133
Volume 13 Nomor 2, Juli 2008 Pengaruh Hutang terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Ada di Bursa Efek Indonesi (BEI) RENI OKTAVIA FITRA DHARMA Diterbitkan oleh: JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN T h e J o u r n a l o f A c c o u n t i n g a n d F i n a n c e Analisis Pengaruh Negative Reward terhadap Return on Net Asset dan Residual Income terhadap Return Saham Studi Komparatif antara Evonomic Value Added, Cash Flow from Operation, Penggunaan Diskriminan Altman Sebagai Alat Prediksi Kebangkrutan NIKEN KUSUMAWARDANI NURDIONO HARSONO EDWIN PUSPITA HANI YANIATI Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung dan MEYKA VOLTALINA KIAGUS ANDI The Power of Ambiguity Leadership Volume 13 Nomor 2 Juli 2008 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG Jurnal Ilmiah Berkala Enam Bulanan ISSN 1410 - 1831 YENI AGUSTINA Tingkat Eskalasi Komitmen pada Level Keputusan Investasi SUDRAJAT pada Perusahaan Agroindustri Tidak Langsung dalam Memprediksi Dividen Masa Depan Dampak Emisi Obligasi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Vo

lum

e 13 N

om

or 2

, Juli 2

008

Pengaruh Hutang terhadap Laba Usaha pada Perusahaan

Barang Konsumsi yang Ada di Bursa Efek Indonesi (BEI)

RENI OKTAVIA

FITRA DHARMA

Diterbitkan oleh:

JURNAL AKUNTANSI DAN

KEUANGANT h e J o u r n a l o f A c c o u n t i n g a n d F i n a n c e

Analisis Pengaruh Negative Reward terhadap

Return on Net Asset dan Residual Income terhadap Return Saham

Studi Komparatif antara Evonomic Value Added, Cash Flow from Operation,

Penggunaan Diskriminan Altman Sebagai Alat Prediksi Kebangkrutan

NIKEN KUSUMAWARDANI

NURDIONO

HARSONO EDWIN PUSPITAHANI YANIATI

Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung dan

MEYKA VOLTALINA

KIAGUS ANDI

The Power of Ambiguity Leadership

Volume 13 Nomor 2 Juli 2008

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG

Jurnal Ilmiah Berkala Enam Bulanan ISSN 1410 - 1831

YENI AGUSTINA

Tingkat Eskalasi Komitmen pada Level Keputusan Investasi

SUDRAJAT

pada Perusahaan Agroindustri

Tidak Langsung dalam Memprediksi Dividen Masa Depan

Dampak Emisi Obligasi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Page 2: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Jurnal Ilmiah Berkala Enam Bulanan ISSN 1410 - 1831

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN

T h e J o u r n a l o f A c c o u n t i n g a n d F i n a n c e

Volume 13 Nomor 2, Juli 2008

Redaksi ………………………………………………………………………………………...…………… i

Daftar Isi …………………………………………………………………………………...……………. ii

YENI AGUSTINA

Analisis Pengaruh Negative Reward terhadap

Tingkat Eskalasi Komitmen pada Level Keputusan Investasi..………….………….. 154-164

SUDRAJAT

Studi Komparatif antara Evonomic Value Added, Cash Flow from Operation,

Return on Net Asset dan Residual Income terhadap Return Saham

pada Perusahaan Agroindustri…………………………………………..…….. 165-177

KIAGUS ANDI

Pengaruh Hutang terhadap Laba Usaha pada Perusahaan

Barang Konsumsi yang Ada di Bursa Efek Indonesia (BEI)…………………... 178-186

HARSONO EDWIN PUSPITA

HANI YANIATI

Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung

dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Dividen Masa Depan…………………………………. 187-202

RENI OKTAVIA

MEYKA VOLTALINA

Dampak Emisi Obligasi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan………………………………….. 203-218

FITRA DHARMA

NIKEN KUSUMAWARDANI

Penggunaan Diskriminan Altman Sebagai Alat Prediksi Kebangkrutan……….. 219-241

NURDIONO

The Power of Ambiguity Leadership………………………………………………….. 242-249

Page 3: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

ANALISIS PENGARUH NEGATIVE REWARD TERHADAP TINGKAT

ESKALASI KOMITMEN PADA LEVEL KEPUTUSAN INVESTASI

Yenni Agustina1

ABSTRACT

This research aims to analyze the negative rewards effect on the escalation of commitment levels at the

investment decision levels. This research used the accounting students of University of Lampung as the subject

of experiment. The design of this research used the factorial design 2 x 2 between subjects. The instrument

for collecting the data is adopted from Cuellar et al. (2006), Keil et al. (2007), and Koroy (2008) which is

adjusted with the real conditions. The research findings show that negative rewards affect the escalation of

commitment. Besides, there are differences in the escalation of commitment at all levels. This research also

shows that negative reward is different at gender conditions.

Keywords: negative rewards, escalation of commitment, motivation, incentives and agency theory

A. PENDAHULUAN

Dalam persaingan bisnis yang semakin maju, perusahaan sebagai unit bisnis berusaha untuk

meningkatkan penghasilan yang akan diperoleh dengan melakukan berbagai keputusan

strategi, yang salah satunya dengan melakukan investasi pada proyek yang akan dijalankan.

Setiap keputusan strategi yang diambil harus bersumber dari informasi yang valid atau

informasi yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Salah satu informasi yang

dibutuhkan yaitu informasi akuntansi, yang dalam hal ini akuntan dituntut untuk menyajikan

informasi yang berguna bagi manajer dalam mengambil keputusan karena keputusan yang 1 Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lampung

Page 4: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

akan diambil sangat terkait dengan bentuk penyajian dari informasi tersebut (Chang et al.,

2002).

Dalam menjalankan proyek yang telah diputuskan, system reward pun tak pelak digunakan

dalam perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk memicu semangat kerja karyawan agar dapat

mencapai tujuan yang diinginkan. Sistem berupa bonus maupun kenaikan jabatan

merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk mendorong semangat

kerja mereka. Hal ini pun didukung oleh bukti empiris bahwa pihak manajemen akan

menggunakan uang untuk menarik, mempertahankan, dan memotivasi karyawan agar dapat

tercapainya tujuan perusahaan (Milkovic and Newman, 2002 dalam Tang and Chiu, 2003, p.

14).

Kegagalan dalam menjalankan proyek yang telah diputuskan, tak jarang sering ditemui yang

kemudian hal tersebut dapat berdampak pada kondisi perusahaan. Kegagalan tersebut

berkaitan erat dengan keputusan yang akan maupun telah diambil oleh perusahaan, yang

secara tidak langsung hal ini berkaitan dengan informasi yang diperoleh. Dalam situasi yang

demikian tak jarang para pengambil keputusan dihadapkan pada keadaan yang dilematis yaitu

melanjutkan atau menghentikan proyek yang sudah dijalankan. Namun, bukanlah suatu

fenomena yang mengherankan lagi jika banyak manajer tetap bertahan pada keputusan awal

ketika investasi yang mereka tanam ternyata menghadapi kegagalan yang kemudian dikenal

dengan istilah eskalasi komitmen.

Eskalasi komitmen berdasarkan teori keagenan merupakan suatu tindakan yang rasional,

yang berarti bahwa informasi yang dimiliki oleh pembuat keputusan tidak terbatas dan

umumnya berusaha untuk memaksimalkan utility function yang tentu saja terdapat asimetri

informasi yang terkait di dalamnya. Asimetri terjadi disebabkan oleh manajer yang berperan

sebagai agen mempunyai informasi yang real mengenai investasi yang ditanam yang

informasi tersebut tidak dimiliki oleh prinsipal. Sehingga, muncul akan adanya

ketidakseimbangan dalam informasi. Hal ini didukung penelitian empiris bahwa eskalasi

komitmen akan menjadi sesuatu yang rasional bagi manajer karena manajer berusaha untuk

melindungi reputasi yang dimiliki (Chulkov, 2007). Tindakan tersebut merupakan salah satu

upaya manajer sebagai pihak agen untuk mempertahankan diri. Hal ini menggambarkan

bahwa eskalasi komitmen berkaitan dengan faktor psikologi yang dimiliki oleh seseorang.

Page 5: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa

pertahanan akan muncul disaat adanya pertentangan antara pandangan hidup dengan realitas

yang harus dihadapi (Boeree, 2008; p.89). Sekali seseorang memimpin berhasil mencapai

puncak kekuasaan akan secara naluriah terdorong mempertahankan kekuasaan tersebut.

Dalam hal ini tujuan mudah bergeser dari berusaha mencapai tujuan organisasi menjadi

mempertahankan kekuasaan (Gudono, 2009; p.7). Upaya untuk mempertahankan kekuasaan

tersebut pada umumnya dipicu oleh insentif yang telah diperoleh baik berupa bonus maupun

kepuasan akan kekuasaan yang dimiliki. Sehingga para pengambil keputusan berupaya untuk

tetap bertahan pada keputusan awal yang telah ditetapkan. Hal tersebut menjadi ketertarikan

sendiri bagi peneliti untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh terhadap eskalasi

komitmen ketika negative reward diterapkan dalam perusahaan.

B. TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau daya penggerak (Hasibuan, 2008;

p.92). Motivasi merupakan kunci untuk memotivasi karyawan agar bertindak sesuai dengan

tujuan perusahaan. Salah satu bentuk penerapan dari motivasi yaitu adanya sistem reward dan

punishment. Reward merupakan suatu keluaran yang dapat meningkatkan kepuasan atas

kebutuhan individu. Sedangkan negative reward atau punishment merupakan suatu keluaran yang

dapat menurunkan kepuasan atas kebutuhan individu (Anthony and Govindarajan, 2007).

Dengan kata lain, penerapan motivasi tersebut ditujukan untuk meningkatkan komitmen

pada diri seseorang.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, komitmen diberikan dalam bentuk

pemahaman yang bervariasi (Angle dan Perry, 1981). Namun, komitmen dalam penelitian ini

ditekankan pada tingkat keterikatan individu pada suatu proyek yang sedang dijalankan.

Maka, ketika individu memutuskan untuk terlibat pada suatu proyek, secara otomatis letak

kesuksesan proyek menjadi tanggung jawabnya.

Komitmen penting untuk mengikat individu dalam perkembangan tugas lebih lanjut yang

ternyata tidak atau kurang menyenangkan dengan tingkat kesulitan yang relatif tinggi.

Namun, di sisi lain, komitmen memberi pengaruh negatif. Komitmen mengarahkan individu

Page 6: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

untuk berperilaku dysfunctional, atau dengan kata lain mengarah pada tindakan eskalasi

komitmen (Effriyanti, 2005).

Menurut Brockner (1992) eskalasi komitmen merupakan kecenderungan pengambil

keputusan untuk bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada serangkaian tindakan yang

gagal. Bazerman (1994) mendefinisi eskalasi sebagai tindakan yang tidak rasional (nonrational

escalation of commitment) yaitu derajat yang dalam hal ini individu mengeskalasi komitmen untuk

tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan sebelumnya sampai satu titik yang melewati model

pengambilan keputusan yang rasional. Individu atau manajer umumnya mempunyai kesulitan

dalam memisahkan keputusan yang diambil sebelumnya dengan keputusan yang

berhubungan ke masa depan. Sebagai konsekuensinya, individu akan cenderung membiaskan

keputusannya oleh karena tindakan di masa lalu dan mempunyai tendensi untuk

mengeskalasi komitmen terutama bila menerima umpan balik negatif (Bazerman, 1994).

Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan oleh Chulkov (2007) bahwa eskalasi

komitmen merupakan suatu tindakan yang rasional hal ini pun senada dengan yang

dinyatakan oleh Kanodia et al. (1989). Tindakan tersebut akan menjadi sesuatu yang rasional

jika:

1. Bertujuan untuk melindungi atau mempertahankan reputasi 2. Game theoretic 3. Option value Berkaitan dengan usaha untuk mempertahankan reputasi, maka hal ini terkait dengan teori

Michels (Gudono, 2009; p.7). Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa sekali seorang

pemimpin berhasil mencapai puncak kekuasaan, maka akan secara naluriah terdorong

mempertahankan kekuasaan.

Berdasarkan ilmu keorganisasian, yang menyatakan bahwa beberapa metoda yang sering

digunakan untuk mengubah perilaku moral seseorang melalui penguatan (reinforcement)

dengan memakai hadiah dan hukuman (Gudono, 2009; p.75). Gudono mengemukakan

bahwa hukuman yang diberikan tentu saja akan menimbulkan rasa defensif pada diri

seseorang untuk menjauhkan dirinya dari ketidakstabilan yang sedang ia hadapi. Tekanan

berupa hukuman nonmaterial berupa hilangnya kepercayaan dari prinsipal yang kemudian

akan menyebabkan munculnya rasa malu pada diri seseorang akan mendorong seseorang

untuk mempertahankan ego yang ada dalam diri seseorang. Begitupun jika sanksi material

Page 7: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

tersebut diberikan kepada seorang manajer, maka ketidakstabilan kondisi yang dimiliki oleh

seseorang akan mendorong seseorang untuk menstabilkan kondisi tersebut.

Berdasarkan teori harapan yang dikemukakan oleh Victor H. Vroom (Hasibuan, 2008; p.116)

yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam

mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan

dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan

pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya itu. Bila

keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya, maka ia akan

bekerja keras pula, dan sebaliknya. Dalam teori ini juga mencakup mengenai nilai atau valence

yaitu akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai/martabat tertentu (daya atau nilai

motivasi) bagi setiap individu bersangkutan. Misalnya, peluang untuk dipindahkan ke posisi

dengan gaji yang lebih besar di tempat lain, mungkin mempunyai nilai (valensi) rendah bagi

orang lain yang mempunyai ikatan kuat dengan kawan, tetangga, dan kelompok kerjanya.

Valensi ini ditentukan oleh individu dan tidak merupakan kualitas objek dari akibat itu

sendiri.

Dalam model sumber daya manusia bahwa karyawan di motivasi oleh banyak faktor,

sehingga karyawan bukanlah berprestasi baik karena merasa puas melainkan termotivasi oleh

rasa tanggung jawab yang lebih luas untuk membuat keputusan dalam melaksanakan tugas-

tugasnya. Pada dasarnya setiap individu mempunyai motif tertentu atas usaha yang mereka

lakukan. Definisi motif sendiri menurut Hasibuan (2008) adalah suatu peransang keinginan

dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang, karena setiap motif mempunyai tujuan

tertentu yang ingin dicapai. Sehingga, tingkah laku seseorang dipengaruhi serta diransang

oleh keinginan, kebutuhan, tujuan, dan kepuasannya.

Berdasarkan teori-teori yang berkembang tersebut, maka pada dasarnya manusia mempunyai

sifat naluriah untuk berusaha melindungi sesuatu yang telah dimilikinya terutama disaat

hukuman diberikan jika seseorang telah gagal dalam melakukan sesuatu. Hal ini disebabkan

karena adanya persaingan dalam dunia bisnis. Namun, besarnya usaha seseorang untuk

mempertahankan egonya dengan cara melakukan eskalasi komitmen semua tergantung dari

Page 8: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

tingkat motif serta timbal balik yang akan diterima oleh seseorang. Seseorang yang sudah

berada dalam tingkat kemapanan yang cukup, maka sanksi berupa material tidak begitu

berpengaruh terhadap upayanya untuk mengeskalasi komitmen dibanding dengan seseorang

yang mempunyai tingkat kebutuhan akan material yang tinggi. Berdasarkan penalaran logis

tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

H1 : Terdapat pengaruh negative reward terhadap tingkat eskalasi komitmen

H2 : Terdapat perbedaan tingkat eskalasi komitmen pada penerapan negative reward

antarkelompok

Eskalasi komitmen dapat ditinjau dari sudut psikologi. Pada dasarnya terdapat perbedaan

psikologi antara wanita dan pria, hal ini dibuktikan dengan penelitian empiris yang dilakukan

oleh Eaghly (1987, dalam Trisnaningsih, 2003) bahwa dalam lingkungan pekerjaan apabila

terjadi masalah, pegawai pria mungkin akan merasa tertantang untuk menghadapinya

dibandingkan untuk menghindarinya. Perilaku pegawai wanita akan lebih cenderung untuk

menghindari konsekuensi konflik dibanding perilaku pegawai pria. Meskipun dalam banyak

situasi wanita lebih banyak melakukan kerjasama dibanding pria, tetapi apabila akan ada

resiko yang timbul, pria cenderung lebih banyak membantu dibanding wanita. Hal senada

juga diungkapkan oleh Ruegger dan King (1992, dalam Jamilah et al., 2007) bahwa wanita

umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi daripada pria. Maka,

berdasarkan hal tersebut RQ : Apakah tingkat eskalasi komitmen yang disebabkan oleh

negative reward berbeda dalam kondisi gender?

C. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Sanksi Material

Sanksi non material

Eskalasi Komitmen

Page 9: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

D. METODA PENELITIAN

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metoda eksperimen, dengan design

faktorialnya yaitu 2 x 2. Desain eksperimen secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Desain Eksperimen Between Subject

Sanksi non Material

Ya Tidak

Sanksi

Material

Ya A B

Tidak C D

Tugas-tugas yang diberikan untuk partisipan disesuaikan dengan treatment (kondisi perlakuan)

yang diperoleh. Penempatan acak (random assignment) partisipan pada setiap treatment dilakukan

dengan tujuan agar masing-masing kelompok (kondisi perlakuan) dapat dibandingkan

dengan variabel dependen. Sanksi material dan nonmaterial merupakan variabel independen

dalam penelitian ini, sedangkan eskalasi komitmen merupakan variabel dependen.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari

instrumen yang diambil dari berbagai penelitian. Instrumen ini mengacu pada penelitian

yang dilakukan oleh Cuellar et al. (2006), Keil et al. (2007), dan Koroy (2008) dengan

melakukan berbagai penyesuaian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen didesain

dalam bentuk skenario dengan manipulasi berupa budaya kerja di perusahaan yaitu

menerapkan sistem kerja sama yang baik dan tidak menerapkan sistem kerja sama yang baik

Page 10: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

dengan menggunakan skala likert dengan kisaran nilai 1 yaitu menghentikan proyek hingga

nilai 8 yang berarti melanjutkan sesuai rencana.

Subjek dari penelitian ini yaitu mahasiswa akuntansi yang telah menempuh mata kuliah

manajemen keuangan sebagai subjek yang berjumlah 125 orang. Pengelompokan responden

kedalam kelompok dilakukan secara random, hal ini dilakukan untuk mengontrol faktor-

faktor lain yang dapat mempengaruhi hubungan sebab akibat antara variabel independen

yang dimanipulasi dengan variabel dependen, yang terbagi atas empat kelompok dengan

ketentuan sebagai berikut, yaitu: kelompok A mendapatkan sanksi material dan non material,

kelompok B mendapatkan sanksi non material, kelompok C mendapatkan sanksi material,

dan kelompok D tidak mendapatkan sanksi keduanya. Sebelum instrumen dibagikan,

responden diberikan arahan mengenai pengisian instrumen serta deskripsi singkat mengenai

keadaan perusahaan.

Dalam eksperimen setiap partisipan diminta untuk bertindak seolah-olah sebagai seorang

manajer. Sebelum instrumen dibagikan partisipan terlebih dahulu diperkenalkan mengenai

latar belakang perusahaan, kondisi perusahaan, dan keadaan keuangan perusahaan dimasa

yang akan datang. Baru setelah itu partisipan akan diuji dengan menggunakan instrumen

yang telah disiapkan. Penelitian dilakukan selama dua hari dengan waktu yang sama dan

kondisi ruang yang tidak berbeda hal ini bertujuan untuk menghindari bias yang disebabkan

oleh faktor lain yang dapat menyebabkan adanya faktor lain yang mempengaruhi variabel

dependen selain variabel independen yang ditetapkan. Penelitian ini melibatkan 5 orang yang

terlibat dalam tim penelitian dengan tujuan untuk menghindari pengaruh dari sipeneliti yang

dapat mengakibatkan hasil penelitian semakin bias.

Dalam proses eksperimen, eksperimen dilakukan selama 20 menit dengan masing-masing

skenario dikerjakan dalam waktu 10 menit. Setelah eksperimen dilakukan, responden

diminta untuk mengisi cek manipulasi yang telah ditetapkan selama 5 menit. Dari hasil uji

manipulasi ditetapkan bahwa responden yang mempunyai tingkat kesalahan sebesar 25%

atau 1 soal dari 4 soal yang diujikan , maka responden tersebut layak dimasukkan dalam uji

statistika selanjutnya. Sehingga berdasarkan persyaratan tersebut , maka responden yang

memenuhi kriteria yaitu berjumlah 91 orang dengan sebaran masing-masing kelompok antara

lain yaitu: 22 orang dikelompok A, 23 orang kelompok B, 24 orang kelompok C, dan sisanya

sebesar 22 orang dikelompok D. Setelah cek manipulasi dilakukan yang merupakan tahapan

akhir dari proses eksperimen, responden diberikan buah tangan berupa cendera mata sebagai

Page 11: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

wujud terima kasih dari peneliti atas kesediaan responden untuk bekerjasama dalam

penelitian tersebut. Kemudian, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis

one way anova yang kemudian diolah dengan menggunakan software SPSS versi 16.

E. HASIL PENELITIAN

Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisa anava satu arah dengan tingkat

kepercayaan sebesar 95%. Berdasarkan hasil pengujian pada masing-masing kelompok

dengan manipulasi adanya penerapan etika kerja sama dan prinsip kebersamaan serta sikap

saling menghargai , maka hasil yang diperoleh yaitu:

Tabel 2. Hasil Pengujian dengan Manipulasi Penerapan Etika Kerja

Sum of

Squares

df Mean Squares F Sign.

Between Groups 20.803 3 6.934 4.017 .010

Within Groups 150.186 87 1.726

Total 170.989 90

Tabel 3. Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

5.168 3 87 .002

Page 12: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa tingkat probabilita sebesar 0,01 yaitu < 0,05 berarti bahwa

negative reward mempengaruhi tingkat eskalasi komitmen yang secara statistis signifikan dan

hal ini pun menggambarkan bahwa terdapat perbedaan pada tingkat eskalasi komitmen yang

secara statistis perbedaan secara keseluruhan tersebut terjadi signifikan. Hal ini

menggambarkan bahwa hipotesis telah terdukung atau yang berarti pula bahwa Ho tidak

terdukung. Walaupun berdasarkan uji levene menunjukkan nilai F test yaitu sebesar 5,168

dan tingkat signifikansi pada 0,002 (p < 0,05) yang menyatakan bahwa tingkat varians tidak

sama atau asumsi anova telah dilanggar namun hal ini tidak fatal untuk anova dan analisis

masih dapat diteruskan (Ghozali, 2006, p.63).

Tabel 4. Deskripsi Sampel.

N

Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Min

Max

Lower

Bound

Upper

Bound

Kel

1

22 6.4545 1.81861 .38773 5.6482 7.2609 2.00 8.00

Kel

2

23 7.4348 .50687 .10569 7.2156 7.6540 7.00 8.00

Kel

3

24 6.6250 1.71471 .35001 5.9009 7.3491 1.00 8.00

Kel

4

22 7.5455 .59580 .12703 7.2813 7.8096 6.00 8.00

Total 91 7.0110 1.37836 .14449 6.7239 7.2980 1.00 8.00

Berdasarkan tabel 4 di atas terlihat bahwa dalam prinsip kebersamaan tingkat eskalasi

komitmen akan semakin tinggi pada kelompok yang tidak menerapkan negative reward baik

secara material dan non material hal ini menggambarkan hubungan dalam arah yang negatif.

Page 13: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Sedangkan pada skenario yang menerapkan etika kerja namun kurang menerapkan prinsip

kebersamaan terlihat bahwa:

Tabel 5. Pengujian Penerapan Etika Kerja

Sum of

Squares

df Mean Squares F Sign.

Between Groups 72.564 3 24.188 6.005 .001

Within Groups 350.425 87 4.028

Total 422.989 90

Tabel 6. Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

10.504 3 87 .000

Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa nilai F hitung yaitu sebesar 6,005 dengan

probabilita sebesar 0,001 (p < 0,05) yang berarti bahwa secara statistis telah terdapat

perbedaan pada kelompok tingkat eskalasi komitmen, yang berarti juga bahwa terdapat

pengaruh penerapan negative reward terhadap tingkat eskalasi komitmen. Sedangkan

berdasarkan hasil tabel 6, terlihat juga bahwa dalam sebuah organisasi yang menerapkan etika

kerja namun kurang menerapkan prinsip kebersamaan penerapan negative reward akan

berpengaruh negatif terhadap tingkat eskalasi komitmen. Hal ini dapat terlihat dari nilai mean

yang terdapat dalam kelompok 4 yaitu kelompok yang tidak menerapkan negative reward

sebesar 6,68 yang kemudian disusul dengan kelompok 2 yaitu kelompok yang menerapkan

negative reward berupa sanksi non material sebesar 6,52 dan kelompok 1 yang menerapkan

kedua sanksi yaitu material dan non material yaitu sebesar 4,95. Maka, dengan demikian

hipotesis terdukung atau yang berarti bahwa Ho tidak terdukung.

Page 14: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Tabel 7. Deskripsi Sampel penelitian

N

Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Min

Max

Lower

Bound

Upper

Bound

Kel 1 22 4.9545 2.60909 .55626 3.7977 6.1114 1.00 8.00

Kel 2 23 6.5217 1.53355 .31977 5.8586 7.1849 2.00 8.00

Kel 3 24 4.7083 2.19642 .44834 3.7809 5.6358 2.00 8.00

Kel 4 22 6.6818 1.46015 .31130 6.0344 7.3292 2.00 8.00

Total 91 5.7033 2.16792 .22726 5.2518 6.1548 1.00 8.00

Sumber : data diolah

Dalam uji beda berdasarkan gender terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

secara statistik pada tingkat eskalasi komitmen sehingga dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa negative reward tidak mempengaruhi secara statistik signifikan pada tingkat eskalasi

komitment dalam kondisi gender. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan mean pada kondisi

penerapan prinsip kebersamaan yaitu sebesar 0,5849 dan dalam kondisi kurang menerapkan

prinsip kebersamaan yaitu sebesar -5.6785. Berikut penjabaran dalam tabel dibawah ini.

Tabel 8. Statistik Grup Organisasi dengan menerapkan prinsip kebersamaan

Gender N Mean Std.

Deviation

Std.Error

Mean

Skor Pria 22 7.4545 .96250 .20521

Page 15: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Wanita 69 6.8696 1.46441 .17629

Tabel 9. Statistik Grup Organisasi yang tidak menerapkan prinsip kebersamaan

Gender N Mean Std.

Deviation

Std.Error

Mean

Skor Pria 22 5.2727 2.52948 .53929

Wanita 69 5.8406 2.04093 .24570

F. KESIMPULAN DAN SARAN

Eskalasi komitmen merupakan suatu fenomena yang tak jarang lagi ditemui. Hal ini

disebabkan karena adanya umpan balik negatif yang tidak pasti dari apa yang diharapkan.

Menurut Brockner (1992) eskalasi komitmen merupakan suatu tindakan yang tidak rasional,

karena para pengambil keputusan tetap mempertahankan keputusan awalnya atas

serangkaian tindakan yang gagal. Namun, berbeda dengan yang diungkapkan oleh Chulkov

(2007) bahwa eskalasi komitmen merupakan suatu tindakan yang rasional sebagai upaya

untuk melindungi reputasi yang dimilikinya. Hal ini pun mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Kanodia et al. (1989).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat hal yang cukup menarik. Pada hasil

tersebut terlihat bahwa negative reward memiliki pengaruh yang negatif ketika kedua sanksi

diterapkan secara bersamaan yaitu sanksi material maupun non material. Begitupun ketika

sanksi non material berupa hilangnya kepercayaan diterapkan , maka akan mempengaruhi

tingkat eskalasi komitmen. Keterunikkan tersebut mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain misalnya tingkat kebutuhan, salah satunya yaitu kebutuhan autonomy. Berdasarkan teori

Page 16: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

human motivation bahwa autonomy merupakan persepsi individu yang bertindak sesuai dengan

ketertarikkan mereka, nilai, dan sensibilitas (Decy and Ryan, 2000 dalam Downie et al., 2008)

Selain itu kecilnya mean dari eskalasi komitmen ketika kedua sanksi diterapkan , maka hal ini

dimungkinkan bahwa pada umumnya sebagian besar responden memilih untuk menghindari

resiko atas adanya ketidak pastian akan umpan balik yang akan diterima. Karena pada

dasarnya secara psikis, eskalasi komitmen juga dapat didukung oleh faktor-faktor lain yaitu

diantaranya: keberanian untuk menanggung resiko, komitmen, melindungi reputasi dan

banyak hal lainnya. Tak ubahnya dalam menjalankan suatu kegiatan tentu masih terdapat

kekurangan dalam penelitian ini. Penggunaan responden yang bukan sesungguhnya menjadi

kelemahan dalam penelitian ini. Sehingga, hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasi

pada semua keadaan. Disamping itu desain instrumen yang masih sederhana mengakibatkan

masih adanya informasi yang belum terkuak secara gamblang dalam penelitian ini, yang

mengakibatkan responden menjadi kurang menghayati.

Maka, untuk penelitian yang lebih lanjut disarankan untuk melibatkan responden yang telah

berpengalaman, dan desain instrumen yang lebih informatif lagi. Penggunaan seperti strategi

perusahaan, pengetahuan, dengan latar belakang pengambilan keputusan yang sama pun

dapat ditambahkan dalam pendesainan instrumen yang selanjutnya. Hal ini dimaksudkan

untuk mengambil keseragaman sehingga dengan tujuan untuk menghindari bias yang

disebabkan oleh perbedaan tingkat kompleksitas yang dimiliki oleh seseorang sebagai akibat

latar belakang yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Angle, H.L., dan J.L. Perry. 1981. An empirical assessment of organizational

Commitment and Organizational Effectiveness. Administrative Science Quarterly. Vol.

26 p: 1- 13.

Page 17: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Anthony, Robert N., dan Vijay Govindarajan. 2007. Management Control System. New

York: McGraw-Hil.

Bazerman, M.H. 1994. Judgment in Managerial Decision Making. Singapore: OHN Wiley

and Sons.

Boeree, George. 2008. Psikologi Sosia. Yogyakarta: Prismasophie.

Brockner, J, 1992. The Escalation of Commitment to a Failing Course of Action: Toward

Theoretical Progress. Academy of Management Review. Volume 17 (1): 39-61.

Chang, Janie C., Sin-Hui Yen, dan Rong-Ruey Duh. 2002. An Empirical

Examination of Competing Theories to Explain the Framing Effect in

Accounting-Related Decisions. Behavioral Research In Accounting.

Volume 14.

Cuellar, Keil, and Johnson. 2006. The Deaf Effect Response to Bad News Reporting in

Information System Projects. E-Service Journal.

Downie, Michelle., Genevieve A. Mageau, dan Richard Koesnert. 2008. What

Makes for a Pleasant Social Interaction? Motivational Dynamics of

Interpersonal Relations. The Journal of Social Psychology. 148(2). xxx–xxx

Effriyanti, 2005. Pemanfaatan Informasi Akuntansi untuk Menghindari Eskalasi Komitmen

Dalam Level Pengambilan Keputusan. SNA VIII. Solo.

Page 18: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Ghozali Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro. Semarang

Gudono, 2009. Teori Organisasi. Pensil. Yogyakarta

Hasibuan, Malayu, 2008. Organisasi dan Motivasi (Dasar-dasar Peningkatan Produktivitas).

Bumi Aksara. Jakarta.

Jamilah, Fanani, dan Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan

Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment. Simponsium Nasional Akuntansi X.

Makasar.

Kanodia, C., R. Bushman dan J. Dickhaut. 1989. Escalation errors and the sunk cost effect:

an explanation based on reputation and information asymmetries. Journal of

Accounting Research. 27: 59-77.

Keil, Depledge, dan Rai. 2007. Escalation: The Role of Problem Recognition and Cognitive

Bias. Journal Compilation. Vol. 38: No.3

Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pengujian Efek Pembingkaian Sebagai Determinan

Eskalasi Komitmen Dalam Keputusan Investasi: Dampak Dari Pengalaman Kerja.

SNA

Tang dan Chiu, Income, Money Ethic, Pay Satisfaction, Commitment, and Unethical

Behavior: Is the Love of Money the Root of Evil for Hong Kong Employees?. 2003.

Journal of Business Ethics. Vol. 46. No. 1 (Aug. 2003). pp. 13-30

Trisnaningsih, 2003. Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat dari Segi Gender.

Page 19: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Simponsium Nasional Akuntansi VI. Surabaya

STUDI KOMPARATIF ANTARA EVONOMIC VALUE ADDED, CASH FLOW

FROM OPERATION, RETURN ON NET ASSET DAN RESIDUAL INCOME

TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AGROINDUSTRI

Sudrajat

ABSTRACT

Investor’s behaviors in capital market in making a decision are influenced by various factors. One of the

factors is financial information which can be used to measure company performance. The measure of company

performance which can be used are financial ratios and EVA.

The purpose of this research is to investigate the effect of economic value added, cash from operation, return

on net asset (RONA) and residual income (RI) towards stock return by using multiple regression analysis.

The samples used are agro industry company which are listed in Indonesia stock exchange with period

research for five years. The results of this research show that cash from operation, earning per share, and

economic value added are positively and significantly related to Stock Return in Agro Industry companies

during period research.

Keywords: EVA, RONA, RI, stock returns

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kondisi perekonomian di Indonesia yang tidak menentu mendorong para pelaku bisnis untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan berkaitan dengan investasi. Bagi perusahaan, pihak manajemen menghadapi situasi yang semakin kompetitif dan kompleks sehingga memerlukan alat pengukuran kinerja yang akurat. Penilaian kinerja pada perusahaan ini memiliki keterkaitan dengan tingkat kewajaran harga saham yang diperdagangkan di bursa

Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lampung

Page 20: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

efek, efektifitas komunikasi manajemen dengan investor dan juga untuk menentukan apakah perusahaan memerlukan restrukturisasi secara menyeluruh. Abdeen dan Haight (2002) menyatakan bahwa metode pengukuran kinerja berdasarkan akuntansi tradisional yang sudah ada selama ini kurang efektif apabila dikaitkan dengan perubahan kondisi perekonomian secara global. Perusahaan membutuhkan cara untuk melakukan penilaian yang menghubungkan antara earning dan investasi. Bukan hanya untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan tetapi juga untuk kepentingan masing-masing individu atau dapat berarti perusahaan mencoba untuk mencari cara menghubungkan antara kepentingan sendiri dengan kepentingan para pemegang saham. Penilaian terhadap kinerja perusahaan yang mendasarkan pada catatan akuntansi saja belum dapat mencerminkan kemampuan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena kelemahan dalam laporan keuangan terutama pada perhitungan laba rugi, tidak memperhitungkan biaya modal ekuitas sehingga pengukuran kinerja yang mendasarkan pada laporan laba rugi dapat menyebabkan distorsi dan bias. Kelemahan-kelemahan dalam penilaian kinerja secara konvensional tersebut di atas di atasi dengan alat penilaian kinerja lain yaitu economic value added (EVA), residual income dan earning. Residual income dapat digunakan sebagai sebuah alat ukur internal untuk penilaian kinerja untuk entitas bisnis. Stern Steward & Co sudah mengukuhkan bahwa varian dari residual income adalah economic value added (EVA) yang digunakan bersama-sama dengan earning (cash from operation ) sebagai sebuah alat pengukuran kinerja baik internal maupun exsternal (Biddle et al. 1997). Chen dan Dodd 2001 dalam Sudrajat, 2006 menyatakan bahwa EVA berbeda dengan Earning, karena EVA memperhitungkan total biaya modal baik biaya modal hutang maupun biaya modal ekuitas. Sedangkan Earning hanya memperhitungkan beban bunga yang merupakan bagian dari biaya modal hutang. Biaya modal dalam hal ini merupakan biaya yang timbul karena adanya kesempatan yang hilang akibat pemegang saham menginvestasikan dananya keperusahaan tertentu. Perilaku investor dipasar modal dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah analisa mengenai kinerja keuangan perusahaan (Hamilton, 1777 dan Marshal, 1890 dalam Biddle et at, 1997). Krisis keuangan global yang terjadi belakangan ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya modal yang berasal dari hutang (cost of debt) dan modal sendiri (equity capital). Investor pada saat menganalisa laporan keuangan untuk pengambilan keputusan investasi dapat menggunakan berbagai macam alat untuk menilai saham yang layak untuk dibeli. Analisa investor dapat berupa analisa fundamental yang akan menilai kinerja internal dan eksternal dari perusahaan yang didasarkan pada berbagai karakteristiknya. Penelititan ini diharapkan dapat memberikan alat penilaian kinerja keuangan yang paling efektif dan berpengaruh terhadap return saham perusahaan, terutama untuk perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

Page 21: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Apakah terdapat pengaruh antara economic value added (EVA), cash flow from operating

return on net asset (RONA), Earnings dan residual income (RI) terhadap return saham perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2004-2008

b. Variabel manakah diatara kelima variabel tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap return saham?

Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas maka dikembangkan hipotesis:

Ha1 : Cash flow from operating (CFO) berpengaruh positif terhadap return saham.

Ha2 : Return on net asset (RONA) berpengaruh positif terhadap return saham.

Ha3 : Earnings per share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham.

Ha4 : Residual income (RI) berpengaruh positif terhadap return saham.

Ha5 : Economics value added (EVA) berpengaruh terhadap return saham.

Sebelum hipotesis diuji dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas nilai variabel-variabel

independen dan dependen yaitu : cash flow from operating (CFO), return on net asset (RONA),

earnings per share (EPS), residual income (RI) dan return saham.

Setelah nilai-nilai variabel independen dan dependen diketahui, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada usaha untuk mengetahui bagaimana alat ukur kinerja keuangan perusahaan berpengaruh terhadap perilaku investor yang tercermin dalam perubahan harga saham perolehan return saham perusahaan yang bersangkutan di pasar modal. Periode penelitian adalah mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, hal ini disebabkan sampai saat ini laporan keuangan yang sudah dipublikasikan adalah laporan keuangan sampai dengan tahun 2008, sedangkan supaya penelitian ini tidak bias pada saat diambil kesimpulan maka dilakukan pengamatan mudur selama 5 tahun yaitu sampai dengan tahun 2004. Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 22: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh economic value added (eva), cash flow from operation, return on net assets, earnings dan residual income terhadap return bagi perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2004 – 2008.

2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai alat ukur kinerja keuangan yang paling berpengaruh terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia.

B. LANDASAN TEORI

Sebelum ditemukan EVA, pengukuran kinerja keuangan perusahaan dilakukan dengan menggunakan beberapa alat analisis diantaranya adalah analisis dengan menggunakan Du Pons. Alat analisis ini dirasa kurang relevan karena belum memperhitungkan biaya modal. Dari kelemahan tersebut, G. Bennet Stewart dan Joel M.Stern yang merupakan analisis keuangan dari perusahaan konsultas Stern Steward and Co mengukur nilai tambah perusahaan dengan menghitung seluruh biaya modal, baik setoran modal yang berasal dari pemegang saham maupun dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan dapat dikatakan mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham jika keuntungan (return) yang dihasilkan lebih tinggi dari biaya modalnya. Menurut Abdeen dan Haight (2002) bahwa EVA merupakan sisa laba setelah semua biaya

modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dibebankan. Young dan O’Byrne

(2001) menyatakan bahwa sebagai alat pengukur kinerja EVA memiliki beberapa keunggulan

jika dibandingkan dengan metode lain yaitu :

1. EVA memiliki peran penting sebagai suatu sistem yang berbasis pada value compensation dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya yaitu menciptakan nilai untuk pemegang saham.

2. EVA menjembatani konflik yang terjadi antara manajer dengan perusahaan berkaitan dengan pemberian bonus. Dalam hal ini EVA menyediakan insentif bagi manajer yang berperan mencari dan mengimplemantasikan investasi yang menciptakan nilai.

3. EVA merupakan alat komunikasi yang efektif dalam penciptaan nilai dengan melibatkan semua elemen di dalam organisasi untuk ikut berperan serta.

4. EVA merupakan kerangka kerja manajemen yang mencakup berbagai fungsi, seperti perencanaan strategis (strategic planning), pengukuran kinerja (performance measurement), serta komunikasi internal maupun eksternal (internal/external sommunication).

Return on net asset (RONA) merupakan perbandingan antara net income dengan total asset (Riyanto, 2001). RONA mengukur berapa persen laba bersih yang dapat dihasilkan dari setiap rupiah yang dinvestasikan dalam bentuk aktiva perusahaan. Dengan demikian RONA akan menggambarkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam seluruh aktiva yang akan digunakan untuk menghasilkan laba bagi semua investor (pemegang saham). Young dan O’Bryne (2001) menyatakan bahwa saat ini banyak perusahaan yang menggunakan RONA berkaitan dengan EVA. Selama pengembalian yang diperoleh dari aktiva bersih melebihi jumlah biaya modal yang diinvestasikan, maka EVA adalah positif.

Page 23: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Earning per Share (EPS) merupakan laba yang dibagikan untuk setiap lembar saham umum dalam satu periode akuntansi. EPS digunakan oleh investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam mencetak laba berdasarkan saham ayng dimiliki.

Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai hubungan alat ukur kinerja dengan retun saham, telah banyak

dilakukan, diantaranya adalah Worthington dan Tracey (2004) yang melakukan penelitian

terhadap 110 perusahaan di Australia periode 1992–1998 dengan mengunakan tiga alternatif

formulasi pengumpulan data dengan menggunakan metode polling yaitu common effects, fixed

effects dan random effects. Hasil penelitian menunjukkan EVA mempunyai relative information

content yang lebih tinggi dalam menjelaskan return saham dibandingkan dengan pengukuran

akuntansi yang biasa digunakan.

Sartono dan Kusdhianto (1999) melakukan penelitian pada perusahaan publik yang terdaftar

di BEJ periode 1994-1997 dan menyimpulkan bahwa secara keseluruhan tidak ditemukan

hubungan antara perubahan EVA dengan MVA dan tidak terdapat pengaruh antara EVA

dengan MVA serta antara perubahan EVA dengan perubahan MVA. Farsio et. al (2000)

dengan menggunakan sampel dari saham yang terdaftar di S&P sebanyak 500 dan Dow

Jones Industrial Average sebanyak 1.000 perusahaan untuk periode 1994-1998, menemukan

bahwa EVA bukan merupakan indikator yang baik untuk menilai kinerja saham. Sementara

Dodd dan Chen (2001) menyimpulkan bahwa EVA tidak memiliki kandungan informasi

relatif yang lebih baik atau tinggi dibandingkan residual income dan operating income, EVA

hanya mampu menjelaskan variasi return saham sebesar 0, 006, sedangkan untuk residual

income sebesar 0, 078 dan operating income sebesar 0, 094.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya tersebut diketahui bahwa beberapa hasil

penelitian menyimpulkan EVA merupakan alat ukur penilaian kinerja keuangan yang cukup

baik, akan tetapi penelitian yang lain menunjukkan hal yang berbeda. Oleh karena itu

penelitian ini dilakukan dengan memasukan variabel lain (selan EVA) sebagai bahan

pembanding yaitu cash flow from operation, return on net asset, earning dan residual income.

C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Data Penelitian

Page 24: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang

terdiri atas : total aktiva, beban bunga, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang,

modal sendiri, net operating income, net income atau net operating after tax (NOPAT), aktiva

lancar, arus kas dari aktivitas operasi dan jumlah lembar saham yang beredar, harga saham

perusahaan.

2. Pengukuran Variabel Variabel dalam penelitian ini terdiri atas : cash flow from operating (CFO), return on net asset (roa),

earning, residual income (ri), economic value added (EVA) dan return saham. Variabel-variabel

tersebut diukur sebagai berikut :

1. Menghitung Biaya Ekuitas Biaya ekuitas (BE) atau biaya modal sendiri dihitung dengan menggunakan pendekatan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

2. Menghitung Struktur Modal Perusahaan Struktur modal yang digunakan adalah proporsi hutang dan proporsi modal sendiri (ekuitas) dalam bentuk prosentase dari jumlah hutang dan ekuitas.

3. Menghitung Biaya Modal Rata-Rata (WACC) WACC dihitung dengan rumus : (Bu x Wu) + (Be x We)

4. Menghitung NOPAT NOPAT = profit after tax + Interest after tax

5. Menghitung Capital Capital dihitung dengan menjumlahkan total hutang dengan ekuitas.

6. Menghitung Variabel EVA EVA = NOPAT – (WACC x Capital)

7. Menghitung Variabel Residual Income RI = Income – (WACC x Investment)

8. Menghitung Variabel Return on Net Asses (RONA) RONA = NOPAT Aktiva Bersih rata-rata

9. Menghitung Variabel Earning per Share (EPS) EPS = Net Income Jumlah saham beredar

10. Mengitung Variabel Return saham Return saham = Pt – Pt-1 + D1 Pt-1 Pt-1 P = harga saham dan D = Deviden.

3. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Page 25: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan metode regresi berganda. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan asumsi klasik yang terdiri atas : a. Uji Heteroskedastisitas b. Uji Multikolinearitas c. Uji Autokorelasi Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan analisis regresi multivariat dengan persamaan

sebagai berikut :

Ri = α + β1CFO + β2RONA + β3EPS + β4RI + β5EVA

Ri : return saham (dependent variable)

β1 : Variabel Cash Flow from Operation (CFO)

β2 : Variabel Return On Net Assets (RONA)

β3 : Variabel Earning Per Share (EPS)

β4 : Variabel Residual Income (RI)

β5 : Variabel Economic Value Added (EVA)

D. PEMBAHASAN

1. Data Penelitian dan Uji Asumsi Kalsik

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang berasal dari laporan

keuangan tahunan perusahaan agroindustri selama tahun 2004-2008. Perusahaan yang

menjadi objek penelitian sebanyak 8 perusahaan karena perusahaan-perusahaan tersebut

memenuhi kritetia yang telah ditentukan.

Setelah data diperoleh kemudian dianalisis untuk dapat menentukan kriteria pengujian

hipotesis. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan alat analisis berupa regresi berganda

oleh karena itu sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlabih dahulu harus dilakukan

pengujian asumsi klasik. Uji asumsi kalsik dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji

autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas. Uji asumsi klasik dilakukan agar

data yang digunakan memenuhi kriteria Best, Linear, Unbiased Estimator (BLUE). Hasil

pengujian asumsi kalsik adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Page 26: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistic dan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual, dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribsusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Maka dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat kurtosis dan skweness dari residual. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik One sample Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dalam penelitian ini untuk melakukan uji normalitas digunakan analisis grafik dan uji statistik One sample Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai Asymp.sig suatu variabel yang dihasilkan oleh uji One sample Kolmogorov-Smirnov > α (0, 01), dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut terdistribusi normal. Nilai asymp.sig hasil Pengujian normalitas pada masing-masing kabupaten/kota ditunjukkan dalam tabel berikut :

Gambar 1. Gafik Uji Normalitas

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

C

FO

R

ON

A

E

PS

R

I

E

VA

R

S

Page 27: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

N 4

0

4

0

4

0

4

0

4

0

4

0

Normal

Parametersa

M

ean

6

.89

525

50

E1

1

4

,

348.

425

000

0

3

.025

000

0E2

2

.10

375

70

E1

2

-

1.2

907

576

E1

0

4

2,

439

.20

000

00

St

d.

Devi

ation

1

.95

478

918

E1

2

6

,

202.

743

581

91

5

.084

514

45E

2

2

.95

847

642

E1

2

2

.57

399

174

E1

1

9

0,

186

.16

776

629

Most Extreme

Differences

A

bsolu

te

.

327

.

231

.

198

.

238

.

381

.

092

Po

sitive

.

314

.

231

.

198

.

175

.

381

.

092

N

egati

ve

-

.32

7

-

.217

-

.136

-

.23

8

-

.31

0

-

.07

6

Kolmogorov-Smirnov Z 2

.06

9

1

.461

1

.255

1

.50

8

2

.40

8

.

584

Asymp. Sig. (2-tailed) .

708

.

628

.

886

.

721

.

934

.

884

Dari dua pengujian di atas dapat diketahui bahwa nilai residual dalam penelitian ini

terdistribusi secara normal. Hal ini dibuktikan dengan menyebarnya nilai residual pada garis

Page 28: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

diagonal seperti terlihat pada gambar 1. Disamping itu normalitas nilai residual juga terlihat

pada tabel 1 yang menunjukkan nilai Asym.Sig yang lebih besar dari α yaitu 5%.

b. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi tidak terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode (t) dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Ketentuan yang menjadi acuan adalah jika du < d < 4-du tercapai maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi positif maupun negatif. Dengan n = 40, k=4 dan level signifikan= 0, 05 maka berdasarkan tabel Durbin Watson diperoleh nilai dl = 1, 285 dan du= 1, 721. Dari data tersebut maka variabel akan terbebas dari autokorelasi jika 1, 285 < d < 2, 279 (4 -1, 721). Hasil pengujian autokorelasi pada penelitian ini adalah :

Tabel 2. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1

.816a .890 .853

90,

319.1573930

9

1.552

a. Predictors: (Constant), RI, CFO, RONA, EPS

b. Dependent Variable: RS

Dari pengujian di atas menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini terbebas dari masalah

autokorelasi.

c. Uji Multikolinearitas. Uji multikolinearitas untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat hubungan antar variabel independen, jika terdapat hubungan berarti terjadi masalah

Page 29: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

multikol. Pedoman untuk sesuatu yang belum bebas multikolinearitas dapat dilihat dari nilai TOL yang < 0, 10 dan nila VIF > 10. Hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

1 (Constant) 46065.189 21311.670

CFO -1.191E-9 .000 .951 1.051

RONA -1.372 2.548 .837 1.194

EPS 46.376 31.397 .821 1.218

RI -5.165E-9 .000 .820 1.220

a. Dependent Variable: RS

Berdasarkan hasil pengujian di atas diketahui bahwa semua variabel independen terbebas dari

masalah multikolinearitas. Hal ini dibuktikan oleh nilai Tol > 0, 01 dan VIF < 10 pada semua

variabel independen.

d. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksaman varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka hal tersebut disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Uji heterokedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik sebagai berikut :

Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisitas

Page 30: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Dari grafik di atas terlihat bahwa data menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu.

Hal ini mengindikasikan bahwa data dalam penelitian ini terbebas dari masalah

heterokedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda untuk menguji hipotesis. Persamaan regresi sebagaimana terdapat pada pembahasan sebelumnya adalah sebagai berikut :

Ri = α + β1CFO + β2RONA + β3EPS + β4RI + β5EVA

Ri : Return saham (dependent variable)

β1 : Variabel cash flow from operation (CFO)

β2 : Variabel return on net assets (RONA)

β3 : Variabel earning per share (EPS)

β4 : Variabel residual income (RI)

β5 : Variabel economic value added (EVA)

Dengan me-run secara bersama-sama seluruh variabel diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Model Summary Uji Regresi

Page 31: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .816a .890 .853

90,

319.15739309 1.552

a. Predictors: (Constant), EVA, RI, CFO, RONA,

EPS

b. Dependent Variable: RS

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Berganda

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.169E10 4 7.923E9 85.971 0.036a

Residual 2.855E11 35 8.158E9

Total 3.172E11 39

a. Predictors: (Constant), EVA, RI, CFO, RONA,

EPS

b. Dependent Variable: RS

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Sederhana

Page 32: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 35987.506 23695.658 1.519 .138

CFO 1.481E-9 .000 -.032 -.195 .047

RONA -.288 2.782 -.020 -.103 .918

EPS 49.448 31.576 .279 1.566 .027

RI -3.369E-9 .000 -.111 -.590 .559

EVA 6.611E-8 .000 -.189 -.976 .036

a. Dependent Variable: RS

Berdasarkan tabel 4 diperoleh nilai R square yang merupakan koefisien determinasi yaitu

hasil penguadratan dari nilai R (koefisien korelasi). Koefisien determinasi berada pada kisaran

nilai 0 dan 1, dengan makin kecil r square maka makin lemah hubungan pada variabel

independennya. Nilai R square sebesar 0, 890 berarti 89% dari return saham dapat dijelaskan

oleh CFO, RONA, RI dan EVA sedangkan sisanya sebesar 11% dijelaskan oleh factor yang

lain.

Pada tabel 5, dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0, 036. Hal ini menunjukkan bahwa return saham secara bersama-sama

dipengaruhi oleh seluruh variabel independent. Apabila dilakukan pengujian lebih lanjut

seperti pada tabel 6, menunjukkan bahwa diantara variabel-variabel independent yang diuji

pengaruhnya terhadap return saham hanya variabel CFO, EPS dan EVA yang berpengaruh

signifikan. Sedangkan variabel lain tidak berpengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa para

investor selama memutuskan untuk melakukan investasi atau tidaknya pada saham-saham

perusahaan yang dijadikan penelitian menggunakan informasi berkaitan dengan CFO, EPS

Page 33: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

dan EVA hal ini juga ditunjukkan oleh hasil pengujian stasistik yang menunjukkan

unstandardized coefficients untuk ketiga variabel adalah positif. Berarti apabila terjadi kenaikkan

nilai CFO, EPS dan EVA maka Return Saham juga akan mengalami kenaikan. Demikian

juga sebaliknya. Fenomena lain dari hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa CFO, EPS

dan EVA merupakan alat ukur indikator kinerja yang cukup baik untuk memprediksi return

saham.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : perilaku investor dipasar modal

dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah

informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Pengukuran

kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA akan lebih baik dibandingkan hanya

melakukan perhitungan dengan rasio keuangan karena EVA telah memperhitungkan biaya

modal.

Hasil pengujian menunjukkan variabel CFO, EPS dan EVA memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan Agroindustri selama tahun pengamatan.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh O’Byrne (1997) dan

Worthington (2004) yang menyatakan bahwa EVA lebih baik dari NOPAT dalam

menjelaskan perubahan terhadap nilai pasar dan EVA memiliki hubungan yang lebih tinggi

terhadap stock return dibandingkan dengan pengukuran berdasarkan akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdeen, M.Adnan., G.Timothy Haight, 2002, A Fresh Look At Economic Value Added : Empirical Study of the fortune five hundres companies, Journal of Applied Business Research, Vol 18, No.2

Ball, R.J..P.Brown, 1968 An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers, Journal of

Accounting, January-March, Vol 25. Biddle, C, Gray., Robert M.Bowen, James S. Wallace, 1997, Does EVA Beat Earnings ?

Evidence on Associations With Stock Returns and Firm Values, Journal of Accounting and Economics 24.

Page 34: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Farsio, Farzad, Joe Degel, Julia Degner, 2000, Economic Value Added and Stock Returns, The Financier, No. 1-4

Ghozali, Imam.2005, Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :Badan

Penerbit Undip James, L.Dodd, Chen Shimin, Operating Income, Residual Income, and EVA:Which matric is

More Relevant ?, Journal of Managerial, Spring, 2001, Vol 3. Munawir, S, 2002, Analisis Informasi Keuangan, Lyberty, Yogyakarta O’Byrne, Stephen F., 1997, EVA and Shareholder Return, Financial Practice and education,

Spring/summer. Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta Sartono, Agus, Kusdhianto Setiawan, 1999, Adakah Pengaruh EVA Terhadap Nilai

Perusahaan dan Kemakmuran Pemegang Saham pada Perusahaan Publik, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 14

Sudrajat, 2006, Analisis Kinerja Keuangan dengan Economic Value Added (EVA) pada PT.

Hanjaya Mandala Sampoerna.Tbk.

Worthington, Andrew C, Tracy West, 2004, Australian Evidence Concerning The Information

Content of Economic Value Added, Australian Journal of Management, Vol 29, December.

Young, S., David, Sthepen F.O’Byrne, 2001, EVA and Value Based Management: A

Practical Guide To Implementation , Irwin, Mc Graw-Hill.

PENGARUH HUTANG TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Kiagus Andi

ABSTRACT Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lampung

Page 35: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

The purpose of this research is to empirically study the effect of liabilities on operating income. This research is

classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are manufacturing

firms consumer goods sector on BEI which go public during the period of 2007 to 2008. The samples are

obtained by using purposive sampling method. As the result, from 35 go public firms, 33 are used as the

samples of this study.

The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic

assumptions. The result indicates that partially current liabilities (CL) and noncurrent liabilities (NCL)

variable has significantly influenced the operating income (OP), as well as simultaneously both current

liabilities (CL) variable and noncurrent liabilities (NCL) variable have significantly influenced the operating

income (OP) variable of manufacturing firms consumer goods sector on BEI.

Keywords: current liabilities, noncurrent liabilities, operating income

A. PENDAHULUAN

Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat tetap

menjalankan kegiatan operasinya, hal ini dikarenakan perkembangan dunia usaha yang

semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu

perusahaan dititikberatkan pada bagaimana cara perusahaan tersebut mencapai tujuan

utamanya, yaitu tercapainya laba perusahaan yang telah ditetapkan. Besar kecilnya laba yang

diperoleh perusahaan merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam mengelola

usahanya. Laporan keuangan dijadikan acuan oleh manajemen dalam membuat keputusan

yang akan dijalankan oleh perusahaan serta digunakan oleh pihak kreditor untuk menentukan

apakah kerjasama yang telah dijalankan dapat terus dijalankan atau tidak.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah

modal. Bagi beberapa perusahaan yang memiliki modal besar, tidak akan mengalami

kesulitan dalam mengembangkan usahanya, namun tidak sedikit perusahaan yang memiliki

keterbatasan modal, sehingga mereka sulit untuk mengembangkan usahanya, agar dapat

mengatasi hal tersebut, pada umumnya pihak manajemen perusahaan memiliki dua pilihan,

yaitu menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang

Page 36: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila manajemen memilih hutang sebagai

alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar

penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan,

sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut

kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.

B. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Hutang

Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan

sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Untuk

menentukan suatu transaksi sebagai hutang atau bukan sangat tergantung pada kemampuan

untuk menafsirkan transaksi atau kejadian yang menimbulkannya, seperti yang dikemukakan

oleh FASB berikut ini dalam Statement of Financial Accounting Concept No.6 yang terdapat pada

buku Chariri dan Ghozali (2005: 157), yaitu “hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi

yang mungkin terjadi di masa yang mendatang yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang

dari suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan ke entitas lain dimasa

mendatang sebagai akibat transaksi di masa lalu”.

Munawir (2004: 18) berpendapat bahwa “hutang adalah semua kewajiban keuangan

perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber

dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”, sedangkan dalam hal ini Hongren, et

al. (2006: 505) menyatakan bahwa “hutang merupakan suatu kewajiban untuk memindahkan

harta atau memberikan jasa di masa yang akan datang”. Berdasarkan definisi-definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain

yang harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada saat jatuh tempo.

2.2. Hutang Jangka Pendek

Kadang kala perusahaan meminjam uang dalam jangka pendek untuk kegiatan operasi

perusahaan yang biasa disebut dengan hutang (kewajiban) jangka pendek atau lancar. Yusuf

Page 37: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

(2005: 230) mendefinisikannya sebagai berikut “kewajiban lancar adalah hutang yang

diharapkan akan dibayar (1) dalam jangka waktu satu tahun atau siklus akuntansi operasi

normal perusahaan, (2) dengan menggunakan aktiva lancar atau hasil pembentukan

kewajiban lancar yang lain”. Lebih jelas lagi Niswonger, et al. (2000: 441) berpendapat bahwa

“kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dengan aktiva lancar serta jatuh

tempo dalam jangka pendek, biasanya satu tahun”. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo

dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan

menggunakan aktiva lancar, serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi.

2.3. Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang menurut Kieso (2002: 242) “terdiri dari pengorbanan manfaat

ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak

dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan, mana yang lebih lama”.

Pengertian hutang jangka panjang oleh Dyckman, et al. (2000: 218) adalah “kewajiban

dengan jangka waktu yang melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana

yang lebih lama”.

Baridwan (2000: 365) mengatakan bahwa “hutang jangka panjang digunakan untuk

menunjukkan hutang-hutang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu

tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar”.

Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gunadi (2005: 83) bahwa “kewajiban

jangka panjang merupakan hutang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau

yang pengeluarannya tidak menggunakan sumber aktiva lancar”. Berdasarkan definisi dan

penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hutang jangka panjang

merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh

temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva

lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal

sendiri.

2.4. Laba Usaha

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk memperoleh laba seoptimal

mungkin. Informasi mengenai laba sebuah perusahaan dapat diperoleh dalam laporan

keuangan yaitu, laporan laba/rugi. Informasi tersebut digunakan oleh pihak intern maupun

Page 38: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

ekstern perusahaan untuk membuat keputusan. Suatu perusahaan dikatakan akan berhasil

apabila dalam kegiatan operasionalnya memperoleh laba. Pengertian laba secara konsep yang

terdapat di dalam buku Harnanto (2002: 91), “laba adalah suatu pengembalian dari dan

dalam jumlah di atas investasinya”.

Secara umum laba diperoleh setelah pendapatan dikurangi biaya, seperti yang dikemukakan

oleh Soemarso (2005: 230), “laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan

dengan kegiatan usaha”. Menurut Gade dan Wasif (2000: 11), “laba yang diperoleh

perusahaan adalah selisih antara pendapatan dan biaya”, apabila pendapatan melebihi biaya

yang dikeluarkan berarti perusahaan mendapatkan laba dan sebaliknya jika biaya melebihi

pendapatan berarti perusahaan menderita rugi. Oleh karena itu, laba adalah hasil

pengurangan antara pendapatan dengan biaya, maka manajemen perusahaan harus dapat

menentukan jumlah pendapatan yang akan dihasilkan dan jumlah biaya yang akan terjadi

dalam periode yang bersangkutan.

Semua perusahaan membutuhkan modal pada saat pendiriannya dan juga memerlukan dana

setelah perusahaan itu berdiri untuk pengoperasiannya serta untuk mengembangkan

usahanya. Dana tersebut ada yang berasal dari pemilik atau modal sendiri ataupun yang

berasal dari pihak luar atau modal asing yang disebut dengan hutang, apabila manajemen

memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut

untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang

besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu

membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah

modal. Modal bagi perusahaan merupakan sumber dana yang mendukung dan menjamin

kelangsungan kegiatan perusahaan, dengan tersedianya modal yang cukup, diharapkan dapat

menjamin kelancaran aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengembangkan

kegiatan usahanya dan meningkatkan jumlah pendapatan yang akhirnya akan meningkatkan

laba.

2.5. Hipotesis

Hipotesisnya yang diangkat adalah: hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang

berpengaruh signifikan terhadap laba usaha baik secara parsial maupun simultan.

Page 39: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat. Desain kausal

berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk

menganalisis bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain. (Umar, 2003: 30).

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI

pada tahun 2007-2008, yaitu sebanyak 35 perusahaan, dari populasi yang ada, maka

perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 perusahaan. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004: 78). Beberapa pertimbangan sebagai sampel

yang ditentukan oleh peneliti sebanyak 66 sampel adalah sebagai berikut:

1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2007-2008,

2. perusahaan tersebut memiliki laba usaha positif yang konsisten pada tahun 2007-

2008,

3. perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun 2007-

2008.

Penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (Kuncoro, 2003: 124). Menurut jenisnya, data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006-2008.

C. ANALISIS DATA

Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik

dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu

sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas

uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.

Page 40: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov, dimana data yang berdistribusi normal akan memiliki nilai yang lebih

besar dari 0,05. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak

terdistribusi secara normal, dimana ketiga variabel memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil

dari 0,05 yaitu variabel CL sebesar 0,000, variabel NCL sebesar 0,000, dan variabel OP

sebesar 0,000. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina

(2007: 106), yaitu:

a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,

b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) yaitu dari persamaan OP = f(CL, NCL) menjadi LN_OP = f(LN_CL, LN_NCL), setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Hasilnya ketiga variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu CL sebesar 0,442, NCL sebesar 0,492, dan OP sebesar 0,424, disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal 4.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolineritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor

(VIF). Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa angka tolerance CL (X1) dan NCL (X2) > 0,10

yaitu sebesar 0,441 dan VIFnya < 10 yaitu sebesar 2,268. Ini mengindikasikan bahwa tidak

terjadi multikolinearitas diantara variabel independen dalam penelitian.

4.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Setelah diuji dengan

grafik scatterplot, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola

Page 41: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

4.4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada

korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.

Tabel Durbin-Watson memperlihatkan nilai statistik sebesar 1,853. Angka ini terletak

diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi

positif maupun autokorelasi negatif.

Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yaitu CL dan NCL yang dianggap sah

secara parsial berpengaruh terhadap OP, dilakukan uji statistik t. Berdasarkan hasil

pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil uji t digunakan untuk menguji

signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya, terlihat bahwa CL (X1) mempunyai

angka signifikansi sebesar 0,000 berada di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa CL secara

individual mempengaruhi OP; uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan

setiap variabel independennya, terlihat bahwa NCL (X2) mempunyai angka signifikansi

sebesar 0,001 berada di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa NCL secara individual

mempengaruhi OP; berdasarkan hasil model tersebut diketahui bahwa CL (X1) mempunyai

koefisien regresi dan nilai t hitung yang paling besar dibandingkan koefisien regresi dan nilai t

hitung NCL (X2). Berdasarkan hasil tersebut dapat diidentifikasi bahwa CL memiliki

pengaruh yang lebih nyata dan signifikan terhadap OP.

Untuk menguji pengaruh CL dan NCL secara bersama terhadap OP digunakan uji statistik F.

Hasil uji statistik F dengan program SPSS dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 83,959

dengan tingkat signifikansi 0,000 (< 0,05). Signifikansi F sebesar 0,000 menunjukkan tingkat

kesalahan model yang diajukan. Nilai ini menunjukkan tingkat kesalahan yang akan

ditanggung sebagai peneliti bila menolak hipotesa nol. Dengan demikian, maka tingkat

kesalahan yang akan ditanggung kalau peneliti mengatakan bahwa X1 sampai X2 mampu

menjelaskan Y adalah 0,000. Tingkat kesalahan ini sangat jauh di bawah nilai α yang sudah

ditetapkan di muka yaitu 5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa CL (X1)

dan NCL (X2), secara bersama berpengaruh terhadap OP. Persamaan regresi yang dapat

disusun untuk variabel LN_CL dan LN_NCL adalah (dalam jutaan rupiah): LN_OP = 0,839

+ 0,585 LN_CL + 0,319 LN_NCL

Page 42: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Pembahasan Hasil Analisis

Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen

yaitu Hutang Jangka Panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

yaitu Laba Usaha (OP). Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,001, nilai ini jauh

lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Proborini (2007) yang menemukan bahwa informasi Hutang

Jangka Panjang memiliki pengaruh terhadap Laba Usaha.

Hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen, yaitu

Hutang Jangka Pendek (CL) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Laba

Usaha (OP). Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000, nilai ini jauh lebih kecil

dari nilai probabilitas 0,05. Signifikansi t untuk variabel CL menunjukkan nilai yang terkecil

dari variabel NCL. Selain itu pula, nilai t hitung dan koefisien regresi CL juga menunjukkan

nilai yang terbesar dari variabel NCL. Ini mengindikasikan bahwa CL paling berpengaruh

terhadap OP.

Hasil pengujian variabel penelitian secara bersama, CL dan NCL berpengaruh signifikan

terhadap OP yang ditunjukkan oleh signifikansi F < 0,05. Nilai R square atau koefisien

determinasi menunjukkan angka 0,727 yang mengindikasikan bahwa 72,7% variasi atau

perubahan dalam OP dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel CL dan NCL. Sedangkan

sisanya sebesar 27,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian.

CL memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,585. Hal ini mengandung arti bahwa

apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah) maka perubahan variabel

CL sebesar 1 akan menaikkan OP sebesar 0,585 atau 58,5%. NCL memiliki koefisien regresi

bertanda positif sebesar 0,319. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi

variabel lainnya tetap (tidak berubah) maka perubahan variabel NCL sebesar 1 akan

menaikkan OP sebesar 0,319 atau 31,9%.

E. SIMPULAN DAN SARAN

Page 43: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Simpulan

Dari hasil penelitian ini, diperoleh beberapa simpulan, yaitu NCL berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen, yaitu OP, hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,001,

nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. CL berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen, yaitu OP, hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000, nilai ini

jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Variabel CL menunjukkan nilai signifikansi yang

terkecil sebesar 0,000 dari variabel NCL sebesar 0,001, selain itu, nilai t hitung dan koefisien

regresi CL juga menunjukkan nilai yang terbesar yaitu 5,520 dari variabel NCL yaitu 3,658,

hal ini mengindikasikan bahwa CL paling berpengaruh terhadap OP. CL dan NCL secara

simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh signifikan untuk α = 5% terhadap OP.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian

ini, antara lain penelitian hanya mengambil dua variabel yaitu hutang jangka pendek &

hutang jangka panjang sebagai variabel independen, namun masih banyak variabel lain yang

dapat mempengaruhi laba usaha dan periode pengamatan dalam penelitian ini hanya

mencakup 2 tahun yaitu 2007-2008.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak peneliti

selanjutnya, yaitu disarankan agar lebih banyak menggunakan variabel independen yang turut

mempengaruhi laba usaha dan dapat menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang

diperolah dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi manajemen dalam menetapkan

besarnya hutang.

Page 44: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Soekrisno, 2002. Auditing, Edisi 3, Cetakan 2, Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2000. Intermediate Accounting, Edisi 7, Cetakan 1, Badan Penerbit Fakultas

Ekonomi, Yogyakarta.

Chariri, Anis dan Imam Gozali, 2006. Teori Akuntansi, Edisi 3, Cetakan 1, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis, 2000. Akuntansi Intermediate, Edisi

3, Cetakan 2, Penerjemah Munir Ali, Erlangga, Jakarta.

I. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Cetakan 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunadi, 2005. Akuntansi Pajak, Edisi 1, Cetakan 1, PT Gramedia Widia Sarana Indonesia,

Jakarta.

Harnanto, 2002. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 1, Cetakan 1, Buku 1, Badan Penerbit

Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Haryono Yusup, AL., 2005. Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 6, Cetakan 1, STIE YKPN,

Yogyakarta.

Hongren, Charles, T., Walter T. Harison, Michael A. Robinson, 2006. Akuntansi di Indonesia,

Edisi 3, Cetakan 5, Buku 1, Penerjemah Thomas H. Secokusumo, Salemba Empat,

Jakarta.

Husnan, Suad, 1998. Manajemen Keuangan, Edisi 3, Cetakan 1, Badan Penerbit Fakultas

Ekonomi, Yogayakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi 1, Cetakan 2, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Page 45: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

II. Institute for Economic and Financial Research, 2006. Indonesia Capital Market Directory, Jakarta.

III. Jogiyanto, H. M., 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi 2004/2005, Cetakan 1, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Kieso, Donald, E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate, Edisi

10, Cetakan ke-1, Jilid 1, Penerjemah Gina Gania dan Ichsan Setyo Budi, Erlangga,

Jakarta.

Munawir, S., 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi 4, Cetakan 13, Liberty, Yogyakarta.

Niswonger, Rollin, C., Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2000. Prinsip-Prinsip

Akuntansi, Edisi 19, Cetakan 1, Jilid 2, Penerjemah Alfonsus Sirait dan Helda

Gunawan, Erlangga, Jakarta

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Edisi 3, Cetakan 1, CV Alfabeta, Bandung.

Supranto, J., 2000. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi 6, Cetakan 1, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi 1, Cetakan 3, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Warren, Carl, S., James M. Reeve, Philip E. Fess, 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi 21,

Cetakan 1, Buku 1, Penerjemah Aria Farahmita, Amanugrahani., dan Taufik

Hendrawan, Salemba Empat, Jakarta.

PERBANDINGAN KEAKURATAN MODEL ARUS KAS

METODE LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DALAM

MEMPREDIKSI DIVIDEN MASA DEPAN

Harsono Edwin Puspita

Hani Yaniati

Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

Page 46: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

ABSTRACT

The cash flow provide information about revenue and expense information, which was classified based

operation activity, investment and funding in an accounting period. The company should report cash flow from

operating activityby one of cash flow reporting methods, which are direct method and indirect method.

The objective of study is to know wheter the difference impact of these method for future devidend prediction is.

The object of this study is manufacturing companies which had been listed in indonesian stock exchange from

2000-2006. We use purposive judgement samplin method to choose the sample. We also use statistical

method, which are multilinear regression for predicting and paired sample T-Test for comparing error value

prediction fot these accounting method.

The result show that Ha are accepted. The implication is the predictibility the accounting method is different.

We can see from the error of value prediction which is smaller in direct method than indirect method. So, the

direct method is better than indirect method for future dividend prediction.

Keywords: model arus kas langsung, model arus kas tidak langsung, prediksi dividen

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peraturan tentang laporan arus kas yang merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan,

usianya relatif lebih muda jika dibandingkan dengan peraturan neraca dan laporan laba rugi,

Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

Page 47: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

karena baru pada 7 September 1994 IAI mengeluarkan PSAK No.2 yang menandai

diwajibkannya Laporan Arus Kas dalam pelaporan keuangan. Adanya kemungkinan

bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi memiliki kas

yang rendah, menyebabkan diperlukannya informasi arus kas. Arus kas yang sehat begitu

vital karena perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan membutuhkan kas,

bukan laba bersih.

Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 menyatakan bahwa laporan keuangan

harus dapat menyediakan informasi untuk membantu investor sekarang, investor potensial,

kreditor, dan pengguna lain dalam menilai jumlah, waktu, ketidakpastian prospek penerimaan

kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, pelunasan dari sekuritas atau

utang (FASB, 1987). Sedangkan PSAK No. 2 (IAI, 2008) menjelaskan bahwa jumlah arus kas

yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari

operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,

memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi

baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode pelaporan arus kas, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung (IAI, 2002). Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) 95, Statement of Cash Flows (FASB, 1987) mengizinkan perusahaan menggunakan 2 metode pelaporan arus kas tersebut. Namun Financial Accounting Standards Board (FASB) berkeyakinan bahwa metode langsung menyajikan informasi yang lebih berguna dan mendorong perusahaan untuk menerapkannya. Metode ini dianggap dapat menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Pernyataan ini didukung oleh Surat Keputusan Bapepam No. 06/PM/2000 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan tanggal 13 Maret 2000. Peraturan ini mewajibkan perusahaan publik atau emiten untuk menerapkan metode langsung dalam penyusunan laporan arus kas. Sebelumnya emiten diberi kebebasan untuk memilih format penyajian arus kas, sehingga hanya beberapa perusahaan saja yang memilih metode langsung. Penelitian mengenai informasi arus kas sudah banyak dilakukan. Thiono (2006) menunjukkan bahwa keakuratan model dengan komponen arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan model dengan komponen arus kas metode tidak langsung untuk memprediksi arus kas masa depan. Sedangkan dalam memprediksi dividen masa depan, model dengan komponen arus kas metode langsung tidak lebih akurat dibandingkan metode tidak langsung. Penelitian Haryadi (2002) menunjukkan bahwa kekuatan prediksi metode arus kas langsung tidak berbeda secara signifikan daripada kekuatan metode arus kas tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan. Hasil penelitian Isnaini (2007

Page 48: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

menunjukkan bahwa arus kas operasi metode langsung terbukti memiliki kemampuan yang berbeda secara signifikan dengan metode tidak langsung sebagai prediktor arus kas operasi, laba, dan dividen masa depan.

Dalam penyajian laporan arus kas, baik FASB maupun Bapepam, khususnya, sebagai pihak

otoritas di pasar modal Indonesia, lebih mengutamakan metode langsung dibandingkan

metode tidak langsung. Pemakaian metode langsung dianjurkan agar dapat menghasilkan

informasi yang berguna untuk mengestimasi dividen masa depan, yang tidak dapat dilakukan

melalui metode tidak langsung.

Penelitian Haryadi (2002) pada 47 perusahaan manufaktur dalam periode 1995-1996,

menunjukkan kekuatan prediksi metode arus kas langsung tidak berbeda signifikan daripada

kekuatan metode arus kas tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan. Namun

penelitian Haryadi ini tidak mempertimbangkan pooled data yang efisien untuk membangun

model prediksi dividen masa depan. Begitu juga dengan penelitian Thiono (2006) pada 25

perusahaan manufaktur (1999-2004), menunjukkan kekuatan prediksi metode arus kas

langsung tidak berbeda signifikan daripada kekuatan metode arus kas tidak langsung dalam

memprediksi dividen masa depan. Hal ini disebabkan terdapat banyak faktor yang

menentukan kebijakan pembayaran dividen, salah satunya rencana investasi. Dari uraian

yang dikemukakan diatas, maka peneliti ingin mendapatkan bukti empiris mengenai:

“Apakah model dengan arus kas metode langsung berbeda signifikan dengan model arus kas

metode tidak langsung untuk memprediksi dividen masa depan”.

Tujuan umum penelitian ini adalah melakukan pengujian empiris mengenai kemampuan

laporan keuangan khususnya informasi arus kas metode langsung dan tidak langsung untuk

memprediksi dividen masa depan. Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi teori dan metodologi bagi peneliti lain untuk mengembangkan teori atau penelitian lain khususnya manfaat metode pelaporan arus kas.

2. Penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi praktik bagi pengguna laporan keuangan mengenai kemampuan informasi arus kas metode langsung dan tidak langsung untuk membuat keputusan ekonomi.

3. Penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi kebijakan bagi perusahaan dan investor untuk membuat suatu kebijakan yang berhubungan dengan informasi laporan arus kas.

B. LANDASAN TEORI

Laporan arus kas dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang.

Page 49: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Dengan melakukan analisis arus kas ini, kita dapat mengetahui kemungkinan keadaan arus

masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di

masa yang akan datang (Harahap, 2002). SFAS No. 95 (FASB, 1987) menyatakan bahwa

informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para investor, kreditor, dan

pihak-pihak lain, salah satunya untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya, kemampuan perusahaan membayar dividen, dan kebutuhan pendanaan

eksternal.

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi tentang penerimaan-penerimaan kas (cash receipts) dan pembayaran kas (cash payment) dari suatu entitas selama periode tertentu. PSAK No.2 menyatakan perusahaan wajib menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut dan juga menyatakan perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode pelaporan arus kas yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

Drtina dan Largay (1985) menyatakan bahwa pada prinsipnya metode langsung dan tidak

langsung menghasilkan arus kas operasi yang sama, namun terdapat masalah praktik yang

dapat mengurangi validitas metode tidak langsung, yaitu: ambiguitas definisi mengenai

operasi, diversitas dalam praktik pelaporan, pengaruh perubahan entitas pelaporan terhadap

akun lancar nonkas, masalah yang terkait dengan penggunaan absorption costing dalam

persediaan perusahaan manufaktur, reklasifikasi antara akun lancar dan tidak lancar.

FASB (1987) mengungkapkan keuntungan metode langsung dibandingkan dengan metode tidak langsung adalah menunjukkan penerimaan dan pembayaran kas operasi. Penyajian laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung hanya dapat memberikan informasi mengenai arus kas bersih dari aktivitas operasi, tanpa dapat memberikan berapa jumlah arus kas masuk dan jumlah arus kas keluar, sedangkan dengan metode langsung, informasi mengenai bagaimana aktivitas arus kas dapat memberikan arus kas masuk maupun keluar dapat diketahui dengan rinci, sehingga analisa tentunya dapat dilakukan dengan lebih tajam. Pengembangan Hipotesis

SFAS No. 95 (FASB, 1987) menyatakan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan arus

kas berguna bagi para investor, kreditor, dan pihak-pihak lain, salah satunya untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan perusahaan membayar

dividen, dan kebutuhan pendanaan eksternal. FASB menegaskan bahwa metode langsung

Page 50: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

lebih konsisten dengan tujuan laporan arus kas, yaitu menyediakan informasi penerimaan dan

pengeluaran kas daripada metode tidak langsung (FASB, 1987). Dengan kata lain, bahwa

informasi arus kas metode langsung lebih baik dalam menilai kemampuan perusahaan

membayar dividen.

Hasil penelitian Isnaini (2007) pada perusahaan industri tahun 2000-2003 yang digunakan sebagai tahun prediksi menunjukkan bahwa arus kas operasi metode langsung terbukti memiliki kemampuan yang berbeda secara signifikan dengan metode tidak langsung sebagai prediktor arus kas operasi, laba, dan dividen masa depan. Penelitian yang dilakukan oleh Finger (1994), Krishnan & Largay (2000) menunjukkan bahwa arus kas metode langsung memiliki kemampuan prediksi sebagai prediktor arus kas operasi, laba dan dividen masa depan.

Apabila penyajian laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung, maka informasi

mengenai bagaimana aktivitas arus kas dapat memberikan arus kas masuk maupun keluar

dapat diketahui dengan rinci, sedangkan dengan metode tidak langsung hanya dapat

memberikan informasi mengenai arus kas bersih dari aktivitas operasi, tanpa dapat

memberikan berapa jumlah arus kas masuk dan jumlah arus kas keluar, sehingga terdapat

perbedaan dalam memprediksi dividen masa depan. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

Ha : Model arus kas metode langsung berbeda signifikan dibandingkan dengan model arus

kas tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan

C. METODE PENELITIAN

1. Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan

manufaktur selama periode 2000-2006 dan dividen pada tahun 2004-2006, yang diperoleh

dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market

Directory (ICMD), dan home-page BEI.

2. Sampel Penelitian Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Purposive Judgement Sampling,

yaitu:

Page 51: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap dari tahun 2000-2006.

b. Periode laporan keuangan perusahaan berakhir setiap 31 Desember. c. Laporan keuangan perusahaan menggunakan mata uang Indonesia. d. Perusahaan membayar dividen kas dari laba tahun berjalan sepanjang tahun 2004-2006.

Tabel 1.1 Proses Pemilihan Sampel

No

Kriteria Jumlah

1. Jumlah perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2000-2006

148

2. Perusahaan tidak membagikan dividen sepanjang periode 2004-2006 (109)

3. Laporan keuangan perusahaan tidak dalam mata uang Indonesia (Rp)

(7)

4. Data laporan keuangan tidak lengkap (2)

Jumlah perusahaan sampel akhir (untuk model prediksi dividen)

30

3. Model Penelitian

Metode Langsung

Arus Kas Masuk

Operasi

Arus Kas Keluar

Operasi

Laba Bersih

Dividen

Masa Depan

Akrual

Page 52: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

4. Operasionalisasi Variabel a. Variabel Dependen

Penelitian ini menggunakan variabel dependen, yaitu: Dividen sebagai jumlah dividen kas yang dibayarkan oleh perusahaan pada periode 2004, 2005, 2006.

b. Variabel Independen Penelitian ini menggunakan beberapa variabel independen, yaitu:

1) Arus kas masuk operasi adalah jumlah arus kas masuk yang diterima dari jumlah arus kas masuk yang diterima dari aktivitas operasi.

2) Arus kas keluar operasi adalah jumlah arus kas keluar yang dibayarkan perusahaan untuk aktivitas operasi.

3) Laba bersih adalah total laba perusahaan baik yang terkait atau tidak terkait dengan aktivitas utama perusahaan. Komponen laba bersih adalah laba perusahaan sebelum item operasi yang tidak berlanjut, item-item khusus, dan pos luar biasa.

4) Akrual adalah item didalam dan atau dari laba yang tidak mempengaruhi kas pada periode berjalan. Komponen akrual merupakan pengurangan laba bersih dengan arus kas (Thiono, 2006). Komponen akrual tersebut terdiri dari perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan, pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba rugi konsolidasi, dan semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Semua variabel penelitian dibagi dengan total aktiva perusahaan. Total aktiva digunakan

sebagai proxy ukuran perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maddala (2001) dalam

Thiono (2006), yang menyarankan penggunaan size sebagai deflator untuk mengurangi

heteroskedastisitas.

5. Alat Analisis

a. Pembentukan model prediksi dividen

Page 53: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Dalam pembentukan model ini, alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda.

1. Metode Langsung Model penelitian yang digunakan dalam memprediksi dividen dengan komponen arus kas

metode langsung, dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + a1X1 + a2X2 + e

Keterangan:

Y : Dividen perusahaan i

X1: Arus kas masuk operasi perusahaan i

X2: Arus kas keluar operasi perusahaan i

a : Koefisien konstanta

e : Error

a1 dan a2: Koefisien regresi

2. Metode Tidak Langsung Model penelitian yang digunakan dalam memprediksi dividen dengan komponen arus kas

metode tidak langsung, dirumuskan sebagai berikut:

Y = b + b1Z1 + b2Z2 + e

Keterangan:

Y : Dividen perusahaan i

Z1 : Laba bersih perusahaan i

Z2 : Jumlah akrual perusahaan i

b : Koefisien Konstanta

e : Error

b1 dan b2: Koefisien regresi

Page 54: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

b. Pengujian Asumsi Regresi Linier Berganda

Model regresi linier berganda perlu menghindari penyimpangan asumsi klasik.

Penjelasan pengujian asumsi klasik adalah sebagai berikut :

Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2007). Model yang baik adalah memiliki

distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mengujinya akan digunakan alat uji

normalitas, yaitu One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov adalah

Jika p-value > 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika p-value < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di setiap suatu model regresi ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya atau

t-1. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui

apakah terjadi atau tidak terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, digunakan Durbin-

Watson test (Uji Durbin-Watson).

Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi masih terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk

mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi heteroskedastisitas dalam suatu model regresi,

digunakan White test. Jika n. R2 lebih kecil dari X2df (nilai table chi square), maka regresi tidak

mengalami gangguan heteroskedastisitas.

Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat adanya keterkaitan antarvariabel independen.

Untuk melihat apakah ada kolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari Variance

Inflation Factor multikolinearitas (VIF). Batas nilai VIF yang diperkenankan adalah maksimal

10.

c. Penghitungan dan Pengujian Nilai Kesalahan Prediksi (APE)

Page 55: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Perbandingan keakuratan model prediksi dilakukan dengan membandingkan kesalahan prediksi dan menggunakan ukuran kesalahan prediksi berupa absolute percentage error (APE). Nilai kesalahan prediksi (APE) merupakan selisih antara nilai realisasi dividen masa depan dengan nilai dividen prediksian, yang selanjutnya dinyatakan dalam nilai absolut. Semakin rendah nilai APE maka semakin tinggi kemampuan informasi arus kas dalam memprediksi dividen masa depan. APE dihitung untuk masing-masing model (Thiono, 2006).

APE = A - Â

A

Keterangan: APE

: Absolute percentage error.

A : Nilai realisasi. Â : Nilai prediksian model.

Selanjutnya APE masing-masing model diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Emory dan Cooper, (1991)) untuk menentukan apakah pengujian hipotesis menggunakan uji parametrik atau nonparametrik. Penggunaan APE ini telah digunakan dalam penelitian terdahulu (Sugiri (2003) dan Thiono (2006)). d. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan APE dari metode langsung dengan APE metode tidak langsung. Dalam menentukan alat analisis yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian ini, maka dilakukan uji normalitas data terhadap APE dari metode langsung dan APE metode tidak langsung. Pengujian normalitas data APE menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila APE berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji parametrik menggunakan Paired Sampled t Test dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis (α) 5%, sedangkan jika APE tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji non parametrik menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Dasar pengambilan keputusan pengujian hipotesis dengan uji beda rata-rata untuk dua sampel berpasangan adalah:

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima.

Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak.

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Pembentukan Model Prediksi Dividen Penelitian ini membentuk model prediksi dividen masa depan dengan komponen arus kas

metode langsung dan metode tidak langsung. Data arus kas tahun 2000-2003 akan digunakan

untuk memprediksi dividen tahun 2004, data arus kas tahun 2001-2004 akan digunakan

Page 56: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

untuk memprediksi dividen tahun 2005, dan data arus kas tahun 2002-2005 akan digunakan

untuk memprediksi dividen tahun 2006. Model prediksi yang terbentuk dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Model Prediksi Dividen

MODEL PREDIKSI PERSAMAAN REGRESI

Model 1.1 Y = 0,247 + 0,085X1 - 0,163X2

Model 2.1 Y = -1,654+ 0,741Z1 + 0,723Z2

Model 1.2 Y = 0,071+ 0,132X1 – 0,177X2

Model 2.2 Y = -2,243 + 2,149Z1 + 0,78Z2

Model 1.3 Y = -1,985 + 0,422X1 - 0,259X2

Model 2.3 Y = -0.21 + 1,232Z1 - 0,199Z2

Sumber: Data diolah

Model 1.1 adalah model prediksi dividen tahun 2004 dengan komponen arus kas metode

langsung, menggunakan data arus kas masuk dan arus kas keluar tahun 2000-2003. Model 2.1

adalah model prediksi dividen tahun 2004 dengan komponen arus kas metode tidak

langsung, menggunakan data laba bersih dan jumlah akrual tahun 2000-2003.

Page 57: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Model 1.2 adalah model prediksi dividen tahun 2005 dengan komponen arus kas metode

langsung menggunakan data arus kas masuk dan arus kas keluar tahun 2001-2004. Model 2.2

adalah model prediksi dividen tahun 2005 dengan komponen arus kas metode tidak langsung

menggunakan data laba bersih dan jumlah akrual tahun 2001-2004.

Model 1.3 adalah model prediksi dividen tahun 2006 dengan komponen arus kas metode

langsung menggunakan data arus kas masuk dan arus kas keluar tahun 2002-2005. Model 2.3

adalah model prediksi dividen tahun 2006 dengan komponen arus kas metode tidak langsung

menggunakan data laba bersih dan jumlah akrual tahun 2002-2005.

2. Pengujian Asumsi Regresi Linier Berganda a. Uji Normalitas Pengujian asumsi ini menggunakan alat uji One Sample Kolmogorof-Smirnov Test yang berguna untuk menguji apakah residual model regresi memiliki distribusi normal ataukah tidak.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Model Prediksi Metode Langsung

M. Prediksi Div. K-Smirnov Test (Z) p-value Keterangan

1.1 0,961 0,314 Distribusi Normal

1.2 1,229 0,098 Distribusi Normal

1.3 0,770 0,594 Distribusi Normal

Sumber: Data diolah

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Model Prediksi Metode Tidak Langsung

Page 58: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

M. Prediksi Div. K-Smirnov Test (Z) p-value Keterangan

2.1 1.145 0,145 Distribusi Normal

2.2 1,232 0,096 Distribusi Normal

2.3 0,589 0,879 Distribusi Normal

Sumber: Data diolah Hasil pengujian menunjukkan p-value semua model regresi tidak signifikan secara statistik pada α 5%, yang berarti bahwa residual semua model regresi berdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini menggunakan Durbin-Watson statistic (DW). Model bebas autokorelasi jika

nilai d terletak diantara du dan 4-du (Umar, 2000).

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi

Model Prediksi (d) du≤DW≤4-du Keterangan

1.1 2,287 1,533≤DW≤2,467 Bebas Autokorelasi

2.1 2,437 1,533≤DW≤2,467 Bebas Autokorelasi

1.2 2,361 1,533≤DW≤2,467 Bebas Autokorelasi

2.2 2,446 1,533≤DW≤2,467 Bebas Autokorelasi

1.3 2,466 1,533≤DW≤2,467 Bebas Autokorelasi

2.3 2,196 1,533≤DW≤2,467 Bebas Autokorelasi

Sumber: Data diolah c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas menggunakan White test (Gujarati, 2003) yaitu: 1) Lakukan regresi model yang kita miliki dan kita dapatkan nilai residual untuk estimasi

error. 2) Lakukan regresi auxiliary yaitu :

Model Langsung :

e2 = α + α1X1 + α2X2 + α3X12 + α4X2

2 + α5X1X2 + e

Page 59: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Model Tidak Langsung :

e2 = β + β1X1 + β2X2 + β3X12 + β4X2

2 + β5X1X2 + e

Dari masing-masing model tersebut kita dapatkan nilai R² dari regresi ini.

3) Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari: a. Jika n. R2 > X2

df, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Jika n. R2 < X2

df, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Keterangan :

n merupakan jumlah observasi dan X2df merupakan nilai tabel chi square yaitu 11,0705.

Pada penelitian ini terdapat 5 regressor sehingga df=5 dan menggunakan chi square kritis

level 5%.

Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model

Prediksi R2 n. R2 n. R2< X2

df Keterangan

1.1 0,054 6,48 6,048<11,07 Bebas Heteroskedastisitas

2.1 0,06 7,2 6,72<11,07 Bebas Heteroskedastisitas

1.2 0,067 8,04 7,504<11,07 Bebas Heteroskedastisitas

2.2 0,085 10,2 9,52<11,07 Bebas Heteroskedastisitas

1.3 0,087 10,44 10,304<11,0

7 Bebas Heteroskedastisitas

2.3 0,090 10,8 10,416<11,0

7 Bebas Heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah d. Uji Multikolinearitas

Page 60: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 (Ghozali, 2007).

Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas Model Prediksi Metode Langsung

Variabel Model 1.1 Model 1.2 Model 1.3

Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF

Akm 0,139 7,209 0,196 5.109 0.390 2.563

Akk 0,139 7,209 0,196 5.109 0.390 2.563

Sumber: Data diolah

Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas Model Prediksi Metode Tidak Langsung

Variabel Model 2.1 Model 2.2 Model 2.3

Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF

Lb 0,475 2,105 0,878 1,139 0,272 3,678

Akrl 0,475 2,105 0,878 1,139 0,272 3,678

Sumber: Data diolah 3. Penghitungan dan Pengujian Nilai Kesalahan Prediksi (APE) Penghitungan nilai dividen prediksian dilakukan dengan memasukkan kembali data arus kas tahun 2003 ke model prediksi dividen 2004, data arus kas tahun 2004 ke model prediksi dividen 2005, dan data arus kas tahun 2005 ke model prediksi dividen 2006 yang telah terbentuk. Nilai dividen prediksian ini digunakan untuk penghitungan nilai kesalahan prediksi (APE), yaitu selisih antara nilai realisasi dividen masa depan dengan nilai prediksian dibagi dengan nilai realisasi dividen masa depan. 4. Uji Normalitas Data APE Pengujian normalitas data terhadap APE dari metode langsung dan APE metode tidak langsung menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

Page 61: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas APE

APE K-Smirnov Test (Z) p-value Keterangan

Metode Langsung 0,917 0,370 Berdistribusi normal

Metode Tidak Langsung 0,915 0,373 Berdistribusi normal

Sumber: Data diolah Pengujian normalitas APE menunjukkan p-value model-model prediksi signifikan secara statistik pada α 5%, sehingga pengujian Ha menggunakan statistik parametrik yaitu Paired sampled t-test. 5. Analisis Statistik Deskriptif APE Penggunaan analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari APE metode langsung dan APE metode tidak langsung.

Tabel 10. Statistik Deskriptif APE

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi APE metode

langsung lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata APE metode tidak langsung, dengan

selisih sebesar 0,651 dan 2,57051. Nilai APE metode langsung yang lebih kecil tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan prediksi arus kas metode langsung lebih baik jika

dibandingkan dengan kemampuan prediksi arus kas metode langsung karena semakin rendah

nilai APE maka semakin tinggi kemampuan informasi arus kas dalam memprediksi dividen

masa depan.

6. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan APE dari metode langsung dengan APE metode tidak langsung.

Tabel 11. Hasil Pengujian Ha (Paired Sampled t Test)

Descriptive Statistics

90 .30 17.00 4.0931 3.09506

90 .04 29.70 4.7441 5.66557

90

APE ML

APE MTL

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation

Page 62: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

t hitung Sig (2-tailed)

APE 2,023 0.046

Hasil pengujian berdasarkan Paired Sampled t Test pada kolom Sig (2-tailed) untuk uji dua sisi

menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.046, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima

yaitu model arus kas metode langsung berbeda signifikan dibandingkan dengan model arus

kas tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan.

7. Pembahasan

Hasil pengujian membuktikan bahwa model arus kas metode langsung berbeda signifikan

dibandingkan dengan model arus kas tidak langsung dalam memprediksi dividen masa

depan. Jika dilihat dari rata-rata nilai kesalahan prediksi (APE) metode langsung yang lebih

kecil dibandingkan rata-rata nilai kesalahan prediksi (APE) metode tidak langsung,

menunjukkan bahwa kemampuan dari komponen arus kas metode langsung lebih baik

dibandingkan dengan kemampuan arus kas metode langsung untuk memprediksi dividen

masa depan. Hasil ini mendukung pernyataan FASB yang menyatakan bahwa informasi arus

kas metode langsung lebih baik dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen.

Selain itu, hasil pengujian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnaini

(2007) yang menunjukkan bahwa arus kas operasi metode langsung terbukti memiliki

kemampuan secara signifikan sebagai prediktor dividen masa depan. Hal tersebut

dikarenakan penyajian laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung hanya

dapat memberikan informasi mengenai arus kas bersih dari aktivitas operasi, tanpa dapat

memberikan berapa jumlah arus kas masuk dan jumlah arus kas keluar, sedangkan dengan

metode langsung, informasi mengenai bagaimana aktivitas arus kas dapat memberikan arus

kas masuk maupun keluar dapat diketahui dengan rinci, sehingga analisa tentunya dapat

dilakukan dengan lebih tajam.

E. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 1. Simpulan Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan paired sampled t test dengan

membandingkan APE dari metode langsung dengan APE metode tidak langsung. Nilai

Page 63: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

kesalahan prediksi (APE) merupakan selisih antara nilai realisasi dividen masa depan dengan

nilai dividen prediksian, yang selanjutnya dinyatakan dalam nilai absolut. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.046, maka Ha diterima.

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai perbandingan

kemampuan laporan arus kas metode langsung dan metode tidak langsung dalam

memprediksi dividen masa depan, maka simpulan yang dapat diambil yaitu:

Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kemampuan dari komponen arus kas metode

langsung berbeda signifikan dibandingkan dengan kemampuan arus kas metode tidak

langsung untuk memprediksi dividen masa depan. Jika dilihat dari rata-rata nilai kesalahan

prediksi (APE) metode langsung yang lebih kecil dibandingkan rata-rata nilai kesalahan

prediksi (APE) metode tidak langsung, menunjukkan bahwa kemampuan dari komponen

arus kas metode langsung lebih baik dibandingkan dengan kemampuan arus kas metode

langsung untuk memprediksi dividen masa depan. Hal ini mendukung pernyataan FASB dan

penelitian Isnaini (2007) yang menyatakan bahwa informasi arus kas metode langsung lebih

baik dibandingkan metode tidak langsung dalam menilai kemampuan perusahaan membayar

dividen.

2. Implikasi Penelitian Implikasi dari temuan penelitian ini mencakup pada empat hal, yaitu implikasi teori,

metodologi, praktik dan kebijakan.

1. Implikasi Teori Implikasi teori penelitian ini berkaitan dengan informasi laporan arus kas yang terdiri dari

metode langsung dan tidak langsung dan kontribusinya bagi peneliti lain untuk

mengembangkan teori atau penelitian ini. Penelitian ini telah berhasil membuktikan

bahwa laporan arus kas metode langsung berbeda signifikan dengan metode tidak

langsung dalam memprediksi dividen masa depan, dan metode langsung lebih akurat

dibandingkan metode tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan. Hal ini

sesuai dengan teori yang terdapat pada FASB (1987).

2. Implikasi Metodologi Implikasi metodologi ini berhubungan dengan uraian tentang metode yang dipakai dalam

penelitian ini dalam mendukung hasil penelitian, sehingga bisa digunakan untuk

metodologi peneliti lainnya. Penelitian ini telah menghasilkan suatu model prediksi

dividen dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan paired sampled t test

untuk pengujian hipotesis.

Page 64: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

3. Implikasi Praktik Implikasi praktik dalam penelitian ini berlaku bagi para pengguna laporan keuangan,

investor, masyarakat, dan pemerintah. Penelitian ini memberikan informasi mengenai

kemampuan laporan arus kas dalam memprediksi dividen masa depan, sehingga mereka

dapat membuat keputusan ekonomi.

4. Implikasi Kebijakan Implikasi ini berhubungan dengan kontribusinya bagi para investor, pengguna laporan

keuangan, dan perusahaan dalam membuat suatu kebijakan yang berkaitan dengan

kemampuan informasi arus kas. Berdasarkan hasil penelitian ini, mereka dapat

memperoleh gambaran mengenai informasi arus kas metode langsung dan tidak langsung

yang lebih akurat dalam memprediksi pembayaran dividen masa depan, sehingga mereka

dapat mengambil suatu kebijakan.

3. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat dikemukakan dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi perusahaan, jika perusahaan ingin membentuk model prediksi dividen masa depan, lebih baik jika menggunakan komponen arus kas dengan metode langsung, untuk memperoleh model prediksi yang efisien atau menghasilkan nilai kesalahan prediksi yang lebih kecil.

2. Bagi penelitian selanjutnya, penulis mengharapkan dapat meneliti tingkat keakuratan model prediksi dengan menambah sampel penelitian dan memperpanjang tahun periode pengamatan untuk memperoleh model prediksi yang lebih efisien.

3. Penelitian selanjutnya juga dapat mempertimbangkan model prediksi dividen masa depan diantara ukuran perusahaan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

FASB. 1987. Statement of Cash Flow (SFAS No. 95). November.

Page 65: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BPFE. Universitas

Diponegoro. Semarang.

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. Mc Graw Hill. Singapore.

Harahap, Sofyan Safri. 2002. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Harahap, Sofyan S. 2004. Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 2.

Buku Satu. Salemba Empat : Jakarta.

Isnaini, Zuhrotul. 2007. Kemampuan Arus Kas Operasi Metode Langsung Sebagai Prediktor Arus

Kas Operasi, Laba, dan Dividen Masa Depan. Thesis. Universitas Airlangga. Surabaya.

Thiono, Handri. 2006. Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung dan Tidak

Langsung dalam Memprediksi Arus Kas dan Deviden Masa Depan. Simposium Nasional

Akuntansi IX.

Umar, Husein. 2006. Research Methods in Finance and Banking. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Page 66: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Sampel Perusahaan

No. Nama Perusahaan Tanda Listing

1 PT Aqua Golden Mississipi Tbk AQUA

2 PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG

3 PT Astra Graphia Tbk ASGR

4 PT Astra Internasional Tbk ASII

5 PT Astra Otoparts Tbk AUTO

6 PT Delta Djakarta Tbk DLTA

7 PT Ekadharma Internasional Tbk EKAD

8 PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR

9 PT Gudang Garam Tbk GGRM

10 PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA

11 PT HM Sampoerna Tbk HMSP

12 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

13 PT Intanwijaya Internasional Tbk INCI

14 PT Kageo Igar Jaya Tbk IGAR

15 PT Lion Mesh P. Tbk LMSH

16 PT Lion Metal Works Tbk LION

17 PT Mayora Indah Tbk MYOR

18 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

19 PT Pan Brothers Tbk PBRX

20 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM

21 PT Semen Gresik Tbk SMGR

Page 67: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

22 PT Sepatu Bata Tbk BATA

23 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI

24 PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

25 PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC

26 PT Tigaraksa Satria Tbk TGKA

27 PT Trias Sentosa Tbk TRST

28 PT Tunas Ridean Tbk TURI

29 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR

30 PT United Tractors Tbk UNTR

Sumber: data diolah

DAMPAK EMISI OBLIGASI TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN

Reni Oktavia

Meyka Voltalina

ABSTRACT

Emission bonds is one way in which to obtain funding sources. Bonds for the company is one of the alternative

funding relatively cheaper compared bank loans or bank loans. Investors in the bonds can not affect the

company's activities. However, purchases of bonds has limited the company's financial condition must be in

Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

Page 68: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

satisfactory condition to provide security for bondholders. Issuance of bonds by the company will affect net

profit in the income statement, especially when the company made interest payments of bonds.

Bond interest will be recorded as interest expense is automatically lowered net profit in the period. Issuance of

bonds by the company will affect net profit in the income statement, especially when the company made interest

payments of bonds. Bond interest will be recorded as interest expense is automatically lowered net profit in the

period. This study aims to provide empirical evidence whether there are differences in manufacturing the

company's financial performance before and after the emission of bonds as measured by the method of

Economic Value Added.

Hypothesis in this study is that there is a difference whether or not the company's financial performance before

and after the emission of bonds. The hypothesis was tested with Wilcoxon Signed Rank Test through

software SPSS.versi 15 with 95% confidence level. The sample used in this study is that manufacturing

companies have to go public in Indonesia Stock Exchange on December 31, 2007 and to the emission of

bonds between the years 1999-2006. EVA value of test results the company for a period of one year before

and one year after the emission of bonds indicates that significant value can be concluded that there are

differences in financial performance among manufacturing companies before and after the emission of bonds.

Keywords: EVA, Emisi Obligasi, kinerja keuangan

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan persaingan di dunia usaha melatarbelakangi perusahaan untuk memperluas

sektor usahanya. Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya menggunakan

berbagai alternatif untuk menghimpun dana jangka panjang. Salah satu cara yang ditempuh

untuk memperoleh dana jangka panjang adalah dengan emisi obligasi (penerbitan saham).

Page 69: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Penerbitan obligasi oleh perusahaan akan mempengaruhi laba bersih pada laporan laba rugi,

terutama pada saat perusahaan telah melakukan pembayaran bunga obligasi. Pembayaran

bunga obligasi harus dilunasi dari pendapatan yang diperoleh dari laba perusahaan. Bunga

obligasi akan dicatat sebagai beban bunga yang otomatis menurunkan nilai laba bersih pada

periode berjalan. Emisi obligasi yang dilakukan perusahaan diharapkan nantinya dapat

meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dalam bentuk

laba.

Pembayaran bunga dan pokok pinjaman tidak melihat apakah perusahaan menderita untung atau rugi. Penerbitan obligasi oleh perusahaan akan mempengaruhi laba bersih perusahaan terutama pada saat perusahaan melakukan pembayaran bunga obligasi. Bunga harus dibayar tanpa memperhatikan laba dan posisi laporan keuangan perusahaan. Perusahaan ketika hendak mencari tambahan dana dengan penerbitan obligasi, kondisi perusahaan harus dalam keadaan memuaskan dan mempunyai kemampuan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman. Apabila perusahaan menderita rugi dan tidak mampu memperoleh uang kas yang memadai, hal ini tentu mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Dari uraian yang dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas perbedaan kinerja keuangan perusahaan setelah dilakukannya emisi obligasi dengan metode Economic Value Added (EVA).

B. LANDASAN TEORI

Definisi dan Karakteristik Obligasi

Perusahaan selain menerbitkan saham untuk memperoleh dana jangka panjang dalam rangka ekspansi dan restrukturisasi modal dapat menerbitkan obligasi. Munandar (1996:4) mendefinisikan obligasi sebagai surat tanda pengakuan berhutang oleh perusahaan yang mengeluarkan surat tersebut kepada pemegang atau pemilik surat itu, dengan kesanggupan membayar kembali pada suatu saat tertentu (dalam jangka lebih dari satu tahun) dan kesanggupan membayar bunga dalam jumlah prosentase tertentu pada setiap waktu tertentu.

Karakteristik obligasi menurut Keown, dkk. (1998) dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut: 1. Nilai Par (Nilai Nominal)

Nilai par atau nilai nominal adalah jumlah yang tertera pada lembaran obligasi. Nilai par berbeda dengan nilai pasar obligasi.

2. Kupon Suku Bunga Kupon suku bunga (coupon interest rate) dari suatu obligasi menunjukkan berapa persentase dari nilai per obligasi yang akan dibayarkan per tahun sebagai bunga.

3. Periode Jatuh Tempo (Maturity) Periode jatuh tempo adalah lamanya waktu hingga penerbit obligasi membayarkan kembali nilai nominal kepada pemilik obligasi yang sekaligus mengakhiri keberadaannya.

Page 70: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

4. Indenture Indenture adalah perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi dengan dewan atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau pembeli obligasi tersebut.

Laporan Keuangan Definisi Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan sangat diperlukan dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 1992:17). Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut IAI- Ikatan Akuntan Indonesia (2004:7) dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yaitu:

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja keuangan menurut Menteri Keuangan RI berdasarkan Keputusan No 740/KMK.00/1989 tanggal 28 Juni 1989 adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Sedangkan pengukuran kinerja menurut Mardiasmo (2002) memiliki berbagai tujuan antara lain:

a. Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom up). b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga dapat

ditelusuri perkembangan pencapaian strategi. c. Untuk mengakomodasikan pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah

serta memotivasi untuk mencapai tujuan. d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan

kemampuan kolektif yang rasional.

EVA (Economic Value Added)

Page 71: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

EVA adalah pendapatan residu (keuntungan ekonomis) yang tersisa setelah mengurangi laba operasi dengan biaya modal. EVA merupakan satu satunya ukuran kinerja yang secara menyeluruh konsisten dengan aturan Standart Capital Budgeting dan dianggap lebih tepat untuk mengukur kinerja perusahaan (Steward, 1993:118).

Secara matematis, EVA dapat dinyatakan sebagai berikut (Stewart, 1993: 224):

EVA = Operating Profits - ( c* x Capital )

Keterangan:

EVA : Economic Value Added

Operating profits : Laba operasi bersih setelah pajak

c* : Biaya modal yang dihitung dengan

Capital : Modal, terdiri dari ekuitas dan hutang

WACC = ( Kd* x WD ) + ( Ke x WE )

Biaya Modal

Menurut Young & O’Byrne (2001) Biaya modal (Cost of capital ) dinyatakan sebagai tingkat

pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana jika modal itu diinvestasikan di tempat

lainnya, dalam suatu proyek, aktiva atau perusahaan dengan tingkat sebanding. Dengan kata

lain, biaya modal merupakan suatu biaya kesempatan (opportunity cost).

Cost of capital merupakan konsep yang sangat penting dalam kegiatan operasi perusahaan

karena menyangkut tiga hal yaitu (Shim & Siegel 1996:268):

a. Berkaitan dengan struktur penganggaran modal yang memerlukan perkiraan biaya modal untuk penganggaran yang tepat.

b. Berkaitan dengan struktur keuangan perusahaan yang mempengaruhi tingkat risiko dan besamya arus pendapatan, sehingga mempengaruhi pula penetapan biaya modal.

c. Berkaitan dengan keputusan-keputusan lain yang memerlukan perkiraan biaya modal, misalnya leasing, pendanaan kembali obligasi kebijksanaan modal kerja dan lain-lain.

Page 72: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Penelitian Terdahulu dan Hipotesis

Penelitian Fitranti (2004) menguji lima rasio keuangan yaitu ROA, NPM, OPM, TATO, ROE pada perusahaan food and beverages yang melakukan emisi obligasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kinerja perusahaan manufaktur antara sebelum emisi obligasi dan sesudah emisi obligasi berbeda secara signifikan.

Khamsah (2007) melakukan pengujian 12 rasio keuangan yaitu CAR, QR, CR, TDER, TDAR, TATO, ITO, GPM, NPM, OPM, ROA, ROE. Pada rasio profitabilitas yaitu NPM dan ROA berbeda signifikan antara sebelum dan sesudah emisi obligasi. Akan tetapi, pada 10 rasio keuangan lainnya tidak berbeda secara signifikan, sehingga secara keseluruhan disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan manufaktur antara sebelum dan sesudah emisi tidak berbeda secara signifikan.

EVA memperbaiki kekurangan dengan memperhitungkan biaya modal ekuitas. Biaya modal

perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan pembiayaan dan investasi.

Diperlukannya suatu alat ukur kinerja yang menunjukkan prestasi manajemen sebenarnya

dengan tujuan untuk mendorong aktivitas atau strategi yang menambah nilai ekonomis (value

added activities) dan menghapuskan aktivitas yang merusak nilai (non-value added activities).

Economic Value Added (EVA) sangat relevan dalam hal ini karena EVA dapat mengukur

kinerja (prestasi) manajemen berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama

periode tertentu, sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah emisi obligasi yang diukur dengan metode Economic Value Added

C. METODE PENELITIAN

Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang berasal dari: Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia yang menyediakan laporan keuangan perusahaan yang go public, Bapepam (www.bapepamlk.go.id), www.bei.co.id.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI hingga tahun 2007. Selanjutnya penentuan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling atau pemilihan sampel bertujuan, merupakan teknik pengambilan sampel secara acak (non probability) yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 73: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Kriteria yang diterapkan terhadap pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Sampel adalah perusahaan manufaktur yang telah go public di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2007. Penentuan perusahaan manufaktur disesuaikan dengan pengklasifikasian industri yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan melakukan emisi obligasi pertama antara tahun 1999 sampai dengan tahun 2006. Alasan dipilih periode ini karena ketidaktersediaan data laporan keuangan.

3. Tersedia laporan keuangan auditan untuk periode pengamatan yaitu tahun 1999 sampai dengan tahun 2007.

Dari jumlah populasi sebanyak 95 perusahaan yang melakukan emisi obligasi pertama

periode 1999-2006, dengan menggunakan teknik purposive judgment sampling maka diperoleh

sampel sebanyak 20 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Proses

pemilihan sampel dan sampel penelitian disajikan pada tabel 1 dan lampiran.

Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel

No Keterangan Jumlah

Sampel

1 Perusahaan yang melakukan emisi obligasi pertama

antara tahun 1999 s/d 2006 95

2 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria:

Perusahaan bukan bidang manufaktur :

Agriculture, forestry, fishing 4

Construction and real estate 3

Mining and mining service 1

Page 74: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Transportation service 4

Comunication 10

Whole Sale, investment and Retail Trade 8

Credits agencies other than bank, securities and

insurance 18

Hotel and travel service 1

Banking 20

Jumlah perusahaan bukan manufaktur (69)

Delisting/belum tercatat di Bursa Efek Indonesia (5)

Laporan keuangan tidak lengkap (1)

Total perusahaan yang tidak memenuhi kriteria (75)

Jumlah sampel penelitian 20

Variabel Penelitian dan Penjelasan Variabel

Variabel kinerja keuangan sebelum dan sesudah emisi obligasi diukur dengan metode

Economic Value Added.

EVA = NOPAT (laba bersih setelah pajak) – Biaya Modal

Menghitung Biaya Ekuitas (Ke)

Biaya ekuitas adalah biaya yang terjadi karena perusahaan menggunakan dana ekuitas atau

dana yang berasal dari pemegang saham. Biaya ekuitas merupakan pengembalian yang

diharapkan oleh investor atau investasi yang mereka tanamkan dalam perusahaan. Dalam

penelitian ini biaya ekuitas dihitung dengan model CAPM. Biaya ekuitas dihitung dengan

(Jogianto, 2003)

Page 75: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Ke = krf + beta ( km-krf)

Keterangan:

Ke = biaya ekuitas

Krf = return aktiva bebas resiko

ß = beta sekuritas

Km = return pasar

Menentukan Struktur Modal di Neraca

Proporsi hutang terhadap total hutang dan ekuitas dinotasikan dengan WD .

WD = (total hutang / jumlah hutang dan ekuitas) x 100%

Proporsi ekuitas terhadap total hutang dan ekuitas dinotasikan WE .

WE = (total ekuitas / jumlah utang dan ekuitas) x 100%

Menghitung Biaya Modal (WACC)

Biaya modal dihitung dengan pendekatan rata-rata tertimbang WACC (Weighted Average

Cost of Capital). Penggunaan rata-rata tertimbang ini dikarenakan masing-masing sumber

dana yang digunakan memiliki biaya yang berbeda-beda. Besarnya WACC dihitung dengan

formula (Aji:2003):

WACC = (Kd* x WD) + (Ke x WE)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan EVA sebelum emisi obligasi dan sesudah emisi obligasi. Dalam menentukan alat analisis yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian ini, maka dilakukan uji normalitas data terhadap EVA sebelum dan sesudah emisi obligasi. Pengujian normalitas data EVA menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila EVA berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji parametrik menggunakan Paired Sampled t Test dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis (α) 5%, sedangkan jika EVA tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji non parametrik menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.

Page 76: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Dasar pengambilan keputusan pengujian hipotesis dengan uji beda rata-rata untuk dua sampel berpasangan adalah:

Jika probabilitas ≤ 0,05/2 maka Ha diterima.

Jika probabilitas > 0,05/2 maka Ha ditolak.

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan auditan

selama tahun 1998 sampai tahun 2007 yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal

(PRPM) di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam teknik

penentuan sampel diperoleh 20 sampel dari perusahaan manufaktur yang masih tercatat di

Bursa Efek Indonesia hingga 31 Desember 2007. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan Software Statistical Package for the Social Science (SPSS) 15

Uji Asumsi Klasik

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov –Smirnov.

Dimana nilai Asymp.Sig. (2-tailed) dibandingkan dengan tingkat alpha () 5%. Dasar

pengambilan keputusan One Sample Kolmogorof-Smirnov Test adalah jika nilai Sig. > 0,05 maka

data berdistribusi normal. Jika nilai Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Berikut

ini adalah hasil perhitungan statistiknya:

Tabel 2. Hasil Penghitungan Kolmogorov Smirnov

Page 77: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari

0,05 menunjukkan variabel EVA sebelum dan sesudah emisi tidak normal. Dengan

demikian, hasil pengujian normalitas menggunakan One Sample Kolmogorof-Smirnov Test, grafik

normal plot dan grafik histogram menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian

ini tidak memenuhi asumsi normalitas.

Economic Value Added

Cost of debt adalah tarif yang dibayar perusahaan untuk memperoleh tambahan hutang baru

jangka panjang di pasar sekarang. Dalam penelitian ini biaya hutang diproxy dengan suku

bunga investasi yang diperoleh dari publikasi Bank Indonesia. Biaya hutang dihitung dengan

rumus (Aji: 2003): Kd* = (1-t) Kd

Tabel 3. Biaya Hutang

Emiten Sebelum Emisi Setelah Emisi

INKP 25.27% 23.05%

ULTJ 25.27% 23.05%

HMSP 23.05% 12.63%

INDF 23.05% 12.63%

SUBA 23.05% 12.63%

BUDI 23.05% 12.63%

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

20 20

-3443313828 165707687.2

12343409865 2072947437

.465 .409

.327 .228

-.465 -.409

2.080 1.830

.000 .002

N

Mean

Std. Dev iat ion

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negativ e

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

EVA Sebelum

Emisi

EVA Sesudah

Emisi

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Page 78: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

SMSM 23.05% 12.63%

RICY 23.05% 12.63%

DNKS 23.05% 12.63%

MTDL 23.05% 12.63%

SMGR 12.63% 12.81%

MYOR 12.81% 9.74%

CPIN 12.81% 9.74%

SMRA 12.81% 9.74%

GRIV 12.81% 9.74%

ASGR 12.81% 9.74%

NIC 12.81% 9.74%

BRAM 11.03% 11.36%

BRNA 11.03% 11.36%

KLBF 11.36% 9.18%

Sumber: data diolah

Biaya Ekuitas

Perhitungan biaya ekuitas dengan cara pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model

ini tidak menggunakan estimasi arus pembayaran dividen yang akan datang untuk

menghitung biaya modal sendiri, melainkan mencoba langsung mengestimasi tingkat hasil

yang dikehendaki itu sendiri. Biaya ekuitas dihitung dengan (Jogianto, 2003):

Ke = krf + beta ( km-krf)

Keterangan:

Ke = biaya ekuitas

Krf = return aktiva bebas resiko

ß = beta sekuritas

km = return pasar

Page 79: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Return atas aktiva diproxy dengan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang

diperoleh dari publikasi BI. Beta merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas

atau portofolio relatif terhadap resiko pasar. Beta yang digunakan adalah beta yang telah

dikoreksi yang didapat dari Pusat Pengembangan Akuntansi UGM, sedangkan return pasar

diproksi dengan return IHSG dengan rumus:

IHSGt - IHSG t -1

IHSG t -1

Keterangan:

IHSGt : Indeks Harga Saham Gabungan pada tahun t

IHSGt -1 : Indeks Harga Saham Gabungan pada tahun t-1

Hasil penghitungan biaya ekuitas disajikan pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Biaya Ekuitas

Emiten Sebelum Emisi Setelah Emisi

INKP -53.37% -117.34%

ULTJ -55.12% -115.18%

HMSP 168.01% -12.33%

INDF 169.23% -12.36%

SUBA 200.15% -4.20%

BUDI 169.11% -15.58%

SMSM 174.64% -9.57%

RICY 162.37% -15.68%

DNKS 168.13% -13.54%

MTDL 169.35% -11.85%

Page 80: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

SMGR -130.22% 0.11%

MYOR -0.04% 5.67%

CPIN 4.84% 30.30%

SMRA 0.75% 7.13%

GRIV 0.77% -24.28%

ASGR 1.07% 9.76%

UNIC 1.65% 20.43%

BRAM 59.17% 12.95%

BRNA 74.49% 12.87%

KLBF 12.66% 10.89%

Struktur Modal di Neraca

Proporsi hutang terhadap total hutang dan ekuitas dinotasikan dengan WD .

WD = (total hutang / jumlah hutang dan ekuitas) x 100%

Proporsi ekuitas terhadap total hutang dan ekuitas dinotasikan WE .

WE = (total ekuitas / jumlah utang dan ekuitas) x 100%

Hasil penghitungan proporsi hutang terhadap total hutang dan ekuitas (WD) dan proporsi

ekuitas terhadap total utang dan ekuitas (WE) sebelum dan setelah emisi obligasi:

Tabel 6. WD dan WE Sebelum dan Sesudah Emisi Obligasi

Emiten Wd sebelum Wd Setelah We Sebelum We Setelah

INKP 50.52% 58.65% 49.48% 41.35%

ULTJ 41.36% 32.61% 58.64% 67.39%

HMSP 52.30% 56.06% 47.70% 43.94%

Page 81: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

INDF 77.38% 72.56% 22.62% 27.44%

SUBA 87.03% 29.05% 12.97% 70.95%

BUDI 70.26% 86.72% 29.74% 13.28%

SMSM 26.31% 41.61% 73.69% 58.39%

RICY 65.35% 95.05% 34.65% 4.95%

DNKS 70.71% 64.56% 29.29% 35.44%

MTDL 65.01% 49.32% 34.99% 50.68%

SMGR 60.26% 52.85% 39.74% 47.15%

MYOR 43.80% 32.12% 56.20% 67.88%

CPIN 55.04% 77.78% 44.96% 22.22%

SMRA 54.09% 56.19% 45.91% 43.81%

GRIV 56.89% 62.49% 43.11% 37.51%

ASGR 58.72% 42.02% 41.28% 57.98%

UNIC 57.61% 62.09% 42.39% 37.91%

BRAM 58.81% 51.91% 41.19% 48.09%

BRNA 48.14% 64.85% 51.86% 35.15%

KLBF 49.48% 34.08% 50.52% 65.92%

Sumber: data diolah

Biaya Modal

Biaya modal dihitung dengan pendekatan rata-rata tertimbang WACC (Weighted Average Cost

of Capital). Penggunaan rata-rata tertimbang ini dikarenakan masing-masing sumber dana

yang digunakan memiliki biaya yang berbeda-beda. Besarnya WACC dihitung dengan

formula (Aji : 2003):

WACC = ( Kd* x WD ) + ( Ke x WE )

Page 82: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Hasil penghitungan WACC sebelum dan setelah emisi obligasi disajikan sebagai berikut:

Tabel 7. WACC (Weigted Average Cost of Capital)

Emiten WACC sebelum WACC setelah

INKP -13.64% -35.00%

ULTJ -21.87% -70.10%

HMSP 92.20% 1.66%

INDF 56.12% 5.77%

SUBA 46.02% 0.69%

BUDI 66.49% 8.88%

SMSM 134.75% -0.33%

RICY 71.32% 11.23%

DNKS 65.54% 3.36%

MTDL 74.24% 0.22%

SMGR -44.13% 6.82%

MYOR 5.59% 6.98%

Page 83: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

CPIN 9.23% 14.31%

SMRA 7.27% 8.59%

GRIV 7.62% -3.02%

ASGR 7.96% 9.75%

UNIC 8.08% 13.79%

BRAM 30.86% 12.13%

BRNA 43.93% 11.89%

KLBF 12.02% 10.31%

Sumber: data diolah

Penghitungan EVA

EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)

NOPAT = laba usaha (operating income)+ penghasilan bunga (interest income)+

beban/penghasilan pajak penghasilan (income taxes)+beban bunga (tax shield on

interest expense)+ bagian atas laba/rugi bersih perusahaan asosiasi (equity gain/loss in

associated companies)+ laba/rugi kurs (forex gain/loss).

Modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari

kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga ditambah hutang dan

kewajiban jangka panjang.

Modal yang diinvestasikan:

Ekuitas + Kewajiban Jangka panjang + Total utang+ jangka pendek yang menanggung

bunga + Hak Minoritas + Pinjaman Jangka Pendek

Hasil penghitungan EVA sebelum dan sesudah emisi obligasi disajikan sebagai berikut:

Tabel 8. Nilai EVA Sebelum dan Sesudah Emisi Obligasi

Page 84: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

(dalam ribuan rupiah)

Emiten

EVA Sebelum

Emisi

EVA Sesudah

Emisi Perbedaan Keterangan

INKP 948,214,098 1,471,998,280 523,784,182 bertambah

ULTJ 93,648,235 542,672,454 449,024,219 bertambah

HMSP -14,901,086,364 3,209,675,969 18,110,762,333 bertambah

INDF -1,422,631,442 383,689,743 1,806,321,185 bertambah

SUBA -17,806,025 -9,585,596 8,220,429 bertambah

BUDI -404,977,048 -22,108,412 382,868,636 bertambah

SMSM -293,839,252 112,997,994 406,837,245 bertambah

RICY -150,663,465 -7,666,139,961 -7,515,476,496 berkurang

DNKS -101,114,640 134,374,379 235,489,019 bertambah

MTDL -194,231,743 50,475,342 244,707,086 bertambah

SMGR 2,089,973,144 143,875,761 -1,946,097,382 berkurang

MYOR -53,866,133,022 64,877,346 53,931,010,368 bertambah

CPIN 77,383,830 2,619,910,916 2,542,527,086 bertambah

SMRA 86,620,299 50,440,512 -36,179,787 berkurang

GRIV -724,759,001 103,929,039 828,688,041 bertambah

ASGR 33,710,335 -20,389,023 -54,099,358 berkurang

UNIC 16,448,140 4,697,995 -11,750,146 berkurang

BRAM -330,495,813 -47,015,011 283,480,802 bertambah

BRNA -90,101,081 322,809,673 412,910,754 bertambah

KLBF 287,384,824 1,863,084,735 1,575,699,911 bertambah

Sumber: data diolah

Page 85: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Jika perbedaan nilai EVA atau ∆ (delta) EVA memenuhi nilai berikut: 1. Nilai EVA > 0 artinya manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah

untuk perusahaan. 2. Nilai EVA = 0 artinya titik impas perusahaan. 3. Nilai EVA < 0 berarti tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan yang artinya laba

yang dihasilkan tidak bisa memenuhi harapan para kreditur dan penyandang dana.

Perusahaan yang memiliki EVA positif terbesar sebelum emisi obligasi adalah Indah Kiat

Pulp sedangkan EVA negatif terbesar adalah Mayora Indah. Perusahaan yang memiliki EVA

positif terbesar setelah emisi obligasi adalah Charoen Phokphand, sedangkan perusahaan

yang memiliki EVA negatif terbesar setelah emisi obligasi adalah Ricy Globalindo.

Perusahaan Semen Gresik, Sumarecoen Agung, Astra Graphia, Unggul Indah Cahaya serta

Ricy Globalindo mengalami penurunan kinerja setelah melakukan emisi obligasi. Akan

tetapi, pada 15 perusahaan lainnya setelah melakukan emisi obligasi mengalami kenaikan

kinerja yang cukup besar.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan EVA sebelum emisi obligasi dengan EVA setelah emisi obligasi. Hasil uji normalitas EVA sebelum dan setelah emisi obligasi data tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji non parametrik yaitu menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan hasil pada tabel berikut ini:

Tabel 9. Pengujian Statistik

EVA Sesudah Emisi - EVA

Sebelum Emisi

Z -2.315(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .021

a Based on negative ranks.

b Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 86: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Hasil pengujian dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan nilai sig.0,021< taraf

nyata (α = 0,05/2) maka dapat disimpulkan dapat menerima Ha.

Hasil pengujian membuktikan bahwa terjadi perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah emisi obligasi.

Ha : Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah emisi obligasi yang diukur dengan metode Economic Value Added.

Hal ini diketahui dengan melihat nilai probabilitas 0.021 dibawah 0.025 (0.05/2) sehingga Ha

diterima. Kinerja keuangan setelah emisi obligasi mengalami peningkatan. Hal ini sesuai

harapan bagi perusahaan penerbit obligasi yang menginginkan peningkatkan kinerja

perusahaan ketika melakukan emisi obligasi. Pembayaran bunga obligasi yang dilakukan oleh

penerbit obligasi tidak menyebabkan terjadi penurunan kinerja keuangan pada perusahaan

manufaktur.

Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau

perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan,

sehingga seringkali kinerja perusahaan terlihat baik dan meningkat sehingga kinerja tidak

mengalami peningkatan dan bahkan menurun. Jumlah pendapatan seringkali mempengaruhi

metode akuntansi yang diterapkan (Kieso dan Weygant, 1998:147). Perbedaan metode

penilaian persediaan dan penyusutan aktiva tetap antar periode akan menghasilkan hasil laba

yang berbeda pula.

Penelitian ini menunjukkan hasil yang konsisten dengan penelitian Fitranti (2004) yang menguji lima rasio keuangan yaitu ROA, NPM, OPM, TATO, ROE pada perusahaan food and beverages yang melakukan emisi obligasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kinerja perusahaan manufaktur antara sebelum emisi obligasi dan sesudah emisi obligasi berbeda secara signifikan akan tetapi pada penelitian tersebut terjadi penurunan kinerja keuangan. Hal ini disebabkan terlalu kecilnya sampel perusahaan yaitu empat perusahaan food and beverage sehingga kurang mewakili populasi yang ada.

Akan tetapi, hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan penelitian Khamsah (2007) yang melakukan pengujian 12 rasio keuangan pada 10 perusahaan manufaktur yaitu CAR, QR, CR, TDER, TDAR, TATO, ITO, GPM, NPM, OPM, ROA, ROE pada 10 perusahaan manufaktur menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan manufaktur antara sebelum dan sesudah emisi tidak berbeda secara signifikan. Hal ini disebabkan perbedaan penggunaan alat analisis kinerja yaitu dalam penelitian dengan menggunakan metode EVA sedangkan pada penelitian Khamsah (2007) menggunakan alat

Page 87: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

analisis rasio keuangan dan juga pada periode pengamatan yang mengikutkan sampel perusahaan yang emisi tahun 1997 sehingga terpengaruh pada krisis ekonomi.

E. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan

membandingkan EVA sebelum emisi obligasi dengan EVA setelah emisi obligasi. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.021, maka Ha diterima.

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai perbandingan kinerja

keuangan sebelum dan sesudah emisi obligasi maka simpulan yang dapat diambil yaitu:

pengujian hipotesis menunjukkan perbedaan kinerja keuangan setelah emisi obligasi, terdapat

kenaikan kinerja setelah perusahaan melakukan emisi obligasi yang diukur dengan

menggunakan Economic Value Added.

Implikasi Penelitian

5. Implikasi Metodologi dan Praktik Implikasi metodologi ini berhubungan dengan uraian tentang metode yang dipakai dalam

penelitian ini dalam mendukung hasil penelitian, sehingga bisa digunakan untuk

metodologi peneliti lainnya. Penelitian ini telah menghasilkan suatu model pengukuran

kinerja perusahaan yang melakukan emisi obligasi dengan metode EVA yang pada

penelitian sebelumnya memakai rasio keuangan. Pengujian hipotesis dengan

menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Implikasi praktik dalam penelitian ini berlaku

bagi manajer yang ingin mengukur, memonitor dan mengevaluasi target kinerja yang

ingin dicapai sebelum melakukan emisi obligasi dan setelah melakukan emisi obligasi agar

dapat menciptakan nilai tambah yang maksimal bagi perusahaan.

2. Implikasi Kebijakan

Page 88: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Implikasi ini berhubungan dengan kontribusinya bagi para investor yang ingin

menginvestasikan dananya, dan juga perusahaan yang ingin melakukan emisi obligasi

dalam membuat suatu kebijakan untuk mencari dana jangka panjang. Berdasarkan hasil

penelitian ini, mereka dapat memperoleh gambaran mengenai informasi kinerja

perusahaan setelah melakukan emisi obligasi, sehingga mereka dapat mengambil suatu

kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Sapto Bayu. 2003. “Rasionalitas Investor di Bursa Efek Didasarkan Pada Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Return Saham”. Wahana Journal , 6 no 2, Agustus 2003.

Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. BPFE. Yogyakarta.

Fitranti, Yulita Swastika. 2004. “Analisis Kinerja Perusahaan (Food and Beverage) Sebelum

dan Sesudah Emisi Obligasi”. Skripsi. Universitas Lampung.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

Jogianto, H.M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Tiga. BPFE. Yogyakarta. Keown, Arthur., John Martin, David Petty, Scott William. 1998. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Alih Bahasa Haris Munandar. PT Raja Grafindo. Jakarta.

Khamsah, Siti. 2007. “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Emisi Obligasi Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ”. Skripsi. Unila. Lampung.

Page 89: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygant (1998), Intermediate Accounting, Ninth

Edition, Toronto, Canada: John Wiley & Sons Inc.

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Munandar, M. 1996. Pokok-Pokok Intermediate Accounting. Gajah mada University Press. Yogyakarta.

Shim, Jae K dan J.G.Siegel. 1996. Financial Management,Second edition. Mc Graw Hill. United State of America.

Stewart, G. Bennet (1993), The Economic Value Added: The Quest for Value, A Guide for

Senior Managers: Harper Collins. USA

Young, S David dan Stephen O’Byrne. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai.

Salemba Empat. Jakarta.

Page 90: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan Listing Kode Emiten

1 PT Indah Kiat Pulp 20/10/99 INKP

2 PT Ultra jaya 29/12/99 ULTJ

3 PT HM. Sampoerna 18/02/00 HMSP

4 PT Indofood Sukses Makmur 24/07/00 INDF

5 PT Suba Indah 24/07/00 SUBA

6 PT Budi Acid Jaya 28/07/00 BUDI

7 PT Selamat Sempurna I 31/07/00 SMSM

8 PT Ricky Putra Global 31/07/00 RICY

9 PT Dankoes Laboratories 24/10/00 DNKS

10 PT Metrodata 12/12/00 MTDL

11 PT Semen Gresik 17/07/01 SMGR

12 PT Mayora Indah I 27/06/03 MYOR

13 PT Charoen Phokphand 02/07/03 CPIN

14 PT Sumarecoen Agung 08/07/03 SMRA

15 PT Great River International I 14/10/03 GRIV

16 PT Astra Graphia 28/10/03 ASGR

17 PT Unggul Indah Jaya 29/10/03 UNIC

18 PT Branta Mulia 20/04/04 BRAM

19 PT Berlina 00/00/04 BRNA

20 PT Kalbefarma 00/00/06 KLBF

Sumber: www.ksei.co.id

Page 91: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

PENGGUNAAN DISKRIMINAN ALTMAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI

KEBANGKRUTAN

Fitra Dharma

Niken Kusumawardani

ABSTRACT

Altman discriminant model is a method used to predict the occurrence of bankruptcy on a company consisting

of several financial ratios namely, working capital to total assets, retained earnings to total assets, earnings

before interest and tax to total assets, market value of equity to bookvalue debt and the ratio of sales to total

assets. In connection with this, then the phenomenon to be proved in this study is the delisting of banking

institutions due to bankruptcy.

From the results of data analysis of two sample groups, namely the ten samples of national private banks and

the ten categories of delisting national private bank sample of non-delisting categories of differences in values

obtained Z-Score between the two categories of banks. Financial ratios banks delisting categories is much

smaller compared with other categories of non-delisting. From these results can then be concluded that the

model can be used Altman's discriminant in predicting the possibility of delisting the national private

banking.

This research may provide a model extension of the concept of the use of discriminant Altman. Therefore, this

study has provided a picture that Altman's discriminant model can be used in predicting the occurrence of

delisting the company's banking.

Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

Page 92: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Keywords: Discriminant Altman, delisting, banking, bankruptcy prediction

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perusahaan merupakan pelaku ekonomi yang berada pada lingkungan persaingan yang terus

berkembang sehingga selalu berupaya melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan.

Dalam kegiatan ekonomi kita ambil contoh diantaranya adalah jenis perusahaan berdasarkan

kegiatannya, yang dapat dibedakan menjadi perusahaan jasa, perusahaan dagang hingga

perusahaan manufaktur. Masing-masing perusahaan menjalankan kegiatan operasinya sesuai

dengan jenis yang telah ditetapkan oleh perusahan. Perusahaan jasa bergerak dalam bidang

penyediaan jasa tertentu. Perusahaan manufaktur dapat kita kenal dari jenis kegiatannya, yaitu

perusahaan yang mengolah bahan baku melalui suatu proses produksi tertentu menjadi

barang jadi yang siap untuk dijual, sedangkan perusahaan dagang mempunyai jenis kegiatan

yang berbeda dengan perusahaan jasa, maupun perusahaan manufaktur. Kegiatan utama

perusahaan dagang adalah membeli barang kemudian menjual kembali barang tersebut untuk

memperoleh laba.

Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut kemampuan manajer untuk

mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien kemampuan ini memerlukan

informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting dalam pengambilan keputusan alokasi

sumber daya. Informasi akuntansi pada perusahaan yang utama adalah laporan keuangan

yang merupakan sarana komunikasi antara manajer, dengan pihak-pihak berkepentingan atas

laporan keungan tersebut. Bagi pihak manajemen selaku pihak internal perusahaan yang

berperan sebagai penyedia informasi, laporan keuangan merupakan media penyampaian

bentuk pertanggungjawaban terhadap alokasi berbagai sumber daya perusahaan secara efektif

dan efisien, sehingga perusahaan dapat berkembang dan mencapai tujuan guna

meningkatkan kinerja perusahaan, sedangkan bagi pihak eksternal perusahaan seperti,

investor, kreditor, pedagang besar, masyarakat umum, karyawan, supplier, pelanggan,

pemerintah, analis pasar modal dan LSM menggunakan laporan keuangan sesuai dengan

kepentingan masing-masing dalam rangka pengambilan suatu keputusan bisnis dan non

bisnis terhadap entitas usaha tersebut.

Page 93: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Perbankan merupakan salah satu perusahaan jasa yang memiliki peranan penting dalam

pembangunan perekonomian. Perbankan di Indonesia antara lain berperan menjaga

kestabilan moneter yang disebabkan atas kebijakannya terhadap simpanan masyarakat serta

sebagai lalu lintas pembayaran. Bank sendiri merupakan suatu badan usaha yang tujuannya

menghasilkan keuntungan atau laba. Dari dua tujuan utama perusahaan tersebut, maka pihak

manajemen harus dapat menghasilkan keuntungan yang optimal serta pengendalian yang

seksama terhadap kegiatan operasional terutama yang berkaitan dengan keuangan

perusahaan. Setelah terjadinya krisis, pada bulan Juli 1998 nilai mata uang rupiah mengalami

penurunan, pengangguran mengalami peningkatan, suku bunga melonjak dan nilai impor

menurun. Di samping itu, sejak bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi banyak bank

yang dilikuidasi. Bank yang dilikuidasi berjumlah 16 bank. Bank-bank tersebut dilikuidasi

oleh pemerintah dikarenakan bank-bank tersebut mengalami ketidakmampuan atau

kegagalan dalam ekonomi dan keuangan. Kegagalan ekonomi berkaitan dengan

ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Sementara itu, kegagalan keuangan

disebabkan oleh biaya modal perusahaan yang lebih besar daripada tingkat laba biaya historis

investasi. Kondisi ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran kesulitan keuangan yang akan

dihadapi oleh perusahaan, sehingga dapat mengarah pada kebangkrutan.

Laporan keuangan secara singkat adalah neraca, laporan perhitungan laba/rugi, laporan

perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang diterbitkan

oleh suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai kondisi keuangan

perusahaan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang sangat berguna dalam

proses pengambilan keputusan bagi pihak-pihak berkepentingan. Laporan tersebut dibuat

oleh suatu perusahaan biasanya pada akhir periode atau pada akhir tahun buku, dibuat secara

bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan. Tujuan dari laporan keuangan adalah

menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai laporan keuangan

dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Data keuangan harus dikonversi menjadi

informasi yang lebih berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh

dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan.

Pengertian analisis laporan keuangan berarti: “menguraikan pos-pos laporan keuangan

menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan

atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang

sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. (Harahap, 2001).

Bernstein dan Foster dalam Munawir (2004) mengemukakan pengertian analisis laporan

Page 94: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

keuangan sebagai berikut: “mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu laporan

keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini

sepanjang waktu”. Dari hasil analisis laporan keuangan tersebut dapat dilihat kinerja yang

telah dicapai perusahaan. Kinerja suatu perusahaan disebabkan banyaknya faktor diantaranya

produk-produk yang dihasilkan banyak menggunakan bahan yang memiliki kandungan impor

tinggi sehingga produk yang dihasilkan harus dibiayai dengan dollar yang semakin menguat.

Sementara pasar, terutama pasar domestik sudah tidak mampu menyerap karena

melemahnya daya beli yang ada. Akibatnya, likuiditas perusahaan menjadi terganggu.

Penyebab melemahnya kinerja yang lain adalah sebagian besar perusahaan memiliki hutang

luar negeri dalam bentuk valuta asing (valas). Turunnya nilai mata uang rupiah yang diikuti

dengan kenaikan suku bunga telah melambungkan hutang perusahaan. Akibatnya solvabilitas

perusahaan terganggu karena besarnya hutang valas ketika dikurskan ke dalam rupiah.

Dengan keadaan seperti ini memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut mengalami

kondisi rawan terjadinya kebangkrutan perusahaan. Pada saat suatu perusahaan memasuki

tahap-tahap akhir menjelang kegagalan atau kebangkrutan ada suatu pola perubahan profil

finansial, meskipun kebangkrutan tidak dapat diramalkan secara pasti.

Kebangkrutan merupakan masalah yang sangat esensial yang harus diwaspadai oleh

perusahaan, karena jika perusahaan sudah terkena bangkrut, maka perusahaan tersebut

benar-benar mengalami kegagalan usaha. Untuk itu perusahaan harus sedini mungkin

melakukan berbagai analisis terutama analisis yang menyangkut kebangkrutan perusahaan.

Dengan analisis ini, maka sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi

yang diperlukan.

Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan dini kebangkrutan(tanda-

tanda bangkrut). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak

manajemen karena pihak manajemen dapat melakukan perbaikan-perbaikan (Mamdur dan

Halim, 2002), agar kebangkrutan tersebut benar-benar tidak terjadi pada perusahaan dan

perusahaan dapat mengantisipasi atau membuat strategi untuk menghadapi jika kebangkrutan

benar-benar menimpa perusahaan. Prediksi kekuatan keuangan suatu perusahaan pada

umumnya dilakukan oleh pihak eksternal. Untuk memperkirakan adanya kebangkrutan

diperlukan adanya kesiapan manajemen dalam menghadapinya. Dengan mengetahui kondisi

tersebut, perusahaan diharapkan dapat melakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi

kondisi perusahaan yang mengarah pada kebangkrutan. Untuk memperkirakan adanya gejala

Page 95: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

kebangkrutan diperlukan suatu cara untuk memperkirakannya guna menghindari adanya

kerugian dalam investasi.

Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Adnan & Taufiq (2001), yang

bertujuan untuk mengetahui keakuratan model Altman dalam memprediksi tingkat

kebangkrutan pada perusahaan perbankan dalam kasus likuidasi perbankan Indonesia tahun

1999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada

setiap sampel bank, dapat terlihat bahwa semua bank yang terlikuidasi mempunyai nilai Z-

Score yang rendah, antara lain, Bank Aken, Bank Alfa, Bank Asia Pasific, Bank Bahari, Bank

Baja Internasional, Bank Bapede, Bank Budi Internasional, Bank Bumi Raya Utama, Bank

Central Dagang, Bank Ciputra, Bank Dagang Industri, Bank Dharmala, Bank Ficorinvest,

Bank Hastin, Bank Indonesia Raya, Bank Indotrade, Bank Khasrisma, Bank Lautan Berlian,

Bank Mashill Utama, Bank Metropolitan, Bank Namura Internusa, Bank Putra Surya

Perkasa, Bank Sahid Gajah Perkasa, Bank Sino dan Bank Sewu Internasional. Nilai Z-Score

merupakan rasio yang dipergunakan model Altman untuk memprediksi kemungkinan

terjadinya kebangkrutan, dalam hal ini kasus likuidasi perbankan.

Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian oleh Fakhrurozie (2007), yang bertujuan

melihat pengaruh potensi kebangkrutan bank dengan metode Altman terhadap harga saham

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh

kebangkrutan bank dengan metode Z-Score Altman terhadap harga saham pada perusahaan

perbankan di Bursa Efek Jakarta.

Dari pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang menganalisa

kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan perbankan dengan mengguna metode Atman.

Perumusan Masalah

Kebangkrutan ditandai adanya kerugian, tidak dapat membayar kewajiban atau tidak likuid dan lainnya, sehingga perusahaan memerlukan perbaikan untuk menghindari kebangkrutan. Untuk itu, diperlukan beberapa tindakan oleh pihak manajemen sebagai langkah antisipasi, salah satunya adalah melakukan analisis kondisi keuangan perusahaan dengan model prediksi kebangkrutan. Berdasarkan latar belakang dan judul yang diambil, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana analisis diskriminan Altman dalam memprediksi kemungkinan kebangkrutan perbankan swasta nasional di Indonesia?”.

Page 96: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

B. LANDASAN TEORI

Pengertian Fungsi Bank

Bank adalah lembaga perantara dana (financial intermediary) dengan tugas pokok menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk

kredit. Bank memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional, yang memerlukan

kepercayaan dari masyarakat sehingga dapat melaksanakan tugas pokoknya dengan baik.

Kepercayaan dari masyarakat terhadap bank hanya dapat timbul apabila bank dalam kegiatan

usahanya mampu melindungi keamanan dana masyarakat yang disimpan di bank, karena

dana yang terhimpun dari masyarakat merupakan tulang pungggung suatu bank dalam

pengelolaan usahanya.

Menurut Susilo (2000) secara spesifik fungsi bank adalah :

1. Agent of trust, yaitu kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan

disalahgunakan oleh bank, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat

yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan uangnya di bank.

2. Agent of development, yaitu kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan

investasi, distribusi dan juga konsumsi barang dan jasa. Mengingat semua kegiatan

investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan

perekonomian masyarakat.

3. Agent of services, yaitu bank memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada

masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum, antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang,

jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian

jaminan.

Definisi dan Kriteria Delisting

Page 97: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Delisting adalah kebijakan yang dilakukan oleh bursa efek untuk mengeluarkan emiten dari

bursa, artinya saham-saham emiten tersebut sudah tidak tercatat lagi di bursa efek. Pada

dasarnya delisting berhubungan dengan fakta yang menunjukkan bahwa perusahaan tercatat

(di bursa efek) sesungguhnya memiliki kondisi ekonomi, likuiditas dan kepatuhan terhadap

peraturan pasar modal yang lebih buruk dari kondisi sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa

perusahaan yang terkena delisting memiliki masalah serius.

Terdapat beberapa indikator yang dijadikan pegangan dalam menilai kondisi delisting.

Misalnya, dalam hal laporan perkembangan usaha setiap bulan, indikator yang perlu

diperhatikan mulai dari kepatuhan melakukan kewajiban dalam bentuk laporan keuangan dan

laporan kejadian-kejadian penting perusahaan, frekuensi dan volume transaksi, jumlah

pemegang saham, hingga kapitalisasi pasar. (Infobank, 2000).

Kriteria Delisting

Bursa menghapus pencatatan saham emiten sesuai dengan ketentuan peraturan ini apabila

emiten mengalami minimal satu kondisi di bawah ini :

1. Selama 3 tahun berturut-turut menderita kerugian atau terdapat saldo rugi sebesar 50% atau lebih dari modal disetor dalam neraca perusahaan pada tahun terakhir.

2. Selama 3 tahun berturut-turut tidak membayar dividen tunai (untuk saham), melakukan 3 kali cidera janji (untuk obligasi).

3. Jumlah modal sendiri kurang dari Rp 3 miliar. 4. Jumlah pemegang saham kurang dari 100 pemodal (orang/badan) selama 3 bulan

berturut-turut berdasarkan laporan bulanan emiten/BAE (1 pemidal sekurang-kurangnya memiliki 1 satuan perdagangan/500 saham).

5. Selama 6 bulan berturut-turut tidak terjadi transaksi. Laporan keuangan disusun tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan ketentuan yang ditetapkan BAPEPAM.

6. Melanggar ketentuan bursa pada khususnya dan ketentuan Pasar Modal pada umumnya. 7. Melakukan tindakan-tindakan yang melanggar kepentingan umum berdasarkan

keputusan instansi berwenang. 8. Emiten dilikuidasi baik karena merger, penggabungan, bangkrut, dibubarkan (reksadana)

atau alasan lainnya. 9. Emiten dinyatakan pailit oleh pengadilan. 10. Emiten menghadapi gugatan/perkara/peristiwa yang secara material mempengaruhi

kondisi dan kelangsungan hidup perusahaan. 11. Khusus untuk emiten reksadana, NAV turun menjadi kurang dari 50% dari nilai perdana

yang disebabkan kerugian operasional.

Page 98: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Prosedur Delisting

Bila emiten mengalami minimal satu kali kondisi delisting, yaitu :

a. Pernyataan pendaftarannya dibatalkan atau dibekukan oleh Bapepam. b. Emiten mengalami merger atau c. Akuisisi atau d. Emiten dilikuidasi maka Bursa paling lambat pada hari Bursa berikutnya mengumumkan

di lantai Bursa tentang pengumuman penghapusan pencatatan saham tersebut.

Multiple Discriminant Analysis

Pada dasarnya Multiple Discriminant Analysis (MDA) dapat dipergunakan untuk mengetahui

variabel-variabel penciri yang membedakan kelompok populasi yang ada, juga dapat

dipergunakan sebagai kriteria pengelompokkan. MDA dilakukan berdasarkan perhitungan

statistik terhadap pengelompokkan yang terlebih dahulu diketahui secara jelas dan mantap

dalam pengelompokkan. MDA secara umum adalah Z = V1(X1) + V2(X2) + …..+ Vn(Xn)

dimana V1 dan V2 adalah parameter sedangkan X1, X2 ,…. Xn merupakan rasio-rasio keuangan

yang berkontribusi pada model prediksi.

2. Multiple Discriminant Analysis Altman

Multiple Discriminant Analysis Altman atau yang biasa disebut Z-Score Model Altman

menggunakan rasio keuangan yang mencakup rasio likuiditas perusahaan seperti rasio lancar,

rasio leverage perusahaan seperti rasio hutang terhadap modalnya, rasio profitabilitas seperti

rasio laba bersih terhadap modal atau akumulasi laba ditahan. Dengan mendasarkan rasio

kepada rasio keuangan tersebut, Z-Score Model Altman berhasil dipergunakan untuk

mengklasifikasikan perusahaan kedalam kelompok yang memiliki kemungkinan tinggi untuk

mengalami kebangkrutan atau kelompok perusahaan yang memiliki kemungkinan mengalami

kebangkrutan rendah. Z-Score Model Altman memungkinkan untuk memperkirakan

kebangkrutan sampai dua tahun sebelum tiba saatnya. Menurut (Altman, 1968: 19), Z-Score

Model Altman adalah sebagai berikut :

Z=0.012X1+0.014X2+0.033X3+0.006X4+0.999X5 Keterangan:

X1 = Working Capital/Total Assets

X2 = Retained Earnings/Total Assets

Page 99: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

X3 = Earnings Before Interest and Taxes/Total Assets

X4 = Market Value Equity/book value of total liabilities

X5 = Sales/Total Assets

Z = overall index (Z-Score)

Z = overall index

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z yang diperoleh, yaitu

:

Apabila Z > 2,67 maka termasuk perusahaan sehat.

Apabila Z < 1,81 maka termasuk dalam perusahaan bangkrut.

Apabila nilai 1,81 < Z < 2,67 maka termasuk dalam grey area atau dapat dikatakan perusahaan berada dalam zona rawan kebangkrutan.

Berdasakan penelitian lebih lanjut persamaan Z-Score Model Altman

mengalami revisi dan membentuk persamaan baru, yaitu:

Z’ = 0.717(X1) + 0.847(X2) + 3.107(X3) + 0.420(X4) + 0.998(X5)

Keterangan:

X1 = Working Capital/Total Assets

X2 = Retained Earnings/Total Assets

X3 = Earnings Before Interest and Taxes/Total Assets

X4 = Market Value Equity/book value of total liabilities

X5 = Sales/Total Assets

Z = overall index (Z-Score)

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z yang diperoleh, yaitu

:

Bila nilai Z > 2,9 maka perusahaan dapat dikatakan masuk dalam kategori sehat.

Bila nilai Z < 1,21 maka perusahaan masuk dalam kategori bangkrut.

Page 100: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Bilai 1,21 < Z < 2,9 maka termasuk dalam zona grey area (perusahaan berada dalam zona rawan kebangkrutan). (Altman, 1983).

3. Rasio Keuangan Dalam Z-Score Model Altman

Secara ringkas rasio-rasio keuangan dalam Multiple Discriminant Analysis Altman ditunjukkan

oleh tabel berikut :

Tabel 1. Ringkasan Multiple Discriminant Analysis Altman

Nama Rasio Metode Perhitungan

Rasio Likuiditas Working Capital/Total Assets

Rasio Profitabilitas Retained Earnings/Total Assets

Earnings Before Interest and Taxes/Total Assets

Rasio Leverage Market Value Equity/book value of total liabilities

Rasio Aktivitas Sales/Total Assets

Klasifikasi Pengamatan Dengan Multiple Discriminant Analysis

Pengklasifikasian kesehatan keuangan perusahaan berdasarkan nilai Z-Score sebagai berikut :

Page 101: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Tabel 2. Klasifikasi Z-Score Altman

Nilai Z Kelompok (Peluang Besar)

> 2,9 Berpeluang sehat

1,2 < Z <2,9 Berpeluang di ambang kebangkrutan

< 1,2 Berpeluang bangkrut

Sumber: Altman, 1983

Pengertian Kebangkrutan

Kebangkrutan/bankruptcy menurut Downes dan Goodman (2000: 41), merupakan situasi

dimana kewajiban perusahaan lebih besar daripada nilai aktivannya dengan kata lain tidak

mampu untuk membayar kewajibannya/ hutang. Kebangkrutan ada dua jenis yaitu:

1. Equity Insolvency yang berarti ketidakmampuan untuk membayar ketika jatuh tempo. 2. Bankruptcy Insolvency yang berarti memiliki total utang yang melebihi nilai wajar asetnya.

Perusahaan debitor yang mengalami equity insolvency memiliki kemungkinan untuk menghindari kebangkrutan dengan menegosiasikan perjanjian secara langsung dengan kreditornya. Sedangkan perusahaan debitor yang mengalami bankruptcy insolvency akan dilikuidasi dibawah pengawasan pengadilan.

Komponen Prediksi Kebangkrutan

Salah satu penelitian prediksi kebangkrutan dilakukan oleh Beaver (1966) dengan

menggunakan enam kelompok rasio keuangan yang dianalisa dengan menggunakan metode

univariate. Tiap rasio dilihat kekuatan prediksinya. Adapun rasio yang digunakan yaitu cash flow

ratios (4 rasio), net income ratios (4 rasio), debt to total assets ratios (3 rasio) dan turnover ratios (11

rasio). Hasilnya menunjukkan bahwa cash flow ratio merupakan predictor yang paling kuat.

Kemudian penelitian prediksi kebangkrutan juga dilakukan oleh Edward Altman (1968)

dengan menggunakan metode Multiple Discryminant Analysis (MDA). Altman mengambil

sampel 66 perusahaan yang dibagi menjadi 2 kelompok perusahaan yang bangkrut dan tidak

Page 102: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

bangkrut. Digunakan lima rasio keuangan yaitu : working capital/total assets, retained

earnings/total assets, earnings before interest and taxes/total assets, market value equity/book value of total

liabilities, dan sales/total assets.

Hasil pengamatan Altman (1968) yang menggunakan data-data keuangan dari 66 perusahaan

manufaktur menghasilkan data yang menunjukkan bahwa 33 perusahaan diantaranya

mengalami kebangkrutan. Berdasarkan hasil perhitungannya, Altman mendapatkan 22 rasio

keuangan dan 5 diantaranya merupakan rasio keuangan yang paling memberi kontribusi pada

model prediksinya, yaitu rasio X1, rasio X2, rasio X3, rasio X4, dan rasio X5.

Kondisi perbankan Indonesia saat ini sedang dalam tahap uji ketahanan terhadap krisis

keuangan global yang melanda. Sejak krisis keuangan tahun 1998 terjadi Bank Indonesia

selaku pengawas kegiatan perbankan mengeluarkan beberapa kebijakan perbankan guna

menghindarkan krisis serupa di masa yang akan datang, antara lain mencegah kredit macet

sektor perbankan yang akan menyebabkan likuiditas terganggu. Akibat dari krisis moneter

1998 yang lalu pemerintah harus melikuidasi 16 bank. Tindakan ini merupakan salah satu

langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah selaku otoritas moneter guna menyehatkan

sektor keuangan, khususnya perbankan. Likuidasi asset perbankan bermasalah tentu

mempengaruhi kegiatan di Bursa Saham. Otoritas Bursa akan segera melakukan

penghapusan saham terhadap perbankan yang dinyatakan terlikuidasi oleh Bank Indonesia,

delisting atau penghapusan saham akan diumumkan di lantai bursa sehari setelah keputusan

likuidasi/bangkrut diumumkan.

Altman menggunakan beberapa rasio keuangan yang dianggap penting dan menggabungkannya dengan nilai diskriminan, sehingga sering disebut discriminant analysis Altman atau analisis diskriminan Altman. Analisis ini akan menghasilkan nilai Z atau Z-Score yang akan menentukan ambang batas (cut off) suatu perusahaan. Analisis Z-Score Altman digunakan untuk memprediksi kebangkrutan yang dapat memperkirakan kondisi keuangan perusahaan dan memiliki kemampuan peramalan dua tahun sebelum terjadinya kebangkrutan. Dengan beberapa rasio keuangan yang dianggap dapat memberikan gambaran kinerja perusahaan, seperti likuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas yang telah digabungkan dengan alat analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat akurasi prediksi kebangkrutan model Altman pada rentang 72%-80%. Sehingga diharapkan dua tahun sebelum terjadinya kebangkrutan pihak manajemen dapat segera mengambil tindakan guna meningkatkan kinerja perusahaan sehingga terhindar dari kebangkrutan. Penelitian mengenai prediksi kebangkrutan perbankan di Indonesia dengan analisis

diskriminan Altman yang lain dilakukan oleh Muhammad Akhyar dan Muhammad Iman

Taufiq (2001). Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan yang mengalami

likuidasi periode Maret 1999 yang berjumlah 25 lembaga perbankan dengan sampel

Page 103: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

pembanding berjumlah sama yang masuk dalam kategori perbankan tidak terlikuidasi pada

periode Maret 1999. Hasil penelitian menggunakan analisis diskriminan Altman

menunjukkan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara perbankan kategori terlikuidasi

dan perbankan kategori tidak terlikuidasi. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari

nilai-nilai rasio keuangan maupun hasil perhitungan nilai Z-Score dari hasil perhitungan

dengan model diskriminan Altman. Penelitian prediksi kebangkrutan menggunakan analisis

diskriminan Altman dengan sampel perbankan di Indonesia juga dilakukan oleh Fakhrurozie

(2007). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kebangkrutan perbankan dengan

analisis Z-Score Altman terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang berjumlah 22 perusahaan perbankan dengan periode penelitian dari tahun

2003-2005. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh kebangkrutan bank dengan

model diskriminan Altman terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek

Jakarta.

Sedangkan penelitian yang dilakukan sebagai pembeda dengan penelitian sebelumnya adalah

berdasarkan kriteria pengambilan sampel perusahaan perbankan, yaitu sampel penelitian ini

adalah perbankan swasta nasional yang masuk dalam kategori delisting karena mengalami

kebangkrutan yang juga menjadi salah satu alasan Bursa Efek menghapus emiten dari bursa

saham, kemudian jumlah sampel perbankan delisting berjumlah 10 yang terjadi selama periode

2000-2005, dengan data penelitian yang diambil dari tiga tahun sebelum terjadi delisting, dan

sebagai variabel pembanding diambil sampel perusahaan perbankan swasta nasional kategori

non-delisting dengan jumlah sampel dan juga periode yang disesuaikan dengan kategori

perbankan delisting. Hasil penelitian menggunakan analisis diskriminan Altman menunjukkan

adanya perbedaan kondisi keuangan pada perbankan kategori delisting dan non-delisting,

sedangkan berdasarkan hasil uji analisis dengan alat uji Independent sample t-test, atau alat uji dua

sampel yang tidak saling berhubungan menunjukkan adanya perbedaan kondisi keuangan

yang cukup signifikan antara kedua kategori sampel penelitian, yaitu perbankan swasta

nasional kategori delisting dan non-delisting.

Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk

menjelaskan hal yang memerlukan pengecekannya (Sudjana, 2002: 219). Dalam penelitian

komparasi diajukan hipotesis yang merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara

signifikan nilai-nilai dua kelompok atau lebih.

Page 104: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : µ0 = µ1

Ha : µ0 ≠ µ1

Atau,

Ho : Tidak ada perbedaan kondisi keuangan perbankan swasta nasional kategori delisting dan

non-delisting menggunakan diskriminan Altman.

Ha : Terdapat perbedaan kondisi keuangan perbankan swasta nasional kategori delisting dan

non-delisting menggunakan diskriminan Altman.

C. METODE PENELITIAN

Data Dan Sampel

Populasi penelitian terdiri dari dua group perusahaan perbankan :

a. Perbankan swasta nasional yang delisting dari Bursa Efek Indonesia dan dinyatakan bangkrut periode 2000-2005.

b. Perbankan swasta nasional non-delisting dan masuk kategori perbankan sehat menurut Bank Indonesia selaku pengawas kegiatan perbankan jumlahnya disesuaikan dengan perbankan yang telah delisting.

Teknik Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan non probability random sampling dengan

metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria:

1. Perbankan swasta nasional delisting dari Bursa Efek Indonesia dari tahun 2000-2005 karena telah dinyatakan bangkrut yang menurut data pengamatan dari berbagai sumber yang relevan berjumlah 10 bank dengan laporan keuangan 3 periode sebelum delisting.

Page 105: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

2. Perbankan swasta nasional kategori non-delisting yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk dalam kategori sehat dengan laporan keuangan berada dalam tahun dan jumlah yang sama dengan perbankan delisting karena dinyatakan bangkrut. Perusahaan ini merupakan sampel pembanding (control group).

3. laporan keuangan perusahaan yang digunakan tersedia lengkap selama periode sebelum delisting/bangkrut.

Berdasarkan teknik penarikan sampel diatas yang dianggap dapat mewakili

populasi dan memenuhi syarat adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Perbankan swasta nasional kategori delisting karena telah dinyatakan

bangkrut dan kategori non-delisting sebagai perbankan tidak bangkrut:

Bank Swasta Nasional Kategori

Delisting Tahun Bank Swasta Nasional

Kategori Non-Delisting

Bank Global 2005 Bank BCA

Bank Danpac 2004 Bank Artha Niaga

Bank Pikko 2004 Bank Bumiputera

Bank Asiatik 2004 Bank Nusantara

Bank Dagang Bali 2004 Bank Victoria

Page 106: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Bank Universal 2002 Bank Swadesi

Bank Rama 2000 Bank Buana

Bank Tamara 2000 Bank Mega

Bank Tiara Asia 2000 Bank NISP

Bank PDFCI 2000 Bank Pan Indonesia

(idx.co.id)

Variabel Penelitian

Variabel independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang mem

pengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah nilai rasio keuangan

Z-Score Altman yang dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan pada

perusahaan.

Variabel dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kondisi keuangan

perusahaan perbankan kategori delisting dan non-delisting.

Page 107: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Teknik Analisis Data

Analisis Diskriminan Altman

Model yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan perusahaan adalah Z-Score

Altman dengan rumusan :

Dimana:

X1 = Working Capital/Total Assets

X2 = Retained Earnings/Total Assets

X3 = Earnings Before Interest and Taxes/Total Assets

X4 = Market Value Equity/book value of total liabilities

X5 = Sales/Total Assets

Z = overall index (Z-Score)

D. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis Diskriminan Altman

Z’ = 0.717(X1) + 0.847(X2) + 3.107(X3) + 0.420(X4) + 0.998(X5)

Page 108: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

1. Multiple Discriminant Analysis Altman

Sebagai langkah awal proses analisis data dilakukan analisis diskriminan dengan

menggunakan Z-Score model Altman untuk menghitung nilai Z-Score perusahaan perbankan

swasta nasional yang delisting karena mengalami kebangkrutan pada periode 3 tahun sebelum

kebangkrutan dan perusahaan perbankan swasta nasional non-delisting yang masuk dalam

kategori sehat.

Metode perhitungan Multiple Discriminant Analysis Altman adalah sebagai berikut

Keterangan:

X1 = Working Capital/Total Assets

X2 = Retained Earnings/Total Assets

X3 = Earnings Before Interest and Taxes/Total Assets

X4 = Market Value Equity/book value of total liabilities

X5 = Sales/Total Assets

Z = overall index (Z-Score)

Tabel 5. Klasifikasi Z-Score Altman

Z’ = 0.717(X1) + 0.847(X2) + 3.107(X3) + 0.420(X4) + 0.998(X5)

Page 109: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Nilai Z Kelompok (Peluang Besar)

> 2,9 Berpeluang sehat

1,2 < Z <2,9 Berpeluang di ambang kebangkrutan

< 1,21 Berpeluang bangkrut

2. Uji variabel

Tahap selanjutnya adalah menganalisis variabel-variabel yang dominan mendeskripsikan

kedua group (delisting dan non-delisting) dari 10 (sepuluh) perusahaan perbankan swasta

nasional kategori delisting dari Bursa Efek Indonesia karena mengalami kebangkrutan sejak

tahun 2000 hingga 2005 dan

10 (sepuluh) perusahaan perbankan swasta nasional non-delisting sebagai kategori perbankan

tidak bangkrut serta melakukan uji beda t-test untuk dua sampel independen terhadap hasil

perhitungan nilai Z-Score dari kedua kategori sampel perbankan swasta nasional.

3. Analisis Deskriptif

Hasil dan Pembahasan Perbankan Swasta Nasional Kategori Delisting Dengan

Diskriminan Altman

Berdasarkan analisis data perusahaan pebankan swasta nasional kategori delisting di Bursa

Efek Indonesia diperoleh hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada setiap sampel bank,

yaitu untuk rasio working capital tertinggi diperoleh dapat terlihat bahwa semua bank yang

delisting karena dinyatakan bangkrut mempunyai nilai Z-Score yang sangat rendah yaitu hanya

sekitar -11.09 sampai dengan 0.26. Rendahnya nilai Z-Score ini disebabkan oleh rendahnya

nilai dari variabel-variabel yang terdapat dalam persamaan model Altman yaitu variabel

Working Capital/Total Assets, Retained Earning/Total Assets, Earning Before Taxes/Total Assets,

Market Value Equity/Book Value Of Total Debt dan variabel Sales/Total Assets. Dari kelima

variabel yang terdapat dalam formula Altman, nilai Working Capital/Total Assets yang

menunjukkan rasio likuiditas merupakan variabel terpenting yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

Page 110: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Bank Tiara Asia yang mengalami nilai Working Capital/Total Assets yang negatif selama tiga

tahun berturut-turut pada tahun 1997,1998, dan 1999 yaitu, -0.0022, -1.116 dan -0.034,

sedangkan Bank Tamara dan Bank Rama mengalami nilai rasio likuiditas negatif selama dua

tahun berturut-turut masing-masing, -1.96, -0.58, -0.185, -0.0932 untuk tahun 1998 dan 1999.

Kedua bank mengalami rasio likuiditas yang negatif, sebelum dua tahun dinyatakan bangkrut

dan delisting. Bank Pikko juga mengalami nilai rasio likuiditas yang didapat dari Working

Capital/Total Assets negatif pada tahun 2002 dan 2003, yaitu masing-masing -0.014, -0.102.

Bank Danpac hanya mengalami satu kali rasio likuiditas bernilai negatif pada tahun 2001

sebesar -0.21 , Bank Universal pada tahun 2001 yaitu, sebesar -0. 019, dan Bank PDFCI

sebesar -1.03 pada tahun 1998, sedangkan Bank Global tidak pernah mengalami rasio

likuiditas bernilai negatif, namun terlalu rendah sebesar 0.0082, 0.01, dan 0.08 pada tahun

2002, 2003 dan 2004. Bank Asiatik memiliki rasio likuiditas pada tahun 2001, 2002, dan 2003

sebesar, 0.07, 0.08 dan 0.14. Bank Dagang Bali memiliki rasio likuiditas pada tahun 2001,

2002, dan 2003 sebesar 0.029, 0.03 dan 0.03. Dari nilai Z-Score yang diperoleh oleh setiap

bank, pada umumnya kelompok bank yang mengalami delisting cenderung fluktuatif atau

tidak konsisten untuk setiap periode yang berbeda karena terkadang mengalami kenaikan dan

kemudian mengalami penurunan.

Perbankan delisting yang mempelihatkan kecenderungan nilai Z-Score yang tidak terlalu

memiliki perbedaan yang signifikan hanyalah Bank Asiatik Tbk sebesar 0.18, 0.20 dan 0.16,

sedangkan untuk bank lainnya seperti Bank Global Bank Danpac, Bank Pikko, Bank Dagang

Bali, Bank Universal, Bank Tiara Asia, Bank PDFCI, Bank Tamara dan Bank Rama

cenderung tidak stabil dan mengalami penurunan. Bank Tiara Asia, Bank PDFCI, Bank

Tamara dan Bank Rama, keempat bank yang mengalami kecenderungan ketidakstabilan nilai

Z-Score ini dikarenakan keempat bank mengalami krisis moneter tahun 1998, yang

diperlihatkan hasil negatif nilai Z2 yang menunjukkan hasil perhitungan Z-Score pada tahun

1998, masing-masing sebesar -11.09, -9.59, -9.47 dan -1.34. Selain keempat bank tersebut,

untuk nilai Z2 yang bernilai negatif adalah Bank Universal yang dialami pada tahun 2000,

sebesar -0.32. Untuk nilai Z3 keempat bank tersebut tetap memiliki nilai Z-Score yang negatif,

bahkan Bank Tiara Asia mengalami kenaikan nilai negatif pada tahun 1999 sebesar -11.65.

Bank PDFCI sebesar -3.72, Bank Tamara sebesar -7,35, dan Bank Rama sebesar -0.42. Selain

keempat bank tersebut, yang mengalami negatif nilai Z3 adalah Bank Pikko pada tahun 2003

sebesar -0.05 dan juga Bank Universal pada tahun 2001 sebesar -0.33.

Page 111: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Nilai Z-Score tertinggi dicapai oleh Bank Global Internasional Tbk pada tahun 2003 sebesar

0.26 sedangkan nilai terendah dialami oleh Bank Tiara Asia Tbk pada tahun 1999 sebesar -

11.65. Sedangkan untuk kombinasi nilai Z-Score tertinggi adalah Bank Asiatik dengan nilai

0.18, 0.20 dan 0.16, dan kombinasi

Z-Score terendah karena mengalami tiga tahun berturut-turut nilai Z-Score yang negatif adalah

Bank Universal dengan nilai masing-masing Z-Score adalah sebesar -0.07, -0.32 dan -0.33.

Jika melihat titik terendah dan titik tertinggi dari nilai Z-Score yang dicapai oleh perbankan

delisting tersebut sangat jelas adanya perbedaan nilai-nilai yang cukup besar untuk mencapai

titik tertinggi atau nilai terendah dalam Z-Score yang dimaksudkan oleh formula Altman yaitu

1.21.

Hal ini membuktikan bahwa nilai-nilai Z-Score yang dicapai oleh semua perbankan yang

delisting masih lebih kecil dari 1.21 yang berarti semua bank tersebut berada dalam kondisi

kesulitan keuangan yang sudah cukup parah yang berujung pada akan terjadinya

kebangkrutan terhadap bank-bank tersebut.

Hasil dan Pembahasan Perbankan Swasta Nasional Kategori Non-Delisting Dengan

Diskriminan Altman

Hasil analisis dan perhitungan rasio-rasio keuangan pada setiap sampel bank swasta nasional

yang masuk dalam kategori non-delisting memiliki nilai Z-Score yang bervariasi . Secara umum

nilai Z-Score dari bank-bank yang masuk kategori non-delisting tersebut, memiliki tingkat

perbedaan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan nilai-nilai Z-Score dari kelompok

bank delisting. Bila dari kelompok bank delisting nilai Z-Score tertinggi adalah 0.26, maka pada

kelompok bank yang masuk kategori non-delisting nilai Z-Score terendah adalah 0.20 yang

dialami oleh Bank Victoria Tbk pada tahun 2003 sedangkan nilai Z-Score tertinggi sebesar

0.93 yang dicapai oleh Bank Mega pada tahun 1998.

Kondisi rasio likuiditas yang didapat dari Working Capital/Total Assets juga tidak ada yang

bernilai negatif. Hal lain yang juga menarik perhatian adalah hasil perhitungan Z-Score

menunjukkan hasil yang stabil bahkan cenderung mengalami peningkatan pada bank

kelompok non-delisting. Bank yang mencapai nilai Z-Score yang stabil antara lain, Bank Central

Asia Tbk sebesar 0.35, 0.34, 0.34 pada tahun 2002, 2003 dan 2004, dan Bank NISP Tbk

sebesar 0.60, 0.67 dan 0.67 pada tahun 1997, 1998 dan 1999, sedangkan bank yang

mengalami peningkatan nilai Z-Score adalah Bank Artha Niaga Tbk sebesar 0.55, 0.56, 0.57

pada tahun 2001, 2002, 2003, Bank Swadesi Tbk sebesar 0.49, 0.52, 0.55 pada tahun 1999,

Page 112: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

2000, dan 2001, dan Bank Pan Indonesia 0.59, 0.63, 0.67 pada tahun 1997, 1998 dan 1999.

Bank yang mengalami variasi nilai Z-Score adalah, Bank Bumiputera Tbk sebesar 0.46, 0.26

dan 0.30 pada tahun 2001, 2002 dan 2003, Bank Victoria Tbk sebesar 0.22, 0.34, 0.20 pada

tahun 2001, 2002 dan 2003, Bank Buana Tbk sebesar 0.37, 0.49, 0.42 pada tahun 1999,

2000, 2001 dan Bank Mega Tbk 0.61, 0.93 dan 0.53. Bank yang mengalami penurunan nilai

Z-Score adalah Bank Nusantara Tbk sebesar 0.24, 0.23, dan 0.22 pada tahun 2001, 2002 dan

2003.

Jika melihat titik tertinggi dan titik terendah nilai Z-Score yang dicapai oleh

kelompok bank kategori non-delisting, sangat jelas adanya perbedaan nilai

Z-Score yang dicapai dari kelompok bank kategori non-delisting. Apalagi jika dibandingkan

dengan nilai Z-Score perbankan pada masa krisis ekonomi 1998. Perbankan kategori non-

delisting bahkan mampu mencapai nilai tertinggi pada tahun tersebut, yaitu Bank Mega

meskipun harus mengalami penurunan pada tahun berikutnya, bahkan Bank Pan Indonesia

tidak begitu terpengaruh karena pada tahun berikutnya justru mengalami kenaikan nilai Z-

Score. Walaupun demikian, nilai-nilai Z-Score dari kelompok bank kategori non-delisting masih

berada dibawah nilai Z-Score 1,21 yang berarti bahwa bank-bank tersebut masih mungkin

mengalami kesulitan keuangan yang berpotensi pada kebangkrutan.

Jika diperhatikan kebanyakan rata-rata nilai Z-Score mengalami kenaikan ataupun penurunan

yang tidak terlalu signifikan, hal ini dapat dianggap sebagai indikator adanya keinginan pihak

manajemen bank berusaha memperbaiki kinerjanya.

Pada wilayah grey area ini memang dituntut adanya tindakan perbaikan untuk membawa

perusahaan kepada kondisi yang lebih menguntungkan. Meskipun demikian, perbankan yang

masuk dalam kategori non-delisting tetap mampu menjalankan kegiatan usahanya, walau

secara keseluruhan berada dalam zona potensi bangkrut, yaitu nilai Z-Scorenya berada

dibawah 1,20. Hal ini dikarenakan pemerintah dengan kebijakan Bank Indonesia sebagai

pengawas kegiatan perbankan tidak menggunakan rasio keuangan model diskriminan

Altman, melainkan menggunakan rasio keuangan model lain yang telah ditetapkan, tetapi

berdasarkan analisis data uji statistik dengan dua sampel tidak saling berhubungan dapat

dilihat kondisi keuangan lembaga perbankan yang menggunakan analisis diskriminan Altman

memiliki perbedaan yang signifikan antara kategori delisting dan non-delisting, sehingga analisis

diskriminan Altman dapat juga digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan

perbankan swasta nasional.

Page 113: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Tabel 6. Hasil Perhitungan Nilai Z-Score Perbankan Swasta Nasional Kategori

Delisting dan Non-delisting

Hasil Perhitungan

Nilai Z-Score

No Nama Bank Keterangan Tahun Z1 Z2 Z3

1 Bank Global

Delisting

(bangkrut) 2005 0,24 0,26 0,07

2 Bank Central Asia

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2005 0,35 0,34 0,34

3 Bank Danpac

Delisting

(bangkrut) 2004 0,10 0,04 0,17

4 Bank Pikko

Delisting

(bangkrut) 2004 0,03 0,10 -0,05

5 Bank Asiatik

Delisting

(bangkrut) 2004 0,18 0,20 0,16

6 Bank Dagang Bali

Delisting

(bangkrut) 2004 0,09 0,08 0,02

7 Bank Artha Niaga

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2004 0,55 0,56 0,57

8 Bank Bumiputera

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2004 0,46 0,26 0,30

Page 114: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

9 Bank Nusantara

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2004 0,24 0,23 0,22

10 Bank Victoria

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2004 0,27 0,34 0,20

11 Bank Universal

Delisting

(bangkrut) 2002

-

0,07 -0,32 -0,33

12 Bank Swadesi

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2002 0,49 0,52 0,55

13 Bank Tiara Asia

Delisting

(bangkrut) 2000 0,08

-

11,09

-

11,65

14 Bank Pdfci

Delisting

(bangkrut) 2000 0,11 -9,59 -3,72

15 Bank Tamara

Delisting

(bangkrut) 2000 0,22 -9,47 -7,35

16 Bank Rama

Delisting

(bangkrut) 2000 0,21 -1,34 -0,42

17 Bank Buana

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2000 0,37 0,49 0,42

18 Bank Mega

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2000 0,61 0,93 0,53

19 Bank Nisp

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2000 0,60 0,67 0,67

Page 115: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

20 Bank Pan Indonesia

Non-delisting

(tidak

bangkrut) 2000 0,59 0,63 0,67

Analisis Statistik

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, yaitu terdapat perbedaan kondisi keuangan perbankan

swasta nasional kategori delisting dan kategori non-delisting dengan menggunakan diskriminan

Altman, maka Ha : µ1 ≠ µ2. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari dua sampel

penelitian maka dilakukan analisis statistik sebagai berikut:

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data merupakan hal yang lazim dilakukan sebelum sebuah metode statistik

diterapkan. Uji normalitas data diperuntukkan untuk melihat apakah terdapat beberapa

sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi

normal) dan juga untuk melihat apakah sampel-sampel tersebut memiliki varians yang sama.

Output hasil uji normalitas data ini akan menjelaskan distribusi data normal atau tidak.

Pedoman pengambilan keputusan :Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas <

0.05, maka distribusi adalah tidak normal. Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai

probabilitas > 0.05, maka distribusi adalah normal.

Tabel 7. Hasil uji normalitas untuk nilai Z-Score tiga tahun sebelum delisting

Tests of Normality

Kondisi

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Page 116: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Z1 delisting .143 10 .200* .939 10 .543

non-

delisting .158 10 .200* .909 10 .272

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true

significance.

Tabel 8. Hasil uji normalitas untuk nilai Z-Score dua tahun sebelum delisting

Tests of Normality

Kondisi

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Z2 delisting .343 10 .200* .983 10 .625

non-

delisting .167 10 .200* .944 10 .594

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true

significance.

Tabel 9. Hasil uji normalitas untuk nilai Z-Score satu tahun sebelum delisting

Tests of Normality

Kondisi

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Z3 delisting .378 10 .200* .981 10 .623

Page 117: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

non-

delisting .186 10 .200* .907 10 .262

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true

significance.

Dari ketiga uji normalitas yang dilakukan pada masing-masing periode delisting, yaitu tiga

tahun sebelum delisting, dua tahun sebelum delisting dan satu tahun sebelum delisting, dapat

dilihat bahwa setiap sampel data terdistribusi secara normal, seperti pada tiga tahun sebelum

delisting atau ditunjukkan pada Z1, uji Kolmogorov Smirnov didapat baik perbankan dengan

kondisi delisting dan non-delist masing-masing memiliki tingkat signifikansi diatas 0.05

(0.200 dan 0.200 lebih besar dari 0.05), maka dapat dikatakan distribusi kedua sampel adalah

normal. Sedangkan untuk uji Shapiro Wilk, baik untuk kondisi perbankan delisting dan non-

delisting tingkat signifikansi juga berada diatas 0.05

( 0.543 dan 0.272). Begitu pula pada periode dua tahun sebelum terjadi delisting, distribusi

data hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan tingkat signifikansi pada kondisi

perbankan delisting dan non-delisting masing-masing sebesar 0.200 dan 0.200, sedangkan untuk

hasil uji Shapiro Wilk baik untuk kondisi perbankan delisting dan non-delisting tingkat

signifikansi sebesar 0.625 dan 0.594, keduanya berada diatas tingkat signifikansi 0.05 yang

mengindikasikan bahwa sampel data pada dua tahun sebelum delisting adalah berdistribusi

normal.

Untuk satu tahun sebelum terjadi delisting pada hasil uji Kolmogorov Smirnov tidak terjadi

perubahan pada tingkat signifikansi masing-masing kondisi perbankan baik delisting maupun

non-delisting sama-sama sebesar 0.200, hasil ini masih berada diatas tingkat signifikansi data

berdistribusi normal yaitu > 0.05. Hasil uji Shapiro Wilk untuk satu tahun sebelum delisting

pada kategori perbankan non-delisting tingkat signifikansi sebesar 0.623 dan untuk perbankan

kategori delisting tingkat signifikansi sebesar 0.26, keduanya berada diatas syarat tingkat

signifikansi data berdistribusi normal, yaitu 0.05.

2. Uji Beda Dua Sampel Tidak Berhubungan (Independent Sample t-test)

Page 118: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Setelah melakukan uji normalitas maka dapat dilakukan uji statistik berikutnya, berdasarkan

hipotesis penelitian atau dugaan penelitian sementara pada penelitian ini adalah, Ha : µ1 ≠ µ2

yang artinya terdapat perbedaan antara dua sampel penelitian yang tidak saling berhubungan

dalam hal ini sampel penelitian adalah perbankan delisting dan non-delisting, maka untuk

melihat apakah terdapat perbedaan pada dua rata-rata sampel yang tidak saling berhubungan

(independent) maka dilakukan uji beda dua sampel tidak berhubungan atau Independent Sampel t-

test. Tujuan dilakukan uji beda dua sampel independen adalah untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan rata-rata antara dua sampel. Uji beda yang dilakukan adalah dengan

menggunakan uji beda t-test karena sampel penelitian memiliki jumlah < 30 (n < 30),

tepatnya n = 20, dengan sebaran sampel perbankan swasta nasional kategori delisting dan

non-delisting masing-masing berjumlah 10.

Tabel 10. Hasil uji statistik Independent sample t-test nilai Z-Score tiga tahun

sebelum terjadi delisting

Group Statistics

Kondisi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Z1 delisting 10 .1290 .09803 .03100

non-

delisting 10 .4530 .13833 .04374

Tabel 11. Hasil uji statistik Independent sample t-test nilai Z-Score dua tahun

sebelum terjadi delisting

Group Statistics

Page 119: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Kondisi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Z2 delisting 10 -3.1130 4.82762 1.52663

non-

delisting 10 .4970 .21510 .06802

Tabel 12. Hasil uji statistik Independent sample t-test nilai Z-Score satu tahun

sebelum terjadi delisting

Group Statistics

Kondisi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Z3 delisting 10 -2.3100 4.09023 1.29345

non-

delisting 10 .4420 .17925 .05668

Hasil Uji Variabel dengan mengunakan Independent t-test terhadap nilai Z-Score dari perbankan

delisting dan non-delisting menunjukkan adanya perbedaan. Hasil uji statistik untuk nilai Z1,

yaitu tiga tahun sebelum delisting menunjukkan mean sebesar 0.1290 dan diperoleh p-value

(probabilitas signifikansi) adalah sebesar 0.001 (two tail) lebih kecil dari α = 0.05. Hasil ini

menunjukkan bahwa adanya perbedaan kondisi keuangan yang signifikan antara perbankan

kategori delisting dan non-delisting dengan analisis diskriminan model Altman. Untuk nilai Z2,

yaitu dua tahun sebelum delisting menunjukkan mean sebesar -3.1130 dengan hasil p-value

(probabilitas signifikansi) adalah sebesar 0.030 (two tail) lebih kecil dari α = 0.05. Hasil ini

menunjukkan bahwa adanya perbedaan kondisi keuangan yang signifikan antara perbankan

delisting dan non-delisting dengan analisis diskriminan model Altman. Sedangkan untuk nilai

Z3 yaitu setahun sebelum delisting menunjukkan mean sebesar 2.3100 dengan hasil p-value

(probabilitas signifikansi) adalah sebesar 0.048 (two tail) lebih kecil dari α = 0.05. Hasil ini

Page 120: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

menunjukkan bahwa adanya perbedaan kondisi keuangan yang signifikan antara perbankan

delisting dan non-delisting dengan analisis diskriminan model Altman.

Atas dasar analisis kondisi keuangan dengan model diskriminan Altman dan uji statistik

dengan alat uji independent sample t-test yang dilakukan, ternyata ditemukan adanya fenomena

perbedaan rata-rata yang signifikan kondisi keuangan perbankan swasta nasional kategori

delisting dan non- delisting. Indikasi ini menunjukkan kecenderungan perbankan swasta

nasional yang mengalami delisting akan mengalami kebangkrutan yang lebih tinggi

dibandingkan perbankan swasta nasional kategori non-delisting. Asumsi yang dapat juga

mempercepat kemungkinan kebangkrutan adalah adanya

variabel-veriabel lain diluar penelitian ini antara lain :

1. Krisis ekonomi tahun 1998. 2. Pembelian dollar yang melebihi kebutuhan pasar, sehingga menggoyang nilai tukar

rupiah. 3. Keadaan pasar saham finansial khususnya perbankan yang cenderung fluktuatif dan

unpredictable (sulit diprediksi). 4. Adanya ras atau isu-isu yang terjadi berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan

perbankan sehingga kepercayaan masyarakat pada bank mulai terganggu mengakibatkan penarikan simpanan secara berlebihan.

E. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap laporan keuangan tiap kelompok bank, baik

kelompok bank swasta nasional kategori delisting maupun kelompok bank kategori non-

delisting, terlihat adanya perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan tersebut dapat dilihat

dari nilai-nilai rasio keuangan yang dihasilkan oleh perhitungan nilai Z-Score model Altman

dan juga uji beda variabel independent sample t-test. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka

dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan :

Page 121: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

1. Model diskriminan Altman dapat digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perbankan swasta nasional dengan nilai rasio keuangan sebagai alat bantu perhitungan dan juga dapat diimplementasikan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya delisting karena masalah kebangkrutan pada lembaga perbankan swasta nasional di Indonesia .

2. Hasil perhitungan Z-Score Altman berada di bawah nilai 1,2 namun untuk perbankan swasta nasional kategori delisting nilai tersebut cenderung mengalami penurunan sedangkan perbankan swasta nasional kategori non-delisting cenderung mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena perbankan swasta nasional melakukan perbaikan kinerja perusahaan, selain itu metode Altman tidak dijadikan sebagai acuan dalam menilai kinerja perbankan swasta nasional di Indonesia. Sedangkan dari hasil analisis uji statistik dengan alat uji independent sample t-test juga memperlihatkan perbedaan kondisi keuangan lembaga perbankan swasta nasional kategori delisting dan non-delisting. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang mencapai 0.001 pada dua tahun dan setahun sebelum periode delisting terjadi.

Saran

Berdasarkan simpulan diatas saran yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam menentukan prediksi kebangkrutan perbankan swasta nasional dengan menggunakan diskriminan Altman.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam menentukan kebijakan perencanaan perbankan swasta nasional.

3. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan yang dituntut selalu peka dalam berbagai perubahan iklim ekonomi.

Page 122: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M. Akhyar dan M. Taufiq. 2001. Analisis Ketepatan Prediksi Metode Altman

terhadap Terjadinya Likuidasi pada Lembaga Perbankan. Jurnal Akuntansi Vol. 5.

Jakarta.

Altman, Edward. 1986. Handbook of Corporate Finance. Chapter 19. New York.

________, Edward. 1983. Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting The Z-

Score and Zeta Models. New York.

Djarwanto, Ps. 2001. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. BPFE UGM. Yogyakarta.

Fakhrurozie. 2007. Analisis Pengaruh Kebangkrutan Bank Dengan Metode Z-Score Altman

terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi.

Semarang.

Ghazali, Imam.2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit

Undip. Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. RajaGrafindo

Persada. Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Yogyakarta.

Mamduh M, Hanafi dan Abdul Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama,

cetakan keempat. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Page 123: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty.

Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian.2003. Manajemen Keuangan I Edisi Kelima. Gramedia.

Jakarta.

THE POWER 0F AMBIGUITY LEADERSHIP

Nurdiono

ABSTRACT

Motivated by the DanG,2008 article, this paper examines “the power of ambiguity leadership”. The subject

appointed from bad boss and god boss ambiguity that formed by leadership. A leader became ambiguous as

bad boss dan good boss because their competence and behavior. Effective leader has a capability to admit when

the difference exactly affect, and competence to bring influence effectively.

A. PENDAHULUAN

Makalah ini dibuat karena termotivasi oleh suatu artikel di majalah Leadership (Mei 2008)

topik yang diangkat berupa suatu observasi dari seorang pelanggan di suatu lokasi bengkel

kendaraan berikut ini cuplikan dari artikel tersebut (DanG, 2008):

Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lampung

Page 124: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Breakfast Si Bad Boss

Rutin setiap bulan sekali, saya antre di sebuah bengkel besar dan terkenal untuk chek up

mobil baru saya. Saua senang dengan aktifitas rutin bengkel ini, pas dengan selera saya

mencintai mobil. Tetapi tidak hanya karena cinta pada mobil saya sehingga saya senang

berkunjung ke bengkel ini, tetapi karena saya senang mengamati! Obyek yang sedang saya

amati kali ini adalah aktifitas seorang manajer operasional di bengkel itu.

Setiap pagi hari sebelum masuk ruang kerja, saya lihat si manajer meraba setiap ujung meja

ruang tunggu tamu. Ia tidak pernah tidak menerawang satu persatu gelas-gelas air minum

yang berjejer rapid an kemudian selalu melongok ke bawah kursi-kursi. Ia menghabiskan dua

menit untuk memarahi office boy bila menemukan ada satu noda di gelas, ia menjewer pelan

telinga seorang perempuan staff resepsion sambil menunjuk beberapa kertas bekas yang

berserak di bawah meja kerjanya. Padahal kertas-kertas itu tidak terlihat oleh pandangan

tamu.

Hampir jam 8 pagi, sebelum jam bengkel buka, ia keluar ruang kerjanya dan berjalan pelan-

pelan kesetiap sisi paddock perawatan mobil. Ia mengambil beberapa kunci pas dan obeng

dari tool box. Sambil mengeluarkan sapu tangan dari saku celannya, si manajer melap alat-

alat itu. Ia kemudian memanggil salah satu teknisi dari padock itu dan memarahinya. Seluruh

tehnisi bengkel yang sedang mempersiapkan peralatan kerjanya menyaksikan hal itu.

Sang manajer kemudian berjalan ke padhock berikutnya, dan kembali memeriksa satu persatu

peralatan dan ia tidak menemukan alat kotor. Saya tersenyum memperhatikan bahwa ia tidak

punya bahan apapun untuk marah-marah. Tetapi saya lihat kemudian ia menekan tombol

dongkrak elektrik dan menyaksikan dongkrak itu terangkat ke atas perlahan-lahan dengan

suara mendecit yang tidak biasa. Buru-buru ia mematikan tombol itu dan ia melihat si tehnisi

dengan kepala tertunduk malu menerima amarah pagi itu. Sang manajer itu kemudian

menepuk pundak si tehnisi, dan berjalan menuju paddock berikutnya.

Gaya si manajer yang mengherankan. Di depan seluruh staff ia bisa begitu keras dan tegas

tidak mentolerir satupun kesalahan kecil, tetapi bias sekaligus begitu ramah dan

menyenangkan bagi tamu-tamunya. Apakah si manajer ini termasuk golongan Bad Boss?

Apakah ia pemain sinetron yang bias memainkan dua karakter sekaligus?

Page 125: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Terlepas dari yang manapun pendapat anda, sebaiknya anda memiliki sebuah pemahaman

mengenai bagaimana cara pimpinan bekerja itu ditentukan oleh target yang lebih besar.

Sebuah investasi ditanamkan untuk membangun bengkel itu harus dikembalikan dalam

bentuk keuntungan dalam waktu yang sudah ditargetkan. Beban tanggung jawab pimpinan

lebih besar dari pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak ia lakukan sendiri. Maka dibentuklah

sebuah sistem yang mendelegasikan bagian-bagian pekerjaan kepada setiup unit atau staff-

staff bengkel, tetapi tanggung jawab sepenuhnya tetap pada si manajer.

Manajer bisa menerapkan model-model kepemimpinan yang bias berbeda-beda pada

kelompok orang yang berbeda, dan pada situasi yang berbeda pula. Para manajer

diidentikkan sebagai seorang yang disegani. Soalnya ia bertengger dilevel kekuasaan yang

tidak mudah dijangkau sembarang orang. Bagaimana caranya menjadi seorang pemimpin,

entah karena warisan atau perjuangan, tetaplah ia seorang yang hareus mampu

mengendalikan.

Dalam tugasnya, seorang manajer bias menerapkan berbagai model kepemimpinan. Ia bisa

menjadi pengayom bagi anak buahnya. Seorang pemimpin terkadang perlu menjadi diktator,

tetapi kadang kala menjadi sangat egaliter. Inilah yang disebut situational leadership. Maka

seorang manajer dapat menjadi bad Boss, sekaligus menjadi nice Boss. Tergantung sudut

pandang anda.

Cuplikan artikel di atas selaras dengan pendapat dari Pfeffer, 1977 tentang polemik

ambiguitas seorang leadership, hal ini menimbulkan permasalahan bagaimana ambiguitas dari

seorang bad boss dan seorang good boos dapat terbentuk dari seorang leadership?

B. PENGEMBANGAN TEORI

Dengan masuknya konsep efisiensi dalam leadership model maka proses pengambilan

keputusan menjadi lebih sulit dan lebih kompleks. Logika efisiensi dapat diaplikasikan pada

level bawahan dan pada level ini dapat diperoleh penggunaan peralatan dengan efektif untuk

Page 126: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

meningkatkan efisiensi dan control. Logika efisiansi keuntungan kekuatannya ketika

mencapai level pimpinan (top level of the pyramid) banyak expert yang teristance to change.

Pendekatan administrasi (karena awalnya, masalah leadership berhubungan dengan tehnik

administrasi) akhirnya mengarahkan perhatian pada “human relation”. Perhatian ini

berkembang menjadi pemahaman yang luas tentang mengapa orang bekerja dan bagaimana

mereka bias bekerja bersama terutama dalam setiap organisasi skala kecil. Dalam organisasi

seperti ini aspek psikologis dari komunikasi dan persepsi menempati penekanan yang utama.

Untuk melihat organisasi dalam skala yang lebih besar diperlukan pemahaman komprehensif

tentang organisasi social yaitu melihat organisasi sebgai suatu mefitasi.

Power tidak cukup untuk menjelaskan kefektifan leader dalam mempengaruhi orang-orang.

Leader berpengaruh pada prilaku dan keahlian yang harus dipertimbangkan juga jika kita

menginginkan untuk membuat pengaruh dalam pemahaman mengapa leader mempengaruhi

orang-orang. Leader yang efektif mempunyai kemampuan untuk mengakui ketika tipe

perbedaan berusaha mempengaruhi secara tepat, dan keahlian untuk membawa pengaruh

dengan cara yang efektif (Yukl, 1989)

The Ambiguity of the Concept

Kelley 1971 menyatakan bahwa individual akan berusaha untuk mengembangkan atribut

yang memberikan mereka perasaan untuk mengkontrol, kemudian penekanan atas leadership

dapat mengarah secara parsial dari arah kepercayaan yang efektif dan penting dari tindakan

individu sejak tindakan individu dapat lebih dikontrol dibandingkan variabel yang

konstekstual. Leader yang sukses dipersepsikan oleh anggota dari sistem sosial yang dapat

memisahkan diri sendiri dari kegagalan organisasi dan berhubungan dengan mereka sendiri

dari keberhasilan organisasi. Paling tidak ada tiga alasan mengapa dampak observasi terhadap

leader pada organisasi menghasilkan hasil yang sedikit:

1. posisi leadership itu diseleksi dan bisa jadi hanya yang pasti, gaya yang terbatas dari perilaku yang dapat dipilih.

2. Posisi leadership hanya sekali, terpisah dan perilaku leader dibatasi. 3. leader secara tipikal berdampak hanya pada sedikit variable yang dapat berakibat pada

kinerja organisasi

Homogeneity of Leaders

Page 127: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Orang-orang diseleksi untuk posisi leader. Sebagai konsekuensi dari proses seleksi perilaku

dirangking atau karakteritik ditunjukkan oleh leader yang dikurangi, hal ini membuat makin

banyak masalah yang secara empiris ditemukan sebagai dampak dari leadership. Begitu banyak

tipe yang membatasi proses seleksi, literature menunjukkan bahwa tendensi untuk orang-

orang yang menyukai mereka mempunyai persepsi yang sama.

Thompson dalam Yukl 1989 menyatakan leader dapat dipilih untuk mereka yang mempunyai

kapasitas yang menjanjikan dengan berbagai kemungkinan organisasi. Akhirnya penyeleksian

orang untuk posisi leadership berdampak terhadap proses seleksi itu sendiri. Organisasi dan

perannya menyediakan informasi tentang karakteristik mereka. Orang lebih menyukai untuk

menyeleksi diri mereka sendiri ke organisasi dan berperan atas dari dasar pilihan mereka

untuk dimensi organissasi dan kerekteristik peran yang dipersepsikan mereka sesuai dengan

keinginannya. Penyeleksian sendiri dari orang yang mempunyai keinginan untuk bekerja

dalam waktu yang lama dengan seleksi organisasi untuk membatasi kemampuan dan perilaku

dimana organisasi berperan.

Constraints on Leader Behavior

Analisis terhadap leader sering mengasumsikan bahwa gaya leader atau perilaku leader

merupakan variabel independen yang diseleksi atau ditraining untuk menyesuaikan dengan

hasil research apa yang optimal. Kemungkinan penggambaran tepatnya perilaku leadership

diasumsikan dengan training yang baik, secara tepat perilaku dapat dihasilkan. Tetapi leader

merupakan sistem sosial yang melekat, yang dibatasi oleh perilaku. Leader berperan

menyusunnya dimana anggota mempunyai ekspektasi untuk perilaku yang tepat dan orang-

orang dapat berusaha untuk memodifikasi perilaku leader. Tekanan untuk mengkonfirmasi

ekspektasi dari peer, bawahan dan atas semuanya relevan dalam penentuan perilaku aktual.

Tipe Perilaku Mempengaruhi

Bentuk prilaku mempengaruhi yang paling umum dalam organisasi adalah “permintaan yang

sederhana” yang didasarkan pada kekuasaan yang memiliki legitimasi Yukl (1989).

Page 128: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Kepatuhan target hanya terhadap permintaan yang sederhana dan jelas legitimasinya, relevan

untuk pekerjaan, dan sesuatu di mana seorang target tahu bagaimana cara mengerjakannya.

Akan tetapi, jika tindakan yang diminta tersebut tidak menyenangkan, menyulitkan, tidak

relevan, atau sulit untuk dikerjakan, reaksi target akan berupa perlawanan. Komitmen target

akan menjadi hasil yang tidak diinginkan untuk permintaan yang sederhana, kecuali dalam

kondisi yang menguntungkan. Untuk berbagai tipe upaya mempengaruhi perlu menggunakan

bentuk lain perilaku mempengaruhi yang disebut “taktik mempengaruhi proaktif”.

Berbagai studi telah mengidentifikasikan beberapa tipe berbeda dari taktik mempengaruhi

proaktif (Kipnis, Schmidt & Wilkinson, 1980 ; Mowday, 1978; Porter, Allen & Angel, 1981;

Yukl & Falbe, 1990) dalam Yukl (1989). Berdasarkan studi terakhirnya, Yukl dan para

koleganya telah mengidentifikasi-kan 11 taktik mempengaruhi proaktif yang relevan untuk

mempengaruhi bawahan, rekan sejawat dan atasan pada organisasi besar.

C. PEMBAHASAN

Persuasi Rasional

Persesuaian rasional harus menggunakan penjelasan, argument yang logis dan bukti yang

faktual untuk menunjukkan bahwa sebuah permintaan atau proposal memungkinkan dan

relevan untuk mencapai tujuan pekerjaan. Bentuk lemah dari persuasi rasional bisa meliputi

penjelasan singkat tentang alas an permintaan itu, atau penegasan yang tidak terdokumentasi

bahwa usulan perubahan itu diinginkan dan memungkinkan. Bentuk persuasi rasional yang

lebih kuat berisi penjelasan rinci mengenai alasan mengapa permintaan atau perubahan yang

diusulkan tersebut penting dan memperlihatkan bukti yang kuat bahwa proposal itu

memungkinkan.

Persuasi rasional sangatlah tepat bila target memiliki tujuan yang sama dengan manajer, tetapi

tidak mengetahui bahwa proposal itu adalah cara terbaik untuk mencapai tujuan. Jika agen

dan target memiliki tujuan yang berbeda, maka persuasi rasional tidak akan berhasil untuk

mendapatkan komitmen target atau kepatuhannya. Bersama fakta dan logika, pertimbangan

Page 129: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

rasional biasaya merupakan beberapa pendapat atau kesimpulan yang diharapkan agen agar

target mau menerima nilai yang dihadapinya karena tidak cukup bukti untuk memverikasinya.

Jadi, keberhasilan dalam mempengaruhi juga tergantung pada bagimana target merasa agen

itu merupakan sumber informasi, kesimpulan dan prediksi yang kredibel dan dapat dipercaya.

Memberi Penilaian

Dengan taktik ini agen menjelaskan mengapa permintaan atau proposal akan memberikan

keuntungan kepada target secara individual. Salah satu tipe keuntungan yang ditawarkan

adalah karier target, yang membantu memberikan kesempatan mempelajari ketrampilan baru,

bertemu dengan orang penting, atau meningkatkan kemampuan dan reputasi yang lebih baik.

Tipe keuntungan lainnya adalah membuat pekerjaan target itu menjadi lebih mudah atau

lebih menarik. Seperti persuasi rasional dan memberi penilaian sering menggunakan fakta

dan bukti logis, tetapi keuntungan yang dijelaskan lebih banyak bagi target dari pada bagi

organisasi. Tidak seperti taktik pertukaran, keuntungan yang akan diperoleh oleh target

adalah produk sampingan dari apa yang diminta agen, bukan yang akan agen berikan.

Menggunakan pemberian penilaian akan berhasil jika agen memahami kebutuhan target dan

bagaimana permintaan atau proposal itu relevan untuk memuaskan mereka. Kredibilitas agen

juga dibutuhkan untk keberhasilan penggunaan taktik ini.

Memberi Inspirasi

Taktik ini melibatkan emosi atau nilai yang didasarkan oleh daya tarik, berbeda dengan

argument logis yang digunakan dalam persuasi rasional. Memberi inspirasi adalah upaya

untuk membangun antusiasme dan komitmen dengan membentuk emosiyang kuat dan

menghubungkan sebuah permintaan atau proposal dengan kebutuhan, nilai, harapan, dan

idealism bagi seseorang.

Dasar untuk memberi inspirasi orang lain adalah keinginan orang itu untuk menjadi orang

penting, merasa berguna, mengembangkan dan menggunakan ketrampilan mereka,

menyelesaikan sesuatu yang berharga, memperlihatkan prestasi yang terbaik, menjadi anggota

tim terbaik, atau berpartisipasi dengan dukungan penuh untuk membuat segala sesuatunya

Page 130: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

lebih baik. Beberapa hal yang ideal dapat menjadi dasar untuk memberi inspirasi seperti

patriotism, loyalitas, kemerdekaan, kebebasan, kepuasan diri, keadilan, kejujuran, persamaan,

cinta, toleransi, kesempurnaan, humanism dan kemajuan. Sebagai contoh, tentara yang

diminta secara sukarela untuk misi yang berbahayasebagai ekspresi dari patriotism, atau

kelompok pekerja yang diminta untuk bekerja lembur untuk proyek khusus karena proyek itu

akan menyelamatkan banyak nyawa. Tidak ada imbalan yang nyata yang dijanjikan, hanya

prospek bahwa orang akan merasa senang sebagai hasil dari mengerjakan sesuatu yang mulia

dan adil, memberikan kontribusi yang penting, melakukan prestasi yang luar biasa atau

melayani Tuhan dan Negara.

Memberi inspirasi sangatlah kompleks, dari penjelasan singkat tentang keuntungan ideologis

pada proposal proyek atau perubahan, hingga menyampaikan pidato yang berisi tantang visi

yang menarik tentang apa yang dapat dicapai organisasi. Untuk menformulasikan pemberian

inspirasi yang efektif, agen harus memiliki wawasan terhadap nilai, harapan, dan ketakutan.

Efektifitas juga tergantung pada keterampilan komunikasi Yukl (1989).

Konsultasi

Konsultasi terjadi ketika target diajak berpartisipasi dalam merencanakan bagaimana

melaksanakan permintaan atau menerapkan perubahan yang diusulkan. Tujuan utama

konsultasi adalah untuk mempengaruhi target agar mendukung keputusan yang telah dibuat

agen. Salah satu bentuk umum dari konsultasi adalah manajer mengajukan usulan kebijakan

atau rencana kepada orang yang akan terlibat dalam penerapannya untuk mengetahui jika ada

orang yang memiliki keraguan atau kekhawatiran. Dalam variasi lainya, manajer mengajukan

strategi umum atau tujuannya bagi orang lain bukannya proposal yang rinci dan meminta

kepada orang lain untuk menyarankan langkah tindakan khusus untuk menerapkannya Yukl

(1989).

Pertukaran

Page 131: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

Tipe ini merupakan taktik mempengaruhi yang secara eksplisit dan implicit menawarkan

untuk memberikan sesuatu yang target inginkan sebagai imbalan bila mau melaksanakan

sebuah permintaan. Taktik pertukaran merupakan sebuah cara untuk meningkatkan

keuntungan yang cukup berharga agar target mau menyelesaikan permintaan itu. Kondisi

yang esensial agar efektif dalam penggunaan taktik ini adalah kendali terhadap sesuatu yang

sangat diinginkan oleh target agar penyelesaian tugas dapat dipastikan. Insentif yang

ditawarkan haruslah bermacam-macam manfaat baik sesuatu yang nyata maupun yang tidak

nyata.

Kolaborasi

Ini adalah taktik mempengaruhi yang menawarkan sumber yang diperlukan atau bantuan jika

target mau melaksanakan permintaan atau menyetuji proposal. Taktik kolaborasi mempunyai

persamaan dengan pertukaran yaitu menawarkan untuk melakukan sestau kepada target.

Adapun perbedaannya dalam penekanan pada proses motivasi yang menjadi dasar dan

kondisi yang ada. Pertukaran berkaitan dengan meningkatkan keuntungan yang akan

diperoleh bila permintaan dilaksanakan. Sedangkan kolaborasi melibatkan pengurangan

kesulitan atau biaya dalam melaksanakan permintaan. Pertukaran biasanya berkaitan dengan

pertukaran impersonal, sementara kolaborasi biasanya berkaitan dengan upaya bersama

untuk menyelesaikan tugas atau tujuan.

Daya Tarik Personal

Daya tarik personal melibatkan meminta kepada seseorang agar mau melakukan kebaikan

demi persahabatan atau kesetiaan terhadap agen. Taktik mempengaruhi ini tidak dapat

dilakukan bila target tidak menyukai agen atau tidak tertarik dengan yang terjadi pada agen.

Mengambil Hati

Mengambil hati adalah perilaku yang membuat target merasa lebih baik terhadap agen.

Contohnya memberi pujian, melakukan kebaikan. Seorang pemimpin dengan attitude akan

Page 132: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

merupakan salah satu karakter unggul yang akan menjadi gerbong utama sukses

kepemimpinan di masa depan. Attitude lebih banyak dimaknai sebagai sifat atau karakter

profesionalisme dalam mengemban tugas atau kewajiban. Attitude lebih menekankan ke

dalam jiwa atau hati nurani dalam menjalankan segala perilaku yang berhubungan dengan

tugas tersebut.

Attitude erat sekali hubungannya dengan status atau profesi.

Seseorang bersikap sopan santun, belum tentu memiliki Attitude bagus jika prestasi kerjanya

buruk. Sebaliknya, seseorang memiliki attitude tinggi, belum tentu juga memiliki sikap sopan

santun. Attitude lebih tampak dalam sikap mempertanggung-jawabkan atau menjunjung tinggi

nilai-nilai profesionalisme. Orang yang memiliki Attitude tinggi sangat memperhatikan

tindakan-tindakan untuk menjaga tanggung jawab profesinya, tidak saja dengan cara yang

benar, tapi juga niat yang benar.

Selain itu senantiasa bekerja dalam berkarya dengan hati nurani, dengan kecintaan yang tinggi

pada profesinya, serta tanggung jawab yang besar akan hasil dan pengaruhnya kepada

masyarakat. Rendahnya kualitas Attitude akan menyebabkan rendah pula kualitas kinerja dan

prestasi. Sehingga menjadikan hasil pekerjaan menjadi tidak optimal. Attitude pribadi

kepemimpinan adalah sesuatu yang tidak mungkin dapat dihentikan oleh siapapun, tetapi bila

anda malas untuk merawat, menjaga, dan memeliharanya secara konsisten, sikap positif

pribadi kepemimpinan anda akan hilang bersama hilangnya identitas anda sebagai panutan

hidup orang-rang lain.

D. KESIMPULAN

Topik yang diangkat dalam makalah ini adalah the power of ambiguity leadership. Permasalahan

yang diangkat adalah : bagaimana ambiguitas dari seorang bad boss dan seorang good boss dapat

terbentuk dari seorang leadership?

Dari teori yang dan permasalahan yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Seorang leader menjadi ambigu sebagai seorang bad boss dan seorang good boss karena prilaku dan keahliannya harus dipertimbangkan juga jika leader dapat mempengaruhi

Page 133: K EUANGAN - akuntansi.feb.unila.ac.idakuntansi.feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/...Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikolog, yang menyatakan bahwa pertahanan

orang-orang. Leader yang efektif mempunyai kemampuan untuk mengakui ketika terdapat perbedaan mempengaruhi secara tepat, dan keahlian untuk membawa pengaruh secara efektif.

2. Kepatuhan target hanya terhadap permintaan yang sederhana dan jelas legitimasinya, relevan untuk pekerjaan, dan sesuatu di mana seorang target tahu bagaimana cara mengerjakannya. Akan tetapi, jika tindakan yang diminta tersebut tidak menyenangkan, menyulitkan, tidak relevan, atau sulit untuk dikerjakan, reaksi target akan berupa perlawanan. Komitmen target akan menjadi hasil yang tidak diinginkan untuk permintaan yang sederhana, kecuali dalam kondisi yang menguntungkan.

3. Attitude lebih banyak dimaknai sebagai sifat atau karakter profesionalisme dalam mengemban tugas atau kewajiban. Attitude lebih menekankan ke dalam jiwa atau hati nurani dalam menjalankan segala perilaku yang berhubungan dengan tugas tersebut.Attitude erat sekali hubungannya dengan status atau profesi.

DAFTAR PUSTAKA

DanG, 2008, Bad Boss, Breakfast si Bad Boss, Majalah Leadership, Edisi Mei.

Pfeffer, Jeffrey, (1977), The Ambiguity of Leadership, Academy of Management Review, 2.

_____, 1982, Organization and Organization Theory, Pitman Publishing Inc.

Thomas, A.B., (1988), Does Leadership: Make a Difference to Organizational Performance?

Administrative Science Quarterly.

Vroom, Victor H., 1967, Work and Motivation, Third Edition, John Willey & Sons, Inc.

Yukl, Gary A, 1989, Leadership in Organizations, Prentice Hall, Second Edition.