29
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmatNYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kegiatan penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat atau tugas pengganti Ujian akhir semester keselamatan dan kesehatan kerja yang penulis tempuh di program Diploma IV Teknik Komputer dan Jaringan. Adapun judul dari makalah ini yaitu :” Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Kelistrikan”. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis menghimbau pembaca untuk memberi kritik serta saran yang bersifat membangun untuk membantu membuat makalah ini lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi mahasiswa program Diploma IV Teknik Komputer dan Jaringan untuk lebih memahami dan menambah wawasan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja bidang Kelistrikan di perusahaan. Makassar, 12 juli 2011 Penulis, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 1

Documentk3

Embed Size (px)

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan segala rahmatNYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini.

Kegiatan penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat atau tugas pengganti

Ujian akhir semester keselamatan dan kesehatan kerja yang penulis tempuh di program

Diploma IV Teknik Komputer dan Jaringan. Adapun judul dari makalah ini yaitu :”

Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Kelistrikan”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis

menghimbau pembaca untuk memberi kritik serta saran yang bersifat membangun untuk

membantu membuat makalah ini lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca pada umumnya dan khususnya bagi mahasiswa program Diploma IV Teknik

Komputer dan Jaringan untuk lebih memahami dan menambah wawasan tentang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja bidang Kelistrikan di perusahaan.

Makassar, 12 juli 2011

Penulis,

Aat Prayogo Muhtar

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... page 1

DAFTAR ISI.................................................................................................. page 2

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. page 3

A. Latar Belakang ..........................................................................................page 3

B. Permasalahan..............................................................................................page 4

C. Tujuan .......................................................................................................page 5

BAB II. Pembahasan.......................................................................................page 6

A. Aspek Pencegahan Kecelakaan Listrik......................................................page 6

B. Efek Arus Listrik Terhadap Tubuh Manusia..............................................page 8

C. Faktor yang Menentukan Efek Arus Listrik Terhadap Tubuh Manusia.....page 12

D. 5 Langkah Aman Bekerja Pada Instalasi Listrik........................................page 14

E. Langkah-Langkah / prosedur / Pedoman Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

(P3K) Untuk Bidang Pekerjaan Kelistrikan.....................................................page 16

BAB III Penutup.............................................................................................page 19

A. Kesimpulan ...............................................................................................page 19

B. Saran............................................................................................................page 19

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................page 20

LAMPIRAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di bidang Kelistrikan pada

perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005

Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan

Thailand. Kondisi  tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di

dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global

karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang

rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya.

Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan

peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus

bersifat manusiawi atau bermartabat.                   

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak

lama.  Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja

karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas

keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020

mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang

ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang

harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk

mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja

Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat

Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,

memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya

untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,

sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 3

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi

pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara

menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat

luas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas

kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita

pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari

beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai

faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta

keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko

kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam

penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan

antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak

terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan

disekitarnya.

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam

bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting

untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja

akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat

meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan

mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat

memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan

dan kesehatan kerja.

B. Permasalahan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana peran tenaga kesehatan dalam menangani

korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja dibidang kelistrikan guna

meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 4

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran tenaga kesehatan

dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja dibidang

kelistrikan guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Aspek Pencegahan Kecelakaan Listrik

Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan,

baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja dan budaya tertuju pada kesejahteraan

masyarakat pada umumnya. Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi :

pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat

pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi

kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu

menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia.

1) Menunjang terlaksananya tugas-tugas pemerintah, khususnya di bidang peningkatan

taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja di perusahaan, industri, perkebunan,

pertanian yang meliputi di antaranya tentang penanganan keselamatan kerja.

2)Menuju tercapainya keragaman tindak di dalam menanggulangi masalah antara lain

keselamatan kerja.

Standar Keselamatan Kerja

Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan digolongkan sebagai berikut:

a) Pelindung badan, meliputi pelindung mata, tangan, hidung, kaki, kepala, dan telinga.

b) Pelindung mesin, sebagai tindakan untuk melindungi mesin dari bahaya yang

mungkin timbul dari luar atau dari dalam atau dari pekerja itu sendiri

c) Alat pengaman listrik, yang setiap saat dapat membahayakan.

d) Pengaman ruang, meliputi pemadam kebakaran, sistem alarm,

air hidrant, penerangan yang cukup, ventilasi udara yang baik,

dan sebagainya.

Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal yang

lebih penting dibandingkan dengan mengatasi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat

dicegah dengan menghindarkan sebab-sebab yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian dalam melakukan

pekerjaan dan ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah kondisi kerja yang tidak

aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan darurat, maka segera

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 6

melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan sekecil apapun kepada

atasannya. Kerusakan yang kecil atau ringan jika dibiarkan maka semakin lama akan semakin

berkembang dan menjadi kesalahan yang serius jika hal tersebut tidak segera diperbaiki.

Tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan harus dilakukan dengan rasa bertanggung jawab

sepenuhnya terhadap tindakan keselamatan kerja. Bertanggung jawab merupakan sikap yang

perlu dijujung tinggi baik selama bekerja maupun saat beristirahat Hal ini akan sangat

bermanfaat bagi keselamatan dalam bekerja. Peralatan perlindungan anggota badan dalam

setiap bekerja harus selalu digunakan dengan menyesuaikan sifat pekerjaan yang

dilakukan.beberapa alat pelindung keamanan anggota badan, terdiri dari pelindung mata,

kepala, telinga, tangan, kaki dan hidung. Penggunaan alat pelindung ini disesuaikan dengan

jenis pekerjaan yang dikerjakan. Sebagai contoh pelindung mata, pakailah kaca mata atau

gogles untuk melindungi dari sinar yang kuat, loncatan bunga api, loncatan logam panas dan

sebagainya.

Gangguan listrik di Rumah banyak sekali penyebabnya, sedangkan yang dikemukakan

disini hanya salah satu kondisi yang sering terjadi dan membuat pemilik rumah bingung dan

terganggu dengan tiba-tiba listrik mati mendadak pada waktu hujan. Kadang-kadang karena

tidak sabar dan kurangnya pengetahuan tentang listrik rumah tangga, pemilik rumah langsung

mengembalikan posisi MCB (Mini Circuit Breaker) yang ada di meteran listrik ke posisi

“ON” dan jatuh kembali ke posisi “OFF” karena gangguan yang sebenarnya belum

diketemukan. Berikut ini TIP-TIP untuk mengatasi salah satu masalah gangguan listrik

tersebut :

1. Langkah pertama, Matikan atau tempatkan/geser seluruh “KONTAK” yang ada di

rumah pada posisi “OFF”

2. Langkah ke-dua, Cabut atau lepaskan seluruh “STECKER” yang masih terhubung

dengan “STOP KONTAK”

3. Langkah ke-tiga, kembalikan MCB pada meter listrik ke posisi “ON” dan ternyata

tidak jatuh ke posisi “OFF”

4. Langkah ke-empat, geser satu per satu secara bergantian “KONTAK” ke posisi

“ON” dan apabila “MCB” pada meter listrik jatuh kembali ke posisi “OFF” setelah

menggeser “KONTAK” yang ke Sekian, maka penyebab gangguan terletak pada

instalasi yang terhubung dengan “KONTAK” terkait.

5. Langkah ke-lima, “OFF” kan “KONTAK” terkait, sebagai penanggulangan

sementara sambil menunggu datangnya “AHLI LISTRIK” yang akan memperbaiki

instalasi listrik yang terkait dengan “KONTAK” tersebut.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 7

6. Bila dari “KONTAK” tidak ada masalah/gangguan, lakukan langkah-langkah diatas

untuk “STECKER” yang terhubung dengan “STOP KONTAK”

Mudah-mudahan TIP ini berguna bagi keluarga yang awam dengan instalasi listrik

di rumah tangga.

B. Efek Arus Listrik terhadap Tubuh Manusia

Pada satu sisi, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari kita sangat membutuhkan daya

listrik. Namun pada sisi lain, listrik sangat membahayakan keselamatan kita kalau tidak

dikelola dengan baik. Sebagian besar orang pernah mengalami/merasakan sengatan listrik,

dari yang hanya merasa terkejut saja sampai dengan yang merasa sangat menderita. Oleh

karena itu, untuk mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan, kita perlu meningkatkan

kewaspadaan terhadap bahaya listrik dan jalan yang terbaik adalah melalui peningkatan

pemahaman terhadap sifat dasar kelistrikan yang kita gunakan.

Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya

primer adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, seperti bahaya

sengatan listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 8

Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya-bahaya yang diakibatkan listrik secara tidak

langsung. Namun bukan berarti bahwa akibat yang ditimbulkannya lebih ringan

dari yang primer. Contoh bahaya sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar

baik langsung maupun tidak langsung, jatuh dari suatu ketinggian, dan lain-lain.

1. Dampak Sengatan Listrik Bagi Manusia

Dampak sengatan listrik antara lain adalah:

• Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation), yaitu berhentinya denyut jantung

atau denyutan yang sangat lemah sehingga tidak mampu mensirkulasikan darah

dengan baik. Untuk mengembalikannya perlu bantuan dari luar.

• Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh

paruparu.

• Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh,

• Terbakar akibat efek panas dari listrik

2. Tiga Faktor Penentu Tingkat Bahaya Listrik

Ada tiga faktor yang menentukan tingkat bahaya listrik bagi manusia, yaitu

tegangan (V), arus (I) dan tahanan (R). Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi

antara satu dan lainnya yang ditunjukkan dalam hukum Ohm.

Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem jaringan listrik

atau sistem tegangan pada peralatan. Arus (I) dalam satuan ampere (A) atau mili-

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 9

ampere

(mA) adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan

ohm, kilo ohm atau mega ohm adalah nilai tahanan atau resistansi total saluran

yang tersambung pada sumber tegangan listrik. Sehingga berlaku:

I = V/R; R= V/I; V= I x R

Bila dalam hal ini titik perhatiannya pada unsur manusia, maka selain kabel

(penghantar), sistem pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita

termasuk bagian dari tahanan rangkaian tersebut.

Tingkat bahaya listrik bagi manusia, salah satu faktornya ditentukan oleh tinggi rendah

arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh kita. Sedangkan kuantitas arus akan

ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh manusia serta tahanan lain yang menjadi

bagian dari saluran. Berarti peristiwa bahaya listrik berawal dari sistem tegangan yang

digunakan untuk mengoperasikan alat. Semakin tinggi sistem tegangan yang

digunakan, semakin tinggi pula tingkat bahayanya. Jaringan listrik tegangan rendah di

Indonesia mempunyai tegangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.5 dan sistem

tegangan yang digunakan di Indonesia adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga

220/380 V dengan frekuensi 50 Hz. Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi

keselamatan manusia.

Tidak dapat dipungkiri listrik sangat berguna bagi kehidupan. Manusia akan mengalami

kesulitan hidup yang cukup serius manakala satu hari saja listrik di seluruh dunia ini harus

dimatikan. Boleh dikatakan listrik merupakan kebutuhan primer kehidupan manusia,

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 10

mengingat hampir semua kegiatan manusia membutuhkan listrik Sesuai dengan yang kita

kenal listrik dibagi menjadi dua yaitu listrik arus AC dan DC. Namun, tidak banyak yang

mengetahui pengertian dan perbedaannya.

Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan arus

bolak-balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan

berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik (hertz). Arus frekuensi

rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya

dari DC pada tegangan (voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama. DC cenderung

menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang seringkali mendorong jauh/melempar

korbannya dari sumber arus.

AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya, sehingga korban tidak

dapat melepaskan genggamannya pada sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan

listrik lebih lama sehingga terjadi luka bakar yang berat. Biasanya semakin tinggi tegangan

dan kekuatannya, maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh Kedua jenis arus

listrik tersebut.

Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA) sama dengan 1/1,000

ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan rendah (110-220 volt), AC 60 hertz

yang mengalir melalui dada dalam waktu sepersekian detik bisa menyebabkan irama jantung

yang tidak beraturan, yang bisa berakibat fatal.

Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA. Jika arus langsung

mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama

jantung meskipun arus listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA). Akibat fatal dari

sengatan listrik adalah kematian atau biasa disebut electrocution. Namun efek tidak fatal dari

senggatan listrik (electric shock) juga cukup bervariasi.

Beberapa indikasi sengatan listrik

1. Efek pada jantung (Cardiac)

    Arus AC 5A dapat menyebabkan asystole. Efek lainnya adalah rusaknya pembuluh jantung

(myocardial).

2. Efek pada otot tulang

   Arus listrik lebih dari 15 -20 mA memunculkan gejala kontraksi yang hebat (tetanic

contraction) yang menyebabkan tubuh sulit melepaskan diri darri sumber listrik

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 11

mengakibatkan sindrome pelepasan lengan dan tulang belakang jika sengatan listrik

mengenai lengan.

3. cedera otot

    Thrombosis dan occlusion yang menghasilkan ischaemia dan necrosis Yang terjadi pada

lengan mengakibatkan kerusakan otot dan memerlukan amputasi.

4. Cedera susunan syaraf (Neurological injuries)

   Dapat terjadi kerusakan terpusat atau sebagian dan seketika maupun jangka panjang.

Jika sengatan listrik melewati kedua bahu, maka kerusakaan sumsum tulang belakang dapat

terjadi. Sementara sengatan listrik pada bagian kepala menyebabkan gangguan pada sistem

pernafasan, dan pengaruh jangka panjangnya seperti epilepsy, encephalopathy, dan

Parkinsonism. Efek lain dari sengatan listrik juga mengakibatkan gagal ginjal, pecahnya

gendang telinga (tegangan tinggi), katarak.

C. Faktor yang Menentukan Efek Arus Listrik Terhadap Tubuh Manusia

Suatu kecelakaan sering terjadi yang diakibatkan oleh lebih dari satu sebab.

Kecelakaan dapat dicegah dengan menghilangkan halhal yang menyebabkan

kecelakan tersebut. Ada dua sebab utama terjadinya suatu kecelakaan. Pertama,

tindakan yang tidak aman. Kedua, kondisi kerja yang tidak aman. Orang yang

mendapat kecelakaan luka-luka sering kali disebabkan oleh orang lain atau

karena tindakannya sendiri yang tidak menunjang keamanan. Berikut beberapa

contoh tindakan yang tidak aman, antara lain:

a) Memakai peralatan tanpa menerima pelatihan yang tepat

b) Memakai alat atau peralatan dengan cara yang salah

c) Tanpa memakai perlengkapan alat pelindung, seperti kacamata

pengaman, sarung tangan atau pelindung kepala jika pekerjaan tersebut

memerlukannya

d) Bersendang gurau, tidak konsentrasi, bermain-main dengan teman

sekerja atau alat perlengkapan lainnya.

e) Sikap tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan dan membawa barang

berbahaya di tenpat kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 12

f) Membuat gangguan atau mencegah orang lain dari pekerjaannya atau

mengizinkan orang lain mengambil alih pekerjaannya, padahal orang

tersebut belum mengetahui pekerjaan tersebut.

Di sisi lain, kecelakaan sering terjadi akibat kondisi kerja yang tidak aman.

Berikut ini beberapa contoh yang menggambarkan kondisi kerja tidak aman,

antara lain :tidak ada instruksi tentang metode yang aman, tidak ada atau

kurangnya pelatihan si pekerja, memakai pakaian yang tidak cocok untuk

mengerjakan tugas pekerjaan tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan

kabur, pendengarannya kurang, mempunyai rambut panjang yang mengganggu

di dalam melakukan pekerjaan dan system penerangan ruang yang tidak

mendukung.

BEKERJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN LISTRIK.

1. Untuk lokasi-lokasi kerja tertentu (daerah terbuka dan daerah ketinggian) harus dilengkapi

dengan penangkal petir

2. Pada saat bekerja, instalatir listrik harus memastikan tangan dan kakai pada kondisi kering.

3. Setiap pekerja harus menggunakan sepatu dari bahan karet atau berisolasi, tidak boleh

telanjang kaki.

4. Setiap peralatan listrik yang mengandung voltage

tinggi, harus diberi tanda bahaya.

5. Pastikan setiap kabel yang terkelupas harus segera

ditutup dengan bahan isolator.

6. Pastikan bahwa sistem pentanahan untuk panel

atau listrik yang dipakai untuk bekerja sudah

terpasang dengan baik.

7. Pemeriksaan berkala terhadap panel atau kotak

listrik harus dilakukan oleh petugas yang berkompeten.

8. Jaringan atau instalasi listrik harus ditempatkan dan diatur sedemikian rupa untuk menghindari

terjadinya kecelakaan akibat listrik.

9. Ukuran dan kualitas kabel harus sesuai dengan tingkat keperluannya.

Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara:

1. Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 13

2. Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh.

3. Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.

D. Lima langkah aman bekerja pada Instalasi Listrik

Langkah -langkah yang harus ditempuh oleh seorang instalatir antara lain :

A. Buat denah ruangan (seperti gambar 4.1). Penggunaan masing-masing ruangan

dinyatakan dalam seperti : satu ruang tamu dan teras, 3 kamar tidur, sebuah ruang

makan, dapur, kamar mandi, dan sebuah gudang. Tentukan letak perlengkapan

hubung bagi. PHB utama harus dipasang di tempat yang mudah dicapai dari jalan

masuk rumah (biasanya di gang atau serambi), dan tempatnya harus cukup bebas.

Karena instalasinya kecil, sehingga hanya ada satu PHB yang ditempatkan di gudang

(sesuai pasal 602 sub B).

B. Menentukan jumlah kotak-kontak dinding, seperti tertera pada denah gambar

bangunan.

C. Menempatkan kotak -kontak dinding sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti

ayat 840 C5 menyatakan bahwa kotak -kontak dinding yang dipasang kurang dari

1,25 m dari lantai haus diberi tutup pengaman. Membuat pentanahan kotak-kontak

dinding. Karena lantainya dibuat dari kayu yang tidak menghantarkan listrik, kotak-

kontak dinding di kamar tidur dan gudang tidak perlu ditanahkan, tetapi di ruangan

dapur yang terdapat saluran air harus digunakan kontak pengaman.

D. Setelah semua komponen perlengkapan yang akan dipasang sudah ditentukan,

gambar instalasinya (seperti dijelaskan pada gambar 4.2. )

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 14

E. Setelah gambar rencana instalasi sudah dibuat, maka buat juga diagram instalasi

dan rekapitulasi daya yang dibutuhkan (seperti dijelaskan pada gambar 4.3).

Luas penampang hantaran hubung antara kotak meter PLN dengan perlengkapan

hubung bagi utama dari instalasi minimal 4 mm2.

Adapun Sumber lain :

1. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (bukan instalasi listrik), harus

dibumikan/ditanahkan dengan baik sehingga potensiaInya selalu sama dengan bumi

dan tidak akan timbul tegangan sentuh yang membahayakan manusia. Bagian instalasi

yang dimaksud dalam butir ini, misalnya: lemari panel dan pipa-pipa dari logam;

2. Titik-titik pentanahan atau pembumian harus selalu dijaga agar tidak rusak sehingga

pentanahan atau pembumian yang tersebut dalam butir 1 di atas berlangsung dengan

baik;

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 15

3. Peredam las listrik yang dilakukan pada instalasi yang terbuat dari logam, misalnya:

instalasi ketel uap PLTU, harus menggunakan tegangan yang cukup rendah sehingga

tidak timbul tegangan sentuh yang membahayakan;

4. Bagian dari instalasi yang bertegangan, khususnya tegangan tinggi, harus dibuat

sedemikian hingga tidak mudah disentuh orang;

5. Dalam melaksanakan pekerjaan di instalasi tegangan tinggi, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan:

a. Jangan sekali-kali membuka sakelar pemisah (PMS) yang masih dilalui arus, karena

hal ini dapat menimbulkan ledakan yang berbahaya. Untuk mencegah terjadinya hal

ini, terlebih dahulu pemutus tenaga (PMT) harus dibuka agar tidak ada lagi arus

yang melalui PMS bersangkutan. Instalasi yang baru (mutakhir) menggunakan

sistem interlock di mana artinya PMS tidak dapat dibuka atau ditutup sebelum PMT

dibuka atau ditutup terlebih dahulu. Bila tidak ada sistem interlock, maka bekerja

dalam instalasi seperti itu perlu ekstra hati-hati di mana harus ada dua orang yang

bekerja; seorang yang melakukan pembukaan atau, pemasukan PMS dan PMT,

seorang lagi yang mengamati bahwa pelaksanaan pekerjaan ini tidak keliru;

b. Bagian instalasi yang telah dibebaskan tegangannya dan akan disentuh, harus

ditanahkan atau dibumikan terlebih dahulu;

c. Jika pelaksanaan pekerjaan menyangkut beberapa orang, maka pembagian tanggung

jawab harus jelas;

d. Harus ada tanda pemberitahuan yang jelas bahwa sedang ada pekerjaan

pemeliharaan sehingga tidak ada orang yang memasukkan PMT;

e. Jika akan dilakukan pekerjaan di sisi sekunder transformator arus, misaInya untuk

mengecek alat ukur atau mengecek relai, jangan lupa menghubung-singkatkan sisi

sekunder transformator arus tersebut terlebih dahulu untuk mencegah timbulnya

tegangan tinggi.

E. Langkah-Langkah / prosedur / Pedoman Pemberian Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Untuk Bidang Pekerjaan Kelistrikan

Prosedur Pertolongan untuk Korban Sengatan Listrik Jika ada orang yang

tersengat listrik, segera hubungi pertolongan medis jika tanda-tanda atau

gejala-gejala di bawah ini tampak pada korban:

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 16

  Serangan jantung

  Masalah pada irama jantung (arrhythmias)

  Kegagalan bernafas

  Sakit dan kontraksi pada otot

  Epilepsi/ayan

  Kesemutan dan rasa geli

  Tidak sadar/pingsan

    Sementara menunggu pertolongan datang, ikuti langkah-langkah ini:

1. Lihat dulu! Jangan sentuh! Tubuh korban mungkin masih teraliri

listrik. Menyentuh korban akan  menjadikan  anda korban berikutnya.

2. Jika mungkin, matikan sumber listriknya dulu. Jika tidak bisa,

jauhkan sumber listrik dari korban dan penolong dengan

menggunakan benda-benda non konduktif, misalnya kayu atau plastik

(pastikan benda-benda tersebut dalam keadaan kering).

3. Cek tanda-tanda sirkulasi darah pada korban (pernafasan, batuk,

atau gerakan tubuh). Jika tidak ada, segera mulai lakukan CPR

(Cardiopulmonary Resuscitation). “ yaitu suatu teknik menyelamatkan

nyawa yang digunakan ketika pernafasan atau detak jantung

seseorang terhenti baik dengan cara memompa jantung atau dengan

napas buatan.”

4. Cegah shock, Baringkan korban dan jika mungkin posisikan kepala

korban sedikit lebih rendah dari pinggang, dan naikkan kakinya.

PENCEGAHAN :

  Jauhkan kabel listrik dari jangkauan anak-anak

  Gunakan pengaman pada colokan listrik

  Ajarkan kepada anak-anak mengenai bahaya dari listrik

  Ikuti petunjuk pabrik jika menggunakan alat-alat elektronik

  Hindari pemakaian alat listrik pada keadaan basah

  Jangan pernah menyentuh alat listrik ketika sedang memegang

keran atau pipa air

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 17

  Untuk menghindari sambaran petir sebaiknya tidak berada di

tempat terbuka (lapangan) dan segera     mencari tempat

perlindungan selama hujan turun (tetapi jangan berada dibawah

pohon atau       pelindung    yang terbuat dari logam). Segera

tinggalkan kolam renang, berada di dalam mobil akan   lebih aman.

Tersetrum terjadi bila seseorang memegang alat elektronik atau

kabel listrik yang rusak, bila sudah terjadi begitu otot-otot tangan tidak

bisa lagi melepas benda yang menyebabkan penderita tersetrum. Bila

Anda memegang penderita tanpa sebelumnya mematikan aliran listrik

maka Anda akan terkena strum. Tindakan yang dapat Anda lakukan:

1. Segera matikan aliran listrik. Cabut steker. Atau matikan sikring

pusat.

2. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang

penderita tanpa kesetrum anda memerlukan benda yang tidak bisa

mengantarkan listrik. Gunakan misalnya, sarung tangan karet yang

kering (air juga dapat mengantarkan listrik !!), atau tongkat sapu.

(lihat gbr disamping).

3. Periksa apakah penderita masih bernapas dengan normal. Bila

tidak lakukan pernapasan mulut.

4. Bila penderita masih bernapas dengan normal baringkan

dengan posisi sisi mantap . Yaitu miringkan penderita ke sisi kanan,

tangan kiri penderita letakkan di pipi kanan.Hal ini dilakukan supaya

penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh lidah ).

5. Hubungi segera dokter atau ambulans

6. Letakkan kain atau pakaian yang kering dan tidak berbulu pada

permukaan luka.

Pengobatan bagi orang yang terkena cedera akibat listrik yaitu terdiri dari :

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 18

1. menjauhkan/memisahkan korban dari sumber listrik.

2. memulihkan denyut jantung dan fungsi pernafasan melalui resusitasi jantung paru

(jika diperlukan).

3. mengobati luka bakar dan cedera lainnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,

kesehatan dan keselamatan kerja di bidang kelistrikan diharapkan dapat menjadi upaya

preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja

dengan listrik dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali

hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan

kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini

adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit

akibat hubungan kerja terutama dalam bidang kelistrikan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 19

Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja dalam bidang

kelistrikan adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui

pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan

pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja

dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

B. Saran

Kesehatan dan keselamatan kerja dalam bidang kelistrikan sangat penting dalam

pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi

(lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja di

bidang kelistrikan harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi

seluruh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://arsvida.wordpress.com/2009/02/19/kesetrum-sengatan-listrik/

http://qodirnet.blogspot.com/2009/12/efek-sengatan-listrik.html

http://fitzania.com/dampak-radiasi-arus-listrik-terhadap-kesehatan/]

http://instalasilistrik.net/efek-bahaya-arus-listrik/

http://royers.wordpress.com/tag/bahaya-listrik/

http://deelectrical.wordpress.com/category/dasar-dasar-kelistrikan/

http://sutanrajodilangik.wordpress.com/2007/11/23/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan/

http://dasetia.blogspot.com/2010/03/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di.html

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 20