15
MAKALAH GETARAN DAN DAMPAKNYA PADA K3 Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah K3 Disusun Oleh : Afri Dani Satiawan (08321033) Andri Nur Arief Mulyana (08321035) Kelas : 2 TC B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

K3 dan Ketenegakerjaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Berikut ini menampilkan contoh-contoh soal dari K3 dan ketenagakerjaan sehingga dapat membantu mengerjakan ulangan

Citation preview

Getaran dan Dampaknya pada K3

MAKALAH

GETARAN DAN DAMPAKNYA PADA K3Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah K3

Disusun Oleh :

Afri Dani Satiawan (08321033)

Andri Nur Arief Mulyana (08321035)

Kelas : 2 TC B

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2009

A. Pengertian GetaranYang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolakbalik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M. Harrington,1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253). B. Jenis Getaran

a. Getaran karena gerakan udara, pengaruhnya terutama pada akustikMenurut Gierke dan Nixon (1976) yang dikutip oleh J.F. Gabriel (1996:96), getaran udara juga disebabkan oleh benda bergetar dan diteruskan melalui udara sehingga akan mencapai telinga. Getaran dengan frekuensi 1 Hz tidak akan menyebabkan gangguan vestibulur yaitu gangguan orientasi, kehilangan keseimbangan, dan mual-mual. Akan tetapi dapat menimbulkan nyeri pada telinga, nyeri dada, dan bisa terjadi getaran seluruh tubuh.

b. Getaran karena getaran mekanis, mengakibatkan resonansi atau turut bergetarnya alat-alat tubuh.

Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2000:87) yang dikutip oleh Arief Budiono Getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita. Getaran mekanis dapat dibedakan berdasarkan pajanannya. Terdapat dua bentuk yaitu getaran seluruh badan dan getaran pada lengan dan tangan.

C. Sumber GetaranPerkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal, dan otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alatalat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya C , 1995:174). Pada perum perhutani sumber getaran yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder.D. Efek Getaran Mekanis

a. Getaran seluruh badanGetaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz (Emil Salim, 2002:253). Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal.

Efek pada organ tertentu bergantung pada resonansi alamiah organ tersebut: dada (3-6 Hz), kepala (20-30 Hz), rahang (100-150 Hz), dan seterusnya. Disamping rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan osteoarthritis tulang belakang (J.M. Harrington, 2003:187-188). Menambahnya tonus otot-otot oleh karena getaran dibawah frekuensi 20 Hz menjadi sebab kelelahan. Kontraksi statis ini menyebabkan penimbunan asam laktat dalam alat-alat dengan bertambahnya panjang waktu reaksi. Rasa tidak enak menjadi sebab kurangnya perhatian. Rangsangan-rangsangan pada system retikuler di otak menjadi sebab mabuk. Sebaliknya, frekuensi diatas 20 Hz menyebabkan pengenduran otot. Lain dari itu getaran-getaran frekuensi tinggi 30- 50 Hz digunakan dalam kedokteran olah raga untuk memulihkan otot sesudah kontraksi luar biasa (Sumamur, 1996:78). Badan merupakan susunan elastis yang komplek dengan tulang sebagai penyokong alat-alat dan landasan kekuatan serta kerja otot. Kerangka, alat-alat, urat, dan otot memiliki sifat elastis yang bekerja secara serentak sebagai peredam dan penghantar getaran. Pengaruh getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap kerja (J.F. Gabriel, 1996:97). Menurut Emil Salim (2002:253) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan getaran pada seluruh tubuh atau umumnya (Whole Body Vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri tetapi landasannya bergetar.c. Getaran pada lengan tangan

Menurut Emil Salim (2002:253) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasnya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti :

1. Operator gergaji rantai

2. Tukang semprot, potong rumput

3. Gerinda,

4. Penempa palu.

Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya, efek ini disebut sebagai sindrom getaran lengan (HVAS) yang terdiri atas:

1. Efek vaskuler-pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (Fenomena Raynoud).2. Efek Neurologik buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal.

Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan dalam kasus yang parah, gangrene Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa:

1. Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip dengan Phenomena Raynoud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan kelainan gizi. Phenomena Raynoud ini terjadi pada frekuensi sekitar 30-40 Hz.

2. Kerusakan-kerusakan pada persendian dan tulang (J.F.Gabriel, 1996:97).

Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir dari penyakit masih memungkinkan mereka bekerja dengan alat-alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal, penyakit demikian memburuk, sehingga kapasitas kerja terganggu dan tenaga kerja harus menghentikan pekerjaannya. Dari sudut cacat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya dibanding dengan hilangnya perasaan tangan dan tidak dapat digunakan sebagai mestinya. Hal ini terutama berat bagi pekerjaan dengan tangan kanan yang memerlukan ketelitian terutama dengan alat kecil yang berputar. Otot-otot yang menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking, otototot interossea, dan fleksin dari jari-jari (Sumamur, 1996:80).

E. Penyakit akibat paparan alat kerja

a. Angioneurosis jari-jari tanganFenomenon Raynaud (jari-jari putih) adalah syndrome akibat getaran yang paling sering di wilayah-wilayah dunia yang dingin. Gejala-gejala nonspesifik pertama adalah akroparestesia pada tangan dan perasaan kebal di jari-jari tangan pada waktu kerja atau sebentar sesudahnya. Pada stadium ini, selain gangguan kepekaan terhadap getaran, tidak ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase berikutnya, diamati kepucatan paroksismal sporadik pada ujung-ujung jari tangan. Paroksisme disebabkan oleh spasme lokal arteriol dan kapiler, serta dicetuskan oleh paparan terhadap suhu dingin lokal atau umum. Biasannya terjadi pada musim dingin dan sepenuhnya pulih kembali 15-30 menit setelah tangan dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil sangat berkurang. Fase ini menimbulkan kesulitan diagnostik yang besar, karena penyakit yang dilaporkan tidak selalu dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan di ruang konsultasi dokter. Observasi secara langsung suatu serangan di tempat kerja mempermudah diagnosanya (Wijaya.C, 175-176).

Stadium lebih lanjut dari penyakit ini ditandai dengan kepucatan paroksismal, tidak hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada hampir seluruh jari namun jarang mengenai ibu jari. Parokisme dapat diprovokasi oleh suhu yang sedikit dingin, bahkan dapat timbul gejala pada suhu lingkungan. Pada stadium yang lebih lanjut, angiospasme diganti oleh paresis dinding pembuluh darah kecil yang mengakibatkan akrosianosis. Gejala-gejala yang menonjol adalah rasa kebal ditangan, gangguan kecepatan jari, dan gangguan sensitivitas. Juga dapat timbul perubahan-perubahan tonus lokal. Berbeda dengan endarteritis obliterans, nekrosis sangat jarang terjadi.Uji diagnosik yang paling umum digunakan adalah induksi parokisme jari dengan air dingin. Baik tangan maupun lengan bawah (sampai ke siku) direndam selama 10 menit dalam air yang didinginkan dengan kubus-kubus es (Beberapa dokter menambah rasa dingin dengan meletakan handuk basah pada bahu). Hendaknya dijelaskan bahwa metode ini lebih jarang menginduksi parokisme jari tangan dibandingkan getaran pada situasi kerja yang nyata.

Kadang kala hanya dapat terlihat pengembalian darah ke kapiler yang melambat seperti : ujung jari didistal kuku perlu ditekan sebentar dan dicatat waktu yang diperlukan oleh darah untuk kembali ke titik anoksemik. Metode pemeriksaan laboratorium yang dapat diterapkan pada pemeriksaan pencegahan meliputi plestimografi jari (gangguan gelombang denyut akibat dingin), mikroskopi kapiler dan pengukuran suhu kulit (termometer kontak atau termografi). Mungkin terdapat penurunan suhu kulit permulaan atau terlambatnya pemulihan suhu jari normal setelah tes air dingin (Darmanto Djojodibroto, 1995:137).

b. Gangguan tulang, sendi, dan otot

sering kali terbatas pada tulang-tulang karpal (khususnya lunata dan navikularis), sendi radioulnaris dan sendi siku. Gejala subjektif biasanya ringan tetapi pada stadium yang lanjut gangguan fungsional dapat cukup berarti.Perubahan radigram yang paling khas adalah atrosis sendi karpal, radioulnaris dan siku, serta pseudokista (terutama pada tulang-tulang karpal, yang dapat pula memperlihatkan perubahan-perubahan atrofik lain seperti trabekula yang menebal dan menjadi jarang). Otot dan tendon disekitar sendi tersebut biasanya juga terlibat, gejala subyektif (nyeri) yang disebabkan kelainan ini sering mendahului perubahan radiogram yang jelas (Wijaya.C, 176).

c. Neuropati

Kerusakan saraf yang disebabkan getaran meliputi persyarafan otonom perifer (pada angioneurosis). Beberapa ahli mengemukakan efek-efek pada syaraf perifer (ulnaris, medianus, radialis). Ahli lainya menganggap trauma saraf umumnya sekunder dari iskemik berulang (pada angioneurosis), atau suatu factor tambahan sering kali neuropati kompresif misalnya, perubahan osteoartikuler di sekitar batang saraf tersebut (Darmanto Djojodibroto, 1995:139). Terkenanya serat-serat sensoris menyebabkan parastesia atau berkurangnya kepekaan seratserat motorik, gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi. pengukuran kecepatan konduksi saraf adalah pemeriksaan terpilih. Suatu bentuk campuran menggabungkan gangguan otot, tendon, tulang, pembuluh darah dan saraf perifer (Wijaya.C, 176).

F. Nilai ambang batas getaran mekanikMenurut Sugeng Budiono (2003:35), pengukuran getaran yang ada dibandingkan dengan NAB yang tercantum pada keputusan Menteri Tenaga kerja nomor : KEP. 51/MEN/1999, mengenai Nilai Ambang Batas getaran untuk pemanjanan adalah:Jumlah waktu per hari kerjaNilai percepatan pada frekuensi dominan

m/s2gram

4 jam dan kurang dari 8 jam40,4

2 jam dan kurang dari 4 jam60,61

1 jam dan kurang dari 2 jam80,81

Kurang dari 2 jam121,22

Sumber : Menteri Tenaga kerja nomor : KEP. 51/MEN/1999Menteri tenaga kerja RI no 51/KEP/1999 :

Menyebutkan bahwa nilai ambang batas (NAB) getaran alat kerja yang kontak angsung maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 m/s2.

G. Tes kekuatan tangan

Menurut Burnside Mcglyn (1995:181) yang dikutip oleh Arif Budiono (2005:18) menyebutkan bahwa tes kekuatan tangan ada beberapa macam antara lain:1. Kekuatan menggengam, yakni dengan menyuruh pasien menggenggam dengan kuat dua jari anda, kemudian berusahalah menarik jari-jari tersebut dari genggamanya.

2. Kekuatan otot Interoseus, yakni dengan meminta pasien merentangkan jari-jari, kemudian berusahalah menutup jari-jari pasien yang dalam keadaan abduksi dengan jari anda sendiri.

3. Tes manset tensi meter, yakni dengan melingkar konfensi meter dan pompalah sebagian. Mintalah pasien untuk memencet manset tersebut sekuat-kuatnya. Perhatikan perbedaan kekuatan penekanan masing-masing tangan.

4. Tes Phalen, yakni dengan hiperfleksi pegelangan tangan selama satu menit.

5. Tes Tinnel, yakni dengan hiperekstensi pegelangan dan perkusi ringan diatas nervus medianus dipergelangan tangan. Pasien dengan syndrom carpal tunnel seringkali merasa nyeri di daerah distribusi nervus medianus bila dilakukan salah satu tes tersebut.

6. Tes penyelupan ke dalam air es, yakni dengan meminta pasien mencelupkan tangannya kedalam es selama 30 detik, kemudian akan timbul perubahan warna dan nyeri yang khas. Biasanya dilakukan pada pasien penerita Fenomena Raynaud.7. Tes Allen, yakni dengan meminta pasien mengepalkan tinjunya sementara kita menekan arteri ulnaris dan radialis pada pergelangan tangannya. Mintalah pasien membuka kepalan tinjunya dan lepaskan tekanan pada satu arteri saja, darah harus mengisi kembali kapiler seluruh jari dan telapak tangan. Tidak adanya atau kelambatan pengisian darah tersebut penunjang adanya obstruksi. Penyebaran warna merah normal hanya akan terjadi pada setengah tangan bila arteri palmalis tersumbat. Mintalah pasien mengosongkan kembali pembuluh darah permukaannya dengan mengepalkan tinjunya dan memperhatikan penekanan arteri lainnya ketika anda mengulangi urutan yang sama dan perhatikan pengisian pembuluh darah tersebut.

H. Pengendalian getaran

Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran adalah sebagai berikut :a. Pengendalian secara teknis 1. Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan damping/peredam).

2. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet.

3. Memelihara/merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberikan pelumasan.

4. Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan diatas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.5. Menggunakan remote control Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena dikendalikan dari jauh.

b. Pengendalian secara administrativeYaitu dengan cara mengatur waktu kerja, misalkan:1. Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3 orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya mengenai salah seseorang, akan tetapi bergantian, dari A, B dan kemudian C.

A B C ( A B C ( A B C2. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku.c. Pengendalian secara medis

Pada saat awal, dan kemudian pemeriksaan berkala setiap 5 tahun sekali. Sedangkan untuk kasus yang berlanjut, maka interval yang diambil adalah 2-3 tahun sekali.d. Pemakaian alat pelindung diri

Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam getar (busa). Efek-efek berbahaya dari paparan kerja terhadap getaran paling baik dicegah dengan memperbaiki desain alat-alat yang bergetar tersebut, dan pemakaian sarung tangan pelindung, Resiko dapat juga dikurangi dengan memperpendek waktu paparan. Pemeriksaan sebelum penempatan dan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini individu-individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah (Wijaya C, 1995:175).

Sumber :Sumamur, P. K. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Gunung

Agung

Wijaya, C. 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : EGC.

http://www.images.google.comhttp://www.wikipedia.orgGambar SEQ Gambar \* ARABIC 1 Fenomena Raynaud

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 2 Neuropati

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 3 peredam

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 4 sarung tangan dengan peredam

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 5 Alat pengukur getaran