7
Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 137 PENDAHULUAN Landasan Yuridis terkait pentingnya PAUD tersirat dalam amandemen UUD 1945 pasal 28b ayat 2, yaitu “Negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan anak terhadap eksploitasi dan kekerasan. Pemerintah RI juuda telah menandatangani Konvensi Hak Anak melalui Keppres No. 38 Tahun 1990 yang mengandung kewajiban negara untuk pemenuhan hak anak. Secara khusus pemerintah juga telah mengeluarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, dimana PAUD dibahas pada bagian tujuh pasal 28 yang terdiri dari 6 ayat, intinya bahwa PAUD meliputi semua pendidikan anak usia dini apapun bentuknya, dimanapun, dan oleh siapapun. Sejak lahirnya UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PAUD makin mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pemerintah memberikan perhatian itu bukan saja karena makin tidak adanya kesempatan atau kemampuan orang tua untuk pendidikan anaknya, KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBEL PAUD AL ABIDIN SURAKARTA R. Ernasthan Budi Prasetyo Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta Email: [email protected] I Nyoman Suyasa Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta Email:[email protected] Eko Sri Haryanto Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta Email: [email protected] ABSTRACT Furniture is an important tool used as a supporter for the smooth activities of teaching and learning in schools. Furniture that does not meet the rules of accessibility and ergonomics can cause the activities of its users to be disturbed. Research Beginner Lecturers aims to determine the accessibility and ergonomics of furniture in early childhood / kindergarten Al Abidin in Surakarta. Research is used to find out whether students have difficulty or ease when using the furniture. Ergonomic measurement is important to see if the object is suitable dimensinya with the needs required by the user, especially for students PAUD Al Abidin Surakarta. The object of research is the furniture contained in PAUD Al Abidin Surakarta. The method used in descriptive with qualitative approach supported by quantitative data (numeric), or can also be called double research strategy that is use of various method in solving a research problem. Quantitafif here uses numerical data which is the result of field measurement, then compared with referenced references, resource persons and analyzed based on researcher interpretation. The results of this novice lecturer’s research is accessibility data and implemen- tation of ergonomics science that can be used as input to the manager PAUD Al Abidin IN Surakarta. The results of this novice lecturer’s study is also expected to provide the content of Egonomi, Interior Design and Furniture on Interior Design Study Program ISI Surakarta. Keywords: ergonomics, accessibility, PAUD Al Abidin melainkan karena adanya kesadaran baru bahwa pengembangan potensi kecerdasan seseorang hanya bisa optimal jika diberikan sejak usia dini melalui berbagai stimulasi seluruh indera dan emosionalnya. Usia dini ini merupakan masa keemasan (the golden age) namun sekaligus periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia. Al Abidin berusaha menghadirkan konsep pendidikan budaya dan karakter Islami yang terintegrasi dalam semua pembelajarannya dalam keseimbangan materi kurikulum Kemendikbud, JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) dan ciri khusus Al Abidin, dibawah asuhan guru-guru yang profesional di bidang pendidikan anak usia dini TK Al Abidin berusaha mendidik dan menyiapkan anak usia dini menjadi generasi muslim yang cerdas, kreatif, mandiri dan berakhlak mulia. Pola belajar siswa yang jenderung aktif menuntut ancangan ruang kelas terbuka, yang memiliki mobilitas dan fleksibilitas sesuai dengan kebutuhan

KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBEL PAUD AL

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBEL PAUD AL

 

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 137

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

PENDAHULUAN

Landasan Yuridis terkait pentingnya PAUDtersirat dalam amandemen UUD 1945 pasal 28b ayat2, yaitu “Negara menjamin kelangsungan hidup,pengembangan dan perlindungan anak terhadapeksploitasi dan kekerasan. Pemerintah RI juuda telahmenandatangani Konvensi Hak Anak melalui KeppresNo. 38 Tahun 1990 yang mengandung kewajibannegara untuk pemenuhan hak anak. Secara khususpemerintah juga telah mengeluarkan UU No. 20 Tahun2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, dimanaPAUD dibahas pada bagian tujuh pasal 28 yang terdiridari 6 ayat, intinya bahwa PAUD meliputi semuapendidikan anak usia dini apapun bentuknya,dimanapun, dan oleh siapapun. Sejak lahirnya UU No20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,PAUD makin mendapatkan perhatian dari pemerintah.Pemerintah memberikan perhatian itu bukan sajakarena makin tidak adanya kesempatan ataukemampuan orang tua untuk pendidikan anaknya,

KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBELPAUD AL ABIDIN SURAKARTA

R. Ernasthan Budi PrasetyoFakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Email: [email protected]

I Nyoman SuyasaFakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Email:[email protected]

Eko Sri HaryantoFakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Email: [email protected]

ABSTRACT

Furniture is an important tool used as a supporter for the smooth activities of teaching and learning in schools.Furniture that does not meet the rules of accessibility and ergonomics can cause the activities of its users tobe disturbed. Research Beginner Lecturers aims to determine the accessibility and ergonomics of furniture inearly childhood / kindergarten Al Abidin in Surakarta. Research is used to find out whether students havedifficulty or ease when using the furniture. Ergonomic measurement is important to see if the object is suitabledimensinya with the needs required by the user, especially for students PAUD Al Abidin Surakarta. The objectof research is the furniture contained in PAUD Al Abidin Surakarta. The method used in descriptive withqualitative approach supported by quantitative data (numeric), or can also be called double research strategythat is use of various method in solving a research problem. Quantitafif here uses numerical data which is theresult of field measurement, then compared with referenced references, resource persons and analyzed basedon researcher interpretation. The results of this novice lecturer’s research is accessibility data and implemen-tation of ergonomics science that can be used as input to the manager PAUD Al Abidin IN Surakarta. Theresults of this novice lecturer’s study is also expected to provide the content of Egonomi, Interior Design andFurniture on Interior Design Study Program ISI Surakarta.

Keywords: ergonomics, accessibility, PAUD Al Abidin

melainkan karena adanya kesadaran baru bahwapengembangan potensi kecerdasan seseorang hanyabisa optimal jika diberikan sejak usia dini melaluiberbagai stimulasi seluruh indera dan emosionalnya.Usia dini ini merupakan masa keemasan (the goldenage) namun sekaligus periode yang sangat kritis dalamtahap perkembangan manusia.

Al Abidin berusaha menghadirkan konseppendidikan budaya dan karakter Islami yangterintegrasi dalam semua pembelajarannya dalamkeseimbangan materi kurikulum Kemendikbud, JSIT(Jaringan Sekolah Islam Terpadu) dan ciri khusus AlAbidin, dibawah asuhan guru-guru yang profesional dibidang pendidikan anak usia dini TK Al Abidinberusaha mendidik dan menyiapkan anak usia dinimenjadi generasi muslim yang cerdas, kreatif, mandiridan berakhlak mulia.

Pola belajar siswa yang jenderung aktifmenuntut ancangan ruang kelas terbuka, yang memilikimobilitas dan fleksibilitas sesuai dengan kebutuhan

Page 2: KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBEL PAUD AL

 

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017138

pembelajaran. Disamping itu, kelas hendaknya menjaditempat yang menyenangkan dan merangsang siswauntuk belajar. Berdasar pengamatan polapembelajaranyang ada di SD saat ini masih cenderungberorientasi teacher-centered, dengan ancangan ruangkelas tradisional yang kurang memberikankesempatan kepada anak untuk terlibat secara aktif.

Perkembangan fisik anak usia dini sangatpesat. Bangku dan kursi sekolah didesain untukpemakai, artinya apabila fisik anak tumbuh danberkembang sesuai dengan bertambahnya usia, tentuukuran bangku dan kursinya harus menyesuaikan.Jika tidak dapat menyesuaikan kondisiini, akanberakibat terganggunya pertumbuhan fisik anak, danmengurangi daya konsentrasi selama pembelajaranberlangsung, yang diakibatkan ketidaknyamananselama duduk.

Dalam upaya meningkatkan efektif itaspembelajaran, perlu dilakukan perubahan paradigmapembelajaran dari pola teacher-centered ke arahpembelajaran yang berbasisstudent-centered;pembelajaran yang berbasis student-centeredmempersyaratkan ancangan ruang kelas yang bersifatterbuka, memiliki mobilitas dan fleksibilitas, danmemberikan suasana fun. Untuk itu, idealnya konsepperancangan bangku dan kursi sekolah dasar harusmemenuhi prinsip portable, dan modular. Ketiga,alternatif konsep perancangan desain bangku dan kursisekolah dasar yang ideal harus memperhatikan aspek-aspek berikut: material cukup kuat, tahan lama, aman,tidak terlalu berat, mudah didapat lingkungansetempat, dan sesuai karakter anak serta lembagapendidikan, yaitu aktif, kreatif, polos, riang, jujur danformal; bentuk menggunakan prinsipmodular dan por-table sehingga mudah diatur sesuai kebutuhan danmempertimbangkan fungsi media; konstruksi sesuaidengan material, kuat, mudah diproduksi massal, danaman bagi anak; ukuran didasarkan padaanthropometri dan fungsi tubuh anak; warnadisesuaikan dengan psikologi persepsi, dan karakteranak.

Sekolah merupakan tempat yang bertujuanuntuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Siswamenghabiskan sebagian besar dari waktu merekasehari-hari yaitu antara 5 sampai 8 jam perharidisekolah. Siswa menghabiskan sekitar 80% dariwaktu disekolah dengan berada didalam kelas untukmelakukan berbagai macam kegiatan sepertimembaca, menulis, menggambar dan aktivitas lainyang membuat siswa duduk secara terus menerusdalam jangka waktu yang lama. Faktor yangmenunjang proses belajar mengajar salah satu

diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasaranapendidikan yang baik antara lain meja dan kursi.Perancangan meja dan kursi yang baik perlumempertimbangkan faktor-faktor ergonomi danantropometri sehingga keberadaan meja dan kursitersebut benar-benar membantu anak dalammelaksanakan kegiatan belajar.

Sekolah merupakan tempat yang bertujuanuntuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Siswamenghabiskan sebagian besar dari waktu merekasehari-hari yaitu antara 5 sampai 8 jam perharidisekolah. Siswa menghabiskan sekitar 80% dariwaktu disekolah dengan berada didalam kelas untukmelakukan berbagai macam kegiatan sepertimembaca, menulis, menggambar dan aktivitas lainyang membuat siswa duduk secara terus menerusdalam jangka waktu yang lama. Faktor yangmenunjang proses belajar mengajar salah satudiantaranya adalah tersedianya sarana dan prasaranapendidikan yang baik antara lain meja dan kursi.Perancangan meja dan kursi yang baik perlumempertimbangkan faktor-faktor ergonomi danantropometri sehingga keberadaan meja dan kursitersebut benar-benar membantu anak dalammelaksanakan kegiatan belajar.

Ketidaksesuaian antara dimensi antropometrisiswa terhadap mebel/fasilitas sekolah merupakanpenyebab dari banyak keluhan yang dihadapi olehsiswa-siswi didalam dan diluar sekolah. Berdasarkanpenelitian yang dilakukan diketahui bahwa mebel (kursidan meja)yang terlalu tinggi bagi sebagian besar pelajar.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa mebel dikelas yang digunakan dapat menimbulkan resikomasalah punggung di masa yang akan datang bagipara pelajar. Meja dan kursi sekolah yang ergonomisakan membuat anak merasa aman, nyaman dansehat. Sebaliknya, jika meja dan kursi tidak ergonomis,pemakainya akan cepat merasakan lelah danmengalami keluhan musculoskeletal disorders .

Gambar 01. Susana kelas PAUD Al Abidin(Dok. Penulis)

Page 3: KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBEL PAUD AL

 

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 139

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

TINJAUAN PUSTAKA

PAUD adalah suatu proses pembinaantumbuh kembang anak usia lahir hingga anak usiaenam tahun secara menyeluruh, yang mencakuptersedianya fasilitas sarana dan prasarana pendidikanyang baik merupakan salah satu komponen pentingdalam menunjang perbaikan sistem pendidikannasional, disamping adanya perbaikan kurikulum danpeningkatan kualitas pendidik. Mebel merupakan salahsatu dari pendukung prasarana tersebut. Mebeldirancang/ didesain untuk menunjang aktifitas daripemakai/ user dalam hal ini anak, artinya apabila fisikanak berkembang sesuai dengan bertambahnya usia,tentu ukuran bangku dan kursinya harusmenyesuaikan. Apabila kondisi ini terabaikan akanberakibat terganggunya pertumbuhan fisik anak, danmengurangi daya konsentrasi selama pembelajaranberlangsung, yang diakibatkan ketidaknyamananselama duduk.

TK AL Abidin terletak di Jl. Adi Sumarmo GangBone Timur III Banyuanyar Banjarsari Surakarta 57137,dipimpin oleh ibu Tuwiyem, S.Pd sebagai kepalasekolah. PAUD Al Abidin atau dalam hal ini TK IslamInternasional Al Abidin sebagai lembaga pendidikanpra sekolah dibawah naungan Yayasan Al AbidinSurakarta, telah berkiprah sejak tahun pelajaran 2004/2005. Dengan semangat dan komitmen yang tinggiberdakwah untuk memajukan pendidikan yangberbasis Islam telah mendapatkan dukungan dankepercayaan dari masyarakat solo dan pemerintahdengan mendapat nilai akreditasi A.

Rata-rata sebagian besar waktu anak disekolah (umum) dihabiskan dengan duduk di kursisekolah. Jadi, jika rata-rata waktu sekolah anak PAUDadalah 3 jam, misalnya, maka sekitar 2 jam akanmereka habiskan dengan duduk di kursi sekolah -setiap harinya. Lama waktu duduk di kursi ini bisamenjadi lebih panjang, jika dirumah anak harus jugaduduk untuk mengerjakan tugas. Hal ini menunjukkan,bahwa dalam menjalani aktivitas hariannya, anak-anaksama seperti kita orang dewasa, mereka jugamembutuhkan kursi dan meja yang baik dan nyaman.Pertanyaan yang tersirat kemudian adalah, bagaimanasekolah menyediakan hal tersebut. Kenyamanan kursibagi anak utamanya dibentuk oleh (1) luas dudukankursi, (2) tinggi dudukan kursi, dan (3) tinggi sandarankursi. Ketiga faktor ini perlu berada dalam dimensirata-rata yang tepat untuk mendukung ukuran tubuhanak. Setelah ketiga faktor ini, faktor lain yang dapatdipertimbangkan adalah kontur dan keempukandudukan dan sandaran, serta bobot dan mobilitaskursi.

Ergonomi adalah ilmu yang menemukan danmengumpulkan informasi tentang tingkah laku,kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusiauntuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja,dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman danefektif bagi manusia. Ergonomi merupakan suatucabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkaninformasi mengenai sifat manusia, kemampuanmanusia dan keterbatasannya untuk merancang suatusistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapaidengan efektif, aman dan nyaman.Fokus utamapertimbangan ergonomi adalah mempertimbangkanunsur manusia dalam perancangan objek, prosedurkerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metodependekatannya adalah dengan mempelajari hubunganmanusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya,dengan harapan dapat sedini mungkin mencegahkelelahan yang terjadi akibat sikap atau posisi kerjayang keliru

Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajarikondisi manusia baik fisik maupun segala hal yangberkaitan dengan ke lima indera manusia. Kondisi fisikmanusia meliputi kerja fisik, efesiensi kerja, tenagayang dikeluarkan untuk suatu obyek, konsumsi kalori,kelelahan dan pengorganisasian sistem kerja.Sedangkan yang berkaitan dengan panca inderamanusia antara lain pengelihatan, pendengaran, rasapanas/dingin, penciuman dan keindahan/kenyamanan.Dengan demikian di dalam ilmu ergonomi akanterkandung antropometri yang membahas sebuahukuran produk desain (misal: meja, kursi, ruangan)ditentukan oleh dimensi manusia sebagai calonpengguna dengan mepert imbangkan segikenyamanan, kepraktisan dan efisiensi supayamenghemat tenaga yang dikeluarkan.

METODE PENELITIAN

Kajian ini bersifat deskriptif denganpendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang dalam istilahBurgess (1999) disebut strategi penelitian ganda yaitupenggunaan metode yang beragam dalammemecahkan suatu masalah penelit ian. Polapenggabungan kedua pendekatan dalam penelitian iniadalah pemakaian hasil-hasil kualitati f untukmenjelaskan temuan-temuan penelitian berupa datakuantitatif.

Sumber data utama berupa Mebel (bangku,kursi, locker dan rak) sebagai sumber data utama,sumber lisan berasal dari informan (pengelola, siswadan guru), sumber data lain berasal dari dokumentasitertulis/ literatur dan foto. Data dikumpulkan dengan

Page 4: KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBEL PAUD AL

 

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017140

metode pengamatan, wawancara dan angket. Untukmenjamin keterpercayaan data digunakan trianggulasidata dan trianggulasi metode.

KEGIATAN PENELITIAN

A Aksesibilitas Siswa pada Mebel

A. 1. Posisi Duduk

Posisi kerja didepan meja dari siswa PAUDadalah duduk bersila silang (laki-laki) dan bersila lurus(perempuan). Posisi ini merupakan posisi lesehan,dimana tidak membutuhkan kaki kursi sebagaipenopang duduk. Posisi ini sering dipakai padapembelajaran siswa santri pada jaman dahulu. Saranaduduk dengan cara lesehan yang dikenal juga sepertibale bengong khas Bali, atau saung khas Sunda. Akan

tetapi pada siswa posisi duduknya berubah-ubah,sesuai aktifitas yang dilakukannya. Konsep kelasduduk melingkar dianggap sesuai dengan konsepBCCT (Beyond Center and Circle Time) anak dudukmelingkar dengan bunda / guru sebagai selternya(pusat perhatian).

Gambar 04. Meja Belajar Anak(Dok. Penulis)

Gambar 05. Meja tempat makanan siswa(Dok. Penulis)

Gambar 02. Meja Belajar Anak(Dok. Penulis)

Gambar 03. Rak loker tas siswa(Dok. Penulis)

Page 5: KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBEL PAUD AL

 

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 141

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

Gambar 06. Locker Tas Siswa (Dok. Penulis)

Gambar 07. Locker untuk menyimpan peralatanmakan dan pasta gigi siswa

(Dok. Penulis)

Gambar 08. Almari kabinet dinding(Dok. Penulis)

Gambar 09. Pengukuran posisi kebutuhan siswa(Dok. Penulis)

Gambar 10. Aktifitas kelas PAUD(Dok. Penulis)

Page 6: KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBEL PAUD AL

 

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017142

PENUTUP

Ergonomi adalah ilmu yang mempelajarimanusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.Sasaran ergonomi ialah manusia pada saat bekerjadalam sebuah sistem. Secara singkat dapat dikatakanbahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaandengan kapasitas m anusia. Sesuai denganantropometri dalam perencanaan segala macam alatbantu yang berhubungan dengan manusia hendaknyadisesuaikan dengan ukuran tubuh serta posisi manusiayang menggunakannya. Hal tersebut terkait dampakyang digunakan dalam jangka pendek dan jangkapanjang.Disamping aksesibilitas dan ergonomi, perludiperhatikan pula aspek bahan baku, konstruksi,bahan dan warna yang dipergunakan hendaknya amandan ramah bagi pengguna dan lingkungan. Sehinggadiharapkan meubel serta alat yang dibuat benar-benarsesuai fungsi dasar dari sebuah benda, yaknimempermudah dan membantu manusia dalammenyelesaikan pekerjaannya.

A.Simpulan

Sejauh ini faktor aksebilitas serta ergonomipada mebel sudah diterapkan pada rancangan meubelpada TK Al Abidin Surakarta, tetapi ada beberapaposisi lay out mebel yang perlu untuk perbaikankedepan. Pengukuran ergonomi-antrophometriterhadap 15 anak yang ada, ukuran anak pada TK AlAbidin Surakarta mempunyai tingkat presentil 10persen sampai dengan 25 persen dari standart Panero.

Dampak dari ketidak serasian antara mejakursi dengan ukuran tubuh anak sekolah merupakansalah satu kendala dalam upaya meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Akibat dari meja,kursi, dan mebel sekolahlainnya yang tidak sesuaidengan ukuran tubuh anak sekolah antara lain dapatmengakibatkan anak cepat mengalamikelelahan.Secara umum mebel yang terdapat padaPAUD Al Abidin masih layak dipergunakan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan guna mendapatkan ukuran ukuran meubelpada ruang belajar anak usia dini pada ruang belajarPAUD Al Abidin di Surakarta berdasarkan Aksesibilitasdan Ergonomi, maka dapat di tarik beberapakesimpulan berupa :- Meja belajar anak masih relatif nyaman ketika

dipergunakan untuk menulis dan membaca, untukkegiatan lain berupa kegiatan menggambar danbermain dengan APE masih kurang luas.

- Posisi duduk pada waktu kegiatan belajar adalahlesehan, apabila digunakan dalam waktu yang

sebentar masih relatif masih nyaman, akan tetapijikalau dalam waktu yang lama dapatmengakibatkan pegal pada punggung. Alas berupaspon setebal 10 mm diharapkan bisa membantumengurangi kontak fisik dengan lantai keramikyang keras dan dingin yang dapat mengakibatkananak masuk angin.

- Rak Tas Siswa dipergunakan untuk penyimpanantas anak masih relatih sesauai dengan perhitunganergonomi, ukuran berdasarkan jangkauan anak, darirak yang bawah sampai dengan rak atas.

- Rak Penyimpan Peralatan Makan Dan Pasta GigiAnak lain dipergunakan untuk penyimpananperalatan makan, pasta gigi, dan perlengkapansejenis lainnya. Rak diletakkan berdasarkan padasudut ruangan, hal tersebut mengakibatkanpenggunakan rak tersebut agak menyulitkan,terutama pada rak bagian paling bawah, karenaterhalang oleh meja tempat alat makan.

- Rak Gantung dipergunakan untuk menyimpankarya siswa, seperti mewarna, menempel dankarya sejenis lainnya. Rak dibuat dan diletakkanberdasarkan jangkauan orang dewasa, hal tersebutdidasarkan pertimbangan bahwa penggunakan raktersebut yang dapat mengakses adalah guru kelas.

- Meja Tempat Makanan difungsikan sebagai tempatmenaruh makanan untuk m akan siangsiswa.Ketinggian meja disesuaikan dengan standarukuran tubuh siswa agar memudahkan mengambilmakanan, dan siswa diajarkan untuk mandiri.

- Papan Tulis menggunakan white board ukuran lebar120 x panjang 240 x tebal 0,5 cm, dan jarak papantulis dari pemukaan lantai tinggi 10 cm. Posisi land-scape, posisi terlalu rendah untuk posisi menulissecara berdiri.

- Penggunaan warna yang cerah pada beberapamebel dapat mendorong anak untuk lebih aktifmelakukan kegiatan bermain dan belajar.

B. Saran

Beberapa saran terkait aksesibilitas danergonomi pada penggunakan mebel PAUD Al AbidinSurakarta adalah ;- Penggunakan konsep lesehan pada posisi duduk

sebaiknya dipertimbangkan lagi, mengingat posisitersebut dalam kurun waktu yang lama akanmengakibatkan kelelahan pda pungung, sehinggadapat memecah konsentrasi kegiatan anak. Pal-ing tidak diberikan alas yang lebih tebal masing-masing anak agar lebih nyaman.

Page 7: KAJIAN AKSESIBILITAS DAN ERGONOMI PADA MEBEL PAUD AL

 

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 143

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

- Meja tempat makanan sebaiknya merupakan raktertutup agar tidak terkontaminas oleh debu danudara bebas.

- Almari rak/kabinet gantung untuk karya semakinlama akan menahan beban yang semakin banyak,sebaiknya diletakkan diatas lantai, dengan maing2anak kunci berikut identitas anak pada masing-masing lockernya.

- Posisi rak locker peralatan makan dan pasta gigianak sebaiknya tidak di belakang meja tempatmakan, karena posisi rak paling bawah tidak dapatdifungsikan tanpa menggeser meja.

- Papan tulis posisinya terlalu rendah sebaiknyadiletakkan agak tinggi, minimal 40 cm dari ataslantai sehingga bagian bawah bisa dimanfaatkanoleh anak, sementara bagian atas dapatdimanfaatkan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA

Ade Dwi Utami, dkk, 2013 ; Modul PLPG, PendidikanAnak Usia Dini, Konsorsium Sertifikasi Guru,2013,Universitas Negeri Jakarta, Jakarta

Bridger, R.S. 1995. Introduction to Ergonomics.McGraw-Hill. Inc, Singapore

H.B. Sutopo., 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif,Universitas Sebelas Maret Surakarta,Surakarta

Julius, Panero AIA, ASID & Martin Zelnik, AIA, ASID,2003, Dimensi Manusia dan Ruang Interior,Erlangga, Jakarta

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 65Tahun 1993, Tentang : Fasilitas PendukungKegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,Menteri Perhubungan.

Lincoln, Yvona S. & Guba, Barry A., 1985, Naturalis-tic Inquiry, Sage Publicationss Ltd.

Marizar, Eddy S., 2005, Designing Furniture, MediaPressindo, Yogyakarta. Nurmianto, Eko,Ergonomi Konsep Dasar dan AplikasinyaEdisi Pertama, Guna Widya, Surabaya,2003.

Martadi, Jurusan Seni Rupa, 2006, Konsep Desainbangku dan Kursi Sekolah Dasar diSurabaya, Jurnal Dimensi Interior, Vol.4,No.2, Desember 2006: 72-79UniversitasNegeri Surabaya, Surabaya

Masitoh, dkk. 2000. Strategi Pembelajaran BerpusatPada Anak, Ditjen Dikti, Jakarta

Pamudji Suptandar, J. (1999). Desain Interior,Pengantar Merencana Interior untukMahasiswa Desain Interior, Jakarta,Djambatan

Hapsari, Putri Sekar. 2011. Kenyamanan FurniturKelas B di TK Aisyiyah 61 SerenganBerdasar Ergonomi dan Antropometri.Fakultas seni rupa dan desain ISI: Surakarta.

Saputra Gigi, 2006, Analisis Halte yang Ergonomi diKawasan Kalimalang Jakarta Timur, Depok2006, Jurnal Analisis, Univ. Gunadarma.Jakarta

Spradley, 1979. Participant Observation, Hold Rinehart,and Winston, New York Stevenson, 1989,Priciples of Ergonomic, Centre for SafetyScience UNSW, Sidney

ht tp: / /www. tk i i -a lab idi n.sch. id /p/selayang-pandang_1.html

Nara Sumber :

- Tuwiyem, S.Pd ; 37 Th, Kepala Sekolah KB-TK II Alabidin

- Siti Fatimah, S. Pd, 56 Th Guru KB-TK II Al abidin