88
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Kantor Bank Indonesia Jambi Triwulan I - 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL - Bank Indonesia · 2013-10-12 · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Bank Indonesia

Jambi

Triwulan I - 2012

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan

I-2012 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Bank

Indonesia Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran

data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian,

para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah

Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan

dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa

aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan

sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan.

Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan I-

2012 menunjukkan perlambatan yang cukup signifikan yaitu dari tumbuh 7,86% (y-o-y)

menjadi 4,10% (y-o-y). Secara triwulanan, perkembangan perekonomian Jambi

menunjukkan penurunan 2,14% (q-t-q) dibandingkan triwulan IV-2011 yang mampu

tumbuh mencapai 1,15% (q-t-q). Dari sisi harga, pada triwulan laporan kota Jambi

mengalami inflasi namun dengan angka yang lebih rendah dari triwulan lalu.

Perkembangan perbankan juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan

dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank

pelapor juga cukup baik yaitu sebesar 91,05 Sementara itu, kualitas kredit masih berada

pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,75%.

Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi

penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan

konsumsi rumah tangga serta peningkatan kembali kinerja ekspor.

Dalam penyusunan KER triwulan I-20112 kami banyak memperoleh support dari

dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh

karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua

pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang

akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam

meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk

kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, Mei 2012 Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jambi

Iing Muh. Hasanudin

Deputi Direktur

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

i

DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i Daftar Tabel ......................................................................................... ii Daftar Grafik ......................................................................................... iii Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional ......................................................... 5

A. Umum ............................................................................. 6

B. PDRB Sisi Produksi .............................................................. 6

C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 18

Boks 1. Model Pengolahan Pertambangan Batubara yang Berkelanjutan

BAB II. Inflasi ....................................................................................... 27

A. Kajian Umum ................................................................. 27

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 29

Boks 2. Kondisi Insfrastruktur Jambi

BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .......................................... 37

A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 37

B. Bank Umum ................................................................... 38

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 47

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 51

A. Anggaran Pendapatan Daerah Tahun 2011 ........................ 51

B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2011 .................................. 52

C. Keuangan Pemerintah Pusat Daerah ................................... 53

D. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 55

BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan .......................... 57

A. Ketenagakerjaan Daerah .................................................... 57

B. Kesejahteraan .................................................................... 58

C. Kemiskinan ........................................................................ 60

Boks 3. Implikasi Kebijakan Pengupahan di Daerah Terhadap Harga dan Iklim

Usaha Berkesinambungan

BAB VI Prospek Perekonomian ............................................................. 63

A. Pertumbuhan Ekonomi ....................................................... 63

B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 65

Lampiran Glosary

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

ii

DAFTAR TABEL

1.1 Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi

Penggunaan 6

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 29

2.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 30

2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode triwulan I-2012 31

3.1 Perkembangan Jumlah kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 38

3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 40

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 41

3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 41

3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 42

3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi 43

3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 44

3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi 45

3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KBI Jambi 48

3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 50

4.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 53

4.2 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 54

5.1 Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja 58

5.2 Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama 58

5.3 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) 60

6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 64

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

iii

DAFTAR GRAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q) 7 1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Triwulan III Tahun 2011 8 1.5 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 1.6 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi 10 1.7 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 10 1.8 Distribusi Jenis Pupuk 11 1.9 Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk 11 1.10 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis 12 1.11 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 12 1.12 Lifting Minyak Bumi 13 1.13 Lifting Gas Alam 13 1.14 Volume Penjualan Minyak Bakar 14 1.15 Volume Penjualan Minyak Diesel 14 1.16 Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri 14 1.17 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 15 1.18 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 15 1.19 Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih 15 1.20 PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur 16 1.21 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 16 1.22 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 16 1.23 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 17 1.24 Perkembangan Total Arus Peti Kemas 17 1.25 Perkembangan Total Arus Barang 17 1.26 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 18 1.27 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan I tahun 2012 19 1.28 Perkembangan Penjualan Premium 20 1.29 Perkembangan Penjualan Solar 20 1.30 Perkembangan Penjualan Minyak Tanah 21 1.31 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 21 1.32 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 21 1.33 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 21 1.34 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru 22 1.35 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 22 1.36 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 22 1.37 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 23 1.38 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 24 1.39 Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama 24 1.40 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 24 1.41 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24 1.42 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 24

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

iv

1.43 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 25 1.44 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 26 1.45 Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang 26 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 27 2.2 Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi 28 2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per Maret 2012 28 2.4 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 29 2.5 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 32 2.6 Perkembangan Harga Jagung 33 2.7 Perkembangan Harga Daging 33 2.8 Perkembangan Harga Beras 33 2.9 Perkembangan Harga Tepung Terigu 33 2.10 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 34 2.11 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 35 2.12 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 36 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 39 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 40 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi 45 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi 46 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 46 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 47 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 49 3.8 Perkembangan Nominal Kliring 50 3.9 Perkembangan Volume Kliring 50 4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi 52 4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi 52 4.3 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 54 4.4 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 54 4.5 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 55 4.6 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 55 5.1 Perkembangan Harga Beras 59 5.2 Perkembangan Harga Tepung Terigu 59 5.3 Perkembangan Harga Minyak Goreng 59 5.4 Perkembangan Harga Komoditas Lainnya 59 5.5 Perkembangan Harga Komoditas Lainnya 59 5.6 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 61 6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2008 s.d April 2012 serta Perkiraan Mei s.d Desember 2012 66 6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2008 s.d April 2012 serta Perkiraan Mei s.d Desember 2012 66

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

a. Inflasi dan PDRB

2012TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I

MAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 133,49 128,87 128,66 132,8 133,49 133,90

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 2,76 7,99 4,45 5,31 2,76 3,90

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 18.962.397 4.585.640 4.676.009 4.822.738 4.878.010 4.773.723

- Pertanian 5.580.225 1.366.256 1.384.595 1.411.923 1.417.451 1.422.678

- Pertambangan dan Penggalian 2.642.297 623.013 651.673 680.378 687.233 589.152

- Industri Pengolahan 2.347.523 565.311 574.633 596.756 610.822 575.809

- Listrik, Gas, dan Air Bersih 161.918 39.900 40.248 40.687 41.083 41.538

- Bangunan 888.073 216.007 219.426 223.841 228.799 232.286

- Perdagangan Hotel dan Restoran 3.340.709 798.025 815.241 857.289 870.155 884.789

- Pengangkutan dan Komunikasi 1.374.510 335.203 339.422 347.948 351.936 353.009

- Keuangan, Persewaan dan Jasa 1.087.897 265.088 269.382 274.778 278.649 281.485

- Jasa 1.539.245 376.838 381.389 389.136 391.882 392.976

Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1.999.592 560.714 550.266 490.675 397.937 330.267 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 4.721.239 1.324,01 1.919.283 1.636.674 1.163.958 1.507.099

-

Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 171.462 21.286 83.214 28.174 38.788 34.070 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 165.505 22.774 72.742 31.753 38.236 10.440

Catatan1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000

2011INDIKATOR

2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan

21 kelompok barang berdasarkan SITC 2

digit yang berlaku.3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik

impor menggunakan SITC 2 digit

2011

b. Perbankan

TAHUN 2011Tw.I-11 Tw.II-11 Tw.III-11 Tw.IV-11 Tw.I-11

PERBANKANA. Bank Umum :Total Aset (Rp Juta) 21.001.143 18.531.948 19.949.458 20.688.926 21.001.143 23.052.408 DPK(Rp Juta) 16.388.558 14.896.993 15.437.210 16.079.149 16.388.558 17.255.120

- Tabungan 9.099.034 7.875.489 8.082.268 8.352.175 9.099.034 8.754.559 - Giro 3.167.099 2.976.220 3.158.837 3.334.317 3.167.099 3.866.278 - Deposito 4.122.425 4.045.284 4.196.105 4.392.657 4.122.425 4.634.284 -

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1) 20.666.544 16.413.443 17.402.873 20.295.876 20.666.544 21.339.606 - Modal Kerja 8.572.331 7.447.124 7.798.244 9.391.288 8.572.331 8.956.344 - Konsumsi 3.520.586 6.203.015 6.672.197 7.638.738 3.520.586 3.671.188 - Investasi 8.573.626 2.763.304 2.932.432 3.265.850 8.573.626 8.712.074 - Dana 15.688.042 13.880.384 14.257.413 15.688.042 15.688.042 15.688.042 - LDR 131,73 118,25 122,06 129,37 131,73 136,02-

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 15.106.829 12.359.701 13.440.426 14.253.585 15.106.829 15.106.829 - Modal Kerja 6.454.596 5.195.417 5.583.337 5.965.825 6.454.596 6.483.171 - Konsumsi 6.151.718 5.284.155 5.719.773 5.996.527 6.151.718 2.693.215 - Investasi 2.500.515 1.880.130 2.137.316 2.291.234 2.500.515 6.534.233

- LDR (%) 92,18 82,97 87,07 88,65 92,18 87,55- NPL Gross (%) 260.903 333.528 364.498 354.497 260.903 274.616 - NPL Gross nominal 1,73 2,70 2,71 2,49 1,73 1,82

Kredit MKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3.001.269 2.940.795 2.963.173 3.019.413 3.001.269 3.058.451

- Kredit Modal Kerja 1.116.950 962.961 1.010.533 1.073.332 1.116.950 1.171.534

- Kredit Investasi 193.105 148.861 142.995 169.130 193.105 203.093

- Kredit Konsumsi 1.691.215 1.828.973 1.809.646 1.776.951 1.691.215 1.683.825

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 6.828.723 5.350.160 5.986.553 6.404.024 6.828.723 7.245.244

- Kredit Modal Kerja 2.069.518 1.630.700 1.736.174 1.831.443 2.069.518 2.100.859

- Kredit Investasi 741.010 454.853 568.742 623.396 741.010 824.744

- Kredit Konsumsi 4.018.195 3.264.607 3.681.638 3.949.185 4.018.195 4.319.640

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) 3.050.007 2.210.027 2.428.790 2.625.801 3.050.007 3.153.428

- Kredit Modal Kerja 2.067.299 1.586.022 1.712.775 1.825.026 2.067.299 2.047.667

- Kredit Investasi 544.169 433.563 499.435 532.565 544.169 584.976

- Kredit Konsumsi 438.539 190.442 216.580 268.209 438.539 520.786

Total Kredit MKM (Rp Juta) 12.880.000 10.500.983 11.378.516 12.049.238 12.880.000 13.457.123

NPL MKM gross (%) 2,03 2,33 2,40 2,94 2,03 1,76

- NPL MKM Gross Nominal 260.903 244.365 272.601 354.497 260.903 236.264

B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 423.987 348.883 357.608 370.468 423.987 460.613 DPK (Rp Juta) 316.427 256.014 267.151 274.580 316.427 349.774 - Tabungan (Rp Juta) 64.647 49.460 55.260 55.578 64.647 63.909 - Deposito (Rp Juta) 251.780 206.554 211.891 219.001 251.780 285.865

Kredit (Rp Juta) 288.561 221.787 240.753 255.869 288.561 288.561 - Modal Kerja 80.588 59.184 67.198 69.603 80.588 87.282 - Investasi 61.977 36.640 41.063 51.380 61.977 73.586 - Konsumsi 145.995 125.963 132.491 134.886 145.995 176.199

Kredit UMKM (Rp Juta) 288.561 221.787 240.753 255.869 288.561 288.561 Rasio NPL Gross (%) 4,49 6,68 5,66 5,49 4,49 4,94 - NPL Gross (Nominal) 12.955 14.809 13.619 14.047 12.955 14.246 - PPAP 6.918 6.004 6.253 6.903 6.918 7.257 Rasio NPL Net (%) 2,09 3,97 3,06 2,79 2,09 2,42 LDR (%) 91,19 86,63 90,12 93,19 91,19 82,50

TAHUN 2011

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATORTAHUN 2011

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

c. Sistem Pembayaran

Tahun 2012Tw.I-11 Tw.II-11 Tw.III-11 Tw.IV-11 Tw.I-12

SISTEM PEMBAYRAN

Inflow (Rp Juta) 1.867.244 290.525 259.045 828.667 489.008 518.106

Outflow (Rp Juta) 5.249.945 949.959 1.386.507 1.578.560 1.334.919 771.960

Pemusnahan Uang (ribu lembar) 351.723 7.165 7.971 226.710 109.877 272.452

Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *) 136.011 35.509 28.563 33.193 38.746 62.143

Volume Transaksi RTGS 166.524 35.596 41.945 45.486 43.497 34.402

Nominal Kliring Debet (Rp juta) 9.094.295 2.048.206 2.188.482 2.364.082 2.493.524 2.534.615

Volume Kliring Debet (lembar) 267.248 64.647 67.850 66.886 67.865 69.746

Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet 36.523 33.036 35.298 39.325 40.218 40.232

Rata-rata Harian Volume Kliring Debet 1.073 1.043 1.094 1.068 1.095 1.107

Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 251.946 25.738 62.086 44.399 119.723 91.354

Volume Kliring Pengembalian (lembar) 6.096 933 1.074 1.253 2.836 2.450

Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian 1.012 415 1.001 716 1.931 725

Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian 24 15 17 20 46 19

Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) 171.855 19.747 55.108 37.139 59.861 36.225

Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 3.947 704 835 990 1.418 856

Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 690 319 903 559 903 725

Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 16 11 14 16 14 19

INDIKATORTahun 2011

TAHUN 2011

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

I. Ekonomi Makro Regional

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mengalami perlambatan yang cukup

signifikan yaitu dari 7,86% (y-o-y) menjadi 4,10% (y-o-y). Pertumbuhan

ekonomi Jambi yang selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional

semenjak triwulan II-2008, pada triwulan laporan berada di bawah

pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 6,3%. Secara triwulanan,

perkembangan perekonomian Jambi menunjukkan penurunan 2,14% (q-t-q)

dibandingkan triwulan IV-2011 yang mampu tumbuh mencapai 1,15% (q-t-

q).

Ditinjau dari sisi pengeluaran, penurunan ekonomi Provinsi Jambi pada

triwulan laporan disebabkan oleh menurunnya ekspor dan konsumsi

pemerintah. Dari sisi produksi, penurunan ekonomi dipicu oleh menurunnya

hasil produksi pertambangan migas dan industri non migas. Sektor

pertambangan dan penggalian mengalami penurunan yang signifikan yaitu

mencapai 14,27% (q-t-q) pada triwulan laporan. Sementara sektor industri

pengolahan turun mencapai 5,73% (q-t-q).

II. Inflasi

Pada triwulan I-2012, kota Jambi mengalami inflasi tercatat 0,31% (q-t-q),

menurun dibandingkan dengan triwulan IV - 2011 yang mengalami inflasi

sebesar 0,52% (q-t-q). Pergerakan inflasi bulanan tercatat di bulan Januari,

Februari dan Maret 2012 masing-masing sebesar 1,09%(m-t-m); minus

1,29%(m-t-m); dan 0,52%(m-t-m). Sebaliknya secara tahunan, inflasi Kota

Jambi pada triwulan I-2012 menunjukkan peningkatan yaitu dari 2,76% (y-o-

y) menjadi 3,90% (y-o-y). Namun, inflasi Kota Jambi pada triwulan laporan

masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 3,97% (y-o-y).

Berdasarkan kotanya, tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-33

terendah dari 66 (enam puluh enam) kota di Indonesia.

Perekonomian Provinsi Jambi triwulan I- 2012

mengalami perlambatan yaitu dari 7,86% (y-o-y)

menjadi 4,10% (y-o-y)....

Pada triwulan I-2012, Kota Jambi mengalami

inflasi sebesar 3,90% (y-o-y) ..........

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

2

Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama disumbangkan oleh inflasi

kelompok kelompok Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar dengan inflasi

sebesar 3,86% (q-t-q) serta sumbangan inflasi 0,77% (q-t-q). Sementara itu,

relatif menurunnya angka inflasi disebabkan oleh deflasi yang dialami oleh

kelompok bahan makanan sebesar 3,50% (q-t-q) dengan sumbangan inflasi

minus 1,04% (q-t-q).

III. Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan pada triwulan I-2012 menunjukkan peningkatan baik dari

sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Kualitas kredit yang

disalurkan berada pada level aman dengan angka Non Performing Loan (NPL)

sebesar 1,75%. Fungsi intermediasi perbankan juga baik yang tercermin dari

angka Loan to Deposits Ratio (LDR) sebesar 91,05%.

Outstanding kredit bank umum meningkat 4,00% (q-t-q) menjadi

Rp15.710,62 miliar, sementara DPK meningkat 5,29% (q-t-q) menjadi

Rp17.255,12 miliar. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar Rp23,05

triliun.

Aktivitas pembayaran tunai mengalami penurunan sementarata aktivitas

pembayaran non tunai mengalami peningkatan dibanding triwulan

sebelumnya. Aktivitas pembayaran tunai menurun tercermin dari menurunnya

net cash outflow sebesar 69,99%. Sebaliknya, jumlah nilai kliring mengalami

peningkatan sebesar 2,27% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi

Rp2.488,94 miliar.

IV. Keuangan Pemerintah Daerah

Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan I - 2012 sebesar

Rp440,39 miliar, menurun sebesar 48,29% dibandingkan triwulan

sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu,

menurun sebesar 23,59%. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya

penerimaan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang mencapai Rp51,09 miliar

(29,88%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, belanja

pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan I-2012 terealisir sebesar

Rp355,96 miliar turun 76,19% dari triwulan sebelumnya namun meningkat

34,09% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Kinerja perbankan meningkat ditandai dengan meningkatnya jumlah aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit....

Penerimaan pajak pusat di Jambi turun 23,59% sementara belanja pemerintah pusat di Jambi meningkat 34,09% dari periode yang sama tahun lalu..

RINGKASAN EKSEKUTIF

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

3

Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya penyaluran belanja

modal yang mencapai Rp88,37 miliar (meningkat 1.596,84%).

V. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Pada bulan Februari 2012, jumlah pekerja di Jambi mengalami peningkatan

yaitu dari 1.435 ribu orang di Agustus 2011 menjadi 1.494,4 ribu orang di

Februari 2012. Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan penurunan

menjadi 56,6 ribu orang dibandingkan Agustus 2011 yang sebanyak 60,2

ribu. Dengan demikian, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di provinsi Jambi

menunjukkan peningkatan sementara tingkat pengangguran terbuka

menurun menjadi masing-masing 69,40% dan 3,65%. Namun demikian,

perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami

penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 92,99 dari

95,19 pada triwulan lalu.

VI. Prospek Perekonomian

Laju pertumbuhan kuartalan (q-t-q) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan II-2012

diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan I-2012 yaitu pada kisaran 2%-

3%(q-t-q). Pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan berada di kisaran

4,15%-5,15% (y-o-y) meningkat dibandingkan triwulan laporan yang

mencapai 4,10% (y-o-y).

Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pendorong

pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang serta kembali

meningkatnya kinerja ekspor. Konsumsi pemerintah dan Pembentukan Modal

Domestik Bruto relatif juga menunjukkan peningkatan di triwulan mendatang.

Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih didominasi

sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, dan industri pengolahan.

Perkembangan harga-harga pada triwulan II-2012 diperkirakan lebih tinggi

dibandingkan triwulan I-2012 baik secara kuartalan maupun. Secara tahunan,

inflasi Kota Jambi pada Triwulan II-2012 diperkirakan meningkat menjadi

5,30%-6,30% (y-o-y).

Faktor-faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama

triwulan mendatang antara lain: 1) Musim libur sekolah yang mulai

berlangsung di tengah tahun mendatang, 2) Tingginya intensitas kegiatan

Jumlah pengangguran menurun...

Laju pertumbuhan PDRB triwulan II-2012

diperkirakan berkisar 4,15%-5,15% (y-o-y).....

Laju inflasi Triwulan II-2012 diperkirakan

berkisar 5,30-6,30% (y-o-y).....

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

4

sosial masyarakat di tengah tahun, 3) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan)

yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi

barang dan jasa, 4) Meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan

harga.

5

BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL

A. Umum

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mengalami perlambatan yang cukup

signifikan yaitu dari 7,86% (y-o-y) menjadi 4,10% (y-o-y). Kondisi ini

menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jambi yang selalu berada di atas

pertumbuhan ekonomi nasional semenjak triwulan II-2008, pada triwulan laporan

berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar sebesar 6,3%.

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y)

Secara triwulanan, perkembangan perekonomian Jambi menunjukkan

penurunan 2,14% (q-t-q) dibandingkan triwulan IV-2011 yang mampu tumbuh

mencapai 1,15% (q-t-q). Menurunnya perekonomian pada triwulan laporan

disebabkan oleh menurunnya produksi sektor pertambangan dan penggalian

serta industri pengolahan. Menurunnya produksi sektor pertambangan dan

penggalian disebabkan oleh menurunnya produksi pertambangan migas

sementara penurunan industri pengolahan non migas menyebabkan turunnya

produksi industri pengolahan. Turunnya produksi tersebut berdampak pada

menurunnya kinerja ekspor provinsi Jambi. Selain itu, dari sisi penggunaan,

4,53

4,08 4,16

5,43 5,696,17

5,82

6,9

6,5 6,56,5

6,5

6,3

7,98

6,47

5,48 5,446,02

6,75

7,79

8,759,04

8,56

8,74 7,86

4,10

3,00

5,00

7,00

9,00

Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q1V-09

Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q1V-10

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11

Q1-12

Sumber: BPS (diolah)

%

Indonesia Jambi

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

6

menurunnya konsumsi pemerintah juga menyebabkan turunnya perekonomian di

triwulan laporan.

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q)

Tabel 1.1. Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan

B. PDRB Sisi Produksi

Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa terdapat dua

sektor yang mengalami penurunan produksi, yaitu sektor pertambangan dan

penggalian serta industri pengolahan. Sektor pertambangan dan penggalian

mengalami penurunan yang signifikan yaitu mencapai 14,27% (q-t-q) pada

triwulan laporan. Sementara sektor industri pengolahan turun mencapai 5,73%

1,13

2,42 2,97

1,97

1,39

1,97

3,14

1,15

(2,14)

(3,00)

(2,00)

(1,00)

-

1,00

2,00

3,00

4,00

3.800

4.000

4.200

4.400

4.600

4.800

5.000

PersenRp miliarNominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)

III IV I II III IV I

0,61 0,49 0,35 0,40 0,58 0,11 0,11 Pertambangan dan Penggalian 1,11 0,83 0,55 0,63 0,61 0,14 (2,01) Industri Pengolahan 0,05 0,02 0,11 0,20 0,47 0,29 (0,72) Listrik, Air dan Gas 0,05 0,06 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

0,12 0,04 0,04 0,07 0,09 0,10 0,07 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,69 0,22 0,18 0,38 0,90 0,27 0,30 Pengangkutan dan Komunikasi 0,10 0,06 0,01 0,09 0,18 0,08 0,02 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 0,23 0,18 0,08 0,09 0,12 0,08 0,06

0,01 0,07 0,08 0,10 0,17 0,06 0,02 2,97 1,97 1,39 1,97 3,14 1,15 (2,14)

III IV I II III IV I

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,26 0,31 0,39 0,62 1,49 0,85 0,31 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0,48 0,20 (0,59) 0,71 1,29 0,98 (0,39) Lembaga Swasta Nirlaba 0,02 (0,02) 0,01 0,02 0,04 0,00 0,02 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1,09 0,30 0,01 0,91 0,57 0,42 0,10 Perubahan Stok 0,07 0,02 0,02 0,11 0,07 0,39 0,02

10,79 5,13 1,49 1,50 5,01 -6,94 -9,4711,74 3,97 -0,08 1,91 5,34 -5,45 -7,272,97 1,97 1,39 1,97 3,14 1,15 (2,14)

2012

2012

2011

2011

Ekspor

JENIS PENGELUARAN

ImporPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Pertanian

Bangunan

Jasa-Jasa

2010

2010

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

7

7

(q-t-q). Sementara itu, mayoritas sektor lainnya mengalami perlambatan

pertumbuhan (lihat grafik 1.3).

Dari sisi distribusinya (share), pada periode triwulan laporan

menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu

47,20% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 37,02%

dan sektor sekunder sebesar 15,78%.

Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q)

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar

Rp16,32 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian

sebesar 29,69%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 17,51%, serta

sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,80%. Dengan demikian,

struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami

perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.4).

0,11

0,14

0,29

0,01

0,10

0,27

0,08

0,08

0,06

0,11

(2,01)

(0,72)

0,01

0,07

0,30

0,02

0,06

0,02

(2,30) (1,80) (1,30) (0,80) (0,30) 0,20 0,70 1,20

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Air dan Gas

bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

Jasa-JasaTrw I-12

Trw IV-11

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

8

Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2012

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Pada triwulan laporan, pertumbuhan sektor pertanian, perkebunan,

peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar 0,37% (q-t-q), melambat

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,39%

(q-t-q). Perlambatan tersebut terutama disumbangkan oleh menurunnya

pertumbuhan sub sektor kehutanan sebesar 0,93% (q-t-q). Sementara itu,

perlambatan pertumbuhan dialami oleh sub sektor tanaman bahan makanan.

Pada triwulan laporan, sub sektor tanaman bahan makanan tumbuh

0,12% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,34% (q-t-q). Bulan

Februari - Maret merupakan awal musim panen beras di Jambi. Namun demikian,

pada triwulan laporan, hasil panen dimaksud masih terbatas. Sementara itu,

produksi beberapa komoditi bumbu-bumbuan seperti cabe merah serta sayur-

sayuran mengalami peningkatan di musim hujan ini yang ditandai dengan

menurunnya harga.

Namun demikian, Nilai Tukar Petani (NTP) kembali mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya.3 NTP Maret 2012 dibandingkan NTP

Desember 2011 turun 2,31% menjadi 92,99. Menurunnya NTP tersebut

disebabkan oleh meningkatnya indeks yang harus dibayar petani seiring dengan

meningkatnya harga barang dan jasa di triwulan laporan. Selain itu, Nilai Tukar

3 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

Pertanian; 29,69

Pertambangan dan Penggalian;

17,51Industri Pengolahan;

10,41

Listrik, gas & air; 0,89

Bangunan; 4,48

Perdagangan, Hotel dan

restauran; 15,80

Pengangkutan dan Komunikasi;

6,55

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan; 5,29

Jasa-jasa; 9,38

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

9

9

Petani yang masih di bawah 100 menunjukkan bahwa pendapatan petani Jambi

masih lebih rendah dibanding harga-harga kebutuhan hidup dan biaya bertani.

Grafik 1.5. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 16,33% dari PDRB

mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,63% (q-t-q), lebih rendah dari

pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 1,38%. Perlambatan ini

disebabkan oleh menurunnya beberapa komoditi utama seperti karet dan kelapa

sawit.

Menurunnya hasil produksi karet pada triwulan laporan disebabkan oleh

musim hujan yang terus melanda dalam bulan-bulan awal tahun 2012 ini. Selain

itu, belum normalnya permintaan dunia akan bahan olahan karet juga

menyebabkan berkurangnya gairah petani untuk menyadap karet.

Turunnya produksi karet pada triwulan laporan juga seiring dengan masih

rendahnya harga karet baik di pedagang maupun tingkat internasional

mengalami sedikit peningkatan. Harga karet internasional pada triwulan laporan

sebesar USD 391,64 cent/kg meningkat 0,82% dari triwulan lalu USD 388,43

cent/kg dan turun 28,89% dari harga periode yang sama tahun lalu USD 550,75

cent/kg. Di tingkat pedagang, harga bokar menunjukkan penurunan yaitu dari

rata-rata Rp30.445/kg di triwulan lalu menjadi Rp29.520/kg serta lebih rendah

dibandingkan harga triwulan I-2011 yang sebesar Rp39.467/kg.

Produksi kelapa sawit pada triwulan laporan juga mengalami penurunan.

Kemarau panjang yang terjadi pada tahun lalu menyebabkan gugurnya bunga

yang berdampak pada menurunnya produksi TBS. Selain itu, kondisi insfratruktur

80

90

100

110

120

130

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2011 2012

indeks terima indeks bayar NTP

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

10

seperti jalan yang putus dan adanya tangki timbun di pelabuhan juga turut

menghambat distribusi kelapa sawit.

Terbatasnya produksi TBS di Jambi menyebabkan tingginya persaingan

dari PKS (Pabrik Kelapa Sawit) untuk mendapatkan bahan baku sehingga harga

cenderung meningkat. Peningkatan tersebut juga didukung oleh peningkatan

harga CPO di tingkat internasional. Harga TBS dan CPO di triwulan laporan

meningkat masing-masing sebesar 14,31% dan 12,50% menjadi Rp1.686,30/kg

untuk TBS dan 7.796,97/kg untuk CPO. Harga jual CPO internasional juga

mengalami peningkatan sebesar 9,65% menjadi USD 1.048,38/metric ton.

Grafik 1.6 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Sumber: Disbun Provinsi Jambi

Grafik 1.7 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor

tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan

laporan sebesar 17.819 ton turun 45,34% (q-t-q) dari triwulan lalu.4 Berdasarkan

informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk

bersubsidi sebagian besar didominasi oleh pupuk NPK Phonska (46,15%), diikuti

oleh SP-36 (32,59%), pupuk Urea (5,52%), dan ZA (15,74%).

4 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea.

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Harga (Rp)

CPO INTI TBS 10 TAHUN

-

100

200

300

400

500

600

700

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2010 2011 2012

USD cent/KgRp/Kg

Harga Bokar (Rp/kg)

Harga Karet Internasional (USD cent/kg)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

11

11

Grafik 1.8. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.9. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk

Grafik 1.8

Grafik 1.9

Pada triwulan laporan, sub sektor peternakan tumbuh 0,54% (q-t-q)

melambat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 1,25% (q-t-q). Sementara itu,

sub sektor perikanan tumbuh 0,64% setelah mengalami penurunan sebesar

0,15% (q-t-q) pada triwulan lalu. Tingginya produksi ikan keramba di triwulan

laporan menyebabkan meningkatnya sub sektor ikan sehingga harga juga

cenderung turun. Sementara itu, produksi ternak besar relatif stabil sedangkan

produksi daging ayam meningkat dalam dua bulan terakhir. Sebaliknya, sub

sektor kehutanan kembali menunjukkan penurunan sebesar 0,93% (q-t-q)

setelah meningkat sebesar 1,32% (q-t-q) pada triwulan lalu.

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan

1,68% (q-t-q); lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya

sebesar 1,50% (q-t-q). Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya

pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran.

Pada triwulan laporan, sub sektor perdagangan besar dan eceran

tumbuh sebesar 1,78% (q-t-q) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 1,50% (q-t-q). Sementara itu, sub sektor hotel dan restoran

mengalami perlambatan dengan tumbuh 1,27% (q-t-q) dan 0,39% (q-t-q), dari

pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar 3,69% (q-t-q) dan 0,83% (q-t-q).

0 5 10 15 20 25 30 35

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

20

10

20

11

20

12

(Kilo Ton)

SP-36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea

18,89

14,80 14,87

32,16

20,18

14,42 12,84

32,60

17,82

-100

-50

0

50

100

150

200

0

5

10

15

20

25

30

35

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

2010 2011 2012

Persen (%)Kilo Ton

Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

12

Grafik 1.10. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis5

Peningkatan sektor PHR ini juga didukung oleh meningkatnya konsumsi

listrik sektor bisnis sebesar 3,33% (q-t-q).

Berdasarkan pangsanya, sektor perdagangan, hotel dan restoran

didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai

14,57% terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel

masing-masing sebesar 1,01% dan 0,22%.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian turun sebesar 14,27% (q-t-q).

Sektor ini kembali mengalami penurunan setelah terakhir kali mengalami

penurunan di triwulan IV-2009 dengan angka penurunan yang kecil yaitu 0,86%

(q-t-q). Secara tahunan, sektor ini mengalami penurunan mencapai 5,43% (y-o-

y). Menurunnya pertumbuhan sektor ini disebabkan oleh menurunnya

pertumbuhan sub sektor migas yang mencapai 18,41% (q-t-q).

Grafik 1.11. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi

5 Data konsumsi listrik tersebut hanya untuk PLN wilayah Kotamadya Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

(7,42)

19,27

(0,46)

12,96

(15,75)

11,94 12,31 7,93

(2,42)

10,49

2,54 3,60 3,33

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Persen (%)

Sumber: PLN Jambi, 2008 (diolah)

KWH (dalam Ribuan)

Bisnis Pertumbuhan Bisnis

-25

0

25

50

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I II III IV I II III IV I*

2010 2011 2012

PErsentase ribu barel

Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan PDRB

* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Maret 2012

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

13

13

Grafik 1.12. Lifting Minyak Bumi Grafik 1.13. Lifting Gas Alam

Pada triwulan laporan, sub sektor migas turun 18,41% (q-t-q). Kondisi

ini terkonfirmasi dengan menurunnya lifting minyak bumi sebesar 38,71%

menjadi 939,44 Kbarrel dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1.532,78 Kbarrel.

Lifting gas alam pada triwulan laporan juga menunjukkan penurunan menjadi

11.926 bbtu atau turun 8,63% dari triwulan sebelumnya.6 Penurunan produksi

migas tersebut disebabkan oleh kondisi teknis sumur yang mencapai puncak

produksi pada tahun sebelumnya dan menurun di triwulan laporan. Selain itu,

kondisi sumur yang sudah cukup tua juga menyebabkan penurunan produksi.

Untuk meningkatkan produksi migas ke depan, intensitas sumur pengembanagn

dapat ditingkatkan untuk mencari sumur produksi baru.

Sementara itu, produksi pertambangan tanpa migas mengalami

peningkatan 1,07% di triwulan laporan setelah mengalami penurunan 0,09% di

triwulan sebelumnya. Peningkatan ini juga tercermin dari kembali meningkatnya

ekspor batu bara mencapai 44,40% (q-t-q) di triwulan laporan. Sementara sub

sektor penggalian meningkat 0,66% (q-t-q).

4. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan mengalami penurunan mencapai 5,73% (q-t-

q), setelah terakhir mengalami penurunan pada triwulan I-2009. Penurunan

sektor ini disebabkan oleh menurunnya industri tanpa migas sebesar 6,09% (q-t-

q). Di sisi lain, industri migas masih menunjukkan pertumbuhan 0,41% (q-t-q).

Menurunnya produksi beberapa jenis industri seperti industri makanan,

tekstil, barang kayu dan kertas menyebabkan penurunan sektor industri

6 Data bulan Maret 2012 merupakan perkiraan data Kantor Bank Indonesia Jambi

(35,29)

1,04

41,17

(9,18) (10,34) (7,98)

25,53

(15,92)

(38,71)

(50)(40)(30)(20)(10)-10 20 30 40 50

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

I II III IV I II III IV* I

2010 2011 2012

Persen (%)

Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Maret 2012

K Barel

Minyak Bumi (Barel) Pertumbuhan, aksis kanan

20,66

48,18

(29,02)

(2,83) (3,11)

(15,50)

15,82

4,46 (8,63)

(40)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

I II III IV I II III IV* I

2010 2011 2012

Persen (%)

Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Maret 2012

BBTU

Lifting Gas Alam (BBTU), aksis kiri Pertumbuhan, aksis kanan

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

14

pengolahan. Menurunnya produksi kelapa sawit di triwulan laporan berimbas

pada menurunnya produksi cpo sehingga industri Makanan, Minuman dan

Tembakau mengalami penurunan mencapai 6,09% (q-t-q). Di sisi lain,

menurunnya sub sektor kehutanan berdampak pada menurunnya industri barang

kayu sebesar 9,61% (q-t-q).

Menurunnya aktivitas pembangunan pada bulan laporan menyebabkan

perlambatan sub sektor semen dan barang galian bukan logam yang tumbuh

1,28% (q-t-q) lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar

5,64% (q-t-q).

Menurunnya industri di Jambi juga terkonfirmasi dari menurunnya

volume minyak diesel untuk mendukung industri mencapai 60,31% (q-t-q)

sementara volume minyak bakar turun 31,87% (q-t-q). Volume listrik untuk

industri juga mengalami penurunan sebesar 5,40% (q-t-q).

Grafik 1.14. Volume Penjualan Minyak Bakar Grafik 1.15. Volume Penjualan Minyak Diesel

Grafik 1.14

Grafik 1.15

Grafik 1.16. Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri

(35,81)

14,62

27,58

9,65

(45,62)

23,52

(3,75)

(31,87)

(11,84)

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter M. Bakar g.Myk. Bakar

0,02

(20,07)

0,22

70,35

(48,65)

79,67

(26,76)

95,96

(60,31)

-80-60-40-20020406080100120

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter M. Diesel g.Myk. Diesel

4,49

22,21

0,67 (2,59)

(13,26)

20,32

(1,64)

6,07

(5,40)

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Persen (%)

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)

KWH (dalam Ribuan)

Industri Pertumbuhan Industri

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

15

15

5. Sektor-sektor Lain

Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 1,11% (q-t-q)

pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang sebesar 0,97% (q-t-q). Meningkatnya pertumbuhan sektor ini

disebabkan meningkatnya sub sektor listrik sebesar 1,11% (q-t-q) dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh 0,92% (q-t-q). Sementara itu, sub sektor air bersih

tumbuh 1,09% (q-t-) lebih rendah dari triwulan sebelumnya 1,32% (q-t-q).

Tumbuhnya sub sektor listrik dimaksud juga tercermin dari

meningkatnya jumlah konsumsi listrik di Jambi 0,99% (q-t-q). Jumlah konsumsi

listrik di Jambi selama triwulan laporan mencapai 282.423 MWH dengan jumlah

pelanggan mencapai 461.215 rekening (meningkat 4,05%).

Grafik 1.17. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.18. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik

Grafik 1.17

Grafik 1.18

Melambatnya sub

sektor air bersih tercermin dari

menurunnya konsumsi air bersih

di kota Jambi sebesar 1,64% (q-

t-q). Konsumsi air bersih melalui

PDAM Kota Jambi pada triwulan

laporan sebesar 2.573,23 ribu

M² lebih rendah dari triwulan

sebelumnya yang mencapai 2.616,00 ribu M².

Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar

0,31% (q-t-q) pada triwulan laporan, melambat dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 1,15% (q-t-q). Perlambatan dimaksud berasal dari melambatnya

(0,05)

9,20 5,33

(10,68)

8,89 7,65

3,76 5,57

0,99

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

-

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Persen (%)

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

KWH (dalam Juta)

Total Pemakaian Pertumbuhan Total

3,10

1,19 0,21 (0,61)

5,43 7,82

4,17 2,57

4,05

-5

0

5

10

15

20

25

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Persen (%)

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

Pelanggan (dalam ribu)

Total Pelanggan Perumbuhan Pelanggan

Grafik 1.19. Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih

-3,21

2,86

1,37

-6,47

5,82

-1,19-0,61

1,33

-1,64

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

2.350.000

2.400.000

2.450.000

2.500.000

2.550.000

2.600.000

2.650.000

2.700.000

Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1

2010 2011 2011

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2009

m3

Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

16

sub sektor pengangkutan maupun komunikasi yang masing-masing tumbuh

0,25% (q-t-q) dan 0,86% (q-t-q) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 1,12% (q-t-q) dan 1,38% (q-t-q).

Grafik 1.20. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur

Grafik 1.21. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang

Grafik 1.22. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

Grafik 1.21

Grafik 1.22

Sub sektor angkutan udara mengalami penurunan sebesar 1,41%. Hal

ini ditunjukkan dengan menurunnya aktivitas transportasi udara di Bandara

Sultan Thaha. Baik jumlah kedatangan maupun keberangkatan penumpang di

triwulan laporan menurun masing-masing sebesar 7,10% (q-t-q) dan 7,27% (q-t-

q).

Pada triwulan laporan, sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 0,43%

(q-t-q) melambat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 1,19% (q-t-q).

Melambatnya pertumbuhan sub sektor ini tercermin dari menurunnya total arus

(10)

(5)

-

5

10

15

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

2010 2011 2012

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri

Konsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiri

Pert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan

(6)

(4)

(2)

-

2

4

6

8

10

12

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Persen (%)

Sumber: PT. Angkasa Pura II

ribu orang

Kedatangan Penumpang (aksis kiri) Keberangkatan Penumpang (aksis kiri)Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

0

200

400

600

800

1000

1200

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Persen (%)

Sumber: PT.Angkasa Pura II

ton

Jumlah Bongkar (aksis kiri) Jumlah Muat (aksis kiri)Pertumbuhan Bongkar (aksis kana) Pertumbuhan Muat (aksis kanan)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

17

17

barang 22,87% (q-t-q) dari triwulan lalu menjadi 1.481,83 kilo ton.7 Menurunnya

aktivitas ekspor dan impor di triwulan laporan berdampak pada menurunnya

aktivitas di pelabuhan. Jumlah arus peti kemas juga mengalami penurunan

4,76% (q-t-q) di Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh, dengan

jumlah peti kemas yang didistribusikan sebanyak 12.500 peti kemas.8

Grafik 1.23 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik 1.24. Perkembangan Total Arus Peti Kemas

Grafik 1.25. Perkembangan Total Arus Barang

Grafik 1.23

Grafik 1.24

Grafik 1.25

Melambatnya sub sektor komunikasi tercermin dari melambatnya

pertumbuhan jasa pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi yang

tumbuh masing-masing sebesar 0,87% (q-t-q) dan 0,58% (q-t-q) lebih rendah

dari triwulan sebelumnya sebesar 1,38% (q-t-q) dan 1,26% (q-t-q).

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar

1,02% (q-t-q) pada triwulan laporan atau melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 1,41% (q-t-q). Perlambatan ini terutama didukung

7 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat. 8 barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat.

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

-

500

1.000

1.500

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

unit

Unit Pertumbuhan

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

5000

10000

15000

20000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

unit

Jumlah Arus Peti Kemas

Pertumbuhan

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-

500

1.000

1.500

2.000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

unit

Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

18

oleh melambatnya sub sektor bank yang tumbuh 0,68% (q-t-q) lebih rendah dari

pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar 1,63% (q-t-q).

Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 0,28% (q-t-q) melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,71% (q-t-q). Melambatnya

sektor ini dipicu oleh melambatnya seluruh sub sektor. Sub sektor jasa

pemerintahan umum tumbuh 0,16% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang

sebesar 0,63% (q-t-q) sementara sub sektor jasa swasta tumbuh 0,86% (q-t-q)

lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1,07% (q-t-q).

C. PDRB Sisi Pengeluaran

Ditinjau dari sisi pengeluaran, menurunnya ekonomi Provinsi Jambi pada

triwulan laporan terutama disebabkan oleh menurunnya ekspor dan konsumsi

pemerintah. Menurunnya produksi beberapa komoditi unggulan menyebabkan

penurunan ekspor luar negeri dari Jambi. Sementara itu, realisasi konsumsi

pemerintah di awal tahun masih rendah.

Grafik 1.26. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 9

Dari sisi distribusinya (share), konsumsi rumah tangga masih mempunyai

pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 61,22% dari PDRB Jambi pada triwulan

I-2012 (lihat grafik 1.37). Selain itu, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

(PMTDB) dan pengeluaran konsumsi pemerintah memiliki pangsa yang relatif

9 uhan dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor.

0,85

0,98

0,00

0,42

0,39

(1,50)

0,31

-0,39

0,02

0,10

0,02

(2,20)

-3,00 -2,50 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50

Konsumsi Rumahtangga

Konsumsi Pemerintah

Lembaga Swasta Nirlaba

PMTDB

Perubahan Stok

Net Ekspor/Impor

Trw I-12

Trw IV-11

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

19

19

besar dengan masing-masing sebesar 19,94% dan 19,72%. Sedangkan share

perubahan stok sebesar 2,79% dan lembaga swasta nirlaba sebesar 0,67%.

Grafik 1.27. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan I tahun 201210

1. Pengeluaran Konsumsi

Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga

konstan selama triwulan laporan sebesar 0,46% (q-t-q), melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya 1,25% (q-t-q). Pada awal tahun, trend konsumsi rumah

tangga mengalami perlambatan setelah meningkat di akhir tahun lalu.

Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan

juga tercermin dari menurunnya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan

sepeda motor mengalami penurunan 26,58% yaitu dari 42.106 unit menjadi

30.913 unit. Penjualan kendaraan roda empat seperti sedan, jeep dan minibus

juga menunjukkan penurunan sebesar 58,08% yaitu dari 3.373 unit menjadi

1.414 unit. Sementara itu, penyaluran kredit real estate menunjukkan

perlambatan dengan tumbuh sebesar 1,38% (q-t-q) lebih rendah dari triwulan

sebelumnya yang mencapai 29,36% (q-t-q).

Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami penurunan sebesar 1,92%

(q-t-q) dari triwulan sebelumnya 5,08% (q-t-q). Kondisi ini sesuai dengan siklus

realisasi APBD yang cenderung rendah di awal tahun. Namun demikian,

penurunan tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan penurunan pada

10 Pangsa (share) net impor sebesar 8,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran.

Pengeluaran konsumsi

rumah tangga ; 61,22

Lembaga Swasta Nirlaba;

0,67

Pengeluaran Konsumsi

pemerintah ; 19,72

Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto; 19,94

Perubahan Stok; 2,79

Net Impor; 4,34

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

20

periode yang sama tahun 2011 yang mencapai 3,07% (q-t-q). Pada triwulan

laporan, realisasi belanja pemerintah pusat di Jambi lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan I-2011, terutama untuk belanja modal. Di sisi lain, pengeluaran

konsumsi lembaga nirlaba meningkat 2,86% (q-t-q), dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 0,60% (q-t-q). Pada awal tahun merupakan agenda

tutup buku untuk mayoritas perusahaan sehingga konsumsi nirlaba cenderung

meningkat.

Grafik 1.28. Perkembangan Penjualan Premium Grafik 1.29. Perkembangan Penjualan Solar

Grafik 1.30. Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Grafik 1.31. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi

Grafik 1.32. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik 1.33. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru

Grafik 1.28.

Grafik 1.29.

Grafik 1.30.

Grafik 1.31.

Grafik 1.32.

Grafik 1.33.

(0,64)

5,50

4,12 3,28 3,20

5,07

7,25

(1,29)

3,16

-2-1012345678

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter Premium g.Premium

(10,82)

5,11

13,74

6,49

2,38 (0,97)

(12,18)

6,93

0,10

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter M. Solar g.M. Solar

0,96 (2,65)5,06

(6,37)4,90

(0,38) (4,89)

(89,64)

(81,85)

-110

-90

-70

-50

-30

-10

10

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter M.Tanah g.M.Tanah

37,45

-4,99

39,45

-6,00

10,07

0,39

29,36

1,38

-10

0

10

20

30

40

50

0

20

40

60

80

100

120

140

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2011 2012

Kredit Real Estate Pertumbuhan

20,83 12,77 11,10 1,73

(15,33)

37,99

27,96

126,07

(58,08)(100)

(50)

-

50

100

150

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit Sedan, Jeep, Minibus Pertumbuhan

7,83

30,96

(20,44)

34,38

24,20

(6,78)

25,86

(24,73) (26,58)

(40)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit SEPEDA MOTOR Pertumbuhan

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

21

21

2. Investasi

Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto

(PMTDB) tumbuh 0,59% (q-t-q) lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang

mencapai 3,45% (q-t-q). Realisasi pembangunan fisik pemerintah cenderung

turun di awal tahun sehingga menyebabkan perlambatan PMTDB. Namun

demikian, kredit investasi di triwulan laporan menunjukkan peningkatan sebesar

7,71%. Sementara menurut pendapat pengusaha melalui hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU), optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis

berkurang yang ditunjukkan dengan menurunnya indeks situasi bisnis dari

22,00% menjadi 15,97%. Melambatnya investasi di Jambi juga ditunjukkan

dengan menurunnya impor barang modal mencapai 59,14% (q-t-q).

Grafik 1.34. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik 1.35. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

Grafik 1.36. Konsumsi Semen Provinsi Jambi

Grafik 1.34.

Grafik 1.35.

Grafik 1.36.

Pertumbuhan perubahan stok pada triwulan I-2012 sebesar 0,54% (q-t-q)

lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 13,64% (q-t-q). Sementara,

pangsa stok pada triwulan laporan sebesar 2,79%.

-100

-50

0

50

100

150

200

250

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

TRUCK/PICK UP

Pertumbuhan

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

2010 2011 2012

Rp

rib

u Kredit Investasi (juta Rp)

Pertumbuhan Kredit Investasi (%),RHS

(15,0)

(10,0)

(5,0)

-

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(%)

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

Ton

Konsumsi Semen Pertumbuhan

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

22

3. Perdagangan Eksternal

Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (ke luar daerah dan luar negeri) dan

impor Provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan

pada triwulan laporan. Ekspor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri)

turun sebesar 13,65% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang turun 9,01% (q-t-q).

Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya ekspor ke luar negeri,

sementara ekspor ke luar daerah hanya turun1,67% (q-t-q). Sementara impor

barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) turun 9,32% setelah mengalami

penurunan sebesar 6,54% (q-t-q) pada triwulan sebelumnya. Pada triwulan

laporan, ekspor Provinsi Jambi mencapai Rp7,44 triliun, lebih rendah

dibandingkan impor yang mencapai Rp8,15 triliun.

Berdasarkan dokumen

pemberitahuan ekspor barang

(PEB), ekspor luar negeri

Provinsi Jambi sebesar USD

330,27 juta sedangkan impor

sebesar USD 34,07 juta.

Dengan kondisi tersebut,

Provinsi Jambi mengalami net

ekspor sebesar USD 296,20

juta, turun sebesar 17,53% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

USD 359,15 juta.

3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi

Pada triwulan laporan ekspor ke luar negeri Provinsi Jambi menurun

sebesar 17,01% dibandingkan periode yang sama triwulan sebelumnya yaitu dari

USD 397,94 juta menjadi USD 330,27 juta. Penurunan tersebut disebabkan oleh

menurunnya harga komoditi utama serta volume ekspor beberapa jenis komoditi.

Berdasarkan komoditasnya, penurunan ekspor pada triwulan laporan

dipicu oleh menurunnya volume dan harga karet mentah. Nilai ekspor karet

mentah turun mencapai USD 76,42 juta (30,17% ). Menurunnya nilai ekspor

karet mentah selain disebabkan oleh penurunan volume juga didukung oleh

Grafik 1.37. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi

225

309343

499561 550

489

398330

25 45 42 50 2183

28 39 34

201 265

301

449 539 467 462

359296

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

2010 2011 2012

Juta

USD Ekspor Impor Net Ekspor

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

23

23

penurunan harga jual di triwulan laporan. Berdasarkan volumenya, penurunan

ekspor karet mentah relatif lebih rendah dibandingkan dengan nilainya dimana

volume ekspor karet mentah turun 17,90%.

Di sisi lain, ekspor minyak dan lemak sayur juga mengalami penurunan di

triwulan laporan. Volume ekspor minyak dan lemak sayur turun 16,97% yang

disebabkan oleh penurunan produksi CPO di triwulan laporan. Namun demikian,

meningkatnya harga jual CPO internasional sebesar 9,65% menyebabkan nilai

ekspor komoditi ini hanya turun 0,39% di triwulan laporan.

Grafik 1.38. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi

Grafik 1.39. Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama

Grafik 1.40. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama

Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh

komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 176,92 juta atau 53,57%

dari total ekspor non migas, diikuti oleh batu bara dan briket serta lemak dan

minyak nabati masing-masing mencapai USD 57,20 juta (17,32% dari total

ekspor non migas), dan USD 46,63 juta (14,12% dari total ekspor non migas).

Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk

primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan.

37,31 10,83 45,65

12,30

-1,86 -11,07

-18,68

-17,01

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

2010 2011 2012

Juta

USD Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket

Fixed Vegetable Oil Crude Rubber

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

2010 2011 2012

Juta

USD

Karet Mentah Sayur dan buah Minyak, lemak sayur

Batu bara, briket Lainnya

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

0

50

100

150

200

250

300

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

2010 2011 2012

Karet MentahSayur dan buah

Minyak, lemak sayur

Lainnya

Batu bara, briket (RHS)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

24

Grafik 1.41. Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi

Grafik 1.42. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

Berdasarkan negara tujuan, menurunnya ekspor Provinsi Jambi pada

triwulan laporan dipicu oleh menurunnya ekspor ke RRC dan Amerika Serikat

masing-masing sebesar USD 36,47 juta (56,09%) dan USD 48,95 juta (29,15%).

Sementara peningkatan ekspor masih dirasakan ke india yang mencapai USD

26,43 juta (105,38%). Berdasarkan pangsanya negara tujuan ekspor utama

Provinsi Jambi berada di kawasan Asia yang hampir setara dengan 74,06% total

ekspor Provinsi Jambi. Namun demikian, jika berdasarkan negara, ekspor utama

Jambi di triwulan laporan adalah ke Jepang yang mencapai USD 57,00 juta

(17,26%) diikuti dengan India USD 51,51 juta (15,60%) dan Amerika Serikat

sebesar USD 48,95 juta (14,82%).

3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi

Impor non migas mengalami penurunan sebesar 12,16% (USD 4,72 juta)

jika dibandingkan periode yang sama triwulan sebelumnya menjadi USD 34,07

juta. Menurunnya jumlah impor tersebut disebabkan oleh menurunnya impor

mesin industri dan perlengkapannya sebesar USD 5,98 juta (83,92%). Di sisi lain,

impor mesin industri tertentu/khusus meningkat USD 9,53 juta (78,42%).

Karet Mentah53,57%

Sayur dan buah

4,03%

Minyak, lemak sayur

14,12%

Batu bara, briket

17,32%

Lainnya10,96%

0

20

40

60

80

100

120

Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

2010 2011 2012

Juta

USD

Amerika Serikat Malaysia Singapura

Jepang RRC Eropa

India Lainnya

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

25

25

Grafik 1.43. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan didominasi

oleh kelompok bahan baku (81,13%) diikuti dengan barang modal (18,60%)

serta barang konsumsi (0,27%). Menurunnya impor di triwulan laporan

disebabkan oleh menurunnya impor barang modal sebesar USD 11,41 juta

(59,14%) sementara impor bahan baku dan barang konsumsi mengalami

peningkatan. Menurunnya investasi di awal tahun turut menyebabkan penurunan

impor barang modal di Jambi.

Berdasarkan komoditinya, impor Provinsi Jambi terbesar adalah mesin

industri khusus yang mencapai USD 21,67 juta (63,66%) diikuti dengan mesin-

mesin pembangkit tenaga sebesar sebesar USD 5,45 juta (16,00%).

Grafik 1.44. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi

Grafik 1.45. Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang

25

45 4250

21

83

28

3934

82,28

-6,9620,93-57,67

290,93

-66,78

40,31

-12,16

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

2010 2011 2012

Juta

USD Impor

g. Impor (RHS)

0

10

20

30

40

50

60

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

2010 2011 2012

Juta

USD

Mesin Industri Tertentu/Khusus

Besi dan Baja

Mesi Industri dan Perlengkapannya

Mesin Pembangkit Tenaga

Alat Pengangkutan Lainnya

Lainnya

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

2010 2011 2012

Juta

USD

Barang Konsumsi Bahan Baku

Barang Modal

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

27

BAB II INFLASI

A. Kajian Umum

Pada triwulan I-2012, kota Jambi mengalami inflasi tercatat 0,31% (q-t-q),

menurun dibandingkan dengan triwulan IV - 2011 yang mengalami inflasi

sebesar 0,52% (q-t-q). Inflasi Kota Jambi berasal dari meningkatnya harga

kelompok Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar. Lebih lanjut, inflasi dimaksud

bersumber dari meningkatnya biaya tempat tinggal dan bahan bakar,

penerangan dan air. Sementara itu, relatif menurunnya angka inflasi disebabkan

oleh deflasi yang dialami oleh kelompok bahan makanan.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

(6)

(4)

(2)

-

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2011 2012

Sumber: BPS Provinsi Jambi.

Bulanan (m-t-m) Triwulanan (q-t-q)Year on year (y-o-y) Year to date (y-t-d)

Sebaliknya secara tahunan, inflasi Kota Jambi pada triwulan I-2012

menunjukkan peningkatan yaitu dari 2,76% (y-o-y) menjadi 3,90% (y-o-y).

Namun, inflasi Kota Jambi pada triwulan laporan masih lebih rendah

dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 3,97% (y-o-y). Sementara, pergerakan

inflasi bulanan tercatat di bulan Januari, Februari dan Maret 2012 masing-masing

sebesar 1,09%(m-t-m); minus 1,29%(m-t-m); dan 0,52%(m-t-m).

INFLASI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

28

Grafik 2.2. Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi

5,69

13,9913,68

11,57

9,16

1,10 1,71

2,49 3,79

7,91 7,91

10,52

7,99

4,45

5,31

2,76

3,90 8,17

11,03 12,14

11,06

7,92

3,652,83

2,86 3,435,05 5,8

6,96

6,65

5,54

4,61

3,793,97

0

5

10

15

20

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012

Persen (%)

Kota Jambi Nasional

Berdasarkan kotanya, tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-33

terendah dari 66 (enam puluh enam) kota di Indonesia. Inflasi Kota Jambi

tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi kota Padang, Pekanbaru

dan Padang Sidempuan.13

Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per Maret 2012

0

5

10

15

Mat

aram

Am

bo

nB

ima

Pal

angk

aray

aSi

ngk

awan

gM

aum

ere

Bal

ikp

apan

Ban

jarm

asin

Go

ron

talo

Po

nti

anak

Wat

amp

on

eSa

mar

ind

aSa

mp

itTa

raka

nP

angk

al P

inan

gK

en

dar

iSu

me

ne

pSu

kab

um

iP

em

atan

g Si

anta

rTa

sikm

alay

aTe

rnat

eD

en

pas

arK

ed

iri

Pal

op

oP

akan

bar

uSu

rab

aya

Lho

kse

um

awe

Jaka

rta

Pad

ang …

Mak

asar

Tan

gera

ng

Pad

ang

Sera

ng

Jam

bi

Pal

em

ban

gM

amu

juM

alan

gB

and

un

gM

ed

anP

urw

oke

rto

Sib

olg

aB

en

gku

luSe

mar

ang

Cir

eb

on

Man

okw

ari

Yogy

akar

taB

and

ar L

amp

un

gSu

raka

rta

Mad

iun

Bat

amB

eka

siB

and

a A

ceh

Pro

bo

lingg

oK

up

ang

De

po

kC

ilego

nD

um

aiTa

nju

ng

Pin

ang

Bo

gor

Pal

uJe

mb

er

Tega

lP

are

-Par

eJa

yap

ura

Soro

ng

Man

ado

Nas

ion

al

Di atas Inflasi Nasional Di bawah Inflasi Nasional

Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, inflasi kota Jambi pada triwulan

laporan dipicu oleh meningkatnya angka inflasi inti yaitu dari 5,54% (y-o-y) pada

triwulan lalu menjadi 6,48% (y-o-y) diikuti dengan inflasi administered price yaitu

dari 3,92% (y-o-y) menjadi 5,44% (y-o-y). Sementara itu, komoditi volatile foods

masih mengalami penurunan harga sebesar 1,50% (y-o-y) setelah pada triwulan

sebelumnya mengalami deflasi minus 2,43% (y-o-y). Menurunnya harga barang

volatile foods disebabkan oleh menurunnya harga bahan makanan terutama

bumbu-bumbuan.14

13 Sumber: DSM, Bank Indonesia. 14 Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

INFLASI

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

29

Grafik 2.4. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y)

5,23 6,47 6,36 5,86 5,52 5,276,92

5,54 6,48

2,20

15,15 15,00

25,21

16,67

3,72 4,18

-2,43 -1,50

2,53 2,32 2,37 3,12 2,79 3,51 3,14 3,925,44

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2010 2011 2012

%(y-o-y)

Inflasi Inti Volatile Foods Administered Prices U m u m

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Berdasarkan kelompoknya, kenaikan harga pada triwulan laporan berasal

dari kelompok Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar dengan inflasi sebesar

3,86% (q-t-q) serta sumbangan inflasi 0,77% (q-t-q) diikuti dengan kelompok

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau dengan inflasi sebesar 2,03% (q-t-

q) serta sumbangan inflasi 0,40% (q-t-q). Sementara itu, menurunnya laju inflasi

disebabkan oleh deflasi yang dialami oleh kelompok bahan makanan. Pada

triwulan laporan, bahan makanan mengalami deflasi sebesar 3,50% (q-t-q)

dengan sumbangan inflasi minus 1,04% (q-t-q). Menurunnya harga bahan

makanan disebabkan oleh menurunnya harga bumbu-bumbuan. (lihat tabel 2.1.)

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn

I Bahan Makanan -4,51 -1,40 -2,36 -0,71 5,51 1,65 -0,55 -0,17 -3,50 -1,04

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1,85 0,33 1,50 0,29 2,43 0,47 2,29 0,44 2,03 0,40

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0,44 0,08 0,22 0,04 1,40 0,28 1,51 0,30 3,86 0,77

IV Sandang 2,24 0,12 3,10 0,18 4,76 0,29 -1,27 -0,08 1,18 0,07

V Kesehatan 1,06 0,04 0,21 0,01 0,93 0,04 0,24 0,01 0,46 0,02

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0,09 0,00 0,05 0,00 9,46 0,49 0,68 0,04 0,76 0,04

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,22 0,03 0,23 0,03 0,03 0,00 -0,15 -0,02 0,43 0,06

INFLASI (0,80) (0,80) (0,16) (0,16) 3,22 3,22 0,52 0,52 0,31 0,31

Sumber : BPS (diolah)Sumber: BPS (diolah)

Triwulan I-2011

(q-t-q, %)

Triwulan II-2011

(q-t-q, %)

Triwulan III-2011

(q-t-q, %)KELOMPOK

Triwulan I-2012

(q-t-q, %)

Triwulan IV-2011

(q-t-q, %)

Dilihat per sub kelompok, inflasi tertinggi pada triwulan laporan adalah

sub kelompok ikan diawetkan sebesar 9,47% (q-t-q) diikuti dengan sub

kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 5,66% (q-t-q).

INFLASI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

30

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy

I. BAHAN MAKANAN -4,51 16,21 -2,36 3,97 5,51 4,59 -0,55 -2,17 -3,50 -1,13a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA -5,12 13,25 -1,26 8,54 4,63 5,60 5,91 3,81 -1,37 7,91b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA -3,57 6,47 9,44 3,09 -1,87 -10,90 -10,62 -7,44 2,11 -1,98c. IKAN SEGAR 6,38 23,41 4,82 32,34 -0,43 7,57 -6,03 4,33 -0,47 -2,39d. IKAN DIAWETKAN 6,04 4,94 4,21 12,25 3,98 18,93 -7,41 6,39 9,47 9,83e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 0,96 8,79 1,92 8,62 0,59 5,57 -0,06 3,44 2,38 4,90f. SAYUR-SAYURAN -7,36 4,34 3,12 11,06 28,83 23,83 -23,84 -6,28 -1,06 0,10g. KACANG-KACANGAN 3,50 4,80 -2,71 2,31 1,58 -0,63 -2,31 -0,08 -0,11 -3,57h. BUAH-BUAHAN -2,45 6,59 9,77 7,57 0,05 6,45 2,97 10,32 -9,70 2,12i. BUMBU-BUMBUAN -24,70 63,98 -39,98 -47,50 29,86 -5,17 38,74 -18,58 -28,62 -22,81j. LEMAK DAN MINYAK 1,86 19,70 -3,13 19,83 -0,32 10,12 -3,66 -5,24 2,69 -4,47k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 2,17 4,98 0,79 4,34 1,91 4,84 -1,67 3,19 3,33 4,36II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1,85 11,08 1,50 11,20 2,43 10,14 2,29 8,32 2,03 8,51a. MAKANAN JADI 2,15 12,87 1,27 12,59 2,78 11,15 2,59 9,08 1,47 8,36b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 1,23 7,37 0,15 7,07 1,05 6,35 0,55 3,01 3,36 5,18c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 1,46 9,17 2,90 10,47 2,41 10,04 2,59 9,69 2,59 10,91III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0,44 2,91 0,22 1,88 1,40 2,80 1,51 3,60 3,86 7,14a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 0,76 3,81 0,19 1,94 1,60 4,29 0,64 3,22 4,63 7,18b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 0,00 3,09 0,24 2,85 0,85 0,56 3,65 4,78 3,68 8,64c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA -0,58 -0,53 0,54 -0,07 1,62 1,46 -0,38 1,19 0,19 1,97d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 0,80 0,10 0,09 0,24 1,71 2,29 1,60 4,27 3,05 6,60IV. SANDANG 2,24 7,36 3,10 9,10 4,76 12,51 -1,27 9,03 1,18 7,90a. SANDANG LAKI-LAKI 1,44 3,33 1,98 4,66 2,20 5,76 -1,25 4,41 -0,18 2,74b. SANDANG WANITA 0,89 3,51 1,96 5,76 5,58 9,13 -0,26 8,32 -1,02 6,27c. SANDANG ANAK-ANAK 5,81 11,98 4,18 16,81 5,21 17,57 -1,19 14,60 5,24 13,98d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA 1,57 11,11 4,20 10,48 5,82 17,74 -2,17 9,56 1,14 9,10V. KESEHATAN 1,06 2,06 0,21 1,59 0,93 2,59 0,24 2,46 0,46 1,85a. JASA KESEHATAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00b. OBAT-OBATAN 0,00 1,77 0,00 0,76 0,61 1,27 0,00 0,61 0,19 0,79c. JASA PERAWATAN JASMANI 0,31 9,13 0,00 0,81 4,64 5,49 3,99 9,16 1,86 10,85d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 3,01 2,95 0,59 4,03 1,23 5,54 -0,29 4,59 0,76 2,31VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA -0,09 0,34 0,05 0,41 9,46 9,43 0,68 10,17 0,76 11,11a. JASA PENDIDIKAN 0,00 0,00 0,00 0,00 14,93 14,93 0,77 15,82 0,00 15,82b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 0,00 0,00 0,00 0,00 3,31 3,31 0,00 3,31 2,73 6,14c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 0,00 3,46 0,18 3,34 1,59 1,82 1,33 3,13 5,66 8,96d. REKREASI -0,56 -1,27 0,12 -0,75 1,26 0,85 0,04 0,85 -1,60 -0,21e. OLAHRAGA 0,78 0,81 0,00 0,37 -0,71 -0,34 0,12 0,19 0,87 0,28VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0,22 0,91 0,23 1,25 0,03 0,90 -0,15 0,34 0,43 0,54a. TRANSPOR 0,35 -0,14 0,24 0,79 0,37 1,48 -0,22 0,73 0,63 1,01b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0,00 0,00 0,00 0,00 -1,92 -1,92 0,00 -1,92 0,06 -1,86c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 0,00 9,65 0,68 6,68 1,55 2,83 0,00 2,25 0,00 2,25d. JASA KEUANGAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

INFLASI (UMUM) -0,80 7,99 -0,16 4,45 3,22 5,31 0,52 2,76 0,31 3,90

Sumber : BPS (diolah)Sumber: BPS (diolah)

Triwulan I-2012KELOMPOK/SUBKELOMPOK

Triwulan I-2011 Triwulan II-2011 Triwulan III-2011 Triwulan IV-2011

Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi

terbesar adalah daging ayam ras; kontrak rumah; telur ayam ras (Januari 2012),

kontrak rumah; bawang merah; udang basah (Februari 2012) serta cabe merah;

bahan bakar rumah tangga; kontrak rumah (Maret 2012). Namun demikian,

relatif menurunnya harga bumbu-bumbuan serta mulai turunnya harga beras

dapat menahan laju inflasi.

INFLASI

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

31

Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode triwulan I-2012 TW I-2012 TW I-2012

Sumbangan Sumbangan

JANUARI JANUARI

1 Daging Ayam Ras 0,4982 1 Cabe Merah -0,3163

2 Kontrak Rumah 0,1192 2 Lambak -0,0865

3 Telur Ayam Ras 0,0676 3 Emas Perhiasan -0,0351

4 Minyak Goreng 0,0650 4 Tomat Buah -0,0204

5 Kacang Panjang 0,0638 5 Bawang Merah -0,0202

6 Kelapa 0,0531 6 Sawi Hijau -0,0201

7 Rokok Kretek Filter 0,0520 7 Jeruk -0,0167

8 Nila 0,0473 8 Kentang -0,0157

9 Sate 0,0436 9 Pisang -0,0132

10 Nasi 0,0300 10 Televisi Berwarna -0,0126

1,0398 -0,5568

FEBRUARI FEBRUARI

1 Kontrak Rumah 0,1485 1 Cabe Merah -1,1027

2 Bawang Merah 0,0872 2 Daging Ayam Ras -0,3030

3 Udang Basah 0,0760 3 Beras -0,1600

4 Emas Perhiasan 0,0501 4 Tomat Sayur -0,0908

5 Mobil 0,0468 5 Nila -0,0728

6 Lambak 0,0414 6 Jeruk -0,0545

7 Pepaya 0,0244 7 Tomat Buah -0,0504

8 Teri 0,0216 8 Gabus -0,0365

9 Nangka Muda 0,0212 9 Cabe Hijau -0,0316

10 Ikan Bakar 0,0173 10 Mas -0,0157

0,5345 -1,9180

MARET MARET

1 Cabe Merah 0,2862 1 Daging Ayam Ras -0,1287

2 Bahan Bakar Rumah Tangga 0,1881 2 Lambak -0,0780

3 Kontrak Rumah 0,1825 3 Pepaya -0,0619

4 Beras 0,0627 4 Kelapa -0,0533

5 Baju Kaos/T-Shirt 0,0618 5 Bayam -0,0438

6 Jeruk 0,0573 6 Kacang Panjang -0,0324

7 Gula Pasir 0,0452 7 Pisang -0,0312

8 Nila 0,0369 8 Telur Ayam Ras -0,0302

9 Upah Pembantu RT 0,0348 9 Daun Singkong -0,0200

10 Teri 0,0327 10 Batu Bata/Batu Tela -0,0200

0,9882 -0,4995

Sumber : BPS (diolah)

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada triwulan I-2012 mengalami deflasi

sebesar 3,50% (q-t-q) dengan sumbangan deflasi sebesar 1,04%. Deflasi

kelompok tersebut terutama disumbangkan oleh deflasi sub bumbu-bumbuan

yang mencapai 28,62% (q-t-q) diikuti dengan harga buah-buahan yang

mencapai 9,70% (q-t-q).

Menurunnya harga sub kelompok bumbu-bumbuan terutama dipengaruhi

oleh menurunnya harga cabe merah yang mencapai 41,78% (q-t-q) pada

triwulan laporan dengan sumbangan inflasi pada bulan Januari dan Februari 2012

masing-masing sebesar 0,3163% dan 1,1027%.

INFLASI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

32

Grafik 2.5. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/kg)

Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa

Bawang Merah

Indeks harga daging ayam ras mengalami peningkatan 2,94% (q-t-q).

Harga daging ayam ras mengalami peningkatan pada bulan Januari lalu, namun

kembali mengalami penurunan pada bulan Februari dan Maret yang disebabkan

oleh kembali meningkatnya pasokan di pedagang. Musim hujan yang terjadi

menyebabkan peternak mempercepat proses pemotongan daging ayam ras.

Pada bulan Januari 2012, daging ayam ras menjadi komoditi

penyumbang deflasi terbesar yaitu sebesar 0,4982%. Sementara itu, pada bulan

Februari dan Maret 2012, harga daging ayam ras mengalami penurunan

dengan sumbangan deflasi masing-masing 0,3030% dan 0,1287%.

Berdasarkan pemantauan harga dari Disperindag Provinsi Jambi, harga daging

ayam ras di triwulan laporan meningkat 1,46% (q-t-q). Meningkatnya harga

daging ayam ras tersebut juga seiring dengan meningkatnya harga jagung

(sebagai pakan utama ternak) di pasar internasional sebesar 6,33%. Walaupun

demikian, harga jagung di pasar lokal masih stabil di harga Rp5.000/kg.

Perkembangan harga sub kelompok ikan segar relatif stabil pada

triwulan laporan, yaitu mengalami deflasi dengan angka yang kecil tercatat

0,47% (q-t-q). Beberapa komoditi ikan sungai dan keramba sepert gabus,

lambak, saluang mengalami penurunan harga sementara ikan laut seperti

udang basah mengalami peningkatan harga. Sementara itu, harga daging sapi

mengalami penurunan 2,49% di triwulan laporan.

INFLASI

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

33

Grafik 2.6. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.7. Perkembangan Harga Daging

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Jagung internasional (aksis kiri)Jagung pipilan kering (aksis kanan)

50.000

55.000

60.000

65.000

70.000

75.000

80.000

85.000

90.000

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

(Rp/Kg)

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

Ayam Kampung (aksis kiri) Daging Ayam Broiler (aksis kiri)

Daging Sapi Murni (aksis kanan)

Perkembangan harga beras

pada triwulan laporan

mengalami penurunan

untuk merek king dan

Belida sebesar 5,60% (q-t-

q), sementara harga beras

merek anggur relatif tetap.

Pada triwulan laporan,

beras sudah mulai memasuki musim panen sehingga harga sudah mulai

mengalami penurunan. Di tingkat internasional harga beras juga menunjukkan

penurunan sebesar 5,87%. Hal ini juga didukung dengan menurunnya indeks

harga beras sebesar 1,54% (q-t-q) di triwulan laporan.

Perkembangan harga

tepung terigu merek Segitiga Biru

menurun menjadi Rp7.000/kg.

Hal ini juga didukung dengan

menurunnya harga gandum yang

merupakan bahan baku tepung

terigu 20,93% (q-t-q) pada

triwulan laporan.16

15 Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg. 16 Satu bushel setara dengan 27 kg.

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Beras15

-

50.000

100.000

150.000

200.000

-

50.000

100.000

150.000

200.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

(Rp/Kg)

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

Merk Anggur Merk King Merk Belida

Grafik 2.9. Perkembangan Harga Tepung Terigu

5000

6000

7000

8000

9000

0123456789

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

2010 2011 2012

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan)

INFLASI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

34

Di sisi lain, harga rata-

rata Crude Palm Oil (CPO)

internasional kembali

mengalami peningkatan setelah

terus turun semenjak triwulan I-

2011. Harga rata-rata CPO

internasional di triwulan

laporan sebesar USD

1048/metric ton meningkat 9,65% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang sebesar

USD 974/metric ton. Namun demikian, harga CPO triwulan laporan masih lebih

rendah 13,01% dibandingkan harga periode yang sama tahun lalu.

2. Kelompok Makanan Jadi

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan I-

2012 mengalami inflasi 8,51% (y-o-y) dengan laju inflasi triwulanan 2,03% (q-t-

q). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub

kelompok minuman yang tidak beralkohol 3,36% (q-t-q), diikuti sub kelompok

tembakau dan minuman beralkohol (2,59%/q-t-q) serta sub kelompok makanan

jadi (1,47%/q-t-q). Pada triwulan laporan, meningkatnya harga makanan jadi

seperti telur ayam ras, nasi dan rokok memberikan sumbangan cukup berarti bagi

kenaikan harga makanan jadi.

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan I-

2012 mengalami inflasi sebesar 3,86% (q-t-q) serta dengan laju inflasi tahunan

mencapai 7,14% (y-o-y). Semua sub kelompok mengalami inflasi dengan angka

inflasi tertinggi untuk biaya tempat tinggal sebesar 4,63% (q-t-q), diikuti dengan

sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 3,68% (q-t-q).

Meningkatnya biaya tempat tinggal terutama disebabkan oleh meningkatnya

biaya kontrak rumah dengan sumbangan inflasi pada bulan Januari, Februari dan

Maret masing-masing sebesar 0,1192%; 0,1485%; dan 0,1825%.

Grafik 2.10. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

11.000

12.000

0

500

1000

1500

2000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(Ringgit/Ton)

CPO internasional (aksis kiri)Minyak goreng lokal (aksis kanan)

INFLASI

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

35

4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada triwulan I-2012 mengalami inflasi sebesar 1,18%

(q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya inflasi tertinggi dialami oleh sub kelompok

sandang anak-anak sebesar 5,24% (q-t-q) diikuti dengan barang pribadi dan

sandang lainnya 1,14% (q-t-q). Sementara itu sandang laki-laki dan sandang

wanita mengalami penurunan harga.

Harga rata-rata emas

internasional pada triwulan

laporan kembali meningkat

setelah mengalami penurunan

di triwulan sebelumnya.

Harga rata-rata emas

mencapai USD 1.690,34/troy

ounce pada triwulan laporan

dari sebesar USD 1.683,21/troy ounce pada triwulan sebelumnya. 17

5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,46% (q-t-q) pada

triwulan I-2012. Inflasi pada triwulan laporan terutama disebabkan oleh

meningkatnya harga jasa perawatan jasmani sebesar 1,86% (q-t-q) sedangkan

harga sub kelompok lainnya relatif stabil.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada triwulan I-2012

mengalami inflasi sebesar 0,76% (q-t-q) sedikit meningkat dari triwulan

sebelumnya yang sebesar 0,68% (q-t-q). Meningkatnya angka inflasi tersebut

disebabkan oleh meningkatnya inflasi perlengkapan/peralatan pendidikan yaitu

dari 1,33% (q-t-q) pada triwulan lalu menjadi 5,66% (q-t-q).

17

Sumber: Bloomberg. 1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (http://en.wikipedia.org)

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional

0,00

500,00

1000,00

1500,00

2000,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Sumber: Bloomberg & BPS Prov. Jambi

(USD/troy ounce)

Emas internasional (aksis kiri)

INFLASI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

36

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan di kota Jambi pada triwulan I-2012 mengalami

inflasi sebesar 0,43% (q-t-q) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,06% (q-t-q).

Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi terjadi pada sub kelompok transpor

sebesar 0,63% (q-t-q).

Perkembangan harga rata-rata minyak di pasar internasional mengalami

peningkatan pada periode triwulan I-2012 yaitu dari USD 94,00/barrel,

meningkat 4,79% menjadi USD 102,81/barrel. Harga minyak terus

menunjukkan peningkatan semenjak Oktober lalu.

Grafik 2.12. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

0,00

25,00

50,00

75,00

100,00

125,00

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3

2009 2010 2011 2012

Sumber: Bloomberg

Harga Minyak (USD/Barrel)

37

BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan pada triwulan I-2012 menunjukkan peningkatan baik

dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Kualitas kredit

yang disalurkan cukup baik dengan angka Non Performing Loan (NPL) sebesar

1,75%. Fungsi intermediasi perbankan juga baik yang tercermin dari angka Loan

to Deposits Ratio (LDR) sebesar 91,05%.

A. Perkembangan Kelembagaan20

Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor

Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan I - 2012 tercatat 29 (dua puluh

sembilan) bank umum dan 15 (lima belas) BPR, yang terdiri dari 293 kantor bank

umum dan 24 kantor BPR. Dari 29 (dua puluh sembilan) bank umum yang

beroperasi di wilayah Jambi, terdapat 23 (dua puluh tiga) bank konvensional,

termasuk diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan Daerah, dan 6 (enam) bank

syariah.

Pada periode triwulan laporan terdapat penambahan 11 (sebelas) kantor

bank umum yaitu 2 Kantor Cabang dan 9 Kantor Cabang Pembantu.

Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, Kota Jambi

mendominasi 36,91% atau 117 (seratus tujuh belas) kantor dari seluruh kantor

bank di Provinsi Jambi, diikuti kabupaten Bungo 31 (tiga puluh satu) kantor atau

9,78%. Sementara, untuk kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya

adalah Tanjung Jabung Timur dan Kota Sungai Penuh, masing-masing sebanyak 7

(tujuh) kantor atau (2,21%).

20 Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran.

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

38

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi

B. Bank Umum

1. Perkembangan Aset Bank

Total aset bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset bank umum tumbuh

9,76%/q-t-q lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar

1,51%/q-t-q. Meningkatnya aset perbankan dipicu oleh meningkatnya aset bank

pemerintah sebesar Rp1.890,84 miliar (13,80%) serta bank syariah sebesar

Rp172,18 miliar (13,80%). Dengan demikian, total aset bank umum pada

triwulan laporan menjadi sebesar Rp23,05 triliun dari triwulan sebelumnya yang

sebesar Rp21,00 miliar.

Dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan

meningkat mencapai 24,38%/y-o-y yaitu dari sebesar Rp18,53 triliun.

Perkembangan aset perbankan tersebut juga mengalami peningkatan aset

triwulan sebelumnya yang mencapai 23,12%/y-o-y.

2012

Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1Kota J ambi 69 78 89 94 96 103 108 117 36,91

Kerinci 18 22 23 22 23 18 19 19 5,99

Bungo 15 20 27 28 28 28 30 31 9,78

Muara J ambi 17 19 21 22 22 27 31 31 9,78

S arolangun 12 15 20 20 20 23 24 25 7,89

Tebo 13 14 16 16 16 18 18 18 5,68

Merangin 15 16 18 18 18 20 21 21 6,62

Batanghari 12 13 16 16 16 16 18 18 5,68

Tanjung J abung Barat 13 16 19 19 19 21 23 23 7,26

Tanjung J abung T imur 4 5 6 6 7 7 7 7 2,21

S ungai P enuh 1 1 5 7 7 2,21

T O T A L 188 218 255 261 265 281 306 317 100,00

2011 Pangsa

(%)2008 2009 2010J UMLAH BANK

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

39

39

Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi

Dilihat dari total pangsa pasar aset bank umum, pangsa aset bank

Pemerintah tercatat sebesar 67,63%, bank swasta sebesar 26,21% sementara

aset bank syariah sebesar 6,16% di triwulan laporan.

2. Perkembangan Dana Masyarakat

Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum pada

triwulan laporan naik sebesar 5,29% (Rp866,56 miliar), yaitu dari Rp16.388,56

miliar menjadi Rp17.255,12 miliar. Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar

15,83%/y-o-y atau meningkat Rp2.358,42 miliar. Namun, pertumbuhan tersebut

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai

23,65%.

Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK didukung oleh

meningkatnya penghimpunan dana bank konvensional maupun bank syariah.

Penghimpunan dana bank konvensional meningkat Rp823,73 miliar atau sebesar

5,23% dari triwulan sebelumnya menjadi Rp16.585,29 miliar sementara

penghimpunan dana oleh bank syariah meningkat 6,83% atau sebesar Rp42,83

miliar menjadi Rp669,83 miliar.

5,46 4,23 5,13

3,84

8,64 7,65

3,71 1,51

9,76

21,55 19,72

24,00

19,99

23,61

27,67 25,94

23,12

24,38

0

5

10

15

20

25

30

-2 4 6 8

10 12 14 16 18 20 22 24

Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12

PersenRp triliun

Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

40

Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Berdasarkan jenis penghimpunan dana, meningkatnya DPK pada

triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya giro dan simpanan berjangka masing-

masing sebesar Rp699,18 milliar (22,08%) dan Rp511,86 miliar (12,42%).

Sedangkan penghimpunan dana melalui tabungan mengalami penurunan yaitu

tabungan sebesar Rp344,47 miliar (3,79%). Berdasarkan pangsanya,

penghimpunan dana terbesar masih diraih oleh tabungan yaitu sebesar 50,74%,

diikuti oleh simpanan berjangka 26,86% dan giro 22,41%.

Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi

Berdasarkan golongan pemilik, meningkatnya nilai DPK terutama

berasal dari pemerintah Daerah (Pemda) sebesar Rp1.862,39 miliar (109,19%),

diikuti dengan pemerintah pusat sebesar Rp18,70 miliar (32,28%), serta sektor

swasta lainnya sebesar Rp1,28 miliar (8,38%). Berdasarkan pangsanya, DPK

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I q-t-q y-o-y14.445.646 14.963.948 15.529.459 15.761.553 16.585.286 5,23 14,81

1 2.912.169 3.093.480 3.253.682 3.042.217 3.719.902 22,28 27,74 2 7.642.613 7.838.189 8.089.803 8.780.598 8.440.494 (3,87) 10,44 3 Simpanan Berjangka 3.890.864 4.032.279 4.185.974 3.938.738 4.424.891 12,34 13,73

451.347 473.262 549.690 627.005 669.834 6,83 48,41 1 64.051 65.357 80.635 124.882 146.376 17,21 128,53 2 232.876 244.079 262.372 318.436 314.065 (1,37) 34,86 3 154.420 163.826 206.683 183.687 209.393 13,99 35,60

14.896.993 15.437.210 16.079.149 16.388.558 17.255.120 5,29 15,83 1 2.976.220 3.158.837 3.334.317 3.167.099 3.866.278 22,08 29,91 2 7.875.489 8.082.268 8.352.175 9.099.034 8.754.559 (3,79) 11,16 3 4.045.284 4.196.105 4.392.657 4.122.425 4.634.284 12,42 14,56

GiroTabunganSimpanan Berjangka

GiroTabungan

Bank SyariahGiroTabungan Simpanan Berjangka

Jumlah

Pertumbuhan

Bank Konvensional

URAIAN2011 2012

11.471 12.161

12.440 13.254 14.897

15.437 16.079 16.389 17.255

-

5.000

10.000

15.000

20.000

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12

Rp miliarRp miliar

Giro (aksis kiri) Simpanan Berjangka (aksis kiri)

Tabungan (aksis kiri) DPK (aksis kanan)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

41

41

terbesar masih dikuasai oleh perorangan yang mencapai 67,43%, diikuti oleh

pemerintah daerah 20,69%, dan Bukan lembaga keuangan 7,63%.

Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)

Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat

mengalami peningkatan sebesar Rp776,92 miliar (4,83/q-t-q). Berdasarkan

lokasinya, peningkatan penghimpunan dana terbesar dialami oleh Kabupaten

Tanjabbar sebesar Rp271,24 miliar (20,73%) diikuti dengan Kabupaten

Batanghari Rp222,49 miliar (21,03%). Berdasarkan pangsanya 62,68%

penghimpunan dana di Provinsi Jambi masih didapatkan dari kota Jambi diikuti

dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 9,36%.

Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek21 (dalam jutaan rupiah)

21 Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (termasuk BPR) dan berdasarkan lokasi penghimpunan dana sehingga terdapat perbedaan dengan data DPK sebelumnya yang bersumber dari LBU. Data sampai dengan Februari 2012

Nominal Share Nominal Share Nominal Share

Penduduk/Residents

1 Pemerintah Pusat 82,364 0.51 57,938 0.35 76,642 0.44

2 Pemerintah Daerah (Pemda) 2,899,576 18.04 1,705,675 10.39 3,568,063 20.69

3 Badan Dan Lembaga Pemerintah 27,659 0.17 29,105 0.18 30,576 0.18

4 BUMN Atau Pemerintah Campuran 502,105 3.12 690,526 4.21 494,475 2.87

5 BUMD 28,220 0.18 27,653 0.17 19,921 0.12

6 Lembaga Keuangan Non Bank 118,920 0.74 93,228 0.57 94,358 0.55

7 Bukan Lembaga Keuangan 1,254,640 7.80 1,737,348 10.59 1,315,199 7.63

8 Sektor Swasta Lainnya 12,759 0.08 15,252 0.09 16,530 0.10

9 Perseorangan 11,149,336 69.36 12,055,911 73.46 11,628,010 67.43

Jumlah 16,075,579 100 16,412,637 100 17,243,774 100

Bukan Penduduk/Non-Residents 3,571 0 1,877 0 11,346 0

16,079,149 16,414,514 17,255,120 Penduduk dan bukan penduduk

Trw.IV-2011No. Golongan Pemilik

Trw.I-2012Trw.III-2011

Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen

1 Kota Jambi 10,317,530 65.77 10,578,224 65.74 10,573,279 62.68 (4,946) (0.05)

2 Batanghari 510,012 3.25 1,057,935 6.57 1,280,421 7.59 222,485 21.03

3 Tanjung Jabung Barat 1,448,110 9.23 1,308,203 8.13 1,579,445 9.36 271,242 20.73

4 Merangin 456,479 2.91 810,393 5.04 870,233 5.16 59,840 7.38

5 Kerinci 1,572,201 10.02 931,807 5.79 1,014,727 6.02 82,920 8.90

6 Sarolangun 374,289 2.39 337,618 2.10 444,001 2.63 106,383 31.51

7 Bungo 1,009,422 6.43 1,066,775 6.63 1,105,766 6.56 38,992 3.66

15,688,042 100 16,090,956 100 16,867,872 100 776,916 4.83

PertumbuhanTrw. I-12

JUMLAH

Kota/KabupatenNo.Trw. III-11 Trw. IV-11

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

42

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana

Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan

meningkat Rp603,79 miliar (4,00%) yaitu dari Rp15.106,83 miliar pada triwulan

sebelumnya menjadi Rp15.710,62 miliar. Pertumbuhan ini lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,99%.

Dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu, penyaluran kredit meningkat

mencapai 27,11% lebih rendah dari pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar

29,73%.

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik

oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank

konvensional tumbuh Rp519,01 miliar (3,73%) sementara kredit bank syariah

tumbuh Rp84,78 miliar (7,10%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika dilihat

dari pangsa (share) penyaluran kredit, pangsa kredit bank konvensional sebesar

91,86% sementara bank syariah sebesar 8,14%.

Berdasarkan Jenis Penggunaan, pada triwulan laporan semua jenis

kredit mengalami peningkatan, peningkatan tertinggi secara nominal dialami

oleh kredit konsumsi sebesar Rp382,52 miliar (6,22%) diikuti kredit Investasi

Rp192,70 miliar (7,71%) serta kredit modal kerja Rp28,58 miliar (0,44%).

TW I TW II TW III TW IV TW I q-t-q y-o-y

Kelompok Bank 12.359.701 13.440.426 14.253.585 15.106.829 15.710.619 4,00 27,11 1 Bank Konvensional 11.543.522 12.516.673 13.209.255 13.913.276 14.432.285 3,73 25,02 2 Bank Syariah 816.179 923.753 1.044.330 1.193.553 1.278.334 7,10 56,62

Jenis Penggunaan 12.359.701 13.440.426 14.253.585 15.106.829 15.710.619 4,00 27,11 1 Modal Kerja 5.195.417 5.583.337 5.965.825 6.454.596 6.483.171 0,44 24,79 2 Investasi 1.880.130 2.137.316 2.291.234 2.500.515 2.693.215 7,71 43,25 3 Konsumsi 5.284.155 5.719.773 5.996.527 6.151.718 6.534.233 6,22 23,66

Sektor Ekonomi 12.359.701 13.440.426 14.253.585 15.106.829 15.710.619 4,00 27,11 1 Pertanian 1.223.900 1.278.360 1.219.048 1.883.096 2.084.321 10,69 70,30 2 Pertambangan dan Penggalian 80.734 78.380 59.225 71.385 74.895 4,92 (7,23) 3 Industri 711.882 712.816 857.240 854.354 683.728 (19,97) (3,95) 4 LGA 26.324 26.039 31.362 5.587 5.316 (4,84) (79,81) 5 Konstruksi 285.220 376.097 442.195 552.820 525.704 (4,91) 84,32 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 2.902.977 3.068.116 3.267.360 3.834.908 3.843.098 0,21 32,38

7 Pengangkutan dan Komunikasi 130.640 136.951 153.196 182.333 180.290 (1,12) 38,01 8 Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 511.288 564.256 628.285 731.762 727.319 (0,61) 42,25 9 Jasa-jasa 1.202.582 1.479.638 1.599.147 838.867 1.051.715 25,37 (12,55)

10 Bukan Lapangan Usaha 5.284.155 5.719.773 5.996.527 6.151.718 6.534.233 6,22 23,66

2011 2012 PertumbuhanURAIAN

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

43

43

Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar oleh kredit konsumsi, yaitu sebesar

41,59% dari total kredit pada triwulan laporan diikuti diikuti oleh kredit modal

kerja sebesar 41,27%, dan kredit investasi sebesar 17,14%.

Berdasarkan Sektor Ekonomi, peningkatan kredit dengan jumlah

penyaluran kredit terbesar dialami oleh sektor bukan lapangan usaha sebesar

Rp382,52 miliar (23,66%), diikuti sektor jasa-jasa sebesar Rp212,85 miliar

(25,37%). Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit sektor pinjaman

kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 41,59%, diikuti sektor

perdagangan, hotel dan restoran 24,46% dan sektor pertanian sebesar 13,27%.

Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 79,32% dari

total outstanding kredit.

Berdasarkan lokasi Proyek22, jumlah kredit yang disalurkan oleh

perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami turun sebesar

5,46%, yaitu dari Rp22.572,78 miliar menjadi sebesar Rp21.339,61 miliar.

Turunnya jumlah kredit ini terutama dipicu oleh menurunnya kredit industri

pengolahan Rp1.814,39 miliar (52,79%). Berdasarkan jumlahnya, penyaluran

kredit terbesar adalah untuk pinjaman bukan lapangan usaha sebesar Rp8.712,07

miliar (40,83%).

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

22 Data s.d. bulan Februari 2012. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek termasuk kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi.

2012

TW I TW II TW III TW IV TW I

Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 2.209.744 2.487.937 2.601.215 3.292.282 3.482.590

Pertambangan dan Penggalian 408.928 542.027 456.183 481.931 397.867

Industri Pengolahan 2.440.106 1.774.378 3.211.822 3.437.264 1.622.870

Listrik, Gas dan Air Bersih 44.356 42.886 47.462 20.271 18.865

Konstruksi 248.103 333.270 436.823 538.168 514.849

Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.095.000 3.773.194 3.644.291 4.339.722 4.333.842

Pengangkutan dan Komunikasi 165.887 226.340 321.692 312.395 310.341

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 333.603 352.734 380.780 545.021 554.308

Jasa-jasa 1.365.468 1.720.078 1.871.289 1.237.216 1.392.000

Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 6.330.338 6.933.468 7.774.877 8.368.513 8.712.074

TOTAL 16.641.534 18.186.313 20.746.434 22.572.781 21.339.606

Sumber: SEKDA Provinsi Jambi

Sektor Ekonomi2011

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

44

4. Undisbursed Loan

Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan laporan

sebesar Rp1.960,72 miliar meningkat Rp489,13 miliar dari triwulan sebelumnya

yang sebesar Rp1.471,59 miliar. Peningkatan undisbursed loan tersebut terutama

dipicu oleh meningkatnya kelonggaran tarik kredit modal kerja yang mencapai

Rp244,89 miliar (19,46%) diikuti dengan kredit investasi sebesar Rp224,02 miliar

(175,93%). Berdasarkan pangsanya, jumlah kelonggaran tarik terbesar adalah

untuk kredit modal kerja yaitu sebesar Rp1.258,59 miliar (76,68%).

Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)

gross Bank Umum di Provinsi Jambi

Loan to Deposits Ratio (LDR)23, pada triwulan laporan jika dibandingkan

triwulan sebelumnya baik dilihat berdasarkan bank pelapor maupun lokasi proyek

menunjukkan penurunan. LDR berdasarkan lokasi proyek turun 14,06 bps yaitu

dari 137,74% menjadi 123,67%. Penurunan ini disebabkan turunnya

pertumbuhan kredit lokasi proyek sebesar Rp1.233,17 miliar atau 5,46%.

Sementara itu, LDR berdasarkan lokasi bank menurun 1,11 bps yaitu dari 92,18%

menjadi 91.05%.

23 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.

2012

TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

1 Investasi 117,468 107,400 120,633 127,940 127,334 351,358

2 Konsumsi 55,174 77,724 87,041 92,317 85,671 105,891

3 Modal kerja 877,589 1,127,137 1,142,458 1,267,721 1,258,585 1,503,475

1,050,230 1,312,261 1,350,132 1,487,978 1,471,590 1,960,724

2010

Jenis Penggunaan

Total

Kategori2011

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

45

45

Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi

Kualitas kredit yang diberikan pada triwulan laporan cukup baik

meskipun menunjukkan sedikit penurunan. Kondisi ini tercermin dari

meningkatnya rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar

1,75% dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1,73%.

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor pertanian

sebesar 2,91% diikuti sektor konstruksi sebesar 2,55%.

Tabel 3. 8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.5), terlihat bahwa margin keuntungan

perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan kembali mengalami

penurunan. Margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku

bunga deposito 3 (tiga) bulan turun dari 7,71% menjadi 7,67%. Seiring dengan

111,71%117,81%

129,03%137,74%

123,67%

82,97% 87,07% 88,65%

92,18%

91,05%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

0

5

10

15

20

25

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12

Rp triliun

Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta)DPK Perbankan (Rp juta) LDR Lokasi Proyek (persen)LDR Perbankan Jambi (persen)

Kredit

Nominal

NPL NPL (%)Kredit

Nominal

NPLNPL (%)

1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 1.883.096 61.474 3,26 2.084.321 60.708 2,912. Pertambangan dan Penggalian 71.385 56 0,08 74.895 55 0,073. Industri 854.354 11.567 1,35 683.728 11.097 1,624. LGA 5.587 - 0,00 5.316 - 0,005. Konstruksi 552.820 4.917 0,89 525.704 13.425 2,55

6.Perdagangan Hotel dan Restoran 3.834.908 83.101 2,17 3.843.098 87.270 2,27

7Pengangkutan dan Komunikasi 182.333 398 0,22 180.290 368 0,20

8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 731.762 8.474 1,16 727.319 15.450 2,129. Jasa-jasa 838.867 19.490 2,32 1.051.715 18.434 1,7510. Bukan Lapangan Usaha 6.151.718 71.425 1,16 6.534.233 67.809 1,04

15.106.829 260.903,27 1,73 15.710.619 274.616,49 1,75

TW I-12TW IV-11

J U M L A H

No Sektor Ekonomi

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

46

menurunnya BI-rate, perbankan merespons dengan menurunkan suku bunga

simpanan dan pinjaman.

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan

Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi

6. Perkembangan Kredit UMKM

Seiring dengan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 4,00% pada

triwulan laporan, kredit UMKM juga mengalami pertumbuhan namun dengan

angka yang lebih rendah. Kredit UMKM tumbuh sebesar 2,47% dari sebesar

Rp6,58 miliar menjadi sebesar Rp6,75 miliar.

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi

Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit mencapai 42,93%.

Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu 15,68%,

6.59 5.24 4.66 5.61 6.36 7.15 7.49 8.06 8.32 8.14 8.0110.12

7.18 7.17 7.71 7.67

0

5

10

15

20

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

2009 2010 2011 2012

Persen (%)

Margin Kredit Deposito BI-rate

6,12

4,49 4,765,13

5,56 5,866,58 6,7515,43

(26,66)

6,02 7,68

8,43

5,33

12,40

2,47

-30-25-20-15-10-505101520

-

1

2

3

4

5

6

7

8

TW II-10 TW III-10 TW IV-10 TW I-11 TW II-11 TW III-11 TW IV-11 TW I-12

Rp T

riliu

n

Mikro Kecil

Menengah Total Kredit UMKM

Pertumbuhan UMKM (%)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

47

47

diikuti kredit menengah sebesar 13,66%, serta kredit mikro sebesar 13,60% dari

total kredit perbankan.

Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding

triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang

mengalami pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi

mencapai sebesar Rp460,61 miliar atau meningkat 8,64% dibanding pada

triwulan sebelumnya yang sebesar Rp423,99 miliar. Sementara itu, jumlah

penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi meningkat

sebesar Rp33,35 miliar (10,54%) menjadi Rp349,77 miliar.

Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami

peningkatan sebesar Rp48,51 miliar (16,81%) menjadi Rp337,07 miliar.

Peningkatan kredit yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan dana

menyebabkan LDR BPR lebih tinggi 517 bps dibandingkan triwulan sebelumnya,

yaitu 91,19% menjadi 96,37%. Sementara itu, kualitas kredit menunjukkan

perbaikan, yaitu dengan menurunnya persentase Non Performing Loan (NPL) dari

4,49% menjadi 2,51%.

17,54 12,00 11,73 12,05 11,88 12,07 12,87 13,60

30,25

17,69 17,63 17,80 17,96 15,65 16,69 15,68

11,93

12,03 11,69 11,64 11,53 13,37 14,01 13,66

40,2758,28 58,95

58,5158,63 58,91 56,43 57,07

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TW II-10 TW III-10 TW IV-10 TW I-11 TW II-11 TW III-11 TW IV-11 TW I-12

Kredit Bukan UMKM Menengah Kecil Mikro

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

48

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai

Pada periode triwulan I-2012, aktivitas pembayaran tunai mengalami

penurunan hal ini tercermin dari menurunnya cash outflow sebesar 69,99%.

Pembayaran non tunai melalui kliring mengalami peningkatan sebesar 2,27%

dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2.488,94 miliar. Sedangkan

aktivitas pembayaran melalui RTGS dari dan ke Jambi meningkat 60,38%

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp38,75 triliun menjadi Rp62,14

triliun.

Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KBI Jambi

D.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi

Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,

untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp771,96 miliar mengalami

penurunan 35,66% sedangkan aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp518,11

miliar meningkat 3,51%. Dengan demikian, pada triwulan laporan, Provinsi

Jambi mengalami net outflow sebesar Rp 592,06 miliar.

Trw 1 Trw.II Trw.III Trw.IV Trw 1 Nominal Persen

Nilai Kliring (juta Rp) 2.048.206 2.188.482 2.364.082 2.433.663 2.488.938 55.275 2,27 Volume Kliring (lembar warkat) 64.647 67.850 66.886 69.283 70.971 1.688 2,44 Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 290.902 259.045 828.667 489.008 518.106 29.098 5,95 Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 919.242 1.386.507 1.578.560 1.334.919 771.960 (562.959) (42,17) Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) (628.341) (1.127.463) (749.893) (845.911) (253.854) 592.057 (69,99) RTGS dari Jambi (miliar Rp) 12.211 11.499 14.353 14.986 10.339 (4.647) (31,01) RTGS ke Jambi (miliar Rp) 23.297 14.058 22.515 23.761 16.644 (7.117) (29,95) Penemuan Uang Palsu #DIV/0!- Pecahan Rp100.000,00 200.000 - - - - - #DIV/0!- Pecahan Rp50.000,00 - - 8.650.000 - - - #DIV/0!- Pecahan Rp20.000,00 - - - - - - #DIV/0!- Pecahan Rp10.000,00 - - - - - - #DIV/0!Jumlah PTTB (juta Rp) 150.350 204.970 377.569 266.255 272.452 6.197 2,33 Perbandingan PTTB thd. Inflows (%) 51,68 79,13 45,56 54,45 52,59 (1,86) (3,42) Cek dan BG Kosong #DIV/0!- Lembar 704 835 990 1.018 856 (162,00) (15,91) - Nominal (juta Rp) 19.747 55.108 37.139 42.505 36.225 (6.280) (14,77)

UraianPertumbuhan (q-t-q)2011 2012

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

49

49

Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi

D.2. Penyediaan Uang Layak Edar

Secara berkala BI melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar

(UTLE) melalui kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Pemberian

tanda terhadap uang kartal tidak layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank

Indonesia, bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for

circulation). Pada triwulan laporan, pemberian tanda tidak berharga (PTTB) di

Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp 6,20 miliar (2,33%) menjadi Rp 272,45

miliar. Peningkatan PTTB dimaksud seiring dengan meningkatnya aliran kas

masuk pada triwulan laporan.

D.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan

Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu pada setiap nominal

pecahan. Untuk mengantisipasi agar tidak beredarnya uang palsu di Provinsi

Jambi, Kantor Bank Indonesia Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-

ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat.

D.4. Perkembangan Kliring Lokal

Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan

laporan tercatat sebesar Rp2.488,94 miliar atau meningkat sebesar 2,27%

dibandingkan triwulan sebelumnya. Begitupun, volume kliring meningkat sebesar

2,44%, yaitu dari 69.283 menjadi 70.971 lembar warkat.

Di sisi lain, jumlah lembar cek dan BG kosong mengalami penurunan

sebesar 15,91%, yaitu dari 1.018 lembar menjadi 856 lembar. Secara nominal

-200

-150

-100

-50

0

50

100

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12

PersenRp miliar

Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

50

jumlah cek dan BG kosong juga turun sebesar 14,77% yaitu dari Rp42,51 miliar

menjadi Rp36,23 miliar.

B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)24

Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara

total (keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar 60,38% dibandingkan triwulan

sebelumnya yaitu dari Rp36,75 triliun menjadi Rp62,14 triliun. Transfer masuk ke

Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp28,04 triliun (118,02%), transfer keluar dari

Provinsi Jambi menurun sebesar Rp4,65 triliun (31,01%).

Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)

24 Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secara seketika (real time).

Dari Ke Dari Ke

TW III-08 7,204.01 19,314.53 114.35 306.58 13.42 14.46 13.42 14.46 TW IV-08 7,384.30 19,030.05 121.05 311.97 2.50 (1.47) 5.86 1.76 TW I-09 5,511.05 18,792.30 93.41 318.51 (25.37) (1.25) (22.84) 2.10 TW II-09 6,168.31 19,149.01 99.49 308.86 11.93 1.90 6.51 (3.03) TW III-09 6,554.12 13,348.20 107.44 218.82 6.25 (30.29) 8.00 (29.15) TW IV-09 8,031.94 17,997.98 127.49 285.68 22.55 34.83 18.66 30.55 TW I-10 9,259.26 30,772.72 151.79 504.47 15.28 70.98 19.06 76.58 TW II-10 12,437.08 30,962.79 207.28 516.05 34.32 0.62 36.56 2.29 TW III-10 14,044.69 22,119.09 226.53 356.76 12.93 (28.56) 9.28 (30.87) TW IV-10 13,615.07 26,928.71 212.74 420.76 (3.06) 21.74 (6.09) 17.94 TW I-11 12,211.12 23,297.42 196.95 375.76 (10.31) (13.48) (7.42) (10.69) TW II-11 11,498.68 14,057.79 188.50 230.46 (5.83) (39.66) (4.29) (38.67) TW III-11 14,353.24 22,514.72 231.50 363.14 24.83 60.16 22.81 57.58 TW IV-11 14,985.54 23,761.19 234.15 371.27 4.41 5.54 1.14 2.24 TW I-12 10,338.58 51,804.25 164.10 822.29 (31.01) 118.02 (29.91) 121.48

Dari Ke

Kumulatif Triwulanan Rata-Rata Harian

Kumulatif triwulanan

Pertumbuhan

Rata-rata harianKeteranganDari Ke

Grafik 3.8 dan 3.9 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring

Grafik 3.8

Grafik 3.9

2.188

2.364 2.434 2.489

6,85 8,02

2,94 2,27 -

5

10

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

Trw. II Trw. III Trw. IV Trw.I

2012

Persendalam miliar Rupiah

Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring

67.850 66.886

69.283 70.971

4,95 2,89

3,58

2,44

(15)

-

15

-

40.000

80.000

120.000

Trw. II Trw. III Trw. IV Trw.I

2012

Persenlembar warkat

Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring

51

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan I - 2012 sebesar

Rp440,39 miliar, menurun sebesar 48,29% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, menurun sebesar

23,59%. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya penerimaan dari

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang mencapai Rp51,09 miliar (29,88%)

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, belanja pemerintah

pusat di wilayah Jambi pada triwulan I-2012 terealisir sebesar Rp355,96 miliar

turun 76,19% dari triwulan sebelumnya namun meningkat 34,09% jika

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Peningkatan tersebut

disebabkan oleh meningkatnya penyaluran belanja modal yang mencapai

Rp88,37 miliar (meningkat 1.596,84%).

A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2011

Pada tahun 2011, realisasi pendapatan Provinsi Jambi mencapai

Rp2.086,71 miliar (127,57%). Realisasi pendapatan ini lebih tinggi dibandingkan

pencapaian realisasi pendapatan pada tahun 2010 yang hanya menyerap

Rp1.625,65 miliar (116,52%). Meningkatnya realisasi pendapatan terutama

berasal dari meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun 2011 yang

sebesar Rp288,10 miliar (42,78%). Peningkatan terbesar terutama disumbangkan

oleh realisasi pajak daerah yang meningkat sebesar Rp232,77 miliar (39,45%).

Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah kendaraan

bermotor di Provinsi Jambi. Selama tahun 2011, terdapat penambahan 201.783

unit kendaraan bermotor, meningkat 47,22% dibandingkan tahun 2010.

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

52

Grafik 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi

0

25

50

75

100

125

150

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II

2007 2008 2009 2010 2011

persen (%)miliar (Rp)

Sumber: Biro Keuangan (diolah)Mulai tahun 2007 laporan realisasi APBD dilakukan per-semester

Pendapatan (aksis kiri) Realisasi Pendapatan (aksis kiri)

% Realisasi Pendapatan (aksis kanan)

B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2011

Belanja pemerintah Provinsi Jambi tahun 2011 terealisasi sebesar

Rp1.757,27 miliar (90,63%). Secara nominal, realisasi belanja tahun 2011 lebih

tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1.492,11 miliar

(93,47%). Namun demikian, secara persentase, realisasi belanja tahun 2011

(90,63%) masih lebih rendah dibandingkan tahun 2010 (93,47%). Hal ini

disebabkan oleh tingginya kenaikan anggaran belanja pada APBD-P 2011 yang

mencapai Rp440,18 miliar (29,37%) dimana sisa waktu penyelesaian hanya

beberapa bulan saja.

Grafik 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi

0

25

50

75

100

125

150

0

500

1000

1500

2000

2500

SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II SMT I SMT II

2007 2008 2009 2010 2011

persen (%)miliar (Rp)

Sumber: Biro KeuanganMulai tahun 2007, laporan realisasi APBD per-semester

Belanja (aksis kiri) Realisasi Belanja (aksis kiri)

% Realisasi Belanja (aksis kanan)

Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja terbesar secara nominal adalah

untuk belanja langsung yaitu sebesar Rp996,67 miliar diikuti dengan belanja tidak

langsung sebesar Rp760,60 miliar. Belanja langsung terealisasi sebesar 88,27%

KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

53

53

dari anggaran dengan komposisi biaya terbesar (secara nominal) untuk belanja

modal yaitu sebesar Rp520,37 miliar diikuti dengan belanja barang sebesar

Rp406,76 miliar. Dari sisi belanja tidak langsung, pengeluaran terbesar dari

komponen belanja ini adalah untuk belanja pegawai yaitu sebesar Rp386,81

miliar (terealisasi 92,40%).

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah

Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan I - 2012 sebesar

Rp440,39 miliar, menurun sebesar 48,29% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, menurun sebesar

23,59%. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya penerimaan dari

Pajak Pertambahan Nilan (PPN) yang mencapai Rp51,09 miliar (29,88%)

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penerimaan dari

Pajak Penghasilan (PPh) menunjukkan peningkatan sebesar Rp6,16 miliar

(3,24%). Secara nominal, penerimaan pajak tertinggi diperoleh dari PPh

sebesar Rp196,36 miliar, diikuti PPN sebesar Rp119,91 miliar.

Berdasarkan pangsanya, pendapatan pajak dalam negeri memiliki pangsa

terbesar yaitu 74,17% dari total penerimaan pajak pada triwulan laporan. Jika

dirinci lebih lanjut, maka pendapatan pajak penghasilan memiliki pangsa paling

besar (44,59%), diikuti pajak pertambahan nilai (27,23%).

Tabel 4.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah)

Nominal (%)

I Pendapatan Pajak Dalam Negeri 371.141.818.103 768.199.597.220 326.626.880.734 (44.514.937.369) (11,99)

Pendapatan PPh 190.199.297.924 295.268.973.022 196.359.686.965 6.160.389.041 3,24

Pendapatan PPN 171.001.953.914 425.499.428.497 119.908.992.085 (51.092.961.829) (29,88)

Pendapatan PBB 2.698.614.585 37.173.627.346 1.912.542.036 (786.072.549) (29,13)

Pendapatan Cukai 65.250.000 38.880.000 50.000 (65.200.000) (99,92)

Pendapatan Pajak Lainnya 7.176.701.680 10.218.688.355 8.445.609.648 1.268.907.968 17,68

II Pendapatan Pajak Perdagangan

Internasional

130.594.242.331 33.968.888.115 29.232.085.518 (101.362.156.813) (77,62)

Pendapatan Bea Masuk 3.699.415.455 8.223.296.928 3.385.040.940 (314.374.515) (8,50)

Pendapatan Bea Keluar 126.894.826.876 25.745.591.187 25.847.044.578 (101.047.782.298) (79,63)

III Penerimaan Sumber Daya Alam 1.843.183.915 3.589.101.882 4.910.558.166 3.067.374.251 166,42

Pendapatan Pertambangan Umum 1.843.183.915 3.589.101.882 - (1.843.183.915) (100,00)

IV Pendapatan PNPB Lainnya 72.768.320.961 45.815.067.826 79.616.487.519 6.848.166.558 9,41

576.347.565.310 851.572.655.043 440.386.011.937 (135.961.553.373) (23,59)

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

Triwulan I 2012Triwulan IV 2011

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

PertumbuhanREALISASI PENDAPATAN

Total Realisasi Pendapatan

Triwulan I 2011

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

54

Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.4. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi

Pendapatan Pajak Dalam

Negeri

74%

Pendapatan Pajak

Perdagangan

Internasional7%

Penerimaan Sumber Daya

Alam

1%

Pendapatan PNPB Lainnya

18%

Pendapatan PPh

60,12%

Pendapatan PPN

36,71%

Pendapatan PBB

0,59%

Pendapatan Pajak Lainnya

2,59%

Grafik 4.3 Grafik 4.

Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan I-2012 terealisir

sebesar Rp355,96 miliar turun 76,19% dari triwulan sebelumnya namun

meningkat 34,09% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun

lalu. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya penyaluran belanja

modal yang mencapai Rp88,37 miliar (meningkat 1.596,84%).

Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat masih untuk

belanja pegawai yaitu sebesar Rp262,12 miliar (58,99%) dari total belanja

pemerintah pusat di daerah, diikuti dengan belanja modal, jalan, irigasi dan

jaringan sebesar Rp93,90 miliar (21,13%).

Tabel 4.2. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah)

Nominal (%)

I Belanja Pegawai 230.325.487.633 312.200.656.004 262.115.488.133 31.790.000.500 13,80

Belanja Gaji dan Tunjangan 226.600.834.643 308.456.573.771 257.545.828.590 30.944.993.947 13,66

Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj Khusus3.733.554.090 4.211.611.259 4.543.064.068 809.509.978 21,68

Belanja Kontribusi Sosial (8.901.100) (467.529.026) 26.595.475 35.496.575 (398,79)

II Belanja Barang 67.943.684.505 402.685.529.840 67.583.418.793 (360.265.712) (0,53)

Belanja Barang 37.768.780.790 263.063.772.359 36.579.539.124 (1.189.241.666) (3,15)

Belanja Jasa 8.968.096.613 27.496.935.498 8.333.973.018 (634.123.595) (7,07)

Belanja Perjalanan 12.675.956.491 66.667.624.560 8.145.110.294 (4.530.846.197) (35,74)

Belanja Pemeliharaan 8.530.850.611 39.445.588.606 1.327.839.494 (7.203.011.117) (84,43)

Belanja Layanan Umum - 6.011.608.817 13.196.956.863 13.196.956.863 #DIV/0!

III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaan - 128.825.774 816.043.569 816.043.569 #DIV/0!

Belanja Denda - 128.825.774 816.043.569 816.043.569 #DIV/0!

IV Belanja Bantuan Sosial 22.096.480.500 293.702.164.377 17.833.025.000 (4.263.455.500) (19,29)

Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan dan Peribadatan5.974.833.000 204.598.641.322 16.497.195.000 10.522.362.000 176,11

Belanja Lembaga Sosial Lainnya 16.121.647.500 89.103.523.055 1.335.830.000 (14.785.817.500) (91,71)

V Belanja Lain-Lain 5.466.924.020 7.580.936.390 2.078.401.903 (3.388.522.117) (61,98)

Belanja Lain-Lain 5.466.924.020 7.580.936.390 2.078.401.903 (3.388.522.117) (61,98)

VI Belanja Modal 5.533.886.344 849.950.416.363 93.901.465.744 88.367.579.400 1.596,84

Belanja Modal Tanah 30.890.252 301.360.000 - (30.890.252) (100,00)

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 4.564.139.482 222.854.516.664 3.327.377.250 (1.236.762.232) (27,10)

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 558.952.090 104.399.947.906 1.181.037.200 622.085.110 111,29

Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 214.791.520 513.716.482.333 89.303.121.294 89.088.329.774 41.476,65

Belanja Modal Fisik Lainnya 165.113.000 7.974.909.696 89.930.000 (75.183.000) (45,53)

331.366.463.002 1.866.248.528.748 444.327.843.142 112.961.380.140 34,09

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

Triwulan I 2012Triwulan IV 2011Pertumbuhan

REALISASI BELANJA

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

Triwulan I 2011

Total Realisasi Belanja

Pada triwulan laporan, belanja modal pemerintah pusat di Jambi sebesar

Rp93,90 miliar menurun Rp756,05 miliar (88,95%) dibandingkan triwulan

KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

55

55

sebelumnya. Namun demikian, jika dibandingkan dengan periode yang sama

tahun lalu, penyaluran belanja modal di triwulan laporan menunjukkan

perkembangan yang signifikan yaitu meningkat Rp88,37 miliar (1.596,84%).

Peningkatan ini terutama dipicu oleh cepatnya realisasi pembangunan

infrastruktur terutama untuk jalan, irigasi, dan jaringan.

Grafik 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

belanja pegawai59,10%

belanja barang15,24%

belanja bantuan

sosial4,02%

belanja lain-lain

0,47%

belanja modal

21,17%

D. Keuangan Pemerintah Daerah

Perkembangan simpanan pemerintah daerah di perbankan Jambi

mengalami peningkatan memasuki akhir triwulan I-2012. Simpanan pemerintah

daerah mencapai Rp3.568,06 miliar meningkat 109,19% dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar Rp1.705,68 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh

tingginya sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu serta tingginya penerimaan

pemerintah daerah di triwulan laporan.

Grafik 4.6. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2011 2012

(dalam miliar Rupiah)

Deposito Giro

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

57

BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Pada bulan Februari 2012, jumlah pekerja di Jambi mengalami

peningkatan yaitu dari 1.435 ribu orang di Agustus 2011 menjadi 1.494,4 ribu

orang di Februari 2012. Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan

penurunan menjadi 56,6 ribu orang dibandingkan Agustus 2011 yang sebanyak

60,2 ribu. Dengan demikian, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di provinsi Jambi

menunjukkan peningkatan sementara tingkat pengangguran terbuka menurun

menjadi masing-masing 69,40% dan 3,65%. Namun demikian, perkembangan

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan jika

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 92,99 dari 95,19 pada triwulan

lalu.

A. Ketenagakerjaan Daerah

Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat

Statistik Provinsi Jambi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di provinsi

Jambi pada bulan Februari 2012 meningkat dari Agustus tahun lalu. Pada bulan

Februari 2012, TPAK mencapai 69,40% meningkat dari periode sebelumnya yang

sebesar 67,67%. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka juga mengalami

penurunan menjadi 3,65% dari periode sebelumnya yang sebesar 4,02%. Jumlah

pengangguran provinsi Jambi pada bulan laporan sebanyak 56,6 ribu orang lebih

rendah dari bulan Agustus 2011 yang sebanyak 60,2 ribu orang. Sementara itu,

jumlah pekerja mengalami peningkatan yaitu dari 1.435,0 ribu orang di Agustus

2011 menjadi 1.494,4 ribu orang di Februari 2012.

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

58

Tabel 5.1. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja

AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI1 Penduduk 15+. 2.002 2.031 2.350 2.185 2.210 2.235 2 Angkatan Kerja 1.335 1.351 1.546 1.528 1.495 1.551

- Bekerja 1.261 1.291 1.462 1.469 1.435 1.494 - Penganggur 74 60 83 59 60 57

3 Bukan Angkatan Kerja 668 680 804 658 714 684 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 66,65 66,51 65,78 69,91 67,67 69,405 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,54 4,45 5,39 3,85 4,02 3,65

Sumber: BPS Provinsi Jambi

2009 20122010 2011KEGIATAN UTAMA

Berdasarkan jenis lapangan pekerjaannya, meningkatnya jumlah pekerja di

bulan laporan disebabkan oleh meningkat pekerja di sektor pertanian,

perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan sebanyak 69,60 ribu pekerja

(9,03%) diikuti dengan sektor jasa Kemasyarakatan, sosial dan perorangan

sebanyak 11,90 ribu pekerja (5,54%).

Berdasarkan pangsanya, penyerapan tenaga kerja di Jambi didominasi oleh

sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan yang

mencapai 840,4 ribu orang (56,24%) diikuti dengan sektor perdagangan, rumah

makan dan jasa akomodasi yang mencapai 235,7 ribu orang (15,77%).

Grafik 5.2. Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama

2009 2012AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI

1Pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan dan perikanan695,8 670,8 810,9 851,1 770,8 840,4

2 Industri 41,7 34,8 50,0 36,8 48,8 46,6

3Perdagangan, rumah makan dan

jasa akomodasi201,4 211,9 230,1 262,1 231,2 235,7

4Jasa Kemasyarakatan, sosial dan

perorangan173,5 221,8 217,0 196,7 214,7 226,6

5 Lainnya 148,2 151,3 154,4 122,0 169,5 145,1 TOTAL 1.260,6 1.290,6 1.462,4 1.468,7 1.435,0 1.494,4

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Lapangan Pekerjaaan Utama2010 2011

B. Kesejahteraan

Perkembangan harga Kota Jambi pada triwulan laporan menunjukkan

penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan angka inflasi 0,31%/q-t-q.

Perkembangan harga rata-rata beberapa bahan kebutuhan pokok (lihat Grafik

6.3-6.6) sebagian besar menunjukkan tren penurunan dalam triwulan laporan.

Beras yang memasuki musim panen pada triwulan laporan mulai menunjukkan

penurunan harga namun baru sebatas di beberapa merek saja.35

35 Sumber: Disperindag Provinsi Jambi, 2012.

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

59

59

Pada triwulan laporan harga komoditas bumbu-bumbuan seperti cabe

merah keriting menurun 41,78%. Harga bawang merah juga mengalami

penurunan sebesar 30,43%.

Grafik 5.1-5.4. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan Pokok

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

RpRp

Merk AnggurMerk KingMerk Belida

Perkembangan Harga Beras

Grafik 5.1

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Rp

Perkembangan Harga Tepung Terigu

Grafik 5.2

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Rp

Bimoli Botol Special Tanpa Merk Perkembangan Harga Minyak Goreng

Grafik 5.3

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

RpRp

Ayam Kampung (aksis kiri) Kacang Kedelai Impor Bawang Merah

Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Perkembangan Harga Komoditas lainnya

Grafik 5.4

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, 2010.

Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara

lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan

Maret 2012, NTP sebesar 92,99 atau turun 2,31% dibandingkan bulan

Desember 2011.36 Tekanan inflasi pada triwulan laporan menyebabkan masih

meningkatnya meningkatnya indeks yang harus dibayar oleh petani. Angka NTP

bulanan Jambi juga terus mengalami penurunan dalam triwulan laporan.

36 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

60

Tabel 5.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)

Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar

1 Tanaman Padi Palawijaa Indeks Diterima Petani 124,19 124,58 124,46 124,61 124,37 122,18 121,94 -2,14

- Padi 117,47 117,47 117,47 117,47 117,47 115,49 114,81 -2,26- Palawija 150,37 152,28 151,68 152,44 151,25 148,26 149,73 -1,78

b Indeks Dibayar Petani 131,03 131,40 131,70 132,12 133,00 133,25 133,70 1,20- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,64 132,03 132,37 132,88 133,90 134,16 134,55 1,26- Indeks BPPBM 128,49 128,78 128,92 128,95 129,24 129,42 130,14 0,92Nilai Tukar Petani (NTP-P) 94,78 94,81 94,50 94,32 93,51 91,69 91,20 -3,31

2 Hortikulturaa Indeks Diterima Petani 121,16 119,14 120,44 121,31 121,10 119,99 118,51 -2,31

- Sayur-sayuran 123,88 120,19 121,81 123,28 123,76 121,90 119,58 -3,00- Buah-buahan 117,86 117,86 118,77 118,91 117,88 117,67 117,22 -1,42

b Indeks Dibayar Petani 130,07 130,47 130,81 131,22 132,08 132,27 132,69 1,12- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,35 131,73 132,10 132,60 133,65 133,90 134,31 1,29- Indeks BPPBM 125,18 125,67 125,88 125,90 126,12 126,08 126,51 0,48Nilai Tukar Petani (NTP-H) 93,15 91,32 92,07 92,44 91,69 90,72 89,32 -3,38

3 Tanaman Perkebunan Rakyata Indeks Diterima Petani 129,11 128,97 127,86 128,41 127,55 127,72 126,98 -1,11

- Tanaman Perkebunan Rakyat 129,11 128,97 127,86 128,41 127,55 127,72 126,98 -1,11b Indeks Dibayar Petani 131,42 131,85 132,01 132,61 133,32 133,37 133,91 0,98

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,45 133,01 133,09 133,79 134,65 134,70 135,24 1,08- Indeks BPPBM 127,47 127,36 127,87 128,08 128,20 128,24 128,79 0,55Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 98,24 97,82 96,86 96,83 95,67 95,76 94,82 -2,08

4 Peternakana Indeks Diterima Petani 123,99 124,24 124,62 124,62 125,74 126,73 126,63 1,61

- Ternak Besar 120,04 120,04 120,59 120,71 122,52 123,78 123,52 2,33- Ternak Kecil 121,17 121,17 121,98 121,98 123,03 123,03 123,52 1,26- Unggas 132,18 133,26 132,79 132,48 132,04 132,70 132,89 0,31- Hasil Ternak 140,54 140,45 141,73 141,73 141,73 142,82 142,33 0,42

b Indeks Dibayar Petani 126,82 127,03 127,25 127,61 128,22 128,40 128,68 0,84- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,25 131,60 131,94 132,52 133,56 133,86 134,26 1,31- Indeks BPPBM 120,70 120,71 120,75 120,81 120,82 120,85 120,96 0,12Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 97,77 97,80 97,93 97,66 98,07 98,69 98,41 0,77

5 Perikanana Indeks Diterima Petani 113,85 114,68 114,60 114,65 114,80 115,46 115,77 0,98

- Penangkapan 105,40 106,98 106,87 106,71 106,59 107,59 108,14 1,34- Budidaya 130,09 129,47 129,47 129,89 130,57 130,57 130,44 0,42

b Indeks Dibayar Petani 126,13 126,56 127,06 127,42 128,11 128,17 128,75 1,04- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,25 130,73 131,30 131,84 132,83 132,92 133,57 1,31- Indeks BPPBM 117,46 117,78 118,12 118,11 118,16 118,15 118,60 0,41Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 90,26 90,61 90,20 89,97 89,62 90,08 89,92 -0,06

a INDEKS YANG DITERIMA (It) 125,28 125,04 124,82 125,23 124,9 124,25 123,63 -1,28b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 130,44 130,82 131,08 131,56 132,33 132,48 132,95 1,06c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 96,04 95,58 95,22 95,19 94,38 93,79 92,99 -2,31

2012

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

KELOMPOK DAN SUB KELOMPOKPERSENTASE

PERUBAHAN (%)

(Mar ke Des)

PROVINSI JAMBI

2011

C. Kemiskinan

Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal

penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre

Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang

berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 6.118 ton,

turun 11,19% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6.889 ton.

Penyaluran raskin pada triwulan lalu mencakup penyaluran raskin ke-13.37

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

61

61

Grafik 5.6. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi

4,98

5,89 6,11 5,955,34 5,16

6,58 6,896,12

(60)(50)(40)(30)(20)(10)-10 20 30 40

-

1

2

3

4

5

6

7

8

TW I TW II TW III TRW IV TW I TW I TW III TRW IV TW I

2010 2011 2012

Sumber: Bulog Prov. Jambi

Rib

u ton

Penyaluran Raskin (kg), aksis kiri Pertumbuhan Raskin (%), aksis kanan

Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

63

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN

Laju pertumbuhan kuartalan (q-t-q) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan II-

2012 diperkirakan tumbuh meningkat dibandingkan triwulan I-2012.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi kontributor

utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang

didukung oleh kembali meningkatnya kinerja ekspor. Dari sisi penawaran,

kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih didominasi sektor pertanian,

perdagangan, hotel dan restoran, dan industri pengolahan.

Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan

mengalami peningkatan baik secara triwulanan (q-t-q) maupun tahunan (y-o-y).

Dari sisi permintaan, adanya libur sekolah di pertengahan tahun, serta tingginya

intensitas penyelenggaraan acara di tengah tahun dapat memicu peningkatan

angka inflasi Kota Jambi pada triwulan mendatang. Sementara itu di sisi

penawaran, harga bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran yang turun di triwulan

laporan diperkirakan akan cenderung meningkat pada triwulan mendatang.

Namun demikian, berlangsungnya musim panen beras di triwulan laporan

diharapkan dapat menahan laju inflasi kota Jambi.

A. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang

diperkirakan pada kisaran 2%-3%(q-t-q) meningkat dibandingkan dengan

triwulan laporan yang mengalami penurunan mencapai 2,14%. Sementara itu,

secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan berada di kisaran

4,15%-5,15% (y-o-y) meningkat dibandingkan triwulan laporan yang mencapai

4,10% (y-o-y).

Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama

pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang serta kembali

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

64

meningkatnya kinerja ekspor. Konsumsi pemerintah dan Pembentukan Modal

Domestik Bruto relatif juga menunjukkan peningkatan di triwulan mendatang.

Kondisi ini juga didukung dari hasil SKDU triwulan I-2012. Para

responden optimis memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini

tercermin dari meningkatnya angka total saldo bersih tertimbang perkembangan

dunia usaha triwulan II-2012 yaitu dari 1,12 menjadi 9,25.

Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha

Sektor pertanian diperkirakan menjadi salah satu pendukung

pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub

sektor tanaman bahan makanan dan perkebunan. Musim panen yang

berlangsung di triwulan mendatang diperkirakan akan dapat meningkatkan

pertumbuhan sektor pertanian. Sementara itu, dari sisi perkebunan, produksi

karet dan kelapa sawit juga mengalami peningkatan. Kondisi musim hujan yang

berakhir di awal triwulan mendatang dapat mempermudah produksi karet.

Sementara itu, dampak gugur bunga di kelapa sawit yang terjadi di triwulan

laporan diperkirakan akan berkurang di triwulan mendatang. Sektor industri

pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan

pertumbuhan sektor pertanian.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga diperkirakan akan

mengalami peningkatan. Tingginya aktivitas konsumsi di tengah tahun (libur

Triwulan

I-2012

Triwulan

II-2012*

1 Pertanian (2,79) 2,79

2 Pertambangan dan Penggalian 0,76 0,76

3 Industri Pengolahan 0,95 1,89

4 Listrik dan Air Minum - -

5 Bangunan - -

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,47 2,21

7 Pengangkutan dan Komunikasi (0,87) -

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan - -

9 Jasa-jasa 1,59 1,59

1,12 9,25

Saldo Bersih TertimbangNo Sektor/Subsektor

Total

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

65

65

sekolah, aktivitas sosial masyarakat) ikut mendorong tingginya konsumsi di

triwulan mendatang.

Di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan akan

tumbuh namun tidak signifikan meningkat. Pertumbuhan sektor pertambangan

didukung oleh meningkatnya produksi batu bara, serta hasil penggalian

sementara produksi migas belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Produksi migas yang turun pada triwulan laporan diperkirakan belum dapat

kembali normal di triwulan mendatang. Sementara itu, pertumbuhan sektor

bangunan di bulan mendatang masih meningkat yang didukung oleh

meningkatnya perumahan rakyat.

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi

tahunan (y-o-y) Provinsi Jambi pada triwulan I-2012 diperkirakan pada kisaran

4,15%-5,15% (y-o-y). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2012

diperkirakan pada kisaran 7,3%±1.

B. Proyeksi Inflasi

Perkembangan harga-harga pada triwulan II-2012 diperkirakan lebih tinggi

dibandingkan triwulan I-2012 baik secara kuartalan maupun tahunan dengan

angka yang relatif tinggi. Secara tahunan, inflasi Kota Jambi pada Triwulan II-

2012 diperkirakan menurun sebesar 5,30%-6,30% (y-o-y).

Pada triwulan mendatang, tekanan inflasi bersumber dari sisi permintaan

maupun penawaran. Dari sisi permintaan, adanya libur sekolah di pertengahan

tahun, serta tingginya intensitas penyelenggaraan acara di tengah tahun dapat

memicu peningkatan angka inflasi Kota Jambi pada triwulan mendatang.

Sementara itu di sisi penawaran, harga bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran yang

turun di triwulan laporan diperkirakan akan cenderung meningkat pada triwulan

mendatang. Namun demikian, berlangsungnya musim panen beras di triwulan

laporan diharapkan dapat menahan laju inflasi kota Jambi.

Komoditi-komoditi yang diperkirakan mengalami peningkatan harga

adalah bumbu-bumbuan, makanan jadi, serta beberapa jenis daging-dagingan.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2012

66

Namun demikian, musim panen yang berlangsung pada triwulan mendatang

diperkirakan dapat menurunkan harga beras.

Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2008 s.d. April 2012 serta Perkiraan Mei s.d Desember 2012

Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi

Periode Tahun 2008 s.d. April 2012 serta Perkiraan Mei s.d Desember 2012

Faktor lain yang masih berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama

triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran

antara lain 1) Musim libur sekolah yang mulai berlangsung di tengah tahun

mendatang, 2) Tingginya intensitas kegiatan sosial masyarakat di tengah tahun,

3) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan

meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 4) Meningkatnya

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Mei - Desember 2012 adalah angka perkiraan

m-t-m (%)2008 2009 2010 2011 2012

0

5

10

15

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Mei - Desember 2012 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%

y-o-y (%)2008 2009 2010 2011 2012

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN I-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

67

67

ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga. Beberapa hal tersebut diperkirakan

akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan II tahun 2012.

Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup

mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras

di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga

beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi

13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang

kurang mampu.

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI JAMBI

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

2012

I II III IV I

(1) (2) (3) (4) (5) (2)

1. PERTANIAN 4.480.844,39 4.582.467,03 4.713.620,14 4.789.374,88 4.843.727,68

a. Tanaman Bahan Makanan 1.300.112,00 1.330.916,64 1.349.179,85 1.381.640,90 1.388.025,43

b. Tanaman Perkebunan 2.449.798,55 2.507.624,18 2.600.880,07 2.627.227,17 2.664.002,47

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 240.255,38 245.308,90 252.827,95 259.239,55 263.900,37

d. Kehutanan 284.989,35 287.388,76 295.032,38 301.497,28 302.634,01

e. Perikanan 205.689,12 211.228,54 215.699,90 219.769,98 225.165,40

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2.783.055,89 2.992.715,62 3.120.907,84 3.167.431,05 2.857.834,11

a. Minyak dan Gas Bumi 2.287.992,85 2.496.774,87 2.615.298,54 2.655.725,35 2.336.921,89

b. Pertambangan tanpa Migas 349.355,92 347.620,62 351.245,61 352.135,89 356.226,94

c. Penggalian 145.707,11 148.320,13 154.363,69 159.569,81 164.685,29

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.597.276,56 1.642.442,82 1.722.864,44 1.785.073,93 1.698.645,14

a. Industri Migas 145.350,30 148.265,52 153.108,91 156.277,30 158.531,49

1. Pengilangan Minyak Bumi 145.350,30 148.265,52 153.108,91 156.277,30 158.531,49

2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas **) 1.451.926,27 1.494.177,31 1.569.755,53 1.628.796,63 1.540.113,66

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 135.857,50 137.428,60 139.809,04 141.757,86 144.736,94

a. Listrik 115.324,69 116.526,62 118.559,87 119.875,25 122.323,08

b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 20.532,81 20.901,97 21.249,17 21.882,61 22.413,85

5. BANGUNAN 652.126,30 669.062,36 682.940,66 704.338,68 730.911,40

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2.239.275,28 2.296.088,21 2.441.911,52 2.498.843,01 2.578.714,86

a. Perdagangan Besar & Eceran 2.057.409,35 2.111.095,40 2.250.557,00 2.301.571,63 2.377.721,10

b. Hotel 30.721,44 31.898,82 32.717,87 34.527,29 36.258,81

c. Restoran 151.144,49 153.093,99 158.636,65 162.744,10 164.734,95

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 969.683,43 988.127,42 1.022.143,76 1.044.727,49 1.068.263,67

a. Pengangkutan 890.441,61 907.042,83 939.478,22 960.427,65 982.065,15

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 621.857,87 633.282,93 646.264,19 659.786,71 676.559,19

3. Angkutan Laut 105.741,58 107.145,47 109.922,71 112.265,96 114.097,78

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 41.208,94 41.926,21 42.385,11 43.180,86 43.624,84

5. Angkutan Udara 74.849,36 77.242,87 91.304,19 94.778,52 96.868,27

6. Jasa Penunjang Angkutan 46.783,85 47.445,36 49.602,01 50.415,60 50.915,09

b. Komunikasi 79.241,82 81.084,59 82.665,54 84.299,84 86.198,51

1. Pos dan Telekomunikasi 78.004,15 79.823,13 81.374,04 82.988,93 84.863,43

2. Jasa Penunjang Komunikasi 1.237,67 1.261,46 1.291,50 1.310,90 1.335,08

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 779.037,75 792.939,52 816.093,71 837.632,08 863.062,64

a. Bank 342.696,40 352.664,57 362.981,64 370.160,58 383.502,56

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 50.229,72 52.016,79 54.217,19 55.697,86 56.695,33

c. Jasa Penunjang Keuangan 3.608,36 3.721,58 3.866,48 3.948,60 4.018,71

d. Sewa Bangunan 370.695,97 372.641,27 382.846,89 395.360,92 406.117,70

e. Jasa Perusahaan 11.807,28 11.895,30 12.181,51 12.464,12 12.728,33

9. JASA-JASA 1.430.997,32 1.455.037,34 1.497.493,78 1.516.711,19 1.530.901,56

a. Pemerintahan Umum 1.226.074,66 1.247.428,73 1.285.975,15 1.300.767,50 1.310.759,78

1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 853.564,88 871.983,00 902.806,27 912.559,76 918.464,04

2. Jasa Pemerintah lainnya 372.509,78 375.445,73 383.168,88 388.207,74 392.295,74

b. Swasta 204.922,65 207.608,60 211.518,62 215.943,69 220.141,78

1. Sosial Kemasyarakatan 143.623,64 145.617,84 148.135,81 151.435,09 154.344,59

2. Hiburan & Rekreasi 9.352,84 9.396,13 9.521,58 9.783,82 9.966,83

3. Perorangan & Rumahtangga 51.946,17 52.594,63 53.861,24 54.724,78 55.830,37

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 15.068.154,42 15.556.308,91 16.157.784,90 16.485.890,17 16.316.798,00

PDRB Tanpa Migas 12.634.811,27 12.911.268,52 13.389.377,45 13.673.887,52 13.821.344,63

Jumlah Migas 2.433.343,15 2.645.040,39 2.768.407,45 2.812.002,65 2.495.453,37

LAPANGAN USAHA2011

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

2011

I II III IV I

(1) (2) (3) (4) (5) (2)

1. PERTANIAN 1.366.255,50 1.384.595,42 1.411.923,39 1.417.451,13 1.422.678,07

a. Tanaman Bahan Makanan 495.123,48 500.580,57 505.830,21 507.551,36 508.167,64

b. Tanaman Perkebunan 662.956,03 673.723,20 692.094,90 693.967,30 698.312,85

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 90.466,00 91.831,24 93.524,92 94.692,93 95.206,39

d. Kehutanan 63.481,89 63.304,52 64.593,09 65.444,45 64.836,63

e. Perikanan 54.228,11 55.155,89 55.880,26 55.795,09 56.154,56

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 623.012,62 651.673,23 680.377,68 687.233,24 589.151,98

a. Minyak dan Gas Bumi 482.529,78 508.440,53 534.428,49 539.911,94 440.496,00

b. Pertambangan tanpa Migas 84.895,74 87.210,95 88.412,46 88.330,89 89.274,74

c. Penggalian 55.587,11 56.021,75 57.536,73 58.990,40 59.381,24

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 565.311,15 574.633,40 596.756,21 610.821,93 575.809,32

a. Industri Migas 32.355,88 32.394,19 33.101,08 33.440,28 33.578,54

1. Pengilangan Minyak Bumi 32.355,88 32.394,19 33.101,08 33.440,28 33.578,54

2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas **) 532.955,27 542.239,20 563.655,13 577.381,65 542.230,78

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 39.899,75 40.247,98 40.687,12 41.082,92 41.537,78

a. Listrik 34.890,12 35.158,75 35.545,90 35.873,80 36.271,74

b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 5.009,63 5.089,23 5.141,22 5.209,12 5.266,04

5. BANGUNAN 216.006,79 219.425,79 223.841,06 228.799,32 232.285,95

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 798.024,72 815.240,57 857.289,21 870.154,72 884.789,33

a. Perdagangan Besar & Eceran 732.466,65 748.781,74 789.224,28 801.107,00 815.336,44

b. Hotel 14.135,16 14.473,03 14.645,77 15.186,62 15.380,24

c. Restoran 51.422,90 51.985,79 53.419,17 53.861,10 54.072,65

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 335.203,27 339.422,40 347.948,30 351.935,68 353.009,17

a. Pengangkutan 304.317,36 307.966,18 316.140,69 319.689,86 320.484,57

1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2. Angkutan Jalan Raya 193.945,75 196.047,34 197.927,45 199.978,81 200.959,19

3. Angkutan Laut 41.411,21 41.806,71 42.335,59 42.841,11 43.026,37

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 17.355,22 17.569,50 17.697,44 17.765,97 17.879,40

5. Angkutan Udara 32.690,80 33.383,90 38.354,52 39.148,31 38.597,50

6. Jasa Penunjang Angkutan 18.914,37 19.158,73 19.825,69 19.955,67 20.022,11

b. Komunikasi 30.885,91 31.456,23 31.807,61 32.245,82 32.524,60

1. Pos dan Telekomunikasi 30.542,31 31.108,80 31.457,65 31.891,46 32.168,19

2. Jasa Penunjang Komunikasi 343,60 347,43 349,96 354,35 356,41

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 265.087,97 269.381,78 274.778,23 278.649,17 281.484,92

a. Bank 143.080,34 146.607,62 149.624,72 152.058,00 153.099,06

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 13.635,23 14.033,15 14.414,23 14.613,22 14.672,36

c. Jasa Penunjang Keuangan 1.440,70 1.470,23 1.506,41 1.526,90 1.533,16

d. Sewa Bangunan 102.936,73 103.267,64 105.157,96 106.308,92 108.019,05

e. Jasa Perusahaan 3.994,98 4.003,15 4.074,92 4.142,14 4.161,30

9. JASA-JASA 376.838,18 381.388,82 389.136,34 391.881,90 392.976,05

a. Pemerintahan Umum 312.358,69 316.324,78 323.236,63 325.274,38 325.792,49

1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 200.626,94 203.884,20 208.837,73 209.854,67 210.188,92

2. Jasa Pemerintah lainnya 111.731,75 112.440,57 114.398,90 115.419,72 115.603,57

b. Swasta 64.479,49 65.064,04 65.899,71 66.607,52 67.183,56

1. Sosial Kemasyarakatan 41.594,35 41.972,41 42.436,45 42.875,71 43.251,78

2. Hiburan & Rekreasi 3.650,97 3.655,55 3.667,33 3.733,32 3.735,93

3. Perorangan & Rumahtangga 19.234,18 19.436,09 19.795,93 19.998,49 20.195,85

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4.585.639,96 4.676.009,40 4.822.737,53 4.878.010,01 4.773.722,55

PDRB Tanpa Migas 4.070.754,30 4.135.174,67 4.255.207,97 4.304.657,79 4.299.648,01

Jumlah Migas 514.885,65 540.834,73 567.529,56 573.352,22 474.074,54

LAPANGAN USAHA2011

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

Komponen I-2011 II-2011 III-2011 IV-2011 I-2012

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 9.117.488,13 9.245.922,70 9.648.583,03 9.879.894,82 9.988.864,20

1.1. Makanan 5.783.270,26 5.855.754,31 6.117.119,42 6.257.443,12 6.321.984,82

1.2. Non Makanan 3.334.217,87 3.390.168,40 3.531.463,61 3.622.451,70 3.666.879,38

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 94.581,72 97.336,31 104.299,40 105.130,31 108.741,37

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.603.374,56 2.722.925,93 3.018.909,69 3.211.697,74 3.217.576,50

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.725.590,69 2.901.697,23 3.103.082,76 3.171.125,64 3.254.049,17

5. Perubahan Stok 363.678,37 382.852,77 401.196,11 445.269,15 455.402,57

6. Ekspor Barang dan Jasa 8.465.944,62 9.002.899,76 9.460.797,28 8.368.781,64 7.444.699,22

6.1. Ekspor Luar Negeri 5.053.771,93 4.901.109,85 6.537.638,18 4.447.535,79 3.541.751,07

6.2. Ekspor Antar Daerah 3.412.172,69 4.101.789,91 2.923.159,10 3.921.245,85 3.902.948,15

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 8.302.503,67 8.797.325,79 9.579.083,39 8.696.009,13 8.152.535,02

7.1. Impor Luar Negeri 219.407,46 798.557,32 289.986,57 298.653,40 310.952,17

7.2. Impor Antar Daerah 8.083.096,21 7.998.768,48 9.289.096,82 8.397.355,74 7.841.582,85

PDRB 15.068.154,42 15.556.308,91 16.157.784,90 16.485.890,17 16.316.798,00

Komponen I-2011 II-2011 III-2011 IV-2011 I-2011

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3.170.651,40 3.199.143,62 3.268.903,03 3.309.746,30 3.324.863,11

1.1. Makanan 2.074.852,06 2.091.297,89 2.140.530,69 2.165.579,99 2.175.155,76

1.2. Non Makanan 1.095.799,34 1.107.845,74 1.128.372,34 1.144.166,31 1.149.707,35

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 29.590,76 30.286,14 32.334,65 32.529,82 33.459,19

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 839.910,41 872.523,44 932.836,85 980.230,78 961.400,47

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 732.006,58 773.856,43 800.580,21 820.706,34 825.530,82

5. Perubahan Stok 130.065,88 135.144,57 138.492,96 157.376,88 158.220,72

6. Ekspor Barang dan Jasa 3.415.098,47 3.484.107,32 3.718.493,85 3.383.590,11 2.921.667,62

6.1. Ekspor Luar Negeri 2.364.296,47 2.228.221,20 2.848.985,72 2.146.211,96 1.704.996,29

6.2. Ekspor Antar Daerah 1.050.802,00 1.255.886,12 869.508,13 1.237.378,15 1.216.671,33

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 3.731.683,55 3.819.052,14 4.068.904,02 3.806.170,23 3.451.419,37

7.1. Impor Luar Negeri 86.214,37 304.912,67 109.443,77 115.553,82 118.276,87

7.2. Impor Antar Daerah 3.645.469,18 3.514.139,47 3.959.460,24 3.690.616,41 3.333.142,50

PDRB 4.585.639,96 4.676.009,40 4.822.737,53 4.878.010,01 4.773.722,55

Jumlah Bank Provinsi Jambi (Bank Umum dan BPR)

Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100

Sumber: BPS Provinsi Jambi

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR

I UMUM 132,27 131,85 128,87 126,85 127,45 128,66 129,87 131,20 132,80 132,56 132,61 133,49 134,95 133,21 133,90

II BAHAN MAKANAN 162,41 159,23 147,43 139,14 140,95 143,95 147,21 147,99 151,88 150,13 149,25 151,04 154,01 145,77 145,76

III. MAKANAN JADI, MNMAN, ROKOK & TBK 144,5 145,49 146,23 146,61 146,83 148,43 149,23 151,00 152,04 153,69 154,42 155,52 157,45 157,97 158,67

IV. PERUMAHAN 117,38 117,69 117,65 117,96 117,8 117,91 118,01 118,61 119,56 119,95 120,54 121,36 122,84 123,76 126,05

V. SANDANG 120,36 122,85 123,56 124,19 125,73 127,39 129,57 131,48 133,45 131,24 131,55 131,76 131,11 132,24 133,32

VI. KESEHATAN 118,76 119,43 119,62 119,71 119,87 119,87 120,74 120,74 120,98 121 120,99 121,27 121,43 121,77 121,83

VII. PENDIDIKAN, REKREASI & OR 116,32 116,34 116,22 116,21 116,24 116,28 116,42 126,99 127,28 127,89 127,89 128,15 128,69 129,11 129,13

VIII. TRANSPORT & KOMUNIKASI 106,87 106,99 107,05 107,21 107,24 107,3 107,31 107,15 107,33 107,11 107,17 107,17 107,25 107,60 107,63

2012URAIAN

2011

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang

bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.

PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.

Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.

Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.

Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.

Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.

Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.