13
JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI, 1999, VOL. III, NO 4, hal 227 – 234 ISSN 1410-5004 KESELAMATAN KERJA PADA PROSES PENGELASAN DI LABORATORIUM PROSES PRODUKSI FTI-UAJY P.Wisnu Anggoro, Chandra Dewi K. Intisari Konstruksi las banyak sekali digunakan, pelaksanaan pekerjaan las makin besar sehingga kecelakaan- kecelakaan yang berhubungan dengan pengelasan menjadi makin banyak. Kecelakaan-kecelakaan tersebut umumnya disebabkan kekurang hati-hatian pada pengerjaan las, pemakaian alat pelindung yang kurang benar, pengaturan lingkungan yang tidak tepat. Untuk menghindari kecelakaan tersebut, perlu penguasaan tertentu dan mengetahui tindakan- tindakan apa yang harus diambil bila terjadi kecelakaan. 1. PENDAHULUAN Ditemukannya logam pertama kali dirasakan sebagai suatu kemajuan teknologi yang sungguh luar biasa tetapi pada pihak lain perkembangan baru ini akan menimbulkan

k3 pengelasan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: k3 pengelasan

JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI, 1999, VOL. III, NO 4, hal 227 – 234 ISSN 1410-5004

KESELAMATAN KERJA PADA PROSES PENGELASAN

DI LABORATORIUM PROSES PRODUKSI

FTI-UAJY

P.Wisnu Anggoro, Chandra Dewi K.

Intisari

Konstruksi las banyak sekali digunakan, pelaksanaan pekerjaan las makin

besar sehingga kecelakaan-kecelakaan yang berhubungan dengan

pengelasan menjadi makin banyak. Kecelakaan-kecelakaan tersebut

umumnya disebabkan kekurang hati-hatian pada pengerjaan las, pemakaian

alat pelindung yang kurang benar, pengaturan lingkungan yang tidak tepat.

Untuk menghindari kecelakaan tersebut, perlu penguasaan tertentu dan

mengetahui tindakan-tindakan apa yang harus diambil bila terjadi

kecelakaan.

1. PENDAHULUAN

Ditemukannya logam pertama kali dirasakan sebagai suatu kemajuan teknologi

yang sungguh luar biasa tetapi pada pihak lain perkembangan baru ini akan

menimbulkan suatu permasalahan baru yaitu bagaimana proses penyambungan dari

logam – logam tersebut. Proses penyambungan logam terdiri dari sambungan baut,

sambungan keling, sambungan lipat, sambungan tempa, patri, solder dan sambungan las

(pengelasan ).Dalam fabrikasi, konstruksi dan industri proses sambungan las merupakan

salah satu cara yang paling dominan / baik apabila dibandingkan dengan cara

pengerjaan pemesinan yang lainnya dikarenakan proses ini sangat praktis, murah dan

cepat.

Page 2: k3 pengelasan

P.Wisnu Anggoro, Chandra Dewi K.

Penggunaan las dalam pengerjaan konstruksi semakin luas sehingga kecelakaan

yang diakibatkan oleh proses pengerjaan tersebut juga sering banyak terjadi. Pekerjaan

pengelasan merupakan salah satu proses pemesinan yang penuh resiko karena selalu

berhubungan dengan api dan bahan – bahan yang mudah terbakar dan meledak terutama

sekali pada las gas yaitu gas oksigen dan Asetilin . Kecelakaan yang terjadi sebenarnya

dapat dikurangi atau dihindari apabila kita sebagai operator dalam mengoperasikan alat

pengelasan dan alat keselamatan kerja dipergunakan dengan baik dan benar, memiliki

penguasaan cara – cara pencegahan bahaya akibat proses las .

2. GAS DALAM ASAP LAS

Menurut (Harsono, 1996)sewaktu proses pengelasan berlangsung terdapat gas – gas

yang berbahaya yang perlu diperhatikan , yaitu :

a. Gas karbon monoksida ( CO )

Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap haemoglobin ( Hb ) yang akan

menurunkan daya penyerapannya terhadap oksigen .

b. Karbon dioksida (CO2)

gas ini sendiri sebenarnya tidak berbahaya terhadap tubuh tetapi bila konsentrasi

CO2 terlalu tinggi dapat membahayakan operator terutama bila ruangan tempat

pengelasan tertutup seperti di Lab. Proses Produksi FTI – UAJY.

c. Gas Nitrogen monoksida (NO)

Gas NO yang masuk ke dalam pernafasan tidak merangsang, tetapi akan

bereaksi dengan haemoglobin (Hb)seperti halnya gas CO. Tetapi ikatan antara

NO dan Hb jauh lebih kuat daripada CO dan Hb maka gas NO tidak mudah

lepas dari haemoglobin, bahkan mengikat oksigen yang dibawa oleh

haemoglobin. Hal ini menyebabkab kekurangan oksigen yang dapat

membahayakan sistem syaraf.

228

Page 3: k3 pengelasan

Keselamatan Kerja pada Proses Pengelasan di Laboratorium Proses Produksi FTI-UAJY

d. Gas nitrogen dioksida ( NO2)

Gas ini akan memberikan rangsangan yang kuat terhadap mata dan lapisan

pernafasan, bereaksi dengan haemoglobine ( Hb ) yang dapat menyebabkan sakit

mata dan batuk–batuk pada operator . Keracunan gas ini apabila dipakai untuk

jangka waktu yang lama akan berakibat operator menderita penyakit TBC atau

paru–paru .

e. Gas-gas beracun yang terbentuk karena penguraian dari bahan pembersih dan

pelindung terhadap karat .

3. PENCEGAHAN BAHAYA

Pada proses pengelasan operator harus benar – benar mengetahui dan memahami

bahaya – bahaya yang muncul selama proses pengelasan ini berlangsung. Menurut

Harsono, 1996,beberapa macam bahaya pengelasan yang mungkin saja timbul

sewaktu proses berlangsung , meliputi :

3.1. Bahaya Ledakan.

Bahaya ledakan yang sering terjadi pada proses pengelasan produk yang

berbentuk tangki atau bejana bekas tempat penyimpanan bahan – bahan yang

mudah menyala atau terbakar . Pada proses pengelasan / pemotongan ini

diperlukan beberapa hal persiapan pendahuluan untuk menghindari bahaya

ledakan , seperti :

a. Pembersihan bejana atau tangki

Sebelum proses pengelasan berlangsung maka bejana atau tangki perlu

dibersihakan dengan :

Air untuk bahan yang mudah larut.

Uap untuk bahan yang ,mudah menguap.

Soda kostik untuk membersihkan minyak , gemuk atau pelumas.

229

Page 4: k3 pengelasan

P.Wisnu Anggoro, Chandra Dewi K.

b. Pengisian bejana atau tangki

Setelah proses pembersihan selesai isilah tangki atau bejana dengan air

sedikit di bawah bagian yang akan dilas/dipotong.

c. Kondisi tangki sewaktu proses pengelasan

Selama proses pengelasan berlangsung kondisi tangki atau bejana harus

dalam keadaan terbuka agar gas yang menguap karena pada proses

pemanasan gas dapat keluar.

d. Penggunaan gas lain

Apabila dalam proses pengisian tangki atau bejana dengan air mengalami

kesulitan maka sebagai gantinya dapat digunakan gas CO2 atau gas N2

dengan konsentrasi minimum 50 % dalam udara .

3.2. Bahaya Jatuh

Untuk pengerjaan konstruksi bejana, tangki pertamina atau konstruksi

bangunan lainnya yang membutuhkan tempat yang tinggi, bahaya yang

mungkin dapat terjadi adalah bahaya jatuh atau kejatuhan yang berakibat fatal .

Beberapa langkah yang perlu diambil oleh operator untuk menghindari bahaya

ini :

a. Menggunakan tali pengaman.

b. Menggunakan topi pengaman untuk mencegah terjadinya kejatuhan benda

– benda atau kena panas matahari.

3.3. Bahaya Kebakaran

230

Page 5: k3 pengelasan

Keselamatan Kerja pada Proses Pengelasan di Laboratorium Proses Produksi FTI-UAJY

Proses pengelasan selalu berhubungan dengan api sehingga bahaya kebakaran

sangat mungkin terjadi mengingat proses ini sangat berhubungan erat dengan

api dan gas yang mudah terbakar, untuk itu operator perlu sekali mengambil

langkah – langkah pengamanan seperti :

a. Ruangan atau areal pengelasan harus bebas dari kain, kertas, kayu, bensin,

solar, minyak atau bahan – bahan lain yang mudah terbakar atau

meledakharus ditempatkan di tempat khusu yang tidak akan terkena

percikan las.

b. Jauhkan tabung – tabung dan generator dari percikan api las, api gerinda

atau panas matahari.

c. Perbaikan pada sambungan – sambungan pipa atau selang – selang terutama

saluran Asetilen.

d. Penyediaan alat pemadam kebakaran di tempat yang mudah dijangkau

seperti bak air, pasir, hidrant .

e. Kabel yang ada didekat tempat pengelasan diisolasi dari karet ban.

3.4. Bahaya Percikan Api / Panas

Bahaya dari percikan api atau panas akan berakibat bahaya kebakaran seperti

yang diuraikan diatas , tetapi bahaya lainnya adalah pada operator las sendiri

yang terkena luka bakar atau sakit mata . Untuk itu operator selalu dianjurkan

menggunakan alat –alat pelindung seperti: sarung tangan, apron, sepatu tahan

api, kaca mata las, topeng las.

3.5. Bahaya Gas dalam Asap Las

Pencegahan atau tindakan yang harus diambil oleh operator untuk menghindari

bahaya gas dalam asap las adalah :

a. Pekerjaan las harus dikerjakan dalam ruang terbuka atau ruang yang

berventilasi agar gas dan debu yang terbentuk segera terbuang.

b. Apabila ventilasi masih belum cukup memadai maka sebaiknya memakai

231

Page 6: k3 pengelasan

P.Wisnu Anggoro, Chandra Dewi K.

masker hidung.

c. Untuk pengerjaan pengelasan dalam tangki perlu tindakan di bawah ini :

Menggunakan penghisap gas / debu.

Dibutuhkan seorang rekan operator di luar tangki atau bejana yang selalu

siaga apabila terjadi bahaya.

Voltage lampu penerangan maksimum 12 volt.

3.6. Bahaya Sinar

Selama proses pengelasan akan menimbulkan cahaya, sinar ultra violet dan

sinar infra merah yang berbahaya sehingga diperlukan:

a. Pelindung mata atau goegle

Pelindung mata tersebut harus mampu menurunkan kekuatan cahaya

tampak dan harus dapat menyerap atau melindungi mata dari pancaran

sinar ultraviolet dan inframerah. Untuk keperluan ini maka pelindung mata

harus mempunyai warna transmisi tertentu, misalnya abu-abu, coklat atau

hijau (Harsono, 1996). Pelindung mata atau goegle yang mempunyai

nomor warna dan penggunaan seperti di tunjukkan pada tabel di bawah ini

:

Tabel 1. Nomor warna penggunaan goegle

No.warna Las busur listrik Las gas

2,5 - Untuk cahaya

rendah

3 - Untuk cahaya

rendah

4 - Untuk cahaya

rendah

5 Untuk busur di bawah 30 A Untuk cahaya

sedang

6 Untuk busur di bawah 30 A Untuk cahaya

232

Page 7: k3 pengelasan

Keselamatan Kerja pada Proses Pengelasan di Laboratorium Proses Produksi FTI-UAJY

sedang

7 Untuk busur di antara 30 s.d. 70

A

Untuk cahaya

kuat

8 Untuk busur di antara 30 s.d. 70

A

Untuk cahaya

kuat

b. Pelindung muka

Pelindung muka dipakai untuk melindungi seluruh muka terhadap

kebakaran kulit sebagai akibat cahaya busur, percikan yang tidak dapat

dilindungi dengan hanya memakai pelindung mata saja. Bentuk dari

pelindung muka bermacam-macam dapat berupa helmet dan dapat berupa

pelindung yang harus dipegang (Harsono, 1996).

4. KONDISI LABORATORIUM PROSES PRODUKSI

Berikut ini akan penulis ceritakan mengenai kekurangan atau masih di bawah

standarnya ruang praktikum modul pengelasan ( modul las listrik dan modul las

Asetilen), hal ini bisa dilihat dari :

a. Sempitnya ruang praktikum

Luas ruang praktikum modul pengelasan di Lab. Proses Produksi FTI –

UAJY saat ini hanya cuma 3 x 7 x tinggi 2,5 meter yang dipakai untuk dua

kegiatan praktikum pengelasan . untuk luas ruangan tersebut pada kondisi

puncak dimana semua kapasitas peserta praktikum terpenuhi maka akan

dipenuhi oleh 10 orang praktikan dan asisten .

b. Terlalu rendahnya atap

Tinggi atap yang cuma 2,5 meter berakibat sirkulasi udara tidak lancar dan

temperatur udara cepat panas sehingga operator ( praktikan dan asisten )

menjadi cepat lelah.

233

Page 8: k3 pengelasan

P.Wisnu Anggoro, Chandra Dewi K.

c. Ventilasi udara kurang

Tidak adanya ventilasi udara atau sirkulasi udara tidak lancar apalagi pada

musim penghujan dimana suhu udara lembab berakibat operator menjadi

cepat lelah, sesak napas.

d. Semakin banyaknya peserta praktikum tiap tahunnya.

Dengan di bawah standarnya kondisi ruang praktikum modul pengelasan

untuk praktek proses produksi tersebut akan berakibat :

Munculnya bahaya asap.

Seringnya praktikan dan asisten praktikum mengalami sesak napas yang

berakibat terserang penyakit paru – paru .

5. PEMECAHAN MASALAH

Untuk dapat memecahkan masalah tersebut maka perlu adanya perhatian yang

khusus dari pihak institusi dalam hal ini Fakultas Teknologi Industri khususnya dan

Universitas Atma Jaya Yogyakarta umumnya . Disini penulis mencoba memberikan

masukan yang mungkin dapat membantu supaya kegiatan praktikum pengelasan di Lab.

Proses Produksi bisa berlangsung lancar dan aman sehingga bahaya – bahaya yang

diakibatkan oleh praktikum pengelasan dapat dihindari , misalnya :

a. Penambahan ruang praktikum.

b. Penambahan blower.

c. Mempertinggi atap ruang praktikum.

d. Penyediaan makanan atau minuman suplemen misalnya susu untuk menetralisir

terjadinya sesak napas setelah kegiatan praktikum pengelasan selesai.

6. KESIMPULAN

1. Kecelakaan pada saat proses mengelas pada umumnya disebabkan oleh

234

Page 9: k3 pengelasan

Keselamatan Kerja pada Proses Pengelasan di Laboratorium Proses Produksi FTI-UAJY

kelalaian operator pada saat pengerjaan las,pemakaian pelindung yang kurang

tepat.

2. Usaha menghindari kecelakaan khususnya di Lab Proses Produksi FTI-UAJY

dengan meningkatkan rasa tanggung jawab pada saat pengerjaan las, pemakaian

pelindung yang tepat, pengaturan lingkungan, menambah makanan/minuman

suplemen, menambah blower.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, P., 1992, Teknologi Mekanik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Harsono, Toshie, 1996, Teknologi Pengelasan Logam,. Pradnya Paramita, Jakarta.

Robert, W.,K., 1993, Dasar-dasar Pengelasan, Erlangga.

Sumakmur, P.,K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Gunung

Agung, Jakarta.

Tan, H., L., 1992, Welding Gas, ATMI Solo Press.

235