Upload
agasi-rizal
View
133
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
10/8/2013
1
SHE = HSE =SAFETY, HEALTH, ENVIRONMENT
1
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA(K3) DAN LINGKUNGAN
2
10/8/2013
2
Filosofi
•Bekerja merupakan salah satukegiatan utama setiap orang.
•Agar dapat bekerja dengan baik,setiap orang memerlukan dukunganseperti tenaga yang diperoleh dan giziyang baik, kapasitas kerja, bebankerja, kondisi lingkungan kerja.
3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
“penghargaan terhadap martabat manusiapekerja”
4
10/8/2013
3
BAHAN ALAT
TENAGAKERJA
KESEHATAN KESELAMATAN
LINGKUNGAN
PROSES
5
Penyebab penyakit akibat hubungan kerja• Golongan fisik : bising, vibrasi, radiasi, suhu,tekanan
• Golongan kimiawi: lebih kurang 100.000 bahankimia yang sudah digunakan dalam prosesindustri, baru 31 bahan kimia sebagai penyebab
• Golongan biologi: bakteri, virus, jamur, parasit• Golongan fisiologik: tempat kerja yang kurangergonomis, tidak sesuai dengan fisiologi dananatomi manusia
• Golongan psikososial: beban kerja terlalu berat,monotomi pekerjaan
6
10/8/2013
4
Beberapa Istilah• Keselamatan dan Kesehatan kerja: suatuupaya untuk menekan atau mengurangiresiko kecelakaan dan penyakit akibat kerjayang pada hakekatnya tdk dpt dipisahkanantara keselamatan dan kesehatan
• Upaya kesehatan kerja adalah upayapenyerasian antara kapasitas kerja, bebankerj, dan lingkungan kerja agar setiappekerja dapat bekerja secara sehat tanpamembahayakan dirinya maupunmasyarakat sekitarnya
7
Beberapa Istilah• Keselamatan kerja adalah keselamatanyang berkaitan dengan alat kerja, bahandan proses pengolahannya, tempat kerjadan lingkungannya serta cara-caramelakukan pekerjaan
• Kecelakaan adalah kejadian yang takterduga dan tak diharapkan, tidak terdapatunsur kesengajaan, disertai kerugianmateriil dan penderitaan dari yang ringansampai yang paling berat, yang tidakdiinginkan
8
10/8/2013
5
Sistem Manajemen Keselamatan danKesehatan Kerja (disingkat SMK3)merupakan prioritas utama dalam setiappekerjaan dan merupakan salah satu aspekperlindungan tenaga kerja sekaligusmelindungi assets perusahaan sehinggaperlu dikelola secara baik.
9
Definisi SMK3(Per Menaker 05/Men/1996)bagian dari sistem manajemen secarakeseluruhan yg meliputi struktur, organisasi,perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan,prosedur, proses dan sumber daya ygdibutuhkan bagi pengembangan,penerapan, pencapaian, pengkajian danpemeliharaan kebijakan K3 dalam rangkapengendalian resiko yang berkaitan dengankegiatan kerja guna terciptanya tempat kerjayang aman, efisien dan produktif
10
10/8/2013
6
Landasan Hukum:UU dalam upaya pembinaan masyarakat pekerja
• UU RI No.1 th. 1970 : Keselamatan kerja• PerMen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No;Per03/Men/1982; Pelayanan Kesehatan Kerja
• PerMen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No;Per01/Men/1981; kewajiban melapor penyakit akibatkerja
• KepMen Tenaga Kerja No. Kep62A/MEN/1992;Pedoman diagnosis dan penilaian cacat karenakecelakaan dan penyakit akibat kerja
• UU RI No.14 tahun 1993: penyelenggaraan ProgramJaminan Sosial Tenaga Kerja
• Keppres RI No22 tahun 1993: penyakit yang timbulkarena hubungan kerja
11
Keselamatan kerjaUU no. 1 tahun1970•Setiap pekerja berhak mendapatperlindungan atas keselamatannyadlm melakukan pekerjaan
•Setiap orang lainnya yg berada ditempat kerja harus terjamin pulakeselamatannya
•Setiap sumber produksi perlu dipakaisecara aman dan efisien
12
10/8/2013
7
TujuanKeselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Suasana lingkungan kerja yangaman, sehat dan nyaman.
2. Tenaga kerja yang sehat fisik,mental, sosial, dan bebaskecelakaan
3. Meningkatkan produktivitas danefisiensi perusahaan.
4. Meningkatkan kesejahteraan tenagakerja.
13
Syarat-syarat Keselamatan kerja
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan• Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran• Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan• Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yangberbahaya
• Memberi pertolongan pada kecelakaan• Memberi alat perlindungan diri pada para pekerja• Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suaradan getaran
14
10/8/2013
8
Syarat-syarat Keselamatan kerja
• Mengamankan dan memperlancar pekerjaanbongkar muat, perlakuan dan penyimpananbarang
• Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya• Menyesuaikan dan menyempurnakanpengamanan pada pekerjaan yang bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi
15
Pengawasan dan pembinaan
• Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatanbadan, kondisi mental dan kemampuan fisik daritenaga kerja yang akan diterimanya maupunakan dipindahkan sesuai dengan sifat pekerjaanyang diberikan padanya
• Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenagakerja yang berada di bawah pimpinannya, secaraberkala pada Dokter yang ditunjuk olehpengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
16
10/8/2013
9
Pengawasan dan pembinaan
• Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskanpada tiap tenaga kerja baru tentang: kondisi danbahaya yang dapat timbul dalam tempat kerjanya,semua pengamanan dan alat perlindungan yangdiharuskan dalam tempat kerjanya, alat perlindunganbagi tenaga kerja yang bersangkutan, cara dan sikapyang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
• Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerjayang bersangkutan setelah yakin bahwa telahmemahami syarat-syarat tersebut di atas
17
Pengawasan dan pembinaan
• Pengurus diwajibkan menyelenggarakanpembinaan bagi semua tenaga kerja yangberada di bawah pimpinannya, dalampencegahan kecelakaan sertapeningkatan keselamatan dan kesehatankerja, serta dalam pemberi pertolonganpertama pada kecelakaan
18
10/8/2013
10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJADI NEGARA-NEGARABERKEMBANG
(INDONESIA)
19
Karakteristik negara berkembang• Umumnya berada di daerah tropis• Sebagian besar dulunya merupakan negaraagrikultur/pertanian atau kelautan, dengan tingkatperkembangan industri bervariasi
• Pekerja dan manajemen di industri umumnyamasih terbatas pengetahuannya mengenaipentingnya K3
20
10/8/2013
11
Masalah K3 di negara berkembang1. Iklim:• Panas• Kelembaban yang tinggi• VentilasiBanyak industri yang belum mampu menggunakannya
21
Masalah K3 di negara berkembang
2. Faktor ekonomi:• Sumber biaya terbatas, kadang-kadang K3 bukan
merupakan hal yang utama yang harus diperhatikan ataudiprioritaskan
• Industri besar dan menengah, mulai memperhatikanpentingnya keselamatan, sehingga monitoring, pencegahandan kontrol terhadap lingkungan kerja makin ditingkatkan.
• Industri kecil, yang terbatas dari segi finansial, K3merupakan suatu hal yang mahal dan sulit dilakukan, perluperhatian dan bantuan dari pemerintah atau pihak luar
22
10/8/2013
12
Masalah K3 di negara berkembang3. Sumber daya manusia:• K3 walaupun mulai menjadi perhatian, namun tidak
banyak orang yang mengetahui akan pentingnya halini.
• Pekerja di industri masih terbatas pengetahuannyamengenai k3, penggunaan alat yang aman,bagaimana menghadapi bahaya atau resiko di tempatkerja
• Pihak manajemen , terbatas pengetahuannya dalamjaminan keselamatan bagi pekerja, peraturan yangada, sehingga pelaksanaannya menjadi terhambat
• Terbatasnya tenaga pegawas dari pihak pemerintahyang berkompeten, banyak perusahaan yang tidakterawasi dan luput dari perhatian
23
Masalah K3 di negara berkembang
4. Fasilitas:• Mahalnya bahan untuk membuat kondisi yang aman,
alat-alat pelindung diri, pelayanan kesehatan,merupakan masalah.
• Fasilitas lain yang kurang mendapatkan perhatian:pelatihan pekerja, bagaimana melakukanpencegahan untuk menghadapi segala resiko yangada di tempat kerja yang dapat membahayakankeselamatan dan kesehatan
24
10/8/2013
13
Masalah K3 di negara berkembang
5. Peralatan dan mesin:• Mempunyai peralatan dan mesin yang tidak
mempunyai pelindung, selain mahal, tidak mampumendesain ulang mesin tersebut.
• Sebagian besar mesin dari negara maju umumnyadidesain bukan untuk pekerjaan manual, sehinggapengoperasian mesin dengan cara berbeda dapatmenyebabkan keadaan yang tidak aman bagipekerja.
25
Masalah K3 di negara berkembang
5. Data:• Data yang akurat terkait K3 merupakan
suatu yang sulit ditemukan• Banyak kecelakaan kerja yang tidak
dilaporkan dan didata dengan baik• Terbatasnya orang yang berkompeten
dalam pengolahan dataKarena keterbatasan ini, monitoring terhadap
adanya faktor bahaya yang palingberpotensi dalam suatu industri menjadiluput untuk diantisipasi
26
10/8/2013
14
Masalah K3 di negara berkembang
6. Penyakit:• Pekerja kekurangan gizi dan hidup dalam
lingkungan dengan sanitasi buruk• Penurunan fisik, anemia, kelelahan yang
sangat akibat bekerja yang terlalu berat• Pekerja terancam penyakit yang umum:
tuberculosis, disentri, malaria, dan penyakitlainnya
27
Masalah K3 di negara berkembang
7. Migrasi:• Urbanisasi• Perubahan tingkat sosial dan cara hidup di
tempat tinggal yang baru dapat menimbulkanstress dan mempengaruhi kesehatan
28
10/8/2013
15
Masalah K3 di negara berkembang
8. Pekerja:• Jumlah penduduk banyak, tingkat pendidikan
dan pengetahuan yang bervariasi• Ketakutan melaporkan keluhan yang terkait
dengan pekerjaan
29
PENGAWASANKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAUNTUKMENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
30
10/8/2013
16
Pendahuluan
• UUD 1945 pasal 27 ayat 2: setiap warga negaraberhak atas pekerjaan dan penghidupan yanglayak bagi kemanusiaan
• K3 merupakan salah satu aspek perlindungantenaga kerja sekaligus melindungi asetperusahaan
• Depnaker mengatur dan mengawasipelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja(UU No.1 Tahun 1970; keselamatan kerja dalamsegala tempat kerja baik di darat, dalam tanah,permukaan air, dalam air, maupun udara, yangberada di dalam wilayah kekuasaan hukum RI)
31
Pendahuluan
• Agar, sumber bahaya dapat dikendalikandiperlukan syarat-syarat K3 yang diterapkansejak tahap perencanaan, pembuatan,pengangkutan, peredaran, perdagangan,pemasangan, pemakaian, penggunaan,pemeliharaan, penyimpanan, pembongkaran,dan pemusnahan bahan, barang produksi yangmengandung dan dapat menimbulkan bahayakecelakaan.
32
10/8/2013
17
Kebijakan Depnaker di bidang K3
• Beberapa bentuk pendekatan preventif dari aspek K3 danlingkungan:
a. Analisis dampak lingkungan dan kesehatan kerja padasaat desain dan pemasangan mesin atau alat produksiyang baru di tempat kerja
b. Pemilihan teknologi yang lebih aman, dengan tingkatbahaya dan polusi yang minimal
c. Pemilihan lokasi industri yang layak dari aspek lingkungand. Pemilihan desain, layout, teknologi pengendali lingkungan
kerja termasuk penanganan bahan yang lebih aman darisisa-sisa dan limbah dan penanganan limbah industri
e. Penegakan pelaksanaan pedoman, standar dan peraturanperundang-undangan
33
Kebijakan Depnaker di bidang K3• Pemerintah mempunyai langkah strategis dalam
penyelenggaraan pembinaan norma K3 di kalanganpekerja, pengusaha, dan masyarakat: kampanye,penyuluhan dan penyebarluasan informasi K3 (mediacetak, elektronika, Dewan Nasional K3), penunjukan ahliK3, pelatihan dan penunjukan dokter pemeriksakesehatan tenaga kerja, pelayanan kesehatan kerj,penunjukan perusahaan jasa K3 bidang pemeriksaan danpengujian tenaga kerja, asosiasi profesi dan lain-laindengan dasar mendorong peran yang lebih besar darimasyarakat
• Pemberdayaan masyarakat dilakukan denganpendelegasian wewenang untuk melaksanakan pelatihan,pemeriksaan, dan pengujian kepada pihak ketiga,perusahaan jasa, organisasi profesi dan LSM
34
10/8/2013
18
Pembinaan Tenaga Kerja
• Pasal 9, UU No.1, 1970 pengurusdiwajibkan menyelenggarakan pembinaanbagi semua tenaga kerja di bawahpimpinannya.
• Langkah-langkah: pembinaan danpelatihan, standarisasi kompetensi dankurikulum, akreditasi lembaga pelatihan danpembinaan, sertifikasi profesi di bidang K3,kampanye dan gerakan nasional K3, zeroaccident, penegakan hukum
35
Pembinaan Tenaga KerjaPola pembinaan :1. Mendorong pengusaha dan pimpinan puncak
perusahaan untuk meningkatkan kualitas SDMtentang K3
2. Pelaksanaan peraturan perundang-undanganditujukan kepada pengurus dan pengusaha,pengawasan dilaksanakan oleh pegawai pengawasketenagakerjaan dan ahli K3 serta penegakanhukum. PP: hygiene dalam perniagaan dan kantor-kantor, pengawasan atas peredaran, penyimpanan,dan penggunaan pestisida, keselamatan kerjaterhadap radiasi , syarat kesehatan, kebersihan sertapenerangan dalam tempat kerja, pengendalian bahankimia berbahaya di tempat kerja
36
10/8/2013
19
Pembinaan Tenaga Kerja
3. Mengoptimalkan peranan pelayanankesehatan kerja yang ada di perusahaan
4. Pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatandan Keselamatan Kerja (SMK3). PerMenTenaga Kerja No.Per05/Men/1996 tentangSistem Manajemen K3, yangimplementasinya merupakan audit SMK3,praktek dari keberadaan K3 di perusahaanmenjadi bagian yang tidak terpisah dari fungsimanajemen sehingga pembiayaan K3 dapatdianggap sebagai investasi
37
Pembinaan Tenaga Kerja
5. Mendorong terciptanya hubungan industrial yangharmonis yang memberikan iklim yang baik bagitumbuhnya peran serta semua stakeholder di industridalam melaksanakan program K3 dan lingkungan
38
10/8/2013
20
BAGAIMANAMENCAPAI ZERO ACCIDENT DIPERUSAHAAN?
39
40
Hazard + Exposure aAccident
10/8/2013
21
Structure of Accidents41
Data dilaporkandan tercatat
Piramida KecelakaanKematian/fatality
Severe injuries
Minor injuries
Nyaris Celaka/near miss
• Perbuatan &Kondisi TidakAman
• Bahaya
42
10/8/2013
22
43
Costs Of Accident
Medical
Asuransi/jaminanLost Time
Lost Profits
Overtime
DIRECT
INDIRECT
44
10/8/2013
23
Pendahuluan• Perusahaan menginginkan keberhasilan hasil
produksinya dan layanannya, maka diperlukan tempatkerja yang sehat dan selamat sehingga tidak terjadikecelakaan ataupun penyakit akibat kerja
• Jenis: kecelakaan umum (pada saat cuti atau di rumah),kecelakaan akibat kerja (berhubungan dengan kerja diperusahaan, karena pekerjaan atau waktu melaksanakanpekerjaan)
• Zero accident : kondisi perusahaan tanpa kecelakaan danterbebas dari penyakit akibat kerja
45
Accident• Sebab :a.kondisi tidak aman (unsafe condition)
Industrial Hygiene, mengatur agar kondisi tempatkerja aman dan sehat
b.tindakan tidak aman (unsafe action)Hampir 85% disebabkan faktor manusia yg
melakukan tindakan tidak aman karena tidak tahu,tidak mampu/tidak bisa, tidak mau.
Contoh; menjalankan sesuatu tanpa wewenang,membuat alat pengaman tidak berfungsi,mempergunakan peralatan yang kurang baik,mengambil kedudukan atau sikap yang salah, tidakmenggunakan alat perlindungan, mengancam,menggoda, sembrono, membuat terkejut, dll.
46
10/8/2013
24
Zero Accident
• Kinerja keselamatan kerja: perusahaan mencatat jamkerja tanpa kecelakaan kerja dengan caramengalikan jumlah karyawan dengan jam kerjakaryawan
• Misal: jumlah karyawan 100 orang, jam kerja 8jam/hari. Dalam sehari jumlah jam kerja 100x8=800jam
• Di Indonesia, perusahaan dapat mencapai jam kerjadalam jumlah waktu tertentu tanpa kecelakaanmendapat penghargaan dari Depnaker
47
Zero Accident
• Pencatatan jam kerja tanpa kecelakaan kerja akanjatuh kembali ke nol lagi apabila terjadi kecelakaanyang mengakibatkan pekerja tidak dapat masuk kerjalagi setelah kejadian kecelakaan tersebut
• Depnaker ; kembali ke nol jika pekerja tidak dapatmasuk kerja setelah 2x24 jam
• Amerika (Occupational Safety and Health Act.);kembali ke nol, 1x24 jam
• Inggris (British Safety Council): kembali ke nol, 3x24jam
48
10/8/2013
25
Program Kegiatan untuk mencapai zeroaccident
1. Sistem Manajemen K3 :- komitmen,- perencanaan,- pengukuran dan evaluasi,- tinjauan ulang dan- peningkatan
49
Program Kegiatan untuk mencapai zeroaccident
2. Sistem Manajemen Keselamatan OperasiTerpadu (usaha manajemen secara terpaduuntuk menjaga perusahaan dan lingkungandari kerugian-kerugian yang disebabkanadanya kecelakaan, penyakit akibat kerja,kebakaran/peledakan dan pencemaranlingkungan): komitmen manajemen, informasikeselamatan proses, analisis bahaya operasi,cara dan ijin kerja aman, prosedur operasi,pelatihan pekerja, partisipasi pekerja,manajemen perubahan, rencana tanggapdarurat, penyelidikan kecelakaan,assessment
50
10/8/2013
26
51
Manajemen resiko pada kesehatan dankeselamatan akan :• Mengoptimalkan “human well-being” (segala keinginan
manusia: sehat, aman, sejahtera, beruntung, dll) dan andproduktivitas dari semua pekerja yang ada dalamorganisasi tsb.
• Menghindari pekerja dari luka, sakit, meninggal yangdiakibatkan aktivitas kerja
• Menaikkan reputasi perusahaan/organisasi daricustomers, kompetitor, supplier, stakeholder, dll
• Menghindari efek pekerja yang keluar relatif banyak danmerugikan perusahaan
• Meminimalkan penalti/konsekuensi melanggar undang-undang dan peraturan yang berlaku
52
5 langkah untuk sukses
1: Tentukan kebijakan (POLICY)2: Mengorganisasi staf/pekerja3: Merencanakan dan membuat standar4: Mngukur performansi5: Belajar dari pengalaman – audit dan review
10/8/2013
27
53
Yang harus dilakukan untuk memenuhiperaturan/undang-undang• Mempunyai policy/kebijakan tentang K3• Melakukan penilaian resiko yang terkait dengan
pekerjaan• Memberikan informasi, instruksi dan training K3• Melaporkan kecelakaan, penyakit akibat kerja kepada
yang berwenang• Memberikan training dan pendidikan yang sesuai dengan
skills yang diperlukan• Memberikan jaminan/asuransi• Menyediakan supervisi/pengawasan yang memadai• Memonitor performansi K3• Dll
54
Kebijakan tentang K3• Menyatakan apa yang ingin dicapai untuk mencegah
kecelakaan dan sakit akibat kerja• Memberikan penjelasan bagaimana cara melakukannya• Menyatakan siapa yang bertanggungjawab terhadap
kebijakan tersebut• Kebijakan tersebut harus direview secara berkala dan
updated.
10/8/2013
28
55
Melakukan penilaian resiko terhadappekerjaan• Mengidentifikasi hazard (bahaya) — apa saja yang dapat
menyebabkan sakit/terluka, dll (berpikir tentangkesehatan dan keselamatan pekerja)
• Memikirkan resiko yang terjadi dari hazard tersebut –bagaimana bisa pekerja tersebut terluka/sakit (siapa sajayang memungkinkan terkena sakit dan seberapaseriusnya?)
• Mengeliminasi/menghilangkan resiko yang mungkinterjadi atau mengontrolnya.
56
Memberikan informasi, instruksi dantraining tentang K3• Pada saat pekerja mulai bekerja (induction training);• Ketika mereka berada pada resiko yang baru atau yang
lebih tinggi (extra training);• Untuk mengingatkan kembali (up to date) skill dan
awareness/kesadaran (refresher training).
10/8/2013
29
57
• Training K3 sama pentingnya dengan trainingpekerjaan lain
• Resiko yang lebih besar, tingkat kontrol dansupervisi/pengawasan juga semakin besar
58
Melaporkan kecelakaan ke yangberwenang
10/8/2013
30
OHSAS ISO 18001:2007(Occupational Health and Safety Assessment Series)
59
SMK3 - Depnaker
60
10/8/2013
31
61
62
10/8/2013
32
63
Ruang Lingkup• Memberikan persyaratan untuk Sistem Manajemen K3
untuk mengendalikan resiko K3 dan meningkatkan kinerjaperusahaan
• Berlaku bagi setiap organisasi yang ingin:o menerapkan SMK3 untuk menghilangkan resiko bagi
pekerjao Menerapkan dan memelihara dan meningkatkan K3
secara terus meneruso Mendapatkan sertifikat SMK3 yang telah dijalankano Memastikan pemenuhan kebijakan SMK3 yang telah
ditetapkan
64
10/8/2013
33
Istilah dan definisi• Perbaikan berkelanjutan : proses untuk meningkatkan
sistem manajemen OH & S untuk mencapai perbaikan diseluruh kinerja K3, sejalan dengan kebijakan OH & Sorganisasi
• Ketidaksesuaian : penyimpangan apapun dari standar,praktik kerja, prosedur, peraturan, kinerja sistemmanajemen dsb, yang dapat secara langsung atau tidaklangsung menjurus ke melukai atau menyakiti, kerusakanpemilikan, kerusakan pada lingkungan kerja ataugabungannya
65
Istilah dan definisi• SMK3: bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang
mendukung pengelolaan bahaya K3 yang berkaitan denganusaha organisasi. Ini mencakup struktur organisasi, kegiatanperencanaan, tanggungjawab, praktik, prosedur, proses dansumber daya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai,meninjau dan memelihara kebijakan OH & S organisasi.
• Bahaya: sumber atau situasi dengan potensi untuk bahayadalam hal luka atu tidak sehat terhadap manusia, kerusakanaset, lingkungan kerja atau gabungan dari semua itu
• Resiko : gabungan dari kemungkinan dan akibat dari terjadinyabahaya tertentu
66
10/8/2013
34
Kebijakan K3• Disyahkan oleh pucuk pimpinan organisasi• Pernyataan jelas tentang sasaran menyeluruh K3 dan
komitmen untuk meningkatkan kinerja K3• Sesuai dengan sifat dan skala resiko organisasi• Mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan• Mencakup komitmen untuk memenuhi peraturan perundangan• Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara• Dikomunikasikan kepada seluruh pekerja dengan tujuan agar
mereka sadar akan kewajiban dan peran masing-masing• Tersedia untuk pihak terkait• Ditinjau secara berkala
67
Persyaratan perencanaan
68
10/8/2013
35
Analisa dan pengendalian bahaya• Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur
untuk identifikasi bahaya terus menerus, penilaian resikodan implementasi ukuran pengendalian yang perlu
• Harus mencakup: kegiatan rutin dan non rutin, kegiatanseluruh personel yang mempunyai akses ke tempat kerjatermasuk kontraktor dan tamu, fasilitas di tempat kerja
• Organisasi harus memastikan hasil penilaian danpengaruhnya terhadap pengendalian harusdipertimbangkan dalam menetapkan sasaran K3
• Mendokumentasikan dan menjaga informasi tetapmutakhir (up to date)
69
Peraturan dan persyaratan K3• Perusahaan menetapkan dan memelihara prosedur untuk
mengidentifikasi dan menilai hukum dan persyaratan K3lainnya yang berlaku
• Perusahaan harus menyimpan informasi ini tetap up todate
• Mengkomunikasikan kepada kinerja dan pihak lainnyayang terkait
70
10/8/2013
36
Tujuan dan sasaran K3• Organisasi seharusnya mengembangkan, menerapkan
dan memelihara dokumen tujuan K3, yang relevandengan fungsi yang ada
• Organisasi seharusnya mempertimbangkan peraturandan persyaratan lainnya, bahaya dan resiko K3, pilihanteknologi, kondisi finansial, persyaratan bisnis danoperasi, serta saran/permintaan pihak berkepentingan
• Tujuan seharusnya konsisten dengan kebijakan K3,mencakup komitmen untuk perbaikan berkelanjutan
71
Akuntabilitas dan tanggung jawab K3• Tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap personel
yang berfungsi dan kegiatannya dapat menimbulkanresiko K3 bagi aktivitas, proses dan fasilitas organisasi,seharusnya ditetapkan, didokumentasikan dandikomunikasikan kepada pihak pengelola K3
• Tanggung jawab terpenting dari K3 ditentukan olehmanajemen puncak
• Manajemen menyediakan sumber daya yang pentinguntuk menerapkan, mengendalikan dan meningkatkansistem K3
72
10/8/2013
37
• Manajemen puncak harus menunjuk wakil manajemenyang memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang :untuk menjamin SMK3 telah ditetapkan, diterapkan dandipelihara, sesuai dengan spesifikasi standard OHSASini, menjamin laporan kinerja SMK3 telah disampaikan ketop manajemen untuk ditinjau sebagai dasar perbaikanberkelanjutan SMK3
73
Kompetensi dan penyediaan pelatihan K3• Kompetensi seharusnya telah ditetapkan sesuai dengan
pendidikan, pelatihan dan atau pengalaman• Organisasi seharusnya menetapkan dan memelihara
prosedur untuk menjamin bahwa tenaga kerja pada leveldan fungsi yang relevan dan peduli terhadap K3
• Prosedur pelatihan seharusnya memperhitungkan tingkattanggung jawab, kemampuan dan pengetahuan sertaresiko dari personel tersebut.
74
10/8/2013
38
Komunikasi dan partisipasi K3• Tersedia prosedur untuk mengkomunikasikan informasi
K3 kepada pekerja• Pekerja yang terlibat seharusnya didokumentasikan dan
diinformasikan kepada pihak terkait• Pekerja dilibatkan mengkaji kebijakan dan prosedur K3
untuk mengendalikan resiko• Mengkonsultasikan setiap perubahan
75
Sistem dokumentasi K3 dan pengendalian dokumen(updating)• Memelihara dokumentasi K3• Menggambarkan elemen utama dalam SMK3 dan
interaksinya• Menyediakan petunjuk SMK3 untuk didokumentasikan• Tersedia prosedur untuk mengontrol seluruh dokumen
guna menjamin: tersedia di lokasi penggunaannya,secara periodik diupdating, versi terakhir dokumentersedia, ditetapkan masa berlaku dokumen
76
10/8/2013
39
Penerapan operasi dan pengendalian pengukuran
77
Manajemen keadaan darurat• Prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan kesiagaan
terhadap insiden dan keadaan darurat, untuk mencegahdan menguranginya
• Mengkaji ulang rencana dan prosedur, terutama setelahkeadaan darurat atau terjadi insiden
• Prosedur dikaji secara berkalaPeta evakuasi, penanganan korban, monitoring alat-alat
safety, P3K, safety warning, penanganan pengendalian
78
10/8/2013
40
79
Monitoring dan pengukuran kinerja K3
80
10/8/2013
41
Evaluasi kejadian dan tindakan perbaikan• Prosedur untuk tanggung jawab dan kewenangan
penanganan dan investigasi kecelakaan, kejadian dankondisi ketidaksesuaian
• Mengambil tindakan untuk mengurangi segalakemungkinan resiko
• Melakukan tidnakan koreksi dan pencegahan• Menkonfirmasi efektifitas dari tindakan dan pelaksanaan
perubahan• Tidakan pengkajian melalui proses penilaian resiko dan
pengkajian terhadap penerapan yang sesuai denanukuran dan besarnya resiko
81
Pengendalian rekaman
82
10/8/2013
42
Internal audit K3• Tersedia prosedur dan program untuk memastikan:
sistem sesuai dengan rencana, sistem telahdiimplementasikan dan dipelihara, efektif untuk memenuhikebijakan dan tujuan
83
Definisi Penilaian Resiko• Resiko: gabungan dari kemungkinan (frekuensi) dan
akibat atau konsekuensi dari terjadinya bahaya tersebut• Idenfikasi bahaya• Penilaian resiko: penilaian menyeluruh untuk
mengidentifikasi bahaya dan menentukan apakah resikodapat diterima
• Manajemen resiko: pengelolaan resiko yang mencakupidentifikasi, penilaian dan pengendalian resiko
84
10/8/2013
43
Penilaian resiko
85
Klasifikasi aktivitas kerja• Sifat kegiatan/proses pekerjaan• Kondisi/lingkungan pekerjaan• Penggunaan bahan atau peralatan kerja• Klasifikasi menurut sifat pekerjaan :Kegiatan produksi/proses di industriKegiatan pengamanan/penanganan kejadian (security
activities)Kegiatan transportasi (penerbangan, angkutan darat,
pelayaran)
86
10/8/2013
44
Klasifikasi aktivitas kerja• Kondisi/lingkungan pekerjaanKegiatan pada lingkungan alam (laut, hutan, dsb)Kegiatan kawasan berbahaya (kawasan rawan bencana
alam, area pertambangan, penebangan kayu, areareaktor nuklir, dsb)
• Penggunaan bahan/peralatan kerjaPenggunaan bahan kimia berbahayaPenggunaan mesin pemotong, penekan, pemanas, dsbPenggunaan peralatan elektrikPenggunaan peralatan radiasi
87
Penilaian resiko• Hasil identifikasi bahaya didaftar dalam form daftar
identifikasi bahaya• Dilakukan evaluasi dan pembobotan resiko untuk
menentukan tingkat resiko berdasarkan hasil identifikasibahaya yang telah dilakukan
• Hasil evaluasi, pembobotan dan penilaian resikodimasukkan daftar bahaya/resiko prioritas
88
10/8/2013
45
Pembobotan resiko• Peluang/frekuensi
1 Jarang sekali < 20 tahun2 Jarang 5 – 20 tahun3 Kadang-kadang 1 – 5 tahun4 sering Setiap tahun5 Sering sekali > 1 kali tiap tahun
89
Pembobotan resiko• Konsekuensi
1 No significant Tidak diperlukan tindakanmedis
2 minor Luka-luka/kerugian ringan,tidak perlu rawat inap
3 moderate luka/-luka/kerugian serius,perlu rawat inap/cacat
4 major kematian5 Catastrophic
(bencana)Banyak kematian
90
10/8/2013
46
Pembobotan resikoPenilaian resiko 2D model
PELUANG
KONSEKUENSI1Tidaksignifikan
2minor
3moderate
4major
5catastropic
5sering sekali H H E E E4sering M H E E E3Kadang-kadang
L M H E E
2Jarang L L M H H1sangat jarang L L L M H
91
Penetapan bahaya utama• Level H (high) dan E (ekstrim) ditetapkan sebagai potensi
bahaya utama (prioritas)• Semua bahaya utama ditetapkan sebagai tujuan sasaran
untuk mengurangi potensi bahaya atau peluang resiko• Berdasarkan sasaran pengurangan, ditetapkan program
pencapaian sasarannya
92
10/8/2013
47
Penilaian tingkat resiko• Rating
Tingkatresiko
Tindak lanjut
L (rendah) Pengendalian tambahan tidak diperlukan. Upaya penghematan biaya,peninggatan yang tidak memerlukan biaya besar. Pemantauan untukmemastikan pengendalian dipelihara dan diterapkan dengan baik danbenar
M (sedang) Perlu tindakan untuk mengurangi resiko, perhitungan biaya pencegahanyang efisien, pengukuran pengurangan resiko perlu diterapkan denganbaik dan benar
H (tinggi) Pekerjaan tidak dilaksanakan sampai resiko telah direduksi. Perludipertimbangkan sumber daya yang akan dialokasikan untuk mereduksiresiko. Bila resiko ada dalam pelaksanaan pekerjaan, maka tindakansegera dilakukan
E (sangattinggi/ekstrim)
Pekerjaan tidak dilaksanakan atau dilanjutkan sampai resiko telahdireduksi. Jika tidak memungkinkan untuk mereduksi resiko dengansumber daya yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat dilaksanakan
93
94
10/8/2013
48
Pendekatan program pencegahan resiko
95
Pendekatan program pencegahan resiko
96
10/8/2013
49
97
Occupational Safety and Health Act :OSHA
98
Kesehatan dan keselamatan bukan segala-galanya,namun tanpa itu,
segala sesuatu tidak ada artinya