 K 37 4 4 1 4 4 4 21 87,50
37 K 38 4 4 1 4 4 4 21 87,50
38 K 39 1 2 1 2 4 4 14 58,33
39 K 40 1 2 1 3 4 4 15 62,50
40 K 41 1 4 1 3 4 4 17 70,83
41 K 43 4 4 1 4 4 4 21 87,50
42 K 44 1 4 1 3 4 4 17 70,83
43 K 45 4 4 1 4 4 4 21 87,50
44 K 46 1 4 1 3 4 4 17 70,83
15,43182 64,30
Prosentase aktivitas=
S
N
Aktivitas belajar siswa kelas kontrol tergolong "cukup baik"
%24
P = X 100% =15,432
X 100% = 64,30
159
160
Lampiran 40
DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa kelas eksperimen
melaksanakan percobaan pemantulan
cahaya pada cermin cekung
Siswa kelas eksperimen
melaksanakan percobaan pemantulan
cahaya pada cermin cembung
Pelaksanaan tahap Think pada model
pembelajaran Think Pair Share
(TPS) setelah melaksanakan
percobaan di kelas eksperimen
Pelaksanaan tahap Pair pada model
pembelajaran Think Pair Share
(TPS) setelah melaksanakan
percobaan di kelas eksperimen
161
Pelaksanaan tahap Share pada model
pembelajaran Think Pair Share
(TPS) setelah melaksanakan
percobaan di kelas eksperimen
Siswa mengerjakan Post-test yang
diberikan oleh guru di kelas
eksperimen
Siswa mengerjakan Post-test yang
diberikan oleh guru di kelas kontrol
162
Lampiran 41
SURAT-SURAT PENELITIAN
163
164