120
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

  • Upload
    ngominh

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI SULAWESI TENGAH

TRIWULAN II 2014

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI TENGAH

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui

penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan

nilai tukar yang stabil.

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan

moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta

mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung

alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan

dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang

berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem

keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan

nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata

kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang

diamanatkan UU.

Kritik, saran, masukan dan komentar dapat disampaikan kepada :

Redaksi :

Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah

Jl. Dr. Sam Ratulangi No.23 Palu

Telp : 0451 - 421181

Fax : 0451 - 421180

Email :[email protected];[email protected];

[email protected]; [email protected];

Homepage : www.bi.go.id

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME, karena atas perkenan-Nya maka

penyusunan buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Sulawesi

Tengah triwulan II 2014 ini dapat diselesaikan. Tujuan dari penyusunan buku KEKR adalah

untuk memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan tentang

perkembangan ekonomi di Sulawesi Tengah. Secara lengkap, buku KEKR ini meliputi

kajian perkembangan makroekonomi regional, perkembangan inflasi, perkembangan

perbankan, perkembangan sistem pembayaran, perkembangan ketenagakerjaan dan

kesejahteraan masyarakat, perkembangan keuangan daerah serta prospek ekonomi dan

inflasi ke depan.

Kami berharap kiranya informasi yang terangkum dalam buku KEKR ini dapat

dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi pembuat kebijakan, akademisi,

masyarakat dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan dan memiliki perhatian terhadap

perkembangan ekonomi di Sulawesi Tengah.

Selanjutnya, pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu

penerbitan buku ini. Dalam rangka penyempurnaan dan peningkatan kualitas kajian di

waktu yang akan datang, sangat diharapkan saran, masukan dan tentunya update data

dan informasi terkini dari berbagai pihak. Selain kami cetak secara terbatas, buku KEKR

ini juga dapat diunduh di http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/.

Semoga Tuhan YME selalu meridhoi upaya kita sekecil apapun dalam berkontribusi

untuk ikut memajukan ekonomi di wilayah yang kita cintai ini. Terima kasih.

Palu, Agustus 2014

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI TENGAH

ttd

Purjoko

Deputi Direktur

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Isi

ii

Boks 1. Perkembangan Implementasi Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi (MP3EI) Sulawesi Tengah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i

Daftar Isi ........................................................................................................................... ii

Daftar Tabel ..................................................................................................................... v

Daftar Grafik .................................................................................................................... vii

Tabel Indikator Ekonomi .................................................................................................. xi

Ringkasan Eksekutif ......................................................................................................... 1-6

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL ..................................................... 6

1.1. Analisis PDRB dari Sisi Penawaran ............................................................. 9

1.1.1. Sektor Pertanian ................................................................................. 9

1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ................................................. 13

1.1.3. Sektor Industri Pengolahan .................................................................. 14

1.1.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ....................................................... 15

1.1.5. Sektor Bangunan ................................................................................. 16

1.1.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran ............................................ 17

1.1.7. Sektor Angkatan dan Komunikasi ........................................................ 18

1.1.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa ................................................. 19

1.1.9. Sektor Jasa-Jasa .................................................................................... 20

1.2. Analisis PDRB dari Sisi Permintaan .............................................................. 20

1.2.1. Konsumsi ............................................................................................. 21

1.2.2. Investasi ............................................................................................... 22

1.2.3. Ekspor .................................................................................................. 24

1.2.4 Impor .................................................................................................... 25

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Isi

iii

Boks 3. KKP-E Sebagai Salah Satu Pendorong Pertumbuhan Pertanian Sulawesi

Tengah

Boks 2. Migrasi Komoditas Antar Daerah Akibat Disparitas Harga

BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ........................................................................ 27

2.1. Perkembangan Inflasi Secara Umum di Kota Palu ...................................... 27

2.2. Tekanan Inflasi Sisi Penawaran .................................................................... 30

2.3. Tekanan Inflasi Sisi Permintaan .................................................................... 31

2.4. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa ...................... 32

2.5. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) ....................................................... 37

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ................................................................ 40

3.1. Kinerja Perbankan di Sulawesi Tengah (Bank Umum & BPR) .................. 40

3.2. Intermediasi Bank Umum ............................................................................ 42

3.2.1. Penghimpunan Dana Masyarakat Bank Umum .................................... 43

3.2.2. Penyaluran Kredit Bank Umum ............................................................ 44

3.3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat ................................................... 48

3.4. Kinerja Bank Umum Syariah ....................................................................... 51

3.5. Kredit UMKM................................................................................................ 53

BAB 4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ................................................................ 55

4.1. Transaksi Keuangan Secara Tunai .............................................................. 55

4.1.1. Perkembangan Uang Kartal (Inflow/Outflow) ...................................... 55

4.1.2. Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan ....................................... 56

4.1.3. Aliran Perkasan Berdasarkan Denominasi ............................................ 57

4.2. Transaksi Keuangan Secara Non Tunai ...................................................... 58

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Isi

iv

Boks 4. Penguatan Dasar Hukum Kawasan Ekonomi Khusus

(KEK) Kota Palu

BAB 5. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ............................................................................ 61

5.1. Ketenagakerjaan ......................................................................................... 61

5.2. Kemiskinan .................................................................................................. 64

BAB 6. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ................................................................. 70

6.1. Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 .............................. 70

6.1.1. Realisasi Pendapatan APBD ................................................................. 71

6.2.2 Realisasi Belanja APBD ......................................................................... 73

6.2. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ...................................................... 74

BAB 7. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ....................................................................... 76

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi ................................................................. 76

7.2. Prospek Inflasi ............................................................................................. 81

LAMPIRAN

Daftar Istilah dan Singkatan

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Tabel

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 ................................................................... 8

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 .................................................................. 9

Tabel 1.3. Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi Tengah

(Angka Sementara 2013 dan Prognosa 2014) .............................................. 10

Tabel 1.4. Produksi Padi Ladang Provinsi Sulawesi Tengah

(Angka Sementara 2013 dan Prognosa 2014) .............................................. 11

Tabel 1.5 Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Sulawesi Tengah Menurut Penggunaan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 ................................................................... 20

Tabel 1.6. Pertumbuhan Triwulanan (qtq) PDRB Sulawesi Tengah Menurut

Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 .......................................... 20

Tabel 1.7. Perkembangan Nilai Ekspor Berdasar SITC 2 Digit Komoditas Utama

Provinsi Sulawesi Tengah (Ribu USD) ........................................................... 25

Tabel 1.8. Perkembangan Nilai Impor Komoditas Pilihan Provinsi Sulawesi Tengah

(Ribu USD) .................................................................................................. 27

Tabel 2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditas .................................................... 29

Tabel 2.2. Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi terbesar Januari Maret 2014 ........... 30

Tabel 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan per Kelompok Komoditas ............................... 33

Tabel 2.4. Inflasi Kelompok Bahan Makanan ................................................................ 33

Tabel 2.5. Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ................. 34

Tabel 2.6. Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ..................... 35

Tabel 2.7. Inflasi Kelompok Sandang ............................................................................ 35

Tabel 2.8. Inflasi Kelompok Kesehatan ......................................................................... 36

Tabel 2.9. Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ..................................... 36

Tabel 2.10. Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan ..................... 36

Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Perbankan di Sulawesi Tengah ............................... 40

Tabel 3.2. Perkembangan Indikator Kinerja Bank Umum Provinsi Sulawesi Tengah ......... 41

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum per Sektor .............................................. 45

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Tabel

vi

Tabel 3.4. Jumlah Kantor Pusat dan Cabang BPR di Sulawesi Tengah (Belum Termasuk

Daerah Pemekaran) ..................................................................................... 50

Tabel 4.1. Perkembangan Uang Palsu Yang Ditemukan ................................................ 56

Tabel 4.2. Pangsa Denominasi Uang Inflow .................................................................. 56

Tabel 4.3. Pangsa Denominasi Uang Outflow ............................................................... 57

Tabel 4.4 . Perkembangan RTGS Provinsi Sulawesi Tengah ............................................. 58

Tabel 5.1. Penduduk Menurut Jenis Kegiatan Utama .................................................... 61

Tabel 5.2. Perkembangan Penduduk Miskin Di Sulawesi Tengah (Rilis September

2013) .......................................................................................................... 64

Tabel 5.3. Penyaluran Raskin Januari-Juni 2014 ............................................................ 64

Tabel 5.4. Realisasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Di

Sulawesi Tengah Berdasarkan Sektor Ekonomi .............................................. 66

Tabel 6.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah per Triwulan ............................. 71

Tabel 6.2. Kinerja Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah ................................... 71

Tabel 6.3. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah per Triwulan .................................... 72

Tabel 6.4. Kinerja Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Tengah .......................................... 72

Tabel 7.1. Skema Kenaikan Harga Tarif Tenaga Listrik (Rp/Kwh) .................................... 84

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Grafik

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan dan Nominal PDRB (triwulanan) Sulawesi Tengah ADHK

2000 (yoy) ................................................................................................... 6

Grafik 1.2. Pangsa PDRB Provinsi Sulawesi Tengah per Sektor ........................................ 7

Grafik 1.3. Perkembangan Kegiatan Usaha (Survei Kegiatan Dunia Usaha) . ................... 7

Grafik 1.4. Andil Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Sektoral ....................................... 9

Grafik 1.5. Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Sektor dan Subsektor

Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah .............................................................. 10

Grafik 1.6. Pangsa Nominal PDRB Sektor Pertanian ........................................................ 10

Grafik 1.7. Perkembangan Stok Beras BULOG ................................................................ 11

Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Bank Umum Sektor Pertanian ..................................... 13

Grafik 1.9. Perkembangan Volume Ekspor Kakao .......................................................... 13

Grafik 1.10. Perkembangan Tahunan Sektor dan Subsektor Pertambangan ...................... 13

Grafik 1.11. Perkembangan Nominal dan Volume Ekspor Tambang ................................. 13

Grafik 1.12 Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Sektor dan Subsektor Industri

Pengolahan ................................................................................................. 14

Grafik 1.13. Kapasitas Terpakai Industri Pengolahan ........................................................ 14

Grafik 1.14. Perkembangan Pertumbuhan Tahunan (yoy) Produksi Industri Manufaktur

Besar dan Sedang Provinsi Sulawesi Tengah.................................................. 15

Grafik 1.15. Perkembangan Volume Ekspor Kayu, Kayu Olahan dan Furniture .................. 15

Grafik 1.16. Perkembangan Konsumsi Listrik di Kota Palu ................................................ 15

Grafik 1.17. Perkembangan Volume Vol. Penjualan Air PDAM Donggala .......................... 15

Grafik 1.18. Realisasi Pengadaan Semen Di Sulawesi Tengah ........................................... 16

Grafik 1.19. Perkembangan Kredit Bank Umum Sektor Bangunan .................................... 16

Grafik 1.20. Perkembangan Pertumbuhan PHR dan subsektornya .................................... 17

Grafik 1.21. Tingkat Penghunian Kamar Hotel ................................................................. 18

Grafik 1.22. Perkembangan Jumlah Tamu Hotel Berbintang ............................................. 18

Grafik 1.23. Perkembangan Arus Penumpang Pesawat Udara Melalui Bandara Mutiara

Palu............................................................................................................. 18

Grafik 1.24. Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Sektor dan Subsektor Keuangan,

Persewaan dan Jasa ..................................................................................... 19

Grafik 1.25. Perkembangan Kredit, DPK, dan NTB Perbankan Di Sulawesi Tengah ........... 19

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Grafik

viii

Grafik 1.26. Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Kelompok Penggunaan ............................ 20

Grafik 1.27. Perkembangan Kredit Konsumsi Di Sulawesi Tengah ..................................... 21

Grafik 1.28. Perkembangan Nilai Tukar Petani ................................................................. 22

Grafik 1.29. Indeks Tendensi Konsumen .......................................................................... 22

Grafik 1.30. Kredit Investasi Bank Umum Provinsi Sulawesi Tengah .................................. 22

Grafik 1.31 Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Sulawesi Tengah ... 23

Grafik 1.32. Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) Sulawesi Tengah ................. 23

Grafik 1.33. Perkembangan Nominal dan Volume Ekspor Sulawesi Tengah ...................... 24

Grafik 1.34. Perkembangan Volume Muat Barang Melalui Pelabuhan Pantoloan .............. 24

Grafik 1.35. Jumlah Barang Keluar Melalui Bandara Mutiara Palu ..................................... 24

Grafik 1.36. Perkembangan Volume Bongkar Barang Melalui Pelabuhan Pantoloan .......... 26

Grafik 1.37. Jumlah Barang Masuk Melalui Bandara Mutiara Palu .................................... 26

Grafik 2.1. Event Analysis Inflasi Tahunan Kota Palu ....................................................... 28

Grafik 2.2. Inflasi Bulanan Kota Palu, Sulampua dan Nasional......................................... 28

Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan Beberapa Kota di Indonesia Timur. .................. 28

Grafik 2.4. Indeks Kondisi Ekonomi, Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks

Ekspektasi Konsumen .................................................................................. 32

Grafik 2.5. Indeks Ekspektasi Perubahan Harga Umum Yang Akan Datang ..................... 32

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Palu Menurut Kelompok Komoditas ...... 33

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Komoditas Bumbu-Bumbuan ...................................... 34

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Komoditas Ikan Segar ................................................. 34

Grafik 2.9. Perkembangan Harga Komoditas Beras ........................................................ 34

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Komoditas Daging dan Telur ...................................... 34

Grafik 3.1. Perkembangan DPK Menurut Jenis Simpanan ............................................... 39

Grafik 3.2. Perkembangan Kredit Menurut Jenis Penggunaan ........................................ 39

Grafik 3.3. Perkembangan DPK Bank Umum ................................................................. 42

Grafik 3.4. Pangsa DPK Bank Umum Menurut Jenis Simpanan ....................................... 42

Grafik 3.5. Rasio Rekening Simpanan Pada Bank Umum Terhadap Jumlah Penduduk ...... 42

Grafik 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Jenis Penggunaan ............... 44

Grafik 3.7. Pangsa Kredit Bank Umum berdasarkan Jenis Penggunaan ........................... 44

Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Properti ...................................................................... 45

Grafik 3.9. Perkembangan Kredit KPR Berdasarkan Tipe ................................................. 45

Grafik 3.10. Rasio Rekening Kredit Pada BU Terhadap Jumlah Penduduk .......................... 46

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Grafik

ix

Grafik 3.11. Perkembangan Aset BPR Di Sulteng.............................................................. 47

Grafik 3.12. Perkembangan DPK BPR Menurut Jenis Simpanan ........................................ 48

Grafik 3.13. Perkembangan Kredit BPR Menurut Jenis Penggunaan .................................. 48

Grafik 3.14. Perkembangan Aset Bank Syariah Di Sulteng ................................................ 50

Grafik 3.15. Perkembangan DPK Bank Syariah Menurut Jenis Simpanan ........................... 51

Grafik 3.16. Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Menurut Jenis Penggunaan ........... 51

Grafik 3.17. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Bank Umum .................... 53

Grafik 4.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Tunai .................................................. 54

Grafik 4.2. Perkembangan Pemusnahan UTLE ................................................................ 55

Grafik 4.3. Perkembangan Persentase Lembar Uang Yang Dimusnahkan ........................ 55

Grafik 4.4. Perkembangan Transaksi Non Tunai di Sulawesi Tengah ............................... 57

Grafik 4.5. Pangsa Nominal Transaksi RTGS (Outgoing) dan Kliring Provinsi Sulawesi

Tengah ........................................................................................................ 57

Grafik 4.6. Perkembangan Nominal dan Jumlah Warkat Kliring Prov. Sulawesi Tengah.... 58

Grafik 4.7. Perputaran Cek dan Bilyet Giro Kosong Provinsi Sulawesi Tengah ................. 58

Grafik 5.1. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama .............................. 62

Grafik 5.2. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama ............................. 62

Grafik 5.3. Perkembangan Tingkat UMP Sulawesi Tengah dan Inflasi Kota Palu ............. 63

Grafik 5.4. Perkembangan UMP dan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) ............................... 63

Grafik 5.5. Persentase Jumlah Penduduk Miskin Di Sulteng ............................................ 65

Grafik 5.6. Persentase Penduduk Miskin Menurut Lokasi Tinggal Di Sulteng ................... 65

Grafik 5.7. Indeks Kedalaman Kemiskinan ..................................................................... 65

Grafik 5.8. Indeks Keparahan Kemiskinan Di Sulteng ..................................................... 65

Grafik 5.9. NTP Sulteng Menurut Subsektor ................................................................... 67

Grafik 5.10. Perbandingan NTP Provinsi di Indonesia Timur .............................................. 67

Grafik 6.1 Perkembangan Pendapatan dan Belanja Daerah ........................................... 69

Grafik 6.2. Perkembangan Deposito, Tabungan dan Giro Pemda .................................... 70

Grafik 6.3. Perkembangan Nilai Realisasi per Pos Pendapatan Daerah ............................. 71

Grafik 6.4. Perkembangan Tingkat Realisasi per Pos Pendapatan Daerah ........................ 71

Grafik 6.5. Perkembangan Nilai Realisasi per Pos Belanja Daerah.. .................................. 73

Grafik 6.6. Perkembangan Tingkat Realisasi per Pos Belanja Daerah ............................... 73

Grafik 6.7. Realisasi Penerimaan Pajak APBN di Sulawesi Tengah .................................... 73

Grafik 6.8. Realisasi Belanja APBN di Sulawesi Tengah.................................................... 74

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Grafik

x

Grafik 6.9. Persentase Realisasi Belanja APBN Provinsi Sulawesi Tengah .......................... 74

Grafik 7.1. Perkiraan Kegiatan Usaha (SKDU) ................................................................. 75

Grafik 7.2. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen .................................................. 75

Grafik 7.3. Perkembangan BI Rate dan Suku Bunga Kredit Bank Umum di Sulteng .......... 76

Grafik 7.4. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen ................................................ 78

Grafik 7.5. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ................................................ 78

Grafik 7.6. Proyeksi Inflasi Kota Palu (Tw III-2014) .......................................................... 80

Grafik 7.7. Prakiraan Curah Hujan Juli 2014 .................................................................. 81

Grafik 7.8. Prakiraan Sifat Hujan Agustus 2014.............................................................. 81

Grafik 7.9. Prakiraan Sifat Hujan September 2014 ......................................................... 81

Grafik 7.10. Laju Inflasi Bulanan dan Indeks Ekspektasi Perubahan Harga ......................... 82

Grafik 7.11 Proyeksi Harga Emas .................................................................................... 82

Grafik 7.12 Proyeksi Harga Minyak Mentah Dunia .......................................................... 82

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

TabelIndikatorUtama

xi

TABEL INDIKATOR EKONOMI

PROVINSI SULAWESI TENGAH

a. Inflasi dan PDRB

*) Tahun dasar 2012=100

Tw I Tw II Tw III Tw IV TOTAL Tw I Tw II

Ekonomi Makro Regional

Produk Domestik Regional Bruto

(%,yoy) 10,71 10,87 9,99 6,28 9,38 2,96 2,35

Berdasarkan Sektor

- Pertanian 6,92 5,06 5,12 5,23 5,57 3,99 5,90

- Pertambangan dan Penggalian 67,18 74,20 55,74 (13,10) 35,23 (44,62) (49,64)

- Industri Pengolahan 4,17 6,60 3,91 5,16 4,96 6,56 4,29

- Listrik dan Air Bersih 8,31 8,78 9,67 11,87 9,68 10,46 9,40

- Bangunan 8,23 15,35 15,80 14,26 13,48 14,26 13,25

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,70 6,89 8,63 12,34 7,68 12,10 7,62

- Pengangkutan dan Komunikasi 8,66 8,02 8,48 8,16 8,32 7,68 7,23

- Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 13,39 12,01 12,33 14,91 13,17 9,41 9,38

- Jasa-Jasa 9,46 6,35 8,03 8,67 8,11 9,23 8,42

Berdasarkan Permintaan

-Konsumsi Rumah Tangga 7,71 7,11 7,77 7,34 7,48 8,20 11,67

-Konsumsi Pemerintah 7,10 5,40 5,39 8,12 6,51 8,98 10,55

-Investasi 17,27 18,01 18,58 16,40 17,54 18,57 27,89

-Ekspor 12,52 16,27 14,20 (5,16) 8,73 (31,64) (53,87)

-Impor(-) 6,20 6,07 14,01 15,71 10,57 15,30 25,37

Ekspor

Nilai Ekspor Non-Migas (USD Juta) 73 68 54 74 269 25 2

Volume Ekspor Non-Migas (ribu ton) 3.267 2.785 2.684 3.718 12.330 1.174 1

Impor

Nilai Impor Non-Migas (USD Juta) - 11,80 - 171,18 182,99 5,65 23,88

Volume Impor Non-Migas (ribu Ton) - 1,88 - 2,32 4,20 9,04 16,20

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Palu 143,27 142,88 151,43 153,12 153,12 111,45* 113,64*

Laju Inflasi Tahunan (%) Kota Palu 5,97 3,89 7,29 7,57 7,57 8,42 10,37

20142013

Indikator

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

TabelIndikatorUtama

xii

b. Perbankan

I II III IV I II

PERBANKAN

Bank Umum:

Total Aset (Rp juta) 17.401.652 18.226.059 18.895.932 19.112.111 19.988.338 21.621.589

DPK (Rp juta) 10.441.931 10.923.688 11.364.133 11.330.363 11.876.744 12.676.054

- Giro 2.851.054 2.917.255 2.905.915 1.737.348 2.796.067 3.478.468

- Deposito 1.730.559 1.808.852 1.840.392 1.919.917 2.158.694 2.334.973

- Tabungan 5.860.318 6.197.582 6.617.826 7.673.099 6.921.983 6.862.613

Kredit (Rp juta) 14.321.413 15.452.047 16.144.997 16.693.036 17.158.777 18.017.671

1 Modal Kerja 5.214.992 5.471.095 5.598.727 5.748.122 5.797.644 6.078.762

2 Investasi 1.428.695 1.734.522 1.809.522 1.970.161 2.063.591 2.142.456

3 Konsumsi 7.677.726 8.246.430 8.736.748 8.974.754 9.297.542 9.796.454

% NPL GROSS 2,02% 1,98% 2,20% 1,95% 2,12% 2,11%

LDR 137,15% 141,45% 142,07% 147,33% 144,47% 142,14%

Kredit UMKM (Rp juta) 5.285.270 5.870.218 5.956.501 6.169.927 6.320.727 6.740.252

1 Modal Kerja 4.450.474 4.738.724 4.801.047 4.950.478 5.067.999 5.393.140

2 Investasi 811.744 1.105.338 1.124.965 1.185.913 1.214.452 1.347.112

3 Konsumsi 23.052 26.156 30.489 33.535 38.276 -

Kredit Mikro 1.259.905 1.378.349 1.432.986 1.530.312 1.592.636 1.783.574

1 Modal Kerja 1.102.661 1.120.730 1.164.707 1.231.209 1.272.490 1.398.220

2 Investasi 157.244 257.619 268.279 299.103 320.145 385.354

3 Konsumsi - - - - - -

Kredit Kecil 2.076.344 2.252.839 2.242.124 2.255.570 2.311.609 2.344.987

1 Modal Kerja 1.654.556 1.714.250 1.703.700 1.704.167 1.740.777 1.782.538

2 Investasi 398.736 512.432 507.935 517.868 532.556 562.449

3 Konsumsi 23.052 26.156 30.489 33.535 38.276 -

Kredit Menengah 1.949.021 2.239.031 2.281.391 2.384.044 2.416.482 2.611.691

1 Modal Kerja 1.693.258 1.903.743 1.932.641 2.015.102 2.054.732 2.212.382

2 Investasi 255.763 335.287 348.751 368.942 361.751 399.309

3 Konsumsi - - - - - -

NPL UMKM gross 3,99% 3,89% 4,24% 3,79% 4,18% 4,09%

BPR:

Total Aset (Rp juta) 1.059.567 1.219.874 1.304.191 1.383.952 1.416.412 1.424.012

DPK (Rp juta) 356.446 352.202 347.353 332.737 389.080 360.301

Tabungan 50.549 56.398 55.947 56.967 57.431 58.259

Deposito 305.897 295.803 291.407 275.770 331.649 302.042

Kredit (Rp juta) 952.311 1.059.820 1.135.285 1.195.018 1.237.411 1.252.392

1 Modal Kerja 149.001 92.299 100.909 74.617 70.096 69.350

2 Investasi 88.139 25.025 31.730 2.759 3.255 3.310

3 Konsumsi 715.171 942.496 1.002.645 1.117.642 1.164.060 1.179.732

Rasio NPL gross (%) 1,02% 1,05% 1,05% 1,02% 1,12% 1,21%

LDR 267,17% 300,91% 326,84% 359,15% 318,03% 347,60%

RINCIAN2013 2014

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

TabelIndikatorUtama

xiii

c. Sistem Pembayaran

RRH = Rata-Rata Harian

I II III IV TOTAL I II

Posisi Kas Gabungan (Miliar Rp) 1.099,36 1.264,05 1.021,42 789,93 789,93 1.023,08 1.328,59

Inflow (Miliar Rp) 873,95 432,15 950,63 325,22 2.581,95 1.009,12 473,22

Outflow (Miliar Rp) 507,79 1.218,47 1.567,93 1.859,38 5.153,58 823,33 1.266,11

Pemusnahan Uang (Miliar Rp) 184,43 96,15 174,77 203,39 658,74 209,66 188,33

Transaksi RTGS

Ingoing (Miliar Rp) 7.787,67 5.683,10 8.200,38 13.157,13 34.828,28 13.018,66 17.227,05

Outgoing (Miliar Rp) 10.644,93 8.225,22 10.480,88 14.635,77 43.986,80 16.938,50 20.437,70

Nominal Kliring (Miliar Rp) 1.311,38 1.369,15 1.542,35 1.105,69 5.328,56 1.335,61 1.306,49

Volume Kliring (Lembar) 38.434,00 39.719,00 39.540,00 28.652,00 146.345,00 36.000,00 34.965,00

Kliring Kredit

Nominal Kliring Kredit (Miliar Rp) 66,17 79,49 117,35 97,81 360,82 45,50 40,10

Volume Kliring Kredit (Lembar) 3.640,00 3.701,00 3.613,00 2.569,00 13.523,00 1.703,00 1.804,00

RRH Nominal Kliring Kredit (Miliar Rp) 1,10 1,26 1,86 1,58 1,33 0,76 0,67

RRH Volume Kliring Kredit (Lembar) 60,67 58,75 57,35 41,44 69,16 28,38 30,07

Kliring Debet

Nominal Kliring Debet (Miliar Rp) 1.245,21 1.289,66 1.425,00 1.007,88 4.967,74 1.290,11 1.266,38

Volume Kliring Debet (Lembar) 34.794,00 36.018,00 35.927,00 26.083,00 132.822,00 34.297,00 34.965,00

RRH Nominal Kliring Debet (Miliar Rp) 20,75 20,47 22,62 16,26 18,65 21,50 21.106,38

RRH Volume Kliring Debet (Lembar) 579,90 571,71 570,27 420,69 536,90 571,62 582,75

Kliring Pengembalian

Nominal Kliring Pengembalian (Miliar Rp) 22,10 36,49 34,99 29,03 122,60 23,41 47,83

Volume Kliring Pengembalian (Lembar) 754,00 991,00 1.057,00 736,00 3.538,00 651,00 1.131,00

RRH Nominal Kliring Pengembalian (Miliar

Rp)

0,37 0,58 0,56 0,47 0,44 0,39 0,80

RRH Volume Kliring Pengembalian

(Lembar)

12,57 15,73 16,78 11,87 12,64 10,85 18,85

Cek/BG Kosong

Nominal Kliring Cek/BG Kosong (Miliar

Rp)

18,84 25,02 30,86 23,51 98,23 16,58 34,28

Volume Kliring Cek/BG Kosong (Lembar) 596,00 702,00 909,00 616,00 2.823,00 512,00 983,00

RRH Nominal Kliring Cek/BG Kosong

(Miliar Rp)

0,31 0,40 0,49 0,38 0,32 0,28 0,57

RRH Volume Kliring Cek/BG Kosong

(Lembar)

9,93 11,14 14,43 9,94 10,15 8,53 16,38

RRH Nominal Cek/BG Kosong (%) 1,44 1,83 2,00 2,13 1,84 1,24 2,62

RRH Volume Cek/BG Kosong (%) 1,55 1,77 2,30 2,15 1,93 1,42 2,67

Indikator

20142013

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

RingkasanEksekutif

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II-2014

PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan II-2014 mengalami pertumbuhan

ekonomi secara tahunan sebesar 2,35% (yoy) atau secara triwulanan 2,60%

(qtq). Pertumbuhan pada triwulan laporan sedikit lebih rendah dari pertumbuhan

triwulan I 2014 sebesar 2,96% (yoy) maupun pertumbuhan pada periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar 10,87% (yoy). Di sisi penggunaan,

pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh kelompok investasi dengan andil

sebesar 6,60% diikuti konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba dan

konsumsi pemerintah dengan andil masing-masing sebesar 6,30% dan 1,79%.

Sementara di sisi sektoral, sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan sektor bangunan

memiliki kontribusi terbesar dengan masing-masing sumbangan sebesar 2,16%,

1,32% dan 1,05%. Penurunan kinerja produksi dan ekspor tambang pasca

kebijakan larangan ekspor mentah minerba dan menurunnya kinerja subsektor

perkebunan menjadi faktor utama memburuknya perekonomian pada triwulan

laporan. Berdasarkan strukturnya, PDRB Sulawesi Tengah melanjutkan tren

pergeseran dari yang tahun-tahun sebelumnya dominan ditopang oleh sektor

primer kini justru ditopang oleh sektor tersier.

PERKEMBANGAN INFLASI

Secara tahunan, laju inflasi kota Palu pada akhir triwulan II-2014

mencapai 10,37% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya sebesar 3,89% (yoy) dan inflasi nasional 6,70% (yoy).

Tingginya inflasi tahunan ini didorong oleh faktor teknis kenaikan harga BBM

tahun 2013 yang menyebabkan basis tahunan IHK di bulan Juni 2013 menjadi

rendah, faktor perdagangan antar provinsi, serta beberapa event daerah dan

nasional yang dilaksanakan pada triwulan berjalan. Pada triwulan laporan, kota

Palu mengalami inflasi kuartalan sebesar 1,97% (qtq) atau lebih tinggi

dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 1,97% (qtq). Secara bulanan,

PDRB Provinsi

Sulawesi Tengah

pada triwulan II-

2014 melambat

signifikan

Laju inflasi

meningkat

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

RingkasanEksekutif

2

inflasi triwulan II-2014 mengalami puncak pada bulan Juni dengan tingkat inflasi

sebesar 0,94% (mtm). Beberapa komoditas yang memberikan tekanan inflasi

pada bulan Juni 2014 ialah rokok dan tarif kontrak rumah.

Dari sisi disagregasi inflasi, seluruh komponen inflasi menunjukkan tren

pergerakan meningkat. Namun demikian, pergerakan inflasi inti cenderung lebih

stabil dibandingkan inflasi administered price dan inflasi volatile foods.

Dibandingkan dengan triwulan yang sama periode sebelumnya, seluruh

komponen inflasi menunjukkan tingkat inflasi yang lebih tinggi.

PERKEMBANGAN PERBANKAN

Perkembangan berbagai indikator perbankan pada triwulan II-2014

menunjukkan adanya pertumbuhan tahunan positif bila dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Secara industri (gabungan Bank Umum dan BPR), jumlah

aset perbankan di Sulawesi Tengah pada bulan Juni 2014 tercatat sebesar

Rp23,05 triliun atau tumbuh sebesar 18,51% (yoy). Sementara itu jumlah DPK

yang dihimpun di akhir triwulan II-2014 tercatat sebesar Rp13,04 triliun atau

tumbuh sebesar 16,61% (yoy). Dalam hal penyaluran kredit, secara keseluruhan

kinerja perbankan meningkat dengan pertumbuhan hingga mencapai 16,70%

(yoy) sehingga total penyaluran kredit menjadi Rp19,27 triliun pada akhir

triwulan II-2014. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi mengalami

pertumbuhan tertinggi, diikuti kredit kredit konsumsi dan kredit modal kerja.

Sementara itu, kualitas kredit yang diberikan masih tetap terjaga di level

rendah yang tercermin dari rasio NPL-gross perbankan pada triwulan II-2014

yang tercatat sebesar 2,05% sama dengan rasio pada triwulan sebelumnya. Di

sisi lain, tingkat LDR perbankan di Sulawesi Tengah mencapai angka 148%. Hal

ini menunjukkan intermediasi yang dilakukan perbankan sudah baik.

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Nominal transaksi uang tunai di Sulawesi Tengah pada triwulan laporan

mengalami penurunan di sisi inflow namun meningkat di sisi outflow

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara secara non tunai, peredaran

uang pada triwulan II-2014 menurun untuk nominal kliring sedangkan RTGS

cenderung meningkat. Nominal kliring di triwulan laporan tercatat sebesar

Secara tahunan

Aset, DPK dan

Kredit perbankan

tumbuh positif

namun dalam tren

melambat

Tingkat NPL

masih dibawah

5%

Nominal dan

Volume Kliring

menurun

namun RTGS

meningkat

Seluruh komponen

menunjukkan tren

meningkat

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

RingkasanEksekutif

3

Rp1,31 triliun atau menurun 11,97% (yoy). Sementara kualitas kliring di

wilayah kerja KPw BI Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan II-2014 cenderung

meningkat (terjadi penurunan Cek/BG kosong). Di sisi lain, nominal RTGS

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya baik di sisi ingoing

maupun outgoing.

Aliran uang kartal di KPw BI Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan II-2014

berada pada kondisi net outflow Jumlah aliran uang kartal yang masuk ke KPw

BI Provinsi Sulawesi Tengah dari perbankan dan masyarakat (inflow) sepanjang

triwulan II-2014 tercatat Rp473,22 miliar atau 9,50% (yoy), sedangkan aliran

uang kartal yang keluar dari KPw BI Provinsi Sulawesi Tengah ke perbankan dan

masyarakat (outflow) justru meningkat sebesar 3,91% (yoy) hingga menjadi

Rp1,27 triliun. Apabila dibandingkan antara angka inflow dan outflow maka

akan diperoleh net-inflow selama triwulan II-2014 sebesar Rp792,90 miliar. Pada

triwulan laporan jumlah uang kertas yang dimusnahkan KPw BI Provinsi Sulawesi

meningkat dibandingkan triwulan lalu hingga menjadi Rp188,33 miliar yang

didominasi oleh uang kertas pecahan Rp2.000,-.

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengah pada Februari 2014 relatif

menurun dibandingkan satu tahun sebelumnya. Jumlah angkatan kerja pada

bulan Februari 2014 tercatat sebanyak 1,43 juta orang dengan jumlah angkatan

kerja yang telah bekerja mencapai 1,38 juta orang. Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) tercatat turun menjadi 71,79%, sementara Tingkat Pengangguran

Terbuka naik 0,27% selama periode setahun terakhir

Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS pada awal Juli 2014, jumlah

penduduk miskin di Sulawesi Tengah posisi Maret 2014 adalah sebanyak 392,65

ribu jiwa atau 13,93% dari seluruh penduduk Sulteng. Jumlah tersebut menurun

dari posisi September tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 14,32%.

Berdasarkan data posisi bulan Juni 2014, jumlah KUR yang disalurkan di

wilayah Sulawesi Tengah mencapai Rp681,57 milyar, dengan jumlah rekening

sebanyak 49,7 ribu rekening. Jumlah outstanding tersebut meningkat Rp85,41

miliar dari posisi tahun sebelumnya atau sebesar 14,33% (yoy). Dari jumlah

tersebut sebagian besar diserap oleh sektor perdagangan besar dan eceran

Terjadi net-

outflow pada

triwulan laporan

Realisasi KUR

meningkat

Tingkat

pengangguran

menurun

Persentase

penduduk

miskin menurun

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

RingkasanEksekutif

4

dengan pangsa mencapai 59,47%, diikuti sektor pertanian, perburuan dan

kehutanan dengan pangsa 22,13%.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Anggaran pemerintah pusat pada triwulan II-2014 di Provinsi Sulawesi

Tengah mengalami peningkatan dari sisi pendapatan maupun belanja. Hingga

akhir triwulan II-2014 total realisasi penerimaan pemerintah pusat di Sulawesi

Tengah mencapai Rp248,49 miliar, yang didominasi oleh penerimaan pajak

sebesar 87,91%. Sedangkan realisasi pos pengeluaran mencapai Rp958,07 miliar

yang didominasi oleh belanja barang sebesar 39,20%.

Pada periode triwulan II-2014, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Tengah baik di sisi pendapatan maupun belanja

masih perlu ditingkatkan. Hingga akhir Juni 2014, realisasi pendapatan APBD

Provinsi Sulawesi Tengah tercatat sebesar Rp1.125,08 miliar atau mencapai

47,28% dari total anggaran sebesar Rp2,38 triliun. Sementara realisasi total

belanja APBD di triwulan II-2014 mencapai Rp850,48 miliar atau 34,85% dari

total anggaran sebesar Rp2,44 triliun.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan III-2014

diperkirakan tumbuh sebesar 4,03% - 5,03% (yoy), atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan II-2014 sebesar 2,35% (yoy), namun lebih rendah

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 9,99% (yoy). Perkiraan lebih

tingginya pertumbuhan ekonomi triwulan III dibandingkan triwulan II didukung

oleh ekspektasi pelaku usaha dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar. Di samping itu konsumsi

rumah tangga diperkirakan cenderung meningkat seiring dengan adanya panen

raya padi, kenaikan gaji pegawai swasta dan PNS serta tetap ekspansifnya kredit

konsumsi perbankan dan juga perayaan keagamaan bulan Ramadhan dan Idul

Fitri. Kinerja investasi masih melanjutkan trend positif seperti triwulan-triwulan

sebelumnya. Masih besarnya dana yang akan diinvestasikan di Kabupaten

Banggai dan Kabupaten Morowali hingga tahun 2014 menyebabkan kinerja

kelompok investasi masih tumbuh tinggi ke depan.

Kinerja

realisasi

pendapatan

dan belanja

APBD masih

perlu

ditingkatkan

Pertumbuhan

Ekonomi di Tw

III-2014

diperkirakan

masih relatif

rendah namun

meningkat

dibandingkan

triwulan

sebelumnya

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

RingkasanEksekutif

5

Sektor pertanian diperkirakan tumbuh positif. Pertumbuhan sektor

pertanian ditopang oleh subsektor tabama seiring dengan musim panen raya

pada bulan September-Oktober 2014. Untuk kondisi sektor pertambangan

diperkirakan melanjutkan tren kontraksi yang dalam seperti halnya yang terjadi

pada triwulan I dan II 2014. Di triwulan I dan II 2014, sektor pertambangan

mengalami kontraksi secara tahunan masing-masing sebesar -44,62% (yoy) dan -

49,64% (yoy. Kondisi serupa diperkirakan akan terjadi di triwulan III 2014 akibat

belum adanya realisasi penyelesaian smelter hingga akhir tahun.

Berdasarkan perkembangan inflasi pada triwulan II-2014, kota Palu pada

triwulan III-2014 diperkirakan mengalami inflasi tahunan (yoy) sebesar 4,1% -

5,1% atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 7,3% (yoy). Di sisi lain inflasi triwulanan (qtq)

diperkirakan mencapai 0,3% - 0,8% atau lebih rendah dibandingkan dengan

inflasi triwulanan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,0%(qtq).

Di sisi penawaran, tekanan inflasi pada triwulan III-2014 diperkirakan

moderat. Pada periode tersebut sisi penawaran dominan dipengaruhi adanya

bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Rendahnya stok ikan laut pada bulan Juli juga

berperan dalam tekanan inflasi pada triwulan III-2014. Ditambah lagi, akibat

tingginya permintaan berbagai komoditas pangan di luar Provinsi Sulawesi

Tengah masih menghadapi tekanan berupa tingginya transaksi perdagangan ke

luar Provinsi Sulawesi Tengah. Namun, tekanan tersebut akan mereda pasca

perayaan Ramadhan dan Idul Fitri. Di samping itu, panen raya padi di September

2014 akan mengurangi tekanan inflasi.

Di sisi permintaan, tekanan inflasi diperkirakan cenderung meningkat.

Adanya tekanan permintaan bersumber dari perayaan keagamaan Ramadhan

dan Idul Fitri. Pembagian THR ikut menambah daya beli masyarakat. Selain itu,

pembagian gaji ke-13 juga ikut menambah pendapatan yang pada gilirannya

meningkatkan konsumsi masyarakat. Di sisi lain, masa kampanye pemilihan

presiden memicu permintaan berbagai macam atribut penyelenggaraan pilpres di

berbagai daerah di Sulawesi Tengah. Selain itu, meningkatnya realisasi APBD dan

APBN di Sulawesi Tengah di triwulan III-2014 juga ikut memberikan tekanan

inflasi di sisi permintaan.

Inflasi di awal

triwulan III-

2014

diperkirakan

meningkat

kemudian

mereda pasca

Ramadhan dan

Idul Fitri

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

6

BAB 1

PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

- Perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan II-2014 tumbuh 2,35% (yoy),

lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 2,96% (yoy) maupun

periode yang sama tahun sebelumnya 10,87% (yoy).

- Di sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh kelompok

investasi dengan andil sebesar 6,60% diikuti konsumsi rumah tangga dan lembaga

swasta nirlaba dan konsumsi pemerintah dengan andil masing-masing sebesar 6,30%

dan 1,79%. Sementara di sisi sektoral, sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan sektor

bangunan memiliki kontribusi terbesar dengan masing-masing sumbangan sebesar

2,16%, 1,32% dan 1,05%.

- Penurunan kinerja produksi dan ekspor tambang pasca kebijakan larangan ekspor

mentah minerba dan menurunnya kinerja subsektor perkebunan menjadi faktor

utama memburuknya perekonomian pada triwulan laporan.

- PDRB Sulawesi Tengah mengalami perubahan struktur yang cukup signifikan

khususnya di sektor pertambangan (sisi penawaran) dan di kelompok ekspor dan

impor (sisi penggunaan)

Pertumbuhan ekonomi rendah di Sulawesi Tengah masih berlanjut di triwulan II

2014 akibat kebijakan larangan ekspor minerba yang diberlakukan pemerintah.

Perekonomian Provinsi Sulawesi

Tengah pada triwulan II-2014

tumbuh sebesar 2,35% (yoy)

atau melambat dibandingkan

pertumbuhan triwulan

sebelumnya 2,96% (yoy)

maupun periode yang sama

tahun sebelumnya 10,87%

(yoy). Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Provinsi Sulawesi

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan dan Nominal PDRB

(triwulanan) Sulawesi Tengah ADHK 2000 (yoy)

9,999,42

6,60

10,95 10,71 10,879,99

6,28

2,96 2,35

0

2

4

6

8

10

12

4.400

4.600

4.800

5.000

5.200

5.400

5.600

5.800

6.000

6.200

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Nominal PDRB (Rp miliar) Pert. Ekonomi Prov. Sulteng (yoy)

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

7

Tengah Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 pada triwulan laporan sebesar Rp5,85

triliun, lebih tinggi dibandingkan PDRB periode yang sama pada tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar Rp5,72 triliun. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada triwulan

laporan tercatat sebesar Rp15,84 triliun. Secara triwulanan, ekonomi Sulawesi Tengah di

triwulan II 2014 tumbuh 2,60% (qtq) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi secara triwulanan sebesar -4,59% (qtq).

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada triwulan laporan terkonfirmasi oleh hasil

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

perkembangan kegiatan usaha pada triwulan II-2014 sebesar 5,47 atau lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 3,73.

Grafik 1.2. Pangsa PDRB Provinsi Sulawesi Tengah

per Sektor

Grafik 1.3. Perkembangan Kegiatan Usaha

(Survei Kegiatan Dunia Usaha)

Pertanian37%

Pertambangan & Penggalian

5%

Industri Pengolahan

6%

Listrik,Gas & Air Bersih

1%

Bangunan8%

Perdagangan, Hotel & Restoran

13%

Angkutan & Komunikasi

8%

Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan

5%

Jasa - jasa17%

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013 2014

Ekspektasi Pelaku Usaha (%SBT) Pertumbuhan PDRB (%qtq)

SBT

Sumber : KPw BI Provinsi Sulteng

Dari sisi permintaan, dominasi struktur PDRB mengalami pergeseran. Sebelum

tahun 2014 komponen ekspor menjadi salah satu dari tiga komponen utama penopang

PDRB Sulawesi Tengah. Akan tetapi di triwulan I dan II 2014, nominal ekspor justru lebih

kecil dari impor Sulawesi Tengah. Di triwulan II-2014 struktur PDRB utama berubah

dengan komponen penopang utama konsumsi rumah tangga dan lembaga nirlaba,

investasi, dan konsumsi pemerintah dengan porsi masing-masing sebesar 58,85%,

29,57% dan 18,28%. Bila dilihat secara sektoral, PDRB Sulawesi Tengah terutama di

topang oleh kinerja pada sektor pertanian, diikuti sektor jasa-jasa, dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran dengan pangsa masing-masing sebesar 37,85%,

16,59% dan 13,20%.

Berdasarkan strukturnya, PDRB Sulawesi Tengah melanjutkan tren pergeseran

dari yang tahun-tahun sebelumnya dominan ditopang oleh sektor primer kini justru

ditopang oleh sektor tersier. Di triwulan II 2014, pangsa sektor tersier tercatat sebesar

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

8

42,57% atau lebih besar dari pangsa sektor primer 42,22%. Bila dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya, pangsa sektor primer menurun -0,10%. Menurunnya pangsa di

sektor primer terutama didorong oleh penurunan signifikan pangsa sektor pertambangan

dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah pasca pelarangan ekspor tambang mentah pada

awal 2014. Peningkatan terjadi pada sektor sekunder yang ditopang oleh semakin

tingginya andil sektor bangunan dalam struktur perekonomian Sulawesi Tengah. Pada

triwulan laporan pangsa sektor sekunder mencapai 15,21% meningkat 0,31%

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu sektor tersier mengalami penurunan

sebesar 0,21% hingga menjadi 42,57%.

1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran

Sektor bangunan mengalami pertumbuhan tertinggi hingga sebesar 13,25%

(yoy), diikuti sektor listrik, gas dan air dan sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan dan dengan tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 9,40% (yoy) dan

9,38% (yoy). Sementara berdasarkan andilnya, pertumbuhan pada triwulan laporan

terutama bersumber dari sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan sektor bangunan dengan

masing-masing sumbangan sebesar 2,16%, 1,32% dan 1,05%.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000

I* II* III* IV* I** II**

1. Pertanian 5,8 6,9 5,1 5,1 5,2 5,6 4,0 5,9

2. Pertambangan & Penggalian 29,2 67,2 74,2 55,7 -13,1 35,2 (44,6) (49,6)

3. Industri Pengolahan 5,3 4,2 6,6 3,9 5,2 5,0 6,6 4,3

4. Listrik,Gas dan Air Bersih 8,3 8,3 8,8 9,7 11,9 9,7 10,5 9,4

5. Bangunan 18,2 8,2 15,3 15,8 14,3 13,5 14,3 13,3

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 9,6 2,7 6,9 8,6 12,3 7,7 12,1 7,6

7. Angkutan dan Komunikasi 8,6 8,7 8,0 8,5 8,2 8,3 7,7 7,2

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 8,1 13,4 12,0 12,3 14,9 13,2 9,4 9,4

9. Jasa - jasa 8,6 9,5 6,3 8,0 8,7 8,1 9,2 8,4

TOTAL 9,24 10,71 10,87 9,99 6,28 9,38 2,96 2,35

2014**2013*Sektoral 2012*

2013

*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Sumber : BPS Sulawesi Tengah

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

9

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000

I* II* III* IV* I** II**

1. Pertanian 0,3 1,6 1,0 2,2 -0,8 3,5

2. Pertambangan & Penggalian -8,6 2,7 -20,1 15,8 -41,8 -6,6

3. Industri Pengolahan -0,3 3,5 -0,1 2,0 1,0 1,3

4. Listrik,Gas dan Air Bersih 2,8 3,1 2,6 2,9 1,5 2,1

5. Bangunan -5,1 8,3 4,6 6,4 -5,1 7,3

6. Perdagangan, Hotel & Restoran -0,6 5,4 2,8 4,3 -0,9 1,2

7. Angkutan dan Komunikasi -2,2 1,8 3,1 5,4 -2,6 1,4

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,6 4,6 3,1 4,9 -3,2 4,6

9. Jasa - jasa -1,6 3,3 4,3 2,5 -1,1 2,5

TOTAL -1,51 3,21 0,36 4,18 -4,59 2,60

2014Sektoral

2013

*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Sumber : BPS Sulawesi Tengah

Grafik 1.4. Andil Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Sektoral

2,1

6

(4,4

1)

0,2

4

0,0

7

1,0

5

0,9

6

0,5

2

0,4

6

1,3

2

(5,00)

(4,00)

(3,00)

(2,00)

(1,00)

0,00

1,00

2,00

3,00

Pe

rtan

ian

Pe

rtam

ban

gan

Ind

ust

ri P

en

gola

han

LGA

Ban

gun

an

PH

R

An

gku

tan

Keu

anga

n

Jasa

- ja

sa

Tw IV 2013 Tw I 2014 Tw II 2014

%

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

1.1.1. Sektor Pertanian

Panen raya yang berlangsung pada triwulan II 2014 berdampak pada tingginya

pertumbuhan sektor pertanian hingga sebesar 5,90% (yoy) atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya 3,99% (yoy). Dibandingkan triwulan sebelumnya,

seluruh subsektor mengalami peningkatan kecuali subsektor kehutanan yang justru

sedikit kontraksi. Subsektor perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi hingga 9,25%

(yoy).

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

10

Grafik 1.5. Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB

Sektor dan Subsektor Pertanian Provinsi Sulawesi

Tengah

Grafik 1.6. Pangsa Nominal PDRB Sektor

Pertanian

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

I II III IV I II

2013 2014

SEKTOR PERTANIAN

Tanaman BahanMakanan

TanamanPerkebunan

Peternakan

Kehutanan

Perikanan

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

Tanaman Bahan

Makanan30%

Tanaman Perkebunan

39%Peternakan6%

Kehutanan8%

Perikanan17%

Pangsa Sektor Pertanian

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

Selain ditopang oleh perikanan tangkap dan perikanan budidaya, tingginya

pertumbuhan pada subsektor perikanan juga disebabkan oleh perkembangan budidaya

rumput laut dan udang di berbagai daerah seperti Morowali dan Parigi Moutong. Di sisi

lain pemerintah daerah bersama dengan pemerintah pusat melakukan berbagai program

penguatan kapasitas nelayan yang tersebar di berbagai daerah di Sulawesi Tengah. Dinas

Kelautan dan Perikanan antara lain memberikan bantuan kapal Inkamina 30 Gros Ton

(GT) dan 20 GT kepada nelayan di Sulteng dan pembagian kartu sosial yang nantinya

akan memberikan kemudahan bagi para nelayan dalam mendapatkan berbagai

pelayanan sosial.

Tabel 1.3. Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi Tengah

(Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

Jan - Mei - Sep - Jumlah Mei- Sep-

Apr Ags Des Jan-Des Agst Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Luas Panen (Ha) 65.265 61.989 90.174 217.428 6.465 12.587 16.817 28.978 64.847 58.467 97.962 221.276

Luas tanaman akhir bulan (Ha)

Kol (3),(4),(5),(12) akhir subround

3 Luas tanam (ha) 78.665 83.686 55.322 217.673 29.325 19.541 13.736 10.016 72.618

4 Luas puso (ha) 18 5 84 107 - 125 104 491 720

5 Hasil per hektar (ku) 47,87 45,88 45,94 46,50 48,81 46,41 47,36 47,53

6 Produksi (ton) 312.449 284.377 414.275 1.011.101 316.507 271.345 463.948 1.051.800

54.097 90.364 2 59.753 81.983 46.164

Realisasi

Jumlah Jan-

Apr

Ramalan

Jumlah Jan-

DesJan Feb Mar Apr

No. Uraian

ATAP tahun 2013

ARAM I tahun 2014

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

11

Tabel 1.4. Produksi Padi Ladang Provinsi Sulawesi Tengah

(Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

Jan - Mei - Sep - Jumlah Mei- Sep-

Apr Ags Des Jan-Des Agst Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Luas Panen (Ha) 2.359 3.537 1.002 6.898 279 118 787 968 2.152 2.698 1.342 6.192

Luas tanaman akhir bulan (Ha)

Kol (3),(4),(5),(12) akhir subround

3 Luas tanam (ha) 3.213 1.323 2.567 7.103 836 112 235 657 1.840

4 Luas puso (ha) - - - - - - - - -

5 Hasil per hektar (ku) 30,19 30,13 24,77 29,38 24,66 28,97 27,64 27,18

6 Produksi (ton) 7.123 10.658 2.482 20.263 5.306 7.816 3.709 16.831

2.740 1.688 2 3.706 1.492 3.041

Realisasi

Jumlah Jan-

Apr

Ramalan

Jumlah Jan-

DesJan Feb Mar Apr

No. Uraian

ATAP tahun 2013

ARAM I tahun 2014

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah

Kinerja subsektor tabama meningkat signifikan dari triwulan sebelumnya

tumbuh sebesar 0,86% (yoy) menjadi 6,79% (yoy) di triwulan II 2014. Di triwulan I 2014,

pola tanam padi mengalami pergeseran akibat adanya banjir di awal tahun dan puso.

Kondisi ini berdampak pada terjadinya pergeseran periode panen padi dari bulan Maret-

April 2014 menjadi Mei-Juni 2014. Panen raya padi di Sulawesi Tengah terjadi di

beberapa daerah seperti Sigi, Poso, Donggala, Parigi Moutong dan Banggai. Hal ini

terkonfirmasi dengan pengadaan beras yang dilakukan Bulog di triwulan II 2014 yang

tercatat sebesar 9.791 ton atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2014 yang hanya

sebesar 881 ton. Hingga akhir Juni 2014, stok beras Bulog mencapai 11.612 ton yang

tersebar di Kabupaten Poso 3.356 ton, Banggai 2.264 ton, Tolitoli 1.174 ton dan Kota

Palu mencapai 4.818 ton

Grafik 1.7. Perkembangan Stok Beras BULOG

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2013 2014

Palu Poso

Luwuk Tolitoli

Total Sulteng Sumber : Bulog Divre Sulteng

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

12

Pada triwulan laporan, subsektor perkebunan tumbuh hingga menjadi 5,20% (yoy).

Meningkatnya pertumbuhan triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya

disebabkan oleh adanya panen kakao di beberapa sentra produksi. Di samping itu tetap

tingginya produksi sawit dan CPO di Morowali dan Banggai mampu menjadi penopang

kinerja subsektor perkebunan. Namun demikian, kinerja kakao masih menghadapi

sejumlah tantangan. Dari periode Januari hingga Juni 2014, ekspor kakao ke luar negeri

hanya terjadi pada bulan April 2014, sementara bulan lainnya tercatat nihil (nol). Tidak

optimalnya hasil program Gernas Kakao, serangan hama penggerek buah dan batang,

produktivitas kakao yang semakin menurun, usia tanaman non produktif yang semakin

meningkat serta alih fungsi lahan ke komoditas pertanian lain merupakan sederet

permasalahan yang hingga saat ini menjadi momok pengembangan kakao di Sulawesi

Tengah. Semakin berkurangnya jumlah produksi kakao di kalangan petani, berimbas

pada aspek usaha eksportir kakao yang juga kesulitan mencari bahan baku untuk

diekspor.

Dari hasil liaison yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulteng ke eksportir utama

kakao di Sulawesi Tengah diperoleh informasi bahwa seluruh penjualan saat ini ditujukan

untuk pasar lokal yang didominasi penjualan ke industri pengolahan di Batam dan

sebagian ke Jakarta dan Surabaya. Kontak mengungkapkan bahwa seiring dengan

pengenaan bea keluar atas ekspor biji kakao, beberapa perusahaan asing yang

sebelumnya mengimpor kakao dari Indonesia membuka pabrik pengolahan langsung di

Indonesia. Selain itu, beberapa pabrik juga melakukan strategi mengamankan pasokan

bahan baku biji kakao dengan membuka kantor cabang baru di Kota Palu untuk

memutus rantai distribusi yang terlalu panjang. Dengan demikian, maka orientasi

penjualan kedua kontak juga mengalami perubahan dari yang sebelumnya ekspor ke

luar negeri menjadi ekspor antar daerah (domestik).

Harga kakao di triwulan II 2014 tercatat sebesar Rp34.000 per kg atau lebih

tinggi dibandingkan harga rata-rata sebesar Rp20.000-25.000 per kg tahun sebelumnya,

meskipun saat ini telah masuk ke musim panen. Kenaikan harga tersebut didorong oleh

persaingan yang semakin ketat antar pedagang besar kakao dan penurunan

produktivitas lahan. Meskipun harga mengalami kenaikan, namun momen tersebut tidak

bisa dimaksimalkan, baik oleh pedagang maupun petani karena stok barang yang

terbatas. Resiko lain yang juga dikhawatirkan oleh eksportir ialah ancaman badai El-Nino

pada triwulan III-2014 yang berpotensi merusak tanaman kakao. Meskipun BMKG telah

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

13

mengkonfirmasi bahwa potensi resiko El-Nino masih relatif rendah, namun hal tersebut

masih menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pelaku usaha.

Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Bank Umum Sektor

Pertanian

Grafik 1.9. Perkembangan Volume Ekspor Kakao

0%

50%

100%

150%

200%

250%

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Kredit Pertanian Pert. (%, yoy)

Rp miliar %,yoy

Sumber : Bank Indonesia

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014

Ekspor Kakao Harga Rata-Rata (ICCO) Tren Expon.Kakao

Ton USD/Ton

Sumber : Askindo, ICCO

1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kinerja sektor pertambangan melanjutnya tren kontraksi akibat penerapan

kebijakan larangan ekspor minerba. Pada triwulan laporan, sektor pertambangan

mengalami kontraksi pertumbuhan yang dalam hingga -49,64% (yoy). Di triwulan I

2014 kinerja sektor pertambangan masih ditopang oleh adanya produksi dan ekspor dari

tanggal 1-11 Januari 2014 hingga sebesar USD 19,34 juta; sedangkan di triwulan II 2014,

sama sekali tidak ada aktivitas produksi dan ekspor tambang. Akibatnya ekspor

pertambangan non migas pada triwulan laporan tercatat nihil (nol).

Grafik 1.10 Pertumbuhan Tahunan Sektor dan

Subsektor Pertambangan

Grafik 1.11 Perkembangan Nominal dan Volume

Ekspor Tambang

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

Minyak & Gas Bumi

Penggalian

Pertambangan bukan Migas

05001.0001.5002.0002.5003.0003.5004.0004.500

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014

Nominal Ekspor Tambang (Juta USD)-sb kiri

Volume Ekspor Tambang (ribu ton)-sb kanan

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Juta USD ribu ton

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

14

Walaupun subsektor pertambangan bukan migas mengalami kontraksi yang

signifikan, akan tetapi subsektor lainnya seperti subsektor penggalian dan subsektor

minyak dan gas bumi tercatat masih tumbuh positif masing-masing sebesar 11,24% dan

2,69%. Pertumbuhan pada subsektor penggalian ditopang oleh masih besarnya realisasi

investasi dan tingginya geliat pembangunan di daerah Kalimantan dan Sulawesi

sementara subsektor minyak dan gas bumi didorong oleh produksi minyak di Lapangan

Tiaka Morowali.

1.1.3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 4,29% (yoy), lebih rendah dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya 6,56% (yoy). Hal ini terkonfirmasi dari hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) pada triwulan II-2014 dengan kapasitas terpakai sektor

tersebut sebesar 70,16% atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya 81,96%. Dari

survei yang dilakukan BPS diperoleh informasi bahwa pertumbuhan produksi Industri

Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Sulawesi Tengah di triwulan II-2014 sebesar

3,56% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 4,07% (yoy).

Grafik 1.12. Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Sektor

dan Subsektor Industri Pengolahan

Grafik 1.13. Kapasitas Terpakai Industri

Pengolahan

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

3. INDUSTRIPENGOLAHAN

Makanan, Minuman& Tembakau

Kayu dan Hasil HutanLainnya

Semen & BarangGalian bukan Logam

Lainnya

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

70,54

62,50

74,20 73,13

58,75

72,33

66,79

61,67

81,96

70,16

50

60

70

80

90

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013 2014

Sumber : SKDU KPw BI Provinsi Sulteng

Subsektor lainnya mengalami pertumbuhan tertinggi hingga mencapai 14,09%

(yoy) diikuti subsektor makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh 8,56% (yoy).

Pertumbuhan pada subsektor makanan, minuman dan tembakau ditopang oleh adanya

kampanye pemilihan legislatif dan pemilihan presiden di berbagai pelosok daerah di

Sulawesi Tengah. Untuk beberapa komoditas seperti rokok bahkan menjadi salah satu

penyumbang utama inflasi triwulan II 2014 yang mengkonfirmasi peningkatan konsumsi

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

15

subsektor ini. Di sisi lain subsektor kayu dan hasil hutan lainnya yang memiliki pangsa

terbesar terhadap sektor industri pengolahan tumbuh melambat sebesar 1,18% (yoy).

Grafik 1.14. Perkembangan Pertumbuhan Tahunan

(yoy) Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Provinsi Sulawesi Tengah

Grafik 1.15. Perkembangan Volume Ekspor Kayu,

Kayu Olahan dan Furniture

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV* I ** II**

2012 2013 2014

IBS Sulawesi Tengah

IBS Nasional

Sumber : BPS Prov. Sulteng

%

Keterangan : *) Angka perbaikan

**) Angka sangat sementara

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

0200400600800

1.0001.2001.4001.6001.8002.000

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Volume Ekspor Kayu, Kayu Olahan & Furniture(ton)g.qtq

Sumber : Bank Indonesia, diolah

ton

*) Data Sementara

1.1.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada triwulan II-2014 tumbuh sebesar 9,40% (yoy) atau

sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 10,46% (yoy). Beberapa faktor yang

menyebabkan terjadinya perlambatan diantaranya berhentinya operasi perusahaan-

perusahaan tambang di Morowali dan Morowali Utara serta belum tingginya realisasi

APBD dan APBN.

Grafik 1.16. Perkembangan Konsumsi Listrik Di

Kota Palu

Grafik 1.17. Perkembangan Vol. Penjualan Air

PDAM Donggala

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

-

20.000.000

40.000.000

60.000.000

80.000.000

100.000.000

120.000.000

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Pemakaian Listrik YoY QtQ

Sumber : PT PLN Cabang Palu

Kwh

-8%-6%-4%-2%0%2%4%6%8%10%12%

1.100.000

1.150.000

1.200.000

1.250.000

1.300.000

1.350.000

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Vol. Air Tersalur g.vol (qtq) g.vol (yoy)

Sumber : PDAM Donggala

m3

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

16

Di sisi lain, belum masuknya pasokan listrik dari PLTA Sulewana ke Kota Palu juga

menjadi faktor masih terbatasnya ruang pemanfaatan energi. Namun di sisi lain masih

terjaganya tingkat konsumsi masyarakat Sulawesi Tengah serta cukup tingginya

pertumbuhan investasi pada triwulan laporan menjadi penopang tetap tumbuhnya

kinerja sektor ini. Ke depan, kinerja sektor listrik menghadapi tantangan berupa tarif

kenaikan listrik yang dilakukan secara bertahap oleh pemerintah serta pengurangan

kuota solar bersubsidi dari Pertamina ke PLN.

1.1.5. Sektor Bangunan

Walaupun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, akan tetapi kinerja

sektor bangunan tetap baik dengan tingkat pertumbuhan hingga sebesar 13,25%

(yoy). Kinerja sektor bangunan pada triwulan laporan ditopang oleh realisasi investasi

proyek konstruksi perusahaan di Kabupaten Banggai dan Morowali. Besarnya nilai

investasi kedua proyek tersebut memberikan nilai tambah yang signifikan kepada sektor

bangunan di Sulawesi Tengah. Di sisi lain, tingginya realisasi pembangunan beberapa

hotel bintang, ruko, dan properti lainnya di daerah Palu dan sekitarnya juga memberikan

kontribusi yang tidak sedikit pada peningkatan sektor bangunan.

Grafik 1.18. Realisasi Pengadaan Semen Di

Sulawesi Tengah

Grafik 1.19. Perkembangan Kredit Bank Umum

Sektor Bangunan

-30

-20

-10

0

10

20

30

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

200.000

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Jumlah (ton) Growth (y-o-y) Growth (q-t-q)

ton %

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Kredit Konstruksi Pert. (%, yoy)

Rp miliar %,yoy

Sumber : Bank Indonesia

Perlambatan kinerja sektor bangunan terkonfirmasi dari indikator realisasi

pengadaan semen di Sulawesi Tengah yang tercatat sebesar 150.958 ton atau kontraksi

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

17

sebesar -4,96% (yoy). Sementara kredit yang disalurkan Bank Umum pada sektor

bangunan juga meningkat mencapai Rp526,68 miliar atau tumbuh 41,91% (yoy).

1.1.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)

Pada triwulan II-2014 kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh

sebesar 7,62% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 12,10%

(yoy). Dibandingkan triwulan sebelumnya seluruh subsektor melambat kecuali subsektor

hotel. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada subsektor restoran hingga sebesar 8,08%

disusul subsektor perdagangan besar dan eceran dan subsektor hotel yang masing-

masing tercatat sebesar 7,66% (yoy) dan 4,50% (yoy). Panen raya, masa kampanye

pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) menjadi penopang utama

kinerja sektor PHR pada triwulan laporan.

Grafik 1.20 Perkembangan Pertumbuhan PHR dan subsektornya

0%2%4%6%8%

10%12%14%16%18%20%

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

6. PERDAGANGANHOTEL DANRESTORAN

Perdagangan Besardan Eceran

H o t e l

R e s t o r a n

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

Tingkat pertumbuhan subsektor hotel terkonfirmasi dari rata-rata Tingkat

Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang selama triwulan II-2014 sebesar 55,93%, lebih

tinggi dibandingkan rata-rata triwulan I-2014 sebesar 51,62% namun lebih rendah

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 77,11%. Dibandingkan

tahun lalu, penurunan TPK hotel tersebut disebabkan oleh belum tingginya realisasi

berbagai proyek APBD dan APBN serta tidak beroperasinya perusahaan-perusahaan

tambang di beberapa kabupaten yang menurunkan tingkat permintaan penginapan

hotel.

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

18

Grafik 1.21. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Grafik 1.22. Perkembangan Jumlah Tamu Hotel

Berbintang

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 204

TPK Total TPK Hotel Bintang TPK Hotel Melati

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Total Tamu g. (qtq) g.(yoy)

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

orang

1.1.7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sektor angkutan dan komunikasi pada

triwulan II-2014 mengalami sedikit perlambatan dengan pertumbuhan sebesar 7,23%

(yoy). Subsektor komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,48%,

sedangkan subsektor angkutan tumbuh melambat sebesar 6,84% (yoy). Penopang

utama kinerja sektor angkutan dan komunikasi antara lain pelaksanaan kampanye pileg

dan pilpres serta aktivitas investasi di berbagai daerah di Sulawesi Tengah. Beberapa

indikator menunjukkan bahwa jumlah penumpang khususnya angkutan udara yang

datang dan pergi melalui Bandara Mutiara selama triwulan II-2014 tercatat berjumlah

249.010 penumpang atau tumbuh melambat sebesar 0,09% (yoy).

Grafik1.23. Perkembangan Arus Penumpang Pesawat

Udara Melalui Bandara Mutiara Palu

-25%-20%-15%-10%-5%0%5%10%15%20%

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Penumpang Datang Penumpang Berangkat

Total (qtq) Total (yoy)

Sumber : Bandara Mutiara Palu

orang

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

19

1.1.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan II-2014

tumbuh 9,38% (yoy) atau sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya

9,41% (yoy). Hal ini disebabkan oleh melambatnya subsektor lembaga keuangan tanpa

bank, subsektor sewa bangunan dan subsektor jasa perusahaan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Di sisi lain, subsektor bank justru meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya dengan pertumbuhan 9,11% (yoy) Masih tingginya geliat investasi serta

aktivtas panen menstimulus kinerja subsektor bank.

Grafik1.24. Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Sektor

dan Subsektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Grafik 1.25. Perkembangan Kredit, DPK, dan NTB

Perbankan Di Sulawesi Tengah

0%

5%

10%

15%

20%

25%

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

8. KEUANGAN,PERSEWAAN DANJASA PERUSAHAAN

B a n k

Lembaga KeuanganTanpa Bank

Sewa Bangunan

Jasa Perusahaan

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

02.0004.0006.0008.000

10.00012.00014.00016.00018.00020.000

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

DPK BU Kredit BU

g.DPK BU (yoy) g.Kredit BU (yoy)Sumber : Bank Indonesia

Rp miliar

1.1.9. Sektor Jasa-Jasa

Pada triwulan II-2014 kinerja sektor jasa tumbuh melambat hingga menjadi 8,42%

(yoy). Pertumbuhan pada sektor ini terutama ditopang oleh kinerja subsektor

pemerintahan umum yang pada triwulan laporan tumbuh melambat sebesar 8,65%

(yoy), sementara subsektor swasta tumbuh lebih tinggi sebesar 9,11% (yoy).

1.2. Analisis PDRB Dari Sisi Permintaan

Di sisi permintaan, pertumbuhan tertinggi dialami kelompok investasi hingga sebesar

27,89% (yoy) diikuti kelompok impor 25,37% (yoy) dan kelompok konsumsi rumah

tangga sebesar 11,67% (yoy). Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Provinsi

Sulawesi Tengah pada triwulan II-2014 terutama ditopang oleh kelompok investasi

dengan andil sebesar 6,60% diikuti konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

20

dan konsumsi pemerintah dengan andil masing-masing sebesar 6,30% dan 1,79%.

Realisasi berbagai proyek besar di Kabupaten Banggai dan Morowali, pelaksanaan Pileg

dan Pilpres menjadi faktor utama besarnya andil kelompok pengeluaran tersebut dalam

pembentukan pertumbuhan ekonomi di sisi permintaan.

Tabel 1.5. Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Sulawesi Tengah Menurut Penggunaan

Atas Dasar Harga Konstan 2000

I* II* III* IV* I** II**

1. Konsumsi Rumah Tangga dan Lembaga Swasta Nirlaba 6,9 7,7 7,1 7,8 7,3 7,5 8,2 11,7

2. Konsumsi Pemerintah 6,2 7,1 5,4 5,4 8,1 6,5 9,0 10,5

3. Investasi 16,3 17,3 18,0 18,6 16,4 17,5 18,6 27,9

4. Ekspor 13,5 12,5 16,3 14,2 -5,2 8,7 -31,6 -53,9

5. Dikurangi Impor 11,5 6,2 6,1 14,0 15,7 10,6 15,3 25,4

TOTAL 9,24 10,71 10,87 9,99 6,28 9,38 2,96 2,35

2014**20132013*Sektoral 2012

*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Sulawesi Tengah

Tabel 1.6. Pertumbuhan Triwulanan (qtq) PDRB Sulawesi Tengah Menurut Penggunaan

Atas Dasar Harga Konstan 2000

I* II* III* IV* I** II**

1. Konsumsi Rumah Tangga dan Lembaga Swasta Nirlaba-0,63 1,40 3,85 3,13 0,24 4,66

2. Konsumsi Pemerintah -3,07 3,70 -1,21 4,24 -1,27 5,38

3. Investasi 0,18 4,67 3,24 6,59 2,52 13,93

4. Ekspor -3,40 11,28 -4,36 11,60 -31,46 -30,48

5. Dikurangi Impor -11,36 9,08 3,50 2,85 0,70 9,13

TOTAL 0,09 3,24 1,52 5,56 -4,59 2,60

2014**Penggunaan

2013

*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Sulawesi Tengah

Grafik 1.26. Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Kelompok Penggunan

6,30

1,79

6,60

(9,3

3)

3,00

(12)

(10)

(8)

(6)

(4)

(2)

0

2

4

6

8

Konsumsi RumahTangga dan

Lembaga SwastaNirlaba

KonsumsiPemerintah

Investasi Ekspor Impor

Tw IV 2013 Tw I 2014 Tw II 2014

%

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

21

1.2.1. Konsumsi

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, gabungan konsumsi rumah tangga

dan lembaga nirlaba pada triwulan laporan tumbuh sebesar 11,40% (yoy) lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 8,38% (yoy). Tingginya pertumbuhan

komponen konsumsi ditopang oleh adanya panen raya padi dan kakao serta

pelaksanaan kampanye pemilu pileg pilpres yang memicu permintaan berbagai barang

dan jasa.

Grafik 1.27. Perkembangan Kredit Konsumsi

Di Sulawesi Tengah

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

Mar

Jun

i

Sep

t

De

s

Mar

Jun

i

Sep

t

De

s

Mar

Jun

i2012 2013 2014

Kredit Konsumsi % g. kredit kon (yoy)

Beberapa indikator menunjukkan adanya peningkatan sedangkan kredit

konsumsi menunjukkan perlambatan. ITK Sulawesi Tengah pada triwulan II-2014

tercatat 110,04 artinya bahwa masyarakat menilai kinerja ekonomi triwulan II-2014 lebih

tinggi dibandingkan triwulan I-2014 yang mencatat nilai indeks sebesar 106,29.

Optimisme ini didorong oleh tingginya pendapatan rumah tangga dengan indeks triwulan

II-2014 sebesar 114,41 lebih tinggi dibandingkan indeks triwulan sebelumnya 104,24.

Ekspektasi meningkatnya pendapatan seiring dengan panen raya yang terjadi di triwulan

II 2014. Hal ini terkonfirmasi dari rata-rata NTP di triwulan II 2014 yang tercatat sebesar

103,52 atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2014 sebesar 102,36. Di sisi lain kredit

konsumsi pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 18,80% (yoy) atau melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya 21,10% (yoy).

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

22

Grafik 1.28. Perkembangan Nilai Tukar Petani Grafik 1.29. Indeks Tendensi Konsumen

80859095

100105110115120125130135140145150155

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

1*

12

*1

*2

*3

*4

*5

*6

*

2012 2013 2014

NTP Indeks Diterima Indeks Dibayar

Sumber : BPS Prov. Sulteng*) Perubahan Tahun Dasar dari (2007=100) ke (2012=100)

110,04

90

95

100

105

110

115

120

I II III IV I II

2013 2014

Indeks TendensiKonsumen

Pendapatan RumahTangga

Kaitan Inflasi dengankonsumsi makanansehari-hari

Tingkat konsumsibeberapa komoditimakanan dan bukanmakanan

Indeks

Sumber : BPS Prov. Sulteng, diolah

1.2.2. Investasi

Secara tahunan komponen investasi pada triwulan II-2014 tumbuh signifikan

hingga 27,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya

18,57% (yoy). Selain ditopang oleh pembangunan perusahaan di Banggai dan Morowali,

kinerja investasi pada triwulan laporan juga ditopang oleh pembangunan smelter di

Morowali. Selain itu tingkat realisasi proyek APBD dan APBN juga berpengaruh pada

pertumbuhan komponen investasi.

Grafik 1.30. Kredit Investasi Bank Umum Provinsi Sulawesi Tengah

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

Des Mar Jun Sept Des Mar Jun Sept Des Mar Jun

2012 2013 2014

N. Kredit inv

g. kredit inv (yoy)

g. kredit inv (qtq)

Sumber : Bank Indonesia

Rp miliar

Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dari Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM), diperoleh informasi bahwa rencana investasi PMA pada

triwulan II-2014 yang telah memiliki izin prinsip di Sulawesi Tengah tercatat sebesar USD

52,30 juta lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar USD 16,60 maupun periode

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

23

yang sama tahun sebelumnya sebesar USD0,03 juta. Kredit investasi bank umum

berdasarkan bank pelapor pada bulan Juni 2014 tercatat sebesar Rp2.142,46 milyar,

tumbuh melambat 23,53% (yoy). Sementara volume realisasi semen di Sulawesi Tengah

pada triwulan II-2014 mencapai 150.958 ton atau kontraksi -4,96% (yoy).

Grafik 1.31. Perkembangan Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) Sulawesi Tengah

Grafik 1.32. Perkembangan Penanaman Modal

Asing (PMA) Sulawesi Tengah

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Nilai Investasi (Rp miliar)-sbkiriJumlah Proyek-sb kanan

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Rp miliar

-

5

10

15

20

25

30

0

100

200

300

400

500

600

700

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Nilai Investasi (US $ Juta)-sb kiri

Jumlah Proyek-sb kanan

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

USD juta

Penerapan UU Minerba yang baru memicu arus investasi pembangunan smelter

sektor pertambangan ke Sulawesi Tengah khususnya di kabupaten-kabupaten sentra

pertambangan seperti Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai. Saat ini baru ada

satu perusahaan di Morowali yang melakukan pembangunan smelter dengan kapasitas

300.000 ton FeNi per tahun. Untuk tahap II, perusahaan juga akan membangun smelter

dengan kapasitas 600.000 ton per tahun. Ke depan, rencananya akan ada beberapa

perusahaan lain yang membangun smelter baik di Morowali dan Morowali Utara. Dengan

nominal yang besar, diharapkan pembangunan smelter ini berimplikasi signifikan

terhadap terhadap investasi di Sulawesi Tengah.

Berdasarkan liasion yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tengah terhadap

salah satu perusahaan besar di Kabupaten Banggai diperoleh informasi

perekayasaan, pengadaan dan konstruksi perusahaan pada Juli 2014 telah mencapai

98%. Saat ini perusahaan sedang berfokus pada persiapan pengoperasian kilang. Selain

itu seluruh komponen kilang seperti main heat exchanger dan LNG storage tank telah

terpasang. Target penyelesaian proyek konstruksi perusahaan tersebut diperkirakan

perusahaan diperkirakan

akan beroperasi pada triwulan II 2015. Adanya jeda antara penyelesaian proyek pada

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

24

triwulan IV 2014 dengan operasi yang baru bisa dilakukan pada triwulan II 2015

disebabkan oleh belum siapnya pembangunan industri hulu (eksploitasi gas).

1.2.3. Ekspor

Penurunan drastis kinerja

pertambangan berimplikasi

langsung pada kinerja ekspor

Sulawesi Tengah. Pada

triwulan laporan kinerja ekspor

tercatat mengalami kontraksi

sebesar -53,87% (yoy). Di

triwulan I-2014 ekspor Sulawesi

Tengah masih ditopang oleh

ekspor tambang sebesar USD

19,34 juta yang merupakan ekspor yang periode 1 s.d. 11 Januari 2014 (sebelum

pemberlakukan UU Minerba). Akan tetapi di triwulan II 2014, ekspor tambang mineral

langsung tercatat nihil (nol). Di sisi lain, ekspor kakao juga belum menunjukkan adanya

perbaikan. Di triwulan II 2014, ekspor kakao hanya tercatat sebesar USD 335.000, jauh

lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya USD 14,73 juta. Ekspor

Sulawesi Tengah pada triwulan laporan justru hanya ditopang oleh ekspor ikan laut, ikan

budidaya dan minyak nabati.

Grafik 1.34. Perkembangan Volume Muat Barang

Melalui Pelabuhan Pantoloan

Grafik 1.35. Jumlah Barang Keluar Melalui Bandara

Mutiara Palu

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

(50.000)

50.000

150.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013 2014

Volume Muat (T/M3) g. (qtq) g. (yoy)

T/M3

Sumber : Pelindo

-25%-20%-15%-10%-5%0%5%10%15%20%

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

jumlah barang keluar (ton) g. barang keluar (qtq) g. barang keluar (yoy)

ton

Sumber : Bandara Mutiara Palu

Nominal ekspor non migas Sulawesi Tengah pada triwulan II-2014 sebesar USD 2,19

juta jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD 25,19 juta.

Grafik 1.33 Perkembangan Nominal dan Volume

Ekspor Sulawesi Tengah

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014

Nominal Ekspor Sulteng-Sb.kiri

Volume Ekspor Sulteng -Sb. kanan

USD juta

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

25

Ditinjau dari negara pembeli, pangsa ekspor Sulawesi Tegah didominasi oleh pembeli dari

negara di Asia khususnya Korea Selatan.

Tabel 1.7. Perkembangan Nilai Ekspor Berdasar SITC 2 Digit Komoditas Utama Provinsi

Sulawesi Tengah (Ribu USD)

Tahun BulanTotal

Ekspor

FISH,CRUST

.,MOLLUSE

S AND

THEIR PREP

COFFEE,

TEA,

COCOA,

SPICES

WOOD,

LUMBER

AND CORK

METALLIFE

ROUS

ORES&MET

AL SCR

CRD.ANIM

AL&VEGET

ABLE

MAT,NES

WOOD

AND CORK

MANUFACT

URES

OTHERS

1 20.007 3 1.860 63 17.940 124 0 16

2 26.777 359 1.696 269 24.077 147 199 31

3 26.007 234 2.145 310 23.140 93 71 16

4 20.839 191 2.738 251 17.403 195 60 0

5 17.194 584 3.065 259 12.762 195 100 228

6 29.592 367 8.924 205 19.950 123 22 0

7 15.970 81 1.902 274 13.551 49 82 31

8 21.786 82 3.778 148 17.656 30 77 15

9 16.299 136 3.527 326 12.165 32 98 16

10 27.068 72 3.109 338 23.452 26 57 16

11 36.021 169 3.483 240 32.044 36 31 17

12 11.274 85 2.816 404 7.662 63 32 212

Total 268.837 2.365 39.042 3.088 221.803 1.113 828 598

Pangsa 100% 0,88% 14,52% 1,15% 82,50% 0,41% 0,31% 0,22%

1 19.819 260 0 142 19.335 56 0 25

2 4.907 301 0 307 0 27 13 4.259

3 467 167 0 251 0 31 5 13

4 950 316 335 147 0 80 45 27

5 697 230 0 364 0 72 20 11

6 539 262 0 173 0 80 0 24

Total 27.379 1.536 335 1.384 19.335 347 82 4.360

Pangsa 100% 5,61% 1,23% 5,05% 70,62% 1,27% 0,30% 15,92%

2013

2014

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Berdasarkan titik ekspornya, selama April-Juni 2014, Pelabuhan Pantoloan dan Loli

mendominasi ekspor. Kedepan, ekspor tambang masih menghadapi tantangan berupa

kebijakan pelarangan ekspor tambang mentah. Dengan kondisi seperti ini maka investasi

smelter diharapkan dapat segera terealisasi agar kinerja sektor pertambangan dan kinerja

ekspor Sulawesi Tengah dapat pulih dan meningkat secara progresif.

1.2.4. Impor

Impor Sulawesi Tengah pada triwulan II-2014 tumbuh tinggi hingga 25,37%

(yoy). Selain ditopang kinerja impor antar daerah, kinerja impor juga ditopang oleh impor

dari luar negeri. Barang yang diimpor dari luar negeri pada triwulan laporan termasuk

dalam golongan barang mesin-mesin (pesawat mekanik), mesin (peralatan listrik), benda-

benda dari besi dan baja, dan golongan barang lainnya. Hal ini untuk memenuhi

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 1. Perkembangan Makroekonomi Regional

26

kebutuhan investasi yang tinggi di Sulawesi Tengah khususnya perusahaan di Kabupaten

Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Morowali. Secara triwulanan, impor Sulawesi

Tengah yang berasal dari luar negeri selama April-Juni 2014 tercatat sebesar USD 23,88

juta, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya USD 5,65 juta.

Grafik 1.36. Perkembangan Volume Bongkar Barang

Melalui Pelabuhan Pantoloan

Grafik 1.37 . Jumlah Barang Masuk Melalui Bandara

Mutiara Palu

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013 2014

Volume Bongkar (T/M3) g. (q-t-q) g. (y-o-y)

T/M3

Sumber : Pelindo

-25%-20%-15%-10%-5%0%5%10%15%20%25%

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

jumlah barang masuk (ton) g. barang masuk (qtq) g. barang masuk (yoy)

ton

Sumber : Bandara Mutiara Palu

Tabel 1.8. Perkembangan Nilai Impor Komoditas Pilihan Provinsi Sulawesi Tengah (Ribu USD)

Tahun BulanTotal

Impor

PLASTICS,

NON-

PRIMARY

FORM

NON

METALIC

MINERALS

MFS

IRON

AND

STEEL

MANUFAC

TURES OF

METAL NES

POWER

GENERATIN

G MACH. &

EQP

MACH.SPE

CIAL FOR

PARTIC.IND

S

METALW

ORKING

MACHINE

RY

GENERAL

INDUSTRIAL

MACH.&EQP

ELECTRICAL

MACH.,

APPARATUS

SANITARY,

PLUMBING,

FITTINGS

PROF.,SCIEN

TIFIC

&CONT.INST.

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 5.933 0 0 0 0 0 5.933 0 0 0 0

5 5.463 0 0 0 0 0 4.493 970 0 0 0

6 406 0 0 0 0 216 0 190 0 0 0

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 171.184 0 0 27 725 122.081 0 48.351 0 0 0

11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 182.987 0 0 27 725 122.297 10.426 0 49.511 0 0 0

Pangsa 100% 0% 0% 0% 0% 67% 6% 0% 27% 0% 0% 0%

1 751 0 0 0 0 0 0 0 0 751 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 4.903 0 224 1.020 259 0 92 100 2.074 0 1.125 10

4 19.206 134 584 539 154 1.968 568 120 8.872 4.791 1.242 235

5 4.672 0 0 0 0 0 4.672 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 29.532 134 807 1.558 412 1.968 5.331 221 10.946 5.542 2.367 245

Pangsa 100% 0,45% 2,73% 5,28% 1,40% 6,66% 18,05% 0,75% 37,07% 18,77% 8,01% 0,83%

2013

2014

*) Data masih berjalan (Angka Sementara)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

--- o0o ---

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Boks 1. Perkembangan Implementasi Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) Sulawesi Tengah

Latar Belakang

Memasuki tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah turun drastis

akibat pemberlakuan UU Minerba Tahun 2009 yang melarang ekspor tambang dalam bentuk

mentah. Pada triwulan II 2014, kinerja sektoral perekonomian Sulawesi Tengah tetap mengalami

pertumbuhan, kecuali sektor pertambangan yang mengalami penurunan -49% (yoy). Namun di

balik itu semua, sikap optimis tetaplah harus dipelihara dalam menanggapi kinerja perekonomian

Sulawesi Tengah. Dalam hal ini komitmen strategi pembangunan untuk meningkatkan daya saing

daerah dan akselerasi pertumbuhan ekonomi harus terus ditingkatkan salah satunya melalui

program MP3EI.

Sejak diluncurkan pada tahun 2011, MP3EI telah menjalankan berbagai program-program

pembangunan, salah satunya adalah program MP3EI koridor IV ekonomi Sulawesi. Provinsi

Sulawesi Tengah termasuk bagian dari koridor IV yang memiliki tema strategi pembangunan

unan, Perikanan, Migas

Dalam rangka upaya percepatan pembangunan koridor IV ekonomi Sulawesi, potensi

pengembangan kawasan strategis di Provinsi Sulawesi Tengah sudah seharusnya dioptimalkan

sebagai bagian dari koridor ekonomi Sulawesi. Potensi komoditas unggulan dan sumber daya alam

bernilai tinggi, serta kondisi geo-ekonomi yang strategis merupakan modal dasar bagi

perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah untuk dapat memberikan kontribusi maksimal bagi

pembangunan perekonomian nasional.

Perkembangan Implementasi MP3EI pada Sektor Riil

Khusus untuk Provinsi Sulawesi Tengah, hingga tahun 2014 telah diidentifikasi beberapa

Kawasan Perhatian Investasi (KPI) untuk membantu melakukan monitoring dan percepatan

implementasi MP3EI. Dari beberapa KPI yang sudah teridentifikasi, terdapat 5 KPI Prioritas dengan

mempertimbangkan jumlah proyek yang tervalidasi, nilai investasi yang besar, dan merupakan

proyek srategis nasional. KPI tersebut antara lain adalah KPI Palu, KPI Morowali, KPI Parigi

Moutong, KPI Tojo Una-Una dan KPI Banggai. Namun dari segi nilai komitmen investasi, baru ada 2

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

KPI yaitu KPI Morowali dan KPI Banggai dengan nilai investasi sebesar Rp30,3 triliun dan Rp27,9

triliun.

KPI morowali memberikan kontribusi sebesar 51,59% dari total investasi Provinsi Sulawesi

Tengah. Investasi tersebut diprioritaskan untuk pengembangan industri keraginan, pengembangan

industri pengolahan ikan, pengembangan kawasan budidaya rumput laut dan industri keraginan,

pertambangan dan pemurnian nikel, serta pertambangan nikel laterit.

Namun dalam perkembangannya masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan

proyek, diantaranya adalah masalah perizinan pinjam-pakai hutan, serta pembangunan jalan dari

Soroako-Morowali karena melintas di 2 Kabupaten dan hutan lindung yang menjadi kendala dalam

pertambangan dan pemurnian Nikel. Selain itu, dalam pelaksanaan proyek penambangan nikel

laterit terkendala masalah moratorium kehutanan (terkait Hutan Alam Primer), sehingga proses

Ground Breaking mundur karena sampai saat ini masih dalam tahap proses Izin Pinjam Pakai

Kawasan Hutan (IPCKH).

Tabel 1. Proyek Sektor Riil Koridor Ekonomi Sulawesi Provinsi Sulawesi Tengah

DALAM DRAFT PERPRES MP3EI (PERPRES)

No Kawasan Perhatian Investasi (KPI) / Sentra Produksi Kegiatan

Ekonomi

Nilai

Komitmen

Investasi

(Rp.

Miliar)

Tahun

Pelaksanaan

Keterangan

Proyek

1 KPI MOROWALI, SULTENG 30.315,0

- Pengembangan industri keraginan (rincian : Pergudangan/Depo

Rp 55 M, Pabrik Karaginan/agar Rp 50 M, Pengembangan

budidaya rumput laut Rp 45 M)

Perikanan 150,0 2009-2014 MP3EI

- Pengembangan industri pengolahan ikan (Pembangunan PPI di

Kab. Morowali (PPI Tandaoleo) beserta sapras pendukung Rp 40

M, Pembuatan Fish Home Rp 35 M, Hatchery Ikan Demersal Rp

35 M, Industri pengolahan/pabrikasi Rp 40 M)

Perikanan 150,0 2012-2014 MP3EI

- Pengembangan Kawasan Budidaya Rumput Laut dan Industri

Karaginan

Perikanan 15,0 2012-2013 Usulan Baru

-

Pertambangan dan Pemurnian Nikel (termasuk Pembangunan

Fasilitas Preparasi Bijih Nikel)

Nikel 5.000,0 2011-2016 MP3EI

- Pertambangan Nikel Laterit (Eksplorasi Pertambangan dan

Pengolahan Nikel)

Nikel 25.000,0 2011-2015 MP3EI

2 KPI BANGGAI, SULTENG 27.950,0

- Pengembangan industri keraginan (rincian : Pergudangan/Depo

Rp 45 M, Pabrik Karaginan/agar Rp 40 M, Pengembangan

budidaya rumput laut Rp 15 M)

Perikanan 100,0 2012-2014 MP3EI

- Pengembangan industri pengolahan ikan (Revitalisasi PPI

Pagimana Rp 40 M, Pembuatan Fish Home Rp 35 M, Hatchery

Ikan Demersal Rp 35 M, Industri pengolahan/pabrikasi Rp 40 M)

Perikanan 150,0 2011-2014 MP3EI

- Pembangunan dan Pengoperasian Kilang Perusahaan Gas Migas 25.000,0 2011 MP3EI

- Eksploitasi Migas Bidang Hulu Perusahaan Gas Migas 2.600,0 MP3EI

- Pengembangan industri keragian Perikanan 100,0 2012-2013 MP3EI

Total Nilai Investasi 58.265

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Di tempat kedua dengan nilai komitmen investasi sebesar Rp27.950 Miliar atau 48% dari

total investasi Provinsi Sulawesi Tengah adalah KPI Banggai dengan prioritas investasi ditujukan

untuk pengembangan industri keraginan, pengembangan industri pengolahan ikan, pembangunan

dan pengoperasian perusahaan di Banggai. Sementara itu, apabila ditinjau berdasarkan hasil

pemantauan KP3EI, maka pertambangan dan pemurnian nikel Morowali dan proyek

pengembangan unit pengolahan ikan yang menunjukkan kemajuan yang cepat. Lebih rinci,

pengembangan unit pengolahan ikan telah berkembang dan terbagi ke dalam dua blok, yakni

Barat dan Timur. Blok barat berpusat di Palu dan Donggala, sementara Timur berpusat di

Kabupaten Banggai.

Tabel 2. Hasil Pantauan KP3EI Terhadap Perkembangan Proyek Sektor Riil MP3EI Sulawesi Tengah

No. Nama Kegiatan KEU-22 Status

1 Eksploitasi Migas Bidang Hulu di Kabupaten Banggai Minyak dan

Gas

2 Pembangunan dan Pengoperasian Perusahaan di Banggai Minyak dan

Gas

3 Pengembangan unit pengolahan ikan Perikanan

4 Pengolahan Nickel Ore menjadi Ferro Nicke Nikel

5 Pertambangan dan Pemurnian Nikel (termasuk Pembangunan Fasilitas

Preparasi Bijih Nikel) Nikel

6 Pertambangan Nikel Laterit (Eksplorasi Pertambangan dan Pengolahan

Nikel) Nikel

Keterangan Status : Sumber : KP3EI

Lambat = Renaksi 0%

Maju = Renaksi 1 - 80%

Cepat = Renaksi > 80%

Penguatan Infrastruktur Utama di Sulawesi Tengah

Implementasi program MP3EI Koridor Sulawesi di Sulawesi Tengah dalam konteks

penguatan konektivitas ditujukan untuk memperluas pembangunan ekonomi wilayah, khususnya

wilayah tertinggal, terpencil serta wilayah perbatasan. Peningkatan konektivitas tersebut didasarkan

pada pengintegrasian empat elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional

(Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN),

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT).

Terdapat 27 proyek konektivitas di Sulawesi Tengah dengan kategori Peraturan Presiden

(Perpres) dengan nilai investasi dari keseluruhan proyek tersebut sebesar Rp 7,58 Triliun. Nilai

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

investasi terbesar adalah untuk pembangunan infrastruktur energi yang mencapai nilai investasi

sebesar Rp3,81 Triliun dengan jumlah 11 proyek energi. Dalam hal ini proyek pembangunan PLTA

Poso Energy (3x65 MW) yang bernilai investasi sebesar Rp2,62 Triliun telah diselesaikan, sementara

proyek pembangunan transmisi listrik Sulteng yang bernilai investasi 2,49 Triliun, sebagian dalam

tahap pelaksanaan dan sebagian dalam tahap persiapan. Proyek infrastruktur utama lainnya adalah

pembangunan PLTA Poso 2 (66 MW) dengan nilai investasi sebesar Rp1,92 Triliun masih dalam

tahap perencanaan. Sementara itu, pembangunan PLTU Tolitoli (3x15 MW) dengan nilai investasi

sebesar Rp840 miliar, tengah memasuki tahap proses pengadaan.

Pembangunan proyek infrastruktur jalan juga diprioritaskan untuk sesegera mungkin

ground-breaking pada Oktober 2014, salah satunya adalah jalan pintas Palu-Parigi yang memiliki

nilai investasi sebesar Rp2,2 Triliun. Adanya kendala-kendala seperti pembebasan lahan, perizinan,

hingga kebutuhan pendanaan pinjaman dari luar menjadi faktor penghambat pembangunan

proyek tersebut.

Usulan Penguatan Strategi MP3EI Sulawesi Tengah

Dalam perkembangannya hingga Triwulan II Tahun 2014, sesuai dengan laporan Tim Kerja

Koridor Ekonomi Sulawesi Tengah, terdapat beberapa usulan kegiatan atau proyek-proyek baru

untuk penguatan strategi MP3EI Sulawesi Tengah. Saat ini, Tim Kerja Koridor Ekonomi Sulawesi

sedang mengidentifikasi dan memproses usulan-usulan tersebut. Usulan-usulan baru tersebut

berjumlah sebanyak 96 proyek yang terdapat di sektor pertanian pangan, kakao, perikanan, migas,

infrastruktur, SDM-Iptek, serta sektor lainnya dengan nilai investasi sebesar Rp. 48,177 Triliun.

Apabila dirinci, maka usulan-usulan tersebut terdiri atas :

Sektor pertanian pangan, dengan indikasi 22 usulan baru dengan nilai investasi sebesar

Rp2,37 Triliun;

Sektor kakao, dengan indikasi 16 usulan baru dengan nilai investasi Rp241,4 Miliar;

Sektor perikanan, dengan indikasi 14 usulan baru dengan nilai investasi Rp251,5 Miliar;

Sektor migas, dengan indikasi 1 usulan baru dengan nilai investasi Rp125 Miliar;

Sektor infrastruktur, dengan indikasi 22 usulan baru dengan nilai investasi Rp27,8 Triliun;

Sektor SDM-Iptek, dengan indikasi 2 usulan baru dengan nilai investasi Rp1,13 Triliun;

Sektor lainnya, dengan indikasi 19 usulan baru dengan nilai investasi Rp16,24 Triliun.

--- o0o ---

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

27

BAB 2

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Memasuki triwulan kedua 2014 tekanan inflasi tahunan Kota Palu cenderung

tinggi yang didorong oleh faktor teknis kenaikan harga BBM tahun 2013 yang

menyebabkan basis tahunan IHK di bulan Juni 2013 menjadi rendah, faktor

perdagangan antar provinsi, serta beberapa event daerah dan nasional yang

dilaksanakan pada triwulan berjalan;

Kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan menjadi

komoditas utama pergerakan inflasi pada triwulan laporan.

2.1 Perkembangan Inflasi Secara Umum di Kota Palu

Kota Palu mengalami inflasi tahunan tertinggi dibandingkan periode yang

sama selama 2 tahun terakhir. Inflasi tahunan Kota Palu pada akhir triwulan II-2014

sebesar 10,37% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada triwulan II-2012 sebesar

4,99% (yoy) dan triwulan II-2013 sebesar 3,89% (yoy). Memasuki triwulan kedua tahun

2014, Kota Palu tercatat mengalami inflasi sepanjang tiga bulan berturut-turut. Tekanan

inflasi pada triwulan berjalan masih didominasi oleh kenaikan harga kelompok ikan segar,

serta disumbang oleh kebijakan kenaikan tarif dasar listrik, penyesuaian tarif angkutan

udara, perdagangan antar daerah (disparitas harga), serta pelaksanaan Pemilu (legislatif

dan presiden) dan event Piala Dunia 2014. Ke depan, meningkatnya permintaan seiring

dengan momen bulan puasa dan hari raya Idul Fitri menjadi salah satu faktor pendorong

tekanan inflasi yang perlu diantisipasi.

Realisasi inflasi Kota Palu lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional. Inflasi

nasional pada triwulan II-2014 sebesar 6,70% (yoy). Ditinjau dari pergerakan inflasi

tahunan selama April-Juni 2014, tingkat inflasi di Palu menunjukkan tren pergerakan

meningkat yang berbeda dengan inflasi nasional yang menunjukkan tren penurunan.

Selain itu, inflasi tahunan Kota Palu cenderung lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan

nasional.

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

28

Grafik 2.1. Event Analysis Inflasi Tahunan Kota Palu

(4.00)

(2.00)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2012 2013 2014

%

Inflasi yoy Inflasi mtm

A

A : panen raya beras

B : bulan puasa dan hari raya Idul Fitri

B

C

A

C : Hari raya Natal dan Tahun Baru

B

D

D : larangan impor hortikultura

E : impor bawang

E

F

F : kenaikan harga BBM

CH

G

G: Curah hujan dan bencana alamH: Kenaikan tarif angkutan udara

Dalam dua tahun terakhir,

inflasi bulanan Kota Palu menunjukkan

tren pencapaian inflasi bulanan rata-

rata yang lebih tinggi dibandingkan

nasional dan Sulampua. Demikian pula,

inflasi bulanan rata-rata Kota Palu

cenderung lebih tinggi dibandingkan

inflasi nasional dan Sulampua dalam tiga

bulan terakhir. Rata-rata inflasi bulanan

Kota Palu selama April-Juni 2014 sebesar 0,65% (mtm), sedangkan nasional dan

Sulampua sebesar 0,20% (mtm) dan 0,27% (mtm).

Inflasi Tahunan Kota Palu

tercatat menempati urutan

kedua teratas di antara kota-kota

se-Sulampua. Inflasi tahunan

tertinggi ditempati oleh kota

Bulukumba sebesar 14,10% (yoy)

dan terendah ditempati oleh kota

Manokwari sebesar 3,80% (yoy). Selain itu, dibandingkan inflasi nasional yang mencapai

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 2.2. Inflasi Bulanan Kota Palu, Nasional dan Sulampua

Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan Beberapa Kota di Indonesia Timur

Sumber: BPS

Sumber: BPS (diolah)

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2012 2013 2014

% mtm

Palu Nasional Sulampua

14.10

10.379.75

9.14 8.898.14

7.36 6.87 6.65 6.58 6.26 5.82 5.76 5.68 5.57 5.384.21 3.80

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

BULU

KUMBA

PALU

TERNATE

AMBON

MER

AUKE

WATA

MPONE

PALO

PO

JAYA

PURA

MAMUJU

BAU-BAU

MANADO

GORONTA

LO

SORONG

TUAL

PAREPARE

MAKASSAR

KEN

DARI

MANOKWARI

6.70

Inflasi Tahunan NasionalKet:

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

29

6,70% (yoy), terdapat 8 kota se-Sulampua yang mengalami inflasi di atas inflasi nasional

dan 10 kota se-Sulampua yang mengalami inflasi dibawah inflasi nasional.

Seluruh komponen disagregasi inflasi tahunan menunjukkan pergerakan

meningkat. Namun demikian, pergerakan inflasi inti cenderung lebih moderat

dibandingkan inflasi administered price dan inflasi volatile foods. Di lain pihak, inflasi

administered price justru menunjukkan pergerakan fluktuatif yang diawali oleh kenaikan

dan diakhiri oleh penurunan pada akhir triwulan laporan.

Inflasi tahunan tertinggi dicapai oleh kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau. Berdasarkan kelompok barang, inflasi kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau tercatat sebesar 17,16% (yoy), kemudian diikuti oleh

kelompok bahan makanan, serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan

yaitu masing-masing sebesar 13,10 % (yoy) dan 11,99% (yoy). Sebaliknya, inflasi paling

rendah terjadi pada kelompok sandang sebesar 3,50% (yoy).

Tabel 2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditas (%)

mtm qtq ytd yoy

Umum 0.94 1.97 2.90 10.37

Bahan Makanan 1.52 1.03 0.83 13.10

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 1.17 3.70 5.99 17.16

Perumahan, Air, Listrik, Bahan Bakar dan Gas 0.78 1.11 3.07 5.24

Sandang 1.28 0.98 1.85 3.50

Kesehatan 3.09 3.66 3.54 5.24

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga -0.02 -0.40 -0.13 5.03

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0.04 2.78 2.61 11.99

KELOMPOK KOMODITASJun-14

Kota Palu mengalami inflasi tiga bulan berturut-turut selama triwulan

berjalan. Inflasi pada bulan April sebesar 0,21% (mtm) dipengaruhi oleh penyesuaian

atau kenaikan tarif angkutan udara penerbangan domestik yang diberlakukan oleh

Kementrian Perhubungan di triwulan I-2014. Kenaikan tarif ini akibat biaya operasional

yang semakin membengkak seiring dengan kenaikan harga avtur dan melemahnya nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Di sisi permintaan, adanya

penyelenggaraan Sulteng Expo dan pemilu legislatif mengakibatkan meningkatnya

permintaan tiket angkutan udara dibandingkan dengan kondisi normal. Memasuki bulan

Mei 2014, terjadi inflasi sebesar 0,81% (mtm). Pada bulan berjalan, pendorong utama

inflasi berasal dari komoditas otomotif. Berdasarkan konfirmasi terhadap rilis inflasi

bulanan BPS, munculnya varian baru motor injeksi untuk beberapa jenis produk

Sumber: BPS

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

30

mendorong kenaikan harga sepeda motor sebesar Rp300.000,00-Rp400.000,00 untuk

tiap produk. Pada bulan Juni 2014, tekanan inflasi bulanan kembali meningkat. Inflasi

tercatat sebesar 0,94% (mtm) yang didorong oleh komoditas rokok dan tarif kontrak

rumah. Tingginya permintaan rokok menjelang pemilihan presiden 2014 dan perhelatan

Piala Dunia juga memberikan andil terhadap peningkatan konsumsi rokok. Selain itu,

kenaikan harga kontrak rumah sesuai dengan siklus kenaikan tiap tahunnya. Pemilik

rumah biasanya menaikkan harga kontrak rumah pada saat awal tahun atau pertengahan

tahun (tahun ajaran baru).

Tabel 2.2. Komoditas Penyumbang Inflasi terbesar Bulan April Juni 2014

April 2014 (Inflasi) Mei 2014 (Inflasi) Juni 2014 (Inflasi)

Angkutan udara Sepeda motor Rokok kretek filter

Ikan bakar Selar/tude Kontrak rumah

Cabai rawit Tomat buah Tarif rumah sakit

Cakalang/sisik Rokok putih Ikan bakar

Rokok putih Mobil Bandeng/bolu

Teri Layang/benggol Kembung/gembung/banyar

Ekor kuning Daging ayam ras Telur ayam ras

Kayu balokan Kembung/gembung Bawang merah

Mujair Bandeng/bolu Tomat buah

Rokok kretek filter Bawang merah Tomat sayur

Sumber : BPS

2.2 Tekanan Inflasi Sisi Penawaran

Faktor transaksi keluar daerah menjadi faktor utama yang mempengaruhi

pencapaian inflasi selama triwulan berjalan. Meningkatnya harga kelompok ikan segar

dan bumbu-bumbuan lebih banyak didorong oleh transaksi keluar daerah terutama ke

provinsi lain seiring dengan besarnya disparitas harga yang mendorong petani dan

nelayan mengambil keuntungan yang lebih besar. Selain itu, transaksi keluar daerah

ditengarai juga disebabkan banyaknya pemodal dari luar Sulawesi Tengah yang

membiayai penanaman cabai hingga proses pemasaran ke daerah-daerah di luar Sulawesi

Tengah. Transaksi hasil tangkapan ikan dari nelayan Sulawesi Tengah ke

nelayan/perusahaan provinsi lain di tengah laut turut mengurangi suplai ikan segar di

wilayah Sulawesi Tengah.

Dimulainya musim panen beberapa komoditas berkontribusi dalam meredam

tekanan inflasi. Panen beras pada bulan April di sejumlah sentra produksi padi di Sulteng

menyebabkan persediaan beras di pasar meningkat. Akibatnya, harga beras yang

sebelumnya naik, kini berangsur turun kembali. Harga beras di pasaran rata-rata sebesar

Rp8.000/kg untuk beras kualitas premium, sedangkan kualitas medium berada pada

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

31

kisaran harga Rp6.500 Rp7.500/kg. Pasokan beras yang terbesar berasal dari Kabupaten

Parimo (Tolai) dan Kabupaten Sigi (Pantai Barat). Hal serupa juga terjadi pada komoditas

tomat. Melimpahnya persediaan tomat seiring dengan panen di beberapa daerah seperti

Sigi, dan Napu (Poso) menyebabkan harga tomat di pasaran mengalami penurunan pada

bulan April.

Hingga triwulan II-2014, beberapa kebijakan pemerintah turut

mempengaruhi pencapaian inflasi. Penyesuaian atau kenaikan tarif angkutan udara

penerbangan domestik yang waktunya hampir bersamaan dengan kebijakan penghentian

operasional salah satu maskapai yang melayani rute perintis ke kabupaten-kabupaten di

Sulawesi Tengah. Hal ini membuat pilihan transportasi antar daerah menjadi berkurang

dan kurang efisien (relatif lebih mahal dan waktu tempuh yang lebih lama). Kebijakan

konversi minyak tanah ke LPG 3 kg di wilayah Sulawesi Tengah (semua kecamatan di

Kota Palu, tiga kecamatan di Kabupaten Donggala, dan lima kecamatan di Kabupaten

Sigi) belum berjalan dengan baik hingga sempat terjadi gejolak harga yang meresahkan

masyarakat. Selain itu, per 1 Mei 2014 pemerintah mulai menyesuaikan Tarif Tenaga

Listrik (TTL) yang rencananya akan dilakukan secara bertahap setiap 2 bulan, yaitu per 1

Juli, 1 September dan 1 November 2014.

2.3 Tekanan Inflasi Sisi Permintaan

Perkembangan tekanan inflasi dari sisi permintaan cenderung menurun

dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah

ditengarai menjadi salah satu penyebab menurunnya permintaan barang dan jasa di Kota

Palu. Dari sisi momen penyelenggaraan Pemilu, kontak liaison menyatakan bahwa

momen tersebut tidak mempengaruhi omzet perusahaan secara signifikan. Hal tersebut

disebabkan karena logistik untuk kampanye dan pelaksanaan kegiatan sebagian besar

dipasok dari luar Sulawesi Tengah.

Konsumen Palu optimis. Nilai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di atas

100 yang menunjukkan kecenderungan optimisme konsumen. Namun demikian,

optimisme konsumen atas kondisi ekonomi pada triwulan berjalan menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya. Rata-rata IKK pada triwulan II-2014 sebesar 117,33

lebih rendah dari triwulan I-2014 sebesar 129,06. Penurunan optimisme konsumen

tersebut diharapkan akan mengurangi tekanan inflasi dari sisi permintaan seiring dengan

berkurangnya konsumsi. Hal serupa juga ditunjukkan oleh variabel pembentuk Indeks

Tendensi Konsumen (ITK), yaitu kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari yang

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

32

turun dari 106,67 pada triwulan I-2014 menjadi 106,39 pada triwulan II-2014.

Ekspektasi kenaikan harga konsumen mengalami peningkatan. Konsumen

berpendapat akan terjadi kenaikan harga secara umum dalam 3 bulan mendatang.

Kondisi tersebut terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen di Kota Palu yang tercermin

dari indeks net balance perkiraan harga 3 bulan mendatang dibandingkan saat ini yang

bernilai di atas 100. Ekspektasi kenaikan harga untuk 3 bulan yang akan datang pada

bulan Juni 2014 terlihat meningkat dibandingkan bulan Maret 2014.

Grafik 2.4. Indeks Kondisi Ekonomi, Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 2.5. Indeks Ekspektasi Perubahan Harga Umum Yang Akan Datang

2.4 Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa

Inflasi tertinggi dialami oleh

kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau sebesar

17,16% (yoy) dan terendah dialami

oleh kelompok sandang sebesar

3,50% (yoy) pada triwulan II-2014.

Selama periode berjalan, hampir

semua kelompok komoditas

menunjukkan pergerakan inflasi tahunan yang meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya, kecuali kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga. Dibandingkan triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya, semua kelompok komoditas menunjukkan pencapaian inflasi tahunan yang

lebih tinggi.

Secara keseluruhan, inflasi tahunan kelompok makanan jadi, minuman, rokok

Sumber: Survei Konsumen KPw BI Sulawesi Tengah Sumber: Survei Konsumen KPw BI Sulawesi Tengah

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Palu Menurut Kelompok Komoditas

Sumber: BPS

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2012 2013 2014

% yoy

UMUM BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

SANDANG KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA TRANSPORTASI, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

33

dan tembakau pada triwulan laporan mencatat kenaikan tertinggi dibandingkan

triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari inflasi pada triwulan

II-2014 yang tercatat sebesar 17,16% (yoy), sedangkan pada triwulan II-2013 tercatat

sebesar 5,55% (yoy). Ditinjau dari subkelompok, inflasi terbesar terjadi pada

subkelompok tembakau dan minuman beralkohol.

Subkelompok ikan segar dan kacang-

kacangan menjadi komoditas utama

penyumbang inflasi tahunan di Kota Palu

pada triwulan berjalan. Rata-rata Inflasi

tahunan subkelompok ikan segar dan kacang-

kacangan selama April-Juni 2014 sebesar

39,58% (yoy) dan 27,09 (yoy). Dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya, tekanan

inflasi pada kedua subkelompok tersebut

menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan dimana rata-rata inflasi tahunan selama April-Juni 2013 sebesar 6,98% (yoy)

dan 10,63% (yoy).

Perkembangan harga beberapa komoditas bahan makanan di Kota Palu selama

bulan April Juni 2014 terekam dalam hasil Survei Pemantauan Harga (SPH)

sebagaimana ditunjukkan dalam grafik berikut:

2013

TW II TW II

UMUM 3.89 10.37

I. BAHAN MAKANAN 3.85 13.10

II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 5.55 17.16

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 4.44 5.24

IV. SANDANG 0.54 3.50

V. KESEHATAN 2.43 5.24

VI. PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 2.94 5.03

VII. TRANSPORTASI, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 2.97 11.99

KELOMPOK KOMODITAS2014

Tabel 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan per Kelompok Komoditas (%)

Sumber: BPS

Tabel 2.4. Inflasi Kelompok Bahan Makanan (%)

Sumber: BPS

qtq ytd yoy

Bahan Makanan 1.03 0.83 13.10

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya0.38 1.41 5.63

Daging dan Hasil-hasilnya -0.46 1.05 13.27

Ikan Segar 9.29 4.85 34.61

Ikan Diawetkan -6.61 5.21 5.07

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 0.96 5.38 9.62

Sayur-sayuran -1.48 9.84 16.63

Kacang - kacangan -0.57 1.60 29.82

Buah - buahan 9.56 4.63 6.06

Bumbu - bumbuan -17.69 -25.59 -15.06

Lemak dan Minyak -0.37 2.32 11.71

Bahan Makanan Lalnnya 4.57 4.57 10.90

KELOMPOK/SUBKELOMPOKJuni 2014

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

34

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Komoditas Bumbu-Bumbuan

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Komoditas Ikan Segar

Grafik 2.9. Perkembangan Harga Komoditas Beras

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Komoditas Daging dan

Telur

Inflasi tahunan pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

pada triwulan laporan tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama pada

periode sebelumnya. Inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

pada triwulan II-2014 tercatat sebesar 17,16% (yoy), sedangkan pada triwulan II-2013

tercatat sebesar 5,55% (yoy). Kenaikan inflasi tersebut didukung oleh kenaikan inflasi

pada seluruh subkelompok. Salah satu faktor pendorong inflasi pada subkelompok

tembakau dan minuman beralkohol ialah komoditas rokok seiring dengan adanya

kebijakan kenaikan pajak daerah tembakau yang dilakukan pemerintah sejak triwulan I-

2014. Selain itu, momen Pemilu legislatif dan presiden, serta perhelatan Piala Dunia 2014

ditengarai juga mendorong meningkatnya permintaan masyarakat akan rokok.

Tabel 2.5. Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau (%)

qtq ytd yoy

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau3.70 5.99 17.16

Makanan Jadi 2.75 4.73 16.01

Minuman yang Tidak Beralkohol 0.90 3.86 10.70

Tembakau dan Minuman Beralkohol 8.87 11.68 25.94

KELOMPOK/SUBKELOMPOKJuni 2014

Sumber: Survei Pemantauan Harga KPw BI Sulteng Sumber: Survei Pemantauan Harga KPw BI Sulteng

Sumber: Survei Pemantauan Harga KPw BI Sulteng Sumber: Survei Pemantauan Harga KPw BI Sulteng

Sumber: BPS

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

35

Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar bergerak

moderat. Inflasi pada masing-masing subkelompok menunjukkan pergerakan yang

bervariasi. Beberapa subkelompok yang mengalami tekanan inflasi lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya ialah subkelompok biaya tempat

tempat dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga. Di lain pihak, subkelompok

bahan bakar, penerangan dan air dan subkelompok perlengkapan rumah tangga justru

mengalami tekanan inflasi yang lebih rendah. Kebijakan pemerintah yang berpengaruh

terhadap inflasi kelompok ini pada triwulan berjalan adalah kenaikan TTL yang mulai

diberlakukan per 1 Mei 2014.

Tabel 2.6. Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar (%)

qtq ytd yoy

Perumahan, alr, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1.11 3.07 5.24

Biaya Tempat Tinggal 1.63 2.53 3.92

Bahan Bakar, Penerangan dan alr 0.31 3.50 7.57

Perlengkapan Rumahtangga -0.91 6.75 11.71

Penyelenggaraan Rumahtangga 0.80 3.07 4.89

KELOMPOK/SUBKELOMPOKJuni 2014

Inflasi kelompok sandang relatif terkendali. Dibandingkan periode yang sama

pada tahun sebelumnya, inflasi pada triwulan laporan tercatat lebih tinggi dimana inflasi

kelompok sandang pada triwulan II-2014 tercatat sebesar 3,50% (yoy), sedangkan pada

triwulan II-2013 tercatat sebesar 0,54% (yoy). Kenaikan inflasi kelompok sandang pada

triwulan laporan dipengaruhi oleh inflasi pada subkelompok sandang anak-anak dan

subkelompok barang pribadi dan sandang lain.

Tabel 2.7. Inflasi Kelompok Sandang (%)

qtq ytd yoy

Sandang 0.98 1.85 3.50

Sandang Laki-laki 0.19 0.02 4.19

Sandang zanita -0.14 0.37 0.75

Sandang Anak-anak 2.16 3.19 2.97

Barang Pribadi dan Sandang Lain 2.18 4.74 6.36

KELOMPOK/SUBKELOMPOKJuni 2014

Sumber: BPS

Sumber: BPS

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

36

Subkelompok jasa kesehatan

mengalami laju inflasi yang lebih besar

dibandingkan subkelompok lainnya

pada kelompok kesehatan.

Dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya, inflasi

kelompok kesehatan lebih tinggi, hal serupa juga terjadi pada seluruh subkelompok pada

kelompok kesehatan.

Inflasi tahunan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan

laporan tercatat 5,03% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya yang mencapai 2,94% (yoy). Tercatat hampir semua subkelompok

mengalami inflasi yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 2.9. Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga (%)

Kenaikan harga BBM pada bulan Juni 2013 masih berpengaruh terhadap

pencapaian inflasi tahunan pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan pada periode berjalan. Beberapa komoditas yang menunjukan inflasi

tahunan cukup tinggi hingga triwulan laporan ialah bensin, angkutan dalam kota, busi,

dan solar.

Tabel 2.10. Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan (%)

qtq ytd yoy

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan2.78 2.61 11.99

Transpor 3.93 3.53 18.17

Komunikasi dan Pengiriman 0.00 0.00 -1.49

Sarana dan Penunjang Transpor 0.52 1.91 2.46

Jasa Keuangan 0.00 0.00 0.00

KELOMPOK/SUBKELOMPOKJuni 2014

Tabel 2.8. Inflasi Kelompok Kesehatan (%)

Sumber: BPS

Sumber: BPS

qtq ytd yoy

Kesehatan 3.66 3.54 5.24

Jasa Kesehatan 7.77 7.77 7.77

Obat-obatan 4.21 4.15 3.57

Jasa Perazatan Jasmani 0.00 0.00 1.77

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 0.92 0.68 4.46

KELOMPOK/SUBKELOMPOKJuni 2014

qtq ytd yoy

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga -0.40 -0.13 5.03

Jasa Pendidikan 0.00 0.00 7.56

Kursus-kursus/Pelatihan 0.00 0.00 0.00

Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0.11 0.25 1.30

Rekreasi -2.62 -1.06 0.80

Olahraga 0.00 0.00 1.53

KELOMPOK/SUBKELOMPOKJuni 2014

Sumber: BPS

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

37

2.5. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)

Sebagai respons terhadap perkembangan inflasi Kota Palu selama tiga bulan

terakhir, TPID Sulawesi Tengah dan TPID Kota Palu telah melaksanakan dua rapat teknis

terkait dengan perkembangan harga terkini sekaligus persiapan menjelang bulan puasa

dan hari raya Idul Fitri. Beberapa isu strategi yang dibahas pada pertemuan tersebut

adalah:

1. Seiring tingginya disparitas harga ikan segar antara Sulawesi Tengah dan Kalimantan

Timur yang mendorong berkurangnya pasokan ikan segar di Sulawesi Tengah akibat

transaksi keluar, TPID beserta dinas terkait berencana memperkuat kapasitas produksi

ikan segar, melalui pembangunan pelabuhan, pemberian bantuan kapal inkamina dan

perbaikan fasilitas umum di daerah nelayan.

2. Berdasarkan informasi dari BMKG, fenomena El-Nino yang akan berlangsung pada

triwulan III-2014 diprediksi dalam kondisi lemah. Dalam rangka mengantisipasi

dampak El-Nino, maka pemerintah daerah perlu melakukan percepatan program

pencetakan sawah baru di berbagai daerah sentra produksi, serta perbaikan irigasi

untuk menunjang kinerja produksi pertanian.

3. Secara historis, inflasi pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri lebih tinggi dari kondisi

normal dengan penyumbang inflasi dominan antara lain komoditas volatile foods dan

transportasi (angkutan udara). Untuk itu, beberapa hal yang akan dilakukan:

a. Memperkuat asosiasi hortikultura provinsi Sulawesi Tengah khususnya dalam hal

manajemen stok, pasokan dan distribusi. Dalam hal ini, asosiasi hortikultura

Sulawesi Tengah mengoptimalkan kerja sama dengan asosiasi hortikultura lain,

seperti Kalimantan Timur.

b. Melaksanakan operasi untuk angkutan laut 14 hari menjelang dan sesudah Idul

Fitri. Sementara di sisi angkutan udara dan angkutan darat, operasi dilakukan 7

hari menjelang dan sesudah Idul Fitri

c. Melakukan pemantauan harga tiket dan arus angkutan udara.

4. Menindaklanjuti surat dari Mendagri untuk melakukan pasar murah dan sidak demi

menjaga ketersediaan, serta keterjangkauan harga barang, TPID akan membentuk

posko ketersediaan pangan dan melakukan inspeksi mendadak ke beberapa sentra

perdagangan dan pergudangan.

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 2. Perkembangan Inflasi

38

Sejalan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.027/1696/SJ tgl. 02 April 2013

tentang Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa di Daerah, pemerintah Provinsi

Sulawesi Tengah telah mengamanatkan kepada seluruh kota/kabupaten di Sulawesi

Tengah untuk segera melakukan tindak lanjut, minimal dengan pembentukan TPID di

tingkat kota/kabupaten. Salah satu kota/kabupaten yang telah melakukan tindak lanjut

adalah Kabupaten Banggai dengan penerbitan SK Bupati no. 750/170/Bagekon tanggal

15 Januari 2014 tentang Pembentukan TPID Kabupaten Banggai. Dengan demikian,

hingga akhir triwulan I-2014 telah terbentuk 3 TPID di Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu

TPID Provinsi Sulawesi Tengah, TPID Kota Palu dan TPID Kabupaten Banggai.

---oOo---

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Boks 2. Migrasi Komoditas Antar Daerah Akibat Disparitas Harga

Latar Belakang

Disparitas harga antar daerah tidak hanya menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi

tetapi juga dapat menyebabkan migrasi komoditas dari satu daerah ke daerah lain. Dalam hal ini

terdapat potensi outflow produksi domestik Provinsi Sulawesi Tengah menuju daerah-daerah

tetangga, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kelangkaan beberapa komoditas yang menjadi

kebutuhan domestik. Kelangkaan tersebut selanjutnya dapat menjadi salah satu faktor pemicu

tekanan inflasi.

Kelebihan produksi serta stok persediaan yang tidak tersalurkan akibat jalur distribusi yang

terganggu menyebabkan persediaan stok yang ada berpindah ke pulau lain untuk diperdagangkan.

Salah satu faktor yang mendorong perdagangan tersebut adalah harga yang ditawarkan lebih

tinggi. Dimana proses jual-beli cenderung mencari sinyal harga yang tertinggi. Apabila harga yang

ditawarkan daerah-daerah tetangga lebih tinggi, maka komoditas yang diproduksi akan mengalir

ke daerah tersebut. Hukum pasar tersebut dapat menciptakan kelangkaan di pasar domestik

sehingga turut berkontribusi terhadap inflasi daerah. Selain itu, adanya momen lebaran,

menyebabkan permintaan daerah-daerah lain terhadap beberapa komoditas Sulawesi Tengah

menjadi meningkat.

Disparitas Harga dapat meningkatkan Outflow Stok Sulawesi Tengah

Perbedaan harga yang cukup signifikan tercermin pada komoditas beras, dimana harga

jual yang ditawarkan oleh daerah Kalimantan Timur, Gorontalo dan Manado lebih tinggi

dibandingkan harga jual di Kota Palu. Potensi outflow tersebut harus dapat diantisipasi agar

potensi kelangkaan beras yang dapat memicu inflasi dapat terhindari.

Berdasarkan jenis beras Kualitas Super 1, harga jual bulan Juni di wilayah surplus beras

Sulawesi Selatan lebih tinggi (Rp 11.297,00/ltr) dari harga jual Sulawesi Tengah (Rp 10.061,00/ltr).

Keadaan yang sama juga terjadi di Sulut, yang harga jualnya pada bulan Juni mencapai Rp

11.436,00/ltr. Dari segi indeks harga yang diterima petani maupun indeks nilai tukar petani,

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara wilayah Sulawesi Tengah

dengan daerah tetangganya.

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Grafik 1. Perbandingan Harga Jual Beras

Grafik 2. Perbandingan Harga Jual Beras Kualitas 1

Grafik 3. Perkembangan Indeks Harga yang

diterima Petani (IT)

Grafik 4. Perkembangan Indeks Nilai Tukar

Petani (NTP)

Selanjutnya, untuk komoditas daging sapi, terdapat perbedaan tingkat harga yang sangat

signifikan. Untuk harga Daging Sapi Kualitas 1 di Sulawesi Tengah, harga jual selama semester

pertama 2014 memiliki tren yang konstan pada tingkat harga Rp 85.000,00/kg. Harga jual yang

cukup jauh berbeda dengan yang berlaku di Kalimantan Timur, yakni Rp 119.700,00/kg.

Selanjutnya, komoditas lain yang berpotensi migrasi adalah komoditas ikan. Tingkat

konsumsi yang belum merata, terutama bagi masyarakat yang jauh dari pantai menyebabkan

adanya surplus. Sehingga kelebihan persediaan yang ada kemudian diantarpulaukan atau

diperdagangkan di wilayah tetangga terutama Kalimantan Timur. Adanya momen Lebaran dan

perbedaan harga, menyebabkan permintaan daerah-daerah lain terhadap beberapa komoditas

Sulawesi Tengah menjadi meningkat. Perkembangan harga jual ikan cakalang, juga menunjukkan

perbedaan harga yang cukup tinggi dengan harga jual Sulawesi Selatan pada bulan Juni 2014

96

98

100

102

104

106

108

110

112

Jan

uar

i

Feb

ruar

i

Mar

et

Ap

ril

Mei

Jun

i

Juli

2014

Kaltim

Sulteng

Sulut

Sultra

Gorontalo

Sumber : BPS

Indeks

88

90

92

94

96

98

100

102

Jan

uar

i

Feb

ruar

i

Mar

et

Ap

ril

Mei

Jun

i

Juli

2014

Kaltim

Sulteng

Sulut

Sultra

Gorontalo

Sumber : BPS

Indeks

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

mencapai Rp38.125,00/kg, sementara harga jual di Sulawesi Tengah Rp 17.187,00/kg. Dengan

demikian potensi spillover effect migrasi komoditas pangan tersebut sangat besar, mengingat

disparitas harga yang cukup tinggi.

Grafik 5. Perkembangan Harga Jual Daging Sapi

Kualitas 1

Grafik 6. Perkembangan Harga Jual Ikan

Cakalang

Grafik 7. Perkembangan Harga Jual Bawang

Merah

Grafik 8. Perkembangan Harga Jual Cabe

Rawit

Berbeda dengan komoditas sebelumnya, untuk harga jual komoditas bawang merah tidak

memiliki perbedaan yang cukup jauh. Akan tetapi, Sulawesi Tengah sebagai penghasil utama

bawang merah, sedang mengalami kenaikan harga akibat tingginya permintaan hari raya Lebaran

dan stok yang berkurang akibat gagal panen yang dikarenakan oleh curah hujan yang tinggi di

sentra-sentra produksi. Sementara itu, harga bawang merah tertinggi terdapat di Provinsi

Gorontalo yakni sebesar Rp 36.000,00/kg, dimana konsumsinya sangat bergantung dari pasokan

Sulawesi Tengah yang harga jualnya Rp 33.437,00/kg.

,000

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

Jan

uar

i

Feb

ruar

i

Mar

et

Ap

ril

Mei

Jun

i

2014

Sulteng

Sulsel

Sulut

Kaltim

Sumber : Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia

Rp/Kg

,000

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

Jan

uar

i

Feb

ruar

i

Mar

et

Ap

ril

Mei

Jun

i

2014

Kaltim

Sulteng

Sulsel

Gorontalo

Sumber : Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia

Rp/Kg

,000

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

Jan

uar

i

Feb

ruar

i

Mar

et

Ap

ril

Mei

Jun

i

2014

Kaltim

Sulteng

Sulsel

Gorontalo

Sulut

Sumber : Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia

Rp/Kg

,000

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

Jan

uar

i

Feb

ruar

i

Mar

et

Ap

ril

Mei

Jun

i

2014

Kaltim

Sulteng

Sulsel

Gorontalo

Sulut

Sumber : Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia

Rp/Kg

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Untuk komoditas cabe rawit, harga jual di Sulawesi Tengah memiliki tren yang berfluktuatif

dalam semester satu 2014. Keadaan serupa juga terjadi di Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan

Sulawesi Selatan. Penurunan harga terjadi di bulan April yang disebabkan oleh melimpahnya suplai

akibat panen di sentra-sentra produksi. Perkembangan terakhir menunjukkan pada bulan Juni

harga jual cabe rawit di Sulawesi Tengah lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya, yakni sebesar

Rp 49.427,00/kg.

Meningkatnya Potensi Migrasi Komoditas akibat Peningkatan Daya Beli

Potensi outflow komoditas tertuju kepada provinsi-provinsi yang berhimpitan dengan

Sulawesi Tengah dan memiliki kemampuan daya beli yang lebih baik, salah satunya adalah

Kalimantan Timur. Selain letak geografis yang berdekatan, tingginya permintaan konsumsi dari

Kalimantan Timur juga memperbesar peluang outflow komoditas. Kondisi demikian didukung

peningkatan Indeks Tendensi Konsumen (ITK), dimana secara umum penduduk Kalimantan Timur

cenderung lebih konsumtif dibandingkan warga Indonesia pada umumnya. Hal ini tercermin dari

tingkat konsumsi pada triwulan kedua Tahun 2014 ini, tercatat ITK sebesar 117,84, lebih tinggi

dibanding ITK nasional 111,76. Peningkatan konsumsi tersebut didorong oleh daya beli yang

meningkat, yakni terdapat peningkatan pendapatan perkapita masyarakat Kalimantan Timur. Selain

itu, dari segi kebijakan Upah Minimum Provinsi (UMP) juga mengalami peningkatan sebesar Rp

1.886.315,00. Perkembangan pendapatan perkapita juga menandakan peningkatan kesejahteraan

daerah dan peningkatan kemampuan/daya beli. Peningkatan daya beli tersebut dapat mendorong

peningkatan konsumsi, sehingga memiliki potensi migrasi komoditas yang tinggi terumata daerah-

derah yang bergantung terhadap pasokan barang dari Sulawesi Tengah, salah satu contohnya

adalah Kalimantan Timur.

Grafik 9. Perkembangan Upah Minimum

Provinsi

Grafik 10. Perkembangan Pendapatan

Perkapita

200 000

400 000

600 000

800 000

1 000 000

1 200 000

1 400 000

1 600 000

1 800 000

2 000 000

2011 2012 2013 2014

KALTIM

GORONTALO

SULTENG

SULSEL

SULUT

Rp/bln

Sumber : Kemenakertrans

5 000 000

10 000 000

15 000 000

20 000 000

25 000 000

30 000 000

35 000 000

40 000 000

45 000 000

50 000 000

2008 2009 2010 2011 2012 2013

KALTIM

SULTENG

SULSEL

SULUT

GORONTALO

Rp/Jiwa

Sumber : Bappenas

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Grafik 10. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumsi

Selanjutnya, salah satu produk komoditas yang patut dicermati adalah beras. Secara historis

banyak pedagang dari luar Sulawesi Tengah yang datang khusus membeli beras produksi petani di

daerah sentra produksi seperti Kabupaten Banggai dan Parigi-Moutong. Tujuan migrasi utama

beras produksi Sulawesi Tengah adalah pasar di Sulawesi Utara, namun potensi migrasi lainnya

berasal dari kebutuhan konsumsi beras Kalimantan Timur yang dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan defisit kebutuhan konsumsi beras.

Grafik B2.10. Perkembangan Pendapatan Perkapita

Gambar B2. 13. Peta Arus Distribusi Beras

Sulawesi Tengah

Transaksi perdagangan beras antar pulau merupakan salah satu tantangan yang dihadapi

ke depan. Kondisi demikian didukung oleh kondisi geo-ekonomi Sulawesi Tengah dalam peta

perdagangan beras dengan provinsi lain, dimana Provinsi Sulawesi Tengah berada titik tengah arus

perdagangan tersebut sehingga memiliki keunggulan jarak yang lebih dekat dibandingkan dengan

daerah lain.

--- o0o ---

110,04

115,14

117,84 117,96

110,85

116,45

108,70

113,38

105,70

113,01

110,09 110,47

98

100

102

104

106

108

110

112

114

116

118

120

Q II Q III*

2014

SULTENG

KALTIM

SULTRA

GORONTALO

SULUT

SULSEL

Indeks Tendensi Konsumsi (ITK)

Sumber : BPS

0

50

100

150

200

250

2009 2010 2011 2012 2013 2014*

Beras

Kedelai

Ton

Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kaltim

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

39

BAB 3

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Secara tahunan laju pertumbuhan aset perbankan di Sulawesi Tengah pada

triwulan laporan tercatat sebesar 18,51% (yoy), diikuti dengan pertumbuhan kredit

dan DPK sebesar 16,70% (yoy) dan 15,61% (yoy). Pertumbuhan aset dan DPK

tersebut lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Hal

ini sesuai dengan target pertumbuhan nasional yang berkisar 15-17%.

Kualitas kredit perbankan Sulawesi Tengah relatif stabil dengan nilai rasio NPL

sebesar 2,05% pada triwulan berjalan. Rasio tersebut masih berada pada batas

aman, yakni dibawah 5%.

Pertumbuhan tahunan aset dan pembiayaan perbankan syariah menunjukkan tren

penurunan.

3.1. Kinerja Perbankan di Sulawesi Tengah (Bank Umum dan BPR)

Kinerja perbankan di Sulawesi Tengah pada triwulan laporan menunjukkan

adanya perkembangan positif. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya pertumbuhan

volume usaha, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Volume usaha perbankan di Sulawesi

Tengah tercatat sebesar Rp23,05 triliun, meningkat Rp3,60 triliun dibandingkan tahun

sebelumnya. Dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, aset

perbankan Sulawesi Tengah tercatat mengalami pertumbuhan dari 15,94% (yoy) menjadi

sebesar 18,51% (yoy). Pertumbuhan volume usaha (aset) terjadi seiring dengan ekspansi

DPK perbankan pada triwulan laporan.

Grafik 3.1. Perkembangan DPK

Menurut Jenis Simpanan

Grafik 3.2. Perkembangan Kredit

Menurut Jenis Penggunaan

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

0

1,500

3,000

4,500

6,000

7,500

9,000

Mar Jun Sept Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014

%g (yoy)miliar rupiah

Giro Deposito Tabungan Pert. Giro Pert. Deposito Pert. Tabungan

0

10

20

30

40

50

60

70

0

3,000

6,000

9,000

12,000

15,000

18,000

21,000

Mar Jun Sept Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014

%g (yoy)miliar rupiah

Konsumsi Investasi Modal Kerja Pert. K.Inv Pert. K.Kons Pert. KMK

Sumber: Bank Indonesia *) Data BPR Hingga Mei 2014

Sumber: Bank Indonesia *) Data BPR Hingga Mei 2014

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

40

Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Perbankan di Sulawesi Tengah

Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2

1 Total Aset 15,281 16,458 17,056 17,109 18,461 19,446 20,200 20,496 21,405 23,046

Total Aset - Bank Umum 14,802 15,792 16,214 16,154 17,402 18,226 18,896 19,112 19,988 21,622

Total Aset - BPR 478 666 843 954.67 1,060 1,220 1,304 1,384 1,416 1,424

2 Dana Pihak Ketiga 9,575 10,365 10,469 10,307 10,798 11,276 11,711 11,663 12,266 13,036

DPK - Bank Umum 9,338 10,064 10,177 10,022 10,442 10,924 11,364 11,330 11,877 12,676

DPK - BPR 237 301 292 284 356 352 347 333 389 360

3 Kredit yang diberikan 11,761 12,697 13,515 14,542 15,274 16,512 17,280 17,888 18,396 19,270

Kredit - Bank Umum 11,378 12,145 12,799 13,731 14,321 15,452 16,145 16,693 17,159 18,018

Kredit - BPR 382 552 717 811 952 1,060 1,135 1,195 1,237 1,252

4 Loan to Deposit Ratio (LDR) 123% 122% 129% 141% 141% 146% 148% 153% 150% 148%

LDR - Bank Umum 122% 121% 126% 137% 137% 141% 142% 147% 144% 142%

LDR - BPR 161% 183% 246% 285% 267% 301% 327% 359% 318% 348%

5 Non Performing Loan (NPL) 2.59% 2.22% 2.09% 1.69% 1.96% 1.92% 2.12% 1.88% 2.05% 2.05%

NPL - Bank Umum 2.61% 2.26% 2.14% 1.74% 2.02% 1.98% 2.20% 1.95% 2.12% 2.11%

NPL - BPR 1.82% 1.25% 1.12% 0.81% 1.02% 1.05% 1.05% 1.02% 1.12% 1.21%

No RINCIAN2012 2013 2014

Pada sisi aktiva, pertumbuhan aset didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit

yang tumbuh sebesar 16,70% (yoy). Lingkungan usaha yang kondusif dan suku bunga

yang cukup bersaing menjadi faktor pendorong permintaan kredit perbankan baik

nasabah perorangan maupun korporasi. Sementara pada sisi pasiva, pertumbuhan aset

terutama berasal dari peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tercatat tumbuh

15,61% (yoy). Struktur DPK perbankan masih didominasi oleh tabungan yang memiliki

pangsa 53,09%, diikuti giro dan deposito masing-masing 26,68% dan 20,23%.

Dibandingkan posisi triwulan sebelumnya simpanan berbentuk giro dan deposito

mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 24,41% (qtq) dan 5,89% (qtq),

sementara tabungan mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -0,84% (qtq).

Jumlah DPK pada akhir Juni 2014 tercatat sebesar Rp13,04 triliun, sementara

penyaluran kredit tercatat Rp19,27 triliun, sehingga rasio penyaluran kredit terhadap

penghimpunan dana (LDR) perbankan Sulawesi Tengah tercatat sebesar 147,82% naik

dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar 146,44%. Peningkatan LDR terjadi seiring

dengan pertumbuhan kredit yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

dana yang dihimpun.

Pertumbuhan kredit yang cukup tinggi dalam 1 tahun terakhir sebesar 16,70%

(yoy) diikuti oleh kenaikan rasio NPL. Rasio NPL-gross pada akhir Juni 2014 tercatat

Miliar rupiah (kecuali dinyatakan dalam satuan lain)

Sumber: Bank Indonesia

*) Data BPR Hingga Mei 2014

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

41

sebesar 2,05% atau lebih tinggi dari posisi Juni 2013 yang tercatat sebesar 1,92%.

Dibandingkan triwulan sebelumnya, rasio NPL triwulan laporan menunjukkan tidak

mengalami perubahan, yaitu sebesar 2,05%. Namun demikian, rasio NPL tersebut masih

dalam batas aman, yakni dibawah 5%. Kenaikan rasio NPL dialami oleh kelompok kredit

yang disalurkan BPR, sedangkan rasio NPL Bank Umum mengalam sedikit penurunan. NPL

BPR pada triwulan I-2014 sebesar 1,12% naik menjadi 1,21% pada triwulan laporan,

sedangkan NPL Bank Umum pada triwulan I-2014 sebesar 2,12% turun menjadi 2,11%

pada triwulan laporan.

3.2. Intermediasi Bank Umum

Fungsi intermediasi Bank Umum di Sulawesi Tengah tumbuh cukup baik dengan

risiko kredit yang masih terkendali, tercermin dari beberapa indikator kinerja perbankan

seperti aset, penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tetap

mengalami pertumbuhan. Jumlah DPK yang dihimpun Bank Umum sampai dengan

triwulan laporan mencapai Rp12,68 triliun, sedangkan kredit yang disalurkan sebesar

Rp18,02 triliun, sehingga Rasio Loan to Deposits (LDR) mencapai 142,14%. Kondisi ini

mencerminkan bahwa kredit yang disalurkan oleh perbankan di Sulawesi Tengah tidak

hanya menggunakan DPK yang dihimpun dari masyarakat saja, tetapi juga menggunakan

pinjaman antar bank, baik dalam wilayah Sulawesi Tengah maupun di luar wilayah

Sulawesi Tengah.

Tabel 3.2. Perkembangan Indikator Kinerja Bank Umum Provinsi Sulawesi Tengah

I II III IV I II III IV I II

Total Aset 14,802 15,792 16,214 16,154 17,402 18,226 18,896 19,112 19,988 21,622

Dana Pihak Ketiga 9,338 10,064 10,177 10,022 10,442 10,924 11,364 11,330 11,877 12,676

Giro 2,519 2,588 2,621 1,724 2,851 2,917 2,906 1,737 2,796 3,478

Deposito 1,932 1,809 1,811 1,720 1,731 1,809 1,840 1,920 2,159 2,335

Tabungan 4,887 5,666 5,745 6,579 5,860 6,198 6,618 7,673 6,922 6,863 Kredit (Jenis

Penggunaan) 11,378 12,145 12,799 13,731 14,321 15,452 16,145 16,693 17,159 18,018

Modal Kerja 4,797 5,326 4,915 5,123 5,215 5,471 5,599 5,748 5,798 6,079

Investasi 986 1,104 1,133 1,350 1,429 1,735 1,810 1,970 2,064 2,142

Konsumsi 5,595 5,715 6,751 7,258 7,678 8,246 8,737 8,975 9,298 9,796

LDR (%) 121.85 120.67 125.76 137.00 137.15 141.45 142.07 147.33 144.47 142.14

NPL 297.00 274.50 274.74 239.32 289.90 306.33 354.71 324.91 364.21 379.38

NPL Gross 2.61% 2.26% 2.15% 1.74% 2.02% 1.98% 2.20% 1.95% 2.12% 2.11%

Keterangan2012 2013 2014

Miliar rupiah (kecuali dinyatakan dalam satuan lain)

Sumber: Bank Indonesia

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

42

3.2.1. Penghimpunan Dana Masyarakat Bank Umum

Pada triwulan laporan jumlah DPK Bank Umum tumbuh sebesar 16,04% (yoy)

atau 6,73% (qtq). Pertumbuhan jumlah DPK triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,74% (yoy). Secara

tahunan, peningkatan DPK bersumber dari meningkatnya simpanan dalam bentuk

deposito sebesar 29,09% (yoy), giro sebesar 19,24% (yoy) dan tabungan sebesar 10,73%

(yoy). Hingga Juni 2014, DPK milik pemerintah daerah yang disimpan di perbankan

Sulawesi Tengah tercatat sebesar Rp2,71 triliun atau sebesar 20,76% dari total DPK pada

perbankan Sulawesi Tengah. Angka tersebut meningkat 19,88% dari posisi tahun

sebelumnya. Pada saat yang sama DPK milik perseorangan tercatat tumbuh 15,47% (yoy)

menjadi Rp8,89 triliun dan DPK milik perusahaan swasta tumbuh 12,42% (yoy) menjadi

Rp644 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.

Grafik 3.3. Perkembangan DPK Bank Umum Grafik 3.4. Pangsa DPK Bank Umum Menurut Jenis

Simpanan

-20%-10%0%10%20%30%40%50%60%70%

01,0002,0003,0004,0005,0006,0007,0008,0009,000

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014

% (yoy)Rp miliar

Giro Deposito Tabungan Pert. Giro Pert. Deposito Pert.Tabungan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014Giro Deposito Tabungan

Grafik 3.5. Rasio Rekening Simpanan Pada Bank Umum Terhadap Jumlah Penduduk

86%

50%

64%

12%18% 16%

28%

64%

48%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Po

so

Ban

ggai

Toli-

Toli

Ban

ggai

Kep

.

Mo

row

ali

Bu

ol

Par

igi M

ou

ton

g

Pal

u, D

on

ggal

a,Si

gi, T

ou

na

Sult

eng

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

43

Berdasarkan data akhir Juni 2014, jumlah rekening simpanan pada Bank Umum

sebanyak 1.359.341 rekening, atau meningkat 235.942 rekening dari tahun sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Sulawesi Tengah berdasarkan data BPS

dalam Statistik Kependudukan Sulawesi Tengah sebanyak 2,79 juta orang, maka rasio

jumlah masyarakat menabung sebesar 48,80%. Dengan perbandingan sederhana, kita

dapat memperoleh informasi bahwa hampir setengah jumlah penduduk Sulawesi Tengah

sudah memiliki tabungan pada Bank Umum. Secara nasional berdasarkan data World

Bank bahwa pada tahun 2011, hanya 20% penduduk Indonesia di atas 15 tahun yang

tercatat memiliki rekening di institusi keuangan formal.

3.2.2. Penyaluran Kredit Bank Umum

Sampai dengan akhir Juni 2014, jumlah kredit yang disalurkan oleh Bank Umum

mencapai Rp18,02 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 16,60% (yoy) atau sebesar 5,01%

(qtq). Kredit pada triwulan laporan masih didominasi oleh kelompok bank milik

pemerintah (Persero) yang tumbuh 14,07% (yoy) dengan market share sebesar 70,81%.

Pertumbuhan kredit oleh kelompok bank swasta nasional dan bank pemerintah daerah

masing-masing sebesar 7,60% (yoy) dan 80,07% (yoy). Tingginya pertumbuhan kredit

bank pemerintah daerah tersebut didorong oleh tingginya pertumbuhan kredit konsumsi

yang disalurkan bank pemerintah daerah sebesar 91,41% (yoy).

Pada triwulan laporan kredit konsumsi masih tumbuh 18,80% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 21,10% (yoy). Namun demikian, penurunan

pertumbuhan tersebut justru diikuti dengan kenaikan pangsa kredit konsumsi dari

54,19% pada triwulan sebelumnya menjadi 54,37%. Demikian halnya kredit modal kerja

yang tumbuh melambat dari 11,17% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 11,11%

(yoy) pada triwulan berjalan dan memiliki pangsa sebesar 33,74% pada triwulan laporan.

Sementara itu, pertumbuhan tertinggi dicatat oleh kredit investasi yang tumbuh 23,52%

(yoy) dengan pangsa kredit sebesar 11,89%.

Dalam rangka mendorong penyaluran kredit produktif khususnya kepada UMKM,

Bank Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 yang

mengharuskan perbankan untuk menyalurkan minimal 20% dari total kreditnya pada

sektor UMKM pada tahun 2018. Tahapan implementasi ketentuan tersebut telah dimulai

sejak tahun 2013 dimana Bank wajib memenuhi target penyaluran kredit kepada UMKM

sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Bisnis masing-masing bank.

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

44

Grafik 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum

Berdasarkan Jenis Penggunaan

Grafik 3.7. Pangsa Kredit Bank Umum Berdasarkan

Jenis Penggunaan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

0

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014

%g (yoy)juta rupiah

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Pert Modal Kerja Pert Investasi Pert Konsumsi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014

K.Modal Kerja K.Investasi K.Konsumsi

Kualitas kredit Bank Umum pada periode laporan relatif mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya, tercermin dari menurunnya kredit non lancar (Non

Performing Loans) dari 2,12% pada triwulan sebelumnya menjadi 2,11% pada triwulan

laporan. Rasio NPL tersebut masih tergolong baik dibandingkan batas aman nasional

sebesar 5%. Penurunan NPL gross tersebut disumbang oleh penurunan rasio NPL Bank

Pemerintah Daerah dan Bank Persero pada triwulan laporan. Rasio NPL Bank Pemerintah

Daerah menurun dari 2,99% pada triwulan sebelumnya menjadi 2,43% pada triwulan

laporan dan rasio NPL Bank Persero turun dari 1,82% pada triwulan sebelumnya menjadi

1,80% pada triwulan laporan. Di lain pihak, rasio NPL Bank Swasta Nasional mengalami

kenaikan dari 2,86% pada triwulan sebelumnya menjadi 3,03% pada triwulan laporan.

Berdasarkan penggunaan kredit, NPL tertinggi terjadi pada kredit modal kerja

dengan rasio sebesar 3,96%, diikuti dengan kredit investasi dan kredit konsumsi dengan

rasio NPL masing-masing sebesar 2,54% dan 0,86%. Secara umum, rasio NPL pada

masing-masing jenis kredit tersebut mengalami kenaikan, kecuali kredit modal kerja yang

mengalami penurunan sebanyak -0,27%

Secara sektoral, pangsa kredit yang diberikan Bank Umum masih didominasi oleh

sektor penerima kredit bukan lapangan usaha (kredit konsumtif) yaitu sebesar Rp9,8

triliun atau sebesar 54,37% dari total kredit yang diberikan, diikuti sektor perdagangan

besar dan eceran sebesar Rp5,23 triliun atau 29,05%. Tingginya kredit sektor

perdagangan pada umumnya tersalurkan untuk sub sektor perdagangan eceran yang

semakin berkembang. Sementara itu, kredit sektor pertanian, perburuan dan kehutanan

tercatat sebesar Rp844 miliar atau memiliki share sebesar 4,68%, meningkat dari share

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

45

pada triwulan I-2014 sebesar 4,47%. Kenaikan pangsa kredit pertanian tersebut tidak

terlepas dari pertumbuhan kredit sektor tersebut yang mencapai 44,43% (yoy).

Sementara itu, penyaluran kredit pada sektor perikanan tercatat sebesar Rp67 miliar

dengan porsi 0,37%.

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum Per Sektor

Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2

Kredit-Sektor Ekonomi 11,378 12,145 12,799 13,730 14,321 15,452 16,145 16,693 17,159 18,018

Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 327 568 462 530 597 584 648 726 767 844

Perikanan 46 48 49 49 52 55 60 63 64 67

Pertambangan dan Penggalian 50 62 64 62 64 71 73 68 67 75

Industri Pengolahan 234 245 245 234 229 217 242 250 245 251

Listrik, Gas dan Air 4 4 4 5 6 5 7 8 8 8

Konstruksi 226 315 350 354 345 371 426 466 458 527

Perdagangan Besar dan Eceran 3,317 3,868 3,750 3,979 4,084 4,699 4,743 4,874 4,971 5,234

Penyediaan Akomodasi dan Penyed. Makan Minum 110 145 171 195 199 221 239 251 272 279

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 67 72 98 124 120 123 126 139 142 155

Perantara Keuangan 61 69 110 237 287 266 267 291 281 281

Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa

Perusahaan 259 234 241 235 258 345 338 334 329 146

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jamsos 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1

Jasa Pendidikan 8 14 8 10 10 9 9 9 9 13

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15 19 15 16 17 18 18 17 17 17

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan 123 158 144 136 137 164 192 204 210 224

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 20 14 19 16 27 30 14 16 18 21

Kegiatan yang belum jelas batasannya 870 593 317 290 210 25 4 0 2 78

Penerima Kredit bukan Lapangan Usaha 5,595 5,715 6,751 7,258 7,678 8,246 8,737 8,975 9,298 9,796

2013 2014Keterangan

2012

Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Properti Grafik 3.9. Perkembangan Kredit KPR Berdasarkan

Tipe

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Mar-12 Jun-12 Sep-12 Dec-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Dec-13 Mar-14 Jun-14

%g (yoy)miliar rupiah

KPR Kredit Ruko Growth KPR Growth Kredit Ruko

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

Mar-12 Jun-12 Sep-12 Dec-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Dec-13 Mar-14 Jun-14

%g (yoy)miliar rupiah

KPR s.d. Tipe 21 KPR Tipe 22 s.d. 70 KPR Tipe > 70

Pert. KPR s.d. Tipe 21 Pert. KPR Tipe 22 s.d. 70 Pert. KPR Tipe > 70

Pasar properti di Sulawesi Tengah yang berkembang cepat mendorong

pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Ruko. Pada triwulan

II-2014, kredit KPR mencapai Rp1,73 triliun atau tumbuh 12,07% (yoy) dan Kredit

Miliar rupiah

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

46

Pemilikan Ruko mencapai Rp507 miliar atau tumbuh 152,26% (yoy). Berdasarkan tipe

KPR, KPR tipe s.d. 21 berkembang paling cepat dengan tingkat pertumbuhan mencapai

71,56% (yoy) atau mencapai Rp484,40 miliar. Di lain pihak, share kredit KPR terbesar

ialah KPR tipe 22 s.d. 70 dengan nilai kredit sebesar Rp961,17 miliar yang mengalami

penurunan -1,16% (yoy). Sedangkan nilai KPR tipe > 70 mencapai Rp280,26 miliar atau

turun -1,72% (yoy). Untuk mengantisipasi terjadinya buble di sektor kredit properti, Bank

Indonesia menerbitkan Surat Edaran BI No.15/40/DKMP terkait pembayaran uang

muka pembelian properti.

Grafik 3.10. Rasio Rekening Kredit Pada Bank Umum Terhadap Jumlah Penduduk

18%

8%

11%

1%3%

1%

6%

12%

8.81%

0%

4%

8%

12%

16%

20%

Po

so

Ban

ggai

Toli-

Toli

Ban

ggai

Kep

.

Mo

row

ali

Bu

ol

Par

igi M

ou

ton

g

Pal

u, D

on

ggal

a,Si

gi, T

ou

na

Sult

en

g

Jumlah rekening kredit di bank umum se-Sulawesi Tengah sebanyak 245.275

rekening, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 241.238

rekening. Adapun rasio rekening kredit terhadap jumlah penduduk Sulteng sebesar

8,81%. Artinya secara sederhana baru 1 dari 12 orang dari jumlah penduduk Sulawesi

Tengah yang telah memiliki akses kredit ke lembaga perbankan. Faktor geografis dan

infrastruktur jaringan kantor bank yang terbatas menjadi salah satu kendala bagi

masyarakat untuk menggunakan layanan perbankan. Di sisi lain terbatasnya kuantitas

SDM perbankan yang memiliki kapabilitas untuk melakukan analisis kredit produktif

menjadi faktor penghambat berkembangnya kredit produktif.

Sumber: Bank Indonesia

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

47

3.3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat

Hingga akhir triwulan laporan jumlah BPR di Sulawesi Tengah tercatat berjumlah

9 BPR dengan jumlah aset sebesar Rp1,42 triliun atau memiliki pangsa sebesar 6,18%

terhadap total aset perbankan Sulawesi Tengah. Beberapa indikator kinerja BPR lainnya

juga menunjukkan perbaikan dari kondisi sebelumnya. Secara tahunan aset BPR se

Sulawesi Tengah tumbuh 16,73% (yoy). Pertumbuhan aset tersebut didorong oleh

pertumbuhan kredit sebesar 18,17% (yoy) dan DPK sebesar 2,30%.

Jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun BPR pada triwulan laporan

adalah sebesar Rp360 miliar atau naik 2.30% dalam satu tahun terakhir. Komposisi dana

pihak ketiga tersebut masih didominasi oleh simpanan berbiaya tinggi (deposito) dengan

pangsa sebesar 83,83%, sementara simpanan dalam bentuk tabungan memiliki pangsa

16,17%. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa sebagian besar masyarakat memilih BPR

sebagai tempat untuk menyimpan dana karena bersedia memberikan imbal jasa yang

lebih menarik dari Bank Umum.

Pada sisi aktiva, jumlah kredit yang disalurkan BPR juga mengalami pertumbuhan

positif. Pada periode laporan total kredit yang diberikan adalah sebesar Rp1,25 triliun,

tumbuh 18,17% (yoy). Pertumbuhan kredit pada triwulan laporan didorong oleh

pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 25,17% (yoy) dengan pangsa terbesar, yaitu

94,20%. Sementara itu, kredit investasi memiliki pangsa hingga 0,26% tercatat turun

-86,77% (yoy) dan kredit modal kerja dengan pangsa 5,54% mengalami penurunan

-24,,86% (yoy).

Grafik 3.11. Perkembangan Aset BPR di Sulawesi Tengah

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

Mar Jun Sept Des Mar Jun Sep Des Mar Mei

2012 2013 2014

%g (yoy)juta rupiah

ASET Pert. Aset

Sumber: Bank Indonesia *) Data BPR Hingga Mei 2014

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

48

Kualitas kredit BPR pada akhir triwulan laporan tercatat mengalami penurunan

dibandingkan tahun lalu. Hal ini tercermin dari rasio Non Performing Loans (NPLs)-gross

yang meningkat dari 1,12% pada triwulan I-2014 menjadi sebesar 1,21% pada triwulan

II-2014. Berdasarkan kredit menurut jenis penggunaan, NPL tertinggi terjadi pada kredit

modal kerja dengan NPL sebesar 8,08% diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi

masing-masing sebesar 3,93% dan 0,80 %.

Sementara itu berdasarkan sektor ekonomi yang dibiayai oleh BPR, NPL tertinggi

terdapat pada sektor jasa pendidikan dengan NPL 36,34%, diikuti oleh sektor

administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan social wajib dengan NPL sebesar

22,35%. Adapun NPL pada kredit sektor pertanian, sektor perdagangan, dan industri

pengolahan masing-masing tercatat sebesar 6,87%; 9,08%; dan 6,58%. NPL tertinggi

pada triwulan laporan tercatat terdapat pada debitur yang berada di Kabupaten Buol dan

Kabupaten Parigi Moutong dengan NPL sebesar 3,97% dan 3,46%. Sementara NPL

terendah untuk debitur BPR terdapat di Kabupaten Donggala sebesar 0,00%.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit yang diberikan dialokasikan untuk kredit

konsumsi sebesar Rp1.180 miliar dengan pangsa 94,20%, kredit modal kerja sebesar

Rp69,35 miliar dengan pangsa 5,54% dan kredit investasi sebesar Rp3,31 miliar dengan

pangsa 0,26% dari total kredit yang diberikan. Hal ini menunjukkan sebagian besar kredit

BPR lebih banyak disalurkan ke sektor non produktif dibandingkan sektor produktif.

Grafik 3.12. Perkembangan DPK BPR Menurut Jenis

Simpanan

Grafik 3.13. Perkembangan Kredit BPR Menurut

Jenis Penggunaan

-100%

0%

100%

200%

-

75,000

150,000

225,000

300,000

375,000

Mar Jun Sept Des Mar Jun Sep Des Mar Mei

2012 2013 2014

%g (yoy)juta rupiah

Deposito Tabungan Pert.Deposito Pert.Tabungan

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

Mar Jun Sept Des Mar Jun Sep Des Mar Mei

2012 2013 2014

%g (yoy)juta rupiah

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Pert. Modal Kerja Pert.Investasi Pert.Konsumsi

Dalam hal menjalankan fungsi intermediasi, BPR di Sulawesi Tengah memiliki kinerja

yang cukup baik, tercermin dari rasio Loan to Deposits (LDR) yang di atas 100%. LDR BPR

pada periode laporan tercatat 347,60%. Tingginya LDR BPR dipicu oleh ekspansi kredit

Sumber: Bank Indonesia *) Data BPR Hingga Mei 2014

Sumber: Bank Indonesia *) Data BPR Hingga Mei 2014

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

49

yang lebih besar dibandingkan dengan kemampuan BPR dalam menghimpun Dana Pihak

Ketiga dari masyarakat. Kondisi ini sekaligus menjelaskan bahwa untuk mendukung

kegiatan ekspansi kredit, BPR lebih banyak bertumpu pada sumber pembiayaan lain selain

DPK seperti pinjaman antar bank melalui skema linkage programme (channelling dan

executing) maupun dana lainnya.

Berdasarkan data sebaran kantor BPR, terlihat bahwa keberadaan BPR di Sulawesi

Tengah belum tersebar di seluruh wilayah Kabupaten. Lokasi bank sebagian besar

terbesar di 4 lokasi, yaitu Kabupaten Parigi Moutong, Kota Palu, Kabupaten Banggai dan

Kabupaten Poso. Konsentrasi lokasi bank pada beberapa wilayah tertentu menyebabkan

akses masyarakat terhadap jasa perbankan menjadi terbatas.

Tabel 3.4. Jumlah Kantor Pusat dan Cabang BPR di Sulawesi Tengah (belum termasuk daerah pemekaran)

Pusat Cabang

1. Kab. Banggai Kepulauan 2 2

2. Kab. Buol 1 1

3. Kab. Donggala 1 1

4. Kab. Morowali 2 2

5. Kab. Parigi Moutong 3 2 5

6. Kab. Banggai 1 2 3

7. Kab. Poso 1 2 3

8. Kab. Tojo Una-Una 1 1

9. Kab. Toli-Toli 1 1

10. Kota Palu 4 4

Total 9 14 23

Provinsi Sulawesi TengahKantor

Jumlah

3.4. Kinerja Bank Umum Syariah

Pada triwulan laporan kinerja perbankan syariah juga menunjukkan sedikit

penurunan. Aset perbankan syariah pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,01 triliun

atau turun sebesar -1,86% (yoy). Di sisi pasiva, dalam satu tahun terakhir DPK perbankan

syariah tumbuh sebesar 13,92% (yoy) dari Rp588 miliar menjadi Rp669 miliar.

Peningkatan jumlah DPK pada triwulan laporan terutama dipengaruhi adanya

peningkatan tabungan yang tumbuh sebesar 9,05% (yoy), yaitu dari Rp385 miliar

menjadi Rp420 miliar. Hal yang serupa juga dialami oleh deposito yang tumbuh sebesar

10,94% (yoy), yaitu dari Rp180 miliar menjadi Rp200 miliar. Giro perbankan syariah

Sumber: Bank Indonesia

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

50

tumbuh paling pesat dengan tingkat pertumbuhan sebesar 123,15% (yoy) menjadi Rp49

miliar. Dari sisi struktur DPK, DPK perbankan syariah didominasi oleh simpanan dalam

bentuk tabungan dengan kontribusi sebesar 63%, diikuti deposito dan giro dengan

pangsa sebesar 30% dan 7%.

Berlawanan arah dengan pertumbuhan DPK, jumlah pembiayaan perbankan

syariah justru mengalami penurunan. Pada triwulan laporan pembiayaan perbankan

syariah turun sebesar -0,06% (yoy), yaitu dari sebesar Rp955 miliar menjadi sebesar

Rp954 miliar. Penurunan pembiayaan pada triwulan laporan didorong oleh penurunan

pembiayaan modal kerja sebanya -21,84% (yoy), yaitu dari sebesar Rp236 miliar menjadi

sebsar Rp184 miliar. Di lain pihak, terjadi kenaikan jumlah pembiayaan konsumsi sebesar

Rp40 miliar atau tumbuh 6,36,% (yoy) menjadi sebesar Rp670 miliar, diikuti pembiayaan

untuk investasi yang meningkat Rp10 miliar atau tumbuh 12,31% (yoy) menjadi

Rp99 miliar.

Grafik 3.14. Perkembangan Aset Bank Syariah di Sulawesi Tengah

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

-

200

400

600

800

1,000

1,200

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014

%g (yoy)miliar rupiah

ASET Pert. Aset

Sumber: Bank Indonesia

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

51

Grafik 3.15. Perkembangan DPK Bank Syariah

Menurut Jenis Simpanan

Grafik 3.16. Perkembangan Pembiayaan Bank

Syariah Menurut Jenis Penggunaan

-100%

0%

100%

200%

0

100

200

300

400

500

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014

%g (yoy)miliar rupiah

Giro Deposito Tabungan

Pert. Giro Pert.Deposito Pert.Tabungan

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014

%g (yoy)miliar rupiah

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Pert. Modal Kerja Pert.Investasi Pert.Konsumsi

Jumlah bank syariah di Provinsi Sulawesi Tengah sampai dengan triwulan laporan

sebanyak 5 (lima) Bank Umum syariah sementara belum terdapat BPR Syariah di Sulawesi

Tengah. Jumlah rekening simpanan pada perbankan syariah di Sulawesi Tengah pada

triwulan II-2014 tercatat sebanyak 88.088 rekening atau meningkat 7.199 rekening

dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 80.889 rekening, sementara jumlah

rekening pembiayaan tercatat sebanyak 13.411 rekening atau berkurang 695 rekening

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 14.106 rekening.

Dalam rangka mendukung perkembangan industri perbankan syariah di

Indonesia, Bank Indonesia mencanangkan program Gerakan Ekonomi Syariah (GRES)

pada bulan November 2013 secara nasional. Hingga saat ini, program tersebut telah

menunjukkan perkembangan cukup memuaskan. Salah satu indikatornya ialah

perkembangan jumlah Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) di Sulawesi Tengah dimana jumlah

BMT sebelum pencanangan program GRES sebanyak 12 BMT dan saat ini telah berjumlah

20 BMT.

3.5. Kredit UMKM

Sebagai salah satu pilar pendukung pembangunan yang menyerap tenaga kerja

dalam jumlah banyak, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah membuktikan

diri sebagai kelompok pelaku usaha yang tahan terhadap krisis ekonomi. Dalam upaya

meningkatkan kinerja usahanya, UMKM membutuhkan dukungan pembiayaan dari

perbankan. Penyaluran kredit untuk UMKM oleh perbankan di Sulawesi Tengah pada

triwulan laporan tercatat meningkat sebesar Rp867 miliar dibandingkan triwulan II-2013

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

52

atau tumbuh 14,59% (yoy), yaitu dari sebesar Rp5,94 triliun pada triwulan II-2013

menjadi sebesar Rp6,81 triliun pada triwulan laporan. Penyaluran kredit kepada UMKM

masih didominasi oleh kelompok Bank Umum dengan pangsa 99,02%, sementara BPR

hanya memberikan kontribusi sebesar 0,98%.

Jumlah kredit yang disalurkan oleh Bank Umum kepada UMKM pada triwulan

laporan tercatat berjumlah Rp6,74 triliun, meningkat 14,82% (yoy). Dibandingkan

dengan total kredit yang disalurkan oleh Bank Umum, penyaluran kredit kepada UMKM

oleh Bank Umum tercatat mencapai 37,41%. Dari jumlah kredit kepada UMKM tersebut,

pangsa kredit UMKM masing-masing adalah sebesar 26,46%; 34,79%; dan 38,75%.

Dilihat dari kualitasnya, jumlah kredit UMKM oleh Bank Umum di Sulawesi Tengah pada

triwulan berjalan yang tergolong non-lancar sebesar Rp275 miliar atau 4,09% dari total

kredit UMKM atau setara dengan 1,53% dari total kredit Bank Umum. Berdasarkan lokasi

proyek, tingkat NPL kredit untuk kelompok UMKM tertinggi tercatat di Kabupaten Buol

yakni sebesar 9,42% dan terendah di Kabupaten Banggai sebesar 3,03%.

Per akhir triwulan II-2014, jumlah kredit yang disalurkan oleh BPR pada kelompok

UMKM tercatat sebesar Rp67 miliar. Jumlah tersebut menurun -5,05% (yoy) dari jumlah

kredit UMKM pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan laporan rasio

NPL kredit UMKM yang disalurkan oleh BPR tercatat sebesar 8,33% atau 0,53% dari total

kredit yang disalurkan oleh BPR.

Sementara itu, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pelaku usaha di

Sulawesi Tengah berdasarkan lokasi bank pelapor sampai dengan triwulan laporan

berjumlah Rp682 miliar, atau meningkat 3,64% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Jumlah tersebut disalurkan melalui 49,78 ribu rekening dengan realisasi paling banyak

dilakukan oleh perbankan yang berada di wilayah Kota Palu sebesar Rp269 miliar atau

39,5% dari total realisasi KUR di Sulawesi Tengah. Sektor ekonomi yang paling banyak

menyerap KUR adalah sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi mencapai

59,47%, diikuti sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan dengan porsi 22,13%.

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 3. Perkembangan Perbankan Daerah

53

Grafik 3.17. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Bank Umum

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun

2012 2013 2014

%g (yoy)juta rupiah

K.Mikro K.Kecil K.Menengah K.Mikro K.Kecil K.Menengah

Dilihat dari lokasi proyek, sebagian besar penyaluran KUR berada di Kota Palu

yaitu sebesar Rp168 miliar atau 24,83% dari total penyaluran KUR di Sulawesi Tengah

dan didominasi oleh debitur pada sektor perdagangan yang biasanya berkembang lebih

pesat di kawasan perkotaan. Sementara KUR sektor pertanian paling banyak disalurkan

kepada debitur di Kabupaten Banggai dengan nilai penyaluran sebesar Rp34,54 miliar

yang didominasi KUR untuk pertanian tanaman padi. Dari segi kualitas, kredit bermasalah

atau Non Performing Loan (NPL) gross KUR di Sulawesi Tengah tercatat sebesar 3,89%

atau naik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,63%. Adapun NPL KUR yang

disalurkan oleh perbankan Sulawesi Tengah pada sektor perdagangan dan sektor

pertanian masing-masing tercatat sebesar 3,48% dan 2,49%.

--- o0o ---

Sumber: Bank Indonesia

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Boks 3. KKP-E Sebagai Salah Satu Pendorong Pertumbuhan Pertanian

Sulawesi Tengah

Sektor pertanian merupakan sektor penting bagi perekonomian Indonesia karena sektor

tersebut memiliki kontribusi yang cukup besar bagi PDB Indonesia. Hal yang sama juga berlaku bagi

perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan struktur PDRB Provinsi Sulawesi Tengah,

pangsa sektor pertanian mencapai 37,85% pada tw II 2014. Disamping itu, peranan sektor

pertanian terhadap dunia ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah juga cukup besar, yakni

sebesar 46,35%. Keadaan demikian menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja sangat

bergantung terhadap perkembangan sektor pertanian.

Mengingat peranan penting tersebut, maka untuk menyokong sektor pertanian,

pemerintah melakukan kredit program di sektor pembiayaan yang terdiri dari :

1. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE).

KKPE adalah kredit investasi dan atau kredit modal kerja yang diberikan kepada petani,

peternak, nelayan dan pembudidaya ikan, kelompok (tani, peternak, nelayan dan pembudidaya

ikan) dalam rangka pembiayaan intensifikasi padi, jagung kedelai, ubi kayu dan ubi jalar,

kacang tanah dan atau sorgum, pengembangan budidaya tanaman tebu, peternak sapi

potong, ayam buras dan itik, usaha penangkapan dan budidaya ikan serta kepada koperasi

dalam rangka pengadaan pangan berupa gabah, jagung dan kedelaiprogram Pengembangan

Tanaman Bahan Baku Bahan Bahan Bakar Nabati.

2. Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP).

KPEN-RP adalah kredit yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program

Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati dan Program Revitalisasi

Perkebunan.

3. Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS)

KUPS adalah kredit investasi untuk usaha pembibitan sapi dalam rangka produksi bibit sapi

potong atau sapi perah yang memperoleh subsidi bunga dari pemerintah.

4. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

KUR adalah kredit modal kerja dan atau kredit investasi yang diberikan oleh perbankan kepada

UMKM-K yang feasible tetapi belum bankable termasuk sektor pertanian, memiliki usaha

produktif yang didukung dengan program penjaminan.

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Dalam pelaksanaan KKP-E, terdapat 8 Bank Umum penyalur yaitu BRI, Mandiri, Bukopin,

BNI, Agroniaga, CIMB Niaga, BII, dan BCA dan 14 Bank Pembangunan Daerah, yaitu BPD Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur,

Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Papua, Riau, Nusa Tenggara Barat, dan Jambi. Adapun

plafon KKPE secara nasional sebesar Rp 9,65 triliun yang meliputi subsektor tanaman pangan

Rp2,28 triliun, hortikultura Rp737,53 miliar, perkebunan Rp3,38 triliun, peternakan Rp2,93 triliun

dan pengadaan pangan Rp312,98 miliar.

Untuk Provinsi Sulawesi Tengah, total plafon KKP-E di tahun 2014 mencapai Rp 33,9 miliar

dengan rincian untuk pengembangan padi, jagung, dan kedelai sebesar Rp10,9 miliar,

pengembangan ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan koro sebesar Rp5 miliar; pengembangan

hortikultura Rp10 miliar; pengadaan pangan gabah, jagung, dan kedelai Rp2 miliar; dan

pengembangan peternakan sebesar Rp6 miliar.

Tabel 1 Suku Bunga KKP-E

Keterangan

Suku bunga

(1 Oktber 2013 s.d 31 Maret

2014)

1. KKP-E Tebu

a. Suku bunga yang diterima Bank

b. Suku bunga yang dibayar petani

c. Subsidi bunga

2. KKP-E Lainnya (tanaman pangan, horti,

ternak, pengadaan pangan,

pengadaan alsin)

a. Suku bunga yang diterima bank

b. Suku bunga yang dibayar petani

c. Subsidi bunga

12%

7,5%

4,5%

13%

5,5%

7,5%

Sumber : Pedoman KKP-E 2014

Dalam pelaksanaannya, secara umum sumber dana KKP-E berasal dari Bank Pelaksana

dimana risiko KKP-E ditanggung sepenuhnya oleh Bank Pelaksana. Adapun peran pemerintah

antara lain menyediakan subsidi suku bunga dan risk sharing antara lain untuk komoditas padi,

jagung, dan kedelai. Keputusan akhir kredit ada pada bank dengan pertimbangan bahwa risiko

kredit sepenuhnya ditanggung oleh Bank Pelaksana. Selain itu, dalam KKP-E, luas lahan petani

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

yang dibiayai maksimum 4 (empat) Ha dan tidak melebih plafon kredit Rp 100 juta per

petani/peternak/pekebun. Untuk petani/peternak/pekebun yang mengajukan plafon kredit lebih

dari Rp 50 juta harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan persyaratan lain sesuai

ketentuan Bank Pelaksana.

Penerima KKP-E disyaratkan merupakan petani pemilik penggarap ataupun petani

penggarap yang telah memiliki surat kuasa atau keterangan dari pemilik lahan. Selain itu,

petani/peternak/pekebun harus berumur paling kurang 21 tahun atau sudah menikah dan

bersedia mengikuti petunjuk dinas teknis/badan yang membidangi fungsi penyuluhan atau

penyuluh pertanian dan mematuhi ketentuan-ketentuan sebagai peserta KKP-E.

Sedangkan untuk kelompok tani yang akan menerima KKP-E disyaratkan telah terdaftar

pada Balai Penyuluhan Pertanian/Dinas Teknis terkait/Badan setempat. Kelompok tani juga

harus mempunya anggota yang melaksanakan budidaya komoditas yang dapat dibiayai KKP-E

serta memiliki organisasi dengan pengurus yang aktif, paling kurang ketua, sekretaris dan

bendahara. Untuk koperasi penerima KKP-E, maka disyaratkan untuk berbadan hukum,

memiliki pengurus yang aktif, memenuhi persyaratan dari Bank Pelaksana, memiliki anggota

yang terdiri dari petani, serta memiliki bidang usaha di sektor pertanian.

Gambar 1. Prosedur Penyaluran KKP-E secara

langsung

Gambar 2. Prosedur Penyaluran KKP-E bekerja

sama dengan Mitra Usaha

Sumber : Pedoman KKP-E 2014

Prosedur penyaluran KKP-E terdiri dari 2 (dua) cara, prosedur yang secara langsung ke

Bank dan prosedur yang bekerja sama dengan Mitra Usaha. Untuk prosedur yang secara

langsung ke Bank, petani/peternak/pekebun yang langsung mengajukan kredit secara individu

menyusun Rencana Kebutuhan Usaha (RKU) dan bagi kelompok tani menyusun RDKK (Rencana

Definitif Kebutuhan Kelompok) dibantu oleh petugas dinas teknis/badan setempat atau

penyuluh pertanian. Kemudian pejabat dinas teknis/badan setempat atau penyuluh pertanian

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

mensahkan RKU atau RDKK. RKU dan RDK yang sudah disahkan kemudian diajukan langung

ke Bank Pelaksana.

Selanjutnya bank pelaksana meneliti kelengkapan dokumen usulan kredit, dan apabila

dinilai layak dan memenuhi syarat, kemudian petani, peternak menandatangani akad kredit

dengan cabang Bank Pelaksana dan menyalurkan kredit ke petani/peternak. Jika petani

mengajukan kredit melalui kelompok tani maka RDKK diajukan ke bank pelaksana, jika

memenuhi syarat, kelompok tani menandatangani akad kredit dan KKP-E akan disalurkan

kepada petani anggota kelompok. Selanjutnya petani/peternak/pekebun yang secara individu

langsung mengembalikan kredit kepada Bank pelaskana sesuai jadwal, dan bila melalui

kelompok tani anggota mengembalikan kepada kelompok tani. Setelah itu, kelompok tani

mengembalikan KKP-E langsung kepada Bank Pelaksana sesuai jadwal yang disepakati dalam

akad kredit.

Untuk penyaluran KKP-E yang melalui mitra usaha maka pertama petani menyusun

rencana kebutuhan usaha dan kelompok tani menyusun rencana definitif kebutuhan kelompok

RDKK dibantu oleh petugas dinas teknis setempat/badan atau penyuluh pertanian yang

kemudian akan disahkan oleh pejabat yang diberi kuasa dinas teknis/badan setempat atau

penyuluh pertanian terkait mensahkan RKU atau RDKK yang diketahui oleh Mitra Usaha.

Selanjutnya RDKK yang telah disahkan diajukan langsung ke Bank Pelaksana. Selanjutnya Bank

pelaksana meneliti kelengkapan dokumen RKU/RDKK, dan apabila dinilai layak kemudia bank

menandatangani akad kredit dengan petani/kelompok tani, selanjutnya menyalurkan KKP-E

kepada Kelompok Tani.

Dalam hal petani/kelompok tani/koperasi bekerjasama dengan Mitra Usaha, maka Mitra

Usaha dapat bertindak sebagai penjamin pasar atau kredit sesuai perjanjian pihak yang

bermitra. Jika Mitra Usaha sebagai avalis, sebagian pengelolaan kredit sesuai perjanjian dapat

dikuasakan kepada Mitra Usaha. Bagi Mitra Usaha berbentuk koperasi, maka koperasi

bertindak sebagai penjamin pasar atau kredit terhadap anggotanya. Mitra Usaha harus

menjamin pemasaran hasil produksi petani/kelompok tani/koperasi dan membantu kelancaran

pengembalian kreditnya yang berkoordinasi dengan Bank Pelaksana. Untuk petani/kelompok

tani/koperasi harus mengembalikan KKP-E langsung kepada Bank pelaksana sesuai jadwal yang

disepakati dalam akad kredit.

Namun, dalam realisasinya, KKP-E masih banyak mengalami hambatan. Pada tahun

2011, KKP-E secara nasional hanya terealisasi 21% atau sebesar Rp 1,88 triliun dari total

anggaran Rp 8,75 triliun. Berdasarkan evaluasi, maka terdapat 5 kemungkinan masalah yang

dihadapi. Pertama adalah kurangnya sosialisasi terkait kredit ini. Hal ini membuat pemahaman

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

calon penerima KKP-E tidak begitu baik, bahkan mungkin untuk di daerah tertentu keberadaan

KKP-E belum diketahui secara luas. Kedua adalah kesamaan visi antar anggota kelompok tani.

Kurangnya komitmen dalam membangun kualitas kelompok tani, membuat penyusunan RDKK

(Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) sulit disepakati. Ketiga adalah tantangan dalam

mencari mitra. Walaupun dalam penyaluran KKP-E tidak wajib memiliki mitra usaha, namun

keberadaan mitra menjadi nilai tambah sendiri sebagai penjamin terkait pembiayaan yang akan

diberikan.

Yang terakhir adalah masalah agunan. Umumnya para petani yang mengajukan KKP-E

selalu bermasalah pada agunan. Hal ini dianggap memberatkan melihat kondisi perekonomian

petani yang umumnya tidak begitu baik. Untuk itu, seharusnya pemerintah melakukan upaya

dalam membantu penjaminan terkait kredit yang diajukan oleh petani. Sebenarnya, telah ada

perusahaan penjaminan kredit daerah dengan dasar hukum PMK No. 22/PMK.010/2008 dan

PMK No. 99/PMK.010/2011.

PPKD (Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah) yang merupakan perusahaan penjaminan

kredit, seharusnya mampu mengatasi masalah terkait agunan para kreditur dimana PPKD harus

berperan sebagai problem solver bagi para calon penerima kredit yang bermasalah dengan

agunan. Selain itu, PPKD juga seharusnya menjadi motor penggerak dalam upaya percepatan

peningkatan UMKM yang sumber pembiayaannya berasal dari KKP-E. Perkembangan PPKD

sampai Juni 2014 telah ada 8 provinsi yaitu Jawa Timur, Bali, Riau, Nusa Tenggara Barat, Jawa

Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan. Untuk Provinsi Sulawesi

Tengah sendiri, sampai saat ini belum ada lembaga yang berperan sebagai PPKD sehingga

diharapkan kedepannya akan segera terealisasi mengingat dukungan peraturan daerah yang

sudah ada serta potensi ekonomi yang mungkin ditimbulkan dari adanya PPKD tersebut.

--- o0o ---

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

54

Bab 4. Perkembangan Sistem Pembayaran

BAB 4

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

- Berdasarkan siklusnya nominal inflow menurun di triwulan II sementara outflow

mengalami peningkatan bila dibandingkan triwulan sebelumnya.

- Secara non tunai, pertumbuhan tahunan (yoy) peredaran uang pada triwulan II-2014

menunjukkan adanya penurunan di sisi kliring namun mengalami peningkatan yang

tinggi di sisi RTGS.

- Jumlah temuan uang palsu meningkat pada triwulan laporan.

4.1 Transaksi Keuangan Secara Tunai

4.1.1 Perkembangan Uang Kartal (Inflow/Outflow)

Nominal transaksi uang tunai di Sulawesi Tengah pada triwulan laporan

mengalami penurunan di sisi inflow namun meningkat di sisi outflow dibandingkan

triwulan sebelumnya. Nominal outflow pada triwulan laporan mencapai Rp1.266,11

miliar, lebih tinggi dibandingkan inflow sebesar Rp473,22 miliar. Tingginya nominal

outflow pada triwulan II 2014 antara lain disebabkan adanya masa panen raya di

berbagai sentra produksi pertanian serta meningkatnya realisasi proyek pemerintah

maupun swasta.

Grafik 4.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Tunai

(2.500)

(2.000)

(1.500)

(1.000)

(500)

-

500

1.000

1.500

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Inflow Outflow Netflow

Rp miliar

Sumber : KPw BI Prov. Sulteng

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

55

Bab 4. Perkembangan Sistem Pembayaran

Pertumbuhan tahunan inflow tercatat 9,50% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya 15,47% (yoy). Sejalan dengan kondisi inflow, pertumbuhan outflow

pada triwulan laporan juga lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi

3,91% (yoy). Apabila diperbandingkan antara angka inflow dan outflow maka akan

diperoleh net-outflow selama triwulan II 2014 sebesar Rp792,90 miliar.

Melalui kegiatan perkasan, KPw BI Provinsi Sulawesi Tengah juga melakukan

penarikan uang lusuh sebagai wujud dari clean money policy Bank Indonesia untuk

memenuhi kebutuhan uang dalam kondisi layak edar. Pada triwulan II 2014, jumlah uang

kertas yang dimusnahkan mencapai Rp188,33 miliar atau tumbuh sebesar 95,86% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 13,68% (yoy). Pada

triwulan laporan, uang pecahan Rp2.000,- merupakan pecahan yang memiliki persentase

paling banyak dimusnahkan, dan diikuti pecahan Rp5.000,- dan Rp50.000,-.

Grafik 4.2. Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak

Layak Edar (UTLE)

Grafik 4.3. Perkembangan Persentase Lembar

Uang Yang Dimusnahkan

47

14

2 14

21 22 18

63

21

40

0

10

20

30

40

50

60

70

-

200

400

600

800

1.000

1.200

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

InflowPemusnahan UTLERasio Pemusnahan UTLE Thd Inflow

Rp miliar

Sumber : KPw BI Prov. Sulteng

%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014

1.000

2.000

5.000

10.000

20.000

50.000

100.000

Sumber : KPw BI Prov. Sulteng

4.1.2 Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan

Jumlah temuan uang palsu di Sulawesi Tengah pada triwulan II-2014

menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Uang palsu

yang ditemukan melalui laporan perbankan dan masyarakat ke KPw BI Provinsi Sulawesi

Tengah sebanyak 91 lembar dengan pecahan terbanyak Rp100.000. Temuan uang palsu

tersebut tidak termasuk uang palsu yang ditemukan oleh pihak kepolisian. Terkait dengan

peredaran uang palsu, masyarakat Sulawesi Tengah perlu berhati-hati dalam bertransaksi

atau melakukan kegiatan ekonominya. Pemahaman yang baik akan ciri-ciri keaslian uang

perlu diketahui oleh masyarakat. KPw Bank Indonesia provinsi Sulawesi Tengah juga

secara rutin melakukan sosialisasi keaslian uang rupiah kepada berbagai kelompok

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

56

Bab 4. Perkembangan Sistem Pembayaran

masyarakat. Selain itu juga sosialisasi cara memperlakukan uang dengan baik agar ciri

keaslian uang dapat mudah dikenali.

Tabel 4.1 Perkembangan Uang Palsu Yang Ditemukan

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I Tw II

Rp100.000 43 90 18 18 25 10 71 9 91

Rp50.000 38 95 43 18 17 6 84 11 28

Rp20.000 1 1 1 2 0 0 3 0 0

Rp10.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 82 186 62 38 42 16 158 20 119

2013

2011 20122014Pecahan Mata Uang

(Nominal)

4.1.3 Aliran Perkasan Berdasarkan Denominasi

Aliran perkasan selama periode laporan didominasi oleh pecahan Rp50.000,-

di sisi inflow dan pecahan Rp100.000 di sisi outflow. Di sisi inflow, pada triwulan II

2014, jumlah lembar uang kertas denominasi Rp50.000,- mencapai 3,62 juta lembar atau

23,84% dari total seluruh uang kertas. Sementara di sisi outflow, denominasi

Rp100.000,- tercatat sebanyak 8,25 juta lembar atau 32,15% dari total seluruh uang

kertas. Khusus untuk uang logam, pecahan Rp1.000,- mendominasi outflow dengan

persentase sebesar 33,89% sedangkan inflow didominasi pecahan Rp500,- dengan

persentase sebesar 44,76% dari total seluruh uang logam.

Tabel 4.2. Pangsa Denominasi Uang Inflow

I II III IV I II

100.000 19,63% 15,06% 23,75% 11,20% 25,94% 15,45%

50.000 31,80% 25,14% 31,65% 21,62% 33,57% 23,84%

20.000 5,44% 6,58% 3,17% 7,02% 5,13% 6,42%

10.000 7,94% 10,89% 9,78% 14,14% 8,02% 11,92%

5.000 12,63% 15,94% 14,91% 19,49% 9,81% 16,70%

2.000 15,45% 18,41% 13,09% 19,68% 13,92% 18,87%

1.000 7,11% 7,98% 3,65% 6,85% 3,61% 6,82%

Jlh. Uang Kertas 95,39% 92,96% 95,02% 95,97% 95,98% 95,83%

1.000 2,27% 6,26% 26,81% 18,52% 18,29% 19,10%

500 52,63% 46,62% 36,05% 33,65% 38,82% 44,76%

200 18,83% 17,54% 11,05% 15,34% 6,62% 12,06%

100 21,97% 21,66% 17,35% 22,73% 17,54% 16,51%

50 4,30% 7,92% 8,73% 9,66% 18,72% 7,57%

25 0,00% 0,00% 0,00% 0,10% 0,01% 0,00%

Jlh. Uang Logam 4,61% 7,04% 4,98% 4,03% 4,02% 4,17%

Juml. UK + UL 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

20142013Pecahan

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

57

Bab 4. Perkembangan Sistem Pembayaran

Tabel 4.3. Pangsa Denominasi Uang Outflow

I II III IV I II

100.000 15,28% 27,45% 27,50% 31,81% 24,41% 32,15%

50.000 28,42% 36,81% 33,40% 34,88% 27,99% 29,34%

20.000 7,32% 4,19% 1,08% 4,17% 6,37% 4,93%

10.000 10,25% 7,81% 9,86% 6,87% 8,52% 7,50%

5.000 15,80% 11,12% 13,99% 8,89% 11,82% 9,61%

2.000 14,55% 12,14% 13,91% 9,49% 15,49% 11,63%

1.000 8,39% 0,49% 0,26% 3,89% 5,39% 4,83%

Jlh. Uang Kertas 92,85% 93,56% 92,08% 94,45% 90,72% 92,83%

1.000 9,51% 32,56% 43,37% 35,54% 35,06% 33,89%

500 34,63% 25,31% 20,01% 22,27% 26,33% 24,55%

200 29,33% 19,56% 15,73% 19,94% 13,14% 17,92%

100 22,14% 16,68% 16,09% 18,95% 15,40% 19,13%

50 4,38% 5,88% 4,80% 3,30% 10,07% 4,52%

25 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Jlh. Uang Logam 7,15% 6,44% 7,92% 5,55% 9,28% 7,17%

Juml. UK + UL 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

20142013Pecahan

4.2. Transaksi Keuangan Secara Non Tunai

Transaksi keuangan secara non tunai mencakup transaksi yang menggunakan BI-

Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

Seperti halnya daerah lain, transaksi RTGS (outgoing) lebih dominan digunakan di Provinsi

Sulawesi Tengah bila dibandingkan dengan sistem kliring.

Grafik 4.4. Perkembangan Transaksi Non Tunai di

Sulawesi Tengah

Grafik 4.5. Pangsa Nominal Transaksi RTGS

(Outgoing) dan Kliring Provinsi Sulawesi Tengah

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Nominal RTGS Outgoing Nominal Kliring

Rp miliar

Sumber : Bank Indonesia

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Nominal Kliring Nominal RTGS Outgoing

Sumber : Bank Indonesia

Pertumbuhan nominal kliring cenderung menurun sedangkan RTGS cenderung

meningkat. Nominal kliring pada triwulan II 2014 tercatat sebesar Rp1.306 miliar atau

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

58

Bab 4. Perkembangan Sistem Pembayaran

mengalami kontraksi pertumbuhan -11,97% (yoy) dengan jumlah warkat yang

dikliringkan sebanyak 34.965 lembar. Ke depan transaksi non tunai oleh masyarakat ini

masih perlu lebih ditingkatkan penggunaannya. Transaksi non tunai ini mengurangi risiko

tindakan kejahatan seperti perampokan, pencurian dan terhindar dari uang palsu, namun

tetap ada kelemahan seperti adanya Cek/BG kosong.

Grafik 4.6. Perkembangan Nominal dan Jumlah

Warkat Kliring Prov. Sulawesi Tengah

Grafik 4.7. Perputaran Cek dan Bilyet Giro

Kosong Provinsi Sulawesi Tengah

- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000

- 200,00 400,00 600,00 800,00

1.000,00 1.200,00 1.400,00 1.600,00 1.800,00

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Nominal Kliring Volume Kliring

Rp miliar

Sumber : Bank Indonesia

Lembar

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

RRH Nominal Cek/BG Kosong (%)

RRH Volume Cek/BG Kosong (%)

Sumber : Bank Indonesia

%

Pada triwulan II 2014 peredaran cek dan bilyet giro kosong mengalami

peningkatan baik di sisi nominal maupun jumlah warkat. Cek dan Bilyet Giro (BG)

kosong yang dikliringkan pada triwulan laporan tercatat sebanyak 983 lembar dengan

nominal sebesar Rp34,28 miliar. Persentase rata-rata harian nominal Cek/BG yang ditolak

pada triwulan II 2014 tercatat 2,62% sementara rata-rata harian volume Cek/BG yang

ditolak sebesar 2,67%.

Tabel 4.3. Perkembangan RTGS Provinsi Sulawesi Tengah

I II III IV I II

Nominal RTGS Ingoing (Miliar

Rp) 7.787,67 5.683,10 8.200,38 13.157,13 13.018,66 17.227,05

Nominal RTGS Outgoing

(Miliar Rp) 10.644,93 8.225,22 10.480,88 14.635,77 16.938,50 20.437,70

Net Outgoing (Miliar Rp) 2.857 2.542 2.281 1.479 3.920 3.211

Pert. RTGS Ingoing (yoy) 122,80% -3,67% 37,67% 0,97% 67,17% 203,13%

Pert. RTGS Outgoing (yoy) 91,18% 14,21% 58,55% -4,50% 59,12% 148,48%

20142013Keterangan

Pertumbuhan nominal transaksi pembayaran non tunai melalui sistem Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada triwulan II-2014 mengalami

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

59

Bab 4. Perkembangan Sistem Pembayaran

peningkatan pertumbuhan yang signifikan baik di sisi ingoing maupun outgoing

dibandingkan triwulan sebelumnya. Aliran dana masuk (ingoing) melalui RTGS pada

triwulan II-2014 tercatat sebesar Rp17,23 triliun atau tumbuh 203,13% (yoy)

dibandingkan triwulan sebelumnya. Demikian halnya dengan dana keluar (outgoing)

melalui RTGS pada triwulan II-2014 tercatat sebesar Rp20,44 triliun atau tumbuh sebesar

148,48%. Peningkatan transaksi melalui RTGS ini mencerminkan pertumbuhan positif

kinerja subsektor bank di Sulawesi Tengah.

--- o0o ---

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

60

BAB 5

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Melambatnya kinerja perekonomian Sulawesi Tengah terkonfirmasi oleh penurunan

jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan kerja utama (sektor pertanian dan

sektor pertambangan).

Angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Tengah menurun ke level 13,93% namun masih

berada di atas nasional 11,47%.

Posisi outstanding KUR yang disalurkan di wilayah Sulawesi Tengah di triwulan II-

2014 sebesar Rp681,57 miliar, tumbuh 14,33% (yoy) atau lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 20,30% (yoy).

NTP Sulawesi Tengah mengalami tren peningkatan. Pada Juni 2014, NTP Sulawesi

Tengah berada pada posisi tertinggi ketiga di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua

5.1. Ketenagakerjaan

Dari data ketenagakerjaan terakhir yang dikeluarkan oleh BPS, menunjukkan

bahwa kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengah secara umum mengalami

penurunan dibandingkan satu tahun sebelumnya. Jumlah angkatan kerja pada bulan

Februari 2014 tercatat sebanyak 1,43 juta orang dengan jumlah angkatan kerja yang

telah bekerja mencapai 1,38 juta orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

meningkat menjadi 71,79%. Jumlah penganggur pada Februari 2014 mencapai 41.716

orang atau bertambah sebanyak 4.760 orang jika dibanding keadaan Februari 2013 yang

sebanyak 36.956 orang. Persentase kenaikan jumlah pengangguran yang lebih besar dari

persentase kenaikan jumlah pekerja menyebabkan terjadinya kenaikan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 0,27% selama periode setahun terakhir. Dengan

diberlakukannya UU Minerba tahun 2009 melalui penerbitan PP No.1 tahun 2014,

mayoritas perusahaan tambang di Morowali mulai 12 Januari 2014 melakukan PHK yang

mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran di Sulawesi Tengah.

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

61

Tabel 5.1. Penduduk Menurut Jenis Kegiatan Utama

*) Februari 2012 -Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk ang digunakan pada

Februari 2014

**) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

Sumber : BPS Prov. Sulawesi Tengah

Menurut tingkat pendidikannya, pada Februari 2014, angkatan kerja di

Sulawesi Tengah paling banyak berpendidikan SD ke bawah 678.621 orang diikuti

SMA sebanyak 246.422 orang dan SMP sebanyak 237.823 orang. Sedangkan jumlah

angkatan kerja yang paling sedikit adalah berpendidikan DI/II/III sebanyak 39.626 orang.

TPT tertinggi di Sulawesi Tengah pada kelompok angkatan kerja dengan tingkat

pendidikan SMA sebesar 6,73% diikuti Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 6,31%

dengan dan Diploma I/II/III sebesar 5,63 %. Di sisi lain TPT terendah justru terjadi pada

tingkat pendidikan SD ke bawah dan SMP dengan TPT masing-masing sebesar 1,22%

dan 1,79%. Hal ini menunjukkan bahwa masih perlunya upaya-upaya pemerintah untuk

lebih meningkatkan penciptaan lapangan kerja di masyarakat. Lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan yang cenderung memiliki skill pekerja lebih baik dibandingkan

lulusan SMA perlu didorong untuk lebih berani dan kreatif menjadi wirausaha yang

justru akan menampung para penganggur .

Penurunan jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan kerja utama

sejalan dengan kondisi kinerja PDRB Provinsi Sulawesi Tengah secara sektoral.

Perlambatan di sektor pertanian terkonfirmasi dengan jumlah pekerja di sektor pertanian

di triwulan I 2014 tercatat turun sebesar -1,08% dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya. Demikian halnya dengan sektor pertambangan yang mengalami

kontraksi pertumbuhan sebesar -44,62% (yoy) yang berimplikasi pada penurunan pekerja

2014**)

Februari Agustus Februari Agustus Februari

1. Angkatan Kerja orang 1.428.589 1.280.017 1.396.799 1.293.332 1.427.819

Bekerja orang 1.376.072 1.229.597 1.359.843 1.239.122 1.386.103

Pengangguran orang 52.517 50.120 36.956 54.210 41.716

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 74,26 65,96 71,40 65,56 71,79

3. Tingkat Pengangguran Terbuka % 3,68 3,92 2,65 4,19 2,92

4. Pekerja Tidak Penuh orang 543.891 488.857 518.333 575.833 508.418

Setengah Penganggur orang 223.832 163.157 141.983 148.815 140.543

Paruh Waktu orang 320.059 325.700 376.350 427.018 367.875

Jenis Kegiatan Utama Satuan2012*) 2013*)

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

62

hingga -24,94% (yoy). Di sisi lain, pesatnya pertumbuhan sektor bangunan

mengakibatkan pertumbuhan positif permintaan pekerjaan hingga sebesar 19,36% (yoy).

Grafik 5.1. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada

Februari 2014

**) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

***) Lapangan pekerjaan Utama/sektor lainnya terdiri dari : Sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air

Grafik 5.2. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang

digunakan pada Februari 2014

**) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori

berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

Februari Agustus Februari Agustus Februari

2012*) 2013*) 2014**)

Lainnya***)

Jasa Kemasyarakatan

Keuangan

Transportasi, Pergudangan

dan Komunikasi

Perdagangan

Konstruksi

Industri

Pertanian

orang

Sumber : BPS Prov. Sulteng

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

Februari Agustus Februari Agustus Februari

2012*) 2013*) 2014**)

Berusaha Sendiri

Berusaha dibantuburuh tidak tetap

Berusaha dibantuburuh tetap

Buruh/Karyawan

Pekerja Bebas dipertanian

Pekerja bebas dinonpertanian

Pekerja keluarga/takdibayar

Sumber : BPS Prov. Sulteng

orang

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

63

pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2014 sebanyak

456.680 orang (32,95%) bekerja pada kegiatan formal dan 929.423 orang (67,05%)

bekerja pada kegiatan informal. Dilihat dari trennya, pekerja kategori buruh/karyawan

mengalami peningkatan yang cukup progresif. Dari segi jumlah, buruh/karyawan juga

mengalami penambahan terbesar dalam satu tahun terakhir hingga 34.052 orang.

Kondisi ini memiliki kelemahan mengingat relatih terbatasnya penciptaan lapangan

pekerjaan kategori buruh/karyawan dibandingkan dengan di bidang enterpreneurship.

Sementara itu sesuai dengan SK Gubernur Sulawesi Tengah no.

56/563/DISNAKERTRANS-G.ST/2013 tertanggal 1 November 2013 tentang UMP

Sulteng 2014, tingkat UMP pada tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp1.250.000,-

meningkat 25,63% dari tahun sebelumnya. Penyesuaian UMP tersebut dilakukan

dengan memperhatikan tingkat Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dan menciptakan iklim

usaha yang kondusif bagi para investor.

Grafik 5.3. Perkembangan Tingkat UMP Sulawesi

Tengah dan Inflasi Kota Palu

Grafik 5.4 Perkembangan UMP dan Kebutuhan

Hidup Layak (KHL)

5.2. Kemiskinan

Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS pada Juli 2014, jumlah penduduk miskin

di Sulawesi Tengah posisi Maret 2014 adalah sebanyak 392.650 jiwa atau 13,93%

dari seluruh penduduk Sulteng. Jumlah tersebut lebih kecil dari posisi September

2013 yang tercatat sebesar 14,32%. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir jumlah

dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah terus mengalami penurunan yang

mengindikasikan bahwa program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan berdampak

positif terhadap penurunan tingkat kemiskinan di Sulawesi Tengah. Namun demikian,

45

0.0

00

49

0.0

00

57

5.0

00

61

5.0

00

67

0.0

00

72

0.0

00

77

7.5

00

82

7.5

00

88

5.0

00

99

5.0

00

1.2

50

.00

0

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

0%

10%

20%

30%

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

UMP (Rupiah) g upah inflasi

Sumber : Disnakertrans & BPS

Rp

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

UMP (Rupiah) KHL Rasio UMP/KHL

Rp

Sumber : Disnakertrans & BPS

Page 93: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

64

meski jumlah penduduk miskin berkurang, tingkat kemiskinan di Sulawesi Tengah

tercatat masih lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan secara nasional yang tercatat

11,47%. Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan yang dijalankan

di Sulawesi Tengah masih perlu ditingkatkan dengan berfokus pada daerah pedesaan

yang memiliki jumlah dan prosentase penduduk miskin lebih tinggi.

Tabel 5.2 Perkembangan Penduduk Miskin Di Sulawesi Tengah (Rilis September 2013)

Tahun Penduduk Miskin Persentase

2007 557.400 22,42

2008 524.700 20,75

2009 489.840 18,98

2010 474.990 18,07

2011 433.660 16,04

2012 410.980 14,94

2013 400.410 14,32

2014 (Mar) 392.650 13,93

Sumber : BPS Sulawesi Tengah, data Susenas diolah

Dalam menanggulangi kemiskinan di provinsi Sulawesi Tengah, pada tahun 2014,

pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tengah akan menggulirkan Program Terpadu

Pengentasan Kemiskinan Berbasis Bedah Kampung (PTPK-BBK) yang tidak semata-mata

ditujukan pada pembangunan fisik, tetapi juga untuk pemberdayaan dalam bentuk

peningkatan sumber daya manusia dan pemberian modal. Dalam hal ini pemda

menyiapkan Rp 40 miliar yang dialokasikan pada 200 desa lokasi PTPK-BBK di lima

kabupaten yaitu Parigi Moutong, Donggala, Banggai, Poso dan Tojo Una-Una. Selain itu

pemerintah daerah juga melakukan penyaluran raskin ke berbagai daerah di Sulawesi

Tengah. Hingga akhir Juni 2014, penyaluran raskin di Sulawesi Tengah telah mencapai

21.130 ton dengan tingkat realisasi sebesar 100% dari rencana awal.

Tabel 5.3. Penyaluran Raskin Januari-Juni 2014 (kg)

Sumber : Bulog Divre Sulteng

Rencana Realisasi Realisasi(%)

1 Palu 9.641.625 9.641.625 100,00

2 Poso 4.752.825 4.752.825 100,00

3 Luwuk 3.965.850 3.965.850 100,00

4 Toli-Toli 2.769.795 2.769.795 100,00

Jumlah 21.130.095 21.130.095 100,00

No Uraian

Page 94: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

65

Berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, meski memiliki standar garis kemiskinan

yang lebih rendah, jumlah penduduk miskin Sulawesi Tengah lebih banyak berada di

pedesaan. Dari jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tengah pada tahun 2014, sebanyak

335.780 jiwa (83,92%) tinggal di wilayah pedesaan, sementara penduduk miskin di

wilayah perkotaan sebanyak 64.320 jiwa (16,08%).

Grafik 5.5. Persentase Jumlah Penduduk Miskin Di

Sulteng

Grafik 5.6. Persentase Penduduk Miskin Menurut

Lokasi Tinggal di Sulteng

Grafik 5.7. Indeks Kedalaman Kemiskinan Grafik 5.8. Indeks Keparahan Kemiskinan Di

Sulteng

Berdasarkan data posisi bulan Juni 2014, jumlah KUR yang disalurkan di wilayah

Sulawesi Tengah mencapai Rp681,57 miliar, dengan jumlah rekening sebanyak

49.777 rekening. Jumlah outstanding tersebut meningkat Rp85,41 miliar dari posisi

tahun sebelumnya atau sebesar 14,33% (yoy). Dari jumlah tersebut sebagian besar

diserap oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan pangsa mencapai 59,47%,

diikuti sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dengan pangsa 22,13%. Selain KUR,

pemerintah memiliki beberapa skema pembiayaan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan usaha pertanian masyarakat, diantaranya KKP-E (Kredit Ketahanan Pangan

18,98 18,07

16,0414,94 14,32 13,93

14,15 13,33

12,4911,66 11,37 11,25

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

2009 2010 2011 2012 2013 2014 (Mar)

Sulteng Nasional

%

Sumber : BPS Prov. Sulteng

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

2009 2010 20112012

20132014(Mar)

10,1% 9,82%9,46%

9,02% 9,45% 9,77%

21,4%20,26%

17,89%16,85% 15,89% 15,27%

Kota Desa

Sumber : BPS Prov. Sulteng

3,092,76 2,82

2,28 2,182,21 2,08 1,9 1,75 1,75

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

2010 2011 2012 2013 2014 (Mar)

Sulteng Nasional

Sumber : BPS Prov. Sulteng

%

1,37

0,8 0,75 0,82

0,53 0,520,68

0,58 0,55 0,48 0,43 0,44

0

0,5

1

1,5

2

2009 2010 2011 2012 2013 2014(Mar)

Sulteng Nasional

Sumber : BPS Prov. Sulteng

%

Page 95: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

66

dan Energi) dan Kredit Revitalisasi Perkebunan yang memberikan subsidi bunga kredit

kepada penerima yang telah memenuhi persyaratan (lihat boks 3). Meski merupakan

kredit program yang digagas oleh pemerintah, namun sumber dana yang disalurkan

berasal dari dana perbankan yang dihimpun dari masyarakat.

Tabel 5.4 Realisasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Di Sulawesi Tengah

Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sumber : Bank Indonesia

5.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani Sulteng

Pada bulan Juni 2014, NTP Sulteng tercatat sebesar 103,77 lebih tinggi dari posisi

Maret 2014 sebesar 103,58. Peningkatan NTP pada triwulan laporan disebabkan oleh

adanya peningkatan Indeks Diterima seiring dengan panen raya padi dan kakao yang

berlangsung di beberapa daerah di Sulawesi Tengah.

Des-13 Mar-14 Jun-14 Des-13 Mar-14 Jun-14

1. PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN 15.614 16.461 17.268 133,88 141,51 150,80

2. PERIKANAN 1208 1293 1420 9,47 10,26 11,60

3. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 55 59 61 1,14 0,71 0,69

4. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.478 1.557 1.662 22,82 22,55 23,68

5. LISTRIK, GAS DAN AIR 21 22 22 0,24 0,25 0,24

6. KONSTRUKSI 107 89 80 17,71 16,12 15,04

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 23.878 24.088 24.509 403,81 398,07 405,36

8. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN

MAKAN MINUM 694 767 800 12,20 12,33 12,64

9. TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN

KOMUNIKASI 225 221 211 4,43 4,63 4,51

10. PERANTARA KEUANGAN 10 10 14 2,79 2,58 2,47

11. REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA

PERUSAHAAN 627 526 457 7,89 6,91 6,24

12. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN

DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB 4 8 18 0,05 0,09 0,31

13. JASA PENDIDIKAN 19 16 14 1,11 1,02 1,22

14. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 58 63 64 1,44 1,45 1,55

15. JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA,

HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA 2.171 2.349 2.543 31,99 32,19 33,90

16. JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH

TANGGA 416 446 456 4,68 5,04 5,85

17. BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA

INTERNASIONAL LAINNYA 0 0 0 - - -

18. KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 1 5 178 0,19 1,90 5,47

19. PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA 0 0 0 - - -

TOTAL 46.586 47.980 49.777 655,85 657,63 681,57

SEKTOR EKONOMIJUMLAH REKENING OUTSTANDING KUR (Rp miliar)

Page 96: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

67

Grafik 5.9. NTP Sulteng Menurut Subsektor Grafik 5.10. Perbandingan NTP Provinsi di

Indonesia Timur

Berdasarkan data NTP Sulteng menurut subsektor pada bulan Juni 2014,

subsektor peternakan tercatat memiliki NTP tertinggi 108,44 diikuti subsektor holtikultura

106,92 dan perkebunan rakyat 105,56. Sementara NTP subsektor tanaman pangan (padi,

jagung dan lain-lain) secara relatif tercatat paling rendah dibandingkan subsektor lainnya

95,38. Sejak bulan Januari 2014 angka NTP Sulteng secara perlahan cenderung

meningkat. Kenaikan NTP tersebut didorong oleh adanya kenaikan Indeks yang diterima

petani sebagai dampak dari kenaikan harga di tingkat produsen untuk beberapa

komoditas seperti pada komoditas daging, bumbu-bumbuan, kakao dan ikan segar.

Sementara itu dibandingkan petani di provinsi lain yang berada di pulau Sulawesi,

Maluku dan Papua, petani Sulawesi Tengah tercatat memiliki NTP tertinggi ketiga setelah

Sulawesi Selatan dan Maluku Utara. Nilai NTP Sulawesi Tengah tersebut juga berada di

atas nasional sebesar 101,98. Ke depan, berbagai upaya perlu terus dilakukan untuk

meningkatkan indeks yang diterima petani dan mengefisienkan indeks yang dibayar

petani. Salah satu upaya untuk memperbaiki kesejahteraan petani adalah dengan

meningkatkan produksi baik melalui kegiatan intensifikasi maupun ekstensifikasi

pertanian serta memperkuat kelembagaan petani sehingga dapat meningkatkan posisi

tawar pada saat akan menjual produk yang dihasilkan. Di lain sisi melalui upaya

peningkatan produksi pertanian diharapkan dapat menambah pasokan bahan makanan

ke pasar yang pada akhirnya akan turut mengurangi tekanan inflasi di Kota Palu yang

selama ini lebih banyak disebabkan oleh adanya gangguan pasokan (penurunan

70

75

80

85

90

95

100

105

110

115

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

*

12

*

1*

2*

3*

4*

5*

6*

2012 2013 2014

NTP Tanaman Pangan NTP Hortikultura NTP Perkebunan Rakyat

NTP Peternakan NTP Perikanan NTP

*) Perubahan Tahun Dasar dari (2007=100) ke (2012=100)Sumber : BPS Prov. Sulteng

99,99

103,77

105,81

101,77

101,98

103,27

100,39

104,29

100,66

97,54

92

94

96

98

100

102

104

106

108

Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut PapuaBarat

Papua

NTP Juni 2014 NTP Nasional

Indeks

Sumber : BPS Prov. Sulteng

Page 97: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Bab 5. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

68

pasokan). Selain itu pemerintah perlu melakukan inisiasi penetapan jadwal tanam untuk

menjaga kesinambungan pasokan dan stabilitas harga yang seringkali turun drastis pada

saat panen. Upaya lain untuk melindungi harga jual pada saat panen adalah dengan

membangun gudang penyimpanan hasil panen dan menetapkan harga dasar komoditas

strategis.

--- o0o ---

Page 98: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

69

Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah

BAB 6

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tengah mengalami peningkatan

sementara realisasi belanja mengalami penurunan bila dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya.

Anggaran pemerintah pusat di Provinsi Sulawesi Tengah mengalami peningkatan

baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran.

Nominal dan realisasi belanja modal baik APBD maupun APBN masih perlu

ditingkatkan

6.1. Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014

Realisasi pendapatan daerah lebih tinggi dibandingkan realisasi belanja

daerah. Realisasi pendapatan daerah hingga triwulan II-2014 mencapai Rp1.125,08

miliar atau mencapai 47,28% dari total target anggaran 2014 yang sebesar Rp2.379,65

miliar. Sementara itu, total realisasi belanja daerah mencapai Rp850,48 miliar atau

sebesar 34,85% dari anggaran yang sebesar Rp2.440,48 miliar.

Grafik 6.1. Perkembangan Pendapatan dan Belanja Daerah

47,28%

34,85%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

200

400

600

800

1.000

1.200

Tw II 2011 Tw II 2012 Tw II 2013 Tw II 2014

Rp

mily

ar

Nominal Realisasi Pendapatan Nominal Realisasi Belanja

Realisasi Pendapatan-Sb kanan Realisasi Belanja Sb kanan

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Page 99: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

70

Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah

Realisasi Pendapatan daerah dan belanja daerah menunjukkan tren

berfluktuatif setiap tahun. Dibandingkan triwulan II-2013, total realisasi pendapatan

daerah hingga akhir triwulan II-2014 hanya mengalami kenaikan sebesar 0,56%,

sedangkan belanja daerah turun sebesar -1,17%. Hingga akhir triwulan II-2014 realisasi

APBD Provinsi Sulawesi Tengah mengalami surplus sebesar Rp274,60 miliar.

Dana Pihak Ketiga milik pemerintah daerah hingga akhir triwulan II-2014

tercatat sebesar Rp2.706,94 miliar atau naik Rp684,56 miliar dibandingkan triwulan

I-2014. Peningkatan DPK milik pemerintah daerah ini, menunjukkan masih perlunya

peningkatan realisasi proyek pemerintah di Sulawesi Tengah di triwulan II-2014.

6.1.1 Realisasi Pendapatan APBD

Kontribusi terbesar pada pendapatan daerah disumbang oleh dana

perimbangan dari pemerintah pusat dengan pangsa sebesar 54,45%. Pendapatan asli

daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah masing-masing menyumbang 28,22%

dan 17,33% terhadap total pendapatan. Meskipun demikian, realisasi pendapatan APBD

Provinsi Sulawesi Tengah hingga triwulan II-2014 mencapai 47,28% dengan tingkat

realisasi tertinggi pada komponen lain-lain pendapatan daerah sebesar 52,37%, diikuti

dana perimbangan dan pendapatan asli daerah masing-masing sebesar 49,50% dan

41,25%.

Grafik 6.2. Perkembangan Deposito, Tabungan dan Giro Pemda

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014

Deposito Tabungan Giro

Rp miliar

Sumber : Bank Indonesia

Page 100: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

71

Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah

Grafik 6.3. Perkembangn Nilai Realisasi per Pos

Pendapatan Daerah

Grafik 6.4. Perkembangan Tingkat Realisasi per

Pos Pendapatan Daerah

221

393

1

272

507

155

291

564

145

318

613

195

0 500 1.000

PAD

Dana Perimbangan

Lain-lain PAD yang sah

Rp Milyar

Tw II 2014

Tw II 2013

Tw II 2012

Tw II 2011

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

68%

47%

22%

58%

51%

48%

47%

49%

40%

41%

49%

52%

0% 20% 40% 60% 80%

PAD

Dana Perimbangan

Lain-lain PAD yang sah

Tw II 2014 Tw II 2013 Tw II 2012 Tw II 2011

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Tabel 6.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah per Triwulan

Rp miliar

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Pendapatan Asli Daerah 132 158 160 212 149 168

Dana Perimbangan 250 314 302 294 272 341

Lain-Lain PAD Yang Sah 73 72 80 85 86 109

Total Pendapatan Daerah 455 544 542 592 507 618

g.qtq -10,29% 19,50% -0,36% 9,14% -14,28% 21,80%

g.yoy -26,13% 71,57% 10,33% 16,58% 11,39% 13,53%

2014KETERANGAN

2013

Sumber : Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Tabel 6.2. Kinerja Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Rp juta

URAIAN ANGGARAN REALISASI SD TW

II- 2014 ( % ) REALISASI

PENDAPATAN 2.379.647,47 1.125.078,08 47,28%

PENDAPATAN ASLI DAERAH 769.714,31 317.539,39 41,25%

Pendapatan Pajak Daerah 684.649,81 288.604,24 42,15%

Retribusi Daerah 3.596,87 3.705,95 103,03%

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan

10.762,64 477,62 4,44%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang

Sah

70.705,00 24.751,57 35,01%

DANA PERIMBANGAN 1.237.627,67 612.574,59 49,50%

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 85.800,18 49.449,36 57,63%

Dana Alokasi Umum 1.087.885,01 543.942,49 50,00%

Dana Alokasi Khusus 63.942,48 19.182,74 30,00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG

SAH

372.305,49 194.964,11 52,37%

Pendapatan Hibah 9.757,05 532,17 5,45%

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 362.548,44 194.431,94 53,63%

Sumber : Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Teng

Page 101: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

72

Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah

6.2.2 Realisasi Belanja APBD

Realisasi belanja APBD Provinsi Sulawesi Tengah hingga triwulan II-2014 baru

mencapai 34,85% dengan tingkat realisasi tertinggi pada komponen belanja tidak

langsung sebesar 38,22% dengan kontribusi sebesar 52,71%, sedangkan tingkat realisasi

belanja langsung sebesar 31,73%. Sesuai dengan pola selama satu tahun, realisasi

belanja tidak langsung lebih besar daripada belanja langsung di semester I, sedangkan di

semester II justru terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena karakter proyek belanja

langsung yang membutuhkan waktu lebih lama dari pelaksanaan tender hingga

penyelesaian proyek, dan biasanya pembayarannya dilakukan pada akhir tahun anggaran.

Realisasi dengan siklus yang berulang (besar di akhir tahun) akan berpotensi

menimbulkan peningkatan permintaan barang/jasa di akhir tahun. Dengan

produksi/stok/pasokan yang relatif sama maka perubahan tersebut akan meningkatkan

tekanan terhadap inflasi daerah.

Tabel 6.3. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah per Triwulan

Rp miliar

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Belanja Tidak Langsung 137,06 349,39 263,81 192,64 190,96 257,31

Belanja Langsung 21,44 306,19 287,81 586,92 101,42 300,78

Total Belanja Daerah 158,50 655,58 551,63 779,56 292,39 558,09

g.qtq -82,43% 313,63% -15,86% 41,32% -62,49% 90,87%

g.yoy -47,42% 103,71% 16,65% -13,60% 84,48% -14,87%

20142013KETERANGAN

Sumber : Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Tabel 6.4. Kinerja Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Rp juta

URAIAN ANGGARAN REALISASI SD TW

II- 2014 ( % ) REALISASI

BELANJA 2.440.483,87 850.478,59 34,85%

BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.172.861,71 448.272,78 38,22%

Belanja Pegawai 388.057,71 189.425,08 48,81%

Belanja Hibah 363.350,20 177.765,20 48,92%

Belanja Bantuan Sosial 5.000,00 641,50 12,83%

Belanja Bagi Hasil kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah

Desa

293.005,34 58.587,03 20,00%

Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa

118.448,47 21.820,00 18,42%

Belanja Tidak Terduga 5.000,00 33,98 0,68%

BELANJA LANGSUNG 1.267.622,16 402.205,80 31,73%

Belanja Pegawai 152.779,85 53.471,37 35,00%

Belanja Barang dan Jasa 836.656,29 259.990,65 31,07%

Belanja Modal 278.186,02 88.743,78 31,90% Sumber : Badan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Page 102: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

73

Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah

Grafik 6.5. Perkembangn Nilai Realisasi per Pos

Belanja Daerah

Grafik 6.6. Perkembangan Tingkat Realisasi per

Pos Belanja Daerah

294

188

420

203

486

328

448

402

0 200 400 600

Belanja Tidak Langsung

Belanja Langsung

Rp Milyar

Tw II 2014

Tw II 2013

Tw II 2012

Tw II 2011

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

48%

30%

42%

22%

47%

27%

53%

47%

0% 30% 60%

Belanja Tidak Langsung

Belanja Langsung

Tw II 2014

Tw II 2013

Tw II 2012

Tw II 2011

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

6.2 Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan realisasi anggaran

pemerintah pusat di Provinsi Sulawesi Tengah tercatat lebih tinggi, baik dari sisi

penerimaan maupun pengeluaran. Pos pendapatan triwulan II-2014 tercatat Rp248,49

miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp17,37 miliar atau tumbuh 7,51% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, pos pengeluaran

hingga triwulan II-2014 mencapai Rp958,07 miliar, mengalami kenaikan sebesar

Rp129,18 miliar atau tumbuh 15,59% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya.

Grafik 6.7 . Realisasi Penerimaan Pajak APBN di Sulawesi Tengah

727%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Penerimaan Perpajakan Pen. Negara Bukan Pajak Rasio Penerimaan Pajak vs Bukan Pajak

Sumber : KPPN Palu

Rp miliar

Ket : Realisasi APBN merupakan data riil per triwulan (bukan akumulasi)

Page 103: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

74

Bab 6. Perkembangan Keuangan Daerah

Total penerimaan pemerintah pusat di Sulawesi Tengah hingga akhir triwulan

II-2014 didominasi oleh penerimaan pajak sebesar 87,91%. Penerimaan pajak ini

didominasi oleh Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan

persentase masing-masing sebesar 45,79% dan 35,76%.

Grafik 6.8. Realisasi Belanja APBN di Sulawesi

Tengah

Grafik 6.9. Persentase Realisasi Belanja APBN

Provinsi Sulawesi Tengah

0

200

400

600

800

1.000

1.200

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Lainnya (Denda+Lain-lain+ Transfer)

Sumber : KPPN Palu

Rp miliar

Ket : Realisasi APBN merupakan data riil per triwulan

(bukan akumulasi)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014

Belanja Lainnya (Denda+Lain-lain+ Transfer)

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Modal

Belanja Barang

Belanja Pegawai

Sumber : KPPN Palu

Rp miliar

Ket : Realisasi APBN merupakan data riil per triwulan

(bukan akumulasi)

Sedangkan realisasi pos pengeluaran khusus triwulan II-2014 mencapai Rp958,07

miliar yang didominasi oleh belanja barang (39,20%), diikuti belanja modal (28,32%) dan

belanja pegawai (24,95%). Pola porsi belanja modal yang semakin tinggi perlu terus

dilanjutkan untuk memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi di

Sulawesi Tengah.

--- o0o ---

Page 104: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

75

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

BAB 7

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan III-2014 diperkirakan

sebesar 4,03% - 5,03% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya.

Inflasi Tahunan Kota Palu pada triwulan III-2014 diperkirakan mencapai 4,1%-5,1%

(yoy) lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan periode yang sama tahun

sebelumnya.

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan III-2014

diperkirakan tumbuh sebesar 4,03% - 5,03% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan II-2014 sebesar 2,35% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya 9,99% (yoy).

Grafik 7.1. Perkiraan Kegiatan Usaha

(Survei Kegiatan Dunia Usaha)

Grafik 7.2. Perkembangan Indeks Tendensi

Konsumen

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III*

2012 2013 2014

Ekspektasi Pelaku Usaha (%SBT) Pertumbuhan PDRB (%qtq)

SBT

108,75

113,59115,14

90

95

100

105

110

115

120

125

Tw I Tw II Tw III

2014

Perkiraan pendapatanrumah tangga mendatang

Rencana pembelianbarang-barang tahan lama

Indeks TendensiKonsumen

Indeks

Sumber : BPS Prov. Sulteng

Perkiraan lebih tingginya pertumbuhan ekonomi triwulan III dibandingkan

triwulan II terkonfirmasi oleh ekspektasi pelaku usaha dalam Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dilakukan KPw BI Provinsi Sulawesi Tengah dan Indeks Tendensi

Konsumen yang dikeluarkan BPS. Saldo bersih tertimbang SKDU di triwulan III 2014

tercatat sebesar 10 atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,47. Hal

Page 105: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

76

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

ini ditopang oleh tingginya optimisme pelaku usaha di sektor perdagangan, hotel dan

restoran seiring dengan perayaan keagamaan, pembagian THR dan gaji ke-13 PNS di

triwulan III 2014. Sejalan dengan hal tersebut, Indeks Tendensi Konsumen di triwulan III

2014 juga diperkirakan mengalami peningkatan yang ditopang oleh peningkatan yang

signifikan pada indeks perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang.

Konsumsi Rumah Tangga diperkirakan tetap tumbuh tinggi. Perayaan

keagamaan seperti bulan Ramadhan dan Idul Fitri memberikan dampak yang cukup

signifikan terhadap peningkatan konsumsi masyarakat. Di sisi lain pergeseran realisasi

gaji ke-13 PNS, TNI, Polri, menjadi bulan Juli 2014 juga ikut mendongkrak pendapatan

masyarakat yang pada gilirannya akan dikonversikan menjadi peningkatan konsumsi

masyarakat. Khusus untuk pendidikan, masa liburan sekolah dan tahun ajaran baru

secara musiman akan memicu kebutuhan perlengkapan dan peralatan sekolah. Data

inflasi pada Juli 2014 menunjukkan bahwa biaya pendikan SD dan SLTP mengalami

kenaikan yang cukup tinggi hingga masuk dalam 10 komoditas utama penyumbang

inflasi pada Juli 2014. Konsumsi pemerintah pada triwulan III 2014 diperkirakan tumbuh

tinggi seiring dengan siklus peningkatan realisasi berbagai proyek APBD dan APBN. Di

sektor perbankan, kebijakan moneter yang kontraktif diperkirakan memberikan

perlambatan di sisi penyaluran kredit. Di triwulan II 2014, pertumbuhan kredit perbankan

di Sulteng sebesar 16,70%, lebih rendah dari tw I 2014 20,44 (yoy) atau periode yang

sama tahun sebelumnya 30,05% (yoy). Tren perlambatan ini diperkirakan terus berlanjut

hingga akhir tahun 2014.

Grafik 7.3. Perkembangan BI Rate dan Suku Bunga Kredit Bank

Umum di Sulawesi Tengah

14,43

15,80

11,65

7,5

5

7

9

11

13

15

17

19

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2012 2013 2014

SUKU BUNGA TERTIMBANG MODAL KERJA SUKU BUNGA TERTIMBANG INVESTASI

SUKU BUNGA TERTIMBANG KONSUMSI BI Rate

%

Sumber : Bank Indonesia

Page 106: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

77

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

Kinerja ekspor pada triwulan III-2014 diperkirakan masih mengalami

kontraksi dalam. Ekspor Sulawesi Tengah yang didominasi oleh ekspor bahan tambang

menghadapi tantangan berupa penerbitan Peraturan Pemerintah No. I/2014 tentang

Implementasi Larangan Ekspor Mineral Mentah yang merupakan revisi PP No. 23/2010

dan menjadi dasar pelaksanaan UU no.4/2009 tentang mineral dan batu bara.

Berdasarkan data terbaru yang dirilis BPS dan Bank Indonesia diperoleh informasi bahwa

nominal ekspor tambang Provinsi Sulawesi Tengah di bulan Februari dan Maret 2014 nihil

(nol). Kondisi ini diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun 2014 akibat belum adanya

penyelesaian smelter hingga akhir tahun 2014. Akibatnya selama tahun 2014 sektor

pertambangan akan memberikan andil negatif pada pertumbuhan ekonomi secara

agregat. Di sisi lain produksi kakao diperkirakan masih belum mengalami trend

pertumbuhan positif seiring dengan menurunnya produksi kakao di berbagai daerah dan

belum teratasinya permasalahan hama serta perubahan pemanfaatan lahan ke komoditas

lain yang lebih menguntungkan seperti padi dan kelapa sawit.

Kinerja investasi di triwulan III-2014 diperkirakan melanjutkan tren

pertumbuhan tinggi seperti pada triwulan sebelumnya. Kinerja PMA terutama

ditopang oleh realisasi investasi yang dilakukan oleh perusahaan beberapa industri

pengolahan besar. Di triwulan II-2014, beberapa proyek besar di Kabupaten Banggai dan

Kabupaten Morowali masih terus berjalan. Berdasarkan liaison yang dilakukan KPw BI

Provinsi Sulawesi Tengah ke perusahaan besar di Kabupaten Banggai pada Juni 2014,

diperoleh informasi bahwa pembangunan perekayasaan, pengadaan dan konstruksi

perusahaan tersebut telah mencapai 98%. Saat ini perusahaan sedang berfokus pada

persiapan pengoperasian kilang. Selain itu seluruh komponen kilang seperti main heat

exchanger dan LNG storage tank telah terpasang. Target penyelesaian proyek konstruksi

perusahaan diperkirakan selesai (realisasi 100%) pada awal triwulan IV 2014.

Disamping itu berbagai proyek investasi yang terus berlanjut di Kota Palu seperti

proyek pembangunan pusat perbelanjaan, persiapan infrastruktur Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK) serta berbagai proyek properti rumah, ruko dan perkantoran menjadi faktor

pendorong kinerja investasi bangunan. Pada tanggal 16 Mei 2014, Presiden RI

menandatangani Peraturan Pemerintah RI No. 31 tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi

Khusus Palu. Dengan demikian, dasar hukum KEK Palu saat ini menjadi kuat. Hal ini

berimplikasi positif bagi investor karena mereka memiliki kepastian untuk melakukan

investasi di KEK Palu ke depan. Di sisi lain, mulai meningkatnya realisasi APBD dan APBN

Page 107: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

78

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

di triwulan III 2014 memberikan efek positif pada kinerja investasi Sulawesi Tengah. Di

tahun 2014 tren investasi diperkirakan tetap tinggi seiring dengan masih besarnya arus

investasi dari luar daerah ke dalam Provinsi Sulawesi Tengah, upaya perbaikan iklim

investasi yang dilakukan oleh pemerintah serta perbaikan dan peningkatan infrastruktur

di berbagai daerah seperti listrik, jalan, bandara dan pelabuhan.

Hasil Survei Konsumen bulan Juli 2014 menunjukkan indeks keyakinan

konsumen dan indeks ekspektasi konsumen dalam area optimis dengan tren meningkat.

Faktor pembagian gaji ke-13 PNS, TNI, Polri serta THR Idul Fitri menjadi faktor

meningkatnya pendapatan dan optimisme masyarakat.

Grafik 7.4. Perkembangan Indeks Keyakinan

Konsumen

Grafik 7.5. Perkembangan Ekspektasi Konsumen

80

100

120

140

160

180

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

2012 2013 2014

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Ekspektasi Konsumen (IEK)

I Indeks

Optimis

Pesimis

90

110

130

150

170

190

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

2012 2013 2014

Ekspektasi Konsumen (IEK) Ekspektasi Kegiatan Usaha

Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja Ekspektasi Penghasilan

Optimis

Pesimis

Kebijakan larangan ekspor tambang dalam bentuk mentah memberikan

perubahan yang besar dalam struktur PDRB Sulawesi Tengah. Di triwulan III 2014,

sektor pertambangan diperkirakan melanjutkan tren kontraksi yang dalam seperti halnya

yang terjadi pada triwulan I dan II 2014. Di triwulan I dan II 2014, sektor pertambangan

mengalami kontraksi secara tahunan masing-masing sebesar -44,62% (yoy) dan -49,64%

(yoy). Kondisi serupa diperkirakan akan terjadi di triwulan III 2014 akibat belum adanya

realisasi penyelesaian smelter hingga akhir tahun. Pembangunan smelter di Morowali saat

ini masih berjalan progresif. Pada tanggal 2 Mei 2014, Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi

Tengah melakukan peletakan batu pertama pembangunan smelter tahap II pabrik

pengolahan nikel menjadi ferronikel. Smelter tahap II tersebut nantinya akan memiliki

kapasitas sebesar 600.000 ton per tahun. Untuk tahap I, perusahaan masih melakukan

pembangunan dengan rencana kapasitas sebesar 300.000 ton/tahun. Diperkirakan pada

Triwulan II 2015 smelter tahap I tersebut dapat beroperasi.

Page 108: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

79

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

Pertumbuhan sektor pertanian yang memiliki pangsa PDRB terbesar di

Sulawesi Tengah diperkirakan moderat. Di subsektor tabama, walaupun terjadi panen

raya di bulan September 2014 akan tetapi secara agregat belum mampu mengangkat

kinerja sektor pertanian secara signifikan di triwulan III 2014. Panen diperkirakan

berlangsung hingga Oktober 2014. Kinerja sektor perkebunan diperkirakan tumbuh

melambat seiring dengan masih rendahnya produksi dan ekspor kakao. Produksi kakao

di Sulawesi Tengah diperkirakan melanjutkan tren negatif akibat banyaknya pohon kakao

yang telah tua dan rusak serta serangan hama yang masih terjadi di berbagai sentra

produksi. Ekspor kakao Sulteng saat ini mengalami pergeseran dari sebelumnya berfokus

pada ekspor luar negeri dengan negara tujuan Malaysia dan Hongkong menjadi fokus

pada pasar dalam negeri seiring dengan pembangunan pabrik pengolahan biji kakao di

dalam negeri. Di sisi lain subsektor perikanan diperkirakan melanjutkan tren pertumbuhan

tinggi pada triwulan-triwulan sebelumnya seiring dengan semakin besarnya perhatian

pemerintah kepada subsektor ini seperti program bantuan kapal inkamina, budidaya

udang vaname dan Sistem Logistik Ikan nasional (SLIN).

Sektor perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan tumbuh positif. Faktor

penopang kinerja sektor PHR antara lain bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang memicu

peningkatan di subsektor perdagangan dan restoran. Tahun ajaran baru di triwulan III

2014 juga ikut memicu peningkatan kebutuhan anak sekolah sehingga meningkatkan

penjualan di berbagai sentra perdagangan. Di sisi lain pelaksanaan pilpres yang dilakukan

pada Juli 2014 juga ikut mendongkrak konsumsi swasta dan konsumsi nirlaba. Di sisi

suplai semakin bertambahnya beberapa sentra perdagangan besar akan menambah

pangsa bisnis retail yang dapat memicu peningkatan konsumsi masyarakat dan pada

gilirannya meningkatkan kinerja PHR. Di Banggai, seiring dengan tingginya investasi PMA

mengakibatkan tingginya kinerja PHR di daerah tersebut. Sementara di Morowali dan

Morowali Utara, tidak beroperasinya perusahaan-perusahaan tambang di daerah tersebut

memberikan dampak ikutan berupa penurunan tingkat hunian kamar hotel dan

penurunan kinerja pedagang besar dan eceran akibat menurunnya daya beli masyarakat.

Kinerja sektor jasa-jasa dan sektor bangunan diproyeksikan meningkat.

Meningkatnya realisasi proyek Pemda di triwulan III 2014 menjadi faktor utama

meningkatnya kinerja kedua sektor ini. Di sisi lain pembangunan smelter di Morowali dan

beberapa perusahaan besar di Banggai berkontribusi besar pada pertumbuhan sektor-

sektor tersebut.

Page 109: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

80

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

7.2. Prospek Inflasi

Berdasarkan perkembangan inflasi pada triwulan II-2014, kota Palu pada

triwulan III-2014 diperkirakan mengalami inflasi tahunan (yoy) sebesar 4,1% - 5,1%

atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 7,3% (yoy). Di sisi lain inflasi triwulanan (qtq) diperkirakan mencapai

0,3% - 0,8% atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi triwulanan periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar 6,0%(qtq).

Grafik 7.6. Proyeksi Inflasi Kota Palu (Tw III-2014)

3,8

3,0 2,5

4,2 4,2

5,0 5,5

6,4 6,8 6,7

5,7 5,9 5,6

6,2 6,0

4,8

4,0 3,9

6,7

5,9

7,3 6,9

8,2 7,6

8,5

7,1

7,8

9,1

10,2 10,4

7,1

- 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0

10,0 11,0 12,0

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Agu

st

Sep

Okt

No

p

Des Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Agu

st

Sep

Okt

No

v

Des Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Agu

st

Sep

2012 2013 2014

Proyeksi moderat

Proyeksi optimisProyeksi pesimis

Sumber : BPS Prov Sulteng dan Proyeksi BI

(%, yoy)

Di sisi penawaran, tekanan inflasi pada triwulan III 2014 diperkirakan moderat.

Kinerja inflasi pada periode tersebut dominan disebabkan oleh bulan Ramadhan dan Idul

Fitri. Pada bulan Juli stok ikan laut di pasar Kota Palu lebih rendah dari kondisi normal.

Walaupun di bulan Juli sedang musim ikan dan cuaca di laut cukup baik, namun

berkurangnya jumlah nelayan yang melaut pada saat Ramadhan dan Idul Fitri menjadi

pemicu utama berkurangnya pasokan ikan di pasar dan tingginya harga beberapa

komoditas ikan segar. Ditambah lagi, akibat tingginya permintaan berbagai komoditas

pangan di luar Provinsi Sulawesi Tengah seperti Kalimantan Timur dan beberapa provinsi

di Sulawesi, komoditas ikan segar dan bumbu-bumbuan masih menghadapi tekanan

berupa tingginya transaksi perdagangan ke luar Provinsi Sulawesi Tengah.

Namun demikian, walaupun di bulan Juli tekanan di sisi suplai sangat tinggi pada

bulan-bulan berikutnya tekanan inflasi secara siklus akan mereda pasca perayaan

Ramadhan dan Idul Fitri. Di samping itu adanya panen raya padi di September 2014 ikut

mengurangi tekanan inflasi di sisi pasokan beras. Di sisi cuaca, berdasarkan prakiraan sifat

hujan yang dikeluarkan oleh BMKG Provinsi Sulawesi Tengah diperoleh informasi bahwa

Page 110: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

81

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

sifat hujan Provinsi Sulawesi Tengah di triwulan III 2014 cenderung normal (86-115%)

dengan curah hujan dalam tingkat menengah.

Grafik 7.7. Prakiraan Curah Hujan Juli 2014 Grafik 7.8. Prakiraan Curah Hujan Agustus

2014

Grafik 7.9. Prakiraan Curah Hujan September 2014

Sumber : BMKG Provinsi Sulawesi Tengah

Di sisi permintaan, tekanan inflasi diperkirakan meningkat. Pada bulan Juli

tekanan permintaan bersumber dari perayaan keagamaan Ramadhan dan Idul Fitri.

Pembagian THR ikut menambah daya beli masyarakat. Bertepatan dengan hal tersebut,

pembagian gaji ke-13 juga ikut menambah pendapatan yang pada gilirannya

meningkatkan konsumsi masyarakat. Di sisi lain adanya masa kampanye pemilihan

presiden memicu permintaan berbagai macam atribut penyelenggaraan pilpres di

berbagai daerah di Sulawesi Tengah. Di sisi lain meningkatnya realisasi APBD dan APBN di

Sulawesi Tengah di triwulan III 2014 juga ikut memberikan tekanan inflasi di sisi

permintaan.

Page 111: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

82

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

Survei Konsumen bulan Juli 2014 menunjukkan ekspektasi inflasi cenderung

menurun dalam jangka pendek. Hal tersebut tercermin dari ekspektasi inflasi konsumen

(3 bulan) yang walaupun masih tinggi namun dalam tren menurun. Koreksi harga pasca

Bulan Ramadhan dan Idul Fitri menjadi salah satu faktor utama menurunnya ekspektasi

inflasi 3 bulan ke depan.

Grafik 7.10. Laju Inflasi Bulanan dan Indeks Ekspektasi Perubahan Harga

-3%

-2%

-1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

2012 2013 2014

Inflasi Aktual (m-t-m)Indeks Ekspektasi Perubahan Harga Umum 6 bulan yadIndeks Ekspektasi Perubahan Harga Umum 3 bulan yad

Indeks

Sumber : KPw BI Prov. Sulteng

Grafik 7.11. Proyeksi Harga Emas (USD/Troy) Grafik 7.12. Proyeksi Harga Minyak Mentah

Dunia (USD/barrel)

Sumber : Financial Forecast Center

Di sisi eksternal, risiko inflasi cenderung moderat. Pengaruh nilai tukar terhadap

imported inflation masih moderat. Di sisi lain, berdasarkan proyeksi dari financial forecast

center, harga minyak dunia dan harga emas dunia cenderung menurun pada triwulan III-

Page 112: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

83

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

2014. Berdasarkan karakteristiknya, penurunan harga emas internasional akan diikuti

oleh harga emas domestik khususnya di Sulawesi Tengah.

Inflasi inti pada triwulan III-2014 diperkirakan moderat. Faktor yang berpotensi

meningkatkan inflasi inti antara lain tahun ajaran baru dan perayaan keagamaan. Pada

Juli 2014, komoditas biaya pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama

menjadi penyumbang utama inflasi inti di Sulawesi Tengah. Di sisi lain beberapa

komoditas makanan juga menjadi penyumbang inflasi utama seiring dengan

meningkatnya permintaan di bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Kenaikan listrik yang

dilakukan pemerintah pada tanggal 1 Juli 2014 secara tidak langsung juga dapat

berdampak pada inflasi inti. Kenaikan tarif listrik biasanya akan ditransmisikan pengusaha

atau produsen ke kenaikan harga jual. Di sisi lain, semakin meningkatnya tren investasi di

Sulawesi Tengah juga memberikan tekanan pada komoditas inflasi inti antara lain bahan

bangunan. Faktor-faktor yang mengurangi risiko (downward risk) inflasi inti relatif minim

antara lain penurunan harga emas yang biasanya akan ditransmisikan ke penurunan

harga domestik.

Tekanan inflasi administered price meningkat. Setelah pada triwulan II 2014 tarif

angkutan udara meningkat signifikan akibat kenaikan harga avtur dan melemahnya nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, di triwulan III 2014 komoditas ini masih

mengalami tekanan khususnya di sisi permintaan. Tingginya arus penerbangan pada

masa liburan Idul Fitri menjadi faktor utama tetap meningkatnya harga angkutan udara.

Hal ini terkonfirmasi dari rilis data BPS pada Juli 2014 dengan komoditas angkutan

udara yang memberikan andil tertinggi pada inflasi Sulawesi Tengah hingga 0,24%. Di

sisi lain, kebijakan kenaikan tarif listrik pada 1 Juli 2014 memberikan andil inflasi sebesar

price juga menghadapi potensi inflasi pada komoditas rokok. Kementrian Perindustrian

berencana melakukan kenaikan harga jual eceran produk rokok sigaret kretek mesin

(SKM) untuk mengamankan produk sigaret kretek tangan (SKT). Konsumsi SKM saat ini

terus meningkat dengan pesat sedangkan produk SKT terus menurun. Oleh karena itu

pemerintah mencari cara agar produksi SKM bisa dikendalikan jangan terlalu tinggi

sedangkan produk SKT bisa diperlambat penurunannya salah satunya dengan menaikkan

harga jual eceran SKM.

Page 113: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

84

Bab 7. Prospek Perekonomian Daerah

Tabel 1. Skema Kenaikan Harga Tarif Tenaga Listrik (Rp/Kwh)

Golongan Tarif awal 01-Jul 01-Sep 01-Nop

Industri I-3 Non Tbk. 864 964 1.075 1.200

Rumah Tangga R-2 (3.500 VA-5.500 VA) 1.145 1.210 1.279 1.352

Pemerintah P2 (>200 KVA) 1.026 1.081 1.139 1.200

Rumah Tangga R-1 (12.200 VA) 1.004 1.109 1.224 1.353

Pemerintah P-3 997 1.104 1.221 1.352

Rumah Tangga R-1 (1.300 VA) 979 1.090 1.214 1.352 Sumber : PT PLN

Tekanan inflasi volatile foods cukup tinggi. Komoditas volatile foods menghadapi

tekanan khususnya pada subkelompok ikan segar, dan bumbu-bumbuan seiring dengan

kenaikan permintaan dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri. Dalam rangka

mengamankan stok dan harga barang di bulan Ramadhan dan Idul Fitri, TPID Provinsi

Sulawesi Tengah menyepakati lima hal langkah pengendalian inflai yaitu mengamankan

ketersediaan dan kenaikan harga barang kebutuhan pokok masyarakat, mengintensifkan

pemantauan dan kelancaran distribusi, melakukan koordinasi pengamanan kelancaran

angkutan barang, melaksanakan pasar murah dan membembentuk posko informasi

kebutuhan pokok. Walaupun pada Juli 2014, harga komoditas volatile food meningkat

drastis, namun berdasarkan siklusnya pada Agustus dan September akan mengalami

koreksi seiring dengan menurunnya permintaan dan membaiknya pasokan. Panen padi

yang diperkirakan terjadi pada September 2014 diperkirakan dapat menambah pasokan

beras di berbagai daerah dan berpotensi meningkatkan cadangan beras Bulog sebagai

salah satu penyangga kesinambungan stok beras di Sulawesi Tengah.

--- o0o ---

Page 114: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Gambar 1 Kawasan Ekonomi Khusus Palu

Boks 4. Penguatan Dasar Hukum Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Kota Palu

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi

perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan

yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis dan berfungsi untuk menampung

kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan

daya saing internasional. KEK terdiri dari satu atau beberapa zona antara lain pengolahan ekspor,

logistik industri pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan/atau ekonomi lain.

Kondisi geografis Kota Palu sangat strategis karena berada di antara Indonesia Archipelago

Sealaness (IAS) 2 dan 3. Setiap tahun sekitar 8.400 pelayaran di IAS 2 dan sekitar 20% adalah

klasifikasi kapal raksasa. IAS 1 dinilai tidak begitu kondusif karena sangat ramai dan mahal

terutama karena adanya implementasi double tax. Sehingga potensi jalur IAS 2 dan 3 diproyeksi

akan lebih baik dan Kota Palu memiliki keunggulan geografis akan hal itu.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ditetapkan di Jakarta, 26 Juli 2013 pada rapat Dewan

Nasional Kawasan adalah Palu di Sulawesi Tengah dan Tanjung Merah, Bitung, Sulawesi Utara.

Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan dari sisi lokasi yang strategis, dukungan

pemerintah daerah, tata ruang dan pertahanan yang memadai, serta potensi usaha yang dimiliki

daerah tersebut. Selain itu, penetapan KEK Palu juga mempertimbangkan kelengkapan dokumen

usulan KEK dan kebenaran prosedur pengusulan serta telah memenuhi kriteria evaluasi yang

meliputi dukungan pemerintah daerah, lokasi strategis, tata ruang dan pertanahan, rencana

pengembangan KEK, dan potensi usaha yang dimiliki daerah tersebut. KEK dengan dasar hukum

UU No. 39 Tahun 2009 tentang KEK, semakin kuat dasar hukumnya setelah terbit PP No. 31 Tahun

2014 tanggal 21 Mei 2014 tentang KEK Palu.

Dalam PP tersebut diatur bahwa lokasi KEK Palu

adalah 1.500 Ha yang berlokasi di wilayah Kecamatan

Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi Tengah dengan 3 zona,

yaitu zona industri, zona logistik, dan zona pengolahan

ekspor. Selanjutnya dibahas juga terkait kondisi

geografi daerah tersebut dengan batas-batas wilayah

Page 115: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

bagian utara adalah Kelurahan Pantoloan Boya, Kecamatan Tawaeli, bagian timur adalah

Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala dan Kelurahan Baiya dan Kelurahan Lambara,

Kecamatan Tawaeli; bagian selatan adalah Kelurahan Lambara dan bagian barat adalah Kelurahan

Pantoloan dan Kelurahan Baiya di Kecamatan Tawaeli. Tidak tanggung-tanggung, jumlah investasi

untuk KEK Palu mencapai Rp1,72 triliun dan diproyeksi pada tahun 2025 sebesar Rp53,28 triliun.

Gambar 2 Langkah Persiapan KEK Palu

Penting untuk diketahui, bahwa setelah KEK ditetapkan, KEK tersebut tidak langsung

beroperasi dan diberikan waktu paling lambat 3 tahun sampai KEK siap beroperasi. Jadi dengan

adanya ketentuan ini, maka pemerintah setempat harus menyiapkan segala infrastruktur serta hal

lain yang dianggap penting dalam keberlangsungan operasi KEK tersebut. Penyediaan infrastruktur

tersebut terbagi menjadi 4 tahapan besar. Tahap pertama adalah penunjukan badan usaha

pembangunan dan pengelola. Tahap kedua adalah pembentukan kelembagaan. Tahap ketiga

terbagi menjadi 4 hal, yaitu pembangunan KEK, pelimpahan kewenangan, insentif dan kemudahan

daerah, dan pemantauan dan evaluasi. Tahap keempat adalah operasi KEK.

Dalam rangka penyelenggaraan KEK, perlu disusun rencana aksi, khususnya sampai dengan

jangka waktu maksimal 3 tahun sampai KEK siap beroperasi, yang mencakup pembebasan lahan,

Page 116: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

pembangunan infrastruktur, pembentukan kelembagaan, pelimpahan kewenangan, penetapan

badan usaha pembangunan dan pengelola, instentif dan kemudahan, serta pemantauan dan

evaluasi. Sedangkan hal-hal yang disusun dalam rencana aksi adalah kegiatan, penanggung jawab,

instansi terkait, kriteria keberhasilan, dan target waktu. KEK siap beroperasi bila telah terpenuhi

seluruh kelengkapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan perangkat pengendalian

administrasi.

Gambar 2. Pokok-pokok Pengaturan Fasilitas Fiskal

Dalam KEK ini, terdapat beberapa perlakuan khusus, salah satunya adalah fasilitas fiskal. KEK Palu

dalam pelaksanaan operasionalnya nanti akan menerapkan beberapa fasilitas fiskal antara lain :

1. PPh yang diberikan kepada setiap wajib pajak yang melakukan usaha di KEK dan diberikan

tambahan fasilitas PPh sesuai dengan karakteristik zona.

2. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sesuai ketentuan peraturan perundangan.

3. Penangguhan Bea Masuk untuk impor barang ke KEK.

4. Pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau bahan

penolong produksi.

5. Tidak adanya pengenaan PPN untuk barang kena pajak.

6. PPnBM tidak dipungut untuk barang kena pajak (untuk barang kena pajak dapat diberikan

sesuai ketentuan peraturan perundangan).

7. Tidak dipungut PPh Impor.

--- o0o ---

Page 117: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

LAMPIRAN

Page 118: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Istilah dan Singkatan

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Inflasi

Inflasi month to month

Inflasi year to date

Inflasi year on year

Inflasi quarter to quarter

Inflasi inti (core inflation)

Adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum

dalam satu periode. Umumnya inflasi diukur dengan

melihat perubahan harga sekelompok barang dan jasa

yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat seperti

tercermin pada perkembangan Indeks Harga Konsumen

(IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat

dipengaruhi baik oleh sisi permintaan maupun sisi

penawaran.

Adalah perbandingan harga (nisbah) perubahan Indeks

Harga Konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK

bulan sebelumnya (inflasi bulanan), dan sering disingkat

(m-t-m).

Adalah inflasi yang mengukur perbandingan harga

perubahan Indeks Harga Konsumen bulan bersangkutan

dibandingkan IHK bulan Desember tahun sebelumnya

(inflasi kumulatif), dan sering disingkat (y-t-d).

Adalah inflasi yang mengukur perbandingan harga

perubahan Indeks Harga Konsumen bulan bersangkutan

dibandingkan IHK bulan yang sama tahun sebelumnya

(inflasi tahunan), dan sering disingkat (y-o-y).

Adalah inflasi yang mengukur perbandingan harga

perubahan Indeks Harga Konsumen pada akhir triwulan

yang bersangkutan dibandingkan IHK akhir triwulan

sebelumnya (inflasi triwulanan), dan sering disingkat

(q-t-q).

Adalah inflasi komoditas yang perkembangan harganya

dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum

(faktor-faktor fundamental seperti ekspektasi inflasi, nilai

tukar dan keseimbangan permintaan dan penawaran

agregat) yang akan berdampak pada perubahan harga-

harga secara umum dan lebih bersifat permanen.

Page 119: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Istilah dan Singkatan

Inflasi volatile foods

Inflasi administered prices

Uang kartal

Uang kuasi

Uang giral

LDR

NPLs

PPAP

Adalah inflasi kelompok komoditas bahan makanan yang

perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-

faktor tertentu.

Adalah inflasi kelompok komoditas yang perkembangan

harganya diatur oleh pemerintah.

Adalah uang kertas, uang logam, komemoratif koin dan

uang kertas komemoratif yang dikeluarkan oleh bank

sentral yang menjadi alat pembayaran yang sah di suatu

negara.

Adalah kewajiban sistem moneter dalam bentuk deposito

berjangka, tabungan dalam rupiah dan saldo rekening

valuta asing milik penduduk. Berdasarkan standar

penyusunan dan penyajian statistik secara internasional

yang terbaru, BPR/BPRS dimasukkan sebagai anggota sistem

moneter sehingga tabungan dan deposito yang ada di

BPR/BPRS diperhitungkan sebagai uang kuasi.

Terdiri dari rekening giro masyarakat di bank, kiriman

uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh

tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk

dalam rupiah pada sistem moneter.

Adalah rasio total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga

(DPK). DPK terdiri dari deposito berjangka, tabungan dan

giro. LDR singkatan dari Loans to Deposit Ratio.

Adalah kredit-kredit di perbankan yang tergolong

kolektibilitas tidak lancar, yaitu kurang lancar, diragukan

dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. NPLs

singkatan dari Non Performing Loans.

Adalah sejumlah dana yang dialokasikan untuk

mengantisipasi tidak tertagihnya aktiva produktif yang

tergolong kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia. Aktiva produktif dalam hal ini

adalah kredit. PPAP singkatan dari Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif.

Page 120: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Dalam rangka penyempurnaan dan ... Realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 ... Produksi Padi Sawah Provinsi Sulawesi

Daftar Istilah dan Singkatan

Cash Inflow

Cash outflow

Net flow

PTTB

PDB-PDRB

DAU

DAK

Bagi Hasil

Adalah uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia,

misalnya melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh

bank-bank umum.

Adalah uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia melalui

proses penarikan tunai bank umum dari giro di Bank

Indonesia atau pembayaran tunai melalui Bank Indonesia.

Adalah selisih antara outflow dan inflow.

Adalah kegiatan pemusnahan uang atau Pemberian Tanda

Tidak Berharga, sebagai upaya Bank Indonesia untuk

menyediakan uang kartal yang layak dan segar (fit for

circulation) untuk bertransaksi.

Adalah sebuah analisis perhitungan pertumbuhan ekonomi

dengan menghitung seluruh nilai tambah yang terjadi di

sebuah wilayah tertentu pada waktu tertentu. Untuk skala

nasional disebut Produk Domestik Bruto (PDB) dan untuk

skala regional/daerah disebut Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB).

DAU singkatan dari Dana Alokasi Umum. DAU merupakan

transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi

masalah ketimpangan horisontal (antar daerah) dengan

tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar

daerah.

DAK singkatan dari Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan

transfer yang bersifat khusus (specific grant) untuk

memenuhi pembiayaan kebutuhan khusus daerah dan atau

kepentingan nasional.

Merupakan dana perimbangan untuk mengatasi masalah

ketimpangan vertikal (antara pusat dan daerah) yang

dilakukan melalui pembagian hasil antara pemerintah

pusat dan daerah penghasil, dari sebagian penerimaan

perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam.