Kabid Koperasi Sosialisasi Uu 17 Tahun 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fdfdfdfdf

Citation preview

  • SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NO.17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN

    Kepala Bidang Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati Jawa Tengah*Oleh :Drs. Budiyono, MM

  • UU NO. 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN

    I.PENGERTIAN Koperasi adalah Badan Hukum yg didirikan oreng per- orang atau Badan Hukum Koperasi, dengan pemisah an kekayaan para anggotanya sebagai Modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai NILAI dan PRINSIP Koperasi.

  • NILAI YG MENDASARI KEGIATAN - KOPERASI

    a. Kekeluargaan b. Menolong diri sendiri c. Bertanggung jawab d. Demokratis e. Persamaan f. Berkeadilan g. Kemandirian

  • NILAI YANG DIYAKINI ANGGOTA KOPERASI A. KEJUJURAN B. KETERBUKAAN C. TANGGUNG JAWAB D. KEPEDULIAN

  • Koperasi Melaksanakan Prinsip-Prinsip Koperasi :

    Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.Pengawasan oleh anggota secara demokratis.Anggota berpartisipasi aktif dlm kegiatan ekonomi Kop.Kop. Badan Usaha swadaya yg otonom dan independentKop. menyelenggarakan pendidikan.Kop. melayani anggota secara prima dan bekerjasama melalui jaringan usaha tingkat lokal, regional, nasional dan - internasional.Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat.

  • MODAL KOPERASI : A. Modal Kop. Awal. : - Sertifikat Modal Koperasi (SMK) (Bukti penytoran anggota Koperasi dalam modal koperasi) - Setoran Pokok B. Modal Kop. Juga dapat dari : - Hibah - Modal Penyertaan - Modal Pinjaman - Penerbitan Obligasi & Surat utang lain - Dari Pemerintah

  • KETENTUAN SMK :

    Setiap anggota, harus membeli SMK yang jumlah minimalnya ditentukan dalam Anggaran Dasar Kop. Nilai Nominal per Lembar, maximum sama dengan Simpanan Pokok. SMK tidak memiliki Hak Suara.

  • JENIS KOPERASI :

    KOPERASI KONSUMENKOPERASI PRODUSENKOPERASI JASAKOPERASI SIMPAN PINJAM

    Ad. No. 1, 2, 3 : Melayani anggota dan Non anggota No. 4. : Melayani hanya Anggota.

  • KETENTUAN DALAM KOPERASI :

    1. Kop. Dilarang memakai nama Kop. Yg telah dipakai oleh Koperasi lain dalam Kab./Kota. 2. Kop. Primer yang beranggotakan >500, quorum rapat menggunakan system delegasi. 3. Laporan Keuangan, harus diaudit oleh Akuntan Publik. 4. Kop. Dapat memecat/mengeluarkan anggota jika tdk men- taati ketentuan sesuai AD Koperasi. 5. Pengawas berwenang menetapkan penerimaan & penolak- an anggota baru serta pemberhentian anggota. 6. Pengurus dipilih dari orang perorang baik anggota / Non anggota.

  • Lanjutan

    7. Koperasi dilarang membagi kepada anggota, SHU yang berasal dari Non anggota dan SHU tsb untuk mengembangkan usaha dan pelayanan anggota.8. Pengawas/Pengurus Kop. Dilarang merangkap se- bagai pengawas/pengurus Koperasi lain.9. KSP wajib menjamin Simpanan Anggota.10. Dalam rangka perlindungan kepada Koperasi, Pemerintah dapat memprioritaskan bidang kegiat an ekonomi yg hanya diusahakan oleh Koperasi.

  • PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN :

    1. Pengawasan thd Koperasi wajib dilakukan, untuk meningkatkan kepercayaan para pihak.

    2. Kegiatan Pengawasan dilakukan melalui Pelaporan, Pemantauan dan evaluasi. a. Meneliti lap. Pertanggungjawaban tahunan, dokumen, dan keputusan2 rapat. b. Meminta untuk hadir dalam Rapat Anggota. c. Memanggil Pengurus untuk dimintai keterangan.

  • PEMBERLAKUAN SANKSI : a. Tidak melaksanakan RAT 2 tahun berturut. b. Tidak melaksanakan Audit c. Perangkapan jabatan Pengurus/Pengawas d. Pelanggaran ketentuan perkoperasian e. Kop. Simpan pinjam melakukan usaha sektor riil. F. Pengawas/Pengurus KSP yang merangkap sebagai Pengawas, Pengurus atau Pengelola KSP Lainya.

  • PERALIHAN :

    a. Kop yg telah berbadan hukum, wajib penyesuaian AD - paling lambat 3 tahun sejak UU ini berlaku. b. Jika tdk disesuaikan akan ditindak sesuai aturan. c. Koperasi yang punya USP wajib mengubah USP menjadi- KSP dalam waktu paling lambat 3 tahun sejak UU berlaku d. Kop. Yg tidak mengubah USP menjadi KSP dilarang me lakukan kegiatan SIMPAN PINJAM. e. KSP/USP yg memberi pinjaman pada Non Anggota wajib mendaftarkan non anggota menjadi anggota paling lambat 3 bulan sejak berlakunya UU ini.

  • I. Diundangkan pada tanggal 30 Oktober 2012

    II Terdiri Dari : a. 17 Bab b. 126 Pasal c. 10 PP d. 6 Permen

    CAKUPAN UNDANG UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN

    *

  • Bab IKetentuan UmumBab IILandasan, Asas dan Tujuan Bab IIINilai dan PrinsipBab IVPendirian, Anggaran Dasar, Perubahan AD, dan PengumumanBab VKeanggotaanBab VIPerangkat OrganisasiBab VIIModalBab VIIISelisih Hasil Usaha dan Dana CadanganBab IXJenis, Tingkatan, dan UsahaBab XKoperasi Simpan PinjamBab XIPengawasan dan PemeriksaanBab XIIPenggabungan dan PeleburanBab XIIIPembubaran, Penyelesaian, dan Hapusnya Status BHBab XIVPemberdayaanBab XVSanksi AdministratifBab XVIKetentuan PeralihanBab XVIIKetentuan Penutup BAB DALAM UNDANG UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN

    *

  • Judul RUU tentang Koperasi disepakati berubah menjadi RUU tentang Perkoperasian;Diakomodasikannya Nilai dan Prinsip Koperasi sesuai dengan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan hasil kongres International Cooperative Alliance (ICA); (Pasal 5-6)Pendirian Koperasi harus melalui akta autentik; (Pasal 9) yang dibuat oleh Notaris Pejabat Pembuat Akta Koperasi (NPAK).Penggunaan nama koperasi diatur. Kemudahan rakyat dalam membentuk koperasi, dimana secara tegas diatur, setiap permohonan pendirian koperasi harus sudah mendapat persetujuan selambat lambatnya 30 (tiga puluh) hari.Dalam pengelolaan menganut sistem two layer:- pengawas- pengurus + pengelola (jika diperlukan)

    SUBSTANSI PENTING DALAM UNDANGUNDANG NO. 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN

    *

  • 7. Jenis Koperasi : a. Koperasi Produksi b. Koperasi Konsumen c. Koperasi Jasa d. Koperasi Simpan Pinjam8. Pengurus bisa dari non anggotaRAT selambat-lambatnya 5 (lima) bulan, dengan undangan sudah diedarkan 14 (empat belas) hari10. Bahan RAT secara lengkap terperinciBagi koperasi yang memiliki anggota lebih dari 500 orang, RAT bisa dilakukan dengan sistem delegasi.Pengawas sebagai unsur alat perlengkapan organisasi koperasi ditingkatkan peranan dan kewenangannya

    Lanjutan*

  • 13.Modal Koperasi terdiri dari Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi sebagai modal awal; (Pasal 66) dengan pengaturan sebagai berikut : a. Setoran Pokok Harus dibuat dengan nilai yang serendah rendahnya, agar tidak ada hambatan setiap orang untuk masuk sebagai anggota koperasi. b. Sertifikat Modal Koperasi (SMK) nilai nominal per lembar SMK tidak boleh melebihi nilai nominal Setoran Pokok. SMK diharapkan menjadi instrumen penghimpunan modal / equity koperasi yang dapat secara dinamis menangkap setiap peluang usaha bagi koperasi. c. Modal penyertaan koperasi diperbolehkan menerima modal penyertaan dari anggota, non anggota, pemerintah dan pemerintah daerah.14. Istilah sisa hasil usaha diubah menjadi Selisih Hasil Usaha yang meliputi Surplus Hasil Usaha dan Defisit Hasil Usaha; 15. Koperasi Simpan Pinjam hanya dapat menghimpun simpanan dan menyalurkan pinjaman kepada anggota; (Pasal 89) untuk non anggota diberikan waktu 3 (tiga) bulan harus sudah menjadi anggota.

    Lanjutan*

  • 16. Koperasi Simpan Pinjam harus mempunyai izin usaha, tidak boleh memberikan pinjaman kepada koperasi lain, harus melalui sekundernya.17. Unit Simpan Pinjam Koperasi dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun, wajib berubah / memisahkan menjadi Koperasi Simpan Pinjam yang merupakan badan hukum koperasi tersendiri; (Pasal 122)18. Untuk meningkatkan dan memantapkan pelayanan Koperasi sesuai kharakteristik masyarakat muslim secara tegas disebutkan bahwa koperasi diberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip ekonomi syariah; (Pasal 87)19. Untuk menjamin simpanan anggota Koperasi Simpan Pinjam, Pemerintah diamanatkan untuk membentuk dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan anggota Koperasi Simpan Pinjam (LPS-KSP) melalui Peraturan Pemerintah; (Pasal 95 ayat (2).20. Pengawasan dan Pemeriksaan terhadap Koperasi akan lebih diintensifkan, dalam kaitan ini khususnya untuk pengawasan terhadap koperasi simpan pinjam Pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab kepada Menteri dan dibentuk melalui Peraturan Pemerintah; (Pasal 100)

    Lanjutan*

  • 21. Dalam pemberdayaan koperasi, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan bimbingan kemudahan diantaranya; adalah memberikan insentif pajak dan fiscal.

    22.Lembaga gerakan Koperasi didorong untuk menjadi lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk Dana Pengembangan Dewan Koperasi Indonesia. (Pasal 115).

    23.Dalam rangka penyesuaian terhadap Undang Undang nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian diberi waktu 3 (tiga) tahun.

    24.Pedoman pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan menteri selambat lambatnya 2 (dua) tahun.

    Lanjutan*

  • Peraturan Pemerintah

    Ketentuan mengenai tata cara pemakaian nama Koperasi (Pasal 17 ayat (4))Ketentuan mengenai tata cara pengembangan jenis Koperasi (Pasal 85)Ketentuan mengenai Koperasi berdasarkan prinsip ekonomi syariah (Pasal 87 ayat (4))Ketentuan mengenai Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam (Psl 94 ayat (5))Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 95)Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembubaran, penyelesaian, dan hapusnya status badan hukum Koperasi (Pasal 111)Ketentuan mengenai peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta persyaratan dan tata cara pemberian perlindungan kepada Koperasi (Pasal 113 ayat (2))Ketentuan mengenai jenis, tata cara, dan mekanisme pengenaan sanksi administratif (Pasal 120 ayat (3))Ketentuan mengenai Modal Koperasi (Pasal 77)Ketentuan mengenai Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 100 ayat (3))

    TINDAK LANJUT PERATURAN PELAKSANAAN UU TENTANG PERKOPERASIAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN

    *

  • B. Peraturan Menteri

    Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan permohonan pengesahan Koperasi sebagai badan hukum (Pasal 10 ayat (5))Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas (Pasal 90 ayat (3))Ketentuan mengenai pengawasan dan pemeriksaan Koperasi (Pasal 99)Ketentuan mengenai penggabungan atau peleburan Koperasi (Pasal 101 ayat (6))Ketentuan mengenai Tata Cara Perubahan Unit Simpan Pinjam menjadi KSP (Ps 122 ayat (4))Ketentuan mengenai persyaratan standart kompentensi pengawas dan pengurus koperasi simpan pinjam (pasal 92 ayat (2)).

    TINDAK LANJUT PERATURAN PELAKSANAAN UU TENTANG PERKOPERASIAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN

    *

  • * IMPLIKASI BAGI KOPERASIBagi Koperasi Baru Dalam pembentukan koperasi akte pendirian dan anggaran dasar langsung menyesuaikan dengan UU no. 17 / 2012

    Bagi koperasi Yang Telah Lama 1. Yang tidak ada unit simpan pinjam mengadakan perubahan anggaran dasar mengikuti UU 17/20122. Bagi koperasi simpan pinjam mengadakan perubahan anggaran dasar mengikuti UU 17/20123. Bagi koperasi yang mempunyai unit simpan pinjam : a. Jika usahanya hanya simpan pinjam saja langsung perubahan anggaran dasar menjadi Koperasi Simpan Pinjam. b. Bagi koperasi yang usaha sektor riil dan unit usaha simpan pinjam akan terus dipertahankan maka, unit simpan pinjam melakukan pemisahan menjadi koperasi simpan pinjam.

  • *Pedoman Teknis Pemisahan USP Menjadi KSPLatar Belakang

    1.Sesuai amanat UU no. 17 / 2012 tentang Perkoperasian pada bab XVI pasal 122 yang berbunyi :Ayat (1) :Koperasi yang mempunyai Unit Simpan pinjam mengubah Unit Simpan Pinjam menjadi Koperasi Simpan Pinjam dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Undang Undang ini disahkan.

  • UPPKS KUBE LEPMM MEP KELOMPOK ARISANKARANG TARUNA- DLLINSTITUSIONALISASI2. Kedudukan KoperasiPRANATA SOSIAL* PNPM LUEP BMT PKBMKoperasi

  • *UsahaSektor RiilKeuangan3. Jenis USaha

  • *4. POLA PELAYANANPola PelayananKonvensionalSyariah

  • Tugas Tugas Mandatory Kementerian Koperasi dan UKM :MengaturMengawasiMemeriksaMenilai kesehatanSanksi

    5. MEMPERTEGAS FUNGSI REGULATOR*

  • 6. PERBEDAAN ANTARA BADAN HUKUM DAN IJIN USAHA*

  • 7. PERBEDAAN RUANG LINGKUP URUSAN KELEMBAGAAN DAN USAHA

    NOKELEMBAGAANNOUSAHA1 Legalisasi Lembaga : Badan Hukum1Legalisasi Usaha : Izin Usaha2 Terkait disini adalah :2Terkait disini adalah :aRapat PembentukanaBusiness PlanbAktabModal UsahacPengesahan Badan Hukum, Perubahan Badan HukumcStruktur Organiasasi UsahadStruktur Organisasi KepengurusandManagereStruktur Organisasi PengawaseKaryawanfModal PendirianfJob Description PengelolagUraian Tugas Pengurus dan PengawasgSistem dan ProsedurhKeanggotaanhPengendalian InternaliAdministrasi OrganisasiiPersus - persus dibidang UsahajIzin Pembentukan Kantor CabangjAudit ExternalkPembubarankPencabutan Izin UsahalAnggaran Rumah TanggalJenis - jenis Simpanan / TabunganmPengembangan dan PembagianmJenis - jenis Pembiayaan nRating / pemeringkatannIzin Usaha Kantor CabangOJob Description Pengurus, Pengawas dan Dewan Pengawas SyariahoPenilaian KesehatanpJaringan / Kemitraan

  • * LANGKAH LANGKAH PEMISAHAN KELEMBAGAAN

    Persiapan Organisasi / Panitia Kerja.Diawali dengan pembentukan tim, jika diperlukan dapat melibatkan unsur pengarah :1. Bagi primer / sekunder Kabupaten/Kota dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten/Kota. 2.Bagi primer / sekunder Propinsi /DI dari Dinas Koperasi dan UKM Propinsi/DI. 3.Bagi primer / sekunder Nasional dari Kementerian Koperasi dan UKM .

    Persiapan Kelembagaan.1. Kepengurusan calon koperasi baru2. Pengawasan calon koperasi baru 3. Karyawan calon koperasi baru4. Sarana dan prasarana kerja5. Anggota

  • *C. Persiapan AD/ART/Persus Persus KSP Baru.

    D.Mempersiapkan Dokumen Dokumen Berita Acara Pengesahan Pemisahan.

    E.Persiapkan Formulir Formulir Pelayanan KSP Baru.

    F.Finalisasi Persiapan Kelembagaan 1. Kepengurusan calon koperasi baru2. Pengawasan calon koperasi baru 3. Karyawan calon koperasi baru4. Sarana dan prasarana kerja 5. Anggota

  • *III. Langkah Langkah Pemisahan AsetA. Identifikasi Pos Pos Dalam Neraca1. Persiapkan Neraca Koperasi Induk (Audited)2. Persiapkan neraca unit SP Koperasi otonom yang siap dipisahkan3. Lihat pasiva rekontruksikan ulang, pastikan dari simpanan simpanan / tabungan / hutang modal penyertaan : bersih tidak ada yang dipinjam atau digunakan di sektor riil (usaha koperasi induk)4. Lihat aktiva rekonstruksi ulang pastikan tidak ada kas, Bank titipan dari unit sektor riil.5. Pastikan tidak ada pinjaman pinjaman yang bersifat piutang dagang, persekot pembelian, dan sejenis pada pos pinjaman.6. Pastikan tidak ada penyertaan pada koperasi sekunder, investasi investasi disektor riil, surat berharga, dan sejenis pada kelompok pos aktiva.7.Pastikan tidak ada : tanah/bangunan kantor, kendaraaan kantor, perabotan kantor dan sejenis yang dipakai oleh aktivitas usaha koperasi induknya.8.Exercisekan konstruksi neraca KSP baru.9. Temukan angka selisih pasiva dan aktiva 10. Perhatikan selisih pasiva tersebut.11. Selisih itu adalah equitu KSP, yang harus tersedia bagaimana menyediakannya?

  • *IV. Pemenuhan Equity KSP Baru1. Split off dari simpanan pokok dan simpanan wajib pada saat koperasi induknya melakukan konversi permodalan.2.Anggota anggota yang ikut menjadi anggota koperasi simpan pinjam, menyetor : Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi (SMK) sejumlah selisih tersebut diatas.3.Sampai sini persiapan pemisahan sudah 90%, tinggal dilegalkan dalam RAT koperasi induk .

    Exekusi1. Persiapkan rapat anggota 2.Persiapkan draft keputusan keputusan 3.Persiapkan acara rapat pembentukan KSP baru (lengkap)4.Persiapkan berita acara pemisahan 5.Buat akte pemberian KSP Baru6. Mengajukan pengesahan ke Dinas Koperasi Kabupaten/Kota/Propinsi/DI atau Kementerian Koperasi dan UKM.

  • *Langkah Langkah Penyesuaian Koperasi Terhadap Undang - Undang 17/2012Latar Belakang

    1.Sesuai amanat UU no. 17 / 2012 tentang Perkoperasian pada bab XVI pasal 121 yang berbunyi :Huruf a : Koperasi yang telah didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan diakui sebagai koperasi berdasarkan Undang Undang ini;

    Huruf b :Koperasi sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib melakukan penyesuaian anggaran dasarnya paling lambat 3 (tiga) tahun sejak berlakunya Undang Undang ini;

  • *Persiapan Penguatan Kelembagaaan A. AD -> Jenis KoperasiB. ARTC. Persus PersusD. Revitalisasi keanggotaan E. Pengawas F. Pengurus -> Apa perlu luar G. Usaha Focusing, mengkait kepada usaha atau kepentingan anggotaH. Database Usaha anggotaI. Melepas USP Kop -> atau berubah menjadi KSP

  • *III. Penyesuaian Struktur Modal / Keuangan1. Konversi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib menjadi Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi.

    2. Identifikasi total kewajiban -> konstruksikan sebagai Liabilitiesa. Simpanan simpanan b. Tabungan tabungan c. Hutang jangka pendek lainnya d. Hutang jangka panjange. Hutang lainnyaf. Modal penyertaan

  • Contoh Konversi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Menjadi Setoran Pokok dan Sertifikat Modal koperasi Sesuai Undang Undang 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.*

  • Lama BaruSimpanan pokok Rp. 1.000.000.000,- asumsi anggota 10.000, maka simpanan pokok per anggota @ Rp. 100.000,-

    Simpanan wajib Rp. 10.000.000.000,-

    Cadangan Rp. 7.000.000.000,-Setoran pokok @ Rp. 10.000,- maka total setoran pokok sebesar Rp. 1 0.000 x 10.000 = Rp. 100.000.000Diupayakan nilai setoran pokok besarnya seminimal mungkin untuk membuka peluang masyarakat untuk menjadi anggota koperasi

    Sertifikat modal koperasi = Total Simpanan Wajib + sisasimpanan pokok yang telah dikonversi menjadi setoran pokok yaitu : Rp. 10.000.000.000 + Rp. 900.000.000 = Rp. 10.900.000.000,- terdiri dari 1.090.000 Lembar SMK 3.Cadangan Rp. 7.000.000.000,- (tidak boleh dikonversi)Contoh :

    Si Badu :Status anggota penuh Simpanan pokok = Rp. 100.000,-Simpanan wajib = Rp. 100.000.000,-Setoran pokok = Rp. 10.000,-Sertifikat modal koperasi= Rp. 100.090.000,-

    Kepemilikan SMK si Badu :Rp. 100.090.000 / 10.000 = 1.009 lembar*

  • *Efektivitas Sertifikat Modal Koperasi DalamMengantisipasi Peluang UsahaKoperasi di Kecamatan Pati Anggota : 3.000 orangSimpanan Pokok: @ Rp. 10.000,-Total Simpanan Pokok: Rp. 30.000.000,- Simpanan Wajib: Total Simpanan Wajib: Rp. 120.000.000,-Total: Rp. 150.000.000,-

    Setoran Pokok : Rp. 30.000.000,-Sertifikat Modal koperasi::(12.000 lembar) Rp. 120.000.000,-

    Total: Rp. 150.000.000,-

    Sertifikat Modal Koperasi Baru :(1.000.000 lembar) Rp. 10.000.000.000,-SPBURp. 10 M

  • S E K I A N T E R I M A K A S I H

    Drs. Budiyono, MM Kabid Pemberdayaan Koperasi Dinkop dan UMKM Kabupaten Pati 13 Februari 2013

    *