Ka Gris, Skabies

Embed Size (px)

DESCRIPTION

scabies

Citation preview

AKALAHGANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT PARASIT (SCABIES)

OLEH :DARAJATUL AINI PATTYNPM : 123050911019

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)MALUKU HUSADAKAIRATU2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah inialhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada rasul yang mulia, Muhammad shallaullahu alaihi wasallam.Penyusunan makalah ini dilakukan dengan mengambil referensi dari berbagai sumber, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempuruna, karena keterbatasan referensi baik dari buku, maupun dari (internet).Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk hasil yang lebih baik. Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat terutama bagi penulis dan untuk semua yang membaca.

Kairatu, 18 april 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I:PENDAHULUANA.Latar belakangB.Tujuan

BAB II :PEMBAHASANA.Pengertian scabiesB.Etiologi scabiesC.Manifestasi klinis scabiesD.Patofisiologi scabiesE.Penatalaksanaan scabiesF.Asuhan keperawatan

BAB III :PENUTUPA.KesimpulanB.Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar belakangSkabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensititsasi terhadap sarcoptes scabiei var huminis dan produknya. Sinonim dari penyakti ini adalah kudis.Penyakti scabiei merupakan penyakti menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabiei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 cm.Akibatnya, penyakti ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan udem yang disebabakan oleh garukan.B.TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah:1.Menjelaskan pengertian scabies2.Menjelaskan etiologi scabies3.Menjelaskan manifestasi klinis scabies4.Menjelaskan patofisiologi scabies5.Menjelaskan penatalaksanaan scabies6.Menjelaskan asuhan keperawatan scabies

BAB IIPEMBAHASAN

A.PengertianScabies adalah penyakit kulit yang disebabkan olehsarcoptes scabieiyang menyebabkan iritasi kulit. Parasit ini menggali parit-parit didalam epidermis sehingga menimbulkan gatal-gatal dan merusak kulit penderita.(Soedarto, 1992).

Scabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan oleh investasi kutusarcoptes scabiei var hominiyang membuat terowongan pada stratum korneum kulit, terutama pada tempat predileksi (Wahidayat, 1998).

Scabies merupakan investasi kulit oleh kutu sarcoptes scabiei yang menimbulkan gatal. Penyakit ini dapat ditemukan pada orang-orang miskin yang hidup dengan kondisi higiene dibawah standar sekalipun juga sering tedapat diantara orangorang yang sangat bersih. Scabies sering dijumpai pada orang-orang yang seksual-aktif. Namun demikian, infestasi parasit ini tidak bergantung pada aktivitas seksual karena kutu tersebut sering menjangkiti jari-jari tangan, sentuhan tangan dan menimbulkan infeksi. Pada anak-anak, tinggal semalaman dengan teman yang terinfeksi atau atau saling berganti pakaian dengannya dapat menjadi sumber infeksi. Petugas kesehatan yang melakukan kontak fisik yang lama dengan pasien scabies dapat pula terinfeksi.

B.EtiologiPenyebab dari scabies adalahsarcoptes scabiei var homini. Kutu betina yang dewasa akan membuat terowongan pada lapisan superfisial kulit dan berada disana selama sisa hidupnya. Dengan rahang dan pinggir dan tajam perluas dari persendian kaki depannya, kutu tersebut akan memperluas terowongan dan mengeluarkan telurnya 2 hingga 3 butir sehari sampai selama 2 bulan. Kemudian kutu betina itu mati. Larva (telur) menetas dalam waktu 3 hingga 4 hari dan berlanjut hingga stadium larva serta nimfa menjadi bentuk kutu dewasa dalam tempo sekitar 10 hari.

Cara penularan (transmisi) penyakit penyakit ini ada dua macam, yaitu secara langsung dan tidak langsung :1.Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan sekseual.2.Kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dll.

C.Manifestasi klinikPasien dengan skabies memiliki gejala-gejala yang sangat khas. Ini berbeda dengan penyakit kulit yang lain. Oleh karena itu perawatan harus memahami secara benar gejala tersebut :1.Pruritus nokturna, yakni gatal pada malam hari. Ini terjadi karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas, dan pada saat hospes dalam keadaan tenang atau tidak beraktvitas.2.Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok. Misalnya, dalam sebuah keluarga, biasanya seluruh anggota keluarga dapat terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, misalnya asrama atau penjara.3.Adanya lesi yang khas, berupa terowongan (kurnikulus) pada tempat predileksi; berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm. Pada ujung terowongan ditemukanpapulatauvesikel. Tempat predileksinya adalah kulit denganstratum korneumyang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mamae (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna pria (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi, dapat mengenai telapak tangan dan kaki.4.Ditemukannya tungau merupakan penentu utama diagnosis.D.PatofisiologiKelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat it kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.

E.PenatalaksanaanKepada pasien agar diminta mandi dengan air yang hangat dan sabun guna menghilangkan debris yang mengelupas dari krusta dan kemudian kulit dibiarkan kering benar serta menjadi dingin.Preparat skabisida, seperti lindane (Kwell) atau krotamiton (krim dan lotion Eurax), dioleskan tipis-tipis pada seluruh permukaan kulit mulai dari leher kebawah dengan hanya meninggalkan daerah muka dan kulit kepala (yang pada scabies tidak terkena). Obat itu dibiarkan selama 12 hingga 24 jam dan sesudah itu, pasien diminta untuk membasuh dirinya sampai bersih. Aplikasi obat satu kali sudah dapat memberikan efek kuratif, tetapi disarankan agar terapi tersebut diulang sesudah 1 minggu kemudian.Pasien perlu mengetahui petunjuk pemakaian ini karena pengolesan skabisida segera sesudah mandi dan sebelum kulit mengering serta menjadi dingin dapat meningkatkan absorbsi perkuatan skabisida sehingga berpotensi untuk menimbulkan gangguan sistem saraf pusat seperti serangan kejang.

F.Asuhan keperawatanPengkajianData yang perlu dikaji adalah :1.Biodata,perlu dikaji secara lengkap untuk umur, penyakit scabies bisa menyerang semua semua kelompok umur baik anak-anak maupun dewasa bisa terkena penyakit ini, tempat, paling sering dilingkungan yang kebersihannya kurang dan padat penduduknya, seperti asrama dan penjara.2.Keluhan utama,biasanya klien datang keluhan gatal dan ada lesi pada kulit.3.Riwayat penyakit sekarang,biasanya klien mengeluh gatal terutama malam hari dan timbul lesi berbentuk pustula pada sela-sela jari tangan, telapak tangan, ketiak, areola mamae, bokong atau perut bagian bawah. Untuk menghilangkan gatal biasanya penderita menggaruk lesi tersebut sehingga dapat ditemukan adanya lesi tambahan akiat garukan.4.Riwayat penyakit dahulu,tidak ada penyakit lain yang dapat menimbulkan skabies kecuali kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita.5.Riwayat penyakit keluarga,pada pasien skabies, biasanya ditemukan anggota keluarga lain, tetangga atau juga teman yang menderita, atau mempunyai keluhan dan gejala yang sama. Oleh karena itu, dalam melakukan pengkajian/anamnesis, perawat perlu menanyakannya secara lengkap.6.Psikososial,penderita skabies biasanya merasa malu, jijik, daan cemas dengan adanya lesi yang berbentuk pustula. Mereka biasanya menyembunyikan daerah-daerah yang terkena lesi pada saat interaksi sosial.7.Pola kehidupan sehari-hari,penyakit skabies terjadi karena higiene pribadi yang buruk/kurang (kebiasaan mandi, cuci tangan, dan ganti baju yang tidak baik). Pada saat anamnesis perlu ditanyakan secara jelas tentang pola kebersihan diri klien maupun keluarga. Dengan adanya rasa gatal dimalam hari, tidur penderita seringkali terganggu. Lesi dan bau yang tidak sedap, yang tercium dari sela-sela jari atau telapak tangan akan menimbulkan gangguan aktivitas dan interaksi sosial.8.Pemeriksaan fisik,padainspeksi ditemukan lesi yang khas berbentuk papula, pustula, vesikel, urtikaria, dll. Garukan dapat menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Pada daerah predileksi ditemukan terowongan kecil, sedikit meninggi, berkelok-kelok, berwarna putih keabu-abuan, panjang kira-kira 10 mm. Pada beberapa kasus, ditemukan bau yang tidak sedap/amis.

Diagnosa1.Kerusakan integritas kulit b/d lesi dan pruritus2.Gangguan pola tidur b/d pruritus/gatal3.Gangguan citra diri b/d penampilan dan respon orang lain4.Risiko tinggi infeksi b/d lesi5.Ansietas b/d perubahan status kesehatan

IntervensiDx I : Kerusakan integritas kulit b/d lesi dan pruritusTujuan : setelah di lakukan tindakan 3x24 jam diharapkan :lapisan kulit klien terlihat normal : dengan kriteria evaluasi :1.Integritas kulit yang bak dapat dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur)2.Tidak ada luka atau lesi pada kulit.3.Perfusi jaringan baik

Intervensi :1.Berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingkungan yang kurang menyenangkan.2.Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun.3.Monitor kulit akan adanya kemerahan.

Dx II : Ganguan pola tidur b/d pruritus/gatalTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan :1.Klien dapat menjelaskan faktor-faktor penghambat atau pencegah tidur2.Klien dapat mengidentifikasi teknik untuk mempermudah tidur

Intervensi :1.Identifikasi faktor-faktor penyebab tidak bisa tidur dan penunjang keberhasilan tidur2.Beri penjelasan pada klien dan keluarga penyebab gangguan pola tidur3.Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan

Dx III : Gangguan citra diri b/d penampilan dan respon orang lainTujuan : setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan : klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri dengan kriteria evaluasi :1.Mengungkapkan penerimaan atas penyakit yang di alaminya2.Mengakui dan memantapkan kembali sistem dukungan yang ada

Intervensi :1.Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran, pandangan dirinya2.Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan, perkembangan kesehatan.

Dx IV : Risiko tinggi infeksi b/d lesiTujuan : setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan : tidak terjadi risiko infeksi dengan kriterian hasil :1.Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi2.Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi3.Menunjukan perilaku hidup sehat

Intervensi :1.Monitor tanda dan gejala infeksi2.Monitro kerentanan terhadap infeksi3.Batasi pengunjung bila perlu4.Pertahankan lingkngan aseptic selama pemasangan alat5.Instruksikan pada pengunjung untk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah meninggalkan pasien.6.Ajarkan cara menghindari infeksi

Ansietas b/d perubahan status kesehatanTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan : klien tidak cemas lagi dengan kriteria hasil :1.Klien tidak resah2.Klien tampak tenang dan mampu menerima kenyataan3.Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala kecemasan

Intervensi :1.Identifikasi kecemasan2.Gunakan pendekatan yang menenangkan3.Temani pasien untuk memberian keamanan dan mengurangi ketakutan4.Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan5.Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan prognosis

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanScabies adalah penyakit kulit yang disebabkan olehsarcoptes scabieiyang menyebabkan iritasi kulit. Parasit ini menggali parit-parit didalam epidermis sehingga menimbulkan gatal-gatal dan merusak kulit penderita.(Soedarto, 1992).Penyebab dari scabies adalah sarcoptes scabiei var homini.Cara penularan (transmisi) penyakit ini ada dua macam, yaitu secara langsung dan tidak langsung :3.Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan sekseual.4.Kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dll.Manifestasi klinis1.Pruritus nokturna, yakni gatal pada malam hari. Ini terjadi karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas, dan pada saat hospes dalam keadaan tenang atau tidak beraktvitas.2.Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok. Misalnya, dalam sebuah keluarga, biasanya seluruh anggota keluarga dapat terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, misalnya asrama atau penjara.3.Adanya lesi yang khas, berupa terowongan (kurnikulus) pada tempat predileksi; berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm. Pada ujung terowongan ditemukanpapulatauvesikel. Tempat predileksinya adalah kulit denganstratum korneumyang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mamae (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna pria (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi, dapat mengenai telapak tangan dan kaki.4.Ditemukannya tungau merupakan penentu utama diagnosis.

B.SaranSaran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita selalu menjaga kesehatan yaitu misanya dengan mandi minimal 2x sehari kemudian, selalu berhati-hati dengan orang yang menderita penyakit menular salah satunya adalah scabies.

DAFTAR PUSTAKA

Loetifa Dwi Rahariyani. 2008.Buku sjsr asuhan keperawatan dengan sisitem integumen. Jakarta : EGCBrunner & Suddarth. 2002.Keperawatan medikal bedah edisi 8.Jakarta : EGChttp://muhsakirm.blogspot.com/2013/02/makalah-skabies_7852.html