Upload
bongibongi
View
36
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
Perilaku pekerja
Menurut teori yang dikemukakan oleh Henrich bahwa kecelakaan kerja terjadi karena adanya unsafe act
dan unsafe condition. Unsafe act atau tindakan tidak aman merujuk pada tindakan atau perilaku dari
manusia atau pekerja. Perilaku tidak aman dari pekerja sangat dipengaruhi oleh faktor pribadi dari
pekerja itu sendri. Menurut Ramsey,ada beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi terjadinya
kecelakaan akibat dari unsafe act tersebut. Berikut akan dijelaskan secara ringkas faktor-faktor pribadi
yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.
1. Pengamatan terhadap bahaya
Faktor yang pertama adalah kemampuan dari pekerja untuk mengamati ada tidaknya bahaya di tempat
mereka melakukan pekerjaan. Tidak semua pekerja memiliki kemampuan untuk mengetahui adanya
bahaya di area kerja mereka. Kemampuan untuk mengamati bahaya tersebut sangat tergantung dari
pengetahuan atau pengalaman pekerja terhadap area atau proses kerja yang mereka lakukan. Pada
umumnya pekerja baru yang belum mendapatkan training atau pengalaman yang cukup tidak akan
mampu mengamati atau mengidentifikasi bahaya dari pekerjaan yang akan mereka lakukan. Ketidak
mampuan pekerja dalam mengamati atau mengidentifikasi bahaya ditempat kerja merupakan faktor
yang dapat memicu terjadinya kecelakaan kerja.
2. Pengenalan terhadap bahaya
Setelah pekerja mampu mengamati atau mengidentifikasi adanya potensi bahaya ditempat kerja
mereka,maka selanjutnya mereka harus mengenali bahaya tersebut. Banyak pekerja yang mampu
mengidentifikasi bahaya ditempat kerja mereka,akan tetapi tidak mampu mengenali jenis bahaya yang
dapat terjadi. Sebagai contoh sederhana,diarea kerja terdapat solven atau bahan kimia pelarut,pada
label terdapat simbol hazards (toxic) dan nama bahan kimia tersebut. Dari simbol hazard hampir
dipastikan bahwa semua pekerja dapat mengamati bahwa bahan kimia tersebut berbahaya. Namun tidak
semua pekerja dapat mengenali jenis bahaya diceritakan oleh simbol hazard tersebut. Bisa jadi beberapa
dari pekerja mengenali jenis hazard yang ada secara umum,misalnya beracun,namun secara detil
mereka bisa jadi tidak mengetahui efek racun dan jalur masuk racun dari bahan kimia tersebut. Dalam
hal ini pekerja perlu mendapatkan training yang cukup untuk mengenali jenis bahaya ditempat kerja
mereka masing-masing. Ketidak mampuan pekerja dalam mengenali jenis bahaya yang mereka hadapi
akan dapat menimbulkan kecelakaan yang lebih fatal.
3. Keputusan untuk menghindar
Meskipun pekerja sudah dapat mengamati dan mengenali bahaya,kecelakan masih bisa terjadi jika
pekerja tidak mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Kemampuan
untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menghindari terjadinya kecelakaan sangat dipengaruhi
oleh culture,iklim dan perilaku keselamatan. Jika budaya,iklim dan perilaku keselamatan yang
berkembang didalam organisasi merupakan budaya,iklim dan perilaku berisiko maka pekerja akan
cendrung untuk mengambil risiko dari pada menghindari risiko. Apalagi mereka sudah melakukan
pekerjaan tersebut berulang-ulang dan tidak pernah terjadi kecelakaan atau adanya perasaan
macho,takut dikatakan banci dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan pekerja mengambil
keputusan untuk tidak menghindari potensi bahaya yang dapat terjadi. Kesadaran akan besarnya
kerugian yang dapat ditimbulkan dari bahaya yang ada akan sangat menentukan keputusan yang
diambil.
4. Kemampuan menghindar
Faktor yang terakhir yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan adalah kemampuan untuk
menghindari dari bahaya yang sudah diidentifikasi,dikenali dan diputuskan untuk dihindari. Pekerja bisa
saja sudah memutuskan untuk menghindar dari potensi kecelakaan yang bisa terjadi,namun kecelakaan
akan bisa dihindari jika pekerja tersebut mampu menghindari bahaya atau risiko tersebut dengan
tepat,mengetahui cara menghindari bahaya atau mengetahui cara melakukan pekerjaan dengan aman.
Kemampuan menghindar akan terlihat dari perilaku yang aman dari pekerja tersebut dalam melakukan
pekerjaannya.
Kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan secara fisik untuk menghindari bahaya dan
kemampuan secara skill untuk menghindari bahaya. Kedua kemampuan tersebut harus dimiliki pekerja
agar dapat menghindari bahaya yang terdapat diarea kerja mereka. Menghindari bahaya sebelum terjadi
kecelakaan dengan berprilaku aman dalam bekerja dan menghindari bahaya pada saat terjadi
kecelakaan dengan mengetahui cara penanganan bahaya atau keadaan darurat.
Keempat faktor-faktor pribadi yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan tersebut bisa diperbaiki
dengan cara memberikan pelatihan dan edukasi kepada pekerja,sehingga para pekerja mampu
mengidentifikasi bahaya,mengenali bahaya,mengambil keputusan yang tepat untuk menghindari bahaya
dan mampu menghindari bahaya tersebut dengan cara berperilaku aman dalam pekerjaan mereka.
Karakteristik Kepribadian
Friedman dan Rosenman membedakan tipe kepribadian menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Tipe Kepribadian A
Ciri-ciri orang yang memiliki tipe kepribadian A:
a. Selalu bergerak, berjalan dan makan dengan cepat
b. Merasa tidak sabar dengan nilai di mana kebanyakan kejadian terjadi
c. Berjuang untuk berpikir atau melakuan dua hal atau lebih secara terus menerus
d. Tidak dapat mengatasi waktu untuk bersantai
e. Terobsesi dengan angka-angka; kesuksesan diukur dengan cara seberapa banyak hasil yang telah dicapai
Orang-orang pada tipe A dianggap lebih memiliki kecenderungan untuk mengalami tingkat stres yang lebih tinggi, sebab mereka menempatkan diri mereka sendiri pada suatu tekanan waktu dengan menciptakan suatu batas waktu tertentu untuk kehidupan mereka. Hasilnya kepribadian ini menghasilkan beberapa karakteristik perilaku tertentu.
Sebagai contoh: orang-orang tipe A adalah pekerja cepat, mereka lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas. Dalam posisi manajerial, orang-orang tipe A memperlihatkan daya saing mereka dengan cara memiliki waktu kerja yang panjang, dan seringkali membuat keputusan yang terbatas, sebab orang-orang ini kurang memiliki kreativitas.
2. Tipe Kepribadian B
Kebalikan dari orang berkepribadian A adalah tipe kepribadian B.
Ciri-ciri dari orang tipe B:
a. Tidak pernah merasa tertekan dengan perasaan terburu-buru karena keterbatasan waktu, dengan ketidaksabaran yang selalu menyertai.
b. Merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan keberhasilan mereka kecuali dalam keadaan yang terpaksa, karena adanya permintaan dari situasi yang ada.
c. Bermain untuk bersenang-senang dan bersantai, dibandingkan memperlihatkan superioritas mereka dengan pengorbanan yang seperti apapun.
d. Dapat bersantai tanpa merasa bersalah.
Alat pelindung diri
Perlindungan keselamatan pekerja melalui upaya teknis pengamanan tempat,mesin,
peralatan dan lingkungan kerja wajib diutamakan. Namun kadang-kadang risiko
tejadinya kecelakaan masih belum sepenuhnya dapat dikendalikan, sehingga digunakan
alat pelindungdiri (alat proteksi diri) (personal protecrive device). Jadi penggunaan APD
adalah alternatifterakhir yaitu kelengkapan dari segenap upaya teknis pencegahan
kecelakaan. APD harus memenuhi pesyaratan:
1. Enak (nyaman) dipakai
2. Tidak menganggu pelaksanaan pekerjaan
3. Memberikan oerlindungan efektif terhadap macam bahaya yang dihadapi
Pakaian ketja harus dianggap suatu alat perlindungan terhadap bahaya kecelakaan.
Pakaian pekerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan pendek, pas
(tidak longgar) pada dada atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan atau pun
kerutan yang mungkin mendatangkan bahaya. Wanita sebaiknya memakai celana
panjang, jala atau ikat rambut, baju yang pas dan tidak mengenakan perhiasan. Pakaian
kerja sintetis hanya baik terrhadap bahan kimia korosif, tet pi justru berbahaya pada
lingkungan kerja dengan bahan yang dapat meledak oleh aliran listrik statis.
Alat proteksi diri beraneka ragam. Jika digolongkan menurut bagian tubuh yang
dilindunginya, maka jenis alat proteksi diri dapat dilihat pada daftar berikut :
1. Kepala : pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai jenis yaitu topi
pengaman(safety helmet), topi atau tudung kepala, tutup kepala
2. Mata : kacamata pelindung (protective goggles)
3. Muka : pelindung muka (face fields)
4. Tangan dan jari : sarung tangan (sarung tangan dengan ibu jari terpisah, sarung
tangan biasa (gloves); pekindung telapak tangan (hand pad), dan sarung tangan
yang menutupi pergelangan tangan sampai lengan (sleeve)
5. Kaki : sepatu pengaman (safety shoes)
6. Alat pernapasan : respirator, masker, alat bantu pernapasan
7. Telinga : sumbat telinga, tutup telinga
8. Tubuh : pakaian kerja menurut keperluan yaitu pakaian kerja tahan panas, pakaian
kerja tahan dingin, pakaian kerja lainnya
9. Lainnya : sabuk pengaman