14
PROSEDUR PENGGUNAAN, PEMBERSIHAN DAN PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM NAMA :Nia Agustina KELAS :Akfar 2A NIM :14135 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

K3 DAN KB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DD

Citation preview

PROSEDUR PENGGUNAAN, PEMBERSIHANDAN PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM

NAMA:Nia AgustinaKELAS:Akfar 2ANIM:14135

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALAKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANGAPRIL 2015

A. Glassware

1. Pengoperasian Labu Ukur

Prinsip kerja: Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.

Proses penggunaan labu ukur:Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu (meniskus berada di atas garis leher).Salah satu kegunaan labu ukur adalah untuk pengenceran, berikut langkah kerjanya:a. Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam labu ukur.b. Di tambahkan air suling.c. Campuran digoyang melingkar untuk melarutkan zat terlarut.d. Setelah ditambahkan air lagi digunakan pipet tetes untuk menambahkan air dengan hati-hati sampai volume cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu.e. Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.

2. Pemeliharaan Labu Ukur

a. Cara pembersihan Cara membersihkan peralatan gelas merupakan bagian dari cara kerja yang baik di dalam suatu laboratorium. Dalam suatu analisa tidak dapat dipungkiri bahwa kesalahan dalam pengambilan sampel dengan menggunakan peralatan gelas tersebut (labu ukur, pipet volume, gelas ukur, dsb) mengakibatkan terjadinya perbedaan hasil analisa. Peralatan gelas dalam pembeliannya sudah disertakan sertifikat kalibrasi yang menyatakan toleransi dari alat ukur tersebut. Tetapi sangat dimungkinkan didalam penggunaanya untuk suatu analisa peralatan gelas tersebut terdapat kotoran entah itu berasal dari sampel atau lingkungan (debu atau kotoran lainnya), pemanasan yang dilakukan pada saat pengeringan dari alat tersebut yang menyebabkan toleransi dari peralatan gelas tersebut berubah tidak sesuai dengan spesifikasinya.Pembersihan alat gelas ini pun sangat disarankan sebelum dilakukan kalibrasi terhadap alat ukur volume tersebut, sehingga dapat dihindari hasil kalibrasi yang out of spesification dari toleransi alat gelas tersebut. Berikut ini adalah prosedur sederhana tentang bagaimana cara membersihkan peralatan gelas: Beberapa bahan yang digunakan untuk membuat peralatan gelas yang paling umum kita kenal adalah borosilikat. Peralatan gelas dari bahan ini lebih lama mempertahankan status kalibrasinya asalkan tidak digunakan untuk bahan hot phosporic acid, hot alkalis, hydrocloric acid serta dipanaskan pada suhu lebih dari 150 derajat celcius. Bahan tersebut tentunya lebih unggul dari peralatan gelas yang terbuat dari soda lime yang akan frosted seiring dengan berjalannya waktu. Karena sifat yang tidak tahan terhadap basa kuat maka pembersihan peratan gelas disarankan menggunakan deterjen dengan konsentrasi tidak lebih dari 2%. Jika peralatan gelas tersebut kita gunakan untuk analisa lemak maka dalam pembersihannya dapat menggunakan pelarut organik (dibilas dan direndam) kemudian pada tahap akhir baru direndam dengan menggunakan air. Pada saat pembersihan sangat disarankan menggunakan busa atau sikat plasik yang halus sehingga tidak merusak peralatan gelas tersebut.

Metode yang disebutkan di atas merupakan metode yang umum mengenai cara membersihkan peralatan gelas, meskipun ada beberapa metode khusus yang digunakan untuk membersihkan peralatan gelas misalnya dengan campuran hidrogen peroxida 3 % dan asam sulfat 3% (untuk kotoran yang berasal dari noda permanganat), dengan menggunakan larutan HCl 50 % (untuk kotoran berupa noda besi), dengan menggunakan larutan asam kromat (untuk kotoran yang berasal dari noda lemak).Setelah dilakukan pembersihan melalui langkah diatas maka perlu dilakukan pengeringan.Rak peniris merupakan alat bantu yang paling baik digunakan dalam proses pengeringan. Jika ternyata harus menggunakan pemanasan pastikan bahwa suhu oven pengering yang digunakan tidak melebihi dari 60 derajat celsius.

b. Cara penyimpanan labu ukurPrinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan labu di laboratorium : a. Aman Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang. b. Mudah dicari Untuk memudahkan mencari letak masing masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci). c. Mudah diambil Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

3. Pemeriksaan Labu Ukur

Peralatan kimia dapat rusak walaupun tidak digunakan. Kerusakan alat kimia disebabkan olehbeberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktorfaktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat adalah:a. Udarab. Cairan: air, asam, basac. Panas/temperatur tinggid. Mekanike. Sinar/cahayaf. Api1) Adanya bahan bakar2) Adanya panas yang cukup tinggi yang dapat mengubah bahan bakar dapat terbakar (mencapai titik bakar)3) Adanya oksigeng. Sifat bahan kimia

4. Kalibrasi Labu Ukur

Prosedur : Timbang labu ukur yang sudah bersih dan kering, misal beratnya A gram. Isi labu ukur tersebut dengan air murni yang sudah diukur suhunya sampai tanda batas, kemudian timbang kembali, misal beratnya B gram. Ukur temperatur air, temperatur udara, dan tekanan udara.

Perhitungan : Baca faktor koreksi untuk volum labu ukur pada suhu air terukur misalnya x gram Baca faktor koreksi untuk tekanan udara terukur, misalnya y gram. Volume labu ukur = (A-B+ x)- y = Z mL

5. Uji Fungsi Kerja Labu Ukur Jenis / tipe peralatan volumetrik yang akan diuji.Peralatan volumetrik yang digunakan untuk mengukur volume yang tepat, tetapi tidak memiliki sertifikat pengukuhan / penegasan atau spesifikasi yang dijinkan yang disediakan oleh pabrik (seperti BRAND) atau yang setingkat, harus diuji untuk penegasan. Frekuensi Alat-alat tersebut diatas harus diuji untuk penegasan, dilakukan oleh petugas laboratorium sebelum alat tersebut digunakan untuk pertama kalinya. Cara kerja Dalam melakukan uji penegasan gunakan air bebas mineral atau aquadest dengan temperatur 20 20C , yang diisikan kedalam alat yang akan diuji dan telah ditimbang sampai volume sesuai dengan yang ditunjukkan atau mencapai tanda tentukan berat alat yang sudah terisi dengan neraca analitik dan hitung berat air atau aquadest yang diisikan cari densitas air yang sesuai dengan temperatur ( 1 g/ml untuk 20C). Cara kerja ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan pelarut organik, (seperti etanol, sikloheksan) sebagai pengganti air atau aquadest, untuk kalibrasi dengan mempertimbangkan densitas masing-masing pelarut. Pada setiap pengujian, lakukan minimum 5 kali pengujian secara individu, untuk menentukan nilai rata-rata atau penyimpangan baku (standard deviation). B. Peralatan Keamanan1. Lemari AsamBeberapa hal teknis yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan Lemari Asam (Fume Hood) Tempatkan Lemari Asam ditempat yang terdekat dengan saluran pembuangan keluar. Untuk lubang pembuangan udara yang berada di atas lemari asam, disambung dengan pipa menuju keluar ruangan, dan kemudian disambung dengan blower. Jadi blower tersebut ditempatkan diluar ruangan untuk menyedot udara asam yang akan dibuang. Kabel power blower berada dibelakang lemari asam, dan untuk penempatan blower harus terlindung dari air hujan. Pasang steker lemari asam ke sumber pusat arus listrik Switch on power ada dua, yaitu untuk mengaktifkan blower sebelum dilaksanakan reaksi asam, sehingga pada saat kerja udara asam tersebut tidak terhirup & untuk mengaktifkan lampu penerangan tempat kerja Untuk steker listrik disebelah switch on power berfungsi untuk menyalakan alat accessories lain yang dibutuhkan pada saat kerja, Contoh : Magnetis Stirer, dll. Matikan Blower setelah proses reaksi asam selesai.

C. Prosedur Pembuangan Limbah

LIMBAH PADAT RUMAH SAKITLimbah padat rumah sakit terdiri dari botol obat, jarum suntik, kaleng infus, jeriken sisa bahan kimia, dan sejumlah sisa peralatan medis serta organ-organ tertentu limbah operasi. Limbah ini dapat mencemari lingkungan apabila tidak dilakukan pengolahan. Pengolahan limbah padat ini dapat dilakukan oleh Rumah Sakit atau Pelayanan Medis sendiri maupun dapat dilakukan pengolahan oleh PIHAK KETIGA.

PENGOLAHAN LIMBAH PADAT RUMAH SAKITPengolahan limbah padat rumah sakit pada umumnya dilakukan dengan pembakaran dengan peralatan Incinerator, hasil pembakaran berupa abu. Abu yang keluar dari incinerator selanjutnya diproses untuk menghasilkan batako atau bata pondasi rumah. Dengan penambahan semen dan pasir kedalam abu, dicetak sesuai ukuran bata pondasi dan dikeringkan. Bata pondasi yang dihasilkan selanjutnya di jual ke Kontraktor pembangunan perumahan-perumahan.

Proses lain yang mungkin dilakukan yaitu dengan melakukan pengolahan (isolasi) silika yang terkandung dalam abu, dengan proses leaching yaitu menghilangkan senyawa oksida-oksida lain selain silika akan diperoleh produk dengan kadar silika yang tinggi, silika yang didapat dimanfaatkan untuk menghasilkan natrium silika atau silikan gel. INCINERATOR Gas buang yang dihasilkan pada incinerator mengandung gas CO2 yang terbanyak, gas ini dapat mengakibatkan pencemaran udara, untuk mengurangi pencemaran gas CO2, dimungkinkan gas CO2 tersebut dari cerobong asap dihubungkan kedalam tangki yang berisi larutan kapur atau (Ca(OH)2). Gas CO2 akan bereaksi dengan larutan Ca(OH)2 menghasilkan produk CaCO3 light (ringan) dan mengapung pada permukaan air. Produk ini sangat bermanfaat bagi kecantikan dan sebagainya.

D. Peralatan

Cara Menggunakan Mikroskop CahayaSebelum melakukan praktikum dengan menggunakan mikroskop cahaya maka perhatikan langkah-langkah berikut:1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai !

2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver

3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).

4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda!

5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambarobyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus !

6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.

7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada tempat yang tidak lembab.

E. Material Handling and Care

Prosedur penggunaan atau pembuatan HNO3 (asam nitrat) sebagai berikut: Siapkan labu ukur yang telah di cuci dan dibersihkan. Kemudian labu ukur tersebut diisi air 1/3-nya labu ukur untuk menghindari panasnya HNO3 karena HNO3 bersifat asam (panas). Masukkan HNO3 pekat kedalam labu ukur yang telah diisi air. Lalu tambahkan aquades hingga tanda batas yang diingnkan. Setelah itu, tutup labu ukur dan kocok hingga homogen.

Penyimpanan HNO3 dalam lemari asam sebagai berikut: Asam-asam kuat seperti HNO3 disimpan didalam lemari asam. Jika larutan HNO3 ingin dimasukkan dalam wadah sebaiknya menggunakan botol kaca yang gelap agar terhindar dari sinar matahari dan jangan terlalu penuh mengisi larutan HNO3 kedalam botol. Jangan lupa diberi label sebagai pengenal. Kemudian letakkan botol kedalam rak lemari dan disusun sesuai ukuran botol.

Identifikasi Bahaya HNO3 yaitu: Potensi Efek Kesehatan Akut Sangat berbahaya jika terjadi kontak langsung dengan kulit (korosive, iritatif), kontak dengan mata (korosive, iritatif), gangguan pencernaan dan gangguan pernafasan. Dalam bentuk cairan atau spray bisa menyebabkan iritasi mata Potensi Efek Kesehatan Kronis Efek karsinogenik adalah tidak ada Efek mutagenik, tidak ada Efek teratogenik, tidak ada Senyawa ini dapat meracuni paru-paru, membran mukosa, sistem pernafasan bagian atas, kulit, mata, dan gigi. Jika terlalu lama atau berulang-ulang terkena, maka dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. Jika terlalu lama mengalami kontak dengan uap, maka dapat menimbulkan iritasi mata kronis dan menyebabkan beberapa iritasi kulit. Jika terlalu lama atau berulang-ulang terkena uap, dapat menyebabkan infeksi pernafasan.Pertolongan Pertama saat mengenai organ tubuh adalah: Kontak Mata: Jika kontak dengan mata, basuh mata dengan air paling tidak selama 15 menit. Gunakan air dingin. Dan segera cari pertolongan medis. Kontak Kulit: Jika kontak dengan kulit, bilas bagian yang terkena asam Nitrat dengan air paling tidak 15 menit sambil melepas pakaian yang terkontaminasi. Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum dipakai lagi. Kontak serius dengan kulit: Cuci dengan sabun desinfektan dan oles kulit yang terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Carilah segera pertolongan medis. Penghirupan: Jika terhirup, lepaskan ke udara segar. Jika terjadi gangguan pernapasan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera cari pertolongan medis. Penghirupan: Serius Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin. Jika terjadi kesulitan bernafas, longgarkan pakaian korban dan berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, berikan nafas buatan. AWAS: hal ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan nafas buatan sebab bahan-bahan beracun dan korosif dapat terhirup. Segera cari pertolongan medis. Pencernaan: Jika tertelan jangan dimuntahkan kecuali diarahkan oleh ahli medis. Jangan memberikan sesuatu pada mulut korban yang tidak sadar. Loggarkan pakaian korban. Segera cari pertolongan medis. Menghindari Kecelakaan Tumpahan kecil : Encerkan dengan air dan diserap dengan kain, atau serap dengan bahan kering yang inert dan tempatkan dalam wadah pembuangan limbah yang sesuai. Jika perlu, netralkan residu dengan larutan Natrium Karbonat encer. Tumpahan banyak : Cairan korosif. Bahan pengoksidasi. Cairan beracun. Tutup kebocoran jika tidak berbahaya. Serap dengan tanah kering, pasir atau bahan yang tidak mudah terbakar lainnya. Jangan menaruh air di samping wadah. Hindari kontak dengan bahan yang mudah terbakar (kayu, kertas, minyak, kain, dan lain-lain). Jaga kelembaban dengan menggunakan semprotan air. Jangan tumpahkan material. Netralkan residu dengan larutan Natrium karbonat encer. Penanganan dan Penyimpanan Yang perlu diwaspadai : Wadah tetap terkunci, dan kering. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api dan material yang mudah terbakar. Jangan dimakan. Jangan menghirup gas/asap/ uap. Jangan menambahkan air ke bahan ini. Jika ventilasi tidak baik gunakan peralatan pernafasan yang baik. Jika tertelan, segera cari pertolongan medis dan tunjukkan label bahan. Hindari kontak dengan kulit dan mata, jauhkan dari bahan pereduksi, bahan mudah terbakar, bahan organik, logam, asam, alkali, dan panas matahari. Dapat merusak permukaan logam. Simpan dalam drum logam atau drum papan fiber yang terlapisi menggunakan bagian dalam yang terlapisi polyethylen yang kuat. Penyimpanan : Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat. Tempatkan wadah di ruang berventilasi dan dingin. Pisahkan dari asam, alkali, agen pereduksi, dan bahan mudah terbakar. Proteksi Diri Teknis perawatan Sediakan ventilasi yang kering untuk menjaga kelembaban air dibawah nilai batas. Pastikan keran pencuci mata dan shower keselamatan dapat digunakan dengan baik. Perlindungan Personal Pelindung wajah. Pelindung tubuh lengkap. Respirator uap. Pastikan memakai respirator yang bersertifikat. Sarung tangan dan sepatu boot dalam keadaan baik. Perlindungan personal saat tumpahan yang banyak Pakaian praktikum lengkap, respirator uap, boot, sarung tangan. Menggunakan perangkat penutup hidung untuk menghindari terserapnya zat.