Kaempferiae Rhizoma Prkt Fito Neew

Embed Size (px)

DESCRIPTION

deskripsi kaemferia

Citation preview

TUGAS PRAKTIKUM FITOKIMIA

TUGAS PRAKTIKUM FITOKIMIAIsolasi Metil Sinamat dari Rimpang Kaempferiae Rhizoma

Disusun oleh :Anwar Fauzi(0943050002)Riski Antoni(1043050036)Novita dewi (1043050067)Chindy Sagita Putri(1043050084)Adi Mulyana(1043050085)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945FAKULTAS FARMASIJAKARTA2014Kaempferiae Rhizoma I. Tujuan Mengisolasi Kristal metil sinamat dari rimpang kencur

II. TeoriA. Kencur1. Tinjauan umum Kaempferia RhizomaKencur (Kaempferia galanga) merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh diberbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam masakan sehingga para petani banyak yang membudidayakan tanaman kencur sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam jumlah yang besar. Bagian dari tanaman kencur yang diperdagangkan adalah buah akar yang tinggal didalam tanah yang disebut dengan rimpang kencur atau rizoma.Rimpang kencur terdapat didalam tanah bergerombol dan bercabang cabang dengan induk rimpang ditengah. Kulit ari berwarna coklat dan bagian dalam putih berair dengan aroma yang tajam. Rimpang yang masih muda berwarna putih kekuningan dengan kandungan air yang lebih banyak dan rimpang yang lebih tua ditumbuhi akar pada ruas ruas rimpang berwarna putih kekuningan.

2. Monografi umum Klasifikasi tanaman kencur :Kerajaan: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: LiliopsidaOrdo: ZingiberalesFamily: ZingiberaceaeUpa Family: ZingiberoideaeGenus: KaempferiaSpesies: Kaempferia galanga

Nama lain : cikur , ceuko , cekur (Malaysia), prohom (Thailand), umpa , sukung.Pemerian : bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya menimbulkan rasa pedas.Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

3. Kandungan Kaempferia RhizomaRimpang kencur mengandung pati ( 4,14%), mineral ( 13,73%), dan minyak atsiri ( 0,02%), berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl ester, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anicic, alkaloid dan gom.

4. Penggunaan Roboransia, radang lambung, radang anak telinga, masuk angin, diare, memperlancar haid.

5. Identifikasi Menurut Materia Medica Jilid I, Kaempferia Rhizoma dapat diidentifikasi dengan cara sebagai berikut : 1. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat P, terjadi warna coklat tua.2. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat encer P, terjadi warna coklat.3. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v , terjadi warna kuning coklat.4. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes amonia (25%)P, terjadi warna kecoklatan.5. Mikrodestilasikan 20mg serbuk rimpang pada suhu 2400 selama 90 detik menggunakan tanur TPS, tempatkan hasil mikrodestilasi pada titik pertama dari lempeng KLT silika gel GF234P. Timbang 300mg serbuk rimpang campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan dalam penangas air selama 2 menit dinginkan, saring, cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat.Pada titik kedua dari lempeng KLT, tutulkan 20 l filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 20 l zat warna 1 LP. Elusi dengan diklorometana P dengan jarak rambat 15 cm, keringkan lempeng di udara selama 10 menit, elusi lagi dengan benzen P dengan arah elusi dan jarak rambat yang sama.No hRxDengan sinar biasaDengan sinar UV 366nm

Tanpa pereaksiDengan pereaksiTanpa pereaksiDengan pereaksi

1. 43 53 Lembayung Lembayung

2. 97 126 Lembayung

3. 129 139 Lembayung Lembayung

4. 189 194 Lembayung Lembayung

Amati dengan sinar biasa dan sinar UV 366nm. Semprot lempeng dengan anisaldehid-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110o C selama 10 menit amati dengan sinar biasa dan dengan sinar UV 366nm. Pada kromatogram tampak bercak dengan warna dan Rf sebagai berikut:

B. Ekstrak

1. Definisi EkstrakEkstraksi adalah sediaan kental yang diperoleh mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang ditetapkan. (Anonim, 1995)Skrining dapat dilakukan pada simplisia segar maupun kering. Sebelum dilakukan skrining simplisia terlebih dahulu harus diekstraksi.

2. Macam-macam ekstraksiAda dua macam ekstraksi :1) Ekstraksi dengan cara dingina. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan dengan menggunakan pelarut beberapakali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.b. PerkolasiPerkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara tahap perkolasi sebenarnya terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1 5 kali bahan.

2) Ekstraksi dengan cara panasa. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3 5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.b. Soxhlet Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.c. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 500 C.d. Infusi Infusi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 98 selama waktu tertentu (15-20 menit)e. Dekok Dekok adalah inguse pada waktu yang lebih lama (30 menit) dan temperatur sampai titik didih air.

C. ISOLASI ETIL p-METOKSI SINAMATKhusus untuk etil p-metoksi sinamat, kadar etil p-metoksi sinamat dalam kencur cukup tinggi (tergantung spesiesnya) bisa sampai 10%, karena itu bisa diisolasi dari bagian umbinya menggunakan pelarut petroleum eter atau etanol.Biasanya, ekstraksi digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa organik dari campurannya. Ragam ekstraksi ini bergantung pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi. Dalam etil-p-metoksi sinamat proses pemisahan dengan cara ekstraksi, zat-zat yang dipisahkan terbagi dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur. Air sering digunakan sebagai pelarut pertama, sedangkan pelarut kedua adalah pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, maka senyawa organik tersebut terdapat dalam fase organik. Sedangkan senyawa lainnya akan berada dalam fase air.Terhadap etil-p-metoksi sinamat yang merupakan komponen utama memiliki pusat-pusat reaktif yang potensial untuk reaksi kimia, antara lain ikatan rangkap terkonjugasi, cincin aromatik yang diaktifkan oleh gugus metoksi dan gugus fungsi ester. Karenanya dapat dilakukan beberapa reaksi antara lain hidrolisa ester, demetilasi, transformasi ester menjadi gugus lain. Khusus untuk hidrolisa etil-p-metoksi sinamat ini menghasilkan asam-p-metoksi sinamat. Struktur p-metoksi sinamat (C12H14O3)dan asam p-metoksi sinamat sebagai berikut.

Hidrolisa etil-p-metoksi sinamat menghasilkan asam-p-metoksi sinamat. Sedangkan transformasi gugus ester dapat dilakukan melalui halida asam yang jauh lebih reaktif untuk ditransformasikan menjadi gugus yang ditargetkan misalnya : ester aril dapat disintesis melalui halida asam yang direaksikan dengan fenol mengikuti mekanisme reaksi adisi-eliminasi nukleofilik, membuat fenil sinamat dengan cara mereaksikan sinamoll klorida dengan fenol. Transformasi gugus ester menjadi amida antara lain dapat dilakukan melalui amolisis, yakni mereaksikan langsung ester dengan amonia atau amina.

III. Alat dan Bahan Alat Labu alas bulat Pendingin Erlemeyer Beaker Gelas Corong Buchner Pompa Hisap Panci Kompor listrik Bahan Rimpang kencur Metanol Aquadest

IV. Cara Kerja1. Destilasi MetanolMasukkan metanol ke dalam labu alas bulat, merangkai alat destilasi, kemudian metanol akan mulai menetes pada saat mencapai titik didih, menampung metanol hasil destilasi dalam erlemeyer, memasukkan dalam wadah yang tertutup rapat agar tidak menguap

2. Isolasi metil sinamata. Menyiapkan serbuk kencur, kemudian timbang.b. Memasukkan ke dalam labu alas bulat.c. Mengisi labu alas bulat dengan metanol yang telah didestialsi, hingga simplisia terendam 3 cm di bawah metanol, pelarut metanol yang digunakan tidak boleh terlalau sedikit,agar saat refluk, pelarut tidak kering.d. Merangkai alat refluk.e. Simplisia direfluk selama 3 jam, hasil refluk disaring dengan corong buchner dan pompa hisap, kemudian ampas dikeringkan, dan dapat dilakukan refluk selanjutnya.f. Refluk dilakukan sebanyak 3 kali, tiap-tiap filtrat hasil refluk ditampung dalam wadah.g. Hasil refluk dipekatkan dengan rotary evaporator.

3. Pemurniana. Menampung ekstrak kental yang telah dikeringkan dengan rotary evaporator.b. Mengendapkan sampai didapat kristal yang sebanyak-banyaknya.c. Setelah kristal diperoleh, dicuci dengan metanol dingin hingga zat pngotor hilang.d. Kristal disimpan dalam vial yang tertutup rapat dengan alumunium foil.

4. Identifikasi SenyawaSenyawa hasil isolasi dapat diidentifikasi dengan spektrofotometri IR

V. Data Berat kencur yang ditimbang: 250 g Vol methanol yang digunakan untuk reflux:

Perhitungan Rendemen

Ekstrak Metanol Rimpang KencurPemisalan : Berat simplisian kering = 315 gram Berat Erlenmeyer kosong = 120,102 g Berat Erlenmeyer kosong + ekstrak pekat = 142,421 g Berat ekstrak pekat = 142,421 g 120,102 g = 22,319 g

= 7,085%

VI. PembahasanMetil sinamat merupakan senyawa volatil berupa kristal putih yang memiliki aroma khas. Senyawa ini terdapat di dalam tumbuhan dan beberapa rempah-rempah sebagai minyak atsiri, seperti rimpang kencur. Senyawa metil sinamat merupakan senyawa turunan ester yang bersifat polar.Pada percobaan isolasi metil sinamat, perlakuan awal yang dilakukan adalah mendestilasi methanol teknis menjadi methanol absolut atau murni. Metanol absolut digunakan pada percobaan ini dengan tujuan untuk mengurangi hasil sampingan (air) yang akan terbentuk, sebab metanol absolut sangat sedikit mengandung air. Alasan lainnya karena reaksi akhir nantinya yang diinginkan adalah gugus metil yang ada pada reaktan yang mana disini digunakan metanol absolute. Proses selanjutnya mencampurkan serbuk kencur dengan suatu pelarut (pada percobaan digunakan Metanol absolute sebagai pelarut). Selain itu, pada proses ekstraksi ini suhu juga berpengaruh terhadap perolehan ekstrak, dimana hampir semua zat padat dan zat cair kelarutannya dalam pelarut akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Oleh karena itu, isolasi yang telah dilakukan dilanjutkan dengan meningkatnya suhu campuran dengan memanaskannya hingga mendidih keseluruhan proses ini dinamakan Refluks. Selain itu, jika tidak dilakukan pemanasan pada suhu tinggi maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai.Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang ralatif konstan dengan adanya pendingin balik sehingga didapatkan ekstrak yang sempurna. Dengan prinsip pelarut volatile yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, kemudian didinginkan dengan kondensor sehingga oelarut yang tadinya dalan bentuk uap akan mengembun dan turun lagi kedalam wadah reaksi shingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.Sebelum larutan dipasang pada alat refluks, maka diberikan batu didih ke dalam labu alas bulat tersebut. Batu didih digunakan agar tidak terjadi letupan pada saat pemanasan. Karena batu didih mempunyai pori-pori yang akan menyerap gelembung-gelembung panas dan menyebarkan secara merata.Refluks termasuk jenis ekstraksi. dalam ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan tidak hanya suhu, melainkan juga kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau hampir sama. Metil Sinamat merupakan suatu ester yang mengandung cincin benzena dan gugus metil yang bersifat polar. adapun pelarut yang digunakan dalam percobaan ini adalah methanol absolute, karena memiliki kesamaan polaritas dengan metil sinamat sehingga methanol absolute dapat dengan mudah melarutkan metil sinamat yang kedua-duanya sama-sama bersifat polar. Selain itu penggunaan pelarut ini dapat membuat proses mendapatkan Kristal metil sinamat menjadi lebih mudah karena methanol absolute ini memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar.Setelah semua larutan tersebut homogen, maka labu alas bulat dipasang pada alat refluks. Pemasangan labu alas bulat ini, diberikan vaselin pada kapas penutup. Hal ini ditujukan supaya uap yang dihasilkan pada proses pemanasan nantinya tidak keluar dari kondensor. Proses refluks ini dijalankan selama 2 jam. Pemilihan kondensor bulat bertujuannya agar lekuk-lekuk pada kondensor yaitu uap-uap dari metanol akan memerlukan waktu yang lama untuk turun kembali kedalam larutan. Air yang masuk kedalam kondensor berasal dari pipa bagian bawah, tujuannya agar tabung terlebih dahulu penuh sebelum air keluar dari pipa bagian atas. Dengan demikian tabung tetap berisi air, sehingga uap yang berasal dari larutan menjadi dingin dan turun kembali kedalam bentuk cairan yang mirip dengan minyak.Hasil atau rendemen yang didapatkan dalam praktikum sebesar 7,085 %. Secara teoritis, kristal yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi jika harga maksimalnya 10 % atau sekitar 5 gram berat maksimal yang dapat diperoleh dari 50 gram serbuk kencur. Kristal yang benar-benar kering dapat ditentukan titik lelehnya (berdasarkan literatur, titik leleh untuk metil sinamat adalah kisaran 33-34OC jika titik lelehnya lebih rendah, berarti kristal yang dihasilkan masih mengandung impuritres atau zat pengotor).

VII. Kesimpulan Hasil isolasi metil sinamat diperoleh sebesar 7,085 %

VIII. Daftar Pustaka

Anonim. 1995. Materia Medika Indonesia jilid I. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Karnunika

C. Daftar PustakaKusuma,TS., 1997, Mempelajari Sifat Antikarsinogen Alamiah Turunan Fenol, Kumarin, Kromon, Flavon dan Isokumarin, Jurnal Andalas No. 15, Januari Tahun VIAdnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. ANDI: Yogyakarta.Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Karnunika. Duke, J.A. 2003. Phytochemical and Ethnobotanical Databases. Agricultural Research Service. [Online Database] National Germplasm Resources Laboratory. Beltsville, Maryland. (http://www.ars-grin.gov/duke). Diakses pada tanggal : 16 Oktober 2013.Miroslav, V. 1971. Detection and Identification of Organic Compound. New York: Planum Publishing Corporation and SNTC Publishers of Technical Literatur. Rusdi. 1990. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. Santos, A.F., B.Q. Guevera, A.M. Mascardo, and C.Q. Estrada. 1978. Phytochemical, Microbiological and Pharmacological, Screening of Medical Plants. Manila: Research Center University of Santo Thomas. Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi kelima. Penerjemah: Setiono, L. dan A.H. Pudjaatmaka. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.Anonim. 1995. Materia Medika Indonesia jilid I. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.Fairusi, Dila. 2012. Transformasi Senyawa Metil Sinamat Menjadi Fenil Sinamat dan 4-Fenilkroman-2-on sebagai Kandidat Antikanker. Disertasi tingkat S2, Universitas Indonesia.McMurry, J. and R.C. Fay. 2004. McMurry Fay Chemistry. 4th edition. Belmont, CA.: Pearson Education International.