Upload
vokhuong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Bank Indonesia Samarinda
Triwulan II - 2010
ii
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode
triwulan II-2010 dapat diselesaikan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi,
perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian
informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan
publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi,
pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan serta
memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kalimantan Timur.
Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah
Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan II-2010, adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010 mengalami pertumbuhan yang positif
sebesar 7,73% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2010 yang tumbuh
sebesar 7,31% (yoy), juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi
nasional yang diperkirakan mencapai 6,2% (yoy).
2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan II-2010 mencapai 5,84% (yoy),
menunjukkan penurunan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 5,96%
(yoy). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan
nasional yang tercatat sebesar 5,05% (yoy). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan
gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, masing-masing
sebesar 4,99% (yoy), 6,70% (yoy) dan 6,37% (yoy).
3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan.
a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum
se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 47,825 triliun, mengalami
peningkatan sebesar 12,9% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun
sebelumnya.
b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama
triwulan II-2010 mencapai sebesar Rp 28,135 triliun atau mengalami peningkatan
sebesar 26,46% dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional
untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 33,50% dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 41,086 triliun pada triwulan
II-2010 (s.d Mei).
c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa
rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai
85,83%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang
sebesar 58,77%.
d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank
umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 64,7% atau Rp
18,260 triliun dari total kredit sebesar Rp 28,135 triliun. Penyaluran kredit UMKM
pada triwulan II-2010 tercatat meningkat sebesar 25,11% dibandingkan dengan
triwulan II-2009.
4. Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III-2010
diperkirakan mencapai 6,25%-7,25% (yoy), dengan laju inflasi triwulanan yang
diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
iii
Semakin menggeliatnya perekonomian Kalimantan Timur pada pertengahan tahun
2009 ini tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang membaik, yang kemudian
sebagai implikasinya adalah kebutuhan akan energi juga masih tinggi. Kalimantan Timur
sebagai daerah penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal ini, yang menyebabkan
perekonomiannya bergerak dan tumbuh positif. Namun perlu disadari bahwa hal ini
menunjukkan bahwa ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang
berbasi Sumber Daya Alam (SDA) tidak terbarui semakin besar. Oleh karena itu tepatlah bahwa
prioritas pembangunan diarahkan pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan didukung oleh
infrastruktur yang memadai sebagai prasyarat utama percepatan pembangunan yang
berkesinambungan.
Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara
terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun
serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa
mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi
dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta
sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan
banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang
terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.
Samarinda, Agustus 2010
BANK INDONESIA SAMARINDA
Androecia Darwis Pemimpin
iv
DDAAFFTTAARR IISSII
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..........................................
DAFTAR ISI …………………………………………………………………............................................
DAFTAR TABEL .....................………………………………………………....................................
DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................
ii
iv
vii
viii
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………….
I. Gambaran Umum ……………………….……………………………………………………………
II. Asesmen Perekonomian ..................................................................
III. Asesmen Inflasi ………………………………………………………………………………………
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ....................................
1. Perbankan ..............................................................................
2. Sistem Pembayaran .................................................................
V. Outlook ………………………………………………………………………………………………..
BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….…….
1.1 Gambaran Umum ............................................................................
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ...................................
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga .......................................................
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ..........................................................
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ……………………
1.2.4 Ekspor dan Impor ...……............................................................
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ………………………………………
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ………………
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ……………………………………………….
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ………………………………………………………………
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………..................................
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………............................
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .........................................
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .......................
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ......................................................................
Boks.1 Strategi Pembangunan Ramah lingkungan Kalimantan Timur
BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………
2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….………………………..
2.2. Inflasi Triwulanan (qtq)………………………………………………………………..……..
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)…….……………………………...
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)……………………………………..
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)……………………………………………
1
1
2
2
3
3
3
4
5
5
5
6
7
8
8
11
12
12
13
13
14
14
15
16
16
21
21
23
23
23
24
v
2.3. Inflasi Tahunan (yoy).............................………………………………………………
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ………..........................…………....
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan …..........................................
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ……………………………………………………..
25
25
26
26
BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH….…………………………………………………
3.1 Gambaran Umum ………………………………………………………………………………………
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum …………………………………………………………
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat …………………………………………….….
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….………………………….
b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………
3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)…………………………
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………
a. Perkembangan Aset BPR ……………………………………………………………
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………
3.5 Asesmen Risiko Perbankan ……………………………………….……………..…………..
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………..
3.5.2 Risiko Likuiditas ....................................................................
3.5.3 Risiko Pasar .........................................................................
BAB IV KEUANGAN DAERAH …………………................………………… ...........................
4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………......
4.2 Pendapatan .....................................................………………………………....
4.3 Belanja …………………………………….……………………………………………………………….
Boks. 2 Persetujuan Rancangan APBD Perubahan Tahun 2010
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN …………………………………………………….
5.1 Gambaran Umum ……………………. ………………………………………………… ……………
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….………………..
5.2.1 Perkembangan Pengedaran Uang Kartal ……………………………………………
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ………………………………………………………
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring …………………………………………………….
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN …
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ……………………………..
6.2 Kesejahteraan …………………………………………………………………………………………….
28
28
29
29
29
30
31
32
34
36
36
36
37
37
37
38
39
40
40
41
43
47
47
47
47
48
48
49
51
51
53
vi
BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH .....................................................
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2010 .................................
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ............................................................
LAMPIRAN
54
54
54
56
vii
DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
4.1
4.2
B2.1
B2.2
B2.3
5.1
6.1
6.2
6.3
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ………………………………………….
Komoditas Utama Ekspor non Migas KaltimTriwulan II-2010. …………………….………….
Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan
II-2010 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ……………………………………………………………………….
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur ……………………………………………………..
Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan II-2010 ………………………………………………………....
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda………………………………………………………………
Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda…………………………………………….
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan ……………………………………………………………..
Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan……………………………………………
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan……………………………………………………………………
Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan………………………………………………...
Inflasi tahunan kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa……………………
Inflasi tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang & Jasa……………………….
Inflasi tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa………………………..
Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim & Kota………………………………
Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum…………………..
Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum…………………………………………..
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim………………………………………….
Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim……………………………………………..
Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kab/Kota…………………………………………….
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit……………………………………....
Perkembangan Kredit MKM Bank Umum…………………………………………………………………….
Perkembangan Kredit MKM bermasalah Bruto (Gross-NPLs)………………………………....
Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur……………………………………………………….
Perkembangan Kolektibilitas Kredit Bank Umum…………………………………………………….
Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum…………………....
Struktur Jangka Waktu DPK……………………………………………………………………………………....
Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I 2010…………………………..
Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Semester I 2010…………………………………..
Pendapatan Perubahan APBD Provinsi Kaltim TA 2010……………………………………………
Belanja Daerah Perubahan APBD Provinsi Kaltim TA 2010………………………………………
Tabel Pembiayaan Daerah Perubahan APBD Provinsi Kaltim TA 2010………………………
Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur………………………………………………..
Perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur………….…………………………………
Data TKI & Pengangguran yg terdaftar di Kalimantan Timur…..……………………………….
Penduduk Umur 15 th keatas yang Bekerja Menurut Status Pekerja Utama………...
6
9
10
11
21
23
24
24
24
24
25
25
26
26
27
29
30
31
33
33
34
35
35
37
38
38
39
41
43
46
46
46
49
51
52
52
viii
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22
1.23
1.24
1.25
1.26
1.27
B1.1
B1.2
B1.3
2.1
2.2
2.3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (yoy)…………………………………………………..
Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen.....................................................
Indeks Kondisi Ekonomi..........................................................................…...
Indeks Ekspektasi Konsumen ........................................................................
Kredit Konsumsi .........................................................................................
Pengeluaran Pemerintah...............................................................................
Perkembangan Kredit Investasi………………………………………………….……………………………
Realisasi Investasi dan Konsumsi Listrik……………………………………………………..…………
Nilai Ekspor Non Migas Kaltim…………………………………………………………………..………………
Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim …………………
Nilai impor Nonmigas Kaltim………………………………………………………..….…………………………
Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim…………………….
Indeks Produksi Padi………………………………………………………………………………………………………
Indeks Produksi Sawit...................................................................................
Kredit Sektor Pertanian.................................................................................
Indeks Produksi Pertambangan................................................. ............……….
Kredit Sektor Pertambangan………………………….…………………………………………………………
Indeks Industri Pengolahan………………………………………………………………………………………
Kredit Sektor Listrik dan Air……………………………….……………………………………………………….
Kredit Sektor Bangunan…………………………….……………….………………………………………………..
Indeks Sektor Perdagangan………………………………………..…………………………………………….
Kredit Perdagangan ………………………………………….…………….…………………………………………
Indesk Jumlah Penumpang…………..………………………………………. …………………………………
Arus Penumpang Sepinggan……………………………………………………………..………………………
Arus Barang Sepinggan…….……………………………………………………………………………………..
Perkembangan Kredit Kaltim…………..………………………………………………..……………………..
Indeks Upah Gaji Pemerintah Umum .............................................................
Emisi Pertambangan Berdasarkan Sumber .......................................................
Share PDRB Migas dan Produksi Migas Kaltim...................................................
Return Tahunan Rata-Rata Tanaman Perkebunan.............................................
Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy)...............................................................
Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy).............................................
Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)...........................................
Kinerja Triwulan Kegiatan Usaha Perbankan (qtq)...............................................
Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)...............
Perkembangan Simpanan Masyarakat............................................................
Suku Bunga Kredit........................................................................................
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim........................................
Perkembangan Kredit Lokasi Proyek..................................................................
Perkembangan Aset BPR...............................................................................
5
6
6
6
7
7
8
8
8
9
10
11
12
12
12
12
12
13
13
14
14
14
15
15
15
16
16
18
18
20
21
22
22
28
28
30
30
31
32
36
ix
3.8
3.9
3.10
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
6.1
6.2
6.3
6.4
7.1
7.2
7.3
7.4
Perkembangan DPK BPR...................................................................................
Perkembangan Kredit/Pembiayaan BPR.............................................................
Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs.....................................................
Pendapatan APBD Kalimantan Timur Semester I..................………..…………………………
Belanja APBD Kalimantan Timur Semester I...................................................
Pendapatan Asli Daerah Kaltim Semester I………..…………………………………………………..
Pendapatan Transfer Kaltim Semester I.............................................................
Belanja Operasi (Rp Milliar) ……………..…………………………………………………………………….
Belanja Modal (Rp Milliar) ……………..……………,………………………………………………………………
Peredaran Uang Kartal di Kaltim……………………………………………………………………………………
Perkembangan PTTB.......................................................................................
Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim.........................................................
Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim............................................................
Perkembangan RTGS per wilayah kerja KBI.......................................................
Komposisi Angkatan Kerja Kaltim Berdasarkan Jenis Kelamin................................
Pendidikan Tertinggi .......................................................................................
Perkembangan Nominal JHT.............................................................................
Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan..................................................
Indeks Ekspektasi Konsumen............................................................................
Harga Komoditas Pangan Dunia........................................................................
Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1)....................
Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2)....................
36
37
39
40
41
42
42
44
44
47
48
48
49
50
51
52
53
53
54
54
55
55
1
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL
PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN IIII--22001100
I. Gambaran Umum
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2010 mengalami
pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 7,73% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan I-2010 yang sebesar 7,31%. Dari sisi permintaan, kontributor
terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010 ini masih berasal dari komponen ekspor
neto yang mengalami peningkatan. Selain itu komponen lainnya seperti komponen konsumsi
rumah tangga, konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap domestik bruto juga
mengalami peningkatan.
Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal dari sektor
pertambangan dan penggalian, khususnya peningkatan produksi batubara sebagai respon atas
permintaan yang meningkat dan disertai masih tingginya harga komoditas batubara dan
minyak di pasar internasional pada periode triwulan laporan.
Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada
periode berjalan ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan I-2010.
Penuruan ini dipengaruhi oleh menurunnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh
penundaan konsumsi untuk musim liburan dan lebaran yang akan jatuh pada triwulan depan,
serta menurunnya harga komoditas di pasar dunia, seperti gula pasir, juga membaiknya
pasokan beberapa komoditas seperti beras dan ikan segar.
Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan II-2010
ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam hal
penghimpunan simpanan masyarakat (12,9%) dan penyaluran pinjaman baik kredit atas
dasar lokasi kantor (26,46%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (33,50%).
Pada triwulan III-2010, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan tumbuh
positif dalam kisaran antara 6,25% sampai dengan 7,25% (yoy). Faktor yang diperkirakan
akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan II-2010 dari sisi permintaan adalah
meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas ekspor Kaltim. Sedangkan dari sisi
penawaran dipengaruhi oleh pertumbuhan positif yang terjadi pada sektor pertambangan dan
penggalian, yang merupakan sektor dominan dalam perekonomian Kalimantan Timur, karena
pengaruh tingkat permintaan yang masih tinggi.
Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010
diperkirakan akan mengalami peningkatan karena pengaruh meningkatnya harga beberapa
komoditas pangan pada awal triwulan yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah pasokan,
kenaikan tarif dasar listrik, serta meningkatnya permintaan yang disebabkan oleh pola
konsumsi musiman musim liburan serta bulan puasa yang jatuh di triwulan III 2010.
2
II. Asesmen Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan II-2010
mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 7,73% (yoy) dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya; lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada
triwulan I-2010 sebesar 7,31% (yoy).
Dari sisi permintaan, kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010
ini berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 6,58%, dengan pertumbuhan mencapai
9,74% (yoy), yang dipengaruhi oleh pertumbuhan positif ekspor karena masih tingginya
permintaan untuk komoditas-komoditas unggulan Kalimantan Timur, seperti migas dan
batubara, meskipun sedikit melambat. Hal ini diimbangi dengan penurunan impor yang juga
mengalami perlambatan pada periode triwulan laporan.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari
pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar 11,26% (yoy),
dengan kontribusi sebesar 5,51% terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan Timur triwulan II-
2010. Pertumbuhan pada sektor ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya produksi
batubara karena meningkatnya permintaan. Sektor lainnya yang juga diperkirakan menjadi
pendorong laju pertumbuhan triwulan berjalan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran
yang diperkirakan menyumbang sebesar 0,91% terhadap laju pertumbuhan triwulan berjalan,
dengan pertumbuhan 11,83% (yoy).
III. Asesmen Inflasi
Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan II-2010, yang
ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 5,84% (yoy), lebih rendah dibandingkan
dengan triwulan I-2010 tercatat sebesar 5,96%. Akan tetapi laju inflasi tahunan Kalimantan
Timur ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat
sebesar 5,05%. Menurunnya laju inflasi ini dipengaruhi oleh menurunnya harga beberapa
komoditas, terutama gula pasir, menurunnya permintaan masyarakat karena menunda
konsumsi untuk musim liburan pada awal triwulan mendatang, serta kecukupan pasokan
beberapa komoditas yang sudah memasuki masa panen.
Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan II-2010 mencapai 4,99% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan triwulan I-2010 sebesar 4,65%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota Samarinda
terjadi pada kelompok sandang yaitu sebesar 9,87% (yoy), terutama dipengaruhi oleh adanya
kenaikan harga komoditas emas. Kelompok komoditas lainnya yang memiliki laju inflasi cukup
tinggi adalah kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (7,95%),
kelompok komoditas bahan makanan (7,66%) dan kelompok komoditas kesehatan (7,25%).
Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 6,70% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 6,21%. Kelompok
komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas
pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 20,53% (yoy), yang dipengaruhi oleh
3
meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan
(9,46%), dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (7,03%).
Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan II-2010 tercatat sebesar 6,37% (yoy), lebih
rendah dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan I-2010 yang mencapai 9,73%.
Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan kelompok
komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu sebesar 11,85% (yoy), diikuti oleh kelompok
komoditas sandang (9,82%).
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran
1. Perbankan
Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan I-2010 dari sisi
penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 12,9% (yoy) sehingga posisinya
menjadi Rp 47,825 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan
berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 21,7% (yoy) menjadi Rp 18.646 miliar;
sedangkan giro dan deposito juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 13,1% dan
2,5% (yoy) menjadi Rp 15.724 miliar dan Rp 13.456 miliar.
Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan
laporan mencapai Rp 28.135 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 26,46% (yoy).
Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk
Kaltim tercatat meningkat sebesar 33,50% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun
sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 41,086 triliun pada triwulan II-2010 (s.d Mei).
Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio
pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 85,83%, lebih
tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 58,77%.
Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II-2010 menunjukkan
perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan dana mengalami
peningkatan masing-masing sebesar 22,10% dan 29,75% (yoy). Jumlah aset meningkat
menjadi Rp 234,23 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 150,86 miliar. Penyaluran kredit
BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 14,52% (yoy); menjadi Rp 163,49 miliar.
2. Sistem Pembayaran
Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan
Bank Indonesia pada triwulan II-2010 mencapai Rp 1.622 miliar, turun 10,42% (yoy)
dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar
tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 169 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp 1.452
miliar; sehingga pada triwulan II-2010 ini wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow
sebesar Rp 1.282 miliar. Menurunnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan
Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas penggunaan uang
kartal oleh masyarakat. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam
4
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 108 miliar atau
turun 53,6% (yoy). Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan II-2010
tercatat sebesar Rp 4.673 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 7,02% (yoy); dan
transaksi RTGS mencapai Rp 40.925 miliar, atau mengalami pertumbuhan dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 19,79% (yoy).
V. Outlook
1. Perekonomian
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 diperkirakan akan tumbuh
positif, yaitu berkisar antara 6,25% s.d. 7,25% (yoy). Berdasarkan PDRB sisi penggunaan,
faktor pertumbuhan diperkirakan masih berasal dari pertumbuhan positif ekspor Kalimantan
Timur. Sedangkan dari PDRB sektoral, sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan
masih menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 dengan
meningkatnya produksi batubara karena masih tingginya permintaan.
2. Inflasi
Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami
peningkatan dibandingkan dengan triwulan II-2010. Hal ini terutama dipengaruhi oleh
meningkatnya harga komoditas bahan pangan, seperti sayuran dan bumbu-bumbuan karena
keterbatasan pasokan, meningkatnya harga karena kenaikan tarif dasar listrik, serta
meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman musim
liburan dan memasuki bulan puasa.
5
PPEERRKKEEMM BBAA NNGGAA NN EEKKOONNOOMM II MM AA KKRROO RREEGGIIOONNAA LL
1.1 Gambaran Umum
-2
0
2
4
6
8
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII QIV Q I Q II*
2006 2007 2008 2009 2010
(%) Kaltim Nasional
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II tahun 2010 mengalamii
pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 7,73% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan I-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,31%.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini juga lebih tinggi jika dibandingkan
pertumbuhan PDB Nasional sebesar 6,2% (Grafik 1.1).
Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II-2010
dipengaruhi oleh peningkatan komponen ekspor neto Kaltim karena masih tingginya
permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor primer
Kaltim dipicu oleh perekonomian global yang membaik. Berdasarkan sisi penawaran,
pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan
penggalian yang dipengaruhi oleh masih baiknya permintaan dan peningkatan harga
hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan II 2010.
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan
Berdasarkan data PDRB Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, laju
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2010 adalah sebesar 7,73% (yoy),
mengalami peningkatan dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan
I-2010 yang tumbuh 7,31%. Peningkatan pertumbuhan pada periode berjalan berasal
dari peningkatan komponen ekspor neto yang meningkat 9,74% (yoy). Selain itu
pertumbuhan ekonomi juga disumbang oleh peningkatan komponen konsumsi rumah
tangga dan konsumsi pemerintah. Faktor penyebab meningkatnya konsumsi rumah
tangga disebabkan oleh meningkatnya volume permintaan masyarakat dengan adanya
BAB I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
6
even liburan dan even piala dunia pada trwiulan laporan. Sementara faktor pendorong
pertumbuhan konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi APBD
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu kegiatan investasi juga
diperkirakan mengalami ekspansi pada triwulan II-2010 ini (Tabel 1.1).
Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur
Q IV Q I QII Q IV QI Q II
Konsumsi Rumah Tangga 3.22 3.72 4.93 0.41 0.47 0.62Makanan 3.68 3.48 3.63 0.23 0.22 0.23Non Makanan 2.77 3.97 6.21 0.18 0.25 0.39
Pengeluaran KLSN 14.15 6.33 6.24 0.03 0.01 0.01Pengeluaran Pemerintah 5.12 3.93 5.11 0.28 0.20 0.27Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 4.12 4.34 4.45 0.56 0.58 0.60Perubahan Stok 3.86 2.92 3.85 0.03 0.02 0.03Ekspor 10.76 16.03 13.94 11.84 17.70 15.49
Ekspor LN 9.60 15.33 13.77 7.17 11.52 10.37Ekspor Antar Daerah 13.43 17.63 14.30 4.76 6.22 5.12
Impor 15.44 24.11 18.81 6.60 10.29 8.20Impor LN 21.32 31.47 22.57 4.97 7.33 5.37Impor Antar Daerah 9.88 17.22 15.08 1.92 3.34 2.99
Ekspor Neto 6.75 9.47 9.74 4.55 6.42 6.58PDRB 5.65 7.31 7.73 5.65 7.31 7.73
2010 2010Jenis Penggunaan Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi
Sumber : BPS Kaltim, diolah
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2008 2009 2010
Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen,
Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi
Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100
Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2008 2009 2010
Grafik.2 Indeks Kondisi Ekonomi
Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods
Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis 100
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2008 2009 2010
Grafik.2 Indeks Kondisi Ekonomi
Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods
Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis 100
Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
7
Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan II-2010
mengalami ekspansi sebesar 4,93% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya
tumbuh sebesar 3,72%. Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode
berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat. Berdasarkan
hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada
triwulan II-2010, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara rata-rata triwulanan
masih berada diatas level optimis 100,
yaitu sebesar 120,39 atau lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi pada
triwulan I-2010 yang sebesar 115,53
(Grafik 1.2).
Peningkatan ini disebabkan oleh
meningkatnya Indeks Kondisi Ekonomi
(IKE) yang berasal dari meningkatnya
penghasilan saat ini, pembelian barang
tahan lama, dan ketersediaan lapangan
kerja, serta meningkatnya Indeks
Ekspektasi Konsumen (IEK) yang
berasal dari meningkatnya komponen ekspektasi terhadap penghasilan, kondisi
ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang (Grafik 1.3
dan Grafik 1.4). Selain itu perkembangan kredit konsumsi juga mengalami
peningkatan secara tahunan sebesar 40,97%, atau meningkat dari 6,98 trilyun
pada triwulan II-2009 menjadi 9,84 trilyun pada triwulan II-2010 (Grafik 1.5).
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran Pemerintah pada
triwulan II-2010 mengalami
pertumbuhan sebesar 5,11% (yoy),
mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan pertumbuhan
triwulan I-2010 yang tercatat
sebesar 3,93%. Hal ini dipengaruhi
oleh meningkatnya belanja
pemerintah daerah sebagaimana
dapat dilihat pada peningkatan
konsumsi Pemda secara tahunan
(Grafik 1.6) disebabkan oleh meningkatnya belanja operasi dalam bentuk belanja
pegawai dan belanja barang pada triwulan II-2010. Sedangkan belanja modal
belum menunjukkan peningkatan realisasi, yang disebabkan belum banyaknya
kegiatan proyek pembangunan infrastruktur fisik yang dilakukan pada triwulan II-
2010. Mayoritas proyek pembangunan infrastruktur fisik di Kaltim pada triwulan
II-2010 baru memasuki tahap lelang pekerjaan dan persiapan lainnya.
25%
30%
35%
40%
45%
50%
55%
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Jan
Feb
Mart
Apr
Mei
Jun Ju
lAgt
Sep
Okt
Nop D
es Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
2009 2010
(yoy)(Indeks) Konsumsi Pemda g Konsumsi Pemda
Gambar 1.6 Pengeluaran Pemerintah
Sumber : Prompt Indicator BPS
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Trilliun)Kredit Konsumsi g Kredit Konsumsi
Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
8
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur
pada triwulan II-2010 diperkirakan mengalami ekspansi sebesar 4,45% (yoy),
setelah tumbuh 4,34% pada triwulan I-2010. Dari sisi pembiayaan perbankan,
penyaluran kredit investasi perbankan pada triwulan II-2010 mencapai Rp 7,62
triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 38,53 (yoy) dari Rp. 5,50 triliun
pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini juga lebih tinggi
jika dibandingkan dengan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan I-2010 yang
meningkat sebesar 25,71% (yoy) (Grafik 1.7).
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Trilliun)
Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Investasi
Kredit Investasi g Kredit Investasi
90
100
110
120
130
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2009 2010
(Index)
Realisasi Investasi Konsumsi Listrik Industri
Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Investasi
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 1.8 Realisasi Investasi dan Konsumsi Listrik
Sumber : LBU Bank Indonesia Sementara itu, faktor positif yang turut menjadi pendorong pertumbuhan
PMDTB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi Investasi dan
Indeks Konsumsi Listrik Industri yang menunjukkan tren peningkatan jika
dibandingkan dengan pertumbuhan realisasi investasi pada triwulan sebelumnya
(Grafik 1.8).
1.2.4 Ekspor dan Impor
Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur pada triwulan II-2010,
diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu 13,94% (yoy), lebih
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
1 2* 3 4 1 2* 3 4 1 2* 3 4 1 2*
2007 2008 2009 2010
(yoy)(Juta USD)
Nilai Ekspor g Nilai Ekspor Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
9
rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor triwulan I-2010 yaitu
sebesar 16,03%. Perlambatan tersebut terlihat juga dari perkembangan ekspor
Pelabuhan Balikpapan, yang pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 52% (yoy)
dengan volume ekspor pada triwulan laporan mencapai 4,026 juta ton atau
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 78% (yoy)
Sementara itu berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari
Ditjen. Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas
Kalimantan Timur triwulan II-2010 mencapai USD 2.004 juta (data April-Mei
2010), mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 23,91% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.618 juta.
Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan
laporan, Korea Selatan memiliki pangsa terbesar yaitu 20,28%, diikuti China
(16,73%) dan Jepang (13,88%) (Grafik 1.10). Berdasarkan komoditasnya, ekspor
bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas
Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 88,92% dengan
nilai USD 1.782,25 juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami
ekspansi sebesar 35,4% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun
sebelumnya, sehingga ekspansi ekspor komoditas ini memberikan kontribusi
sebesar 31,48% terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur
periode berjalan.
Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II-2010 (HS2 digit, dalam USD)
Komodit as Ni lai (USD) Pang sa Grow t h (YoY) Kont r ibu si27 - Bahan Bakar Mineral 1,782,258,011 88.92% 35.40% 31.48%
44 - Kayu dan Barang dari Kayu 57,944,274 2.89% 53.77% 1.55%
28 - Bahan Kimia Anorganik 67,821,284 3.38% 26.60% 0.90%
15 - Lemak & Minyak Hewan/Nabati 26,656,792 1.33% 85.13% 1.13%
03 - Ikan dan Udang 26,072,803 1.30% 27.65% 0.36%
29 - Bahan Kimia Organik 25,970,817 1.30% 52.04% 0.67%
Lainnya 17,721,101 0.88% -26.27% -0.23%
Total 2,004,445,083 100.00% 23.91% 23.91% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
0 %
1 0 %
2 0 %
3 0 %
TW -1 TW -2 TW -3 TW -4 TW -1 TW -2 TW -3 TW -4 TW -1 TW -2 TW -3 TW -4 TW -1 TW -2
2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 10
S h areG rafik 1.9 Pe rke m b angan Sh are N e gara Tuju an U tam a Eks po r
M A L A YSIA C . IND IA C . R.R .C C . SO UTH K O REA C . TA IW A N C .JA P A N
Grafik 1.10 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama
Ekspor Non Migas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
10
Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan II-
2010 diperkirakan tumbuh sebesar 18,81% (yoy); juga mengalami perlambatan
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2010 yang mengalami
pertumbuhan sebesar 24,11% (yoy). Diperkirakan perlambatan ekspor Kaltim
disebabkan oleh melambatnya impor migas Kaltim, sedangkan impor komoditas
non migas mengalami peningkatan.
Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim
selama triwulan II-2010 berjumlah USD 760 juta atau mengalami ekspansi
sebesar 147,45% (yoy) (Grafik 1.11). Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur
pada triwulan II 2010 adalah komoditas kapal laut dan struktur terapung yaitu
sebesar USD 554,21 juta (72,91%), diikuti oleh komoditas nuclear react., boilers,
dan mechanical appl. sebesar USD 82,37 juta (10,84%) dan pupuk USD 28,33
juta (3,73%) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayoritas
berasal dari Singapura yaitu sebesar USD 585,13 juta (76,98%) dan Amerika
Serikat sebesar USD 48,77 juta (6,42%) (Grafik 1.12 ).
Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur
pada triwulan II-2010 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas
Kaltim melebihi besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim)
sebesar USD 1.244,3 juta, atau mengalami penurunan sebesar -5,05% (yoy).
Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan II-2010 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Kom odi t as Ni lai (USD) Pangsa Grow t h (YoY) Kon t ribusi
89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 554,218,159 72.91% 903.43% 658.70%84 - Nuclear Reactor 82,374,997 10.84% -12.30% -1.33%31 - Pupuk 28,335,330 3.73% 21.81% 0.81%73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 22,913,166 3.01% 18.39% 0.55%40 - Karet dan Barang dari Karet 18,028,717 2.37% -36.57% -0.87%73 - Optical, photographical 15,471,105 2.04% 118.37% 2.41%Lainnya 38,791,394 5.10% -51.50% -2.63%
Total 760,132,868 100.00% 23.91% 23.91% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
500%
600%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
1 2* 3 4 1 2* 3 4 1 2* 3 4 1 2*
2007 2008 2009 2010
(yoy)(Juta USD)
Nilai Impor g Nilai Impor Grafik 1.11 Nilai Impor Nonmigas Kaltim
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
11
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran
Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada
periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 5,51%,
diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,91%.
Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian ini dipengaruhi oleh
meningkatnya produksi disebabkan oleh meningkatnya harga beberapa komoditas hasil
pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional. Selain itu faktor
cuaca juga masih cukup mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan pada
triwulan-II 2010.
Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri
pengolahan diperkirakan mengalami perlambatan pada triwulan-II 2010. Industri
pengolahan diperkirakan tumbuh sebesar 0,21% (yoy), sehingga diperkirakan
berkontribusi kecil terhadap pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran sebesar 0,05%.
Beberapa hal penyebab penurunan kinerja pada sektor ini masih dipengaruhi oleh
semakin terbatasnya sumber gas, sehingga produksi LNG mengalami penurunan.
Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur
Q IV Q I Q II* Q IV Q I Q II
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 11.01 10.90 11.17 0.58 0.67 0.65Pertambangan dan Penggalian 8.62 9.82 11.26 4.26 4.83 5.51Industri Pengolahan -1.58 0.73 0.21 -0.41 0.18 0.05Listrik, Gas, dan Air Bersih 7.65 5.95 5.36 0.02 0.02 0.01Bangunan 12.11 12.11 10.00 0.31 0.32 0.26Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6.60 11.11 11.83 0.50 0.83 0.91Pengangkutan dan Komunikasi 10.38 9.82 10.00 0.37 0.35 0.36Keuangan, Persewaan, dan Jasa-jasa Perusahaan 10.79 10.56 10.61 0.23 0.23 0.23Jasa-jasa 6.34 7.45 8.08 0.22 0.25 0.28PDRB 5.65 7.31 7.73 5.65 7.31 7.73PDRB TANPA MIGAS 13.19 13.13 13.84 7.21 7.28 7.70
LAPANGAN USAHA
PERTUMBUHAN (% YoY) KONTRIBUSI
2009 2010 2009 2010
Sumber : BPS Kaltim, diolah
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2
2006 2007 2008 2009 2010
(Share)Grafik Perkembangan Share Negara Impor Non Migas
SINGAPORE C. USA C. JAPAN C. R.R.C GERMANY Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara2x Asal Utama
Impor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
12
1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan II-2010
diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 11,17% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan I-2010 yang tumbuh sebesar 10,90%. Pertumbuhan tersebut
dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pada sub sektor tanaman bahan makanan
seperti padi sawah dan padi ladang dikarenakan memasuki musim panen pada bulan
Maret sampai dengan Mei, meskipun pada bulan Juni mengalami penurunan produksi.
Selain itu dari subsektor perkebunan,
juga terjadi peningkatan produksi
Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit.
Hal ini terlihat pada indeks produksi
tanaman bahan makanan padi sawah dan
padi ladang (Grafik 1.13) dan indeks
tanaman perkebunan yang menunjukkan
adanya tren peningkatan (Grafik 1.14).
Akan tetapi ke depannya pertumbuhan
sektor ini kurang didukung dari sisi
pembiayaan perbankan, dimana penyaluran kredit untuk sektor pertanian pada triwulan
II-2010 hanya mencapai Rp 913,41 miliar atau 10% lebih rendah dibandingkan triwulan
yang sama pada tahun lalu (Grafik 1.15).
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
60
80
100
120
140
160
180
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
2009 2010
Produksi Kelapa Sawit (TBS) Produksi Karet Produksi Lada
Grafik 1.14 Indeks Produksi Sawit
60
70
80
90
100
110
120
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
2009 2010
Padi Sawah Padi Ladang
Grafik 1.13 Indeks Produksi Padi
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0
200
400
600
800
1,000
1,200
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Sektor Pertanian g Kredit Sektor Pertanian
Grafik 1.15 Kredit Sektor Pertanian
Sumber : LBU Bank Indonesia
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
2009 2010
Produksi BatubaraProduksi Minyak Mentah (kondensat)Produksi Gas Bumi
Grafik 1.16 Indeks Produksi
Pertambangan
Sumber : Prompt Indicator BPS
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Pertambangan g Kredit Pertambangan
Grafik 1.17 Kredit Sektor Pertambangan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
13
Sektor ini pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan yang positif, yaitu
mencapai 11,26% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2010 yang tumbuh
sebesar 9,81% (yoy). Pertumbuhan positif pada sektor pertambangan dan penggalian
ini didukung oleh peningkatan produksi batubara, minyak bumi dan gas alam, yang
dipengaruhi oleh masih tingginya harga dan permintaan komoditas pertambangan dan
penggalian tersebut. Hal ini sebagaimana terlihat dari Indeks Produksi Batubara yang
menunjukkan adanya tren meningkat (Grafik 1.16), meskipun curah hujan mulai
meningkat pada tingkat menengah pada level atas (201-300mm) di kawasan Kaltim
selama bulan Mei sampai dengan Juni, sehingga sedikit mengganggu aktivitas atau
operasional kegiatan pertambangan. Selain itu peningkatan sektor ini juga kurang
didukung dengan peningkatan kinerja kredit sektor pertambangan yang secara tahunan
lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan pada triwulan
sebelumnya sebesar 77,72% (yoy) (Grafik 1.17).
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan
Sektor ini diperkirakan tumbuh
positif pada triwulan II-2010, yaitu
sebesar 0,21% (yoy), meskipun lebih
rendah dibandingkan pertumbuhan yang
terjadi pada triwulan I-2010 yang
sebesar 0,74%. Perlambatan yang
terjadi pada sektor ini terutama
dipengaruhi oleh masih rendahnya
produksi LNG, yang memiliki pangsa
terbesar industri pengolahan, karena
jumlah pasokan gas yang masih terbatas. Sedangkan produksi pengilangan minyak
diperkirakan mengalami peningkatan peningkatan produksi kembali, setelah mengalami
penurunan yang disebabkan oleh terbakarnya salah satu kilang minyak pertamina
Balikpapan sehingga menurunkan jumlah produksi pada bulan Februari dan Maret 2010.
Perlambatan sektor industri pengolahan ditunjukkan oleh penurunan Indeks Produksi
LNG dan Indeks Produksi Kilang Minyak (Grafik 1.18).
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih
Sektor listrik dan air bersih
pada periode laporan
diperkirakan mengalami
pertumbuhan sebesar 5,35%
(yoy), tumbuh melambat jika
dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya yang mampu
tumbuh sebesar 5,95%. Hal ini
60
70
80
90
100
110
120
130
140
Jan Feb Mart Apr M ei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr
2009 2010Gr af i k .10 In d u st r i Pen g o lah an
Produksi Kilang Minyak Produksi LNG Produksi Pupuk
Grafik 1.18 Indeks Industri Pengolahan
Sumber : Prompt Indicator BPS
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
500%
0
2040
60
80
100
120
140
160
180
200
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Sektor Listrik, Gas & Air g Kredit Sektor Listrik, Gas & Air
Grafik 1.19 Kredit Sektor Listrik dan Air
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
14
didukung dengan melambatnya penyaluran kredit perbankan untuk sektor ini pada
triwulan II-2010 mencapai Rp 171,67 miliar atau mengalami pertumbuhan secara
tahunan sebesar 323%. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan I-2010 yang tumbuh sebesar 355% (yoy) (Grafik 1.19).
1.3.5 Sektor Bangunan
Sektor bangunan diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar
10% (yoy), lebih lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan I-2010 yang mampu
tumbuh sebesar 12,10%.
Pertumbuhan tersebut dapat terlihat
dari sisi penyaluran kredit
perbankan, dimana kredit untuk
sektor konstruksi yang disalurkan
oleh perbankan di Kalimantan Timur triwulan II-2010 mencapai Rp 2.756,52 miliar, atau
mengalami penurunan sebesar 9,36% secara tahunan (Grafik 1.20).
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan II-2010 diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar 8,47% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan
dengan triwulan I-2010 yang tumbuh sebesar 11,11%. Perlambatan pada periode
berjalan ini dipengaruhi oleh melambatnya Indeks Harga Perdagangan Besar dan
permintaan masyarakat terhadap hotel yang dipengaruhi oleh masyarakat yang
cenderung menunda belanja pada sektor ini untuk menghadapi musim liburan yang baru
jatuh pada akhir Juni sampai dengan pertengahan Juli 2010. Perlambatan permintaan ini
terlihat dari Indeks Malam Kamar Terjual (Hotel) dan Indeks Harga Perdagangan Besar
yang menunjukkan tren melambat (Grafik 1.21).
Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor
perdagangan pada triwulan II-2010 mencapai Rp 5.395 miliar, mengalami pertumbuhan
90
100
110
120
130
Jan FebMart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt NopDes Jan Feb Mar Apr Mei Juni
2009 2010
Indeks Harga Perdagangan Besar
Malam Kamar Terjual (Hotel)
Omzet Restoran
Grafik 1.21 Indeks Sektor Perdagangan
Sumber : Prompt Indicator BPS
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit Konstruksi g Kredit Konstruksi
Grafik 1.20 Kredit Sektor Bangunan
Sumber : LBU Bank Indonesia
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
TW-1TW-2TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3TW-4 TW-1 TW-2 TW-3TW-4TW-1TW-2
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar)Kredit Perdagangan g Kredit Perdagangan
Grafik 1.22 Kredit Perdagangan Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
15
sebesar 7,07% (yoy) atau lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang
mampu tumbuh sebesar 8,19% secara tahunan (Grafik 1.22).
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan & komunikasi pada triwulan II-2010 diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar 5,09% (yoy), sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan I-2010 yang sebesar 9,82%. Perlambatan ini
dipengaruhi oleh melambatnya aktivitas perjalanan masyarakat yang disebabkan
penundaan permintaan pada sektor pengangkutan yang diperkirakan akan meningkat
pada musim liburan akhir Juni sampai dengan pertengahan Juli 2010. Perlambatan di
sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari perkembangan Indeks Jumlah
Angkutan Laut dan Udara yang menunjukkan tren melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya (Grafik 1.23).
Sementara itu, berdasarkan jumlah
penumpang pesawat tujuan domestik dan
internasional yang melalui Bandara
Sepinggan, Balikpapan, jumlah
penumpang selama triwulan II-2010
mencapai 1.185 orang dengan
pertumbuhan sebesar 16,25% (yoy);
sementara arus barang mencapai 9.407
ton atau tumbuh 21,75% (yoy).
Pertumbuhan arus penumpang dan
barang ini secara kuartalan lebih tinggi
jika dibandingkan triwulan sebelumnya, dimana arus penumpang dan arus barang
masing-masing tumbuh sebesar 4.03% dan 9,44% (yoy) (Grafik 1.24 dan Grafik 1.25).
-10
0
10
20
30
40
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
Q I Q II Q III
Q IV Q I Q II Q III
Q IV Q I Q II Q III
Q IV Q I Q II
2007 2008 2009 2010
(Ribu) Internasional Domestik
Growth (yoy) Growth (qtq)
-40
-20
0
20
40
60
80
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
Q I Q II Q IIIQ IV Q I Q II Q IIIQ IV Q I Q II Q IIIQ IV Q I Q II
2007 2008 2009 2010
(Ton) Internasional Domestik
Growth (yoy) Growth (qtq)
Grafik 1.24 Arus Penumpang Sepinggan
Sumber : PT Angkasapura, diolah
Grafik 1.25 Arus Barang Sepinggan
Sumber : PT Angkasapura, diolah
90
95
100
105
110
115
120
125
Jan FebMart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
2009 2010
Jumlah Penumpang Angkutan Laut
Jumlah Penumpang Angkutan Darat
Jumlah Penumpang Angkutan Udara
Grafik 1.23 Indeks Jumlah Penumpang
Sumber : Prompt Indicator BPS
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
16
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan pada triwulan II-
2010 ini mengalami pertumbuhan
positif sebesar 10,61% (yoy), lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan I-2010
sebesar 10,56%. Pertumbuhan positif
pada triwulan II-2010 ini dipengaruhi
oleh penyaluran kredit perbankan
yang mengalami peningkatan yang
cukup tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yaitu mencapai Rp 28,08
triliun, tumbuh secara tahunan sebesar 26,17% atau lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya sebesar 22% (yoy) (Grafik 1.26).
1.3.9 Sektor Jasa-jasa
Sektor ini pada periode laporan
mengalami pertumbuhan positif
sebesar 8,08% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan pada
triwulan I-2010 sebesar 7,46%.
Salah satu indikator pertumbuhan
pada sektor ini adalah meningkatnya
Indeks Upah Gaji Pemerintahan
Umum yang menunjukkan tren
peningkatan pada periode April 2010
sampai Juni 2010 (Grafik 1.27).
0%
1%
2%
3%
4%
5%
96
98
100
102
104
106
108
110
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2009 2010
(yoy)Index
Upah Gaji Pemerintahan Umum
g Upah Gaji Pemerintahan Umum
Grafik 1.27 Indeks Upah Gaji
Pemerintahan Umum Sumber : Prompt Indicator BPS
0%
10%
20%
30%
40%
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar) Kredit g Kredit
Grafik 1.26 Perkembangan Kredit Kaltim
Sumber : LBU Bank Indonesia
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
17
Boks 1. Strategi Pembangunan Ramah Lingkungan Provinsi Kalimantan Timur
Kalimantan Timur merupakan provinsi yang kaya sumber daya alam, terutama di
sektor pertambangan dan penggalian dengan produk utama minyak bumi, gas dan
batubara. Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki ini menjadi sumber penghidupan dan
kesejahteraan bagi masyarakatnya. Potensi SDA yang besar ini tentu saja menarik minat
para investor untuk terlibat dalam pemanfaatannya, baik investor dalam maupun luar
negeri.
Beberapa sektor utama Kalimantan Timur antara lain sektor pertambangan batu
bara, migas, perkebunan kelapa sawit, kehutanan dan pertanian. Hal terpenting selain dari
pemanfaatan sumber daya alam tersebut adalah bagaimana agar ekplotasi sumber daya
alam selain memberikan banyak manfaat terhadap pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat Kaltim tetap memperhatikan kelestarian alam. Apalagi dengan predikat
Kalimantan Timur sebagai penghasil emisi terbesar ke-3 di Indonesia memacu pemerintah
provinsi untuk menyusun arahan mengenai pengurangan emisi, dan menggali potensi
pembangunan ekonomi baru yang membutuhkan emisi karbon lebih rendah dengan cara
menganalisa kelebihan dan kekurangan masing-masing sektor.
A. Batu Bara
Pertambangan batubara merupakan kontributor yang signifikan bagi perekonomian
Kalimantan Timur sampai dengan tahun 2030. Akan tetapi, batubara juga diperkirakan
merupakan penghasil emisi signifikan yang akan mencapai 30 juta ton emisi CO2e tahun
2030. Mayoritas emisi pertambangan batubara diakibatkan oleh deforestasi karena para
penambang menggunakan metode open pit untuk membuka lahan.
Sementara itu pertambangan bawah tanah sebenarnya dapat dilakukan untuk
menghindari penebangan hutan lebih banyak, namun tidak layak dilakukan di Kaltim karena
secara virtual seluruh cadangan batubara Kaltim berada pada tingkat dangkal. Sedangkan
secara finansial banyak pemain kecil tidak mampu mengimplementasikan pertambangan
bawah tanah karena dibutuhkan mesin dan praktek pngelolaan yang lebih canggih dan biaya
investasi lebih tinggi. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi
emisi karbon sektor pertambangan batu bara antara lain menghentikan penambangan liar
dengan melakukan survei di seluruh lahan hutan, serta memeriksa perizinan yang dimiliki
perusahaan tambang dan menghentikan pertambangan jika diketahui ilegal. Selain itu, perlu
dilakukan pengawasan reklamasi pasca pertambangan yang baik dengan membentuk tim
SWAT provinsi yang dapat mengevaluasi rencana pertambangan, mengawasi perusahaan
pertambangan dengan ketat, menegakkan reklamasi atau mengimplementasikan penalti
finansial. Mendorong zero pelepasan metana dengan melarang kebocoran metana,
menyederhanakan proses persetujuan flaring/utilisasi, meningkatkan tim SWAT untuk
mengawasi pelepasan metana.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
18
Gambar B1.1 Emisi Pertambangan Berdasarkan Sumber
Sumber : Handout Migas, Workshop Strategi Pembangunan Ramah Lingkungan Juni 2010
B. Migas
Sektor minyak dan gas Kaltim merupakan sektor yang signifikan bagi perekonomian
Provinsi maupun Nasional. Sektor migas memberi kontribusi sekitar 46 % PDRB Kaltim.
Produksi gas dan LNG Kaltim masing-masing merupakan 42% dan 90% dari produksi gas
dan LNG nasional. Namun produksi sektor migas terus mengalami penurunan, hal ini
diakibatkan menurunnya produksi hulu minyak dan gas.
Gambar B1.2 Share PDRB Migas dan Produksi Migas Kaltim
Sumber : Handout Migas, Workshop Strategi Pembangunan Ramah Lingkungan Juni 2010
Adapun implementasi tiga inisiatif yang memungkinkan Kaltim mengatasi penurunan
dan mencapai peningkatan PDRB riil sebesar 36 % antara lain percepatan eksplorasi,
sehingga dapat memperlambat laju penurunan produksi. Produksi CBM, Kaltim memiliki
sumber daya CBM sebesar 109 TSCF, hampir seperempat dari potensi CBM Indonesia.
Pengembangan CBM diperkirakan dapat menambah 2.500 mmcfd terhadap produksi gas
provinsi tahun 2030 dan melipatgandakan produksi minyak dan gas pada tahun 2030.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
19
Dibandingkan dengan kontribusi 46% terhadap PDRB, sektor minyak dan gas hanya
mengeluarkan 5% dari emisi Kalimantan Timur, yang sebagian besar disebabkan oleh flaring
dan venting
C. Kelapa Sawit
Return dari kelapa sawit jauh yang lebih tinggi dari pada tanaman lain menjadikan
kelapa sawit sebagai salah satu sektor yang paling cepat berkembang di Kaltim. Daya tarik
finansial mendorong ekspansi cepat kelapa sawit di Kaltim dimana lebih dari 0.8 juta Ha
lahan telah disetujui untuk ditanam. Kaltim merupakan salah satu wilayah kluster sawit dari
3 wilayah sawit utama selain Sumatera Utara dan Riau. Indonesia saat ini produsen minyak
kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia, dimana pangsa produksi minyak sawit
Indonesia saat ini kurang lebih sebesar 36% dari produksi total dunia (Malaysia 47%).
Ekspansi kelapa sawit ini dipastikan akan terus meluas, apalagi dengan adanya
ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) yang berlaku di Indonesia sejak 1 Juni 2010.
Diharapkan Indonesia akan memperoleh keuntungan pertama yaitu Indonesia menikmati
penghapusan bea masuk atas 70,14% pos tariff India atau sekitar 3.666 bentuk tariff pada
2013. Jumlah ini meningkat menjadi 79,35% pos tariff (4.145 bentuk tariff pada 2016).
Kedua, 94,75% dari total ekspor Indonesia ke India akan menikmati peningkatan akses
pasar dalam 10 tahun ke depan, termasuk minyak sawit mentah (CPO) dan minyak sawit
olahan (RPO), yang merupakan komoditas utama Indonesia di pasar India. Ketiga, India
secara bertahap akan menurunkkan bea masuk atas CPO dan RPO masing-masing dari 80%
dan 90% menjadi 37,5% dan 45% pada 2009-2018.
Ini merupakan keuntungan besar bagi Indonesia, mengingat dua produk itu akan
memperoleh akses pasar pasti sampai dengan 2018. Beberapa keuntungan investasi di
sektor perkebunan kelapa sawit antara lain pemasukan finansial merupakan insentif kuat
untuk mengubah daerah pertanian dan juga hutan dalam tanaman kelapa sawit. Hasil panen
kelapa sawit yang rendah pun pemasukannya dua kali lebih besar daripada karet sebagai
jenis perkebunan lain yang digemari petani. Investasi yang cukup besar dimuka diperlukan,
namun keuntungan akan dirasakan pada tahun ke 3 dan ke 4 setelah penanaman.
Disamping memberikan keuntungan, kelapa sawit merupakan net emiter gas rumah
kaca terbesar kedua di Kaltim. Emisi dari sektor kelapa sawit memiliki beberapa faktor
pendorong diantaranya deforestasi, api yang digunakan untuk pembersihan lahan saat
konversi hutan dan juga untuk menghilangkan alang-alang dan sampah tiap tahunnya dan
membersihkan dari sisa-sisa sawit pada siklus rotasi, dekomposisi gambut, dan limbah dari
pabrik kelapa sawit (POME) disimpan untuk diperlukan sebelum dapat di lepaskan karena
kekurangan oksigen hasilnya dekomposisi anarobik mengeluarkan metana dalam jumlah
besar. Walaupun proses emisi saat ini cukup kecil namun diperkirakan akan meningkat
secara signifikan hingga 2030. Pengurangan emisi kelapa sawit dapat dicapai dengan
melaksanakan 5 inisiatif utama yaitu pemanfaatan lahan degradasi, peningkatan hasil
dengan menjalankan dan mengimplementasi jasa tambahan dalam kerjasama dengan
swasta yang mendukung untuk meningkatkan angka panen kelapa sawit dengan aktivitas
yang fokus pada petani. Panen tinggi akan mengurangi tekanan pada hutan. Meningkatkan
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
20
kemampuan melawan kebakaran di dalam provinsi dengan menyewa petugas pemadam
kebakaran dan teknologi yang memadai. Melindungi dan mengawasi lahan gambut serta
melakukan pengelolaan air dengan swasta untuk menjalankan manajemen air dengan
benar. Serta melaksanakan carbon trading untuk mengurangi deforestasi melalui
pemasukan alternatif dari REDD untuk swasta dan lebih penting untuk komunitas lokal.
Return tahunan rata-rata
USD/ha
3 ,340
2,100
2,000
1 ,000
960
480
28
Kelapa sawit skala besar
Kelapa saw it did uk ung petan i
Tan am an Hutan
Illegal Logging
Kelapa sawit rendah panen
Karet Beras k osong
Gambar B1.3 Return Tahunan Rata-Rata Tanaman Perkebunan
Sumber : Handout Migas, Workshop Strategi Pembangunan Ramah Lingkungan Juni 2010
D. Kehutanan
Sektor kehutanan adalah sumber lapangan kerja dan kontributor PDRB yang
signifikan, serta merupakan pengguna lahan terbesar di Kalimantan Timur yang meliputi
lahan seluas 7,6 juta Ha. Namun sektor kehutanan merupakan emitor gas rumah kaca netto
ketiga terbesar di Kalimantan Timur. Adapun pemicu emisi dari sektor kehutanan antara lain
degradasi, konversi hutan alam yang terencana maupun tidak terencana, dekomposisi
gambut, api yang digunakan untuk konversi lahan, dan pembersihan lahan dari residu kayu
di akhir siklus rotasi.
E. Pertanian
Pertanian memiliki emisi terbesar dibandingkan sektor lainnya, sebagian besar
disebabkan ekspansi pada hutan dan gambut serta pembakaran. Kaltim dapat mengurangi
emisi dari pertanian sebanyak 24 juta ton CO2, dengan mengurangi emisi dari kebakaran
hutan, melarang api sebagai alat untuk membuka lahan, serta mendirikan brikade api
dengan memastikan pengalaman yang kuat dan hukuman berat bagi yang melanggar.
Selain itu mengurangi emisi pertanian dapat juga melalui rehabilitasi lahan gambut yang
dibuka, sehingga mengurangi emisi dari dekomposisi gambut pada area pertanian dan
mempertahankan tingkat air pada level yang lebih aman dengan membangun sistem
bendungan dan menerapkan praktek kultivasi padi terbaik.
21
EEVVAA LLUUAA SSII PPEERRKKEEMM BBAA NNGGAA NN IINNFFLLAA SSII
2.1 Gambaran Umum
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2007 2008 2009 2010
% (YoY) Kaltim Nasional
Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur
pada triwulan II-2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK),
tercatat sebesar 5,84% (yoy); lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I-2010
sebesar 5,96% (yoy). Akan tetapi laju Inflasi Kaltim ini masih lebih tinggi jika
dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 5,05% (yoy).
Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan II-2010
QtQ YoY QtQ YoY
BAHAN MAKANAN 5.54 7.43 0.36 8.33
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 3.31 10.39 -0.05 8.12
PERUMAHAN 0.83 3.27 0.68 3.00
SANDANG 1.23 3.91 1.93 7.43
KESEHATAN 1.05 5.10 1.02 5.52
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.55 10.41 0.07 9.53
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.46 2.11 0.04 1.85
U M U M 2.38 5.96 0.39 5.84
Inf lasi (Q1-2010) Inf lasi (Q2-2010)Kelompok
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Berdasarkan komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas
pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 9,53% (yoy); diikuti oleh kelompok
komoditas bahan makanan (8,33%), dan kelompok komoditas makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau (8,12%). Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi
dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi
terendah, yaitu sebesar 1,85% (Tabel 2.1).
BAB II
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
22
Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan di Kaltim menunjukkan
bahwa kelompok volatile food mengalami peningkatan pada triwulan II-2010, dengan
laju inflasi secara tahunan 7,55%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi
volatile food pada triwulan sebelumnya sebesar 6,37% (yoy) (Grafik 2.2). Selain itu
pergerakan inflasi volatile food secara bulanan pada akhir triwulan II (bulan Juni), inflasi
mengalami peningkatan tinggi sebesar 1,30% atau lebih tinggi dibandingkan akhir
triwulan sebelumnya (bulan Maret) sebesar 1,09%(mtm) (Grafik 2.3)
Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan
laporan terjadi di Balikpapan yakni sebesar 6,70% (yoy), diikuti oleh Tarakan dan
Samarinda masing-masing sebesar 6,37% (yoy) dan 4,99% (yoy). Secara umum,
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan-II 2010
dari sisi permintaan dan penawaran, antara lain :
Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola
konsumsi musiman karena memasuki musim liburan dan perubahan tahun ajaran
pendidikan baru.
Dari sisi penawaran, terbatasnya pasokan beberapa komoditas seperti bawang merah,
cabe merah yang disebabkan oleh gagal panen akibat curah hujan dan banjir di
-4
-2
0
2
4
6
8(% mtm)
Core Volatile Foods Administered
Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
0
10
20
30
40
50
60
(% yoy)
Administered Volatile Foods Core
Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
23
beberapa daerah sentra penghasil komoditas tersebut di Jawa menyebabkan
meningkatnya harga komoditas tersebut pada triwulan-II 2010.
2.2 Inflasi Triwulanan (qtq)
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)
Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10BAHAN MAKANAN 0.43 3.62 -0.60 2.98 1.50
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.03 2.23 1.18 5.13 -0.74
PERUMAHAN 0.73 0.46 0.06 0.87 0.78
SANDANG -2.03 2.69 2.26 1.55 3.03
KESEHATAN 0.08 3.74 0.84 1.38 1.13
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 1.07 0.52 0.12 0.51 0.05
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.32 0.39 0.14 0.60 0.07
U M U M 0.42 1.81 0.29 2.07 0.74
KelompokInf lasi QtQ (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda
KODE KOMODITI ANDIL KODE KOMODITI ANDIL KODE KOMODITI ANDIL
103046 LAYANG 0.15 404005 EMAS PERHIASAN 0.15 109003 BAWANG MERAH 0.10
301054 SEWA RUMAH 0.05 103081 TONGKOL 0.06 404005 EMAS PERHIASAN 0.06
106069 TOMAT SAYUR 0.04 106069 TOMAT SAYUR 0.03 109029 CABE MERAH 0.05
103037 KEMBUNG/GEMBUNG 0.03 106001 BAYAM 0.03 103024 GABUS 0.04
103011 BIAWAN 0.03 109004 BAWANG PUTIH 0.03 301054 SEWA RUMAH 0.03
106033 KACANG PANJANG 0.03 106075 JAGUNG MANIS 0.02 102009 DAGING AYAM RAS 0.03
109004 BAWANG PUTIH 0.02 103011 BIAWAN 0.02 103061 PATIN 0.03
103004 BANDENG 0.02 103037 KEMBUNG/GEMBUNG 0.02 109030 CABE RAWIT 0.03
106067 TAUGE/KECAMBAH 0.02 103085 UDANG BASAH 0.02 302025 BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA0.03
106059 SAWI HIJAU 0.02 106035 KANGKUNG 0.02 108026 TOMAT BUAH 0.02
APRIL MEI JUNI
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota
Samarinda pada triwulan II-2010 mencapai 0,74% (qtq), lebih rendah dibandingkan
dengan laju inflasi pada triwulan I-2010 yang sebesar 2,07%. Laju inflasi tertinggi
tercatat pada kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 3,03% (qtq), yang
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas emas sebagai komoditas
yang memberikan andil inflasi terbesar kedua pada akhir triwulan II; diikuti oleh
kelompok komoditas bahan makanan (1,50%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya
harga bawang merah, cabe merah, dan sayuran seperti tomat sayur dan bayam
karena keterbatasan jumlah pasokan akibat gagal panen di beberapa daerah
penghasil yang mensuplai komoditi tersebut ke Samarinda (Tabel 2.2 dan Tabel
2.3). Sementara itu, kelompok komoditas makanan jadi, rokok dan tembakau
merupakan kelompok komoditas yang mengalami deflasi sebesar -0,74% (qtq).
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)
Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan II-2010 tercatat sebesar
0,76% (qtq), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan I-2010 yang sebesar
2,55%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
24
adalah kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 2,01% (qtq) yang
dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas tomat sayur, bawang putih dan
beberapa jenis ikan segar karena terbatasnya jumlah pasokan komoditas tersebut,
diikuti oleh kelompok komoditas sandang sebesar 0,64% (qtq), serta diikuti oleh
kelompok komoditas perumahan sebesar 0,51% (qtq) (Tabel 2.4 dan Tabel 2.5).
Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10BAHAN MAKANAN -1.40 1.29 -2.12 8.24 2.01
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.81 2.56 2.37 1.47 0.46
PERUMAHAN 1.19 1.96 0.71 0.62 0.51
SANDANG -0.71 1.52 0.56 0.59 0.64
KESEHATAN 0.56 0.41 1.22 0.80 0.15
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.31 16.44 2.64 0.76 0.09
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.02 0.75 2.09 0.35 0.00
U M U M 0.31 2.55 0.69 2.55 0.76
KelompokInflasi QtQ (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan
KODE KOMODITI ANDIL KODE KOMODITI ANDIL KODE KOMODITI ANDIL
106069 TOMAT SAYUR 0.12 103046 LAYANG 0.14 107012 TEMPE 0.12
201035 MARTABAK 0.09 102009 DAGING AYAM RAS 0.07 109004 BAWANG PUTIH 0.08
201038 NASI 0.07 107012 TEMPE 0.05 103081 TONGKOL 0.07
103081 TONGKOL 0.07 110010 SANTAN JADI 0.02 106040 KOL PUTIH/KUBIS 0.06
106001 BAYAM 0.06 109004 BAWANG PUTIH 0.02 106033 KACANG PANJANG 0.04
301049 SEMEN 0.04 109030 CABE RAWIT 0.02 109003 BAWANG MERAH 0.02
201036 MIE 0.04 301040 PAKU 0.02 105012 SUSU UNTUK BAYI 0.02
103031 KAKAP MERAH 0.03 103066 SELAR 0.02 301029 KONTRAK RUMAH 0.02
103082 TRAKULU 0.03 106059 SAWI HIJAU 0.02 102026 RAMPELA HATI AYAM 0.02
108026 TOMAT BUAH 0.03 108019 PISANG 0.01 301024 KAYU BALOKAN 0.02
APRIL MEI JUNI
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)
Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10BAHAN MAKANAN -1.00 6.44 2.31 6.38 -7.15
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 6.52 6.06 2.27 2.16 0.93
PERUMAHAN 0.97 0.67 0.69 1.22 0.87
SANDANG -0.99 2.72 3.70 1.77 1.31
KESEHATAN 2.74 1.52 2.24 0.51 3.06
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 2.22 0.64 0.63 -0.25 0.09
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.97 -0.08 -0.03 0.25 0.07
U M U M 1.34 3.52 1.66 2.89 -1.77
KelompokInf lasi Qt Q (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan II-2010 mengalami deflasi -1,77%
(qtq), merupakan yang terendah dibandingkan dengan kota-kota lainnya di
Kalimantan Timur, juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi pada
triwulan I-2010 yang mencapai 2,89%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok
komoditas kesehatan yang mencapai 3,06% (qtq) karena meningkatnya tarif rumah
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
25
sakit dan ongkos bidan, diikuti oleh kelompok komoditas kelompok sandang
(1,31%). Sedangkan kelompok komoditas bahan makanan mengalami deflasi yang
sangat rendah yaitu -7.15% disebabkan membaiknya pasokan komoditas ikan segar
yang sempat menyebabkan inflasi tinggi pada triwulan sebelumnya akibat
penurunan jumlah tangkapan nelayan karena gelombang laut yang tinggi dan cuaca
yang kurang mendukung. Meskipun demikian komoditas beras tetap menjadi
komoditas dengan andil inflasi terbesar di kota Tarakan.
Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan
KODE KOMODITI ANDIL KODE KOMODITI ANDIL KODE KOMODITI ANDIL
101001 BERAS 0.08 101001 BERAS 0.23 103004 BANDENG 0.13
501009 TARIP RUMAH SAKIT 0.02 201033 MAKANAN RINGAN/SNACK 0.05 101001 BERAS 0.09
109029 CABE MERAH 0.02 203011 ROKOK KRETEK FILTER 0.04 501020 ONGKOS BIDAN 0.08
201033 MAKANAN RINGAN/SNACK0.02 203010 ROKOK KRETEK 0.04 107010 TAHU MENTAH 0.06
303021 KURSI 0.01 203012 ROKOK PUTIH 0.03 103046 LAYANG 0.06
108019 PISANG 0.01 403005 BLUS 0.01 404005 EMAS PERHIASAN 0.04
304010 PEMBASMI NYAMUK SPRAY0.01 403004 BAJU KAOS/T-SHIRT 0.01 303022 LEMARI PAKAIAN 0.04
108002 ANGGUR 0.01 109025 LADA/MERICA 0.01 103085 UDANG BASAH 0.03
108010 JERUK 0.01 109030 CABE RAWIT 0.01 303046 SPREY 0.02
104025 IKAN DALAM KALENG 0.01 303022 LEMARI PAKAIAN 0.01 301042 PASIR 0.02
APRIL MEI JUNI
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.3 Inflasi Tahunan (yoy)
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda
Tabel 2.8 Inflasi tahunan Kota Samarinda menurut Kelompok Barang & Jasa
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10BAHAN MAKANAN 6.55 8.30 5.97 6.52 7.66
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 10.87 10.71 7.57 9.86 7.95
PERUMAHAN 7.25 2.05 4.67 2.15 2.20
SANDANG 2.82 4.05 5.54 4.48 9.87
KESEHATAN 6.80 6.55 6.64 6.13 7.25
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 8.40 2.35 1.35 2.24 1.21
TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.19 -6.18 -2.99 1.47 1.21
U M U M 4.87 3.69 4.06 4.65 4.99
KelompokInf lasi YoY (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan II-2010 tercatat
sebesar 4,99% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada
triwulan sebelumnya yang sebesar 4,65%. Akan tetapi laju inflasi Kota Samarinda
ini lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara nasional yang
tercatat sebesar 5,05%.
Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas
sandang yaitu sebesar 9,87% yang disebabkan perkembangan harga komoditas
emas internasional yang mengalami kenaikan, diikuti oleh kelompok komoditas
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (7,95%) dan kelompok komoditas
bahan makanan (7,66%). Laju inflasi pada bahan makanan dipengaruhi oleh
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
26
meningkatnya harga beras yang disebabkan pergeseran musim panen yang akan
baru dapat dilakukan pada awal bulan April 2010 (Tabel 2.4). Selain itu gagal panen
pada komoditas sayuran/tenaman holtikultura dan bumbu-bumbuan yang terjadi
pada beberapa sentra penghasil akibat cuaca yang kurang baik juga memberi
tekanan meningkatkan inflasi pada triwulan II-2010. Sementara itu, inflasi tahunan
terendah terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan,
serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga masing-masing sebesar 1,21%.
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan
Tabel 2.9 Inflasi tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10BAHAN MAKANAN 3.22 0.35 -3.06 5.81 9.46
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 9.33 9.23 9.92 8.48 7.03
PERUMAHAN 4.84 4.55 5.08 4.55 3.85
SANDANG 3.75 3.77 3.22 1.97 3.35
KESEHATAN 4.02 2.77 3.07 3.02 2.60
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 13.63 17.45 19.80 20.80 20.53
TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.37 -6.03 -1.55 3.23 3.21
U M U M 3.77 3.30 3.60 6.21 6.70
KelompokInflasi YoY (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 6,70%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan I-2010 yang mencapai
6,21%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi dibandingkan
dengan laju inflasi tahunan nasional sebesar 5,05%. Laju inflasi tertinggi di kota ini
tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu
sebesar 20,53% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan.
Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi
pada triwulan II-2010 adalah kelompok komoditas bahan makanan (9,46%) dan
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (7,03%). Sementara itu,
inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas kesehatan, yaitu sebesar 2,60%.
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan
Tabel 2.10 Inflasi tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10BAHAN MAKANAN 15.42 10.70 9.89 14.69 7.57
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 14.86 15.28 15.93 18.04 11.85
PERUMAHAN 5.92 2.39 2.64 3.58 3.48
SANDANG 7.16 8.99 10.62 7.33 9.82
KESEHATAN 7.31 5.80 6.72 7.18 7.52
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 3.49 3.09 3.51 3.26 1.12
TRANSPORT & KOMUNIKASI -8.63 -8.83 -3.28 1.11 0.21
U M U M 8.40 6.33 7.21 9.73 6.37
Inf lasi YoY (%)Kelompok
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
27
Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan II-2010 mencapai 6,37% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan I-2010 yang
sebesar 9,37%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan
jadi, minuman, rokok & tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi
tertinggi yaitu sebesar 11,85% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas sandang
(9,82%). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan masih dipengaruhi
oleh ketergantungan yang tinggi terhadap suplai kebutuhan dari luar beberapa barang
kebutuhan yang sulit dipenuhi. Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok
komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar 0,21% (yoy).
Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.7), pada triwulan II tahun 2010 inflasi
kumulatif Kaltim telah mencapai 2,78%, lebih tinggi dari inflasi kumulatif tahun 2009
(1,29%). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional triwulan II tahun 2010 yang
tercatat 2,42 (ytd), inflasi kumulatif Kaltim juga masih lebih tinggi. Dari ketiga kota di
Kaltim, Kota Balikpapan memiliki laju inflasi tertinggi (3,33%), diikuti oleh laju inflasi
Samarinda (2,83%), dan Tarakan (1,07%).
Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim, dan Kota
Smr Bpp Trk Kaltim Nas Smr Bpp Trk Kaltim Nas2006 3.33 4.48 - 3.87 2.87 6.5 5.52 - 6.04 6.62007 2.25 1.2 - 1.76 2.08 9.18 7.27 - 8.3 6.592008 9.52 7.62 12.65 9.16 7.37 12.69 11.3 19.85 13.06 11.06
2009 1.92 0.33 1.88 1.29 0.21 4.06 3.6 7.21 4.31 2.782010 2.83 3.33 1.07 2.78 2.42 - - - - -
TAHUNINFLASI KALENDER JANUARI-JUNI INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER
Sumber : BPS Kaltim, diolah
28
PERKEM BANGAN PERBANKAN DA ERAH
3.1. Gambaran Umum
Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum
menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal
ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha
perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran
kredit perbankan.
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Mei 2010) menurut
pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan
nasional menunjukkan perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit
bank umum secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar
1,47%, 4,22%, dan 7,19%. Sementara pada periode yang sama bank umum di
Kaltim mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit masing-masing sebesar 2,39%,
2,66%, dan 9,27%. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) menunjukkan
perkembangan kinerja yang positif dimana jumlah aset, DPK dan kredit bank umum
di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 12,61%,
12,94 dan 26,46%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 10,57%, 12,87% dan 17,33%.
Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 15,93% (yoy).
Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 29,75% (yoy),
sementara kredit BPR juga mampu tumbuh sebesar 14,52% (yoy) atau mengalami
1.47%
4.22%
7.19%
2.39%
2.66%
9.27%
0% 2% 4% 6% 8% 10%
Aset
DPK
Kredit
(Pertumbuhan qtq)
Nasional
Kaltim
Grafik 3.1
Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)
Sumber: LBU Bank Indonesia
10.57%
12.87%
17.33%
12.61%
12.94%
26.46%
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%
Aset
DPK
Kredit
(Pertumbuhan yoy)
Nasional
Kaltim
Grafik 3.2
Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)
Sumber: LBU Bank Indonesia
BAB III
Perkembangan Perbankan Daerah
29
sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu
mencapai pertumbuhan sebesar 12,91%.
Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah,
memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko kredit, sedangkan risiko likuiditas
dalam kondisi yang membaik dibandingkan triwulan sebelumnya.
3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif
Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan II-2010
tercatat Rp 61.816 milyar, mengalami peningkatan 2,39% (qtq) dibandingkan
posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan
jumlah aset bersih yang cukup signifikan dialami oleh bank swasta, yakni sebesar
5,54%(qtq) sedangkan bank pemerintah mencatat peningkatan aset bersih
sebesar 1,22%(qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan II-2009, total aset
perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 32,21% (yoy).
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di
Kaltim
Tw4-09 Tw1-10 Tw 2-10 Tw 4-09 Tw 1-10 Tw2-10 qtq yoy
Jumlah Aset Bersih 55,707 60,375 61,816 100.00% 100.00% 100.00% 2.39% 32.21%
Bank Pemerint ah 39,883 44,076 44,614 71.59% 73.00% 72.17% 1.22% 34.89%
Bank Swasta 15,824 16,299 17,202 28.41% 27.00% 27.83% 5.54% 25.73%
Aktiva Produktif 30,337 34,216 35,931 100.00% 100.00% 100.00% 5.01% 14.55%
Penempatan pada Bank Indonesia 2,369 1,183 5,936 7.81% 3.46% 16.52% 401.93% -20.91%
Penempatan pada Bank Lain 1,470 6,138 1,102 4.85% 17.94% 3.07% -82.04% 344.36%
Surat berharga yang dimiliki 1,511 1,135 745 4.98% 3.32% 2.07% -34.37% -45.04%
Kredit yang diberikan 24,977 25,749 28,135 82.33% 75.26% 78.30% 9.27% 26.46%
Lainnya 10 11 13 0.03% 0.03% 0.04% 16.79% 35.48%
Pertumb. Tw2-10Ket erangan
Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi
Sumber : LBU Bank Indonesia
Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih
didominasi oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 78,30%,
sedikit mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan-I 2010.
Sementara itu penempatan pada Bank Indonesia mengalami peningkatan yang
cukup signifikan sebesar 401,08% dibandingkan triwulan sebelumnya, atau
dengan pangsa sebesar 16,52% pada triwulan-II 2010. Suku bunga acuan (BI-
rate) pada triwulan laporan yang bertahan pada level 6,5%, diperkirakan tidak
berpengaruh terhadap penempatan pada BI, sehingga terjadi kenaikan dari Rp
1.183 milyar pada triwulan I-2010 menjadi Rp 6.138 milyar pada triwulan laporan.
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat
Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada
triwulan II-2010 mencapai Rp 47.825 milyar, atau meningkat 2,7% (qtq)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi
Perkembangan Perbankan Daerah
30
triwulan II-2009, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami
pertumbuhan sebesar 12,9% (yoy).
Peningkatan dana pada
triwulan laporan berasal dari
tabungan dan deposito, sementara
giro mengalami kontraksi.
Berdasarkan pertumbuhan
triwulanan (qtq), deposito mencatat
pertumbuhan tertinggi sebesar
11,1%, tabungan mengalami
pertumbuhan sebesar 3,5%;
sedangkan giro mengalami
kontraksi sebesar -6,7%.
Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank
pemerintah, yaitu sebesar 3,4% sedangkan bank milik swasta juga mengalami
kenaikan meskipun kecil yaitu sebesar 0,9%. Simpanan dalam bentuk giro baik
pada bank swasta maupun bank pemerintah mengalami penurunan masing-masing
sebesar -2,7 dan -7,6% (qtq).
Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim
Tw 4-09 Tw1-10 Tw 2-10 Tw1-10 Tw2-10 qtq yoy
Total DPK 43,702 46,588 47,825 100.0% 100.0% 2.7% 12.9%Giro 12,596 14,428 13,456 31.0% 28.1% -6.7% 2.5%Tabungan 18,920 18,007 18,646 38.7% 39.0% 3.5% 21.7%Deposito 12,185 14,153 15,724 30.4% 32.9% 11.1% 13.1%
Bank Pemerintah 30,441 33,226 34,341 100.0% 100.0% 3.4% 11.1%Giro 10,175 11,818 10,915 35.6% 31.8% -7.6% 0.1%Tabungan 13,158 12,343 12,814 37.1% 37.3% 3.8% 19.6%Deposito 7,107 9,065 10,611 27.3% 30.9% 17.1% 14.4%
Bank Sw asta 13,261 13,363 13,485 100.0% 100.0% 0.9% 17.8%Giro 2,420 2,610 2,541 19.5% 18.8% -2.7% 14.5%Tabungan 5,761 5,664 5,831 42.4% 43.2% 2.9% 26.8%Deposito 5,078 5,088 5,113 38.1% 37.9% 0.5% 10.5%
Pert . Tw2-10Posisi (dalam Rp Mil iar) KomposisiJenis Simpanan
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum
Penyaluran kredit bank
umum di Kaltim triwulan II-2010
menunjukkan pertumbuhan
positif. Peningkatan pertumbuhan
kredit diperkirakan disebabkan
oleh menurunnya tingkat bunga
pinjaman. Akan tetapi, penurunan
suku bunga simpanan tersebut
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
0
10
20
30
40
50
60
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2006 2007 2008 2009 2010
DPK (triliun Rp)
DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan
Masyarakat Sumber: LBU Bank Indonesia
6
810
12
14
16
18
20
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2007 2008 2009 2010
Suku Bunga (%)
K. Inv K. Kons KMK BI-rate
Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit
Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
31
masih relatif kecil seiring dengan BI-rate selama triwulan laporan yang tetap
sebesar 6.5% (Grafik 3.4).
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim
Jumlah kredit yang
disalurkan bank umum yang
berkantor di Kaltim pada triwulan
II-2010 mencapai Rp. 28.135
milyar (tabel 3.3). Secara
triwulanan, pertumbuhan kredit
pada triwulan laporan tercatat
9,27% (qtq) atau lebih tinggi jika
dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan I-
2010 sebesar 3,12%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan II-2009,
penyaluran kredit pada triwulan II-2010 telah tumbuh sebesar 26,46% (yoy)
atau meningkat jika dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan
sebelumnya yang sebesar 22,55% (Grafik 3.5).
Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah
mencapai Rp 17.888,5 milyar (pangsa 63,6%) atau mengalami peningkatan
8,11% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran
kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan meningkat sebesar
11,34%, menjadi Rp 10.246 milyar (pangsa 36,4%).
Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
Tw4-09 Tw1-10 Tw 2-10 Tw1-10 Tw 2-10 q-t-q y-o-y
Kredi t 24,976.1 25,749.1 28,135.1 100.0% 100.0% 9.27% 26.46% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 16,225.7 16,546.1 17,888.5 64.3% 63.6% 8.11% 24.21%Bank Swasta 8,750.2 9,203.0 10,246.5 35.7% 36.4% 11.34% 30.58%
Jenis PenggunaanModal Kerja 10,310.6 9,983.2 10,676.7 38.8% 37.9% 6.95% 9.29%Investasi 6,676.3 6,694.4 7,622.4 26.0% 27.1% 13.86% 38.53%Konsumsi 7,989.3 9,071.6 9,836.0 35.2% 35.0% 8.43% 40.97%
Sektor EkonomiPertanian 1020.58 857.48 913.41 3.3% 3.2% 6.52% -10.16%Pertambangan 1335.13 1209 1,274.32 4.7% 4.5% 5.40% 65.84%Perindustrian 826.94 1056.40 1,119.28 4.1% 4.0% 5.95% 51.82%List rik, Gas dan Air 132.90 157.66 171.68 0.6% 0.6% 8.89% 323.55%Konstruksi 2926.11 2514.89 2,756.52 9.8% 9.8% 9.61% -9.36%Perdagangan 5624.76 5162.10 5,395.76 20.0% 19.2% 4.53% 7.07%Angkutan 1328.59 1423.38 1,588.89 5.5% 5.6% 11.63% 57.56%Jasa Dunia Usaha 3479.67 2482.46 2,735.81 9.6% 9.7% 10.21% -18.14%Jasa Sosial 305.03 883.37 1,511.03 3.4% 5.4% 71.05% 464.29%Lain-Lain 7996.43 10001.67 10,619.76 38.8% 37.7% 6.18% 51.99%
LDR 57.15% 55.27% 58.77%
Pert . Tw 2-10Keterangan
Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi
Sumber : LBU Bank Indonesia
0%
10%
20%
30%
40%
0
10
20
30
Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2 Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2
2006 2007 2008 2009 2010
Kredit (triliun Rp)
Kredit g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank
Umum berkantor di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
32
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja, investasi, dan
konsumsi mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit
Investasi (pangsa 27,1%) mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar
13,86% menjadi Rp 7.622,4 milyar. Selanjutnya kredit konsumsi (pangsa 35%)
meningkat sebesar 8,43% menjadi Rp 9.836 milyar. Sementara itu kredit modal
kerja (pangsa 37,9%) mengalami pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 6,95%
menjadi Rp 10.676,7 milyar. Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan kredit
tertinggi terjadi pada sektor jasa sosial (71,05%), diikuti sektor angkutan
(11,63%), sektor jasa dunia usaha (10,21%), sektor konstruksi (9,61%) dan
sektor listrik, gas, dan air bersih (8,89%). Sementara itu kredit sektor
perdagangan sebagai sektor dengan share terbesar (19,2%) juga mengalami
peningkatan sebesar 4,53%.
Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif secara tahunan
antara lain sektor perindustrian (51,82%), sektor pertambangan (65,84), listrik,
gas, dan air (323,55%), serta jasa sosial (464%). Nisbah pinjaman terhadap
simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami
peningkatan dari 55,27% pada triwulan I-2010 menjadi 58,77% pada triwulan II-
2010.
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim
Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek
yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Mei 2010) tercatat
sebesar Rp 38.162 milyar, mengalami peningkatan sebesar 4,78% (qtq)
dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu
juga jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2009, kredit berdasarkan lokasi
proyek mengalami pertumbuhan sebesar 26,59% (yoy) atau mengalami kenaikan
pertumbuhan dibanding triwulan
sebelumnya sebesar 20,73% (Grafik
3.6).
Berdasarkan kelompok bank (Tabel
3.4), pertumbuhan secara triwulanan
menunjukkan peningkatan yang
cukup positif pada bank pemerintah
yang mengalami peningkatan kredit
cukup signifikan sebesar 34,08%.
Sedangkan bank swasta justru
mengalami penurunan sebesar 13,23%. Menurut sektor ekonomi, sebagian besar
sektor ekonomi mengalami pertumbuhan kredit yang positif kecuali sektor listrik,
gas, dan air yang mengalami penurunan sebesar 23,14%, sektor konstruksi (-
28,45%), sektor perdagangan (-16,39%) dan jasa dunia usaha yang turun
sebesar 28,52%. Pertumbuhan positif terjadi pada sektor jasa sosial (218,23%),
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
Kredit (triliun Rp)
Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.6 Perkembangan
Kredit Lokasi Proyek Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
33
sektor pertambangan (25,76%), sektor angkutan (19,55%), serta sektor
pertanian dan perindustrian yang tumbuh dibawah 10%.
Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal
kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 46,7%, diikuti oleh kredit
investasi sebesar 31,8%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar
adalah kredit pada sektor perdagangan dan pertambangan dengan pangsa
masing-masing sebesar 13,7% dan 19,8%.
Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim
KomposisiTw 4-09 Tw 1-10 Tw2-10* Tw 1-10 q-t -q y-o-y
Kredi t Lokasi Proyek 36,420.3 39,808.2 41,086.2 100.0% 100.0% 3.21% 33.50% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 13,868.31 18,594.57 20,346.71 46.7% 49.5% 9.42% 24.70%Bank Swasta 22,551.97 21,213.60 20,739.51 53.3% 50.5% -2.23% 43.42%
Jenis PenggunaanModal Kerja 17,004.18 18,364.63 18,160.29 46.1% 44.2% -1.11% 47.72%Investasi 11,529.53 12,271.27 12,813.63 30.8% 31.2% 4.42% 25.31%Konsumsi 7,886.58 9,172.27 10,112.30 23.0% 24.6% 10.25% 53.43%
Sektor EkonomiPertanian 3,659.83 4,031.38 4,141.93 10.1% 10.1% 2.74% 38.06%Pertambangan 6,019.82 7,827.28 7,272.18 19.7% 17.7% -7.09% 85.38%Perindustrian 2,008.41 2,230.72 2,843.26 5.6% 6.9% 27.46% 68.70%List rik, Gas dan Air 496.24 362.33 306.39 0.9% 0.7% -15.44% -10.42%Konstruksi 3,737.22 2,773.59 2,796.37 7.0% 6.8% 0.82% -20.33%Perdagangan 6,262.09 5,797.90 5,733.74 14.6% 14.0% -1.11% 3.56%Angkutan 1,784.71 2,314.19 2,335.88 5.8% 5.7% 0.94% 71.30%Jasa Dunia Usaha 4,274.14 3,363.71 3,654.97 8.4% 8.9% 8.66% -18.49%Jasa Sosial 267.64 875.97 979.42 2.2% 2.4% 11.81% 333.56%Lain-Lain 7,910.17 10,231.10 11,022.10 25.7% 26.8% 7.73% 64.36%
LDR - lokasi proyek 87.94% 85.45% 85.83%
Pert . Tw2-10Keterangan
Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Tw 2-10
Sumber : LBU Bank Indonesia
Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim
Kredit DPK Kredit DPKKab. Kutai 5,064.33 2,455.60 12.40% 5.58% 206.24%Kab. Berau 1,299.94 2,066.79 3.18% 4.70% 62.90%Kab. Pasir 1,228.59 988.29 3.01% 2.25% 124.31%Kab. Bulungan 557.95 1,999 1.37% 4.54% 27.91%Kab. Kutai Barat 546.43 929.08 1.34% 2.11% 58.81%Kab. Kutai Timur 1,598.13 2,143.28 3.91% 4.87% 74.56%Kab. Malinau 135.93 654.78 0.33% 1.49% 20.76%Kab. Nunukan 323.75 581.05 0.79% 1.32% 55.72%Kodya Samarinda 11,585.86 15,287.14 28.37% 34.74% 75.79%Kodya Balikpapan 11,112.14 11,276.49 27.21% 25.63% 98.54%Kodya Tarakan 1,309.34 3,380.57 3.21% 7.68% 38.73%Kodya Bontang 6,075.44 2,239.69 14.88% 5.09% 271.26%
Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa
LDR
Sumber : LBU Bank Indonesia
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk
membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat
bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota
Samarinda mencapai Rp 11.585 milyar (pangsa 28,37%) dan di kota Balikpapan
Perkembangan Perbankan Daerah
34
(termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp 11.112 milyar (pangsa
27,21%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Malinau
sebesar Rp. 135 milyar (pangsa 0,33%).Apabila dilihat dari nisbah pinjaman
terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar
271,26%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 206,24%, Kabupaten
Pasir (124,31%) dan kota Balikpapan (98,54%). Sedangkan LDR terendah terjadi
pada Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau dengan nisbah masing-masing
sebesar 27,91% dan 20,76% (Tabel 3.5).
3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)
Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum
di Kaltim pada Triwulan II-2010 mencapai Rp 18.260 milyar atau dengan pangsa
64,9% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM
Kaltim pada triwulan laporan mengalami kenaikan sebesar 9,59% (qtq) atau memiliki
arah yang sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik
sebesar 9,27%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit
berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta) yang tumbuh sebesar 12,26%.
Sedangkan kredit berskala mikro dan menengah mengalami pertumbuhan masing-
masing sebesar 7,56% dan 8,22%(qtq).
Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit
Tw4-09 TW1-10 TW2-10 TW1-10 TW2-10 q-t -q y-o-y
Mikro (s.d Rp 50 jt ) 3,981 3,744 4,027 14.5% 14.3% 7.56% 5.48%
Kecil (Rp 50 j t s.d 500 j t ) 5,492 6,286 7,056 24.4% 25.1% 12.26% 49.94%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 6,450 6,632 7,177 25.8% 25.5% 8.22% 18.20%
Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 15,923 16,661 18,260 64.7% 64.9% 9.59% 25.11%
Besar (> Rp 5 mil iar) 9,053 9,088 9,875 35.3% 35.1% 8.66% 29.03%
Total 24,976 25,749.1 28,135.1 100.0% 100.0% 9.27% 26.46%
Pert . Tw 2-10Skala Kredit
Posisi (miliar Rp) Komposisi
Sumber : LBU Bank Indonesia
Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah
pada triwulan laporan tercatat Rp 11.044 milyar atau mengalami peningkatan sebesar
3,73% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada
jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta yang tercatat Rp 7.215 milyar atau
mengalami peningkatan sebesar 4,74% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
(Tabel 3.7).
Menurut jenis penggunaan, kurang dari separoh kredit MKM yang disalurkan
untuk usaha produktif yang pangsanya mencapai 47,2%, terdiri dari kredit modal
kerja dan kredit investasi masing-masing berjumlah Rp 6.434 milyar (pangsa 35,2%)
dan Rp. 2.186,2 milyar (pangsa 12%). Sementara sisanya sebesar Rp 9.638,7 milyar
(pangsa 52,8%) merupakan kredit konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara
triwulanan (qtq), kredit investasi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 13,06%.
Sedangkan kredit konsumsi dan kredit modal kerja mengalami peningkatan yang lebih
kecil yaitu sebesar 11,32% dan 6,02% secara triwulanan.
Perkembangan Perbankan Daerah
35
Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank,
Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi
Tw1-10 Tw2-10 Tw1-10 Tw 2-10 q-t -q y-o-y
Kredit UMKM 16,661.4 18,260.0 100.0% 100.0% 9.59% 25.11% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 10,145.8 11,044.9 60.9% 60.5% 8.86% 26.34%Bank Swasta 6,515.7 7,215.1 39.1% 39.5% 10.73% 23.26%
Jenis PenggunaanModal Kerja 6,069.1 6,434.5 36.4% 35.2% 6.02% 10.08%Investasi 1,934.2 2,186.9 11.6% 12.0% 13.06% 13.51%Konsumsi 8,658.1 9,638.7 52.0% 52.8% 11.32% 41.25%
Sektor EkonomiPertanian 164.29 176.19 1.0% 1.0% 7.24% -57.37%Pertambangan 230.93 204.45 1.4% 1.1% -11.47% 42.58%Perindustrian 311.94 340.71 1.9% 1.9% 9.22% 83.91%Listrik, Gas dan Air 17.12 11.54 0.1% 0.1% -32.58% -59.05%Konstruksi 916.12 980.70 5.5% 5.4% 7.05% -13.38%Perdagangan 3,611.34 3,890.02 21.7% 21.3% 7.72% 4.65%Angkutan 408.75 472.73 2.5% 2.6% 15.65% 39.06%Jasa Dunia Usaha 1,095.74 1,039.20 6.6% 5.7% -5.16% -38.83%Jasa Sosial 416.89 772.10 2.5% 4.2% 85.20% 646.33%Lain-Lain 9,488.32 10,372.37 56.9% 56.8% 9.32% 51.78%
KeteranganKomposisiPosisi (dalam Rp miliar) Pert . Tw2-10
Sumber : LBU Bank Indonesia
Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai
tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 21,3%), sektor jasa dunia
usaha (pangsa 5,7%) dan sektor konstruksi (pangsa 5,4%). Dilihat dari pertumbuhan
triwulanannya (qtq), pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor jasa sosial yang
tumbuh sebesar 85%. Sedangkan, sektor yang mengalami penurunan cukup
signifikan adalah sektor listrik, gas, dan air bersih (-32,58%) dan sektor
pertambangan (-11,47%).
Tabel 3.8 Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)
menurut Sektor Ekonomi q-t-q
Tw 1-10 Tw 2-10 Tw 2-10 Tw1-10 Tw 2-10
NPLs Kredit UMKM 402.26 482.67 19.99% 2.41% 2.64% Sektor Ekonomi
Pertanian 8.51 5.967 -29.90% 5.2% 3.4%Pertambangan 14.25 7.442 -47.78% 6.2% 3.6%Perindustrian 6.54 8.653 32.33% 2.1% 2.5%List rik, Gas dan Air - - - - -Konstruksi 52.74 91.642 73.77% 5.8% 9.3%Perdagangan 94.78 111.332 17.47% 2.6% 2.9%Angkutan 9.12 16.403 79.82% 2.2% 3.5%Jasa Dunia Usaha 23.66 28.072 18.67% 2.2% 2.7%Jasa Sosial 20.01 44.013 119.94% 4.8% 5.7%Lain-Lain 172.66 169.146 -2.03% 1.8% 1.6%
Nisbah NPLPosisi (Rp miliar)Keterangan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan II
2010 menunjukkan kinerja yang menurun seperti terlihat dari persentase kredit
Perkembangan Perbankan Daerah
36
bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,64% atau
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan
sebelumnya yang sebesar 2,41%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase
NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (9,3%), sektor jasa sosial (5,7%) dan
sektor pertambangan (3,6%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase
NPLs di bawah 3,6% pada periode triwulan laporan (Tabel 3.8).
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1
a. Perkembangan Aset BPR
Jumlah aset BPR di wilayah
Kalimantan Timur pada triwulan II-2010
mengalami pertumbuhan sebesar
15,93% (yoy), dengan total nilai
mencapai Rp 234,23 milyar (Grafik
3.6). Pertumbuhan ini lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan I-2010 yang sebesar
14,93% (yoy). Sementara secara
triwulanan aset BPR mengalami
peningkatan sebesar 6,24% (qtq)
dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan I-2010.
b. Perkembangan Dana Pihak
Ketiga BPR
Jumlah dana pihak ketiga
(DPK) BPR di Kalimantan Timur pada
triwulan II-2010 mengalami
peningkatan sebesar 29,75% (yoy)
dibandingkan triwulan II-2009, dengan
nilai Rp 150,86 milyar (Grafik 3.8).
Pertumbuhan ini lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan I-2010 yang naik
sebesar 23,53%. Pertumbuhan DPK periode berjalan ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan jumlah deposito yang naik sebesar 33,09% (yoy) menjadi Rp 92,38
milyar, sedangkan tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 24,81% (yoy)
menjadi Rp 58,48 milyar.
1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
0%
10%
20%
30%
40%
-
20
40
60
80
100
120
140
160
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II
2008 2009 2010
yoyRp MilyarDeposito Tabungan growth DPK
Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR
Sumber: LBU Bank Indonesia
0%
10%
20%
30%
40%
50%
-
50
100
150
200
250
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II
2008 2009 2010
YoYRp Milyar Total Aset growth (yoy)
Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR
Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
37
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR
Penyaluran kredit oleh
BPR pada triwulan laporan
mencapai Rp 163,49 milyar,
atau mengalami peningkatan
sebesar 14,52% (yoy)
dibandingkan triwulan II-2009
(Grafik 3.9). Pertumbuhan ini
lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan pada triwulan I-
2010 yang meningkat sebesar
12,91%. Peningkatan kredit
periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pada komponen kredit
konsumsi yang tumbuh sebesar 22,23% (yoy) menjadi Rp. 56,09 milyar, kredit
investasi tumbuh 18,98% (yoy) menjadi Rp. 16,89 milyar, sedangkan kredit modal
kerja juga mengalami kenaikan 9,47% (yoy) menjadi Rp. 90,50 milyar.
Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur
Q IV Q I Q II YoY QtQ
BPR:
Total Aset (Rp miliar) 222.44 220.48 234.23 22.10% 6.24%
DPK (Rp miliar) 143.46 141.98 150.86 29.75% 6.25%
Tabungan 64.67 60.29 58.48 24.81% -3.01%
Giro - - - - -
Deposito 78.79 81.69 92.38 33.09% 13.09%
Kredit (Rp miliar) 147.93 155.47 163.49 14.52% 5.16%
Modal Kerja 83.25 85.18 90.51 9.47% 6.25%
Konsumsi 50.40 55.44 56.09 22.23% 1.17%
Investasi 14.27 14.85 16.89 18.98% 13.77%
LDR 103.12% 109.50% 108.37%
TW2-2010INDIKATOR
2009 2010
Sumber : Simwas BPR, Bank Indonesia
3.5. Asesmen Risiko Perbankan
3.5.1 Risiko Kredit
Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim dalam
kondisi yang membaik, yaitu terdapat sedikit penurunan persentase kredit
bermasalah bruto (Gross-NPLs) pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja,
investasi dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.
Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan
mengalami sedikit peningkatan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan II-2010
sebesar 2,44% atau lebih rendah jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan I-2010
sebesar 2,86% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit
bermasalah tercatat mengalami penurunan sebesar -6,83% (qtq) bila
dibandingkan dengan posisi triwulan I-2010.
0%
20%
40%
60%
-
40
80
120
160
200
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II
2008 2009 2010
(yoy)Rp Milyar Investasi Konsumsi Modal Kerja growth
Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR
Sumber: LBU Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
38
Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum
Tw4-09 Tw 1-10 Tw 2-10 Tw1-10 Tw2-10 qt q yoy
1-Lancar 22,619.80 22,987.14 25,045.11 89.27% 89.02% 8.95% 26.39%
2-Dalam Perhatian Khusus 1,824.45 2,024.90 2,403.22 7.86% 8.54% 18.68% 28.75%
3-Kurang lancar 100.22 310.69 154.14 1.21% 0.55% -50.39% 76.05%
4-Diragukan 92.12 88.31 189.21 0.34% 0.67% 114.24% 67.20%
5-Macet 339.54 338.08 343.37 1.31% 1.22% 1.57% -6.12%
NPLs (3+4+5) 531.9 737.1 686.7 2.86% 2.44% -6.83% 21.23%
Tot al Kredit 24,976 25,749 28,135.1 100.00% 100.00% 9.27% 26.46%
Pert. Tw 2-10KomposisiSektor
Kolektib ilitas (Rp M)
Sumber : LBU Bank Indonesia
Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan
relatif terjaga dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit
tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan
laporan mencapai 4,67%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan
kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 1,58% dan 1,83%. Namun dilihat
dari perkembangannya, kredit investasi dan kredit konsumsi mengalami
peningkatan persentase NPLs jika dibandingkan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, keseluruhan sektor ekonomi mencatat nisbah
NPLs yang relatif rendah (dibawah 5%), kecuali untuk sektor konstruksi yang
mencapai nisbah NPLs tertinggi prosentase sebesar 6,48% (Tabel 3.11).
Tabel 3.11.
Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum
Tw1-10 Tw2-10 +/- (Rp M) qtq Tw1-10 Tw2-10 Jenis Penggunaan
Modal Kerja 465.84 396.22 -69.63 -14.9% 4.67% 3.71%Investasi 105.65 122.06 16.42 15.5% 1.58% 1.60%Konsumsi 165.59 168.44 2.85 1.7% 1.83% 1.71%
Sektor EkonomiPertanian 8.512 5.967 -2.55 -29.9% 0.99% 0.65%Pertambangan 87.514 49.669 -37.85 -43.2% 7.24% 3.90%Perindustrian 6.539 8.653 2.11 32.3% 0.62% 0.77%Listrik, Gas & Air 0 0 0.00% 0.00%Konstruksi 249.966 178.643 -71.32 -28.5% 9.94% 6.48%Perdagangan 99.206 115.763 16.56 16.7% 1.92% 2.15%Angkutan 41.557 41.009 -0.55 -1.3% 2.92% 2.58%Jasa Dunia Usaha 43.385 51.742 8.36 19.3% 1.75% 1.89%Jasa Sosial 20.011 51.086 31.08 155.3% 2.27% 3.38%Lain-Lain 180.387 184.185 3.80 2.1% 1.80% 1.73%
737.08 686.72 -50.36 -6.8% 2.86% 2.45%
Keterangan
Total
Nominal NPL (Rp M) Pert. Tw2-10 Nisbah NPL (%)
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.5.2 Risiko Likuiditas
Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas
yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur
kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening
Perkembangan Perbankan Daerah
39
simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi
tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 93,15% (Tabel 3.12).
Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut
rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama
oleh nasabah besar. Prosentase ini menunjukkan peningkatan jika dibandingkan
dengan posisi triwulan sebelumnya.
Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK
Tw 1-10 Tw 2-10 Tw 1-10 Tw 2-10 Jangka pendek
Giro 14,428 13,456 30.97% 28.14%Tabungan 18,007 18,646 38.65% 38.99%Simpanan berjangka s.d 3 bulan 10,823 12,450 23.23% 26.03%
Total DPK s.d 3 bulan 43,258 44,552 92.85% 93.15% Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan 3,330 3,274 7.15% 6.85%
46,588 47,825 100.0% 100.0%Total DPK
Ket eranganPosisi nominal (miliar
Rp)Komposisi
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.5.3 Risiko Pasar
Berdasarkan analisis grafis yang
menghubungkan antara suku bunga
kredit dengan rasio NPLs dalam
periode triwulan I-2006 s.d triwulan
II-2010 (Grafik 3.10), terlihat
pergerakan yang searah antara nisbah
NPLs dengan suku bunga kredit. Hal
ini didukung oleh hasil penghitungan
koefisien korelasi2 kedua variabel
tersebut yang hanya 0,63. Oleh
karenanya dapat dikatakan bahwa
persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit.
2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2006 2007 2008 2009 2010
Bunga Kredit (sumbu kiri)
Gross NPLs (sumbu kanan)
Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit
dan Rasio NPLs Sumber: LBU Bank Indonesia
40
KEUANGAN DAERAH
4.1 Gambaran Umum
Realisasi APBD Kaltim semester I tahun 2010 mengalami peningkatan secara nilai
jika dibandingkan dengan realisasi APBD pada semester I tahun 2009. Secara prosentase,
realisasi komponen pendapatan APBD Kaltim semester I tahun 2010 mengalamii
peningkatan, sedangkan prosentase realisasi komponen belanja berada di bawah posisi
prosentase realisasi belanja pada APBD semester I tahun 2009.
Komponen pendapatan pada realisasi APBD Kaltim semester I tahun 2010 secara
nilai mencapai 3,41 trilliun atau mengalami peningkatan sebesar 66,22% jika dibandingkan
dengan komponen pendapatan pada realisasi APBD semester I tahun 2010 sebesar 2,05
trilyun. Apabila dilihat realisasi per-komponen pendapatan, nilai realisasi tertinggi dicapai
oleh komponen pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah dengan nilai masing-
masing sebesar 2,10 trilyun dan 1,30 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar 83,54%
dan 43,53% jika dibandingkan dengan nilai realisasi pendapatan transfer dan pendapatan
asli daerah pada semester I tahun 2009 dengan nilai masing-masing sebesar 1,14 trilyun
dan 0,9 trilyun (Grafik 4.1).
Komponen belanja pada realisasi APBD Kaltim semester I tahun 2010 secara nilai
mencapai 1,48 trilyun atau mengalami sedikit peningkatan 0,95% jika dibandingkan dengan
realisasi belanja pada APBD semester I tahun 2009 sebesar 1,47 trilyun. Apabila dilihat
realisasi per-komponen belanja, nilai realisasi tertinggi dicapai oleh belanja operasi sebesar
0,86 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 18,24 trilyun dari belanja operasi pada
semester I tahun 2009 sebesar 0,72 trilyun. Sedangkan komponen belanja model jika dilihat
nilai realisasinya mengalami penurunan sebesar -39,78% atau dari 0,45 trilyun pada
semester I 2009 menjadi 0,27 trilyun pada semester I tahun 2010.
906.33
1145.28
3.16
1300.86
2102.10
12.430
500
1000
1500
2000
2500
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Lain-lain Pendapatan yang Sah
(Rp. Milyar)
2009 2010
Grafik 4.1 Pendapatan APBD Kaltim Semester I Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
BAB IV
Keuangan Daerah
41
4.2 Pendapatan
Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I 2010
APBD 2010Realisasi Sem I
Tahun 20101 PENDAPATAN 5,734.39 3,415.39 (2,319.00) 59.56
- - 1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 2,070.87 1,300.86 (770.01) 62.82
- - - 1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 1,517.50 944.37 (573.13) 62.23 1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 5.36 5.29 (0.07) 98.62 1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 125.65 124.06 (1.59) 98.73 1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 422.36 227.14 (195.22) 53.78
- - - 1.2 PENDAPATAN TRANSFER 3,656.51 2,102.10 (1,554.42) 57.49
- - - 1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 3,656.51 2,101.93 (1,554.58) 57.48 1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 576.33 236.97 (339.36) 41.12 1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 3,080.19 1,854.87 (1,225.32) 60.22 1.2.1.3 Dana Alokasi Umum - - - 1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus - 10.09 10.09 1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - 0.16 0.16 - 1.2.2.2 Dana Penyesuaian - 0.16 0.16 -
- - - 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 7.00 12.43 5.43 177.63 1.3.1 Pendapatan Hibah 7.00 5.68 (1.32) 81.20 1.3.4 Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah dari Pihak Ketiga
Kekurangan Realisasi
% RealisasiNO. URAIANJUMLAH (Rp Milyar)
Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada realisasi APBD semester I tahun
2010 tercatat sebesar 1,3 trilyun (Tabel 4.1) atau mengalami peningkatan sebesar 43,53%
jika dibandingkan realisasi APBD semester I tahun 2009 sebesar 0,9 trilyun. Dari jumlah
tersebut, kontribusi utama berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar 0,94 trilyun
(Grafik 4.3) dengan tingkat prosentase realisasi sebesar 62,23% dari jumlah pendapatan
pajak daerah pada rencana APBD tahun 2010 yang sebesar 1,51 trilyun. Komponen
pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi sebesar 72,59% dari total keseluruhan
pendapatan asli daerah. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap
pendapatan asli daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi
pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda
729.04
456.84
0.01
287.62
862.01
275.09
0.00
350.40
0
200
400
600
800
1000
Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tak Terduga
Transfer
(Rp. Milyar)
2009 2010 Grafik 4.2 Belanja APBD Kaltim Semester I
Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
Keuangan Daerah
42
pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan dan Tarakan,
dengan nilai realisasi sampai dengan semester I tahun 2010 sebesar 227 milyar atau
53,78% dari yang direncanakan pada APBD 2010. Sedangkan pada komponen yang berasal
dari Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, serta Retribusi
Daerah yang terdiri dari retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha dan perijinan memiliki
tingkat realisasi yang cukup tinggi masing-masing sebesar 98,62% dan 98,73%.
Komponen Pendapatan Transfer (Dana Perimbangan) APBD Kaltim Semester I 2010
tercatat sebesar 2,10 trilyun atau memiliki tingkat realisasi sebesar 57,49%. Dana
perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana Bagi Hasil Bukan Pajak (dana Bagi
Hasil SDA) dengan nilai 1,85 trilyun atau prosentase kontribusi sebesar 88,24% dari total
119.63
1014.09
10.42
1.14
236.97
1854.87
0.00
10.09
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
2010 2009 Grafik 4.4 Pendapatan Transfer Kaltim Semester I
Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
655.90
1.67
109.64
139.12
944.37
5.29
124.06
227.14
0 200 400 600 800 1,000
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
2010 2009 Grafik 4.3 Pendapatan Asli Daerah Kaltim Semester I
Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
Keuangan Daerah
43
Dana Perimbangan realisasi semester I tahun 2010 (Grafik 4.4). Bagi hasil pertambangan
gas bumi/alam, bagi hasil pertambangan minyak bumi, dan iuran eksplorasi-eksploitasi
(royalti) memiliki kontribusi yang sangat dominan pada komponen dana Bagi Hasil SDA
(Dana Perimbangan) APBD Kaltim.
4.3 Belanja
Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009
menunjukkan nilai realisasi mencapai 1,48 trilyun atau prosentase realisasi sebesar 24,88%.
Realisasi ini mengalami penurunan secara prosentase jika dibandingkan dengan realisasi
belanja pada APBD semester I tahun 2009 yang mencapai 1,47 trilyun (27,14%).
Komponen belanja operasi, belanja modal, dan transfer yang mencapai prosentase realisasi
masing-masing sebesar 24,43%, 16,01%, dan 48,64% (Tabel 4.2).
Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Semester I Tahun 2010
APBD 2010Realisasi Sem I
Tahun 20102 BELANJA 5,979.39 1,487.55 (4,491.84) 24.88 2.1 BELANJA OPERASI 3,528.20 862.01 (2,666.20) 24.43 2.1.1 Belanja Pegawai 987.22 338.31 (648.91) 34.27 2.1.2 Belanja Barang 973.51 222.52 (750.99) 22.86 2.1.4 Belanja Subsidi - - - 2.1.5 Belanja Hibah 442.60 22.00 (420.60) 4.97 2.1.6 Belanja Bantuan Sosial 18.06 - (18.06) - 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 1,115.82 279.23 (836.59) 25.02
2.2 BELANJA MODAL 1,718.71 275.09 (1,443.62) 16.01 2.2.1 Belanja Tanah 85.95 41.55 (44.40) 48.34 2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 265.95 17.34 (248.60) 6.52 2.2.3 Belanja Bangunan dan Gedung 486.39 52.71 (433.67) 10.84 2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 861.32 163.40 (697.92) 18.97 2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 19.11 0.09 (19.02) 0.48
2.3 BELANJA TAK TERDUGA 12.13 - (12.13) - 2.3.1 Belanja Tak Terduga 12.13 - (12.13) -
2.4 TRANSFER 720.34 350.40 (369.94) 48.64 2.4.1 Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA 720.34 350.40 (369.94) 48.64 2.4.1.1 Bagi Hasil Pajak 720.34 350.40 (369.94) 48.64
JUMLAH (Rp Milyar)Kekurangan
Realisasi% RealisasiNO. URAIAN
Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
Komponen Belanja Operasi APBD Kaltim semester I tahun 2010 mencapai realisasi
sebesar 862 milyar (24,43%) atau mengalami peningkatan jika dibandingkan Belanja
Operasi semester I tahun 2009 sebesar 729 milyar (7,77%). Jika dilihat per-komponen
Belanja Operasi, Belanja Pegawai yang memiliki kontribusi terbesar yaitu 39% dengan nilai
realisasi pada semester I sebesar 338 milyar atau mencapai 34,27% dari total rencana
Belanja Pegawai pada APBD Kaltim 2010 (Grafik 4.5). Belanja Bantuan Keuangan memiliki
kontribusi terbesar kedua setelah Belanja Pegawai, dengan nilai realisasi pada semester I
tahun 2010 mencapai 279 milyar atau secara prosentase realisasi mencapai 25,02% dari
total rencana Belanja Bantuan Keuangan APBD Kaltim 2010.
Keuangan Daerah
44
Jika dibandingkan dengan realisasi Belanja Operasi, realisasi komponen Belanja
Modal APBD Kaltim 2010 memiliki pencapaian realisasi yang kecil yaitu sebesar 275 milyar
atau mencapai prosentase sebesar 16,01%. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan memiliki
kontribusi terbesar pada komponen belanja modal dengan tingkat realisasi mencapai 163
milyar atau secara prosentase mencapai 18,97% (Grafik 4.6). Angka realisasi Belanja Modal
secara keseluruhan mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan realisasi
Belanja Modal pada semester I APBD 2009 yang mencapai 456 milyar (26,40%). Hal ini
dapat mengindikasikan menurunnya kegiatan proyek pembangunan infrastruktur di Kaltim
jika dibandingkan dengan kegiatan proyek pembangunan pada tahun lalu.
7.34
18.10
170.86
260.51
0.04
41.55
17.34
52.71
163.40
0.09
0 50 100 150 200 250 300
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Bangunan dan Gedung
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
2010 2009 Grafik 4.6 Belanja Modal
Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
279.17
138.47
20.79
9.42
281.18
338.31
222.52
22.00
0.00
279.23
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2010 2009 Grafik 4.5 Belanja Operasi
Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
Keuangan Daerah
45
BOKS. 2 Persetujuan Rancangan APBD Perubahan Tahun 2010
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2009, dan Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah
Kalimantan Timur; DPRD dan Pemerintah Daerah dapat melakukan penyesuaian APBD
dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBD apabila terjadi beberapa hal
antara lain :
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD
2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit
organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja
3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus
digunakan untuk berjalan.
4. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus
digunakan untuk tahun berjalan
5. Keadaan darurat atau Keadaan luar biasa
Atas dasar payung hukum tersebut dan keadaan yang terjadi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, maka Badan Anggaran DPRD dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah
Provinsi Kalimantan Timur mengadakan rapat-rapat pertemuan serta rapat-rapat Internal
DPRD dengan hasil pertemuan sebagai berikut :
1. Perubahan Anggaran APBD 2010 cukup kecil disebabkan oleh harga minyak dunia
menurun dan Dana Alokasi Umum dari pusat tidak ada lagi untuk tahun 2010, serta
kecilnya SILPA yang disebabkan oleh daya serap yang tinggi akibat dari
meningkatnya kinerja SKPD;
2. Badan Anggaran dan TAPD sepakat untuk mengarahkan KUA P-APBD 2010, untuk:
a. Merealisir program-program prioritas dan mendesak, sesuai RKPD dan kebijakan
yang telah disepakati bersama antara Pemerintah Provinsi dengan DPRD;
b. Pengembangan pertanian dalam arti luas termasuk kegiatan penunjang lainnya.
3. DPRD dan TAPD sepakat meminta Pemerintah Provinsi untuk berupaya
mengoptimalkan pendapatan, yang hasilnya akan dialokasikan 60% untuk Belanja
Langsung dan 40% Belanja Tidak Langsung.
4. Pemerintah Provinsi diminta memberikan tindak lanjut nyata atas hasil reses
Anggota DPRD berupa program-program yang tertuang dalam APBD.
5. Komposisi Perubahan APBD Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2010
disepakati sebagai berikut:
Keuangan Daerah
46
PENDAPATAN
Tabel B2.1 Tabel Pendapatan Perubahan APBD Provinsi Kaltim TA 2010
I. Pendapatan1 Anggaran Pendapatan Semula Rp 5,734,387,773,500.00
2 Bertambaha. Pendapatan Asli Daerah Rp 209,485,661,368.09
b. Dana Perimbangan Daerah Rp 358,963,696,500.00 c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah Rp 400,000,000.00
Tambahan Pendapatan Rp 568,849,357,868.09
Jumlah Pendapatan menjadi Rp 6,303,237,131,368.09
URAIAN
Sumber: Materi Rapat Paripurna XXIV DPRD Provinsi Kalimantan Timur BELANJA DAERAH
Tabel B2.2 Tabel Belanja Daerah Perubahan APBD Provinsi Kaltim TA 2010
II. Belanja Daerah1 Belanja Daerah Semula Rp 5,979,387,773,500.00 2 Bertambah
a. Belanja Tidak Langsung Rp 397,072,174,300.00 b. Belanja Langsung Rp 340,764,323,400.00
Tambahan Pendapatan Rp 737,836,497,700.00 Jumlah Pendapatan menjadi Rp 6,717,224,271,200.00
Jumlah daerah Belanja Defisit (I-II) Rp (413,987,139,831.91)
Sumber: Materi Rapat Paripurna XXIV DPRD Provinsi Kalimantan Timur
PEMBIAYAAN DAERAH
Tabel B2.3 Tabel Pembiayaan Daerah Perubahan APBD Provinsi Kaltim TA 2010 III.Pembiayaan Daerah
A. Pembiayaan Penerimaan1. Pembiayaan Penerimaan Semula Rp 500,000,000,000.00 2. Pembiayaan dari SILPA Rp 198,446,425,831.91
Jumlah Pembiayaan Penerimaan menjadi Rp 698,446,425,831.91
B. Pembiayaan Pengeluaran1 Pembiayaan Pengeluaran Semula Rp 255,000,000,000.00
2 Bertambah Rp 29,459,286,000.00 Jumlah Pembiayaan Pengeluaran Menjadi Rp 284,459,286,000.00 Jumlah Pembiayaan Daerah Surplus (A-B) Rp 413,987,139,831.91
NIHILSurplus/(Defisit) Perubahan APBD Tahun 2010 Sumber: Materi Rapat Paripurna XXIV DPRD Provinsi Kalimantan Timur
47
PERKEM BA NGAN SISTEM PEM BAYARAN
5.1. Gambaran Umum
Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan II-
2010 menunjukkan perkembangan yang positif. Sistem pembayaran tunai dilihat dari
perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang kartal yang masuk dan
keluar dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, menunjukkan adanya
penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan
jumlah uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB juga mengalami penurunan.
Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari
perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, mengalami
peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meningkatnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010,
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang semakin membaik.
5.2. Perkembangan Transaksi Tunai
5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal
Transaksi tunai
antara perbankan di
Kalimantan Timur dengan
Kantor Bank Indonesia
Samarinda dan Balikpapan,
pada triwulan II-2010
mencapai Rp 1.622 milyar
atau mengalami penurunan
10,42% dibandingkan
dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Transaksi
ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan I-2010 yang
mengalami pertumbuhan -48,31% (yoy) (Grafik 5.1). Dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kaltim triwulan II-2010
mengalami peningkatan sebesar 46,43% (qtq).
Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang
yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 1.452
milyar. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 8% (yoy). Sedangkan jumlah
uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 169
milyar atau turun sebesar -25,97% (yoy). Secara keseluruhan, pada triwulan II-
BAB V
-0.8
-0.4
0
0.4
0.8
1.2
1.6
-
1,000
2,000
3,000
4,000
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II
2008 2009 2010
(Milyar)
Outflow Inflow Growth (y-o-y)
Grafik 5.1 Peredaran Uang Kartal di Kaltim
Sumber: Bank Indonesia
Perkembangan Sistem Pembayaran
48
2010 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang keluar lebih besar
dibandingkan dengan uang yang masuk), yaitu sebesar Rp. 1.282 milyar.
Dari jumlah uang kartal
yang masuk ke kas Bank
Indonesia di wilayah
Kalimantan Timur, terdapat
uang kartal yang masuk
dalam kategori Uang Tidak
Layak Edar (UTLE), yaitu
uang yang menurut klasifikasi
Bank Indonesia sudah tidak
layak untuk menjadi alat
pembayaran karena
mengalami kelusuhan atau
rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam
klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda
Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada
triwulan II-2010 mencapai Rp 108 milyar atau mengalami pertumbuhan yang
sebesar 15% (yoy) dibandingkan triwulan II-2009 (grafik 5.2). Sedangkan secara
triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami penurunan sebesar 53,6% (qtq).
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai
5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring
Transaksi Kliring di
Wilayah Kalimantan Timur pada
Triwulan II-2010 mencapai
Rp.4.673 milyar, bila
dibandingkan dengan triwulan
yang sama tahun sebelumnya
mengalami pertumbuhan
sebesar 7,02% (yoy). Volume
transaksi pada triwulan II-2010
yang mencapai 186.735 bilyet
dibandingkan dengan triwulan
yang sama tahun 2009
mengalami penurunan transaksi
sebesar -0.35% (yoy), namun apabila dibandingkan pada triwulan sebelumnya
volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan II-2010 mengalami pertumbuhan
0.52% (qtq).
-2
-1
0
1
2
3
4
-
50
100
150
200
250
300
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II
2008 2009 2010
(Milyar) PTTB Growth (y-o-y)
Grafik 5.2 Perkembangan PTTB Sumber: Bank Indonesia
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
3,600
3,800
4,000
4,200
4,400
4,600
4,800
QI QII QIII QIV QI QII QIII QIV QI QII
2008 2009 2010
(Milyar) Nilai Growth yoy
Grafik 5.3 Perkembangan Perputaran
Kliring Kaltim Sumber: Bank Indonesia
Perkembangan Sistem Pembayaran
49
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS
Nilai Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kaltim pada Triwulan II-2010
mencapai Rp 40.925 milyar, atau mengalami pertumbuhan sebesar 19,79% (yoy)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan transaksi RTGS
periode berjalan dipengaruhi oleh pertumbuhan yang terjadi pada nilai transaksi yang
masuk ke Kaltim sebesar 22,57% (yoy) dan nilai transaksi keluar dari Kaltim yang juga
mengalami pertumbuhan sebesar 16,64% (yoy). Selain karena peningkatan nilai transaksi
baik yang keluar maupun yang masuk ke Kaltim, pertumbuhan transaksi RTGS juga
dipengaruhi oleh pertumbuhan volume transaksi RTGS yang tumbuh sebesar 30,93%
(yoy) dari 48.341 transaksi pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 63.289
transaksi (Grafik 5.4).
Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan II-2010 mengalami pertumbuhan
sebesar 23,48% (qtq), sedangkan pertumbuhan volume transaksi pada triwulan II-2010
sebesar 5,70% (qtq) dari 59.876 menjadi 63.289. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan
nilai transaksi maupun volume transaksi yang keluar ke Kaltim maupun yang masuk ke
Kaltim (Tabel 5.1).
Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp milyar)
Q I Q II Q III Q IV QI QII qtq yoy
Keluar Kaltim
Jumlah (dlm Milyar Rp.) 14,077 16,024 17,285 20,122 15,520 18,690 20.43% 16.64%
Volume 17,024 18,579 20,127 22,288 25,114 26,619 5.99% 43.27%
Masuk Ke Kaltim
Jumlah (dlm Milyar Rp.) 14,678 18,141 17,908 20,448 17,623 22,235 26.17% 22.57%
Volume 26,740 29,762 31,035 34,037 34,762 36,670 5.49% 23.21%
Total
Jumlah 28,755 34,165 35,194 40,570 33,143 40,925 23.48% 19.79%
Volume 43,764 48,341 51,162 56,325 59,876 63,289 5.70% 30.92%
Transaksi RTGS2009 2010 Q II-2010
Sumber : Bank Indonesia
Berdasarkan Lokasi Kantor Bank Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, nilai
transaksi RTGS di Samarinda pada periode Triwulan II-2010 mencapai Rp. 28.626 milyar
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
-
10
20
30
40
50
60
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV QI QII
2007 2008 2009 2010
(Rp. Trilyun) Jumlah Growth q-t-q Growth y-o-y
Grafik 5.4 Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim
Sumber: Bank Indonesia
Perkembangan Sistem Pembayaran
50
atau tumbuh sebesar 14.95 (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara nilai transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar Rp 12.299 milyar atau
tumbuh sebesar 32.78% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya
(Grafik 5.5).
-80%
-40%
0%
40%
80%
120%
0
10
20
30
40
50
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV QI QII
2008 2009 2010
(yoy)(Rp Trilyun) Samarinda Balikpapan Kaltim g Kaltim
Grafik 5.5 Perkembangan RTGS per Wilker KBI
Sumber: Bank Indonesia
51
PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH
DAN KESEJAHTERAAN
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur
Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas,
berdasarkan Survei Ketenagakerjaan bulan Februari 2010, berjumlah 2.307.357 orang,
mengalami peningkatan sebesar 2,89% (yoy) dibandingkan data bulan Februari 2009 atau
bertambah sebanyak 64.959 orang. Pertambahan tersebut dipengaruhi oleh pertambahan
jumlah 33.543 orang dan perempuan 31.416 orang. Dari keseluruhan jumlah penduduk usia
15 tahun ketas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah 1.535.040 orang.
Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,13% (yoy) atau bertambah sebanyak 46.584
orang dari periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) mencapai 66,53%, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Februari 2009 yang
sebesar 66,38%. Jumlah pengangguran di Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar
-2,79% (yoy) menjadi 160.477 orang, dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami
penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 11,09 %
menjadi 10,45% pada Februari 2010.
Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur
2010
Februari Agustus Februari2 3 4
1 Penduduk 15+ 2,242,398 2,268,230 2,307,357
2 Angkatan Kerja 1,488,456 1,460,996 1,535,040
Bekerja 1,323,369 1,302,772 1,374,563
Penganggur 165,087 158,224 160,477
3 Bukan Angkatan Kerja 753,942 807,234 772,317
4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 66.38 64.41 66.53
5 Tidak Pengangguran terbuka (%) 11.09 10.83 10.45
Kegiatan Utama2009
1
Sumber : BPS Kalimantan Timur, diolah
Berdasarkan jenis kelaminnya,
komposisi angkatan kerja di Kalimantan
Timur didominasi oleh laki-laki sebesar
66,46%, sedangkan angkatan kerja
perempuan sebesar 33,54%. Pertumbuhan
penduduk usia 15 tahun keatas tertinggi
terjadi pada penduduk perempuan , yaitu
sebesar 2,97% (yoy), sementara penduduk
laki-laki tumbuh 2,84%. Pertumbuhan
jumlah angkatan kerja penduduk perempuan 4,78% (yoy), sedangkan pada penduduk laki-
laki mengalami pertumbuhan sebesar 2,32% (yoy).
BAB VI
Grafik 6.1 Komposisi Angkatan Kerja
Kaltim Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: BPS Kalimantan Timur, diolah
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah
52
Tabel 6.2 Data TKI dan Pengangguran yang Terdaftar di Kaltim 2009-2010
2009 % 2010 %
1 Pencari Kerja yang Terdaftar 147,608 83,262
Laki-laki 108,105 73.00 44,524 53.00
Perempuan 39,503 27.00 38,738 47.00 s/d April 2010
2 Angkatan Kerja Pengangguran Prov. Kaltim 1,502,875 68.38 1,020,000 * Proyeksi KDA
3 Pengangguran 177,697 11.84 * Proyeksi KDA
4 Proses Calon TKI, Deportasi & Kepungan TKI
Proses TKI 3,221 114 S/d Februari 2010
Laki-laki 2,577 80.01 84 73.68
Perempuan 644 19.99 30
Anak-anak
Deportasi TKI 516 - S/d Februari 2010
Laki-laki 392 75.97
Perempuan 110 21.32
Anak-anak 14 2.71
Dipulangkan ke Daerah Asal - -
Laki-laki
Perempuan
Anak-anak
NO JENIS DATATAHUN
KETERANGAN
Sumber: Disnakertrans Kalimantan Timur, diolah
Dilihat dari Status Pekerjaan Utama
1.374.563 orang pekerja, status pekerjaan
utama terbanyak sebagai buruh/karyawan
sebesar 611.684 orang atau 44,50%, posisi
kedua berusaha sendiri sebesar 264.123
orang atau 19,21%, dan pekerja tak
dibayar sebesar 219.308 orang atau
15,96%. Dan pekerja pada jenjang
pendidikan SD ke bawah masih tetap
dominan yaitu sekitar 519.642 orang atau
37,80%, sedangkan jumlah pekerja dengan
pendidikan tinggi masih relatif kecil.
Tabel 6.3 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
2010
Februari Agustus Februari1 2 3 4
Berusaha Sendiri 252,668 262,263 264,123
Berusaha dibantu buruh tidak tetap 213,058 218,248 192,357
Berusaha dibantu buruh tetap 37,600 34,899 32,212
Buruh/Karyawan 550,585 563,645 611,684
Pekerja Bebas di Pertanian 36,652 21,853 31,728
Pekerja Bebas di Non Pertanian 33,807 32,181 23,151
Pekerja Tak Dibayar 198,999 169,683 219,308
Status Pekerjaan Utama2009
Sumber: BPS Kalimantan Timur, diolah
SD ke Bawah38%
SMP18%
SMA22%
SMK12%
Diploma I/II/III4%
Universitas6%
Grafik 6.2 Pendidikan Tertinggi
Sumber: BPS Kalimantan Timur, diolah
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah
53
Apabila ditinjau dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) kondisi
ketenagakerjaan di Kaltim menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Indikasi ini terlihat
dari pencairan JHT secara nominal yang mengalami penurunan dari Rp 18,14 milyar pada
Triwulan II-2009 menjadi Rp 11,99 milyar pada Triwulan II-2010, atau mengalami
penurunan sekitar 33,85% (yoy).
Sumber: PT. Jamsostek Kantor Cabang Samarinda
6.2 Kesejahteraan
Kondisi kesejahteraan masyarakat di triwulan II-2010 diperkirakan meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena tingkat penghasilan masyarakat
Kaltim memiliki kecenderungan terus meningkat. (Grafik 6.2).Kondisi tersebut tercermin
darinaiknya Indeks Penghasilan Saat Ini menurut Survei Konsumen di Kaltim. Indeks
tersebut meningkat dari rata-rata 127.83 pada triwulan I-2010 menjadi rata-rata 140.00
pada triwulan II-2010. Penghasilan masyarakat yang meningkat serta inflasi Kaltim yang
relatif terkendali merupakan indikator yang mendukung tingkat kesejahteraan masyarakat,
sehingga berdampak pada naiknya ekspektasi konsumen terhadap penghasilan periode
berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari naiknya ekspektasi penghasilan Kaltim walaupun
pertumbuhannya melambat.
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia
-50%
0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
-
4,000
8,000
12,000
16,000
20,000
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II
2008 2009 2010
(Juta)Jaminan Hari Tua Growth (% yoy)
Grafik 6.3 Perkembangan Nominal JHT
0
30
60
90
120
150
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2008 2009 2010
Penghasilan Saat Ini Ekspektasi Penghasilan
Grafik 6.4 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan
54
PROSPEK PEREKONOM IAN DAERAH
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2010
Perekonomian Kalimantan
Timur pada triwulan III-2010
diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan yang positif, dengan
perkiraan laju pertumbuhan
berkisar antara 6,25% s.d. 7,25%
(yoy). Salah satu indikator yang
menjadi arah pertumbuhan positif
tersebut dapat terlihat dari hasil
Survei Konsumen (SK) yang
dilakukan Bank Indonesia
Samarinda pada bulan Juli 2010
yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen
(IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 131,50. Hal ini
dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang hampir seluruhnya meningkat dan berada
di atas level optimis (Grafik 7.1), antara lain disebabkan ekspektasi meningkatnya
penghasilan karena adanya kenaikan omzet usaha, serta membaiknya kondisi
perekonomian.
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi
Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan III-2010
diperkirakan akan mengalami peningkatan, yang dipengaruhi oleh adanya tren kenaikan
0
5
10
15
20
25
30
35
(USD) SUGARSPT Index CORNILNC IndexSOYBCH15 Index WEATNEHW Index
Grafik 7.2 Harga Komoditas Pangan Dunia
Sumber: Datastream Bloomberg
BAB VII
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
2008 2009 2010
Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi
Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100
Grafik 7.1 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia
Prospek Perekonomian Daerah
55
harga komoditas pangan di pasar dunia seperti gula dan kedelai (Grafik 7.2). Selain itu
berdasarkan pemantauan harga di bulan Juli, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov.
Kalimantan Timur, beberapa komoditas utama atau bahan kebutuhan pokok di kota
Samarinda mayoritas mengalami peningkatan diantaranya cabe merah besar, bawang
merah, daging sapi, daging ayam boiler dan telur ayam (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4).
Pengaruh kenaikan tarif dasar listrik (TDL) mulai 1 Juli 2010 bagi pelanggan 900VA
diperkirakan akan menambah tekanan inflasi dari meningkatnya harga produk manufaktur
dan meningkatkan harga kontrakan/sewa rumah di kota Samarinda dan Balikpapan.
Pembayaran gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil, serta masuknya tahun ajaran baru
pendidikan pada bulan Juli 2010 juga diperkirakan akan menambah tekanan inflasi pada
triwulan depan. Selain itu memasuki bulan Ramadhan dan musim lebaran juga akan
menambah laju inflasi pada kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau, serta kelompok sandang.
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
Jan
Feb
Mar
Apr
May
June Ju
lyAug
Sep
Oct
Nov D
ec Jan
Feb
Mar
Apr
May
Juni
Juli
2009 2010
(mtm)Cabe Merah Besar Minyak Goreng Tepung Terigu
Beras Bengawan Gula Pasir (DN) Bawang Merah
Grafik 7.3 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas
Utama Kota Samarinda (1)
Sumber: Disperindagkop Kaltim, diolah
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
Jan
Feb
Mar
Apr
May Ju
nJul
Aug
Sep
Oct
Nov D
ec Jan
Feb
Mar
Apr
May Ju
nJul
2009 2010
(mtm)
Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi
Grafik 7.4 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas
Utama Kota Samarinda (2)
Sumber: Disperindagkop Kaltim, diolah
56
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
1. Inflasi dan PDRB
Total Q III Q IV Q I Q II
MAKRO EKONOMI
Indeks Harga Konsumen (IHK) 121.65 120.88 121.65 124.54 125.03
Kota Samarinda 121.60 121.25 121.60 124.12 125.04
Kota Balikpapan 118.55 117.74 118.55 121.57 122.50
Kota Tarakan 131.39 129.25 131.39 135.19 132.80
Laju Inflasi Tahunan (yoy,%) 4.30 3.90 4.30 5.96 5.84
Kota Samarinda 4.06 3.69 4.06 4.65 4.99
Kota Balikpapan 3.60 3.30 3.60 6.21 6.70
Kota Tarakan 7.21 6.33 7.21 9.73 6.37
PDRB - harga konstan (miliar Rp) 105,492.98 26,745 27,271 27,553 27,796
Pertanian 6,813.05 1,666 1,678 1,960 1,893
Pertambangan & Penggalian 42,859.74 10,902 11,328 11,343 11,462
Industri Pengolahan 31,447.28 8,013 7,884 7,794 7,829
Listrik, gas dan air bersih 337.90 86 87 87 88
Bangunan 3,901.43 987 1,025 1,040 1,059
Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,877.30 2,245 2,335 2,363 2,427
Pengangkutan dan Komunikasi 5,851.54 1,484 1,525 1,542 1,581
Keuangan, Persewaan dan Jasa 3,252.36 824 851 862 883
Jasa 2,151.05 539 558 562 574
Pertumbuhan PDRB (yoy,%) 2.25 3.07 5.65 7.31 7.73
Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta)* 9,809.18 2,513.72 2,937.15 2.920.70 2,004.45
Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton)* 144,279 39,382 44,379 45,853 28,805
Nilai Impor Nonmigas (USD juta)* 2,681.45 538.00 374.26 426 760.132
Volume Impor Nonmigas (ribu ton)* 655.48 179.26 184.13 260.96 168.69
2009INDIKATOR
2009 2010
(*) : Data sampai dengan Mei 2010
57
2. Perbankan
Total Q III Q IV Q I Q II
PERBANKAN
Bank Umum:
Total Aset (Rp triliun) 53.15 55.68 53.15 60.38 57.51
DPK (Rp triliun) 43.70 42.95 43.70 46.58 45.13
Tabungan (Rp triliun) 18.92 16.07 18.92 18.01 11.49
Giro (Rp triliun) 12.60 12.58 12.60 14.43 18.62
Deposito (Rp triliun) 12.19 14.30 12.19 14.15 15.02
Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek * 36.42 34.15 36.42 39.81 41.09
Modal Kerja 17.00 15.79 17.00 18.36 18.16
Konsumsi 7.89 7.46 7.89 9.17 12.81
Investasi 11.53 10.90 11.53 12.27 10.11
LDR 83.34% 79.52% 83.34% 85.46% 91.04%
Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 24.98 23.51 24.98 26.30 27.78
Modal Kerja 10.31 10.25 10.31 9.98 10.19
Konsumsi 7.99 7.34 7.99 9.07 7.00
Investasi 6.68 5.92 6.68 6.69 10.59
LDR 57.15% 54.74% 57.15% 55.27% 61.55%
Kredit UMKM (Rp triliun)
Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.98 3.93 3.98 3.74 4.03
Kredit Modal Kerja 0.56 0.58 0.56 0.55 0.54
Kredit Investasi 0.14 0.12 0.14 0.09 0.10
Kredit Konsumsi 3.29 3.22 3.29 3.10 3.39
Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ? Rp 500 juta) (Rp triliun) 5.49 5.09 5.49 6.29 7.06
Kredit Modal Kerja 1.48 1.55 1.48 1.49 1.53
Kredit Investasi 0.61 0.57 0.61 0.47 0.52
Kredit Konsumsi 3.40 2.96 3.40 4.33 5.00
Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ? Rp 5 miliar) (Rp triliun) 6.45 6.30 6.45 6.63 7.18
Kredit Modal Kerja 4.09 4.04 4.09 4.03 4.36
Kredit Investasi 1.33 1.33 1.33 1.38 1.57
Kredit Konsumsi 1.03 0.94 1.03 1.22 1.25
Total Kredit MKM (Rp triliun) 15.92 15.32 15.92 16.66 18.26
NPL MKM gross (%) 2.56 3.04 2.56 2.41 2.64
BPR:
Total Aset (Rp miliar) 222.44 202.04 222.44 220.48 234.23
DPK (Rp miliar) 143.46 129.46 143.46 141.98 150.86
Tabungan 64.67 50.27 64.67 60.29 58.48
Giro - - - - -
Deposito 78.79 79.19 78.79 81.69 92.38
Kredit (Rp miliar) 147.93 147.03 147.93 155.47 163.49
Modal Kerja 83.25 84.52 83.25 85.18 90.51
Konsumsi 50.40 48.29 50.40 55.44 56.09
Investasi 14.27 14.22 14.27 14.85 16.89
Kredit UMKM (Rp miliar) 147.93 147.03 147.93 155.47 163.49
Rasio NPL Gross (%) 18.00 12.87 18.00 19.00 17.62
LDR 103.12% 113.57% 103.12% 109.50% 108.37%
2009INDIKATOR
2009 2010
(*) : Data sampai dengan Mei 2010
58
3. Sistem Pembayaran
Total Q III Q IV Q I Q II
SISTEM PEMBAYARAN
Posisi Kas Gabungan (Rp triliun) 10.45 2.88 3.62 1.10 1.62
Inflow (Rp triliun) 2.31 0.27 0.69 0.66 0.17
Outflow (Rp triliun) 8.15 2.61 2.93 0.44 1.45
Pemusnahan Uang (Rp miliar) 491.28 118.00 227.29 233.55 108.39
Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) 138.68 35.19 40.57 33.14 40.92
Volume Transaksi RTGS (transaksi) 199,592.00 51,162 56,325 59,876 63289
Rata-rata harian nominal transaksi RTGS 0.58 0.59 0.68 0.55 0.68
Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) 831.63 853 939 998 1,055
Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 1.98 0.35 0.65 0.56 0.53
Volume Kliring Kredit (transaksi) 170,201.00 31,524 50,187 48,089 45306
Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 0.01 0.006 0.011 0.01 0.01
Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) 709.17 525 836 801 755
Nominall Kliring Debet (Rp triliun) 18.18 4.56 4.81 4.74 4.89
Volume Kliring Debet (transaksi) 697,674.00 131,839 188,627 190,841 191,645
Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 0.08 0.076 0.080 0.079 0.082
Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) 2,906.98 2,197 3,144 3,181 3,194
Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) 0.66 0.16 0.18 0.18 0.22
Volume Kliring Pengembalian 16,309.00 3,218 4,840 5,067 4910
Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian 0.01 0.003 0.003 0.003 0.004
Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian 271.82 54 81 84 82
Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.42 0.08 0.11 0.16 0.19
Volume Tolakan Cek/BG Kosong 12,197.00 2,372 3,767 4,119 3824
Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.01 0.001 0.002 0.003 0.003
Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 203.28 40 63 69 64
2009INDIKATOR
2009 2010