10
Hemma Yulfi 1 REDUVIIDAE Reduviidae merupakan famili dari klas Insecta, order Hemiptera, dan filum Arthropoda. Triatoma termasuk serangga penghisap darah (blood sucking insect) yang merupakan vektor bagi Trypanosoma cruzi, flagellata penyebab penyakit Chagas (American trypanosomiasis). Triatoma dikenal juga dengan nama assassin bugs, kissing bugs atau conenosed bugs dikarenakan ujung kepalanya yang menonjol. Salah satu genusnya yang paling dikenal adalah Triatoma. Gambar Triatoma dewasa (diunduh dari http://www.hastingsreserve.org/ ) Triatoma dewasa berukuran mencapai 4cm. Kepalanya memanjang dilengkapi dengan ujung berupa pipa bersegmen yang berfungsi untuk menghisap makanan, disebut rostrum. Sepasang antena masingmasing bersegmen empat. Kebanyakan spesies memiliki warna gelap dengan garisgaris coklat, hitam, merah, atau jingga. Umumnya famili Reduviidae marupaka n Telah dibuktikan bahwa semua spesies dari Triatoma dapat bersifat sebagai vektor bagi penyakit Chagas, pada Daftar Pustaka: Dunston PA (1999) Assassin Bugs. Science Publishers Inc., Enfield, New Hampshire. Roberts LS, Janovy Jr. J (2005). Gerald D. Schmidt & Larry S. Roberts’ Foundation of Parasitology 7 th Schofield CJ (1994) Triatominae: biology & control. Eurocommunica Publications. West Sussex. UK. n predator, sehingga mereka disebut dengan istilah assassin bugs. Mereka menghisap darah dari beragam jenis vertebrata, saat menghisap mereka menyemprotka saliva yang mengandung racun melalui rostrum. Istilah kissing bugs diberikan karena kebanyakan serangga ini menggigit bibir manusia yang menjadi korbannya saat sedang tidur. namun Triatoma infestans adalah salah satu yang paling dikenal. Penyakit Chagas terutama terdistribusi di Amerika Selatan dan Tengah. Penularan T cruzi berlangsung bukan melalui salivanya, melainkan fesesnya. Saat menghisap darah, serangga ini biasanya juga defekasi di kulit hospes. Feses yang mengandung Trypanosoma bentuk metasiklik akan masuk ke dalam luka gigitan melalui garukan bagian yang luka. Selain melalui gigitan Triatoma, chagas juga dapat menular melalui transfusi darah, transplantasi organ, dari dari ibu ke janin. Penyakit chagas dan trypanosoma cruzi akan dibahas lebih detil pada pokok bahasan Protozoa. edition, McGraw HillHigher Education.

K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PARASITOLOGI

Citation preview

Page 1: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Hemma Yulfi  1  

REDUVIIDAE 

Reduviidae merupakan famili dari klas Insecta, order Hemiptera, dan filum Arthropoda. Triatoma termasuk serangga penghisap darah (blood sucking insect) yang merupakan vektor bagi Trypanosoma cruzi, flagellata penyebab penyakit Chagas (American trypanosomiasis). Triatoma dikenal juga dengan nama assassin bugs, kissing bugs atau conenosed bugs dikarenakan ujung kepalanya yang menonjol. Salah satu genusnya yang paling dikenal adalah Triatoma. 

Gambar Triatoma dewasa (diunduh dari http://www.hastingsreserve.org/) 

Triatoma dewasa berukuran mencapai 4cm. Kepalanya memanjang dilengkapi dengan ujung berupa pipa bersegmen yang berfungsi untuk menghisap makanan, disebut rostrum. Sepasang antena masing‐masing bersegmen empat. Kebanyakan spesies memiliki warna gelap dengan garis‐garis coklat, hitam, merah, atau jingga.  

Umumnya famili Reduviidae marupakan 

Telah dibuktikan bahwa semua spesies dari Triatoma dapat bersifat sebagai vektor bagi penyakit Chagas, 

 pada 

Daftar Pustaka: 

Dunston PA (1999) Assassin Bugs. Science Publishers Inc., Enfield, New Hampshire. 

Roberts LS, Janovy Jr. J (2005). Gerald D. Schmidt & Larry S. Roberts’ Foundation of Parasitology 7th 

Schofield CJ (1994) Triatominae: biology & control. Eurocommunica Publications. West Sussex. UK. 

 

   

n predator, sehingga mereka disebut dengan istilah assassin bugs. Mereka menghisap darah dari beragam jenis vertebrata, saat menghisap mereka menyemprotkasaliva yang mengandung racun melalui rostrum. Istilah kissing bugs diberikan karena kebanyakan serangga ini menggigit bibir manusia yang menjadi korbannya saat sedang tidur.  

namun Triatoma infestans adalah salah satu yang paling dikenal. Penyakit Chagas terutama terdistribusi di Amerika Selatan dan Tengah. Penularan T cruzi berlangsung bukan melalui salivanya, melainkan fesesnya. Saat menghisap darah, serangga ini biasanya juga defekasi di kulit hospes. Feses yang mengandung Trypanosoma bentuk metasiklik akan masuk ke dalam luka gigitan melalui garukanbagian yang luka. Selain melalui gigitan Triatoma, chagas juga dapat menular melalui transfusi darah, transplantasi organ, dari dari ibu ke janin. Penyakit chagas dan trypanosoma cruzi akan dibahas lebih detil pada pokok bahasan Protozoa. 

edition, McGraw Hill‐Higher Education. 

Page 2: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Hemma Y 

Trombicufilum Arthtsutsugam

chelicerae

 

 sikGambar l

Awalnya karena  gterinfeksi diketahui hidupnyamanusia membuktsengkenitberikutnybakteri  dmenularkmanusia ynamun se

Scrub  typborok  (esleukopenikepala, baperdarahadan dapat

Yulfi 

lidae adalah shropoda. Salamushi (dulu d

e—terlalu pen

lus hidup Leptot

diperkirakangigitan  chiggoleh O  tsutsbahwa  ch

.  Jadi  penulatidak  mun

tikan  bahwat dan diwariskya.  Hal  ini  bi  dalam  tubuan bakteri  keyang digigitnyekaligus hospe

phus merupakschar),  splenia (penurunaatuk, dan gaan dan  koagut menyebabk

salah satu famah satu genusisebut Ricket

Gam

Lepgolticklarvchigpas

Padmabuk

ndek untuk m

trombidium (diu

n  penularan gers  setelah sugamushi. Nhiggers  hanyaran  denganngkin  terjada  bakteri  bekan s cara treberarti  chigguhnya  setelaepada  keturuya. Dengan des reservoir b

kan penyakit nomegali  dann jumlah leukngguan gastrulasi  intravaskan kematian.

TROM

mili dari ordenya adalah Letsia tsutsugam

mbar larva chigg

ptotrombidiumongan acarink). Sengkenit vanya yang digger memiliksang. Warnan

da umumnya nusia. Chiggekan darah. Hamencapai pem

nduh dari http:/

scrub  typhia  menggi

Namun dari  sya  makan  s  cara  tikus‐gdi.  Penelitiaertahan  di ansovarian kers  yang  telh menggigit unannya,  yanemikian, Lepbagi O tsutsug

yang bisa  fan  limfadenopkosit) dan ganrointestinal. Sskular. Komp. 

MBICULIDA

r Prostigmataeptotrombidimushi), bakte

ger (diunduh dar

m spp merupa yang berukini menularkaikenal denganki 3 pasang kanya kuning, jin

chiggers meners menghisaal ini dikarenambuluh darah

//en.wikipedia.o

hus  berlangsgit  tikus  yasiklus hidupnsekali  seumgigitan  chiggan  kemudiadalam  tubue ada generp alah  mengandtikus  terinfe

ng  kemudian totrombidiumgamushi. 

atal ditandai pati.  Pada  pngguan fungsStrain O  tsutslikasi dapat b

AE 

a, klas Arachnium, merupakeri penyebab 

i http://www.ca

akan golongakuran kecil (yaan bakteri scrn nama chiggki, berbeda dngga, atau me

nggigit tikus, p cairan yangakan alat hisa. 

org/wiki) 

ung ang 

  

yaurgersn

‐ 

uh asi dung eksi  akan akan mengin

m spp tidak h

dengan  adanpemeriksaan i hati. Pendersugamushi yaberupa pneu

nida dan subkkan vektor dapenyakit scru

a.uky.edu/) 

an sengkenit (ang besar adarub typhus mgers. Pada stadengan dewaserah. 

namun kadang berada di kuap chiggers in

nfeksi anya bertind

nya  ruam malaboratoriumrita mengeluhang ganas damonia, ensef

klas Acari, serari Orientia ub typhus.  

(mite), yakni alah tungau aelalui gigitandium ini, seesa yang mem

ng‐kadang puulit mangsanyi—disebut 

dak sebagai ve

akulopapularm  dapat  dijuhkan demam,apat menimbfalitis, mioka

rta 

tau 

kor iliki 4 

ula ya, 

ektor, 

,  luka umpai , sakit bulkan rditis, 

Page 3: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Hemma Yulfi  3  

emudian menyemprotkan enzim ke dalam luka yang akan mencerna isi sel. Kemudian  ia akan menghisap  jaringan yang telah dicerna tersebut melalui penonjolan di kepala 

an onset  keluhan, penderita jarang menghubungkan  rasa gatal  ini dengan gigitan serangga. Gatal yang hebat akan dapat bertahan 

n yang hangat. Setelah menggigit, larva kemudian jatuh ke tanah untuk melanjutkan proses pertumbuhan menjadi nimpa, berturut‐turut dalam 

ersifat 

dengan menghindari habitatnya, yakni semak‐semak yang lebat dan tumbuhan yang rapat. Tempat‐tempat tersebut banyak 

ngat 

Durden LA (2002). Medical and veterinary entomology (3rd ed.). Academic Press. pp. 458.  

Finke DL (1998). University of MD Chigger Fact sheet 

Saat menggigit, chiggers melekat pada hospes, menusuk kulit yang diinginkan, yakni bagian yang berpori atau memiliki folikel rambut. Larva k

yang  disebut  stylostome.  Chiggers  tidak menggali  terowongan  di  dalam  kulit  atau menghisap  darah karena stylostome tidak cukup panjang untuk mencapai pembuluh darah.  

Rasa gatal  tidak  langsung timbul, melainkan akan berkembang setelah enzim yang disemprotkan  larva menimbulkan  reaksi 6  jam  kemudian. Karena  lamanya  jarak  gigitan deng

hingga  seminggu  bila  tidak  diobati.  Infeksi  sekunder  dapat  memperparah  luka.  Luka  gigitan  larva Leptrotrombidium spp dapat berkembang menjadi borok yang disebut eschar yang bewarna kehitaman. Luka ini akan menimbulkan parut saat sudah sembuh.  

Bila tidak segera dienyahkan, larva akan tetap melekat pada tubuh hospes hingga 3‐5 hari; larva dapat dilepaskan dengan mencuci luka menggunakan air sabu

sadium protonymph, deutonymph, dan tritonymph. Nimpa kemudian menjadi dewasa yang memiliki 4 pasang kaki (heksapoda). Bentuk dewasa dari Leptotrombidium spp tidak berbahaya dan tidak bvektor penyakit. Makanan sengkenit dewasa adalah tumbuh‐tumbuhan.  

Trombiculidae terdistribusi kosmopolitan, yakni dapat dijumpai hampir di semua tempat di dunia, terutama daerah panas. Cara terbaik menghindari gigitan chiggers adalah 

dihuni binatang pengerat dan tikus, hospes yang paling disukai chiggers. Gunakan pakaian yang melindungi tubuh bila akan merambah semak‐semak. Selepas itu segeralah mandi dengan air hadan sabun. Cuci pakaian yang digunakan dengan air hangat dan sabun, sebab larva ini mampu bertahan bila direndam dalam air dingin. 

Daftar Pustaka: 

(PDF). http://www.hgic.umd.edu/_media/documents/hg66.pdf. Retrieved 20‐07‐2010. 

Pham  XD, Otsuka  Y,  Suzuki H,  Takaoka H  (2001). DRickettsiaceae)  in unengorged  chiggers  (Acari:  Trombiculidae)  from Oita Prefecture,  Japan,

etection  of Orientia  tsutsugamushi  (Rickettsiales:  by nested 

polymerase chain reaction. J Med Entomol 38(2): 308–311. 

pp. 1–4.  Potter MF, Koehler PG (March 1995. Revised February 2000. Reviewed January 2006.). Invisible Itches: Insect and Non‐Insect Causes. University of Florida, Depart. 

Roberts LS, Janovy Jr. J (2005). Gerald D. Schmidt & Larry S. Roberts’ Foundation of Parasitology 7th edition, McGraw Hill‐Higher Education. 

Page 4: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Hemma Yulfi  4  

dium   the  vector mites  of  scrub  typhus  in  Japan  (Author  abstract). 

Ohara Sogo Byoin Nenpo (Japan) 45: 19–30. 

 pallidum successively  reared  in  the  laboratory.  Jpn  J Exp Med 58: 213–218. 

CULICIDAE  

Culicidae  (nyamuk)  adalah  famili  dari  orde   Insecta,  dan  filum  Arthropoda.  Nyamuk erupakan serangga yang paling dominan bertindak sebagai vektor penyakit, dan penghisap darah yang 

paling dikenal.  

  pupa  hanya  dilalui  di  dalam  air.  Setelah  dewasa,  nyamuk  jantan maupun  betina makan dari cairan tumbuh‐tumbuhan atau buah‐buahan. Namun saat akan memproduksi telur, nyamuk 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar perbedaan  kepala 

nyamuk (diunduh dari http://wikieducator.org/images

Takahashi, M; Misumi, H; Urakami, H; Misumi, M; Matsumoto,  I (2003). Life cycle of Leptotrombipallidum  (Acari:  Trombiculidae),  one  of

Takahashi M, Murata M, Nogami S, Hori E, Kawamura A, Tanaka H (1988). Transovarial transmission of Rickettsia  tsutsugamushi  in Leptotrombidium

 

r  Diptera,  klasm

Secara umum nyamuk melalui siklus metamorfosis yang lengkap yakni telur → larva → pupa → dewasa. Stadium  larva  dan

betina  dewasa  memerlukan  darah,  dan  saat  itulah  nyamuk  perlu  menggigit  manusia  atau  hewan vertebrata lainnya. Setelah menggigit, lambung nyamuk betina akan mensintesis enzim proteolitik yang dapat  menghidrolisis  protein  darah  menjadi  asam  amino  bebas.  Protein  ini  akan  digunakan  untuk pembentukan protein telur. Nyamuk dewasa dapat hidup selama 4‐8 minggu. 

  (a)  (c) 

(d) (b) 

): (a) Culicine betina, (b) Culicine jantan, (c) Anopheline betina, (d) Anopheline jantan  

Page 5: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Morfologi nyamuk jantan dan dewasa paling jelas ditandai melalui ukuran dan bentuk antenanya: jantan berukuran  lebih kecil dan memiliki  sepasang antena yang berbulu  lebat  (bushy antennae),  sementara betina dengan ukuran tubuh yang lebih besar dan rambut‐rambut pada antenanya lebih jarang.  

Famili Culicidae terdiri dari 3 subfamili, yakni Anophelinae, Culicinae, dan Toxorhynchitinae. Toxorhynchitinae adalah nyamuk yang tidak menghisap darah, sehingga tidak berpotensi menyebarkan penyakit. Di dalam tulisan ini akan dibahas mengenai 4 genus nyamuk yang paling dominan merupakan vektor penyakit pada manusia, yakni Anopheles (dari subfamili Anophelinae), Culex, Aedes, dan Mansonia, ketiganya termasuk subfamili Culicinae. 

Secara mendasar, subfamili Anopheline dan Culicine berbeda dalam beberapa aspek, seperti terlihat pada gambar.  

Gambar perbedaan nyamuk Anopheline dan Culicine (diunduh dari http://bahcesel.com/doc/kentsel‐entomoloji_files/) 

Anopheline: telur berbentuk seperti perahu dan memiliki pelampung. Telur menetas menjadi larva yang tidak memiliki sifon (alat pernapasan) dan terletak horizontal atau sejajar dengan permukaan air. Nyamuk dewasa memiliki palpi yang sama panjang dengan probosis (alat hisap) (lihat gambar perbedaan kepala nyamuk jantan dan betina), serta beristirahat dengan posisi menungging membentuk sudut 45° dengan tempat bertengger. 

Culicine: telur tidak memiliki pelampung, larva memiliki sifon dan terletak membentuk sudut dengpermukaan air. Nyamuk dewasa beristirahat dengan posisi hampir sejajar dengan tempat hinggap,memiliki sepasang palpi yang jauh lebih pendek 

an 

 

dibandingkan probosis. 

 

 

 

 

 

Hemma Yulfi  5 

Gambar perbandingan posisi larva dan resting position Anophelinae dan Culicinae (diunduh dari http://www.tpub.com/).  

 

Page 6: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Tubuh larujung segabdomenbagian tho

rva terdiri dargmen ke‐8 ter.  Pada  kepalorax terdapat

ri kepala, dadrdapat sifon. la  terdapat mt tiga pasang 

da (thorax) daTubuh nyammasing‐masinkaki dan sep

an perut (abduk dewasa jung  sepasang asang sayap. 

domen) yang uga terdiri daantena,  palpAbdomen te

memiliki 8 bri kepala, thopi,  alat  hisap rdiri dari seju

uah segmen.orax dan 8 se(proboscis). 

umlah segmen

 Pada gmen Pada n. 

Hemma Y 

Gambar lad

Nyamuk bpada maldisebut  ceksofagik

Anophele

Genus AnPlasmodiu“binatangmalaria. Syang ditim(Plasmodimasing. 

Morfologstadium, sAnophelindi atas peukurannydi air untu

Yulfi 

arva (kiri) dan nydari http://en.w

betina memilam  hari  disecrepuscular.  T. Tempat istir

es  

opheles meruum spp. Salahg paling berbaSelain malariambulkan oleh ium spp) dan 

i subfamili Anseperti telah nae memiliki ermukaan air.a 0.2‐0.5mmuk hidup. 

yamuk dewasa (ikipedia.org/wik

iki waktu‐wakebut  nokturnaTempat  menrahat di dalam

upakan vektoh satu yang paahaya di dunia, Anopheles jcacing nemafilaria akan d

nophelinae bedipaparkan spelampung d Nyamuk bet. Telur menet

kanan), diunduhki/Culex 

ktu kesukaanal,  siang  haringgigit  di  dam rumah dise

or eksklusif daaling menonja” karena kemjuga dapat betoda Wucherdibahas pada 

erbeda dengaecara umum di kedua sisinyina bertelur 5tas setelah 2‐

Gambar telur A

n yang berbedi  diurnal,  danlam  rumah but endofilik,

ari parasit maol adalah Anomampuannyaertindak sebareria bancroftpokok bahas

an Culicinae dsebelumnya.ya dan diletak50‐200 telur s‐6 hari dan ha

Anopehelinae (d

da untuk menn  saat menjedisebut  endo, di luar ruma

alaria pada mopheles gamba yang sangatagai vektor filati. Parasit maan masing‐

dalam keemp. Telur kkan satu persetiap kali, arus selalu be

diunduh dari htt

nggigit. Nyamelang  gelap  (ofagik,  di  luaah disebut eks

anusia (humabiae, dikenal t hebat dalamariasis bancrolaria 

at 

rsatu 

erada 

tps://tspace.libra

uk yang mensubuh  atau  sar  rumah  disofilik. 

an malaria), ydengan sebut

m menularkanofti, yaitu pen

ary.utoronto.ca/

nggigit senja) sebut 

yakni tan n nyakit 

/html/)  

Page 7: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Telur menetas menjadi larva yang memiliki karakteristik tidak memiliki sifon pada bagian posterior tubuhnya, sehingga posisi larva adalah mendatar sejajar dengan permukaan air. Sifon merupakan alat pernapasan yang dijumpai pada larva subfamili Culicinae. Sebagai penggantinya, larva Anopheles bernapas melalui spirakel (spiracles) yang terdapat pada segmen ke‐8 abdomen. Dengan demikian larva 

harus muncul ke permukaan air secara berkala untuk bernapas. Makanannya adalah tumbuhan air atau mikroorganisme di dalam air. Larva melalui 4 stadium instars. Pada akhir instar keempat larva menjadi 5‐8mm panjangnya, kemudian berubah menjadi pupa setelah 2 minggu.  

Gambar larva Anopheles (diunduh dari  http://www.2classnotes.com/) 

Habitat larva Anopheles sangat beragam, namun kebanyakan hidup pada air yang bersih dan bebas polusi. Larva dijumpai baik pada air tawar maupun air asin, rawa‐rawa hutan bakau, sawah, sungai berarus lambat, kolam atau genangan air hujan. Sebagian spesies menyukai habitat yang teduh, sebagian menyukai daerah terbuka. Sebagian kecil larva Anopheles hidup di lubang pohon atau ketiak tanaman. 

Pupa berbentuk koma dan bernapas melalui alat berupa pipa (breathing trumpets) yang terletak pada cephalothorax. Setelah 3 hari pupa akan menjadi nyamuk dewasa. Keseluruhan waktu yang diperlukan bagi telur untuk menjadi dewasa adalah 3‐4 minggu.  

Nyamuk dewasa memiliki bentuk yang ramping, palpi yang hampir sama panjang dengan probosis, dan posisi istirahatnya membentuk sudut 45° dengan tempat hinggapnya (lihat gambar perbandingan nyamuk dewasa sebelumnya). Nyamuk dewasa dapat hidup hingga 2 minggu di alam bebas. Kebanyakan nyamuk Anopheles aktif pada saat senja atau subuh (crepuscular) atau pada malam hari (nokturnal), sebagian menggigit di luar, sebagian di dalam rumah.  

Aedes 

Aedes adalah genus dari subfamili Culicinae. Aedes aegypti dan Ae albopictus merupakan dua spesies yang dikenal sebagai vektor virus dengue. Selain itu, nyamuk Aedes juga dapat bertindak sebagai vektor virus chikungunya, yellow fever, dan cacing filarias penyebab filariasis. 

Hemma Yulfi  7 

Beberapa spesies dari Aedes bertelur di lubang pohon dan ketiak daun atau di air yang diam, dan telah beradaptasi untuk mampu bertelur di kontainer artifisial yang lazim dijumpai di daerah perkotaan. Dengan demikian sebagian spesies Aedes tersebut banyak dijumpai di wilayah urban. Aedes aegypti berasal dari Afrika, namun kemudian dijumpai pula di seluruh dunia, terutama daerah tropis dan subtropis. Nyamuk ini terutama menggigit pada subuh atau senja, namun dapat juga menggigit pada siang hari, lebih sering di dalam rumah (indoor biters atau endophagic) atau di tempat‐tempat yang teduh. 

 

Page 8: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Mirip dengan Ae aegypti adalah Ae albopictus cenderung paling aktif menggigit pada siang hari dan berisitirahat pada pagi dan malam hari. Mereka menggigit baik di dalam maupun di luar rumah, namun terutama di luar rumah. Ae albopictus dapat berkembang biak di daerah perkotaan maupun pedesaan. Spesies ini disebut juga Asian tiger mosquito. 

Telur Aedes diletakkan satu persatu, baik di dalam air maupun di permukaan yang kering. Telurnya tahan akan kekeringan hingga 12 bulan, sehingga pada saat musim hujan atau ada air yang menggenangi, telur‐telur ini pun dapat menetas. Larva membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk berubah menjadi pupa, kemudian dewasa. Usia nyamuk dewasa sekitar 2‐ 4 minggu. 

Gambar Ae aegypti dewasa jantan (kiri) dan betina (kanan) (diunduh dari http://en.wikipedia.org/)  

Nyamuk Aedes dewasa dapat ditandai oleh gambaran garis‐garis hitam putih pada tubuh dan kakinya. Pada punggung (scutum) Aedes terdapat gambaran garis melengkung di sisi kiri dan kanan. Pada Ae aegypti terdapat 2 garis vertikal pada scutum midline, sementara satu garis vertikal pada Ae albopictus. 

Virus dengue dan chikungunya terbukti dapat ditularkan secara transovarian, yakni dari induk kepada keturunannya. Penelitian menunjukkan bahwa virus dengue dapat bertahan hingga 5 generasi.  

Culex 

Culex juga termasuk genus dari subfamili Culicinae. Sebagian nyamuk betina meletakkan telur satu persatu, sebagian lainnya berkelompok di air. Sebagaimana nyamuk lainnya, telur Culex membutuhkan air untuk menetas. Telur menetas menjadi larva (4 stadium instars). Dalam 14 hari larva akan berubah menjadi pupa. Satu hingga dua hari kemudian pupa akan berubah menjadi nyamuk dewasa. Larva Culex tumbuh di air tergenang atau yang mengalir lambat.  

Culex bertindak sebagai vektor beberapa penyakit penting, di antaranya virus Japanese encephallitis, filariasis, West Nile virus, dan avian malaria.  

Mansonia 

Spesies Mansonia yang terpenting di Asia Tenggara adalah Mansonia uniformis sebagai vektor filariasis yakni Brugia malayi. Mansonia menempatkan telurnya berkelompok‐kelompok. Larvanya makan dari akar tanaman air sehingga alih‐alih mengambang seperti larva nyamuk lainnya, larva Mansonia hidup di dekat akar tumbuhan air. Betina terutama menggigit pada malam hari, tapi dapat pula pada siang hari di tempat‐tempat yang gelap dan teduh.  

Gambar telur Mansonia uniformis (diunduh dari http://medent.usyd.edu.au/) 

Hemma Yulfi  8  

Page 9: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Hemma Yulfi  9  

Pengendalian Nyamuk 

Pengendalian nyamuk adalah upaya mengatur populasi nyamuk sehingga mengurangi bahayanya bagi kesehatan manusia, ekonomi, dan kenyamanan. Hal ini merupakan tindakan kesehatan masyarakat yang penting terutama di daerah tropis karena nyamuk merupakan vektor bagi banyak jenis penyakit sebagaimana telah disebutkan di atas. 

Ada beberapa metode yang digunakan dalam upaya pengendalian nyamuk. Tergantung dari situasinya, dapat digunakan beragam cara seperti mengurangi tempat perindukan nyamuk secara mekanik, pengendalian biologis (biocontrol), serta insektisida untuk membunuh larva dan dewasa.  

Pengendalian mekanik dapat dilakukan dengan menyingkirkan tempat‐tempat genangan air baik dengan menutup, menimbun, ataupun menguras. Penimbunan daerah rawa‐rawa atau kolam yang kosong juga akan sangat efektif untuk mengurangi populasi nyamuk. Namun bila keadaan tidak memungkinkan untuk menghindari penimbunan air (semisal di kolam atau bak air), maka dapat dilakukan dengan pemberian larvasida ke dalam tempat‐temapat penampungan air tersebut. 

Larvasida ada yang bekerja dengan meracuni saat berkontak dengan larva, penghambat pertumbuhan larva, menutup permukaan air agar larva tidak dapat bernapas, racun bila dimakan, dan biolgical agents seperti jamur, cacing nematoda, copepods dan ikan pemangsa jentik. Anopheles gambiae yang merupakan vektor penting malaria dapat bertahan beberapa hari di lumpur yang basah, oleh sebab itu pemberian larvasida juga harus dilakukan hingga mencapai tanah di pinggiran genangan air. 

Adulticides adalah upaya yang bersifat kimiawi yakni dengan penggunaan insektisida, yakni membunuh nyamuk dewasa. Insektisida yang paling sering digunakan adalah DDT (dichlorodiphenyltrichloroethane), tergolong organoklorin. DDT di banyak negara sudah dilarang karena membahayakan bagi manusia dan resistensi yang sudah banyak dijumpai. Namun penyemprotan DDT masih banyak dilakukan di negara berkembang dalam bentuk pengasapan (fogging). DDT tidak larut dalam air dan hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, bukan larva. 

Pengendalian biologis (biocontrol) dilakukan oleh predator alami seperti capung untuk memangsa nyamuk dewasa, maupun memelihara hewan pemangsa jentik seperti ikan gambusia (mosquitofish), ikan mas, larva nyamuk Toxorynchitis, bakteri Bacillus thuringiensis israelensis (BTI), copepoda (plankton), nematoda, dan jamur. 

Cara‐cara lain termasuk mencegah gigitan nyamuk dengan penggunaan kelambu, kasa nyamuk, atau pendingin udara (air conditioner), memakai pakaian tertutup, repellent, perangkap nyamuk, dan lain‐lain. 

Daftar Pustaka: 

Singh RK, Dhiman RC, Singh SP (2003). Laboratory studies on the predatory potential of dragon‐fly nymphs on mosquito larvae. Journal of Communicable Diseases 35(2): 96–101. 

Durden, Lance A.; Mullen, Gary L. (2002). Medical and veterinary entomology. Boston: Academic Press. 

Page 10: K14- Triatoma, Culicidae - Hemma Yulfi

Hemma Yulfi  10  

Estrada‐Franco RG & Craig GB (1995) Biology, disease relationship and control of Aedes albopictus. Pan American Health Organization, Washington DC: Technical Paper No. 42. 

Fakoorziba MR, vijayan A (2008). Breeding Habitats of Culex tritaeniorhynchus (Diptera: Culicidae), A Japanese Encephalitis Vector, and Associated Mosquitoes in Mysore, India. Journal of the Entomological Research Society 10(3) 

Hochedez P, et al. (2006). Chikungunya Infection in Travelers. Emerging Infectious Diseases 12(10): 1565–1567 

Marten GG & Reid JW (2007). Cyclopoid copepods. Journal of the American Mosquito Control Association 23(2 Suppl): 65–92. 

Nene V, Wortman JR, Lawson D, et al. (2007). Genome sequence of Aedes aegypti, a major arbovirus vector. Science 316(5832): 1718–23. 

Reinert JF et al. (2004) Phylogeny and classification of Aedini (Diptera: Culicidae), based on morphological characters of all life stages. Zool. J. of the Linnean Societ 142: 289–368 

Roberts LS, Janovy Jr. J (2005). Gerald D. Schmidt & Larry S. Roberts’ Foundation of Parasitology 7th edition, McGraw Hill‐Higher Education. 

Walker K (2002). A review of control methods for African malaria vectors. Activity Report 108. U.S. Agency for International Development.  

Walker K, Lynch M (2007). Contributions of Anopheles larval control to malaria suppression in tropical Africa: review of achievements and potential. Med. Vet. Entomol 21(1): 2–21.